Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif"

Transkripsi

1 UNIT 3 MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BELAJAR YANG EFEKTIF

2

3

4

5 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif UNIT 3 MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BELAJAR YANG EFEKTIF Pendahuluan Lingkungan kelas sangat berperan dalam menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk belajar. Penataan lingkungan belajar bisa berupa pengelolaan kelas, penataan sumber dan alat bantu belajar, serta penataan pajangan hasil karya siswa. Pengelolaan kelas yang efektif paling tidak memenuhi empat hal: 1) Mobilitas, memudahkan siswa untuk bergerak dari satu pojok ke pojok lain, 2) Aksesibilitas, memudahkan siswa mengakses sumber dan alat bantu belajar, 3) Interaksi, memudahkan siswa untuk berinteraksi Penataan meja dan kursi memudahkan siswa untuk mengeksplorasi pengetahuannya dengan sesama teman dan gurunya, dan 4) Variasi kegiatan, memudahkan siswa dalam melakukan berbagai kegiatan yang beragam, misalnya berdiskusi, melakukan percobaan, dan presentasi. Penataan sumber dan alat bantu belajar hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga sumber belajar mudah diakses oleh siswa maupun guru. Misalnya penempatan alat bantu belajar di tengah ruangan memungkinkan semua siswa memiliki jarak yang relatif sama dalam mengaksesnya daripada alat tersebut ditempatkan di salah satu pojok ruangan. Penataan pajangan hasil karya siswa selain perlu memenuhi aspek estetika (keindahan) juga perlu diatur sedemikian rupa sehingga berada dalam jangkauan pandang/sentuh siswa agar mereka benar-benar memperoleh manfaat dari pemajangan hasil karya tersebut. Tujuan Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu: 1. mengelola kelas untuk mendorong pembelajaran kontekstual; 2. mengelola hasil karya siswa menjadi pajangan dan sumber belajar bersama. 63

6 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Pertanyaan Kunci Bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang mendorong siswa aktif? Petunjuk Umum 1. Pengelolaan kelas dilakukan untuk mendorong terlaksananya pembelajaran kontekstual yang melatih kecakapan berpikir dan bekerja baik secara individu maupun kelompok. 2. Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa menjadi sumber belajar bersama yang dapat digunakan untuk bahan praktik presentasi yang baik, mendiskusikan berbagai jenis karya siswa, dan mengelolanya sebagai sumber belajar yang diatur sebagai pajangan di dalam atau di luar kelas, dan memamerkannya dalam perpustakaan hasil karya siswa atau portofolio. Sumber dan Bahan 1. Presentasi Unit 3 2. Film wawancara dengan kepala sekolah dan guru yang mengembangkan pembelajaran kooperatif, memajangkan dan mengelola karya siswa sebagai sumber belajar, dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar 3. Film wawancara dengan siswa yang hasil karyanya diportofoliokan sendiri 4. Handout Peserta 3.1: Seting Kelas 5. Handout Peserta 3.2: Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa 6. Handout Peserta 3.3: Mengidentifikasi Masalah dan Mencari Alternatif Solusi 7. Informasi Tambahan 3.1: Menata Kelas yang Dinamis dan Variatif 8. Informasi Tambahan 3.3: Mengembangkan Portofolio Siswa sebagai Sumber Belajar 9. ATK: kertas flipchart, spidol, plester Waktu Waktu yang digunakan untuk menyampaikan sesi ini adalah 120 menit. Perincian alokasi penggunaan waktu tersebut dapat dilihat pada setiap tahapan dari sesi ini. 64

7 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif ICT Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau memungkinkan dapat disediakan: 1. Proyektor LCD 2. Laptop atau personal computer untuk presentasi 3. Layar proyektor LCD (Dinding putih dapat digunakan) Namun demikian, fasilitator harus tetap siap apabila peralatan yang diharapkan tidak tersedia. Fasilitator harus menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan menggunakan kertas flipchart. Energizer Anda dapat menggunakan energizer berikut ini pada awal sesi, yaitu permainan penulisan lingkaran. Instruksi: Gambarlah sebuah lingkaran dan sebuah titik di tengah lingkaran tanpa mengangkat ballpoint. Antara titik yang berada di tengah lingkaran dan tepi lingkaran tidak diperkenankan terdapat coretan Pesan utama dari Energizer di atas adalah guru dalam mengajar sering berkutat pada hal-hal yang biasa terjadi atau masuk zona aman termasuk dalam hal mengatur lingkungan kelas. Guru cenderung kurang berani mencoba sesuatu yang inovatif, keluar dari kebiasaan. 65

8 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Ringkasan Unit 3 Introduction 10 menit Connection 15 menit Application 90 menit Reflection 5 menit Extension Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan langkah kegiatan, serta menggunakan Energizer untuk memotivasi peserta Fasilitator memandu kegiatan curah pendapat, kemudian fasilitator menyampaikan model penyelesaian tugas untuk membahas tiga topik 1. Peserta bekerja dalam kelompok mapel. 2. Setiap mapel terdiri atas tiga kelompok kecil untuk membahas dua hal. 3. Presentasi antar kelompok mapel untuk perbaikan 4. Memajangkan hasil pekerjaan kelompok 5. Menonton film bersama Merangkum kegiatan untuk memastikan ketercapaian tujuan dan menentukan apakah tujuan dari sesi ini sudah bisa dijawab peserta atau belum Peserta diharapkan menemukan contoh lain yang lebih bagus dan sederhana yang cocok dengan kompetensi dasar mata pelajaran dan menerapkannya Pelatihan Unit 3 dilaksanakan secara pleno tetapi peserta dikelompokkan menjadi 5 kelompok mata pelajaran. Setiap kelompok mapel mendiskusikan dua hal, yaitu: 1) Pengaturan seting kelas dan 2) pemajangan dan pengelolaan hasil karya siswa. Selain itu kelompok tersebut juga mendiskusikan identifikasi masalah dan solusi alternatif atas dua hal tersebut, seperti ditunjukkan skema berikut ini: 66

9 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Pendahuluan: menyampaikan tujuan dan pertanyaan kunci Curah pendapat, lingkungan kelas yang baik, penjelasan tugas Penyusunan Seting Kelas Pemajangan Hasil Karya Siswa Pengaturan Perabot/Siswa Pengelolaan Pembelajaran Pengoptimalan Sudut Baca Pertanyaan 1-4 Pertanyaan 5-9 Identifikasi Masalah Diskusi, Presentasi antar kelompok, Pemajangan dan Menonton Film (1) (2) (4) 55 5 Refleksi dan Penutup (5) I Perincian Langkah-langkah Kegiatan Introduction (10 menit) (1) Jelaskan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Aspek menciptakan lingkungan belajar tersebut beragam, tetapi pada unit ini terbatas kepada dua hal yaitu: (1) Pengaturan seting kelas dan (2) Pemajangan dan pengelolaan hasil karya siswa, Sampaikan tujuan dan hasil yang diharapkan dari kegiatan sesi ini. (2) Gunakan Energizer untuk memotivasi para peserta tentang pentingnya keberanian guru melakukan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan kelas yang mendorong siswa untuk belajar aktif. 67

10 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 1 Catatan untuk Fasilitator Energizer dilakukan untuk membuka persepsi guru agar tidak hanya melakukan hal yang terbiasa dilakukan. Waktu yang tersedia maksimal hanya 3 menit, untuk itu fasilitator perlu mengelola jawaban peserta dengan mempertimbangkan aspek waktu. Kaitkan jawaban peserta dengan banyak alternatif untuk melakukan kreasi dan inovasi dalam menciptakan kelas yang mendorong siswa untuk belajar aktif. Kemungkinan Kunci Jawaban: a. Kertas yang digeser dan ballpoint tetap b. Memfungsikan bagian tertentu dari ballpoint c. Meminta bantuan teman d. Ballpoint ditidurkan dan digeser, diposisikan kembali untuk membuat titik. e. Menggunakan alat selain ballpoint f. dll C Connection (15 menit) (1) Lakukan curah pendapat dengan memberikan pertanyaan kepada peserta: bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Jawaban ditulis di kertas post it (2) Kumpulkan jawaban-jawaban para peserta dengan cara ditempel. 2 Catatan untuk Fasilitator Lingkungan belajar yang efektif sangat penting karena bisa (1) menjelaskan informasi tentang fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sesuai dengan mata pelajaran, (2) memudahkan, menyederhanakan, mengongkretkan, dan menguatkan konsep, (3) meningkatkan motivasi belajar, (4) mempermudah dalam pencapaian tujuan belajar, (5) menghemat waktu, tenaga, dan biaya, (6) membawa situasi dari luar kelas, (7) menjembatani proses berpikir dan bertindak bagi siswa (8) mendorong siswa dalam memberikan tanggapan, (8) mendorong siswa untuk melakukan praktik dengan benar, dan lain sebagainya. (3) Fasilitator menjelaskan dua tugas yang akan dibahas oleh peserta dalam penyajian unit ini. Tunjuk satu orang koordinator di setiap kelompok mapel untuk mengorganisasi pembagian tugas kelompok dalam kelompok kecil. Tugas-tugas tersebut dapat dilihat pada Catatan untuk Fasilitator berikut ini. 68

11 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 3 Catatan untuk Fasilitator a) Settting Kelas: Saat ini sebagian besar ruang kelas teratur secara tradisional. Siswa duduk berbaris dan lebih banyak mendengarkan guru. Dalam pembelajaran kontekstual pengelolaan kegiatan siswa lebih bervariasi, termasuk kerja kelompok, kerja berpasangan, kerja perorangan, dan klasikal. Tugas kelompok ini adalah untuk: menyusun alternatif pengaturan perabot yang menunjang pengelolaan siswa yang bervariasi menyebutkan jenis-jenis kegiatan yang cocok untuk dikerjakan dalam masing-masing pengelolaan kegiatan, yaitu kerja kelompok, kerja berpasangan, kerja perorangan, dan klasikal. menggali ide kegiatan untuk pemanfaatan ICT (internet, tv, radio), perpustakaan atau sudut baca di kelas b) Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa: Kelompok ini membahas lembar kerja tentang bagaimana mengelola hasil karya siswa menjadi sumber belajar bersama, pajangan di dalam dan di luar kelas, perpustakaan hasil karya siswa, dan portofolio. c) Identifikasi Masalah dan Mencarai Alternatif Solusi: Setelah menyelesaikan tugas, setiap kelompok melakukan identifikasi masalah, mencari alternatif solusi dari masalah, dan membuat rencana tindak lanjut penerapan sesuai topik Handout Peserta yang menjadi tugas kelompok. Fasilitator sebaiknya tidak terlalu lama dalam memberikan penjelasan kedua tugas. Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya atau memberikan komentar tentang tugas yang akan dibahas untuk lebih memahami yang akan dikerjakan. A Application (90 menit) (1) Peserta bekerja dalam kelompok mapel. Setiap kelompok mapel terdiri atas tiga kelompok kecil. Masing-masing kelompok kecil membahas: Handout Peserta 3.1: Seting Kelas, dan Handout Peserta 3.2: Pemajangan dan Pengelolaan Hasil Karya Siswa. Selain itu kelompok kecil juga mengerjakan identifikasi masalah dan mencari alternatif solusi (Handout Peserta 3.3). 4 Catatan untuk Fasilitator Mengingat tugas yang dikerjakan cukup kompleks, gunakan skema kegiatan untuk mendetailkan strategi dalam menyelesaikan tugas, terutama agar sesuai dengan waktu yang tersedia dan tujuan yang akan dicapai. Peran para fasilitator pendamping dalam mendampingi kerja kelompok sangat menentukan keberhasilan proses untuk pencapaian tujuan. Dampingi dan pastikan bahwa peserta memahami tugas yang dikerjakan dan sesuai dengan tugas yang diberikan. 69

12 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif (2) Di dalam kelompok kecil peserta membahas lembar kerja secara berkelompok kecil terlebih dahulu selama 20 menit. Kemudian selama 15 menit peserta menyatukan hasilnya ke dalam kelompok mapel untuk dipresentasikan ke kelompok lain untuk mendapatkan masukan. (3) Hasil kelompok mapel dipajangkan sesuai tempat yang disediakan. (4) Setelah pemajangan, peserta menonton dua film, (1) film wawancara dengan kepala sekolah dan guru yang mengembangkan pembelajaran kooperatif, memajangkan dan mengelola karya siswa sebagai sumber belajar, dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, (2) film wawancara dengan siswa yang hasil karyanya diportofoliokan sendiri. R Reflection (5 menit) (1) Fasilitator meminta peserta untuk mengecek apakah tujuan dari sesi ini telah tercapai atau belum. (2) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. E Extension Identifikasi pengeloalaan kelas untuk mendorong siswa belajara secara aktif. Pengelolaan karya siswa ke dalam pajangan harus terus dilakukan untuk memotivasi siswa belajar Pemanfaatan hasil karya siswa sebagai sumber belajar akan memicu siswa untuk berbuat lebih baik. Pesan Utama Menciptakan lingkungan belajar yang efektif sangat diperlukan terutama untuk menciptakan pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif. Banyak dampak positif yang diberikan seperti tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan lebih mudah, memotivasi peserta, menciptakan iklim belajar yang kondusif, dan lain sebagainya. Sumber belajar tidak harus mahal dan rumit, tetapi yang paling utama adalah cocok dengan pencapaian kompetensi dasar, Di samping itu harus sederhana, murah, mudah diperoleh, dan mudah digunakan. 70

13 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Handout Peserta 3.1 Seting Kelas Pengaturan Perabot: Saat ini sebagian besar ruang kelas diatur secara klasikal. siswa duduk berbaris dan lebih banyak mendengarkan guru. Dalam pembelajaran kontekstual interaksi antar siswa sangat didorong untuk menciptakan masyarakat belajar. Oleh karena itu, pengelolaan kegiatan siswa disarankan lebih bervariasi: kerja kelompok, kerja berpasangan, kerja perorangan, dan klasikal, serta pemanfaatan perpustakaan. Tugas kelompok ini adalah sebagai berikut: 1. Menyusun alternatif seting kelas yang menunjang pengelolaan siswa yang bervariasi Contoh letak perabot untuk 40 siswa yang biasanya digunakan di dalam kelas. 71

14 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 2. Menuliskan jenis kegiatan pembelajaran yang cocok dikerjakan dalam setiap pengelolaan tersebut, yaitu: klasikal, kelompok, dan individual. Jenis Pengelolaan Klasikal Jenis Kegiatan Pembelajaran Kelompok Individual 72

15 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 3. Menggali ide kegiatan untuk pemanfaatan sumber belajar Peningkatan pemanfaatan sumber belajar (ICT dan perpustakaan sekolah) merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kebiasaan membaca dan mencari informasi untuk terjun ke dunia modern yang penuh persaingan. Mereka yang berhasil adalah mereka yang menguasai informasi. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa fungsi ICT dan perpustakaan sekolah (informatif, edukatif, bersifat riset, dan rekreatif) banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kendala yang dihadapi sekolah antara lain adalah kurangnya minat baca siswa, kurangnya sarana/prasarana perpustakaan, jumlah dan ragam buku yang tidak memadai, dan kurang serta rendahnya keterampilan tenaga pustakawan. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan, identifikasi ide-ide kegiatan yang relevan dengan panduan lembar kerja di bawah ini. No Topik Ide-ide Kegiatan 1 Ide-ide pembelajaran yang berkaitan dengan penggunaan ICT dan perpustakaan 2 Kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan pemanfaatan ICT dan perpustakaan di kelas dalam rangka meningkatkan minat baca siswa 73

16 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Handout Peserta 3.2 Pengelolaan dan Pemajangan Hasil Karya Siswa Sering kali karya-karya siswa setelah dinilai tidak dimanfaatkan lagi keberadaannya. Padahal karya-karya siswa dapat menjadi sumber belajar bersama dan dipajangkan baik di dalam maupun di luar kelas. Karya-karya tersebut bisa juga ditempatkan di perpustakaan karya siswa, atau disimpan khusus sebagai penilaian portofolio yang menjadi koleksi hasil pekerjaan seorang siswa (bersifat individual) yang menggambarkan (merefleksi) taraf pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan, dan pekerjaan terbaik siswa tersebut. Tugas kelompok ini adalah sebagai berikut: No Pertanyaan Jawaban 1 Apa saja karya siswa yang dapat dijadikan sumber belajar? 2 Bagaimana memanfaatkan karya siswa menjadi sumber belajar? 3 Bagaimana mengembangkan karya siswa menjadi portofolio? 4 Apa saja karya siswa yang akan dipajang? 5 Apa saja karya siswa yang seharusnya tidak dipajang? 6 Bagaimana cara memajangkan hasil kerja siswa? 7 Kriteria apa yang digunakan untuk memajangkan hasil kerja siswa? 8 Kapan pajangan sebaiknya diganti? Catatan: Pertanyaan dapat ditambah sesuai keperluan. 74

17 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Handout Peserta 3.3 Mengidentifikasi Masalah dan Mencari Alternatif Solusi. Topik Masalah Alternatif Solusi Seting Kelas Pajangan Karya Siswa Catatan: Daftar masalah dapat ditambah sesuai keperluan. 75

18 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Informasi Tambahan 3.1 Menata Kelas yang Dinamis dan Variatif Peserta didik dalam suatu kelas biasanya memiliki kemampuan beragam, ada yang memiliki tingkat kepandaian yang tinggi, sedang, dan kurang. Menurut pandangan psikologi pendidikan, sebenarnya tidak ada peserta didik yang pandai atau bodoh, yang lebih tepat adalah peserta didik dengan kemampuan lambat atau cepat dalam belajar. Dalam materi yang sama, bagi peserta didik satu memerlukan dua kali pertemuan untuk memahami isinya, namun bagi peserta didik lain perlu empat kali pertemuan atau lebih untuk dapat menyerapnya. Karena itu, guru perlu mengatur kapan peserta didik bekerja secara perorangan, berpasangan, kelompok, atau klasikal. Jika harus dibentuk kelompok, kapan peserta didik dikelompokan berdasarkan kemampuannya sehinga guru dapat berkonsentrasi membantu peserta didik yang kurang, dan kapan peserta didik dikelompokkan secara campuran berbagai kemampuan sehingga terjadi tutor sebaya (peer teaching). Dalam kerangka mewujudkan desain belajar siswa maka pengaturan ruang kelas dan siswa (setting kelas) merupakan tahap penting dalam proses belajar mengajar. Karena itu, kursi, meja dan ruang belajar perlu ditata sedemikian rupa sehinga dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang memungkinkan hal-hal sebagai berikut: 1. Mobilitas: peserta didik mudah bergerak ke bagian lain dalam kelas. 2. Aksebilitas: peserta didik mudah menjangkau sumber belajar yang tersedia. 3. Komunikasi: peserta didik mudah berkomunikasi secara intensif kepada seluruh teman di kelas. 4. Interaksi: memudahkan interaksi antara guru dan peserta didik maupun antar peserta didik. Interaksi yang tercipta berupa interaksi multi-arah. 5. Dinamika : kelas dinamis, dibuktikan dengan dinamika kelompok, dinamika individu, dan dinamika pembelajaran. 6. Variasi kerja peserta didik: memungkinkan peserta didik bekerja secara perorangan, berpasangan, atau kelompok. Lingkungan fisik dalam ruangan kelas dapat menjadikan belajar aktif. Tidak ada satu bentuk ruang yang kelas yang mutlak ideal, namun ada beberapa pilihan yang dapat diambil sebagai variasi. Dekorasi interior kelas juga perlu dirancang sehingga peserta didik menjadi betah. Ada setidaknya 10 (sepuluh) macam formasi kelas dalam kerangka mendukung penerapan pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif (Melvin L. Silberman, 1996). Setting atau formasi kelas berikut ini tidak dimaksudkan untuk menjadi susunan yang permanen, namun hanya sebagai alternatif dalam penataan ruang kelas. Jika Anda memilih melakukannya, 76

19 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif mintalah siswa untuk membantu memindahkan meja kursi. Hal itu juga membuat mereka aktif. Tata-letak fisik kelas pada umumnya sifatnya sementara tentatif, fleksibel dan realistis. Artinya guru dapat saja mengadakan perubahan setiap saat sesuai dengan keperluan dan kesesuaian dengan materi ajarnya. Jika meubeler (meja atau kursi) yang ada di ruang kelas dapat dengan mudah dipindah-pindah, maka sangat mungkin menggunakan beberapa formasi ini sesuai dengan situasi dan kondisi yang diinginkan pendidik. 1. Formasi Huruf U Formasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Para peserta didik dapat melihat guru dan/atau melihat media visual dengan mudah dan mereka dapat saling berhadapan langsung satu dengan yang lain. Susunan ini ideal untuk membagi bahan pelajaran kepada peserta didik secara cepat karena guru dapat masuk dan berjalan ke berbagai arah dengan seperangkat materi. Guru dapat menyusun meja dan kursi dalam format U sebagai berikut: Selain model di atas, formasi U berikut ini memungkinkan kelompok kecil yang terdiri dari tiga peserta didik atau lebih dapat keluar masuk dari tempatnya dengan mudah. 77

20 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 2. Formasi Corak Tim Guru mengelompokkan meja-meja setengah lingkaran di ruang kelas agar memungkinkan peserta didik untuk melakukan interaksi tim. Guru dapat meletakkan kursikursi mengelilingi meja-meja untuk susunan yang paling akrab. Jika hal ini dilakukan, beberapa peserta didik harus memutar kursi mereka melingkar menghadap ke depan ruang kelas untuk melihat guru, papan tulis atau layar. Atau guru dapat meletakkan kursi-kursi setengah lingkaran sehingga tidak ada peserta didik yang membelakangi papan tulis. 3. Meja Konferensi Formasi ini paling baik dilakukan jika meja berbentuk persegi panjang. Susunan ini dapat mengurangi peran penting peserta didik. 78

21 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Jika guru duduk di tengah-tengah sisi yang luas, para peserta didik di ujung merasa tertutup seperti tampak pada gambar berikut: Guru dapat membentuk sebuah susunan meja konferensi dengan menggabungkan beberapa meja kecil (di tengahnya biasanya kosong) seperti tampak pada gambar berikut: 4. Formasi Lingkaran Para peserta didik duduk pada sebuah lingkaran tanpa meja atau kursi untuk melakukan interaksi berhadap-hadapan secara langsung. Sebuah lingkaran ideal untuk diskusi kelompok penuh. Jika guru menginginkan peserta didik memiliki tempat untuk menulis, hendaknya digunakan susunan peripheral, yakni meja ditempatkan di belakang peserta didik. Guru dapat 79

22 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif menyuruh peserta didik memutar kursi-kursinya melingkar ketika guru menginginkan diskusi kelompok. 5. Kelompok untuk Kelompok. Susunan ini memungkinkan guru untuk melakukan diskusi atau untuk menyusun permainan peran, berdebat atau observasi dari kreatifitas kelompok. Guru dapat meletakkan meja pertemuan di tengah-tengah, yang dikelilingi oleh kursi-kursi pada sisi luar. 6. Tempat Kerja (Workstation) Susunan ini tepat untuk lingkungan tipe laboratorium, dimana setiap peserta didik duduk pada tempat untuk mengerjakan tugas (seperti mengoperasikan komputer, mesin, melakukan kerja laborat) tepat setelah didemonstrasikan. Tempat berhadapan mendorong patner belajar untuk menempatkan dua peserta didik pada tempat yang sama. 80

23 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 7. Pengelompokan Terpisah (Breakout groupings) Jika kelas cukup besar atau jika ruangan memungkinkan, guru dapat meletakkan mejameja dan kursi dimana kelompok kecil dapat melakukan aktifitas belajar didasarkan pada tim. Guru dapat menempatkan susunan pecahan-pecahan kelompok saling berjauhan sehingga tim-tim itu tidak saling mengganggu. Tetapi hendaknya dihindari penempatan ruangan kelompok-kelompok kecil terlalu jauh dari ruang kelas, sehingga hubungan diantara peserta didik sulit dijaga. 8. Susunan Chevron Sebuah susunan ruang kelas tradisional tidak memungkinkan untuk melakukan belajar aktif. Jika terdapat banyak peserta didik (tiga puluh atau lebih) dan hanya tersedia beberapa meja, barangkali guru perlu menyusun peserta didik dalam bentuk ruang kelas. Susunan V mengurangi jarak antara para peserta didik, pandangan lebih baik dan lebih memungkinkan untuk melihat peserta didik lain dari pada baris lurus. Dalam susunan ini, tempat paling bagus ada pada pusat tanpa jalan tengah., seperti tampak pada gambar berikut: 9. Kelas Tradisional Jika tidak ada cara untuk membuat lingkaran dari baris lurus yang berupa meja kursi, guru dapat mencoba mengelompokkan kursi-kursi dalam pasangan-pasangan memungkinkan penggunan teman belajar. Guru dapat mencoba membuat nomor genap dari baris-baris ruangan yang cukup diantara mereka sehingga pasangan-pasangan peserta didik pada barisbaris nomor ganjil dapat memutar kursi-kursi mereka melingkar dan membuat persegi panjang dengan pasangan tempat duduk persis di belakang mereka pada baris berikutnya. 81

24 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Format atau setting kelas ini banyak digunakan di lembaga pendidikan manapun karena paling mudah dan sederhana. Tetapi secara psikologis, bila digunakan sepanjang masa tanpa variasi format lain akan berpengaruh terhadap gape psikologis peserta didik seperti merasa minder, takut dan tidak terbuka dengan teman, karena sesama peserta didik tidak pernah saling berhadapan (face to face) dan hanya melihat punggung temannya sepanjang tahun dalam belajar. Meskipun demikian tidak berarti format kelas seperti ini tidak bisa digunakan untuk pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif, tentu hal ini tergantung bagaimana guru menciptakan suasana belajar aktif dengan strategi yang tepat. Berikut ini tampak gambar/ formasi kelas tradisional: 10. Auditorium/Aula Formasi auditorium atau aula merupakan tawaran alternatif dalam menyusun ruang kelas. Meskipun bentuk auditorium menyediakan lingkungan yang sangat terbatas untuk belajar aktif, namun hal ini dapat dicoba untuk dilakukan guru guna mengurangi kebosanan peserta didik yang terbiasa dalam penataan ruang secara konvensional (tradisional). Jika sebuah kelas tempat duduk mudah dipindah-pindah, maka guru dapat membuat bentuk pembelajaran ala auditorium untuk dapat membuat hubungan lebih erat dan memudahkan peserta didik melihat guru. Demikian beberapa alternatif setting kelas terkait formasi meja dan kursi serta ruang belajar yang dapat dipilih guru dalam mengelola pelaksanaan pembelajaran di kelas. Formasi 82

25 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif yang digambarkan di depan bukan merupakan bentuk yang paten dalam arti tidak dapat dirubah, tetapi bersifat fleksibel dan sangat mungkin dilakukan modifikasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Disamping formasi kursi dan meja, setting kelas juga terkait dengan penempatan pajangan hasil karya, portofolio peserta didik, pojok baca, tugas sarapan pagi, dan sejenisnya yang merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya menciptakan suasana yang mengesankan dan mencapai tujuan pembelajaran. Dalam praktik pembelajaran dan pengelolaan kelas (classroom management) di Indonesia, sejak tahun 2006, beberapa lembaga pendidikan telah menerapkan inovasi baru yakni model pembelajaran moving class. Moving class adalah suatu model pembelajaran dimana siswa berpindah dari kelas yang satu ke kelas lain pada setiap kali pergantian pelajaran, sesuai dengan jadwal mata pelajaran yang harus ditempuh pada hari tersebut. Sedangkan Preslysia (2007) mengartikan moving class sebagai sistem belajar mengajar bercirikan siswa yang mendatangi guru di kelas, bukan sebaliknya. Menegaskan pengertian tersebut, Sunarto, seorang praktisi pendidikan yang telah mengelola model ini selama kurang lebih dua tahun mengatakan bahwa moving class adalah pola perpindahan kelas (rombongan belajar) dari ruangan mapel satu ke ruangan mapel lainnya atau ke suatu lingkungan belajar yang dilaksanakan pada setiap pergantian pelajaran dengan posisi guru berada pada ruangan mapel atau lingkungan belajar yang menjadi tanggung jawabnya (Sunarto, 2007:6). Moving class bertujuan untuk menciptakan susana pembelajaran yang dinamis dan kondusif bagi peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Lebih dari itu, dalam kerangka penerapan strategi pembelajaran kontekstual/pembelajaran aktif dengan segala variasinya, guru juga sangat dianjurkan melaksanakan proses pembelajaran di luar kelas atau lingkungan tertentu seperti out door atau outbond dalam konteks masih relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan. []. Referensi: 1. Ismail SM, Strategi Pembelajaran PAI Berbasis PAIKEM, Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (Semarang: Rasail & LSIS, Cet ke-9, 2011). 2. Melvin L. Silberman, Active Learning:101Strategies toteach Any Subject, (Boston: Allyn and Bacon, 1996). 3. Sunarto, Upaya Mendinamisasikan Kegiatan Pembelajaran di SMP Negeri 2 Boyolali Melalui Moving Class, Karya Tulis diajukan dalam rangka pemilihan kepala sekolah berprestasi tingkat nasional tahun

26 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Informasi Tambahan 3.2 Mengembangkan Portofolio Siswa Sebagai Sumber Belajar Portofolio merupakan koleksi dari pekerjaan-pekerjaan siswa sebagai bukti kemajuan siswa atau kelompok siswa, bukti prestasi, keterampilan, dan sikap siswa. Portofolio menampilkan pekerjaan siswa yang terbaik atau karya siswa yang paling berarti sebagai hasil kegiatannya sehingga mengilustrasikan kemajuan belajar siswa. Portofolio merupakan satu cara agar dalam diri siswa tumbuh kepercayaan diri bahwa dia mampu mengerjakan tugas. Dengan tumbuhnya kepercayaan diri pada siswa diharapkan dapat memotivasinya untuk mencari pengetahuan dan pemahaman sendiri serta berkreasi dan terbuka ide-ide baru yang mereka lakukan dalam kegiatan pembelajarannya. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan portofolio siswa, antara lain: 1. Guru dapat menggunakan asesmen portofolio untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam mengkonstruksi dan merefleksikan suatu pekerjaan/tugas/karya dengan mengoleksi atau mengumpulkan bahan yang relevan dengan tujuan. Siswa dapat berkreasi dalam mengkonstruksi tugas sesuai dengan keinginannya.ehingga hasil konstruksi dapat dinilai dan dikomentari guru. 2. Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan paling sedikit dua kali. Artinya jika dalam pengerjaan awalnya terdapat kesalahan, maka siswa diberi kesempatan untuk membuat revisi tugas tersebut. Seseorang yang telah mengerjakan tugas yang sama beberapa kali akan mengetahui bahwa usaha yang dilakukannya cenderung menjadi lebih baik, sejalan dengan perbaikan yang dilakukannya. Hal ini akan dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa bahwa dia mampu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. 3. Pengumpulan dan asesmen dilaksanakan berkelanjutan terhadap pekerjaan siswa sebagai fokus sentral kegiatan pembelajarannya. 4. Portofolio digunakan secara terus menerus bukan hanya dilaksanakan pada akhir periode atau pada waktu-waktu tertentu. Portofolio merupakan kegiatan yang mengikutsertakan siswa secara aktif dalam mengumpulkan pekerjaan (dokumen-dokumen) mereka untuk menyakinkan supervisor, guru dan orang tua siswa, bahwa sesuatu yang baik telah berlangsung di dalam kelas. Apa yang Perlu Dimasukkan ke dalam Portofolio? Isi dari portofolio dapat bervariasi menurut tujuannya, di mana akan digunakan, dan jenis-jenis kegiatan penilaian yang digunakan dalam kelas. Johnson dan Johnson (2002: 103) menyebutkan butir-butir yang relevan dimasukkan ke dalam portofolio, diantaranya adalah (1) pekerjaan rumah, tugas-tugas di kelas, (2) tes (buatan guru, curriculum supplied), (3) komposisi (essay, laporan, cerita), (4) presentasi (rekaman, observasi), (5) investigasi, penemuan, proyek, buku harian atau jurnal, (6) ceklis observasi (guru, teman sekelas), (7) 84

27 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif seni visual (melukis, pahatan, puisi), (8) refleksi diri dan ceklis, (9) hasil-hasil kelompok, (10) bukti kecakapan sosial, (11) bukti kebiasaan dan sikap kerja, (12) catatan anekdot, laporan naratif, (13) hasil-hasil tes baku, (14) foto, sketsa otobiografi, dan (15) kinerja. Sedangkan Nur (2003: 10) dalam makalahnya memberikan daftar singkat item-item yang terdapat pada portofolio yaitu (1) tabel isi, (2) tulisan atau catatan yang diambil dari buku catatan siswa atau jurnal sains siswa, (3) ulangan harian, (4) asesmen kinerja, (5) pengorganisasi grafis, seperti peta konsep, outline, atau diagram alir, (7) model asli buatan siswa, (8) kegiatan-kegiatan pengembangan keterampilan proses, (9) lembar evaluasi-diri, (10) gambar, foto, karya seni, (10) soal-soal, (11) rekaman video, rekaman audio, (12) data eksperimen atau pengamatan, (13) karangan, (14) laporan tentang topik-topik sains, dan (15) penelitian ilmiah. Siapakah yang menentukan isi dari suatu portofolio? a. Siswa. Siswa dapat memutuskan apa yang akan dimasukkan ke dalam portofolio mereka. b. Kelompok pembelajaran kooperatif siswa. Kelompok ini dapat merekomendasikan tentang apa yang akan dimasukkan dalam portofolio. c. Guru dan sekolah. Guru IPA misalnya menghendaki demonstrasi tentang kemampuan siswa menghubungkan sifat-sifat cahaya dengan kehidupan sehari-hari. Bagaimana Menggunakan Portofolio Siswa sebagai Sumber Belajar? Portofolio siswa merepresentasikan kualitas pembelajaran siswa. Meskipun guru memberi tes, pekerjaan rumah, tugas-tugas, proyek portofolio dapat menyajikan secara keseluruhan dan memberikan pandangan yang lebih menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari dan diselesaikan oleh siswa. Aspek-aspek penting dari peran guru dalam menggunakan portofolio terjadi pada (a) sebelum pengajaran atau pemberian nilai dimulai, (b) selama pengajaran dan pemberian nilai berlangsung, dan (c) setelah pengajaran atau pemberian nilai. Langkah pertama, adalah persiapan untuk menggunakan portofolio. Pedoman untuk ini diberikan sebagai berikut. a. Putuskan jenis portofolio apa yang akan digunakan. Apakah secara individu atau kelompok. b. Identifikasi tujuan dari portofolio. c. Pilihlah kategori-kategori pekerjaan apa yang akan dimasukkan dalam portofolio. d. Mintalah siswa memilih hal-hal yang akan dimasukkan dalam portofolio. e. Putuskan bagaimana portofolio tersebut dinilai dan dievalusi. Dalam merencanakan penggunaan portofolio sebagai bagian dari proses penilaian jangan mencoba terlalu banyak dengan suatu program portofolio. Sebaiknya dimulai secara perlahan. 85

28 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif Langkah kedua, adalah mengatur portofolio.. Portofolio diatur dengan cara berikut ini. a. Proses portofolio. Guru menjelaskan kepada siswa kategori contoh pekerjaan siswa yang akan dimasukkan ke dalam portofolio. b. Rubriks. Guru mengembangkan rubriks penilaian untuk menilai dan mengevaluasi pekerjaan siswa. c. Tugas-tugas. Siswa menyelesaikan tugas-tugas dan mengetahui bahwa beberapa atau semua akan dimasukkan ke portofolio final. Semua tugas-tugas mungkin dapat ditempatkan di portofolio. d. Penilaian Diri. Siswa merefleksi dan menilai dirinya sendiri tentang kualitas dan kuantitas pekerjaannya dan kemajuannya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Langkah ketiga, adalah mengatur proses portofolio pada akhir dari pemberian nilai. Portofolio harus lengkap, penilaian terhadap portofolio harus dibuat dan diorganisasi dalam suatu representasi atau kerja kelompok. 86

29 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif PRESENTASI UNIT 3 87

30 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 88

31 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 89

32 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 90

33 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 91

34 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 92

35 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 93

36 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 94

37 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 95

38 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 96

39 UNIT 3 Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif 97

40 UNIT 4 PEMANFAATAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN

41

42

43 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran UNIT 4 PEMANFAATAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN Pendahuluan Pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dalam kelas dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Bagi guru atau dosen, media membantu mengkonkretkan konsep atau gagasan dan membantu memotivasi peserta belajar aktif. Bagi siswa atau mahasiswa, media dapat menjadi jembatan untuk berpikir kritis dan berbuat. Dengan demikian media dapat membantu tugas guru atau dosen dan siswa atau mahasiswa mencapai kompetensi dasar yang ditentukan. Akan tetapi, seringkali media pembelajaran hanya menjadi alat bantu guru atau dosen, dan jarang digunakan oleh siswa atau mahasiswa. Agar media pembelajaran dapat dimanfaatkan dengan baik, guru atau dosen perlu mengetahui kebutuhan pembelajarannya dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa atau mahasiswa tentang materi yang akan diajarkan. Terkait dengan itu, media perlu dikembangkan berdasarkan relevansi, kompetensi dasar, materi dan karakteristik siswa atau mahasiswa. Guru atau dosen dapat berperan sebagai kreator yaitu menciptakan dan memanfaatkan media yang tepat, efisen, dan menyenangkan bagi siswa atau mahasiswa. Namun dalam pemanfaatannya di kelas, perlu ditekankan bahwa siswa atau mahasiswalah yang seharusnya lebih banyak memanfaatkan media pembelajaran tersebut. Media pembelajaran yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan guru atau dosen sangat bervariasi. Beberapa contoh media pembelajaran yang dimaksud adalah: foto, karikatur, poster, koran, bagan, grafik, peta, benda model, permainan, slide, proyeksi komputer, overhead transparansi, radio, televisi, lingkungan (fisik, alam, sosial, dan peristiwa). Beberapa media, seperti media sederhana yang terjangkau, kadang perlu dikembangkan, dimodifikasi, dikombinasikan dengan media lain, atau dicari alternatif media lainnya yang juga relevan untuk membantu pencapaian tujuan pembelajaran. Media dari alat dan bahan sederhana seringkali menarik dan menantang karena dapat merangsang kreativitas guru atau dosen dalam mengidentifikasinya dan siswa atau mahasiswa dalam menggunakannya. Media sederhana dan terjangkau sangat disarankan meskipun media-media yang lebih modern seperti komputer dapat dimanfaatkan jika tersedia. 101

44 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Tujuan Setelah mengikuti unit ini, peserta pelatihan mampu: Mengidentifikasi media pembelajaran yang relevan dengan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang studi. Menuliskan skenario pembelajaran yang memanfaatkan media sebanyak mungkin oleh siswa/mahasiswa. Pertanyaan Kunci Apa saja media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran yang mengaktifkan siswa/mahasiswa? Bagaimana merancang skenario pembelajaran yang memanfaatkan media sebanyak mungkin oleh siswa/mahasiswa? Petunjuk Umum Unit ini mulai kegiatan Connection sampai Extension dilakukan pada kelompok bidang studi atau mata pelajaran. Media pembelajaran digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa/mahasiswa sehingga terjadi proses belajar. Bahan tercetak, alat peraga, bahan praktikum, alat praktikum, lingkungan, dan segala sesuatu yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat berfungsi sebagai media pembelajaran. Fokus unit ini adalah pemanfaatan media pembelajaran oleh siswa/mahasiswa daripada oleh guru/dosen. Pemanfaatan media pembelajaran yang bervariasi dapat menghidupkan suasana belajar, memotivasi dan memudahkan siswa/mahasiswa dalam memahami dan membangun konsep-konsep yang rumit, dan dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran. 102

45 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Sumber dan Bahan Handout Peserta 4.1: Identifikasi Relevansi Media Pembelajaran dengan Kompetensi Dasar, Kelebihan dan Kekurangannya, serta Alternatif Perbaikannya Handout Peserta 4.2: Mengidentifikasi Objek/Peristiwa, Kompetensi, dan Konsep/Materi Handout Peserta 4.3: Identifikasi Konsep/Materi, Ide-Ide Pembelajaran, dan Skenario Pembelajaran Informasi Tambahan 4.1: Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Informasi Tambahan 4.2: Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Informasi Tambahan 4.3: Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran IPA Informasi Tambahan 4.4: Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran IPS Informasi Tambahan 4.5: Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Matematika Informasi Tambahan 4.6: Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media & Sumber Belajar Informasi Tambahan 4.7: Beberapa Aspek yang Harus Diperhatikan dalam Mengidentifikasi dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Kertas flip chart, Spidol, Selotip. Waktu Waktu yang digunakan untuk menyampaikan sesi ini adalah 120 menit. Perincian alokasi pemanfaatan waktu tersebut dapat dilihat pada setiap tahapan dari sesi ini. 103

46 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran ICT Berikut ini adalah peralatan ICT yang harus disediakan, namun apabila tidak bisa ditemukan di tempat pelatihan, fasilitator dapat menggantikannya dengan OHP atau kertas flip chart. Proyektor LCD Komputer desktop atau laptop. Layar proyektor LCD Ringkasan Sesi Introduction Connection Application Reflection Extension 5 menit Fasilitator menyampaikan latar berlakang, tujuan, dan langkah-langkah kegiatan dari sesi ini. 40menit Fasilitator memberikan simulasi penggunaan media dalam pembelajaran; Identifikasi kekuatan dan kelemahan pemanfaatan media dalam pembelajaran 70 menit Identifikasi dan mengumpulkan benda di dalam atau di luar kelas/kampus untuk media pembelajaran. Mengembangkan ide & skenario pembelajaran dari suatu konsep dan media yang dipilih. 5 menit Periksa ketercapaian tujuan sesi. Ungkap hal-hal yg perlu diperjelas Peserta diharapkan menggunakan media yang beragam dan digunakan sebanyak mungkin oleh siswa/mahasiswa 104

47 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Perincian Langkah-langkah Kegiatan I Introduction (5 menit) (1) Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan langkah-langkah kegiatan sesi ini. (2) Latar belakang yang disampaikan berfokus pada: (a) media pembelajaran yang relevan dapat mengefektifkan proses pembelajaran; (b) penggunaan media pembelajaran cenderung didominasi guru/dosen, bukan oleh siswa/mahasiswa. C Connection (40 menit) Kegiatan kelompok mata pelajaran/bidang studi. Kegiatan 1: Urun Pengalaman (10 menit) (1) Fasilitator meminta 2 sampai 3 peserta dari bidang studi berbeda untuk menyampaikan pengalamannya atau pengalaman orang lain dalam memanfaatkan media dalam pembelajaran. Catatan untuk Fasilitator 1 Pada saat peserta menyampaikan pengalamannya, fasilitator hendaknya memperhatikan bagaimana mereka menggunakan media tersebut dalam pembelajaran: Apakah penggunaannya didominasi guru/dosen atau siswa/mahasiswa? Kegiatan 2: Simulai Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran (15 menit) (1) Fasilitator menyajikan simulasi pembelajaran secara singkat yang menggunakan media tertentu (Simulasi dilaksanakan berdasarkan skenario terlampir Informasi Tambahan 4.1, 4.2, 4.3, 4.4, atau 4.5, sesuai dengan mata pelajaran/bidang studi masing-masing); 105

48 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Catatan untuk Fasilitator 2 Simulasi ini dimaksudkan untuk membuka wawasan peserta agar berpikir lebih kritis terkait pemanfaatan media. Simulasi yang ditampilkan merupakan pemanfaatan media yang kurang baik: media yang dipilih belum dimanfaatkan secara efektif/maksimal dan masih berpusat pada guru/dosen. Selesai kegiatan simulasi, peserta berdiskusi yang difokuskan pada identifikasi kelebihan-kekurangan dalam PENGGUNAAN media pembelajaran dan mengusulkan perbaikannya terutama untuk mendorong siswa belajar secara aktif. Kegiatan 3: Identifikasi Kelebihan dan Kekurangan Pemanfaatan Media dalam Simulasi Pembelajaran (15 menit) (2) Fasilitator meminta peserta mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dalam PENGGUNAAN media tersebut dan mengusulkan perbaikan-perbaikannya. (Gunakan Handout Peserta 4.1: Identifikasi Relevansi Media dalam Pembelajaran Kelebihan dan Kekurangan dalam Pemanfaatannya, serta Alternatif Perbaikannya); (3) Setelah peserta berdiskusi, fasilitator menekankan bahwa media pembelajaran seharusnya digunakan sebanyak mungkin oleh siswa/mahasiswa. Application (70 menit) Kegiatan 1: Identifikasi Objek atau Peristiwa untuk Media Pembelajaran (10 menit) (1) Fasilitator membagikan handout 4.2. (2) Fasilitator meminta peserta secara berkelompok untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan berbagai objek atau benda yang tersedia di dalam dan/atau luar kelas pelatihan, termasuk foto-foto atau gambar tentang lingkungan sosial dan budaya (bila ada) yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran untuk pencapaian kompetensi dan pemahaman konsep/materi tertentu. (3) Fasilitator meminta peserta secara berkelompok untuk mendiskusikan pemanfaatan objek atau peristiwa yang diperoleh dan menuliskan hasil diskusinya pada handout peserta 4.2/kertas plano. (Gunakan juga Informasi Tambahan 4.6 dan 4.7 untuk membantu proses identifikasi) 106

49 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Kegiatan 2: Pengembangan Ide dan Skenario Pembelajaran (30 menit) (1) Peserta diminta untuk memilih salah satu konsep/materi dalam handout 4.2 kemudian mengembangkan ide-ide pembelajaran dan skenario alternatif sesuai konsep/materi dan media yang dipilih (Gunakan handout 4.3: Identifikasi Ide-Ide Pembelajaran dan Skenario Pembelajaran). Catatan untuk Fasilitator 3 Ingatkan peserta bahwa skenario pembelajaran yang dikembangkan harus menggambarkan pembelajaran yang memanfaatkan media sebanyak mungkin oleh siswa/mahasiswa. Gunakan juga Informasi Tambahan 4.6 dan 4.7 sebagai tambahan wawasan. Kegiatan 3: Presentasi (30 menit) (1) Fasilitator meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja (handout 4.2 dan 4.3) dalam kelompok pleno untuk mendapatkan umpan balik dari peserta lain. Catatan untuk Fasilitator 4 Umpan balik hendaknya difokuskan pada Sejauhmana skenario pembelajaran yang ditulis menggambarkan pemanfaatan media sebanyak-banyaknya oleh siswa/mahasiswa. Presentasi selama 5 menit per kelompok. (2) Fasilitator meminta kelompok lain untuk memberikan komentar terutama tentang sejauhmana media dalam skenario pembelajaran tersebut digunakan sebanyakbanyaknya oleh siswa/mahasiswa. R Reflection (5 menit) (1) Fasilitator meminta peserta untuk memeriksa apakah tujuan dari sesi ini telah tercapai. (2) Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan/menyebutkan hal-hal penting yang telah dipetik dan hal-hal yang masih memerlukan penjelasan lebih lanjut dari unit ini. 107

50 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran E Extension Peserta disarankan menggunakan beragam media pembelajaran yang sebanyak mungkin digunakan oleh siswa atau mahasiswa. Pesan Utama Pastikan bahwa media sebanyak mungkin digunakan siswa/mahasiswa sebagai sumber dan alat bantu belajar; dan bukan hanya digunakan guru/dosen sebagai alat bantu mengajar. Media pembelajaran tidak harus mahal dan rumit, yang penting cocok dengan kompetensi yang akan dicapai dan merangsang siswa/mahasiswa untuk berpikir dan berbuat. Apapun media yang dipilih, pastikan aman dari resiko kecelakaan pengguna. 108

51 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Handout Peserta 4.1 Identifikasi Relevansi Media dalam Pembelajaran Kelebihan dan Kekurangan dalam Pemanfaatan, serta Alternatif Perbaikan Bidang Studi :... Kelas/Semester :... KD Pembelajaran yang Dimodelkan:... Media yang Digunakan:... Kelebihan dan Kekurangan Pemanfaatan Media Bagi siswa/mahasiswa Bagi guru/dosen Alternatif Perbaikan Pemanfaatan Media untuk Mendorong Siswa/Mahasiswa Belajar secara Aktif 109

52 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Handout Peserta 4.2 Identifikasikan Objek/Peristiwa, Kompetensi, dan Konsep/Materi Nama Objek/Peristiwa sbg Media Kompetensi Konsep/Materi Fisik Non-fisik 110

53 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Handout Peserta 4.3 (Lanjutan dari HP. 4.2) Identifikasi Ide-Ide Pembelajaran dan Skenario Pembelajaran Konsep/Materi:... Media:.. Ide Kegiatan Pembelajaran yang Dipilih Skenario Pembelajaran 111

54 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Perhatian: Skenario ini belum baik Informasi Tambahan 4.1 Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VII/2 Standar kompetensi : Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama Kompetensi Dasar Media : Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama : Model teks drama, gambar seri Langkah Pembelajaran Pendahuluan 1. Motivasi : dialog kebermaknaan menulis naskah drama. 2. Apersepsi: cara menulis kalimat langsung. Kegiatan Inti 3. Guru dan beberapa siswa membacakan cuplikan teks drama. 4. Guru mengidentifikasi kaidah-kaidah penulisan naskah drama. 5. Guru membimbing siswa menulis naskah drama berdasarkan gambar seri yang dipajang guru di papan tulis. 6. Guru menyunting naskah drama siswa. Penutup 7. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberi penguatan. 8. Guru meminta siswa menulis naskah drama dengan tema yang lain. 112

55 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Dialog Bidan dan Pasien Bidan Pasien Bidan Pasien Bidan : Nama Anda siapa tadi? : Bu Sally : Nama kepanjangannya! Perempuan itu sekali lagi menghindari pandangan Bu Bidan : Saliyem : Oooo Allaaaah! Dicarinya lagi kartunya! Namanya Saliyem! Bidan Bidan Bidan Pasien Bidan : Siapa nama suaminya? (dan sebelum pasien itu memberi jawaban, pembantu perawat menambahkan) Pembantu : Nama lengkap! Nama aslinya : Nama desa, Nama yang dibawa dari desa! : Samijo,suara pasen itu tetap perlahan : Sekarang siapa namanya? Nama kota? Tanpa mengenali nada ejekan atau sindiran dari bu bidan, perempuan yang berbaring di tempat pemeriksaan. Pasien Bidan Pasien : Pak sammi : Mengapa mulutnya begitu rapat? Apa Ibu tahu caranya menulis? Dengan huruf em dua atau bagaimana? : Saya tidak bisa menulis, bu tapi katanya memang pakai huruf em dua Bidan dan pembantu perawat saling memandang, masing-masing mengulum senyum Bidan Pasien Bidan Pasien : Kalu begitu, Sally itu el-nya juga dua? : Ya bu katanya begitu : Katanya, katanya,siapa to itu yang mengatakan begitu? : Ya, anak-anak sekolah. Orang-orang pandai yang datang ke warung saya, Bu 113

56 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Gambar Gambar Serial Gambar 1 Tulislah latar/setting dari gambar ini. Setiap detail gambar yang kamu tulis akan sangat berarti. Gambar 2 Ciptakan tokohmu! Beri nama, umur, ciri fisik dan karakter tokoh! Buatlah monolognya. Gambar 3 Tokoh tokoh anda berbicara (dialog antartokoh), mulailah ciptakan konflik. 114

57 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Gambar 4 Ciptakan konflik setajam mungkin antara tokoh protagonis dengan tokoh antagonis. Gambar 5 Konflik mulai reda, situasi mulai terkontrol. Gambar 6 Selesaikan konflik. Ingat, akhiri cerita dengan baik. 115

58 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Catatan : Berilah judul pada naskah dramamu tersebut. Refleksi : Apakah Anda puas dengan hasil kerjamu, bila puas berikan naskah dramamu pada guru, jika belum, Anda boleh meminta waktu kira-kira dua menit lagi untuk menyempurnakan hasil kerjamu. 116

59 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Perhatian: Skenario ini belum baik Informasi Tambahan 4.2 Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas/Semester : VII/ 2 Standar kompetensi : Mengungkapkan makna dalam teks lisan fungsional dan monolog pendek sangat sederhana berbentuk descriptive dan procedure untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat Kompetensi Dasar : Mengungkapkan makna dalam monolog pendek sangat sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat dalam teks berbentuk descriptive dan procedure Media : Kertas lipat Langkah Pembelajaran Pendahuluan 1. Memotivasi siswa dengan mengatakan bahwa kertas dapat menjadi media yang menarik dalam pembelajaran bahasa Inggris. Kegiatan Inti 2. Guru menunjukkan kertas lipat dan mengatakan tujuan pembelajaran, yaitu berlatih memberi petunjuk untuk membuat origami sederhana dengan menggunakan bahasa Inggris 3. Guru memberi petunjuk cara membuat pesawat terbang dengan kertas lipat sambil memperagakan langkah-langkah tersebut. 4. Guru meminta siswa menerangkan cara membuat pesawat terbang. Penutup 5. Guru meminta siswa merangkum beberapa ungkapan yang digunakan dalam membuat origami sederhana. 117

60 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Contoh origami AEROPLANE 118

61 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Perhatian: Skenario ini belum baik Informasi Tambahan 4.3 Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Mata Pelajaran IPA Kelas/Semester : VIII/2 Standar kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar Media : Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari : Botol dari gelas, sterofoam Langkah Pembelajaran Pendahuluan 1. Memotivasi siswa dengan bertanya bagaimana pesawat terbang yang berat bisa terangkat Kegiatan Inti 2. Guru mendemonstrasikan percobaan meniup permukaan botol gelas yang ujungnya terdapat sebutir sterofoam. 3. Guru menunjukkan kepada siswa bahwa sterofoam tidak dapat masuk ke dalam botol ketika ditiup 4. Guru menjelaskan alasan kenapa sterofoam tidak dapat masuk ke dalam botol ketika ditiup. Penutup 5. Guru menjelaskan hubungan percoban ini dengan daya angkat pesawat terbang 6. Guru meminta siswa menulis ringkasan hasil pengamatan dan mengulangi demonstrasi guru di rumah masing-masing. 119

62 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Perhatian: Skenario ini belum baik Informasi Tambahan 4.4 Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Kelas/Semester : VII / 2 Standar Kompetensi : Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya. Kompetensi Dasar Media : Menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan. : Pemanfaatan peta untuk mendapatkan informasi keruangan. Langkah-langkah: Pendahuluan 1. Guru menggali pengertian siswa tentang peta. Kegiatan inti 2. Guru mengukur jarak kota A kota B di atas peta. 3. Guru mengkonversi jarak kota A kota B pada peta ke jarak sebenarnya melalui perhitungan skala peta. 4. Guru menulis jarak sebenarnya kota A kota B di papan tulis. 5. Siswa menyalin perhitungan jarak yang telah dicontohkan. Penutup 6. Guru menyimpulkan tentang penggunan peta untuk perhitungan jarak sebenarnya. 120

63 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran PETA INDONESIA 121

64 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Perhatian: Skenario ini belum baik Informasi Tambahan 4.5 Skenario Simulasi Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Media : VIII/2 : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian bagiannya, serta menentukan ukurannya : Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas : Kotak kue berbentuk balok Langkah Pembelajaran Pendahuluan 1. Guru menggali pengertian siswa tentang bangun ruang yang bersisi datar Kegiatan inti 2. Guru menunjukkan contoh kotak kue dan menjelaskan cara mencari luas permukaan balok (aktifitas didominasi guru) 3. Guru menggunakan beberapa kotak dengan ukuran berbeda dan menghitung luas permukaannya. 4. Siswa diperintahkan menyebutkan luas permukaan balok yang telah dihitung Penutup 5. Guru menyimpulkan cara menghitung luas permukaan balok. 122

65 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Informasi Tambahan 4.6 Pemanfaatan Lingkungan sebagai Media dan Sumber Belajar 1. Lingkungan Ada tiga jenis lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai media dan sumber belajar bagi siswa/mahasiswa, yaitu lingkungan fisik, sosial, dan budaya. Lingkungan fisik berkaitan dengan alam atau benda-benda seperti batu, rumah, dan sebagainya. Lingkungan sosial berkaitan dengan kegiatan sosial atau hubungan antar manusia seperti komunikasi, transaksi, dan sebagainya. Lingkungan budaya berkaitan dengan hasil-hasil karya manusia atau hubungan antar manusia dengan alam. 2. Media dan Sumber Belajar Media dan sumber belajar adalah dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya menunjuk ke satu objek yang sama. Bila objek tersebut terfungsikan maka disebut sebagai media. Sedangkan bendanya sendiri disebut sebagai sumber belajar. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang, pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar. Pendapat berkaitan dengan Media a. Confusius ; saya dengar dan saya lupa saya lihat dan saya ingat saya kerjakan ternyata saya memahami b. Pestalozzi ; jika anda mengajarkan sapi maka bawalah sapi ke dalam kelas c. Pendapat lain ; sebuah gambar mempunyai arti seribu kata Asal semua pengetahuan adalah pengamatan yang ditunjang oleh keaktifan seluruh jiwa dan peribadi. Sebuah rangkuman hasil penelitian tentang perolehan pengalaman berdasarkan alat indra yang digunakan sebagai berikut! INDERA A. BOUGH E. DALE G. WILSON Pelihat 90 % 75 % 82 % Pendengar 5 % 13 % 12 % Lain... 5 % 12 % 6 % 123

66 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 3. Ragam Media Media terbagi ke dalam berbagai klasifikasi berdasarkan ciri tertentu. Salah satu pengklasifikasian dikemukakan oleh Heinich dkk (1996) sebagai berikut: a. Media tidak diproyeksikan (non projected media) b. Media diproyeksikan (projected media) c. Media Audio d. Media Video e. Media berbasis komputer f. Multi media kit Ragam media yang berkaitan dengan lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) masuk dalam klasifikasi media tidak diproyeksikan. Media yang tidak diproyeksikan dibagi dalam 4 golongan yaitu: 1. Realia 2. Model 3. Bahan grafis 4. Display Realia adalah bahan nyata yang digunakan sebagai media atau bahan belajar. Penggunaannya dapat dilakukan dengan menghadirkan secara nyata di kelas, atau observasi di lokasinya. Pada kondisi tertentu media ini dapat dimodifikasi dengan cara mengambil sebagian (membelah) misal mesin, contoh (spacimen) dan pameran (exibit) misalnya benda bersejarah. Model adalah benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda sesungguhnya. Biasanya dalam bentuk miniatur. Bahan grafis adalah gambar-gambar atau visual-visual yang penampilannya tidak diproyeksikan, misalnya gambar, grafik, poster, dan kartun. Display adalah bahan pameran, misalnya papan bulletin, papan tulis, dsb. 4. Pemanfaatan benda-benda atau peristiwa yang ada di lingkungan Untuk dapat memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan, guru harus mengindentifikasi karakteristik dari objek yang dimiliki. Selanjutnya, dicocokan karakteristik keberadaannya pada objek atau peristiwa yang sudah dipilih atau dimiliki. Misalnya kita memiliki batu maka kita dapat mengidentifikasi karakter yang ada pada batu, misalnya: berat, volume, warna, bentuk, dan sebagainya. Karakteristik ini dicocokkan dengan ciri dari konsep yang akan dipelajari. Demikian pula sebaliknya dengan menentukan ciri dari konsep yang akan diajarkan, kita mencocokan dengan karakteristik benda-benda yang ada di lingkungan untuk kita pilih sebagai media atau sumber belajar. Dari uraian tadi, bila kita bertolak dari batu, maka kita dapat mengajarkan konsep berat, volume, dan warna. Demikian pula dari konsep berat kita dapat memilih batu sebagai media. 124

67 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Di samping itu cara-cara pemilihan atau pemanfaatan benda-benda atau peristiwa yang ada di lingkungan dapat dilakukan dengan bertolak dari cara-cara pemilihan media menurut beberapa ahli media. Di sini akan dikemukakan hanya satu cara yaitu berdasar atribut atau kemampuan untuk memenuhi indikator stimulus yang diberikan. Pemilihan Media menurut atribut.*) Media Atribut Cetak Model Obyek Gambar Grafis Video Audio 1. Warna 2. 3-D 3. Gerak Ya Ya Ya Ya Ya - - Ya Ya Ya Ya - Ya - 4. Kontrol Siswa Siswa Siswa Guru Alat Alat (Siswa) 5. Pilihan Bebas 6. Sensoris Tinggi - - Sedang Rendah Sedang Visual Visual Visual Visual Audio Visual Audio 7. Simbol Ikonik Digital Ikonik Ikonik Ikonik Digital Ikonik Digital Digital *) Dikutip dari Miarso, Y dkk. Hal

68 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Informasi Tambahan 4.7 Beberapa Aspek yang Harus Diperhatikan dalam Mengidentifikasi dan Memanfaatkan Media Pembelajaran Untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan media dalam pembelajaran perlu dipertimbangkan beberapa hal agar media tersebut bisa digunakan dengan efektif sesuai dengan fungsinya, di antaranya: 1. Gunakan alat dan bahan yang tidak membahayakan siswa atau mahasiswa. Hindari penggunaan bahan kimia, baik padat, cair dan gas, berbahaya. Jika terpaksa harus menggunakan bahan kimia, guru atau dosen harus memberi pengawasan ketat, atau percobaan cukup didemonstrasikan oleh guru atau dosen. 2. Hindari penggunaan alat/bahan yang berisiko menimbulkan kebakaran sehingga dapat membahayakan keselamatan siswa atau mahasiswa. Jika dalam percobaan menggunakan api, pastikan bahwa pembakaran yang dikehendaki dapat dikendalikan dan dilakukan di tempat aman (tidak menyulut pembakaran benda di sekitarnya). 3. Gunakan sumber energi listrik dari batu baterai untuk media terkait rangkaian listrik sederhana. Jangan menggunakan sumber listrik 220 V secara langsung karena sangat berisiko terjadi hubungan singkat yang membahayakan keselamatan siswa atau mahasiswa dan kebakaran. 4. Gunakan alat dan bahan yang mudah diperoleh di sekitar sekolah atau tempat tinggal. Tidak semua alat-bahan perlu dalam keadaan baru. Banyak alat/bahan bekas yang dapat digunakan lagi atau dialihfungsikan. Seringkali, alat/bahan bekas dan terjangkau serta dikenal siswa atau mahasiswa sering merangsang inspirasi mereka. 5. Perhatikan tingkat kerumitan media yang dikembangkan agar sesuai dengan jenjang kelas. Media yang terlalu rumit tidak selalu berhasil merangsang siswa atau mahasiswa berpikir kritis dan lebih mengkongkritkan gagasan abstrak, bahkan dapat menimbulkan rasa frustasi siswa atau mahasiswa. Pastikan bahwa media yang dipakai dapat ditiru, direkayasa atau diciptakan ulang oleh siswa atau mahasiswa. 6. Kembangkan media yang merangsang siswa atau mahasiswa berpikir dan berbuat sehingga lebih berpusat pada siswa atau mahasiswa. Media yang memungkinkan siswa atau mahasiswa, memanipulasi, modifikasi, membongkar dan membangunnya lagi jauh lebih bermanfaat ketimbang media yang indah tetapi tidak memungkinkan siswa atau mahasiswa melakukan investigasi cara kerja (black box). 7. Kembangkan dan gunakan media yang paling sesuai dengan KD yang ingin dicapai. 126

69 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Daftar Bacaan Arsya, Azhar Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Degeng, I Nyoman S Media Pembelajaran. Pelatihan Tenaga Pengajar. Malang: Universitas Negeri Malang H. Ronald, Andersen Pemilihan dan pengembangan Media untuk Pembelajaran. Seri Pustaka Teknologi Pendidikan. CV. Jakarta: Rajawali Heinic, Robert dkk Instructional Media and The Technologies of Instruction. New York: John Wiley& Sons Latuheru, John Media Pembelajaran: Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: P2LPTK. Lavie & Lentz Teaching and Media. Englwood Cliffs: Prentice Hall, Inc Miarso, Yusufhadi, dkk Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Sadiman, Arif Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Setyosari, Punanji dan Sinkabuden Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas Sudjana & Rivai Media Pembelajaran (Pembuatannya dan Penggunaannya). Bandung: Rosdakarya Suyanto, M Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Andi 127

70 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran PRESENTASI UNIT 4 128

71 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 129

72 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 130

73 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 131

74 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 132

75 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 133

76 UNIT 4 Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran 134

77 UNIT 5 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR

78

79

80 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar UNIT 5 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Persiapan dan praktik mengajar adalah salah satu unit yang penting dalam setiap tahapan pelatihan. Unit ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk mempraktikkan, di kelas nyata, halhal yang dipelajari pada unit-unit sebelumnya. Melalui unit ini, dosen diharapkan dapat mendemonstrasikan perubahan-perubahan dalam pembelajaran ke arah yang lebih baik sekaligus mendapatkan umpan balik yang memadai dari fasilitator dan sesama peserta. Dengan demikian, kualitas pembelajaran kontekstual dapat ditingkatkan dan dipraktikkan secara berkelanjutan. Pada praktik mengajar saat ini, peserta diharapkan menerapkan pembelajaran kontekstual antara lain Persiapan dan praktik mengajar adalah salah satu unit yang penting dalam setiap tahapan pelatihan. dengan mecobakan dan menggunakan pertanyaan tingkat tinggi, pengaturan kelas, pemanfaatan media sedemikian rupa sehingga siswa dapat berinteraksi satu sama lain secara maksimal untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan pada unit ini diawali dengan persiapan praktik mengajar yang meliputi penyusunan langkah-langkah pembelajaran berdasarkan standar kompetensi (SK), KD, dan Indikator yang dipilih. Selanjutnya, dosen melakukan simulasi, memperbaiki langkah-langkah pembelajaran, mengujicobakan langkah-langkah pembelajaran tersebut pada kelas nyata kemudian melaksanakan diskusi pascapraktik mengajar. Tujuan Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu: 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan SK, KD dan Indikator yang dikembangkan 2. Menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam sebuah simulasi dan kelas nyata 3. Menemukan keterampilan dan atau pengetahuan penting yang diperlukan agar pembelajaran efektif 137

81 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar Pertanyaan Kunci 1. Bagaimana mengembangkan perencanaan pembelajaran yang menerapkan pembelajaran kontekstual, pemanfaatan pertanyaan tingkat tinggi, penciptaan lingkungan belajar yang efektif, dan pemanfaatan media? 2. Aspek-aspek penting apa saja yang menunjang keberhasilan pembelajaran di kelas? Petunjuk Umum 1. Sesi ini akan berlangsung secara paralel di setiap kelompok mata pelajaran. 2. Praktik mengajar di kelas dilaksanakan pada hari berikutnya. Pastikan bahwa sekolah tempat melakukan praktik mengajar telah dihubungi agar kelas yang diperlukan tersedia dalam jumlah yang cukup. 3. Gunakanlah alat/bahan, dan media pembelajaran dari lingkungan yang mudah diperoleh/dibuat. Pastikan bahwa alat/bahan/media yang digunakan terjangkau. Sumber dan Bahan Sumber-sumber berikut ini harus dipersiapkan dengan baik oleh fasilitator agar proses pelatihan dapat berjalan dengan lancar. 1. Presentasi Unit 5 2. Standar Isi sesuai semester yang berlangsung 3. Alat/bahan/media sesuai dengan mata pelajaran dan kompetensi dasar (KD) 4. ATK: kertas flipchart, spidol, pulpen, kertas catatan, penempel kertas, lem, dan gunting Waktu Sesi ini membutuhkan waktu 9x60=540 menit yang terbagi atas dua hari (persiapan mengajar dan praktik mengajar). Perincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan penyampaian sesi ini. 138

82 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar ICT Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan tetapi kalau memungkinkan dapat disediakan: 1. Proyektor LCD 2. Laptop atau desktop untuk presentasi 3. Layar proyektor LCD Jika alat/bahan yang disarankan di atas tidak tersedia, fasilitator dapat menyiapkan presentasi dengan menggunakan OHP atau dengan menggunakan kertas flipchart. Ringkasan Sesi Introduction Connection Application Reflection Extension 10 menit Menyampaikan latar belakang, tujuan, dan langkahlangkah kegiatan sesi ini. 10 menit Mengingatkan hal-hal yang telah dipelajari pada sesi-sesi sebelumnya 515 menit Memahami KD Menyusun RPP Melakukan simulasi Berpraktik mengajar, dan diskusi tentang praktik mengajar 5 menit Menanyakan ketercapaian tujuan sesi Menuliskan hal-hal yang masih menjadi permasalahan Membuat RPP baru yang lebih baik sebagai hasil belajar dari praktik mengajar dan diskusi di pelatihan 139

83 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar Perincian Langkah-langkah Kegiatan I Introduction (10 menit) (1) Fasilitator menyampaikan latar belakang sesi praktik mengajar, yaitu pentingnya praktik mengajar dalam suatu pelatihan dosen agar teori yang dipelajari dapat terlihat/dirasakan langsung dalam kenyataannya. Pengalaman praktik akan menjadi umpan balik bagi perencanaan pembelajaran yang dibuat. (2) Menyampaikan pertanyaan kunci, tujuan dan hasil belajar, dan langkah-langkah kegiatan pada sesi ini. Catatan untuk Fasilitator 1 Unit ini berlangsung secara paralel di setiap kelompok mata pelajaran. Usahakan RPP yang dibuat mengakomodasi pembelajaran kontekstual, pertanyaan tingkat tinggi, penciptaan lingkungan belajar yang fektif, dan pemanfaatan media dalam pembelajaran. C Connection (10 menit) (1) Fasilitator mengingatkan peserta tentang hal-hal yang sudah dipelajari dalam pelatihan ini dengan gaya bertanya: Apa sajakah yang telah kita pelajari dalam pelatihan ini? Catatan untuk Fasilitator 2 Hal-hal yang telah dipelajari peserta dalam pelatihan adalah: - pembelajaran kontekstual - pertanyaan tingkat tinggi - pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar yang efektif - pemanfaatan media - tuntutan Kurikulum 2013 yang memperhatikan: * Proses dilengkapi dengan kegiatan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta * Guru bukan satu-satunya sumber belajar 140

84 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar * Pelaksanaan pembelajaran dapat dilaksanakan di dalam dan di luar kelas * Pengajaran sikap tidak dilakukan secara verbal tetapi melalui contoh dan teladan (2) Fasilitator mengingatkan bahwa semua yang telah dipelajari hendaknya diakomodasi seoptimal-optimalnya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mengingat tujuan utama praktik mengajar adalah untuk memberi kesempatan kepada peserta mempraktikkan apa yang telah dipelajari dalam pelatihan. A Application (515 menit) Kegiatan 1: Pemahaman Kompetensi Dasar (KD) (30 menit) (1) Fasilitator memfasilitasi peserta untuk memilih KD berdasarkan Standar Isi (2) Fasilitator memandu peserta mendiskusikan a) Siapa yang harus menguasai KD tersebut? b) Dalam bentuk seperti apa saja wujud KD tersebut? c) Dalam situasi/kondisi bagaimana KD tersebut harus ditunjukkan? d) Pada tingkat bagaimana KD tersebut akan dituntut? (3) Mengidentifikasi ide-ide pembelajaran yang sesuai dengan KD (4) Peserta diminta memilih 1 (satu) ide pembelajaran untuk dikembangkan menjadi kegiatan pembelajaran yang lengkap (kegiatan awal, inti dan penutup). Catatan : peserta dapat memanfaatkan ide pembelajaran yang telah dikembangkan pada unit 4 pemanfaatan media) Kegiatan 2: Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (200 menit) (1) Curah pendapat tentang komponen-komponen RPP (2) Mintalah peserta bekerja secara individu. (3) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun untuk 2 jam pelajaran (80 menit). 141

85 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar Catatan untuk Fasilitator 3 Mata pelajaran dan topik tertentu memerlukan alat/bahan untuk uji coba selama proses pengembangan langkah pembelajaran dan simulasi. Hindari alat/bahan yang sulit ditemukan di sekitar tempat pelatihan dan mahal. Alat/bahan sederhana atau terjangkau sangat disarankan. Fasilitator perlu mendampingi peserta terutama memeriksa seberapa jauh RPP mereka telah mengakomodasi hal-hal yang telah dipelajari di pelatihan (Lihat catatan untuk fasilitator 2 di atas). Seluruh kebutuhan praktik mengajar disiapkan sendiri oleh peserta. Kegiatan 3: Simulasi Pembelajaran (100 menit) (1) Setiap peserta mensimulasikan rencana pembelajarannya untuk mendapatkan masukan perbaikan. Pada saat simulasi, peserta yang lain berperan sebagai siswa dan 1 orang sebagai pengamat untuk melakukan observasi menggunakan Handout 5.1: Lembar Observasi Persiapan RPP. Catatan untuk Fasilitator 4 Ingatkan peserta bahwa simulasi ini bertujuan untuk memperoleh umpan balik terhadap langkah-langkah pembelajaran yang dibuat dan merupakan latihan sebelum praktik mengajar di kelas nyata. Oleh sebab itu, peserta harus diyakinkan bahwa simulasi ini bukan merupakan tempat untuk mempermalukan peserta dengan menonjolkan kelemahan-kelemahannya. (2) Satu rencana pembelajaran disimulasikan selama menit dan ditindaklanjuti dengan komentar dan diskusi selama 5-10 menit. (3) Diskusi hasil simulasi dilangsungkan dengan suasana yang saling membangun. Sebaiknya beri kesempatan terlebih dahulu kepada peserta yang melakukan simulasi untuk menyampaikan hal-hal yang ia rasakan perlu perbaikan, kemudian dilanjutkan dengan komentar pengamat berdasarkan Handout Peserta 5.1: Lembar Observasi Simulasi RPP. 142

86 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar (4) Di akhir diskusi tiap RPP, fasilitator memberikan masukan untuk perbaikan dan penyempurnan langkah-langkah pembelajaran. (5) Peserta memperbaiki RPP mereka berdasarkan masukan yang diterima maupun hasil perenungan mereka sendiri. Pastikan RPP tersebut layak dicobakan pada kelas nyata. Catatan untuk Fasilitator 5 Kegiatan 3: Simulasi, merupakan akhir dari sesi hari ini. Fasilitator dapat langsung melanjutkan ke kegiatan Reflection Kegiatan 4: Praktik Mengajar ditunda ke hari berikutnya (lihat jadwal pelatihan) Kegiatan 4: Praktik Pembelajaran di Kelas (120 menit) Fasilitator mengingatkan peserta hal-hal di bawah ini sebelum, selama dan setelah praktik (1) Bagikan Handout Peserta 5.2: Lembar Observasi Pembelajaran kepada dosen/kepala sekolah/pengawas yang terlibat dalam praktik mengajar di kelas sebagai panduan dalam diskusi. Mintalah mereka mengomentari berdasarkan butir-butir pada handout tersebut (2) Peserta melakukan praktik pembelajaran di sekolah (kelas nyata). Catatan untuk Fasilitator 6 Pembelajaran dilakukan secara individual sesuai skenario pada RPP. Ketika salah satu peserta berpraktik mengajar, harus ada salah satu peserta lain se mapel yang berperan sebagai pengamat Sedapat mungkin libatkan guru/kepala sekolah/pengawas, yang ada di sekolah tempat praktik, sebagai bagian dari tim. (3) Praktikan meminta siswa untuk menuliskan refleksi mereka beberapa menit sebelum pembelajaran selesai, berpandu pada pertanyaan: Pengetahuan/kemampuan apa sajakah yang berhasil kamu miliki setelah pembelajaran tadi? Hal apa sajakah yang masih perlu diperjelas? (4) Praktikan meminta (beberapa) karya siswa untuk bahan refleksi praktikan; 143

87 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar Catatan untuk Fasilitator Persiapkan jumlah sekolah dan kelas sesuai dengan jumlah peserta yang akan melakukan praktik mengajar. Untuk melakukan ini, fasilitator perlu melakukan koordinasi dengan sekolah atau petugas pelatihan beberapa hari sebelumnya. 7 Guru, kepala sekolah, dan pengawas sedapat mungkin dilibatkan dalam praktik mengajar, sebagai bagian dari tim, ketika mereka memilih kelas yang akan dijadikan fokus pengamatan. Keterlibatan ini tidak dimaksudkan mengambil alih sebagian atau seluruh tugas tim yang diskenariokan ketika menyusun RPP. Langkah ini dilakukan agar guru kelas tidak merasa ditandingi oleh dosen praktik. Dengan demikian dosen praktik dapat lebih terbuka dalam menerima dan mengkritik secara positif praktik pembelajaran. Kegiatan 5: Diskusi Pascapraktik Mengajar (25 menit) (1) Setiap peserta wajib memajang produk praktik mengajar: RPP, hasil observasi, karya siswa, dan hasil refleksi siswa di tempat yang sudah disediakan. (2) Peserta saling melakukan kunjung karya dalam mapelnya masing-masing dan mencatat hal-hal: Kesesuaian langkah-langkah pembelajaran dalam praktik dengan perencanaan/rpp berdasarkan hasil pengamatan (HO 5.2) di kelas Kesesuaian produk (karya siswa) pembelajaran dengan tujuan pembelajaran (3) Dengan dipandu oleh fasilitator, peserta mendiskusikan hasil praktik mengajar dengan memperhatikan hal-hal berikut. Salah satu peserta diminta menyampaikan refleksinya atas praktik pembelajaran yang dilakukan, yang dilanjutkan dengan komentar peserta lain berdasarkan informasi praktikan dan hasil kunjung karya Kegiatan dilanjutkan sampai seluruh peserta mendapat kesempatan Fasilitator mengarahkan agar hasil diskusi dalam kelompok mapel untuk menemukan keterampilan dan atau pengetahuan penting yang diperlukan agar agar pembelajaran efektif 144

88 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar R Reflection (5 menit) (1) Tanyakan kepada peserta apakah mereka sudah mampu menjawab pertanyaan kunci dan sudah mencapai tujuan yang diharapkan pada sesi ini. (2) Peserta diminta menuliskan/menyebutkan hal-hal yang masih membingungkan. E Extension Gunakan pengalaman praktik mengajar (merencanakan, melaksanakan, dan diskusi pascapraktik) dalam membimbing mahasiswa ketika perkuliahan maupun PPL dan/atau PPG. Pesan Utama Praktik mengajar sangat penting dalam suatu pelatihan pembelajaran. Praktik mengajar memberikan gambaran bagi dosen dalam mempersiapkan mahasiswa sebagai calon guru atau sebagai pengampu mata kuliah pedagogi atau sebagai instruktur PLPG/PPG. Praktik mengajar memberikan pengalaman mendemonstrasikan perubahan-perubahan dalam pembelajaran ke arah yang lebih baik. 145

89 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar Handout Peserta 5.1 Lembar Observasi Simulasi RPP No Aspek yang Diobservasi Komentar 1. Pertanyaan yang merangsang siswa berpikir tingkat tinggi 2. Langkah-langkah Pembelajaran (a.l: logis? mengaktifkan siswa?) 3. Pembelajaran menerapkan komponen pembelajaran kontekstual? 4. Kesesuaian pengelolaan kelas dengan komponen PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL? 5. Penggunaan lingkungan sebagai sumber dan media belajar 6. Cara mendorong siswa sehingga menghasilkan karya siswa Catatan Tambahan: 146

90 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar Handout Peserta 5.2 Lembar Observasi Pembelajaran (Digunakan saat praktik mengajar) No. Aspek yang Diamati Catatan Hasil Pengamatan DOSEN/GURU Mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa berbuat/pertanyaan tingkat tinggi Meminta siswa untuk memberi komentar atau menjawab pertanyaan siswa lain; ATAU menjawab langsung pertanyaan siswa 3. Merespons siswa 4. Mengatur perabot kelas yang mendukung 5. Menggunakan karya siswa sebagai sumber belajar 6. Menggunakan sumber belajar yang bervariasi, termasuk lingkungan 7. Memberi pembelajaran yang menghasilkan karya siswa 8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya 147

91 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar No. Aspek yang Diamati Catatan Hasil Pengamatan SISWA 9. Melakukan sesuatu/berbuat 10. Melakukan pengamatan 11. Berinteraksi 12. Melakukan refleksi 13. Merespon guru/siswa lain 14. Menggunakan media/sumber belajar 15. Menjelaskan/mendemonstrasikan Catatan: Pengamat dapat menuliskan dulu hasil pengamatannya pada kertas terpisah baru kemudian memindahkannya ke format observasi di atas selesai mengamati. 148

92 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar PRESENTASI UNIT 5 149

93 UNIT 5 Persiapan dan Praktik Mengajar 150

UNIT 3 BAGAIMANA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KELAS YANG MENDORONG SISWA UNTUK BELAJAR?

UNIT 3 BAGAIMANA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KELAS YANG MENDORONG SISWA UNTUK BELAJAR? UNIT 3 BAGAIMANA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KELAS YANG MENDORONG SISWA UNTUK BELAJAR? UNIT 3 BAGAIMANA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KELAS YANG MENDORONG SISWA UNTUK BELAJAR? Pendahuluan Lingkungan kelas yang kondusif

Lebih terperinci

UNIT 2B BAGAIMANA MEMANFAATKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN?

UNIT 2B BAGAIMANA MEMANFAATKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN? UNIT 2B BAGAIMANA MEMANFAATKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN? UNIT 2B BAGAIMANA MEMANFAATKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN? Pendahuluan Pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dalam kelas dapat mengoptimalkan

Lebih terperinci

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3 UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGJAR UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Persiapan dan praktik mengajar adalah salah satu unit yang penting dalam setiap tahapan pelatihan. Unit ini memberikan

Lebih terperinci

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik. UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? (Unit 7 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? Pendahuluan Guru seringkali mengalami kesulitan

Lebih terperinci

UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP?

UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? (Unit 8 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? Pendahuluan Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Lebih terperinci

UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP

UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP Pendahuluan Pembelajaran di dalam kelas, pada dasarnya dimaksudkan

Lebih terperinci

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH Pendahuluan Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan profesional yang berfungsi sebagai unsur pelaksana supervisi pendidikan yang mencakup supervisi

Lebih terperinci

UNIT 1: RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 UNIT 1-1

UNIT 1: RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 UNIT 1-1 UNIT 1 RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 UNIT 1 RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 Pendahuluan DBE3 bertujuan untuk mendukung Kementerian Pendidikan Nasional dan

Lebih terperinci

UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR

UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Untuk melaksanakan pembelajaran kontekstual, guru perlu melakukan persiapan yang memadai dan latihan yang cukup.

Lebih terperinci

UNIT 6 : MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BELAJAR YANG BAIK

UNIT 6 : MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BELAJAR YANG BAIK UNIT 6 : MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BELAJAR YANG BAIK UNIT 6 : MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BELAJAR YANG BAIK Waktu: 140 menit A. PENGANTAR Lingkungan belajar sangat berperan dalam menciptakan suasana belajar yang

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek

Lebih terperinci

UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)?

UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? Pendahuluan Tujuan Program Pelatihan ini adalah untuk menghasilkan peningkatan mutu pendidikan

Lebih terperinci

Setelah mengikuti sesi ini, pengawas diharapkan mampu: Mengenali pelaksanaan supervisi yang lebih baik

Setelah mengikuti sesi ini, pengawas diharapkan mampu: Mengenali pelaksanaan supervisi yang lebih baik UNIT 5a PENDAMPINGAN UNIT 5a PENDAMPINGAN Pendahuluan Pengawas Mata Pelajaran (selanjutnya disebut Pengawas) mempunyai posisi dan peran yang sangat penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Pengawas adalah

Lebih terperinci

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS Pendahuluan Dalam banyak kesempatan, ide-ide perubahan pembelajaran telah dikenalkan. Akan tetapi, ide tersebut seakan-akan hanya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA Etyn Nurkhayati SD YPKP I Sentani Jayapura Papua Abstrak:Kesulitan siswa dalam menulis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

Nama Sekolah :... I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda

Nama Sekolah :... I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : TEMPAT UMUM Kelas/Semester : III / 1 Alokasi Waktu : 2 minggu I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda II.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 235 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri 1 Pahoman Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V / Ganjil Waktu : 3 x 3 (1 x pertemuan) Siklus : 1 (satu) Pertemuan : 1 (satu)

Lebih terperinci

Persiapan Praktik Mengajar

Persiapan Praktik Mengajar Persiapan Praktik Mengajar I Praktik pembelajaran pada kelas nyata memberikan kesempatan peserta menerapkan hal-hal baru yang dikembangkan pada paket dan sesi sebelumnya Pembelajaran yang berhasil membutuhkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29 Sesi 1 Apakah Kita Mengenal Peserta Pelatihan Sebagai Pelajar Dewasa? Pendahuluan Seorang fasilitator pelatihan yang efektif harus tahu peserta pelatihan yang ia hadapi. Peserta pelatihan bukan hanya sekedar

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UNIT 5 9.1 Menyimpulkan pesan pidato/ ceramah/ khotbah yang didengar 10.1 Berpidato/ berceramah/ berkhotbah dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas 15.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

KERANGKA MODEL BAHAN PELATIHAN GURU PAUD NON FORMAL MEMILIH DAN MEMANFAATKAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR UNTUK ANAK USIA DINI. Oleh. Cucu Eliyawati, M.

KERANGKA MODEL BAHAN PELATIHAN GURU PAUD NON FORMAL MEMILIH DAN MEMANFAATKAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR UNTUK ANAK USIA DINI. Oleh. Cucu Eliyawati, M. KERANGKA MODEL BAHAN PELATIHAN GURU PAUD NON FORMAL MEMILIH DAN MEMANFAATKAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR UNTUK ANAK USIA DINI Oleh Cucu Eliyawati, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD JURUSAN PEDAGOGIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Siklus I Kelas X ATPH dan X ATU Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN?

UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN? UNIT 5 BAGAIMANA PERAN KEPALA SEKOLAH (KS) DAN PENGAWAS SEKOLAH (PS) DALAM MENINGKATKAN MUTU

Lebih terperinci

Narasumber. (siswa) menit 2 x 40. Tentukan pola. Tulislah enam pokok laporan dari laporan. urutan laporan dan buktikan. dengarkan! yang kamu.

Narasumber. (siswa) menit 2 x 40. Tentukan pola. Tulislah enam pokok laporan dari laporan. urutan laporan dan buktikan. dengarkan! yang kamu. Sekolah : SMP/MTs... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII/ Silabus Standar Kompetensi : Mendengarkan Memahami wacana lisan berbentuk laporan Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran

Lebih terperinci

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP Waktu : 3 jam 45 menit A. Pendahuluan Pada paket pelatihan

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN 189 BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN Implementasi pendidikan multikultural di sekolah perlu diperjelas dan dipertegas. Bentuk nyata pembelajaran untuk

Lebih terperinci

TEKNIK PENGGUNAAN MEDIA SAAT MEMFASILITASI PEMBELAJARAN

TEKNIK PENGGUNAAN MEDIA SAAT MEMFASILITASI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN 1 43 1 44 BAB 2 Teknik Penggunaan Media Saat Memfasilitasi Pembelajaran BERDASAR MODEL KOMUNIKASI Media Komunikasi Konvensional Media adalah saluran ( medium ) untuk menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pelajaran matematika menurut peneliti merupakan suatu pelajaran pokok dari kehidupan ini. Dan pelajaran matematika dapat mendapatkan respon positif dari

Lebih terperinci

UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) Pendahuluan Peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan oleh semua pihak secara berkesinambungan. Peran kepala sekolah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis.

BAB I PENDAHULUAN. menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah terlepas dari kegiatan menulis. Kemampuan menulis dapat diaplikasikan sebagai pengetahuan yang harus dimiliki seseorang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai. 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Gallery Walk (GW) Secara etimologi, Gallery Walk terdiri dari dua kata yaitu gallery dan walk. Gallery adalah pameran. Pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH

BAB III ANALISA MASALAH BAB III ANALISA MASALAH Dari data dan fakta yang ada, penulis melihat beberapa hal yang menjadi masalah pembelajaran ekstrakurikuler di St. Aloysius. Permasalahan itu antara lain berkaitan dengan kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern ini. Kiranya tidaklah berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu ciri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK 00 LATAR BELAKANG Social Mapping, Pemetaan Sosial atau Pemetaan Masyarakat yang dilakukan oleh anak dimaksudkan sebagai upaya anak menyusun atau memproduksi

Lebih terperinci

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Pedoman Fasilitator Tentang pedoman ini Pedoman ini memuat informasi untuk membantu fasilitator mempersiapkan dan menyampaikan pelatihan mengenai Epidemiologi Lapangan

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. Pendahuluan Dalam rangka mengimplementasikan pogram pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan

Lebih terperinci

UNIT 2: PERTANYAAN TINGKAT TINGGI DAN LEMBAR KERJA

UNIT 2: PERTANYAAN TINGKAT TINGGI DAN LEMBAR KERJA USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa FOTO YANG RELEVAN UNIT 2: PERTANYAAN TINGKAT TINGGI DAN LEMBAR KERJA I Introduction 5 Latar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda sesuai sudut pandang masing-masing. Menurut Semiawan kreativitas adalah suatu kemampuan untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 1 PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 Pendahuluan Oleh: Bambang Prihadi*) Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? A. Siapa yang Melakukan Lesson Study? Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini Bhayangkari 26 Kota Bengkulu dengan dua siklus. Pada setiap siklus

Lebih terperinci

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN Pebruari 2013 Modul Pelatihan Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah : SMP N Ayo Belajar 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIII/ 1 (Satu) Standar Kompetensi : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

Melakukan Pendampingan yang Efektif

Melakukan Pendampingan yang Efektif Kegiatan 3: Simulasi Pendampingan Menggunakan Panduan (70 menit) (1) Fasilitator membagikan Handout Peserta 2.1: Lima Langkah Pendampingan yang Efektif, peserta mempelajarinya, kemudian fasilitator memberi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Pada bab ini diuraikan mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti dengan topik sesuai dalam pertanyaan-pertanyaan yang peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti dengan topik sesuai dalam pertanyaan-pertanyaan yang peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti dengan topik

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah :... Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX / I Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Satandar Kompetensi : 1 Mengapresiasi karya seni rupa Kompetensi

Lebih terperinci

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* Abstrak Selama ini, pembelajaran apresiasi puisi sering menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.

Lebih terperinci

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : I/1 Tema : Diri Sendiri, Keluarga Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN TEMATIK

RENCANA PEMBELAJARAN TEMATIK RENCANA PEMBELAJARAN TEMATIK NAMA SEKOLAH :... TEMA : KEGEMARAN KELAS /SEMESTER : 3 (Tiga)/2 (Dua) ALOKASI WAKTU : 3 MINGGU A. STANDAR KOMPETENSI I. PKN Memiliki harga diri sebagai individu Memiliki kebanggaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

MEDIA 2 DIMENSI. Disusun oleh: SAIFUL AMIEN

MEDIA 2 DIMENSI. Disusun oleh: SAIFUL AMIEN MEDIA 2 DIMENSI Disusun oleh: SAIFUL AMIEN sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar 1. Media Grafis 2. Media bentuk papan 3. Media

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba model, dan uji validasi model, serta pembahasan penelitian,

Lebih terperinci

Written by Robinson Putra Wednesday, 16 January :51 - Last Updated Tuesday, 05 February :32

Written by Robinson Putra Wednesday, 16 January :51 - Last Updated Tuesday, 05 February :32 Sebelum melakukan pelatihan diperlukan penjajagan kebutuhan pelatihan kepada masyarakat, petani, petugas, kepala desa, dan instansi terkait dengan pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Terdapat beberapa

Lebih terperinci

Kelas : Waktu : Hari/ tanggal : Nama Guru : A. TINDAK MENGAJAR A. TINDAK BELAJAR A. PENARIKAN MAKNA. Pengamat (NOVIANA RAHMAWATI) NIM.

Kelas : Waktu : Hari/ tanggal : Nama Guru : A. TINDAK MENGAJAR A. TINDAK BELAJAR A. PENARIKAN MAKNA. Pengamat (NOVIANA RAHMAWATI) NIM. 90 CATATAN OBSERVASI PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSTRUKSI LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA (PTK bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap di SMPIT Nur Hidayah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Penelitian Penelitian tentang kemampuan guru menerapkan metode pemodelan pada materi pembelajaran menyampaikan pengumuman kelas VII SMP Negeri Tapa, difokuskan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII (Tujuh) Semester : 2 (Dua) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi Waktu : ALJABAR 4. Menggunakan konsep

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN TEMATIK

RENCANA PEMBELAJARAN TEMATIK RENCANA PEMBELAJARAN TEMATIK NAMA SEKOLAH :... TEMA : KEPERLUAN SEHARI HARI KELAS /SEMESTER : 3 (Tiga)/2 (Dua) ALOKASI WAKTU : 4 MINGGU A. STANDAR KOMPETENSI I. PKN 3. Memiliki harga diri sebagai individu

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : Semester : I/Ganjil Mata Pelajaran : TIK Kelas : XI Desain Grafis Tim Pembimbing : Guru TIK Alokasi Waktu : 8 x 4 menit A. Kompetensi 1. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL

PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL Pelatihan Tutor TTM 2015 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL Tujuan Latihan Pembelajaran Aktif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi hal yang sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi hal yang sangat fundamental bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi hal yang sangat fundamental bagi kehidupan sesorang, dengan pendidikan yang baik maka akan baik pula pola pikir dan sikap sesorang. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I MI Miftahul Ulum Curah Keris Kalipang Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. 55 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler (dalam Winataputra,

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran. I. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan pembelajaran,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar yang dipelajari di Sekolah Dasar. Sesuai dengan tingkatan pendidikan yang ada, pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau CAR (Classroom Action Research) yaitu penelitian yang pada hakikatnya merupakan rangkaian

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA SASTRA DAN BUDAYA JAWA MELALUI PAIR CHECK

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA SASTRA DAN BUDAYA JAWA MELALUI PAIR CHECK PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA SASTRA DAN BUDAYA JAWA MELALUI PAIR CHECK Parminingsih Guru Kelas IVB SD Jetis 1 Yogyakarta Abstrak Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan

Lebih terperinci

Kegiatan dilaksanakan secara pleno, namun peserta duduk berdasarkan kelompok rumpun mata pelajaran. UNIT 2

Kegiatan dilaksanakan secara pleno, namun peserta duduk berdasarkan kelompok rumpun mata pelajaran. UNIT 2 UNIT 2 JURNAL REFLEKTIF UNIT 2 JURNAL REFLEKTIF Pendahuluan Kemampuan merefleksikan pelaksanaan sebuah kinerja, baik oleh guru, kepala sekolah, maupun pengawas merupakan keterampilan yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : IX/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami dialog interaktif pada tayangan televise / siaran radio

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran matematika, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan ilmu yang menjadi dasar dari semua ilmu yang dipelajari di sekolah regular. Oleh sebab itu pelajaran ini diajarkan pada jenjang pendidikan dasar

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKem) Waktu: 2 jam A. PENGANTAR Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan.

Lebih terperinci