BAB V PELAKSANAAN PROGRAM KAMPANYE. Indonesian Quarantine Strengthening Program (IQSP) adalah upaya kemitraan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PELAKSANAAN PROGRAM KAMPANYE. Indonesian Quarantine Strengthening Program (IQSP) adalah upaya kemitraan"

Transkripsi

1 BAB V PELAKSANAAN PROGRAM KAMPANYE 5.1. Kegiatan Survey Program Public Awareness Indonesian Quarantine Strengthening Program (IQSP) adalah upaya kemitraan antara Badan Karantina Pertanian dan Australian Quarantine and Inspection Service (AQIS). IQSP dimulai bulan Oktober 2006 dan berakhir di bulan Desember Program di danai oleh Australia dengan tujuan memperkuat kemampuan Badan Karantina Pertanian untuk menghindari resiko pathogen flu burung. Tujuan utama dari IQSP adalah: 1. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan rasa tanggung jawab sosial terhadap karantina melalui aktivitas mobilitas sosial, 2. Pengkondisian melalui pelatihan mengenai ilmu epidemic penyakit dan evaluasi resiko, dengan memfokuskan pada flu burung. Kampanye kesadaran masyarakat adalah komponen dari IQSP yang dilaksanakan di Jakarta. Tujuan dari pemerintah pada kampanye ini adalah untuk menegakkan ketaatan terhadap regulasi karantina guna membantu mencegah penyebaran flu burung di Indonesia, serta mengurangi penyebaran penyakit hewan yang dapat menular ke tubuh manusia di Indonesia. Tujuan komunikasi dalam Public Awareness adalah untuk meningkatkan kesadaran target utama kampanye bahwa proses karantina sangat penting, sehingga mendapat dukungan dari target kampanye secara menyeluruh dan juga memposisikan Badan Karantina Pertanian sebagai salahsatu solusi utama dalam mencegah adanya

2 penularan penyakit hewan ke manusia. Survey Public Awareness dilaksanakan di Jakarta yaitu di UPT Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta Persiapan Kampanye Badan Karantina Pertanian Persiapan pelaksanaan kampanye Flu Burung dilaksanakan pada bulan Desember 2007 dengan dilakukannya survey di Bandara Soekarno-Hatta. Kegiatan yang dilakukan adalah mengevaluasi hasil survey dengan membuat excell spreatsheet dan grafik. Setelah dilaksanakannya survey yang dilaksanakan oleh UPT Karantina, hasil dianalisis sehingga dapat menentukan key message sehingga makna pesan yang diharapkan sesuai dengan pemahaman dari masyarakat. Pesan pokok ditentukan berdasarkan hasil survey, kemudian dibentuk sebuah materi komunikasi yang bertujuan untuk memastikan penyampaian dua pesan pokok kampanye dalam materi komunikasi yang dibuat, yaitu bahwa Karantina dapat mengurangi resiko penyebaran flu burung, dan pentingnya mengikuti prosedur Karantina hewan yang benar sebagai tujuan utama Badan Karantina Pertanian. Setelah menentukan key message dan materi komunikasi, dibentuk sebuah desain materi komunikasi untuk menunjang sampainya pesan terhadap masyarakat. Desain materi komunikasi dibuat dalam bentuk Backdrop, Booth, Mock-up Ayam, T- shirt, Topi, Poster dan juga spanduk. Desain yang telah dibuat, disurvey kembali pada masyarakat. Strategi yang digunakan dalam kampanye flu burung ini menurut Suwardi (2008) yaitu melalui: 1. Program komunikasi masyarakat, Call for Action terhadap target utama kampanye melalui aktivitas yang menciptakan rasa keterlibatan dalam kampanye tersebut.

3 2. Standarisasi platform komunikasi (pesan dan alat-alat komunikasi): a. Mempertajam, menyederhanakan dan melokalisasikan pesan dan alat-alat komunikasi di target wilayah kampanye, b. Memilih figur kampanye untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap kampanye Karantina. Program ini menggunakan Bapak Bob Sadino sebagai figur kampanye. Bapak Bob Sadino merupakan figur yang cocok untuk mewakili kampanye ini Pelaksanaan Program Kampanye Flu Burung Pelaksanaan Kampanye flu burung dilaksanakan dengan 2 kegiatan utama yaitu: 1. Public Town Hall Meeting Public Town Hall Meeting merupakan salah satu bentuk forum sosialisasi baik berupa talkshow maupun tanya jawab yang dihadiri oleh para pejabat daerah terkait dan juga masyarakat umum. Kegiatan dilakukan dalam ruangan, kegiatan menitikberatkan pada peluncuran kampanye flu burung dengan menandatangani mock up balon ayam secara simbolik yang menandai dimulainya kampanye. Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan media baik cetak maupun elektronik. Bentuk acara yang dilaksanakan di Bandara Udara Soekarno Hatta terminal keberangkatan, yaitu dengan diadakannya konferensi media, kunjungan ke acara komunitas umum dan gedung instalasi karantina. Selain masyarakat yang melakukan perjalanan, adapun undangan VIP yang hadir pada kampanye flu burung diantaranya: a. Menteri Pertanian RI,

4 b. Menteri Kesehatan RI, c. Kepala Badan Karantina Pertanian, d. Kepala PT Angkasa Pura, e. Kepala PT KAI, f. Kepala PT PELNI, g. Pejabat nasional lainnya, serta h. Bob Sadino sebagai figur kampanye. Selain dari masyarakat dan para undangan, untuk mendukung kegiatan dan penyebaran kampanye dilakukan pengikursertaan media dalam kegiatan kampanye baik media cetak maupun media elektronik sebanyak 31 wartawan dari 28 media di Jakarta. 2. Community Events Pameran Edutainment karantina pertanian diadakan di lokasi jalur tranportasi sehari setelah diadakannya forum sosialisasi, yaitu di Bandara Udara Soekarno Hatta. Selain itu, acara dilakukan dengan mendatangi, menanyakan pendapat travelers perihal pengetahuan mengenai karantina dan ikut menandatangani mock up balon ayam serta travelers mendapat souvenir berupa topi biru bertulisan Klik Karantina. Tujuan dari dilaksanakannya kampanye ini adalah untuk meningkatkan atensi masyarakat pada kampanye sebagai suatu gerakan nasional Setelah Pelaksanaan Kampanye Flu burung Setelah selesai melaksanakan serangkaian kampanye, UPT melanjutkan kampanye berupa pemasangan spanduk, banner, dan juga poster pada lokasi kantor di Bandara. Untuk memperkuat kampanye yang telah dilakukan, perlu adanya media

5 interaktif yaitu melalui kampanye digital yang akan membantu menjangkau khalayak yang lebih luas baik secara nasional, regional maupun internasional. Jalur kampanye digital yang dilaksanakan meliputi: 1. web blogs ( 2. Web site ( Setelah itu, perlu dilaksanakan kembali survey untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari kampanye yang telah dilakukan. Dengan membandingkan hasil survey, akan diketahui tingkat keberhasilan dari kampanye dalam meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai Badan Karantina Pertanian maupun mengenai flu burung. Berikut adalah kampanye dalam bentuk gambar yang dapat dilihat pada spanduk, banner, poster, topi, dan t-shirt:

6 Gambar 5. Backdrop Gerai Gambar 6. Indoor Poster

7 Gambar 7. Spanduk Gambar 8. Standing Banner Gambar 9. T-shirt dan Topi

8 BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROGRAM PUBLIC AWARENESS 6.1. Karakteristik Responden Responden pada penelitian ini berjumlah 400 orang. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 400 responden, peneliti mendeskripsikan responden ke dalam lima karakteristik, antara lain: tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan media Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan berdasarkan hasil survey didapatkan bahwa responden yang memiliki pendidikan dibawah SMU sebanyak 264 orang atau 66 persen. Sedangkan responden yang memiliki pendidikan minimum SMU adalah 34 persen atau 136 orang (Tabel 2). Tabel 2. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase < SMU % SMU % Total % Traveler yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok, yaitu responden yang terdiri dari 264 orang lulusan kurang dari SMU dan 136 orang minimal lulusan SMU Usia Karakteristik responden pada hasil penelitian dapat diketahui memiliki selang umur berkisar antara tahun. Usia rata-rata responden adalah 28 tahun. Responden

9 yang berumur di bawah 28 tahun berjumlah 216 orang dan responden yang berumur di atas 28 tahun berjumlah 184 orang (Tabel 3). Tabel 3. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Responden Persentase < % % Total % Komposisi usia traveler pada penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok traveler yang berusia di bawah 28 tahun dan kelompok traveler yang berusia diatas 28 tahun Jenis Kelamin Karakteristik jenis kelamin pada penelitian ini adalah pria dengan persentase sebesar 51 persen yaitu sebanyak 203 orang, dan responden wanita berjumlah 197 orang atau 49 persen (Tabel 4). Tabel 4. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase Wanita % Pria % Total %

10 Hasil survey menunjukkan bahwa travelers didominasi oleh pria. Hal ini dikarenakan sebagian besar traveler melakukan perjalanan antar pulau maupun antar propinsi dalam hal pekerjaan, yang pada umumnya dilakukan oleh seoramg pria sebagai seorang kepala keluarga Pekerjaan Karakteristik Pekerjaan, lebih dari setengah responden memiliki pekerjaan Non- PNS sebesar 72 persen atau 289 responden. Sedangkan traveler yang memiliki pekerjaan PNS hanya berjumlah 111 orang atau sebesar 28 persen (Tabel 5). Tabel 5. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah Responden Persentase PNS % Non-PNS % Total % Sebagian besar traveler memiliki pekerjaan selain PNS adalah sebagai importir, eksportir, berwirausaha, dan bergerak di bidang jasa Media Responden lebih menyukai memperoleh informasi melalui media, yaitu sebanyak 319 responden. Sedangkan responden yang menyukai memperoleh informasi melalui non-media sebanyak 81 orang.

11 Tabel 6. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Media Media Jumlah Responden Persentase Media % Non-Media 81 20% Total % Media yang disukai oleh responden sebagian besar adalah televisi, surat kabar, radio, dan internet. Sedangkan responden yang memilih non-media lebih suka untuk memperoleh informasi melalui keluarga ataupun teman karena dianggap lebih dapat dipercaya kebenarannya Efektifitas Kampanye Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan instrumen kuesioner. Kuesioner diberikan kepada traveler domestik sebanyak 800 responden, masing-masing 200 responden pada tahap I dan 400 responden pada tahap II. Tahap pertama ditandai dengan diadakannya survey dengan menyebar kuesioner tahap pertama. Program kampanye dilaksankan setelah dilakukan survey tahap pertama, yaitu melalui dua kegiatan utama: public town hall meeting dan community event yang dilaksankan pada tanggal 18 dan 19 Mei Konsistensi pesan sangat diperlukan dalam membentuk kesadaran masyarakat, oleh karena itu dilakukan pemasangan spanduk, backdrop, standing banner dan poster pada pintu masuk jalur keberangkatan Bandara Soekarno- Hatta. Survey tahap ke-dua dilaksanakan pada bulan Agustus 2008 dengan menyebarkan kuesioner tahap ke-dua. Berdasarkan hasil survey tersebut didapatkan efektifitas yang ditinjau berdasarkan Pengetahuan Karantina Pertanian, media dan

12 perilaku Efektifitas Kampanye Ditinjau dari Pengetahuan Karantina Pertanian Hasil survey yang didapatkan berdasarkan hasil kuesioner, dapat ditinjau melalui pengetahuan traveler mengenai Badan Karantina Pertanian. Hasil disajikan pada tabel 7. Tabel 7. Efektifitas Kampanye Ditinjau dari Pengetahuan Karantina Pertanian No. Item Hasil Survey 1 (Mei 2008) Hasil Survey 2 (Agustus 2008) 1. Pengetahuan Karantina 252 (63%) 265 (66%) 2. Pengetahuan Seragam Karantina 200 (50%) 130 (33%) 3. Pernah diinspeksi Petugas 105 (28%) 169 (42%) 4. Pengetahuan Peraturan Karantina 160 (40%) 161 (40%) 5. Pengetahuan Sanksi Karantina 157 (41%) 205 (51%) Hasil kuesioner terhadap 400 traveler di bandara Soekarno-Hatta terjadi peningkatan persentase sebanyak 3% dari 63 persen menjadi 66 persen yang menjawab mengetahui Karantina. Kenaikan persentase mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan dari yang tidak mengetahui menjadi mengetahui. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses komunikasi yang dilakukan pihak Karantina Pertanian melalui kegiatan kampanye berjalan dengan baik dan lancar. Terjadi penurunan persentase terhadap pengetahuan traveler mengenai seragam Karantina, dari 50% menjadi 33%. Penurunan yang terjadi sebesar 17%, hal tersebut sangat mungkin terjadi karena program Public Awareness kampanye flu burung ini tidak dilakukan secara berkesinambungan atau dapat dikatakan hanya selintas saja. Selain itu, responden yang dikenakan survey pada tahap I berbeda dengan responden yang dikenakan survey pada tahap ke II. Berdasarkan hasil tersebut, petugas Karantina

13 perlu meningkatkan sosialisasi terhadap traveler secara berkesinambungan, sehingga responden pun dapat mengetahui lebih banyak mengenai Karantina, akan fungsi dan pentingnya Karantina Pertanian dalam kehidupan. Petugas Karantina dalam hal pengawasan mulai menjalankan tugas-tugasnya dengan baik yaitu dengan menginspeksi bawaan traveler sehingga memperkecil kemungkinan akan terjadinya penyalahgunaan prosedur perkarantinaan. petugas Karantina harus terus meningkatkan kewaspadaan dalam memeriksa setiap barang bawaan traveler. Jumlah Petugas Karantina di lapangan juga perlu ditingkatkan yaitu di setiap pintu masuk dan pintu keluar jalur-jalur transportasi. Kinerja petugas Karantina dapat dikatakan baik karena terlihat kenaikan persentase yang cukup signifikan yaitu sebesar 14 persen. Peningkatan lain dapat dilihat dari Peraturan Karantina, meskipun masih tetap pada persentase yang sama yaitu 40 persen, dari sebanyak 160 orang traveler pada survey I menjadi 161 orang traveler pada survey II. Hasil tersebut mengindikasikana proses komunikasi antara petugas karantina di lapangan dengan para traveler terjalin dengan baik dan kampanye yang dilaksanakan cukup baik. Peningkatan peraturan Karantina didukung oleh peningkatan persentase mengenai sanksi karantina. Hal tersebut membuktikan bahwa peran kampanye dapat dikatakan cukup baik untuk menggugah traveler dalam hal pengetahuan mengenai perkarantinaan, dimana hal tersebut sangat diperlukan demi mencegah terjangkitnya penyakit disuatu area atau menyebarnya penyakit antar area maupun antar negara apabila tidak melakukan prosedur karantina dengan benar. Pengetahuan responden juga diperlukan agar masyarakat mengetahui tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi indikasi adanya suatu penyakit di suatu area.

14 Efektifitas Kampanye Ditinjau dari Media Survey yang dilaksanakan pada bulan Mei dan Agustus 2008 terhadap 400 traveler domestik dapat dikelompokan dan ditinjau berdasarkan media, yaitu bagaimana sikap responden mengenai terpaan media dan kepercayaan responden terhadap media. Dilihat berdasarkan media, efektifitas kampanye dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Efektifitas Kampanye Ditinjau dari Media No. Item Hasil Survey 1 (Mei 2008) Hasil Survey 2 (Agustus 2008) Televisi:222 (38%) Televisi:166 (41%) Internet:75 (13%) Internet:73 (18%) 1. Terpaan media Suratkabar:130 (22%) Radio:27 (5%) Keluarga/teman:78(13%) Lainnya:50 (9%) Televisi: 269 (51%) Internet: 69 (13%) Suratkabar:23 (6%) Radio:8 (2%) Keluarga/teman:103(25%) Lainnya:32 (8%) Televisi: 195 (48%) Internet: 127 (31%) 2. Kepercayaan Terhadap media Suratkabar:105 (20%) Radio: 29 (5%) Suratkabar:30 (7%) Radio: 6 (1%) Keluarga/teman:36(7%) Keluarga/teman:40(10%) Lainnya: 21 (4%) Lainnya: 6 (1%) Pemerintah: 134(27%) Pemerintah: 59(15%) Petugas KP:201(40%) Petugas KP:173(43%) 3. Sumber Informasi mengenai Karantina Media: 99 (20%) Dokter Hewan:40(8%) Media: 89 (22%) Dokter Hewan:32(8%) Keluarga/teman:22(4%) Keluarga/teman:33(8%) Lainnya: 8 (2%) Lainnya: 14 (4%)

15 Dilihat berdasarkan terpaan media, traveler lebih banyak diterpa atau mendengar informasi perkarantinaan melalui televisi dan surat kabar pada survey I, sedangkan pada survey II responden lebih banyak diterpa oleh televisi. Selain televisi, pada survey II responden banyak memperoleh informasi melalui non-media, yaitu melalui teman atau keluarga karena traveler menganggap informasi yang diperoleh melalui keluarga atau teman lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hasil pada tabel diatas menunjukkan bahwa traveler lebih menyukai atau mempercayai televisi untuk memperoleh informasi, karena hampir semua masyarakat sudah dapat menikmati siaran televisi sampai ke pedesaan dan hampir semua pelaku perjalanan setiap hari selalu menonton televisi pada saat santai dirumah untuk memperoleh informasi. Televisi juga merupakan media yang sangat cepat diingat apabila dalam penyampaian informasi dikemas secara singkat, jelas dan tepat sasaran serta menarik bagi semua kalangan usia. Hasil survey ini pula dapat dijadikan acuan dalam mengambil kebijakan untuk memberikan informasi perkarantinaan, yaitu responden menyukai dan mempercayai media televisi dalam memperoleh informasi. Karantina untuk itu perlu bekerjasama dengan berbagai media terutama televisi untuk menyebarkan informasi mengenai perkarantinaan. Selain televisi, traveler juga mempercayai dan menyukai internet dalam memperoleh informasi, mengingat internet sangat mudah diakses siapa saja dan kapan saja. Internet juga dipercaya traveler dapat memberikan informasi mengenai berbagai hal termasuk mengenai Karantina. Berdasarkan hasil survey tersebut, karantina disarankan membuat situs, web blog dan juga situs jejaring untuk memperluas jaringan informasi perkarantinaan di internet. Menurut hasil survey, untuk memperoleh informasi Karantina tentu saja yang

16 dipercaya sebagai sumber adalah Petugas Karantina itu sendiri. Petugas Karantina adalah petugas pemerintah yang berada dilapangan dan berinteraksi atau berkomunikasi langsung dengan traveler. Interaksi atau komunikasi yang terjalin antara petugas karantina dengan traveler dapat dikatakan cukup baik sehingga terjadi kepercayaan pada traveler terhadap petugas Karantina dalam memperoleh informasi mengenai Karantina. Hubungan yang baik antara petugas karantina dengan traveler diharapkan dapat terjalin sebuah kerjasama yang baik dalam membantu petugas Karantina menjalankan prosedur tindakan perkarantinaan Efektifitas Kampanye Ditinjau dari Perilaku Responden berikut: Hasil survey ditinjau berdasarkan perilaku traveler dapat ditinjau pada tabel Tabel 9. Efektifitas Kampanye Ditinjau dari Perilaku Responden No Item Perjalanan dengan membawa hewan Mencari informasi Karantina Pelaporan unggas sakit Transportasi yang digunakan 5. Tujuan perjalanan Hasil Survey 1 (Mei 2008) Sering: 3 (1%) Kadang-kadang: 69 (20%) Tidak pernah: 269 (79%) Hasil Survey 2 (Agustus 2008) Sering: 55 (19%) Kadang-kadang: 102 (34%) Tidak pernah: 140 (47%) 71 (18%) 124 (44%) 336 (93%) 339 (88%) Pesawat: 188 (37%) Kapal Laut: 88 (17%) Bus: 218 (41%) Lainnya: 19 (4%) Antar Pulau: 136 (35%) Antar Propinsi: 256 (65%) Pesawat: 190 (55%) Kapal Laut: 73 (21%) Bus: 71 (20%) Lainnya: 12 (3%) Antar Pulau: 226 (57%) Antar Propinsi: 174 (43%)

17 Berdasarkan survey yang dilakukan, diketahui bahwa terjadi peningkatan persentase berkaitan dengan perilaku responden. Traveler mengaku tidak pernah atau kadang-kadang membawa unggas dalam perjalanan. Walaupun demikian, petugas karantina di lapangan tetap harus waspada dalam menginspeksi barang bawaan traveler sehingga tidak terjadi penyalahgunaan prosedur Karantina dengan membawa unggas. Perilaku responden dalam aspek konatif juga meningkat, yaitu dilihat dari peningkatan persentase sebesar 26 persen dalam tindakan traveler yang mencari informasi mengenai tata cara atau prosedur perkarantinaan sebelum melakukan perjalanan. Hal tersebut merupakan permulaan yang baik, karena sosialisasi melalui metode kampaye yang dilaksanakan di bandara Soekarno-Hatta secara tidak berkesinambungan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencari informasi karantina sebelum melakukan perjalanan. Sosialisasi akan lebih baik apabila dilakukan berkesinambungan walaupun membutuhkan biaya yang cukup besar. Kesadaran masyarakat dalam pelaporan unggas yang sakit, dalam 400 kuesioner yang dibagi terhadap traveler sebesar 88 persen yang menjawab akan melaporkan unggas sakit pada survey II. Walaupun persentase menurun, jumlah traveler meningkat dari 336 menjadi 339 responden. Hal tersebut karena terdapat beberapa traveler yang tidak menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini dapat dijadikan masukan untuk melakukan pelatihan bagi pembuat kuesioner agar menggunakan bahasa yang mudah dimengerti bagi semua kalangan dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Transportasi yang umumnya digunakan responden dalam melakukan perjalanan adalah pesawat dan bus. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi petugas karantina di lapangan untuk memperbanyak jumlah petugas di bandara atau jalur-jalur transportasi bus dan melakukan pengawasan lebih di jalur-jalur transportasi yang

18 umumnya lebih banyak disukai traveler. Perjalanan yang umumnya dilakukan oleh traveler adalah antar propinsi pada survey I dan tujuan antar pulau pada survey II. Sama halnya dengan hal diatas, perjalanan yang umumnya sering dilakukan oleh traveler dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan jumlah petugas-petugas di lapangan dan agar petugas melakukan pengawasan dengan lebih ketat. Ditinjau dari ketiga aspek diatas, dapat dilihat yang mengalami peningkatan signifikan adalah perilaku responden. Hal ini dilihat pada besarnya peningkatan persentase responden pada survey. Hal ini membuktikan bahwa peran kampanye yang dilakukan melalui dua kegiatan utama, yaitu: community event dan pameran edutainment, serta melalui pemasangan spanduk, standing banner dan juga backdrop yang diselenggarakan oleh badan Karantina Pertanian sangat besar terhadap peningkatan kesadaran masyarakat kota Jakarta. Komunikasi yang dilakukan dapat dikatakan baik karena mampu meningkatkan kesadaran masyarakat yang dalam hal ini adalah traveler Hubungan Karakteristik terhadap Kesadaran Masyarakat Penelitian kali ini juga bertujuan untuk melihat adanya hubungan yang terjadi antara karakteristik responden terhadap kesadaran masyarakat. Hubungan diuji dengan model uji chi-square. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut:

19 Tabel 10. Hasil Karakteristik responden terhadap Kesadaran Masyarakat Karakteristik Nilai Hitung Nilai Tabel (alpha 5%) 1. Tingkat Pendidikan 3,919 3, Usia 21,306 3, Jenis Kelamin 0,792 3, Pekerjaan 37,393 3, Media 18,736 3,841 Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 11.5 for windows dengan model uji chi-square (χ 2 ) dan alpha yang digunakan adalah 5 persen, didapatkan nilai χ 2 sebesar 3, Tingkat Pendidikan, nilai peluang (p) pada output sebesar 0,048. Nilai tersebut menunjukkan tingkat pendidikan memiliki hubungan dengan kesadaran masyarakat karena nilai χ 2 hitung lebih besar dari nilai χ 2 tabel, dan nilai p (0,048) < dari α (0,05). Jumlah responden pendidikan rendah sebanyak 169 responden tergolong tidak sadar dan sebanyak 93 responden tergolong sadar. Sedangkan jumlah responden pendidikan tinggi, sebanyak 75 orang tergolong tidak sadar dan 63 responden tergolong sadar. Responden dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki pengetahuan yang lebih luas dibanding responden dengan tingkat pendidikan rendah, sesuai dengan hasil analisis data maka tolak H 0 atau terima H 1 artinya tidak saling bebas atau terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kesadaran masyarakat responden. Dengan demikian, tingkat pendidikan menentukan kesadaran masyarakat traveler. Perhitungan diatas menunjukkan traveler yang memiliki

20 tingkat pendidikan tinggi memiliki kesadaran yang lebih besar terhadap pentingnya Badan Karantina Pertanian dalam pencegahan penyebaran penyakit, terkait dengan penyakit flu burung. Oleh karena itu, pendidikan rata-rata di Indonesia perlu ditingkatkan sehingga kesadaran masyarakat dapat meningkat dan dikatagorikan memiliki kesadaran masyarakat tinggi. 2. Usia, didapatkan nilai χ 2 sebesar 21,309. Nilai peluang (p) sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa usia traveler memiliki hubungan dengan kesadaran karena nilai χ 2 hitung lebih besar dari nilai χ 2 tabel, dan nilai p (0,000) < α (0,05). Dilihat dari analisis, jumlah responden dengan usia 28 tahun yang tergolong tidak sadar sebanyak 153 responden, dan yang tergolong sadar sebanyak 61 orang. Jumlah responden yang berusia > 28 tahun sebanyak 91 responden tergolong tidak sadar dan 95 responden tergolong sadar. Semakin tinggi usia traveler, maka semakin tinggi pula kesadaran terhadap pentingnya Badan Karantina Pertanian dalam pencegahan penyebaran penyakit hewan. Berdasarkan hasil analisis data diatas maka tolak H 0 atau terima H 1 artinya terdapat hubungan antara usia dengan kesadaran masyarakat traveler. Hal ini dapat dikatakan bahwa usia menentukan kesadaran masyarakat. Semakin dewasa usia seseorang, maka kesadaran masyarakatnya akan semakin tinggi. Karena seseorang dengan usia diatas 28 tahun lebih memahami pentingnya kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit dibandingkan dengan responden usia dibawah 28 tahun. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi atau penyuluhan yang merata di semua kalangan usia agar memiliki kesadaran sedini mungkin dan bersama-sama dengan Karantina Pertanian mencegah masuk atau keluarnya atau menyebarnya suatu penyakit hewan di NKRI.

21 3. Jenis kelamin, berdasarkan hasil pengolahan data dengan model uji chi-square (χ 2 ) didapatkan nilai χ 2 sebesar 0,792; dan nilai peluang (p) sebesar 0,373. Nilai tersebut menunjukkan bahwa jenis kelamin saling bebas atau tidak memiliki hubungan dengan kesadaran masyarakat karena nilai χ 2 hitung lebih kecil dari nilai χ 2 tabel. Berdasarkan hasil analisis data di atas maka terima H 0, artinya tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kesadaran masyarakat. Sebanyak 130 responden pria tergolong tidak sadar dan 76 responden pria tergolong sadar. Sedangkan pada responden wanita, sebanyak 114 responden tergolong tidak sadar dan sebanyak 60 responden tergolong sadar. Perhitungan diatas membuktikan bahwa antara pria dan wanita sama-sama memiliki tingkat kesadaran yang sama terhadap pentingnya kesehatan dan pentingnya Badan Karantina Pertanian dalam pencegahan penyakit flu burung. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi berkesinambungan terhadap traveler baik pria maupun wanita meskipun membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga kesadaran masyarakat akan meningkat. 4. Pekerjaan traveler, didapatkan nilai χ 2 sebesar 37,393. Sedangkan nilai peluang (p) sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pekerjaan traveler memiliki hubungan dengan kesadaran masyarakat karena nilai χ 2 hitung lebih besar dari nilai χ 2 tabel. Pada tabel tabulasi silang diketahui pada responden dengan pekerjaan sebagai non-pns, 203 responden tergolong tidak sadar dan 86 responden tergolong sadar. Sedangkan pada responden dengan pekerjaan PNS, sebanyak 41 responden tergolong tidak sadar dan 156 responden tergolong sadar. Traveler yang memiliki pekerjaan sebagai PNS lebih tinggi tingkat kesadarannya daripada pekerjaan Non-PNS. Hal ini dikarenakan PNS telah

22 mengetahui tugas dan fungsi Karantina Pertanian, dibandingkan dengan traveler yang memiliki pekerjaan Non-PNS yang sebagian besar belum mengetahui dengan benar. Berdasarkan hasil analisis data di atas maka tolak H 0 atau terima H 1 artinya terdapat hubungan antara pekerjaan dengan Kesadaran traveler. Hal ini dapat dikatakan bahwa jenis pekerjaan menentukan Kesadaran traveler. Selain itu, dibuktikan dengan hasil survey bahwa responden mempercayai pemerintah untuk mendapatkan informasi karena dirasa lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 5. Media, dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok responden yang lebih suka mendapatkan informasi melalui Media dan kelompok responden yang lebih suka untuk mendapatkan informasi melalui Non-Media seperti keluarga atau teman. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan nilai χ 2 sebesar 18,736. Dan nilai peluang (p) sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa media memiliki hubungan dengan kesadaran masyarakat karena nilai χ 2 hitung lebih besar dari nilai χ 2 tabel. Responden yang lebih menyukai teman atau keluarga, sebanyak 65 responden tergolong tidak sadar dan 14 responden tergolong sadar. Sedangkan responden yang menyukai media sebanyak 179 responden tergolong tidak sadar dan 142 responden tergolong sadar. Hampir semua masyakat sudah dapat menikmati media sampai ke pedesaan terutama televisi dan juga hampir semua pelaku perjalanan setiap hari selalu menonton televisi pada saat santai dirumah. Media juga sangat cepat diingat apabila dalam penyampaian informasi dikemas secara singkat, jelas dan tepat sasaran serta menarik bagi semua kalangan usia. Berdasarkan hasil analisis data di atas maka tolak H 0 atau terima H 1 artinya terdapat hubungan antara media dengan kesadaran

23 masyarakat traveler. Hal ini dapat dikatakan bahwa media membawa pengaruh besar terhadap kesadaran traveler. Hampir seluruh masyarakat menggunakan media untuk memperoleh informasi baik melalui televisi, surat kabar, internet maupun radio. Hal ini membantu untuk membentuk persepsi masyarakat terhadap suatu hal. Dalam hal ini terkait dengan penyakit flu burung. Melalui media, masyarakat dapat mengetahui pencegahan dan institusi yang tepat untuk melaporkan penyakit flu burung. Oleh karena itu, Badan Karantina Pertanian perlu untuk bekerjasama dengan berbagai media dalam melaksanakan sosialisasi sehingga proses komunikasi akan lebih efektif, maka kesadaran masyarakat pun akan meningkat. Dilihat dari hasil analisis diatas, maka dapat diketahui bahwa karakteristik yang paling signifikan adalah pekerjaan, usia, dan media. Ketiga hal tersebut dapat dijadikan masukan bagi Karantina Pertanian dalam melakukan sosialisasi agar lebih efektif. Selain harus melakukan sosialisasi bagi masyarakat yang memiliki pekerjaan non-pns, sosialisasi sejak dini juga sangat diperlukan dalam membangun kesadaran dengan berbagai tingkat pendidikan. Dalam hal media, Karantina perlu menjalin kerjasama baik dengan media cetak ataupun media elektronik agar komunikasi dapat dilaksanakan secara menyeluruh dan efektif. Karakteristik paling utama diperkuat oleh perilaku dan media. Faktor efektifitas komunikasi terhadap kesadaran masyarakat meliputi: 1. Pengetahuan, ditinjau dari pengetahuan maka dapat dilihat pada peningkatan persentase pengetahuan Karantina, responden yang pernah diinspeksi petugas, dan pada pengetahuan sangsi Karantina. 2. Media, ditinjau dari media dapat dilihat terjadi peningkatan persentase pada aspek terpaan media, kepercayaan terhadap media, dan juga sumber informasi mengenai

24 Karantina. 3. Perilaku, terlihat pada peningkatan persentase aspek perjalanan dengan membawa hewan, pencarian informasi Karantina, dan tujuan perjalanan. 4. Karakteristik, dibuktikan dengan uji khi-kuadrat (chi-square) melalui SPSS yang meliputi empat faktor: tingkat pendidikan, usia, pekerjaan dan media. Faktor efektifitas komunikasi yang paling signifikan terhadap kesadaran masyarakat adalah karakteristik responden. Dimana karakteristik berpengaruh pada perilaku responden.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Program Public Awareness :

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Program Public Awareness : ISSN : 1978-4333, Vol. 02, No. 03 5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Program Public Awareness : Studi Kasus Kampanye Flu Burung Oleh Badan Karantina Pertanian Di Jakarta Ghea Gatya Ezaputri

Lebih terperinci

April Mei Oktober November

April Mei Oktober November Lampiran 1. Rencana Jadwal Penelitian No I II Kegiatan Proposal dan Kolokium Penyusunan draft dan Revisi Konsultasi Proposal Kolokium Studi Lapang Pengumpulan Data Lanjutan Analisis data III Penulisan

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG. adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan

BAB III PENDEKATAN LAPANG. adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebagai metode utama dengan menggunakan metode penelitian survey. Kegiatan dilaksanakan dengan survey tahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang memproduksinya. Hal ini membuat kesulitan bagi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang memproduksinya. Hal ini membuat kesulitan bagi perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali nama produk yang dikenal tanpa mengetahui nama perusahaan yang memproduksinya. Hal ini membuat kesulitan bagi perusahaan yang ingin mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan transportasi akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya tingkat mobilitas masyarakat. Mobilitas masyarakat membutuhkan sebuah sarana

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1. Rencana Implementasi Pada sub bab ini akan dibahas mengenai implementasi dari solusi bisnis yang telah diperoleh dari hasil analisis solusi bisnis.

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1. Rencana Implementasi Implementasi solusi bisnis berikut yang telah diperoleh dari solusi bisnis, akan diterapkan untuk wilayah Bandung, Bekasi

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Karakteristik demografi pemilih yang mencakup usia antara 20-49 tahun, berpendidikan SLTA dan di atasnya, memiliki status pekerjaan tetap (pegawai negeri sipil, pengusaha/wiraswasta

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR 6.1 Karakteristik Pengunjung Karakteristik pengunjung dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, lokasi dan tempat tinggal, status

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Penetrasi Internet di Indonesia

Gambar 1.1 Penetrasi Internet di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya mempertahan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Melihat sifat penelitian ini

Lebih terperinci

Berapa pendapatan anda perbulan? 1. <Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Berapa pendapatan anda perbulan? 1. <Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp LAMPIRAN LAMPIRAN KUESIONER Responden yang terhormat, Penulis adalah salah satu Mahasiswa Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung, yang pada saat ini sedang menyusun skripsi dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Yamaha periode 1 (11-13 Maret 2011), dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Pengumpulan Data (Fact Finding)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Yamaha periode 1 (11-13 Maret 2011), dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Pengumpulan Data (Fact Finding) 95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah observasi melalui wawancara dilakukan oleh peneliti kepada beberapa nara sumber terpercaya terkait dengan MAnajemen Event pengundian Milyarder Yamaha

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami kemajuan, walaupun perkembangan tersebut dirasakan memiliki ketimpangan atau ketidakseimbangan pada pemerataan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada suatu perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan daya saing

BAB 1 PENDAHULUAN. pada suatu perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan daya saing BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi informasi menjadi salah satu sumber daya utama pada suatu perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan daya saing perusahaan tersebut. Maka,setiap

Lebih terperinci

1. Latar Belakang Waktu, Tempat, Dan Bentuk Kegiatan Target Market Dan Peserta Promosi Dan Publikasi

1. Latar Belakang Waktu, Tempat, Dan Bentuk Kegiatan Target Market Dan Peserta Promosi Dan Publikasi 1. Latar Belakang... 3 2. Waktu, Tempat, Dan Bentuk Kegiatan... 3 3. Target Market Dan Peserta... 4 4. Promosi Dan Publikasi... 4 5. Nomor Rekening QUIC... 4 6. Sponsorship... 5 6.1. Sponsor Platinum (Terbatas

Lebih terperinci

KUESIONER. Dengan memberikan tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih. Apakah Anda pernah melihat atau mendengar iklan Coca Cola?

KUESIONER. Dengan memberikan tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih. Apakah Anda pernah melihat atau mendengar iklan Coca Cola? 62 Lampiran 1 KUESIONER Bersama ini saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi kuesioner ini. Adapun kuesioner ini merupakan survey tentang Analisis Efektifitas Iklan Coca Cola yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. bantu SPSS. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah pernyataan pada

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. bantu SPSS. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah pernyataan pada IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji itas dan Reabilitas 4.1.1 Uji itas Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan analisis faktor menggunakan alat bantu SPSS. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak.

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan dunia informasi sekarang ini, peranan Humas dalam sebuah organisasi sangat penting, baik dengan publik internal maupun eksternal yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 28 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Adapun deskripsi karakteristik responden dari penelitian ini meliputi jenis kelamin dan usia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan zaman dan teknologi yang ada pada saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan zaman dan teknologi yang ada pada saat ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan zaman dan teknologi yang ada pada saat ini, membuat komunikasi menjadi lebih mudah dan beragam, mulai dari bentuk komunikasi satu arah

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 47 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 6.1 Keterdedahan Rubin (2005) mengartikan terpaan media sebagai suatu aktivitas khalayak dalam memanfaatkan atau menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan tentang Strategi Promosi Dinas Pariwisata Dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan tentang Strategi Promosi Dinas Pariwisata Dan 83 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menganalisis data dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Strategi Promosi Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Jawa

Lebih terperinci

PUSAT STUDI DAN PEMBERDAYAAN PUBLIK (Center for Public Studies and Empowerment)

PUSAT STUDI DAN PEMBERDAYAAN PUBLIK (Center for Public Studies and Empowerment) PUSAT STUDI DAN PEMBERDAYAAN PUBLIK (Center for Public Studies and Empowerment) SURVEI TANGGAPAN MASYARAKAT BANDAR LAMPUNG TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM AYO BERSIH-BERSIH Bandar Lampung, Agustus 2006 Research

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Penyajian Data Penelitian 4.1.1. Pemilihan Responden Pada bab yang ke empat dari skripsi yang di buat oleh penulis, penulis melakukan wawancara mendalam (deep interview) dengan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.16/08/72/Th.XIII, 01 Agustus 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA JUNI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu kejadian luar biasa dalam

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu kejadian luar biasa dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu kejadian luar biasa dalam dunia kesehatan di negara Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.18/09/72/Th.XIII, 01 September 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA JULI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Cikal bakal berdirinya Kelompok Kompas Grameda (KKG) diawali dengan diterbitkannya Majalah Intisari pada tahun 1963. Dua tahun kemudian, tepatnya

Lebih terperinci

Kuesioner. Sebelumnya, saya mohon maaf telah menggangu waktu anda untuk mengisi. untuk memenuhi syarat kelulusan program studi S-1.

Kuesioner. Sebelumnya, saya mohon maaf telah menggangu waktu anda untuk mengisi. untuk memenuhi syarat kelulusan program studi S-1. Kuesioner No.Responden: Sebelumnya, saya mohon maaf telah menggangu waktu anda untuk mengisi kuesioner dari saya. Saya mahasiswa yang sedang melakukan penelitian skripsi untuk memenuhi syarat kelulusan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di

Lebih terperinci

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang membutuhkan, namun sebagian besar orang dari semua kalangan diseluruh dunia. Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa Dirgahayu Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru. Penelitian

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG I. UMUM Peraturan Pemerintah ini merupakan pelaksanaan Pasal 65

Lebih terperinci

PRODUKSI MEDIA PR CETAK SIMULASI PRODUKSI MEDIA EVENT PR SPANDUK, HANGING BANNER DAN X BANNER

PRODUKSI MEDIA PR CETAK SIMULASI PRODUKSI MEDIA EVENT PR SPANDUK, HANGING BANNER DAN X BANNER Modul ke: Fakultas FIKOM PRODUKSI MEDIA PR CETAK SIMULASI PRODUKSI MEDIA EVENT PR SPANDUK, HANGING BANNER DAN X BANNER Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Enjang Pera Irawan, S.Sos, M.I.Kom

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PERMEN-KP/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Efektifitas isi pesan, ID_AyahASI, Tingkat pengetahuan. Daftar Pustaka : 6 buku,

ABSTRAK. : Efektifitas isi pesan, ID_AyahASI, Tingkat pengetahuan. Daftar Pustaka : 6 buku, EFEKTIFITAS ISI PESAN AKUN TWITTER @ID_AYAHASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN FOLLOWERS MENGENAI MASALAH SEPUTAR ASI Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2007 Mirzani Augustya/207000130 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP PARTISIPASI PEMILIH PEMULA 3.1 Validitas dan Reliabilitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di awal tahun 2000 pemerintah menerapkan otonomi daerah, langkah ini

BAB I PENDAHULUAN. Di awal tahun 2000 pemerintah menerapkan otonomi daerah, langkah ini 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Di awal tahun 2000 pemerintah menerapkan otonomi daerah, langkah ini disertai perubahan organisasi pemerintah di tingkat propinsi, kabupaten dan kota. Lembaga

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemasaran merupakan sekumpulan rancangan kegiatan yang berkaitan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan pengembangan, mendistribusikan, mempromosikan, serta menetapkan harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggalangan kampanye sosial tentang anti rokok marak dilakukan. Hal ini dilatar

BAB I PENDAHULUAN. Penggalangan kampanye sosial tentang anti rokok marak dilakukan. Hal ini dilatar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggalangan kampanye sosial tentang anti rokok marak dilakukan. Hal ini dilatar belakangi oleh Peraturan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 75 Tahun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed methods). Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dibahas mengenai strategi Badan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dibahas mengenai strategi Badan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dibahas mengenai strategi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Barat dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

BAB III HASIL TEMUAN STUDI PENGARUH TERPAAN MEDIA SOSIAL DAN KELOMPOK REFERENSI FOLLOWER

BAB III HASIL TEMUAN STUDI PENGARUH TERPAAN MEDIA SOSIAL DAN KELOMPOK REFERENSI FOLLOWER 85 BAB III HASIL TEMUAN STUDI PENGARUH TERPAAN MEDIA SOSIAL TWITTER @WISATASEMARANG DAN KELOMPOK REFERENSI FOLLOWER TERHADAP MINAT FOLLOWER UNTUK BERWISATA DI KOTA SEMARANG Pada bab ini peneliti akan menguraikan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.02/01/72/Th.XIII, 04 Januari 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA NOPEMBER Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Globalisasi membuat setiap SDM Indonesia dituntut untuk dapat bersaing dengan SDM dari negara lain. Tiga faktor dasar penunjang terbentuknya sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1. Rencana Implementasi Rencana implementasi solusi bisnis yang akan dibahas pada sub bab ini akan difokuskan pada skala Bandung saja. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Akibat tingkat pertumubuhan yang positif tersebut, secara otomatis industri

BAB 1 PENDAHULUAN. Akibat tingkat pertumubuhan yang positif tersebut, secara otomatis industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Bisnis kuliner di era saat ini makin meningkat, hal ini diperkuat dengan pernyataan yang pernah disampaikan oleh Menteri Peindustrian Saleh Husin

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 17 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.06/03/72/Th.XIII, 01 Maret 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA JANUARI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang pada dasarnya tidak dapat hidup hanya bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. Umumnya manusia

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.08/04/72/Th.XIII, 01 April 2016 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA PEBRUARI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses menyampaikan informasi kepada orang lain. Proses komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : komunikasi langsung dan tidak langsung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kondisi yang sesuai dengan keinginan, dalam jumlah yang tepat, pada waktu

BAB I PENDAHULUAN. dan kondisi yang sesuai dengan keinginan, dalam jumlah yang tepat, pada waktu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, Indonesia membutuhkan sistem distribusi nasional yang terintegrasi guna mampu menjamin ketersediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat secara

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

LAPORAN BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG SEMESTER I TAHUN 2017

LAPORAN BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG SEMESTER I TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG SEMESTER I TAHUN 2017 BALAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan media atau sering juga disebut dengan media relations.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan media atau sering juga disebut dengan media relations. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kegiatan yang dilakukan Humas dalam sebuah perusahaan merupakan membangun citra positif terhadap khalayak dengan cara membangun hubungan baik dengan media

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL. Tujuan komunikasi untuk merancang media promosi event BIG MEET

BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL. Tujuan komunikasi untuk merancang media promosi event BIG MEET 48 BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi untuk merancang media promosi event BIG MEET UP Fingerboard Contest sangatlah penting, sebagai pembenahan dari rancangan media

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 24 BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Kerangka Teori II.1.1. Komunikasi dan Komunikasi Efektif Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada kelompok lain untuk memberitahu atau untuk merubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayaknya. Setiap ide, gagasan yang dipandang sebagai upaya pembaruan atau

BAB I PENDAHULUAN. khalayaknya. Setiap ide, gagasan yang dipandang sebagai upaya pembaruan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus terus melakukan inovasi yang kreatif dalam menciptakan program-program baru yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan khalayaknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial politik memberi perubahaan besar pada industri media masa di Indonesia. Fungsi media masa sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran umum dan sejarah TV LED merek Sharp di Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran umum dan sejarah TV LED merek Sharp di Indonesia BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum dan sejarah TV LED merek Sharp di Indonesia Pada tahun 1975 Sharp Co. bersama PT Yasonta memproduksi televisi hitam putih di Indonesia. Dua tahun kemudian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah bangsa besar adalah bangsa yang memiliki masyarakat yang berilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya lembaga

Lebih terperinci

STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan telah menjadi area untuk semua orang, tidak hanya beberapa pihak saja.

BAB I PENDAHULUAN. dan telah menjadi area untuk semua orang, tidak hanya beberapa pihak saja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet muncul sebagai media baru dimana semua menjadi lebih interaktif dan telah menjadi area untuk semua orang, tidak hanya beberapa pihak saja. Semua kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun Wings adalah salah satu perusahaan yang telah tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun Wings adalah salah satu perusahaan yang telah tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama bertahun-tahun Wings adalah salah satu perusahaan yang telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan di Indonesia yang terkenal. Wings adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1 Rencana Implemetasi Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa terdapat tiga buah atribut yang dapat digunakan untuk mengedukasi mahasiswi mengenai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2017 No.23/04/33/Th.XI, 03 April 2017 PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2017 Transportasi Udara Jumlah keberangkatan (embarkasi) penumpang angkutan udara komersial dari Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian memiliki definisi sebagai sebuah kerangka kerja yang digunakan dalam melakukan sebuah penelitian. Desain penelitian memberikan serangkaian

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.14/07/72/Th.XIV, 03 Juli 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA MEI 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data-data dari hasil penelitian yang penulis peroleh mengenai pelaksanaan promotion mix di bank bjb. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yang

Lebih terperinci

Our Mobile Planet: Indonesia

Our Mobile Planet: Indonesia Our Mobile Planet: Indonesia Memahami Konsumen Seluler Mei 2013 Rahasia dan Milik Google 1 Ringkasan Eksekutif Ponsel cerdas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Penetrasi ponsel

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Syarat Rumah Sehat secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Syarat Rumah Sehat secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian. BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menyajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data lembar isian dengan judul Pengetahuan Masyarakat Tentang Syarat Rumah Sehat secara

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.12/06/72/Th.XIV, 02 Juni 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA APRIL 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN. Hasil pengolahan data selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan

BAB III HASIL PENELITIAN. Hasil pengolahan data selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan BAB III HASIL PENELITIAN Dalam Bab III ini menyajikan gambaran data penelitian yang diperoleh dari hasil jawaban reponden, proses pengolahan data, dan analisis hasil pengolahan data. Hasil pengolahan data

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG. A. Deskripsi Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) selama 2 bulan dalam menjalankan Kuliah Kerja Media, yaitu:

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG. A. Deskripsi Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) selama 2 bulan dalam menjalankan Kuliah Kerja Media, yaitu: BAB IV PELAKSANAAN MAGANG A. Deskripsi Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) Pada saat pelaksanaan Kuliah Kerja Media di Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kota Surakarta, ada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Di era ini perkembangan dunia Teknologi Informasi sangatlah pesat, pertukaran data dalam dunia digital ini hampir dikatakan sebagai sebuah kebutuhan primer,

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 49 BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN Profil relawan PNPM-MP Kelurahan Situ Gede dalam penelitian ini akan dilihat dari dua faktor yaitu faktor internal dan

Lebih terperinci

CAKUPAN IMUNISASI. Pekan Imunisasi Sedunia. Bersama WUJUDKAN. yang tinggi dan merata." Panduan April 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN RI

CAKUPAN IMUNISASI. Pekan Imunisasi Sedunia. Bersama WUJUDKAN. yang tinggi dan merata. Panduan April 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN RI KEMENTERIAN KESEHATAN RI Panduan Pekan Imunisasi Sedunia 24-30 April 2015 Bersama WUJUDKAN CAKUPAN IMUNISASI yang tinggi dan merata." "bersama wujudkan cakupan Imunisasi yang tinggi dan merata." -1 World

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep akses informasi kesehatan : radio televisi surat kabar handphone internet teman keluarga poster / baliho / spanduk diskusi / seminar Health Literacy B.

Lebih terperinci

Kantor Urusan Kerjasama Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Laporan Monitoring Evaluasi Implementasi Kegiatan Kerjasma

Kantor Urusan Kerjasama Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Laporan Monitoring Evaluasi Implementasi Kegiatan Kerjasma 2016 Kantor Urusan Kerjasama Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Laporan Monitoring Evaluasi Implementasi Kegiatan Kerjasma 1 MONITORING EVALUASI KERJASAMA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA April 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif adalah industri yang bermuara pada intelektualitas, ide, dan gagasan orisinil yang kemudian di realisasikan berdasarkan pemikiran insan kreatif yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Virus avian influenza tipe H5N1 yang dikenal dengan Flu Burung adalah suatu virus yang umumnya menyerang bangsa unggas yang dapat menyebabkan kematian pada manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, Lokasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Jenis Usaha, Nama Perusahaan, Lokasi Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Bandung sebelumnya disebut Balai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 17 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pengaruh pola penggunaan jejaring sosial terhadap motivasi dan alokasi waktu belajar siswa SMPN 1 Dramaga, menggunakan desain

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1. Rencana Implementasi Pada subbab ini akan dibahas mengenai implementasi dari solusi bisnis yang telah diperoleh pada bab sebelumnya. Pada proyek

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini, peranan dan pengaruh informasi dan komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan yang dilakukan didalam dan oleh masyarakat

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.22/11/72/Th.XIV, 01 Nopember 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA SEPTEMBER 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang

Lebih terperinci

BAB IV DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Data Penelitian Didalam kuesioner yang disebarkan kepada responden, terdapat dua bagian pertanyaan yang berbeda. Bagian pertanyaan pertama terdiri dari 12 pertanyaan,

Lebih terperinci