Membuat Tenunan Sederhana
|
|
- Suhendra Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MEMBUAT TENUNAN SEDERHANA 137 Membuat Tenunan Sederhana A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan mencoba membuat tekstil dengan teknik tenun atau rekarakit. Tekstil dibuat dengan cara menyusun benang lungsi dan pakan helai demi helai hingga menjadi selembar kain. Benang-benang itu disilangkan dengan berdasarkan pada pola anyam. Pada bab tentang Alat dan Teknik Tenun Rekarakit Nusantara, kita telah memperoleh pengetahuan tentang keberagaman hasil tenun Nusantara. Hasil-hasil tenunan terdapat di berbagai daerah di Indonesia. Pekerjaan menenun sangat menarik karena kita memperoleh pengalaman untuk menyusun benang menjadi lembaran kain. Ini dikerjakan dengan menggunakan pola anyam dan alat tenun sederhana. Teknik tenun sederhana yang akan dipelajari adalah tenun tapestri. Dengan memiliki pengalaman seperti ini, kesadaran dan penghayatan, serta kreativitas kita terhadap tekstil tenun akan semakin tinggi.
2 138 TEKSTIL Penenunan membutuhkan kesabaran dan ketelitian, baik ketika mempersiapkan, maupun pada saat menenun dan penyelesaian akhir. Ketekunan dan ketelitian akan membantu menjadikannya karya yang indah. B. TUJUAN Setelah mempelajari bab ini, kita diharapkan memiliki kemampuan untuk: 1. Memahami pengetahuan tentang peralatan dan proses pembuatan tekstil dengan teknik tenun sederhana. 2. Menghayati proses pembuatan tekstil tenun (rekarakit). 3. Memiliki kemampuan berkreasi dengan teknik tenun sederhana. C. ALAT, BAHAN, DAN PROSES PEMBUATAN TENUNAN SEDERHANA Proses menenun yang akan kita lakukan adalah proses tenun sederhana. Proses ini dapat dikerjakan dengan mudah, baik di sekolah maupun di rumah. Pada prinsipnya peralatan tenun sederhana berupa kerangka kayu berbentuk segi empat. Sisi atas dan bawah merupakan tempat mengikat benang lungsi secara berjajar. Peralatan lain yang dibutuhkan adalah pensil, penggaris panjang ukuran 60 cm, gunting besar dan sedang, sisir plastik besar dengan mata sisir yang jarang, karton tebal, paku kecil, dan palu. Tenunan yang menggunakan alat sederhana ini biasanya juga dikenal dengan nama tenun tapestri. Cara menenun seperti ini memudahkan kita untuk membuat aneka corak. Karena dengan alat ini kita bebas memasukkan atau menambahkan berbagai benang dan unsur-unsur lain dalam tenunannya. Bahan yang dibutuhkan untuk lungsi adalah benang yang tebal dan tidak terlalu lentur, seperti benang kasur atau benang sintetis. Benang yang dipilih untuk lungsi harus kuat dan tidak mengkerut setelah dilepas dari rangka kayu. Adapun benang pakan yang dapat digunakan adalah benang sintetis atau yang berasal dari serat alam.
3 MEMBUAT TENUNAN SEDERHANA 139 Bahan-bahan lain sebagai tambahan adalah kerang, manik-manik, payet, potongan bambu atau kayu, atau bahan-bahan lainnya yang bisa memper-kaya tenunan kita. Jika kita menginginkan benang pakan yang berasal dari serat alam, kita dapat mewarnainya terlebih dahulu. Proses ini dapat dilakukan dengan mencelupnya dalam pewarna sintetis atau alam. Di berbagai daerah aneka serat alam setempat sudah tersedia di pasar kerajinan. Serat-serat ini antara lain adalah serat daun lontar, alangalang, eceng gondok, pelepah pisang, serat nanas, sabut kelapa, bilah bambu, rotan ritrit, dan tali goni dari serat. Serat-serat alam ini biasanya sudah diproses dan diberi warna yang beragam. Apabila di daerah kita tidak ada serat alam, dapat digunakan benang akrilik. Di pasaran benang itu lebih dikenal dengan istilah benang wol. Namun jika benang itu pun sulit ditemukan, kita dapat menggunakan benang katun rayon yang banyak dijual di toko. Akan tetapi, sumbu kompor atau tambang kecil pun dapat dimanfaatkan pula sebagai benang pakan. C.1 Tahap Persiapan Pada tahap ini, kita perlu menyiapkan berbagai hal, seperti alat tenun sederhana, peralatan pendukung, benang lungsi dan pakan, serta bahan pendukung. a. Alat Tenun Sederhana Alat tenun sederhana ini perlu dibuat khusus karena tidak dijual di pasar. Alat ini berupa rangka kayu berbentuk segi empat yang ukuran panjang dan lebarnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Kerangka kayu dibuat dengan ukuran lebar 40 cm dan panjang 60 cm. Alat ini menggunakan bahan dari kayu yang dapat diperoleh di toko bangunan. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu reng yang berukuran sekitar 3 x 4cm. Panjang kayu disesuaikan dengan kebutuhan rangka yang akan dibuat. Sebaiknya permukaan kayu ini diserut terlebih dahulu agar halus. Ini penting untuk menghindari tersangkutnya benang dalam proses menenun.
4 140 TEKSTIL Gambar 12.1: Alat tenun sederhana berbentuk kerangka kayu dengan ukuran 40 x 60 cm Gambar 12.2: Posisi pemasangan paku pada sisi atas dan bawah rangka kayu Langkah berikutnya menandai bagian atas dan bawah alat tenun untuk tempat paku dipasang. Setiap paku berjarak 1½ cm ke arah samping dan 2 cm ke arah atas sebanyak dua deret. Paku yang digunakan adalah paku kecil dengan panjang 2 cm. Pemasangan paku tegak lurus maksimum sedalam 2 cm, sehingga masih menyisakan paku setinggi 1 cm. b. Benang Lungsi dan Pakan Dalam latihan ini benang lungsi yang digunakan adalah katun dengan ukuran besar. Benang itu dikenal dengan nama benang kasur. Benang jenis ini memiliki jenis gintiran S yang padat. Lungsi harus terbuat dari bahan yang kuat serta memiliki tingkat elastisitas yang rendah. Pada umumnya benang mudah diperoleh di toko benang atau kelontong. Umumnya warna benang ini putih agak kecoklatan. Namun saat ini benang itu tersedia dalam warna putih bersih dan aneka ragam warna hasil pencelupan. Kita tinggal memilih warna sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kita. Sementara itu, benang pakan yang perlu disiapkan bergantung pada rancangan pola tenun yang akan dibuat. Sebaiknya gunakan beberapa jenis benang pakan dengan ketebalan dan warna yang berbeda. Dengan demikian, kita bisa memperoleh tekstur tenunan yang menarik. Benang pakan dapat berupa tali rami, tali goni, tali
5 MEMBUAT TENUNAN SEDERHANA 141 sabut kelapa, tali nenas dan potongan perca yang telah dipilin menjadi tali. Di samping itu, ada pula benang yang berasal dari serat-serat khusus, seperti serat enceng gondok, atau bilah bambu. Bahan pakan yang tersedia di pasar pada umumnya memiliki warna-warni cerah, namun gabungan dari beberapa nuansa dapat menampilkan warnawarna alami yang banyak digemari masyarakat. c. Pemasangan Lungsi Benang lungsi dipasang dengan cara mengikatkan ujung benang pada paku bagian atas paling kiri dari alat tenun. Pengikatan perlu dilakukan dua kali agar kuat. Setelah itu, benang ditarik ke bawah. Kemudian benang dililitkan pada paku bagian ujung paling kiri sebanyak dua kali, dan ditarik kembali ke atas untuk dililitkan ke paku berikutnya. Lilitan juga dibuat dua kali agar regangan tali merata. Proses ini terus berlanjut hingga seluruh paku terisi. Saat itu. akan tampak rentangan benang lungsi dalam keadaan tegang dan searah. Apabila dalam proses pemasangan lungsi benang habis atau terputus, kita dapat meneruskannya dengan membuat ikatan baru pada paku berikutnya. C.3 Tahap Penenunan Gambar 12.3: Benang lungsi yang sudah terpasang pada rangka kayu Sebelum mulai menenun, kita perlu menyiapkan rancangan gambar yang akan ditenun. Rancangan gambar ini dibuat sama besar dengan bidang tenunan, yaitu skala 1 : 1. Rancangan digambar pada sehelai kertas lengkap dengan warna-warna yang akan digunakan. Kemudian kertas bergambar ini akan diletakkan di belakang rentanganan benang lungsi pada rangka kayu. Pola tersebut kemudian disalin di atas rentangan benang lungsi dengan menggunakan spidol
6 142 TEKSTIL berwarna. Dengan demikian, kita memiliki susunan benang lungsi yang sudah terdapat pola gambar/corak yang akan kita tenun. Selanjutnya anyamkan bahan pembatas, berupa karton tebal selebar 3 cm dan panjang 45 cm, ke lungsi dengan teknik tenun datar 1-1. Masing-masing sisi dua bilah karton dianyamkan dengan susunan benang lungsi yang berbeda. Pembatas karton ini berguna untuk (1) menahan merosotnya tenunan; (2) menjaga ketegangan dan kerentangan susunan benang lungsi; (3) menjaga jarak antara benang-benang lungsi; (4) memberi jarak antara batas kayu berpaku dengan batas tenunan, sehingga memudahkan proses pengguntingan benang lungsi; (5) proses pengikatan benang lungsi dapat dilakukan dengan lebih baik di dalam proses penyelesaian akhir. Penenunan adalah persilangan benang pakan melewati susunan benang lungsi secara selang-seling. Persilangan ini dapat diatur berdasarkan berbagai pola anyaman. Kerumitan dan keragaman corak pada setiap tenunan ditentukan oleh rumitnya pola anyam yang diterapkan. Pola anyam disesuaikan dengan rancangan tekstur yang akan ditampilkan di dalam tekstil. Selain itu, berbagai rancangan tekstur juga dapat diwujudkan dengan menggunakan beragam ukuran dan jenis serat yang memiliki penampang yang berbeda ukurannya. Unsur pendukung lain seperti kerang, kayu, bambu, manikmanik dapat memperkaya corak, warna dan tekstur tenunan. Proses menenun diawali dengan pola anyam datar 1 1 selebar ± 5 cm. Pada akhir tenunan, anyaman ini perlu dilakukan lagi sebagai penutup. Jadi buatlah bidang tenun selebar ± 5 cm dengan teknik tenun datar di awal dan di akhir tenunan. Bagian-bagian bertenun datar ini diperlukan untuk penyelesaian akhir, seperti pemasangan bingkai, penambahan rumbai, atau tambahan bidang bila perlu dijahit. a. Pola Anyam Dasar Dalam latihan ini kita akan mencoba membuat tenunan sederhana yang berukuran kecil. Setiap rancangan tenun biasanya terdiri dari beragam pola anyam, sehingga tampilan corak dan teksturnya lebih menarik. Berikut ini disampaikan beberapa bentuk pola anyam dasar.
7 MEMBUAT TENUNAN SEDERHANA 143 Gambar 12.4: Pola anyam datar b. Cara Menyambung Warna dan Benang Pada proses menenun sederhana atau tapestri, kita akan mengeksplorasi bidang, warna dan tekstur secara bebas berdasarkan pola anyam dasar seperti gambar di atas (Gambar 12.4). Dalam pelaksanaannya, kita juga perlu melakukan penyambungan benang karena terputus, habis, atau mengganti warna dan bahan. Untuk itu ada berbagai teknik peralihan warna dan penyambungan benang yang dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 12.5: Cara menyambung benang dan peralihan warna benang dalam tenun tapestri
8 144 TEKSTIL C.4 Tahap Penyelesaian Akhir Setelah seluruh bidang tenunan selesai sesuai dengan rancangan, kemudian kita membuat bagian penutup dengan pola anyam datar 1 1 selebar ± 5 cm. Bagian ini berguna untuk menahan benang pakan agar tidak terlepas. Setelah itu karton pembatas di bagian atas dan bawah tenunan dilepas dengan hati-hati. Selanjutnya guntinglah susunan benang lungsi di bagian atas dan bawah dekat paku. Setelah tenunan dilepas, sisa benang lungsi yang masih panjang disimpul setiap 2 4 helai. Ujung simpul ditarik ke arah benang pakan pada tenunan. Lakukan hal ini pada kedua ujung tenunan. Pengikatan benang lungsi ini akan menjaga agar benang pakan tidak terurai lepas. Apabila tenunan ini ditujukan untuk hiasan dinding, maka pigura yang sesuai perlu dibuat untuk membingkai tenunan. Soal 1. Membuat Tenunan Sederhana Kompetensi Konsepsi 1. Buatlah rancangan gambar dengan ukuran 15 x 15 cm untuk hiasan dinding atau tas dengan teknik tenun tapestri di atas kain blacu sebagai dasarnya. Rancanglah corak, warna, serta tekstur sesuai yang kamu inginkan Kompetensi Kreasi 2.a. Buatlah tenunan dari potongan kain blacu atau sejenisnya yang telah kamu lepaskan benang pakannya. Tenun kembali dengan aneka teknik tenun datar. b. Sebelum menenun dengan beragam teknik tenun yang kamu inginkan, seluruh pinggir kain bagian dalam yang telah dilepas benang pakannya dijahit dengan teknik jahit veston.
9 MEMBUAT TENUNAN SEDERHANA 145 Kompetensi Apresiasi 3. Ceritakanlah perasaanmu ketika membuat dan menghasilkan karya. Soal 2 1. Buatlah tenunan sederhana untuk taplak meja atau hiasan dinding dengan teknik tapestri. Kompetensi Konsepsi 2. Buatlah rancangan gambar dengan ukuran 20 x 20 cm. Rancanglah corak, warna, serta tekstur yang kamu inginkan Kompetensi Kreasi 3. Gunakanlah alat tenun sederhana untuk menenun dengan teknik ini. Salinlah rancangan gambarmu dengan pensil ke atas hamparan benang lungsi yang telah dibuat frame tenunnya. Mulailah menenun dengan benang berwarna yang sesuai dengan rancanganmu. Kerjakan teknik penyelesaian akhir dengan baik agar benang pakan dan lungsi tidak terlepas. Kompetensi Apresiasi 4. Ceritakan perasaanmu ketika membuat dan menghasilkan karya.
10 146 TEKSTIL
11 MEMBUAT TENUNAN SEDERHANA 147 Daftar Pustaka Anne dan Summerfield John, Walk in Splendor: Ceremonial Dress and The Minangkabau, Los Angelos, California: UCLA Fowler Museum of Cultural History, 1999 Banard Nicholas, Living With Decorative Textiles: Tribal Art From Africa, Asia, and Americas, New York: Doubleday, 1989 Biranul Anas dkk, Indonesia Indah: Batik, Jakarta: Yayasan Harapan Kita/BP3 TMII, 1995 Biranul Anas dkk, Indonesia Indah: Kain-Kain Non Tenun Indonesia, Jakarta: Yayasan Harapan Kita/BP3 TMII, 1995 Biranul Anas dkk, Indonesia Indah: Tenunan Indonesia, Jakarta: Yayasan Harapan Kita/BP3 TMII, 1995 Elliot Inger McCabe, Batik: Fabled Cloth of Java, Singapore: Periplus Editions, 2004 Gavin Traude, The Women s Warpath: Iban Ritual Fabrics From Borneo, California: UCLA Fowler Museum of Cultural History, 1996 Gittinger Mattiebelle, Splendid Symbols: Textiles and Tradition in Indonesia, Washington D.C: The Textile Museum, 1979 Hamilton Roy W., Gift of The Cotton Maiden: Textiles of Flores And The Solor Islands Maxwell Robyn, Textiles of Southeast Asia: Tradition, Trade and Transformation, Canbera: Periplus Editions, 2003
12 148 TEKSTIL Hauser-Schaublin Brigitta, Marie-Lousie Nabholz Kartaschof & Urs Ramseyer, Balinese Textiles, Singapore: Periplus Editions, 1991 Pickell David, Between The Tides: A Fascinating Journey Amoung The Kamoro of New Guinea, Singapore: Periplus Editions, , Decorative Arts of Sumba, Amsterdam, Netherlands: Peppin Press, 1999 Larsen, Jack Lenor, The Dyer s Art Ikat, Batik, Plangi, New York: Van Nostrand Reinhold Co., 1976 Nian S. Djoemena, Ungkapan Sehelai Batik, Jakarta: Penerbit Djambatan, 1990 Nian S. Djoemena, Lurik, Jakarta: Penerbit Djambatan, 1990 Sewan Susanto, Seni Kerajinan Batik Indonesia, Jakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian Republik Indonesia, 1973 Wucius Wong, Principels of Two Dimensional Design, New York: Van Nostrand Reinhold, 1994 Lubell Cecil (1976), Textile Collections Of The World: United States and Canada, Vol 1, Van Nostrand Reinhold Company Lubel Cecil ( 1976), Textile Collections Of The World: United Kingdom and Ireland, Vol 2, Van Nostrand Reinhold Company. Lubell Cecil (1976), Textile Collections Of The World: France, Vol 3, Van Notrand Reinhold Company.
Daftar Gambar BAB 1 BAB 2
DAFTAR GAMBAR Daftar Gambar BAB Achim Sibeth, The Batak, p.. Grolier Family Encyclopedia, vol. 0, p. Koleksi Ratna Panggabean hhtp:www.kitlv.nl hhtp:www.homeindia.com Koleksi Ratna Panggabean Nian S. Djumena,
Lebih terperinciMenata Pola Ragam Hias Tekstil
MENATA POLA RAGAM HIAS TEKSTIL 81 Menata Pola Ragam Hias Tekstil A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan belajar menata pola ragam hias tekstil. Sebelumnya kita telah memiliki pengetahuan tentang keragaman
Lebih terperinciRagam Hias Tenun Ikat Nusantara
RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan
Lebih terperinciMembuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar
MEMBUAT TEKSTIL DENGAN TEKNIK REKALATAR 87 Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari cara membuat ragam hias dengan teknik rekalatar. Melalui kegiatan ini
Lebih terperinciAlat dan Teknik Rekarakit Nusantara
ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA 101 Alat dan Teknik Rekarakit Nusantara A. RINGKASAN Dalam bab terdahulu kita telah mempelajari berbagai pengetahuan tentang teknik rekalatar, alat, dan bahan, beserta
Lebih terperinciRagam Hias Tenun Songket Nusantara
RAGAM HIAS TENUN SONGKET NUSANTARA 115 Ragam Hias Tenun Songket Nusantara A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan mempelajari kebiasaan masyarakat Nusantara dalam membuat hiasan, khususnya menghias dengan
Lebih terperinciPENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL
PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL TEKNIK RAGAM JENIS PENGERTIAN DAN HIAS SIFAT BAHAN TEKSTIL BAHAN PEWARNA TEKSTIL Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris
Lebih terperinciRagam Hias Kain Celup Ikat
RAGAM HIAS KAIN CELUP IKAT 57 Ragam Hias Kain Celup Ikat A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari asal usul kain yang menggunakan teknik celup ikat, jenis ragam hias, serta daerah penghasil kain
Lebih terperinciPengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK
Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK Terbentuknya kain tenun, pada mulanya manusia purba menemukan cara membuat tambang, kemudian tali dan juga benang dari tumbuhantumbuhan merambat dan
Lebih terperinciSOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII 1. Arti dari kata kerajinan adalah? a. Kreativitas pada suatu barang melalui ketrampilan tangan. b. Kreativitas pada suatu barang dari bahan alam. c. Barang
Lebih terperinciRagam Hias Kain Sulam dan Terapan Lainnya
BAHAN DASAR TEKSTIL NUSANTARA 71 Ragam Hias Kain Sulam dan Terapan Lainnya A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari asal usul kain yang ragam hiasnya dibentuk dengan cara teknik sulam. Di samping
Lebih terperinciPenerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,
Lebih terperinciLOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL
LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK KERAJINAN TEKSTIL Disusun Oleh : Drs. Syamsudin, M. Sn. Ir. Sri Herlina, M.Si. PEMERINTAH PROVINSI
Lebih terperinciKriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana
Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu Netty Juliana Abstrak Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menciptakan kreasi baru ragam hias Gorga Desa Naualau namun tidak menghilangkan bentuk aslinya. Ornamen
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Nama Sekolah : SMP Lab School Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa) Kelas/Semester : VIII / 1 Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasikan diri melalui karya seni rupa
Lebih terperinciBAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk
BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI Menjahit secara umum digunakan untuk menyatukan dua atau lebih bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih bahan tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tapestri adalah suatu karya pertenunan dari benang yang berwarna dan tidak berwarna yang biasanya difungsikan untuk bahan penutup lantai,
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Bissappu Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa) Kelas/semester : VIII/Genap Materi Pokok : Tapestri Alokasi Waktu : 5 Pertemuan (15 JP)
Lebih terperinciPeta Materi KERAJINAN TEKSTIL. Jenis dan Karakteristik. Kerajinan Tekstil. 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas
Peta Materi II KERAJINAN TEKSTIL Fungsi dan Prinsip Kerajinan Teksti Jenis dan Karakteristik Kerajinan Tekstil Proses Produksi Kerajinan Tekstil 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas Bahan Kerajinan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti
Lebih terperinciKerajinan Batik Tulis
Kerajinan Batik Tulis Indonesia memiliki banyak warisan budaya yang menjadi Identitas bangsa salah satunya batik, pada tanggal 2 Oktober 2009 pengesahan batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik
Lebih terperinciBAB III SURVEY LAPANGAN
BAB III SURVEY LAPANGAN 3.6 Perolehan Material Renda di Indonesia Renda yang banyak ditemukan di pasaran adalah jenis renda yang digunakan sebagai bahan dekorasi atau benda aplikasi. Biasanya renda digunakan
Lebih terperinciBahan Dasar Tekstil Nusantara
BAHAN DASAR TEKSTIL NUSANTARA 11 Bahan Dasar Tekstil Nusantara A. RINGKASAN Pembuatan kain tidak terlepas dari bahan, peralatan, dan proses pembuatannya. Bahan terdiri dari serat yang berasal dari alam,
Lebih terperinciTUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA
TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan
Lebih terperinciBuku Pelajaran Kesenian Nusantara Untuk Kelas VII TEKSTIL. Penulis : Cut Kamaril Wardhani Ratna Panggabean
Buku Pelajaran Kesenian Nusantara Untuk Kelas VII TEKSTIL Penulis : Cut Kamaril Wardhani Ratna Panggabean ii TEKSTIL Tekstil Buku Pelajaran Kesenian Nusantara Untuk Kelas VII Penulis: Cut Kamaril Wardhani
Lebih terperinciKERAJINAN DARI BAHAN ALAM
TUGAS PRAKARYA KERAJINAN DARI BAHAN ALAM Oleh: NAMA : FARHAN ARIYANDI SAPUTRA KELAS : VII D SMP YKPP DUMAI T.A 2015/2016 I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan
Lebih terperinciKisi-kisi dan Format Soal Pilihan Ganda
Indikator utir Soal Kunci Jawaban menjelaskan pengertian kerajinan menjelaskan pengertian alam. apa bahan bahanbahan alam yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan dengan benar. bahanbahan alam yang
Lebih terperinci6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN
6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK MENGANYAM Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik menganyam, desain dan prinsip teknik menganyam, jenis
Lebih terperinciKain Sebagai Kebutuhan Manusia
KAIN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA 1 Kain Sebagai Kebutuhan Manusia A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari kain sebagai kebutuhan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta
Lebih terperinciPengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya
Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Secara Umum, Pengertian Seni Kriya adalah sebuah karya seni yang dibuat dengan menggunakan
Lebih terperinciTabel 3.3 Proses Pewarnaan Serat Kapuk. Proses Pewarnaan Serat Kapuk/3L air. Pewarna Bahan Durasi Hasil Wanteks Wadah 120 " 1.
Tabel 3.3 Proses Pewarnaan Serat Kapuk Proses Pewarnaan Serat Kapuk/3L air Pewarna Bahan Durasi Hasil Wanteks Wadah 120 " 1. warna kusam Air Mendidih 2. mudah luntur 3 bungkus 3. bisa diurai 4. bisa dipilin
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang
Lebih terperinci11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN
11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK LEKAPAN Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik lekapan,desain dan prinsip teknik lekapan, jenis bahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk generasi selanjutnya hingga sampai saat ini.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan dilestarikan dan di wariskan secara turun menurun dari nenek moyang terdahulu untuk generasi
Lebih terperinci4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT
4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengetahuan bahan dan alat kriya tekstil. Setelah mempelajari pengetahuan
Lebih terperinciIdentifikasi Ciri Kain Menggunakan Fitur Tekstur dan Gray Level Difference Method
Identifikasi Ciri Kain Menggunakan Fitur Tekstur dan Gray Level Difference Method Inwijayati Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarmai Universitas Gunadarma Depok, Indonesia Prihandoko, Bertalya
Lebih terperinciWADAH HANTARAN. Abstrak
WADAH HANTARAN Oleh : Dra. Widarwati, M.Sn. WIDYAISWARA ============================================================ Abstrak Wadah Hantaran merupakan suatu tempat untuk meletakkan hasil jadi dari seni
Lebih terperinciKajian bentuk kain Donggala Netty Juliana ( ) Abstrak
Kajian bentuk kain Donggala Netty Juliana (2013-2014) Abstrak Kriya tekstil Indonesia sangat beranekaragam bentuknya seperti batik, bordir, jumputan, tritik, pelangi, pacth work, anyaman, tenun dan lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Sejak zaman purba, manusia sudah mulai menghias benda-benda yang mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk membuat suatu benda agar nampak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Indonesia tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh wilayahnya. Setiap daerah di Indonesia memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciMATERI PEMBUATAN CENDERAMATA BERBAHAN NATURAL Oleh: Sugiyem,S.Pd.
MATERI PEMBUATAN CENDERAMATA BERBAHAN NATURAL Oleh: Sugiyem,S.Pd. Pengertian Cenderamata Cenderamata merupakan hadiah yang diberikan sebagai kenang-kenangan atau sebagai pengingat suatu peristiwa. Pada
Lebih terperinciIII. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).
III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman
Lebih terperinciCara Pembuatan Alat Peraga a. Alat dan Bahan Alat - Gergaji - Palu - Obeng - Lilin - Kuas - Spidol - Silet - Alat Tulis - Penggaris - Gunting
SILIPUT Sasaran Materi simetri lipat dan simetri putar pada bangun datar, serta garisgaris istimewa pada segitiga yang kami sajikan, kami tujukan kepada siswa SD kelas V yaitu pada materi simetri lipat
Lebih terperincib. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.
SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI 1. PEMBAGIAN BERDASARKAN DIMENSI Pengertian dimensi adalah ukuran yang meliputi panjang, lebar, dan tinggi. Karya seni rupa yang hanya memiliki panjang dan lebar disebut
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Setelah mengikuti serangkaian kegiatan, peserta didik diharapkan mampu:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu A. Tujuan Pembelajaran : SMP N 3 MAGELANG : Prakarya / Kerajinan : VII / 1 (satu) : 1 pertemuan (2 JP) Setelah
Lebih terperinciBUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai
BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY Materi yang disampaikan dalam rangka memberi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kain Tenun Ikat di Kampung Tenun (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat dengan Bahan Sutera Alam di Kampung Tenun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. kerajinan logam, kerajinan gerabah, dan kerajinan tenun.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam budaya dan karya seni, diantara beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. Beberapa seni kerajinan
Lebih terperinciKatalog Dalam Terbitan (KDT)
Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. Judul yang dipilih sebagai Tugas Akhir adalah Eksplorasi Serat Kapuk
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.5 Definisi Judul Judul yang dipilih sebagai Tugas Akhir adalah Eksplorasi Serat Kapuk Sebagai Bahan Baku Tekstil. Pengertian dan cakupan dari judul diatas dapat dijelaskan sebagai
Lebih terperinciKRIYA TEKSTIL SMK. Budiyono dkk
Budiyono dkk KRIYA TEKSTIL SMK JILID 1 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen
Lebih terperinci15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH
15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH 1. Tas Laptop Dari Kain Perca Anda punya baju/rok batik yang kekecilan/robek? Mau makai bikin nggak pede, padahal kain batiknya masih bagus. Apa boleh buat, daur ulang
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas 1. Lingkungan Fisik a. Penggunaan Tas Tas ini merupakan tas dalam kebutuhan sekunder, maksud dari tas dalam kebutuhan sekunder yakni tas ini merupakan
Lebih terperinciPENYAMBUNGAN BENANG LUSI
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN KAIN TENUN PENYAMBUNGAN BENANG LUSI DISUSUN OLEH : Nama : Dwi Widiyanti Grup : 2B 1 Jurusan : D3 Teknologi Produk Tekstil Dosen : Irwan, S.Teks Tanggal Praktikum : 04 Oktober
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan tekstil di masyarakat cukup meningkat misalnya sebagai produk interior, souvenir dan sebagainya. Peradaban yang semakin maju sangat berpengaruh pada perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Seni Budaya merupakan satu diantara mata pelajaran yang ada di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Seni Budaya merupakan satu diantara mata pelajaran yang ada di sekolah. Mata pelajaran Seni Budaya merupakan mata pelajaran yang memberikan pembelajaran
Lebih terperinciX. PRAKARYA : Kerajinan
X. PRAKARYA A. Kerajinan Aspek : Kerajinan Satuan Pendidikan : SMP/MTs Kelas : VII (tujuh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati
Lebih terperinciPengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan
Kerajinan dari Bahan Alam Oleh Maria Etik Sulistiyani Pembuatan Produk Kerajinan dari bahan alam Tanah Liat Serat Kayu Bambu Kulit Logam Batu Rotan Kemasan Produk Berdasarkan teknik, bahan, alat, dan prodesur
Lebih terperinci1
BAB IV PENAMPILAN DAN PEMAKAIAN KAIN TENUN BADUY 4.1. Perkembangan Kain Tenun Baduy Kebudayaan suku Baduy luar telah banyak dipenuaruhi oleh faktor luar sehingga mereka lebih leluasa dalam melakukan berbagai
Lebih terperinciBUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN
BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Perkembangan Motororik Halus Anak CATATAN: PENDAHULUAN Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang anak disebut
Lebih terperinciKompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
Lebih terperinciKreasi Ragam Hias Uis Barat
Kreasi Ragam Hias Uis Barat Disusun Oleh: Netty Juliana, S.Sn, M.Ds Fakultas Teknik Jurusan Tata Busana / PKK UNIMED 2014 1 Kreasi Ragam Hias Uis Barat Netty Juliana (2013-2014) Abstrak Kebudayaan suku
Lebih terperinciPengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *
Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini * Oleh Martha Christianti, S. Pd Anak usia dini bertumbuh dan berkembang menyeluruh secara alami. Jika pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I. PENDAHULUAN1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...
Lebih terperinciBAB III DATA, PROSES EKSPLORASI DAN ANALISA
BAB III DATA, PROSES EKSPLORASI DAN ANALISA 3.1 Analisa Data Lapangan Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang tenun baduy, Penulis mengadakan perjalanan ke salah satu desa pemukiman masyarakat
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU 1. Pendahuluan Oleh Nama: I Wayan Arissusila Nim : 201 121 001 Minat: Penciptaan Seni Seni kriya merupakan
Lebih terperinci7 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN
7 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK MENJALIN Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik menjalin desain dan prinsip teknik menjalin, jenis bahan
Lebih terperinci54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang
54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai jenis kain tradisional yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, dan kain-kain tersebut termasuk salah satu bagian dari kesenian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia. Diantara berbagai jenis kain tradisional Indonesia lainnya yang dibuat dengan proses celup rintang
Lebih terperinciBAB III DINAMIKA PROSES DAN PELAKSANAAN PROGRAM. dilakukan. Hal pertama yang dilakukan adalah melihat kondisi sekitar
BAB III DINAMIKA PROSES DAN PELAKSANAAN PROGRAM A. Proses Pendampingan 1. Inkulturasi Tahapan awal yang dilakukan yaitu inkulturasi. Melakukan observasi langsung ke tempat tujuan dimana proses pendampingan
Lebih terperinciRAGAM HIAS ULOS SADUM MANDAILING
RAGAM HIAS ULOS SADUM MANDAILING Netty Juliana Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan Abstrak Ragam hias merupakan suatu bentuk dua dimensi yang memiliki panjang dan lebar lebih dari satu sisi yang saling
Lebih terperinci55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang
55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Lebih terperinciBAB VI MENGANYAM UNTUK ANAK USIA DINI. menggunakan teknik anyaman sebagai pelengkap kebutuhan. Hal ini tidak
BAB VI MENGANYAM UNTUK ANAK USIA DINI Anyaman merupakan salah satu hasil kerajinan masyarakat Indonesia. Banyak benda yang dihasilkan dari menganyam. Dari perlengkapan rumah tangga sampai pada properti
Lebih terperinciBAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK
BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Teknik Dasar Penataan Display Menata display yang baik selain harus memperhatikan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan desain dan keserasian warna,
Lebih terperinci@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Akar wangi merupakan tumbuhan jenis rumput yang memiliki banyak manfaat dan BAB 1 PENDAHULUAN dikenal dengan aromanya yang khas. Akar tumbuhan yang termasuk dalam jenis rumput yang
Lebih terperinciPELUANG BISNIS JAHIT DENGAN MOTIF SULAM PERCA
PELUANG BISNIS JAHIT DENGAN MOTIF SULAM PERCA Di susun oleh : Erlina Mega Candra S1_TI A/ 10.11.3581 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAK Dibuang Sayang Produksi apa pun selalu menghasilkan limbah sebagai
Lebih terperinciEksplorasi Limbah Konveksi Cigondewah dengan Teknik Ikat Celup dan Aplikasi Imbuh
ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 219 Eksplorasi Limbah Konveksi Cigondewah dengan Teknik Ikat Celup dan Aplikasi Imbuh Dini Haryani Soliha Berkembangnya dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Penjelasan Judul Perancangan Promo Eksplorasi Dan Aplikasi Ragam Hias Ulos Batak merupakan kegiatan rancangan kerja yang berlandaskan pada teknik eksplorasi dan aplikasi kain tenun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Beberapa tahun belakangan ini isu pemanasan global (global warming)
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Beberapa tahun belakangan ini isu pemanasan global (global warming) sedang menjadi wacana yang selalu dibahas dalam berbagai macam media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tasikmalaya merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang lokasinya sekitar 120 KM dari Kota Bandung ibu kota Propinsi Jawa Barat. Tasikmalaya, terutama pada
Lebih terperinciEKSPLORASI ORGANDI UNTUK PRODUK FASHION
PENGANTAR KARYA STRATA 1 EKSPLORASI ORGANDI UNTUK PRODUK FASHION SALLY SHEANTI NATANEGARA 17203002 Dosen Pembimbing Kahfiati Kahdar, S. Sn., MA. KRIYA TEKSTIL FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT TEKNOLOGI
Lebih terperinciPELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA
PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA Desi Trisnawati, Ranelis, Wendra, Lucy Prasilia Prodi Desain Komunikasi
Lebih terperinciSoal Ujian Tengah Semester Kelas VIII
Soal Ujian Tengah Semester Kelas VIII Soal Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat di antara pilihan jawaban yang tersedia sesuai petunjuk!!! 1. Arti dari kata kerajinan adalah a. Kreativitas
Lebih terperincipengukuran waktu panjang dan berat
bab 2 pengukuran waktu panjang dan berat tema 5 kejadian sehari-hari rajin belajar tujuan pembelajaran pembelajaran ini bertujuan agar kamu mampu: menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam menggunakan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Setelah mengikuti serangkaian kegiatan, peserta didik diharapkan mampu:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu A. Tujuan Pembelajaran : SMP N 3 MAGELANG : Prakarya / Kerajinan : VII / 1 (satu) : 1 pertemuan (2 JP) Setelah
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Proses perancangan Bahan dasar Serat katun Tali katun Pewarnaan Simpul Eksplorasi Hasil eksplorasi terpilih Perancangan produk Proses produksi KARYA Proses perancangan 42
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciTEKNIK MAKRAME MENGGUNAKAN BENANG KATUN UNTUK BUSANA PESTA
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain TEKNIK MAKRAME MENGGUNAKAN BENANG KATUN UNTUK BUSANA PESTA Ayu Zaskia Harka Prof. Dr. Biranul Anas Z. Program Studi Sarjana Kriya, Fakultas Seni Rupa dan
Lebih terperinciKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BIRO SARANA DAN PRASARANA. Pengadaan Tutup Kepala TA. 2015
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BIRO SARANA DAN PRASARANA Pengadaan Tutup Kepala TA. 2015 SPESIFIKASI TOPI RIMBA BRIMOB DAN SPN 1. BENTUK/DESAIN Bentuk/desain Topi
Lebih terperinciSPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated.
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT DIREKTORAT PEMBEKALAN ANGKUTAN SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : 20-251 I. BAHAN. 1. Kain filament polyester 100% double side coated. a. Lebar kain,cm (inchi)
Lebih terperinciBAB X PINTU DAN JENDELA
A. Pendahuluan BAB X PINTU DAN JENDELA Pintu dan jendela merupakan konstruksi yang dapat bergerak, bergeraknya pintu atau jendela dipengaruhi oleh peletakan/penempatan, efisiensi ruang dan fungsinya. Dalam
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
KARYA ILMIAH ULASAN ILMIAH HASIL GAGASAN SENDIRI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Oleh: Dra. Aisyah Jafar M.M Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan LEMBAGA PENJAMINAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan pangan berupa makanan, sandang berupa pakaian, dan kebutuhan
Lebih terperinciIV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN 1. Lingkungan Hidup a. Limbah Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industry maupun domestik ( rumah tangga
Lebih terperinciBAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan
BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR 5.1 Konsep Karya Akhir Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan eksplorasi. Karena hasil eksperimen dan eksplorasi dapat memberikan gambaran visual
Lebih terperinciBAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA
BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman berwarna adalah teknik menghias hias dengan menggunakan kain dasar dan beberapa jenis benang yang bervariasi. Sulaman berwarna dikelompokkan berdasarkan jenis
Lebih terperinciSemua upaya yang telah dilakukan guna mewujudkan Kurikulum Keterampilan pada Madrasah Aliyah, dilandasi oleh rasa tanggung
Kurikulum Madrasah Aliyah Program Keterampilan ini, diharapkan memberi peluang tumbuhnya potensi untuk mandiri dan bertanggung jawab dalam mengembangkan program pembelajaran yang lebih sesuai dengan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Pekalongan dikenal sebagai salah satu penghasil batik yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di wilayah propinsi Jawa Tengah. Pekalongan dikenal sebagai salah satu penghasil batik yang memiliki kualitas baik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi
Lebih terperinci