: SMKN 3 AMUNTAI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : amplifier dirawat dan diperbaiki

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ": SMKN 3 AMUNTAI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : amplifier dirawat dan diperbaiki"

Transkripsi

1 SMKN 3 AMUNTAI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMK Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Indikator : SMKN 3 AMUNTAI : Teori Produktif AV : 1 AV/ I : Perbaikan dan perawatan radio : amplifier dirawat dan diperbaiki Alokasi Waktu :. Jam Pelajaran ( x pertemuan ) Tujuan Pembelajaran : 1. Sistem Audio 2. Pengatur Nada Dan Equalizer 3. Penguat Daya 4. Mikropun Dan Loudspeaker B. Materi Pembelajaran : AMPLIFIER 1. SISTEM AUDIO Lembar Informasi Sistem audio adalah sistem pemprosesan bunyi secara listrik dan elektronik. Contohnya bunyi yang dikeluarkan oleh sumber bunyi oleh mikropun diubah menjadi getaran listrik. Getaran listrik dikuatkan oleh penguat kemudian diubah menjadi bunyi oleh loudspeaker. Sistem audio terdiri dari pembangkit signal audio, pempreses signal, dan pengubah signal audio menjadi bunyi. Pembangkit signal audio antara lain mikropun yang mengubah bunyi menjadi getaran listrik, head pada tape recorder yang mengubah medan pada pita magnet menjadi getaran listrik, cartridge mengubah informasi bunyi dalam bentuk lekuklekuk pada piringan hitam menjadi getaran listrik. Bagian pemroses signal adalah bagian yang menguatkan signal yang dikeluarkan oleh pembangkit signal menjadi signal yang cukup kuat untuk diubah menjadi bunyi oleh loudspeaker. Sistem audio terdiri dari beberapa komponen yang dapat dilukiskan seperti Gambar 1a. Sebuah sistem audio dalam bentuk lain dapat dilukiskan seperti Gambar 1b. Pembangkit Signal Pemroses Signal Pengubah Signal Audio menjadi bunyi 12

2 (a) Gambar 1. Bagan Sistem Audio Seperti nampak pada Gambar 1 di atas sistem audio dapat melakukan fungsi menampilkan suara yang berasal dari satu atau beberapa signal input atau sumber suara yang dapat dipilih atau dapat melakukan perekaman menggunakan media tertentu. Sistem audio di atas dapat menerima signal input dari penerima radio, tape rekorder, dan mikropun. Mikropun, head pada tape rekorder, antena receiver, stylus pada pick up, sinar laser pada CD adalah transducer yang berfungsi mengubah suatu gejala non listrik menjadi gejala listrik. Getaran listrik yang dihasilkan oleh transducer masih sangat lemah dan juga respon frekuensinya tidak mendatar. Agar getaran listrik yang dihasilkan transducer cukup kuat dan respon frekuensinya mendatar diperlukan penguat awal (preamplifier). Pengoperasian sebuah sistem audio membutuhkan berbagai pengaturan untuk menyesuaikan keadaan. Berbagai pengaturan yang diperlukan adalah pengatur nada, pengatur keseimbangan, dan pengatur volume. Bagian terakhir adalah penguat daya yang menghasilkan daya untuk menghidupkan loudspeaker sehingga didapatkan suara yang intensitasnya sesuai dengan kebutuhan. Penguat Awal (Preamplifier) Head pada tape recorder, cartrid pada pick up, dan mikropun adalah transducer yang bekerjanya berdasarkan prinsip elektromagnet. Getaran listrik yang dihasilkan transducer yang bekerjanya berdasarkan prinsip elektromagnet masih sangat lemah dan 13

3 juga mempunyai respon frekuensi rendah pada frekuensi rendah dan tinggi pada frekuensi semakin meningkat. Rangkaian preamplifier untuk mikropun dilukiskan seperti Gambar 2 Gambar 2. Rangkaian Preamplifier Mikrofon Transduser yang berdasarkan prinsip elektromagnet menghasilkan signal yang lemah pada frekuensi rendah, dan sangat menonjol pada frekuensi tinggi. Oleh karena itu preamplifier berfungsi sebagai penguat juga sebagai ekualisasi. Hal ini sesuai dengan rumus : dq e = dt Keterangan : e = gaya gerak listrik Q = fluk magnet t = waktu Rangkaian Pengatur Volume bunyi yang dihasilkan loudspeaker dalam ruang dengar berbeda dari ruang satu dengan ruang yang lain. Ruang yang lebih kecil memerlukan volume bunyi lebih rendah daripada ruang yang lebih besar. Demikian pula jarak antara pendengar dengan loudspeaker dengan pendengar akan menentukan besarnya volume bunyi yang dihasilkan loudspeaker. Sebuah sistem audio dilengkapi dengan pengatur volume untuk menyesuaikan berbagai keperluan seperti tersebut di atas. Rangkaian pengatur volume dilukiskan seperti Gambar 3. 14

4 Gambar 3. Rangkaian Pengatur Volume. Respon pendengaran yang paling peka adalah frekuensi menengah yaitu seputar 5 Khz, Kepekaan berkurang pada daerah frekuensi rendah dan atas. Untuk menyesuaikan karakteristik pendengaran tersebut diatur dengan pengatur loudness. Bila switch s1 pada posisi contour maka output akan lebih menonjolkan pada daerah frekuensi tinggi dan daerah frekuensi rendah. Hal ini disebabkan karena kapasitor C2 dan C1 berfungsi untuk menonjolkan signal frekuensi rendah dan tinggi. Lembar Kerja Alat dan Bahan 1. Rangkaian preamplifier play tape recorder... 1 buah 2. AFG... 1 buah 3. Osiloscope... 1 buah 4. Kabel penghubung... secukupnya 5. Sumber tegangan DC... 1 buah Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Berdoalah sebelum melakukan langkah kerja! 2. Pergunakan alat ukur dengan cara yang benar! 3. Matikan sumber listrik ketika mengubah hubungan peralatan! 4. Output AFG jangan melebihi input maksimal perangkat audio! 5. Lakukan langkah kerja secara urut sesuai yang ada! 15

5 Langkah Kerja 1. Hubungkan rangkaian preamplifier dengan sumber tegangan DC! 2. Hubungkan osciloscope dan AFG dengan sumber daya! 3. Hidupkan AFG (output pada posisi minimum) pada frekuensi 1 KHz! 4. Hubungkan output AFG dengan input preamplifier! 5. Hubungkan output preamplifier dengan probe oscilloscope, aturlah AFG sehingga tegangan output preamplifier nampak pada layar oscilloscope hampir cacat! 6. Ukurlah tegangan input preamplifier dengan menggunakan oscilloscope! 7. Dengan tegangan input tetap ukurlah tegangan output preamplifier pada frekuensi input dari AFG : 20 Hz., 30 Hz., 40 Hz., 50 Hz., 60 Hz., 70 Hz., 80 Hz., 90 Hz., 100 Hz., 200 Hz., 300 Hz., 400 Hz., 500 Hz., 600 Hz., 700 Hz., 800 Hz., 900 Hz., 1KHz., 2 KHz., 3 KHz., 4 KHz., 5 KHz., 6 KHz., 7 KHz., 8 KHz., 9 KHz., 10 KHz., 20 KHz! 8. Lukiskan grafik yang menghubungkan antara frekuensi dengan penguatan! Lembar Latihan 1. Apakah fungsi mikropun, head pada tape rekorder, cartridge pada pick up? 2. Jelaskan bagaimana grafik respon frekuensi preamplifier dari hasil praktik! 3. Apakah perbedaan bunyi yang didengar bila pengontrol loudness bekerja dan bila pengontrol loudness sedang tidak bekerja? 4. Bagaimanakah respon frekuensi rangkaian preamplifier? 2. PENGATUR NADA DAN EQUALIZER Lembar Informasi Pengatur Nada Dalam suatu tampilan audio bunyi yang dikeluarkan loudspeaker kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diinginkan. Bunyi nada tertentu nampak menonjol, tetapi ada beberapa nada yang tidak muncul. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh akustik ruang atau ada selera yang lebih condong pada penonjolan bass atau treble. Untuk mengatasi kendala tersebut dilakukan dengan menggunakan pengatur nada. Pengatur nada yang paling sederhana adalah pengatur nada yang hanya dapat menonjolkan atau melemahkan bunyi frekuensi rendah dan melemahkan atau menonjolkan bunyi frekuensi tinggi. Bunyi frekuensi rendah disebut bass, dan bunyi frekuensi tinggi disebut treble. 16

6 Apabila pengatur bass pada posisi ditekan maka bunyi pada daerah frekuensi rendah melemah, dan apabila pengatur bass pada posisi menonjol (boost) maka bunyi pada frekuensi rendah lebih menonjol. Apabila pengatur treble pada posisi ditekan (cut) maka bunyi pada daerah frekuensi tinggi melemah, dan apabila pengatur treble pada posisi menonjol (boost) maka bunyi pada daerah frekuensi tinggi lebih menonjol Respon frekuensi untuk masing-masing posisi. Pengatur Nada Ganda (Equalizer) Dalam tampilan sistem audio yang lengkap seluruh komponen nada dari berbagai sumber bunyi dituntut dapat muncul secara proporsional. Pada kenyataannya hal ini sulit dicapai karena adanya pengaruh sifat akustik berbagai peralatan, perabot yang ada dalam ruang audio. Kendala tersebut kemudian diatasi dengan menggunakan equalizer sebagai pengatur pelemahan atau penonjolan bunyi pada frekuensi tertentu sesuai dengan yang dikehendaki. Equalizer terdiri dari filter-filter yang dapat diatur untuk menonjolkan atau meredam signal pada daerah frekuensi tertentu. Frekuensi audio dibagi menjadi beberapa daerah frekuensi. Kebanyakan seluruh daerah frekuensi audio dibagi menjadi 10 daerah frekuensi. Kesepuluh daerah frekuensi tersebut difasilitasi dengan filter-filter sebagai berikut: 1. Lowpass filter dengan frekuensi cutoff : 44.8 Hz 2. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi : 60 Hz 3. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi : 125 Hz 4. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi : 250 Hz 5. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi : 500 Hz 6. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi : 1000 Hz 7. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi : 2000 Hz 8. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi : 4000 Hz 9. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi : 8000 Hz 10. Highpass filter dengan frekuensi cutoff : 11,3 KHz. 17

7 Uo Ui 0 44,6 Hz k 2k 4k 8k f 01 f 02 f 03 f 04 f 05 f 06 f 07 f 08 11,3KH z log f Gambar 4. Pembagian Daerah frekuensi Audio pada Equalizer Salah satu bentuk rangkaian low pass filter adalah seperti Gambar 5.a dan high pass filter Gambar 5.b. (a) Low Pass Filter (b) High Pass Filter Gambar 5. Rangkaian Low Pass Filter dan High Pass Filter Dari Gambar 5.a didapat persamaan : R 3 f L = 2 R 3 R 4 (C 3 + C 4 ) 18

8 Dari Gambar 5.b didapat persamaan: 1 f h = 2 R 3 (C 3 + C 4 ) Lembar Kerja Alat dan Bahan: 1. Rangkaian penguat daya... 1 buah 2. Preamplifier... 1 buah 3. Pengatur nada... 1 buah 4. AFG... 1 buah 5. Oscilloscope... 1 buah 6. Kabel penghubung... secukupnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja: 1. Berdoalah sebelum melakukan langkah kerja! 2. Pergunakan alat ukur dengan cara yang benar! 3. Matikan sumber listrik ketika mengubah hubungan peralatan! 4. Output AFG jangan melebihi input maksimal perangkat audio! 5. Lakukan langkah kerja secara urut sesuai yang ada! Langkah kerja: 1. Buatlah rangkaian preamplifier, pengatur nada, penguat daya, dan beban resistan pengganti loudspeaker, volume pada posisi minimum, pengatur nada pada posisi tengah! 2. Hubungkan rangkaian tersebut dengan sumber tegangan DC! 3. Hubungkan AFG dan oscilloscope dengan sumber daya! 4. Hidupkan AFG dan oscilloscope, output AFG pada posisi minimum dengan frekuensi 1 KHz! 5. Hubungkan output AFG dengan input preamplifier! 6. Hubungkan oscilloscope dengan output penguat daya! 7. Aturlah volume pada preamplifier pada posisi tengah! 8. Aturlah output AFG sehingga gelombang pada layar hampir cacat! 9. Cacatlah besarnya tegangan peak-peak output pada layar oscilloscope tersebut! 19

9 10. Ukur tegangan output penguat daya dengan menggunakan oscilloscope untuk frekuensi AFG 20 Hz, 30 Hz., 40 Hz., 50 Hz., 60 Hz., 70 Hz., 80 Hz., 90 Hz., 100 Hz., 200 Hz., 300 Hz., 400 Hz., 500 Hz., 600 Hz., 700 Hz., 800 Hz., 900 Hz., 1000 Hz., 2000 Hz., 3000 Hz., 4000 Hz., 5000 Hz., 6000 Hz., 7000 Hz., 8000 Hz., 9000 Hz., Hz., Hz! 11. Dengan pengatur nada pada posisi : pengatur bass cut, treble cut lakukan pengukuran seperti langkah 10! 12. Dengan pengatur nada pada posisi pengatur bass boos, treble boss lakukan pengukuran seperti langkah 10! 13. Buatlah grafik yang hubungan antara frekuensi dengan output dari penguatan langkah 10, 11, dan 12! 14. Matikan AFG, oscilloscope, dan rangkaian lainnya! Lembar Latihan 1. Apakah pengatur nada pada praktik di atas dapat bekerja seperti semestinya? 2. Berapakah daya output maksimum rangkaian di atas? 3. PENGUAT DAYA Lembar Informasi Penguat daya adalah bagian penguat yang menguatkan signal yang dikeluarkan oleh penguat sebelumnya untuk mendapatkan daya yang dapat menghidupkan loudspeaker. Agar didapatkan daya yang optimal maka impedansi output penguat daya seharusnya sama dengan impedansi loudspeaker. Pada bagian ini harus menghasilkan daya yang mampu menggerakan/menghidupkaqn loudspeaker. Ada beberapa rangkaian penguat daya yaitu penguat daya push-pull, dan penguat daya complementary simetris. Penguat Daya Push Pull Penguat daya push-pull menggunakan transformator center tap input dan transformator output. Apabila ada signal input, transformator center tap input memberikan arus base kepada kedua transistor yang sama besarnya dan berbeda phase Pada setengah periode pertama i B1 = 0, dan transistor dibias dalam keadaan mati, i C1 = 0. Pada waktu yang bersamaan, transistor T2 hidup, pada base mengalir i B2 dan pada collector mengalir arus i C2, arus mengalir pada lilitan primer transformator output. Adanya arus pada lilitan primer 20

10 menyebabkan timbulnya perubahan medan magnet pada inti transformator, sehingga terjadi induksi tegangan pada lilitan sekunder. Pada setengah periode kemudian T1 hidup, arus i C1 menginduksi medan magnet pada inti transformator output yang berlawanan phase dengan medan magnet yang timbul pada saat transistor T2 hidup. Adanya induksi medan magnet pada inti transformator output menimbulkan tegangan pada lilitan sekunder transformator output yang berlawanan phase dengan tegangan yang ditimbulkan pada waktu T2 hidup. Persamaan garis beban DC : V CE = V CC Persamaan garis beban AC : vce = -ic RL RL = N2RL dan N = perbandingan transformasi. Harga arus i C1 dan i C2 maksimum sama yaitu I Cm V CC Harga I Cm = RL Apabila arus input i in = I in msin t maka daya dari sumber daya 2 P CC = V CC I Cm Besarnya daya dari sumber daya maksimum adalah 2 V CC P Ccmax = V CC RL Daya pada beban adalah I 2 Lm RL I 2 Cm RL P L = = 2 2 Daya pada beban maksimum adalah V CC 2 P Lmax = 2RL 21

11 Daya yang diserap oleh collector transistor T1 dan T2 adalah 2P C = P CC P L 2 I 2 Cm RL = V CC I Cm - 2 Daya maksimum yang diserap oleh collector transistor T1 dan T2 adalah 2 V CC 2P C = RL Daya maksimum yang diserap oleh tiap transistor adalah 1 V CC P C = RL Efesiensi( ) P L I Cm = = % P C 4 V CC /RL Penguat Daya Complementary Simetri Penguat daya complementary simetri menggunakan dua transistor yang berbeda tipenya yaitu tipe PNP dan NPN namun mempunyai parameter yang sama. Jika signal input positip transistor T1 (NPN) hidup, sedangkan transistor T2 (PNP) mati. Jika input negatif transistor T1 mati, sedangkan transistor T2 hidup. Arus beban il = i C1 i C2. Kedua transistor bekerja saling bergantian dan mempunyai parameter yang sama sehingga untuk analisis diwakili sati transistor saja. Dari gambar 3 didapat persamaan : Persamaan garis beban DC : VCC = VCE + ic RL Persamaan garis beban AC : vce = -ic RL V CC Arus beban maksimum I Lm = RL V CC 2 Daya beban maksimum PL = 2 RL 22

12 Daya maksumum yang diserap transistor T1 dan T2 adalah 2 V CC 2PC = RL Daya maksimum tiap transistor 1 V CC 2PC = RL Daya yang dikeluarkan sumber daya 2 P CC = V CC I Cm Daya maksimum yang dikeluarkan sumber daya 2 V CC P CC mak = V CC - RL Lembar Kerja Alat dan Bahan: 1. Rangkaian penguat daya... 1 buah 2. AFG... 1 buah 3. Osciloscope... 1 buah 4. Kabel penghubung... secukupnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Berdoalah sebelum melakukan langkah kerja! 2. Pergunakan alat ukur dengan cara yang benar! 3. Matikan sumber listrik ketika mengubah hubungan peralatan! 4. Output AFG jangan melebihi input maksimal perangkat audio! 5. Lakukan langkah kerja secara urut sesuai yang ada! Langkah Kerja 1. Hubungkan penguat daya dengan beban resistan pengganti loudspeaker! 2. Hubungkan rangkaian tersebut dengan sumber tegangan DC! 23

13 3. Hubungkan AFG dan oscilloscope dengan sumber daya! 4. Hidupkan AFG dan oscilloscope, output AFG pada posisi minimum dengan frekuensi 1 KHz! 5. Hubungkan output AFG dengan input penguat daya! 6. Hubungkan oscilloscope dengan output penguat daya! 7. Aturlah output AFG sehingga gelombang pada layar hampir cacat! 8. Catatlah besarnya tegangan peak-peak output pada layar oscilloscope tersebut! 9. Ukurlah tegangan output penguat daya dengan menggunakan oscilloscope untuk frekuensi AFG 20 Hz, 30 Hz, 40 Hz, 50 Hz, 60 Hz, 70 Hz, 80 Hz, 90 Hz, 100 Hz, 200 Hz, 300 Hz, 400 Hz, 500 Hz, 600 Hz, 700 Hz, 800 Hz, 900 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 3000 Hz, 4000 Hz, 5000 Hz, 6000 Hz, 7000 Hz, 8000 Hz, 9000 Hz, Hz, Hz! 10. Hitung besarnya daya output penguat daya pada frekuensi 20 Hz, 30 Hz, 40 Hz, 50 Hz, 60 Hz, 70 Hz, 80 Hz, 90 Hz, 100 Hz, 200 Hz, 300 Hz, 400 Hz, 500 Hz, 600 Hz, 700 Hz, 800 Hz, 900 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 3000 Hz, 4000 Hz, 5000 Hz, 6000 Hz, 7000 Hz, 8000 Hz, 9000 Hz, Hz, Hz! 11. Buatlah grafik hubungan antara frekuensi dengan daya output! Lembar Latihan 1. Jelaskan hubungan antara frekuensi dengan daya output pada langkah 11 di atas! 4. MIKROPUN DAN LOUDSPEAKER Lembar Informasi Mikropun Mikropun adalah suatu piranti yang berfungsi untuk mengubah getaran suara menjadi getaran listrik. Ada beberapa jenis mikropun yang biasa digunakan yaitu mikropun piezielektrik, mikropun moving coil, mikropun ribbon, dan mikropun kondensor. Mikropun Piezo-elektrik Susunan mikropun piezo-elektrik terdiri dari kristal piezo-elektrik yang diletakkan diantara dua elektrode yang salah satu ujungnya dihubungkan dengan diafragma. Bila ada getaran suara dipermukaan diafragma maka bahan piezielektrik mendapat tekanan 24

14 sehingga pada ujung-ujungnya timbul gaya gerak listrik (ggl). Besarnya ggl tergantung pada kuatnya suara di depan diafragma, seperti Gambar 6. Gambar 6. Mikropun Piezo-elektrik Mikropun Moving Coil Susunan mikropun moving coil terdiri dari magnet tetap, coil yang dihubungkan dengan diafragma. Apabila ada suara di depan diafragma maka diafragma bergetar yang juga menggetarkan moving coil. Oleh karena coil bergetar di dalam medan magnet maka pada ujung-ujung coil tombul gaya gerak listrik (ggl), seperti dalam Gambar 7. Gambar 7. Mikropun Moving Coil Mikropun Ribbon Susunan mikropun ribbon terdiri dari magnet tetap yang di tengah-tengahnya ada pita logam yang dihubungkan dengan diafragma. Bila ada suara di sekitar diafragma maka diafragma akan bergetar yang selanjutnya menggetarkan pita logam. Oleh karena pita logam bergetar dalam medan magnet maka pada ujung-ujung pita timbul gaya gerak listrik yang besarnya sesuai dengan kuatnya suara yang ada di sekitar diafragma. 25

15 Oleh karena impedansi outputnya rendah dan juga outputnya rendah maka untuk menyesuaikan dengan penguat berikutnya dihubungkan dengan transformator. Mikropun Kapsitor Susunan mikropun kapasitor terdiri dari dua plat yang satu tetap dan yang satunya lentur dihubungkan dengan diafragma. Suara yang ada di depan diafragma membuat diafragma dan plat lentur bergetar sehingga kapasitansi antara dua plat tersebut bervariasi sesuai dengan suara yang ada di depan diafragma. Mikropun kapasitor menggunakan sumber DC yang mengubah kapasitansi kedua plat tersebut menjadi perubahan tegangan. Mikropun kapasitor mempunyai impedansi tinggi serta respon frekuensi yang lebar. Salah satu karakteristik mikropun adalah sensitivitas yang dilukiskan dalam satuan db/volt, dengan patokan 1 b = 1 dyne/cm 2. Bila mikropun mempunyai sensitivitas 80dB/volt artinya mikropun tersebut mengeluarkan signal 80 db di bawah 1 volt (0,01 mv) bila mendapat tekanan suara 11 b. Mikropun mampu menangkap suara hanya pada daerah tertentu. Dengan kata lain mikropun mempunyai polar respon tertentu. Loudaspeaker Loudspeaker adalah suatu piranti pengubah informasi listrik menjadi suara. Ada beberapa prinsip kerja loudspeaker, diantaranya prinsip elektrostatis, elektromagnet, plasma, dan spotlight. Loudspeaker elektromagnet yang paling banyak dipakai. Susunan loudspeaker elektromagnet terdiri dari coil, magnet tetap, conus, dan suspensi conus. Conus berbentuk lingkaran agar radiasi dapat merata. Diameter conus berkisar antara 1 sampai 15 inci. Moving coil yang besar mampu menerima daya yang besar namun efisiensinya rendah untuk menerima signal frekuensi tinggi. Moving coil yang kecil hanya mampu menerima daya rendah namun mempunyai efesiensi yang tinggi untuk merespon signal frekuensi tinggi. Moving coil juga disebut speech coil berdiamer 0,5 inchi sampai 3 inchi. Untuk mereproduksi signal frekuensi rendah menggunakan voice coil berdiameter besar, dan juga conus yang lebar, sedangkan untuk mereproduksi signal frekuensi tinggi menggunakan voice coil berdiameter sempit, cone yang kecil. Loudspeaker untuk mereproduksi signal frekuensi tinggi disebut tweeter, 26

16 untuk mereproduksi signal frekuensi menengah disebut squawker, sedangkan untuk mereproduksi signal frekuensi rendah disebut woofer. Secara listrik loudspeaker elektromagnet dapat diekuivalenkan paralel sebuah kapasitor dengan induktor yang seri dengan resistor. Impedansi loudspeaker secara umum adalah 4, 8, 16, 32. Adapun besarnya daya juga berbeda-beda. Loudspeaker yang dijual di pasaran sudah menunjukkan karakteristiknya. Susunan loudspeaker elektrostatis terdiri dari plat diam yang berluang, plat yang fleksibel dapat bergerak. Bila signal diberikan pada input maka diantara kedua plat tersebut timbul medan elektrostatis yang menggetarkan plat yang flksibel/lentur. Loudspeaker mempunyai spesifikasi antara lain: 1. Linieritas yaitu keselarasan antara input terhadap output. 2. Respon frekuensi yaitu tanggapan loudspeaker untuk reproduksi suara (rendah, menengah, dan tinggi). 3. Bidang dinamika yaitu kemampuan kemampuan mereproduksi suara dari yang paling lemah sampai yang paling kuat. 4. Efesiensi yaitu perbandingan daya output akustik dengan daya input listrik. 5. Transient yaitu kemampuan untuk mereproduksi suara yang berubah sangat cepat. 6. Daerah penyebaran suara. Crossover Loudspeaker mempunyai keterbatasan dalam mengubah getaran listrik menjadi bunyi. Loudspeaker hanya dapat mereproduksi bunyi pada daerah frekuensi tertentu. Oleh karena itu signal yang dihasilkan oleh penguat perlu dipilahkan agar setiap loudspeaker mendapat signal yang sesuai dengan daerah frekuensinya. Crossover adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk memilahkan signal audio menjadi signal frekuensi rendah, menengah, dan frekuensi tinggi. Daerah frekuensi rendah disebut bass yaitu antara frekuensi 20 Hz sampai 750 Hz, daerah frekuensi menengah 750 Hz sampai 5 KHz, dan daerah frekuensi tinggi disebut tweeter yaitu antara 5 KHz sampai 20 KHz. Kualitas crossover ditentukan berdasarkan kemampuannya untuk memilahkan secara tajam untuk masing-masing daerah frekuensinya. Crossover yang paling sederhana disebut quoter section, respon frekuensinya pada daerah batas frekuensi kerjanya mempunyai kemiringan 6 db/octave. Artinya pada kenaikan atau penurunan frekuensi dua kali maka outputnya akan naik atau turun 6 db. Crossover yang lebih baik kualitasnya 27

17 disebut half section respon frekuensinya pada daerah batas frekuensi kerjanya mempunyai kemiringan 12 db/octave. Artinya pada kenaikan atau penurunan frekuensi dua kali maka outputnya akan naik atau turun 12 db. Parameter crossover tipe quoter section R L R L 1 1 L 1 = ; L 2 = ; C 1 = ; C 2 = 2 f C1 2 f C2 f C1 R L f C2 R L Crossover half section mempunyai parameter sebagai berikut RL 2 RL 2 L 1 = L 2 = ; L 3 = L 4 = 2 f C1 2 f C2 1 1 C 1 = C 2 = ; C 3 = C 4 = f C1 R L 2 f C2 R L 2 Lembar Kerja Alat dan Bahan 1. Loudspeaker dengan berbagai ukuran dan kekuatan 2. Mikropun dengan berbagai jenis dan impedansi Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Berdoalah sebelum melakukan langkah kerja! 2. Pergunakan alat ukur dengan cara yang benar! 3. Lakukan langkah kerja secara urut sesuai yang ada! Langkah Kerja 1. Lakukan pengamatan terhadap loudspeaker yang ada dari aspek jenis, penggunaan, ukuran fisik, impedansinya! 2. Lakukan pengamatan terhadap mikropun yang ada dari aspek jenis, impedansi input, polar respon, dan modelnya bila ada yang berbeda! Lembar Latihan 1. Berikan penilaian tentang kualitas dari loudspeaker yang diamati! 2. Berikan penilaian tentang kualitas dari masing-masing mikropun yang diamati! 28

18 LEMBAR EVALUASI Pertanyaan 1. Karakteristik preamplifier juga sebagai rangkaian ekualisasi. Lukiskan respon frekuensi untuk preamplifier head tape recorder playback! 2. Power amplifier ada beberapa model yaitu push pull, dan complementary simetry. Adakah perbedaannya dari model tersebut? 3. Sebutkan penggunaan yang tepat mikropun polar respon figure of eight! 4. Sebuah penguat daya push-pull menggunakan dengan beban 4, VCC = 12 volt, dan daya output 12,5 watt. Tentukan besarnya perbandingan transformasi (N) transformator yang digunakan! 5. Crossover tipe quoter section terdiri dari 3 jalur yaitu untuk woofer, tweeter, dan squawker digunakan untuk beban loudspeaker 8. Batas frekuensi kerja untuk woofer, squawker, dan tweeter adalah 700 Hz dan 5 KHz. Tentukan besarnya komponen crossover tersebut! 6. Sebuah equalizer mempunyai 10 saluran. Sebutkan frekuensi cut off untuk lowpass dan highpass; sebutkan frekuensi resonansi untuk bandpass filternya! 7. Apakah saja yang merupakan pembangkit signal pada sistem audio? 8. Sebutkan apa saja yang merupakan pemroses signal pada sistem audio! 9. Bandpass filter menggunakan simulasi induktor untuk equalizer mempunyai fo = 200 Hz. Tentukan besarnya harga komponen yang digunakan! 29

19 Kriteria Kelulusan Kriteria Skor (1-10) Soal no 1 1 Soal no 2 1 Soal no 3 0,5 Soal no 4 2 Soal no 5 1,5 Soal no 6 1,5 Soal no 7 0,5 Soal no 8 0,5 Soal no 9 1,5 Nilai Akhir Bobot Nilai Keterangan Syarat lulus nilai minimal 70 LEMBAR JAWABAN LATIHAN Kegiatan Belajar 1 1. Fungsi mikropun, head play back dan cartridge adalah mengubah gejala non listrik menjadi gejala listrik Bila pengontrol loudness bekerja maka bunyi akan menonjol pada frekuensi tinggi dan rendah. 4. (Gambar 5.) Kegiatan Belajar Kegiatan Belajar Kegiatan Belajar

20 Kunci Jawaban Lembar Evaluasi 1. Karakteristik preamplifier head play pada tape recorder pada prinsipnya setangkup atau berkebalikan dengan karakteristik respon frekuensi head play (kebalikan dari Gambar 5). 2. a. Power amplifier push pull menggunakan transformator input dan output, sedangkan compelentay simetri tidak menggunakan transformator. b. Power amplifier push pull menggunakan transistor yang tipenya sama (NPN atau PNP saja), sedangkan complementary simetri menggunakan transistor yang tipenya berbeda namun parameternya sama c. Power amplifier push pull menggunakan satu sumber daya, complementary simetri menggunakan dua sumber daya. 3. Mikropun model figure of eight digunakan untuk pembicara yang dekat berhadaphadapan. 4. I 2 2 cm RL V CC 12 2 PL = ; PLmax = = = 12,5 2 2 RL 2 RL 144 RL = = 5.76 = N 2 RL 25 N 2 = 1,44 N = 1,2 5. RL 8 L1 = = = 1,8mH 2 f C RL 8 L2 = = 0,2546 mh 2 f C C1 = = = 26,420 F 2 f C1 RL

21 1 1 C2 = = = 4 F 2 f C2 RL Low pass fh = 44,6 Hz. Band pass 1 fo = 60 Hz. Band pass 2 fo = 125 Hz. Band pass 3 fo = 250 Hz Band pass 4 fo = 500 Hz Band pass 5 fo = 1000 Hz Band pass 6 fo = 200 Hz Band pass 7 fo = 4000 Hz Band pass 8 fo = 8000 Hz High pass fll = 11,3 KHz. 7. Pembangkit signal pada sistem audio antara lain head play pada tape recorder yang mengubah medan magnet pada pita menjadi getaran listrik, mikropun yang mengubah bunyi menjadi getaran listrik, sinar laser mengubah data pada CD menjadi getaran listrik. 8. Pemroses signal pada sistem audio preamplifier, penguat daya, pengatur nada, dan equalizer fo = 2 LC L = x 1000 x 26,7 x 10 9 = 2,67 H 32

22 PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA Nama Siswa :. Nomor Induk :. Program Keahlian : Teknik Audio-Video Nama Jenis Pekerjaan : Mengamati Gejala Kerusakan Dan Melaksakan Perbaikan. No Aspek Pekerjaan Skor Maks Skor Perolehan Keterangan Persiapan : Menyiapkan Alat-bahan Penyiapan tempat Pelaksanaan Pekerjaan : Mengamati gejala kerusakan dan melaksakan perbaikan. Pengoperasian alat ukur Pengisian tabel Pelaporan : Sistimatika penulisan Validitas data Total Skor Yudisium 33

23 KRITERIA PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA No Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Skor 1 Persiapan: Alat-bahan disiapkan sesuai 10 Alat-bahan disiapkan tidak sesuai 1 Tempat disiapkan sesuai Tata Laksana 10 Bengkel Tempat disiapkan tidak sesuai Tata 1 Laksana Bengkel 2 Pelaksanaan Pekerjaan Mengamati Gejala Kerusakan Dan 20 Melaksakan Perbaikan. Mengamati Gejala Kerusakan Dan 1 Melaksakan Perbaikan. Penggunaan alat ukur sesuai 15 Penggunaan alat ukur tidak sesuai 1 Pengisian tabel sesuai 15 Pengisian tabel tidak sesuai 1 3 Pelaporan: Sistimatika laporan sesuai 10 Sistimatika laporan tidak sesuai 1 Validitas data sesuai 20 Validitas data tidak sesuai 1 Arti tingkat penguasaan Kompetensi yang anda peroleh adalah : 1. Baik sekali, dapat melanjutkan materi berikutnya = 90% - 100%; (A) 2. Baik dapat melanjutkan materi berikutnya = 80% - 89%; (B) 3. Cukup, dapat melanjutkan materi berikutnya = 70% - 79%; (C) 4. Kurang, tidak dapat melanjutkan materi berikutnya <= 69%; (D) 34

24 C. Metode Pembelajaran : 1. Tanya jawab 2. Diskusi 3. Ceramah D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran : Pertemuan 1 : Membaca dan mengidentifikasi komponen resistor a. Kegiatan Pendahuluan Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Guru menyampaikan indikator hasil belajar yang ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran hari ini, yaitu: menjelaskan amplifier Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh kegunaan amplifier dalam kegiatan sehari hari Guru menjelaskan pengertian amplifier b. Kegiatan Inti Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan Guru menjelaskan langkah langkah menggunakan alat ukur Fase 3 : Membimbing pelatihan Guru membimbing siswa menentukan gejala kerusakan dan perbaikan. Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Guru memeriksa pemahaman siswa terhadap radio dan rangkaian amplifier Guru memberikan umpan balik terhadap materi yang diberikan c. Kegiatan Penutup Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Guru bersama siswa menyimpulkan materi Guru memberikan materi lanjutan berupa evaluasi untuk dikerjakan dirumah 1

25 E. Sumber Belajar : 1. Malvino, Hanafi Gunawan, 1999.Elektronika I, UGM Press. F. Penilaian : 1. Teknik : Kuis, Ulangan harian, Pemberian tugas 2. Bentuk : Uraian Objektif Mengetahui Kepala Sekolah Amuntai, Guru Mata Pelajaran H. Marjuki, S.Pd.MM Edi Laksono, S.Pd 2

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 RANGKAIAN PENGUAT KLAS B PUSH-PULL

PERCOBAAN 6 RANGKAIAN PENGUAT KLAS B PUSH-PULL PERCOBAAN 6 RANGKAIAN PENGUAT KLAS B PUSH-PULL 6.1 Tujuan dan Latar Belakang Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendemonstrasikan operasi dan desain dari suatu power amplifier emitter-follower kelas

Lebih terperinci

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN Oleh : Sunarto YB0USJ ELEKTROMAGNET Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMK Negeri 3 Amuntai Materi pelajaran : Kompetensi dasar Elektronika Kelas / semester : X / 1 Alokasi waktu : 4 x 45 Jam Pelajaran Pertemuan ke : 1-2 Standar

Lebih terperinci

Microphone dan Loudspeaker

Microphone dan Loudspeaker Microphone dan Loudspeaker Microphone atau sering ditulis mikropon adalah suatu alat yang dapat mengubah getaran suara menjadi getaran listrik. Microphone merupakan salah satu sumber pokok dan merupakan

Lebih terperinci

Gambar 1. Grafik Respon Frekuensi Equalizer Avmax = Vomax/Vin Avfl = Avfh = Avmax x 0,707 Vfl = Avfl x Vin Vfh = Avfh x Vin

Gambar 1. Grafik Respon Frekuensi Equalizer Avmax = Vomax/Vin Avfl = Avfh = Avmax x 0,707 Vfl = Avfl x Vin Vfh = Avfh x Vin No. LST/PTE/... Revisi: 00 Tgl: 16 Maret 2017 Page 1 of 6 INDIKATOR CAPAIAN PEMBELAJARAN Dengan mempelajari dan praktik menggunakan Labsheet Sistem Audio topik Praktik Equalizer, diharapkan mahasiswa mampu:

Lebih terperinci

Di bawah ini adalah tabel tanggapan frekuensi dari alat-alat music.

Di bawah ini adalah tabel tanggapan frekuensi dari alat-alat music. 1. Jangkauan respon frekuensi speaker. Pertama-tama yang harus diketahui bahwa speaker mereproduksi suara dari perangkatperangkat elektronik yang menyertainya( CD player, amplifier, processor dan lain-lain.),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 1.1 Tinjauan Teoritis Nama lain dari Rangkaian Resonansi adalah Rangkaian Penala. Dalam bahasa Inggris-nya adalah Tuning Circuit, yaitu satu rangkaian

Lebih terperinci

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran 1. Tujuan : 1 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami operasi dari rangkaian penguat kelas B komplementer. 2 Mahasiswa dapat menerapkan teknik pembiasan

Lebih terperinci

PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA

PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA A. TUJUAN PERCOBAAN : Setelah melakukan praktek, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengetahui konstruksi dasar dan karakteristik dari sebuah microphone dynamic

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO SEMESTER V TH 2013/2014 JUDUL REJECTION BAND AMPLIFIER GRUP 06 5B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA PEMBUAT

Lebih terperinci

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA, INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi Rev. 1 TUJUAN Memahami perbedaan konfigurasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Inverter dan Aplikasi Inverter daya adalah sebuah perangkat yang dapat mengkonversikan energi listrik dari bentuk DC menjadi bentuk AC. Diproduksi dengan segala bentuk dan ukuran,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan 34 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan April 2015. Perancangan sistem, identifikasi kadar air pada kayu jati dan akasia daun

Lebih terperinci

- 1 - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK ELEKTRONIKA ANALOG I

- 1 - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK ELEKTRONIKA ANALOG I - - FAKULTAS TEKNIK Semester PENGUAT TRANSISTOR 200 menit No. LST/EKA/EKA5204/09/04 Revisi : 02 Tgl : 28-8-205 Hal dari 9. A. Kompetensi : Menguasai kinerja penggunan transistor sebagai penguat B. Sub

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasi kan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasi

PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasi kan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasi PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasikan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasikan Peralatan Elektronik Audio B. Pokok Bahasan : Pembacaan Buku Manual C. Sub Pokok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER A. Tujuan Mahasiswa diharapkan dapat a. Mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik High Pass Filter. b. Merancang, merakit dan menguji rangkaian High

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

1. Pengertian Penguat RF

1. Pengertian Penguat RF 1. Pengertian Penguat RF Secara umum penguat adalah peralatan yang menggunakan tenaga yang kecil untuk mengendalikan tenaga yang lebih besar. Dalam peralatan elektronik dibutuhkan suatu penguat yang dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adanya benda yang bergetar, seperti senar gitar, garputala, dan diafragma

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adanya benda yang bergetar, seperti senar gitar, garputala, dan diafragma BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bunyi Bunyi merupakan gejala yang dapat didengar oleh manusia akibat adanya benda yang bergetar, seperti senar gitar, garputala, dan diafragma loudspeaker. Bunyi yang dapat didengar

Lebih terperinci

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN 7.1. TUJUAN PENGUKURAN Ada banyak alasan untuk membuat pengukuran kebisingan. Data kebisingan berisi amplitudo, frekuensi, waktu atau fase informasi, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Filter (Penyaring) Filter adalah sebuah rangkaian yang dirancang agar mengalirkan suatu pita frekuensi tertentu dan menghilangkan frekuensi yang berbeda dengan pita ini. Istilah

Lebih terperinci

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL

BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL Pengkondisian sinyal merupakan suatu konversi sinyal menjadi bentuk yang lebih sesuai yang merupakan antarmuka dengan elemen-elemen lain dalam suatu kontrol proses.

Lebih terperinci

PERCOBAAN 7 RANGKAIAN PENGUAT RESPONSE FREKUENSI RENDAH

PERCOBAAN 7 RANGKAIAN PENGUAT RESPONSE FREKUENSI RENDAH PECOBAAN 7 ANGKAIAN PENGUAT ESPONSE FEKUENSI ENDAH 7. Tujuan : Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendemonstrasikan faktor-faktor yang berkontribusi pada respon frekuensi rendah, dari suatu amplifier

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perangkat Keras Sistem Perangkat Keras Sistem terdiri dari 5 modul, yaitu Modul Sumber, Modul Mikrokontroler, Modul Pemanas, Modul Sensor Suhu, dan Modul Pilihan Menu. 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran manusia normal, maka manusia dapat mendengarkan musik dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran manusia normal, maka manusia dapat mendengarkan musik dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua manusia mempunyai indera pendengaran. Ketika indera pendengaran manusia normal, maka manusia dapat mendengarkan musik dengan baik. Mendengarkan musik sama halnya

Lebih terperinci

Rangkaian Penguat Transistor

Rangkaian Penguat Transistor - 6 Rangkaian Penguat Transistor Missa Lamsani Hal 1 SAP Rangkaian penguat trasnsistor dalam bentuk ekuivalennya Perhitungan impedansi input, impedansi output, penguatan arus, penguatan tegangan dari rangkaian

Lebih terperinci

Bahan Tabel 1. Bahan yang dibutuhkan pada rangkaian pre-amp Nilai Rangkaian Pre-amp mic No. Komponen Satu Transistor

Bahan Tabel 1. Bahan yang dibutuhkan pada rangkaian pre-amp Nilai Rangkaian Pre-amp mic No. Komponen Satu Transistor INDIKATOR CAPAIAN PEMBELAJARAN PRAKTIK Dengan mempelajari dan praktik menggunakan Labsheet Sistem Audio topik Praktik Microphone, diharapkan mahasiswa mampu: 1. Menyusun dan menganalisis rangkaian microphone

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS Pada bab ini akan dibahas teori yang menunjang perancangan sistem. Pada bab ini juga akan dibahas secara singkat komponen - komponen yang digunakan serta penjelasan mengenai metoda

Lebih terperinci

Penguat Audio. Author : lilik gunarta Publish : :41:01. Page 1

Penguat Audio. Author : lilik gunarta Publish : :41:01. Page 1 Author : lilik gunarta Publish : 05-09-2011 10:41:01 PENDAHULUAN Belum lama berselang kita telah diperkenalkan kepada suatu produk 'pemutar ulang' stereo yang mungil, yaitu walkman, cassette-recorder stereo

Lebih terperinci

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER A. TUJUAN 1. Mahasiswa diharapkan mampu mengerti tentang pengertian, prinsip kerja dan karakteristik band pass filter 2. Mahasiswa dapat merancang, merakit, menguji rangkaian

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto Rangkaian Arus Bolak Balik Rudi Susanto Arus Searah Arahnya selalu sama setiap waktu Besar arus bisa berubah Arus Bolak-Balik Arah arus berubah secara bergantian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Arus Bolak-Balik

Lebih terperinci

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. OSILOSKOP Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. Gambar 1. Osiloskop Tujuan : untuk mempelajari cara

Lebih terperinci

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif Resonansi paralel sederhana (rangkaian tank ) Kondisi resonansi akan terjadi pada suatu rangkaian tank (tank circuit) (gambar 1) ketika reaktansi dari kapasitor dan induktor bernilai sama. Karena rekatansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS Pada bab ini akan dibahas teori yang menunjang perancangan sistem. Pada bab ini juga akan dibahas secara singkat komponen - komponen yang digunakan serta penjelasan mengenai metoda

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan BAB II DASAR TEORI 2. 1 Suara Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitude tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan Makalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan Makalah 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kita dapat mendengarkan musik radio, mendengarkan suara dari drama televisi ataupun suara dari lawan bicara kita di ponsel, semua ini karena adanya komponen Elektronika

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak Balik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0699 Version: 2011-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi: v =140

Lebih terperinci

Dengan Hs = Fungsi alih Vout = tegang keluran Vin = tegangan masukan

Dengan Hs = Fungsi alih Vout = tegang keluran Vin = tegangan masukan KEGIATAN BELAJAR 5 A. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik filter lolos bawah. 2. Mahasiswa dapat menganalisa rangkaian filter lolos bawah dengan memanfaatkan progam

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa.

BABI PENDAHULUAN. Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa. BAB I PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa. Salah satunya adalah alat untuk mengukur intensitas bunyi dan gain dari sinyal

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak-balik - Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0401 Version: 2016-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Frekuensi Untuk mengetahui apakah besarnya nilai frekuensi berpengaruh terhadap transmisi daya, maka diperlukan pengukuran daya dengan menggunakan nilai frekuensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Filter Secara umum, filter berfungsi untuk memisahkan atau menggabungkan sinyal informasi yang berbeda frekuensinya. Mengingat bahwa pita spektrum elektromagnetik adalah

Lebih terperinci

BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani

BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani Ruang Lingkup Materi : Rangkaian resonator paralel (loss less components) Rangkaian resonator dengan L dan C mempunyai rugirugi/ losses Transformator impedansi (tujuan

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 11 (OSILATOR HARTLEY) I. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan karakteristik oscillator hartley. 2. Mahasiswa mampu merancang rangkaian oscillator

Lebih terperinci

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto Pengkondisian Sinyal Rudi Susanto Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat menjelasakan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Mahasiswa dapat menerapkan penggunaan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Pendahuluan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Loudspeaker Enclosure untuk. (Imam Try Wibowo) 156

Rancang Bangun Loudspeaker Enclosure untuk. (Imam Try Wibowo) 156 Rancang Bangun Loudspeaker Enclosure untuk. (Imam Try Wibowo) 156 Rancang Bangun Loudspeaker Enclosure untuk Mengefisienkan Kinerja Loudspeaker Construction of Loudspeaker Enclosure to Increase Loudspeaker

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digital Signal Processing Pada masa sekarang ini, pengolahan sinyal secara digital yang merupakan alternatif dalam pengolahan sinyal analog telah diterapkan begitu luas. Dari

Lebih terperinci

PERCOBAAN 4 RANGKAIAN PENGUAT KLAS A COMMON EMITTER

PERCOBAAN 4 RANGKAIAN PENGUAT KLAS A COMMON EMITTER PERCOBAAN 4 RANGKAIAN PENGUAT KLAS A COMMON EMITTER 4.1 Tujuan dan Latar Belakang Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendemonstrasikan cara kerja dari Power Amplifier kelas A common-emitter. Amplifier

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan medan magnet untuk mengetahui karakteristik sistem sensor magnetik. Tahapan

Lebih terperinci

PENGUAT DAYA BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

PENGUAT DAYA BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang PENGUAT DAYA BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat penting untuk terus dikaji dan dikembangkan. Perkembangan ilmu Fisika akan sangat berpengaruh bagi kehidupan

Lebih terperinci

TAKARIR. periode atau satu masa kerjanya dimana periodenya adalah nol.

TAKARIR. periode atau satu masa kerjanya dimana periodenya adalah nol. TAKARIR AC {Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

RESPON FREKUENSI PENGUAT CE

RESPON FREKUENSI PENGUAT CE RESPON FREKUENSI PENGUAT CE 1. TUJUAN Mengukur dan menggambarkan kurva bode plot dari respon frekuensi rendah dan tinggi dari penguat CE 2. LANDASAN TEORI Suatu penguat tentunya mempunyai keterbatasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Input Proses Output Frekuensi Daya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan gambaran latar belakang dan tujuan diperlukannya perancangan sistem penyuara dengan cacat minimal. Kemudian penulis menjelaskan spesifikasi perancangan yang akan

Lebih terperinci

A. Kompetensi Menggambarkan grafik impedansi, arus dan menghitung besaran-besaran saat terjadi resonansi parallel.

A. Kompetensi Menggambarkan grafik impedansi, arus dan menghitung besaran-besaran saat terjadi resonansi parallel. Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi Menggambarkan grafik impedansi, arus dan menghitung besaran-besaran saat terjadi resonansi parallel. B. Sub Kompetensi 1. Menggambarkan grafik

Lebih terperinci

PEMBUATAN AUDIO UNTUK MENGOLAH SINYAL INPUT DARI HANDPHONE

PEMBUATAN AUDIO UNTUK MENGOLAH SINYAL INPUT DARI HANDPHONE PEMBUATAN AUDIO UNTUK MENGOLAH SINYAL INPUT DARI HANDPHONE Mohamad Amin Teknik Mesin Politeknik Negeri Balikpapan e-mail: mohamad.amin@poltekba.ac.id Abstract Has conducted experiments in the manufacture

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e. TUGAS MANDIRI KELAS XI SCI Jum at 2 September 2016 1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. 2. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bandpass Filter Filter merupakan blok yang sangat penting di dalam sistem komunikasi radio, karena filter menyaring dan melewatkan sinyal yang diinginkan dan meredam sinyal yang

Lebih terperinci

Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya.

Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya. III. TRANSDUCER III.1. PENGERTIAN DAN MACAM TRANSDUCER Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya. BESARAN NON LISTRIK TRANSDUCER

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Tinjauan Umum Alat Alat ini menggunakan system PLL hanya pada bagian pemancar, terdapat juga penerima, dan rangkaian VOX atau voice operated switch, dimana proses pengalihan

Lebih terperinci

12/26/2006 PERTEMUAN XIII. 1. Pengantar

12/26/2006 PERTEMUAN XIII. 1. Pengantar PERTEMUAN XIII RANGKAIAN DC KAPASITIF DAN INDUKTIF 1. Pengantar Jika sebuah rangkaian terdiri dari sebuah kapasitor dan induktor, beberapa energi dari sumber dapat disimpan dan energi tersimpan tersebut

Lebih terperinci

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )?

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )? 1. a. Gambarkan rangkaian pengintegral RC (RC Integrator)! b. Mengapa rangkaian RC diatas disebut sebagai pengintegral RC dan bagaimana hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu

Lebih terperinci

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR 1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp ) 1.2 Alat Alat Yang Digunakan Kit praktikum karakteristik opamp Voltmeter DC Sumber daya searah ( DC

Lebih terperinci

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI PELAJAR ELEKTRONIKA INDUSTRI 2008 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG 2 CREW Agung Wahyu Sekar Alam

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

MODUL 07 PENGUAT DAYA

MODUL 07 PENGUAT DAYA P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 07 PENGUAT DAYA 1 TUJUAN Memahami konfigurasi dan prinsip kerja penguat daya kelas B dan AB. Memahami

Lebih terperinci

Balanced Amplifier dengan Menggunakan Driver Op Amp

Balanced Amplifier dengan Menggunakan Driver Op Amp Jurnal Teknik Elektro ol. 4, No., September 004: 9-99 Balanced Amplifier dengan Menggunakan Driver Op Amp Handry Khoswanto, Yohanes T.D.S, wan Wahyudi Fakultas Teknologi ndustri, Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA 1 Komponen: Elemen terkecil dari rangkaian/sistem elektronik. KOMPONEN AKTIF KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN PASIF 2 Komponen Aktif: Komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada

Lebih terperinci

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS (PEMROSESAN SINYAL ANALOG MENGGUNAKAN PENGUAT OPERASIONAL) A. PENDAHULUAN Sinyal keluaran dari sebuah tranduser atau sensor sangat kecil hampir mendekati

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan 44 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM. 1141160049 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL 2011/2012 POLITEKNIK NEGERI MALANG jl.soekarno

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

Optimasi Rangkaian dan Material Kumparan pada Rangkaian Transfer Listrik Tanpa Kabel Terhadap Jarak Jangkauan Pengiriman Energi Listrik

Optimasi Rangkaian dan Material Kumparan pada Rangkaian Transfer Listrik Tanpa Kabel Terhadap Jarak Jangkauan Pengiriman Energi Listrik PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (214), Hal. 5 9 ISSN : 27-824 Optimasi Rangkaian dan Material Kumparan pada Rangkaian Transfer Listrik Tanpa Kabel Terhadap Jarak Jangkauan Pengiriman Energi Listrik Pramushinta

Lebih terperinci

BAB 7 INDUKSI ELEKTROMAGNET

BAB 7 INDUKSI ELEKTROMAGNET BAB 7 INDUKSI ELEKTROMAGNET Induksi Elektromagnetik Hasil Yang harus anda capai Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi Setelah mempelajari Bab ini

Lebih terperinci

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB MODUL 1 TAHAP OUTPUT PENGUAT DAYA Naufal Ridho H (13214008) Asisten: Febri Jonathan S. (13213032) Tanggal Percobaan: 26/09/2016 EL3109-Praktikum Elektronika 2 Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah

Lebih terperinci

Pemancar dan Penerima FM

Pemancar dan Penerima FM Pemancar dan Penerima FM Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga budihardja.murtianta@staff.uksw.edu Ringkasan

Lebih terperinci

Penguat Oprasional FE UDINUS

Penguat Oprasional FE UDINUS Minggu ke -8 8 Maret 2013 Penguat Oprasional FE UDINUS 2 RANGKAIAN PENGUAT DIFERENSIAL Rangkaian Penguat Diferensial Rangkaian Penguat Instrumentasi 3 Rangkaian Penguat Diferensial R1 R2 V1 - Vout V2 R1

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Secara garis besar, perancangan pengisian tangki air otomatis menggunakan sensor ultrasonik ini terdiri dari Bar Display, Mikrokontroler ATMega8535, Relay,

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengaruh Frekuensi Terhadap Beban Semester I

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengaruh Frekuensi Terhadap Beban Semester I Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi Menggambarkan pengaruh frekuensi terhadap beban R-L, R-C parallel. B. Sub Kompetensi 1. Menyebutkan pengaruh frekuensi terhadap arus I R, I L,

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK A. OP-AMP Sebagai Peguat TUJUAN PERCOBAAN PERCOBAAN VII OP-AMP SEBAGAI PENGUAT DAN KOMPARATOR

Lebih terperinci

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT TUJUAN Mengetahui karakteristik penguat berkonfigurasi Common Emitter Mengetahui

Lebih terperinci

MAKALAH PENGUAT DAYA

MAKALAH PENGUAT DAYA MAKALAH PENGUAT DAYA Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Komunikasi Disusun oleh: Shintya Yosvine Monro 111090109 FAKULTAS ELEKTRO DAN KOMUNIKASI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM BANDUNG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Power Regulator Pada umumnya adalah sebagai alat atau perangkat keras yang mampu menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber tegangan listrik ke tegangan

Lebih terperinci

Dioda-dioda jenis lain

Dioda-dioda jenis lain Dioda-dioda jenis lain Dioda Zener : dioda yang dirancang untuk bekerja dalam daerah tegangan zener (tegangan rusak). Digunakan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang stabil. Simbol : Karakteristik

Lebih terperinci

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan BAB I FILTER I 1. Judul Percobaan Rangkaian Band Pass Filter 2. Tujuan Percobaan - Menentukan Frekuensi Cut Off dari suatu rangkaian Band Pass Filter. - Menentukan besar Induktansi dari suatu kumparan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan teori yang diperlukan untuk merealisasikan sistem penyuara dengan cacat minimal. Penulisan landasan teori ini dikhusukan pada bagian-bagian penunjang yang

Lebih terperinci

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF 1 TUJUAN Memahami prinsip yang digunakan dalam rangkaian filter sederhana.

Lebih terperinci

Filter Frekuensi. f 50

Filter Frekuensi. f 50 Filter Frekuensi Dalam kehidupan kita sehari-hari kita banyak menjumpai filter, filter dari kata itu sendiri adalah penyaring. Filter sendiri bermacam-macam, ada filter udara untuk menyaring udara kotor

Lebih terperinci

- 1 - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK ELEKTRONIKA ANALOG I

- 1 - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK ELEKTRONIKA ANALOG I - 1 - FAKULTAS TEKNIK No. LST/EKA/EKA5204/09/06 Revisi : 01 Tgl : 28-8-2015 Hal 1 dari 6. A. Kompetensi 1. Menggunakan FET sebagai penguat B. Sub Kompetensi 1. Mengamati titik kerja FET 2. Mengamati penguatan

Lebih terperinci