BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a.akuntabilitas Perencanaan program Dana Bantuan Operasional Sekolah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a.akuntabilitas Perencanaan program Dana Bantuan Operasional Sekolah"

Transkripsi

1 A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a.akuntabilitas Perencanaan program Dana Bantuan Operasional Sekolah Sesuai hasil wawancara dengan informan 1 diperoleh: Perencanaan pemanfaatan dana BOS disusun berdasarkan usulan kebutuhan para guru yang relevan dengan kebutuhan pendidikan yang dimuat dalam buku petunjuk teknis penggunaan dana BOS dan penyusunannya dilaksanakan oleh tim pengelola dana dengan melibatkan staf dewan guru dan komite. (1.1/W/KM/ ) Namun Sesuai hasil wawancara dengan Informan 2 mengemukakan bahwa: program dana BOS untuk perencanaanya tidak membentuk tim khusus atau tim pengelola untuk menyusunnya.selain itu juga perencanaanya disusun oleh Kepala Madrasah dan hasilnya dikonfirmasikan kepada guru-guru serta finalisasinya dimusyawarahkan dengan komponen sekolah.(1.1/w/gk/ ) Selanjutnya wawancara dilanjutkan dengan informan 3 10 april 2012) diperoleh bahwa : Kaitannya dengan perencanaan program dana BOS, Kepala Madrasah belum melibatkan personil sekolah dalam penyusunannya, ini dibuktikan tidak dibentuknya tim pengelola dana tersebut. Perencanaannya disusun oleh Kepala Madrasah dan dikonfirmasikan kepada guru, sehingga guru tidak dapat memberi masukan terhadap program yang telah disusun. (1.1/W.GK/ ) Data hasil penelitian sesuai dengan penuturan informan 4 bahwa : Dalam penyusunan rencana program dana BOS, Kepala Madrasah belum melibatkan personil sekolah dalam hal ini guru-guru yang menjadi wakil kepala madrasah disetiap bidang.beliau berkata sebenarnya tim pengelola dana BOS adalah guru-guru yang mewakili dari masing-masing bidang,tapi kenyataannya tidak ada tim pengelola yang dibentuk untuk menyusun rencana program tersebut. Mengenai rencana pemanfaatan dana kepala madrasah memberikan peluang kepada guru-guru untuk menyampaikan kebutuhan dalam proses pembelajaran,dan sebagian rencana sudah disusun oleh Kepala Madrasah sendiri dan hasilnya diinformasikan kepada guru.(1.1/w/bm/ ) Penuturan informan 5 AH Komite menyatakan bahwa:

2 Penyusunan rencana program dana BOS tidak melibatkan komite madrasah secara langsung. Hal ini menurut pengakuan informan 5 penyusunan rencana program tidak diketahui oleh komite, sehingga berimplikasi kurang terbangunnya koordinasi dalam implementasi penyusunan rencana pemanfaatan dana BOS. (1.1/W/KTM/ ) Setelah mengadakan wawancara dengan informan 1 dan telah memperoleh data penelitian yang berhubungan dengan fokus penelitian, selanjutnya peneliti mengadakan wawancara dengan beberapa informan untuk mengecek kebenaran data dari hasil wawancara dengan informan 1. Wawancara dengan informan 2 lebih difokuskan pada akuntabilitas perencanaan program dana BOS, diperoleh hasil wawancara dengan informan 1 bahwa dalam penyusunan rencana program dana BOS ditempuh dengan membentuk tim khusus dan melibatkan staf dewan guru beserta komite sebagai wakil dari orang tua siswa, namun setelah peneliti menginformasikan hasil wawancara ini kepada informan 2, pernyataan tersebut tidak didukung oleh informan 2. Informan 2 mengklarifikasi bahwa tidak diikutsertakannya guru dalam penyusunan rencana program dana BOS karena waktu yang tersedia sangat minim, kepala madrasah mempunyai kesibukan untuk hal lain dalam meningkatkan mutu pendidikan, sementara untuk mengidentifikasi kebutuhan seluruh guru memerlukan waktu yang cukup lama. Pernyataan tersebut didukung oleh informan 4 yang menyatakan bahwa khusus untuk perencanaan prgram dana BOS belum optimal, ini dibuktikan dalam pemenuhan kebutuhan kepala madrasah belum secara aktif melibatkan guru dalam proses penyusunannya namun menampung usulan kebutuhan dari guru meskipun program ini tidak secara rutin dilaksanakan. Sesuai hasil wawancara yang diperoleh dari informan 2 dan 4 peneliti mendapatkan temuan untuk perencanaan program dana BOS yang harus diperoleh data pendukung untuk membuktikan valid tidaknya informasi yang diterima sehingga peneliti melanjutkan wawancara. Kemudian wawancara dilanjutkan dengan informan 3, peneliti mengemukakan bahwa dalam pengelolaan dana BOS untuk mencapai hasil yang maksimal harus ditempuh dengan membentuk tim untuk menyusun rencana program

3 pemanfaatan dana dan melibatkan staf dewan guru serta komite. Informan 3 membenarkan pernyataan peneliti, beliau menyatakan tetapi pada kenyataannya prosedur pengelolaan dana belum sepenuhnya dilaksanakan sehingga berimplikasi kurang terbangunnya kerja sama segenap stakeholder pendidikan, informan 3 berpendapat tidak dibentukya tim untuk menyusun rencana program dana BOS sekaligus tidak melibatkan seluruh guru dan komite ini disebabkan juga oleh kepala madrasah yang merasa mampu mengelola dana guna pemenuhan kebutuhan pendidikan.. Temuan diatas menunjukkan bahwa Kepala Madrasah belum sepenuhnya melibatkan personil sekolah yakni guru yang menjadi wakil disetiap bidang sebagai tim pengelola dana dalam proses penyusunan rencana program. Dalam konteks ini, Kepala Madrasah cenderung merumuskan program secara sepihak dengan mengacu pada kebutuhan pendidikan pada umumnya. Namun demikian, menampung usulan kebutuhan guru guna kelancaran proses pembelajaran meskipun tidak secara rutin ini dilaksanakan. Realitas ini menyebabkan sebagian program kurang sesuai dengan harapan guru. Selama ini tampaknya sebagian para guru tidak mengetahui perencanaan dan penganggaran dalam RAPBM, demikian halnya dengan fungsi komite terbatas pada kewajiban menandatangani dokumen RAPBM yang disusun oleh pihak sekolah Mencermati temuan ini, maka perlu dikaji tentang proses penyusunan rencana pemanfaatan dana BOS yang dilakukan oleh Kepala Madrasah agar dalam prosesnya melibatkan partisipasi dari tim pengelola dana, dan pada gilirannya hal ini akan memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan proses penyusunan rencana pemanfaatan dana Bos Di MTs Nurul Bahri Kabila Bone. b.akuntabilitas Pelaksanaan program Dana Bantuan Operasional Sekolah

4 Setelah mengadakan wawancara tentang perencanaan pemanfaatan dana bos,dilanjutkan dengan wawancara mengenai pelaksanaan pemanfaatan dana BOS. Informan 1 mengemukakan bahwa : Untuk optimalnya pelaksanaan dana BOS,maka dibuat pembagian tugas kepada tim pengelola dana sehingga memudahkan pemonitoran dan evaluasi setelah pelaksanaan rencana program.. (2.2/W/KM/ ) Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan informan 2 bahwa : Dalam pelaksanaan program dana BOS sudah ada pembagian tugas dari kepala madrasah sebagai manajer sekolah kepada guru-guru yang mempunyai keterampilan dalam pengelolaan keuangan. (2.2/W/GK/ ) Pernyataan tersebut didukung oleh informan 3 menyatakan: Penyusunan program dana BOS untuk pelaksanaannya Kepala Madrasah memberikan wewenang kepada sebagian guru untuk memanfaatkan dana dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan dan untuk pengelolaannya dilakukan monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaannya. (2.2/W.GK/ ) Kaitannya dengan pelaksanaan pemanfaatan dana BOS sesuai hasil wawancara dengan informan 4 diperoleh bahwa : Kepala Madrasah memberikan wewenang kepada personil sekolah untuk dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan program guna memaksimalkan hasil yang dicapai sesuai dengan rencana program yang telah disusun. Adapun kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan melalui aliran dana masuk dan biaya keluar oleh bendahara. (2.2/W/BM/ ) Dengan memperhatikan hasil wawancara yang diperoleh dari para informan sekaligus Dengan mengacu realitas di lapangan, bahwa kegiatan pelaksanaan pemanfaatan dana BOS sudah melibatkan personil sekolah, Indikasi demikian dapat disimpulkan aspek pelaksanaan pemanfaatan dana BOS sudah memberikan peluang kespada guru untuk dapat berpartisipasi dalam pengelolaan dana guna mencapai hasil yang maksimal. c.akuntabilitas Pelaporan programdana BOS

5 Sesuai hasil wawancara dengan informan 1 menyatakan bahwa : Kaitannya dengan pelaporan pemanfaatan dana BOS,setelah pelaksanaan program dibuatkan laporan pertanggung jawabannya kepada tim manajemen tingkat kabupaten. Dalam pembuatan pelaporan tersebut melibatkan bendahara dan tata usaha serta ditempuh dalam rapat dewan guru. (3.3/W/KM/ ) Sesuai dengan hasil wawancara dengan informan 2 diperoleh bahwa : Penggunaan dana BOS dibuatkan laporan pertanggungjawaban dengan mencatat setiap biaya keluar yang terjadi,dengan melibatkan bendahara dan tatausaha serta operator komputer yang mengatur manajemen keuangan, namun dalam pembuatan laporan tersebut tidak melalui hasil rapat bersama staf dewan guru beserta komite.. (3.3/W/GK/ ) Selanjutnya hasil wawancara dengan informan 3 diperoleh : Meskipun kepala madrasah melibatkan bendahara dan tata usaha untuk menyusun laporan pertanggung jawaban keuangan, namun tidak mengadakan rapat dewan guru juga adanya kecenderungan pihak madrasah mengalami keterlambatan untuk melaporkan hasil pengelolaan dana kepada tim Manajemen Kabupaten. (3.3/W.GK/ ) Pernyataan tersebut didukung oleh informan 4 yang menyatakan bahwa : Belum optimalnya penyusunan laporan pertanggung jawaban yang dilaksanakan oleh pihak madrasah ini disebabkan tidak tersusunnya rincian biaya pengeluaran atas penggunaan dana disetiap triwulan,semester dan tahunan, sehingga pencairan dana pada periode berikutnya mengalami keterlambatan. (3.3/W/BM/ ) Informan 3 menyatakan bahwa kepala madrasah dalam pengelolaan dana BOS, khususnya pembuatan laporan belum sepenuhnya melibatkan stakeholder pendidikan. Informan 2 mengklarifikasi dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban kepala madrasah melibatkan guru yang mempunyai keterampilan dalam manajemen keuangan, akan tetapi penyusunan laporan tersebut tidak segera dilaksanakan. Informan 3 mengklarifikasi secara mendetail meskipun kepala madrasah memberikan wewenang kepada guru untuk dapat berpartisipasi dalam penyusunan laporan namun pertanggungjawaban penggunaan dana tidak di sampaikan dalam rapat dewan guru yang

6 berimplikasi tidak terlaksananya pengelolaan dana secara transparan kepada seluruh stakeholder pendidikan. Informan 4 mendukung pernyataan informan 1 dan 2 bahwa khusus untuk pembuatan laporan pertanggung jawaban penggunaan dana tidak di sampaikan dalam rapat dewan guru beserta komite dan sering mengalami keterlambatan, namun dana tersebut benarbenar dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan pendidikan. Sesuai dengan hasil wawancara yang diperoleh dari informan, ini menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan pelaporan belum sepenuhnya sesuai dengan petunjuk teknis penggunaan dana BOS. Kepala Madrasah cenderung tidak segera membuat laporan setelah pelaksanaan program dan rincian pengeluaran serta arsip berupa laporan keuangan maupun pendukung lainnya tidak disimpan dan ditata rapi dalam urutan dan tanggal kejadiannya serta tidak menyampaikan hasil penggunaan dana kepada stakeholder pendidikan. B.Temuan Penelitian Dari data yang telah dikumpulkan terdapat beberapa temuan mengenai akuntabilitas pengelolaan dana bantuan operasional sekolah yang dijadikan acuan untuk mengetahui cakupan wilayah akuntabilitas. Hal-hal yang dimaksud meliputi : perencanaan program dana BOS, pelaksanaan program dana BOS serta pelaporan program dana BOS. a.akuntabilitas Perencanaan Program Dana Bantuan Operasional Sekolah di MTs Nurul Bahri Kabila Bone 1. Penyusunan rencana Khusus untuk perencanaan penyusunan program dana bantuan operasional sekolah di MTs nurul bahri belum optimal, ini dibuktikan dalam penyusunan rencana pemenuhan

7 kebutuhan, kepala madrasah cenderung merumuskan sendiri tanpa melibatkan personil sekolah sehingga berimplikasi kurang terbangunnya kerjasama segenap stakeholder pendidikan. 2. Prosedur Selama ini tampaknya sebagian para guru tidak mengetahui perencanaan dan penganggaran dalam RAPBM, demikian halnya dengan fungsi komite terbatas pada kewajiban menandatangani dokumen RAPBM yang disusun oleh pihak sekolah. 3. Upaya upaya yang dilakukan Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, maka dalam penyusunan rencana program pemanfaatan dana BOS harus sesuai dengan petunjuk teknis pennggunaan dana serta mempertimbangkan asas organisasi yakni melibatkan segenap stakeholder pendidikan. Diagram 1. Akuntabilitas Perencanaan Program Dana Bantuan Operasional Sekolah Penyusunan program dana BOS PERENCANAAN Prosedur Tujuan yang dicapai Upaya yang dilakukan b. Akuntabilitas Pelaksanaan Program Dana Bantuan Operasional Sekolah di MTs Nurul Bahri Kabila Bone 1. sumber yang diberdayakan

8 Dengan mengacu realitas di lapangan, bahwa kegiatan pelaksanaan program dana bantuan operasional sekolah sudah memberikan peluang kepada guru untuk dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan pengelolaan dana guna memaksimalkan hasil yang dicapai. 1. Monitoring Agar program dana BOS dapat berjalan lancar dan transparan maka kepala madrasah mengadakan monitor terhadap pelaksanaan program. Kepala madrasah mengadakan monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan program dana BOS. Adapun kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan melalui aliran dana masuk dan biaya keluar oleh bendahara. 2. Evaluasi Evaluasi dana BOS didasarkan pada kebutuhan dan kewenangan, kepala sekolah perlu melakukan pengendalian pengeluaran keuangan selaras dengan anggaran belanja yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian dan implikasinya terhadap teori pelaksanaan, maka dapat disimpulkan pengelolaan dana BOS di MTs Nurul Bahri Kabila Bone efektif adanya. Diagram 2. Akuntabilitas Pelaksanaan Program Dana Bantuan Operasional Sekolah Sumber yang diberdayakan diberdayakan PELAKSANAAN Monitor Pengawasan

9 Evaluasi a. Akuntabilitas Pelaporan Program Dana Bantuan Operasional Sekolah di MTs Nurul Bahri Kabila Bone 1. Penggunaan dana BOS Sesuai dengan data yang diperoleh bahwa untuk pertanggungjawaban pelaporan dana bantuan operasional sekolah di MTs Nurul Bahri belum sepenuhnya sesuai dengan petunjuk teknis penggunaan dana bantuan operasional sekolah. Kepala madrasah tidak segera membuat laporan penggunaannya. 2. Pelaksanaan Program dana BOS Pelaksanaan program dana bos meliputi pembiayaan atau pendanaan baik berupa pembelanjaan maupun pembayaran jasa. Meskipun pelaksanaannya sesuai dengan petunjuk teknis penggunaan dana bos namun kepala madrasah belum melibatkan personil sekolah dalam perencanaannya. 3. Hasil yang dicapai. Sesuai dengan temuan di lapangan bahwa dalam pengelolaan dana bos di MTs Nurul Bahri Kabila Bone belum efektif, meskipun pihak madrasah sudah memiliki administrasi pertanggungjawaban dana bos, namun dalam hal pertanggungjawaban kelembagaan sekolah, belum melaksanakan rapat umum pelaporan pengelolaan terhadap personil sekolah mengenai hasil yang dicapai dalam pengelolaan program dana BOS.

10 Diagram 3. Akuntabilitas Pelaporan Program Dana Bantuan Operasional Sekolah Penggunaan dana BOS PELAPORAN Pelaksanaan program dana BOS Pertanggungjawaban Hasil yang dicapai B. Pembahasan Hasil Penelitian a. Akuntabilitas Perencanaan program Dana BOS Perencanaan merupakan awal fungsi manajemen. Sagala (2000:46) menyatakan bahwa Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak biayanya. Menurut Mulyasa (2003:145) mengemukakan bahwa Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian kegiatan pembiayaan pendidikan yang secara keseluruhan menunutut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggung jawabkannya secara efektif dan transparan. Gaffar (dalam Sagala 2000 :47) Perencanaan diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan

11 yang ditentukan, oleh karena itu perencanaan merupakan proses penetapan dan pemanfaatan sumber- sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Sudjana (2004:57 ) mengemukakan bahwa perencanaan merupakan proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukanpada waktu yang akan datang, oleh karena itu dalam menyusun perencanaan pemanfaatan dana BOS harus sesuai dengan petunjuk teknis serta mempertimbangkan asas organisasi, hal yang dimaksud adalah perencanaan secara organisasi yakni melibatkan segenap stakeholder pendidikan. Hal ini dilaksanakan agar dalam pengelolaan dana selain tidak mengalami hambatan juga agar pengelolaan pemanfaatan dana BOS dapat berfungsi sesuai dengan tujuan dan sasarannya dan teristimewa adalah dapat menunjang operasional pendidikan. Sesuai dengan hasil data yang diperoleh untuk perencanaan pemanfaatan dana BOS di MTs Nurul Bahri Kecamatan Kabila Bone Kabuten Bone Bolango belum efektif adanya. Identifikasi tersebut dapat dilihat pada hasil wawancara dengan informan yang menyatakan bahwa penyusunan rencana pemanfaatan dana BOS tidak melibatkan stakeholder pendidikan dan tidak membentuk tim pengelola dana. b. Akuntabilitas Pelaksanaan Program Dana Bos Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Actuating disebut juga gerakan aksi mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manajer untuk mengawalidan melanjutkan kegiatan yang telah ditetapkan oleh unsur-unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan dapat tercapai. Pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan.

12 Terry (dalam Sagala 2000:52) mengemukakan bahwa menggerakkan (actuating) berarti merangsang anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Untuk semua kegiatan fungsi pelaksanaan (actuating ) yang mengakibatkan terjadinya transaksi dengan mengeluarkan keuangan dari sumber negara melalui bendaharawan, harus dikelola secara sah dan bertanggung jawab. Untuk itu bendaharawan harus melaksanakan administrasi keuangan dalam arti sempit (tata laksana keuangan ), dengan kewajiban melakukan pencatatan atau membuat pembukuan pemasukan dan pengeluaran uang. Pelaksanaan pemanfaatan dana bantuan operasional sekolah merupakan bagian dalam perencanaan yakni untuk melaksakan sasaran kegiatan dalam rangka mencapai tujuan perencanaan. Pelaksanaan pemanfaatan dana BOS meliputi pembiayaan atau pendanaan baik berupa pembelanjaan maupun pembayaran jasa. Kaitan dengan pelaksanaan pemanfaatan dana BOS ada dua hal penting yang akan diuraikan, yaitu: 1. Monitoring Sudjana (2004:238) mengemukakan bahwa Monitoring merupakan kegiatan untuk mengikuti suatu program dan pelaksanaanya secara mantap, teratur dan terus menerus dengan cara mendengar, melihat dan mengamati serta mencatat keadaan serta perkembangan program tersebut. Dalam seri monograf 3, unesco regional office for education in asia and the pasific, dijelaskan bahwa monitoring adalah upaya yang dilakuka secara rutin untuk mengidentifikasi pelaksanaan dari berbagai komponen program yang telah direncanakan waktu pelaksanaan program sebagaimana telah dijadwalkan dana kemajuan dalam mencapai tujuan program. 3. Evaluasi

13 Evaluasi (Penilaian) merupakan kegiatan penting untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai, apakah pelaksanaan program sesuai dengan rencana, dan atau dampak apa yang telah terjadi setelah prngram dilaksanakan. Evaluasi keuangan dana BOS didasarkan pada kebutuhan dan kewenangan, karena evaluasi merupakan bagian dari pengawasan melekat. Dalam manajemen sekolah, kepala sekolah perlu melakukan pengendalian pengeluaran keuangan selaras dengan anggaran belanja yang telah ditetapkan. Dalam fungsi ini kepala sekolah bertanggung jawab terhadap masalah internal manajemen keuangan. Evaluasi keuangan dana BOS dilaksanakan melalui aliran dana masuk dan biaya keluar yang dibutuhkan bendahara. Hal demikian dilakukan mulai dari proses keputusan pengeluaran pos anggaran pembelanjaan, perhitungan dan penyimpanan barang oleh petugas yang ditunjuk. Setiap pemasukan dan pengeluaran setiap bulan ditandatangani sebagai berita acara oleh kepala sekolah sebagai atasan langsung yang bertanggungjawab atas pengendalian pelaksanaan pembiayaan kebutuhan pendidikan. Implikasi hasil penelitian ini, sesuai pandangan Gaffar (dalam Sagala 2000:35), yakni perencanaan merupakan proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Oleh karena itu dalam menetapkan keputusan dalam perencanaan, selain harus menyelesaikan dengan lingkup kegiatan, demikian pula harus memahami kemampuan atau kesanggupan dalam melaksanakan keputusan yang telah direncanakan. Berdasarkan hasil penelitian dan implikasinya terhadap teori pelaksanaan, maka dapat disimpulkan pengelolaan dana bantuan operasional sekolah di MTs Nurul Bahri efektif adanya. c. Akuntabilitas Pelaporan Program Dana Bos

14 Pelaporan merupakan kegiatan penyusunan dan penyampaian informasi yang dilakukan secara teratur tentang komponen proses, hasil dan pengaruh suatu kegiatan kepada pihak yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab terhadap kelancaran dan tindak lanjut program. Pelaporan berfungsi sebagai media komunikasi, pertanggung jawaban dan bahan dokumentasi. Penggunaan dana BOS sepenuhnya menjadi tanggung jawab lembaga yang kegiatannya mencakup pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang serta pelaporan keuangan, sehingga memudahkan proses pengawasan atas penggunaan dana. Untuk laporan pertanggungjawaban harus memiliki unsur-unsur sebagai berikut : 1. Setiap kegiatan wajib dibuatkan laporan hasil pelaksanaan kegiatannya 2. Seluruh arsip data keuangan baik berupa laporan-laporan keuangan maupun pendukungnya, disimpan dan ditata dengan rapi dalam urutan nomor dan tanggal kejadiannya, serta disimpan disuatu tempat yang aman dan mudah ditemukan setiap saat 3. Laporan penggunaan dana BOS dari penanggungjawab/pengelola dana BOS ditingkat sekolah kepada tim manajemen BOS kabupaten/kota Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan program BOS, masingmasing pengelola program ditiap tingkatan (pusat, provinsi, kabupaten/kota, madrasah/pps) diwajibkan untuk melaporkan hasil kegiatannya kepada pihak terkait. Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana program adalah yang berkaitan dengan statistik penerima bantuan, penyaluran, penyerapan dan pemanfaatan dana. Hasil monitoring evaluasi dan pengaduan masalah. Laporan pertanggung jawaban keuangan dana BOS disampaikan setiap triwulan, semester dan tahunan.

15 Berdasarkan hasil penelitian dan implikasinya terhadap teori pelaporan, maka dapat disimpulkan pengelolaan dana BOS Di MTs Nurul Bahri belum efektif, khususnya dalam pelaporan pemanfaatan dana BOS. Jika ditinjau dari aspek pengelolaan keuangan sekolah, menurut pandangan Mulyasa (2002:167) untuk menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan dana pendidikan menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan,melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan. Demikian dapat disimpulkan bahwa pelaporan pengelolaan dana bantuan operasional sekolah di MTs Nurul Bahri belum memiliki kesesuaian dengan petunjuk teknis pengelolaan dana Bos.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah ditandai oleh pesatnya perkambangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah ditandai oleh pesatnya perkambangan ilmu pengetahuan dan teknologi, BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Globalisasi telah ditandai oleh pesatnya perkambangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kondisi ini akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keuangan sekolah perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan keuangan sekolah penting untuk dilakukan agar dana yang diperoleh dapat digunakan secara efektif dan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 33 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN DI SDN 2 MILANGODAA DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN DI SDN 2 MILANGODAA DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN DI SDN 2 MILANGODAA DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Oleh : Asna Patilima*Nina Lamatenggo**Warni T Sumar UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA PENDAMPINGAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 3 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 3 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 3 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA CILEGON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CCSR) DI KOTA CILEGON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 6 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kewajiban Negara memberikan pelayanan pendidikan dasar tertuang pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban untuk melindungi segenap

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PEDOMAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEDOMAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 2 3.1 Pengertian tentang Pengambilan Keputusan... 2 3.2 Urgensi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENDANAAN PENDIDIKAN BAGI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA), MADRASAH ALIYAH (MA) DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI/SWASTA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dana Pendidikan 2.1.1 Pengertian Dana Pendidikan Menurut Mulyasa (2011:167) menyatakan bahwa dana merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MANAJEMEN PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI PERGURUAN ISLAM MATHOLI UL FALAH

BAB IV ANALISA MANAJEMEN PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI PERGURUAN ISLAM MATHOLI UL FALAH BAB IV ANALISA MANAJEMEN PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI PERGURUAN ISLAM MATHOLI UL FALAH Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen pembiayaan dan implikasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PENELITIAN. Dari SEKOLAH DASAR NEGERI BULUREJO KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PENELITIAN. Dari SEKOLAH DASAR NEGERI BULUREJO KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PENELITIAN Dari SEKOLAH DASAR NEGERI BULUREJO KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI LAMPIRAN 2 DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Kepala Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48.A 2012 SERI : E A BEKPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48.A TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48.A 2012 SERI : E A BEKPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48.A TAHUN 2012 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48.A 2012 SERI : E A BEKPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48.A TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH YANG ANGGARANNYA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014) PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 36 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 25, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 6 mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2014 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN MONOGRAFI DESA DENGAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP DIREKTORAT PEMBINAAN SMP DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 205 KATA PENGANTAR Dana BOS yang diterima oleh sekolah

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Monev Sanitasi Tujuan utama strategi Monev ini adalah menetapkan kerangka kerja untuk mengukur dan memperbaharui kondisi dasar sanitasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki, mengubah pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tingkah laku seseorang atau sekelompok orang

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT KELURAHAN,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Seperti yang telah diuraikan pada Bab Pendahuluan, bahwa yang dimaksud dengan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan salah satu kebijakan pemerintah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2006

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2006 BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2006 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 6 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN PEMBANGUNAN KELURAHAN KOTA SURAKARTA WALIKOTA SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa maupun guru-guru, diperoleh gambaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa maupun guru-guru, diperoleh gambaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik kepala sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN MANDIANGIN KOTO SELAYAN KOTA BUKITTINGGI

PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN MANDIANGIN KOTO SELAYAN KOTA BUKITTINGGI PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN MANDIANGIN KOTO SELAYAN KOTA BUKITTINGGI Afrilliana Fitri Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The purpose

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi tersebut yaitu dengan diselenggarakannya otonomi daerah.

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi tersebut yaitu dengan diselenggarakannya otonomi daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah adanya era reformasi, arus besar untuk mengelola daerah masingmasing semakin kuat. Untuk menyeimbangkan permintaan tersebut dalam hal pengelolaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Dewan Komisaris... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Waktu

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN. A. Pengelolaan Keuangan di MTs Miftahul Ulum Pangkalan Balai

BAB IV ANALISIS DATA STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN. A. Pengelolaan Keuangan di MTs Miftahul Ulum Pangkalan Balai 76 BAB IV ANALISIS DATA STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN A. Pengelolaan Keuangan di MTs Miftahul Ulum Pangkalan Balai Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti berkenaan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN UNTUK INSENTIF BAGI KETUA RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DI DESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI. NOMOR 46 TAHUN A Tahun 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI. NOMOR 46 TAHUN A Tahun 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2014 25.A Tahun 2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN DI KOTA BEKASI

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah Staf Tata laksana

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT METROPOLITAN LAND TBK

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT METROPOLITAN LAND TBK PEDOMAN KERJA DIREKSI PT METROPOLITAN LAND TBK PENDAHULUAN: Direksi merupakan Organ Perseroan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam melakukan pengurusan dan mengelolan Perseroan untuk

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 29 Tahun 2014 Seri E Nomor 24 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 29 Tahun 2014 Seri E Nomor 24 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 29 Tahun 2014 Seri E Nomor 24 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KOTA BOGOR Diundangkan dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 2.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2013

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 2.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2013 WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 2.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU [ GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN SEKOLAH BAGI SISWA KURANG MAMPU PADA SMA, MA, SMALB DAN SMK SE-PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NO : 13 2001 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 29 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah masyarakat. Oleh karena itu, negara sebagai penjamin kehidupan masyarakat harus mampu menyelenggarakan

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI. Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. A.

PIAGAM DIREKSI. Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. A. PIAGAM DIREKSI Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. 1. Peraturan Perseroan No. 40/2007 A. LEGAL BASIS 2. Peraturan Pasar Modal

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 20 Tahun 2009 Lampiran : - TENTANG PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA, SUMBER PENDAPATAN DESA, KERJA SAMA DESA, LEMBAGA ADAT, LEMBAGA KEMASAYARATAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1275, 2012 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Standar Operasional Prosedur. Pemeriksaan. Fisik. Persediaan. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

Bab VII : Monitoring dan Evaluasi Sanitasi Kota Bogor

Bab VII : Monitoring dan Evaluasi Sanitasi Kota Bogor Bab VII : Monitoring dan Evaluasi Sanitasi Kota Bogor 7.1. Gambaran Umum Struktur Monitoring dan Evaluasi Sanitasi Tujuan utama strategi monitoring dan evaluasi (monev) ini adalah menetapkan kerangka kerja

Lebih terperinci

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ALOKASI DANA KHUSUS KELURAHAN DI PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Direksi... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Pemberhentian Sementara...

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 2 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 2 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 2 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI Paparan bab ini tidak menjelaskan tentang kegiatan pemantauan dan evaluasi sanitasi tetapi hanya memuat tentang strategi untuk melakukan pemantauan dan evaluasi dengan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG SALINAN BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PAUD Mekar Indah Desa Poowo Barat Kabupaten Bone Bolango. Peneliti melakukan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. PAUD Mekar Indah Desa Poowo Barat Kabupaten Bone Bolango. Peneliti melakukan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian Latar pada penelitian ini adalah lokasi yang dituju. Adapun lokasi penelitiannya adalah di PAUD Mekar Indah Desa Poowo Barat Kabupaten Bone Bolango. Peneliti

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1286, 2012 LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN. Rapat. Penyelenggaraan. Tata Cara. PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA

Lebih terperinci

Menimbang: Mengingat :

Menimbang: Mengingat : BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS JABATAN FUNGSIONAL UMUM PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN RAPAT PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN RAPAT PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN RAPAT PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA UNIT PERPARKIRAN PADA DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. di MIS Al Jihad Sunggal dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. di MIS Al Jihad Sunggal dapat disimpulkan sebagai berikut: 113 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengelolaan pembiayaan pendidikan di MIS Al Jihad Sunggal dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perencanaan pembiayaan

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N No.87,2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Pengaduan Publik. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PUBLIK DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI KATA PENGANTAR

REFORMASI BIROKRASI KATA PENGANTAR REFORMASI BIROKRASI KATA PENGANTAR Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LAPORAN KEUANGAN BOS TAHUN ANGGARAN 2012 BAB I PENDAHULUAN

PETUNJUK TEKNIS LAPORAN KEUANGAN BOS TAHUN ANGGARAN 2012 BAB I PENDAHULUAN SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2011 PETUNJUK TEKNIS LAPORAN KEUANGAN BOS TAHUN ANGGARAN 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 135 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2007 NOMOR 13 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 25 JUNI 2007 NOMOR : 13 TAHUN 2007 TENTANG : TUNJANGAN KOMUNIKASI INTENSIF DAN BELANJA PENUNJANG OPERASIONAL PIMPINAN

Lebih terperinci

strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.

strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Dalam rangka meningkatkan kinerja SKPD disuatu daerah masalah penatausahaan keuangan dan pengelolaan barang milik daerah, khususnya yang berkaitan dengan penerapan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN Halaman I. Pembukaan 1 II. Visi dan Misi SPI 2 III. Kebijakan Umum Pengendalian Internal Dan Audit Internal 3 IV. Kedudukan SPI 3 V. Peran SPI 3 VI. Ruang Lingkup

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang : a. bahwa Desa sebagai kesatuan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR ASISTENSI RENCANA KERJA SEKOLAH (RKS), RENCANA KERJA TAHUNAN SEKOLAH (RKTS) DAN RENCANA KERJA ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA UNIT TERMINAL PADA DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2013

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2013 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN SINERGITAS KINERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 61 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 61 TAHUN 2008 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 24 2011 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BANJAR CERDAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BANJAR CERDAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BANJAR CERDAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

1 Januari 2016 KOPERASI TRISAKTI ANGGARAN RUMAH TANGGA

1 Januari 2016 KOPERASI TRISAKTI ANGGARAN RUMAH TANGGA 1 Januari 2016 KOPERASI TRISAKTI ANGGARAN RUMAH TANGGA ART KOSAKTI-2016 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI (KOSAKTI) BAB I KANTOR CABANG Pasal 1 1. KOPERASI dapat mendirikan kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasca amandemen Pasal 31 ayat satu, dua, tiga dan empat. Ayat 1 berbunyi Setiap warga

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang merupakan salah satu pilar pendidikan yaitu masyarakat, karena kegiatannya berlangsung di lingkungan masyarakat dari

Lebih terperinci

PERATURAN DESA LEREP NOMOR : 4 TAHUN 2015

PERATURAN DESA LEREP NOMOR : 4 TAHUN 2015 PERATURAN DESA LEREP NOMOR : 4 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2016 DESA LEREP KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DESA LEREP KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa produk hukum

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari bagaimana anggaran gaji dan upah yang dijadikan sebagai alat bantu manajemen untuk mencapai efektivitas pengendalian

Lebih terperinci

G.Tata Pamong (Governance) 1. Struktur dan Suasana Organisasi Secara umum, posisi Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia terlihat pada diagram Struktur

G.Tata Pamong (Governance) 1. Struktur dan Suasana Organisasi Secara umum, posisi Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia terlihat pada diagram Struktur 70 G.Tata Pamong (Governance) 1. Struktur dan Suasana Organisasi Secara umum, posisi Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia terlihat pada diagram Struktur Organisasi Fakultas Bahasa dan Seni UPI (Lampiran

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci