BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengelolaan Soft Skills siswa di SMA Negeri 1 Limboto

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengelolaan Soft Skills siswa di SMA Negeri 1 Limboto"

Transkripsi

1 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Deskripsi Penelitian Penelitian tentang pengelolaan Soft Skills siswa di SMA Negeri 1 Limboto pada mulanya dilakukan dengan observasi atau pengamatan mulai pada bulan Desember tahun Pengamatan dilakukan untuk melihat dan mengetahui secara realita tentang pengelolaan Soft Skillssiswa. Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara yang dilakukan dengan para responden, didapatkan gambaran mengenai pengelolaan Soft Skills siswa. Adapun hasil wawancara dengan guru dan siswa serta merujuk pada data observasi yang ada di SMA Negeri 1 Limboto dapat diuraikan sebagai berikut: 1.1 Proses Perencanaan program Soft Skills dan jenis-jenis perencanaan program Soft Skills siswa. Berhubungan dengan data pengelolaan Soft Skillssiswa berdasarkan wawancara dari informan yang telah peneliti lakukan bahwa: Program yang direncanakan tentang pengelolaan Soft Skills adalah Latihan dasar kepemimpinan dan dinamika kelompok serta program yang diarahkan lansung oleh pemateri dalam kegiatan tersebut, organisasi kesiswaan juga sebagai perencana program saling memberikan motivasi kepada siswa secara khusus agar siswa mudah mengaktualisasikan potensi mereka dilihat dari akademik dan non akademik seperti olimpiade, meeting class dan rohis tentunya semua program disesuaikan dengan visi misi, kalender akademik sekolah dan direncanakan disekolah melalui rapat pengurus OSIS. (1.1/W/MSD/ ) diperoleh data: Setelah itu, peneliti melakukan observasi terhadap data dari informan

2 30 Rapat persiapan meeting class dan seminar dengan berbagai kegiatan mengundang organisasi muslimah digorontalo sebagai motivator juga untuk mengarahkan para peserta demi proses pengembangan karakter siswa. (1.1/O/RP/ ) Informasi ini dikonfirmasikan kembali denganketua OSIS yang menjelaskan bahwa: bahwa: Program yang direncanakan melalui kegiatan Soft Skills siswa yakni kegiatan ekstrakurikuler melalui meeting class, osis, rohis dan olahraga dibuat lansung disekolah. Program direncanakan saat pertemuan awal antar semua pengurus yang tujuannya dari kegiatan yakni siswa dituntut untuk bekerja sama, bersosialisasi dan mendapatkan pengalaman sebagai bagian dari pengembangan Soft Skills siswa.(1.1/w/frk/ ) Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan informan menjelaskan bahwa: Program Soft Skills siswa dibahas secara bersama baik itu menyangkut program Soft Skills akademik dan non akademik berupa kegiatan ekstrakurikuler olimpiade dan meeting class. Yang terlibat lansung dalam program pengembangan Soft Skills siswa yaitu kepala sekolah, semua guru dan siswa dalam hal ini pengurus OSIS tentunya program direncanakan disekolah dengan prosedur menyesuaikan atas visi dan misi juga kalender akademik yang tujuannya memancing minat bakat siswa agar lebih tereksplor. (1.1/W/KO/ ) Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan informan menjelaskan Program yang direncanakan dalam pengelolaan Soft Skills siswa yaitu program ekstrakurikuler yang biasa melibatkan siswa langsung didalam proses belajar mengajar seperti debat bahasa inggris. Dalam arti kata Soft Skills yang digunakan yaitu belajar sambil melakukan sehingga yang mereka pelajari mereka lakukan sehingga teraktualisasi konsep-konsep yang mereka pelajari sedangkan proses belajar bisa tertanam diingatan mereka.rapat program biasa dilaksanakan disekolah melalui wadah organisasi kesiswaan dengan merujuk pada prosedur penerapan visi dan misi sekolah secara umum serta disesuaikan dengan kalender kegiatan. (1.1/W/LP/ ) Informasi tersebut dipertegas oleh guru mata pelajaran bahasa inggris menjelaskan bahwa:

3 31 Program Soft Skills siswa di koordinir lansung oleh OSIS dan dijalankan oleh 10 bidang. 10 bidang tersebut mereka dilatih untuk bisa mengembangkan potensi mereka agar karakter lebih teraktualisasi kemudian diterapkan karakter tersebut pada para siswa seluruhnya melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler mengenai waktu perencanaan program sepenuhnya dibuat pada awal rapat saat kegiatan belajar mengajar selesai dan tentu menyesuaikan dengan tujuan sekolah.(1.1/w/sk/ ) Berdasarkan data observasi dan jawaban dari para responden dapat diinterpretasikan bahwa, proses perencanaan program Soft Skills siswa dibahas disekolah melalui rapat organisasi kesiswaan prosedurnya disesuaikan dengan visi misi sekolah mengacu pada kalender akademik dan jenis-jenis program Soft Skillssiswa yang direncanakan adalah program ekstrakurikuler meeting classseperti kegiatan olimpiade, olahraga, rohis, latihan dasar kepemimpinan dan kegiatan seminar. 1.2 Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan program Berhubungan dengan data tentang penyusunan program Soft Skills siswa dilakukan wawancara dengan Ketua OSIS diperoleh informasi bahwa: Pihak yang terlibat langsung dalam program pengelolaansoft Skills yaitu OSIS, kepala sekolah dan guru. (1.2/W/MSD/ ) Informasi ini di dukung oleh Pembina OSIS menjelaskan bahwa: Pihak yang terlibat dalam penyusunan program Soft Skills siswa yaitu guru dan siswa secara langsung. (1.2/W/FRK/ ) Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan guru bahasa inggris yang menjelaskan bahwa: Pihak-pihak yang terlibat langsung dalam program pengelolaan dan pengembangan Soft Skills yaitu osis, kepala sekolah dan guru yang juga sebagai koordinator dari masing-masing program. (1.2/W/AB/ )

4 32 Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan responden yang menjelaskan bahwa: Pihak yang terlibat didalam penyusunan program yaitu team teaching yang terlibat dalam MGMP dalam skala sekolah dan kabupaten juga dibawah arahan kepala sekolah bersama semua stakeholder. (1.2/W/LP/ ). Informasi ini dipertegas oleh informan yang menjelaskan bahwa: Terlibat lansung adalah stakeholder kesiswaan melalui wakasek kesiswaan dan dijalankan melalui OSIS dibawah arahan kepala sekolah. (1.2/W/SK/ ) Berdasarkan informasi yang dijelaskan oleh responden dapat diinterpretasikan bahwa yang terlibat dalam penyusunan program Soft Skills siswa yakni kepala sekolah, guru, pengurus OSIS dan siswa serta semua stakeholder. 2.1 Prosedur pelaksanaan program Berhubungan dengan data mengenai prosedur pelaksanaan programsoft Skills siswa dilakukan wawancara dengan responden yang menjelaskan bahwa: bahwa: Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan responden yang menjelaskan Implementasi program Soft Skills dijalankan sepenuhnya oleh siswa melalui organisasi siswa di dukung lansung oleh guru dan kepala sekolah serta prosedur pelaksanaan yaitu melalui penilaian terhadap pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler yang diikutidan sikap siswa terhadap guru. (2.3/W/FRK/ ) Setelah itu, peneliti melakukan observasi diperoleh data bahwa: Pelaksanaan program Soft Skills siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler meeting class yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 1 limboto melalui organisasi kesiswaan yang didukung lansung oleh telkomsel. (2.1/O/PP/ ) Informasi ini di dukung oleh responden yang menjelaskan bahwa:

5 33 Prosedur pelaksanaan yaitu pembinaan langsung kepada siswa melalui wadah yang telah dibentuk oleh sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini dilakukan agar siswa yang punya potensi tapi tidak ingin tampil dibina secara lansung. Tentunya tidak lari dari dukungan pihak sekolah serta didukung penuh oleh orang tua siswa. (2.3/W/AB/ ) Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan guru bahasa inggris yang menjelaskan bahwa: bahwa: Prosedur pelaksanaan program Soft Skills siswa mengikuti perencanaan yang telah disusun terlebih dahulu antara pihak sekolah dan tim kegiatan ekstrakurikuler seperti OSIS. Yang diawali dengan penyusunan jadwal yang melibatkan pihak sekolah, team teaching dan siswa. (2.3/W/LP/ ) Informasi ini dipertegas oleh informasi dari responden yang menjelaskan Pelaksanaannya itu disesuaikan dengan kurikulum, kemudian dengan jadwal pelaksanaan program yang ada disekolah, jadi setiap program yang dilaksanakan mengacu pada program sekolah, kalender akademik sekolah. Jadi semua kegiatan, semua program yang dilaksanakan itu berdasarkan program sekolah. (2.3/W/SK/ ) Berdasarkan data observasi dan jawaban dari responden dapat diinterpretasikan bahwa prosedur pelaksanaan Soft Skills siswa didasarkan atas perencanaan yang telah tersusun terlebih dahulu baik itu kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan akademik setelah itu dijabarkan melalui wadah organisasi siswa, juga disesuaikan dengan kurikulum dan mengacu pada program sekolah. 2.2 Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program Soft Skills siswa Berhubungan dengan data tentang implementasi Soft Skills siswa dilakukan wawancara dengan informan yang menjelaskan bahwa:

6 34 Pihak yang terlibat langsung dalam implementasi Soft Skills siswa yaitu pihak-pihak yang menyusun program itu sendiri yakni OSIS yang dilibatkan serta kepala sekolah dan guru. (2.4/W/MSD/ ) Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan yang mengatakan bahwa: Pihak yang terlibat dalam implementasi program Soft Skills siswa yaitu guru dalam hal ini sebagai pembimbing juga sebagai koordinator dari implementasi kegiatan dan siswa secara langsung baik melalui wadah organisasi OSIS dan organisasi siswa lainnya. (2.4/W/FRK/ ) Informasi ini didukung oleh guru bahasa inggris yang menjelaskan bahwa: bahwa: Pihakyang terlibat langsung dalam implementasisoft Skills yaituosis, dan didukung sepenuhnya oleh kepala sekolah dan guru yang juga sebagai koordinator dari masing-masing program. (2.4/W/AB/ ) Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan informan yang mengatakan Pihak yang terlibat didalam implementasi program yaitu team teaching yang terlibat dalam MGMP dalam skala sekolah dan kabupaten juga dibawah arahan kepala sekolah bersama semua stakeholder. (2.4/W/LP/ ) Informasi ini dipertegas oleh informan yang menjelaskan bahwa: Pihak terlibat lansung saat pelaksanaan program Soft Skills siswa yakniseluruh stakeholder kesiswaan melalui wakasek kesiswaan mengetahui kepala sekolah dan dijalankan melalui OSIS serta didukung penuh oleh orang tua murid. (2.4/W/SK/ ) Berdasarkan jawaban dari responden dapat diinterpretasikan bahwa pihakpihak yang terlibat lansung dalam program Soft Skills siswa yakni kepala sekolah, guru, semua stakeholder baik itu orang tua serta siswa baik itu melalui organisasi maupun siswa yang tidak bergelut dengan organisasi namun merasakan secara lansung implementasi dari program Soft Skills yang diterapkan oleh sekolah.

7 Strategi implementasi program Berhubungan dengan data tentang strategi implementasi program Soft Skills siswa dilakukan wawancara dengan responden yang menjelaskan bahwa: Strategi paling efektif dalam implementasi Soft Skills adalah berupa pemberian motivasi secara lansung pada siswa. agar siswa yang seharinya kurang mengaktualisasikan dirinya akan dibina secara lansung agar Soft Skills yang dimiliki siswa tersebut dapat teraktualisasi juga pada saat kegiatan bersifat ekstrakurikuler ditambahkan dengan games-games menarik agar siswa termotivasi untuk turut serta. (2.5/W/MSD/ ) Setelah itu, peneliti melakukan observasi diperoleh data bahwa: Pelaksanaan program masa orientasi siswa baru yang dibekali dengan games-games ketangkasan dan hal-hal menarik serta motivasi pengembangan karakter dari siswa baru yang dipandu secara lansung oleh Pembina OSIS dan pihak OSIS sebagai panitia. (2.5/O/PP/ ) Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan yang mengatakan bahwa: bahwa: Strategi yang dilaksanakan yaitu memberikan sesuatu hal yang dapat menarik minat siswa terhadap pelaksanaan program yang dilakukan misalnya seperti sosialisasi dengan bahaya narkoba, agar siswa tidak jenuh menerima materi secara terus menerus maka program tersebut ditambahkan dengan kegiatan lain berupa games agar daya nalar siswa akan jenuhnya menerima materi bisa diseimbangkan dengan kegiatankegiatan tersebut juga dibantu dengan pemberian motivasi secara menyeluruh. (2.5/W/FRK/ ) Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan informan yang menjelaskan Strategi yang dilakukan dalam implementasi program Soft Skills siswa tentunya dalam pelaksanaan program Soft Skills siswa pasti terdapat kendala-kendala yang diluar dari perencanaan yang telah ditetapkan seperti halnya kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang masih bersifat pembinaan sekolah secara otomatis siswa agak bosan jika monoton terus dibina oleh pihak sekolah maka cara yang dilakukan agar siswa tidak jenuh yakni dengan mengundang para motivator tentang kepramukaan

8 36 dalam hal ini kerja sama dengan dinas TNI atau lembaga kesehatan jika kegiatan berkaitan dengan bahaya narkoba. (2.5/W/AB/ ) Informasi ini didukung oleh guru bahasa inggrisyang menjelaskan bahwa: Strategi efektif yang diterapkan dalam implementasi Soft Skills yaitu strategi yang bisa melibatkan siswa secara langsung dalam bentuk motivasi. Dalam implementasi non akademik yaitu strategi pendekatan siswa sehingga akan ada keterbukaan atas apa yang diinginkan siswa. Dalam implementasi akademik sekolah juga menerapkan upaya yang sama agar supaya tidak ada ketegangan dalam proses pembelajaran. (2.5/W/LP/ ) Informasi ini dipertegas oleh responden yang menjelaskan bahwa: Strategi yang dilakukan secara implisit setiap program yang dilaksanakan dirapatkan dulu dan dibahas melalui forum diskusi apa saja yang menjadi kendala mulai apa saja program yang akan dilaksanakan berapa dananya berapa biaya yang harus dibutuhkan apa saja sarana prasarana yang dibutuhkan dan di koordinir secara terarah dari penanggung jawab kegiatan. Strategi lainnya juga dengan menggunakan berbagai pendekatan secara langsung kepada siswa agar aktualisasi potensi siswa lebih terarah. (2.5/W/SK/ ) Berdasarkan hasil wawancara dapat diinterpretasikan bahwa strategi terhadap implementasi program Soft Skills siswa yakni berupa pemberian motivasi secara lansung kepada siswa agar siswa dapat mengaktualisasikan diri, memberikan hal menarik dalam setiap kegiatan program Soft Skills siswa, serta menyiapakan seluruh kebutuhan terhadap implementasi program baik dari segi biaya maupun sarana prasarana penunjang. 3.1 Monitoring penjabaran program Soft Skills Berhubungan dengan data mengenai monitoring terhadap penjabaran program Soft Skills siswa dilakukan wawancara dengan responden yang menjelaskan bahwa:

9 37 Dengan melihat secara lansung implementasi penjabaran program tentunya dijalankan melalui wadah organisasi siswa (3.6/W/W/MSD/ ) Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan yang mengatakan bahwa: bahwa: Cara memonitoring kegiatan yaitu melalui catatan guru mata pelajaran begitupun juga dengan penilaian karakter yang tertuang dalam raport serta monitoring kedua dilakukan dari guru BK. (3.6/W/FRK/ ) Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan informan yang mengatakan Monitoring dilakukan secara lansung dengan melihat keadaan saat kegiatan Soft Skills siswa berlansung dan yang memonitoring yakni dari osis, guru dan pihak dinas luar serta orang tua juga yang turut serta memberikan motivasi kepada anaknya sebagai siswa.(3.6/w/ab/ ) Informasi ini didukung oleh informan guru mata pelajaran bahasa inggrisyang menjelaskan bahwa: Merujuk pada rencana yang dibuat dari awal bahwa ada sistem assessment yang dibuat sebagai alat untuk memonitoring penjabaran dengan melihat secara lansung sikap siswa selama proses belajar mengajar dan untuk non akademik membuat satu jenis assessment atau yang berupa rubrik untuk memandu, memonitor apakah Soft Skills yang dilaksanakan berlansung atau tidak.(3.6/w/lp/ ) Informasi ini diperjelas oleh respondenyang menjelaskan bahwa: Monitoring dilihat secara lansung dalam penyusunan laporan tentunya berdasarkan hasil yang telah diamati secara lansung saat penjabaran kegiatan Soft Skills siswa. (3.6/W/SK/ ) Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan maka dapat diinterpretasikan bahwa monitoring penjabaran program Soft Skills siswa yakni melalui pengamatan secara lansung dan dalam bentuk laporan kemudian melalui system assessment berupa rubrik sebagai panduan untuk memonitor program Soft Skills siswa.

10 Pihak yang terlibat lansung dalam monitoring Berhubungan dengan data mengenai pihak yang terlibat lansung dalam monitoring program Soft Skills siswa dilakukan wawancara dengan responden yang menjelaskan bahwa: Pihakterlibat langsung dalam monitoring yaitu guru, kepala sekolah, dan osis yang menjalankan program. (3.7/W/MSD/ ) Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan mengatakan bahwa: bahwa: Pihak pihak yang terlibat langsung dalam monitoring yaitu guru BK dan guru wakasek dan kesiswaan. (3.7/W/FRK/ ) Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan informan yang mengatakan Pihak yang terlibat yakni guru yang menjadi koordinator dimasing-masing program di bawah pengawasan kepala sekolah serta dibantu oleh siswa baik yang masuk dalam kepengurusan ataupun yang tidak termasuk dalam OSIS.(3.7/W/AB/ ) Informasi ini didukung oleh informan guru mata pelajaran bahasa inggrisyang menjelaskan bahwa: Memonitoring secara akademik didalam proses belajar yaitu guru itu sendiri. Tapi yang bersifat non akademik yaitu semua team teaching. (3.7/W/LP/ ) Informasi ini dipertegas oleh respondenyang menjelaskan bahwa: Pihak terlibat lansung adalah stakeholder kesiswaan melalui wakasek kesiswaan dan dijalankan melalui OSIS. (3.7/W/SK/ ) Berdasarkan informasi yang dijelaskan oleh responden dapat diinterpretasikan bahwa yang terlibat dalam monitoring program Soft Skills siswa yakni kepala sekolah, guru, pengurus OSIS dan siswa serta semua stake holder.

11 Evaluasi program yang telah dilakukan Berhubungan dengan data mengenai evaluasi program Soft Skills siswa dilakukan wawancara dengan responden yang menjelaskan bahwa: Evaluasi setelah habis masa jabatan dalam kepengurusan osis berupa laporan pertanggung jawaban dan tentunya melalui pertimbanganpertimbangan guru. Juga rapat dengan pembina OSIS maupun dengan pihak OSIS yang membahas seluruh kekurangan program Soft Skills siswa saat masa jabatan masih aktif. (3.8/W/AB/ ) Setelah itu peneliti melakukan observasi diperoleh data bahwa: Rapat yang dihadiri oleh seluruh Pembina OSIS dan pengurus OSIS yang berjumlah 33 anggota. Rapat yang dibahas adalah evaluasi program terkait kegiatan siswa secara keseluruhan. (3.8/O/EP/ ) Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan guru mata mata pelajaran bahasa inggris yang menjelaskan bahwa: Evaluasi seluruh program kegiatan belajar yaitu ulangan harian, mid semester, dan semester dalam bentuk akademik serta non akademik melalui proses yang telah dijalani selama ini melalui studi kelayakan yang dibahas oleh organisasi siswa. (3.8/W/LP/ ) Setelah itu, peneliti melakukan observasi kembali terhadap evaluasi melalui guru mata pelajaran yang melakukan rapat diperoleh data bahwa: Evaluasi guru mata pelajaran terhadap program Soft Skills siswa bukan hanya dilihat pada ulangan harian, mid semester namun dilihat pada seluruh rangkaian kegiatan yang telah dijalani siswa selama ini dengan melihat pertimbangan-pertimbangan tertentu apakah sesuai syarat dengan dukungan dari kegiatan non akademik ataukah malah sebaliknya. (3.8/O/EP/ ) Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan informanyang mengatakan bahwa: Cara mengevaluasi yaitu melalui rapat dewan guru baik akademik dan non akademik juga dari BK dengan melihat seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya baik itu melalui OSIS. (3.8/W/FRK/ )

12 40 Informasi ini didukung oleh informan guru mata pelajaran bahasa inggrisyng menjelaskan bahwa: Informasi ini dipertegas oleh responden yang menjelaskan bahwa: Setiap program harus lengkap dengan laporan pertanggung jawaban mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan serta penyusunan laporan harus terbukukan dengan rapi dengan hasil itu maka dapat dilihat mana kekurangan yang harus ditutupi. Dilihat dari segi akademik dilihat melalui kognitif akademik melalui akhir semester. (1.8/W/SK/ ) Berdasarkan informasi yang telah dijelaskan oleh informan dapat diinterpretasikan bahwa evaluasi dilakukan berupa ujian akhir baik akademik dan non akademik, evaluasi melalui rapat dewan guru serta dengan melihat laporan pertanggung jawaban akhir kegiatan. 4.1 Keberlanjutan program yang dilakukan oleh pihak-pihak terlibat Berhubungan dengan data mengenai pihak yang terlibat dalam keberlanjutanprogram Soft Skills siswa dilakukan wawancara dengan responden yang menjelaskan bahwa: bahwa: Pihak yang terlibat dalam keberlanjutan yaitu siswa kelas XI dan kelas X yang dilakukan dalam pengkaderan tentunya didukung lansung oleh guru dan kepala sekolah.(4.9/w/msd/ ) Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan informan yang mengatakan Pihak yang terlibat secara lansung pada keberlanjutan Soft Skills yakni lingkungan keluarga, guru dan pengurus osis. (4.9/W/FRK/ ) Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan yang mengatakan bahwa: Pihak yang terlibat dalam keberlanjutan yaitu siswa kelas XI dan XII. (4.9/W/AB/ )

13 41 Informasi ini didukung oleh informan guru mata pelajaran bahasa inggrisyag menjelaskan bahwa: Pihak yang terlibat dalam program selanjutnya yaitu guru itu sendiri, kepala sekolah, team teaching dan siswa. Dukungan orang tua dalam program pengembangan Soft Skills membutuhkan kerjasama pihak sekolah dan pihak orang tua. (4.9/W/LP/ ) Informasi ini diperjelas oleh respondenyang menjelaskan bahwa: berpedoman pada program sekolah, ada kepala sekolah, ada Pembina OSIS, ada staf dewan guru, kemudian siswa juga. Komite sekolah juga ada, dari pemerintah selama ini ke diknas. (4.9/W/SK/ ) Berdasarkan informasi yang telah dijelaskan maka dapat diinterpretasikan bahwa pihak yang terlibat lansung dalam keberlajutan program Soft Skills siswa adalah seluruh siswa, guru, dan kepala sekolah serta semua stakeholder. 4.2 Keterlibatan sarana prasarana penunjang keberlanjutan program Berhubungan dengan data mengenai pihak yang terlibat dalam keberlanjutan program Soft Skills siswa dilakukan wawancara dengan responden yang menjelaskan bahwa: Sarana prasarana memiliki keterlibatan yang sangat tinggi, karena tanpa adanya sarana prasarana program yang telah direncanakan tidak akan berjalan dengan baik, dilihat dari non akademik juga sarana prasarana sudah menunjang guna mendukung kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.(4.10/w/msd/ ) Setelah itu dikonfirmasikan kembali dengan informan mengatakan bahwa: Sarana prasarana sudah sangat mendukung mulai dari penggunaan LCD, laboratorium dan sebagainya.(4.10/w/frk/ ) Informasi ini dikonfirmasikan kembali dengan salah seorang informan yang mengatakan bahwa:

14 42 Sarana prasarana sudah baik dan mendukung setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh osis yang ditujukan untuk siswa. (4.10/W/AB/ ) Informasi ini didukung oleh informan guru mata pelajaran bahasa inggrisyang menjelaskan bahwa: Sarana dan prasarana dalam akademik dan non akademik sangat menunjang walaupun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan misalnya seperti keterampilan mendengar karena SMA 1 limboto belum mempunyai laboratorium bahasa jadi berusaha ditutupi dengan inisiatif lansung dari guru bahasa inggris khususnya dengan menyiapkan alat seperti tape recorder. (4.10/W/LP/ ) Informasi ini dipertegas oleh respondenyang menjelaskan bahwa: Fasilitas pendukung program Soft Skills sudah sangat menunjang untuk pelaksanaan program Soft Skills siswa dan selama ini tidak ada masalah terkait sarana prasarana. (4.10/W/SK/ ) Berdasarkan informasi yang telah dijelaskan maka dapat diinterpretasikan bahwaketerlibatan sarana prasarana guna menunjang Soft Skills siswa sudah sangat baik mendukung seluruh kegiatan Soft Skills siswa baik akademik maupun non akademik.

15 43 B. Temuan penelitian 1. Perencanaan program Soft Skills siswa berdasarkan data observasi dan wawancara. Perencanaan program Soft Skills siswa telah menjadi perhatian bersama pihak kepala sekolah dan guru serta semua stakeholder yang tujuannya adalah mengembangkan potensi siswa yang sebelumnya hanya terpendam menjadi teraktualisasi. Peran perencanaan yang dilaksanakan lansung oleh sebuah organisasi sekolah dituntut secara aktif sebagai wadah yang menjembatani serta memfasilitasi program-program terkait pengelolaan Soft Skills siswa. Berdasarkan data observasi dan jawaban dari para responden dapat disimpulkan bahwa, proses perencanaan program Soft Skills siswa dibahas disekolah melalui rapat organisasi kesiswaan prosedurnya disesuaikan dengan visi misi sekolah mengacu pada kalender akademik dan jenis-jenis program Soft Skills siswa yang direncanakan adalah program ekstrakurikuler meeting class seperti kegiatan olimpiade, olahraga, rohis, latihan dasar kepemimpinan dan kegiatan seminar. Dan yang terlibat dalam penyusunan program Soft Skills siswa yakni kepala sekolah, guru, pengurus OSIS dan siswa serta semua stakeholder. Adapun temuan di SMA Negeri 1 Limboto pada fokus ini adalah: (a) proses perencanaan program Soft Skills siswa dibahas melalui Organisasi kesiswaan dan jenis-jenis program Soft Skills siswa yang direncanakan adalah program ekstrakurikuler seperti kegiatan olimpiade, olahraga, rohis, LDK dan sebagainya. (b) pihak yang terlibat dalam penyusunan program Soft Skills siswa yakni semua stakeholdermulai kepala sekolah, guru, pengurus OSIS dan siswa.

16 44 Kerangka konseptual tentang perencanaan program Soft Skills siswa adalah sebagai berikut: Perencanaan program Soft Skills siswa Pihak OSIS kerjasama siswa dengan guru serta didukung kepala sekolah Kegiatan Olimpiade, LDK, Rohis, Pramuka, Basket, Karate dan sebagainya. Berimplikasi pada Pelaksanaan Program Soft Skills Gambar 4.1: Diagram konteks perencanaan program Soft Skills siswa 2. Pelaksanaan program Soft Skills siswa berdasarkan data observasi dan wawancara. Pelaksanaan program Soft Skills diselenggarakan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan disusun sistematis serta dibantu oleh semua pihak-pihak yang terkait dalam perumusan program Soft Skills siswa dalam hal ini panitia. Pelaksanaan program Soft Skills siswa dilaksanakan secara efektif melalui berbagai strategi diantaranya strategi pemberian motivasi serta memberikan halhal menarik dalam sebuah kegiatan agar siswa lebih aktif untuk turut serta ikut dalam penjabaran program Soft Skills siswa. Adapun temuan di SMA Negeri 1 Limboto pada fokus ini adalah berdasarkan data observasi dan wawancara adalah: (a) Didasarkan atas perencanaan yang telah tersusun terlebih dahulu setelah itu

17 45 dijabarkan melalui wadah organisasi siswa tujuannya yakni menggali potensi dari para siswa lewat kegiatan ekstrakurikuler agar siswa yang punya potensi dan tereksplor dengan baik. (b) Pihak yang terlibat lansung dalam program Soft Skills siswa yakni kepala sekolah, guru, semua stakeholder baik itu orang tua serta siswa baik itu melalui organisasi maupun siswa yang tidak bergelut dengan organisasi namun merasakan secara lansung implementasi dari program Soft Skills yang diterapkan oleh sekolah. (c) Strategi pemberian motivasi secara lansung kepada siswa agar siswa dapat mengaktualisasikan diri, memberikan hal menarik dalam setiap kegiatan program Soft Skills siswa, serta menyiapakan seluruh kebutuhan terhadap implementasi program baik dari segi biaya maupun sarana prasarana penunjang. Kerangka konseptual tentang pelaksanaan program Soft Skills siswa adalah sebagai berikut: Didasarkan atas perencanaan yang telah tersusun dan dijabarkan melalui OSIS Pelaksanaan program Soft Skills siswa Kepala sekolah, Guru, Siswa dan dukungan orang tua murid. Berimplikasi pada pengembangan Potensi siswa Motivasi, hal menarik dan penyediaan kebutuhan sarana prasarana penunjang. Gambar 4.2: Diagram konteks implementasi program Soft Skills siswa

18 46 3. Monitoring dan evaluasi program Soft Skills siswa berdasarkan data observasi dan wawancara. Monitoring dan evaluasi merupakan hal yang harus dilakukan untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan dari sebuah pelaksanaan program Soft Skills siswa yang dijalankan oleh organisasi siswa terkait dalam hal ini panitia dan peserta kegiatan. Monitoring dilaksanakan melalui pengamatan selama kegiatan berlansung serta berupa laporan-laporan pendukung sebagai bahan untuk menyusun berbagai kekurangan yang ditemukan pada pelaksanaan kegiatan dan kemudian akan dievaluasi agar masalah-masalah dalam pelaksanaan kegiatan program Soft Skills siswa dikemudian hari bisa diminimalisir dengan baik. Adapun temuan penelitian di SMA Negeri 1 Limboto pada fokus ini berdasarkan data observasi dan wawancara adalah: (a) pengamatan secara lansung dan dalam bentuk laporan kemudian melalui system assessment berupa rubrik sebagai panduan untuk memonitor program Soft Skills siswa. (b) Pihak yang terlibat yakni seluruh stakeholder mulai dari kepala sekolah, guru, pengurus OSIS dan siswa. (c) evaluasi dilakukan berupa ujian akhir baik akademik dan non akademik, evaluasi melalui rapat dewan guru serta dengan melihat laporan pertanggung jawaban akhir kegiatan. Temuan tentang monitoring dan evaluasi program Soft Skills siswasesuai dengan pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan beberapa siswa dan guru dapat dilihat pada kerangka konseptual berikut. Kerangka konseptual tentang monitoring dan evaluasi program Soft Skills siswa adalah sebagai berikut:

19 47 Monitoring dan evaluasi program Soft Skills siswa Pengamatan secara langsung laporan akhir, dan melalui system assessment berupa rubrik. kepala sekolah, guru, pengurus OSIS dan siswa. Hasil kegiatan siswa secara keseluruhan Ujian akhir akademik dan non akademik, evaluasi melalui rapat dewan guru serta melalui LPJ. Gambar 4.3: Diagram konteks monitoring dan evaluasi program Soft Skills siswa 4. Keberlanjutan program Soft Skills siswa Keberlanjutan program Soft Skills siswa harus dilakukan untuk memandu kegiatan dimasa mendatang agar searah dengan yang dilaksanakan dimasa sebelumnya. Hal ini akan sulit dilaksanakan bila tidak didukung oleh sarana prasarana yang sesuai dan menunjang serta harus didukung sepenuhnya oleh para stakeholderyang ada dalam suatu sekolah. Adapun temuan penelitian di SMA Negeri 1 Limboto pada fokus ini berdasarkan wawancara. adalah: (a) Pihak yang terlibat lansung dalam keberlajutan program Soft Skills siswa adalah seluruh siswa, guru, dan kepala sekolah serta semua stakeholder. (b) Keterlibatan sarana prasarana guna menunjang Soft Skills siswa sudah sangat baik mendukung seluruh kegiatan Soft Skills siswa baik akademik maupun non akademik.

20 48 Temuan tentang keberlanjutan program Soft Skills siswasesuai dengan pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan beberapa siswa dan guru. Kerangka konseptual tentang keberlanjutan program Soft Skills siswa adalah sebagai berikut: siswa, guru, dan kepala sekolah serta stakeholder Keberlanjutan program Soft Skills siswa Sarana dan prasarana sangat menunjang Kegiatan siswa dimasa mendatang Gambar 4.4: Diagram konteks keberlanjutan program Soft Skills siswa

21 49 berikut ini: Temuan penelitian keseluruhan diperjelas melalui diagram gambar 4.5 Perencanaan program Pihak OSIS kerjasama siswa dengan guru serta didukung kepala sekolah Kegiatan Olimpiade, LDK, Rohis, Pramuka, Basket, Karate dan sebagainya. Pelaksanaan Program Soft Skills Didasarkan atas perencanaan yang telah tersusun dan dijabarkan melalui OSIS Pelaksanaan program Kepala sekolah, Guru, Siswa dan dukungan orang tua murid. Berimplikasi pada pengembangan Potensi siswa Pengelolaan Soft Skills Siswa Monitoring dan Evaluasi program Motivasi, hal menarik dan penyediaan kebutuhan sarana prasarana penunjang. Pengamatan langsung laporan akhir, dan melalui system assessment berupa rubrik. kepala sekolah, guru, pengurus OSIS dan siswa. Berimplikasi pada peningkatan potensi siswa melalui kegiatan Ekstrakurikuler Hasil kegiatan siswa secara keseluruhan Ujian akhir akademik dan non akademik, evaluasi melalui rapat dewan guru serta melalui LPJ. Keberlanjutan program siswa, guru, dan kepala sekolah serta stakeholder Sarana dan prasarana sangat menunjang Kegiatan siswa dimasa mendatang

22 50 C. Pembahasan 1. Pengelolaan Soft Skills Siswa Pengelolaan Soft Skills siswa yang paling baik merupakan pekerjaan serta tanggung jawab bersama semua stakeholder baik itu kepala sekolah, guru, siswa, pihak pemerintah serta orang tua. Soft Skills dalam dunia pendidikan perlu dikelola secara sehat mulai dari perencanaan program Soft Skills, implementasi program Soft Skills, monitoring dan evaluasi yang tentunya berimplikasi pada siswa agar dapat diterima secara baik oleh siswa tentunya dengan memperhatikan karakter dari masing-masing peserta didik. Untuk mendapatkan capaian yang maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan oleh semua kalangan maka diperlukan pengelolaannya secara lansung. Secara sederhana pengelolaan yang dimaksud menurut Hasibuan, (2006:2) pengelolaan adalah Ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan Soft Skills dalam dunia pendidikan merupakan pengaplikasian peserta didik yang berhubungan lansung dengan kemampuan dirinya baik secara interpersonal maupun secara intrapersonal. hal tersebut di dukung oleh pendapat Mudlofir, (2012:150) bahwa Soft Skills yang diterapkan dalam dunia pendidikan terbagi atas 2 keterampilan yakni meliputi (1) Inter-Personal Skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. (2) Intra-Personal Skills adalah keterampilan dalam mengatur diri sendiri.

23 51 Pengelolaan Soft Skills siswa dalam dunia pendidikan berdasarkan hasil yang diteliti bahwa Perencanaan program Soft Skills siswa yaitu (1) proses perencanaan program Soft Skills siswa dibahas melalui organisasi kesiswaan dan jenis-jenis program Soft Skills siswa yang direncanakan adalah program ekstrakurikuler seperti kegiatan olimpiade, olahraga, rohis, latihan dasar kepemimpinan. Hal ini didukung oleh Sharma (dalam Utaminingsih 2011:173), yang menyatakan bahwa Soft skill sendiri diartikan sebagai: seluruh aspek dari generic skill yang juga termasuk elemen-elemen kognitif yang berhubungan dengan non-academic skill. (2) pihak yang terlibat dalam penyusunan program Soft Skills siswa yakni semua stakeholder mulai kepala sekolah, guru, pengurus OSIS dan siswa. Pelaksanaan program soft skills siswa yakni: (1) Didasarkan atas perencanaan yang telah tersusun terlebih dahulu setelah itu dijabarkan melalui wadah organisasi siswa tujuannya yakni menggali potensi dari para siswa lewat kegiatan ekstrakurikuler agar siswa yang punya potensi dan tereksplor dengan baik. (2) Pihak yang terlibat lansung dalam program Soft Skills siswa yakni kepala sekolah, guru, semua stakeholder baik itu orang tua serta siswa baik itu melalui organisasi maupun siswa yang tidak bergelut dengan organisasi namun merasakan secara lansung implementasi dari program Soft Skills yang diterapkan oleh sekolah. (3) Strategi pemberian motivasi secara lansung kepada siswa agar siswa dapat antusias dan mengaktualisasikan diri, memberikan hal menarik dalam setiap kegiatan program Soft Skills siswa, serta menyiapakan seluruh kebutuhan terhadap implementasi program baik dari segi biaya maupun sarana prasarana penunjang

24 52 agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Hal ini didukung oleh Terry (dalam Sagala 2007:60) mengemukakan bahwa pelaksanaan berarti meransang anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Kemudian dipertegas oleh Barnawi dan Arifin, (2012:27) mengemukakan bahwa pelaksanaan merupakan suatu bentuk usaha untuk mempengaruhi bawahan agar bisa melaksanakan tugasnya dengan profesional sesuai dengan tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan. Monitoring dan evaluasi program Soft Skills siswa yakni: (1) pengamatan secara lansung dan dalam bentuk laporan kemudian melalui system assessment berupa rubrik sebagai panduan untuk memonitor program Soft Skills siswa. (2) Pihak yang terlibat yakni seluruh stakeholder mulai dari kepala sekolah, guru, pengurus OSIS dan siswa. (3) evaluasi dilakukan berupa ujian akhir baik akademik dan non akademik, evaluasi melalui rapat dewan guru serta dengan melihat laporan pertanggung jawaban akhir kegiatan. yang tujuannya melihat hasil kegiatan siswa yang telah dilaksanakan didalam suatu sekolah sebagai tindak lanjut dari pengelolaan pendidikan. pengelolaan pendidikan dinilai layak perlu untuk diterapkan disekolah agar tingkat efektifitas dan efisiensi monitoring dan evaluasi berjalan dengan lancar sesuai prosedur perencanaan yang telah disusun dengan dukungan seluruh pihak pendidikan. Keberlanjutan program Soft Skills siswa yakni: (1) Pihak yang terlibat lansung dalam keberlajutan program Soft Skills siswa adalah seluruh siswa, guru, dan kepala sekolah serta semua stakeholder. (2) Keterlibatan sarana prasarana guna menunjang Soft Skills siswa sudah sangat baik mendukung seluruh kegiatan

25 53 Soft Skills siswa baik akademik maupun non akademik. Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa keberlanjutan program soft skills siswa didukung sepenuhnya oleh semua stakeholder mulai dari kepala sekolah, guru, siswa, serta orang tua siswa dan tentunya sarana prasarana penunjang yang tujuannya adalah kegiatan siswa dimasa mendatang.

BAB II KAJIAN TEORITIS. menentukan keberhasilan sebagai bentuk dari pencapaian tujuan bersama yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. menentukan keberhasilan sebagai bentuk dari pencapaian tujuan bersama yang 8 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pengelolaan Soft Skills Siswa Pengelolaan adalah proses penataan kegiatan yang akan dilaksanakan melalui fungsi-fungsi manajemen tentu gunanya sebagai tolak ukur untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Soft Skills dalam pendidikan adalah suatu hal yang harus dicermati bersama oleh semua pihak mulai dari struktur teratas yakni kementerian pendidikan dan kebudayaan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Profil SMA SHAFTA Surabaya SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh yang diambil dari empat sifat Rosul yang artinya: SHIDIQ : Membentuk

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada bulan Mei tahun 2013 sampai bulan Juli tahun 2013.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada bulan Mei tahun 2013 sampai bulan Juli tahun 2013. 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tentang pengelolaan sekolah standar nasional di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo diawali dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan bahwa Pengelolaan Pembelajaran Mata Pelajaran Leadership Life

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan bahwa Pengelolaan Pembelajaran Mata Pelajaran Leadership Life 147 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengelolaan Pembelajaran Mata Pelajaran Leadership Life Skills

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Botubilotahu Kecamatan Marisa yang akan dijelaskan sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Botubilotahu Kecamatan Marisa yang akan dijelaskan sebagai berikut : 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik Kepala Sekolah, guru-guru, Ketua Komite Sekolah, dan orang tua murid,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Bimbingan Konseling yang dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a.akuntabilitas Perencanaan program Dana Bantuan Operasional Sekolah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a.akuntabilitas Perencanaan program Dana Bantuan Operasional Sekolah A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a.akuntabilitas Perencanaan program Dana Bantuan Operasional Sekolah Sesuai hasil wawancara dengan informan 1 diperoleh: Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Gambaran Umum Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Gambaran Umum Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Gambaran Umum Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surabaya Sekolah Tinggi Imu Kesehatan (STIKES) Surabaya merupakan sekolah tinggi yang terletak di Jl. Medokan Semampir Indah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pendidikan, seni dan teknologi yang sangat pesat, hal ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan intrakulikuler

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam dokumen sekolah. Komite Sekolah SMA Islam Kartika Surabaya tidak. komite tidak banyak berpartisipasi dalam standar pengelolaan.

BAB V PENUTUP. dalam dokumen sekolah. Komite Sekolah SMA Islam Kartika Surabaya tidak. komite tidak banyak berpartisipasi dalam standar pengelolaan. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Di atas kertas, keadaan komite sekolah SMA Islam Kartika Surabaya seolah berjalan efektif. Namun realita di lapangan tidak senada dengan apa yang tertulis dalam dokumen sekolah.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Uraian Tentang Perusahaan 2.1.1 Sejarah SMA Negeri 1 Pandaan SMA Negeri 1 Pandaan berdiri pada tahun 1974 dengan nama SMPP (Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Salah satu sekolah yang menjadi tempat PPL UNY Yogyakarta adalah SMA PIRI 1 Yogyakarta yang terletak di Jalan Kemuning 14 Yogyakarta. Secara garis besar SMA PIRI 1

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi,

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH

PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH SMA NEGERI 1 NGRAYUN T.P. 2013/2014 Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Lider, Inovator, Motivator (EMASLIM). 1. Kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, pada bab ini akan dikemukakan pokok-pokok penting sebagai kesimpulan tentang Pengembangan

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing belum optimal,

Lebih terperinci

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran

1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 1. WAKASEK URUSAN KURIKULUM A. PROGRAM UMUM 1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran 2. Membantu kepala sekolah mengurus kegiatan kurikulum intrakurikuler dan ekstrakurikuler

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 100 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama hampir dua bulan di Sekolah Dasar Negeri 2. Pada bab

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN 3.1 Profil Responden 3.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 127 Jakarta terletak di Jl. Raya Kebon Jeruk No. 126 A, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

Annisa Restu Purwanti, 2015 MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Annisa Restu Purwanti, 2015 MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan berikut : manajemen pembinaan peserta didik di SDIT

Lebih terperinci

DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2 DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENYUSUNAN

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. Visi, misi, tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

olah raga, balai diklat di masyarakat atau instansi swasta. Sekolah atau lembaga pendidikan yang digunakan sebagai lokasi PPL dipilih berdasarkan

olah raga, balai diklat di masyarakat atau instansi swasta. Sekolah atau lembaga pendidikan yang digunakan sebagai lokasi PPL dipilih berdasarkan BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki bobot 3 SKS dan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan. Program

Lebih terperinci

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER I. PENDAHULUAN Pasal 3 Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan pondasi utama dalam pengembangan peradaban. Sejak adanya manusia maka sejak saat itu pula pendidikan itu ada. 1 Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan berkaitan erat dengan proses pendidikan. Tanpa proses pelayanan pendidikan yang bermutu tidak mungkin diperoleh produk layanan yang bermutu. Banyak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, dan analisis data dan pembahasan hasil

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, dan analisis data dan pembahasan hasil BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian, dan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, penulis dapat menarik kesimpulan umum dan kesimpulan khusus.

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. dengan visi Prima dalam layanan, unggul dalam berprestasi dalam membangun

BAB II HASIL SURVEY. dengan visi Prima dalam layanan, unggul dalam berprestasi dalam membangun BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum SMA IPIEMS SMA IPIEMS Surabaya merupakan salah satu sekolah swasta unggulan di kota Surabaya merupakan sekolah yang terintegrasi A sejak tahun ajaran 2005 dengan visi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga yang menjadi sarana belajar bagi seorang individu. Sekolah merupakan suatu lingkungan formal yang di dalamnya terdapat

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik pengalaman lapangan dilaksanakan kurang lebih selama dua setengah bulan, dimana mahasiswa PPL harus benar-benar mempersiapkan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adapun fasilitas yang dimiliki SMK N 1 Ngawen, antara lain sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Adapun fasilitas yang dimiliki SMK N 1 Ngawen, antara lain sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Praktek pengalaman lapangan (PPL) merupakan kegiatan individu yang bersifat intrakulikuler yang dilaksanakan setiap mahasiswa dalam suatu bidang studi kependidikan. Praktek pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang dikhususkan bagi mereka pemuda indonesia yang ingin mengabdikan dirinya sebagai guru dan bagi mereka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta. terletak di jantung kota Yogyakarta yaitu di sebelah Stasiun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta. terletak di jantung kota Yogyakarta yaitu di sebelah Stasiun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tempat Penelitian a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta SMP N 15 Yogyakarta adalah sekolah menengah pertama yang terletak di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembina Osis merupakan pemegang sekaligus pengendali yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembina Osis merupakan pemegang sekaligus pengendali yang sangat menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembina Osis merupakan pemegang sekaligus pengendali yang sangat menentukan jalannya organisasi Sekolah. Kewenangan dan otoritasnya dalam mengelola organisasi

Lebih terperinci

1. STANDAR ISI. 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.

1. STANDAR ISI. 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi. 1. STANDAR ISI 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi. E. 91%-100% guru mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhuk sosial, yang antar individunya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhuk sosial, yang antar individunya membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhuk sosial, yang antar individunya membutuhkan dan saling bergantung satu sama lainnya. Maka berawal dari latar belakang inilah, terciptanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri, BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum SMA Ar-Risalah SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri, merupakan salah satu instansi yang membutuhkan sistem informasi sehingga kebutuhan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Tegorejo Penelitian Evaluasi Program Supervisi Akademik ini mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang

Lebih terperinci

139 Dwi Lestari Yuniawati, 2013 Manajemen Sekolah Berbasis Program Akselerasi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

139 Dwi Lestari Yuniawati, 2013 Manajemen Sekolah Berbasis Program Akselerasi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Data yang berkaitan dengan fokus penelitian yang diperoleh dari lapangan telah dianalisis serta temuan-temuan yang dihasilkan dari penelitian juga telah dibahas dan dipaparkan

Lebih terperinci

ORGANISASI KEMAHASISWAAN

ORGANISASI KEMAHASISWAAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN A. Pengertian 1. Mahasiswa Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar pada salah satu jurusan di lingkungan STBA LIA Jakarta. 2. Kegiatan Kemahasiswaan Kegiatan kemahasiswaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1) Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Aluh-Aluh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1) Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Aluh-Aluh 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1) Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Aluh-Aluh Keberadaan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Aluh-Aluh ini berada di Jalan Inpres no.34

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Gorontalo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Gorontalo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri Gorontalo SMA Negeri Gorontalo adalah Sekolah Menengah Atas yang pertama berdiri di Grorontalo.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat. Dengan berkembangnya jaman, pendidikan turut serta berkembang. Pendidikan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 198 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan Partisipatif dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI 2.1. Sejarah Umum Sekolah SMP Negeri 7 Medan pada awal mulanya merupakan sekolah dasar cina yang secara historis tidak jelas keberadaan tahun pendiriannya. Pada tahun 1964

Lebih terperinci

BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Profil MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan

BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Profil MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN A. Profil MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan 1. Sejarah Berdiri Seiring dengan tekad dan perjuangan Nahdlotul Ulama

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Data Perusahaan Westin School adalah sekolah yang mengajarkan siswa dari Kelompok Bermain sampai Sekolah Menengah Atas pelajaran dengan kurikulum pemerintah dan Singapura.Sekolah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan RKS

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan RKS 158 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada Bab ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan RKS dan RKT. Dalam penyusunan RKS dan RKT ternyata memiliki proses yang dapat diamati berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

Berdasarkan hasil observasi kelas pra PPL, diperoleh data sebagai berikut:

Berdasarkan hasil observasi kelas pra PPL, diperoleh data sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Salah satu sekolah yang menjadi tempat PPL UNY Yogyakarta adalah SMK PI Ambarrukmo 1 Sleman yang terletak di Jalan Cenderawasih no.125 Mancasan Lor. Secara garis

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor : 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa : Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK) BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK) A. Tentang MPK 1. MPK berasal dari perwakilan resmi dari masing masing kelas yang dipilih berdasarkan musyawarah kelas dan disetujui oleh wali kelas 2. Anggota MPK

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN INSTRUMEN PERAN KEPALA SEKOLAH (Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 april 2007 tentang standar kepala sekolah)

DAFTAR PERTANYAAN INSTRUMEN PERAN KEPALA SEKOLAH (Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 april 2007 tentang standar kepala sekolah) DAFTAR PERTANYAAN INSTRUMEN PERAN KEPALA SEKOLAH (Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 april 2007 tentang standar kepala sekolah) EDUKATOR : 1. Apa yang telah dilakukan kepala sekolah agar fokus

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang 220 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang didasarkan pada analisis temuan-temuan penelitian Studi Tentang Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan langsung diterima dunia usaha. Untuk mencapai itu kurikulum SMK berberda

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan langsung diterima dunia usaha. Untuk mencapai itu kurikulum SMK berberda 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Perencanaan Unit Usaha Perhotelan dalam Pengembangan Kompetensi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang kegiatan

Lebih terperinci

panduan dasar dalam melaksanakan program kerja, a. Isi program kerja PGRI dalam meningkatkan profesionalisme guruguru,

panduan dasar dalam melaksanakan program kerja, a. Isi program kerja PGRI dalam meningkatkan profesionalisme guruguru, 154 BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pada analisis data penelitian yang dipaparkan dalam Bab IV, berikut disajikan kesimpulan penelitian yang sekaligus merupakan jawaban atas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih dalam naungan serta pengawasan pemerintah. Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan

Lebih terperinci

STANDAR 2 STANDAR ISI

STANDAR 2 STANDAR ISI STANDAR 2 STANDAR ISI Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi terdiri dari: 1. Standar kerangka

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program kegiatan yang dilakukan oleh pihak Universitas Negeri Yogyakarta sebagai pengembangan kompetensi mahasiswa dan latihan kependidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan saling mengisi. Peran kepala sekolah adalah sangat penting dalam melakukan. penting guna meningkatkan kualitas pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan saling mengisi. Peran kepala sekolah adalah sangat penting dalam melakukan. penting guna meningkatkan kualitas pengajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai usaha membantu anak didik untuk mencapai kedewasaan yang diselenggarakan dalam suatu kesatuan organisasi yang salaing berhubungan dan saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beriteraksi dengan lingkungan. Bermodalkan pendidikan tersebut manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. beriteraksi dengan lingkungan. Bermodalkan pendidikan tersebut manusia dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam pembenahan diri manusia kearah yang lebih baik. Melalui pendidikan, manusia akan memperoleh ilmu pengetahuan yang merupakan

Lebih terperinci

Kata-kata kunci: Sumber daya sekolah Sumber daya manusia Sumber daya fisik Sumber daya keuangan

Kata-kata kunci: Sumber daya sekolah Sumber daya manusia Sumber daya fisik Sumber daya keuangan Pengembangan Sumber Daya Sekolah Oleh: Ruswandi Hermawan Abstrak Sekolah memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuantujuan pendidikan. Sumber daya pendidikan di sekolah dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

UNIVERSITAS SEBELAS MARET PEDOMAN PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PENDIDIKAN PROFESI GURU SM3T FKIP UNS TAHUN 2017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan mengalami banyak sekali perkembangan. Banyak sekolah yang mulai berdiri dan menyatakan

Lebih terperinci

3. Staf Kurikulum Menyusun program pengajaran. Menyusun pembagian dan uraian tugas guru. Menyusun jadwal pelajaran.

3. Staf Kurikulum Menyusun program pengajaran. Menyusun pembagian dan uraian tugas guru. Menyusun jadwal pelajaran. LAMPIRAN Tugas dan Wewenang Pengurus MA Al-Khairiyah 1. Wakil Kepala Sekolah Membantu Kepala Madrasah dalam menentukan kebijakan sesuai dengan tugas masing-masing. Mengikuti secara aktif rapat evaluasi.

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1 PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH NAMA SEKOLAH : SMA N 1 KASIHAN NAMA MHS : Nurul Ratriasih ALAMAT SEKOLAH : Jalan C. Simanjuntak 60, Yogyakarta 55223 NOMOR MHS : 10314244030 FAK/JUR/PRODI : FMIPA/Pendidikan Kimia No Aspek yang diamati

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan data dan pembahasan pada Bab IV, maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan data dan pembahasan pada Bab IV, maka dapat diambil 221 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan temuan data dan pembahasan pada Bab IV, maka dapat diambil beberapa kesimpulan penelitian, antara lain: 1. Perencanaan pengembangan profesionalitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Menengah Atas Negeri yang ada di ProvinsiRiau, Indonesia. Terletak di jalan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Menengah Atas Negeri yang ada di ProvinsiRiau, Indonesia. Terletak di jalan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis SMA Negeri (SMAN) 9 Pekanbaru merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di ProvinsiRiau, Indonesia. Terletak di jalan Simeru kecamatan

Lebih terperinci

STANDAR 3 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

STANDAR 3 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN STANDAR 3 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Standar proses pembelajaran mencakup keseluruhan tolok ukur pencapaian minimal pada suatu siklus penjaminan mutu tentang seluruh proses kegiatan pada setiap jurusan/program

Lebih terperinci

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah proses dimana setiap manusia melalui proses dan jenjang untuk pembentukan diri dan penentu

Lebih terperinci

Berdasarkan hasil observasi kelas pra PPL, diperoleh data sebagai berikut:

Berdasarkan hasil observasi kelas pra PPL, diperoleh data sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Salah satu sekolah yang menjadi tempat PPL UNY Yogyakarta adalah SMA PIRI 1 Yogyakarta yang terletak di Jalan Kemuning 14 Yogyakarta. Secara garis besar SMA PIRI

Lebih terperinci

PERATURAN PENGADERAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA TENTANG

PERATURAN PENGADERAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA TENTANG PERATURAN PENGADERAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA TENTANG MASA ORIENTASI DAN PENGADERAN MAHASISWA BARU DI LINGKUNGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 JUKNIS ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR 53 LAMPIRAN

Lebih terperinci

CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI

CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI CONTOH PROGRAM KERJA KKG MI CONTOH 1 RENCANA PROGRAM KERJA KKG MI KECAMATAN BULULWANG MASA BAKTI TAHUN 2014-2019 A. PROGRAM RUTIN TAHUNAN (BERSIFAT MULTI-YEARS) 1) Diskusi permasalahan pembelajaran. 2)

Lebih terperinci

BIMBINGAN DAN KONSELING. (a) Mempunyai keahlian dalam Bimbingan dan Konseling (b) Pernah mengikuti Bimbingan dan Konseling

BIMBINGAN DAN KONSELING. (a) Mempunyai keahlian dalam Bimbingan dan Konseling (b) Pernah mengikuti Bimbingan dan Konseling Layanan Kepada Mahasiswa Jenis Pelayanan Bentuk Kegiatan, Pelaksanaan dan Hasilnya kepada Mahasiswa Bentuk Kegiatan : Temu Dosen Pembimbing akademik (PA) dengan Mahasiswa yang dibimbing. Pelaksanaan :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan, yang menampung peserta didik dan dibina agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Dalam proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program kegiatan yang dilakukan oleh pihak Universitas Negeri Yogyakarta sebagai pengembangan kompetensi mahasiswa dan latihan kependidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan merupakan salah satu lembaga atau pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dan mengacu pada tujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dan mengacu pada tujuan 70 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dan mengacu pada tujuan penelitian serta langkah-langkah pengolahan data, maka diperoleh data-data

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang tergolong sebagai negara berkembang di dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik, tetapi

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*)

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*) Universitas Negeri Yogyakarta FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*) NPma.2 untuk mahasiswa NAMA MAHASISWA : Nur Aktafiyani Gusriyana PUKUL : 09.00 s/d selesai NO. MAHASISWA : 13207241014 TEMPAT OBSERVASI

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 17. Jl. Mangga Besar IV/i No. 27, Kel. Kec. Tamansari, Telp , Fax Jakarta Barat 11150

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 17. Jl. Mangga Besar IV/i No. 27, Kel. Kec. Tamansari, Telp , Fax Jakarta Barat 11150 SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 17 Jl. Mangga Besar IV/i No. 27, Kel. Kec. Tamansari, Telp.021-6392046, Fax.021-6492322 Jakarta Barat 11150 1 KETETAPAN RAKER SMAN 17 JAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018 TENTANG

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peranan Kinerja MGMP PKn dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP (Studi Kasus Terhadap

Lebih terperinci