BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konsep, Konsepsi, Prakonsepsi, dan Miskonsepsi. Defenisi tentang konsep banyak diungkapkan oleh para ahli dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konsep, Konsepsi, Prakonsepsi, dan Miskonsepsi. Defenisi tentang konsep banyak diungkapkan oleh para ahli dan"

Transkripsi

1 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konsepsi, Prakonsepsi, dan Miskonsepsi Konsep Defenisi tentang konsep banyak diungkapkan oleh para ahli dan tampaknya belum ada defenisi yang disepakati secara umum. Konsepsi sering dianalogikan dengan ide. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep diartikan sebagai ide atau pengetahuan yang diabstraksikan dari peristiwa kongkret. Konsep merupakan kelas atau kategori stimulus (objek, peristiwa atau orang) yang memiliki ciri-ciri umum (Hamalik dalam Munawaroh 2011:9). Adapun Ausubel (dalam Halomoan 2008:3) mengungkapkan bahwa Konsep adalah benda-benda, kejadian-kejadian, situasi-situasi, atau ciri-ciri yang memiliki ciri khas dan yang terwakili dalam setiap budaya oleh suatu tanda atau simbol (objects, events, situations, or properties that possess common critical attributcs and are designated in any given culture by some accepted sign or symbol. Sedangkan Berg (1991:8) mengungkapkan bahwa Konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia herfikir (bahasa adalah alat berfikir). Dari teori-teori di atas, maka konsep dapat dinyatakan sebagai suatu ide, ilmu pengetahuan dan abstraksi berupa penandaan atau simbolisasi dari suatu ciri khas tertentu dan terwakili dalam setiap budaya yang memungkinkan manusia dapat berkomunikasi satu sama lain dan berfikir.

2 Konsepsi dan Prakonsepsi Penafsiran sesorang terhadap suatu konsep tentu memiliki perbedaan dengan penafsiran orang lain pada konsep itu. Sebagai contoh, penafsiran seseorang pada konsep indah atau cantik akan berbeda dengan penafsiran orang lain pada konsep itu. Berg (1991:8) mengungkapkan bahwa Tafsiran perorangan dari suatu konsep ilmu disebut konsepsi. Walaupun dalam fisika kebanyakan konsep mempunyai arti yang jelas, bahkan yang sudah disepakati oleh para tokoh Fisika, tapi konsepsi siswa/mahasiswa/guru/dosen berbeda-beda. Duit dan Treagust mendefenisikan konsepsi sebagai interpretasi mental idiosyncratic individu. Adapun Suparno (2005:5) mendefenisikan konsepsi sebagai kemampuan memahami konsep, baik yang diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan maupun konsep yang diperoleh dari pendidikan formal. Dari uraian di atas, diperoleh pengertian bahwa konsepsi adalah sebuah interpretasi dan tafsiran perorangan pada suatu konsep ilmu yang diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan dan melalui pendidikan formal. Setiap siswa telah memiliki konsepsi sendiri-sendiri tentang sesuatu sebelum mereka memasuki ruang-ruang belajar. Termasuk yang berkaitan dengan materi pelajarani fisika. Sebelum mereka mengikuti pelajaran mekanika, siswa telah banyak memiliki pengalaman dengan peristiwa-peristiwa mekanika seperti benda yang jatuh, benda yang bergerak, gaya, dan sebagainya. Karena pengalamannya itu, mereka telah memiliki konsepsi-konsepsi yang belum tentu sama dengan konsepsi fisikawan. Konsepsi seperti itu disebut dengan prakonsepsi (Berg 1991:10).

3 Miskonsepsi Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif (Suparno 2005:4). Novak (dalam Suparno 2005:4) mendefenisikan miskonsepsi sebagai suatu interpretasi konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima. Adapun Brown (dalam Suparno 2005:4) menjelaskan misonsepsi sebagai suatu pandangan yang naif dan mendefeisikannya sebagai suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang sekarang diterima. Sedangkan Fowler (dalam Suparno 2005:5) menjelaskan dengan lebih rinci arti miskonsepsi. Ia memandang miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirearkis konsep-konsep yang tidak benar. Dari beberapa teori di atas tergambarkan dengan jelas bahwa miskonsepsi adalah sebuah interpretasi, pandangan naif dan defenisi yang tidak akurat terhadap suatu konsep yang tidak dapat dterima karena bertentangan dengan pengertian ilmiah. Suparno (2005:29) menjelaskan beberapa faktor penyebab lahirnya miskonsepsi sebagai berikut : 1 Faktor siswa yang memiliki masalah pada prakonsepsi, pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik, reasoning yang tidak lengkap, intuisi yang salah, perkembangan kognitif, kemampuan siswa dan minat belajarnya.

4 9 2 Faktor pengajar yang tidak menguasai bahan, bukan lulusan dari bidang ilmu tertentu, tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasan/ide, dan relasi guru dengan siswa yang tidak baik 3 Faktor buku teks. Terdapat banyak buku yang penjelasannya salah, salah tulis terutama dalam rumus, tingkat penulisan buku terlalu tinggi untuk siswa, buku fiksi dan kartun sains yang sering salah konsep karena alasan menariknya yang perlu. 4 Faktor Konteks. Konteks hidup yang sering menjadi penyebab antara lain pengalaman siswa, bahasa sehari-hari yang berbeda, teman diskusi yang salah keyakinan dan agama, penjelasan orang tua/orang lain yang keliru, konteks hidup siswa (tv, radio, film yang keliru, perasaan senang tidak senang dan perasaan bebas atau tertekan. 5 Faktor cara mengajar yang kadang kala hanya berisi ceramah dan menulis, langsung ke dalam bentuk matematika, tidak mengungkapkan miskonsepsi, tidak mengoreksi PR, model analogi yang dipakai kurang tepat, model demonstrasi sempit dan lain-lain. Renner dan Brumby (dalam Djailani 2013:11) menyusun kriteria untuk mengelompokkan pemahaman konsep seperti pada tabel berikut : Tabel 1 : Pengelompokan Derajat Pemahaman Konsep No. Kriteria 1 Tidak ada jawaban / ksong, menjawab saya tidak tahu 2 Mengulang pernyataan, menjawab tapi tidak berhubungan dengan pertanyaan atau tidak jelas Derajat Pemahaman Tidak ada respon Tidak memahami Kategori Tidak Memahami

5 10 No. Kriteria 3 Menjawab dengan penjelasan tidak logis 4 Jawaban menunjukan ada konsep yang dikuasai tetapi ada pernyataan dalam jawaban yang menunjukan miskonsepsi 5 Jawaban menunjukan hanya sebagian konsep dikuasai tanpa ada miskonsepsi Derajat Pemahaman Miskonsepsi Memahami sebagian Memahami sebagian Kategori Miskonsepsi Memahami 2.2 Tinjauan Tentang Guru Fisika Secara defenisi, sebutan guru dalam UU No. 20 Tahun 2003 adalah pendidik. Kata guru (bahasa Indonesia) merupakan padanan dari kata teacher (bahasa Inggris). Di dalam kamus Webster, kata teacher bermakna sebagai the person who teach, expecially in school atau guru adalah seseorang yang mengajar di sekolah (Danim 2010:17-18). Dalam Republic Art 7784, kata guru (teachers) bermakna luas, yaitu semua tenaga kependidikan yang menyelenggarakan tugas-tugas pembelajaran di kelas Istilah guru juga mencakup individu-individu yang melakukan tugas bimbingan dan konseling, supervisi pembelajaran di sekolah-sekolah negeri dan swasta, teknisi sekolah, administrator sekolah dan tenaga layanan bantu sekolah untuk urusan-urusan administratif. Guru juga bermakna lulusan pendidikan yang telah lulus ujian negara (government examination) untuk menjadi guru, meskipun belum secara aktual bekerja sebagai guru (Danim 2010:18). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, menjelaskan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta

6 11 didik pada pendidikan anak usia sekolah dari jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Menurut Djamarah (dalam Munawaroh 2011:14), guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga formal, tapi dapat pula di masjid, di surau, di rumah dan sebagainya. Guru juga didefenisika sebagai seorang dewasa yang karena jabatannya secara formal selalu mengusahakan terjadinya situasi yang tepat (mengajar) sehingga memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar pada diri siswa (Makmun dalam Munawaroh 2011:14). Dari beberapa uraian di atas, secara umum guru dapat didefenisikan sebagai individu-individu lulusan pendidikan tinggi dan ujian negara yang merupakan sebuah jabatan profesional dan berfungsi untuk menyelenggarakan tugas-tugas pembelajarn di kelas, administratif pendidikan, pengembangan kependidikan dan beberapa tugas kepemimpinan, baik pada lembaga pendidikan formal di jenjang pendidikan dasar maupun menengah, dan juga tempat-tempat lainnya yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang Guru diharuskan memiliki beberapa kompetensi keguruan berupa kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Danim (2010:23-24) mengungkapkan bahwa kompetensi profesional guru memiliki dua ranah subkompetensi, pertama subkompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial ; memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode

7 12 keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antara pelajaran terkait dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, subkompetensi menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/ materi bidang studi. Guru fisika adalah individu-individu dengan ciri seperti tercantum pada defenisi umum seorang guru di atas yang memiliki kompetensi keilmuan khusus dalam bidang studi fisika. Sebagai seorang calon guru fisika, hendaknya karakteristik dan juga pemahaman terhadap tugas-tugasnya, serta kompetensikompetensi keguruan haruslah benar-benar melekat padanya terutama kompetensi profesional yang tercermin dari penguasaannya pada konsep-konsep fisika. 2.3 Konsep Gaya dan Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak Gaya Giancoli (2001:90) berdasarkan intuisi, kita menggambarkan gaya sebagai semacam dorongan atau tarikan terhadap sebuah benda. Ketika Anda mendorong kereta belanja atau mobil yang mogok, Anda memberikan gaya pada kereta atau mobil itu. Ketika sebuah lift mengangkat lift, atau martil memukul paku, atau angin meniup daun-daun pada sebuah pohon berarti sebuah gaya sedang diberikan. Adapun Sarojo (2002:72) mengungkapkan Pengertian gaya paling mudah ialah kekuatan dari luar, berupa dorongan atau tarikan yang yang dilakukan oleh otot-otot kita. Dengan dorongan atau tarikan pada benda kita dapat mengubah kecepatannya, makin besar dorongan, perubahan makin besar, menimbulkan percepatan. Jadi, gaya adalah penyebab perubahan gerak, atau perubahan kecepatanyang menyebabkan adanya percepatan. Defenisi lain tentang

8 13 gaya diungkapkan oleh Tipler (2001:91), Gaya adalah sebuah pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah kecepatannya, artinya dipercepat. Arah gaya adalah arah percepatan yang disebabkannya jika gaya itu adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Gaya tidak selalu menyebabkan gerak. Sebagai contoh, Anda bisa mendorong sebuah meja sekuat tenaga tetapi meja tersebut tetap tidak bergerak. Sebuah gaya memiliki arah dan besar, sehingga merupakan vektor yang mengikuti aturan-aturan operasi pada vektor. Terdapat beberapa macam gaya, diantaranya adalah gaya interaksi dan gaya kontak. Gaya interaksi adalah gaya gaya yang ditimbulkanoleh suatu benda pada benda lain walaupun letaknya berjauha, misalnya gaya gravitasi, gaya listrik dan gaya magnet. Sedangkan gaya kontak adalah gaya yang terjadi hanya pada benda-benda yang bersentuhan, misalnya gaya normal, gaya gesek dan gaya tegangan tali (Sarojo 2002:75-76) Galileo menyebutkan bahwa benda-benda yang dijatuhkan di dekat permukaan bumi akan jatuh dengan percepatan yang sama (g), jika hambatan udara diabaikan. Gaya yang menyebabkan percepatan ini disebut gaya gravitasi (Giancoli 2001:101). Gaya gravitasi pada sebuah benda F G, biasa disebut berat dan dituliskan dengan : FG = mg Arah gaya ini ke bawah menuju pusat bumi. Dalam satuan SI, g = 9,80 m/s 2 sehingga berat benda yang massanya 1,00 kg di Bumi adalah 1,00 kg x 9,80 m/s 2 yaitu 9,80 N.

9 14 Gaya gravitasi bekerja pada sebuah benda ketika benda tersebut jatuh. Ketika benda berada dalam keadaan diam di Bumi, gaya gravitasi padanya tidak hilang. Terdapat sebuah gaya lain yang bekerja pada benda itu yang mengimbangi gaya gravitasi sehingga benda berada dalam keadaan diam. Untuk sebuah benda yang diam di atas meja, meja memberikan gaya keatas.. Gaya yang diberikan oleh meja ini sering disebut dengan gaya kontak yang terjadi ketika dua buah benda bersentuhan. Ketika gaya kontak tegak lurus terhadap permukaan kontak, gaya itu biasa disebut gaya normal ( normal berarti tegak lurus). Dan pada diagram diberi label F N (Giancoli 2001:102). Lebih sederhana dijelaskan bahwa Gaya normal adalah gaya reaksi yang dikerjakan benda terhadap bidang tempat benda berada (benda melakukan aksi, bidang memberikan reaksi) dan arahnya selalu tegak lurus pada bidang (Sarojo 2002:76) (a) (b) (c) F 1-2 = N = reaksi 1 2 mg F 2-1 = mg = aksi F 12 Gambar 1 : Sketsa Gaya Normal Pada Benda Keterangan : (a) Benda (1) berada di atas bidang (2) (b) Gaya aksi pada bidang (c) Gaya reaksi pada benda

10 15 Jika dua buah permukaan benda saling bersentuhan dan kedua benda itu saling bergerak satu sama lain atau salah satunya diam, maka terjaidi sebuah gaya pada permukaan kontak kedua benda itu yaitu sebuah gaya gesek. Gaya gesek ialah gaya yang melawan gerak relatif antara dua benda. Arah gaya gesek selalu sejajar dengan bidang tempel benda berada dan berlawanan arah dengan arah gerak benda, jadi gaya gesek melawan bena (menghambat) (Sarojo 2002:76). Gaya gesek merupakan gaya yang disebabkan adanya interaksi antara molekul-molekul benda-benda yang saling bergerak. Gejala ini sukar dan bergantung pada banyak faktor, misalnya keadaan permukaan, kecepatan relatif dan lain-lain. Besar gaya gesek (f) berbanding lurus dengan gaya normal N dan suatu konstanta pembanding µ yang dinamakan koifisien gesek. Gaya gesek antara dua benda yang bersinggungan adalah gaya gesek luncur (kinetik); f k = µ k N Pada benda yang sedang diam, juga terdapat sebuah gaya gesek yang disebut dengan gaya gesek statis dengan koifisien gesek statis (µ s ) yang merupakan gaya terkecil yang diperlukan agar benda dapat bergerak (Sarojo 2002:77) Bentuk gaya lain yang sering dijumpai adalah gaya tegang tali. Gaya tegang tali adalah gaya reaksi pada tali, pegas, batang yang terjadi karena ujungujungnya dihubungkan dengan benda lain. Gaya tegang tali adalah gaya yang bekerja di setiap tempat di sepanjang tali. Biasanya tali dianggap tak bermassa, sehingga gaya tegang tali pada setiap tempat besarnya selalu sama. Gaya tegang tali pada batang dinamakan gaya penopang (P) selalu bekerja pada arah batang dan ini merupakan komponen gaya engsel (Sarojo 2002:79)

11 Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak Analisis Newton Newton tentang gerak dirangkum dalam tiga hukum gerak nya yang terkenal. Dalam karya besarnya, Principia (diterbitkan tahun 1687), Newton menyatakan terima kasihnya kepada Galileo. Pada kenyataannya hukum gerak Newton pertama sangat dekat dengan kesimpulan Galileo. Hukum tersebut menyatakan bahwa Sebuah benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus, kecuali jika diberi gaya total yang tidak nol. Kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan diam atau gerak tetapnya pada garis lurus disebut inersia. Dengan demikian, hukum Newton pertama sering disebut hukum inersia (Giancoli 2001:93). Kecenderungan ini digambarkan dengan mengatakan bahwa benda mempunyai kelembaman. Sehingga Hukum pertama Newton seringkali dinamakan hukum kelembaman (Tipler 2001:88) Hukum pertama Newton tidak membuat perbedaan antara benda diam dengan benda yang sedang bergerak dengan kecepatan konstan. Pertanyaan tentang apakah sebuah benda sedang diam atau bergerak dengan kecepatan konstan tergantung pada kerangka acuan dimana benda itu sedang diamati. Sebuah kerangka acuan dimana hukum pertama Newton berlaku dinamakan kerangka acuan inersial (Tipler 2001:89-90) Pada hukum keduanya, Newton menyatakan bahwa Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya. Bentuk persamaannya dapat dituliskan

12 17 a = ΣF m Hukum Newton kedua menghubungkan antara deskripsi gerak dengan penyebabnya, gaya. Hukum ini merupakan hubungan yang paling dasar pada fisika. Dari hukum kedua Newton dapat dibuat defenisi yang lebih tepat mengenai gaya, sebagai sebuah aksi yang bisa mempercepat sebuah benda (Giancoli 2001:95). Hukum kedua Newton juga menggambarkan dan menetapkan hubungan antara besaran dinamika gaya dan massa dan besaran kinematika percepatan, kecepatan dan perpindahan. Hal ini sangat bermanfaat karena memungkinkan dapat menggambarkan aneka gejala fisika yang luas dengan menggunakan hanya sedikit hukum gaya yang relatif mudah. Adapun pada hukum ketiganya, Newton menjelaskan bahwa Krtika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang pertama. Hukum ini kadang-kadang dinyatakan juga sebagai untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan arah. Pernyataan ini memamng benar, tetapi untuk menghindari kesalahpahaman sangat penting untuk mengingat bahwa gaya aksi dan gaya reaksi bekerja pada benda yang berbeda (Giancoli 2001:97). Hukum ketiga Newton kadang-kadang disebut pula sebagai hukum interaksi. Hukum ini menggambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya-gaya selalu terjadi berpasangan (Tipler 2001:97).

13 Kajian Penelitian yang Relevan Pene;itian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Wahdatul Munawaroh dengan formulasi judul Deskripsi Pemahaman Calon Guru Fisika Terhadap Konsep-Konsep Fisika pada Materi Pokok Gerak Lurus di IAIN Walisongo Semarang suatu penelitian kualitatif naturalistic di IAIN Walisongo Semarang. Penelitian ini berhasil mengungkap pemahaman calon guru fisika dan menunjukan bahwa tingkay pemahaman calon guru fisika ini terhadap konsep-konsep fisika pada materi gerak lurus termasuk dalam kategori tinggi.. Oleh karena itu, peneliti bermaksud melakukan penelitian serupa di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo dengan formulasi judul Analisis Konsepsi Calon Guru Fisika Terhadap Konsep Gaya Menurut Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak Kedua penelitian ini pada dasarnya memiliki kesamaan yaitu untuk mengungkap dan memberikan gambaran pemahaman atau konsepsi mahasiswa sebagai calon guru fisika terhadap konsep-konsep fisika. Penelitian yang dilakukan oleh Wahdatul Munawaroh dan penelitian juga memiliki persamaan pada teknik pengumpulan data yang menggunakan tes dan wawancara, hanya saja dalam penelitian ini tes yang dimaksud diberi nama tes diagnostik. Perbedaan yang terdapat pada kedua penelitian ini terlihat pada cara penentuan sampel atau subjek penelitian dan juga materi fisika yang menjadi focus penelitian. Penentuan sampel penelitian pada penelitian yang dilakukan oleh Wahdatul Munawaroh yaitu dengan cara acak dan hanya terfokus pada satu jenjang semester atau pada mahasiswa angkatan tertentu. Adapun penentuan

14 19 sampel yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik Sratified Proportional Random Sampling dengan jumlah sampel yang proporsional dan tersebar pada beberapa angkatan atau tingkatan semester. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Wahdatul Munawaroh berfokus pada materi gerak lurus, sedangkan dalam penelitian ini berfokus pada konsep gaya menurut hokum-hukum Newton tentang gerak.

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Konsep merupakan pemikiran dasar yang diperoleh dari fakta peristiwa, pengalaman melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB V Hukum Newton. Artinya, jika resultan gaya yang bekerja pada benda nol maka benda dapat mempertahankan diri.

BAB V Hukum Newton. Artinya, jika resultan gaya yang bekerja pada benda nol maka benda dapat mempertahankan diri. BAB V Hukum Newton 5.1. Pengertian Gaya. Gaya merupakan suatu besaran yang menyebabkan benda bergerak. Gaya juga dapat menyebabkan perubahan pada benda misalnya perubahan bentuk, sifat gerak benda, kecepatan,

Lebih terperinci

GAYA. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

GAYA. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com GAYA Hoga saragih Hubungan antara gaya dan gerak Mengapa benda bergerak sedemikian rupa? Apa yang membuat benda yang pada mulanya diam mulai bergerak? Apa yang mempercepat dan memperlambat benda? Kita

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN Pernahkah Anda berpikir; mengapa kita bisa begitu mudah berjalan di atas lantai keramik yang kering, tetapi akan begitu kesulitan jika lantai

Lebih terperinci

DINAMIKA GERAK FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.

DINAMIKA GERAK FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac. 1/30 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) DINAMIKA GERAK Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Definisi Dinamika Cabang dari ilmu mekanika yang meninjau

Lebih terperinci

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak????? DINAMIKA PARTIKEL GAYA Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain Macam-macam gaya : a. Gaya kontak gaya normal, gaya gesek, gaya tegang tali, gaya

Lebih terperinci

Upaya Mengungkap Miskonsepsi pada Konsep Mekanika dan Termofisika

Upaya Mengungkap Miskonsepsi pada Konsep Mekanika dan Termofisika Upaya Mengungkap Miskonsepsi pada Konsep Mekanika dan Termofisika Dr. Johar Maknun, M.Si 08121452201; johar_upi@yahoo.co.id Miskonsepsi/salah konsep Suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah

Lebih terperinci

BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK BAB V HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Ilmuwan yang sangat berjasa dalam mempelajari hubungan antara gaya dan gerak adalah Isaac Newton, seorang ilmuwan Inggris. Newton mengemukakan tiga buah hukumnya yang dikenal

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 4) Dinamika Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Dinamika Mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu

Lebih terperinci

DINAMIKA. Staf Pengajar Fisika TPB Departemen Fisika FMIPA IPB

DINAMIKA. Staf Pengajar Fisika TPB Departemen Fisika FMIPA IPB DINAMIKA Staf Pengajar Fisika TPB Departemen Fisika FMIPA IPB DINAMIKA Bahasan tentang kaitan antara keadaan gerak suatu benda dengan penyebabnya Diam Bergerak Lambat Cepat Lurus Berbelok Isaac Newton

Lebih terperinci

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yg berkaitan dgn hukum newton MASSA: Benda adalah ukuran kelembamannya,

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Hukum Newton untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON B A B B A B

HUKUM NEWTON B A B B A B Hukum ewton 75 A A 4 HUKUM EWTO Sumber : penerbit cv adi perkasa Pernahkah kalian melihat orang mendorong mobil yang mogok? Perhatikan pada gambar di atas. Ada orang ramai-ramai mendorong mobil yang mogok.

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika Hukum Newton Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinematika Mempelajari gerak materi tanpa melibatkan

Lebih terperinci

GAYA DAN HUKUM NEWTON

GAYA DAN HUKUM NEWTON GAYA DAN HUKUM NEWTON 1. Gaya Gaya merupakan suatu besaran yang mempunyai besar dan arah. Satuan gaya adalah Newton (N). Gbr. 1 Gaya berupa tarikan pada sebuah balok Pada gambar 1 ditunjukkan sebuah balok

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika 25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

ANALISIS BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI SEMESTER I PADA TINJAUAN KESALAHAN KONSEPNYA

ANALISIS BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI SEMESTER I PADA TINJAUAN KESALAHAN KONSEPNYA ANALISIS BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI SEMESTER I PADA TINJAUAN KESALAHAN KONSEPNYA Oleh: Anjar Taufik Hidayat* Drs. Surantoro, M.Si** Drs. Edy Wiyono, M.Pd** zen_ath@yahoo.com, surantoro57@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konsep Konsep secara umum menurut Poh (2007) adalah ide abstrak yang digeneralisasikan dari fakta-fakta atau pengalaman yang spesifik. Pendapat lain dari Soedjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum memperoleh pendidikan formal, sejak lahir anak sudah memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai alam yang berkaitan dengan Fisika. Pengalaman dan

Lebih terperinci

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik. gaya yang muncul ketika BENDA BERSENTUHAN dengan PERMUKAAN KASAR. ARAH GAYA GESEK selalu BERLAWANAN dengan ARAH GERAK BENDA. gaya gravitasi/gaya berat gaya normal GAYA GESEK Jenis Gaya gaya gesek gaya

Lebih terperinci

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek E. Penerapan Hukum Newton Hukum

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN 1 2 SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan gerak partikel melalui konsep gaya. 3 DINAMIKA Dinamika adalah cabang dari mekanika yang mempelajari gerak benda ditinjau dari penyebabnya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan sebuah upaya pengungkapan secara deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan sebuah upaya pengungkapan secara deskriptif 25 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan sebuah upaya pengungkapan secara deskriptif tentang konsepsi calon guru isika (mahasisa Program Studi S1 Pendidikan isika

Lebih terperinci

Kata Kunci : Konsepsi, Peserta Praktikum, CRI, Gerak Jatuh Bebas, Gerak Harmonis Sederhana.

Kata Kunci : Konsepsi, Peserta Praktikum, CRI, Gerak Jatuh Bebas, Gerak Harmonis Sederhana. 1 Analisis Konsepsi Mahasiswa Peserta Praktikum Fisika Dasar 1 Menggunakan Certainty of Respons Index (CRI) Pada Materi Gerak Jatuh Bebas dan Gerak Harmonis Sederhana Nurlela Alamati 1, Mursalin 2, Tirtawaty

Lebih terperinci

Fisika Dasar. Dinamika Partikel. Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T. Modul ke: Fakultas Teknik

Fisika Dasar. Dinamika Partikel. Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T.   Modul ke: Fakultas Teknik Fisika Dasar Modul ke: Dinamika Partikel Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Siti Nur Chotimah, S. Si, M. T. Email : snur.chotimah@gmail.com www.mercubuana.ac.id Outline Hukum Newton I, II, III

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Analisia Kesalahan. 1. Konsep

BAB II KAJIAN TEORI. A. Analisia Kesalahan. 1. Konsep BAB II KAJIAN TEORI A. Analisia Kesalahan Kesalahan menyelesaikan soal-soal matematika masih sering ditemukan dalam pekerjaan siswa, dari kesalahan yang dilakukan siswa sebagai sarana untuk memperbaiki

Lebih terperinci

ANALISIS BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI SEMESTER I PADA TINJAUAN KESALAHAN KONSEPNYA

ANALISIS BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI SEMESTER I PADA TINJAUAN KESALAHAN KONSEPNYA ANALISIS BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI SEMESTER I PADA TINJAUAN KESALAHAN KONSEPNYA Anjar Taufik Hidayat*, Surantoro ** dan Edy Wiyono** Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

A. Pengertian Gaya. B. Jenis-Jenis Gaya

A. Pengertian Gaya. B. Jenis-Jenis Gaya A. Pengertian Gaya Tarikan dan dorongan yang kita berikan pada benda disebut gaya. Apakah gaya yang kita berikan memiliki arah? Tentu, gaya memiliki arah. Ketika kita mendorong ke depan, benda pun akan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014 Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015 318 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

Hukum Newton tentang Gerak

Hukum Newton tentang Gerak Hukum Newton tentang Gerak PETA KONSEP Gerak Aristoteles Galileo Newton hasil Hukum I Newton Hukum II Newton Hukum III Newton tentang tentang tentang Kelembaman Gaya Aksi-Reaksi aplikasi pada Gerak Lurus

Lebih terperinci

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda KEGIATAN BELAJAR 1 Hukum I Newton A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda DINAMIKA PARTIKEL Mungkin Anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan Anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak,

Lebih terperinci

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya

BAB 2 GAYA 2.1 Sifat-sifat Gaya BAB 2 GAYA Dua bab berikutnya mengembangkan hukum statistika, yang merupakan suatu kondisi dimana suatu benda tetap diam. Hukum ini dapat dipakai secara universal dan dapat digunakan untuk mendesain topangan

Lebih terperinci

5. Gaya Tekan Tekanan merupakan besarnya gaya tekan tiap satuan luas permukaan.

5. Gaya Tekan Tekanan merupakan besarnya gaya tekan tiap satuan luas permukaan. Gaya Doronglah daun pintu sehingga terbuka. Tariklah sebuah pita karet. Tekanlah segumpal tanah liat. Angkatlah bukumu. Pada setiap kegiatan itu kamu mengerahkan sebuah gaya. Gaya adalah suatu tarikan

Lebih terperinci

Di unduh dari : Bukupaket.com

Di unduh dari : Bukupaket.com Tabel tersebut mendeskripsikan besarnya jarak dan waktu yang diperlukan sepeda untuk bergerak. Dengan menggunakan rumus kelajuan dan percepatan, hitunglah: a. kelajuan sepeda pada detik ke 2, b. kelajuan

Lebih terperinci

BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR

BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR Dinamika mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu sistem. Pada dasarya persoalan dinamika dapat dirumuskan sebagai berikut: Bila sebuah sistem dengan

Lebih terperinci

STUDI URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA (TEACHING-LEARNING SEQUENCE) & MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK GAYA DI SMA NEGERI 3 KUPANG

STUDI URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA (TEACHING-LEARNING SEQUENCE) & MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK GAYA DI SMA NEGERI 3 KUPANG STUDI URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA (TEACHING-LEARNING SEQUENCE) & MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK GAYA DI SMA NEGERI 3 KUPANG Imelda Paulina Soko, 1303054 Pendahuluan FISIKA Ilmu tentang konsep

Lebih terperinci

Hukum Newton dan Penerapannya 1

Hukum Newton dan Penerapannya 1 Hukum Newton dan Penerapannya 1 Definisi Hukum I Newton menyatakan bahwa : Materi Ajar Hukum I Newton Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar

Fisika Dasar I (FI-321) Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini (minggu 4) Dinamika Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Dinamika Mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu

Lebih terperinci

BAB IV HUKUM NEWTON DALAM GERAK

BAB IV HUKUM NEWTON DALAM GERAK BAB IV HUKUM NEWTON DALAM GERAK Pendahuluan Barangkali anda pernah berpikir, mengapa sebuah benda terkadang begitu mudah didorong, dan benda lain tidak bergerak sekalipun didorong dengan kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek Satuan Pendidikan E. Penerapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar a. Teori Belajar Belajar bukan suatu kegiatan untuk menghafal ataupun mengingat. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 4) Dinamika Gaya dan Hukum Gaya Massa dan Inersia Hukum Gerak Dinamika Gerak Melingkar Dinamika Mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu

Lebih terperinci

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM GERAK NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yang berkaitan dgn hukum gerak newton

Lebih terperinci

Statika dan Dinamika

Statika dan Dinamika Statika dan Dinamika Dinamika Dinamika adalah mempelajari tentang gerak dengan menganalisis penyebab gerak tersebut. Dinamika meliputi: Hubungan antara massa dengan gaya : Hukum Newton tentang gerak. Momentum,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Wayan Memes (2000), mendefinisikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat begitu pentingnya peranan ilmu fisika, sudah semestinya

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI METODE CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) TERMODIFIKASI PADA MATERI USAHA DAN ENERGI

BAB II IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI METODE CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) TERMODIFIKASI PADA MATERI USAHA DAN ENERGI BAB II IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI METODE CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) TERMODIFIKASI PADA MATERI USAHA DAN ENERGI A. Miskonsepsi 1. Definisi Miskonsepsi Sebelum siswa masuk atau mengikuti

Lebih terperinci

GAYA DAN PERCEPATAN. Gb. anak sedang main ayunan. Apakah dorongan atau tarikan yang kamu lakukan itu? untuk mengetahuinya lakukanlah kegiatan berikut!

GAYA DAN PERCEPATAN. Gb. anak sedang main ayunan. Apakah dorongan atau tarikan yang kamu lakukan itu? untuk mengetahuinya lakukanlah kegiatan berikut! GAYA DAN PERCEPATAN 1. Pengertian Gaya Pernahkah kamu bermain ayunan? Bagaimanakah usahamu agar ayunan dapat berayun tinggi? Tentu kamu harus menggerakan kaki dan badan sehingga ayunan dapat melayang semakin

Lebih terperinci

DINAMIKA GERAK LURUS

DINAMIKA GERAK LURUS DINAMIKA GERAK LURUS Mekanika klasik atau mekanika Newton adalah teori tentang gerak yang didasarkan pada konsep massa dan gaya dan hukum-hukum yang menghubungkan konsep-konsep fisis ini dengan besaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisika sejak kita kelas VII. Bila benda dikenai gaya maka benda akan berubah bentuk, benda

BAB I PENDAHULUAN. fisika sejak kita kelas VII. Bila benda dikenai gaya maka benda akan berubah bentuk, benda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dinamika merupakan salah satu bagian dari cabang fisika.apakah yang terjadi jika benda dikenai gaya? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang pernah kita dengar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN : Pertama / 2 x 45 menit : Ceramah dan diskusi o Memberikan contoh penerapan hukum Newton dengan menggunakan berbagai media. o Melakukan percobaan yang berhubungan dengan hukum-hukum Newton. Formulasi

Lebih terperinci

Hukum I Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum I Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Hukum I Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokumen: Copyright 2008 2009 GuruMuda.Com Seluruh dokumen di GuruMuda.Com dapat digunakan dan disebarkan secara bebas

Lebih terperinci

1 Soal latihan UTS Ganjil IPA-Fisika kelas VIII Semester 1 A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1. Perhatikan beberapa pernyataan berikut: 1) Dapat merubah kecepatan benda 2) Dapat berupa

Lebih terperinci

SILABUS. Indikator Pencapaian Kompetensi

SILABUS. Indikator Pencapaian Kompetensi SILABUS Mata Pelajaran : Fisika Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Sleman Kelas : X inti : (Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016, Lampiran 03) 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

Lebih terperinci

DINAMIKA GERAK. 2) Apakah yang menyebabkan benda yang sedang bergerak dapat menjadi diam?

DINAMIKA GERAK. 2) Apakah yang menyebabkan benda yang sedang bergerak dapat menjadi diam? DINAMIKA GERAK KEGIATAN TATAP MUKA A. Pendahuluan Mengapa buah nangka yang tergantung di pohon, bila sudah matang jatuh ke Bumi? Gerak apa yang dialami nangka yang jatuh itu? Ya benar, buah nangka yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu : SMP N1 Berbah : VIII ( Delapan ) / I : IPA(FISIKA) : 2 JP A. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator

Lebih terperinci

Gambar 12.2 a. Melukis Penjumlahan Gaya

Gambar 12.2 a. Melukis Penjumlahan Gaya Bab 12 Gaya Sumber: image.google.com Gambar 12.1 Mengayuh sepeda Apakah kamu pernah naik sepeda? Jika belum pernah, cobalah. Apa yang kamu rasakan ketika naik sepeda? Mengapa sepeda dapat bergerak? Apakah

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN A. URAIAN MATERI: Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut kedudukannya berubah setiap saat terhadap titik acuannya (titik asalnya).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilarsi Dian Eka Pertiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilarsi Dian Eka Pertiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil studi lapangan mengenai tanggapan siswa terhadap pelajaran fisika di salah satu SMA Negeri di kota Bandung kepada 39 orang siswa menyatakan

Lebih terperinci

19:31:04. Fisika Dasar. perpindahan, kecepatan dan percepatan. Mendeskripsikan gerak benda dengan besaran. beda? yang berbeda-beda. bergerak?

19:31:04. Fisika Dasar. perpindahan, kecepatan dan percepatan. Mendeskripsikan gerak benda dengan besaran. beda? yang berbeda-beda. bergerak? Dinamika Materi sebelumnya: Kinematika Mendeskripsikan gerak benda dengan besaran perpindahan, kecepatan dan percepatan Materi selanjutnya: Dinamika Mekanisme apakahyang menyebabkan sebuah benda bergerak?

Lebih terperinci

KERJA DAN ENERGI. 4.1 Pendahuluan

KERJA DAN ENERGI. 4.1 Pendahuluan IV KERJA DAN ENERGI Kompetensi yang ingin dicapai setelah mempelajari bab ini adalah kemampuan memahami, menganalisis dan mengaplikasikan konsep-konsep kerja dan energi pada kehidupan sehari-hari ataupun

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI Ignasia Evi Susanti 1, Diane Noviandini 1, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl.

Lebih terperinci

Membahas mengenai gerak dari suatu benda dalam ruang 3 dimensi tanpa

Membahas mengenai gerak dari suatu benda dalam ruang 3 dimensi tanpa Kinematika, Dinamika Gaya, & Usaha-Energi Kinematika Membahas mengenai gerak dari suatu benda dalam ruang 3 dimensi tanpa memperhitungkan gaya yang menyebabkannya. Pembahasan meliputi : posisi, kecepatan

Lebih terperinci

Uraian Materi. W = F d. A. Pengertian Usaha

Uraian Materi. W = F d. A. Pengertian Usaha Salah satu tempat seluncuran air yang popular adalah di taman hiburan Canada. Anda dapat merasakan meluncur dari ketinggian tertentu dan turun dengan kecepatan tertentu. Energy potensial dikonversikan

Lebih terperinci

Analisis Miskonsepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI) Pada Konsep Gaya

Analisis Miskonsepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI) Pada Konsep Gaya Analisis Miskonsepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI) Pada Konsep Gaya Moh. Fadli, Marungkil Pasaribu dan Darsikin Fadly_real@yahoo.com Program Studi

Lebih terperinci

08:25:04. Fisika I. gaya. benda dalam sistem. diharapkan. dan masing-masing. Kompetensiyang. gaya-gaya

08:25:04. Fisika I. gaya. benda dalam sistem. diharapkan. dan masing-masing. Kompetensiyang. gaya-gaya DINAMIKA Kompetensiyang diharapkan 1. Mahasiswa mampu mengenali jenis-jenis gaya 2. Mahasiswa mampu mencari dan menguraikan gaya-gaya arah gerak gaya dalam arah sejajar dan tegak lurus 3. Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

M E K A N I K A HUKUM NEWTON MEKANIKA TIM FISIKA 9/20/2012

M E K A N I K A HUKUM NEWTON MEKANIKA TIM FISIKA 9/20/2012 M E K A N I K A TIM ISIKA MEKANIKA Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang berhubungan dengan perilaku benda yang menjadi subyek gaya atau perpindahan, dan efek selanjutnya pada benda tersebut dalam lingkungan

Lebih terperinci

PENYEBAB DAN REMEDIASI MISKONSEPSI GAYA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN MODUL

PENYEBAB DAN REMEDIASI MISKONSEPSI GAYA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN MODUL PENYEBAB DAN REMEDIASI MISKONSEPSI GAYA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN MODUL Dwi Fajar Saputri, Cari )1, Sarwanto )1 1) Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret dwifajar2012@yahoo.com

Lebih terperinci

Setiap benda atau makhluk pasti bergerak. Benda dikatakan bergerak HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

Setiap benda atau makhluk pasti bergerak. Benda dikatakan bergerak HUKUM NEWTON TENTANG GERAK 4 HUKUM NEWTON TENTNG GERK Sepeda motor yang bergerak terhadap bangunan pasar. Sumber: Dokumen Penerbit, 2006 Setiap benda atau makhluk pasti bergerak. Benda dikatakan bergerak apabila terjadi perubahan

Lebih terperinci

ΣF r. konstan. 4. Dinamika Partikel. z Hukum Newton. Hukum Newton I (Kelembaman/inersia)

ΣF r. konstan. 4. Dinamika Partikel. z Hukum Newton. Hukum Newton I (Kelembaman/inersia) 4. Dinamika Partikel 9/17/2012 5.1 Hukum Newton Hukum Newton I (Kelembaman/inersia) a = 0 v = konstan ΣF r = 0 ΣF x ΣF y = 0 = 0 Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap

Lebih terperinci

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK.

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. Hukum Newton 29 HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. GERAK DAN GAYA. Gaya : ialah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarik/didorong dan sebagainya

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA PHYSICAL SCIENCE 1 Hogasaragih.wordpress.com

SOAL PILIHAN GANDA PHYSICAL SCIENCE 1 Hogasaragih.wordpress.com SOAL PILIHAN GANDA PHYSICAL SCIENCE 1 Hogasaragih.wordpress.com 1. Suatu aktivitas kreatif yang dalam banyak hal menyerupai aktifitas kreatif pikiran manusia disebut : a. sains b. pikiran c. ilmu d. fisika

Lebih terperinci

M E K A N I K A MEKANIKA

M E K A N I K A MEKANIKA M E K A N I K A MEKANIKA Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang berhubungan dengan perilaku benda yang menjadi subyek gaya atau perpindahan, dan efek selanjutnya pada benda tersebut dalam lingkungan mereka.

Lebih terperinci

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel).

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). BAB IV DINAMIKA PARIKEL A. SANDAR KOMPEENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel). B. KOMPEENSI DASAR : 1. Menjelaskan Hukum Newton sebagai konsep dasar

Lebih terperinci

M E K A N I K A T E K N I K TIM FISIKA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2017

M E K A N I K A T E K N I K TIM FISIKA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 M E K A N I K A T E K N I K TIM FISIKA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang berhubungan dengan perilaku benda yang menjadi subyek gaya atau perpindahan, dan

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG MKKS KOTA PADANG KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG MKKS KOTA PADANG KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG MKKS KOTA PADANG KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015-2016 Mata Pelajaran : Fisika Alokasi Waktu : 90 Menit Kelas / Semester : X Jumlah : 40 Buah Penulis

Lebih terperinci

Mekanika : Gaya. Hukum Newton

Mekanika : Gaya. Hukum Newton Mekanika : Gaya Hukum Newton Hukum Gerak Hukum I Newton Gaya Massa Hukum II Newton Hukum III Newton Gaya Ukuran untuk interaksi antara dua objek (arik atau dorong) Kuantitas vektor : mempunyai besar dan

Lebih terperinci

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA Menguasai Hukum Neton MUH. ARAFAH, S.Pd. e-mail: muh.arafahsidrap@gmail.com ebsite://arafahtgb.ordpress.com HUKUM-HUKUM GERAK GERAK + GAYA DINAMIKA GAYA ADALAH SESUATU YANG

Lebih terperinci

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS.

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS. DINAMIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS. 1. Carilah berat benda yang mempunyai : 1. 3 kilogram. 2. 200 gram. 2. Sebuah benda 20 kg yang bergerak bebas

Lebih terperinci

Eko Budiono, Hadi Susanto PENDAHULUAN

Eko Budiono, Hadi Susanto PENDAHULUAN PENYUSUNAN DAN PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN BERDASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SUB POKOK BAHASAN ANALISA KUANTITATIF UNTUK SOAL-SOAL DINAMIKA SEDERHANA PADA KELAS X SEMESTER I SMA Eko Budiono, Hadi

Lebih terperinci

KINEMATIKA DAN DINAMIKA: PENGANTAR. Presented by Muchammad Chusnan Aprianto

KINEMATIKA DAN DINAMIKA: PENGANTAR. Presented by Muchammad Chusnan Aprianto KINEMATIKA DAN DINAMIKA: PENGANTAR Presented by Muchammad Chusnan Aprianto DEFINISI KINEMATIKA DAN DINAMIKA KINEMATIKA Kajian tentang gerak suatu benda atau partikel tanpa disertai penyebab geraknya Studi

Lebih terperinci

Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol

Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol HUKUM I NEWTON Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol ΣF = 0 maka benda tersebut : - Jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau - Jika dalam keadaan bergerak lurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu yang paling fundamental dan mencakup semua sains,

BAB I PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu yang paling fundamental dan mencakup semua sains, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fisika adalah ilmu yang paling fundamental dan mencakup semua sains, baik sains benda-benda hidup maupun sains fisika. Dalam pengertian secara luas fisika itu ialah

Lebih terperinci

ANALISIS KESETIMBANGAN BENDA DENGAN HUKUM I NEWTON

ANALISIS KESETIMBANGAN BENDA DENGAN HUKUM I NEWTON ANALISIS KESETIMBANGAN BENDA DENGAN HUKUM I NEWTON Eli Trisnowati, Rifki Niza, Ismyatun F. Program Studi Pendidikan IPA Universitas Tidar Magelang elitrisnowati@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

Disamping gaya kontak ada juga gaya yang bekerja diantara 2 benda tetapi kedua benda tidak saling bersentuhan secara langsung. Gaya ini bekerja melewa

Disamping gaya kontak ada juga gaya yang bekerja diantara 2 benda tetapi kedua benda tidak saling bersentuhan secara langsung. Gaya ini bekerja melewa Konsep Gaya Gaya Pada waktu kita menarik atau mendorong benda kita mengatakan bahwa kita mengerjakan suatu gaya pada benda tersebut. kita mengasosiasikan gaya dengan gerakan otot atau perubahan bentuk

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN KONSEP STRUKTUR KRISTAL PADA PERKULIAHAN FISIKA ZAT PADAT BAGI CALON GURU FISIKA

ANALISIS KESULITAN KONSEP STRUKTUR KRISTAL PADA PERKULIAHAN FISIKA ZAT PADAT BAGI CALON GURU FISIKA ANALISIS KESULITAN KONSEP STRUKTUR KRISTAL PADA PERKULIAHAN FISIKA ZAT PADAT BAGI CALON GURU FISIKA Hera Novia 1,2, Dadi Rusdiana 2, Ida Kaniawati 2 1 Sekolah Pasca Sarjana, Program Studi IPA, Universitas

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FISIKA

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FISIKA SILABUS SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FISIKA STANDAR KOMPETENSI : Mengukur besaran dan menerapkan satuannya KODE KOMPETENSI : 1 : 10 x 45 menit SILABUS KOMPETENSI DASAR KEGIATAN 1.1 Menguasai konsep besaran

Lebih terperinci

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan SP FISDAS I Perihal : Matriks, pengulturan, dimensi, dan sebagainya. Bisa baca sendiri di tippler..!! KINEMATIKA : Gerak benda tanpa diketahui penyebabnya ( cabang dari ilmu mekanika ) DINAMIKA : Pengaruh

Lebih terperinci

A. Pendahuluan dan Pengertian

A. Pendahuluan dan Pengertian Pernahkah Anda melihat atau mengamati pesawat terbang yang mendarat di landasannya? Berapakah jarak tempuh hingga pesawat tersebut berhenti? Ketika Anda menjatuhkan sebuah batu dari ketinggian tertentu,

Lebih terperinci

DINAMIKA. Rudi Susanto, M.Si

DINAMIKA. Rudi Susanto, M.Si DINAMIKA Rudi Susanto, M.Si DINAMIKA HUKUM NEWTON I HUKUM NEWTON II HUKUM NEWTON III MACAM-MACAM GAYA Gaya Gravitasi (Berat) Gaya Sentuh - Tegangan tali - Gaya normal - Gaya gesekan DINAMIKA I (tanpa gesekan)

Lebih terperinci

Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton

Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton Analisis Pemahaman Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Nursefriani, Marungkil Pasaribu dan H.Kamaluddin noersevi@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno

Lebih terperinci

Hukum I Newton. Hukum II Newton. Hukum III Newton. jenis gaya. 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika.

Hukum I Newton. Hukum II Newton. Hukum III Newton. jenis gaya. 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika. Dinamika mempelajari penyebab dari gerak yaitu gaya Hukum I Newton Hukum Newton Hukum II Newton Hukum III Newton DINAMIKA PARTIKEL gaya berat jenis gaya gaya normal gaya gesek gaya tegangan tali analisis

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Hukum Gerak Momentum Energi Gerak Rotasi Gravitasi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Hukum Gerak Momentum Energi Gerak Rotasi Gravitasi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Hukum Gerak Momentum Energi Gerak Rotasi Gravitasi Hukum Gerak Mekanika Klasik Menjelaskan hubungan antara gerak benda dan gaya yang bekerja padanya Kondisi ketika Mekanika

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. 16% siswa hanya mengulang soal saja.

Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. 16% siswa hanya mengulang soal saja. L A M P I R A N 19 Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. Soal no Jumlah siswa (%) yang menjawab option : 10,5 (A) Siswa tidak teliti membaca soal. analisa 1 79 (B*) 10,5 (C) 26% siswa berpikir

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 2 Desember 2010 / 13.00-15.00 WIB Asisten : Dicky Maulana JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN

Lebih terperinci

BAB XI GAYA DAN GERAK

BAB XI GAYA DAN GERAK BAB XI GAYA DAN GERAK 1. Apa jenis-jenis gaya yang ada di alam? 2. Bagaimana cara menjumlahkan gaya yang segaris? 3. Faktor apakah yang mempengaruhi besarnya gaya gesekan? 4. Apakah yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

RINGKASAN BAB 2 GAYA, MASSA, DAN BERAT BENDA

RINGKASAN BAB 2 GAYA, MASSA, DAN BERAT BENDA 1 RINGKASAN BAB 2 GAYA, MASSA, DAN BERAT BENDA Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi dasar 5.1. Mengidentifikasi jenis-jenis gaya, penjumlahan

Lebih terperinci

dlp1newton - - HUKUM NEWTON - - F a m Hukum Newton 8102 Fisika Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila.

dlp1newton - - HUKUM NEWTON - - F a m Hukum Newton 8102 Fisika Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila. - - HUKUM NETON - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp1newton Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konsep Pengertian-pengertian tentang sebuah konsep, beberapa para ahli mendefinisikan konsep itu berbeda-beda. Gambaran mental dari objek, proses atau apapun yang

Lebih terperinci