Gita Hermi Setyawati 1 Rinel Fitlayeni 2 Firdaus 3. Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
|
|
- Susanto Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STRATEGI MASYARAKAT MULTIKULTURAL DALAM MEMBANGUN SOLIDARITAS (STUDI KASUS: ETNIS JAWA, BATAK DAN MINANG DI DESA SIPORA JAYA KECAMATAN SIPORA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI) Gita Hermi Setyawati 1 Rinel Fitlayeni 2 Firdaus 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Sipora Jaya people are people who have multicultur that consist of some etnich, where each etnic has different culture value. Although, Sipora Jaya people have many land of etnics but in Sipora Jaya village the conflic. Never happend between them, in this reseacher will discuss about how the strategy of multicultural people in Sipora Jaya village on building and creating solidarity between people there. Theory that used is solidarity social theory according to Emile Durkheim. Research method that used is case study bay kualitative approach. The instrument date is direct interview and observaion. This research did by asking 25 informan, that consist of three different etnics, they one Java, Batak, and Minang that the information were cellected by ceveral questions. As the result of this research, it show several supporting factor. How people build the solidarity, they are 1). Individual factor, 2). Environment factor, 3). Religion, 4). Force factor. From thore factors, three is a strategy that used by people of Sipora Jaya to build the solidarity. It is a activity that it doing together to create a cooperation and organizations that it be on unity between them. Type of strategy that used to avaid conflic are : 1). Cooperaticn in group of people. 2). Trust each other. 3). Respecting the norm in sacral environment. 4). Social acticity. 5). Work together. Key Word: Strategy, Multicultural People, Solidarity. 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
2 PENDAHULUAN Masyarakat Indonesia adalah masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks. Keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah masyarakat multikultural. Multikultural berarti keanekaragaman budaya. Masyarakat multikultural berarti keadaan masyarakat yang di dalamnya terdapat keanekaragaman bahasa, agama, adat istiadat, dan pola-pola sebagai tatanan perilaku masyarakatnya (Setiadi dan Kolip, 2010:39). Pada masyarakat multikultural dalam berhubungan antar kelompok biasanya sering terjadi konflik yang di karenakan satu tujuan antara mereka tidak tercapai. Masalah konflik yang terjadi di Indonesia sangat memprihatinkan seperti halnya kasus konflik di Sambas Kalimantan Barat, di Poso, Ambon, dan di daerah-daerah lain di Indonesia (Klinken. 2007). Selain hubungan antar kelompok masyarakat yang berpotensi menimbulkan konflik, masih ada lagi hubungan antar kelompok dalam masyarakat yang mampu membangun solidaritas antar masyarakatnya salah satunya yaitu di Sumatera Barat. Daerah Sumatera Barat yang memiliki masyarakat yang beranekaragam kebudayaan antara lain seperti di daerah Pasaman, Pesisir, Jambi, Damas Raya dan daerah lainnya, salah satunya adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai tepatnya di Desa Sipora Jaya Kecamatan Sipora. Kehidupan masyarakatnya juga multikultral dengan total penduduk pada tahun 2013 sekitar jiwa yang terdiri dari berbagai macam etnis. Jumlah jiwa yang paling banyak di dominasi pada etnis Jawa yang mencapai 64% yaitu dengan total 1120 orang, Batak 14% dengan total 243 orang dan Minang 10,43% dengan total 183 orang, yang mana pada etnis tersebut yang akan di jadikan objek penelitian oleh peneliti. Di Desa Sipora Jaya, selain berbeda etnis, terdapat pula beberapa agama yang dianut oleh masyarakatnya yaitu agama Islam 84% dengan total jumlah 1476 orang, Kristen Protestan 13% dengan total jumlah 218 orang dan Khatolik 3% dengan total jumlah 60 orang. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang strategi masyarakat multikultural dalam membangun solidaritas (studi kasus: etnis Jawa, Batak dan Minang di Desa Sipora Jaya Kecamatan Sipora Kabupaten Kepulauan Mentawai). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi masyarakat Desa Sipora Jaya Kecamatan Sipora Kabupaten Kepulauan Mentawai membangun solidaritas di dalam kehidupan bermasyarakat.
3 Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, seperti : Strategi, yang di artikan sebagai suatu upaya yang dilakukan seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Jadi strategi merupakan suatu cara atau teknik yang digunakan oleh seseorang untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Masyarakat adalah sekelompok orang yang menempati suatu wilayah tertentu yang hidup relatif lama yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Multikultural berarti keanekaragaman budaya. Masyarakat multikultural, di artikan sebagai masyarakat yang memiliki beragam kebudayaan yang di dalamnya terdapat berbagai macam etnis, ras, agama, bahasa, asal daerah, dan lain sebagainya. Solidaritas, menunjukkan pada suatu keadaan hubungan antar individu dan atau kelompok yang di dasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang di perkuat oleh pengalaman emosional bersama. JENIS DATA DAN METODE Penelitian ini mulai dilakukan sejak bulan Maret 2012 s/d Agustus Tempat penelitian ini, di Desa Sipora Jaya Kecamatan Sipora Kabupaten Kepulauan Mentawai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berusaha untuk memecahkan masalah dan mencari jawaban atau pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kondisi real di lapangan. Tipe penelitian ini adalah Studi Kasus, yang berusaha untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial seperti individu, kelompok, lembaga dan masyarakat (Suryabata. 2011:80). Alasan peneliti menggunakan tipe penelitian ini karena ingin mendeskripsikan strategi masyarakat multikutural dalam membangun solidaritas. Penelitian ini dilakukan terhadap 25 orang informan, yang terdiri dari tiga kategori etnis, yaitu etnis Jawa, Batak, dan Minang. Jenis data yang di gunakan yaitu data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi, yang mencari data secara kompleks. Model analisis data penelitian ini adalah analisis dari model Milles dan Heberman. 1. Kondisi Keberagaman Antar Etnis Jawa, Batak dan Minang Keragaman dalam masyarakat adalah sebuah keadaan yang menunjukkan perbedaan yang cukup banyak macam atau jenisnya seperti perbedaan suku bangsa, ras, agama, ideologi, budaya. Salah satunya, di banyak negara bahasa merupakan identitas
4 bangsa, dan bahasa juga menjadi lambang identitas suatu kelompok etnis. Di Desa Sipora Jaya yang mereka masyarakatnya saling menghargai bahasa dari etnis-etnis lain, bahkan di antara mereka berkomunikasi dengan menggunakan satu bahasa dari kedua etnis tersebut misalnya bahasa Minang, selain itu juga mereka menggunakan bahasa Nasional yaitu bahasa Indonesia untuk berkomunikasi sehari-hari. Meskipun masyarakatnya menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi dan berinteraksi tetapi di antara mereka masih tetap menggunakan bahasa asli daerah masing-masing. Namun demikian perbedaan bahasa tersebut tidak menjadi penghalang bagi masyarakatnya untuk berkomunikasi. 2. Faktor Pendorong Masyarakat Membangun Solidaritas Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang banyak yang bersatu dengan cara tertentu oleh karena adanya hasrat-hasrat kemasyarakatan yang sama atau bersama. Faktor yang mendorong manusia untuk bermasyarakat adalah karena adanya hasrat untuk bersosial, hasrat untuk bergaul, dan hasrat untuk bersatu. Menurut Durkheim (Johnson, 1990:181) setiap masyarakat manusianya memerlukan solidaritas. Dimana solidaritas sosial menunjukkan pada suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang berdasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Hal tersebut, yang menyebabkan masyarakat pada konteks ini mereka membangun solidaritas. Dari hasil penelitian, di temukan faktor pendorong masyarakat membangun solidaritas, yaitu : 1). Faktor individu, mereka membangun solidaritas antar mayarakatnya dengan cara saling membantu dan bekerjasama dalam hal kegiatan apapun. Mereka berprilaku dengan kesadaran mereka sendiri. 2). Faktor lingkungan, ini di pengaruhi oleh dua hal yaitu lingkungan fisik yang disebabkan karena faktor alam yang di dominasi terhadap ruang ekonomi melalui sektor perdagangan dan lingkungan masyarakat, berkaitan dengan pembentukan pola prilaku masyarakat. Seperi ikut membantu dan menolong orang sakit, orang meninggal, orang pesta pernikahan dan lainnya. 3). Faktor agama, dimana antara manusia dan agama merupakan satu totalitas yang tidak bisa di pisahkan, peran agama untuk menyatukan anggota masyarakat, seperti dalam hal acara-acara pernikahan, atau acara ritual keagamaan. Mereka tidak ada saling mengusik bahkan mereka saling mendukung.
5 4). Faktor karena paksaan, bukan berarti paksaan dalam kata kekerasan melainkan paksaan guna untuk tenggang rasa dan menghargai yang lainnya. Hal ini dapat di lihat dalam hal bergotong royong, apabila salah satu di antara anggotanya tidak ikut serta maka ia akan di denda dengan cara memberikan sumbangan berupa makanan, atau snack untuk yang bekerja tersebut. 3. Strategi Masyarakat dalam Membangun Solidaritas Desa Sipora Jaya merupakan salah satu masyarakat multikultural yang terintegrasi dengan baik. Hubungan kerjasama yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sipora Jaya di tunjukkan dengan kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan seperti Kepala Desa ada tokoh-tokoh masyarakat yang tidak hanya di percayakan kepada etnis Jawa saja namun juga di percayakan kepada etnis lain demi tercapainya tujuan berama. Kepemimpinan yang di percayakan kepada seluruh etnis ini menjadikan Desa tersebut sebagai desa yang terintegrasi dimana hal tersebut akan terjadi apabila terjalin kerjasama yang baik dengan adanya kegiatan yaitu kegiatan gotong royong secara teratur yang dilakukan bersama dan kegiatan lainnya misalnya memperingati hari-hari besar seperti hari Nasional, 17 Agustus, ulang Tahun Kabupaten maupun hari-hari besar keagamaan. Setiap kegiatan dilakukan musyawarah bersama yang di hadiri oleh perwakilan dari pengurus penyelenggara seperti perwakilan dari ketua pemuda setempat, perwakilan Desa, Camat, ketua ulama agama dan lain sebagainya, baik berasal dari etnis manapun. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi diskriminasi dan akan menjalin kerukunan antar etnis yang ada di Desa Sipora Jaya. 4. Bentuk-bentuk Srategi Masyarakat Multikultual yang ada di Desa Sipora Jaya Dalam melakukan suatu hubungan atar masyarakat yang memiliki keberagaman budaya atau multikultural seperti di Desa Sipora Jaya, mereka masyarakatnya harus mampu membangun solidaritas antar masyarakatnya dengan berbagai strategi yang di gunakan. Bentuk strategi yang di gunakan oleh masyarakat di Desa Sipora Jaya untuk membangun solidaritas adalah dengan cara : 1. Kerjasama dalam suatu kelompok masyarakat Dalam membangun solidaritas mereka memiliki suatu kegiatan bersama melalui dukungan bersama. Seperti saling menolong dalam segala hal. Baik menolong dalam hal membantu orang mendirikan rumah, menolong orang sakit dan lain sebagainya. Sikap saling menolong yang dimiliki oleh beragam etnis di Desa ini,
6 merupakan sikap keseharian yang memang sudah ada dalam diri masing-masing etnis tanpa paksaan dari siapa pun. Selain bentuk kerjasama diatas, strategi yang dilakukan oleh masyarakat tersebut dalam membangun solidaritas yaitu dengan ikut berpartisipasi dalam hal apapun. Misalnya berpartisipasi dalam membuat acara 17 Agustus dengan di dukung oleh semua masyarakatnya yang di perlihatkan dari antusias mereka dalam memberikan sumbangan untuk memeriahkan acara tersebut atas kesadaran dan keiklasan dari diri masing-masing individunya. 2. Saling Percaya Menurut Tilaar (2007) kepercayaan menentukan kelanjutan hidup suatu manusia atau kelompok masyarakat. Tanpa adanya saling percaya akan timbul saling mencurigai satu dengan yang lainnya dan berarti bubarnya suatu kelompok. Untuk membentuk suatu kelompok masyarakat yang solid, maka perlu di tekankan sikap saling percaya terhadap kelompok antar masyarakat. Untuk membangun rasa saling percaya memang tidak mudah untuk melakukannya, perlu adanya sikap saling menghargai, tenggang rasa atau toleransi yang tinggi. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat yang ada di Desa Sipora Jaya, yang masih menjunjung tinggi rasa kepercayan terhadap agama maupun etnis lain. Mereka tidak pernah memiliki rasa saling mencurigai antar sesama masyarakatnya. Karena mereka saling menyadari bahwa mereka hidup sebagai perantau yang memiliki satu tujuan yang sama dan mereka menganggap bahwa mereka merupakan satu kesatuan. 3. Menghargai dan Menghormati Nilainilai dalam kelompok Nilai yang sangat di junjung tinggi di Desa Sipora ini yaitu kita saling memahami perbedaan dan mendahulukan persamaan dan persatuan diatas segalanya yang merupakan bentuk dari rasa menghargai dan menghormati. Nilai-nilai yang di bangun bersama di sini dapat berupa saling menjunjung tinggi adat istiadat dari masingmasing etnis misalnya di sini adat Jawa dan Minang. Nilai adat istiadat tersebut di wujudkan dalam proses perkawinan antar kedua etnis. Perkawinan terhadap kedua kelompok etnis yang berbeda akan melahirkan perpaduan dua kebudayan yang dapat membawa masyarakatnya mencapai pada taraf hidup rukun, dengan adanya kejadian perkawinan tersebut akan menjadikan di antara masyarakatnya semakin solid karena mereka menjadi satu keluarga meski dalam konteks adat yang berbeda.
7 4. Kegiatan Sosial Sebagai makhluk sosial tentunya kita hidup dengan saling berdampingan dan saling membutuhkan, makanya kita hidup dengan membentuk suatu organisasi yang memiliki tanggung jawab bersama. Organisasi tersebut dapat berupa orpem (oganisasi pemuda), karang taruna, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan organisasi-organisasi masyarakat setempat seperti membentuk kelompok Yasinan. Kerjasama untuk saling membantu, saling menghargai dan membentuk suatu perkumpulan merupakan pokok persoalan yang paling penting dalam masyarakat yang membangun solidaritas. Dengan di adakannya suatu organisasi di dalam suatu masyarakat maka akan membentuk kesolidan yang sangat kuat karena mereka memiliki kegiatan dan tanggung jawab bersama yang harus dipikul bersama karena mereka memiliki tujuan bersama. 5. Gotong Royong Dalam kehidupan di Desa Sipora Jaya ada beberapa kegiatan sosial yang dilakukan dengan bergotong royong dan saling membantu apabila ada warga yang sedang mengadakan kegiatan seperti ada acara pernikahan, acara sunatan, ada orang meninggal dan lain-lainnya, tidak hanya itu gotong royong juga dilakukan apabila ada acara-acara tertentu seperti acara ulang tahun Kabupaten atau acara 17 Agustus, apabila desa mengadakan acara perayaan di hari tersebut, untuk menggerakkan acara tersebut adalah kerjasama dan gotong royong dari masyarakat sehingga acara tersebut berjalan lancar. Selain itu, di Desa Sipora Jaya dalam kegiatan sosial biasanya mengadakan gotong royong dalam hal kegiatan kebersihan lingkungan selain itu juga kalau ada acara dari kecamatan atau PKK, kita bekerja secara bersama-sama. Hal ini dilakukan guna menjaga perpaduan baik etnis maupun agama yang ada. KESIMPULAN Faktor pendorong masyarakat membangun solidaritas, yaitu : 1). Faktor individu, 2). Faktor lingkungan, 3). Faktor agama, 4). Faktor karena paksaan. Dari faktor-faktor tersebut ada suatu strategi yang dilakukaan oleh masyarakat Desa Sipora Jaya dalam membangun solidaritas yaitu dengan cara melakukan suatu kegiatan bersama dan membentuk satu lembaga atau organisasiorganisasi sebagai alat pemersatu antar masyarakatnya. Bentuk strategi yang di gunakan dalam menghindari konflik yaitu dengan cara : 1). Adanya kerjasama dalam suatu kelompok masyarakat. 2). Adanya sikap saling percaya. 3). Menghargai dan menghormati nilai-nilai dalam kelompok
8 masyarakat. 4). Diadakannya kegiatan Sosial dan 5). Gotong royong. DAFTAR PUSTAKA Tilaar Mengindonesia, Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta. Johnson, Doyle Paul, Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jilid I. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Klinken, Gerry Van Perang Kota Kecil.Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Setiadi, Elly M dan Usman Kolip Pengantar Sosiologi. Bandung : Kencana. Suryabrata, Sumadi Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers.
9
BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Solidaritas sosial menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat
Lebih terperinciTUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA
TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA Nama : M. Akbar Aditya Kelas : X DGB SMK GRAFIKA DESA PUTERA Kerukunan Antar Umat Beragama. Indonesia adalah salah satu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang dicirikan oleh adanya keragaman budaya. Keragaman tersebut antara lain terlihat dari perbedaan bahasa, etnis dan agama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia ditakdirkan menghuni kepulauan Nusantara ini serta terdiri dari berbagai suku dan keturunan, dengan bahasa dan adat istiadat yang beraneka ragam,
Lebih terperinciMEILIN NENCY NPM:
STRATEGI PENDUDUK TRANSMIGRAN DALAM MEWUJUDKAN INTEGRASI DENGAN PENDUDUK ASLI DI JORONG SUNGAI TAMBANG II NAGARI SIJUNJUNG KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. A. Penanaman Nilai-nilai Multikultural pada Masyarakat Dusun. masyarakatnya. Masyarakat dusun Mojokerep yang ikut berperan dalam
BAB IV ANALISIS A. Penanaman Nilai-nilai Multikultural pada Masyarakat Dusun Mojokerep Dalam menanamkan nilai-nilai multikultural, tidak lepas dari peran masyarakatnya. Masyarakat dusun Mojokerep yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia yang di bangun di atas keberagaman/kemajemukan etnis, budaya, agama, bahasa, adat istiadat.kemajemukan merupakan kekayaan bangsa Indonesia, sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berbhineka, baik suku bangsa, ras, agama, dan budaya. Selain itu, kondisi geografis dimana bangsa Indonesia hidup juga
Lebih terperinciPOLA INTERAKSI ANTAR SUKU BANGSA DI DESA SIOBAN KECAMATAN SIPORA SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL TRY MAYZON NPM.
POLA INTERAKSI ANTAR SUKU BANGSA DI DESA SIOBAN KECAMATAN SIPORA SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL TRY MAYZON NPM. 09070116 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Dari hasil penelitian dapat disimpulkan secara umum bahwa masyarakat kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai sebuah negara yang besar berdiri dalam sebuah kemajemukan komunitas. Beranekaragam suku bangsa, ras, agama, dan budaya yang masingmasing mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada
Lebih terperinciJURNAL KORI HARTATI NIM
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KURANGNYA MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN ANAK KE TINGKAT SMP DI KAMPUNG SUNGAI SALAK NAGARI KOTO RAWANG KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai suatu negara multikultural merupakan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai etnik yang menganut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena di dalam kehidupannya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Pada diri manusia juga terdapat
Lebih terperinciKAWIN TANGKAP PENGENDALIAN PERILAKU REMAJA DI NAGARI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT
KAWIN TANGKAP PENGENDALIAN PERILAKU REMAJA DI NAGARI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT Dedi Mardia Fitri 1 Erianjoni, M.Si 2 Elvawati, M.Si 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
STRATEGY IN AVOIDING CONFLICT MULTICULTURAL SOCIETY (Case Study: Community In Nagari Koto Baru District Luhak Nan Duo West Pasaman) Elly Kristin Debora 1 Dian Kurnia Anggreta M.Si 2 Faishal Yasin S.Sos
Lebih terperinciBAB IV BENTUK KERUKUNAN UMAT BERGAMA ISLAM DAN KRISTEN DI DESAMIAGAN. A. Bentuk Kerukunan Beragama Islam Dan Kristen Pada Hari Besar
BAB IV BENTUK KERUKUNAN UMAT BERGAMA ISLAM DAN KRISTEN DI DESAMIAGAN A. Bentuk Kerukunan Beragama Islam Dan Kristen Pada Hari Besar Nasional Adapun bentuk kerukunan umat beragama Islam dan umat beragama
Lebih terperinciPERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PASCA KONFLIK LAHAN ANTARA WARGA DENGAN TNI DI DESA SETROJENAR KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN RINGKASAN SKRIPSI
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PASCA KONFLIK LAHAN ANTARA WARGA DENGAN TNI DI DESA SETROJENAR KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN RINGKASAN SKRIPSI Oleh : UMI NURROISAH NIM. 10413244010 JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai perbedaan latar belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam ciri-ciri fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan, kebutuhan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana masing-masing
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup yaitu sebagai seorang individu dan mahluk sosial. Sebagai seorang individu manusia mempunyai beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain, mulai dari lingkungan lokal (keluarga) sampai ke lingkungan sosial luar (masyarakat).
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1 Identifikasi Masalah Manusia entah sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial membutuhkan orang lain dalam lingkup kehidupannya. Manusia akan selalu berhadapan
Lebih terperinci2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakteristik semua kebudayaan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat merupakan organisme hidup karena masyarakat selalu mengalami pertumbuhan, saling mempengaruhi satu sama lain dan setiap sistem mempunyai fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam suku, budaya, bahasa, ras, agama, yang berbeda-beda namun tetap dalam satu wadah yang sama, dalam suatu perbedaan yang dimiliki
Lebih terperinciUPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN
UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN Syarif Firmansyah Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial IKIP PGRI
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan kasus konversi agama di Bukitsari maka dapat disimpulkan bahwa beberapa kepala keluarga (KK) di daerah tersebut dinyatakan benar melakukan pindah agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan pulau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan pulau yang tak terhitung jumlahnya. Bentuk negara kepulauan tersebutlah yang menghasilkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan apabila ada interaksi sosial yang positif, diantara setiap etnik tersebut dengan syarat kesatuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Kemajukan ini di tandai oleh adanya suku-suku bangsa yang masing-masing
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG
PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : bahwa guna melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sejak berdiri, wilayah Indonesia dihuni oleh berbagai kelompok etnik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki sekitar 500-an suku bangsa. Sejak berdiri, wilayah Indonesia dihuni oleh berbagai kelompok etnik, agama dan ras yang hidup
Lebih terperinciPOLA INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TRANSMIGRAN BATAK DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI NAGARI SUNGAI KUYUNG KECAMATAN PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN
POLA INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT TRANSMIGRAN BATAK DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI NAGARI SUNGAI KUYUNG KECAMATAN PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Oleh ERENDA ELENDITA NPM: 10070137 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang berdiri di atas empat pilar berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia, dan Bhinneka
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA a. Realitas Kerukunan Antar Umat Beragama di Desa Banyutowo Indonesia adalah negara multi etnis, multi kultur dan multi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bergaul, bekerja, tolong menolong, kerja bakti, keamanan, dan lain-lain.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri, melainkan memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDHULUAN. keseluruhan aspek budaya tersebut, melainkan mencoba. bagaimana sebuah budaya asli dapat mengekspresikan nilai-nilai bagi
BAB I PENDHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini akan membahas tentang implementasi nilai-nilai multikultural di dusun Mojokerep, Mojosari. Menurut Lawrence Blum, multikulturalisme adalah sebuah pemahaman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Bahan ajar dijadikan sebagai salah satu sumber informasi materi yang penting bagi guru maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia sangatlah beragam dan multikultural baik dalam hal budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya keanekaragaman
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012
Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK 2563 TINGKAT NASIONAL
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) M A T A K U L I A H P E N G A N T A R S O S I O L O G I OLEH : Prof. Dr. DASIM BUDIMANSYAH, M. Si Dr. ELLY MALIHAH, M. Si MIRNA NUR ALIA ABDULLAH, M.Si JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinci2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan ini merupakan inti pembahasan yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian yang dikaji. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. solidaritas di antara individu maupun kelompok. dengan yang lain atau (give and take) melalui berbicara atau saling menukar tanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial siswa tidak dapat hidup sendiri tetapi membutuhkan siswa yang lainnya. Dalam menjalani kehidupan antara yang satu dengan yang lain pasti
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Modul ke: 03Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Identitas Nasional Wibisono SH MSi Program Studi Akuntansi Tujuan Perkuliahan Mampu menjelaskan: A. Pengertian Identitas Nasional B. Parameter
Lebih terperinciTEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL
II. TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL A. Konflik Istilah konflik secara etimologis berasal dari bahasa latin con yang berarti bersama dan fligere yang berarti benturan atau tabrakan. Jadi, konflik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahluk biologis merupakan individu yang mempunyai potensi-potensi diri yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang memiliki akal pikiran yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Namun demikian sebagai mahluk biologis merupakan individu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat merupakan salah satu prasyarat untuk mewujudkan kehidupan masyarakat modern yang demokratis.
Lebih terperinciBAB II TEORI SOLIDARITAS EMILE DURKHEIM. ataupun kelompok sosial karena pada dasarnya setiap masyarakat membutuhkan
27 BAB II TEORI SOLIDARITAS EMILE DURKHEIM A. Teori Solidaritas Emile Durkheim. Solidaritas adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh sebuah masyarakat ataupun kelompok sosial karena pada dasarnya setiap
Lebih terperincisejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala
A. Latar Belakang Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internsional, memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama, keyakinan, ras, adat, nilai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang mempunyai tingkat keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Bahwasanya kehidupan di dunia ini pada kodratnya diciptakan dalam bentuk yang
63 BAB IV ANALISIS DATA A. Faktor yang Melahirkan Konflik Berdasarkan pemaparan landasan teoritis tentang konflik antar agama di atas. Bahwasanya kehidupan di dunia ini pada kodratnya diciptakan dalam
Lebih terperinciKONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU
BAB VI KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU Konflik merupakan sebuah fenonema yang tidak dapat dihindari dalam sebuah kehidupan sosial. Konflik memiliki dua dimensi pertama adalah dimensi penyelesaian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
178 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh beberapa temuan penelitian yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Berikut
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan Data.
219 BAB VI PENUTUP Dari hasil analisa terhadap ulos dalam konsep nilai inti berdasarkan konteks sosio-historis dan perkawinan adat Batak bagi orang Batak Toba di Jakarta. Juga analisa terhadap ulos dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Kegiatan Gotong Royong. beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kegiatan Gotong Royong 1. Pengertian Kegiatan Menurut UU RI NO 15 TH 2006, kegiatan adalah sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya, baik yang berupa personel
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. jika yang dinamakan hidup bersama dan berdampingan pasti ada masalah
BAB IV ANALISA DATA A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat Keadaan kerukunan di Desa Balonggarut antara Islam dan Hindu masuk dalam kategori damai tanpa konflik. Meskipun dalam suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalu penggunaan simbol (Samovar, 2014,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TOLERANSI KEBHINNEKAAN PADA MASYARAKAT MAJEMUK DI DUSUN CETHO DESA GUMENG KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR
IMPLEMENTASI TOLERANSI KEBHINNEKAAN PADA MASYARAKAT MAJEMUK DI DUSUN CETHO DESA GUMENG KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya bangsa dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayah negara yang terbentang luas
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN. 1. Solidaritas Sosial sebagai Kekuatan dalam Hubungan Kekerabatan dan
BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN 1. Solidaritas Sosial sebagai Kekuatan dalam Hubungan Kekerabatan dan Perkawinan Masyarakat Aimoli Masyarakat di kampung Aimoli meyakini bahwa mereka adalah satu keluarga
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dari pembahasan hasil penelitian pada BAB IV peneliti dapat merumuskan kesimpulan dan rekomendasi untuk berbagai pihak. A. Simpulan 1. Simpulan Umum Masyarakat Dusun Kalibago merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu suku yang dapat ditemui di Sumatera bagian Utara yang ber-ibukota Medan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan memiliki penduduk dengan beraneka ragam suku. Suku Batak merupakan salah satu suku yang dapat ditemui
Lebih terperinciJurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
SOLIDARITAS SOSIAL ANGGOTA RCL (REMAJA CINTA LINGKUNGAN) DI SMA NEGERI 12 MAKASSAR Wahyuni Haring Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini betujuan 1) untuk mengetahui bagaimana solidaritas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN Setelah penulis mengumpulkan data penelitian di lapangan tentang toleransi antar umat beragama di kalanga siswa
Lebih terperinciANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG PARTISIPATIF (STUDI KASUS DI DESA DOLOK MERAWAN) SKRIPSI
ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG PARTISIPATIF (STUDI KASUS DI DESA DOLOK MERAWAN) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi
Lebih terperinciINTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo)
1 2 INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo) Pembimbing : Drs. Darwin Une, M.Pd * Sutrisno Mohamad, S.Pd, M.Pd ** Chairunnisyah Arief Jurusan Sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di sekitar lingkungan kita. Perpindahan yang kita temukan seperti perpindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kemajemukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kemajemukan penduduk yang berdasarkan suku bangsa, budaya, ras dan agama. Kemajemukan yang ada pada bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki culture yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki culture yang beraneka ragam, mulai dari tanah Sumatra hingga Papua sehingga tercipta kebudayaan yang berbeda
Lebih terperinciARTIKEL E JURNAL. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (SI) Oleh: RISKA UTARI
UPAH PANEN PEKERJA TANI SAWAH (Analisis Sosiologi Gender Tentang Perbedaan Upah Antar Pekerja Perempuan dengan Pekerja Laki-laki dari Jenis Pekerjaan yang Sama di Nagari Riak Danau, Kecamatan Basa Ampek
Lebih terperinciBAB IV TEMUAN PENELITIAN. A. Bentuk-bentuk Harmoni Sosial Keagamaan. informan diketahui bahwa ada beberapa bentuk kegiatan yang dilakukan
BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Bentuk-bentuk Harmoni Sosial Keagamaan Dari hasil observasi dilapangan dan hasil wawancara kepada informan diketahui bahwa ada beberapa bentuk kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Selain merubah status seseorang dalam masyarakat, pernikahan juga merupakan hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu berupa kekayaan alam maupun kekayaan budaya serta keunikan yang dimiliki penduduknya. Tak heran
Lebih terperinciFUNGSI MALAM BAETONG DALAM UPACARA PERKAWINAN BAGI MASYARAKAT TIKU KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM
FUNGSI MALAM BAETONG DALAM UPACARA PERKAWINAN BAGI MASYARAKAT TIKU KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM Jurnal MARNI 09070325 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah ideologi bangsa Indonesia, tentu tidak terlepas dari Pancasila. Sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila
Lebih terperinciAbigail Allo Karangan
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TANGGUNG JAWAB BADAN USAHA DALAM PELAKSANAAN KEWAJIBAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN DALAM SISTEM HUKUM INDONESIA Abigail Allo Karangan 0987006 ABSTRAK Perkembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku bangsa,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku bangsa, bahasa serta agama yang bervariasi. Hal ini disebabkan karena Indonesia merupakan negara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam suatu masyarakat adalah sebagai penerus cita-cita bangsa dan bagaimana
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Generasi muda pada umumnya dapat dipandang sebagai salah satu tahap dalam pembentukan kepribadian manusia dalam proses mencari bagaimana bentuk masa muda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan suatu kenyataan
Lebih terperinciKEBUDAYAAN BUGIS DALAM NOVEL CALABAI PEREMPUAN DALAM TUBUH LELAKI KARYA PEPI AL-BAYQUNIE ABSTRACT
KEBUDAYAAN BUGIS DALAM NOVEL CALABAI PEREMPUAN DALAM TUBUH LELAKI KARYA PEPI AL-BAYQUNIE Yudi Zulhendra 1, Wahyudi Rahmat 2, Aruna Laila 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MALANG
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB REMAJA MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS DI JORONG PASA NAGARI ALAHAN MATI KECAMATAN SIMPATI KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL E JURNAL
FAKTOR PENYEBAB REMAJA MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS DI JORONG PASA NAGARI ALAHAN MATI KECAMATAN SIMPATI KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL E JURNAL Oleh: MAULA AUFITRI AHDA NPM. 10070039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SELAYAR, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEPALA DESA DALAM MELESTARIKAN TRADISI GOTONG ROYONG DI DESA TABA PASEMAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEPALA DESA DALAM MELESTARIKAN TRADISI GOTONG ROYONG DI DESA TABA PASEMAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH Oleh: Evsa Wulan Suri ABSTRAKSI Gotong royong adalah ciri dari kehidupan bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adat istiadat (tradisi). Semua itu tercermin dalam kehidupan sehari-hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang majemuk atau heterogen. Bangsa Indonesia mempunyai beraneka ragam suku bangsa, budaya, agama, dan adat istiadat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama pada agama dan suku. Di Indonesia mempunyai enam agama yang. buku Bunyamin Molan (2015:29) adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang terdiri dari bermacam-macam adat istiadat, agama, suku, ras, bahasa dan budaya. Sehingga Indonesia mempunyai banyak
Lebih terperinciBAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini
BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM Melihat kondisi solidaritas dan berdasarkan observasi, serta wawancara dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kompetisi yang ketat. Pengaruh budaya asing juga sangat membentuk kepribadian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dalam masa pembangunan saat ini dituntut untuk melakukan kompetisi yang ketat. Pengaruh budaya asing juga sangat membentuk kepribadian masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara multikultural yang masyarakatnya memiliki beragam suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Keberagaman tersebut dapat memunculkan sikap
Lebih terperinciAnalisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung sebagai Desa Wisata
Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung sebagai Desa Wisata Hanifah Gunawan 1, Karim Suryadi 2, Elly Malihah 3 1 SMA Negeri 2 Cianjur 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi 3 Dosen
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat
Lebih terperinciMasyarakat (1) Pengatar Antropologi. Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1
Masyarakat (1) Pengatar Antropologi Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 Kehidupan Kolektif dan Definisi Masyarakat Wujud Kolektif Manusia Unsur-unsur Masyarakat Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 2 Dari
Lebih terperinciPentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa
Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata toleran yang berarti sifat/sikap menenggang (menghargai,
Lebih terperinciHILANGNYA KEDUDUKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
HILANGNYA KEDUDUKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT NAMA : AZKA FAZA AULIARAHMA NIM : 11.11.5215 KELOMPOK JURUSAN DOSEN : E : S1-TI : Dr. Abidarin Rosidi, M.Ma Tugas Akhir Mata Kuliah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya menempati posisi sentral dalam tatanan hidup manusia. Manusia tidak ada yang dapat hidup di luar ruang lingkup budaya. Budaya dapat memberikan makna pada hidup
Lebih terperinciMASYARAKAT DAN KOMUNITAS
MASYARAKAT DAN KOMUNITAS MASYARAKAT DAN KOMUNITAS Masyarakat dibedakan dari Komunitas??? MASYARAKAT (SOCIETY) APAKAH MASYARAKAT ITU??? Masyarakat memiliki beragam makna 1.Menurut istilah masyarakat merupakan
Lebih terperinci2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinci