BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Persediaan a. Pengertian Persediaan Menurut Kieso (2007:368) Persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam produksi barang yang akan dijual. Selanjutnya istilah persediaan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2008:14.2) didefenisikan sebagai Aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa; dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Dari defenisi-defenisi tersebut mengenai persediaan maka pada prinsipnya adalah sama, yaitu jenis-jenis persediaan yang dimiliki perusahaan berbeda-beda tergantung dengan aktivitas perusahaan yang bersangkutan. b. Pengklasifikasian Persediaan Berdasarkan jenis perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

2 a) Persediaan Perusahaan Dagang Sebuah perusahaan dagang biasanya membeli barang dalam bentuk yang siap untuk dijual. Persediaan dagang ini melaporkan biaya yang terkait dengan unit-unit yang belum terjual dan masih di tangan sebagai persediaan barang dagang. b) Persediaan Perusahaan Manufaktur Perusahaan yang bergerak dibidang industri (manufaktur) umumnya memiliki tiga jenis persediaan, yaitu: 1. Persediaan bahan baku, yaitu barang yang dibeli oleh perusahaan untuk digunakan dalam pembuatan barang jadi. 2. Persediaan barang dalam proses, yaitu semua barang yang ada dalam proses produksi. 3. Persediaan barang jadi, yaitu semua barang yang telah selesai diproduksi tetapi belum terjual. 2. Biaya-biaya dalam Persediaan Istilah biaya didefinisikan oleh Hansen (2000:38) yaitu biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa ini dan masa datang untuk organisasi. Biaya persediaan meliputi seluruh pengeluaran yang terjadi secara langsung untuk mendapatkan persediaan tersebut untuk kemudian dijual atau digunakan dalam proses produksi.

3 Tujuan manajemen persediaan adalah untuk menyediakan jumlah material yang tepat, lead time yang tepat, dan biaya rendah. Biaya persediaan merupakan keseluruhan biaya operasi atas sistem persediaan. Biaya persediaan didasarkan parameter ekonomis yang relevan dengan jenis biaya menurut Yamit (2005:9) adalah sebagai berikut: a) Biaya pembelian (purchase cost) Biaya pembelian adalah harga per unit apabila item dibeli dari pihak luar, atau biaya produksi per unit apabila diproduksi dalam perusahaan. b) Biaya pemesanan (order cost/setup cost) Biaya pemesanan adalah biaya yang berasal dari pembelian pesanan dari suplier atau biaya persiapan (setup cost) apabila item diproduksi di dalam perusahaan. c) Biaya simpan (carrying cost/holding cost) Biaya simpan adalah biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam persediaan dan pemeliharaan maupun investasi sarana fisik untuk menyimpan persediaan. d) Biaya kekurangan persediaan (stockout cost) Biaya kekurangan persediaan adalah konsekuensi ekonomis atas kekurangan dari luar maupun dari dalam perusahaan. Kekurangan dari luar terjadi apabila pesanan konsumen tidak dapat dipenuhi. Sedangkan kekurangan dari dalam terjadi apabila departemen tidak dapat memenuhi kebutuhan departemen yang lain. 3. Perencanaan dan Pengawasan Persediaan a. Pengertian dan Tujuan Perencanaan Persediaan Perencanaan merupakan penetapan tujuan yang diinginkan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan guna mencapai tujuan. Perencanaan yang efektif didasarkan pada analisa atas fakta-fakta yang dikumpulkan. Untuk itu manajemen bertanggung jawab menyediakan metode-metode perencanaan dan pengawasan yang harus digunakan diseluruh bagian pengadaan persediaan yang dimulai dari pengadaan

4 bahan baku, bahan pembantu, pengolahan, hingga menghasilkan barang jadi. Perencanaan menurut Nafarin (2007:4) yaitu perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan di masa mendatang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan menurut Munandar (2007:1), rencana yaitu suatu penentuan terlebih dahulu atau penentuan di muka, tentang suatu aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Perencanaan persediaan memiliki tujuan untuk mengetahui berapa besar kuantitas persediaan yang harus dipesan, sehingga persediaan yang ada tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Selain itu perencanaan persediaan bertujuan agar perusahaan dapat meminimumkan biaya-biaya persediaan dan agar perusahaan dapat bekerja secara efisien. Perencanaan persediaan pada dasarnya terdiri dari serangkaian kegiatan yang ditetapkan sebelum aktivitas dilaksanakan sehingga tujuan operasi secara keseluruhan dapat tercapai. b. Pengertian dan Tujuan Pengawasan Persediaan Pengertian pengawasan (control) atau pengendalian menurut Apandi (1999:22) adalah proses yang digunakan oleh manajemen untuk memastikan organisasi melaksanakan strateginya secara efektif dan efisien. Dapat pula dikatakan tindakan pengendalian, pengarahan dan

5 pengawasan yang dijalankan agar setiap kegiatan berjalan sesuai rencana untuk mencapai hasil/sasaran yang ditetapkan. Fungsi pengawasan mempunyai tugas antara lain menentukan apakah ada penyimpangan dalam pelaksanaan. Untuk dapat menentukan adanya penyimpangan perlu diketahui tahap perencanaan norma-norma ataupun ukuran-ukuran yang menjadi dasar hasil pelaksanaan yang diharapkan, selain kebijakan dalam pelaksanaan. Salah satu cara pengawasan ialah dengan menerapkan yang disebut sistem pengawan intern. Pengawasan persediaan berkaitan dengan menjaga dan memelihara agar rencana persediaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Menurut Assauri (1999:176), pengawasan persediaan yaitu salah satu kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan yang bertautan erat satu sama lain dalam seluruh operasi produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang telah direncanakan lebih dahulu baik waktu, jumlah kualitas maupun biayanya. Untuk dapat mengatur tersedianya suatu tingkat persediaan yang optimum yang dapat memenuhi kebutuhan bahan-bahan dalam jumlah, mutu dan pada waktu yang tepat serta jumlah biaya yang rendah seperti yang diharapkan maka diperlukan suatu sistem pengawasan persediaan yang harus memenuhi persyaratan yang menurut Assauri (1999:176) adalah sebagai berikut: a) terdapat gudang yang cukup luas dan teratur dengan pengaturan tempat bahan/barang yang tetap dan identifikasi barang tertentu, b) sentralisasi kekuasaan dan tanggung jawab pada satu orang dapat dipercaya, terutama penjaga gudang,

6 c) suatu sistem pencatatan dan pemeriksaan atas penerimaan bahan/barang, d) pengawasan mutlak atas pengeluaran bahan/barang, e) pencatatan yang cukup teliti yang menunjukkan jumlah yang dipesan, yang dibagikan/dikeluarkan dan yang tersedia digudang, f) pemeriksaan fisik bahan/barang yang ada dalam persediaan secara langsung, g) perencanaan untuk menggantikan barang-barang yang telah dikeluarkan, barang-barang yang telah lama dalam gudang, dan barang-barang yang sudah usang dan ketinggalan zaman, h) pengecekan untuk menjamin dapat efektifnya kegiatan rutin. Adapun tujuan dari pengawasan persediaan menurut Assauri (1999:177) yaitu menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi, menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar dan berlebih-lebihan serta pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan berakibat biaya pemesanan menjadi besar. Berdasarkan kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan pengawasan persediaan adalah untuk mendapatkan jumlah dan kualitas yang tepat dari persediaan sehingga menjamin tersedianya persediaan pada tingkat yang optimal agar produksi maupun penjualan dapat berjalan dengan lancar dengan biaya persediaan yang minimal. 4. Teknik Perencanaan dan Pengawasan Persediaan a. Perencanaan Persediaan dengan Anggaran Nafarin (2007:11) mendefenisikan anggaran sebagai suatu kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program

7 yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang dan untuk jangka waktu tertentu. Anggaran merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan. Sedangkan anggaran menurut Mulyadi (2001:488) yaitu anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran dipergunakan untuk perencanaan maupun untuk keperluan pengawasan. Pemakaian anggaran, terutama dalam hubungannya dengan kegiatan pengawasan oleh manajemen perusahaan sering disebut budgetary control. Hasil-hasil yang diharapkan, sebagaimana yang dibayangkan sebelumnya oleh pembuat rencana didalam anggaran, dijabarkan dalam satuan-satuan unit bahan, produk jadi yang hendak diproduksikan, dijual dan sebagainya. Munandar (2007:259) mendefenisikan anggaran persediaan sebagai budget yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang jumlah persediaan barang dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis, jumlah barang, serta nilai (harga) barang yang tersedia. Anggaran persediaan untuk perusahaan dagang berbeda dengan anggaran persediaan pada perusahaan industri. Pada perusahaan dagang, penyusunan anggaran persediaannya didasarkan pada anggaran penjualan

8 dan anggaran pembelian barang dagangan. Pada perusahaan industri, penyusunan anggaran persediaannya didasarkan pada anggaran produksi kerja serta anggaran pemakaian dan pembelian bahan baku. Didalam membuat anggaran tidak ada bentuk standar yang harus digunakan. Dengan kata lain masing-masing perusahaan bebas untuk menentukan bentuk serta data formatnya sesuai dengan keadaan perusahaan masing-masing. berikut: Fungsi anggaran menurut Mulyadi (2001:502) adalah sebagai a) anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja, b) anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan di masa yang akan datang, c) anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas, d) anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya, e) anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan, f) anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi. Selain kegunaan tersebut, anggaran juga memiliki beberapa kelemahan. Menurut Nafarin (2007:20), kelemahan tersebut antara lain: a) anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga mengandung unsur ketidakpastian, b) menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat,

9 c) pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat menggerutu dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran dapat menjadi kurang efektif. Perencanaan dalam persediaan dapat dijabarkan dengan menggunakan anggaran biaya standar. Anggaran menyatakan biaya-biaya yang tidak boleh dilampaui dan biaya standar menyatakan berapa besar biaya tersebut seharusnya pada suatu operasi yang efisien. Jadi biaya standar merupakan alat bantu penyusunan anggaran dan dapat disusun berdasarkan pada pengalaman di masa lalu atau melalui penafsiran maupun riset. b. Perencanaan Persediaan dengan Menggunakan Model-model dan Analisa Persediaan Model-model persediaan dapat digunakan untuk peminimalan biaya atau untuk tujuan-tujuan manajemen tertentu lainnya. Berbagai model yang dapat digunakan antara lain: a) Economic Order Quantity (jumlah pesanan yang ekonomis) Hansen (2005:527), mengartikan economic order quantity (jumlah pesanan yang ekonomis) sebagai jumlah yang seharusnya dipesan (atau diproduksi) untuk meminimalkan pesanan total (atau penyetelan) dan biaya penggudangan. Menurut Nafarin (2007:256), EOQ adalah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal.

10 EOQ dapat juga disebut sebagai jumlah suatu order dimana biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan atau barang dagangan serta biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang terkecil. Dengan kata lain EOQ bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah yang paling ekonomis dalam setiap kali pemesanan. EOQ dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: EOQ = 2CR PT EOQ = Economic Order Quantity C = biaya pemesanan tiap kali pesan R = kuantitas yang diperlukan selama periode tertentu P = biaya pembelian per unit T = persentase total biaya simpan per tahun. Model EOQ tersebut menurut Yamit (2005:51) dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi sebagai berikut: 1) kebutuhan bahan baku dapat ditentukan, relatif tetap, dan terus menerus, 2) tenggang waktu pemesanan dapat ditentukan dan relatif tetap, 3) tidak diperkenankan adanya kekurangan persediaan, 4) pemesanan datang sekaligus dan akan menambah persediaan, 5) struktur biaya tidak berubah, 6) kapasitas gudang dan modal cukup untuk menampung dan membeli pesanan, 7) pembelian adalah satu jenis item. b) Reorder Point dan Safety Stock Melalui metode EOQ, manajemen dapat mengetahui berapa unit yang dipesan untuk memperoleh biaya persediaan yang minimum tetapi tidak diketahui kapan pemesanan dapat dilakukan. Untuk itu dapat digunakan metode reorder point. Pengertian reorder point atau pemesanan

11 kembali menurut Nafarin (2007:258) yaitu saat pemesanan kembali adalah saat harus dilakukan pesanan kembali bahan yang diperlukan, sehingga kedatangan bahan yang dipesan tersebut tepat pada waktu persediaan di atas persediaan keamanan sama dengan nol. Dari kutipan tersebut, untuk mengetahui titik pemesanan kembali tersebut harus diketahui tenggang waktu pengadaan bahan (lead time) dan safety stock. Menurut Hansen (2005:474), lead time (tenggang waktu) adalah waktu yang diperlukan untuk menerima kuantitas pesanan ekonomis setelah pesanan dilakukan atau persapan dimulai. Biasanya lead time diukur dalam hari, yang diperlukan sejak pengesahan pemesanan sampai dengan penerimaan barang. Jangka waktu lead time tergantung dari jenis atau sifat barang yang dipesan, kuantitas barang serta jarak antara pemesanan dan penjual. Untuk mengetahui jumlah persediaan yang harus ada tersedia sehingga tidak mengganggu kelancaran produksi akibat adanya biaya-biaya tambahan, maka perusahaan harus menyediakan safety stock. Istilah safety stock (persediaan pengaman) menurut Hansen (2005:474) adalah persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan atas fluktuasi permintaan. Penggunaan safety stock akan menambah biaya penyimpanan dan mengurangi biaya-biaya akibat kehabisan persediaan. Tingkat optimum dari safety stock yang digunakan ditentukan dengan meminimalkan biaya-biaya penyimpanan dan biaya-biaya kehabisan persediaan yang ditaksirkan.

12 Reorder point dapat dihitung sebagai berikut : Reorder Point = (PR x Lead Time) + Safety Stock c) Inventory Turnover (analisa perputaran persediaan) Teknik perencanaan pesediaan lain yang sering digunakan adalah dengan menghitung tingkat perputaran persediaan (inventory turnover). Menurut Kasmir (2008:180), perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) berputar dalam satu periode. Rumus untuk mencari inventory turn over menurut Garrison (2008:730) yaitu: d) Just In Time (JIT) Istilah just in time (JIT) didefenisikan Yamit (2005:193) sebagai berikut, just in time adalah usaha-usaha untuk meniadakan pemborosan dalam segala bidang produksi, sehingga dapat menghasilkan dan mengirimkan produk akhir tepat waktu untuk dijual. Falsafah dalam just in time adalah berusaha untuk mendapatkan kesempurnaan dengan berusaha melakukan perbaikan terus menerus untuk mendapatkan yang terbaik, menghilangkan pemborosan dan ketidakpastian. Tujuan utama dari JIT adalah menghilangkan pemborosan dan konsisten dalam meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu penggunaan istilah JIT sering kali diartikan dengan zero inventories.

13 c. Teknik Pengawasan Persediaan a) Pengawasan fisik persediaan Pengawasan fisik untuk persediaan sangat penting karena persediaan barang dagangan maupun persediaan bahan baku merupakan barang berwujud yang beraneka ragan yang sangat rawan terhadap pencurian, kerusakan, kebakaran dan bencana lainnya sehingga perlu dijaga yaitu dengan mempunyai fasilitas tempat penyimpanan (gudang) dan harus selalu diperhatikan kejujuran maupun integritas dari pengelola gudang serta susunan barang yang ada didalam gudang. Perusahaan yang cukup besar biasanya memperkerjakan orang-orang tertentu untuk menjaga persediaan tersebut. Selain itu persediaan juga perlu diasuransikan untuk menghindari resiko pencurian maupun kebakaran. Ada kalanya pegawai dari kantor administrasi mengadakan stock opname. Hal ini untuk melihat apakah catatan persediaan telah sesuai dengan fisiknya. Hasil perhitungan fisik dibandingkan dengan saldo perkiraan persediaan dalam buku besar atau kartu persediaan dalam buku pembantu akan dapat menunjukkan apakah ada selisih atau tidak. Jika saldo perkiraan buku besar dan buku persediaan tidak cocok dengan hasil perhitungan fisik, maka saldo perkiraan-perkiraan tersebut dikoreksi agar sesuai dengan jumlah fisik barang dalam gudang. Selisih persediaan yang dicatat dalam bukti memorial dan bukti fisik ini menjadi dasar untuk pencatatan dalam jurnal.

14 b) Pengawasan Akuntansi 1) Pengawasan terhadap prosedur pemesanan, penerimaan, penyimpanan,dan penjualan kepada konsumen Fungsi bagian pembelian, pengadaan, atau penyediaan sangat penting karena barang yang dipesan kelak akan dijual dan penjualan tersebut harus mencapai keuntungan yang direncanakan. Apabila bagian penjualan telah menetapkan rencana penjualan barang (jumlah, jenis, dan harga penjualan), maka rencana tersebut digunakan oleh fungsi penyediaan produksi untuk melakukan pemesanan yang terbaik dan ekonomis. Fungsi penyediaan akan mengeluarkan surat pemesanan (purchase order) yang dikirimkan kepada supplier yang dipilih. Purchase order dibuat tembusannya kepada bagian akuntansi dan keuangan, bagian penerimaan dan bagian gudang. Setelah barang yang dipesan tiba, bagian penerimaan barang akan menyesuaikan dengan purchase order tersebut. Bila ternyata telah sesuai dengan yang dipesan, maka bagian penerimaan membuat laporan penerimaan yang tembusannya kepada bagian pembelian dan penggudangan yang menyangkut tanda terima barang. Supplier mengirimkan faktur pembelian kepada bagian pembelian. Tembusan dari bagian penerimaan dicocokkan oleh fungsi pembelian, lalu bila telah sesuai kemudian dikirimkan ke

15 bagian akuntansi dan keuangan untuk mencatat dan mengurus pembayarannya nanti. Bagian penjualan dalam kegiatannya menerima surat permintaan dari langganan untuk mengirimkan barang. Sehubungan dengan itu bagian penjualan membuat surat perintah pengiriman barang ke bagian gudang dan tembusannya ke bagian akuntansi dan keuangan untuk membukukannya. Bagian gudang sehubungan dengan pengeluaran barang dari gudang, membuat berita acara laporan pengeluaran barang dan selanjutnya barang diserahkan ke bagian pengiriman. Tembusan surat pengeluaran barang dikirim ke bagian pengiriman, bagian pembelian, bagian akuntansi dan keuangan. Perintah pengiriman dari bagian penjualan diberikan ke bagian pengiriman dan penggudangan. Bila bagian pengiriman telah melakukan tugas pengiriman maka bagian pengiriman membuat berita acara pengiriman kebagian penjualan dan langganan. 2) Pengawasan terhadap kartu-kartu gudang dan catatan persediaan Setiap gudang dilengkapi dengan kartu gudang yang biasanya hanya memuat jenis dan unit barang. Catatan persediaan biasanya diselesaikan dan dimuat di kantor administrasi. Kartu barang digudang digunakan untuk mencatat mutasi barang atau pada setiap peti barang atau diarsip pegawai bagian gudang.

16 Buku persediaan yang ada pada bagian akuntansi biasanya terdiri dari empat kolom, yaitu kolom debet, kolom kredit, kolom sisa debet dan kolom sisa kredit. Diatas setiap kartu memuat persediaan minimum dan maksimum yang harus dipertahankan. Sistem periodik biasanya tidak mempunyai pencatatan pada buku persediaan karena pencatatan pada saat pembelian dibukukan pada pembelian. c) Pengawasan mutu Menurut Assauri (1999:210), pengawasan mutu adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir. Dengan kata lain pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan perusahaan. Pengawasan mutu dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan membandingkan proses pengerjaannya ataupun dengan membandingkan bentuk dan ukuran bahan yang digunakan dan barang yang akan dihasilkan. Untuk itu diperlukan adanya suatu standar sebagai pembandingnya. Standar yang digunakan perusahaan kecil dan menengah biasanya ditetapkan sendiri berdasarkan pengalaman, sedangkan untuk perusahaan besar menggunakan Standar Industri Indonesia (SII) yang telah ditentukan pemerintah.

17 B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mengingat pentingnya suatu perencanaan dan pengawasan persediaan bagi perusahaan membuat penelitian-penelitian mengenai analisis perencanaan dan pengawasan persediaan telah banyak dilakukan dengan objek dan tahun yang berbeda-beda. Berikut ini akan dijelaskan mengenai penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. 1. Lamtiur D. Simamora (2005) menganalisis perencanaan dan pengawasan persediaan bahan baku pada PT. Toba Pulp Lestari Tbk Porsea. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus. Letak perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu peneliti sebelumnya meneliti mengenai persediaan bahan baku pada perusahaan industri yang bergerak dibidang pengolahan hasil hutan, sedangkan peneliti akan meneliti persediaan minyak kelapa sawit pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan. Hasil penelitian yang dapat disimpulkan adalah: a. perencanaan produksi disusun berdasarkan ramalan penjualan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi antara lain kebutuhan pasar yang jumlahnya besar, kapasitas produksi, kuantitas dan kualitas karyawan serta penyediaan bahan, b. perencanaan persediaan bahan baku menggunakan bahan baku anggaran sebagai alat perencanaan dan sekaligus merupakan alat pengawasan dimana perusahaan menetapkan standar bahan baku

18 berdasarkan pengalaman periode sebelumnya, jumlah pemakaian bahan baku untuk menghasilkan satu unit barang jadi dan rencana pimpinan, c. pengawasan persediaan bahan baku yang dilakukan oleh PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Porsea meliputi pengawasan terhadap anggaran, fisik dan mutu persediaan bahan baku serta pengawasan terhadap prosedur pengeluaran bahan baku, dimana pengawasan yang sudah terlaksana dengan baik adalah pengawasan fisik dan prosedur. 2. Donny Yushera Pohan (2007) melakukan penelitian mengenai perencanaan dan pengawasan persediaan minyak kelapa sawit (CPO) pada PTPN IV Pabatu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada objek penelitian atau perusahaan yang akan diteliti. Perbedaan lainnya terdapat pada data tahun penelitian. Peneliti juga melihat bahwa peneliti terdahulu kurang fokus dalam meneliti persediaan minyak kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari analisis data yang dilakukan dimana peneliti terdahulu juga banyak membahas mengenai persediaan bahan baku pada PTPN IV Pabatu yang berupa tandan buah segar (TBS). Hasil penelitian yang dapat disimpulkan yaitu: a. struktur organisasi PTPN IV Pabatu terdiri dari para karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana,

19 b. perencanaan persediaan minyak kelapa sawit telah dilakukan dengan cermat yang didasarkan anggaran belanja yang dibuat masing-masing bagian yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan, berdasarkan hasil analisis data, dan juga pertimbangan keadaan ekonomi dn tujuan perusahaan, c. anggaran pada PTPN IV Pabatu dirasakan kurang baik karena terlihat dari penyimpangan yang tidak menguntungkan dan tidak mengalami peningkatan untuk tahun berikutnya, 3. Willy Susanto (2009) menganalisis peranan perencanaan dan pengawasan persediaan didalam proses pengambilan keputusan pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu peneliti terdahulu meneliti persediaan pada perusahaan yang bergerak dibidang distributor obat-obatan dan alat-alat kesehatan, sedangkan peneliti meneliti persediaan minyak kelapa sawit pada perusahaan perkebunan. Hasil penelitian yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut: a. perencanaan dan pengawasan pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan secara umum telah memenuhi kebutuhan pada perusahaan tersebut sehingga dapat bermanfaat didalam pengambilan keputusan tetapi masih perlu diupayakan untuk terus mencari dan mengembangkan teknik-teknik perencanaan

20 dan pengawasan persediaan lainnya sehingga akan mampu meminimalkan biaya persediaan tersebut, b. kebijakan akuntansi persediaan pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan menggunakan sistem periodical yang dilakukan tiap bulan. Meskipun demikian perusahaan tetap melakukan perhitungan fisik persediaan setiap hari yang dimuat dalam kartu persediaan di gudang, c. realisasi yang lebih besar daripada anggaran persediaan akibat dari kurang akuratnya data dalam perencanaan persediaan merupakan hal yang harus diperhatikan perusahaan agar dapat mengurangi kerugian perusahaan. Secara ringkas penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan perencanaan dan pengawasan persediaan dapat dilihat dalam tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Lamtiur D. Perencanaan dan Perusahaan telah menerapkan Simamora Pengawasan perencanaan dan pengawasan (2005) Persediaan Bahan bahan baku. Anggaran pemakaian Baku pada PT. bahan baku yang disusun Toba Pulp Lestari perusahaan berbeda dengan Tbk Porsea realisasi pemakaian bahan baku, dimana realisasi lebih kecil dari anggarannya.

21 Donny Yushera Pohan (2007) Willy Susanto (2009) Perencanaan dan Pengawasan Persediaan Minyak Kelapa Sawit (CPO) pada PTPN IV Pabatu Peranan Perancanaan dan Pengawasan Persediaan didalam Proses Pengambilan Keputusan pada PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan Sumber: diolah peneliti, 2011 Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggaran sebagai alat perencanaan dan pengawasan pada PTPN IV Pabatu dirasakan kurang memadai dengan banyaknya penyimpangan yang tidak menguntungkan dan tidak mengalami peningkatan untuk tahun berikutnya. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa persediaan yang terlihat menumpuk karena perencanaan persediaan yang kurang memperhatikan keadaan ekonomi masyarakat. Perusahaan mengalami kesulitan karena sering terjadi ramalan masa depan yang tidak tepat akibat kurangnya analisa terhadap pengalaman masa lalu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama dan Tahun Penelitian : Fifi Irmalinda (2004) Judul Penelitian : Perencanaan dan Pengawasan Persediaan pada PT. Samafitro Perwakilan Medan Perumusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN JURNAL Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, September 2011 Halaman 303-316 ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN (Studi Kasus

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar yang relatif besar di neraca dan sebagian aktivitas utama perusahaan berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survey Pendahuluan PT. Anugerah Indah Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi makanan dan minuman ringan. Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara MANAJEMEN PERSEDIAAN ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan keunggulan kompetatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah produksi merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih

Lebih terperinci

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan 1 B I A YA B A H AN Masalah yang dihadapi manajemen yang berhubungan dengan bahan adalah keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Materials : Controlling, Costing, and Planning Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Definisi Bahan Baku adalah Bahan yang secara

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:

Akuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Akuntansi Biaya Modul ke: Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui proses penyusunan anggaran. Oleh karena itu dibutuhkan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui proses penyusunan anggaran. Oleh karena itu dibutuhkan suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengendalian Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Inventori. Bab IV : Supply-Chain Management

Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Inventori. Bab IV : Supply-Chain Management MANAJEMEN OPERASI 1 POKOK BAHASAN Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Inventori Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2 BAB III MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Semua jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki persediaan sebagai aktiva lancar. Persediaan bagi perusahaan

Lebih terperinci

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

INVENTORY. (Manajemen Persediaan) INVENTORY (Manajemen Persediaan) Pendahuluan Yaitu: Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan Sekumpulan produk phisikal pada berbagai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Survey Pendahuluan. PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Survey Pendahuluan. PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam BAB I PEMBAHASAN I.1 Survey Pendahuluan PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN INVESTASI DALAM PERSEDIAAN Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama dari Modal Kerja karena : 1. Jml persediaan paling besar dj dibanding dg Modal Kerja lainnya 2. Aktiva yg selalu dlm keadaan berputar,

Lebih terperinci

PENTINGNYA INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN

PENTINGNYA INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN PENTINGNYA INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN Oleh : Drs. HARIYANTO 1 ) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap bidang usaha atau perusahaan pada umumnya selalu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalaian persediaan merupakan salah satu aspek penting dari beberapa aspek yang diuraikan diatas. Kebutuhan akan sistem pengendalian persediaan, pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka melaksanakan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan rakyat, sektor yang memegang peranan penting setelah sektor pertanian adalah sektor manufaktur.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah persediaan merupakan salah satu masalah penting yang harus diselesaikan oleh perusahaan. Salah satu upaya dalam mengantisipasi masalah persediaan ini adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjualan merupakan kegiatan yang mempengaruhi jumlah persediaan, maka pengendalian jumlah persediaan harus diperhatikan. Jumlah persediaan yang terlalu besar ataupun

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian pengendalian persediaan barang atau inventory control dalam suatu perusahaan atau organisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian intern persediaan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.

Lebih terperinci

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY II. 1. Persediaan II. 1. 1. Pengertian Persediaan Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur selalu berusaha untuk mengadakan persediaan.

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan Petunjuk Sitasi: Fatimah, Syukriah, & Nurul, A. (2017). Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H137-142). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

BIAYA BAHAN. Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA

BIAYA BAHAN. Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA BIAYA BAHAN Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA Permasalahan Bahan Keterlambatan bahan akan mempengaruhi kelancaran produksi, sedangkan persediaan bahan yang berlebihan berarti pemborosan modal kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perencanaan dan pengendalian Produksi. Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian produksi adalah kegiatan menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perencanaan dan pengendalian Produksi. Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian produksi adalah kegiatan menghasilkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGENDALIAN BAHAN BAKU 1. Pengertian Perencanaan dan pengendalian Produksi Dalam pengertian sederhana, produksi berarti menghasilkan barang/jasa. Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Menurut Warren (2005 : 392) Piutang (receivables) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Produksi 1.1.1 Pengertian Proses Produksi Dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan kerja sering kita dengar mengenai apa yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI 1 Manajemen Kas Kas : - Aktiva paling likuid - Cash on hand dan Demand Deposit Mengapa perlu memiliki kas? - Motif transaksi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan suatu hal yang cukup penting dari suatu organisasi perusahaan. Terlebih pada perusahaan manufaktur, persediaan ada dimana-mana dan memiliki bentuk,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Jenis Jenis dan Biaya-Biaya Persediaan 1. Pengertian Persediaan Perusahaan didalam menjalankan operasoinalnya tentu memliki persediaan, baik itu perusahaan dagang

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan (Materials : Controlling, Costing and Planning)

Akuntansi Biaya. Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan (Materials : Controlling, Costing and Planning) Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan (Materials : Controlling, Costing and Planning) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Perencanaan Persediaan Input data yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan jumlah dan periode siklus waktu antar pemesanan/ pembuatan adalah: Total

Lebih terperinci

Anggaran Bahan Baku. Deskripsi Materi :

Anggaran Bahan Baku. Deskripsi Materi : Anggaran Bahan Baku Deskripsi Materi : Mampu menghitung kebutuhan bahan langsung dan membuat anggaran biaya dan pembelian bahan langsung Pemahaman mengenai anggaran rencana dan pengendalian Bahan Baku

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T MANAJEMEN PERSEDIAAN Asti Widayanti S.Si M.T Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Produksi, diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan (Inventory) 2.1.1 Pengertian Persediaan Berdasarkan jenis operasi perusahaan, persediaan dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua): 1. Pada perusahaan manufaktur yang

Lebih terperinci

Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan Persediaan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kondisi perekonomian yang tidak menentu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya setiap perusahaan baik jasa maupun perusahaan produksi selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sistem Dari beberapa pengertian sistem, berikut adalah pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:2) ; Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan perusahaan dan proses pencapaian tujuan perusahaan yakni untuk memperoleh untung (profit) yang besar dengan biaya yang sedikit, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sediaan 1 pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada Perusahaan Roti Roterdam Malang. Berdasarkan hasil analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada Perusahaan Roti Roterdam Malang. Berdasarkan hasil analisis 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian Indah (2004) dengan judul penelitian yaitu: Efisiensi perencanaan bahan baku dalam usaha untuk mencapai efisiensi tingkat

Lebih terperinci

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Manajemen Persediaan Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com INVENTORY MANAGEMENT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA Manajemen Persediaan Terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian intern persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah 32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis dan metode digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan metode

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) 1. Pendahuluan Definisi: Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Inventory dan Klasifikasinya Inventory meliputi

Lebih terperinci

perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian dalam suatu negara. Sedangkan perusahaan mempunyai kegiatan yang beragam, mulai perencanaan, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang teknologi informasi mengakibatkan pengolahan data transaksi dapat dilakukan dengan cepat

Lebih terperinci