PENGEMBANGAN TEKNIK PENANGGULANGAN GANGGUAN LISTRIK PADA OPERASI TUNGKU REDUKSI ME-ll. Achmad Suntoro Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN TEKNIK PENANGGULANGAN GANGGUAN LISTRIK PADA OPERASI TUNGKU REDUKSI ME-ll. Achmad Suntoro Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN"

Transkripsi

1 Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir PENGEMBANGAN TEKNIK PENANGGULANGAN GANGGUAN LISTRIK PADA OPERASI TUNGKU REDUKSI ME-ll Achmad Suntoro Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN ABSTRAK Telah dibuat sebuah pengembangan rangkaian listrik untuk menanggulangi gangguan listrik padam dari PLN ketika operasi reduksi tungku ME-II dijalankan untuk mengakhiri operasi tungku secara aman. Ide dasar dari pengembangan ini adalah dengan memberi aliran listrik kepada komponen-komponen terkait yang diperlukan untuk sistem tungku agar dapat mengakhiri proses secara aman ketika gangguan aliran listrik PLN padam terjadi. Disain pengembangan ini dibuat dalam bentuk state-machine sehingga semua status selama proses tungku berjalan dapat terlihat dengan jelas. Makalah ini hanya membahas secara detail masalah supply listik akibat litrik PLN padam. Secara simulasi (terlepas dari sistem tungku) rangkaian listrik back-up ini telah dicoba dan bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Proses konstruksi dan instalasi secara terpadu dan menyeluruh dalam sistem tungku ME-II sedang berjalan ketika makalah ini dibuat. Kata Kunci: Gangguan listrik PLN, proses reduksi, switching line-nol UPS. ABSTRACK A development of electrical circuits in a furnace system to overcome PLN electrical failure during a reduction process has been done to close-down the furnace operation safely. The basic idea of this development is to supply electrical energy to components that are responsible to end the reduction process in action safely if the PLN electrical failure happened. The design of this development is presented using a state-machine so that the flow and related protection due to the electrical failure will be clearly understood. This paper only discusses in detail the solving-poblem of electrical supply whenever PLN electrical failure happened. By simulation (tested in separated unit) the electrical system 13

2 Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir back-up works as required, while its construction and installation integratedly with other systems in the furncae system are being done at the time this paper writen. Keyword: PLN Electrical fault, Redusction process, Line-zero switching of UPS. 1. PENDAHULUAN Keselamatan kerja merupakan prioritas utama dalam segal a tindakan operasi, eksperimen, dan atau penelitian dalam lingkup kerja di instalasi nuklir. Penggunaan gas hidrogen pada proses reduksi, misalnya, memerlukan perhatian disain yang mendalam mengingat gas tersebut dapat menimbulkan ledakan pad a kondisi tertentu. Sistem keselamatan akibat gangguan listrik pada tungku reduksi ME-II di PTBN mengandalkan back-up sentral, yaitu gen-set cadangan yang akan segera aktif ketika gangguan listrik dari PLN terjadi (padam). Artinya sistem tungku ME-II ketika dibuat didisain untuk tidak boleh terjadi gangguan listrik ketika sistem tungku tersebut beroperasi. Dalam dunia instrumentasi nuklir, redundancy adalah metoda yang sering digunakan, bahkan ada yang diharuskan untuk menggunakannya dalam disain instrumentasi dalam rangka menanggulangi problematika keselamatan[l]. Sistem redundacy penanggulangan akibat gangguan sumber daya listrik dari PLN akan diterapkan pada sistem tungku ME 11 dengan memasang UPS (Uniterruptible Power Supply) hanya untuk komponen yang berhubungan langsung dengan proses penghentian operasi secara aman. State-machine sistem kelistrikan dari tungku ME-II menggunakan UPS akan diturunkan sehingga terlihat kerangka disain penanggulangan atas gangguan akibat aliran listrik yang mensuply ke sistem tungku tersebut. 2. BATASAN DISAIN PENGEMBANGAN (Design Requirements) Batasan umum (general requirement) disain kelistrikan sistem tungku ME-II adalah harus mampu memberi aliran listrik untuk menjalankan sistem tungku dalam operasi kalsinasi dan reduksi secara benar dan aman. Tiga prosedur kegiatan yang dikaitkan dengan gangguan listrik PLN padam merupakan batasan design yang akan dibahas dalam makalah ini. Bagan keterkaitan tiga prosedur terse but (A, B, dan C) serta 14

3 Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir kemungkinan solusi teknik penanggulangan terhadap gangguan Iistrik digambarkan seperti pada Gambar 1. Ketiga parameter tersebut adalah sebagai berikut. KEMUNGKINAN GANGGUAN LlSTRIK-PADAM DARI PLN Gambar 1. Pengembangan teknik penanggulangan gangguan Iistrik. A. Prosedur persiapan operasi meliputi memberi masukan parameter operasi, kesiapan sistem untuk: udara tekan, gas nitrogen, gas hidrogen, gas elpiji, pendingin, dan proses vakum. Jika dalam status menjalankan prosedur persiapan terse but terjadi gangguan listrik-padam dalam waktu lama, maka prosedur persiapan tersebut harus diulang kembali dari awal. Tetapi jika padam nya hanya sebentar, tidak perlu diulang dari awal dan tergantung pada posisi prosedur awal yang sedang dijalankan saat gangguan terjadi. B. Prosedur saat operasi dimulai ketika operator mengaktitkan filamen tungku. Jika operasi tungku sedang berjalan dan terjadi gangguan listrik, maka sistem tungku harus diarahkan untuk dihentikan operasinya dengan mengikuti prosedur akhir operasi. Tetapi jika gangguan listrik tersebut hanya sebentar dan status persyaratan untuk tungku beroperasi tidak terganggu (ketika gangguan listrik telah berlalu) operasi tungku dapat dilanjutkan. c. Berakhirnya operasi sistem tungku ditandai dengan telah dilewatinya nilai parameter waktu operasi yang ditetapkan pada prosedur persiapan operasi, dan pada kondisi tersebut prosedur mengakhiri operasi harus dijalankan. Jika pad a kondisi tersebut 15

4 Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir terjadi gangguan Iistrik, maka prosedur mengakhiri operasi harns tetap dapat dijalankan. Ketiga prosedur tersebut harns diimplementasikan secara urut (skwensial), oleh karena itu rangkaian listrik untuk memfasilitasi ketiga prosedur tersebut harus dibuat dalam bentuk pengembangan terhadap rangkaian listrik yang telah ada pada sistem tungku. 3. PENGEMBANGAN Sistem kerja tungku reduksi ME-II didisain oleh pabrik pembuatnya untuk bekerja dengan kondisi tidak boleh terjadi gangguan listrik-padam. Sistem untuk mengatasi terjadinya gangguan listrik-padam akan dipasang pad a sistem tungku ME-II tersebut dengan menggunakan sebuah UPS (Uniterruptable Power Supply) hanya untuk komponen tungku sehingga sistem tungku dapat mengakhiri operasi tungku secara amanjika terjadi gangguan listrik padam dari PLN DISAIN KONSEP Untuk penyederhanaan penjelasan, maka didefinisikan status kondisi-awal tungku, yaitu kondisi sistem tungku ketika sedang tidak digunakan. Kondisi ini ditandai dengan putusnya semua hubungan kelistrikan, aliran gas, dan sistem pendingin ke tungku oleh alat pemutus yang tersedia pada sistem tungku tersebut. Kondisi-awal ini dimasuki jika sistem tungku harus beristirahat karena sedang tidak digunakan atau setelah selesai digunakan. Sehingga setiap prosedur awal operasi akan dimulai dari kondisi-awal ini. Ada dua jenis gangguan listrik yang akan ditanggulangi dalam disain pengembangan ini. Pertama, listrik padam dalam waktu singkat (kurang dari 3 menit) untuk kemudian hidup lagi. Kedua, listrik padam dalam waktu lama (lebih dari 3 menit). Angka 3 menit tersebut bersifat variabel yang merupakan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mendorong gas hidrogen di dalam tungku keluar tungku dan dibakar. Potensi bahaya akibat gangguan listrik-padam yang harus menjadi perhatian terletak pada penggunaan gas hidrogen[2] dan elpiji[3]. Tetapi kedua katup gas tersebut telah 16

5 Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir didisain bersifat normally close, sehingga potensi bahaya akibat gangguan listrikpadam telah teratasi. Pada status persiapan operasi, katup gas hidrogen akan selalu tertutup karena belum saatnya untuk dibuka, dan status katup gas elpiji bisa pada posisi tertutup ataupun terbuka. Jika katup elpiji telah terbuka maka katup tersebut didisain untuk dapat tetap terbuka (oleh UPS) pada selang waktu tertentu meskipun terjadi gangguan listrik-padam. Diagram state-machine prosedur persiapan operasi dan ketika operasi dalam disain ini ditunjukkan pada Gambar 2. Prosedur persiapan operasi ~ Tindakan operator pindah status prosedur Status prosedur: A Memasukkan parameter operasi tungku B. Mengaktifkan sistem pendingin, udara tekan, dan supply gas nitrogen. C. Proses vakum D. Buka katup manual gas elpiji. E. Buka katup manual gas hidrogen. F. Mengatur tekanan dan aliran gas. G. Buka katup elpiji. H. Sistem tungku beke~a untuk proses reduksi I. Prosedur menghentikan sistem tungku secara normal. J. Prosedur menghentikan sistem tungku secara emergency. Perpidahan status akibat gangguan listrik-padam dalam waktu lama Perpindahan status akibat gangguan listrik-padam dalam waktu sebentar Prosedur ketika operasi Gambar 2. State-machine persiapan dan saat operasi. Ada dua kemungkinan untuk mengakhiri operasi reduksi yang sedang berjalan (I dan J pada Gambar 2), yaitu secara normal dan secara emergency. Penghentian secara normal terjadi apabila tidak ada muncul gangguan selama operasi tungku sampai pada status tungku untuk dihentikan beroperasinya, karena proses telah selesai. Namun demikian harus diantisipasi jika pada status penghentian secara normal terse but terjadi gangguan listrik padam. Sedangkan penghentian sistem tungku secara emergency terjadi jika gangguan listrik PLN padam ketika sistem tungku sedang 17

6 Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir beroperasi, atau karena suatu gangguan lain dan dengan sengaja operator hams menghentikan operasi sistem tungku. State-machine untuk mengakhiri proses operasi ditunjukkan dengan Gambar 3. nonnal tungku berisi gas nitrogen emergensi Status Drosedur: K. Putar OFF switch filamen tungku dan tutup katup gas hidrogen. L. Tutup katup manual gas LPG dan tekan switch reset. M. Menunggu suhu dalam tungku turun mencapai < 80 C. N. Mengosongkan dengan pompa vakum kemungkinan gas hidrogen yang tersisa dalam pipa-pipa sistem tungku. O. Tutup katup manual gas nitrogen dan udara tekan, putar OFF switch utama listrik dari PLN ke sistem tungku. P. Atur sistem tungku pada posisi kondisi awal, sistem tungku selesai beroperasi dalam status emergensi. Q. Dengan switch yang tersedia atur sehingga gas yang mengalir ke tungku adalah nitrogen untuk menggantikan gas hidrogen. putar OFF switch fila men tungku, dan tutup katup gas hidrogen. R. Menunggu hingga semua gas hidrogen dalam tungku telah keluar semua (3 menit). -+ Tindakan operator pindah status prosedur ~ Perpidahan status akibat gangguan listrik-padam dalam waktu lama ~ Perpindahan status akibat gangguan listrik-padam dalam waktu sebentar Gambar 3. State-machine mengakhiri operasi. Gangguan listrik pad am sebentar tidak mempengamhi proses untuk mengakhiri operasi sistem tungku sehingga operasi sistem tungku dapat diakhiri secara sempuma, sampai ke status selesai. Untuk gangguan Iistrik dalam waktu lama, operasi sistem tungku diarahkan berakhir dalam status selesai-emergensi, yaitu operator membah status tungku ke kondisi awal dan selesai secara emergensi. Status selesai-emergensi berarti j ika nanti listrik PLN telah normal hidup kembali, maka sebuah prosedur hams dilakukan agar sistem tungku benar-benar pada posisi status selesai. Status selesai-emergensi diciptakan karena untuk antisipasi keberadaan gas hidrogen sisa di dalam pipa-pipa sistem tungku disebabkan status N tidak dapat diselesaikan secara sempuma akibat gangguan Iistrik tersebut. Penghentian operasi tungku secara emergensi diawali dengan putusnya aliran listrik ke sistem tungku. Hal ini terjadi jika operator tungku menekan switch emergency atau rangkaian listrik yang didisain khusus untuk mengaktifkan switch emergensi terse but meskipun tidak ditekan oleh operator. Ada dua kondisi penting yang hams dibedakan dalam tindakan penghentian secara emergensi ini, status tungku berisi gas 18

7 Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Pcrangkat Nuklir hidrogen atau gas nitrogen. Status Q dan R pada Gambar 3 dilakukan agar gas hidrogen dalam tungku telah diddorong keluar dari tungku dan dibakar Prosedur Mengatasi Status Selesai-Emergensi Prosedur berikut ini harus dilakukan karena sistem tungku sebelumnya tidak dapat diakhiri secara normal karena terjadi gangguan listrik PLN dalam waktu yang lama. Kondisi tersebut diarahkan untuk tungku menjadi pada status selesai-emergensi. Hal ini ditandai dengan masih adanya gas hidrogen yang terkukungkung dalam ruang tungku dan atau dalam pipa-pipa sistem tungku yang belum bisa dikeluarkan karena gangguan listrik dari PLN tersebut. Dari status selesai-emergensi Status prosedur: S Putar ON switch saluran listrik ke sistem tungku dari PLN T. Buka katup manual gas nitrogen dan LPG. U. Tekan switch pengatur keluar gas LPG dan secara otomatis gas LPG terbakar. V. Tekan switch katup saluran keluar tungku. W. Menunggu semua gas hidrogen dalam tungku keluar (3 menit). X. Tutup katup manual gas LPG dan tekan switch reset. Y. Proses vakum. Z. Putar OFF switch saluran listrik ke sistem tungku dari PLN dan tutup katup manual gas nitrogen. --. Tindakan operator pindah status prosedur --.. Perpidahan status akibat gangguan listrik-padam dalam waktu lama Perpindahan status akibat gangguan listrik-padam dalam waktu sebentar Gambar 4. State-machine mengakhiri status selesai-emergensi. State-machine pada gambar 4 digunakan untuk tujuan mengakhiri status selesaiemergensi, yang pad a prinsipnya hanya membuang keluar gas hidrogen dan membakamya di ruang bakar dengan cara mendorongnya dengan gas nitrogen. 19

8 Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir 3.2. DISAIN DASAR Hal utama yang harus diatasi dalam pengembangan teknik penanggulangan gangguan Iistrik ini adalah membuat cadangan (back up) sumber Iistrik untuk komponenkomponen dalam sistem tungku yang bertanggung jawab sesuai dengan statemachine yang digambarkan di atas. Dari skematik diagram sistem tungku ME-II [4] dapat di disain sistem aliran supply listrik untuk sistem pengembangan ini seperti pada Gambar 5. Sistem tungku memiliki sumber tegangan AC 220V dan II OV serta DC 12V dan 24V. LI AC/DC 24V 12V --I -L22 ll. z... DC2 D 1 GND LI h 220V I IIOV 2 Switch h: close untuk reduksi open untuk kalsinasi I.l Gambar 5. Rangkaian dasar supply kelistrikan penanggulangan gangguan Iistrik. Dari pelacakan skematik yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa supply listrik yang bertanggung jawab untuk implementasi state-machine dalam konsep disain diatas adalah tegangan listrik DC I, DC2 dan 27U seperti pad a Gambar 5. Oleh karena itu sistem UPS dipasang hanya untuk ketiga jenis tegangan tersebut. Line-27U digunakan untuk tetap mensupply katup LPG dan katup saluran keluar tungku, sehingga pembakaran gas yang keluar dari tungku tetap terjadi meskipun ada ganguan dari PLN. Tegangan DC digunakan untuk pengendalian penyalaan api LPG dan aliran gas DISAIN DETIL Implementasi dari basic disain Gambar 5 digunakan UPS umum yang mudah diperoleh di pasaran. Kesulitan yang dihadapi dalam penentuan jenis UPS yang disesuaikan dengan rangkaian Iistrik yang telah ada pada sistem tungku adalah 20

9 Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir sebagai berikut. Tegangan AC yang harus disediakan untuk rangkaian listrik penanggulangan ini bertegangan 110 Volt sedangkan sistem UPS yang ada dipasaran pada umumnya bekerja untuk tegangan 220 Volt dan mempunyai line-no I antara input dan output UPS terhubung. Penggunaan transformator step-down 220V ke 110V bisa dilakukan, tetapi transformator step-down yang tersedia di pasaran juga mempunyai line-nol antara kumparan primer dan sekundemya terhubung (karena menggunakan sistem autotravo). Untuk itu rangkaian listrik tambahan menggunakan sistem relay digunakan untuk mengatasi kesulitan tersebut. Detail rangkaian ditunjukkan pada Gambar 6 menggunakan relay RI dan R2 untuk mengatasi masalah line-nol UPS dan autotravo yang ada di pasaran. Tidak semua detail rangkaian untuk implementasi state-machine dari konsep disain akan dimuat dan dibahas dalam makalah ini, hanya yang berkaitan dengan implementasi Gambar 5 saja. Implementasi untuk pemasalahan penyalaan dan pembakaran gas LPG dan hidrogen telah dibahas di [5]. LI ~. h L RI 220 Volt 110 Volt LI 27U redu1:.si: close +24V DCl 3 Amp 2 L2 2 L2 Gambar 6. Detail rangkaian supply kelistrikan penanggulangan gangguan listrik. 21

10 Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir UPS tidak bekerja secara kontinyu dan hanya dipakai sebagai backup, kondisi ini dijalankan menggunakan relay R I-<D. Line-nol UPS akan terhubung dengan L2 yang berarti UPS di-isi oleh listrik PLN dan line-phase UPS terputus dari 27U jika listrik PLN aktif (tidak padam). Jika V3 ditekan maka R2 aktif dan UPS telah siap menjadi backup. Rangkaian sistem kendali yang berkaitan dengan state-machine dalam konsep disain ini menjadi aktif, yaitu dipicu oleh relay CS. (Detail rangkaian akibat aktifnya relay CS dapat dilihat di [6]) Relay R2 digunakan untuk menampung jika operator menekan switch emergensi yang menghendaki sistem tungku harus berhenti operasi, dan R2 yang menyebabkan UPS tidak aktif mensupply listrik jika switch emergensi ditekan. (Relay CE diaktifkan oleh switch emergensi). Saklar g dan h berkaitan dengan switch Oksidasi-Reduksi, akan tertutup jika operasi reduksi. Untuk operasi reduksi relay PW aktif dan digunakan untuk keperluan proses vakum dan lampu indikator UPS. Relay PW dipakai sebagai proteksi bahwa proses vakum hanya bisa dijalankan untuk proses reduksi. (Detail rangkaian listrik sistem vakum dapat dilihat di [6]). Relay ZV akan aktif hanya jika relay PC aktif. Relay PC akan aktif jika proses vakum telah mencapai tekanan yang diinginkan. Jika proses vakum belum dijalankan, maka relay R2 dan CS tidak akan pernah aktif sehingga proses reduksi tidak bisa dilaksanakan. Kondisi ini dibuat sebagai proses skwensial interlock untuk keselamatan operasi. Jika listrik PLN padam RI akan OFF sehingga 27 disupply dari UPS menjadi 27U, line-nol UPS putus dari L2 tersambung ke 2 yang merupakan line-nol tegangan IIOV, dan indikator UPS nyala indikator listrik PLN padam. Kondisi ini juga mengaktifkan komponen delay DL #1 (lihat [6]) yang diatur 3 menit untuk memberi kesempatan gas yang ada dalam tungku didorong keluar oleh gas nitrogen dan dibakar di luar tungku, sebelum sistem tungku dihentikan bekerja akibat padamnya PLN tersebut. Jika listrik PLN ada maka Rl akan ON sehingga 27 di supply dari PLN kembali dan indikator UPS padam dan indikator listrik PLN nyaja. 22

11 Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Jika Push-OFF RST ditekan maka berakibat akan menghentikan aliran listrik DC selama ditekan. Kondisi ini akan membuat relay R2 dan CS pada posisi OFF, sehingga hal ini identik dengan ketika untuk pertama kali switch power utama dari PLN di aktifkan ANALISIS Sebagai akibat UPS digunakan tidak secara kontinyu dan hanya dipakai sebagai cadangan, maka akan berakibat terjadi gap kehilangan tegangan listrik secara singkat selama waktu yang diperlukan kontak relay R I berpindah posisi. Dari segi keperluan akan daya listrik untuk menjaga agar katup aliran gas keluar dan gas LPG tetap terbuka, terjadinya gap tersebut tidak menjadi masalah. Menutup dan membuka kembali katup secara singkat tidak menjadi masalah bagi rangkaian pemantik dan pembakar gas LPG karena telah didisain untuk dapat mengtasinya, sehingga kondisi gap terse but boleh terjadi. Keuntungan dibalik terjadinya gap aliran listrik tersebut adalah bahwa sistem UPS hanya bertindak sebagai cadangan, sehingga dalam operasi reduksi tetap bertumpu pad a Iistrik PLN. Sehingga jika sistem UPS terjadi kerusakan dalam operasi reduksi tersebut, hal ini tidak akan mempengaruhi operasi tersebut karena sistem UPS hanya digunakan jika listrik PLN padam. Pertimbangan keuntungan inilah yang dijadikan acuan dipilihnya UPS bekerja tidak kontinyu dan digunakan hanya sebagai cadangan. 23

12 Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Pcra IgJ.:atNuklir Serpong, 20 Nopembcr KESIMPULAN Dengan menggunakan teknik pengembangan dalam mengatasi gangguan listrik padam dari PLN seperti yang dirancang dalam makalah ini, maka sistem redundansi atas operasi reduksi sistem tungku ME-II terhadap gangguan listrik padam PLN tersedia untuk mengakhiri operasi tungku secara aman. Makalah ini hanya membahas detail disain rangkaian listrik yang berkenaan dengan penyediaan supply listrik yang telah melibatkan penggunaan sistim cadangan UPS dengan mengatasi masalah linenol pada UPS dan autotravo. Proses simulasi diluar sistem tungku secara menyeluruh telah dilakukan dan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Ketika makalah ini ditulis, proses konstruksi dan pemasangan sistem pengembangan ini secara menyeluruh sedang berjalan. 5. REFERENSI 1. laea, Nuclear Power Plant Instrumentation and Control - A Guidebook., Technical Reports Series No. 239., Interational Atomic Energy Agency, Vienna, ES & H Manual, Volume II, Part 18, Document 18.4 Hydrogen, Revision 3, January 12, LPG FOR YOU, 4. Alamari., Operation Directions for the Furnace Type RM/20., SATAN RSG-LP Quality Lifetime Document., , Suntoro A, Pemantik 6. Suntoro A, Dokumen Tekis Operasi dan Hasil Modifikasi, Modifikasi Kendali Logik (Switching) Tungku ME-II, revisi 0,

PENGEMBANGAN TEKNIK PENANGGULANGAN GANGGUAN LISTRIK PADA OPERASI TUNGKU REDUKSI ME-11

PENGEMBANGAN TEKNIK PENANGGULANGAN GANGGUAN LISTRIK PADA OPERASI TUNGKU REDUKSI ME-11 PENGEMBANGAN TEKNIK PENANGGULANGAN GANGGUAN LISTRIK PADA OPERASI TUNGKU REDUKSI ME-11 Achmad Suntoro Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN ABSTRAK Telah dibuat sebuah pengembangan rangkaian listrik untuk

Lebih terperinci

SISTEM SWITCHING POMPA VAKUM TAMBAHAN PADA TUNGKU REDUKSI ME-11. Achmad Suntoro Pusat Rekayasa PerangkatNuklir- BATAN

SISTEM SWITCHING POMPA VAKUM TAMBAHAN PADA TUNGKU REDUKSI ME-11. Achmad Suntoro Pusat Rekayasa PerangkatNuklir- BATAN PRIMA Volume 5, Nomor 9, November 2008 ISSN: 1411-0296 SISTEM SWITCHING POMPA VAKUM TAMBAHAN PADA TUNGKU REDUKSI ME-11 ABSTRAK Achmad Suntoro Pusat Rekayasa PerangkatNuklir- BATAN Telah dipasang pompa

Lebih terperinci

OTOMATISASI PENGGERAK KATUP MASUK GAS HIDRO- GEN PADA TUNGKU REDUKASI ME-11

OTOMATISASI PENGGERAK KATUP MASUK GAS HIDRO- GEN PADA TUNGKU REDUKASI ME-11 Achmad Suntoro ISSN 0216-3128 279 OTOMATISASI PENGGERAK KATUP MASUK GAS HIDRO- GEN PADA TUNGKU REDUKASI ME-11 Achmad Suntoro Pusat Rekayasa Perangakat Nuklir, BATAN ABSTRAK Operasional katup masuk gas

Lebih terperinci

Sistem Operasi Tungku Reduksi ME-II Menggunakan Kendali Logik Tambahan

Sistem Operasi Tungku Reduksi ME-II Menggunakan Kendali Logik Tambahan Serpong, i3 Oktober 2009 Sistem Operasi Tungku Reduksi ME-II Menggunakan Kendali Logik Tambahan Achmad Suntoro PRPN -BAT AN Abstrak -- SISTEM OPERASI TUNGKU REDUKSI ME-I I MENGGUNAKAN KENDAL! LOGIK TAMBAHAN.

Lebih terperinci

METODOLOGI KENDALI LOGIK TAMBAHAN PADA SISTEM TUNGKU REDUKSI ME-11

METODOLOGI KENDALI LOGIK TAMBAHAN PADA SISTEM TUNGKU REDUKSI ME-11 METODOLOGI KENDALI LOGIK TAMBAHAN PADA SISTEM TUNGKU REDUKSI ME-11 ACHMAD SUNTORO Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310, Banten Telp.( 021) 7560896 E-mail : suntoro@batan.go.id

Lebih terperinci

PEMANTIK LPG OTOMATIS UNTUK PEMBAKAR GAS HIDROGEN PADA PROSES REDUKSI TUNGKU ME-11

PEMANTIK LPG OTOMATIS UNTUK PEMBAKAR GAS HIDROGEN PADA PROSES REDUKSI TUNGKU ME-11 Achmad Suntoro ISSN 0216-3128 55 PEMANTIK LPG OTOMATIS UNTUK PEMBAKAR GAS HIDROGEN PADA PROSES REDUKSI TUNGKU ME-11 Achmad Suntoro Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN ABSTRAK Pemantik LPG otomatis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada Gambar 3.1 menunjukan blok diagram sistem dari keseluruhan alat yang dibuat. Mikrokontroler. Pemantik Kompor.

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada Gambar 3.1 menunjukan blok diagram sistem dari keseluruhan alat yang dibuat. Mikrokontroler. Pemantik Kompor. BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : 1105032111 PROGRAM STUDY TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2012 1 BAB I Rangkaian Operasi Terbuka dan Tertutup 1. Rangkaian

Lebih terperinci

REFURBISHING PENGENDALI ARUS LISTRIK PENGELASAN PADA MESIN LAS RESISTANCE SPOT WELDING ME-25 UNTUK PERAKITAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR PLTN

REFURBISHING PENGENDALI ARUS LISTRIK PENGELASAN PADA MESIN LAS RESISTANCE SPOT WELDING ME-25 UNTUK PERAKITAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR PLTN PRIMA Volume 10, Nomor 1, Juni 2013 ISSN: 1411-0296 REFURBISHING PENGENDALI ARUS LISTRIK PENGELASAN PADA MESIN LAS RESISTANCE SPOT WELDING ME-25 UNTUK PERAKITAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR PLTN ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

REFURBISHING SISTEM KENDALI SUHU TUNGKU SINTER PELET UO 2

REFURBISHING SISTEM KENDALI SUHU TUNGKU SINTER PELET UO 2 Achmad Suntoro ISSN 0216-3128 63 REFURBISHING SISTEM KENDALI SUHU TUNGKU SINTER PELET UO 2 Achmad Suntoro Pusat Pengembangan Perangkat Nuklir BATAN ABSTRAK REFURBISHING SISTEM KENDALI SUHU TUNGKU SINTER

Lebih terperinci

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA Rohmad Salam Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir ABSTRAK DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

KARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF KARAKTERISTIK SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF ABSTRAK Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

PERANCANGAN EMERGENCY UNTUK PENERANGAN DAN TENAGA PADA RUANG STAF BENGKEL LISTRIK DENGAN DUAL INVERTER BERKAPASITAS 1000 WATT LAPORAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN EMERGENCY UNTUK PENERANGAN DAN TENAGA PADA RUANG STAF BENGKEL LISTRIK DENGAN DUAL INVERTER BERKAPASITAS 1000 WATT LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN EMERGENCY UNTUK PENERANGAN DAN TENAGA PADA RUANG STAF BENGKEL LISTRIK DENGAN DUAL INVERTER BERKAPASITAS 1000 WATT LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI 2.1 Pengertian Pengontrolan Pengontrolan dapat diartikan sebagai pengaturan dan pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

Lebih terperinci

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET Wandi Perdana 1, Tohari 2, Sabari 3 D3Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jln.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

USER MANUAL LAMPU EMERGENCY MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA SISWA XII ELEKTRONIKA INDUSTRI TEKNIK ELEKTRO SMKN 3 BOYOLANGU

USER MANUAL LAMPU EMERGENCY MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA SISWA XII ELEKTRONIKA INDUSTRI TEKNIK ELEKTRO SMKN 3 BOYOLANGU USER MANUAL LAMPU EMERGENCY MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA SISWA XII ELEKTRONIKA INDUSTRI TEKNIK ELEKTRO SMKN 3 BOYOLANGU CREW 2 CREW M. Hendra Sony Sanjaya DAFTAR ISI 3 DAFTAR ISI 1. Lampu Emergency...

Lebih terperinci

Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BAT AN

Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BAT AN Hasil Penelilian dan Kegialan PTLR Tahun 2006 PENGOPERASIAN PUSAT TEKNOLOGI SISTEM CATU DAYA LlMBAH RADIOAKTIF Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BAT AN ABSTRAK Pengoperasian Sistem Catu

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN 33 BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran ini merupakan tahap-tahap yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian. Adapun garis besar dari metodologi penelitian ini akan

Lebih terperinci

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi

Lebih terperinci

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

Standby Power System (GENSET- Generating Set) DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage

Lebih terperinci

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON 162 ISSN 0216-3128 I. Wayan Widiana, dkk. RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON I. Wayan Widiana, Cahyana a., Artadi Heru

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 47 BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam bab ini akan menguraikan persiapan komponen-komponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menyiapkan data hasil pengukuran dari pengujian

Lebih terperinci

BAB II NO BREAK SYSTEM

BAB II NO BREAK SYSTEM BAB II NO BREAK SYSTEM 2.1 Definisi Umum Sistem Catu Daya Sistem catu daya adalah suatu kumpulan dari perangkat-perangkat catu daya yang bekerja bersama-sama dalam rangka penyelenggaraan suatu energi listrik

Lebih terperinci

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 - Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Zuvitronic ZN01 sebagai pengaman sepeda motor Anda. Keunggulan Alarm ini adalah: 1. Password 3 digit. Motor tidak akan bisa dihidupkan tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran sistem Gambaran cara kerja sistem dari penelitian ini adalah, terdapat sebuah sistem. Yang didalamnya terdapat suatu sistem yang mengatur suhu dan kelembaban pada

Lebih terperinci

Proposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung

Proposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung Proposal Proyek Akhir 2007 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung 2007 PERANCANGAN UNIT RANGKAIAN INSTALASI GENSET DI PT AICHI TEX INDONESIA Nama Mahasiswa : Hidayah

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

SIMULASI DAN PEMBUATAN RANGKAIAN SISTEM KONTROL PENGISIAN BATERAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

SIMULASI DAN PEMBUATAN RANGKAIAN SISTEM KONTROL PENGISIAN BATERAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SIMULASI DAN PEMBUATAN RANGKAIAN SISTEM KONTROL PENGISIAN BATERAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA Handy Indra Regain Mosey 1) 1) Program Studi Fisika FMIPA Universitas Samratulangi Manado e-mail:

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TAMAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TAMAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8 TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TAMAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8 Oleh : Muhamad Novrie Zainuddin 2208039030 Dosen Pembimbing : Suwito, ST. MT. Eko Pujiyatno Matni, S.Pd Program Studi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menulis dan menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Hasil Penelitian Setelah perancangan alat dilakukan, analisa dan pengujian alat pun dilakukan guna meneliti apakah alat bekerja dengan baik sesuai dengan rancangan

Lebih terperinci

EV ALUASI KONSUMSI DAY A LISTRIK RSG-GAS PADA SIKLUS OPERAS I TERAS KE 58. Teguh Sulistyo Pusat Reaktor Serba Guna Kawasan Puspiptek Serpong 5310

EV ALUASI KONSUMSI DAY A LISTRIK RSG-GAS PADA SIKLUS OPERAS I TERAS KE 58. Teguh Sulistyo Pusat Reaktor Serba Guna Kawasan Puspiptek Serpong 5310 Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir EV ALUASI KONSUMSI DAY A LISTRIK RSG-GAS PADA SIKLUS OPERAS I TERAS KE 58 Teguh Sulistyo Pusat Reaktor Serba Guna Kawasan Puspiptek Serpong

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK

Lebih terperinci

I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana. PRR-Batan, kawasan Puspiptek Serpong, ABSTRAK ABSTRACT

I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana. PRR-Batan, kawasan Puspiptek Serpong,  ABSTRAK ABSTRACT PERANCANGAN SISTEM MONITORING DAN KENDALI JARAK JAUH BERBASIS SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) PADA SISTEM KESELAMATAN DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA (PRR) I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana PRR-Batan,

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TUNGKU AUTOCLAVE ME-24

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TUNGKU AUTOCLAVE ME-24 RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TUNGKU AUTOCLAVE ME-24 Sugeng Rianto, Dedy Haryadi, Triarjo PTBBN-BATAN Serpong Email : sugeng-r@batan.go.id SEMINAR NASIONAL X ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TUNGKU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi elektronika dewasa ini, sudah sangat maju baik dibidang industri, pertanian, kesehatan, pertambangan, perkantoran, dan lain-lain.

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS Ngatijo, Pranjono ABSTRAK PERBAIKAN DAN UJI FUNGSI TUNGKU HERAEUS. Telah dilakukan perbaikan Tungku Heraeus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan. 33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051

SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051 SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051 SUKARMAN, MUHTADAN Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1. Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas, khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA 4.1 Tujuan Pengukuran yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mendapatkan data dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan agar menghasilkan

Lebih terperinci

FAULT TREE ANALYSIS (FTA) POTENSI LEDAKAN GAS HIDROGEN PADA SISTEM TUNGKU REDUKSI ME-11 PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR NUKLIR PLTN

FAULT TREE ANALYSIS (FTA) POTENSI LEDAKAN GAS HIDROGEN PADA SISTEM TUNGKU REDUKSI ME-11 PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR NUKLIR PLTN Urania Vol. 18 No. 2, Juni 2012 : 59-119 ISSN 0852-4777 FULT TREE NLYSIS (FT) POTENSI LEDKN GS HIDROGEN PD SISTEM TUNGKU REDUKSI ME-11 PROSES PEMUTN HN KR NUKLIR PLTN chmad Suntoro Pusat Rekayasa Perangkat

Lebih terperinci

4.3 Sistem Pengendalian Motor

4.3 Sistem Pengendalian Motor 4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

OTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN DENGAN GENERATOR

OTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN DENGAN GENERATOR OTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN DENGAN GENERATOR I Wayan Widiana, Jakaria, M. Subhan, Mulyono Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR)-BATAN e-mail : prr@batan.go.id ABSTRAK OTOMATISASI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kendali

Lebih terperinci

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA Elektronika Bandara Kualanamu International Airport Definisi Fire Alarm System Fire alarm system adalah suatu system terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C

ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C No. 14/Tahun VII. Oktober 2014 ISSN 1979-2409 ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C Triarjo, Sugeng Rianto, Djoko Kisworo Pusat Teknologi Bahan Bakar

Lebih terperinci

PENGGANTIAN KENDALI TEMPERATUR AUTOCLAVE ME-24

PENGGANTIAN KENDALI TEMPERATUR AUTOCLAVE ME-24 Vol. No., Januari 008: - 8 ISSN 085-777 PENGGANTIAN KENDALI TEMPERATUR AUTOCLAVE ME- Achmad Suntoro Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang ABSTRAK PENGGANTIAN KENDALI

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN BAB III RANCANG BANGUN 3.1 Blok Diagram Sistem Monitoring Suhu Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Monitoring Suhu Pada gambar 3.1 sensor DHT 11 akan mendeteksi suhu pada ruangan lalu terhubung ke Arduino untuk

Lebih terperinci

Optimalsasi ATS (Automatic Transfer Switch) pada Genset (Generator Set) 2800 Watt Berbasis TDR

Optimalsasi ATS (Automatic Transfer Switch) pada Genset (Generator Set) 2800 Watt Berbasis TDR Seminar Nasional Peranan Ipteks Menuju Industri Masa Depan (PIMIMD-4) Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 2017 ISBN: 978-602-70570-5-0 http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd2017 Optimalsasi

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA TEST BED AUTOMATIC CRUISE CONTROL

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA TEST BED AUTOMATIC CRUISE CONTROL BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA TEST BED AUTOMATIC CRUISE CONTROL V.1 Peralatan Pengujian Simulasi pengujian dilakukan terhadap test bed yang telah dibuat. Peralatan yang terdapat dalam test bed ini meliputi;

Lebih terperinci

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil pengamatan dan analisa dari hasil pengukuran rangkaian reliability tes ini yaitu ON/OFF power switch dan ON/OFF remote control berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai persiapan komponenkomponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menampilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN 4.1 Uraian Sistem Lokasi sumber kebakaran (alarm zone) ditunjukkan berdasarkan titik lokasinya (letak detector) untuk detektor analog, sedangkan detektor jenis

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS 4.1 Perancangan UPS 4.1.1 Menghitung Kapasitas UPS Uninterruptible Power Supply merupakan sumber energi cadangan yang sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang telah dijabarkan pada bab III yaitu perancangan sistem ATS dan AMF di PT. JEFTA PRAKARSA PRATAMA dengan mengambil

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem pengendalian otomatis generator pada saat listrik padam, berfungsi untuk mengalihkan sumber catu daya listrik, dari listrik PLN ke listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C

ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C Dede Sutarya Bidang Bahan Bakar Nuklir - PTBN ABSTRAK ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C. Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen Operasional Amplifier (Op-Amp). Adapun komponen yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Rancangan Pengujian rancangan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem ini telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, pengujian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

Ash/sisa abu yang menempel pada permukaan pipa pipa boiler di bagian evaporator.

Ash/sisa abu yang menempel pada permukaan pipa pipa boiler di bagian evaporator. Ash/sisa abu yang menempel pada permukaan pipa pipa boiler di bagian evaporator. Komponen Utama Sootblower Tipe Fixed Rotary Motor Elektrik Berfungsi untuk menggerakkan gear yang terhubung dengan lance

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PROTEKSI DAN INTERLOCK MESIN SIKLOTRON DECY-13

RANCANGAN SISTEM PROTEKSI DAN INTERLOCK MESIN SIKLOTRON DECY-13 MESIN SIKLOTRON DECY-13 Saminto, Slamet Santoso Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb Yogyakarta 55281, Tel. (0274) 484436, Fax. (0274) 487824 E-mail : saminto@batan.go.id

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

MODIFlKASI MODUL KENDALl SUHU TUNGKU PERLAKUAN PANAS N-41/H. Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BAT AN

MODIFlKASI MODUL KENDALl SUHU TUNGKU PERLAKUAN PANAS N-41/H. Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BAT AN Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa PI/:-angkat Nuklir MODIFlKASI MODUL KENDALl SUHU TUNGKU PERLAKUAN PANAS N-41/H ACHMAD SUNTORO Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BAT AN ABSTRAK Telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB I PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian Fungsi Relay Tegangan Lebih Tipe BE4-27/59 4.1.1 Tujuan 1. Melaksanakan praktikum pengujian fungsi relay tegangan lebih tipe BE4-27/59. 2. Mengetahui cara fungsi

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR BAB IV PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR 4.1 Pengoperasian Untuk mengoperasikan ESP, ada presedur yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Pemeriksaan sebelum start-up 2. Start-up 3. Pemeliharaan

Lebih terperinci

Proses Desain Untuk Kehandalan Produk

Proses Desain Untuk Kehandalan Produk Proses Desain Untuk Kehandalan Produk Suryanto P2PN BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15413, Tangerang ABSTRAK Proses desain mempunyai beberapa tahapan. Tahapan desain minimal terdiri dari kajian

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 38 BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 3.1 Unit Station Transformator (UST) Sistem PLTU memerlukan sejumlah peralatan bantu seperti pompa, fan dan sebagainya untuk dapat membangkitkan tenaga

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI Pada bab ini akan dibahas mengenai dasar sistem yang mendasari perancangan dan perealisasian alat manajemen pengisian daya aki otomatis dua kanal. Pada dasarnya

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA RANCANG BANGUN AVR PADA SISI TEGANGAN RENDAH (TEGANGAN KONSUMEN) BERBASIS ATMEGA8 Syamsir #1, Bomo Sanjaya #2, Syaifurrahman #3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 1 syamsir6788@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba BAB III PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Sebagai tahap akhir dalam perkuliahan yang mana setiap mahasiswa wajib memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti sidang yudisium yaitu dengan pembuatan tugas

Lebih terperinci

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini; 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini; Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Pengujian Tungku Gasifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem

Lebih terperinci

Simulasi Peredaman Gangguan Sag Pada Tegangan Masukan Power Supply Di Personal Computer

Simulasi Peredaman Gangguan Sag Pada Tegangan Masukan Power Supply Di Personal Computer Simulasi Peredaman Gangguan Sag Pada Tegangan Masukan Power Supply Di Personal Computer Andreas D Simanjuntak (1122061) Email: andreasdouglas.simanjuntak@gmail.com Program Studi Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b. DAFTAR ISI JUDUL SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PERSYARATAN GELAR... iv LEMBAR PENGESAHAN... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Tugas Akhir oleh : NIM : NIM :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Tugas Akhir oleh : NIM : NIM : RANCANG BANGUN SISTEM SUPLAI DAYA LISTRIK 900 WATT DAN INSTALASI PENERANGAN DARURAT PADA RUANG PERANCANGAN DENGAN MENGGUNAKAN BATERAI AKUMULATOR SECARA OTOMATIS LAPORAN TUGAS AKHIR Ditujukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KERUSAKAN BARREL LIFTING DEVICE DAN BARREL DOUBLE LID HOTCELL 001/102 DI IRM

IDENTIFIKASI KERUSAKAN BARREL LIFTING DEVICE DAN BARREL DOUBLE LID HOTCELL 001/102 DI IRM ISSN 1979-2409 Identifikasi Kerusakan Barrel Lifting Device Dan Barrel Double Lid Hotcell 001/102 Di IRM (Junaedi, Darma Adiantoro, Saud Maruli Tua) IDENTIFIKASI KERUSAKAN BARREL LIFTING DEVICE DAN BARREL

Lebih terperinci