DAFTAR ISI. Halaman. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 306/KPTS/

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. Halaman. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 306/KPTS/"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI Halaman Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 306/KPTS/ i Daftar Isi... v BAB I DESKRIPSI Maksud dan tujuan Maksud Tujuan Ruang Lingkup Pengertian... 1 BAB II DASAR-DASAR KOODINASI MODULAR Dasar-dasar Koordinasi Modular Modul Dasar Multimodul Submodul... 3 Lampiran A : Daftar Nama Lembaga... 4 Lampiran B : Daftar Istilah... 7

2 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan Spesifikasi Koordinasi Modular untuk Bangunan dan Gedung dimaksudkan sebagai pegangan bagi perencana teknis, pelaksana, produsen bahan bangunan komponen bangunan dan elemen bangunan, untuk memilih dimensi modul arah horizontal dan vertical untuk bangunan rumah dan gedung. Tujuan spesifikasi ini untuk menghemat : 1) Penggunaan bahan bangunan, komponen bangunan dan elemen bangunan; 2) Waktu pemasangan; 3) Penggunaan tenaga kerja; 1.2 Ruang Lingkup Spesifikasi ini meliputi persyaratan dimensi modul arah horizontal dan vertical. 1.3 Pengertian Yang dimaksud dengan : 1) modul adalah satuan unit ukuran yang dapat dipergunakan berulang pada Koordinasi dimensi; 2) koordinasi modular adalah suatu sistem koordinasi dimensional dari berbagai produk bahan, komponen dan elemen bangunan dalam suatu bangunan yang didasarkan atas Modul Dasar, Multimodul, dan atau Submodul; 3) bahan bangunan adalah semua bahan olahan yang mempunyai bentuk beraturan dan ukuran tertentu yang digunakan sebagai bahan untuk membuat komponen atau elemen bangunan; 4) komponen bangunan suatu unit tersendiri yang terbuat dari bahan bangunan mempunyai ukuran tertentu yang dapat merupakan bagian dari elemen bangunan, seperti kusen pintu dan daun pintu, kusen jendela dan daun jendela, tangga, kuda-kuda, panel dinding, panel lantai dan tiang-tiang; 5) elemen bangunan adalah suatu bagian fungsional dari suatu bangunan yang terbuat dari bahan bangunan dan atau komponen bengunan yang merupakan bagian dari suatu bangunan, seperti lantai, dinding, dan atap.

3 BAB II Dasar-dasar Koordinasi Modular 2.1 Dasar-dasar Koordinasi Modular Koordinasi Modular didasarkan atas : 1) Modul Dasar; 2) Multimodul 3) Submodul. 2.2 Modul Dasar Modul dasar merupakan satuan ukuran dasar dalam Koordinasi Modular dengan simbol M, dengan ketentuan 1 M = 10 cm = 100 mm (lihat gambar 1). 2.3 Multimodul Multimodul merupakan modul yang ukurannya ditentukan berdasarkan kelipatan bilangan bulat dari Modul Dasar. Dari kelipatan modul dasar tersebut dipilih beberapa multi modul sebagai multimodal standar, yaitu : 1) untuk ukuran arah horisontal Multimodul standar adalah: 3M, 6M, 12M, 15M, 30M dan 60M (lihat Gambar 2); 2) untuk ukuran arah vertikal, Multimodul standar adalah 1M (lihat Gambar 2 ).

4 2.2 Submodul Submodul merupakan pecahan terpilih, yaitu 1/2, 1/4, atau 1/5 Modul Dasar. Submodul dipakai jika dibutuhkan dimensi yang lebih kecil dari Modul Dasar, sebagai berikut : M/2 = 50mm atau M/4 = 25mm atau M/5 = 20mm. Ukuran Submodul tidak boleh dipergunakan untuk jarak antara dua bidang acuan vertikal yang modular (lihat gambar 3.)

5 LAMPIRAN A DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA 1) Pemrakarsa 2) Penyusun 1.1 Ir. Siswono Yudohusodo Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat. 1.2, Badan Litbang PU NAMA LEMBAGA (1) Dra. Sri Astuti (2) Ir. Gundhi Marwati (3) Ir. Rumiati Tobing (4) Ws. Witarso, B.E. (5) Suwandojo Siddiq, Dipl.E.Eng. 3) Susunan Panitia Tetap SKBI JABATAN EX-OFFICIO NAMA Ketua Sekretaris Kepala Badan Litbang PU Sekretaris Badan Litbang PU Sekretaris Pengairan Sekretaris Bina Marga Sekretaris Cipta Karya Kepala Biro Hukum Kepala Biro Sarana Perusahaan Kepala Pusat Litbang Pengairan Kepala Pusat Litbang Jalan Kepala Pusat Litbang Pemukiman Ir. Suryatin Sastromijo Dr.Ir. Bambang Soemitroadi Ir. Mamad Ismail Ir. Satrio Ir. Soeratmo Notodipoera Ali Muhammad, S.H. Ir. Nuzwar Nurdin Ir. Sulastri Djennoedin Ir. Soedarmanto Darmonegoro Ir. S.M.Ritonga

6 4) Susunan Panitia Kerja SKBI Ketua Wakil Ketua I Wakil Ketua II Sekretaris JABATAN NAMA INSTANSI Ir. Sardjono Ir.S.M. Ritonga Ir.Sugema Ir.Widodo Purbokusomo P. Hadi Wardoyo Ir. Moch. Toyib Ir. M. Tasfir Ir. Zulkifli K. Ir. Alibasah Samhudi Ir. Nursaijidi Ir. A.Kartahardja Ir. A. Adung Malik Ir. Suparman, M.Sc. Drs. Hamonangan S. Ir. Ramelan Zubir Drs. B. Syamsi O. Drs. Komarudin, M.A. Drs. Bambang H. Ir. Mahdar Mulia Agoes T, B.A.E Gatot S, Bc.HK. Ir. Thamrin D. Ir. Syahrul S. Ir. Tato Slamet Dr. Ir. Dradjat H. Ir. Permadi Ir. Rachmat P. Dr. Kantjono S. Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat Badan Litbang PU Badan Litbang Departemen Perindustrian Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat Aneka Industri Departemen Perindustrian Industri Mesin Kimia Dasar Departemen Perindustrian Industri Kecil Direktorat Perumahan Cipta Karya Pengusaha Hutan Badan Litbang Departemen Kehutanan Perdagangan Dalam Negeri Perdagangan Luar Negeri Badan Litbang Departemen Perdagangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Dewan Standar Nasional Perum Perumnas Bank Tabungan Negara Bank Tabungan Negara Real Estate Indonesia Ikatan Arsitek Indonesia Forum Nasional Pendidikan Arsitektur Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia Ikatan Nasional Konsultan Negara Masyarakat Perhutanan Indonesia Asosiasi Pengawetan Kayu Indonesia

7 5) Peserta Konsensus Drs. Murdjoko Ir. M. Tasfir Ir. Sugema Drs. Komarudin, M.A. Drs. Bambang Irawan NAMA Dr. Ir. Dradjat Hoedajanto Ir. S.M. Ritonga Ir. Gundhi Marwati Ir. A. Kartahardja A.TH. Soein, B.A.E. Ir. B. Syamsi Ojong Ir. Tato Slamet Ir. Amir Hamzah Pandjaitan Ir. U.D. Harahap Ir. Mahdar Mulia Gatot Suratmo, Bc.H.K. Ir. Bernades S. Ir. Atyanto Mochtar, Arch. Ir. Ktut Ramaursada dr. Kantjono S. Ir. Manggasa R. Ir. Rachmat Poedijono P. Hadowardoyo LEMBAGA Distandalitu, Departemen Sosial Kimia Dasar, Departemen Perindustrian Kapustan, Departemn Perindustrian Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Indutri Mesin dan Logam dasar, Industri Logam Dasar Himpunan Ahli Konstruksi Indonesi Departemen Pekerjaan Umum Departemen Pekerjaan Umum Departemen Pekerjaan Umum Bank Tabungan Negara Litbang Departemen Perdagangan Forum Nasional Pendidikan Arsitek Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat Industri Kecil Perum Perumnas Bank Tabungan Negara Industri Kecil Direktorat Tata Bangunan Direktorat Tata Bangunan Asosiasi Pengawetan Kayu Indonesia Dewan Standar Nasionl Masyarakat Perhutanan Indonesia Aneka Industri 6) Peserta Pemutakhiran Konsep NAMA LEMBAGA Ir. Suryatin Sastromijoyo Ir. Soedarmanto Darmonegoro Ir. Soelastri Djaenoeddin Ir. S.M. Ritonga Ir. Soeratmo Notodipoero Ir. Supardiyono Drs. Eddy Sumardi Ir. Gundhi Marwati Ir. A. Kartahardja Ir. Sukawan M, M.E.C. Ir. Siti Widyastuti Noorwaskito, S.H. Drs. Muhd. Muhtadi Ir. Widayati Ir. Lolly M. Budiono Badan Litbang Pekerjaan Umum Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Pengairan Cipta Karya Pusat Litbang Pengairan Pusat Litbang Jalan Bina Marga Biro Bina Sarana Perusahaan Departemen Pekerjaan Umum Biro Hukum Departemen Umum Departemen Litbang Pekerjaan Umum Departemen Litbang Pekerjaan Umum Departemen Litbang Pekerjaan Umum Departemen Litbang Pekerjaan Umum

8 LAMPIRAN 8 DAFTAR ISTILAH Koordinasi Modular Modul Dasar Multimodul Submodul Jaringan Modular Perencana Teknis Perencnaan Teknis : Modular Coordination : Basic Module : Multimodule : Submodule : Modular grid : Designer : Design

SPESIFIKASI UKURAN KUSEN PINTU KAYU, KUSEN JENDELA KAYU, DAUN PINTU KAYU DAN DAUN JENDELA KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG

SPESIFIKASI UKURAN KUSEN PINTU KAYU, KUSEN JENDELA KAYU, DAUN PINTU KAYU DAN DAUN JENDELA KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG STANDAR SNI 03-0675-1989 SPESIFIKASI UKURAN KUSEN PINTU KAYU, KUSEN JENDELA KAYU, DAUN PINTU KAYU DAN DAUN JENDELA KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh Yayasan

Lebih terperinci

STANDAR SPESIFIKASI UKURAN KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SK SNI S F SNI

STANDAR SPESIFIKASI UKURAN KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SK SNI S F SNI STANDAR SK SNI S 05 1990 F SNI 03-2445-1991 SPESIFIKASI UKURAN KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbikan oleh Yayasan LPMB, Bandung DAFTAR ISI Halaman Surat Keputusan Menteri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 306/KPTS/ DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 306/KPTS/ DAFTAR ISI... DAFTAR ISI halaman Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 306/KPTS/1989... DAFTAR ISI... i v BAB I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan Tujuan... 1 1.1.1 Maksud... 1 1.1.2 Tujuan... 1 1.2 Ruang Lingkup... 1 1.3

Lebih terperinci

SPESIFIKASI KUDA-KUDA KAYU BALOK PAKU TIPE 30/6

SPESIFIKASI KUDA-KUDA KAYU BALOK PAKU TIPE 30/6 STANDAR SK SNI S-11-1990-F SNI 03-2450-1991 SPESIFIKASI KUDA-KUDA KAYU BALOK PAKU TIPE 30/6 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh Yayasan LPMB, Bandung Daftar Rujukan The Council for Codes of Practice

Lebih terperinci

STANDAR SK SNI S F SNI

STANDAR SK SNI S F SNI STANDAR SK SNI S-10-1990-F SNI 03-2449-1991 SPESIFIKASI KUDA-KUDA KAYU BALOK PAKU TIPE 15/6 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh yayasan LPMB, Bandung Daftar Rujukan The council for of Practice British

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 184/ KPTS/1990 BAB I. DESKRIPSI Maksud dan Tujuan... 1

DAFTAR ISI... Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 184/ KPTS/1990 BAB I. DESKRIPSI Maksud dan Tujuan... 1 DAFTAR ISI Halaman Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 184/ KPTS/1990... i DAFTAR ISI... iv BAB I. DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan Tujuan... 1 1.1.1 Maksud... 1 1.1.2 Tujuan... 1 1.2 Ruang Lingkup...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. PERSYARATAN - PERSYARATAN Perencanaan Rumah Susun Faktor-faktor Perencanaan... 3

DAFTAR ISI. BAB II. PERSYARATAN - PERSYARATAN Perencanaan Rumah Susun Faktor-faktor Perencanaan... 3 DAFTAR ISI Halaman Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 125/KPTS/1991... i Daftarf Isi... vi BAB I. DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan Tujuan... 1 1.1.1 Maksud... 1 1.1.2 Tujuan... 1 1.2 Ruang Lingkup...

Lebih terperinci

SNI. Metode pengambilan contoh campuran beton segar SNI Standar Nasional Indonesia. CS Badan Standardisasi Nasional

SNI. Metode pengambilan contoh campuran beton segar SNI Standar Nasional Indonesia. CS Badan Standardisasi Nasional SNI SNI 03-2458-1991 Standar Nasional Indonesia Metode pengambilan contoh campuran beton segar BSN CS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Halaman Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor...

Lebih terperinci

SNI SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA. Metode pengujian kadar air agregat ICS Badan Standar Nasional DAFTAR ISI

SNI SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA. Metode pengujian kadar air agregat ICS Badan Standar Nasional DAFTAR ISI SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 03 1971 1990 Metode pengujian kadar air agregat ICS 91.100.20 Badan Standar Nasional DAFTAR ISI DAFTAR ISI... v halaman Bab I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

SNI SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA. Metode pengujian slump beton ICS Badan Standar Nasional

SNI SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA. Metode pengujian slump beton ICS Badan Standar Nasional SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 03 1972 1990 Metode pengujian slump beton ICS 91.100.30 Badan Standar Nasional DAFTAR ISI DAFTAR ISI... halaman v Bab I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan Tujuan... 1 1.2

Lebih terperinci

SNI SNI Metode pengujian kuat lentur kayu di laboraturium. Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN

SNI SNI Metode pengujian kuat lentur kayu di laboraturium. Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN SNI SNI 03-3959-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu di laboraturium ICS 79.040 Badan Standardisasi Nasional BSN Daftar Isi Halaman BAB I DESKRIPSI 1.1Materi dan Tujuan...

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat tarik kayu di laboratorium

Metode pengujian kuat tarik kayu di laboratorium SNI 03-3399-1994 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat tarik kayu di laboratorium ICS 79.040 Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar isi... iv BAB I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan tujuan...

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat geser kayu di laboratorium

Metode pengujian kuat geser kayu di laboratorium SNI SNI Standar Nasional Indonesia 03-3400-1994 Metode pengujian kuat geser kayu di laboratorium ICS 79.040 Badan Standardisasi Nasional BSN DAFTAR ISI Keputusan Menteri Pekerjaan Umum 475/KPTS/1991...

Lebih terperinci

STANDAR SNI

STANDAR SNI STANDAR SNI 06 2405 1991 TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK SUMUR RESAPAN AIR HUJAN UNTUK LAHAN PEKARANGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh yayasan LPMB, Bandung DAFTAR ISI Halaman Keputusan Menteri

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Metode Pengujian Berat Isi Beton

SNI Standar Nasional Indonesia. Metode Pengujian Berat Isi Beton SNI 03-1973-1990 Standar Nasional Indonesia Metode Pengujian Berat Isi Beton ICS 9 97.100.30 Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Keputusan menteri pekerjaan umum Nomor 306/KPTS/ 1989 i DAFTAR ISI...v

Lebih terperinci

SNI SNI Standar Nasional Indonesia Metode pengujian analisis saringan Agregat halus dan kasar

SNI SNI Standar Nasional Indonesia Metode pengujian analisis saringan Agregat halus dan kasar SNI SNI 03-1968-1990 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian analisis saringan Agregat halus dan kasar ICS 91.100.20 Badan Standarisasi Nasional BSN DAFTAR ISI Halaman Keputusan menteri pekerjaan umum

Lebih terperinci

STANDAR SNI

STANDAR SNI STANDAR SNI 0324951991 SPESIFIKASI BAHAN TAMBAHAN UNTUK BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh Yayasan LPMB, Bandung DAFTAR RUJUKAN ASTM Standards, 1978 Test Method for Shump of Portland Cement

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat tekan kayu di laboratorium

Metode pengujian kuat tekan kayu di laboratorium SNI SNI Standar Nasional Indonesia 03-3958-1995 Metode pengujian kuat tekan kayu di laboratorium ICS 79.040 Badan Standardisasi Nasional BSN DAFTAR ISI Keputusan Menteri Pekerjaan Umum 475/KPTS/1991...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 531/KPTS/ Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan... 1

DAFTAR ISI. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 531/KPTS/ Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan... 1 DAFTAR ISI Halaman Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 531/KPTS/1990.... Daftar Isi... i Vi BAB I DESKRIPSI.... 1 1.1 Maksud dan Tujuan... 1 1.2 Ruang LIngkup... 1 1.3 Pengertian... 1 BAB II SPESIFIKASI....

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Koordinasi Modular Bangunan Pada Desain Hunian Vertikal Apartemen TJ

Penerapan Sistem Koordinasi Modular Bangunan Pada Desain Hunian Vertikal Apartemen TJ Jurnal Reka Karsa Jurusan Teknik Arsitektur Itenas No.1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Maret 2016] Penerapan Sistem Koordinasi Modular Bangunan Pada Desain Hunian Vertikal Apartemen

Lebih terperinci

SNI BSN. Metode pengujian kuat tekan beton SNI Standar Nasional Indonesia

SNI BSN. Metode pengujian kuat tekan beton SNI Standar Nasional Indonesia SNI SNI 03-1974-1990 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat tekan beton ICS 91.100.30 Badan Standarisasi Nasional BSN DAFTAR ISI Halaman Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 306/KTSP/1989...1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Pengertian... 1

DAFTAR ISI. Halaman. Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Pengertian... 1 DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan Tujuan... 1 1.2 Ruang Lingkup... 1 1.3 Pengertian... 1 BAB II PERSYARATAN... 3 BAB III KETENTUAN-KETENTUAN... 4 3.1 Umum... 4 3.2

Lebih terperinci

SK-SNI M F SNI METODE PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGLES

SK-SNI M F SNI METODE PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGLES SK-SNI M 02-1990-F SNI 03-2417-1991 METODE PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGLES DAFTAR ISI Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 60/KTPS/1989...i DAFTAR ISI...vii Bab I DEPKRIPSI...1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 475/KPTS/ Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan tujuan...

DAFTAR ISI. Halaman. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 475/KPTS/ Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan tujuan... DAFTAR ISI Halaman Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 475/KPTS/1991... Daftar Isi... i iv BAB I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan tujuan... 1 1.1.1 Maksud... 1 1.1.2 Tujuan... 1 1.2 Ruang Lingkup... 1

Lebih terperinci

TATA CARA PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH SNI

TATA CARA PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH SNI TATA CARA PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH SNI 03-3241-1994 RUANG LINGKUP : Tata cara ini memuat tentang persyaratan dan ketentuan teknis dan dapat dijadikan acuan atau pegangan bagi perencana

Lebih terperinci

SPESIFIKASI KADAR ION KLORIDA DALAM BETON

SPESIFIKASI KADAR ION KLORIDA DALAM BETON SNI 03-2854-1992 Standar Nasional Indonesia SPESIFIKASI KADAR ION KLORIDA DALAM BETON ICS. Badan Standardisasi Nasional DAFTAR RUJUKAN 1. American Concrete Institute (ACI), 1984, Building Code Requirements

Lebih terperinci

STANDAR SPESIFIKASI BETON TANAH SULFAT. DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh Yayasan LPMB, Bandung SK SNI S SNI

STANDAR SPESIFIKASI BETON TANAH SULFAT. DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh Yayasan LPMB, Bandung SK SNI S SNI STANDAR SK SNI S-37-1990-03 SNI 03-2915-2002 SPESIFIKASI BETON TANAH SULFAT DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh Yayasan LPMB, Bandung DAFTAR RUJUKAN 1. American Concerete Institute (ACI), 1984,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar isi... vii BAB I DESKRIPSI Maksud dan tujuan Maksud Tujuan Ruang lingkup Pengertian...

DAFTAR ISI. Daftar isi... vii BAB I DESKRIPSI Maksud dan tujuan Maksud Tujuan Ruang lingkup Pengertian... DAFTAR ISI Daftar isi.... vii BAB I DESKRIPSI...1 1.1 Maksud dan tujuan...1 1.1.1 Maksud...1 1.1.2 Tujuan...1 1.2 Ruang lingkup...1 1.3 Pengertian...1 Halaman BAB II PERSYRATAN BAHAN DAN PERALATAN...2

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan Ruang Lingkup...

DAFTAR ISI. Halaman. Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan Ruang Lingkup... DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan Tujuan... 1 1.1.1 Maksud... 1 1.1.2 Tujuan... 1 1.2 Ruang Lingkup... 1 1.3 Pengertian... 1 BAB II SEPESIFIKASI... 1 2.1 Bentuk dan

Lebih terperinci

SPESIFIKASI. BETON BERTUlANG KEDAP AIR

SPESIFIKASI. BETON BERTUlANG KEDAP AIR SNI 0329141992 Standar Nasional Indonesia SPESIFIKASI BETON BERTUlANG KEDAP AIR ICS. Badan Standardisasi Nasional DAFTAR RUJUKAN 1. American Concrete Institute (ACI), 1984, Building Code Requirements For

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia SNI 06-4170-1996 SNI Standar Nasional Indonesia SPESIFIKASI KALIUM KHOLRIDA UNTUK MEMPERCEPAT PENGERASAN BETON ICS Badan Standar Nasional BSN DAFTAR ISI Daftar isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1

Lebih terperinci

SNI SNI Metode pengujian elemen struktur beton dengan alat palu beton tipe N dan NR. Standar Nasional Indonesia

SNI SNI Metode pengujian elemen struktur beton dengan alat palu beton tipe N dan NR. Standar Nasional Indonesia SNI SNI 03-4430-1997 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian elemen struktur beton dengan alat palu beton tipe N dan NR ICS 91.080. Badan Standarisasi Nasional BSN DAFTAR ISI Daftarf Isi... i BAB I

Lebih terperinci

Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar SNI 03-1969-1990 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar ICS. Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Keputusan Menteri Pekerjaan umum Nomor 306/KPTS/1989...

Lebih terperinci

DAFAR ISI Halaman. Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Pengertian... 1 BAB II SPESIFIKASI...

DAFAR ISI Halaman. Daftar Isi... BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Pengertian... 1 BAB II SPESIFIKASI... DAFAR ISI Halaman Daftar Isi... i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1 Maksud dan Tujuan... 1 1.2 Ruang Lingkup... 1 1.3 Pengertian... 1 BAB II SPESIFIKASI... 2 2.1 Bentuk... 2 2.2 Ukuran... 3 2.3 Bahan... 5 2.4 Fungsi...

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 3434:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 3434:2008 Daftar

Lebih terperinci

SNI. Metode pengujian tebal dan panjang rata-rata agregat SNI Standar Nasional Indonesia. CS Badan Standardisasi Nasional

SNI. Metode pengujian tebal dan panjang rata-rata agregat SNI Standar Nasional Indonesia. CS Badan Standardisasi Nasional SNI SNI 03-4137-1996 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian tebal dan panjang rata-rata agregat BSN CS 91.100.20 Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i BAB I DESKRIPSI...

Lebih terperinci

TATA CARA PENGECATAN LOGAM

TATA CARA PENGECATAN LOGAM TATA CARA PENGECATAN LOGAM STANDAR SNI 03-2408-1991-F TATA CARA PENGECATAN LOGAM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh Yayasan LPMB, Bandung DAFTAR RUJUKAN I C I Paints Kumpulan Lembaran Teknik Departemen

Lebih terperinci

6.26 Memasang 1m 2 labriziring dari papan kayu kelas I Memasang 1m 2 dinding lambrizing dari plywood ukuran (120x240) cm

6.26 Memasang 1m 2 labriziring dari papan kayu kelas I Memasang 1m 2 dinding lambrizing dari plywood ukuran (120x240) cm Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1. Ruang lingkup... 1 2. Acuan Normatif... 1 3. Istilah dan definisi... 1 4. Singkatan istilah... 2 5. Persyaratan... 2 6. Penetapan indeks harga

Lebih terperinci

Standar Nasional Indonesia. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton. Badan Standardisasi Nasional BSN

Standar Nasional Indonesia. Tata cara pengadukan dan pengecoran beton. Badan Standardisasi Nasional BSN SNI SNI Standar Nasional Indonesia 03-3976-1995 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton CS 91.080.40 BSN Badan Standardisasi Nasional LAMPIRAN A DAFTAR ISTILAH Acuan : Formwork Acuan yang diangkat secara

Lebih terperinci

SNI. Metode pengujian jumlah bahan dalam agregate yang lolos saringan nomor 200 (0,0075 mm) SNI Standar Nasional Indonesia

SNI. Metode pengujian jumlah bahan dalam agregate yang lolos saringan nomor 200 (0,0075 mm) SNI Standar Nasional Indonesia SNI SNI 03-4142-1996 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian jumlah bahan dalam agregate yang lolos saringan nomor 200 (0,0075 mm) ICS 91.100.20 Badan Standardisasi Nasional BSN BAB I DESKRIPSI 1.1

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 182/Kpts/KP.150/3/2002 PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA ALAT DAN MESIN PERTANIAN MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 182/Kpts/KP.150/3/2002 PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA ALAT DAN MESIN PERTANIAN MENTERI PERTANIAN, KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 182/Kpts/KP.150/3/2002 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA ALAT DAN MESIN PERTANIAN MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 813/Kpts/KP.150/10/96

Lebih terperinci

DATA LAPANGAN WAKTU DASAR INDIVIDU WAKTU NORMAL INDIVIDU TABULASI DATA TES KESERAGAMAN DATA TES KECUKUPAN DATA WAKTU NORMAL WAKTU STANDAR

DATA LAPANGAN WAKTU DASAR INDIVIDU WAKTU NORMAL INDIVIDU TABULASI DATA TES KESERAGAMAN DATA TES KECUKUPAN DATA WAKTU NORMAL WAKTU STANDAR Daftar Isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Singkatan istilah... 2 5 Persyaratan... 2 6 Penetapan indeks harga satuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI DAN APARTEMEN

BAB II TINJAUAN TEORI DAN APARTEMEN BAB 2 Tinjauan Teori dan Apartemen 10 BAB II TINJAUAN TEORI DAN APARTEMEN II.1 Definisi Apartemen Apartment : a suite of rooms forming one residence; a flat. a block of apartments. (Oxford English Dictionary)

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN EVALUASI PROYEK KONSTRUKSI RUMAH TAHAN GEMPA DI DESA CUCUKAN, PRAMBANAN, KLATEN, JAWA TENGAH

HALAMAN PENGESAHAN EVALUASI PROYEK KONSTRUKSI RUMAH TAHAN GEMPA DI DESA CUCUKAN, PRAMBANAN, KLATEN, JAWA TENGAH HALAMAN PENGESAHAN EVALUASI PROYEK KONSTRUKSI RUMAH TAHAN GEMPA DI DESA CUCUKAN, PRAMBANAN, KLATEN, JAWA TENGAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademis Dalam Menyelesaikan Pendidikan Sarjana

Lebih terperinci

Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air

Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air Standar Nasional Indonesia ICS 91.140.60 Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi.. i Prakata ii Pendahuluan.iii 1 Ruang lingkup..

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan

Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan oleh Widya Fransiska Febriati Prog. Studi Teknik Arsitektur FT. Universitas Sriwijaya, Palembang Email: widyafrans@telkom.net

Lebih terperinci

TATA CARA PENGECATAN LOGAM

TATA CARA PENGECATAN LOGAM STANDAR SNI 03-2408-1991-F TATA CARA PENGECATAN LOGAM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Diterbitkan oleh Yayasan LPMB, Bandung DAFTAR RUJUKAN I C I Paints Kumpulan Lembaran Teknik Departemen Pekerjaan Umum, 1989

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari interpretasi hasil kajian yang dilakukan sebelumnya, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai penelitian ini. Kesimpulan ini merupakan jawaban dari pertanyaan

Lebih terperinci

Prakata. Bandung, Desember 2004

Prakata. Bandung, Desember 2004 DAFTAR ISI Daftar Isi... i Prakata... ii Pendahuluan.. iii Ruang Lingkup... 1 Acuan Normatif... 1 Istilah dan Definisi... 1 Konsepsi Rumah Maisonet... 2 4.1 Arsitektur Bangunan (ketentuan umum)... 2 4.1.1

Lebih terperinci

3.3.1 Diseminasi/sosialisasi di Kota Batam

3.3.1 Diseminasi/sosialisasi di Kota Batam 3.3.1 Diseminasi/sosialisasi di Kota Batam Kegiatan diseminasi/sosialisasi di Serang dilaksanakan bekerjasama dengan Dinas PU Bina Marga Kota Batam, Pusat Litbang Sumber Daya Air Bandung, Pusat Litbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 399/Kpts-II/1990 TENTANG PEDOMAN PENGUKUHAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 399/Kpts-II/1990 TENTANG PEDOMAN PENGUKUHAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN, MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 399/Kpts-II/1990 TENTANG PEDOMAN PENGUKUHAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 33

Lebih terperinci

BAB X INSPEKTORAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

BAB X INSPEKTORAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi - 257 - BAB X INSPEKTORAT JENDERAL Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 633 (1) Inspektorat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Inspektorat Jenderal dipimpin

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN... 1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN... 2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN... 1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN... 2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN... 1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN... 2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN... 5 1. Kompetensi Umum... 5 2. Kompetensi Kejuruan... 6 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...10

Lebih terperinci

DATA PROYEK BAB II DATA PROYEK

DATA PROYEK BAB II DATA PROYEK BAB II DATA PROYEK 2.1 Latar Belakang Proyek Di daerah cengkareng jakarta barat pada saat ini sudah banyak dibangun perumahan dan bangunan gedung lainnya sebagai infrasuktur yang baru serta pertumbuhan

Lebih terperinci

TEKNIK JILID 2 SMK. Suparno

TEKNIK JILID 2 SMK. Suparno Suparno TEKNIK GAMBAR BANGUNAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen

Lebih terperinci

Revisi SNI Daftar isi

Revisi SNI Daftar isi Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...3 6 Penetapan indeks harga satuan

Lebih terperinci

Informasi Produk. Keunggulan. Quick in Delivery. Carefully and Systematically Planned. Consistent in Quality. Flexible in Design. Earthquake Resistant

Informasi Produk. Keunggulan. Quick in Delivery. Carefully and Systematically Planned. Consistent in Quality. Flexible in Design. Earthquake Resistant Edisi: 1/IX/2014 Informasi Produk BBI Prefab House merupakan mahakarya solusi kami untuk pembangunan rumah ideal masa depan yang menghendaki pembangunan cepat, konsisten dalam kualitas namun tetap memenuhi

Lebih terperinci

Perencanaan rumah maisonet

Perencanaan rumah maisonet Perencanaan rumah maisonet Pd-T-01-2005-C 1 Ruang lingkup Pedoman ini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan rumah maisonet, sebagai arahan desain dan spesifikasi teknis yang diperuntukkan bagi para

Lebih terperinci

3.3.1 Diseminasi/Sosialisasi di kota Surabaya

3.3.1 Diseminasi/Sosialisasi di kota Surabaya 3.3.1 Diseminasi/Sosialisasi di kota Surabaya Kegiatan diseminasi/sosialisasi di Serang dilaksanakan bekerjasama Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur dan Balai Litbang Sosekling Bidang Jalan dan Jembatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. efisien, ekonomis, mudah didapat dan bahan dasar yang melimpah.

BAB 1 PENDAHULUAN. efisien, ekonomis, mudah didapat dan bahan dasar yang melimpah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinding adalah salah satu elemen non-struktur yang terdapat dalam suatu bangunan gedung maupun rumah yang berfungsi sebagai penyetabil, pengikat balok dan kolom, penyekat

Lebih terperinci

Revisi SNI Daftar isi

Revisi SNI Daftar isi Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan

Lebih terperinci

Nama Matakuliah STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN - 1

Nama Matakuliah STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN - 1 Nama Matakuliah STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN - 1 Kode/ sks : TKA 1116/ 3 sks (2 sks/ 2 jam Kuliah - 1 sks/ 3 jam Latihan) Prasyarat : Status Matakuliah : wajib Deskripsi singkat matakuliah: Matakuliah

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

Ma ruf Hadi Sutanto NIM : D NIRM :

Ma ruf Hadi Sutanto NIM : D NIRM : PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 8 LANTAI DENGAN 1 BASEMENT DI WILAYAH GEMPA 3 MENGGUNAKAN PRINSIP DAKTILITAS TINGKAT III Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber 2.1.1 Definisi Cross Laminated Timber (CLT) pertama dikembangkan di Swiss pada tahun 1970-an. Produk ini merupakan perpanjangan dari teknologi rekayasa

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1990 TENTANG PEMBENTUKAN DELEGASI REPUBLIK INDONESIA UNTUK TAHAB AKHIR PERUNDINGAN-PERUNDINGAN PERDAGANGAN MULTILATERAL PUTARAN URUGUAY PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 1995 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 1995 TENTANG GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 1995 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAERAH PROPINSI DAERAH

Lebih terperinci

DINDING, KUSEN, PINTU DAN JENDELA (Lanjutan)

DINDING, KUSEN, PINTU DAN JENDELA (Lanjutan) Teknologi Bangunan Bertingkat Rendah I Modul Perkuliahan 2011 I Minggu XII DINDING, KUSEN, PINTU DAN JENDELA (Lanjutan) Minggu XII 1. CAKUPAN ISI - Pengenalan Jenis-jenis penutup dinding - Persyaratan

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik ruma htinggal,ruko,rukan maupun gedung lainya. Dengan RAB

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 164 /KPTS/013/2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 164 /KPTS/013/2017 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 164 /KPTS/013/2017 TENTANG PANITIA PELAKSANA OPERASI PASAR PENGENDALIAN HARGA PASAR BAHAN POKOK DI JAWA TIMUR TAHUN 2017 GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi Untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi Untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Singkatan istilah... 2 5 Persyaratan... 3 6 Penetapan indeks hargasatuan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1996 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1996 TENTANG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1996 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 1984 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DEPARTEMEN SEBAGAIMANA TELAH DUA PULUH LIMA KALI DIUBAH,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR : 132/KPTS-II/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR : 132/KPTS-II/2000 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR : 132/KPTS-II/2000 TENTANG PEMBERLAKUAN SURAT KETERANGAN SAHNYA HASIL HUTAN (SKSHH) SEBAGAI PENGGANTI DOKUMEN SURAT ANGKUTAN KAYU BULAT (SAKB), SURAT ANGKUTAN

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB

DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB AR 3232 ARSITEKTUR INDONESIA PASCA KEMERDEKAAN Dosen : Dr. Ir. Himasari Hanan, MAE DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB LAPORAN Oleh: Teresa Zefanya 15213035 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kemajuan pada dunia konstruksi memang telah membuat berbagai macam bangunan yang indah. Tidak hanya melihat indahnya saja namun, metode serta peralatan yang

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN. LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BNI WILAYAH-05 jl. Dr. Cipto 128 SEMARANG

LEMBAR PENGESAHAN. LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BNI WILAYAH-05 jl. Dr. Cipto 128 SEMARANG LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BNI WILAYAH-05 jl. Dr. Cipto 128 SEMARANG ( Design Structure of BNI Building Area 05 at Jl. Dr. Cipto 128 Semarang ) Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

RINCIAN KEGIATAN DAN ALOKASI PERTEMUAN DALAM SEMESTER

RINCIAN KEGIATAN DAN ALOKASI PERTEMUAN DALAM SEMESTER MATA GAMBAR ARSITEKTUR TR-221 DISUSUN OLEH : NURYANTO, S.PD., M. T. NIP. : 19761305 2006041010 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR PERUMAHAN-D3 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 2835:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 2835:2008 Daftar

Lebih terperinci

Revisi SNI Daftar isi

Revisi SNI Daftar isi Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah. untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah. untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Singkatan istilah... 2 5 Persyaratan... 2 6 Penetapan indeks hargasatuan

Lebih terperinci

DISABILITAS DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI TEMPAT KERJA

DISABILITAS DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI TEMPAT KERJA DISABILITAS DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI TEMPAT KERJA OLEH : ICUN SULHADI, S.PD (PPDI KOTA PADANG) A. PENGANTAR DISABILITAS DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI TEMPAT KERJA APA ITU DISABILITAS? Penyandang

Lebih terperinci

3.3.1 Diseminasi/Sosialisasi di kota Makasar

3.3.1 Diseminasi/Sosialisasi di kota Makasar 3.3.1 Diseminasi/Sosialisasi di kota Makasar Penyelenggaraan diseminasi/sosialisasi kerjasama dengan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Selatan dan Balai Pengembangan Teknologi Perumahan

Lebih terperinci

Spesifikasi kelas kekuatan kayu bangunan struktural yang dipilah masinal

Spesifikasi kelas kekuatan kayu bangunan struktural yang dipilah masinal Pd S-01-2005-C Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil Spesifikasi kelas kekuatan kayu bangunan struktural yang dipilah masinal DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Daftar isi Daftar isi.i Prakata....ii 1 Ruang

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DISPERINDAGSAR BOYOLALI (DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PASAR) PT WIDHA DYAH AYU PURBO SIWI 2B314953

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DISPERINDAGSAR BOYOLALI (DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PASAR) PT WIDHA DYAH AYU PURBO SIWI 2B314953 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DISPERINDAGSAR BOYOLALI (DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PASAR) PT WIDHA DYAH AYU PURBO SIWI 2B314953 Seperti yang telah diketahui perbedaan pemahaman dan pengetahuan antara

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 2839:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 2839:2008

Lebih terperinci

MERANCANG GEDUNG BANGUNAN BERTINGKAT RENDAH

MERANCANG GEDUNG BANGUNAN BERTINGKAT RENDAH MERANCANG GEDUNG BANGUNAN BERTINGKAT RENDAH Penulis: Noor Cholis Idham, PhD Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional A. G. Tamrin TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2 SMK TUT

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 31 TAHUN 2003 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KISI-KISI PROFESIONAL UKG TEKNIK KONSTRUKSI KAYU 2015 PPPPTK BBL MEDAN

KISI-KISI PROFESIONAL UKG TEKNIK KONSTRUKSI KAYU 2015 PPPPTK BBL MEDAN KISI-KISI PROFESIONAL UKG TEKNIK KONSTRUKSI KAYU 2015 PPPPTK BBL MEDAN No Kompetensi Utama KOMPETENSI INTI GURU STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK Indikator Esensial/

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 2835:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 2835:2008 Daftar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP V.1 Konsep dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP V.1 Konsep dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP V.1 Konsep dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Sistem modular adalah metoda pelaksanaan pembangunan dengan memanfaatkan material atau komponen pabrikasi yang dibuat di luar lokasi proyek

Lebih terperinci

TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA

TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS A PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. Jarak Antar Bangunan minimal

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

Spesifikasi material baja unit instalasi pengolahan air

Spesifikasi material baja unit instalasi pengolahan air Standar Nasional Indonesia Spesifikasi material baja unit instalasi pengolahan air ICS 91.140.60; 77.140.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi.. i Prakata ii Pendahuluan. iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci