G. Bromo dilihat dari Pos PGA di Desa Ngadisari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "G. Bromo dilihat dari Pos PGA di Desa Ngadisari"

Transkripsi

1 G. BROMO, JAWA TIMUR G. Bromo dilihat dari Pos PGA di Desa Ngadisari KETERANGAN UMUM Nama : G. Bromo Nama Lain : Brama Nama Kawah : - Lokasi : a. Geografi : 7 56' 30" LS dan ' BT. (Atlas Trop. Nederl. 1938, lembar 22). b. Administrasi : Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Prop. Jawa Timur. Ketinggian : a. dari muka air laut :2.329 m dml. b. dari dasar kaldera : 200 m (ketinggian dasar kaldera ± m dml dan dikenal sebagai daerah lautan pasir) Kota Terdekat : Probolinggo Tipe Gunungapi : Kerucut sinder dalam kaldera Nama Pos : Geografi : 7 55' 40,18" LS dan ' 07,56 BT Elevasi : 2275 Pengamatan dpl Gunungapi Administrasi : Pos PGA G. Bromo terletak di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo, Propinsi Jawa Timur. PENDAHULUAN Cara Mencapai Puncak Dapat dilakukan melalui dua cara yaitu :

2 1. Lintasan Probolinggo Sukapura Ngadisari sampai ke Cemoro Lawang yang merupakan dinding Kaldera Lautan Pasir dapat dilakukan dengan kendaraan bermotor. Kemudian dilanjutkan dengan lintasan melewati lautan pasir. Pendakian ke puncak dan pematang kawah dapat dilakukan dengan mudah melalui tangga tembok. 2. Lintasan Pasuruan Tosari Jurang Munggal Lautan Pasir - Bromo. Peta Rute di Kawasan G. Bromo/Kaldera Tengger, Jawa Timur Demografi Data Penduduk di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Propinsi Jawa Timur. No Tabel Demografi Kependudukan Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo Nama Desa/Kelurahan Laki-laki Jumlah Penduduk Perempuan Jumlah KK 1 Sukapura Sapikerep Ngadirejo Wonokerto Ngadas Jetak Wonotoro Ngadisari Sariwani Pakel Kedasih Ngepung

3 Wisata Komplek Bromo Tengger Kaldera Tengger Daya tarik utama TN-BTS adalah gejala alam yang unik dan spektakuler yang dapat dinikmati dan didekati dengan mudah. Kaldera Tengger dengan 5 (lima) buah gunung yang berada didalamnya merupakan daya tarik tersendiri, termasuk kisah geologi terbentuknya gunung-gunung tersebut. Gunung Bromo Gunung Bromo merupakan salah satu gunung dari lima gunung yang terdapat di komplek Pegunungan Tengger di laut pasir. Daya tarik gunung ini adalah merupakan gunung yang masih aktif dan dapat dengan mudah didaki/dikunjungi. Obyek wisata Gunung Bromo ini merupakan fenomena dan atraksi alami yang merupakan salah satu daya tarik pengunjung. Kekhasan gejala alam yang tidak ditemukan di tempat lain adalah adanya kawah di tengah kawah (creater in the creater) dengan hamparan laut pasir yang mengelilinginya. Bila kita sampai di puncak maka tampak kawah Bromo yang menganga lebar dengan kepulan asap yang keluar dari dasarnya yang menandakan gunung ini masih aktif. Dari puncak inilah pengunjung dapat menikmati/menyaksikan kawah Bromo dengan kepulan-kepulan asapnya yang relatif tipis, serta ke arah belakang dapat menyaksikan keindahan panorama hamparan laut pasir dengan siluet alamnya yang mempesonakan. Daya tarik lainnya, adalah bahwa gunung ini merupakan tempat bagi berlangsungnya acara puncak upacara ritual masyarakat Tengger (Kasada) yakni berupa pelemparan hasil bumi sebagai persembahan ke kawah Gunung Bromo. Upacara inilah yang menarik wisatawan untuk menyaksikan acara yang hanya berlangsung satu tahun sekali, pada tanggal 14 bulan ke sepuluh, Kalender Jawa melakukan upacara adat/keagamaan umat Hindu Tengger atau disebut juga Upacara Kesodo, upacara ini berpusat di sekeliling kawah Gunungapi Bromo. Gua/Gunung Widodaren Gunung/Gua Widodaren ini letaknya di sebelah Gunung Batok dan merupakan potensi obyek wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri. Salah satu daya tarik obyek ini adalah bahwa lokasi ini merupakan tempat keramat berupa gua dan sumber air suci.

4 Gunung Batok Gunung Batok terletak di sebelah Gn. Bromo dan menjadi pemandangan yang menyatu dengan Gn. Bromo. Daya tarik utama adalah gunung ini merupakan habitat edelwis. Gunung Pananjakan Puncak G. Pananjakan merupakan tempat yang tertinggi bila dibandingkan dengan tempat-tempat lainnya di Komplek Pegunungan Tengger. Oleh karenanya di kawasan ini kita dapat menyaksikan keindahan alam di bagian bawah seperti panorama laut pasir dengan komplek Gunung Bromo Dsk. yang dilatarbelakangi G. Semeru dengan kepulan asapnya yang tebal. Dari puncak Pananjakan ini dapat disaksikan/dinikmati pula indahnya matahari terbit di ufuk timur berwarna kekuning-kuningan muncul dari balik perbukitan. Kita dapat menikmati suasana tersebut di atas dalam suasana hening dan tenteram tanpa kebisingan dan kegaduhan. Fasilitas yang tersedia, antara lain : 1. Sarana jalan 2. Transportasi (kendaraan roda empat dan kuda) 3. Penginapan/pemondokan 4. Restoran/rumah makan 5. Bumi perkemahan 6. Fasilatas rekreasi lainnya Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mencatat, pada 1996, jumlah wisatawan orang. Pada 1997 sebanyak , tahun 1998 sebanyak orang, 1999 sebanyak Untuk tahun 2000 sebanyak , tahun 2001 sebanyak orang, tahun 2002 sebanyak orang, tahun 2003 sebanyak orang, dan 2004 sebanyak orang. Tahun 2005 sebanyak dan hingga 2006, jumlah wisatawan hanya tidak sampai 80 ribu. SEJARAH LETUSAN Berdasarkan catatan sejarah, letusan atau peningkatan kegiatan vulkanik Gunungapi Bromo mulai tercatat sejak tahun 1804, erupsinya dapat berlangsung pendek yaitu beberapa hari saja (contoh : Juni 1860) tetapi dapat pula berlangsung satu bulan atau lebih secara terus menerus.

5 Daur erupsi Gunungapi Bromo tidak menentu yaitu masa istirahat terpendek kurang dari satu tahun sedangkan masa istirahat terpanjang 16 tahun. Peningkatan kegiatan/letusan yang tercatat dalam sejarah aktifitas vulkanik Gunungapi Bromo sejak lebih kurang 200 tahun yang lalu dapat dilihat pada tabel 4. Tabel Sejarah letusan menurut Neumann van Padang (1951, p ) NO. URUTAN LETUSAN KETERANGAN Bulan September Desember - Januari Nopember Nopember Maret dan Desember Januari Juni Januari Nopember Maret dan 18 Oktober Juni April, Mei, dan 1 18 Desember Juli Desember Januari April Juni?, 31 Oktober 30 Desember Januari; April, 11 Nopember dan 31 Desember Januari Pebruari Mei September Januari 27 Maret September 26 Desember Januari, 19 Maret, 18 Mei, 28 Agustus, Desember Pebruari Januari Januari Nopember dan Desember Januari Juni Juni 17 Oktober Pebruari; 14 April, Juni April Juli; 16 Desember Agustus 8 September Mei 25 Juni Juni Juli Juli April 2 Mei, 3 Juli Pebruari 25 April Diragukan Mei ? Januari, diawali dengan terdengarnya suara gemuruh dari

6 dalam bumi, kemudian disusul oleh munculnya tiang asap yang warnanya agak gelap. Hujan terus menerus dari 26 Januari 13 Pebruari, selanjutnya hujan abu turun kadangkadang saja Hembusan asap selama 1 2 hari saja, kemudian diikuti oleh suara dentuman dan lemparan material gunungapi pijar ke udara. Kegiatan terus meningkat sampai pada tanggal 21 Juni 1980 yang merupakan puncak kegiatan berupa letusan-letusan kecil terus berlangsung, setiap menit terjadi 2 3 kali letusan. Letusan besar terjadi pada selang waktu setiap 2 3 menit yang menyemburkan abu, pasir dan bongkah lava bergaris tengah 1 1,7 meter, tersebar di sekitar bibir kawah bagian luar. Penyebaran abu ke arah Barat laut sejauh lebih kurang 5 kilometer di daerah kampung Tosari. Lemparan material bergaris tengah cm mencapai jarak lebih kurang meter di kaki G. Batok. Pada tanggal Juli terjadi peningkatan lagi berupa semburan asap berwarna hitam setinggi lebih kurang meter di atas kawah. Hujan abu terjadi di daerah Ngadisari yang berjarak lebih kurang 5 kilometer dari kawah. Pada tanggal 24 Juli terlihat pertumbuhan sumbat lava di dasar kawah Mei, terjadi peningkatan kegiatan G. Bromo berupa letusan disertai suara dentuman. Asap putih tebal keabuabuan setinggi lebih kurang meter di atas puncak G. Bromo. Titik letusan diperkirakan di dasar kawah bagian Utara dengan lobang letusan berdiameter lebih kurang 7 meter Maret, terjadi letusan asap disertai hujan abu dengan ketinggian asap berkisar meter di atas puncak. Penyebaran abu halus mencapai jarak lebih kurang 20 kilometer terutama ke arah tenggara sesuai dengan arah angin mengakibatkan lebih kurang hektar perkebunan rusak, kegiatan ini masih berlangsung sampai pada bulan Mei. Setelah beristirahat lebih kurang 3,5 bulan, pada tanggal 9 September, G. Bromo kembali menunjukkan peningkatan kegiatan berupa hembusan asap disertai abu setinggi lebih kurang 70 meter. Kegiatan hembusan ini makin meningkat dan mencapai puncaknya pada tanggal 25 September dengan ketinggian asap mencapai 700 meter di atas puncak. Gempa hembusan terjadi terus menerus dan diselingi oleh gempa letusan dengan amplitudo maksimum mencapai 51 mm. Kegiatan ini berangsur-angsur menurun dan berakhir pada bulan Desember November terjadi erupsi abu berlangsung menerus hingga bulan Januari Ketinggian abu mencapai 800 meter dari K. Bromo mengarah ke utara Letusan terjadi tanggal 8 juni 2004 pukul WIB, dimana terjadi letusan freatik secara tiba-tiba tanpa diawali kemunculan gempa vulkanik A dengan jumlah yang signifikan. Material letusan berupa lontaran abu dan batu dengan ketinggian tiang letusan mencapai 3000 m dari bibir kawah. Lontaran batu berjatuhan disekitar bibir kawah dengan radius kurang dair 300 m. Letusan berlangsung singkat selama 20 menit. Pukul WIB secara visual tanpak asap putih kelabu tekanan lemah. Dengan ketinggian kolom asap berkisar antara 10 hingga 25 m dari bibir kawah. Tanggal 9 juni 2004 pukul WIB peralatan seismograf masih mencatat gempa-gempa hembusan dengan amplituda semakin melemah dan berada di sekitar 3 mm. Akibat letusan ini 2 orang meninggal dunia dan 5 orang luka-luka.

7 Tanggal 8 November sekitar pukul 2 siang, teramati perubahan asap G. Bromo dari yang sebelumnya berwarna putih tebal menjadi abu-abu. Satu jam berselang terekam gempa-gempa vulkanik yang semakin meningkat jumlahnya. Gempa Vulkanik Dalam (A) hingga tanggal 20 November terekam sebanyak 76 kejadian sedangkan gempa Vulkanik Tanggal 20 November pukul 05 pagi terjadi letusan eksplosif dari kawah G. Bromo berwarna coklat dengan ketinggian meter dari bibir kawah berlangsung sekitar 30 menit. Tanggal 23 November pukul 05 pagi, kembali letusan terjadi dari kawah G. Bromo dengan tinggi mencapai 400 meter. Pada pukul 8 08:00, status G. Bromo dinaikkan ke Siaga/level III. Tremor vulkanik semakin membesar hingga mencapai 30 mm dan sore hari sekitar pukul 2 siang letusan lebih besar terjadi dengan ketinggian asap sekitar meter, kemudian pada pukul 15:30 aktivitas vulkanik G. Bromo sehingga status dinaikkan menjadi Awas/level IV. Tanggal November letusan menerus dengan tinggi asap dan berwarna kelabu coklat. Berarah barat-barat daya Tanggal 6 Desember pukul 12:45, status Awas diturunkan menjadi Siaga setelah dilakukan evaluasi aktivitas vulkanik G. Bromo yang memperlihatkan intensitas letusan menerus yang mulai menurun. Tanggal 13 Desember, erupsi abu kembali meningkat kembali. Amplituda maksimum tremor meningkat dari rata-rata 5 mm menjadi 15 mm.. Tanggal 19 Desember, erupsi diiringi dengan 2 kali sura dentuman terjadi pada pukul 10:17 dan 11:27. Erupsi terus berlangsung hingga saat ini (April 2011) Karakter Letusan Sepanjang sejarah, karakter erupsi bersifat efusif dan eksplosif dari kawah pusat, setiap kali erupsi menyemburkan abu, pasir, lapilli, dan kadang-kadang melontarkan bongkah lava dan bom vulkanik, kecuali pada kegiatan 1980, pada dasar kawah terbentuk sumbat lava. Kegiatan G. Bromo pada saat ini umumnya berupa hembusan asap putih tipis hingga putih tebal dengan ketinggian sekitar 50 m hingga 100 m dari bibir kawah dengan arah hembusan umumnya berarah Barat dan Baratlaut. Kondisi hembusan asap G. Bromo biasanya meningkat ketika terjadi curah hujan yang tinggi. Hal ini juga berhubungan dengan karakteristik letusannya yang berupa letusan freatik yang merupakan hasil kontak antara magma dengan sistem hidrothermal di tempat tersebut. Periode erupsi dapat berlangsung pendek yaitu beberapa hari saja (12 14 Juni 1860), tetapi dapat pula berlangsung satu bulan atau lebih secara terus menerus. Interval erupsi gunungapi Bromo tidak menentu yaitu masa istirahat terpendek kurang dari satu tahun sedangkan masa istirahat terpanjang 16 tahun.

8 Interval Tahun Interval Letusan G. Bromo Selama 2 dekade terakhir ini G. Bromo telah meletus sebanyak 3 kali, yaitu tahun 1995, 2000, dan Interval letusan berkisar pada 4 5 tahun. Letusan terakhir G. Bromo ini umumnya berupa letusan abu dengan tinggi berkisar m yang berlangsung singkat atau terkadang berlangsung beberapa hari dengan lemparan material bisa mencapai radius m dari pusat kawah. Letusan G. Bromo ini umumnya menyebabkan terjadinya hujan abu di daerah sekitar G. Bromo Tahun Terjadi Letusan Letusan G. Bromo 8 Juni 2004

9 Peningkatan kegiatan G. Bromo terakhir terjadi pada bulan September 2006, dimana terekam Gempa Tremor secara terus menerus pada tanggal 25 Agustus 7 September Amplituda maksimum Gempa Tremor telah mencapai 30 mm dan asap kawah teramati berwarna kelabu tebal dengan tinggi berkisar m. Peningkatan kegiatan ini tidak disertai terjadinya letusan. GEOLOGI Sejarah Pembentukan Gunungapi Bromo : Pegunungan Tengger mempunyai sejarah gunungapi yang panjang, dimulai dari 1,4 juta tahun yang lalu (Mulyadi, 1992). Para ahli gunungapi menamakan pegunungan ini dengan Komplek Bromo Tengger, terdiri dari beberapa tubuh gunungapi dengan pusat erupsi utamanya membentuk busur. Pada masa pertumbuhannya kegiatan eksplosif dan efusif telah membentuk kerucut Nongkojajar (1,4 ± 0,2 juta tahun yang lalu), Kerucut Ngadisari (822 ± 90 ribu tahun yang lalu), Kerucut Tengger Tua (265 ± 40 ribu tahun yang lalu), Kerucut Keciri (tidak diketahui umurnya) dan Kerucut Cemoro Lawang ( ± 30 ribu tahun yang lalu). Pada kegiatan eksplosif yang besar, kerucut-kerucut tersebut sebahagian terhancurkan dan terbentuklah kaldera dengan urutan tertua ke muda sebagai berikut : 1. Kaldera Nongkojajar 2. Kaldera Ngadisari 3. Kaldera Keciri, dan 4. Kaldera Lautan Pasir Kerucut Gunungapi Bromo merupakan satu-satunya pusat kegiatan post-kaldera Lautan Pasir yang masih menunjukkan aktifitas vulkanik sampai sekarang. Beberapa kerucut yang berada di dalam kaldera Lautan Pasir namun sudah tidak aktif lagi.

10 Peta Geologi G. Bromo GEOFISIKA Seismik Pengamatan kegempaan G. Bromo dilakukan secara terus menerus sejak awal 1989 dengan mempergunakan seismograf mekanik hingga bulan Juli Selanjutnya pada bulan Juli 1991 sampai dengan bulan Mei 1995 digunakan seismograf Teledyne Geotech satu komponen sitem kabel dan pada saat ada peningkatan kegiatan letusan G. Bromo pada bulan Maret 1995 maka dipasang Seimograf PS-2 sistem pancar (radio) satu komponen sampai sekarang. Sedangkan Seismograf Teledyne Geotech sistem kabel tidak dipergunakan lagi sejak bulan Mei Seismometer ditempatkan di lereng Utara G. Bromo, pada LS dan BT, dengan ketinggian 2175 meter dpl. Data kegempaan G. Bromo dipancarkan (ditransmit) lewat radio dan kemudian diterima oleh seperangkat alat penerima (receiver) yang ditempatkan di Pos Pengamatan Gunungapi Bromo yang berada di Cemoro Lawang (lebih kurang meter dpl.), Desa Ngadisari, kecamatan Sukasari, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Jenis Gempa yang terekam dari statiun seismik G. Bromo umumnya berupa Gempa Tektonik Jauh, Gempa Tektonik Lokal, Gempa Vulkanik-Dalam, Gempa Vulkanik- Dangkal, Gempa Hembusan dan Gempa Tremor. Pada kondisi normal jumlah gempa yang terekam umumnya didominasi oleh Gempa Tektonik Jauh.

11 Peta lokasi stasiun seismik G. Bromo Gempa Vulkanik Dalam G. Bromo tanggal 22 Oktober 2008 Pukul 05:04 WIB Gempa Vulkanik Dangkal G. Bromo tanggal 22 Oktober 2008 Pukul 17:47 WIB Sebelum melakukan analisa terhadap data kegempaan G. Bromo, terlebih dahulu dilakukan verifikasi hasil rekaman mengingat selain kegempaan yang berasal dari aktivitas G. Bromo, rekaman seismogram juga merekam Gempa Letusan G. Semeru. Hal ini disebabkan lokasi pusat kegiatan G. Bromo dan G. Semeru yang berada dalam satu kawasan yang berdekatan. Dengan membandingkan seismogram G. Bromo dengan seismogram G. Semeru pada waktu yang sama dketahui karakteristik Gempa Letusan G.

12 Semeru yang terekam pada seismogram G. Bromo lebih bersifat frekuensi rendah dengan durasi lebih dari 45 detik dengan amplituda maksimum sekitar 1 2 mm. Posisi epicenter Gempa Vulkanik G. Bromo (lingkaran biru) Penampang hipocenter Gempa Vulkanik-Dangkal G. Bromo

13 Penampang Utara Selatan hipocenter G. Bromo Penampang Barat Timur hipocenter G. Bromo DEFORMASI Global Positioning System (GPS) Pengukuran GPS di G. Bromo menggunakan metoda episodik sejak tahun 1998 dilakukan terhadap 9 titik GPS yang diletakan disekitar tubuh gunungapi dan 1 titik kontrol yang diletakan di Pos Pengamatan Gunung Bromo.

14 Sebaran titik pengukuran GPS G.Bromo, Oktober Survey terakhir dilaksanakan pada Oktober 2008 dengan menggunakan 5 receiver GPS tipe geodetik dual frekuensi, yaitu Leica System GX1220 dengan tipe antena AX1202 dan Leica System 500 dengan tipe antena AT502. Lama pengamatan pada tiap titik berkisar dari 8 hingga 17 jam, dengan interval data pengamatan tiap 15 detik. Metoda yang digunakan adalah survey statik, yaitu survey penentuan posisi yang bertumpu pada metode penentuan posisi statik secara diferensial dengan menggunakan data fase. Titik referensi yang digunakan adalah titik POST. Hasil pengukuran pada Oktober 2008 ini kemudian akan dibandingkan dengan hasil pengukuran pada Pebruari 2007 untuk mengetahui ada tidaknya perubahan, baik berupa pengangkatan (inflasi) maupun penurunan (deflasi) yang terjadi pada permukaan tubuh G.Bromo POST Skala Vektor 0 1 cm Selatan-Utara (meter) BTOK PURA TNGA BRMO WIDO KRSI WATU WEDI Barat-Timur (meter) Arah dan besar vektor pergeseran G. Bromo hasil pengukuran Oktober 2008 dibandingkan terhadap hasil pengukuran Pebruari 2007.

15 Elektronic Distance measurement (EDM) Survey EDM G. Bromo dilakukan dari satu stasiun tetap (POST) sebagai titik berdiri alat yang berlokasi di sekitar Pos PGA, sedangkan sebagai titik pantau ditempatkan disekitar lereng sebelah utara dari kawah G. Bromo sebanyak tiga titik yaitu BTOK, BRMO dan KRSI dan dari hasi pengukuran EDM dalam jangka waktu terlihat kecenderungan terjadinya deflasi. Hasil pengukuran EDM di G. Bromo

16 GEOKIMIA Kimia Batuan Hasil analisis kimia terhadap batuan lava dan batuan intrusi di daerah Pananjakan adalah sebagai berikut : Tabel Hasil analisa kimia batuan daerah Pananjakan No. Komposisi Lokasi Kimia Lava-1 Lava-2 Lava-3 Dike 1. SiO 2 52,16 51,06 50,91 51,75 2. Al 2 O 3 16,20 16,16 16,63 16,74 3. Fe 2 O 3 10,59 11,16 11,64 12,06 4. CaO 11,31 11,08 10,31 10,32 5. MgO 3,75 4,37 4,93 4,84 6. Na 2 O 2,74 3,17 2,95 2,97 7. K 2 O 0,95 0,60 0,54 0,63 8. MnO 0,19 0,18 0,21 0,19 9. TiO 2 1,15 1,26 1,02 1, P 2 O 5 0,34 0,30 0,50 0, H 2 O 0,16 0,16 0,18 0, HD 0,17 0,20 0,60 0,39 Kimia Air Pengukuran kandungan unsur kimia dari mata air Widodaren G. Bromo. Mata air dingin ini berada di sebelah Barat dari kawah G. Bromo. Tabel Perbandingan hasil analisa air dari sumber mata air Widodaren Parameter Unit 7 Maret Oktober 2008 ph Lab DHL Μmhos/cm Natrium (Na) mg/l Kalium (K) mg/l Kalsium (Ca) mg/l Magnesium (Mg) mg/l Besi (Fe) mg/l Aluminium (Al) mg/l Arsen (As) mg/l Amonia (NH3) mg/l Boron (B) mg/l Flour (F) mg/l Klorida (Cl) mg/l Sulfat (SO4) mg/l Bikarbonat (HCO3) mg/l Silika (SiO2) mg/l Kimia Gas Pengukuran kandungan SO2 dari asap kawah G. Bromo dilakukan dengan dua metode, yaitu secara langsung dari bibir kawah dengan menggunakan alat Drager X-am 7000 dan secara tidak langsung dengan menggunakan alat DOAS.

17 Hasil Pengukuran Emisi SO2 G. Bromo /18/ /19/ /20/ /21/ /22/ /23/ /24/ /25/2008 Ton/Day MIN MAX AVERAGE Tanggal Grafik Hasil pengukuran kandungan SO2 Oktober 2008 MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Pengamatan visual dan kegempaan G. Bromo dilakukan secara menerus dari Pos PGA Cemoro Lawang (± m dpl.), di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Probolinggo. Pos PGA yang terletak ± 700 m di sebelah Timur Hotel Bromo Permai ini dibangun pada tahun Seismik Dalam bulan Oktober 1988 dipasang sebuah seismograf satu komponen dengan menggunakan sistem kabel bawah tanah sepanjang ± 1 km. Sedangkan alat sensor penangkap gempa (tranducer) untuk sementara diletakan di lereng G. Bromo sejauh ± 600 m dari pusat kegiatan (kawah). Perbesaran seismograf ini, yaitu kali. Unit seismograf tersebut menggunakan sistem rekaman dengan jelaga, terdiri dari Recorder mekanik, amplifier, pen Galvanometer Hosaka HG-1, tranducer Hosaka MTDV-IC, serta crystal clock Seiko. Hasil pengamatan menggunakan seismograf ini hingga akhir Desember 1988, rekaman didominasi oleh gempa letusan G. Semeru. Berbeda dengan rekaman gempa yang sama di lereng Timur G. Semeru, rekaman gempa di G. Bromo mempunyai gerakan awal yang jelas. Pengamatan kegempaan sejak Juli 1991 menggunakan seismograf Teledyne Geotech (Portacorder/RV-320 B) satu komponen, masih menggunakan sistem kabel. Seismometer (alat penangkap gempa) di tempatkan di lereng Timur G. Bromo (± m dpl.) yang dihubungkan dengan kabel ke alat perekam gempa (recorder) yang dipasang di Pos PGA Cemoro Lawang.

18 Sejak Mei 1995 seismograf Teledyne Geotech sistem kabel tidak dioperasikan lagi, untuk menyempurnakan sistem pengamatan kegempaan yang telah ada pada tanggal 7 Juli 1995 dilakukan uji coba pengoperasian seperangkat sistem seismograf telemetri radio satu komponen tegak (vertical) kinemetrics yang memiliki perbesaran alat lebih besar dari seismograf sebelumnya. Sistem seismograf telemetri radio ini terdiri dari : seismometer Ranger SS-1, sub sistem TH 13, radio VHF dan recorder PS-2 kinemetrics. Sub sistem pancar (transmitter) di pasang di lereng Utara G. Bromo, dan sub sistem trima (receiver) dipasang di Pos PGA Cemoro Lawang. Kedua sub sistem dicatu oleh batere 12 V/70 Ah yang diback up oleh panel surya untuk menjamim kontinuitas beroperasinya peralatan tersebut. Perbesaran alat seismograf sistem ini adalah 26 x 10 3 kali. Umumnya jenis gempa yang terekam pada seismograf di G. Bromo terdiri dari gempa vulkanik-dalam (VA), vulkanik-dangkal (VB), Tektonik-jauh (TJ), tektonik-lokal (TL), hembusan/letusan, dan gempa-gempa yang bersumber dari letusan G. Semeru. KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI Kawasan Rawan Bencana II Ancaman bahaya di Kawasan Rawan Bencana II ini lebih tinggi daripada pada Kawasan Rawan Bencana I, yaitu berupa lontaran batu (pijar), aliran lava dan gas beracun. Kawasan ini meliputi seluruh dasar tebing Kaldera Tengger dengan luas 50 kmý dan radis 2-5,5 km berpusat di kawah G. Bromo. Sehingga kawasan rawan bencana II ini juga meliputi G. Batok, G. Segorowedi, G. Kursi dan G. Widodaren. Apabila terjadi peningkatan kegiatan/letusan G. Bromo maka penduduk dan wisatawan dilarang turun ke dasar kaldera apalagi mendekati G. Bromo dan gunungapi-gunungapi lain disekitarnya. Bagi mereka yang telanjur sudah berada di puncak G. Bromo dan dasar kaldera harus segera naik sesuai arah/jalur penyelamatan diri yang tertera di dalam Peta Kawasan Rawan Bencana G. Bromo ini. Mereka yang turun ke dasar kaldera dan ke puncak G. Bromo juga diharuskan melingkapi diri dengan helm penyelamat kepala dari benturan/lontaran krikil dan batu, serta masker gas/debu. Ada tiga jalur/arah penyelamatan diri untuk menjauhi G. Bromo-Kaldera Lautan Pasir, yaitu : 1. Jalur Cemorolawang - Ngadisari - Sukapura, 2. Jalur penanjakan - Wonokitri - Tosari, dan 3. Jalur Rujak - Njemplang - Ngadas atau Ranu Pani.

19 Kawasan Rawan Bencana I Kawasan ini berpotensi terlanda hujan abu lebat dan kemungkinan lontaran batu (pijar) terutama apabila tingkat letusan G. Bromo membesar atau mencapai puncaknya. Kawasan ini meliputi daerah mulai dari pematang Kaldera Lautan Pasir hingga jari-jari 6 km berpusat di kawah g. Bromo. Luas Kawasan Rawan Bencana I ini adalah 63 kmý dengan penduduk berjumlah jiwa (Data sensus 1994). Selain komplek pariwisata Bromo-Tengger di Cemorolawang, maka desa-desa yang termasuk di dalam Kawasan Rawan Bencana I adalah Ngadisari, Jetak, Ngadas, Wonotoro dan Wonokerto. Apabila terjadi peningkatan kegiatan/letusan G. Bromo maka penduduk, wisatawan dan para pengelola pariwisata di Kawasan Rawan Bencana I ini harus meningkatkan kewaspadaan dengan memperhatikan dan mematuhi perintah dari pihat berwenang. dengan memperhatikan dan mematuhi perintah dari pihat berwenang.

20 Peta Kawasan Rawan Bencana G. Bromo

21 DAFTAR PUSTAKA Basuki A., Laporan Peringatan Dini Bahaya Gunungapi Bromo Jawa Timur, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Doko, I.N., Laporan uji coba peralatan seismik telemetri PS-2 di G. Bromo, Jawa Timur, Arsip Direktorat Vulkanologi - Bandung. G. Bromo, Berita Berkala Vulkanologi, Edisi Khusus, No. 127, Kusumadinata, Data Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat Vulkanologi, Bandung. S.R. Witiri, Gunungapi Indonesia, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Sumber Laporan Pengumpulan Data Daerah G. Bromo/Kaldera Tengger, Tanggal 17 Mei s/d 3 Juni 1990, Seksi Penyuluhan Gunungapi Sub Direktorat Penyuluhan dan Dokumentasi, Direktorat Vulkanologi,. Zaenuddin & Rahmanto, Pengamatan visual & Kegempaan komplek G. Bromo, Jawa Timur, Arsip Direktorat Vulkanologi - Bandung.

Telepon: , , Faksimili: ,

Telepon: , , Faksimili: , KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara 7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara G. Ibu dilihat dari Kampung Duono, 2008 KETERANGAN UMUM Lokasi a. Geografi b. Adminstrasi : : 1 29' LS dan 127 38' BT Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Prop.

Lebih terperinci

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur 4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi : Strato dengan kubah lava Lokasi

Lebih terperinci

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara 7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara G. Kie Besi dilihat dari arah utara, 2009 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Wakiong Nama Kawah : Lokasi a. Geografi b. : 0 o 19' LU dan 127 o 24 BT Administrasi : Pulau Makian,

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 ESTU KRISWATI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama Januari - Maret 2008 terdapat 2 gunungapi berstatus Siaga (level 3) dan 11

Lebih terperinci

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008 EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 28 KRISTIANTO, AGUS BUDIANTO Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Letusan G. Egon

Lebih terperinci

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007 AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 27 UMAR ROSADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada bulan Oktober akhir hingga November 27 terjadi perubahan aktivitas vulkanik G. Semeru. Jumlah

Lebih terperinci

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur 4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur G. Iya KETERANGAN UMUM Nama : G. Iya Nama Lain : Endeh Api Nama Kawah : Kawah 1 dan Kawah 2 Tipe Gunungapi : Strato Lokasi Geografis : 8 03.5' LS dan 121 38'BT Lokasi

Lebih terperinci

G. TALANG, SUMATERA BARAT

G. TALANG, SUMATERA BARAT G. TALANG, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah : Talang, Salasi, Sulasih : Danau Talang dan Danau Kecil Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 58'42" LS dan 1 4'46"BT Kecamatan Kota

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:

Lebih terperinci

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku 5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku G. Lawarkawra di P. Nila, dilihat dari arah utara, 1976 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kokon atau Lina Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 6 o 44' Lintang

Lebih terperinci

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

ERUPSI G. SOPUTAN 2007 ERUPSI G. SOPUTAN 2007 AGUS SOLIHIN 1 dan AHMAD BASUKI 2 1 ) Penyelidik Bumi Muda di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi 2 ) Penganalisis Seismik di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi

Lebih terperinci

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur 4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur Puncak G. Rokatenda dilihat dari laut arah selatan P. Palue (Agustus 2008) KETERANGAN UMUM Nama : G. Rokatenda Nama Kawah : Ada dua buah kawah dan tiga buah kubah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geologi Gunungapi Soputan Geomorfologi Gunungapi Soputan dan sekitarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan morfologi (Gambar 2.1) yaitu : 1. Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi,

Lebih terperinci

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 4122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 1295 Telepon: 22-7212834, 5228424, 21-5228371

Lebih terperinci

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009 KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 009 Estu KRISWATI dan Oktory PRAMBADA Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Jalan Diponegoro

Lebih terperinci

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara 7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gamkunora, Gammacanore Nama Kawah : Kawah A, B, C, dan D. Lokasi a. Geografi b. Administrasi : : 1º 22 30" LU dan 127º 3' 00" Kab.

Lebih terperinci

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA 6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA G. Ambang (Kunrat, S. L. /PVMBG/2007) KETERANGAN UMUM Nama : G. Ambang Nama Lain : - Nama Kawah : Kawah Muayat, Kawah Moyayat Lokasi : a. Geografi : 0 o 44' 30" LU dan 124

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 KRISTIANTO, HANIK HUMAIDA, KUSHENDRATNO, SAPARI DWIYONO Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Jl. Diponegoro No. 57 Bandung, 40122 Sari

Lebih terperinci

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur 4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur G. Egon, NTT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Namang Kawah : Kawah di bagian puncaknya, berukuran 525 m x 425 m, dengan kedalaman antara 47,5 m - 195 m, tebing yang tinggi

Lebih terperinci

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur 4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif :

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 Kushendratno Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Selama periode Mei Agustus 2009 terdapat 4 gunungapi berstatus

Lebih terperinci

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara 6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Tonkoko Nama Kawah : - Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Administratif: termasuk Desa Makewide, Kecamatan

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 ESTU KRISWATI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pada periode April Juni 2008, tiga gunungapi yang sebelumnya

Lebih terperinci

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 1 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 9 JAKARTA 195 Telepon: -713, 5,1-5371 Faksimile: -71, 1-537 E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas vulkanisme dapat mengakibatkan bentuk bencana alam yang menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara (Hariyanto, 1999:14) mengemukakan

Lebih terperinci

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Puet Sague, Puet Sagu atau Ampat Sagi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 4 55,5 Lintang Utara dan 96 20 Bujur Timur Kabupaten

Lebih terperinci

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur 4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur Komplek G. Inie Lika dengan latar depan Kota Bajawa (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah : Inielika, Koek Peak : Strato : Wolo Inielika;

Lebih terperinci

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara 6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi Ketinggian Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Mahawoe, Roemengas : Mahawu, Wagio, Mawuas : Kota Tomohon, Sulawesi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dari data deformasi dengan survei GPS dan data seismik. Parameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan potensi wisata bertujuan untuk meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan potensi wisata bertujuan untuk meningkatkan perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam hayati dan non hayati. Kekayaan sumberdaya alam tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang sangat rentan akan bencana, diantaranya bencana letusan gunungapi, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Bencana tidak

Lebih terperinci

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009 Ahmad BASUKI., dkk. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Terjadinya suatu

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 44 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Metoda Pembacaan Rekaman Gelombang gempa Metode geofisika yang digunakan adalah metode pembacaan rekaman gelombang gempa. Metode ini merupakaan pembacaan dari alat yang

Lebih terperinci

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur

4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur 4.9. G. EBULOBO, Nusa Tenggara Timur Gunungapi Ebulobo (sumber PVMBG) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi Nama Kawah Lokasi Geografis Administratif Ketinggian Tipe Gununapi Kota Terdekat Pos Pengamatan

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lokasi Objek Penelitian Berdasarkan bentuk morfologinya, puncak Gunung Lokon berdampingan dengan puncak Gunung Empung dengan jarak antara keduanya 2,3 km, sehingga merupakan

Lebih terperinci

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur 4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Nama Lain : Pulu Komba, Pulu Kambing II, Pulu Betah Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administrasi : Batutara terletak di pulau berbentuk

Lebih terperinci

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur 4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM Morfologi puncak G. Inerie (sumber PVMBG) Nama Lain Tipe Gunungapi : Ineri, Rokkapiek : Strato dengan bentuk kerucut sempurna Lokasi Geografis Administratif

Lebih terperinci

DANAU SEGARA ANAK. Gambar 1. Lokasi Danau Segara Anak di Pulau Lombok. Gambar 2. Panorama Danau Segara Anak Rinjani dengan kerucut Gunung Barujari.

DANAU SEGARA ANAK. Gambar 1. Lokasi Danau Segara Anak di Pulau Lombok. Gambar 2. Panorama Danau Segara Anak Rinjani dengan kerucut Gunung Barujari. DANAU SEGARA ANAK Danau Segara Anak adalah danau kawah (crater lake) Gunung Rinjani yang berada di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara

Lebih terperinci

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur

4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur 4.11. G. KELIMUTU, Nusa Tenggara Timur KETERANGAN UMUM G. Kelimutu Nama Nama Lain Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis Lokasi Administratif Ketinggian Kota Terdekat : Kelimutu : Keli Mutu, Kawah

Lebih terperinci

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah 6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah (a) (b) Erupsi G. Colo 1983 (a), Lapangan fumarola, di selatan danau kawah G. Colo (b) KETERANGAN UMUM Nama : G. Colo Nama Lain : - Lokasi Geografi Administratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS). xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki gunungapi terbanyak di dunia yaitu berkisar 129 gunungapi aktif (Gambar 1.1) atau sekitar 15 % dari seluruh gunungapi yang ada di bumi. Meskipun

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009 Novianti INDRASTUTI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama periode Januari April 2009 terdapat 4 gunungapi

Lebih terperinci

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku

5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku 5.3. G. WURLALI, Kepulauan Banda, Maluku G. Wurlali dilihat dari arah selatan, 2008 (Kristianto, 1994) KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Wuarlili Nama Kawah : Natarweru Posisi Geografi administrasi : : 7

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari

Lebih terperinci

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM)

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM) ERUPSI G. KARANGETANG 7 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM) CECEP SULAEMAN, IYAN MULYANA, OKTORY PRIAMBADA, AGUS BUDIANTO Pusat Vulkanologi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan peta jalur lempeng dunia, wilayah Indonesia terletak pada pertemuan lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan Lempeng Pasifik

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru) Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru) Disusun oleh: Anita Megawati 3307 100 082 Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono.,Dipl.SE.,MSc.,

Lebih terperinci

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu.

Pos Pengamatan : Pos Pengamatan G. Kaba, Desa Sumber Urip, Kec. Sambirejo, Kab. Rejanglebong, Bengkulu. G. KABA, BENGKULU KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kaaba Nama Kawah : Terdapat 8 kawah di puncak, masing-masing a.l : (Gbr.1) Kaba Lama, Kaba Baru, Sumur letusan 1940 Kawah Baru, Vogelsang I, lubang letusan

Lebih terperinci

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI ARINI ROSA SINENSIS SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) NURUL HUDA 2017 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki

Lebih terperinci

4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur

4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur 4.19. G. ILI WERUNG, Nusa Tenggara Timur G. Ili Werung ( PVMBG, 2006) KETERANGAN UMUM Nama Lain : - Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 08 32'24" LS dan 123 35'24" BT Kec. Atadei, Kab. Lembata,

Lebih terperinci

5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku

5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku 5.2. G. WETAR, Kepulauan Banda, Maluku Pulau Gunung Api di utara P. Wetar ditutupi belukar dilihat dari utara (gbr. Kiri) dan dilihat dari barat (gbr. Kanan) (Foto: Lili Sarmili).(2001) KETERANGAN UMUM

Lebih terperinci

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara 6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara Gunungapi Soputan, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Kawah : Soputan, K1 dan K2 Lokasi : a.koordinat b. Geografi : : 01 o 06 30 LU dan 124 o 43 BT Kec. Tombatu, Minahasa,

Lebih terperinci

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur

4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur 4.21. G. SIRUNG, Nusa Tenggara Timur (a) Gunungapi Sirung (a) dan kawah (b) (b) KETERANGAN UMUM Nama Lain : - Nama Kawah Tipe Gunungapi Lokasi Geografis : Kawah A, Kawah B, dan Kawah D : Strato dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada saat gunungapi meletus mengeluarkan tiga jenis bahan yaitu berupa padatan, cair, dan gas.

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA

MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI KARANGETANG, KABUPATEN SITARO, SULAWESI UTARA Nia HAERANI, dkk. Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Erupsi

Lebih terperinci

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku

5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku 5.6. G. LEGATALA, Kepulauan Banda, Maluku Puncak G. Legatala dilihat dari arah Kampung Lesturu, 1978 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Serua, Sorek Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 6 o 18' Lintang Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah dengan kondisi geologi yang menarik, karena gugusan kepulauannya diapit oleh tiga lempeng tektonik besar (Triple Junction) yaitu lempeng

Lebih terperinci

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963

: Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api. Kab. Karangasem, Pulau Bali. Ketinggian : 3014 m di atas muka laut setelah letusan 1963 4.2. G. AGUNG, Bali KETERANGAN UMUM Nama Lain : Piek Van Bali, Piek of Bali, Agung, Gunung Api Lokasi a. Geografi Puncak : 08 20' 30 Lintang Selatan dan 115 30' 30 Bujur Timur b. Administratif : Kab. Karangasem,

Lebih terperinci

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara

7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara 7.1. G. DUKONO, Halmahera, Maluku Utara G. Dukono dilihat dari sekitar Sungai Muya KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi a. Geografi b. Administrasi : Doekono, Dukoko, Dodoekko, Dukoma, Tala, Tolo

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran masuk

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran masuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Lokasi penelitian adalah Ranu Segaran, terletak di sebelah timur Gunung Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran

Lebih terperinci

Analisis Energi Gempa Letusan Gunung Semeru 09 Oktober 2009

Analisis Energi Gempa Letusan Gunung Semeru 09 Oktober 2009 Analisis Energi Gempa Letusan Gunung Semeru 9 Oktober 29 Arif Rahman Hakim 1, Hairunisa 2 1,2 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa Bima 1 arifrahmanhakim5@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

G. SUNDORO, JAWA TENGAH

G. SUNDORO, JAWA TENGAH G. SUNDORO, JAWA TENGAH KETERANGAN UMUM Nama Lain : Sindoro, Sendoro Nama Kawah : 1. Kawah Puncak : Segoro Wedi (Z1), Segoro Banjaran (Z2,Z3 dan Z4), Kawah Kawah Barat, Kawah Timur, Gua Walet Utara (K1),

Lebih terperinci

G. KERINCI, SUMATERA BARAT

G. KERINCI, SUMATERA BARAT G. KERINCI, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain : Peak of Indrapura, G. Gadang, Berapi Kurinci, Korinci Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 1 41'50"LS dan 101 15'52"BT Kabupaten Kerinci, Propinsi

Lebih terperinci

PEBRUARI 2016 PENGIRIMAN AIR BERSIH,

PEBRUARI 2016 PENGIRIMAN AIR BERSIH, PEBRUARI 2016 PENGIRIMAN AIR BERSIH, Langkah Kesiapsiagaan Erupsi Gunung Bromo Berita Utama PENGIRIMAN AIR BERSIH, Langkah Kesiapsiagaan Erupsi Gunung Bromo Hingga saat ini Status Gunung Bromo masih dinyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia Indonesia yang kaya akan wilayah gunung berapi, memiliki potensi panas bumi yang besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber

Lebih terperinci

G. MARAPI, SUMATERA BARAT

G. MARAPI, SUMATERA BARAT G. MARAPI, SUMATERA BARAT KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Nama Lapangan Solfatara : Merapi, Berapi (Neumann van Padang, 1951, p.22) : Kaldera Bancah (A), Kapundan Tuo (B), Kabun Bungo (C), Kapundan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan

Lebih terperinci

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gunung Tutong, Boer Moetelong, G. Telong Lokasi A. Geografis Puncak : 4 o 38'47" - 4 o 88'32" Lintang Utara dan 96 o 44'42" - 96 o

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Geologi

Jenis Bahaya Geologi Jenis Bahaya Geologi Bahaya Geologi atau sering kita sebut bencana alam ada beberapa jenis diantaranya : Gempa Bumi Gempabumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman

Lebih terperinci

G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang

G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR. Gunungapi Arjuno - Welirang G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR Gunungapi Arjuno - Welirang KETERANGAN UMUM NAMA GUNUNGAPI : Gunung Arjuno-Welirang NAMA LAIN : - NAMA KAWAH : Tilas Geni, Jero, Kembar, Abil, Argopuro, Plupuh, Pasar Dieng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Intensitas dan dampak yang ditimbulkan bencana terhadap manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. Intensitas dan dampak yang ditimbulkan bencana terhadap manusia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas dan dampak yang ditimbulkan bencana terhadap manusia dan sektor ekonomi secara keseluruhan mengalami peningkatan (Berz, 1999; World Bank, 2005 dalam Lowe,

Lebih terperinci

Model Erupsi Gunung Bromo di Jawa Timur pada Tahun Eruption model of Bromo Volcano, East Java, in the year

Model Erupsi Gunung Bromo di Jawa Timur pada Tahun Eruption model of Bromo Volcano, East Java, in the year Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 3 No. 1 April 2012: 41-55 Model Erupsi Gunung Bromo di Jawa Timur pada Tahun 2010 2011 Eruption model of Bromo Volcano, East Java, in the year 2010-2011 Akhmad

Lebih terperinci

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara

6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara 6.7. G. RUANG, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : G. Ruwang, Aditinggi, Duang atau Duwang Lokasi a. Geografis Puncak b. Administratif : : 2 18 LU dan 125 22 BT Kabupaten Sitaro, Propinsi Sulawesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di dalam wilayah Ring of Fire. Ring

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di dalam wilayah Ring of Fire. Ring BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di dalam wilayah Ring of Fire. Ring of Fire atau disebut juga dengan Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik daerah yang

Lebih terperinci

BADAN GEOLOGI - ESDM

BADAN GEOLOGI - ESDM Studi Kasus Merapi 2006 : Peranan Pengukuran Deformasi dalam Prediksi Erupsi A. Ratdomopurbo Kepala BPPTK-PVMBG Sosialisasi Bidang Geologi -----------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Bab IV Kegempaan dan Cakupan Sinar Gelombang di Kompleks Gunung Guntur

Bab IV Kegempaan dan Cakupan Sinar Gelombang di Kompleks Gunung Guntur Bab IV Kegempaan dan Cakupan Sinar Gelombang di Kompleks Gunung Guntur IV.1 Seismisitas Gunung Guntur Seismisitas atau kegempaan Gunung Guntur diamati secara menerus dari Pos Pengamatan Gunungapi Guntur

Lebih terperinci

7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara

7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara 7.3. G. GAMALAMA, P. Ternate, Maluku Utara G. Gamalama dilihat dari arah timur KETERANGAN UMUM Nama Lain Nama Kawah Lokasi a. Geografi b. Administrasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 6186/Kpts-II/2002,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 6186/Kpts-II/2002, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengelolaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 6186/Kpts-II/2002, tanggal 10 Juni 2002. Selanjutnya

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 52 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Distribusi Hiposenter Gempa dan Mekanisme Vulkanik Pada persebaran hiposenter Gunung Sinabung (gambar 31), persebaran hiposenter untuk gempa vulkanik sangat terlihat adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daerah Penelitian Secara administratif Gunung Lokon terletak di Kota Tomohon, Minahasa, Sulawesi Utara (Gambar 4), lebih kurang 25 Km sebelah Selatan Manado. Secara geografis

Lebih terperinci

Perbandingan antara erupsi Gunung Bromo Tahun dan erupsi Kompleks Gunung Tengger

Perbandingan antara erupsi Gunung Bromo Tahun dan erupsi Kompleks Gunung Tengger Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 2 No. 1 April 2011: 21-37 Perbandingan antara erupsi Gunung Bromo Tahun 2010 2011 dan erupsi Kompleks Gunung Tengger Akhmad Zaennudin Badan Geologi Jln. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini

BAB III METODE PENELITIAN. Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE SEISMIK Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini memanfaatkan perambatan gelombang yang melewati bumi. Gelombang yang dirambatkannya berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan memiliki kurang lebih 17.504 buah pulau, 9.634 pulau belum diberi nama dan 6.000 pulau tidak berpenghuni

Lebih terperinci

.4. G. LOKON, Sulawesi Utara

.4. G. LOKON, Sulawesi Utara .4. G. LOKON, Sulawesi Utara Komplek G. Lokon (G. Lokon, Kawah Tompaluan dan G.Empung), dilihat dari puncak G.Mahawu) (PVMBG, 2009) KETERANGAN UMUM Nama Kawah Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B ) JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 020 Indonesia Telepon : (02) 345 8400 Fax : (02) 345 8500 LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 27 Januari 2009 Pada hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah Negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan dari flora dan faunanya, serta kekayaan dari hasil tambangnya. Hamparan bumi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan non alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana.

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ilmu tentang bencana semakin berkembang dari tahun ke tahun seiring semakin banyaknya kejadian bencana. Berawal dengan kegiatan penanggulangan bencana mulai berkembang

Lebih terperinci

6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara

6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara 6.8. G. KARANGETANG, P. Siau Sulawesi Utara Erupsi G. Karangetang 2010 (Prambada, O./PVMBG/2010) KETERANGAN UMUM Nama Lain : Gunungapi Siau Nama Kawah : Kawah Utama (Kawah I), Kawah II, Kawah III, Kawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter dari permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi 7 32 31 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci