TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG PERUBAHAN FISIK SAAT MENOPAUSE DI RW 06 DESA KRANGKUNGAN PANDES WEDI KLATEN TAHUN 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 45-65 TAHUN TENTANG PERUBAHAN FISIK SAAT MENOPAUSE DI RW 06 DESA KRANGKUNGAN PANDES WEDI KLATEN TAHUN 2012"

Transkripsi

1 TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG PERUBAHAN FISIK SAAT MENOPAUSE DI RW 06 DESA KRANGKUNGAN PANDES WEDI KLATEN TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : DEWI INDAH MARTA SULISTYAWATI NIM : B PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

2 HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG PERUBAHAN FISIK SAAT MENOPAUSE DI RW 06 DESA KRANGKUNGAN PANDES WEDI KLATEN TAHUN 2012 Diajukan Oeh : DEWI INDAH MARTA SULISTYAWATI NIM : B Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal Pembimbing ERNAWATI, SST NIK ii

3 HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG PERUBAHAN FISIK SAAT MENOPAUSE DI RW 06 DESA KRANGKUNGAN PANDES WEDI KLATEN TAHUN 2012 Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh : DEWI INDAH MARTA SULISTYAWATI NIM : B Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program Studi D III Kebidanan Pada tanggal 2012 PENGUJI I PENGUJI II (DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK (ERNAWATI, SST) NIK Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, KaProdi D III Kebidanan (DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Tahun tentang Perubahan Fisik Saat Menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Ernawati, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Segenap responden wanita usia tahun di Rw 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten, yang telah bersedia menjadi responden. 5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta yang secara tidak langsung telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. iv

5 6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam studi kasus ini. 7. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat serta dukungan secara moral, material, dan spiritual. 8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu dan memberikan informasi serta dukungan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, diharapkan masukan dari semua pihak berupa saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, 2012 Penulis v

6 MOTTO Orang yang berfikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh ke belakang dan segala sesuatu bergerak maju ke depan maka itu, jangan pernah melawan sunnah kehidupan (DR. Aidh al-qarni). Not impossible but I m possible. Cara terbaik untuk keluar dari suatu persoalan adalah memecahkannya. Jangan larut dalam suatu kesedihan, karena masih ada hari esok yang menyongsong dengan sejuta kebahagiaan. Berbuatlah, hanya dengan begitu kita dapat membuat mungkin apa yang tidak mungkin. Menjadilah orang yang pantas untuk disayangi, karena dengan memantaskan diri tersebut kita sedang memperbaiki diri. Saya tidak mempunyai banyak waktu untuk membenci orang yang membenci saya, karena saya terlalu sibuk mencintai orang-orang yang mencintai saya (Mario Teguh). vi

7 PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada : Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas dukungan moril dan materil yang telah diberikan. Kakak serta adikku yang selalu memberikan inspirasi. Sang motivator, yang selalu memberikan support mental serta katakata pencerahnya, yang selalu berhasil membangkitkan jiwa pejuang dalam hidupku. Teman-teman serta para sahabat yang telah berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. Almameter tercinta, STIKes Kusuma Husada Surakarta. vii

8 STIKes Kebidanan Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012 Dewi Indah Marta Sulistyawati TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG PERUBAHAN FISIK SAAT MENOPAUSE DI RW 06 DESA KRANGKUNGAN PANDES WEDI KLATEN 2012 xv + 47 halaman + 13 lampiran + 2 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Setiap wanita akan mengalami menopause dalam siklus kehidupannya. Perubahan yang mencolok dalam masa menopause terlihat pada perubahan fisik dan perubahan psikis. Menopause terjadi karena proses perubahan hormonal dalam tubuh. Tingkat pengetahuan wanita yang kurang tentang perubahan fisik saat menopause akan menyebabkan berbagai keluhan wanita dalam menghadapi menopause. Hal ini akan mengurangi tingkat kesejahteraan hidup wanita. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang perubahan fisik saat menopause pada kategori baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan 14 Mei 2012, dengan jumlah populasi dan sampel yang sama yaitu 39 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitas. Hasil Penelitian : Diperoleh hasil bahwa wanita usia tahun di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten yang memiliki tingkat pengetahuan baik (12,8%), cukup (71,8%) dan kurang (15,4%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten adalah cukup (76,9%). Kemungkinan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, informasi dan pengalaman yang masih relatif rendah. Kata Kunci : Pengetahuan Wanita, Perubahan Fisik, Menopause Kepustakaan : 16 buku (Tahun 2005 s/d 2010) viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv MOTTO v PERSEMBAHAN.....vii CURICULUM VITAE viii INTISARI...ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN.... xv BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan penelitian... 3 D. Manfaat Penelitian... 4 E. Keaslian Penelitian... 5 F. Sistematika Penelitian... 6 ix

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Pengetahuan... 8 a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan... 8 b. Tingkat Pengetahuan... 9 c. Cara-Cara Memperoleh Pengetahuan Menopause a. Pengertian Menopause b. Perubahan Fisik Saat Menopause c. Gangguan Kesehatan Saat Menopause d. Faktor Utama yang Mempengaruhi Menopause e. Hubungan Seks Sehat di Masa Menopause f. Penatalaksanaan Pada Masa Menopause B. Kerangka Teori C. Kerangka Konsep BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel D. Instrumen Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data x

11 F. Variabel Penelitian G. Definisi Operasional H. Metode Pengolahan dan Analisa Data I. Etika Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 41 B. Hasil Penelitian C. Pembahasan D. Keterbatasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi Kisi Kuisioner 29 Tabel 4.1 Hasil Penelitian...42 xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori 28 Gambar 2.2 Kerangka Konsep xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas Lampiran 5. Surat Balasan dari Lahan Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 7. Surat Balasan dari Lahan Lampiran 8. Surat Permohonan Responden Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden Lampiran 10. Kuesioner Lampiran 11. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 12. Hasil Tabulasi Penelitian Lampiran 13. Lembar Konsul xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menjalani kehidupan, mau tidak mau kita akan sampai pada pintu gerbang yang akan menuju usia tua (Lestary, 2010). Peningkatan pelayanan kesehatan dan membaiknya keadaan ekonomi kita membawa dampak pada peningkatan harapan hidup, sehingga bertambah banyak orang yang akan mencapai lanjut usia (Proverawati, 2010). Kesehatan mereka harus mendapat perhatian. Dalam perjalanan hidupnya, wanita yang mencapai usia 45 tahun mengalami penuaan indung telur sehingga tidak sanggup memenuhi hormon estrogen sehingga menimbulkan berbagai perubahan fisik. Hal ini lebih dikenal dengan sebutan menopause. Menopause yaitu terhentinya mensturasi. Perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin menonjol (Ayu CM, 2009). Semua gejala ini akan mengganggu kehidupan sosial dan usaha serta saling menopang sehingga merupakan masalah yang semakin berat. Disamping dipengaruhi oleh terjadinya berbagai perubahan yang menimbulkan keluhan-keluhan fisik seperti, keringat malam, vagina mengering dan kulit mulai mengeriput. Keadaan-keadaan tersebut secara psikologis menekan meskipun ada juga wanita yang tidak mengalami keluhan-keluhan perubahan fisik saat datangnya menopause (Lestary, 2010). 1

16 2 Peran tenaga kesehatan dalam menanggulangi masalah menopause khususnya perubahan fisik saat menopause adalah dengan cara memberikan KIE, guna mengantisipasi masalah yang berkaitan dengan menopause. Bila keluhan fisik maupun psikologis saat menopause tidak ditangani dengan benar maka akan menimbulkan masalah yang besar bagi kehidupan wanita seperti, kecemasan, kurang percaya diri, stress dan titik klimaksnya bisa menyebabkan kerenggangan dalam rumah tangga. Maka pembekalan ilmu pengetahuan tentang menopause dan peran tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk menanggulanginya (Kompas, 2001). Berdasarkan data statistik yang diperoleh, jumlah wanita yang akan masuk usia menopause di Jawa Tengah pada tahun 2012 mencapai 1,5 juta jiwa (Fajar, 2012). Kemudian pada tahun 2012 di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten terdapat jumlah penduduk sebanyak 343 jiwa (100 %). Diantaranya penduduk pria 163 jiwa (47,52 %) dan penduduk wanita 180 jiwa (52,48 %). Penduduk wanita dewasa diklasifikasikan lagi menjadi dua, yakni : wanita belum menopause sebanyak 86 jiwa (68,30 %) serta wanita sudah menopause 39 jiwa (31,70 %). Jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 39 orang, sedangkan yang digunakan dalam studi pendahuluan adalah 10 orang. Sehingga tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten pada tahun 2012 dapat ditunjukkan, bahwa responden yang pengetahuannya tentang perubahan fisik saat menopause cukup adalah 3 orang (30%).

17 3 Sedangkan responden yang pengetahuannya tentang perubahan fisik saat menopause kurang adalah 7 orang (70%). Maka penulis bermaksud melakukan penelitian guna mengetahui pengetahuan wanita tentang perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah penelitian adalah Bagaimana Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Tahun tentang Perubahan Fisik Saat Menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten pada tahun 2012? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang perubahan fisik saat menopause. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten pada kategori baik. b. Mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten pada kategori cukup.

18 4 c. Mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia tahun tentang perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten pada kategori kurang. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam lingkungan kesehatan wanita, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam memberikan pelayanan kesehatan wanita, khususnya perubahan fisik pada masa menopause. 2. Bagi Peneliti Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh saat perkuliahan dan mendapatkan pengalaman baru tentang perubahan fisik saat menopause. 3. Bagi Institusi a. Lahan Menambah wawasan masyarakat tentang perubahan fisik yang terjadi pada wanita menopause. b. Pendidikan Sebagai bahan referensi dan acuan dalam memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang perubahan fisik saat menopause.

19 5 E. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian ini sudah pernah dilakukan oleh : 1. Sri Haryati (2006), Pengetahuan Ibu Premenopause tentang Menopause di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kuantitatif dengan menggunaan pendekatan cross sectional. Hasil tentang menopause secara umum adalah 38 responden atau 80,35 % dikategorikan baik dan 19,15 % dikategorikan kurang baik dan tidak ditemukan. 2. Anita (2004), Perilaku Wanita Memasuki Masa Menopause Di Paguyuban Melati Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta. Penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif yang bersift eksploratif dengan pendekatan naturalitik. Hasil pendekatan diperoleh keluhan yang dirasakan wanita premenopause sebagian besar adalah berat badan yang bertambah dan cepat lelah. 3. Retno (2006), Perbedaan Tingkat Depresi Antara Menopause yang Bekerja dan Tidak Bekerja Di Kelurahan Condong Catur Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan rancangan penelitian cross sectional dan menggunakan analisis data deskriptif konparatif dan korelasi. Hasil penelitian ini diperoleh sebagian besar responden yang diteliti tidak menderita depresi kemudian depresi ringan. Berdasarkan chi square test, tidak terdapat perbedaan tingkat depresi secara statistik antara kedua kelompok. Terdapat hubungan antara

20 6 stressor psikososial, dukungan sosial wanita yang bekerja dan nilai r (0,361) pada wanita dan tidak bekerja. Dalam penelitian ini perbedaan terletak pada jenis pendekatan, lokasi penelitian, waktu penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel. Sedangkan persamaan dalam penelitian ini terletak pada judul. F. SISTEMATIKA PENELITIAN Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab yaitu : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan tentang isi Karya Tulis Ilmiah secara singkat yang meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang teori teori masalah yang akan diteliti yaitu pengetahuan, menopause, perubahan fisik, keluhan perubahan fisik, faktor yang mempengaruhi menopause, kerangka teoritis, dan kerangka konsep penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, alat penelitian, metode pengambilan data, jalannya penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan, analisis data dan etika penelitian.

21 7 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini terdiri dari gambaran umum, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan. BAB V PENUTUP Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera. b. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : 1) Tingkat Pendidikan Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. 2) Informasi Seorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas. 3) Budaya Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan. 8

23 9 4) Pengalaman Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal. 5) Sosial-Ekonomi Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup semakin tinggi, tingkat sosial ekonomi akan bertambah tingkat pengetahuan. c. Tingkat dalam Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2005), antara lain: 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di -

24 10 dalam suatu struktur organisasi tersebut dan yang masih saling berkaitan. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru formulasi-formulasi yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek dimana kriteria penilaian suatu materi atau obyek ditentukan oleh diri sendiri. d. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni : 1) Cara Tradisional atau Non Ilmiah (tanpa melalui penelitian ilmiah) Cara tradisional atau non ilmiah ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis.

25 11 Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi : a) Cara coba-salah (Trial and Eror) Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih digunakan terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini telah banyak jasanya terutama dalam meletakkan dasar-dasar menemukan teori-teori dalam berbagai ilmu pengetahuan. b) Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun Pada suatu hari Summers sedang bekerja dengan ekstrak acetone dan karena terburu-buru ingin bermain tenis, maka ekstrak acetone tersebut disimpan di dalam kulkas. Keesokan harinya ketika ingin meneruskan percobaannya, ternyata ekstrak acetone yang disimpan di dalam kulkas tesebut timbul kristal-kristal yang kemudian disebut enzim urease. c) Cara Kekuasaan atau Otoritas Prinsip ini adalah orang lain menerima padahal yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoriter tanpa terlebih dulu menguji atau memberikan kebenaran baik -

26 12 berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman pribadi adalah pengalaman untuk mempengaruhi kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan berfikir kritis dan logis. e) Cara Akal Sehat (Common Sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya menuruti nasihat orang tuanya, atau anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, bahwa hukuman adalah merupakan metode bagi pendidikan anaknya. Pemberian hadiah dan hukuman (reward dan punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f) Kebenaran Melalui Wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini -

27 13 harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai hasil usaha wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia. g) Kebenaran Melalui Intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja. h) Melalui Jalan Pikiran Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran baik melalui induksi maupun deduksi. Pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan kemudian dari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. i) Induksi Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari -

28 14 pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. Kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. Karena proses berpikir induksi, itu beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret kepada hal-hal yang abstrak. Proses berpikir secara induksi dikelompokkan menjadi dua, yakni induksi sempurna dan induksi tak sempurna. Induksi sempurna terjadi apabila kesimpulan diperoleh dari penjumlahan dari kesimpulan khusus. Sedangkan induksi tak sempurna terjadi apabila kesimpulan tersebut diperoleh dari lompatan, dari pernyataan-pernyataan khusus. j) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus. Aristoteles ( SM) mengembangkan ara deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut silogisme. Silogisme ini merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik.

29 15 Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. Di sini terlihat proses berpikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan yang khusus. 2) Cara Modern atau Cara Ilmiah (melaui proses penelitian) Dalam memperoleh pengetahua pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian. Menurut Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan harus dilakukan dengan pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini meliputi tiga hal pokok, yaitu : a) Segala sesuatu yang positif, gejala tertentu yang muncul saat dilakukan pengamatan. b) Segala sesuatu yang negatif, yaitu gejala yang tidak muncul saat dilakukan pengamatan. c) Gejala-gejala yang muncul bervariasi, yaitu gejala yang berubah-ubah pada kondisi tertentu. 2. Menopause a. Pengertian Menopause Menurut Lestary (2010), secara medis istilah menopause mengandung arti berhentinya masa mensturasi, bukan istirahat.

30 16 Pengertian inilah yang mungkin akan mengundang perdebatan di antara para ahli, sebab realitas yang terjadi ketika wanita mengalami menopause masih ada yang haid, masih mengalami kenikmatan seksual dan organ-organ tubuh semakin kuat. Meski menopause mengandung arti akhir masa mensturasi, tapi secara umum menopause mempunyai makna transisi atau peralihan, dari tahun sebelum mensturasi terakhir sampai setahun sesudahnya (Lestary, 2010). b. Proses Terjadinya Menopause Menurut Lestary (2010), menopause terjadi dikarenakan keluarnya hormon dari ovarium (indung telur) sudah mulai berkurang, sehingga mengakibatkan haid tidak teratur bahkan tiba-tiba lenyap sama sekali. Pada kondisi menopause produksi hormon estrogen menjadi berkurang. Meskipun perubahan terjadi juga pada hormon lainnya, seperti progesteron, tetapi perubahan yang mempengaruhi langsung kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi, juga psikis adalah akibat perubahan hormon estrogen (Lestary, 2010). Menurunnya kadar hormon ini menyebabkan terjadi perubahan haid menjadi sedikit, jarang, bahkan siklus haid mulai terganggu. Hal ini disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir rahim akibat rendahnya hormon estrogen (Lestary, 2010). Walau pun reproduksi tidak menjadi tujuan utama, hormonhormon reproduksi tetap memegang peran penting untuk dapat -

31 17 meningkatkan kesehatan. Estrogen dan androgen penting untuk mempertahankan tulang agar kuat, sehat, dan jaringan vagina saluran kencing yang lentur serta untuk kesehatan kulit (Lestary, 2010). 3. Perubahan Fisik Saat Menopause a. Perubahan Organ Reproduksi pada Masa Menopause menurut Proverawati (2010), organ reproduksi yang mengalami perubahan, yaitu : 1) Rahim Rahim mengalami atropi (keadaan kemunduran gizi jaringan), panjangnya menyusut dan dindingnya menipis. Jaringan miometrium (otot rahim) menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung jaringan fibriotik (sifat berserabut secara berlebihan). Leher rahim (serviks) menyusut tidak menonjol ke dalam vagina, bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina. 2) Saluran telur Lipatan-lipatan saluran menjadi lebih pendek, menipis, dan mengkerut, endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang. 3) Serviks (leher rahim) Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek, sehingga menyerupai ukuran serviks fundus saat masa adolesen.

32 18 4) Vagina Vagina mengalami penipisan yang menyebabkan berkurangnya vaskularisasi dan elastisitas pada vagina. Vagina juga mengalami kontraktur (melemahnya otot jaringan), panjang dan lebar vagina juga mengalami pengecilan. 5) Dasar Pinggul Kekuatan dan elastisitas menghilang, karena atrofi dan lemahnya daya sokong disebabkan prolapsus uterus vaginal. 6) Perinium dan Anus Lemak subkutan menghilang, atrofi, otot sekitarnya menghilang yang menyebabkan tonus spinkter melemah dan menghilang. Sering terjadi inkontinensia alvi vagina. 7) Kandung Kencing Tampak aktivitas kendali spinkter dan destrusor hilang, sehingga sering kencing tanpa sadar. 8) Kelenjar Payudara Diserapnya lemak subkutan, atrofi jaringan perenkim, lobulus menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal. Puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga payudara menjadi datar dan mengendor.

33 19 b. Gejala atau Sindrom Menopause Menurut Lestary (2002), gejala atau sindrom menopause antara lain : 1) Perdarahan Perdarahan sering terjadi pada wanita yang sudah menginjak usia 40 tahun. Peradarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah akibat pembuluh darah tersebut mengalami kerusakan. Kerusakan ini terjadi karena benturan fisik atau pecahnya pembuluh darah yang tersumbat, yang akan keluar melalui vagina. Namun perdarahan ini bukan merupakan mensturasi, yang datang tiap bulan melainkan datang secara tidak teratur. Perdarahan normal ini merupakan gejala peralihan Perdarahan abnormal disebabkan beberapa faktor dan belum tentu kanker. Bisa karena infeksi vagina dan polip kandungan. Sekitar 10% sampai 15% perdarahan yang terjadi di masa menopause disebabkan kanker endometrium. 2) Rasa Panas (Hot Flush) Hot Flush adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh bagian atas (leher dan dada). Gejolak panas terjadi karena jaringan-jaringan yang sensitiv atau yang bergantung pada estrogen akan terpengaruh sewaktu kadar estrogen menurun. Gejolak ini sering terjadi pada malam hari sehinnga menyebabkan sulit tidur. Pada cuaca dingin hal ini lebih jarang terjadi dibandingkan musim panas.

34 20 3) Insomnia (Susah Tidur) Pada wanita menopause, kadar serotonin menurun sebagai akibat jumlah estrogen menurun. Serotonin berperan mempengaruhi suasana hati, sehingga jika jumlah serotonin dalam tubuh menurun maka wanita akan mudah depresi dan sulit tidur. Untuk meningkatkan serotonin, harus mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat, pasti banyak juga mengandung protein, terutama asam amonu triptofan, yang meningkatkan serotonin otak. Makanan tinggi karbohidrat juga dapat menimbulkan panas, sebagai hasil dari proses pencernaan dan metabolisme. Panas tersebut dapat membuat orang mengantuk. 4) Kerutan Pada Vagina Gejala pada vagina yang muncul akibat dari perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina berupa vagina menjadi kering dan kurang elastis. Hal ini terjadi karena penurunan kadar estrogen. Selain rasa sakit saat berhubungan intim, gejala yang biasa muncul adalah gatal-gatal pada vagina. Hal ini terjadi karena lapisan pada dinding vagina berkurang dan elastisitas vagina menurun. Untuk menanggulangi masalah ini wanita bisa menggunakan pelumas vagina.

35 21 4. Gangguan Kesehatan Saat Menopause Ada beberapa penyakit yang timbul seiring dengan berjalannya masa menopause, yakni : a. Kulit dan Rambut Pada masa menopause hormon estrogen menurun dan lemak menghilang. Sehingga menyebabkan kulit keriput dan terlihat kendor. Begitu jaga dengan rambut, rambut akan mengalami kerontokan (Lestary, 2010). b. Osteoporosis Osteoporosis adalah suatu penyakit metabolis yang ditandai dengan menurunnya massa tulang dan mikro arsitektur jaringan tulang dengan akibat meningkatnya kerapuhan, serta kecenderungan untuk mengalami fraktur atau patah pulang. Osteoporosis banyak menyerang para lansia. Kejadian osteoporosis ada hubungannya dengan jenis kelamin, karena ada hubungannya pula dengan estrogen. Sehingga wanita menopause lebih rentan terkena osteoporosis. Maka dari itu wanita menopause harus lebih mengkonsumsi kalsium (Lestary, 2010). c. Sakit Kepala Sakit kepala disebabkan karena syaraf pada pembuluh darah yang menuju ke otak dan kepala melar atau mengkerut. Perubahan bulanan dalam penimbunan air adalah penyebab sakit kepala dan pandangan kabur.

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG PERUBAHAN FISIK SAAT MENOPAUSE DI RW 06 DESA KRANGKUNGAN PANDES WEDI KLATEN TAHUN 2012

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG PERUBAHAN FISIK SAAT MENOPAUSE DI RW 06 DESA KRANGKUNGAN PANDES WEDI KLATEN TAHUN 2012 TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 45-65 TAHUN TENTANG PERUBAHAN FISIK SAAT MENOPAUSE DI RW 06 DESA KRANGKUNGAN PANDES WEDI KLATEN TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre menopause. Perubahan tersebut paling banyak terjadi pada wanita karena pada proses menua terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indra penglihatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis 28 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis penelitian ini adalah Analitik explanatori/korelasi yaitu bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analisis deskriptif eksploratif, yang didalamnya menggunakan analisis distribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur The 7 th University Research Colloqium 08 Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur Nur Hidayah, Suci Tri Cahyani Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU MUHAMMADIYAH Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah studi deskriptif korelasi yang merupakan penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami oleh setiap wanita adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang wajar yang ditandai dengan berhentinya

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002).

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002). BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non Experimental karena tidak ada intervensi atau rekayasa dari peneliti. Desain yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian dengan metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini pengukuran perilaku menggunakan kuesioner. Dengan 15 pernyataan yang berisikan tentang perawatan kejang demam pada balita usia 0-5 tahun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional. Penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke. Sebagai alat pengumpul data utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dan Identifikasi Variabel Pendekatan penelitian ini menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis, atau biasa disebut pendekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada pertemuan International Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo, 1994, yang diadakan oleh WHO dan lembaga dunia lainnya, diperoleh kesepakatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan analitik,adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.(

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan dan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kompetensi dalam kehamilan, jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kompetensi dalam kehamilan, jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan kompetensi dalam kehamilan, jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional, untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk menyediakan informasi yang saling berkaitan dengan. kemauan, perilaku dan nilai ( Nursalam, 2013).

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk menyediakan informasi yang saling berkaitan dengan. kemauan, perilaku dan nilai ( Nursalam, 2013). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian non eksperimen yaitu deskriptif survei. Deskriptif survei adalah suatu rancangan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu prosedur pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi diskriptif frekuentif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wanita mengalami menopause. Namun tidak seperti menopause pada

BAB I PENDAHULUAN. wanita mengalami menopause. Namun tidak seperti menopause pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Andropause atau kadang disebut menopause pria umumnya terjadi pada pria separuh baya, kira-kira waktunya sama ketika seorang wanita mengalami menopause. Namun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang BAB I METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

CURICULUM VITAE. : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991

CURICULUM VITAE. : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991 CURICULUM VITAE Nama : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Desa Banjaran RT 01 RW 06, Kelurahan Jumantoro, Kecamatan Jumapolo,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb) KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN WANITA PRE MENOPAUSE TENTANG MENOPAUSE DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN WONOLOPO RW 6 KECAMATAN MIJEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis (Azwar, 2005: 5). Berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengalami suatu tahap perkembangan dalam kehidupannya, dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa dalam tahap-tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian cross sectional yaitu suatu metode pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang berbeda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. Kepada Yth. Saya yang bertanda tangan dibawah: NIM :

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. Kepada Yth. Saya yang bertanda tangan dibawah: NIM : Lampiran 1 LEMBAR INFORMASI PENELITIAN Kepada Yth Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah: Nama : Dwi Hesti Agustina NIM : 462012083 Adalah Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara obyektif (Notoatmodjo, 2005, p.138). tertentu (Notoatmodjo, 2005, p.140)

BAB III METODE PENELITIAN. secara obyektif (Notoatmodjo, 2005, p.138). tertentu (Notoatmodjo, 2005, p.140) BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang diarahkan mencari hubungan antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang di gunkan dalam penelitian ini survei analitik, yaitu penelitian yang menggali bagaimana tingkat pengetahuan dan kualitas hidup lansia.

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test).

BAB III METODE PENELITIAN. data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen deskriptif kuantitatif dengan rancangan one group pre test post test. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu penelitian yang data-datanya berhubungan dengan angka-angka baik yang diperoleh dari pengukuran maupun dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengajuan hipotesa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

Lebih terperinci

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA Windhu Purnomo FKM Unair, 2011 Fase Penuaan Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) 1 2 Fase penuaan manusia 1. Fase subklinis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun, tepatnya umur antara 40-55. Kondisi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 0 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dimana akan menggali hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan menjalankan terapi diit pada penderita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan diskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1. TIPE PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. 3.2. DESAIN PENELITIAN Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian berbentuk discriptive correlation yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan mencapai 70 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan mencapai 70 tahun BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut : A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini yang digunakan adalah dengan menggunakan metode case control yaitu suatu penelitian (survey)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (kepribadian, pengaruh teman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan termasuk dalam penelitian korelasional, yaitu penelitian yang mengkaji hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antara variabel independent dan variabel dependent

Lebih terperinci