BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kegiatan penelitian tentang pembelajaran IPA SD melalui model perangkat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kegiatan penelitian tentang pembelajaran IPA SD melalui model perangkat"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Kegiatan penelitian tentang pembelajaran IPA SD melalui model perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di Provinsi Kalimantan Selatan telah diperoleh model perangkat pembelajaran, data kualitatif, dan data kuantitatif. Model Perangkat Pembelajaran Model perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah berupa bahan ajar siswa berbasis lingkungan, LKS, dan RPP. Bahan Ajar Siswa Bahan ajar siswa digunakan oleh siswa untuk membantu belajar, baik selama proses pembelajaran di lingkungan. Bahan ajar yang dihasilkan dalam pengembangan ini berisi tujuan, uraian materi pelajaran yang dilengkapi foto-foto dan bersifat kontekstual, penyelidikan mandiri atau kelompok, pemecahan masalah, rangkuman, dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memfasilitasi siswa untuk berpikir. Lembar Kerja Siswa LKS merupakan panduan bagi siswa untuk melakukan kegiatan dalam pemecahan masalah. LKS hasil pengembangan ini berupa LKS pengamatan.

2 53 Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pelajaran adalah sebuah pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran di kelas. Rencana pelaksanaan pelajaran hasil pengembangan ini di dalamnya berupa skenario pembelajaran dengan mengikuti sintak pembelajaran model PBM yang bernuansa lingkungan alami. Data Kualitatif Data kualitatif meliputi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran seperti pada Lampiran 1, meliputi 1) Memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain, 2) Membaca LKS atau buku-buku yang relevan, 3) Melakukan pengamatan/percobaan, 4) Menulis hal-hal yang relevan dengan KBM, 5) Berdiskusi antar siswa/kelompok/guru, 6) Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan, 7) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru, 8) Menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan, dan 9) Membuat/ menulis rangkuman pelajaran. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan (Kota Banjarbaru) seperti pada Tabel 4.1. Pada Tabel 4.1, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan dijumpai 2 parameter yang rendah yakni 1) Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan, dan 2) Membuat atau menulis rangkuman pelajaran. Secara keseluruhan aktivitas siswa sudah cukup tinggi dengan mempertimbangkan perolehan parameter lainnya.

3 54 Tabel 4.1. Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran di Lingkungan Peralihan Rawa dan Perbukitan SDN L U B 4 Siswa Parameter Jlh. A 30,76 17,94 7,69 7,69 12,82 5,12 5,12 5,12 7,69 99,95 B C D E A 4,55 13,6 4,55 22,73 9,09 4,55 18,18 18,18 4, B 5,56 16,67 16,67 16,67 11,11 11,11 11,11 11,11 5, C D 4,55 9,09 9,09 18,18 13,64 27,27 9,09 4,55 4, E 17,7 11,8 11,8 5,9 11,8 5, 9 23,6 11, LU- T E N G - 1 Simpulan T T T S T R S S R Keterangan: T = Tinggi, R = Rendah, S = Sedang Parameter: 1. Memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain 2. Membaca LKS atau buku-buku yang relevan 3. Melakukan pengamatan atau percobaan 4. Menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran 5. Berdiskusi antara siswa atau kelompok lain 6. Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan 7. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru 8. Menyusun atau melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan 9. Membuat atau menulis rangkuman pelajaran Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan perairan (Kota Banjarmasin) seperti pada Tabel 4.2. Pada Tabel 4.2, juga masih dijumpai aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan masih rendah, yakni 1) Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan, dan 2) Membuat atau menulis rangkuman pelajaran. Sama seperti pada Tabel 4.1, meskipun secara keseluruhan aktivitas siswa sudah cukup tinggi.

4 55 Tabel 4.2. Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran di Lingkungan Perairan SDN Siswa Parameter Jlh. A SM- B C D E A 10,8 5,4 10,8 10,8 24,3 8,1 8,1 16,2 5,4 100 B 15,4 15,4 15,4 11,5 11,5 3,8 11,5 3,8 7,7 100 SM- C 12,5 8,3 25 8,3 25 4,2 8,3 4,2 4, D 5,9 11,8 23,5 5,9 29,4 5,9 5,9 5,9 5,9 100 E 6,25 12,5 12,5 6,25 31,25 6,25 12,5 6,25 6, A 15,8 5,3 15,8 10,5 23,7 5,3 7,9 10,5 5,3 100 B SJ-4 C 13 4,3 26, , ,4 8,7 100 D 17,2 3,4 17,2 17,2 13,8 6,9 6,9 13,8 3,4 100 E 18,6 6,2 24,8 12,4 18,6 6,2 0 6,2 6,2 100 Simpulan T S T S T R S S R Keterangan: T = Tinggi, R = Rendah, S = Sedang Parameter: 1. Memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain 2. Membaca LKS atau buku-buku yang relevan 3. Melakukan pengamatan atau percobaan 4. Menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran 5. Berdiskusi antara siswa atau kelompok lain 6. Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan 7. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru 8. Menyusun atau melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan 9. Membuat atau menulis rangkuman pelajaran Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan perbukitan/ pegunungan (Kabupaten Tanah Laut) seperti pada Tabel 4.3. Pada Tabel 4.3, ada 4 parameter aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan perbukitan/ pegunungan, yakni 1) Menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran, 2) Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan, 3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru, dan 4) Membuat atau menulis rangkuman pelajaran. Jadi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat dikatakan masih rendah.

5 56 Tabel 4.3. Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran di Lingkungan Perbukitan/Pegunungan SDN Siswa Parameter Jlh. A KU- B NYIT C D E A KU- B NYIT C D E BA- A 3,13 6,25 12,5 6, ,13 3,13 3,13 12,5 100 JU- B 3,45 6,89 10,34 3,45 55,17 3,45 0 3,45 13, IN - C 2,94 2,94 14,71 14,71 47,06 2,94 0 2,94 11, D 8,33 8,33 33, ,67 8, E 5,56 5,56 22,22 11,11 11, ,56 5, Simpulan T S T R T R R S R Keterangan: T = Tinggi, R = Rendah, S = Sedang Parameter: 1. Memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain 2. Membaca LKS atau buku-buku yang relevan 3. Melakukan pengamatan atau percobaan 4. Menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran 5. Berdiskusi antara siswa atau kelompok lain 6. Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan 7. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru 8. Menyusun atau melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan 9. Membuat atau menulis rangkuman pelajaran Berdasarkan temuan pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3 dapat ditarik kesimpulan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang diukur melalui 9 parameter sudah cukup tinggi di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan dan di lingkungan perairan. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan perbukitan/ pegunungan boleh dikatakan masih rendah. Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran seperti pada Lampiran 2 meliputi 1) Membimbing siswa memahami LKS, 2) Membimbing siswa melakukan penga-matan/percobaan, 3) Membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan

6 57 KBM, 4) Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru, 5) Membimbing siswa melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan, 6) Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru, 7) Membimbing siswa menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan, dan 8) Membimbing siswa membuat/menulis rangkuman pelajaran. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan (Kota Banjarbaru) seperti pada Tabel 4.4. Pada Tabel 4.4, ada 3 parameter Tabel 4.4 Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran di Lingkungan Peralihan Rawa dan Perbukitan SDN Parameter Jlh. LUB 4 25,53 21,27 10,63 14,89 8,51 4,25 6,38 8,51 99,97 LUTENG 1 17,65 11,76 23,53 11,76 11,76 5,88 11,76 5, Simpulan K K K S S B B B Keterangan: B = Baik (< 10), S = Sedang (10-15), K = Kurang (> 15) Parameter: 1. Membimbing siswa memahami LKS 2. Membimbing siswa melakukan pengamatan/percobaan 3. Membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran 4. Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru 5. Membimbing siswa melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan 6. Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru 7. Membimbing siswa menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan 8. Membimbing siswa membuat/menulis rangkuman pelajaran aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan masih dominan, yakni 1) Membimbing siswa memahami LKS, 2) Membimbing siswa melakukan pengamatan/percobaan, dan 3) Membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran. Jadi aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dapat dikatakan belum bisa melepaskan dominasinya secara penuh, meskipun parameter lainnya sudah baik.

7 58 Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan perairan (Kota Banjarmasin) seperti pada Tabel 4.5. Pada Tabel 4.5 masih dijumpai 2 parameter Tabel 4.5. Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran di Lingkungan Perairan SDN Parameter Jlh. SM SM-3 10,3 13,8 17,2 13,8 10,3 20,7 10,3 3,4 100 SJ-4 5,9 11,8 23,5 14,7 2,9 23,5 11,8 5,9 100 Simpulan B S S K B K S B Keterangan: B = Baik (< 10), S = Sedang (10-15), K = Kurang (> 15) Parameter: 1. Membimbing siswa memahami LKS 2. Membimbing siswa melakukan pengamatan/percobaan 3. Membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran 4. Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru 5. Membimbing siswa melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan 6. Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru 7. Membimbing siswa menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan 8. Membimbing siswa membuat/menulis rangkuman pelajaran aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan perairan masih dominan, yakni 1) Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru, dan 2) Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru. Berdasarkan jumlah parameter pengamatan, maka dapat dikatakan guru sudah mulai mengurangi dominasinya dalam pengelolaan pembelajaran. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan perbukitan/ pegunungan (Kabupaten Tanah Laut) seperti pada Tabel 4.6. Pada Tabel 4.6, parameter pengamatan terhadap aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran terlebih dahulu direduksi, yakni data dari SDN Kunyit 2, karena banyak aktivitas yang tidak ada datanya. Pada Tabel 4.6 aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran masih belum baik, karena ada 50% parameter pengamatan yang masih dominan.

8 59 Tabel 4.6. Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran di Lingkungan Perbukitan/ Pegunungan SDN Parameter Jlh. KUNYIT KUNYIT BAJUIN-2 12,5 12, ,5 12, Simpulan S K S K S S K K Keterangan: B = Baik (< 10), S = Sedang (10-15), K = Kurang (> 15) Parameter: 1. Membimbing siswa memahami LKS 2. Membimbing siswa melakukan pengamatan/percobaan 3. Membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran 4. Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru 5. Membimbing siswa melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan 6. Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru 7. Membimbing siswa menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan 8. Membimbing siswa membuat/menulis rangkuman pelajaran Berdasarkan temuan pada Tabel 4.4, Tabel 4.5, dan Tabel 4.6 dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran yang diukur melalui 8 parameter sudah cukup baik di lingkungan perairan, sedangkan di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan dapat dikatakan sedang. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan perbukitan/pegunungan boleh dikatakan belum baik. Data Kuantitatif Data kuantitatif meliputi hasil belajar siswa, dan hasil selama proses pembelajaran. Hasil belajar siswa diperoleh dari pre tes dan pos tes, sedangkan hasil selama proses pembelajaran diperoleh dari LKS. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan

9 60 diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis kovarian ( ANACOVA) seperti pada Lampiran 3, dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian. Ringkasan hasil analisis kovarian pembelajaran di SDN LUB 4 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan (Kota Banjarbaru) seperti pada Tabel 4.7. Pada Tabel 4.7 Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Analisis Data yang Diperoleh dari Pembelajaran di SDN LUB 4 Lingkungan Peralihan Rawa dan Perbukitan Sumber DB JK RK F-ratio Pr > F Keterangan Model 2 65,33 32,66 21,78 0,0001 Signifikan Residual 39 58,49 1,49 Total ,83 Keterangan : R-Square = 0.52; C.V = 23.7 terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dapat dikatakan hasil belajar siswa yang diperoleh dari pembelajaran di SDN LUB 4 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan lebih unggul dibandingkan pembelajaran pada kelas kontrol. Ringkasan hasil analisis kovarian pembelajaran di SDN LUTENG 1 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan (Kota Banjarbaru) seperti pada Tabel 4.8. Pada Tabel 4.8 ada Tabel 4.8. Ringkasan Hasil Analisis Data yang Diperoleh dari Pembelajaran di SDN LUTENG 1 Lingkungan Peralihan Rawa dan Perbukitan Sumber DB JK RK F-ratio Pr > F Keterangan Model 2 83,53 41,76 27,12 0,0001 Signifikan Residual 64 98,58 1,54 Total ,11 Keterangan : R-Square = 0.45; C.V = 22,97

10 61 perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi hasil belajar siswa yang diperoleh dari pembelajaran di SDN LUTENG 1 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan lebih unggul dibandingkan pembelajaran kelas kontrol. Berdasarkan Tabel 4.7, dan Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di lingkungan peraliharan rawa dan perbukitan dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ringkasan hasil analisis kovarian pembelajaran di SDN Surgi Mufti 1 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan perairan (Kota Banjarmasin) seperti pada Tabel 4.9. Pada Tabel 4.9 terdapat perbedaan yang Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Analisis Data yang Diperoleh dari Pembelajaran di SDN Surgi Mufti 1 Lingkungan Perairan Sumber DB JK RK F-ratio Pr > F Keterangan Model 2 75,30 37,65 36,64 0,0001 Signifikan Residual 64 65,76 1,02 Total ,07 Keterangan : R-Square = 0, 53; C.V = 19,46 signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi hasil belajar siswa yang diperoleh dari pembelajaran di SDN Surgi Mufti 1 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan lebih unggul dibandingkan pembelajaran kelas kontrol. Ringkasan hasil analisis kovarian pembelajaran di SDN Surgi Mufti 3 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan perairan (Kota Banjarmasin) seperti pada Tabel Pada Tabel 4.10 ada signifikansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil belajar siswa yang diperoleh dari pembelajaran di SDN Surgi Mufti 3 dengan menggunakan pendekatan PBM dan

11 62 Tabel Ringkasan Hasil Analisis Data yang Diperoleh dari Pembelajaran di SDN Surgi Mufti 3 Lingkungan Perairan Sumber DB JK RK F-ratio Pr > F Keterangan Model 2 62,0 31,10 23,55 0,0001 Signifikan Residual 36 47,54 1,32 Total ,74 Keterangan : R-Square = 0,56; C.V = 25,6 pendekatan lingkungan juga lebih unggul dibandingkan pembelajaran kelas kontrol. Berdasarkan Tabel 4.9, dan Tabel 4.10 disimpulkan pembelajaran di lingkungan perairan dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ringkasan hasil analisis kovarian pembelajaran di SDN Bajuin 2 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan perbukitan/pegunungan (Kabupaten Tanah Laut) seperti pada Tabel Pada Tabel Ringkasan Hasil Analisis Data yang Diperoleh dari Pembelajaran di SDN Bajuin 2 Lingkungan Perbukitan/Pegunungan Sumber DB JK RK F-ratio Pr > F Keterangan Model 2 66,42 33,21 32,62 0,0001 Signifikan Residual 38 38,69 1,01 Total ,12 Keterangan : R-Square = 0,63; C.V = 24,33 Tabel 4.11 terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil belajar siswa yang diperoleh dari pembelajaran di SDN Bajuin 2 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan juga lebih unggul dibandingkan pembelajaran kelas kontrol. Ringkasan hasil analisis kovarian pembelajaran di SDN Kunyit 1 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan perbukitan/pegunungan (Kabupaten Tanah Laut) seperti pada Tabel Pada Tabel 4.12 ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

12 63 Hasil belajar siswa yang diperoleh dari pembelajaran di SDN Kunyit 1 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan juga lebih unggul dibandingkan pembelajaran kelas kontrol. Tabel Ringkasan Hasil Analisis Data yang Diperoleh dari Pembelajaran di SDN Kunyit 1Lingkungan Perbukitan/Pegunungan Sumber DB JK RK F-ratio Pr > F Keterangan Model 2 52,53 26,26 23,08 0,0001 Signifikan Residual 59 67,14 1,13 Total ,67 Keterangan : R-Square = 0,43; C.V = 22,19 Ringkasan hasil analisis kovarian pembelajaran di SDN Kunyit 1 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di lingkungan perbukitan/pegunungan (Kabupaten Tanah Laut) seperti pada Tabel Pada Tabel Ringkasan Hasil Analisis Data yang Diperoleh dari Pembelajaran di SDN Kunyit 2 Lingkungan Perbukitan/Pegunungan Sumber DB JK RK F-ratio Pr > F Keterangan Model 2 82,83 41,41 47,39 0,0001 Signifikan Residual 62 54,18 0,87 Total ,01 Keterangan : R-Square = 0,60; C.V = 18,24 Tabel 4.13 juga terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi hasil belajar siswa yang diperoleh dari pembelajaran di SDN Kunyit 2 dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan lebih unggul dibandingkan pembelajaran kelas kontrol. Berdasarkan Tabel 4.11, Tabel 4.12, dan Tabel 4.13 dapat disimpulkan pembelajaran di lingkungan perairan dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

13 64 Berdasarkan hasil analisis statistik pada ketiga lingkungan pembelajaran (lingkungan peralihan rawa dan perbukitan, lingkungan perairan, dan lingkungan perbukitan/pegunungan, maka disusun ringkasan uji signifikansi data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti pada Tabel Pada Tabel 4.14 Tabel Ringkasan Uji Signifikansi Hasil Belajar Siswa Lingkungn Pembelajaran Peralihan rawa dan perbukitan Nama Sekolah F-ratio Pr > F Keterangan SDN LUB 4 21,78 0,0001 Signifikan SDN LUTENG 1 27,12 0,0001 Signifikan Perairan Surgi Mufti 1 36,64 0,0001 Signifikan Surgi Mufti 3 23,55 0,0001 Signifikan Perbukitan/pegunungan Bajuin 2 32,62 0,0001 Signifikan Kunyit 1 23,08 0,0001 Signifikan Kunyit 2 47,39 0,0001 Signifikan Semua hasil uji statistik menunjukkan signifikan. Jadi berdasarkan pembuktian ini, maka H 0 ditolak dan H a diterima. Berkaitan dengan tujuan penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan, dapat dijelaskan penggunaan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, Hasil Selama Proses Pembelajaran Hasil selama proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan diperoleh dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan lembar kegiatan siswa (LKS) seperti pada Lampiran 4. Ringkasan analisis deskriptif terhadap hasil selama proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan pada berbagai lingkungan pembelajaran seperti Tabel Pada Tabel 4.15, hasil selama proses pembelajaran di lingkungan perairan sudah cukup baik. Hal serupa

14 65 Tabel Ringkasan Hasil Selama Proses Pembelajaran di Berbagai Lingkungan Pembelajaran Lingkungan Pembelajaran Peralihan rawa dan perbukitan Perairan Perbukitan/ pegunungan Nama Sekolah Kelompok Skor Skor Ratarata Kategori SDN LUB Baik 5 60 SDN LUTENG 1 SDN Surgi Mufti 1 SDN Surgi Mufti 3 SDN Bajuin 2 SDN Kunyit 1 SDN Kunyit ,8 Cukup Baik 80 Baik 75 Cukup Baik 69 Cukup Baik 79 Baik 75,125 Cukup Baik Keterangan: Baik (76-100%), Cukup baik (56-75%), Kurang (40-55%), Buruk (<40%) (Arikunto, 1998). juga dijumpai pada lingkungan pembelajaran di daerah peralihan rawa dan perbukitan serta di lingkungan perbukitan/pegunungan.

15 66 Berkaitan dengan tujuan penelitian tentang pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan yang telah dikemukakan pada Bab I, maka dapat dibuat kesimpulan sementara sebagai berikut: 1. Penelitian ini telah berhasil mengembangkan model perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan untuk siswa SD kelas V semester I pada materi kegiatan manusia mengubah permukaan bumi. Model perangkat pembelajaran menjadi prototype untuk daerah-daerah perairan, peraliharan rawa dan perbukitan, dan perbukitan/pegunungan di Provinsi Kalimantan Selatan. Model perangkat pembelajaran yang dihasilkan berupa: bahan ajar siswa, lembar kerja siswa, dan rencana pelaksanaan pelajaran. 2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan sudah cukup tinggi. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan perairan juga sudah cukup tinggi. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan perbukitan/pegunungan masih rendah. Aktivitas siswa yang belum berkembang (masih rendah) pada ketiga lingk ungan pembelajaran terletak pada 1) Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan, dan 2) Membuat atau menulis rangkuman pelajaran. Jadi kemampuan melakukan analisis dan sintesis siswa masih rendah. 3. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan belum bisa melepaskan dominasinya secara penuh. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan perairan sudah mulai mengurangi dominasinya. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di

16 67 lingkungan perbukitan/pegunungan masih belum baik. Aktivitas guru yang cenderung dominan sehingga menghambat proses pembelajaran terletak pada 1) Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru, dan 2) Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru, 3) Membimbing siswa memahami LKS, 4) Membimbing siswa melakukan pengamatan/percobaan, dan 5) Membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran. 4. Hasil belajar siswa dalam beragam lingkungan pembelajaran yang dianalisis dengan anacova menunjukkan signifikan, artinya penggunaan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. 5. Hasil selama proses pembelajaran dalam beragam lingkungan pembelajaran yang dianalisis secara deskriptif sudah tergolong cukup baik PEMBAHASAN Hasil penelitian dan analisis data tentang pembelajaran IPA SD melalui model perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan di Provinsi Kalimantan Selatan, selanjutnya digunakan untuk menjawab tujuan penelitian. Kajian Terhadap Produk yang Telah Dihasilkan Model perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa bahan ajar siswa berbasis lingkungan, LKS, dan RPP. Penjelasan masingmasing perangkat tersebut sebagai berikut.

17 68 Bahan Ajar untuk Siswa Bahan ajar dimaksudkan agar dapat digunakan siswa untuk membantu belajar, baik selama proses pembelajaran di kelas maupun selama belajar mandiri. Bahan ajar ini berisi uraian materi pelajaran, penyelidikan mandiri atau kelompok, pemecahan masalah, rangkuman, dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memfasilitasi siswa untuk berpikir. Bahan ajar hasil pengembangan ini berisi uraian tentang kegiatan penyelidikan baik secara mandiri maupun kelompok serta uraian pertanyaanpertanyaan. Uraian pertanyaan-pertanyaan akan merangsang siswa untuk mencari tahu jawaban dari pertanyaan tersebut, terutama melalui kegiatan penyelidikan. Kemudian melalui kegiatan penyelidikan baik mandiri atau kelompok akan dapat memunculkan berbagai pertanyaan pada diri siswa, sehingga akan memotivasi mereka untuk terus berpikir dan berusaha mencari tahu cara memecahkan persoalan yang dihadapi. Model bahan ajar hasil pengembangan ini didasarkan kepada teori konstruktivis. Butir-butir dari teori tersebut, di antaranya adalah pembelajaran harus berpusat pada siswa atau student-centered instruction, menekankan pada hakikat sosial dari belajar dan menekankan pada scaffolding, siswa membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri, siswa diberikan tugas yang kompleks, realistik, dan autentik (Arends, 2001). Model bahan ajar hasil pengembangan ini telah sesuai dengan prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar pada KTSP. Kesesuaian tersebut terletak pada penekanan kegiatan berpusat pada siswa, belajar dengan melakukan, mengembangkan kemampuan sosial, mengembangkan keingintahuan dan imajinasi, mengembangkan

18 69 keterampilan pemecahan masalah, mengembangkan kreativitas siswa, mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi, dan menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik (Puskur, 2002b). Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS merupakan panduan bagi siswa untuk melakukan kegiatan dalam pemecahan masalah. LKS hasil pengembangan ini berupa LKS pengamatan yang dapat membantu siswa dalam melakukan kegiatan penyelidikan, pengamatan, dan percobaan. Kegiatan pengamatan dan percobaan dapat dilakukan oleh siswa di dalam kelas atau di luar kelas. Model lembar kerja siswa hasil pengembangan tersebut telah sesuai dengan konsep pedagogi yang yang baik. Kesesuaian tersebut terletak pada pemberian siswa pada situasi-situasi di mana siswa dapat mandiri melakukan eksperimen atau mencoba untuk mengamati apa yang terjadi, mengajukan pertanyaan serta menemukan sendiri jawabannya, dan memabndingkan temuannya dengan temuan orang lain (Arends, 1997: 163). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran hasil pengembangan ini mengacu pada bahan ajar yang telah dikembangkan. RPP adalah sebuah pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. RPP hasil pengembangan ini di dalamnya berupa skenario pembelajaran dengan mengikuti sintak pembelajaran model PBM yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Dengan adanya rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun secara tepat, maka proses kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

19 70 Perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pelajaran hasil pengembangan yang mengacu pada sintaks PBM tersebut memungkinkan terjadinya pembelajaran melalui interaksi sosial sesuai dengan teori Vygotsky. Bentuk interaksi sosial tersebut misalnya bantuan guru atau teman sejawat lainnya yang lebih mampu serta dapat memberikan scaffolding, dorongan, dan dukungan untuk belajar dan memecahkan masalah. Bentuk dukungan dapat berupa petunjuk, peringatan, pemberian contoh, atau tindakan lainnya, sehingga memungkinkan siswa mampu tumbuh mandiri sebagai pebelajar (Slavin, 1997: 48). Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan dan di lingkungan perairan sudah cukup tinggi. Banyak hasil-hasil penelitian yang mendukung temuan ini, baik dipandang dari pembelajaran melalui PBM, maupun dengan menggunakan pendekatan lingkungan. Peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran melalui pendekatan PBM telah dilaporkan oleh penelitian sebelumnya ( Silaban, 1999; Sutini, 2000, Supramono (2005). Ada kesamaan yang diperoleh dari penelitian terakhir ini, yakni ada peningkatan aktivitas siswa. Peran aktivitas siswa dalam kegiatan penyelidikan cukup baik, dan keterampilan siswa dalam kegiatan eksperimen secara keseluruhan dapat dikatakan cukup baik (Silaban, 1999). Aktivitas siswa dominan dalam melakukan penyelidikan dan memperhatikan penjelasan guru/siswa lain waktu diskusi (Supramono, 2005). Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan perbukitan/ pegunungan masih rendah. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya (Silaban, 1999; Sutini, 2000, Supramono (2005). Penelitian pembelajaran di lingkungan perbukitan/pegunungan dilaksanakan di Kecamatan Pelaihari

20 71 Kabupaten Tanah Laut. Sekolah tempat penelitian di lingkungan ini tergolong jarang tersentuh inovesi pembelajaran, khususnya bila dibanding dengan pembelajaran di lingkungan perairan (Kota Banjarmasin), dan lingkungan peralihan rawa dan perbukitan (Kota Banjarbaru). Oleh karena itu pembaharuan pendidikan agar dapat dipusatkan di daerah ini, sehingga sejajar dengan daerah penelitian lainnya. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan-pendekatan konstruktivis sangat memungkinkan dilaksanakan, karena lingkungan belajar siswa kaya akan sumber belajar yang beragam. Aktivitas siswa yang belum berkembang (masih rendah) pada ketiga lingkungan pembelajaran terletak pada 1) Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan, dan 2) Membuat atau menulis rangkuman pelajaran. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya (Supramono, 2005). Temuan ini bisa dipahami, karena kemampuan melakukan analisis dan sintesis merupakan keterampilan proses tingkat tinggi. Ini akan berkembang dengan baik bilamana siswa akrab dengan pembelajaran berorientasi proses, bukan semata-mata mengejar hasil pembelajaran. Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan belum bisa melepaskan dominasinya secara penuh. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan perairan sudah mulai mengurangi dominasinya. Dari 2 temuan ini dapat dibuat kesimpulan sederhana yakni sudah ada tanda-tanda pengurangan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya (Sutini, 2000) di mana aktivitas guru dan siswa meningkat selama kegiatan pembelajaran secara bersamaan. Menurut Sutini (2000) s ebagian besar waktu digunakan oleh guru mitra untuk membimbing

21 72 penyelidikan dan diskusi, membimbing analisis dan evaluasi pemecahan masalah, ini merupakan kaidah kontradiksi dengan hasil penelitian ini. Sebaliknya hasil penelitian ini sejalan dengan Supramono (2005) di mana guru memberikan kesempatan seluasluasnya untuk mengembangkan aktivitas mereka. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan perbukitan/ pegunungan masih belum baik. Aktivitas guru yang cenderung dominan sehingga menghambat proses pembelajaran terletak pada 1) Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru, dan 2) Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru, 3) Membimbing siswa memahami LKS, 4) Membimbing siswa melakukan pengamatan/percobaan, dan 5) Membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran. Jika hal ini dibenarkan tentu sejalan dengan penelitian sebelumnya (Sutini, 2000). Makin baik guru dalam mengelola pembelajaran, dikatakan makin baik proses pembelajarannya. Hasil Belajar Siswa Ada peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan dari pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan sebelumnya dalam menggunakan pendekatan PBM dalam pembelajaran (Timur rini, 2000; Sutini, 2000; Supramono, 2005). Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM bukan saja meningkatkan tes hasil belajar produk siswa, akan tetapi juga meningkatkan proses berpikir dan keterampilan berpikir siswa (Supramono, 2005). Hasil tes belajar siswa yang meliputi tes produk dan tes proses setelah melaksanakan kegiatan belajar dengan model PBM secara keseluruhan dikatakan dapat meningkat (Timurrini, 2000).

22 73 Peningkatan hasil belajar juga dijumpai dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan seperti dilaporkan sebelumnya (Naparin dkk., 2004; Nayatilah, 2005; Nissa, 2003; Afriani, 2005; Wulandari, 2005). Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan produk, proses, dan keterampilan (Naparin dkk ). Secara umum pemahaman siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan (Nayatilah, 2005; Nissa, 2003; Afriani, 2005; Wulandari, 2005). Hasil Selama Proses Pembelajaran Hasil selama proses pembelajaran dalam beragam lingkungan pembelajaran yang dianalisis secara deskriptif sudah tergolong cukup baik. Banyak penelitianpenelitian yang mendukung temuan ini. Bukan saja dilihat dari penggunaan pendekatan PBM dalam pembelajaran (Silaban, 1999; Timurrini, 2000; Sutini, 2000; Supramono, 2005), akan tetapi juga dilihat dari penggunaan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran (Naparin dkk., 2004; Nayatilah, 2005; Nissa, 2003; Afriani, 2005; Wulandari, 2005). Berdasarkan hasil pembahasan maka isu pendidikan lingkungan termarjinalkan dalam kurikulum inti seperti dijelaskan pada Bab I tidak selalu benar. Alasan lain penggunaan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran perlu mendapat perhatian adalah sebagian besar bahan kajian biologi di SD diarahkan akrab dengan lingkungan.

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian ini meliputi 2 hal pokok yakni 1) pengembangan model perangkat

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian ini meliputi 2 hal pokok yakni 1) pengembangan model perangkat BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan rumusan tujuan penelitian yang dikemukakan pada Bab I, maka metode penelitian ini meliputi 2 hal pokok yakni 1) pengembangan model perangkat pembelajaran, dan 2) hasil

Lebih terperinci

Siti Aisyah 1 ; H. Muhammad Zaini 2. Abstrak

Siti Aisyah 1 ; H. Muhammad Zaini 2. Abstrak MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATERI STRUKTUR BAGIAN TUMBUHAN MELALUI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN BINGKULU 2 KECAMATAN TAMBANG ULANG Siti

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Banjarbaru Tahun Pelajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. dengan setting lingkungan telah memperoleh sejumlah data kuantitatif, kualitatif,

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. dengan setting lingkungan telah memperoleh sejumlah data kuantitatif, kualitatif, 32 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Penelitian tentang meningkatkan hasil belajar konsep bilangan bulat siswa kelas V MI At Thayyibah melalui pendekatan kooperatif tipe belajar bersama

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINS DAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SEKOLAH HIJAU (FOR GREENING SCHOOLS) DI SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MODEL PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINS DAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SEKOLAH HIJAU (FOR GREENING SCHOOLS) DI SEKOLAH DASAR 21 PENGEMBANGAN MODEL PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINS DAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SEKOLAH HIJAU (FOR GREENING SCHOOLS) DI SEKOLAH DASAR H. Muhammad Zaini, Siti Wahidah Arsyad, Hj Noor Fajriah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang ABSTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda

Lebih terperinci

ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 BANJARMASIN PADA KONSEP REPRODUKSI SEL MELALUI PENGGUNAAN PETA KONSEP

ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 BANJARMASIN PADA KONSEP REPRODUKSI SEL MELALUI PENGGUNAAN PETA KONSEP 59 ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 BANJARMASIN PADA KONSEP REPRODUKSI SEL MELALUI PENGGUNAAN PETA KONSEP Oleh: Muhammad Faisal Riza, Siti Wahidah Arsyad, Noor Ichsan Hayani

Lebih terperinci

MODEL PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINS DAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SEKOLAH HIJAU (FOR THE GREENING SCHOOLS) DI SEKOLAH DASAR

MODEL PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINS DAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SEKOLAH HIJAU (FOR THE GREENING SCHOOLS) DI SEKOLAH DASAR 1 MODEL PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINS DAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SEKOLAH HIJAU (FOR THE GREENING SCHOOLS) DI SEKOLAH DASAR H. Muhammad Zaini, Siti Wahidah Arsyad, Hj. Noor Fajriah ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini karena mata pelajaran IPA khususnya, akan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini karena mata pelajaran IPA khususnya, akan memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam menghadapi era globalisasi merupakan tantangan yang harus dijawab dengan karya nyata oleh dunia pendidikan. Hal ini

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN TEMUAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN TEMUAN BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN TEMUAN A. Deskripsi Setting/Lokasi Penelitian Tindakan kelas tentang meningkatkan hasil belajar siswa pada Materi Surah Al-Qadr melalui metode Numbered Heads Together

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 8 BANJARMASIN PADA KONSEP HEWAN INVERTEBRATA

ABSTRAK PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 8 BANJARMASIN PADA KONSEP HEWAN INVERTEBRATA 20 ABSTRAK PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 8 BANJARMASIN PADA KONSEP HEWAN INVERTEBRATA Oleh : Amalia Rezeki, St.Wahidah Arsyad, Aminiddin P.P Pembelajaran

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.4, No.1, April 2013, hlm. 71-78 71 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh: Abdul Muiz, H. Aminuddin PP, Ahmad Naparin

ABSTRAK. Oleh: Abdul Muiz, H. Aminuddin PP, Ahmad Naparin 90 ABSTRAK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 11 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM GERAK DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER Oleh: Abdul

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BELAJAR KONSEP DAUR BIOGEOKIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU

KEMAMPUAN BELAJAR KONSEP DAUR BIOGEOKIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU 1 KEMAMPUAN BELAJAR KONSEP DAUR BIOGEOKIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU H. Muhammad Zaini 1 Lisa Herlina 2 ABSTRAK Penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018

Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018 Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018 Nehru dan Nurfathurrahmah Abstrak: Pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN SEKOLAH HIJAU DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR. Muhammad Zaini Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unlam Banjarmasin

MODEL PEMBELAJARAN SEKOLAH HIJAU DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR. Muhammad Zaini Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unlam Banjarmasin Zaini, Model Pembelajaran Sekolah Hijau dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.. 8 MODEL PEMBELAJARAN SEKOLAH HIJAU DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Muhammad Zaini Program Studi Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat MI Miftahul Khairiyah Cempaka

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat MI Miftahul Khairiyah Cempaka BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat MI Miftahul Khairiyah Cempaka MI Miftahul Khairiyah Cempaka terletak dalam wilayah Kecamatan Cempaka, yang berlokasi

Lebih terperinci

ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SDN LAWAHAN PADA KONSEP ADAPTASI HEWAN MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN

ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SDN LAWAHAN PADA KONSEP ADAPTASI HEWAN MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 211 22 ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SDN LAWAHAN PADA KONSEP ADAPTASI HEWAN MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN Oleh: Nurul Ishthifaiyah, H. M. Zaini, H. Aminuddin PP Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 2 Padang Ratu Kecamatan Gedung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 2 Padang Ratu Kecamatan Gedung 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 2 Padang Ratu Kecamatan Gedung Tataan Kabupaten Pesawaran 2. Subjek Penelitian Subjek dalam

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Sa adiah, Gamar B. N. Shamdas, dan Haeruddin Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Menurut John Elliot (1982) PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Anjir Muara KM20. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Krengseng 04 Kec Gringsing Kab Batang semester II

Lebih terperinci

ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS V SDN LOKTABAT I PADA KONSEP STRUKTUR TANAH DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LINGKUNGAN

ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS V SDN LOKTABAT I PADA KONSEP STRUKTUR TANAH DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LINGKUNGAN 1 ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS V SDN LOKTABAT I PADA KONSEP STRUKTUR TANAH DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LINGKUNGAN Oleh : Asriana Rosti dan Hj. Noor Ichsan Hayani Sebagai guru mata pelajaran

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Saintifik Di Kelas VI SD Negeri 34 Gantung Ciri Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Saintifik

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING Darmanto Priyoutomo SDN I Ngilo-ilo Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Laharja Ridwan Mustofa, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Laharja Ridwan Mustofa, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Sekolah Dasar (SD) meliputi berbagai mata pelajaran, salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu Pengetahuan Alam adalah penyelidikan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Fatimah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (LKPBM) Nining Purwati *

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (LKPBM) Nining Purwati * PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (LKPBM) Nining Purwati * ABSTRAK Keterampilan berpikir kritis perlu dikuasai oleh setiap orang karena dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA MA Manbaul Ulum Karangawen Demak Tahun Pelajaran 2009-2010 dengan jumlah 38 peserta didik, terdiri dari 12 laki-laki

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Devi Wahyu Ertanti PGMI, FAI, Universitas Islam Malang (UNISMA)

Lebih terperinci

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Biologi sebagai bagian dari sains terdiri dari tiga aspek yang tidak terpisahkan yaitu proses, produk, dan sikap. Aspek produk terdiri dari fakta, konsep,

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO Prosiding Seminar Nasional Volume 2, Nomor 1 ISSN 2443-119 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan peneliti secara kolaboratif antara peneliti dengan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SDN 9

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan aktivitas interaksi aktif individu terhadap lingkungan sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Sementara itu, pembelajaran adalah penyediaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tujuan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tujuan penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tujuan penelitian ini adalah mencari jalan keluar bagi metode yang tepat untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda di Kelas IV SDN 1 Ogowele Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan. (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan. (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Beragam strategi yang dilakukan bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata Moh. Abdi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm. 25-38 25 MENINGKATKAN KETERAMPILAN ILMIAH SAINS MELALUI KEGIATAN ONE DAY ADVENTURE PADA MATERI TUMBUHAN HIJAU DI KELAS V SDN JURUBANU

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Karang Mekar 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Karang Mekar 7 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Karang Mekar 7 Banjarmasin. Subjek penelitian adalah siswa kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2

Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2 Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2 Rismawati, Ratman, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Oleh: Muslim Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Desain, dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik penelitian tindakan

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale Penerapan Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Benda Bagi Siswa Kelas IV di SD Alkhairat Bale Haris Andika, Suherman, Kasmudin Mustapa Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba Desak Made Sriwulandari, Efendi, dan Yun Ratna Lagandesa Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV pada semester I (ganjil) Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 38

Lebih terperinci

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3 Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIA 1 SMA NEGERI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana Karmila Langanawa, Amran Rede, Ratman Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan 12 orang puteri dengan tingkat kemampuan dan daya pikir berbeda.

BAB III METODE PENELITIAN. dan 12 orang puteri dengan tingkat kemampuan dan daya pikir berbeda. 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Subyek Subyek penelitain ini adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pulau Pahawang yang berjumlah seluruh siswa 20 orang yang terdiri dari

Lebih terperinci

EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN

EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN PENGGUNAAN MODEL SINEKTIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA PADA SISWA KELAS XI SMAN THE APPLICATION OF SYNECTIC MODEL TO IMPROVE STUDENT S UNDERSTANDING OF THE CONCEPT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran Aqidah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. secara nyata yang termasuk di dalamnya melakukan aksi, menyusun, mengoleksi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. secara nyata yang termasuk di dalamnya melakukan aksi, menyusun, mengoleksi, BAB II KAJIAN PUSTAKA MODEL PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN Menurut Nelson dan Stolterman (2000) sebuah desain pembelajaran tidak hanya berupa ide abstrak tetapi harus diaktualisasikan ke dalam praktik pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

Lebih terperinci

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMAN 2 BANJARBARU DALAM PEMBELAJARAN KONSEP KEANEKARAMAN HAYATI MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN.

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMAN 2 BANJARBARU DALAM PEMBELAJARAN KONSEP KEANEKARAMAN HAYATI MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN. KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMAN 2 BANJARBARU DALAM PEMBELAJARAN KONSEP KEANEKARAMAN HAYATI MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN H. Muhammad Zaini 1 Siti Noorhasanah 2 ; Aminuddin, PP 3 Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMAN 2 BANJARBARU DALAM PEMBELAJARAN KONSEP KEANEKARAMAN HAYATI MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN.

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMAN 2 BANJARBARU DALAM PEMBELAJARAN KONSEP KEANEKARAMAN HAYATI MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN. KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMAN 2 BANJARBARU DALAM PEMBELAJARAN KONSEP KEANEKARAMAN HAYATI MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN H. Muhammad Zaini 1 Siti Noorhasanah 2 ; Aminuddin, PP 3 Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Wiraatmaja (2008:12) menjelaskan bahwa penelitian

Lebih terperinci

Dasar-dasar Pembelajaran Fisika

Dasar-dasar Pembelajaran Fisika Dasar-dasar Pembelajaran Fisika Dr. Johar Maknun, M.Si. 08121452201; johar_upi@yahoo.co.id LATAR BELAKANG MAKRO International Education Achievement (IEA) Kemampuan membaca siswa SD menempati urutan 30

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan. Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan. Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkupnya adalah pembelajaran di dalam kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan 19 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

Lebih terperinci

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Pembelajaran Fisika

Lebih terperinci

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Berbantuan Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 5 Basi Kecamatan Basidondo Tolitoli Elistina Mahasiswa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMA KORPRI BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI AJAR USAHA-ENERGI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMA KORPRI BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI AJAR USAHA-ENERGI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMA KORPRI BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI AJAR USAHA-ENERGI Desi Dewi Pratama, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 April 2016 sampai dengan 2 Mei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

Oleh : Hamidah Guru pada SDN 1 Cakranegara

Oleh : Hamidah Guru pada SDN 1 Cakranegara ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah25 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI ISOLATOR DAN KONDUKTOR MENGGUNAKAN METODE EXPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN 1 CAKRANEGARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan : 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah merosotnya moral siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah merosotnya moral siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MIN Teluk Dalam Banjarmasin. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian a. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi SD Negeri Sentul lokasi tersebut berada di desa Sentul Kecamatan Gringsing Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa, dalam kurikulum 2006 yang lebih dikenal dengan KTSP. Dalam

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli Andi Rahmi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

P - 63 KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

P - 63 KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA P - 63 KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Risnanosanti Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMB Email : rnosanti@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2 23 III. METODE PENELITIAN 1.1 Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Sumberejo Kemiling dengan jumlah siswa 36 orang yang terdiri dari

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 1, Juli 2016. Hal 105 112. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pengetahuan untuk menyelidiki keberadaan benda-benda dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pengetahuan untuk menyelidiki keberadaan benda-benda dan memecahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), pada dasarnya adalah penerapan pengembangan pengetahuan untuk menyelidiki keberadaan benda-benda dan memecahkan masalah

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol Suparman, Hj. Musdalifah Nurdin, dan Vanny M.A Tiwow Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini peneliti berupaya meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti ABSTRAK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 6 RSBI BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM GERAK MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN WORKSHEET BERBASIS WEB Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin

Lebih terperinci

Oleh. Laelasari dan Ira Ratnasari Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon ABSTRAK

Oleh. Laelasari dan Ira Ratnasari Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon ABSTRAK PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester 24 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 pada pokok bahasan Kinematika Gerak Lurus. Dengan jumlah

Lebih terperinci

Aji Heru Muslim 1

Aji Heru Muslim 1 PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) Aji Heru Muslim 1 ajiheru_muslim@yahoo.co.id

Lebih terperinci