III. METODOLOGI PENELITIAN
|
|
- Budi Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium eteknikan ayu, Laboratorium ayu Solid Fakultas ehutanan IP kemudian dilanjutkan di PT. Summer Tirtaloka, sebuah perusahaan rumah tangga yang bergerak dibidang pembuatan gitar akustik maupun elektrik yang beralamat di Jl. Tegal Parang Utara No. 13, Mampang Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan bulan terhitung dari bulan Desember 2007 sampai dengan bulan Maret 2008, dengan rincian pengambilan data selama tiga bulan dan pengolahan data selama satu bulan. 3.2 Alat dan ahan ahan baku utama (untuk badan gitar) yang digunakan dalam penelititan ini adalah salah satu dari tiga jenis kayu subtitusi yang terpilih berdasarkan hasil pengujian awal. ayu yang digunakan antara lain; kayu nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.), durian (Durio spp) dan agathis (Agathis dammara). Sedangkan kayu yang digunakan untuk bagian leher (neck) gitar dan papan pencet (fret board) adalah menggunakan kayu sungkai (Peronema canescens) dan sonokeling (Dalbergia latifolia). ayu yang digunakan untuk pengujian awal didapatkan dari hutan rakyat di daerah bogor dan sekitarnya. Sedangkan kayu yang digunakan pada pembuatan gitar adalah kayu (stock) yang sudah disediakan atau dipesan sebelumnya pada perusahaan tempat pembuatan gitar tersebut. ahan baku lainya adalah perangkat elektrik yang nantinya dipasangkan pada gitar. Sedangkan bahan lain yang digunakan adalah plastik, bahan poles, cat, dan logam. Peralatan yang digunakan adalah : oven, kaliper, Universal Testing Machine (UTM) merk amsler dan instron, sylvatest duo, desikator, band saw, serutan, bor, ampelas, kikir, cetakan, alat tekan (press), jepitan, pisau dan alat tulis. 3.3 Metode Penelitian Pengujian Sifat Fisik ayu Pengujian sifat fisik kayu dilakukan dua kali, yaitu sifat fisik kayu pada pengujian awal dan pengujian sifat fisik pada kayu yang digunakan untuk bahan gitar seluruhnya. Sifat yang diukur adalah :
2 adar Air Untuk pengujian kadar air dan kerapatan, contoh uji yang digunakan berukuran (2 x 2 x 2) cm 3. Pada tahap pengujiannya, contoh uji ditimbang untuk mendapatkan berat awalnya. Setelah ditimbang, contoh uji dimasukkan ke dalam oven dengan suhu o C, lalu dimasukkan kedalam desikator dan ditimbang. Langkah tersebut diulangi sampai diperoleh berat konstan yang dianggap sebagai berat kering tanur. adar air dari contoh uji dapat diketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : erat awal (g) - erat kering tanur (g) adar air (%) = 100 %...(1) erat kering tanur (g) erapatan ayu Contoh uji ditimbang dan diukur panjang, lebar dan tebalnya untuk mendapatkan berat kering udara. Selanjutnya dimasukkan ke dalam oven dengan suhu o C, contoh uji tersebut dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang. Langkah tersebut diulangi sampai diperoleh berat konstan dan nilai berat ini dianggap sebagai berat kering tanur. Nilai kerapatan ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut : U =...(2) VU Dimana: = erapatan (g/cm 3 ) U = erat ering Udara (g) VU = Volume ering Udara (cm 3 ) Pengujian Sifat Mekanis ayu Pengujian sifat mekanis dilakukan dengan dua metode, yakni pengujian nondestruktif (nondestructive testing method) dan pengujian destruktif (destructive testing method). Sifat yang diuji adalah modulus elastisitas (MOE) dan modulus patah (MOR). ayu yang diuji berukuran (2,5 x 2,5 x 41) cm 3 (ASTM D ). Tiap contoh kecil tersebut kedua ujungnya (cross section) yang saling berhadapan dibor. dibor dibor Gambar 2. Contoh kecil kayu ukuran (2,5 x 2,5 x 41) cm 3.
3 17 Masing-masing contoh kecil diukur dimensinya baik berat dan panjang, lebar dan tingginya. Setelah itu, contoh kecil dirisalah cacatnya terutama pada sepanjang bagian transversalnya Pengujian Nondestruktif (Nondestructive Testing Method) Alat yang digunakan untuk pengujian nondestruktif adalah sylvatest duo. Ujung transmitter (pemancar gelombang) dan receiver (penerima gelombang) sylvatest duo dimasukkan ke dalam lubang bor yang telah dibuat, lalu aktifkan alat dengan terlebih dahulu mengatur pembacaan panjangnya supaya sesuai dengan panjang contoh uji. Hasil identifikasi yang tertera pada monitor alat yang meliputi: energi yang diterima receiver (mv), cepat rambat gelombang (m/s), waktu tempuh gelombang (s) dicatat. Gem (2004) menjelaskan bahwa Modulus elastisitas dinamis (Ed) dari tiap spesimen yang telah dirambati oleh gelombang ultrasonik dapat dihitung memakai persamaan Christoffel: MOEd = m x Vus 2...(4) Dimana: MOEd = modulus elastisitas dinamis (kg/cm 2 ) m = kerapatan massa (kg/cm 3 ) Vus = kecepatan rambat gelombang ultrasonik (m/detik) Untuk mencari kerapatan massa diperoleh berdasarkan Rumus 5. ρ m =...(5) g Dimana: = kerapatan benda (kg/cm 3 ) g = konstanta gravitasi (9,8 m/detik 2 ) Gambar 3 SylvatestDuo.
4 Pengujian Destruktif (Destructive Testing Method) Data berupa defleksi dapat diperoleh dengan tipe pengujian destruktif yakni one point loading. Pengujian one point loading diuji dengan alat Instron. Data yang didapat bisa dianalisis berdasarkan rumus pada ASTM D dilakukan dengan mengeluarkan faktor g (konstanta gravitasi). Dari pengujian ini akan didapatkan modulus elastisitas (MOE) dan modulus patah (MOR) dengan rumus sebagai berikut. MOE = 3 PL 3 4Ybh...(6) MOE = 3P max L 2 2bh...(7) eterangan : MOE = Modulus elastisitas (kg/cm 2 ) MOR = Modulus patah (kg/cm 2 ) P = eban hingga batas proporsi (kg) Pmax = eban maksimal hingga contoh uji patah/ rusak (kg) L = Panjang bentang (cm) Y = Defleksi (cm) b = Lebar contoh uji (cm) h = Tebal contoh uji (cm) ekerasan Uji kekerasan dilakukan untuk mengetahui tingkat kekerasan dari suatu jenis kayu. Tingkat kekerasan diukur dengan menggunakan UTM merk AMSLER, Pengujian dilakukan dengan menekan kayu dengan bola baja sampai setengah dari bola baja terbenam dalam kayu. ekerasan dari suatu kayu dapat diukur dengan menggunakan rumus : P H =...(8) A Dimana : H = kekerasan kayu (kg/cm 2 ) P = beban maksimun sampai ½ bola baja terbenam (kg) A = luas bidang ½ bola baja terbenam (cm 2 )
5 Penetapan Jenis ayu Substitusi Penetapan jenis kayu substitusi dilakukan berdasarkan kajian pustaka, studi literatur dan hasil pengujian pendahuluan yang didapatkan, hal ini terkait dengan keterbatasan dan upaya penghematan penelitian. Pemilihan jenis kayu yang digunakan juga dimaksudkan untuk menemukan jenis kayu lokal yang sangat berpotensi namun belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembuatan gitar elektrik Proses Pembuatan Gitar Proses pembuatan gitar elektrik dalam penelitian ini dilakukan secara manual. Hal ini disebabkan perusahaan pembuatan gitar yang digunakan sebagai tempat penelitian merupakan perusahaan yang berskala kecil. entuk dan ukuran gitar yang dipakai dalam pembuatan gitar pada penelitian ini adalah bentuk dan ukuran standar yang biasa diproduksi oleh PT. Summer Tirtaloka. Tahapantahapan yang dilakukan dalam pembuatan gitar elektrik adalah sebagai berikut Persiapan bahan baku Pembuatan gitar diawali dengan penyiapan bahan baku kayu yang terpilih setelah melalui pengujian terhadap sifat fisik dan mekanik yang dilakukan. (a) (b) Gambar 4 ayu sungkai (a) dan kayu duren (b) untuk neck dan body gitar Pembuatan agian Leher Gitar (neck) ahan baku awal yang digunakan untuk pembuatan neck (leher gitar) adalah kayu yang berupa balok, nantinya bagian ini akan dilengkapi dengan machine head, truss rod cover, nut blank, finger board (papan pencet), fretwire, position dots, truss rod slot serta truss rod. Tahapan pengerjaan leher gitar adalah sebagai berikut :
6 20 1. ahan baku bagian neck (leher) gitar berupa balok yang berukuran (6x10x150) cm 3. alok dipotong miring pada arah radial dengan kemiringan sudut 15 o. alok yang sudah dipotong disambung dengan perekat (epoxy) agar didapatkan bentuk kasar dari neck sekaligus head (kepalanya). Penyambungan yang dilakukan ditujukan untuk meningkatkan kekuatan dari leher gitar yang dihasilkan serta cacat bengkok akibat tegangan senar pada leher gitar tidak terjadi. Lama pengeringan pada proses perekatan sambungan untuk diproses lebih lanjut membutuhkan waktu 24 jam. 2. Pembuatan bagian truss rod slot pada bagian neck dengan menggunakan pahat dan palu dengan ukuran yang sesuai dengan truss rod itu sendiri. 3. Meletakkan truss rod pada truss rod slot dan diberikan lem secukupnya. 4. Pembentukan kontur neck dan head dengan menggunakan pahat, kikir, palu dan serut rotan. 5. Pembuatan papan pencet (finger board). 6. Pemberian tanda pada papan pencet dengan gergaji untuk penempatan lidi logam yang ukurannya telah ditentukan. 7. Pembuatan lubang untuk position dots dengan bor di tempat yang telah ditentukan. 8. Pemasangan list di bagian tepi neck dengan bahan yang terbuat dari mika dengan ukuran tertentu. 9. Pembuatan lubang untuk machine head dan sambungan baut untuk ke bagian body dengan menggunakan bor. 10. Pemasangan position dots pada tempat yang telah ditentukan. 11. Pemasangan lidi logam pada tempat yang telah dibuat dengan menggunakan palu karet. 12. Neck diamplas. 13. Pemasangan nut blank. 14. Pemasangan machine head. 15. Pemasangan truss rod cover.
7 21 Tiga tahapan terakhir dilakukan setelah dilakukan proses finishing, yaitu : (a). Pemasangan nut blank, (b). Pemasangan machine head, dan (c). Pemasangan truss rod cover Pembuatan agian adan Gitar ( ody ) Tahapan pembuatan badan (body) gitar meliputi langkah langkah sebagai berikut : 1. ahan baku kayu yang digunakan berupa papan tangensial dengan ukuran (50 x 50 x 4,1) cm 3. ody gitar dibuat dengan menggunakan bandsaw dan dibantu dengan mal yang sudah dibuat sebelumnya. 2. Penyerutan dan pengampelasan untuk mendapatkan hasil body gitar sesuai dengan model yang diinginkan dengan permukaan yang halus. 3. Pembuatan lubang-lubang atau alur untuk menyambungkan neck serta memasang komponen lainnya. 4. Pemasangan ridge, bridge pins dan saddle. 5. Pemasangan strap peg. Dua tahapan terakhir yang berupa pemasangan ridge, bridge pins, saddle dan strap peg dilakukan setelah proses finishing. Gambar 5 ody dan neck gitar sebelum finishing Pengerjaan Akhir (Finishing) Gitar dan Pemasangan omponen Elektronik Pengerjaan akhir dari kegiatan pembuatan gitar ini adalah proses pengecatan badan dan leher gitar itu sendiri. egiatan awal yang dilakukan adalah penentuan warna yang akan digunakan. egiatan pewarnaan ini akan merubah tampilan dari gitar yang dihasilkan. Fungsi dari cat yang digunakan selain untuk memberikan
8 22 nilai estetika dari gitar juga digunakan sebagai bahan pengawet dari kayu yang digunakan. ayu akan menghasilkan nilai estetika yang tinggi apabila dilakukan finishing dengan menggunakan warna transparan karena akan menampakkan serat serat kayu. ahan bahan yang digunakan pada saat pengecatan gitar yang dibuat adalah sebagai berikut : a. Sanding Sealer c. Coating. Fungsi dari sanding sealer adalah untuk menutupi pori pori kayu yang akan dicat serta biaya produksi dapat diturunkan. Proses ini dilakukan berulang-ulang sampai pori-pori pada permukaan kayu tertutup sampai 70%. Setelah proses sanding sealer, maka kegiatan selanjutnya adalah kegiatan coating. Adapun fungsi dari coating adalah : a. Memberikan penampilan akhir yang berhubungan dengan tingkat kekilapan dan warna yang dikehendaki. b. Memberikan perlindungan terhadap keseluruhan hasil finishing (produk menjadi tahan gores, tahan air, dan lain lain) Evaluasi Mutu atau ualitas Gitar Setelah proses pembuatan gitar dengan bahan kayu kelapa selesai, maka dilakukan evaluasi mutu gitar. Mutu gitar ditentukan berdasarkan kualitas bunyi (suara) yang dihasilkan, yaitu dengan melakukan penilaian terhadap beberapa parameter, yaitu resonansi, sustained dan natural. Mutu gitar yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan mutu gitar pabrik (kedua buah gitar yang diperbandingkan merupakan gitar dengan bahan baku yang berbeda). Evaluasinya dilakukan dengan menggunakan kusioner yang akan diisi oleh responden terpilih yang datanya kemudian diolah. Responden yang akan menilai kualitas gitar akan dibagi dalam 4 kelompok yang berbeda. elima kelompok tersebut adalah : 1. Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU). 2. Mahasiswa. 3. Musisi.
9 23 4. Umum. Jumlah responden yang akan menilai kualitas gitar yang dihasilkan adalah 20 orang untuk masing masing kelompok, sehingga total responden adalah 80 orang. erikut contoh kuisioner yang akan digunakan dalam menentukan kualitas suara gitar yang dihasilkan. Tabel 4 Contoh kuisioner penilaian kualitas suara gitar dari kelompok responden siswa SMU/ mahasiswa/ musisi /umum Gitar ayu Alternatif Gitar Pabrik Resonansi S Resonansi S Sustained S Sustained S Natural S Natural S eterangan : : aik; S : Sedang; : urang Data yang didapat dari seluruh responden akan dianalisis dengan membandingkan nilai rata-rata persentase setiap parameter yang diukur dari dua jenis gitar yang dibandingkan. erikut contoh tabel yang akan digunakan dalam menganalisis data. Tabel 5 Contoh Tabel Jumlah dan Sebaran Responden Dalam Menentukan ualitas Gitar ayu Alternatif dan Gitar Pabrik (%) No ualitas Suara elompok Jenis Resonansi(%) Sustained(%) Natural(%) Responden Gitar S S S 1 SMU Gitar Gitar P 2 Mahasiswa Gitar Gitar P 3 Musisi Gitar Gitar P 4 Umum Gitar 5 Rata-rata Gitar P Gitar Gitar P eterangan : Gitar : Gitar dengan kayu alternatif, Gitar P : Gitar Pabrik : aik; S : Sedang; : urang Selain menggunakan kuesioner, sebagai data penunjang juga digunakan pengujian dengan menggunakan. ualiats suara yang diuji adalah pengujian sifat sustained dengan menggunakan alat berupa stop watch dan stetoskop. Hal ini
10 24 dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kekuatan kayu untuk mempertahankan suara yang dihasilkan oleh gitar selama mungkin.
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan mulai Juli 2011 Januari 2012 dan dilaksanakan di Bagian Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu, Bagian Kimia Hasil Hutan, Bagian Biokomposit
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai dengan bulan November 2010 di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu untuk proses persiapan bahan baku, pembuatan panel, dan pengujian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Tabel 6 Ukuran Contoh Uji Papan Partikel dan Papan Serat Berdasarkan SNI, ISO dan ASTM SNI ISO ASTM
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di laboratorium Produk Majemuk Kelompok Peneliti Pemanfaatan Hasil Hutan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2008 sampai bulan Februari 2009. Tempat pembuatan dan pengujian glulam I-joist yaitu di Laboratorium Produk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu untuk proses persiapan bahan baku, pembuatan panel CLT, dan pengujian
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN KAYU NANGKA, DUREN, AGATHIS, SUNGKAI DAN SONOKELING SEBAGAI BAHAN BAKU GITAR ELEKTRIK SALIM MAULA DJUHA
KAJIAN PEMANFAATAN KAYU NANGKA, DUREN, AGATHIS, SUNGKAI DAN SONOKELING SEBAGAI BAHAN BAKU GITAR ELEKTRIK SALIM MAULA DJUHA DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 KAJIAN
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
9 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian pembuatan CLT dengan sambungan perekat yang dilakukan di laboratorium dan bengkel kerja terdiri dari persiapan bahan baku,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Juni hingga Agustus 2011 di Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu, Laboratorium Peningkatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Sifat-sifat Dasar dan Laboratorium Terpadu, Bagian Teknologi Peningkatan Mutu Kayu, Departemen Hasil
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 - April 2012 di Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu dan Laboratorium Teknologi dan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 204 di Workshop Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara untuk membuat
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2009 sampai dengan Mei 2010, bertempat di Laboratorium Pengeringan Kayu, Laboratorium Peningkatan Mutu Hasil Hutan dan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dari bulan Mei sampai Juli 2011 bertempat di Laboratorium Biokomposit, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan,
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian kekuatan sambungan tarik double shear balok kayu pelat baja menurut diameter dan jumlah paku pada sesaran tertentu ini dilakukan selama kurang lebih
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari hingga Juni 2009 dengan rincian waktu penelitian terdapat pada Lampiran 3. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2010. Tempat yang dipergunakan untuk penelitian adalah sebagai berikut : untuk pembuatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan mulai bulan April 2012 Juli 2012. Dilaksanakan di Laboratorium Bio Komposit, Laboratorium Rekayasa Departemen Hasil Hutan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
8 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian ini menggunakan bahan-bahan berupa tandan kosong sawit (TKS) yang diperoleh dari pabrik kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kertajaya,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biokomposit dan pengujian sifat fisis dan mekanis dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa dan Desain
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tampilan Kayu Pemadatan kayu menghasilkan warna yang berbeda dengan warna aslinya, dimana warnanya menjadi sedikit lebih gelap sebagai akibat dari pengaruh suhu pengeringan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Mutu Kekakuan Lamina BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penyusunan lamina diawali dengan melakukan penentuan mutu pada tiap ketebalan lamina menggunakan uji non destructive test. Data hasil pengujian NDT
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 3 Bagan pembagian batang bambu.
15 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksankan mulai dari bulan November 2011 - April 2012 yang bertempat di Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu dan Laboratorium Peningkatan
Lebih terperinciKarlinasari et al. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(1): (2009)
40 PERUBAHAN KEKAKUAN DINAMIS KAYU SETELAH PENGUJIAN KEAWETAN ALAMI KAYU NANGKA DAN MANGIUM Dynamic MOE of Jackfruit and Woods after Natural Durability Testing Lina KARLINASARI 1, Ina RITA 2 dan Istie
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
21 4.1 Geometri Strand pada Tabel 1. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran nilai rata-rata geometri strand pada penelitian ini tertera Tabel 1 Nilai rata-rata pengukuran dimensi strand, perhitungan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian kekuatan sambungan menurut kekuatan lentur paku serta pembenaman paku ke dalam balok terhadap empat jenis kayu dilakukan selama kurang lebih tiga
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisis Data hasil pengujian sifat fisis kayu jabon disajikan pada Tabel 4 sementara itu untuk analisis sidik ragam pada selang kepercayaan 95% ditampilkan dalam
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 3.3 Pembuatan Contoh Uji
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Persiapan bahan baku dan pembuatan papan partikel dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan dan Laboratorium Bio-Komposit sedangkan untuk pengujian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Geometri Strand Hasil pengukuran geometri strand disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan data, nilai rata-rata dimensi strand yang ditentukan dengan menggunakan 1 strand
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei 2012 Agustus 2012. Dilaksanakan di Laboratorium Bio Komposit, Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Departemen
Lebih terperinci3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pengumpulan data di laboratorium berlangsung selama tujuh bulan dimulai pada bulan Juli 2006 hingga Januari 2007. Contoh bambu betung (Dendrocalamus asper) yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Pembuatan Oriented Strand Board (OSB) Persiapan Bahan 3.3.
11 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan mulai bulan April 2012 sampai Juli 2012, Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Peningkatan Mutu Kayu, Laboratorium Bio Komposit Departemen
Lebih terperinciSURAT KETERANGAN Nomor : '501K13.3.3rrU/2005
.;.. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DEPIIIEIEN HISIL HUliN Kampus IPB Darmaga PO BOX 168 Bogor 161 Alamat Kawat FAHUTAN Bogor Phone: (251) 621285, Fax: (251)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mulai
BAB III METODE PENELITIAN 3. 1Diagram Alur Penelitian Mulai Studi literatur Identifikasi masalah Persiapan spesimen uji Pemilihan material spesimen ( baja SS-400 ) Pemotongan dan pembuatan kampuh las Proses
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan Test Specification SNI
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Persiapan bahan baku, pembuatan dan pengujian sifat fisis papan partikel dilaksanakan di Laboratorium Bio-Komposit sedangkan untuk pengujian sifat mekanis
Lebih terperinciPendahuluan. Pengujian dan evaluasi nondestruktif (nondestructive testing / evaluation, NDT/E) terhadap berbagai bahan baku terus berkembang
TEKNOLOGI PENGUJIAN NONDESTRUKTIF (NDT) UNTUK MEMANTAU KESEHATAN POHON HUTAN Lina Karlinasari dan Dodi Nandika Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Bogor 14 Juni 2012 Pendahuluan
Lebih terperinciPapan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI
Standar Nasional Indonesia Papan partikel ICS 79.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Klasifikasi...
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu : 1. Kayu Bangunan Struktural : Kayu Bangunan yang digunakan untuk bagian struktural Bangunan dan
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
DAFTAR SIMBOL BJ : Berat Jenis ρ : Berat Jenis (kg/cm 3 ) m : Massa (kg) d : Diameter Kayu (cm) V : Volume (cm 3 ) EMC : Equilibrium Moisture Content σ : Stress (N) F : Gaya Tekan / Tarik (N) A : Luas
Lebih terperinci3. SIFAT FISIK DAN MEKANIK BAMBU TALI Pendahuluan
3. SIFAT FISIK DAN MEKANIK BAMBU TALI 3.1. Pendahuluan Analisa teoritis dan hasil eksperimen mempunyai peranan yang sama pentingnya dalam mekanika bahan (Gere dan Timoshenko, 1997). Teori digunakan untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Geometri Strand Hasil pengukuran geometri strand secara lengkap disajikan pada Lampiran 1, sedangkan nilai rata-ratanya tertera pada Tabel 2. Tabel 2 Nilai pengukuran
Lebih terperinciPENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT LAMINA TERHADAP KARAKTERISTIK PANEL LAMINASI SILANG KAYU NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.
PENGARUH KOMBINASI TEBAL DAN ORIENTASI SUDUT LAMINA TERHADAP KARAKTERISTIK PANEL LAMINASI SILANG KAYU NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) ANDI GUNAWAN DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Oktober Pembuatan
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Oktober 2015. Pembuatan papan dan pengujian sifat fisis dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan, Program Studi Kehutanan,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2007 sampai Juli 2008. Pembuatan OSB dilakukan di Laboratorium Biokomposit, pembuatan contoh uji di Laboratorium
Lebih terperinciPEMAKAIAN METODA PENGUJIAN NONDESTRUKTIF UNTUK MENDUGA PENGARUH RETAK KAYU TERHADAP KEKUATAN KAYU MANGIUM
PEMAKAIAN METODA PENGUJIAN NONDESTRUKTIF UNTUK MENDUGA PENGARUH RETAK KAYU TERHADAP KEKUATAN KAYU MANGIUM (Acacia mangium Willd.) DAN KAYU NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) Eka Wilatika Pebriansjah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2011 sampai Agustus 2011. Pemotongan kayu dilakukan di Work Shop Laboratorium Peningkatan Mutu Kayu,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Jenis kayu yang dipakai dalam penelitian ini adalah kayu rambung dengan ukuran sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan
47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat penelitian Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut : a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Kulit Buah Nangka sebagai Bahan Baku Alternatif dalam Pembuatan Papan Partikel untuk Mengurangi Penggunaan Kayu dari Hutan Alam
Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Nangka sebagai Bahan Baku Alternatif dalam Pembuatan Papan Partikel untuk Mengurangi Penggunaan Kayu dari Hutan Alam Andi Aulia Iswari Syam un 1, Muhammad Agung 2 Endang Ariyanti
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Akustik Papan Partikel Sengon 4.1.1 Koefisien Absorbsi suara Apabila ada gelombang suara bersumber dari bahan lain mengenai bahan kayu, maka sebagian dari energi
Lebih terperinciPEMBUATAN BATANG SILINDRIS DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL SEKAM DARI SEKAM PADI
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PEMBUATAN BATANG SILINDRIS DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL SEKAM DARI SEKAM PADI *Norman Iskandar, Agung Eko Wicaksono, Moh Farid
Lebih terperinciPENGUJIAN KEKAKUAN KAYU SECARA NON DESTRUKTIF GELOMBANG ULTRASONIK DAN KEKUATAN LENTUR SECARA DESTRUKTIF CONTOH KECIL KAYU JATI
PENGUJIAN KEKAKUAN KAYU SECARA NON DESTRUKTIF GELOMBANG ULTRASONIK DAN KEKUATAN LENTUR SECARA DESTRUKTIF CONTOH KECIL KAYU JATI (Tectona grandis. Linn. f.) IRFAN HANDRIAN DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 4.1. Sifat Fisis IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat fisis papan laminasi pada dasarnya dipengaruhi oleh sifat bahan dasar kayu yang digunakan. Sifat fisis yang dibahas dalam penelitian ini diantaranya adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisis Sifat fisis dari panel CLT yang diuji yaitu, kerapatan (ρ), kadar air (KA), pengembangan volume (KV) dan penyusutan volume (SV). Hasil pengujian sifat fisis
Lebih terperinciKECEPATAN RAMBATAN GELOMBANG DAN KETEGUHAN LENTUR BEBERAPA JENIS KAYU PADA BERBAGAI KONDISI KADAR AIR MOHAMMAD MULYADI
KECEPATAN RAMBATAN GELOMBANG DAN KETEGUHAN LENTUR BEBERAPA JENIS KAYU PADA BERBAGAI KONDISI KADAR AIR MOHAMMAD MULYADI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 Judul Penelitian
Lebih terperinciBAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL
BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL Pada pemodelan numerik (FEM) dibutuhkan input berupa sifat material dari bahan yang dimodelkan. Sedangkan pada tugas akhir ini digunakan material komposit alami
Lebih terperinciKAYU LAMINASI. Oleh : Yudi.K. Mowemba F
KAYU LAMINASI Oleh : Yudi.K. Mowemba F 111 12 040 Pendahuluan Kayu merupakan bahan konstruksi tertua yang dapat diperbaharui dan merupakan salah satu sumber daya ekonomi yang penting. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciPENDUGAAN KEKAKUAN KAYU BORNEO DENGAN METODE GELOMBANG ULTRASONIK
20 PENDUGAAN KEKAKUAN KAYU BORNEO DENGAN METODE GELOMBANG ULTRASONIK Prediction Stifness of Borneo Wood with Ultrasonic Wave Method Syahidah dan Tekat Dwi Cahyono ABSTRACT Borneo wood is a name for various
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:
III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan baja AISI 045, proses pembuatan spesimen uji
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL
BAB V ANALISIS HASIL Pada bab ini membahas tentang analisis terhadap output yang didapatkan dan interpretasi hasil penelitian. Analisis hasil tersebut diuraikan dalam sub bab berikut ini. 5.1 ANALISIS
Lebih terperinciPEMANFAATAN METODE NONDESTRUKTIF UNTUK MENDUGA KEKUATAN LENTUR AKIBAT ADANYA MATA KAYU. Rahmi Oktarina
PEMANFAATAN METODE NONDESTRUKTIF UNTUK MENDUGA KEKUATAN LENTUR AKIBAT ADANYA MATA KAYU Rahmi Oktarina DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 28 PEMANFAATAN METODE NONDESTRUKTIF
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU
BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU A. Bagan Proses Penciptaan Ide Studi Literatur Eksplorasi - Observasi - Dokumentasi - Pemilihan Media - Teknik Improvisasi Perancangan Bentuk Proses Pembentukan
Lebih terperinciWORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001
A DESKRIPSI PRODUK Simple Wall Shelf berukuran jadi 1.200 x 200 x 50 mm. Ukuran panjang dan lebar bisa ditambah/dikurangi sesuai dengan rencana penempatan anda. Varian ukuran panjang adalah 1.000 1.400mm,
Lebih terperinciLampiran A. Densitas Dari Papan Gipsum Plafon Terhadap Sampel (Gipsum : Serbuk Batang Kelapa Sawit : Tapioka) M k M g M t ρ air Ρ
Lampiran A. Densitas Dari Papan Gipsum Plafon Terhadap Sampel (Gipsum : Serbuk Batang Kelapa Sawit : Tapioka) No Sampel Gipsum : Batang Kelapa Sawit : Tapioka M k M g M t ρ air Ρ 1 65 g : 0 g : 0 g 5,97
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokompsit Departemen Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Kekuatan Bahan dan Laboratorium
Lebih terperinciHHT 232 SIFAT KEKUATAN KAYU. MK: Sifat Mekanis Kayu (HHT 331)
SIFAT KEKUATAN KAYU MK: Sifat Mekanis Kayu (HHT 331) 1 A. Sifat yang banyak dilakukan pengujian : 1. Kekuatan Lentur Statis (Static Bending Strength) Adalah kapasitas/kemampuan kayu dalam menerima beban
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia
SNI 03-6448-2000 SNI Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat tarik panel kayu struktural ICS 79.060.01 Badan Standarisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi...i 1 Ruang Lingkup...1 2 Acuan...2 3 Kegunaan...2
Lebih terperinciPanja ng Samp el Uji ( cm ) Lebar Samp el Uji ( cm )
Lampiran : A Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kerapatan Persent ase PP : STK % 30:70 40:60 50:50 60:40 70:30 Penguji an Mass a Samp el ( gr ) Panja ng Samp el ( cm ) Lebar Samp el ( cm ) Tebal Samp el ( cm )
Lebih terperinciPEMILAHAN BAMBU UTUH UNTUK JENIS BAMBU ANDONG (Gigantochloa psedoarundinaceae) DAN BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) BAYU DWI SANCOKO
PEMILAHAN BAMBU UTUH UNTUK JENIS BAMBU ANDONG (Gigantochloa psedoarundinaceae) DAN BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) BAYU DWI SANCOKO DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciPENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan
PENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu No. 5. Bogor 16610. Telp/fax : 0251 8633378/0251 86333413
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :
SINTESIS DAN ANALISIS SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT DARI LIMBAH PELEPAH SAWIT DAN SABUT KELAPA Erwan 1), Irfana Diah Faryuni 1)*, Dwiria Wahyuni 1) 1) Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciPAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp)
Papan partikel dari campuran limbah rotan dan penyulingan PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp) Particle Board from Mixture of Rattan Waste and Gemor
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan
TINJAUAN PUSTAKA Papan Partikel Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan papan yang terbuat dari bahan berlignoselulosa yang dibuat dalam bentuk partikel dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN
BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Tempat dan Waktu Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan bahan penelitian ini terdiri atas pelepah salak, kawat, paku dan buah salak. Dalam penelitian tahap I digunakan 3 (tiga) varietas buah salak, yaitu manonjaya, pondoh,
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
25 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 AlaT Penelitian Peralatan yang digunakan selama proses pembuatan komposit : a. Alat yang digunakan untuk perlakuan serat Alat yang digunakan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Berat Jenis dan Kerapatan Kayu Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/cm 3. Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat
21 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium UPT BPP Biomaterial LIPI Cibinong dan Laboratorium Laboratorium Bahan, Pusat Litbang Permukiman, Badan Litbang PU, Bandung.
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan spesimen uji tarik dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar
7 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Dalam pembuatan suatu produk pastilah tidak terlepas dari pendekatan gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar
Lebih terperinciIII.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di
III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi
Lebih terperinciIII.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di
III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Fisis Sifat fisis pada kayu laminasi dipengaruhi oleh sifat fisis bahan pembentuknya yaitu bagian face, core, dan back. Dalam penelitian ini, bagian face adalah plywood
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses
Lebih terperinciPEMAKAIAN METODA PENGUJIAN NONDESTRUKTIF UNTUK MENDUGA PENGARUH RETAK KAYU TERHADAP KEKUATAN KAYU MANGIUM
PEMAKAIAN METODA PENGUJIAN NONDESTRUKTIF UNTUK MENDUGA PENGARUH RETAK KAYU TERHADAP KEKUATAN KAYU MANGIUM (Acacia mangium Willd.) DAN KAYU NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) Eka Wilatika Pebriansjah
Lebih terperinciMATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM
PENGUJIAN KAYU 6.1. Umum Kayu merupakan salah satu elemen konstruksi yang mudah di dapat dan tersedia dalam jumlah yang relatif banyak. Kekuatan kayu untuk menahan gaya tarik, desak maupun geser yang cukup
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan,
[ TINJAUAN PUSTAKA Batang Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari Nigeria (Afrika Barat). Tinggi kelapa sawit dapat mencapai 24 m sedangkan diameternya
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. (a) (b) (c) Gambar 10 (a) Bambu tali bagian pangkal, (b) Bambu tali bagian tengah, dan (c) Bambu tali bagian ujung.
22 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sifat Anatomi Bambu 4.1.1 Bentuk Batang Bambu Bambu memiliki bentuk batang yang tidak silindris. Selain itu, bambu juga memiliki buku (node) yang memisahkan antara 2 ruas (internode).
Lebih terperinciPEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI
PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998 KATA PENGANTAR Upaya para nelayan dalam mempertahankan
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat Fisis Kayu 2.2 Sifat Akustik Kayu
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat Fisis Kayu Haygreen et al. (2003) mengatakan bahwa sifat fisik kayu yang penting adalah kadar air, kerapatan dan berat jenis. Air adalah unsur alami semua bagian pohon yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.
49 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 1. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Fakultas Kehutanan Univesitas Sumatera Utara Medan. mekanis kayu terdiri dari MOE dan MOR, kerapatan, WL (Weight loss) dan RS (
12 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2017 - Juni 2017. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, dan Workshop Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan selama proses treatment atau perlakuan alkalisasi serat kenaf dapat dilihat pada Gambar 3.1. (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) Gambar 3.1. Peratalatan
Lebih terperinciPENENTUAN KARAKTERISTIK MEKANIS LENTUR LAMINA DAN BALOK LAMINASI KAYU EUKALIPTUS MENGGUNAKAN BEBERAPA METODE PENGUJIAN NON DESTRUKTIF
PENENTUAN KARAKTERISTIK MEKANIS LENTUR LAMINA DAN BALOK LAMINASI KAYU EUKALIPTUS MENGGUNAKAN BEBERAPA METODE PENGUJIAN NON DESTRUKTIF HANIEF SALAHUDDIN AL ADEN DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Mei 2009, bertempat di Laboratorium Produk Majemuk dan Laboratorium Penggergajian dan Pengerjaan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Alat yang digunakan selama proses persiapan matriks (plastik) dan serat adalah : 1. Gelas becker Gelas becker diguakan untuk wadah serat pada saat
Lebih terperinci