JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN"

Transkripsi

1 JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dengan pengetahuan mengalami perkembangan yang kuat. Pada awal sejarah Yunani, philosophia yang meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis. Tetapi dalam perkembangan pengetahuan di kemudian hari terlihat adanya kecenderungan yang lain. Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisir suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari - hari. Namun dilanjutkan secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Pengetahuan merupakan milik manusia secara komprehensif. Disamping itu juga merupakan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal - hal yang dipelajari dalam ruang dan waktu melalui panca indera kita maupun akal kita. Dalam kehidupan sehari - hari tentunya manusia memerlukan penghetahuan umtuk melaksanakan sesuatu apapun bentuknya. Segala sesuatu pasti memerlukan sebuah pengetahuan untuk lebih logis. Selain itu dalam mengembangkan kebudayaanpun manusia juga membutuhkan pengetahuan. Pengetahuan dihasilkan dari kegiatan berfikir sehingga dapat menghasilkan pernyataan yang benar. Tujuan dari pengetahuan untuk mencapai kebenaran. Dimana pengetahuan harus sesuai dengan obyek yang diketahui, sehingga dapat dikatakan sebuah kebenaran. Sudah menjadi khas apabila sesuatu yang benar bagi seseorang belum tentu benar bagi orang lain. Karena setiap individu memiliki perbedaan tersendiri dalam hal pengetahuan yang dimiliki. Pengertian Pengetahuan dan Kebenaran Secara etismologi pengetahuan berasal dari bahasa inggris yaitu knowledge. Dalam encyclopedia of pholosophy dijadikan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar ( knowledge is justified true belief ). Sedangka secara terminologi telah dikemukakan oleh beberapa definisi tentang pengetahuan. Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tesebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau pikiran dan merupakam hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) didalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesadaran aktif. Dijelaskan lebih lanjut bahwa pengetahuan dalam arti luas merupakan semua kehadiran internasional objek dalam subjek. Namun dalam arti sempit dan berbeda dengan imajinasi atau pemikiran belaka, pengetahuan hanya merupakan pengalaman sadar. Karena sangat sulit melihat bagaimana persisnya suatu pribadi dapat sadar akan suatu eksisten tanpa kehadiran eksisten itu didalam dirinya. Orang pragmatis, terutama John Dewey tidak membedakan pengetahuan dengan kebenaran (antara knowledge dengan truth). Jadi pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi. Berfikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Apa yang disebut benar bagi seseorang belum tentu benar bagi orang lain. Karena itu, kegiatan berfikir adalah usaha untuk menghasilkan pengetahuan yang benar atau kriteria kebenaran. Pada setiap jenis pengetahuan tidak sama kriteria kebenarannya karena sifat dan watak pengetahuan itu berbeda. Pengetahuan tentang alam metafisika tentunya tidak sama dengan pengetahuan tentang alam fisik. Alam fisik pun memiliki perbedaan ukuran kebenaran bagi setiap jenis dan bidang pengetahuan. Secara umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran. Kebenaran adalah keadaan yang cocok dengan keadaan 1

2 yang sesungguhnya. Kata kebenaran dapat digunakan sebagai suatu kata benda yang konkrit maupun abstrak. Jika subyek hendak menuturkan kebenaran artinya proposisi atau makna yang dikandung dalam suatu pernyataan yang benar. Apabila subyek menyatakan kebenaran artinya bahwa yang di uji itu pasti memiliki kualitas sifat atau karatekristik hubungan dan nilai. Hal yang demikian itu karena kebenaran tidak dapat begitu saja terlepas dari kualitas sifat hubungan dan nilai itu sendiri. Sedangkan kebenaran pengetahuan dapat diartikan senagai persesuaian antara pengetahuan dengan obyeknya. Yang terpenting untuk diketahui bahwa persesuaian yang dimaksud merupakan kebenaran yang tetap tinggal didalam jiwa dalam kata lain adalah keyakinan. Menurut Endang Saifuddin Anshari dalam bukunya Ilmu Filsafat dan Agama menulis bahwa agma dapat diibaratkan sebagai suatu gedung besar perpustakaan kebenaran. Di dalam pembicaraan mengenai kepercayaaan dapat disimpulkan bahwa sumber kebenaran adalah Tuhan. Manusia tidak dapat hidup dengan benar, hanya dengan kebenaran - kebenaran pengetahuan ilmu filsafat tanpa kebenaran agama. Jenis Pengetahuan Beranjak dari pengetahuan adalah kebenara dan kebenaran adalah pengetahuan, maka didalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan. Burhanuddin Salam, mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu : 1. Pengetahuan biasayaitu pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan common sense dan sering diartikan dengan good sense. Karena seseorang memiliki sesuatu dimana orang itu menerima secara baik. Semua orang menyebutkan sesuatu itu biru dan benda itu juga dingin karena memang dirasakan dingin dan sebagainya. 2. Pengetahuan ilmiah yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam. Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara obyektif. Tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. 3. Pengetahuan filsafat yaitu pengetahuan yang diperoleh dari suatu pemikiran spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit, filsafat membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis. 4. Pengetahuan Agama yaitu pengetahuan yang diperoleh dari Tuhan lewat Rasul-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama. Pengetahuan ini mengandung hal - hal yang pokok yaitu ajaran tentang cara berhubungan dengan Tuhan dan cara berhubungan dengan sesama manusia. Dan yang lebih penting dari pengetahuan ini disamping informasi tentang Tuhan juga informasi tentang hari akhir. Hakikat dan Sumber pengetahuan Hakikat Pengetahuan Para penganut realisme mengakui bahwa seseorang bisa salah lihat pada benda - benda atau dia melihat pengaruh oleh keadaan sekelilingnya. Menurut Prof. Dr. Rasjidi penganut agama perlu sekali mempelajari realisme dengan alasan : 1. Dengan menjelaskan kesulitan - kesulitan yang terdapat dalam pikiran. Kesulitan tersebut adalah pendapat yang mengatakan bahwa tiap - tiap kejadian dapat diketahui benar hanya dari segi subyektif. 2. Dengan jalan memberi pertimbangan - pertimbangan yang positif. Menurut Rasjidi, umumnya orang beranggapan bahwa tiap - tiap benda mempunyai satu sebab. Contohnya, apa yang menyebabkan Budi sakit. 2

3 Para penganut idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Bagi idealisme, dunia dan bagianbagiannya harus dipandang sabagai hal-hal yang mempunyai hubungan seperti organ tubuh dengan bagiannya. Premis pokok idealisme adalah jiwa mempunyai kedudukan utama dalam alam semesta. Idealisme tidak mengingkari adanya materi. Namun, materi adalah suatu gagasan yang tidak jelas dan bukan hakikat. Sebab, seseorang yang akan memikirkan materi dalam hakikatnya yang terdalam, dia harus memikirkan ruh atau akal. Oleh karena itu, pengetahuan menurut teori ini tidak menggambarkan hakikat kebenaran. Yang diberikan pengetahuan hanyalah gambaran menurut pendapat atau penglihatan orang yang mengetahui (subjek). Sumber Pengetahuan Pengetahaun yang kita bahas memiliki sumber (source), diantaranya adalah sebagai berikut : a. Empirisme Kata ini berasal dari kata Yunani empirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan pada kata Yunaninya, pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman inderawi. Jadi dalam empirisme, sumber utama untuk memperoleh pengetahuan adalah data empiris yang diperoleh dari panca indera. b. Rasionalisme Pengetahuan yang bersumber dari akal, suatu pengetahuan yang dihasilkan dari proses belajar dan mengajar, diskusi ilmiah, pengkajian buku, pengajaran seorang guru, dan sekolah. Pengetahuan ini tidak akan didapatkan dari suatu proses pengajaran dan pembelajaran resmi, akan tetapi jenis pengetahaun ini akan terwujud dalam bentuk - bentuk kehadiran dan penyikapan langsung terhadap hakikat - hakikat yang dicapai melalui penapakan mistikal. Pengetahuan rasional merupakan sejenis pengetahuan konsepsional dan menyempurnakan empirisme dan rasionalisme yang bkerja sama dengan memasukkan perlunya eksperimen dan ukuran-ukuran. c. Intuisi Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha dan intuisi merupakan suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nibsi. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur, intuisi tidak dapat diandalkan. Kegiatan intuisi dan analisis bisa bekerja saling membantu dalam menemukan kebenaran. Jadi intuisi adalah sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika. d. Wahyu Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantara para nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya. Pengetahuan mereka menjadi atas kehendak Tuhan semesta. Tuhan mensucikan jiwa mereka dan diterangkannya pula jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan jalan wahyu. Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik mengenal kehidupan seseorang yang terjangkau oleh pengalaman, maupun yang mencakup masalah transedental, seperti latar belakang dan tujuan penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya serta kehidupan di akhirat nanti. Tingkatan dan Kriteria Kebenaran 3

4 Tingkatan Kebenaran Dalam kehidupan manusia, kebenaran adalah fungsi rohaniah. Manusia di dalam kepribadian dan kesdarannya tidak mungkin hidup tanpa kebenaran. Berdasarkan potensi subyek, maka macam - macam tingkatan kebenaran sebagai berikut : 1. Tingkatan kebenaran indera adalah tingkatan yang paling sederhana dan pertama yang dialami manusia. 2. Tingkatan ilmiah merupakan pengalaman-pengalaman yang didasarakan melalui indera, diolah dengan rasio. 3. Tingkatan filosofi, rasio dan pikiran murni, serta renungan yang yang mendalam untuk mengolah suatu kebenaran agar semakin tinggi nilainya. 4. Tingkatan religius merupakan kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa dan dihayati oleh kepribadian dengan integritas iman dan kepercayaan masing-masing. Dari keempat tingkatan tersebut berbeda wujud, sifat, kualitasnya serta proses dan cara terjadinya. Disamping itu, potensi subyek juga berkaitan dengan tingkatan kebenaran. Karena potensi subyek yang dimaksud adalah aspek kepribadian yang menangkap kebenaran itu. Misalnya pada tingkat kebenaran indera, potensi subyek yang menangkap adalah panca indera. Kriteria Kebenaran Kriteria kebenaran cenderung pada tiga pendekatan yaitu yang memuaskan keinginan kita, yang dapat dibuktikan dengan eksperimen, yang membantu dalam perjuangan hidup biologis. Oleh karena itu pada kriteria kebenaran memerlukan teori kebenaran, diantaranya : 1. Teori Koherensi Teori ini dibangun oleh para pemikir rasional seperti Leibniz, Hegel, dan Bradley. Pada teori ini suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan tersebut bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang sudah dianggap benar.secara singkat, paham ini mengatakan bahwa suatu proposisi cenderung benar jika proposisi tersebut saling berhubungan dengan proposisi - proposisi lain yang benar atau makna yang dikandungnya dalam keadaan saling berhubungan dengan pengalaman kita. Artinya suatu proposisi atau makna pernyataan dari suatu pengetahuan bernilai benar apabila proposisi itu mempunyai hubungan dengan ide - ide dari proposisi yang sebelumnya dianggap bernilai benar. 2. Teori Korespondensi Pada teori ini, suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandungnya bersifat berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju. Teori ini dipelopori oleh pemikir Bertrand Rusell ( ) dan kebenaran merupakan kesesuaian antara pernyataan mengenai fakta dengan fakta aktual atau antara putusan dengan situasi seputar yang diberi interpretasi. Jadi dapat dikatakan bahwa suatu pengetahuan mempunyai nilai benar apabila pengetahuan itu mempunyai kesesuaian dengan kenyataan yang diketahuinya. 3. Teori Pragmatis Teori ini dicetuskan oleh Charles S. Peirce ( ) dan kemudian dikembangkan oleh para ahli filsafat yang berkebangsaan Amerika diantaranya William James ( ), John Dewey ( ), George Hobart Mead ( ), dan C.I. Lewis. Bagi seorang pragmatis mengatkan bahwa kebenaran merupakan suatu pernyataan yang diukur dengan kriteria dengan tujuan untuk mengetahui pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis atau tidak.artinya, suatu pernyataan benar jika pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Jadi menurut teori ini bahwa suatu proposisi bernilai benar apabila proposisi itu mempunyai 4

5 konsekuensi - konsekuensi praktis seprti yang terdapat secara inhern dalam pernyataan tersebut. Teori Kebenaran Dalam kebenaran terdapat beberapa teori, diantaranya sebagai berikut : 1. Teori Korespondensi Berfikir benar korespondensi adalah berfikir tentang terbuktinya sesuatu itu relevan dengan sesuatu yang lain. Korespondensi relevan dibuktikan adanya kejadian sejalan atau berlawanan arah antara fakta dengan fakta yang diharapkan dan antara fakta dengan kepercayaan yang diyakini bersifat spesifik. Menurut teori ini, kebenaran atau keadaan benar apabila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan atau pendapat dengan obyek yang dituju oleh prnyataan tersebut. Dengan demikian, kebenaran epistimologis adlah kemanunggalan anatar subyek dan obyek. Pengetahuan ini dikatakan benar apabila kemanunggalannya bersifat intrinsik, intensional, dan pasifaktif terhadap kesesuaian yang ada didalam pengetahuan subyek dengan yang ada didalam obyek. Teori ini pada umumnya dianut oleh para pengikut realisme. Di antara pelopor teori korespondensi ini adalah Plato, Aristoteles, Moore, Russel, Ramsey, dan Tarski.Dalam dunia sains, teori ini sangat penting digunakan untuk mencapai suatu kebenaran yang diterima oleh semua orang. Penelitian juga sangat penting dalam teori ini, karena untuk mengecek kebenaran suatu teori perlu penelitian ulang. Jadi suatu pernyataan tidak hanya diyakini sedemikian rupa, tetapi diragukan untuk diteliti. 2. Teori Koherensi Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta atau realitas tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri. Selain itu kebenaran juga dapat dikatakan hubungan antara putusan yang baru dengan putusan-putusan lainnya yang telah kita ketahui dan akui kebenarannya terlebih dahulu. Teori ini berkembang pada abad ke-19 dibawah pengaruh Hegel dan diikuti oleh pengikut mazhab idealisme. Seperti filsuf Britania F.M Bradley ( ). Kaum idealisme berpendapat bahwa kebenaran itu tergantung pada orang yang menentukan sendiri kebenaran pengetahuannya tanpa memandang keadaan nyata peristiwa-peristiwa. Manusia adalah ukuran segalanya dengan cara demikianlah interpretasi tentang kebenaran telah dirumuskan kaum idealisme. 3. Teori Pragmatik Pragmatik berasal dari bahasa Yunani pragma, artinya yang dikerjakan. Menurut filsafat ini benar tidaknya suatu ucapan, dalil, atau teori semata-mata bergantung kepada asas manfaat. Sesuatu dianggap benar jika mendatangkan manfaat dan akan dikatakan salah jika mendatangkan manfaat. Istilah pragmatik ini sendiri diangkat pada tahun 1865 oleh Charles S. Peirce ( ). Dalam teori pragmatik, suatu kebenaran dan suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan manusia. Kebenaran terbukti oleh kegunaannya, oleh hasilnya, dan oleh akibat-akibat praktisnya. Jadi, kebenaran ialah apa saja yang berlaku. Dalam ilmu sains, suatu ilmu bermanfaat apa tidak bagi kehidupan sehari-hari manusia. Ilmu botani benar bagi para petani karena mendatangkan manfaat, tetapi belum tentu bagi pedagang karena dia tidak perlu ilmu botani, yang diperlukan adalah matematika. 4. Teori performatika, ketika pemikiran manusia menyatukan segalanya dalm tampilan aktual dan menyatukan apapun yang ada dibaliknya, baik yang praktis, yang teoritik, maupun yang filosofik. Orang yang mengetengahkan kebenaran tampilan aktual yang disebut dengan kebenaran performatif. Tokoh penganut teori ini antara lain Strawson 5

6 (1950) dan Geach (1960) sesuatu dianggap benar apabila dapat diaktualkan dalam tindakan. 5. Teori Proposisi Sesuatu kebenaran dapat diperoleh bila proposisi-proposisinya benar dalam logika. Aristoteles mengatakan bahwa proposisi benar adalah bila sesuai dengan persyaratan formal suatu proposisi. Dimana proposisi dapat diartikan suatu pernyataan yang berisi banyak konsep kompleks. Selain Aristoteles, seorang ahli bernama Descartes merumuskan bahwa pedoman penyelidikan supaya orang jangan tersesat dalam usahanya untuk mencapai kebenaran sebagai berikut : a. Jangan menerima kebenaran itu begitu saja tanpa ada bukti yang kuat. b. Rincilah setiap kesulitan sesempurna mungkin dan carilah jawaban secukupnya. c. Mengatur pikiran dan pengetahuan sedemikian rupa, di mulai dari yang paling rendah dan sederhana, meningkat dari sedikit, setapak demi setapak untuk mencapai pengetahuan yang lebih sukar dan lebih ruwet. d. Membuat pengumpulan fakta sebanyak - banyaknya dan selengkap - lengkapnya dan seumum - umumnya hingga menyeluruh. Mengklasifikasikan Hierarki Ilmu Para filosof muslim membedakan ilmu kepada ilmu yang berguna dan yang tak berguna. Kategori ilmu yang berguna mereka memasukkan ilmu-ilmu duniawi, seperti kedokteran, fisika, kimia, geografi, logika, etika, bersama disiplin-disiplin yang khusus mengenai ilmu keagamaan. Klasifikasi ini memberikan makna implisit menolak adanya sekularisme, karean wawasan yang kudus tidak menghalang-halangi orang untuk menekuni ilmu-ilmu pengetahuan duniawi secara secara teoritis dan praktis. Secara umum ada tiga basis yang sangat mendasar dalam menyusun hierarkis ilmu-ilmu metodologis, ontologis, dan etis. Hampir ketiga kriteria ini dipakai dan diterima oleh para ilmuwan muslim sesudahnya membuat klasifikasi ilmu-ilmu. Pengetahuan menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsamin Rahimahullahu Ta ala dalam kitabnya Syahru Ushul Ats Tsalatsah, memiliki enam tingkatan : 1. Al-Ilmu, yaitu pengetahuan secara pasti terhadap sesuatu sesuai dengan hakikatnya. 2. Al-Jahlul Basith, yaitu tidak diketahuinya sesuatu secara keseluruhan. 3. Al-Jahlul Murakkab, yaitu mengetahui sesuau yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Disebut murakkab karena pada orang tersebut ada 2 kebodohan sekaligus, yaitu bodoh karena dia tidak mengatahui yang sebenarnya dan bodoh karena beranggapan bahwa dirinya tahu padahal sebenarnya tidak tahu. 4. Al-Waham, yaitu pengetahuan terhadap sesuatu dengan (adanya) kemungkinan berlawanan yang lebih kuat. 5. Asy-Syak, yaitu pengetahuan terhadap sesuatu dengan adanya kemungkinan (lain) yang sama kuatnya. 6. Adz-Dzan, yaitu pengetahuan terhadap sesuatu dengan (adanya) kemungkinan berlawanan dengan yang lebih lemah. Dalam pemikiran jenis-jenis ilmu dalam islam, pemikiran filsafi yang sangat berbeda dengan Barat. Bentuk-bentuk pemikiran seperti empirisme, rasionalisme, ilmunasionisme telah banyak disinggung oleh para pemikir Islam sejak awal dengan basis landasan wawasan bahwa sumber pengetahuan adalah Yang Kudus. Namun penyebab perbedaan diantara hal ini adanya concern dan penekanan metodologis, ontologis, dan etis yang memiliki kapasitas yang berbeda dan bersifat relatif. Karena semua bentuk pengetahuan yang bersifat empiris, rasionalis, dan iluminasionis bersumber dari manusia yang bersifat relatif. 6

7 Upaya klasifikasi ataupun pembidangan ilmu-ilmu adalah ciri-ciri dari karateristik ilmu yang sulit dihindari. Suatu ilmu akan berhenti disuatu tempat, tetapi akan berkembang di tempat lain. Dinamika ini terus berjalan seiring perkembangan ilmu itu sendiri yang terus mengarah pada tataran praktis berupa kemajuan sains dan teknologi. Begitupun ilmu-ilmu yang berkembang di dunia Islam. Dan perihal yang perlu diketahui bahwa yang membedakan antara upaya pengembangan pembidangan atau klasifikasi jenis dan bentuk ilmu di Barat dan didunia Islam adalah Islam mengenal visi hierarki kelimuan. Masing-masing klasifikasi yang disodorkan oleh sarjana dan ilmuwan muslim yang telah ada memiliki corak dan penekanan yang berbeda. Maka apapun format klasifikasi - kasifikasi itu adalah sah-sah saja selama tidak menafikan adanya etika-etika ilmiah religius. Kesimpulan Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) didalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesadaran aktif. Dijelaskan lebih lanjut bahwa pengetahuan dalam arti luas merupakan semua kehadiran internasional objek dalam subjek. Namun dalam arti sempit dan berbeda dengan imajinasi atau pemikiran belaka, pengetahuan hanya merupakan pengalaman sadar. Kebenaran adalah keadaan yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya. Kata kebenaran dapat digunakan sebagai suatu kata benda yang konkrit maupun abstrak. Jika subyek hendak menuturkan kebenaran artinya proposisi atau makna yang dikandung dalam suatu pernyataan yang benar. Apabila subyek menyatakan kebenaran artinya bahwa yang di uji itu pasti memiliki kualitas sifat atau karatekristik hubungan dan nilai. Hal yang demikian itu karena kebenaran tidak dapat begitu saja terlepas dari kualitas sifat hubungan dan nilai itu sendiri. Didalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai jenis pengetahuan. Burhanuddin Salam, mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu : pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, pengetahuan filsafat dan pengetahuan Agama. Hakikat Pengetahuan, para penganut realisme mengakui bahwa seseorang bisa salah lihat pada benda - benda atau dia melihat pengaruh oleh keadaan sekelilingnya. Menurut Prof. Dr. Rasjidi penganut agama perlu sekali mempelajari realisme dengan alasan menjelaskan kesulitan - kesulitan yang terdapat dalam pikiran dan dengan jalan memberi pertimbangan - pertimbangan yang positif. Sumber Pengetahuan ada empat, yaitu empirisme, rasionalisme, wahyu, intuisi. Tingkatan Kebenaran meliputi tingkatan kebenaran indera, tingkatan ilmiah, tingkatan filosofi, tingkatan religius. Kriteria kebenaran memerlukan teori kebenaran, diantaranya : teori koherensi, teori korespondensi, teori pragmatis. Dalam kebenaran terdapat beberapa teori kebenaran, diantaranya teorikorespondensi, teori koherensi, teori pragmatik, teori performatika, teori proposisi Upaya klasifikasi ataupun pembidangan ilmu-ilmu adalah ciri-ciri dari karateristik ilmu yang sulit dihindari. Suatu ilmu akan berhenti disuatu tempat, tetapi akan berkembang di tempat lain. Dinamika ini terus berjalan seiring perkembangan ilmu itu sendiri yang terus mengarah pada tataran praktis berupa kemajuan sains dan teknologi. Begitupun ilmu-ilmu yang berkembang di dunia Islam. Dan perihal yang perlu diketahui bahwa yang membedakan antara upaya pengembangan pembidangan atau klasifikasi jenis dan bentuk ilmu di Barat dan didunia Islam adalah Islam mengenal visi hierarki kelimuan. 7

8 Masing-masing klasifikasi yang disodorkan oleh sarjana dan ilmuwan muslim yang telah ada memiliki corak dan penekanan yang berbeda. Maka apapun format klasifikasi - kasifikasi itu adalah sah-sah saja selama tidak menafikan adanya etika-etika ilmiah religius. DAFTAR PUSTAKA Arrasyid, Fauzan Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran (online), kebenaran, diakses 30 Maret 2013 Bakhtiar, Amsal Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Sihabuk, Bubun Kriterian Kebenaran (online), diakses 30 Maret 2013 Surajiyo Filsafat Ilmu Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: bumi aksara. Syam, M. Noor. FilsafatPendidikandanDasarFilsafatPendidikanPancasila. Surabaya: Usaha Nasional Surabaya. Devi Nurmala Yuda (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen Afid Burhanuddin, M.Pd.) 8

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Di masa perkembangannya, ilmu telah mengalami banyak kemajauan. Kini telah banyak ditemukan berbagai macam bentuk pengetahuan maupun jenis penerapan ilmu yang ada.

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Pengetahuan berusaha memahami benda sebagaimana adanya, lalu akan timbul pertanyaan, bagaimana seseorang akan mengetahui kalau dirinya telah mencapai pengetahuan tentang

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran

Ilmu Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran Ilmu Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.

Lebih terperinci

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Pengetahuan dan kebenaran adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pengetahuan merupakan hasil dari pencarian srbuah kebenaran. Kebenaran adalah hasil dari rasa

Lebih terperinci

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Pengetahuan memiliki hubungan erat dengan filsafat. Van Peursen (1985), yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi tentang

Lebih terperinci

Jenis Pengetahuan dan. Ukuran Kebenaran

Jenis Pengetahuan dan. Ukuran Kebenaran Jenis Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran Afid Burhanuddin Kompetensi dasar: Mahasiswa dapat memahami jenis pengetahuan dan ukuran kebenaran Indikator: Mahasiswa dapat memahami pengetahuan Indera Mahasiswa

Lebih terperinci

Kebenaran dan Cara Memperoleh Kebenaran

Kebenaran dan Cara Memperoleh Kebenaran Kebenaran dan Cara Memperoleh Kebenaran Afid Burhanuddin, M.Pd. STKIP PGRI Pacitan Manusia selalu mencari kebenaran Afid Burhanuddin STKIP Pacitan 1 Pak Guru pembohong. Kemarin 7 itu 3 + 4, tapi kok sekarang

Lebih terperinci

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT Prof. Dr. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email : asyahza@yahoo.co.id syahza.almasdi@gmail.com Website : http://almasdi.staff.unri.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FILSAFAT ILMU Filsafat: upaya sungguh-sungguh dlm menyingkapkan segala sesuatu, sehingga pelakunya menemukan inti dari

Lebih terperinci

I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN

I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN JENIS MANUSIA BERDASARPENGETAHUAN ADA ORANG TAHU DI TAHUNYA ADA ORANG TAHU DI TIDAKTAHUNYA ADA ORANG TIDAK TAHU DI TAHUNYA ADA ORANG TIDAK TAHU DI TIDAKTAHUNYA PENGETAHUAN DIMULAI

Lebih terperinci

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat menyolok. Pada permulaan sejarah filsafat di Yunani,

Lebih terperinci

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Pengetahuan berusaha memahami benda sebagaimana adanya, lalu akan timbul pertanyaan, bagaimana seseorang akan mengetahui kalau dirinya telah mencapai pengetahuan

Lebih terperinci

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Terlepas dari berbagai macam pengelompokan atau pembagian dalam ilmu pengetahuan, sejak F. Bacon (1561-1626) mengembangkan semboyannya Knowledge Is Power, kita dapat

Lebih terperinci

1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya;

1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya; IDEALISME Arti kata IDEALIS secara umum: 1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya; 2. Seseorang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana

Lebih terperinci

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu CATATAN: Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu Makalah ini saya peroleh dari http://bisikanpena.wordpress.com/2010/10/08/suatu-pengantar-untukmemahami-filsafat-ilmu/. Isinya cukup baik untuk memberikan

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan

Lebih terperinci

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT Pengetahuan adalah sesuatu yang sangat vital dan krusial dalam masa kehidupan manusia. Berbagai kajian telah dilakukan untuk kepentingan pengembangan

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 02 Pengantar ke Alam Filsafat 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Obyek Kajian Filsafat Obyek Materi: segala sesuatu yang ada atau yang mungkin

Lebih terperinci

Bentuk dasar pengetahuan ada dua: 1. Bentuk pengetahuan mengetahui demi mengetahui saja, dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati

Bentuk dasar pengetahuan ada dua: 1. Bentuk pengetahuan mengetahui demi mengetahui saja, dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati Bentuk Dasar Pengetahuan Bentuk dasar pengetahuan ada dua: 1. Bentuk pengetahuan mengetahui demi mengetahui saja, dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati manusia 2. Bentuk pengetahuan untuk

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU

DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU DASAR-DASAR ILMU Ilmu adalah hal mendasar di dalam kehidupan manusia. Dengan ilmu manusia akan mengetahui hakikat dirinya dan dunia sekitarnya. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis

Lebih terperinci

PRAGMATISME (1) Pragmatisme:

PRAGMATISME (1) Pragmatisme: Pragmatisme: PRAGMATISME (1) Pragmatisme merupakan gerakan filsfat Amerika yang mencerminkan sifat-sifat kehidupan Amerika. Pragmatisme banyak hubungannya dengan nama seperti Charles S. Peirce (1839-1934),

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU

PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 09Fakultas Dr. PSIKOLOGI PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id KONSEP PENGETAHUAN Dalam Encyclopedia of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di dunia memungkinkan manusia untuk terarah pada kebenaran. Usahausaha

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di dunia memungkinkan manusia untuk terarah pada kebenaran. Usahausaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kebenaran selalu aktual di zaman yang dipengaruhi perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi. Berbagai perkembangan yang terjadi di dunia memungkinkan manusia

Lebih terperinci

SIKAP ILMIAH 3/27/2014 Metil/dn 1

SIKAP ILMIAH 3/27/2014 Metil/dn 1 SIKAP ILMIAH 3/27/2014 Metil/dn 1 Setiap orang pada saat dan tempat tertentu akan berada dalam suatu situasi. Jika orang tersebut merasa sebagai bagian dari situasi itu, maka orang itu disebut mengalaminya.

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah. Pengetahuan dan kebenaran. Masyhar, MA. Fakultas Psikologi. Modul ke: Fakultas. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Pengetahuan dan kebenaran. Masyhar, MA. Fakultas Psikologi. Modul ke: Fakultas. Program Studi Program Studi. Nama Mata Kuliah Modul ke: Pengetahuan dan kebenaran Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar, MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Penalaran Merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan.

Lebih terperinci

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan Subjudul Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. Sesuatu yang didapat

Lebih terperinci

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd FILSAFAT????? am_nien@yahoo.co.id PENGERTIAN FILSAFAT SECARA ETIMOLOGI Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari philolophy (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani philo (love of ) dan sophia

Lebih terperinci

IDEALISME (1) Idealis/Idealisme:

IDEALISME (1) Idealis/Idealisme: Idealis/Idealisme: IDEALISME (1) Orang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika dan agama serta menghayatinya; Orang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana atau program yang belum

Lebih terperinci

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : PENGANTAR BIDANG FILSAFAT Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id MENGAPA HARUS

Lebih terperinci

Mata Kuliah ini menjadi landasan memahami dan materi ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan dengan disiplin ilmu tertentu yang dipelajari

Mata Kuliah ini menjadi landasan memahami dan materi ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan dengan disiplin ilmu tertentu yang dipelajari 1 Mata Kuliah ini menjadi landasan memahami dan materi ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan dengan disiplin ilmu tertentu yang dipelajari (i.e. keperawatan, kedokteran, biologi, antropologi,

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI Oleh NIM : Boni Andika : 10/296364/SP/23830 Tulisan ini berbentuk critical review dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori dan Metodologi

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Kebenaran

Pengetahuan dan Kebenaran MODUL PERKULIAHAN Pengetahuan Kebenaran Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 08 M-603 Shely Cathrin, M.Phil Abstract Kompetensi Kebenaran pengetahuan Memahami pengetahuan

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK KEBENARAN

TUGAS KELOMPOK KEBENARAN TUGAS KELOMPOK KEBENARAN KELOMPOK 2 FARAH NUR AFINI (16706251001) BINTI AISIAH DANING S (16706251020) JEPRI ALI SAIFUL (16706251023) JANUARI RIZKI PRATAMA RUSMAN (16706251039) DYAN PRATIWI KUSUMANINGTYAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli bahasa tentang asal kata filsafat dan pengertiannya. Pada bab isi makalah ini, kami mencoba menggali apa yang dimaksud dari

Lebih terperinci

Pengetahuan, Pengetahuan Ilmiah, dan Penelitian Ilmiah

Pengetahuan, Pengetahuan Ilmiah, dan Penelitian Ilmiah Pengetahuan, Pengetahuan Ilmiah, dan Penelitian Ilmiah 1. Pengetahuan Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa

Lebih terperinci

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,

Lebih terperinci

Filsafat IPA Scientific Attitude

Filsafat IPA Scientific Attitude Filsafat IPA Scientific Attitude Dosen: Prof. Dr. Suyono, M.Pd Nama kelompok: 1. Khimayaturrosyida arfi 12030234003 / kimia A 2012 2. Fenty wiyana puspita 12030234207 / kimia A 2012 3. Firdas aviantri

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT MAKALAH TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA Oleh : FEBI GELAR RAMADHAN UNIVERSITAS WIDYATAMA FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 BAB 1. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

idealisme: suatu aliran filsafat yang cara pandangnya sama dengan rasionalisme.

idealisme: suatu aliran filsafat yang cara pandangnya sama dengan rasionalisme. Rasionalisme rasionalisme. Relativisme Falsifikanisme idealisme: suatu aliran filsafat yang cara pandangnya sama dengan pragmatisme realism Idealisme adalah: o Orang yang menerima standar estetik, moral,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan Filsafat merupakan disiplin ilmu yang terkait dengan masalah kebijaksanaan. Hal yang ideal bagi hidup manusia adalah ketika manusia berpikir

Lebih terperinci

Teori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan. # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1

Teori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan. # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1 Teori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1 Teori-teori kebenaran yang telah dikemukakan para filosuf: 1. Teori idealisme 2. Teori rasionalisme 3. Teori rasio murni (reinen

Lebih terperinci

Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika

Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika A. MATEMATIKA Matematika Sebagai Bahasa Untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada bahasa maka kita berpaling kepada

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

PERTEMUAN 2 PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN PERTEMUAN 2 PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 2.1 Menjelaskan

Lebih terperinci

LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN. Oleh Agus Hasbi Noor

LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN. Oleh Agus Hasbi Noor LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN Oleh Agus Hasbi Noor Ilmu dan Proses Berpikir Ilmu atau sains adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natura atau sosial yang berlaku umum dan sistematik.

Lebih terperinci

FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan)

FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan) FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan) INTRODUCTION Nama : Ismuyadi, S.E., M.Pd.I TTL : Kananga Sila Bima, 01 Februari

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PADJADJARAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN BIOLOGI DASAR Bab 1 PENDAHULUAN TIM DOSEN BIOLOGI DASAR JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN 1 Definisi biologi Biologi (bios hidup + logos ilmu): ilmu

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. M.MA., MA. M.MA., MA. 09/01/2016 1 Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat. 1)

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Berbicara mengenai filsafat, yang perlu diketahui terlebih dahulu bahwa filsafat adalah induk dari segala disiplin ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB V METODE-METODE KEILMUAN

BAB V METODE-METODE KEILMUAN BAB V METODE-METODE KEILMUAN Untuk hidupnya, binatang hanya mempunyai satu tujuan yang terlintas dalam otaknya yaitu pemenuhan kebutuhan untuk makan. Manusia dalam sejarah perkembangannya yang paling primitifpun

Lebih terperinci

Manusia senantiasa penasaran terhadap cita-cita hidup itu. Manusia merupakan makhluk yang berakal budi yang selalu ingin mengejar kebenaran.

Manusia senantiasa penasaran terhadap cita-cita hidup itu. Manusia merupakan makhluk yang berakal budi yang selalu ingin mengejar kebenaran. Manusia senantiasa penasaran terhadap cita-cita hidup itu. Manusia merupakan makhluk yang berakal budi yang selalu ingin mengejar kebenaran. Manusia selalu bertanya karena terdorong oleh rasa ingin tahu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pengantar: Pengetahuan, Ilmu dan Kebenaran. Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc.

METODE PENELITIAN. Pengantar: Pengetahuan, Ilmu dan Kebenaran. Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. METODE PENELITIAN Pengantar: Pengetahuan, Ilmu dan Kebenaran Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II PENGENALAN TERHADAP TUHAN

BAB II PENGENALAN TERHADAP TUHAN BAB II PENGENALAN TERHADAP TUHAN A. Kemampuan Manusia Mengenal Tuhan. Manusia diakui memiliki kemampuan yang Iebih dibanding makhluk Iainnya untuk mengetahui kebenaran, membedakan yang baik dan yang buruk.

Lebih terperinci

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat menyolok. Pada permulaan sejarah filsafat di Yunani,

Lebih terperinci

MAKALAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN DAN ETIKA SERTA MORALITAS

MAKALAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN DAN ETIKA SERTA MORALITAS MAKALAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN DAN ETIKA SERTA MORALITAS Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Etika Akademik Oleh Deki Zulkarnain 130910202062 Program Studi

Lebih terperinci

PENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO

PENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO PENELITIAN DAN METODE ILMIAH BY: EKO BUDI SULISTIO Email: eko.budi@fisip.unila.ac.id PENELITIAN Bhs Inggris : Research re kembali ; search mencari. Secara bahasa berarti mencari kembali Penelitian dapat

Lebih terperinci

Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia sosial. yang mempelajari tentang manusia sebagai makhluk sosial.

Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia sosial. yang mempelajari tentang manusia sebagai makhluk sosial. Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia sosial. Ilmu sosial terdiri dari berbagai ilmu yang mempelajari tentang manusia sebagai makhluk sosial. Menurut objeknya ilmu dikelompokan menjadi

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN Oleh Dr. Slamet Ibrahim S. DEA. Apt. Sekolah Farmasi ITB 2008 Isi Kuliah 1. Pendahuluan 2. Pengertian Filsafat 3. Pengertian Filsafat Ilmu 4. Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran

Lebih terperinci

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090)

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090) Akal dan Pengalaman Filsafat Ilmu (EL7090) EROPA History TEOLOGI ±10 Abad COSMOS RENAISSANCE Renaissance Age ITALY Renaissance = Kelahiran Kembali - TEOLOGIS - Rasionalitas dan Kebebasan Berfikir Martabat

Lebih terperinci

The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th

The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Kel. 14:15-31 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT?

Lebih terperinci

MAKALAH KONSEP STRUKTUR DAN KLASIFIKASI ILMU

MAKALAH KONSEP STRUKTUR DAN KLASIFIKASI ILMU MAKALAH KONSEP STRUKTUR DAN KLASIFIKASI ILMU Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Oleh: 1. Dwi Indah Krisnawati (E420163278) 2. Ika Putri Agustina (E420163292) 3. Karinda Ayuk Nofiani

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 01 Fakultas Psikologi Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1 Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM FILSAFAT UMUM Judul Mata Kuliah : Filsafat Umum

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH HIDUP BANGSA INDONESIA

PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH HIDUP BANGSA INDONESIA PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH HIDUP BANGSA INDONESIA Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH. PENGERTIAN TENTANG FILSAFAT

Lebih terperinci

Penelitian : Rumit? Sulit? Prosedur dan alat yang digunakan terstandar.

Penelitian : Rumit? Sulit? Prosedur dan alat yang digunakan terstandar. TUJUAN Mahasiswa dapat : menjelaskan pentingnya kegiatan penelitian membedakan metode penelitian dan metodologi penelitian menjelaskan logika konvensional menjelaskan logika modern membedakan pendekatan

Lebih terperinci

: Kemungkinan Studi Agama Secara Filsafati

: Kemungkinan Studi Agama Secara Filsafati Pokok Bahasan II : Kemungkinan Studi Agama Secara Filsafati A. Ultimasi Agama dan Filsafat: Upaya Mempertemukan Karakter-karakter yang Berbeda 1. Watak agama dan filsafat H.M.Rasjidi (1965: 3) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Lord John Russell. Pada usia empat tahun ibunya meninggal dunia, dan setelah

BAB II KAJIAN TEORI. Lord John Russell. Pada usia empat tahun ibunya meninggal dunia, dan setelah BAB II KAJIAN TEORI A. Biografi Bertrand Russell (1872-1970 M) Bertrand Russell dilahirkan di Cambridge pada abad ke-19 M dia dilahirkan setahun sebelum kematian John Stuart Mill. Ibunya adalah anak Lord

Lebih terperinci

KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN

KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN Konsep merupakan suatu gagasan atau ide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd FILSAFAT ILMU Irnin Agustina D.A.,M.Pd am_nien@yahoo.co.id Definisi Filsafat Ilmu Lewis White Beck Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine

Lebih terperinci

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU Modul ke: MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU Fakultas TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id Pokok Bahasan Pendahuluan Pengertian Sistem Filsafat

Lebih terperinci

ILMU DAN ILMU PENGETAHUAN

ILMU DAN ILMU PENGETAHUAN ILMU DAN ILMU PENGETAHUAN ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH VIII METODE ILMIAH PROGRAM STUDI AGRIBISNIS, UNIVERSITAS JEMBER 2017 KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN : Mahasiswa dapat menjelaskan : 1. Ciri-ciri ilmu

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan Ilmu

Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan Akal dan hati ibarat

Lebih terperinci

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat menyolok. Pada permulaan sejarah filsafat di Yunani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Logika. B. Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Logika. B. Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Logika Logika berasal dari kata Logos yaitu akal, jika didefinisikan Logika adalah sesuatu yang masuk akal dan fakta, atau Logika sebagai istilah berarti suatu metode atau

Lebih terperinci

EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME

EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME Maully Syifa Devinta, Ni matul Azizah, Reny Hanim Anggraini A. Pengertian Epistemologi. Epistemologi

Lebih terperinci

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Dosen Pembimbing: Dr. Hasaruddin Hafid, M.Ed Oleh: A. Syarif Hidayatullah PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN SENI RUPA

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN METODE FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 04Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN METODE FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 04Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 04Fakultas Dr. PSIKOLOGI METODE FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Metode Filsafat Metode Zeno: reduction ad absurdum Metode

Lebih terperinci

Bapak Dr. Rulam Ahmadi, M.Pd

Bapak Dr. Rulam Ahmadi, M.Pd DASAR-DASAR PENGETAHUAN MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Akhir Matakuliah Filsafat Ilmu Yang dibina oleh: Bapak Dr. Rulam Ahmadi, M.Pd Oleh: 1. SEPTIAN RAGIL A. NPM. 2131040055 2. NOVI NUR LAILISNA NPM. 2131040060

Lebih terperinci

BAB I. PENGERTIAN FILSAFAT (Bahan Pertemuan Ke-2)

BAB I. PENGERTIAN FILSAFAT (Bahan Pertemuan Ke-2) BAB I PENGERTIAN FILSAFAT (Bahan Pertemuan Ke-2) Apakah Filsafat itu? Seorang yang berfilsafat digambarkan oleh Jujun S. Suriasumantri seperti orang yang berpijak di bumi sedang tengadah memandang bintang-bintang

Lebih terperinci

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan 1 Socrates adalah filsuf Yunani. Ia sangat berpengaruh dan mengubah jalan pikiran filosofis barat melalui muridnya yang paling terkenal, Plato. Socrates

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU RESENSI BUKU Judul : Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan Penulis : Mohammad Muslih Penerbit : Belukar Yogyakarta Cetakan : I, 2005 Tebal : XI + 269 halaman

Lebih terperinci

TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU

TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU Sumber Dilampirkan Dosen Pengasuh: Prof. Dr. Slamet Widodo, MS., MM. OLEH NAMA : TOMMY LIM NIM : 07011281520163

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep

TEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep TEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep Teori belajar berkembang dengan pesat setelah psikologi sebagai bidang ilmu terbentuk. Ilmu pengetahuan sendiri benar-benar eksis dengan

Lebih terperinci

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UJIAN AKHIR SEMESTER Mata Kuliah Dosen Hari / Tanggal Waktu Tempat : Pengantar Filsafat dan Teori Administrasi

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI PENDAHULUAN Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Secara Etimologis : kata filsafat berasal

Lebih terperinci

Oleh. I Nengah Kerta Besung

Oleh. I Nengah Kerta Besung Oleh I Nengah Kerta Besung Program Pascasarjana Universitas Udayana 2006 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas karunia-nya, kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Wuryansari Muharini Kusumawinahyu

METODE PENELITIAN. Wuryansari Muharini Kusumawinahyu METODE PENELITIAN Wuryansari Muharini Kusumawinahyu Disarikan dari tulisan M. Laksono Tri Rochmawan, SE, MSi, Akt. Di http://www.sonilaksono.blogspot.com http://www.laksonotri.zoomshare.com Outline O Ilmu

Lebih terperinci

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

PENGERTIAN FILSAFAT (1) PENGERTIAN FILSAFAT (1) Jujun S. Suriasumantri, orang yang sedang tengadah memandang bintang-bintang di langit, dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi; atau orang yang berdiri di

Lebih terperinci

EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR

EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR Slamet Heri Winarno JARUM SEJARAH PENGETAHUAN Kriteria kesamaan dan bukan perbedaan yang menjadi konsep dasar Berlaku metode ngelmu yang tidak membedakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. uraian yang sudah dibahas secara keseluruhan. Penulis akan menyimpulkan bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. uraian yang sudah dibahas secara keseluruhan. Penulis akan menyimpulkan bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis akan menyimpulkan penulisan skripsi ini atas semua uraian yang sudah dibahas secara keseluruhan. Penulis akan menyimpulkan bab ke-3, bab ke-4 dan bab ke-5.

Lebih terperinci

Filsafat dan Teori Pendidikan. Oleh. Fauzan AlghiFari / / TP-B

Filsafat dan Teori Pendidikan. Oleh. Fauzan AlghiFari / / TP-B Filsafat dan Teori Pendidikan Oleh Fauzan AlghiFari / 15105241008 / TP-B http://fauzanfari.blogs.uny.ac.id Berikut aliran-aliran dalam filsafat pendidikan : A. Filsafat Pendidikan Progresivisme Progresivisme

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Menurut Glasersfeld (Sardiman, 2007) konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi

Lebih terperinci

ONTOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME

ONTOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME ONTOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME Indah Wahyuni, Titsa Raky Andjani, Annisa Setyawati A. Definisi Ontologi Kata Ontologi berasal dari

Lebih terperinci

Afid Burhanuddin STKIP Pacitan

Afid Burhanuddin STKIP Pacitan Afid Burhanuddin STKIP Pacitan Kompetensi Dasar: Memahami tentang pengetahuan mistik Indikator: Memahami pengertian pengetahuan mistik Mengetahui jenis-jenis pengetahuan mistik Mengetahui aliran yang ditimbulkan

Lebih terperinci

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA Bab 3 Filsafat Ilmu Agung Suharyanto,M.Si Psikologi - UMA 2017 Definisi Filsafat Ilmu Robert Ackermann Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapatpendapat ilmiah dewasa

Lebih terperinci

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara Sekilas tentang filsafat Hendri Koeswara Pengertian ilmu filsafat 1. Etimologi Falsafah (arab),philosophy (inggris), berasal dari bahasa yunani philo-sophia, philein:cinta(love) dan sophia: kebijaksanaan(wisdom)

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: Filsafat Ilmu dan Logika Pokok Bahasan: Cabang-cabang Filsafat Fakultas Fakultas Masyhar zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Cabang-cabang Filsafat Pokok Permasalahan yang

Lebih terperinci

PENGANTAR FILSAFAT HUKUM HUKUM DAN KEBENARAN

PENGANTAR FILSAFAT HUKUM HUKUM DAN KEBENARAN PENGANTAR FILSAFAT HUKUM HUKUM DAN KEBENARAN MAKALAH Disusun Oleh: 1. NIKSON (D 101 11 471) 2. AULIA (D 101 11 515) 3. RUHMAN (D 101 11 512) 4. FITRIANI TAHIR (D 101 12 493) 5. ESRIYATI N (D 101 11 452)

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis Modul ke: Pendidikan Pancasila Berisi tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Pancasila

Lebih terperinci

Etika dan Filsafat. Komunikasi

Etika dan Filsafat. Komunikasi Modul ke: Etika dan Filsafat Komunikasi Pokok Bahasan Fakultas Ilmu Komunikasi Pengantar Kepada Bidang Filsafat Dewi Sad Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pengantar Rasa

Lebih terperinci

Filsafat Manusia (PERKULIAHAN)

Filsafat Manusia (PERKULIAHAN) Filsafat Manusia (PERKULIAHAN) Modul ke: Pendahuluan Firman Alamsyah Ario Buntaran Fakultas Psikologi Program Studi S1 - Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Kontrak perkuliahan Tatap muka 14 x pertemuan

Lebih terperinci

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN Imam Gunawan PRAGMATISME Dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui

Lebih terperinci