BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA"

Transkripsi

1 BAGIAN IX TEKNIK HIAS SULAMAN BERWARNA Sulaman berwarna adalah teknik menghias hias dengan menggunakan kain dasar dan beberapa jenis benang yang bervariasi. Sulaman berwarna dikelompokkan berdasarkan jenis kain yang digunakan, yaitu teknik menghias yang menggunakan jenis kain rapat (tenunan rapat), kain strimin (tenunan bagi), kain bercorak baik kotak maupun bulat dan teknik lekapan. A. Teknik Menghias Kain pada Tenunan Rapat Teknik menghias kain yang dikerjakan pada kain dengan tenunan rapat mencakup : 1. Desain Sulaman Fantasi Sulaman fantasi merupakan jenis sulaman yang pengerjaannya tidak terikat oleh suatu aturan tertentu, dalam arti berbagai variasi tusuk hias dapat dipergunakan untuk menghasilkan sulaman fantasi. Meski dapat mempergunakan bermacammacam tusuk hias dan warna benang, sulaman fantasi dibatasi penggunaannya dengan tiga macam warna benang hias dan tiga macam tusuk hias. Dalam hal ini kita dituntut untuk mampu berkreasi hingga teknik hias sulaman fantasi dapat tampil indah dan serasi. Tusuk Hias yang digunakan seperti tusuk pipih, tusuk tangkai dan tusuk rantai : Tusuk tangkai tusuk rantai tusuk pipih

2 Motif sulaman fantasi dapat berupa motif motif alam atau bentuk-bentuk geometris, tergantung benda yang akan dihias dan untuk keperluan apa benda tersebut. Teknik menggambar untuk sulaman fantasi dikerjakan dengan cara memberi warna dasar pada gambar desain yang telah dibuat, kemudian motifnya diberi warna sesuai dengan warna yang dikehendaki. Gunakan warna dengan variasi yang menarik dan harmonis. Motif yang diisi penuh dengan tusuk hias, diisi penuh dengan cat air (diblok) dan motif yang berupa garis dikerjakan seperti garis pula sesuai bentuknya serta sesuaikan pula dengan warna benang yang digunakan. Pembuatan gambar kerja disesuaikan dengan tusuk hias yang digunakan. Contoh desain dan gambar kerja sulaman fantasi Desain Sulaman Fantasi Gambar Kerja Sulaman Fantasi

3 2. Desain Sulaman Janina Sulaman janina merupakan jenis sulaman yang mempunyai ciri khas yaitu, seluruh motifnya ditutup dengan menggunakan tusuk flanel. Untuk mempermudah pengerjaan sulaman tersebut, perlu diperhatikan bentuk motif atau ragam hias sulaman janina sebaiknya tidak terlampau rumit, dan tidak terlalu besar, karena rentangan benang pada tusuk flanel, jika terlampau lebar akan mudah terkait. Motif yang berupa garis diselesaikan dengan menggunakan tusuk tangkai atau tusuk hias lain sesuai bentuknya. Dan pada setiap tepi motif hias dipinggiri dengan menggunakan tusuk tikam jejak. Kombinasi warna benang yang digunakan bebas, warna apapun bisa dengan tetap memperhatikan keserasian warna. Gambar desain sulaman janina dikerjakan dengan cara memberi warna dasar terlebih dahulu, dan pada motifnya diblok dengan warna warna sesuai dengan keinginan. Gambar kerja diselesaikan dengan membuat garis silang seperti tusuk flannel. Tusuk Flannel Contoh desain dan gambar kerja sulaman janina : Desain Sulaman Janina

4 Gambar Kerja Sulaman Janina 3. Desain Sulaman Tiongkok Sulaman Tiongkok merupakan jenis sulaman yang mempunyai ciri khusus, yaitu setiap motifnya diisi penuh dengan tusuk pipih panjang pendek dan pewarnaan pada setiap motif dilakukan secara bertingkat. Warna yang satu dengan warna berikutnya dalam satu motif bercampur sehingga membentuk kombinasi analogus yang baik. Pemilihan kombinasi warna yang serasi akan membuat sulaman ini menarik. Penggunaan warna untuk bagian tengah atau bagian tepi dari suatu motif hias, bertingkat bisa lebih tua ke yang lebih muda atau sebaliknya. Teknik menggambar desain sulaman Tiongkok, setelah diberi warna dasar, setiap motif dapat diblok sesuai dengan warna yang diinginkan secara bertingkat. Gambar kerja diselesaikan dengan membuat garis-garis yang panjang pendek secara rapat menyerupai tusuk pipih pada setiap motifnya.

5 Contoh desain dan gambar kerja sulaman tiongkok : Desain Sulaman Tiongkok Gambar Kerja Sulaman Tiongkok 4. Desain Sulaman Jerman Sulaman Jerman merupakan jenis sulaman yang mudah dikenal dari tusuk hias yang dipergunakan yaitu seluruh motif disulam atau ditutup dengan menggunakan tusuk pipih dengan arah diagonal atau miring. Sulaman Jerman dikenal dengan sulaman rata, karena setiap motif sama sekali tidak diisi. Penggunaan tusuk pipih akan lebih manis penampakannya, jika rentangan benang yang digunakan tidak terlalu lebar. Oleh karena itu bentuk motif untuk sulaman Jerman sebaiknya

6 tidak terlampau besar atau lebar. Motif hias yang berupa garis diselesaikan dengan tusuk tangkai atau tusuk lain yang sejenis sesuai bentuknya. Tusuk pipih diagonal Teknik menggambar desain sulaman Jerman, terlebih dahulu diberi warna dasar, kemudian motifnya diblok dengan warna warna yang diinginkan. Penggunaan warna benang hias cukup dua macam, ini untuk menghindari kesan seperti sulaman fantasi.. Motif garis diselesaikan dengan garis pula menyerupai tusuk hias yang digunakan. Gambar kerja diselesaikan dengan membuat garis-garis diagonal pada setiap motif hias menyerupai tusuk pipih yang rapat, kecuali motif garis yang harus diselesaikan berupa garis pula. Contoh desain dan gambar kerja sulaman Jerman : Desain Sulaman Jerman

7 Gambar Kerja Sulaman Jerman 5. Desain Sulaman Perancis Sulaman Perancis mempunyai persamaan dengan sulaman Jerman, yaitu keduanya menggunakan tusuk pipih untuk mengisi motifnya. Perbedaannya, pada sulaman Jerman tusuk pipih dikerjakan dengan arah miring atau diagonal, sedangkan pada sulaman Perancis, arah tusuk pipih dibuat horizontal mengikuti bentuk motif hiasnya. Di samping itu motif sulaman Perancis terlihat timbul karena pada bagian motif terlebih dahulu diberi tusuk pengisi. Tusuk pengisi yang dapat digunakan yaitu tusuk rantai yang rapat, tusuk holbein atau tusuk tangkai. Benang sulam yang digunakan adalah benang berwarna dengan kombinasi yang harmonis. Pinggiran motif diselesaikan dengan tusuk tikam jejak dengan menggunakan benang logam warna emas atau perak. Bentuk motif sulaman ini harus

8 sederhana dan tidak terlalu banyak sudut agar mudah mengerjakannya. Motif juga jangan terlalu lebar agar lebih manis dan rentangan benang dari tusuk pipih yang digunakan tidan mudah rusak atau terkait. Sulaman Perancis banyak digunakan untuk menyulam huruf atau inisial nama dan simbol yang motifnya tidak terlalu besar. Penyelesaian gambar untuk desain sulaman Perancis, sama dengan sulaman Jerman. Setelah diberi warna dasar, motifnya diblok dengan warna yang diinginkan, biasanya untuk sulaman Perancis sering menggunakan warna yang serasi atau lebih tua dari warna dasarnya. Pembuatan gambar kerja diselesaikan dengan membuat garis-garis horizontal yang rapat menyerupai tusuk pipih pada setiap motifnya. Tusuk pipih ini harus tegak lurus mengikuti bentuk motif. Contoh desain dan gambar kerja sulaman Perancis : Desain Sulaman Perancis Gambar kerja Sulaman Perancis

9 6. Desain Sulaman Lekapan a. Desain Sulaman Lekapan Benang atau Pita Sulaman lekapan benang, sesuai dengan namanya merupakan salah satu teknik menghias kain yang dilakukan dengan cara melekatkan seutas benang pada kain dasar. Benang dilekatkan sesuai dengan bentuk motif yang telah didesain terlebih dahulu. Motif untuk teknik lekapan benang didesain sedemikian rupa sehingga merupakan suatu garis yang tidak terputus dan membentuk suatu motif hias. Sumber ide untuk morif hias lekapan benang dapat berupa renggaan bunga, binatang atau manusia atau juga dalam bentuk bebas. Tusuk hias yang digunakan yaitu tusuk lilit, tusuk silang dan variasinya seperti pada gambar berikut : Tusuk lilit lekapan benang Teknik menggambar desain untuk sulaman lekapan benang, dikerjakan dengan cara memberi warna dasar pada gambar desainnya, kemudian motif yang berupa garis diberi warna lebih tua dari warna dasarnya. Pembuatan gambar kerja menyerupai gambar desainnya tetapi harus tergambar tusuk lilit yang digunakan untuk melekapkan benangnya. Contoh desain dan gambar kerja : Desain Sulaman Lekapan Benang

10 Gambar Kerja Sulaman Lekapan Benang b. Desain Sulaman Aplikasi Sulaman aplikasi adalah jenis sulaman yang hiasannya diperoleh dengan cara melekapkan secamping kain yang dibentuk menurut motif yang diinginkan pada kain lain sebagai hiasan dengan menggunakan tusuk hias. Kain pelekap yang digunakan dapat berupa kain polos atau kain bermotif bunga, bintik atau kotak. Kain pelekap ditempatkan pada bagian baik kain yang dihias. Perhatikan arah serat kain pelekap harus sama dengan arah serat kain yang dihias, agar hasilnya bagus. Motif hias sulaman aplikasi ini usahakan tidak terlalu banyak sudut atau berliku yang meruncing supaya tidak menyulitkan dalam pengerjaannya. Penyelesaian kain pelekap dapat menggunakan tusuk feston, tusuk flanel dsb. Rantai Silang Duri ikan Tangkai Feston Variasi feston Balut/pipih

11 Teknik menggambar desain sulaman aplikasi dilakukan dengan cara memberi warna dasar sesuai dengan warna kain yang akan dihias, dan memberi warna pada motif hias (diisi penuh atau diblok dengan cat air) sesuai dengan warna kain pelekapnya. Pembuatan gambar kerja, sama dengan desain hanya tusuk hias yang digunakan untuk melekapkan kain pelekap, harus nampak. Contoh desain dan gambar kerja sulaman aplikasi : Desain Sulaman Aplikasi Gambar Kerja Sulaman Aplikasi c. Desain Sulaman Inkrustasi Inkrustasi merupakan jenis sulaman yang pengerjaannya hampir sama seperti sulaman aplikasi. Sulaman inkrustasi seperti halnya sulaman aplikasi ditandai dengan adanya secamping kain yang dilekapkan sebagai motif hiasnya. Perbedaannya dengan aplikasi, kain pelekap yang digunakan pada sulaman inkrustasi berupa kain yang tipis atau tembus terang, seperti voal atau tile. Jika aplikasi kain pelekatkan diletakkan di atas kain dasar, untuk inkrustasi kain pelekapnya diletakkan di bawah kain dasar atau di bagian buruk kain yang dihias, kemudian kain dasar yang diberi lekapan digunting, sehingga kain pelekapnya akan tampak sebagai motif hias.

12 Teknik menggambar sulaman inkrustasi, seperti halnya sulaman aplikasi yaitu memberi warna dasar terlebih dahulu, motifnya diberi warna secara penuh atau diblok dengan cat air yang warnanya sedikit lebih tua dari warna dasarnya. Gambar kerja dibuat dengan membuat garis-garis diagonal yang rapat menyerupai tekstur kain tile pada setiap motifnya. Contoh desain dan gambar kerja sulaman Inkrustasi : Desain Sulaman Inkrustasi Gambar Kerja Sulaman Inkrustasi

13 6. Sulaman Lekapan Pita Sulam pita pertama kali dikenal di Perancis pada pertengahan abad 18, yang kemudian menyebar ke Inggris, Australia, New Zeland, Amerika Serikat, Kanada dan Jepang. Di Indonesia sulam pita umumnya digunakan untuk menghias rambut dan kado, tetapi pada perkembangan selanjutnya sulam pita digunakan sebagai bahan untuk menyulam. Sulam pita, pada awalnya motif hiasnya terbatas berupa bunga atau buah seperti buah anggur, tetapi dengan kreativitas yang tinggi dewasa ini motif sulam pita dapat berupa daun, gandum serta dapat diterapkan untuk menghias serbet, tudung saji, sarung bantal kursi, hiasan dinding dan untuk menghias busana. Bahan yang diperlukan untuk pembuatan sulaman pita yaitu : a. Pita. Pita sebagai bahan utama banyak sekali macamnya yaitu pita sutera, pita organdi, pita Jepang dan pita satin yang disesuaikan dengan desain dan keinginan pembuat sulamannya. Hindari pemilihan pita yang luntur jika dicuci. Pita untuk menyulam sebaiknya berukuran 6 mm atau 4 mm, karena bila menggunakan pita yang lebih besar ukurannya akan menyulitkan dalam proses penyulaman. b. Kain Kain yang digunakan, sebaiknya kain yang berserat besar seperti kain strimin hingga pita akan mudah ditarik. c. Benang Ada dua macam benang yang harus disediakan yaitu benang wol (siet) dan benang sulam. Benang wol digunakan sebagai benang sari seperti pada bunga matahari, sedangkan benang sulam untuk bunga johny-jump ups. Alat yang digunakan untuk pembuatan sulaman pita yaitu : a. Jarum Jarum yang digunakan sebaiknya tidak satu, tetapi dalam berbagai ukuran yaitu mulai dari yang berlubang kecil hingga besar hingga pita masuk di lubang jarum.

14 b. Bidangan Bidangan sebaiknya memakai yang lebih besar atau paling besar seperti dengan ukuran diameter + 25 cm hingga untuk satu rangkaian bunga tidak ada yang tertindas tepi bidangan yang mungkin menyebabkan sulaman pita menjadi rusak. c. Gunting dan pelindung jari untuk melindungi jari sewaktu menyulam. d. Pensil dan ballpoint marker, untuk membuat desain dan gambar pola e. Kertas karbon untuk memindahkan pola pada kain. Cara pembuatan pola untuk sulaman pita : Pita sebelum digunakan, sebaiknya disimpul agar tidak mudah tertarik ke atas kain. Selain itu, agar pita tidak mudah tertarik jalinan benang-benangnya, dan tidak berubah bentuk pada saat dicuci atau disetrika, sebaiknya tepi pita distik dengan warna benang yang sama seperti pada gambar berikut : stik

15 Teknik Pembuatan Sulaman Pita : 1. Pembuatan Bunga Ros (Mawar) Langkah pembuatan sulaman pita motif bunga ros yaitu L a. Jelujur pita dengan benang yang panjangnya melebih panjang pita b. Tarik benang jelujuran sedemikian rupa hinga pita berkerut c. Tusukkan pita yang telah dijelujur dan berkerut pada kain d. Putar pita dari bagian tengah terlebih dahulu, hingga menyerupai kuntum bunga mawar 2. Pembuatan Benang Sari Pembuatan benang sari, yaitu tusukkan jarum dengan benang dan pada bagian ujungnya lilitkan benang sebanyak 2 kali pada jarum, kemudian tarik jarum hingga benang membentuk simpul. 3. Pembuatan Tusuk Tangkai Cara pembuatan tusuk tangkai yaitu tarik benang ke bawah dan ke atas kain dengan susunan berjajar. Sulaman kedua di mulai di tengah-tengah setikan pertama, begitu seterusnya hingga panjang tangkai sesuai keinginan.

16 4. Pembuatan Tusuk Lurus Cara pembuatan tusuk lurus yaitu pita ditarik ke atas kain. Panjang pita sesuai keinginan, kemudian tusukkan kembali ke bawah kain secara perlahan, jika menggulung, dengan cara ditarik maka gulungan pita akan menghilang. Begitu seterusnya. Bentuk motif dengan tusuk lurus ini dapat dibuat sejajar atau membulat menyerupai bentuk bunga jika warna pita sesuai dengan warna bunga. Jika warna pita hijau dapat dibentuk untuk motif daun. 5. Pembuatan Tusuk Rantai dan Variasinya Cara pembuatan tusuk rantai yaitu tarik pita ke atas kain. Putar pita membentuk bulatan dan tusukkan kembali jarum ke bawah kain tepat di titik pertama. Tusukkan jarum tepat di atas puncak bulatan dan tusukkan kembali jarum ke arah bawah kain melewati bulatan pita tepat di atas titik pita masuk. Tarik pita secara perlahan agar tampilan pita cukup indah. Lakukan seterusnya sampai sesuai dengan motif yang diinginkan.

17 Sebagai variasi dari tusuk rantai ini dapat dibuat secara bertingkat yaitu setelah tusukkan pertama, pada bagian puncak buat lagi tusuk rantai seperti tusuk rantai pertama. 6. Pembuatan Tusuk Lilit Cara pembuatan tusuk lilit yaitu tarik pita ke atas kain, kemudian lilitkan pita pada jarum sebanyak 6 sampai 8 lilitan. Tarik jarum perlahan-lahan hingga lilitan pita tampak rapih Tusukkan kembali jarum ke arah bawah melalui lubang tusukkan pertama atau sesuai dengan jarak lilitan pita. Contoh desain motif hias dan gambar kerja sulaman pita Desain dan Gambar Kerja Sulaman Pita

18 B. Teknik Menghias Kain pada Sulaman Bercorak Mengubah corak merupakan suatu jenis sulaman berwarna yang dikerjakan pada kain bercorak sederhana, misalnya corak kotak kotak, bulat atau onde onde dan corak bergaris. Dengan menambahkan berbagai tusuk hias, corak corak yang ada diubah sedemikian rupa, sehingga dapat menampilkan corak lain yang lebih menarik, tetapi ciri khas dari kain bercorak tersebut masih bisa dikenali. Pemilihan warna pada sulaman mengubah corak sebaiknya tidak terlalu banyak, karena kain itu sendiri sudah bercorak, sehingga tidak memberi kesan terlalu ramai, tetapi untuk sulaman mengubah corak biasanya dipilih salah satu warna dari warna kain bercoraknya, misalnya kain bercorak hitam putih, maka warna benang yang dipilih adalah warna hitam atau putih. Tusuk hias yang digunakan cukup satu atau dua macam, seperti tusuk rantai, tusuk rantai terbuka, tusuk pipih, tusuk silang. Meski demikian khusus, dalam mengubah corak, jangan menggunakan tusuk silang semua karena akan mengarah pada teknik menghias yang lain. Teknik menggambar desain sulaman mengubah corak, disesuiakan dengan corak kain yang akan digunakan, jika kainnya kotak kotak, buat terlebih dahulu corak kotak kotak tersebut, baru ditambahkan motif yang diinginkan. Gambar kerja dibuat pada kertas yang terlebih dahulu dibuat coraknya kemudian dibuat tusuk-tusuk hias yang digunakan. Contoh desain dan gambar kerja sulaman mengubah corak :

19 Desain Mengubah Corak Bulat Gambar Kerja Mengubah Corak Bulat Desain Sulaman Mengubah Corak kotak Gambar Kerja Sulaman Mengubah Corak kotak

20 C. Teknik Menghias Kainpada Tenunan yang Dapat Dibagi 1. Desain Sulaman Kruistik Sulaman kruistik merupakan jenis sulaman yang keseluruhan motifnya dikerjakan dengan menggunakan tusuk silang. Sulaman kruistik menggunakan beberapa warna benang sesuai keinginan pembuat sulaman. Tusuk silang Dalam mendesain motif untuk sulaman kruistik perlu diperhatikan penggunaan warna yang cukup kontras untuk setiap bidang, sehingga warna yang ditampilkan menarik dan garis garis batas antar bagian motif akan tampak jelas. Sumber ide untuk sulaman kruistik bebas, dapat berupa bunga, binatang, manusia, pemandangan atau lainnya. Gambar desain untuk sulaman kruistik dikerjakan dengan cara, memberi warna dasar pada gambar desain, kemudian setiap bagian motif hias dapat di blok dengan warna yang diinginkan. Gambar kerja diselesaikan dengan menggunakan berbagai kode warna pada setiap bagian motif sesuai warna desain, missal bagian motif yang berwarna merah menggunakan kode warna o, hijau dengan kode #, biru dengan dan sebagainya. Contoh desain dan gambar kerja sulaman kruistik : Desain Sulaman Kruistik

21 Gambar Kerja Sulaman Kruistik 2. Desain Sulaman Holbein Sulaman holbein merupakan jenis sulaman yang pengerjaannnya sederhana dan mudah, tetapi penampilannya sangat menarik jika desain motifnya bagus. Sulaman holbein disebut sederhana karena dikerjakan dengan hanya menggunakan satu jenis tusuk hias yaitu jelujur dan dikerjakan dua kali balikan (bolak balik), sehingga hasilnya cukup unik yaitu motif pada bagian baik kain dan bagian buruk kain hasilnya sama. Ini merupakan spesifikasi hiasan holbein. Motif-motif terbentuk dari garis-garis yang tidak terputus dan selalu beraturan menurut persilangan dari kain bagi. Motif hias sulaman holbein dapat menggunakan motif hiasan kruistik. Benang hias yang digunakan dapat satu atau beberapa warna benang yang harmonis, bila hanya satu warna yang digunakan, hendaknya warna yang dipilih kontras dengan warna kain yang dihiasnya agar hiasan holbein nampak jelas. Tusuk Holbein Teknik menggambar desain hiasan holbein dikerjakan dengan cara memberi warna dasar, kemudian membuat kotak-kotak menyerupai kain bagi. Gambar desain berupa garis-garis mengikuti kain baginya dengan warna warna yang sesuai

22 keinginan pada setiap motifnya. Gambar kerja dibuat pada kertas bercorak kotak berupa garis-garis sesuai motif hias pada desain. Contoh desain dan gambar kerja sulaman Holbein : Desain Sulaman Holbein Gambar Kerja Sulaman Holbein 3. Desain Sulaman Asisi Sulaman asisi seperti halnya sulaman kruistik keduanya menggunakan tusuk hias yang sama yaitu tusuk silang. Sulaman asisi merupakan perpaduan dari hiasan tusuk silang dengan tusuk holbein. Perbedaannya pada sulaman asisi, bagian yang disulam dengan tusuk silang adalah bagian luar dari motifnya, sedangkan motifnya dibiarkan terbuka. Bagian motif hias sulaman asisi dikosongkan, garis batas motif diselesaikan dengan tusuk jelujur bolak-balik (tusuk holbein) dan bagian luar motif diselesaikan dengan tusuk silang. Tusuk Hias yang Digunakan pada sulaman Asisi Tusuk holbein untuk tepi motif Tusuk silang untuk latar belakang motif hias

23 Desain motif sulaman asisi sebaiknya tidak terlalu rumit, dan tidak terlalu kecil karena bagian luarnya yang disulam. Motif hias sulaman asisi pada umumnya sama dengan motif hias sulaman kruistik. Warna benang hias yang digunakan hanya dua macam dengan kombinasi analogus yaitu warna tua dengan warna muda dari satu tingkatan warna. Gambar desain untuk sulaman asisi dikerjakan dengan cara memberi warna dasar terlebih dahulu kemudian dibuat kotak-kotak menyerupai kain strimin. Gambar desain motif, pada bagian motif dikosongkan atau dibiarkan sama seperti warna dasar, bagian tepi motif dibuat garis seperti hiasan holbein dan bagian luar motif secara keseluruhan diblok dengan warna yang lebih tua atau lebih muda dari warna tusuk holbein. Gambar kerja dibuat seperti gambar kerja sulaman holbein tetapi pada bagian luar motif digambar tusuk-tusuk silang secara penuh. Contoh desain dan gambar kerja sulaman asisi : Desain Sulaman Asisi Gambar Kerja Sulaman Asisi

24 4. Desain Sulaman Taula Swedia Taula Swedia adalah suatu bentuk sualaman yang dikerjakan pada kain yang tenunannya dapat dihitung. Teknik penyulaman Taula Swedia bersifat geometrik, karena dikerjakan dengan jarak yang tetap menurut pola anyaman tertentu, dengan demikian Taula Swedia dikenal pula dengan sulaman geometrik. Pada awalnya kain yang dipergunakan untuk sulaman Taula Swedia dikenal dengan sebutan kain tula yaitu kain yang ditenun sedemikian rupa sehingga sebagian benang ada yang timbul ke permukaan. Pada perkembangan selanjutnya Taula Swedia banyak dikerjakan pada kain strimin atau katun rami. Terdapat empat macam setikan dasar Taula Swedia yang kesemuanya tusuk jelujur, yaitu setik horizontal, setik vertikal, setik diagonal dan setik panjang. Sulaman taula Swedia dikerjakan dengan hanya mengambil beberapa serat benang kain strimin di bagian baik, artinya tidak tembus ke bagian buruk kain strimin, sehingga di bagian buruk kain nampak bersih. Teknik menggambar desain dilakukan dengan cara memberi warna dasar, kemudian membuat kotak-kotak menyerupai kan strimin dan membuat motif yang berupa garis garis bentuk geometris. Gambar kerja dibuat pada kertas kotak-kotak kemudian membuat garis-garis sesuai motif pada desain. Contoh desain dan gambar kerja sulaman taula Swedia :

25 Desain dan Gambar Kerja Sulaman Taula Swedia A. Desain Sulaman Tapiseri Kata tapestry berasal dari bahasa Yunani Rams dan bahasa Latin Tapestum yang mengandung arti sejenis sulaman yang memiliki banyak teknik yang berbeda. Tapestry, dahulu digunakan untuk membuat atau menghias perkakas atau perabot rumah tangga seperti gorden, karpet, dan hiasan dinding. Tapastry merupakan hiasan cetak dengan bentuk yang bergelombang serta dengan penggunaan warna yang bervariasi. Tapestry pada umumnya dikerjakan pada kain bagi yakni sejenis kain yang tenunannya dapat dihitung, berlubang dan bercorak kotak. Model tapestry yang sangat terkenal adalah bayeux Tapestry. Tapestry pertama kali ditemukan pada sebuah kuburan di Mesir pada periode tahun 1400 SM dengan bentuk motif yang dibuat oleh Ovid dalam Metamorphoses (menurut cerita Kompetisi Minerva dan Arache). Sejumlah penemuan lain mengenai tapestry yaitu pada abad ke 2 s. d. 5 yang dibuat oleh seorang pengrajin dari suku Egypto-Roman yang karyanya sejalan dengan bentuk tapestry karya Ovid s. Temuan lain mengenai tapestry ini dapat dilihat pada hermitage suatu museum di Moscow berupa lukisan dinding di Ben Hassan pada 1600 SM. Pada awalnya sulaman ini dikenal untuk memberikan efek atau tekstur pada suatu kain. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan sains, sulaman ini tidak hanya untuk mendapatkan tekstur, tetapi juga untuk memperoleh serta memperindah suatu benda.

26 Berbeda dengan kristik, pada sulaman tapestry di samping motifnya yang disulam, seluruh permukaan kain dasar disulam dengan warna yang dapat menjadi latar belakang dari motifnya. Jenis tusuk hias yang digunakan umumnya tusuk lurus biasa, tetapi bisa dibuat horizontal, vertikal dan diagonal serta kombinasi dari ketiganya. Pemilihan warna sangat penting, karena kombinasi warna yang tepat akan dapat menghidupkan motif yang akan ditampilkan. Bentuk motif tapestry pada umumnya diambil dari bentuk geometris, tetapi berkembang menjadi bentuk stilasi atau renggaan dari bentuk daun, bunga, dan hewan. Bahan dan alat yang diperlukan untuk pembuatan sulaman tapestry yaitu : Keperluan mendasar untuk pekerjaan sulaman teknik tapestry adalah kanvas atau strimin, benang, dan jarum tapestry. Peralatan lain yang digunakan adalah gunting dan bidal atau penutup jari. a. Kain Kain yang biasa digunakan untuk sulaman tapestry adalah sejenis kain bagi, artinya serat kain tersebut dapat dihitung atau kain yang tenunannya jarang. Jenis kain tersebut adalah kain strimin. Khusus untuk sulaman tapestry strimin yang digunakan adalah strimin plastik baik yang berlubang kecil ataupun besar. Strimin plastik berlubang kecil tenunannya rapuh sehingga mudah putus, berbeda dengan strimin plastik berlubang besar karena di samping agak besar juga tebal sehingga kuat dan tidak mudah putus. b. Benang Sulam Benang sulam yang dapat digunakan untuk membuat sulaman tapestry tersedia dalam berbagai macam dan warna. Pemilihan jenis dan warna benang disesuaikan dengan jenis strimin yang akan dipakai serta desain motif hias tapestry yang akan dibuat atau juga dapat dikombinasikan dari berbagai jenis dan warna benang. Benang yang dapat dipergunakan untuk pembuatan sulaman tapestry bermacam-macam seperti benang wool, kinlon, katun, linen atau benang logam, tetapi yang paling bagus adalah benang wool dan benang kinlon. Jenis benang wool untuk tapestry adalah : 1) Crewel wool yaitu benang wool yang paling bagus untuk dipakai dalam pembuatan tapestry di atas kain kanvas atau strimin plastik berlubang besar.

27 Jenis benang ini dikenal dengan benang kinlon. Sulaman tapestri dengan menggunakan benang kinlon seperti untuk pembuatan karpet, keset atau tas. 2) Tapestry wool yaitu sejenis benang wool yang berukuran sedang, panjangnya 13,8 m untuk setiap gulungnya sedang. Jenis benang ini cocok dipakai untuk pembuatan tapestry pada strimin plastik berlubang kecil. Sulaman tapestry dengan menggunakan benang ini seperti untuk pembuatan hiasan dinding, pembungkus buku harian atau tas remaja 3) Rug wool yaitu sejenis benang wool yang berukuran kecil, agak halus dan setiap gulungnya, panjangnya 6 m. Sulaman tapestry dengan menggunakan benang ini hasilnya sangat halus, seperti untuk pembuatan hiasan dinding Rug wool Tapestry wool Benang kinlon atau Crewel wool c. Jarum Tapestry Jarum untuk sulaman tapestry adalah jarum yang bermata besar sehingga dapat memudahkan memasukkan benang, bentuknya pun agak besar dan ujung jarum dibuat tumpul agar pada saat digunakan, jarum tidak merusak kain. Jarum tapestry tersedia dalam berbagai ukuran yaitu jarum mulai no 13 sampai no 26. makin besar nomor jarum makin kecil ukuran jarum dan umumnya jarum yang paling baik dan yang sering digunakan adalah jarum no 13.

28 Jarum Tapestry Macam-macam Tusuk Tapestry Tusuk tapestry pada dasarnya terdiri atas 5 macam tusuk dasar (Basic Technique) yaitu tusuk silang (crossed stiches), tusuk lurus mendatar atau menurun (straight stiches), tusuk diagonal (diagonal stiches), tusuk ikal (looped stiches), dan tusuk bintang (star stiches). a. Stik Silang (crossed stiches) Stik silang dapat divariasikan menjadi stik beras atau dikombinasikan antara stik silang dengan stik lurus dan dikerjakan secara bertumpuk sehingga menghasilkan tekstur yang tebal. b. Stik Lurus (Straight Stick)

29 c. Stik Dagonal (Diagonal Stick) d. Stik Bintang (Star Stiches) e. Stik Ikal (looped stiches) f. Stik Mengikuti Bentuk (Leaves and Flower)

30 Contoh benda yang dibuat dengan teknik tapestry : Keset Sarung bantal kursi Tempat pinsil

BAGIAN VII TEKNIK MENGHIAS KAIN

BAGIAN VII TEKNIK MENGHIAS KAIN BAGIAN VII TEKNIK MENGHIAS KAIN Dalam seni menghias kain kita mengenal berbagai teknik menghias kain yang masing masing teknik mempunyai ciri-ciri tersendiri. Dengan ciri-ciri tersebut kita dapat membedakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KARYA ILMIAH ULASAN ILMIAH HASIL GAGASAN SENDIRI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Oleh: Dra. Aisyah Jafar M.M Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan LEMBAGA PENJAMINAN

Lebih terperinci

Membuat Hiasan PadaBusana Dengan Teknik Sulaman Oleh : Dra.Enny Zuhni Khayati,M.Kes. Edit ulang oleh : Yandriana F.M

Membuat Hiasan PadaBusana Dengan Teknik Sulaman Oleh : Dra.Enny Zuhni Khayati,M.Kes. Edit ulang oleh : Yandriana F.M Membuat Hiasan PadaBusana Dengan Teknik Sulaman Oleh : Dra.Enny Zuhni Khayati,M.Kes. Edit ulang oleh : Yandriana F.M Pengertian Tusuk Hias Sebelum membuat hiasan busana dengan teknik sulaman terlebih dahulu

Lebih terperinci

11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN 11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK LEKAPAN Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik lekapan,desain dan prinsip teknik lekapan, jenis bahan

Lebih terperinci

1. Menggambar Model Alam Benda

1. Menggambar Model Alam Benda 1. Menggambar Model Alam Benda a. Konsep Menggambar Model Menggambar model merupakan kegiatan yang diawali dengan menentukan objek model yang akan digambar. Objek gambar model dapat berupa hewan, tumbuh-tumbuhan,

Lebih terperinci

MANFAAT HASIL BELAJAR SULAMAN BERWARNA PADA PEMBUATAN HIASAN BUSANA PESTA WANITA

MANFAAT HASIL BELAJAR SULAMAN BERWARNA PADA PEMBUATAN HIASAN BUSANA PESTA WANITA MANFAAT HASIL BELAJAR SULAMAN BERWARNA PADA PEMBUATAN HIASAN BUSANA PESTA WANITA Marlina. Dra, M.Si Prodi Pend Tata Busana FPTK UPI Email: nina_marlinakoe@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang

Lebih terperinci

TEKNIK BORDIR SASAK. Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY

TEKNIK BORDIR SASAK. Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY TEKNIK BORDIR SASAK Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY Pendahuluan Membordir merupakan salah satu teknik menghias kain yang dikerjakan menggunakan mesin jahit atau mesin bordir. Namun seiring dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data B. Pembahasan Data... 77

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data B. Pembahasan Data... 77 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut. Dalam busana menghias berarti memperindah segala sesuatu yang dipakai oleh manusia baik

Lebih terperinci

BAGIAN X SEMOK A. Semok Inggris B. Semok Belanda

BAGIAN X SEMOK  A. Semok Inggris B. Semok Belanda 1 BAGIAN X SEMOK Semok adalah suatu teknik hiasan untuk melkatkan kerut-kerut dengan menggunakan berbagai tusuk dan benang hias sehingga menghasilkan suatu bentuk hiasan yang baik. Semok dapat dikerjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

Lebih terperinci

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

KODE MODUL: BUS-210C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE MODUL: BUS-210C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG KODE MODUL: -210C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

WADAH HANTARAN. Abstrak

WADAH HANTARAN. Abstrak WADAH HANTARAN Oleh : Dra. Widarwati, M.Sn. WIDYAISWARA ============================================================ Abstrak Wadah Hantaran merupakan suatu tempat untuk meletakkan hasil jadi dari seni

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti

Lebih terperinci

6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN 6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK MENGANYAM Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik menganyam, desain dan prinsip teknik menganyam, jenis

Lebih terperinci

7 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

7 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN 7 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK MENJALIN Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik menjalin desain dan prinsip teknik menjalin, jenis bahan

Lebih terperinci

DESKRIPSI DAN SILABUS

DESKRIPSI DAN SILABUS DESKRIPSI DAN SILABUS DESAIN HIASAN (BU 211) Disusun oleh : Dra. Pipin Tresna P., M.Si. NIP. 19631016 199001 2 001 JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB III SURVEY LAPANGAN BAB III SURVEY LAPANGAN 3.6 Perolehan Material Renda di Indonesia Renda yang banyak ditemukan di pasaran adalah jenis renda yang digunakan sebagai bahan dekorasi atau benda aplikasi. Biasanya renda digunakan

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK

BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK Karakteristik busana etnik setiap daerah berbeda-beda. Karakterstik tersebut ditinjau dari model busananya, jenis dan corak kain yang dipergunakan, warna busana dan perlengkapan

Lebih terperinci

Peta Materi KERAJINAN TEKSTIL. Jenis dan Karakteristik. Kerajinan Tekstil. 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas

Peta Materi KERAJINAN TEKSTIL. Jenis dan Karakteristik. Kerajinan Tekstil. 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas Peta Materi II KERAJINAN TEKSTIL Fungsi dan Prinsip Kerajinan Teksti Jenis dan Karakteristik Kerajinan Tekstil Proses Produksi Kerajinan Tekstil 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas Bahan Kerajinan

Lebih terperinci

BAGIAN V POLA HIASAN A. Pola serak atau pola tabur Gambar 5.1 Pola Serak B. Pola berangkai

BAGIAN V POLA HIASAN A. Pola serak atau pola tabur Gambar 5.1 Pola Serak B. Pola berangkai BAGIAN V POLA HIASAN Dari berbagai pola hias yang dapat kita jumpai dalam desain hiasan baik untuk busana maupun untuk lenan rumah tangga, terdapat beberapa di antaranya sudah merupakan bentuk bentuk baku.

Lebih terperinci

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Penyusun: ANTI ASTA VIANI Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Bissappu Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa) Kelas/semester : VIII/Genap Materi Pokok : Tapestri Alokasi Waktu : 5 Pertemuan (15 JP)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Kain Karawo Di Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo terdapat empat kelompok pengrajin, kelompok pertama diketuai oleh Ibu Sarta Talib terdiri

Lebih terperinci

Tali Satin RANGKAIAN BUNGA OLGA JUSUF. dari

Tali Satin RANGKAIAN BUNGA OLGA JUSUF. dari RANGKAIAN BUNGA dari Tali Satin OLGA JUSUF RANGKAIAN BUNGA dari Tali Satin Penerbit PT Gramedia pustaka Utama Jakarta oleh: OLGA JUSUF GM 210 01100049 Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PERINTISAN INKUBATOR BISNIS SMU N I PENGASIH KULON PROGO MELALUI KETERAMPILAN SULAM MENYULAM

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PERINTISAN INKUBATOR BISNIS SMU N I PENGASIH KULON PROGO MELALUI KETERAMPILAN SULAM MENYULAM LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PERINTISAN INKUBATOR BISNIS SMU N I PENGASIH KULON PROGO MELALUI KETERAMPILAN SULAM MENYULAM OLEH: WIDJININGSIH, M.PD EMY BUDIASTUTI, M.PD. WIDIHASTUTI, S.PD.

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01 DOKUMEN SEKOLAH SANGAT RAHASIA UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Mata Pelajaran Tata Busana/Ketrampilan Paket 01/Utama Hari/Tanggal... Waktu 08.30 09.30 (60 menit) P - 01 PETUNJUK UMUM :

Lebih terperinci

Menata Pola Ragam Hias Tekstil

Menata Pola Ragam Hias Tekstil MENATA POLA RAGAM HIAS TEKSTIL 81 Menata Pola Ragam Hias Tekstil A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan belajar menata pola ragam hias tekstil. Sebelumnya kita telah memiliki pengetahuan tentang keragaman

Lebih terperinci

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014 Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu instansi atau lembaga pendidikan yang memiliki sarana untuk melaksanakan pelayanan belajar dan proses pendidikan. Kegiatan inti dari sekolah

Lebih terperinci

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK KERAJINAN TEKSTIL Disusun Oleh : Drs. Syamsudin, M. Sn. Ir. Sri Herlina, M.Si. PEMERINTAH PROVINSI

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS NAMA : SALMAN FARIS NIM : KELAS : S1SI-01

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS NAMA : SALMAN FARIS NIM : KELAS : S1SI-01 KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS NAMA : SALMAN FARIS NIM : 11.12.5393 KELAS : S1SI-01 Pembuatan Kreasi dari Kain Flanel Berkreasi tidak hanya dapat dilakukan dengan barang yang rumit dan sulit didapat. Tetapi

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated.

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated. MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT DIREKTORAT PEMBEKALAN ANGKUTAN SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : 20-251 I. BAHAN. 1. Kain filament polyester 100% double side coated. a. Lebar kain,cm (inchi)

Lebih terperinci

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Teknik Dasar Penataan Display Menata display yang baik selain harus memperhatikan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan desain dan keserasian warna,

Lebih terperinci

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR 1. MEJA GAMBAR Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK Boneka bisa terbuat dari bermacam bahan, bahan yang bisa digunakan yaitu kain, kulit, kertas, fiber, tanah liat

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL

BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL digilib.uns.ac.id BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL Hasil uji coba/eksperimen dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi beberapa kategori sesuai dengan jenisnya yaitu tentang

Lebih terperinci

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL TEKNIK RAGAM JENIS PENGERTIAN DAN HIAS SIFAT BAHAN TEKSTIL BAHAN PEWARNA TEKSTIL Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris

Lebih terperinci

MENGGAMBAR DESAIN HIASAN LENAN RUMAH TANGGA

MENGGAMBAR DESAIN HIASAN LENAN RUMAH TANGGA MENGGAMBAR DESAIN HIASAN LENAN RUMAH TANGGA OLEH: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS HASIL PRAKTIK DESAIN SULAMAN BERWARNA PADA MATA KULIAH DESAIN HIASAN

ANALISIS KUALITAS HASIL PRAKTIK DESAIN SULAMAN BERWARNA PADA MATA KULIAH DESAIN HIASAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain hiasan merupakan karya seni berdasarkan hasil karya pada masa lampau yang diciptakan oleh generasi sebelumnya yang terus dikembangkan dan dilestarikan.

Lebih terperinci

Pengadaan Tutup Kepala Biro Sarpras Polda Kep. Babel TA. 2015

Pengadaan Tutup Kepala Biro Sarpras Polda Kep. Babel TA. 2015 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BIRO SARANA DAN PRASARANA Pengadaan Tutup Kepala Biro Sarpras Polda Kep. Babel TA. 2015 SPESIFIKASI TEKNIS BEKAL UMUM : BARET POLRI

Lebih terperinci

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

Lebih terperinci

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT 4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengetahuan bahan dan alat kriya tekstil. Setelah mempelajari pengetahuan

Lebih terperinci

Syarat daun pisang yang digunakan :

Syarat daun pisang yang digunakan : Pengertian Samir adalah dekorasi pada hidangan khusus dengan menggunakan lipatan daun agar mendukung penampilan hidangan sehingga mempunyai nilai tersendiri dan memperindah hidangan tersebut. Syarat daun

Lebih terperinci

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia KAIN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA 1 Kain Sebagai Kebutuhan Manusia A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari kain sebagai kebutuhan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Desain dan Produksi Kria Tekstil Kode Soal : 4063 Alokasi

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA IV. Kajian Estetika Feldman Kajian motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny menggunakan teori Estetika Feldman, untuk mengkaji objek

Lebih terperinci

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun LAMPIRAN Lampiran 1. Skoring sifat dan karakter tanaman cabai 1. Tinggi tanaman : Tinggi tanaman diukur mulai dari atas permukaan tanah hingga ujung tanaman yang paling tinggi dan dinyatakan dengan cm.

Lebih terperinci

A. Implementasi Teoritik

A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Lebah Madu adalah serangga kaya manfaat, dalam klasifikasi dunia binatang, lebah dimasukan dalam Ordo Hymenoptera yang artinya sayap bening.

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Hiasan Lucu dengan Kain FLANEL DI SUSUN OLEH : NAMA : ULFATUN NIKMAH KELAS : 11-D3TI-03 NIM : 11.01.2958 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2011/2012 ABTRAK

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO. Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo

ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO. Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo Trifandi Lasalewo Jurusan Teknik Industri - Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Setiap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. rekomendasi yang disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. rekomendasi yang disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi yang disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai Pendapat Peserta Didik

Lebih terperinci

Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam

Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam - Struktur bentuk pada bagian kepala kain (tumpal), terdapat ragam hias ombak 16 batang, tali air dan patah beras, umpak ayam, pucuk rebung kembang jagung, dan tawur sisik nanas. Ombak 16 batang Patah

Lebih terperinci

KRIYA TEKSTIL SMK. Budiyono dkk

KRIYA TEKSTIL SMK. Budiyono dkk Budiyono dkk KRIYA TEKSTIL SMK JILID 2 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tema kekerasan terhadap anak (child abuse) akan diwujudkan dalam suatu bentuk karya seni rupa. Perwujudan tema tersebut didukung dengan adanya

Lebih terperinci

BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk

BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI Menjahit secara umum digunakan untuk menyatukan dua atau lebih bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih bahan tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab, dalam pembangunan bangsa

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengar, dan meniru.

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengar, dan meniru. A. Kerangka Teoritis 1. Belajar BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Menurut Sadirman ( 2009 ) belajar adalah suatu proses yang terjadi pada semua orang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan merupakan wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Proses

Lebih terperinci

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII 1. Arti dari kata kerajinan adalah? a. Kreativitas pada suatu barang melalui ketrampilan tangan. b. Kreativitas pada suatu barang dari bahan alam. c. Barang

Lebih terperinci

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK Terbentuknya kain tenun, pada mulanya manusia purba menemukan cara membuat tambang, kemudian tali dan juga benang dari tumbuhantumbuhan merambat dan

Lebih terperinci

MENJAHIT CELANA OLEH: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

MENJAHIT CELANA OLEH: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENJAHIT CELANA OLEH: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR MEMOTONG BAHAN DAN MANFAATNYA SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

BAB II HASIL BELAJAR MEMOTONG BAHAN DAN MANFAATNYA SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI 15 BAB II HASIL BELAJAR MEMOTONG BAHAN DAN MANFAATNYA SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI A. Gambaran Umum Memotong Bahan (Cutting) Kompetensi memotong bahan merupakan mata pelajaran standar kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni reka bentuk kreatif menggunakan tangan atau mesin. Menurut Nugraha

BAB I PENDAHULUAN. seni reka bentuk kreatif menggunakan tangan atau mesin. Menurut Nugraha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Embroidery adalah memberi hiasan pada kain yang telah ditenun dengan cara menusuk menggunakan jarum. Emboridery atau sulaman, merupakan suatu seni reka bentuk

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM Penyandang buta warna tentu memiliki sesuatu hal yang mempengaruhinya dalam proses pembuatan karya visualnya. Adler (seperti dikutip Damajanti,

Lebih terperinci

Ragam Hias Kain Sulam dan Terapan Lainnya

Ragam Hias Kain Sulam dan Terapan Lainnya BAHAN DASAR TEKSTIL NUSANTARA 71 Ragam Hias Kain Sulam dan Terapan Lainnya A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari asal usul kain yang ragam hiasnya dibentuk dengan cara teknik sulam. Di samping

Lebih terperinci

Ragam Hias Tenun Songket Nusantara

Ragam Hias Tenun Songket Nusantara RAGAM HIAS TENUN SONGKET NUSANTARA 115 Ragam Hias Tenun Songket Nusantara A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan mempelajari kebiasaan masyarakat Nusantara dalam membuat hiasan, khususnya menghias dengan

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia BAB 4 PENUTUP Tembikar merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang penting dalam mempelajari kehidupan manusia masa lalu. Berbagai informasi dapat diperoleh dari artefak berbahan tanah liat ini, mulai

Lebih terperinci

HALAMAN SAMPUL DASAR DESAIN I

HALAMAN SAMPUL DASAR DESAIN I HALAMAN SAMPUL DASAR DESAIN I Kontributor Naskah Penelaah : Dra. Hestiworo, MM : Dra. Catri Sumaryati, MM Dra. Dwijanti, M.Pd HALAMAN FRANCIS Hak Cipta 2013 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kontribusi, Dasar Desain, Pembuatan Sulaman Fantasi, Sarung Bantal Kursi, Mata Pelajaran Pembuatan Hiasan.

Kata Kunci: Kontribusi, Dasar Desain, Pembuatan Sulaman Fantasi, Sarung Bantal Kursi, Mata Pelajaran Pembuatan Hiasan. KONTRIBUSI PENGETAHUAN DASAR DESAIN TERHADAP HASIL PEMBUATAN SULAMAN FANTASI PADA SARUNG BANTAL KURSI SISWA KELAS XII TATA BUSANA SMK NEGERI 8 MEDAN Ravika Sitio 1, Rasita Purba 2 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KARYA ILMIAH ULASAN ILMIAH HASIL GAGASAN SENDIRI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Oleh: Dra. Aisyah Jafar M.M Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan LEMBAGA PENJAMIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional dalam menciptakan sumber daya manusia. Pendidikan pada

Lebih terperinci

I. JUDUL SERBA INDAH DARI KAIN FLANEL

I. JUDUL SERBA INDAH DARI KAIN FLANEL I. JUDUL SERBA INDAH DARI KAIN FLANEL II. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini banyak sekali usaha yang bergerak dalam berbagai macam bidang, mulai dari bisnis rumahan atau home industry, menengah hingga usaha

Lebih terperinci

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...5

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...5 1. Kompetensi Umum...5 2. Kompetensi Kejuruan...6 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...10 SUBSTANSI

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN IKAT CELUP DAN PEWARNAAN

TEKNIK PEMBUATAN IKAT CELUP DAN PEWARNAAN ABSTRAK Di Indonesia kain jumputan dikenal dengan nama nama yang berbedabeda, masyarakat Jawa menyebutnya Jumputan, di daerah Bali dikenal dengan nama Sangsangan, sedangkan di Palembang orang menamakannya

Lebih terperinci

Yetti Pangaribuan adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan

Yetti Pangaribuan adalah Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan 105 PENEKANAN UNSUR DEKORATIF MELALUI APLIKASI ORNAMEN ULOS BATAK TOBA PADA PERANCANGAN BUSANA Yetty Pangaribuan Abstrak Perancangan busana ada beberapa indikator yang menjadi pertimbangan dalam produksi

Lebih terperinci

Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar

Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar MEMBUAT TEKSTIL DENGAN TEKNIK REKALATAR 87 Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari cara membuat ragam hias dengan teknik rekalatar. Melalui kegiatan ini

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 A Latar Belakang Penelitian... 1

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01 RPP menjahit RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01 PELAJARAN : MULOK MENJAHIT KELAS /SEMESTER : VII / I MATERI : PENGERTIAN MENJAHIT SUB MATERI : DASAR DASAR MENJAHIT ALOKASI WAKTU : 2 x PERTEMUAN I. KOMPETENSI

Lebih terperinci

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni Pengertian Seni Rupa Secara sederhana, seni rupa adalah ungkapan ide atau perasaan yang estetis dan bermakna dari pembuatnya yang diwujudkan melalui media rupa yang bisa ditangka dan dirasakan dengan rabaan.

Lebih terperinci

JOB SHEET. : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Program Studi : Pendidikan Tata Busana Mata Kuliah :Piranti Menjahit

JOB SHEET. : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Program Studi : Pendidikan Tata Busana Mata Kuliah :Piranti Menjahit JOB SHEET Jurusan : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Program Studi : Pendidikan Tata Busana Mata Kuliah :Piranti Menjahit Semester :Ganjil Pokok Bahasan : Pemasangan Kancing Waktu : 3 x 60 menit (1 kali

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No.: BAK/TBB/SBG313 Revisi: 00 Tgl: 1 Januari 2013 Hal. 1 dari 14 I. KOMPETENSI A. Menyiapkan bahan dan peralatan samir B. Melapisi styrofoam dengan daun pisang C. Menyiapkan hiasan tepi samir D. Merangkai

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Konsep Dasar Penataan Display Penataan berasal dari kata bahasa Inggris display yang artinya mempertunjukkan, memamerkan, atau memperagakan sesuatu

Lebih terperinci

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA A. Perlengkapan Gambar 1. Drawing Pen ukuran 0,3 dan 0,5 mm 2. Maal 3 mm 3. Penggaris /

Lebih terperinci

Kajian bentuk kain Donggala Netty Juliana ( ) Abstrak

Kajian bentuk kain Donggala Netty Juliana ( ) Abstrak Kajian bentuk kain Donggala Netty Juliana (2013-2014) Abstrak Kriya tekstil Indonesia sangat beranekaragam bentuknya seperti batik, bordir, jumputan, tritik, pelangi, pacth work, anyaman, tenun dan lain

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika BAHAN AJAR BAGIAN III SEJARAH MODE PERKEMBANGAN BENTUK DASAR BUSANA DI NEGARA TIMUR A. Thailand Thailand adalah salah satu negara tetangga Indonesia sehingga busan antara kedua negara tersebut terdapat

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BIRO SARANA DAN PRASARANA. Pengadaan Tutup Kepala TA. 2015

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BIRO SARANA DAN PRASARANA. Pengadaan Tutup Kepala TA. 2015 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BIRO SARANA DAN PRASARANA Pengadaan Tutup Kepala TA. 2015 SPESIFIKASI TOPI RIMBA BRIMOB DAN SPN 1. BENTUK/DESAIN Bentuk/desain Topi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kain Tenun Ikat di Kampung Tenun (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat dengan Bahan Sutera Alam di Kampung Tenun

Lebih terperinci

KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO

KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO Oleh Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI I. PRINSIP DASAR BUSANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia merupakan salah satu negara yang mengikuti perkembangan mode (trend) di dunia. Menurut buku Perancangan Buku Ilustrasi Motif Navajo pada Pelaku

Lebih terperinci

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik dan mental dalam menggambar! 2 Sebutkan dan jelaskan dua komposisi dalam menggambar! 3 Sebutkan contoh

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS JAHIT DENGAN MOTIF SULAM PERCA

PELUANG BISNIS JAHIT DENGAN MOTIF SULAM PERCA PELUANG BISNIS JAHIT DENGAN MOTIF SULAM PERCA Di susun oleh : Erlina Mega Candra S1_TI A/ 10.11.3581 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAK Dibuang Sayang Produksi apa pun selalu menghasilkan limbah sebagai

Lebih terperinci

PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017 PEMBUATAN BATIK JUMPUT DI DESA GLURANPLOSO KECAMATAN BENJENG KOTA GRESIK Nur Indah Rosyidah 1, Nurdiana Fatmawati 2, Novi Eka Styorini 3, Retno Wulan N.S 4, Siti Aisyah 5 1,2,3 Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR 1.1 ALAT DASAR MENGGAMBAR Alat dasar dalam menggambar adalah pensil gambar, selanjutnya ada beberapa alat gambar lainnya seperti pensil warna, tinta, kuas, spidol, crayon,

Lebih terperinci