BAB II KAJIAN TEORITIS. menentukan keberhasilan sebagai bentuk dari pencapaian tujuan bersama yang
|
|
- Yuliani Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 8 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pengelolaan Soft Skills Siswa Pengelolaan adalah proses penataan kegiatan yang akan dilaksanakan melalui fungsi-fungsi manajemen tentu gunanya sebagai tolak ukur untuk menentukan keberhasilan sebagai bentuk dari pencapaian tujuan bersama yang telah disepakati. Hal ini didukung oleh pendapat Alam (2007:127), yang mengemukakan bahwa pengelolaan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian kegiatan anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kemudian Suprianto dan Muhsin (2008:142), mengatakan bahwa pengelolaan adalah keterampilan untuk meramu komponen dan unsur-unsur yang terlibat dalam suatu sistem untuk mencapai hasil/tujuan yang direncanakan. Sedangkan menurut Kiyosaki dan Lechter (2005:104), bahwa pengelolaan adalah sebuah kata yang besar sekali yang mencakup pengelolaan uang, waktu, orang, sumber daya, dan terutama pengelolaan informasi. Sedangkan menurut Hamidi dan Lutfi (2010:153), Pengelolaan didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang secara pribadi dan kelompok untuk mencapai tujuan organisasional atau lembaga. Lebih lanjut Hasibuan (2006:2), pengelolaan adalah Ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sudirman (2009:25), memandang bahwa
2 9 manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota. Dalam dunia pendidikan khususnya sekolah pengelolaan Soft Skills siswa merupakan sesuatu yang harus diperhatikan dan dikelola secara lansung oleh pihak pemerintah, kepala sekolah, guru, orang tua siswa dan siswa. Pengelolaan Soft Skills siswa harus diperhadapkan dengan proses perumusan program yang disesuaikan dengan visi-misi sekolah sebagai dasar acuan untuk dapat melahirkan program-program yang mendukung tercapainya tujuan sekolah dengan adanya ketersediaan sarana dan prasarana penunjang mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta keberlanjutan. Soft Skills merupakan hal yang urgen untuk setiap manusia yang lahir dengan berbagai profesi. Soft Skills sengaja dilahirkan yakni untuk bisa mengembangkan diri lebih baik dengan cara menerapkan manajemen diri untuk bisa terampil dalam mengatasi problematika kehidupan yang semakin hari semakin maju. Dengan adanya Soft Skills didiri manusia maka ada kecenderungan untuk manusia bisa berkembang didalam dirinya secara efektif maupun yang akan dilakukan untuk bisa berinteraksi satu sama lain. Hal tersebut di dukung oleh pendapat Elfindri dkk (2010:67), yang mengemukakan bahwa Soft Skills merupakan keterampilan dan kecakapan hidup, baik itu sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat, serta dengan sang pencipta. Lebih lanjut Muqowim (2012:6), yang memaparkan bahwa Soft Skills merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (Interpersonal Skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (Intrapersonal Skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal. Soft Skills dalam setiap profesi diartikan sama
3 10 seperti kejujuran, komitmen, tanggung jawab, semangat, kepercayaan, kesederhanaan, kerjasama, menghargai orang lain, dan Integritas. Sedangkan Soft Skills merupakan keterampilan hidup untuk menjadi pribadi yang hangat dan lembut. (Klaus, 2007:2). Kemudian Mudlofir (2012:200), mengemukakan bahwa Soft Skills adalah kemampuan mengelola diri secara tepat dan kemampuan membangun relasi dengan orang lain secara efektif kemampuan mengelola diri disebut dengan Intrapersonal Skills, sedangkan kemampuan membangun relasi dengan orang lain disebut dengan Interperonal Skills. Kemudian Elfindri dkk (2009:49), mengemukakan bahwa Soft Skills merupakan keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat. dengan mempunyai Soft Skills membuat keberadaan seseorang akan semakin terasa di tengah masyarakat. Keterampilan akan berkomunikasi, keterampilan emosional, keterampilan, berbahasa, keterampilan berkelompok, memiliki etika dan moral, santun, dan keterampilan spiritual. Setiap orang mempunyai Soft Skills yang sama namun yang membedakan satu dengan yang lainnya adalah kemampuan Hard Skills yang dimilikinya. Soft Skills dalam dunia pendidikan khususnya sekolah dikelola lansung oleh pihak kepala sekolah dan guru serta siswa. Pengelolaannya dilaksanakan melalui tatanan ilmu manajemen yang substansinya yakni membahas tentang perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Pengelolaan Soft Skills siswa dalam suatu sekolah sepenuhnya dibawah naungan lansung dari pihak kepala sekolah, guru, dan siswa. Soft Skills Siswa yang diterapkan oleh guru tersebut meliputi moral knowing, moral feeling, moral
4 11 action. Hal tersebut didukung oleh pendapat Muqowim (2012:11), bahwa cara mengembangkan Soft Skills siswa yakni melalui moral knowing, moral feeling, dan moral action. Profesi guru yang tentunya memberikan pemahaman ilmuilmu secara lansung kepada siswa khususnya yang berkaitan dengan Soft Skills masuk pada ranah kompetensi guru dilihat dari kompetensi kepribadian dan sosial sedangkan tugas guru yang mencerminkan kemampuan secara teknik yang dituangkan dalam pengajaran masuk pada ranah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Hal ini di dukung oleh pendapat Lickona (dalam TIM Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007:244), menekankan pentingnya pentingnya 3 komponen karakter yang baik (components of good character) yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral dan moral action atau perbuatan tentang moral. Hal ini diperlukan agar siswa didik mampu memahami, merasakan dan mengerjakan sekaligus nilainilai kebajikan. Pengelolaan Soft Skills siswa dalam suatu sekolah dikelola melalui kegiatan pembelajaran akademik dan kegiatan ekstrakurikuler non akademik. Soft Skills siswa yang biasa dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran selalu dinilai kurang efektif dalam mengembangkan kemampuan Soft Skills siswa karena siswa terlihat jenuh dan bosan dalam setiap menerima pelajaran yang diberikan oleh guru sebab pendidikan yang diterima oleh siswa kebanyakan adalah pendidikan berbasis kelas walaupun berbagai strategi digunakan namun, kenyataan yang didapati pada pendidikan dalam suatu sekolah bahwa siswa lebih
5 12 cenderung suka menikmati pelajaran diluar kelas berbasis kegiatan ekstrakurikuler. Pengelolaan Soft Skills siswa dalam suatu sekolah menuntut siswa untuk lebih aktif mengembangkan potensi yang dimiliki antara satu potensi dengan potensi lain agar proses pencapaian tujuan yang diinginkan oleh siswa dapat terwujud melalui pola pikir yang dimiliki dan direalisasikan pada kegiatankegiatan pembelajaran ataupun kegiatan-kegiatan diluar jam pelajaran yang berhubungan dengan organisasi kesiswaaan. Olehnya disamping siswa bergelut dalam dunia organisasi maka diperlukan motivasi secara lansung dari pihak sekolah karena memberikan motivasi secara implisit akan membuat siswa lebih percaya diri untuk bisa berbaur satu dengan yang lain melalui kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah atau Organisasi kesiswaan. Melalui wadah tersebut siswa akan mendapatkan suatu pengalaman terhadap proses interaksi dengan publik secara lansung. Siswa dalam kesehariannya nanti untuk mencapai kesuksesan dipandang perlu menetapkan tujuan yang sesuai dengan keinginannya serta didukung secara lansung oleh pembinaan-pembinaan moral baik itu dilingkungan orang tua maupun sekolah dan masyarakat. Siswa akan aktif bila tujuan yang diinginkannya sejalan dengan keyakinannya sebagai peserta didik. Peran aktif siswa mengenai kegiatan akademik dan non akademik perlu menerapkan prinsip keyakinan pada siswa. Hal tersebut harus dilakukan agar siswa punya kemauan dan optimis dalam setiap mengembangkan minat dan bakatnya baik dari segi pembelajaran akademik maupun non akademik. Prinsip dimiliki siswa dalam suatu sekolah harus diarahkan selalu oleh guru melalui
6 13 kegiatan-kegiatan yang bersifat positif agar tidak terjadi penyimpanganpenyimpangan yang akan merugikan siswa itu sendiri dengan jalan mengembangkan tujuan dan keyakinannya secara efektif. Siswa dalam menerima pelajaran maupun dalam berorganisasi dibutuhkan sebuah skills yang dapat menunjang keberhasilannya dalam menjalani setiap kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan rutinitasnya. Konsentrasi yang dimiliki siswa sangatlah penting untuk mengembangkan Soft Skills siswa agar dikemudian hari jika siswa tersebut terjun dilingkungan masyarakat dan dunia kerja maka kepekaan terhadap masalah-masalah yang ditemui dapat diselesaikan dengan baik. B. Penjabaran Fungsi-fungsi Manajemen dalam Pengelolaan Soft Skills Siswa. 1. Perencanaan Program Soft Skills Perencanaan merupakan hal utama yang harus dilakukan dalam tahap menuju pelaksanaan suatu kegiatan. proses perencanaan haruslah dinilai matang untuk menunjang keberhasilan sebuah program. Perencanaan kegiatan akan tercapai melalui kesepakatan-kesepakatan yang di bahas dalam persiapan penjalanan program. Tujuan bersama dapat dicapai dengan efektif dengan melihat berbagai keadaan terutama sarana dan prasarana yang menunjang. Hal ini didukung oleh Gea dan Wulandri, (2005:263) yang mengemukakan bahwa perencanaan merupakan kumpulan dari pengambilan keputusan tentang situasi. Maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah proses inovasi dan penetapan
7 14 secara tepat mengenai ragam hal yang akan dilaksanakan dimasa mendatang yang erat kaitannya dengan pencapaian tujuan yang telah dirapatkan dan ditetapkan. Perencanaan program Soft Skills dalam suatu sekolah dibentuk melalui rapat-rapat dewan guru dan rapat-rapat organisasi kesiswaan. Rapat dewan guru mengenai program pengembangan Soft Skills terlahir dari penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menentukan berbagai macam strategi agar siswa terlihat tidak jenuh dan bosan dalam menerima pembelajaran. Sedangkan program Soft Skills yang dibentuk melalui rapat organisasi kesiswaan lebih membahas mengenai penyusunan kegiatan ekstrakurikuler yang tujuannya mengembangkan minat bakat siswa agar lebih teraktualisasi. Kontribusi Soft Skills dalam kegiatan akademik disuatu sekolah belum maksimal sepenuhnya dicermati oleh peserta didik sedangkan kontribusi Soft Skills siswa dalam kegiatan non akademik ekstrakurikuler lebih maksimal hal ini dipengaruhi karena pola pikir siswa selalu diperhadapkan dengan teori sedangkan praktek yang menjadi bidang keahlian sedikit diaktualisasikan dan dikembangkan oleh guru. Perencanaan program Soft Skills dinilai akan efektif dengan menerapkan komponen-komponen perencanaan melalui 5 W + 1 H guna menunjang keberhasilan program secara keseluruhan. Hal ini didukung oleh G.R Terry ada suatu target yang akan dicapai yaitu program. Didalam suatu perencanaan ada 5 W dan 1 H yaitu what, where, who, when, why dan How.
8 15 2. Pelaksanaan program Soft Skills Siswa Pelaksanaan program Soft Skills siswa dilaksanakan secara sadar dari sekelompok pihak sekolah dengan menggunakan kemampuan, teknik serta keterampilan yang matang guna menunjang efektifitas dan efisiensi untuk tercapainya tujuan organisasi sesuai seperti yang diharapkan dalam arti lain bahwa Pelaksanaan terjadi karena adanya tujuan dari sekelompok orang yang mempunyai kreatifitas dan tujuan yang sama. Hal ini didukung oleh Lyer dkk (dalam Efendi dan Makhfudli, 2009:157) yang mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. (dalam Sagala 2007:60) mengemukakan bahwa pelaksanaan berarti meransang anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Pelaksanaan program Soft Skills siswa dilaksanakan secara langsung oleh para guru dan siswa tentu berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yang dibahas melalui wadah organisasi sekolah. Pelaksanaan program Soft Skills siswa harus merujuk pada tujuan organisasi yang ditetapkan bahwa Soft Skills siswa dikembangkan harus sesuai dengan minat bakat dan kemampuan individu masing-masing agar hasilnya akan terlihat baik. Kemampuan para siswa dalam menjalankan program Soft Skills siswa merupakan suatu bentuk pengembangan kemandirian siswa dalam berorganisasi hingga siswa tahu akan gunanya saling kerja sama dan mencapai tujuan bersama olehnya peran serta dukungan pihak dari
9 16 luar sekolah dibutuhkan berupa dukungan orang tua siswa dan dukungan pemerintah serta dukungan sarana prasarana penunjang seluruh kegiatan pengembangan Soft Skills Siswa. 3. Monitoring dan evaluasi program Soft Skills siswa Monitoring dan Evaluasi adalah bagian dari sebuah sistem pengelolaan yang tujuannya menilai atau melihat tolak ukur dari pelaksanaan kegiatankegiatan yang telah direncanakan baik dilingkungan sekolah, pemerintah maupun swasta. Monitoring adalah segala aktivitas kegiatan yang gunanya untuk memantau proses pelaksanaan dari sebuah kegiatan yang dilaksanakan. Monitoring atau Pengawasan perlu dilaksanakan yang gunanya tentu untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan dari sebuah kegiatan. kegiatan dapat efektif dan efisien bila pengawasan yang dilakukan berjalan dengan baik sebaliknya kegiatan akan terlihat buruk bila pengawasan yang dilakukan tidak dilakukan secara baik yakni melalui tahapan-tahapan dan prosedur yang benar. Hal ini didukung oleh Susanta dan Deni (dalam Barnawi dan Arifin, 2012:30), fungsi pengawasan disekolah dapat dibedakan menjadi 3 yakni: (1) mengusahakan suatu struktur yang terorganisasi dengan baik dan sederhana untuk menghilangkan salah pengertian diantara personel sekolah. (2) mengusahakan supervise yang kuat untuk menghilangkan gap yang terjadi dalam keseluruhan program sekolah. (3) mengusahakan informasi yang akurat dalam pembuatan keputusan dan penilaian terhadap pelaksanaan pendidikan. Proses monitoring program Soft Skills siswa mengacu pada hasil pelaksanaan yang telah dijalankan dengan prosedur yang telah disepakati pada
10 17 perencanaan awal program. Monitoring perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana perkembangan kegiatan selama pelaksanaan kegiatan mulai dari pembukaan kegiatan sampai dengan selesai kegiatan. Monitoring biasa dilakukan oleh pihakpihak yang memang telah ditunjuk sesuai dengan kapasitasnya didalam organisasi. Sedangkan evaluasi penting dilakukan yang tujuannya mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi selama kegiatan berlansung dan selesai dilaksanakan gunanya adalah sebagai masukkan agar nantinya kegiatan yang dilaksanakan dimasa mendatang jika terjadi kekurangan-kekurangan yang serupa dapat ditanggulangi secara baik. 4. Keberlanjutan program Soft Skills siswa Keberlanjutan program soft skills siswa dalam suatu sekolah haruslah dikembangkan dan diteruskan oleh generasi berikutnya agar peningkatan mutu sekolah sesuai dengan peningkatan mutu lulusan secara umum. Keberlanjutan program soft skills siswa harus didukung oleh semua pihak mulai dari pemerintah dinas pendidikan sampai pihak sekolah yang menyentuh secara langsung akan keberlanjutan program. Dukungan sarana prasarana juga harus menunjang secara keseluruhan agar penerapan program pengelolaan Soft Skills nanti akan berjalan lancar. C. Soft Skills akademik dan non akademik Soft Skills akademik selalu erat kaitannya dengan kegiatan pembelajaran secara khusus yang diterima peserta didik atau siswa yang dituangkan melalui media dan perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran dan paling banyak Soft Skills akademik adalah penanaman teori-teori yang
11 18 disampaikan oleh guru. Siswa dalam konteks pengembangan Soft Skills pembelajaran dituntut untuk bisa mengembangkan teori yang disampaikan guru melalui pemahaman konsep secara keseluruhan setelah itu dituangkan melalui kegiatan praktek jika berhubungan dengan mata pelajaran yang berisi praktek. Sedangkan Soft Skills ekstrakurikuler adalah proses pengembangan aktualisasi siswa yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan diluar dari kegiatan akademik atau dalam artian bersifat non akademik berupa kegiatan Meeting Class yang isinya adalah kegiatan Olimpiade seperti debat bahasa inggris, latihan dasar kepemimpinan, Rohis dan kegiatan meeting class berupa olahraga karate, basket, sepak bola dan kesenian berupa vokalia dan paduan suara. Melalui Soft Skills ekstrakurikuler pengembangan minat bakat siswa lebih tereksplor dengan baik karena siswa akan lebih bebas dan rileks dalam berekspresi akan kemampuan personalnya. Soft Skills ekstrakurikuler dalam suatu sekolah selalu dikembangkan dan diprogramkan melalui wadah organisasi kesiswaan dengan dukungan dari kepala sekolah dan guru. sebagai tujuan untuk mengembangkan kemampuan berorganisasi para siswa juga disesuaikan dengan visi misi sekolah yang menjadi acuan para siswa untuk mencapai tujuan sekolah. Kontribusi kegiatan ekstrakurikuler sangat besar dalam menunjang keberhasilan prestasi siswa yang juga akan secara lansung berimbas pada kegiatan pembelajaran disaat siswa menerima pelajaran didalam kelas. Siswa yang berkembang dengan cepat pada kegiatan ekstrakurikuler adalah siswa yang mampu menerima minat dan bakatnya melalui unjuk kerja dengan maksimal untuk dapat dikembangkan secara baik.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengelolaan Soft Skills siswa di SMA Negeri 1 Limboto
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Deskripsi Penelitian Penelitian tentang pengelolaan Soft Skills siswa di SMA Negeri 1 Limboto pada mulanya dilakukan dengan observasi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Soft Skills dalam pendidikan adalah suatu hal yang harus dicermati bersama oleh semua pihak mulai dari struktur teratas yakni kementerian pendidikan dan kebudayaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan Arus kemajuan zaman dan teknologi pada era globalisasi saat ini pendidikan selalu suatu hal yang tidak dapat dihindari. Sama halnya dalam mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai karakter yang ada pada diri anak bangsa seperti rasa peduli terhadap etika dan sopan
Lebih terperinciNUR ENDAH APRILIYANI,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fenomena globalisasi membuahkan sumber daya manusia yang menunjukkan banyak perubahan, maka daripada itu dalam menghadapi era globalisasi seperti sekarang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah kaum cendikia yang mendapatkan pendidikan tertinggi serta memiliki pandangan luas untuk mengubah suatu tatanan masyarakat. Mahasiswa pun sebagai
Lebih terperinciPEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER I. PENDAHULUAN Pasal 3 Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Makna penting pendidikan ini telah menjadi kesepakatan yang luas dari setiap elemen masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam kelangsungan hidup bangsa. Pendidikan berkualitas sangatlah diperlukan dalam usaha untuk kemajuan bangsa dan negara. Sebagaimana disebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan dapat dimaknai sebagai usaha untuk membantu peserta didik mengembangkan seluruh potensinya (hati, pikir, rasa, dan karsa, serta raga). Dengan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih kepekaan dan keterampilan melalui media suara. Unsur-unsur musik menurut Jamalus (1998 :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sasaran pokok pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua orang berkepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut menyatakan bahwa wartawan dipahami sebagai orang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) menuliskan bahwa wartawan adalah orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat dalam surat kabar, majalah,
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas
II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas
Lebih terperinciPETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah mengadakan perubahan besar pada kebijakan pada sektor pendidikan dalam berbagai aspek,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Fokus isu-isu strategis pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah permasalahan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fokus isu-isu strategis pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah permasalahan pembelajaran, antara lain tentang kualitas, relevansi, pemerataan, dan menajemen
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak faktor diantaranya lingkungan, keluarga dan pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan IPTEK serta derasnya arus globalisasi telah membawa perubahan dan menciptakan paradigma baru di tempat kerja maupun didunia pendidikan. Persaingan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Janawi (2013), pendidikan adalah proses manusia mengenali diri dengan segala potensi yang dimilikinya dan memahami apa yang sedang dihadapinya dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudakan tujuan tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan sebagai hak asasi manusia telah dilindungi oleh undangundang dan hukum, sehingga setiap individu memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional, menyebutkan bahwa pendidikan (education) adalah usaha sadar dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa pendidikan (education) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB XI LAYANAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
BAB XI LAYANAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER A. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler. Ada beberapa pengertian kegiatan ekstrakurikuler(ekskul) seperti dijelaskan berikut ini : 1. Kegiatan tambahan di luar struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diciptakan sebagai mahluk yang tidak dapat hidup sendiri atau disebut juga sebagai mahluk sosial. Setiap manusia bergantung satu sama lain dalam memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya suatu negara ditentukan oleh peran pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam negara tersebut. Begitu pula negara indonesia
Lebih terperinciInterpersonal Skills Communications
Modul ke: Interpersonal Skills Communications Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi MARKOM & PERIKLANAN http://www.mercubuana.ac.id Soft Skills & Hard Skills Hard Skills kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhuk sosial, yang antar individunya membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhuk sosial, yang antar individunya membutuhkan dan saling bergantung satu sama lainnya. Maka berawal dari latar belakang inilah, terciptanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan ketelitian dari masing-masing individu dalam mengambil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengambilan keputusan merupakan proses yang berlangsung dalam suatu kelompok atau organisasi, ketika kelompok atau organisasi tersebut ingin melakukan satu kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian banyak sumber potensi yang mendukung keberhasilan organisasi, sumber daya manusia
Lebih terperinciETIK UMB MANFAAT SOFT SKILL. Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc. Ekonomi. Manajamen. Modul ke: Fakultas. Program Studi.
ETIK UMB Modul ke: 13 MANFAAT SOFT SKILL Fakultas Ekonomi Program Studi Manajamen www.mercubuana.ac.id Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc PENGANTAR McKinsey Global Institute, memperkirakan, pada 2030 Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berarti, bahkan dalam skala global masih jauh dibawah negara-negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi pendidikan di Indonesia kenyataannya sulit mengalami kemajuan yang berarti, bahkan dalam skala global masih jauh dibawah negara-negara tetangga. Kondisi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Gibbons (2002), self directed learning adalah peningkatan
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Self Directed Learning 1. Pengertian Self Directed Learning Menurut Gibbons (2002), self directed learning adalah peningkatan pengetahuan, keahlian, prestasi, dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal, pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan pada Pasal 3, disebutkan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani (Penjas) merupakan sesuatu yang penting dalam dunia pendidikan sebab di dalamnya memuat salah satu dari tujuan pendidikan nasional, sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan. Pendidikan adalah
Lebih terperinciJurnal Darussalam, Volume 8, No.1, Januari - Juni FUNGSI VISI DAN MISI DALAM PERENCANAAN PENDIDIKAN Oleh: H. Hamdaini * Abstrak
FUNGSI VISI DAN MISI DALAM PERENCANAAN PENDIDIKAN Oleh: H. Hamdaini * Abstrak Visi dan misi dan visi bagi institusi pendidikan merupakan pernyataan mengenai profil dan performansnya dengan mengemban tugas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu usaha meningkatkan kualitas hidup manusia melalui pengembangan potensi yang mereka miliki. Pendidikan bukanlah kegiatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
Lebih terperinci, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung
1 BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan individu agar dapat mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan. Pendidikan juga merupakan dasar bagi kemajuan individu dan kelansungan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang berkemampuan, cerdas, dan handal dalam pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciA. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-
A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-2014 Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2010-2014 terakhir disempurnakan dengan Peraturan Menteri Sekretaris Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga yang menjadi sarana belajar bagi seorang individu. Sekolah merupakan suatu lingkungan formal yang di dalamnya terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciManual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10
Manual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 3 1.2 Tujuan 3 Halaman BAB 2 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Amandemen UUD 1945 Pasal 31 ayat 3 menyebutkan bahwa, Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan tantangan diera globalisasi, pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya manusia. Saat
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROFESIONALISME
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU BK Oleh Amin Budiamin JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI Disajikan dalam Diklat Profesi Guru Bimbingan dan Konseling Rayon 10 Jawa
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS
- 26 - II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS A. Visi Sekretariat Wakil Dalam rangka memberikan dukungan teknis, administrasi dan analisis dalam menyelenggarakan kekuasaan negara guna menyukseskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah menuju kearah profesionalisme dan untuk menunjang terciptanya pemerintahan yang baik (good governance),
Lebih terperinciModel Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran
Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran Pendidikan bertanggungjawab mengembangkan kepribadian siswa sebagai upaya menghasilkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Penelitian tentang program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan di SMP Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Konstruksi nasional dalam bidang pendidikan merupakan salah satu upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konstruksi nasional dalam bidang pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting dimiliki setiap individu dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA
68 BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA A. Kualitas Soft Skill Mahasiswa Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan komponen yang palingmenentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian yang sentral, pertama dan utama. Figur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan dan pengajaran di Indonesia telah mengalami perubahan yang cukup pesat. Hal tersebut disebabkan adanya perubahan tatanan kehidupan di
Lebih terperinci2015 ANALISIS KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAERAH SUNDA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru terbaik adalah mereka yang mampu mewariskan pengetahuan, keahlian dan pengalaman, serta sikap budi pekerti yang baik kepada peserta didiknya. Berbekal warisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proyek kemanusiaan yang tiada henti-hentinya ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke waktu. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian pesat dengan berbagai aspek permasalahannya. Pendidikan tidak hanya bersinggungan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kayubulan kecamatan Limboto kabupaten Gorontalo. SMA Negeri 1 Limboto
19 BAB III METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Limboto Kabupaten Gorontalo. Letak penelitian ini berlokasi dijalan Jenderal Sudirman kelurahan Kayubulan kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) serta penerus cita perjuangan bangsa. Untuk mampu melaksanakan tanggung jawab tersebut anak perlu mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pendidikan, seni dan teknologi yang sangat pesat, hal ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan intrakulikuler
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif memerlukan dukungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa diberi nama seorang tokoh yang mendapat gelar Kepahlawanan Nasional yakni Sultan Ageng Tirtayasa (Kepres Nomor : 045/TK/1970).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat diperlukan oleh semua anak karena sebagai syarat untuk memperoleh partisipasi dan meningkatkan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi yang berkembang merupakan dambaan setiap lembaga atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi yang berkembang merupakan dambaan setiap lembaga atau institusi. Lembaga pemerintah maupun swasta seiring dengan berkembangnya dinamika yang terjadi
Lebih terperinciSTANDAR KEMAHASISWAAN
1 STIE YASA ANGGANA GARUT STANDAR KEMAHASISWAAN Kode Tanggal Revisi - Halaman STANDAR KEMAHASISWAAN PROSES 1. Perumusan 2. Pemeriksaan 3. Persetujuan 4. Penetapan 5. Pengendalian PENANGGUNG JAWAB Nama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikir manusia, sehingga dapat mengimbangi terhadap gejala perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan merupakan upaya yang paling urgen terhadap dampak perkembangan pembangunan bangsa dewasa ini. Pendidikan adalah salah satu bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan menyiapkan sumber daya manusia. Sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi (iptek) sistem pendidikan harus
Lebih terperinciB A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Bank BRI (persero) Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah berpengalaman lebih dari 111 tahun dan telah go publik pada tanggal 10 November
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar dari pengalaman negara-negara maju di dunia ini, tidak dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar dari pengalaman negara-negara maju di dunia ini, tidak dapat dipungkiri bahwa masa depan bangsa sangat ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di kehidupannya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beriteraksi dengan lingkungan. Bermodalkan pendidikan tersebut manusia dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam pembenahan diri manusia kearah yang lebih baik. Melalui pendidikan, manusia akan memperoleh ilmu pengetahuan yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Mata pelajaran IPS memberikan pengetahuan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses pembelajaran dewasa ini di perguruan tinggi lebih banyak mengarah pada aspek kognitif (ketrampilan teknis) dan kurang memperhatikan aspek nonteknis mahasiswa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh setiap orang dan merupakan suatu kebutuhan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Fungsi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pendidikan untuk mewujudkan tujuannya. Guru
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan untuk mewujudkan tujuannya. Guru adalah aktor utama yang berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka panjang yang dilandasi motif ekonomi untuk menghasilkan nilai-nilai tambah dan manfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question
1 BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn (Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbicara mengenai pendidikan, maka tidak bisa dilepaskan dari peranan sekolah sebagai wadah penggemblengan generasi penerus, dan peranan pendidik sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya
Lebih terperinciTESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP EFEKTIFITAS LAYANAN PENERBITAN AKTA KELAHIRAN DAN PERKAWINAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA TESIS Oleh Oleh : Edy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa sekarang menuju masa depan dengan nilai-nilai, visi, misi dan strategi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebuah institusi pendidikan yang menjadi wadah dan berlangsungya proses pendidikan, memiliki sistem yang komplek dan dinamis dalam perkembangan
Lebih terperincimelalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era perkembangan globalisasi seperti sekarang ini, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang jauh lebih berkualitas dan kompeten menjadi hal yang
Lebih terperinci