BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003)."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka melaksanakan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan rakyat, sektor yang memegang peranan penting setelah sektor pertanian adalah sektor manufaktur. Tetapi dalam era globalisasi sekarang ini Indonesia mengalami kemerosotan yang cukup besar terutama di bidang ekonomi akibat dari kenaikan berbagai harga khususnya harga minyak dunia yang berdampak pada kenaikan harga lainnya serta ketidakpastian politik sehingga perusahaan manufaktur dihadapkan pada suatu keadaan yang mrngharuskan mereka mampu untuk bersaing mempertahankan kelangsungan hidupnya (Zulian Zamil : 2003). PT. Pindad merupakan perusahaan BUMN yang menjalankan usahanya dalam produksi peralatan militer baik untuk mendukung kebutuhan Pertahanan dan Keamanan (TNI dan Polisi) juga untuk produk komersial. Produksi di PT. Pindad berdasarkan job order, dimana Pindad tidak akan melaksanakan kegiatan produksi apabila Pindad belum menerima kontrak penjualan. Unsur biaya produksi yang ada di Pindad, kecuali biaya bahan adalah tetap, sehingga biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik akan tetap dikeluarkan pada saat produksi tidak ada. Kondisi yang penulis temukan pada bahan baku yang digunakan oleh pindad sebagian besar adalah barang impor, sehingga harga bahan baku akan sangat dipengaruhi oleh nilai kurs yang berlaku pada saat pembelian. Kenaikan harga minyak dunia tahun 2008 ini mengakibatkan estimasi penawaran harga untuk permintaan persediaan oleh bagian Perencanaan dan Pengendalian Material kepada bagian Pengadaan untuk produksi pada triwulan I bulan Januari hingga Maret 2008 mengalami kenaikan 40 %. Selain masalah kenaikan harga, sumber pemasok pun menjadi masalah karena agen untuk bahan baku yang diperlukan perusahaan hanya ada satu di Indonesia, hal ini akan menghambat proses produksi perusahaan karena produk yang dihasilkan oleh Departemen Cor ini tidak akan

2 terbentuk jika salah satu bahan baku tidak tersedia dan tidak dapat diganti dengan bahan baku lain yang sejenis karena akan mempengaruhi kualitas yang dihasilkan. Manajemen persediaan merupakan fungsi manajemen operasional yang penting. Karena persediaan melibatkan sejumlah besar modal dan penyampaian barang kepada para langganan. Manajemen persediaan mempunyai pengaruh pada seluruh fungsi bisnis, terutama fungsi-fungsi operasi, pemasaran dan keuangan. Persediaan yang cukup akan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para pelanggan, hal ini merupakan hal yang penting bagi pemasaran. Operasi memerlukan persediaan untuk menunjang kelancaran dan efisiensi dalam proses produksi. Keuangan harus menunjang dalam penyediaan persediaan, oleh karena itu alokasi dana bagi persediaan merupakan salah satu fungsi keuangan yang penting. Menurut Richardus Eko (1999 : 251) : Persediaan adalah suatu istilah yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam rangka mengantisipasi untuk dapat memenuhi permintaan. Permintaan sumber daya tersebut dapat secara internal, yakni antar bagian atau fungsi yang ada dalam organisasi, atau secara eksternal. Persediaan yang ada dalam perusahaan manufaktur biasanya berupa bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi, bahan penolong dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran dari suatu produk. Pengelolaan persediaan terkait dengan biaya dalam persediaan dan pengawasan persediaan. M. Manullang (2005 : 53) pengawasan persediaan mencakup cara-cara pemesanan, jumlah pesanan ekonomis, penentuan besarnya persediaan penyelamat dan titik pemesanan kembali. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan persediaan, pemesanan bahan yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu order point system adalah sistem atau cara pemesanan yang dilakukan ketika persediaan yang ada telah mencapai suatu titik tertentu dan order cycle system yaitu sistem pemesanan bahan dengan interval waktu yang tetap.

3 Jumlah atau besar pesanan yang dilakukan sebaiknya juga dapat meminimalkan biaya-biaya yang timbul di dalamnya. Dari biaya-biaya itu, yang sangat berpengaruh dalam penentuan jumlah pesanan yang ekonomis hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Jumlah pesanan yang ekonomis (Economic Order Quantity atau EOQ) merupakan jumlah pesanan yang memiliki baiaya pemesanan dan biaya penyimpanan per tahun minimum. Manullang (2005 : 55). Persediaan penyelamat atau safety stock adalah persediaan tambahan yang dilakukan untuk melindungi atau mengantisipasi terjadinya kekurangan bahan serta dapat mengurangi dampak kerugian akibat stock out tersebut meski untuk itu akan menambah besarnya biaya penyimpaan. Manullang (2005 : 61). Titik pemesanan kembali atau reorder point adalah waktu minimal untuk melakukan pemesanan ulang sehingga bahan pesanan dapat diterima tepat waktu sedangkan persediaan diatas safety stock adalah sama dengan nol. Manullang (2005 : 64). Teknologi maju mengubah secara dramatis pola perilaku dalam suatu perusahaan. Keunggulan suatu perusahaan terhadap para pesainganya ditentukan oleh faktor waktu, mutu, biaya dan sumber daya manusia. Salah satu alat agar perusahaan mempunyai keunggulan adalah dengan mengembangkan dan menerapkan konsep Just In Time. Supriyono (1999 : 83) Idealnya, perusahaan menggunakan Just In Time (JIT) untuk pembelian dan produksi. Menurut Supriyono (1999 : 124) Just In Time adalah suatu filosofi yang memusatkan pada eliminasi aktivitas pemborosan dengan cara memproduksi sesuai dengan permintaan konsumen dan membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi. Jika perusahaan mengadopsi JIT menurut M. Nafarin (2004 : 457), biaya variabel per unit yang dijual berkurang dan biaya tetap meningkat. Misalnya tenaga kerja langsung dianggap biaya tetap dibandingkan variabel, biaya langsung disisi lain masih merupakan biaya variabel berdasarkan unit. Penerapan JIT yang berhasil menghasilkan perbaikan penting seperti mutu yang lebih baik, meningkatkan produktivitas, mengurangi waktu tunggu, mengurangi persediaan dalam jumlah besar, mengurangi waktu penyetelan dan menurunkan biaya produksi. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka penulis tertarik untuk

4 melakukan penelitian mengenai masalah tersebut dengan judul Analisis Pengelolaan Persediaan Bahan Baku 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini masalah yang dapat penulis kemukakan adalah: Apakah perusahaan telah mengelola persediaan bahan baku dengan memadai. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini dilakukan adalah untuk menghimpun data yang diperlukan oleh penulis dalam penyusunan skripsi, mempelajari dan memahami pengelolaan persediaan bahan baku dalam pelaksanaannya, sedangkan tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui kememadaian pengelolaan persediaan bahan baku 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pihak yang berkepentingan. 1. Perusahaan Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai pengelolaan persediaan bahan baku Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna dalam memberikan informasi mngenai pengelolaan persediaan bahan baku yang dilakukan oleh pihak perusahaan. 2. Bagi penulis Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara teori yang diperoleh dengan penerapannya dalam praktek. Untuk meningkatkan wawasan serta pengetahuan mengenai pengelolaan persediaan bahan baku.

5 3. Peneliti lain Sebagai informasi dan bahan referensi yang dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan serta sebagai titik tolak bagi penelitian lebih lanjut yang lebih luas dan mendalam. 1.5 Kerangka Pemikiran Pada perusahaan industri, pihak manajemen menitikberatkan perhatiannya pada tersedianya bahan baku untuk proses produksi, sehingga operasional perusahaan industri tidak terganggu. Persediaan mencakup persediaan bahan baku, persediaan bahan pembantu, persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi. Dalam penulisan skripsi ini yang akan dibahas hanya mengenai persediaan bahan baku yang dititikberatkan pada pengelolaan persediaan bahan baku. Persediaan tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perusahaan dan menjadi harta lancar saat dapat dijual kepada konsumen. Sehingga persediaan menjadi bagian terbesar dari aktiva lancar yang ada dalam neraca dan bagian yang terbesar pula dalam modal kerja. Seperti yang diutarakan oleh Arrens dan Loebbecke (2000 : 646) : Inventory is general a major item an the balance sheet and it is often the largest items making up the account included in the work capital. Oleh karena itu persediaan tersebut harus selalu ada di dalam perusahaan untuk menunjang kelangsungan hidup proses produksi. Menurut Lalu Sumayang (2003 : 197) : Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Dari sudut pandang sebuah perusahaan maka persediaan adalah sebuah investasi modal yang dibutuhkan untuk menyimpan material pada kondisi tertentu. Persediaan menurut Manullang (2005 : 65) merupakan jumlah bahan atau barang yang disediakan oleh perusahaan, baik itu merupakan barang jadi, barang dalam proses, maupun bahan mentah, untuk menjaga kelancaran proses produksi. Bahan baku menurut Nafarin (2004 : 82) merupakan bahan langsung, yatiu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi. Bahan

6 baku adalah bahan utama atau bahan pokok dan merupakan komponen utma dari suatu produk. Bahan baku biasanya mudah ditelusuri dalam suatu produk dan harganya relatif tinggi dibandingkan dengan bahan pembantu. Persediaan bahan baku dalam perusahaan harus dikelola dengan baik, dimulai dengan baik mulai dari perencanaan sampai dengan pengendalian persediaan dan juga dimulai dari kegiatan pengadaannya sampai dengan penyampaiannya. Seperti yang diutarakan oleh Lalu Sumayang (2003 : 200) bahwa : Pengelolaan persediaan mempunyai arti penting karena persediaan merupakan investasi yang membutuhkan modal yang besar, mempengaruhi ke pelanggan lain, mempunyai pengaruh pada fungsi lain seperti operasi, pemasaran dan keuangan. Hal ini berarti dengan adanya persediaan memungkinkan terlaksananya proses produksi. Unsur-unsur pengelolaan bahan baku yang mendukung proses produksi yang efektif diantaranya adalah ; perencanaan, pembelian, penerimaan dan penyimpanan, pengeluaran dan pengendalian. Pengelolaan persediaan bahan baku yang baik diperlukan dalam perusahaan kecil, perusahaan menengah, maupun perusahaan besar namun yang cukup mendasar yaitu perbedaan jumlah unit persediaan bahan baku yang ada, kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang terkait dalam kegiatan pengelolaan persediaan bahan baku tersebut. Persediaan adalah salah satu elemen utama dari modal kerja yang terus menerus mengalami perubahan Manullang (2004 : 49). Tanpa persediaan, perusahaan akan menghadapi resiko, yaitu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan atas barang produksi. Nafarin (2004 : 83) Semua perusahaan ingin mencapai laba maksimal. Laba tertinggi dapat dicapai bila dana berputar dengan cepat. Oleh karena itu, dana yang diinvestasikan diusahakan sekecil mungkin, termasuk investasi dalam persediaan, baik persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Tetapi pada umumnya perusahaan tidak dapat setiap kali beroperasi mempunyai saldo persediaan nol. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor persaingan, faktor lingkungan, dan faktor lainnya. Besar

7 kecilnya persediaan bahan baku yang dimiliki perusahaan ditentukan oleh beberapa faktor, seperti yang dikemukakan oleh Nafarin (2004 : 83) : 1. Anggaran produksi. 2. Harga beli bahan baku. 3. Biaya peyimpanan bahan baku. 4. Ketepatan pembuatan standar pemakaian bahan baku. 5. Ketepatan pemasok dalam menyerahkan bahan baku. 6. Jumlah bahan baku setiap kali pesan. Manajemen persediaan merupakan kegiatan menentukan tingkat dan komposisi persediaan. Kegiatan tersebut akan membantu perusahaan dalam melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan pembelanjaan perusahaan yang efektif dan efisien. Termasuk di dalamnya adalah pengaturan dan pengawasan atas pengadaan bahan kebutuhan sesuai dengan jumlah dan waktu yang diperlukan dengan biaya minimum. Dalam pengawasan persediaan, perlu diperhitungkan cara, jumlah, agar tidak terjadi pemborosan, dan waktu pemesanan. Sedangkan khusus persediaan perlu ditentukan besar persediaan penyelamat (safety stock) yaitu jumlah minimun, dan besar persediaan pada waktu pemesanan kembali dilakukan. Persediaan akan menimbulkan biaya yang merupakan bagian dari harga pokok produksi. Adapun unsur biaya yang terdapat dalam persediaan dapat digolongkan seperti yang dikatakan oleh Manullang (2005 : 51) : a. biaya pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan dalam pemesanan barang atau bahan, sejak pemesanan dilakukan hingga barang tersebut dikirim dan diserahkan serta diinspeksi di gudang b. biaya penyimpanan adalah biaya yang diperlukan dalam penyimpanan persediaan. c. Biaya akibat persediaan yang kurang, biaya ini timbul sebagai akibat jumlah persediaan yang lebih kecil dari yang diperlukan. d. Biaya kapasitas gudang. Pekerjaan di gudang beraneka ragam sehingga terjadi biaya kesibukan gudang seperti biaya lembur dan biaya pemecatan.

8 Menurut Manullang (2005 : 50) kegiatan pengawasan persediaan meliputi perencanaan persediaan, penjadwalan pemesanan, pengaturan penyimpanan dan lain-lain. Semua kegiatan tersebut bertujuan menjaga tersedianya persediaan yang optimum di dalam suatu perusahaan, meliputi : 1. Cara-cara pemesanan Order point system, dapat digunakan apabila bahan baku yang digunakan tertentu, jenisnya tidak banyak, dan ketentuan waktu pemesanan tidak jelas. Order cycle system, dapat digunakan untuk mengawasi persediaan barang dengan jenis yang beragam dan bernilai tinggi serta waktu pemesanan tetap. 2. Jumlah pesanan ekonomis Pendekatan tabel, penentuan jumlah pemesanan yang ekonomis ini dilakukan denagn cara menyusun suatu tabel atau daftar jumlah pesanan dan jumlah biaya per tahun. Pendekatan grafik, penentuan jumlah pesanan yang ekonomis dengan cara menggambarkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan dalam suatu grafik. Sumbu horizontal menunjukkan jumlah pemesanan per tahun dan sumbu vertikal menunjukkan besarnya biaya pemesanan, penyimpanan serta biaya total. Pendekatan rumus, penentuan jumlah pesanan ekonomis yang menggunakan rumus matematika. EOQ = 2xRxS PxI R : kuantitas yang diperlukan selama periode tertentu. S : biaya pemesanan setiap kali pesan P : harga bahan per unit. I : biaya penyimpanan bahan di gudang ( % ). PxI : besarnya biaya penyimpanan per unit.

9 3. Persediaan penyelamat Penggunaan bahan baku rata-rata, merupakan salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku sebelum periode tertentu. Faktor waktu, terdapat jeda waktu ( lead time) yang cukup panjang antara saat melakukan pemesanan untuk penggantian atau pengisian kembali persediaan dengan saat penerimaan barang. 4. Titik pemesanan kembali Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan persentase tertentu. Menetapka penggunaan lead time dan ditambah dengan penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock. Menurut Nafarin (2004 : 84) : jumlah pesanan ekonomis (Economic Order Quantity atau EOQ) adalah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minima atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Jumlah atau besar pesanan yang dilakukan sebaiknya juga dapat meminimalkan biaya yang timbul di dalamnya. Dari biaya itu, yang sangat berpengaruh dalam penentuan jumlah pesanan yang ekonomis hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Besarnya biaya penyimpanan dan biaya pemesanan dipengaruhi oleh besarnya bahan yang dipesan. Semakin besar bahan yang dipesan semakin besar biaya pemesanan dan penyimpanan. Menurut Nafarin (2004 : 85) Pembelian berdasarkan EOQ dapat dibenarkan bila syarat berikut ini terpenuhi : 1. Bahan tidak mudah rusak dan pengiriman bahan tidak terlambat. 2. Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan per unit konstan. 3. Kebutuhan bahan relatif stabil sepanjang tahun (periode). 4. Harga beli bahan per unit konstan sepanjang periode. 5. Setiap saat bahan diperlukan selalu tersedia di pasar. 6. Bahan yang dipesan tidak terikat dengan bahan yang lain.

10 Suatu sistem persediaan yang kini mendapat banyak perhatian pada dua dekade terakhir ini adalah metode Just In Time (tepat-waktu). Tepat waktu dapat berarti bahwa dalam suatu rangkaian proses produksi, suku cadang, atau komponen bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi, tiba pada waktu yang diperlukan dan hanya dalam jumlah yang diperlukan. Dengan demikian perusahaan yang menggunakan sistem ini akan mendekati tingkat persediaan nol Richardus Eko dan Djoko Pranoto (1999 : 142). Metode ini menekankan semua material harus menjadi bagian yang aktif dalam sistem produksi dan tidak boleh menimbulkan masalah. Dalam JIT, persediaan diusahakan seminimal mungkin yang diperlukan untuk menjaga agar tetap berlangsungnya proses produksi. Bahan baku harus tersedia dalam waktu yang tepat pada saat diperlukan serta dengan spesifikasi dan mutu yang tepat sesuai dengan yang dikehendaki. Menurut Supriyono (1999 : 124) Just In Time adalah suatu filosofi yang memusatkan pada eliminasi aktivitas pemborosan dengan cara memproduksi sesuai dengan permintaan konsumen dan membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi. Dalam sistem JIT, pengertian konsumen mencakup konsumen internal dan konsumen eksternal. JIT dapat meningkatkan mutu, fleksibilitas, dan efisiensi biaya. Fleksibilitas diperlukan agar tanggap terhadap permintaan konsumen dengan produk dan pelayanan bermutu tinggi, bervariasi, dan berharga murah. JIT banyak diterapkan untuk pembelian dan pemanufakturan (produksi). Tujuan strategis JIT menurut Supriyono (1999 : 124) adalah : Meningkatkan laba. Memperbaiki posisi persaingan perusahaan. Menurut Supriyono (1999 : 146) : pembelian JIT adalah sistem pembelian barang berdasar tarikan permintaan sehingga barang yang dibeli dapat diterima tepat waktu, tepat jumlah, bermutu tinggi dan berharga murah.

11 JIT pembelian mengharuskan adanya sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan konsumen atau penggunaan produksi. JIT pembelian dapat megurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian menurut Supriyono (1999 : 146) dengan cara : 1. Megurangi jumlah pemasok. 2. Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok. 3. Memiliki konsumen dengan program pembelian yang mapan. 4. Mengeliminasi atau mengurangi aktivitas dan biaya yang tidak bernilai tambah. 5. Mengurangi waktu dan biaya untuk program pemeriksaan mutu. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas yang sesuai dengan topik dan tujuan penelitian, maka penulis membuat hipotesis deskriptif untuk perusahaan sebagai berikut : Pengelolaan persediaan bahan baku telah memadai 1.6 Objek dan Metodologi Penelitian Operasional Variabel Variabel Indikator Sub Indikator Pengelolaan persediaan bahan baku 1. Perencanaan persediaan bahan baku 2. Pembelian berdasarkan EOQ a. Anggaran produksi. b. Harga beli bahan baku. c. Biaya penyimpanan bahan baku. d. Ketepatan pembuatan standar pemakaian bahan baku. e. Ketepatan pemasok dalam menyerahkan bahan baku. f. Jumlah bahan baku setiap kali pesan. a. Kualitas bahan dan pengiriman.

12 3. Pembelian berdasarkan JIT b. Biaya pemesanan dan penyimpanan. c. Kebutuhan relatif stabil. d. Harga beli per unit konstan. e. Bahan selalu tersedia di pasar. f. Bahan tidak saling terikat. a. Mengurangi jumlah pemasok. b. Mengurangi/ mengeliminasi waktu dan biaya nego. c. Memiliki konsumen dengan program pembelian mapan. d. Mengurangi/ mengeliminasi aktivitas dan biaya yang tidak bernilai tambah. e. Mengurangi waktu dan biaya untuk program pemeriksaan mutu Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu : 1. Penelitian lapangan (Field Research) Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan penyelidikan dan pengamatan langsung terhadap tempat yang menjadi objek penelitian dengan cara : a. Observasi,yaitu mengumpulkan data dengan cara megamati secara langsung kepada sumber data yang akan dianalisis guna melengkapi keterangan-keterangan yang diperoleh untuk kemudian dituliskan dalam skripsi ini.

13 b. Wawancara, yaitu pengumpulan data-data yang diperoleh dengan cara mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang terkait 2. Penelitian kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data-data sekunder guna mendukung data-data primer yang diperoleh selama penelitian. Pengumpulan data sekunder ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan, yaitu dengan cara mempelajari buku-buku, catatan kuliah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Kegunaan dari studi ini adalah dengan memperoleh sebanyak mungkin dasar-dasar teori yang diharapkan akan dapat menunjang data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Metode studi kasus menurut Mulyadi (2004 : 182) adalah penelitian tentang subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Adapun pendekatan deskriptif analisis menurut Sugiyono (2004 : 142) yaitu suatu pendekatan dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual Pembuktian Hipotesis Pembuktian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara pengelolaan persediaan yang dilakukan perusahaan dengan teori yang berhubungan dengan pengelolaan persediaan.

14 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di PT.Pindad yang berlokasi di Jl. Jendral Gatot Subroto 517 Bandung. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai dengan selesai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bagi banyak perusahaan industri, salah satu aset yang memerlukan perhitungan yang cermat adalah persediaan, karena pada umumnya persediaan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar yang relatif besar di neraca dan sebagian aktivitas utama perusahaan berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan hidup dalam lingkungan yang berubah cepat, dinamik, dan rumit. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya revolusioner.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini, persaingan global yang tajam banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini, persaingan global yang tajam banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, persaingan global yang tajam banyak dihadapi oleh perusahaan-perusahaan. Hal ini merupakan tanda bahwa semakin pesatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah produksi merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Apabila

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN. Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Persediaan KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN. Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Persediaan Modul ke: 01 KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id AGENDA 1. Pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T MANAJEMEN PERSEDIAAN Asti Widayanti S.Si M.T Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: TIPE, MANFAAT DAN BIAYA Jenis Persediaan: a. Persediaan bahan mentah. Bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan. b. Persediaan barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang penelitian Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang sangat penting. Dalam perusahaan industri masalah perencanaan, pengaturan serta pengendalian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Persediaan Bahan Baku 2.1.1.1. Pengertian Persediaan Persediaan bahan baku merupakan aktiva perusahaan yang digunakan untuk proses produksi didalam suatu

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengendalian terencana dari suatu aktivitas merupakan suatu karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengendalian terencana dari suatu aktivitas merupakan suatu karakteristik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengendalian terencana dari suatu aktivitas merupakan suatu karakteristik dasar industri modern, sebab pada dasarnya pengendalian yang efektif terutama faktor

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN INVESTASI DALAM PERSEDIAAN Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama dari Modal Kerja karena : 1. Jml persediaan paling besar dj dibanding dg Modal Kerja lainnya 2. Aktiva yg selalu dlm keadaan berputar,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Economic Order Quantity Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen PERSEDIAAN Pengertian

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang paling besar dalam harta perusahaan. Persediaan juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang paling besar dalam harta perusahaan. Persediaan juga memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan pasti bertujuan untuk menghasilkan laba optimal agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan, serta mengembangkan usahanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada Perusahaan Roti Roterdam Malang. Berdasarkan hasil analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada Perusahaan Roti Roterdam Malang. Berdasarkan hasil analisis 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian Indah (2004) dengan judul penelitian yaitu: Efisiensi perencanaan bahan baku dalam usaha untuk mencapai efisiensi tingkat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dengan berlandaskan teori mengenai pengelolaan persediaan bahan baku maka dapat dikatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi yang berupa informasi yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer keuangan, manajer

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian intern persediaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Persediaan Ristono (28) menyatakan bahwa persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia usaha mengalami perkembangan yang sangat signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia usaha mengalami perkembangan yang sangat signifikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia usaha mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Ini menjadi tantangan bagi dunia usaha, baik yang akan merintis ataupun yang masih bertahan dengan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM Mengapa Perusahaan Mempunyai Persediaan? Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi ketidaksempurnaan pasar. Contoh: Jika perusahaan membutuhkan bahan mentah untuk proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris, pengendalian persediaan merupakan fungsi-fungsi yang sangat penting, karena dalam persediaan melibatkan Investasi rupiah terbesarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap kemajuan teknologi dan meningkatnya aktivitas manusia dalam sektor industri tentunya akan menimbulkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Adanya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah adalah 1 Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) proses dan struktur yang tertata secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan perusahaan

Lebih terperinci

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4 Manajemen Produksi dan Operasi Inventory M-4 1 2 PENGERTIAN PERSEDIAAN Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam situasi perekonomian yang masih dilanda krisis ekonomi seperti di Indonesia ini, maka setiap perusahaan harus dapat menentukan strategi operasi perusahaannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Semua jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki persediaan sebagai aktiva lancar. Persediaan bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PENGERTIAN Persediaan : - Segala sesuatu/sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan - Sekumpulan produk phisikal pada berbagai tahap proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sediaan 1 pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia saat ini giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia saat ini giat melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia saat ini giat melaksanakan pembangunan di segala bidang, terutama di bidang ekonomi sebagai persiapan dalam memasuki

Lebih terperinci

Nama : Mutiara Dey NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE.,MM,

Nama : Mutiara Dey NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE.,MM, PERBANDINGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) DAN JIT (JUST IN TIME) TERHADAP EFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN PADA KOVEKSI RANTI Nama : Mutiara Dey NPM : 21209532 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi terdapat perubahan kebutuhan harga Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen MENENTUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah BAB I PENAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah berkembang dengan pesat, seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini dihadapkan pada era

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini dihadapkan pada era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini dihadapkan pada era perdagangan bebas dan globalisasi dunia usaha. Adanya globalisasi dapat dilihat dengan tumbuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula perusahaan lokal yang harus gulung tikar karena sudah tidak mampu lagi untuk beroperasi.

Lebih terperinci

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

INVENTORY. (Manajemen Persediaan) INVENTORY (Manajemen Persediaan) Pendahuluan Yaitu: Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan Sekumpulan produk phisikal pada berbagai

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara MANAJEMEN PERSEDIAAN ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan keunggulan kompetatif

Lebih terperinci

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena kekurangan/kelebihan persediaan akan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Manajemen Investasi dan Pasokan Julius Nursyamsi MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan produk Persediaan dikelompokan : 1. Bahan baku 2.

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah persediaan merupakan salah satu masalah penting yang harus diselesaikan oleh perusahaan. Salah satu upaya dalam mengantisipasi masalah persediaan ini adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka melaksanakan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka melaksanakan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka melaksanakan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan rakyat, sektor yang memegang peranan penting setelah sektor pertanian adalah sektor manufaktur. Tetapi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBELIAN DAN PEMAKAIAN BAHAN MANUFAKTUR DAN BUKAN MANUFAKTUR. Dr. Kartika Sari. Universitas Gunadarma

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBELIAN DAN PEMAKAIAN BAHAN MANUFAKTUR DAN BUKAN MANUFAKTUR. Dr. Kartika Sari. Universitas Gunadarma KOMP. PERANGGARAN 2 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBELIAN DAN PEMAKAIAN BAHAN MANUFAKTUR DAN BUKAN MANUFAKTUR Dr. Kartika Sari Universitas Gunadarma Materi 1-1 Anggaran Bahan dan Komponen Suku Cadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan perekonomian berkembang begitu pesatnya, sehingga tercipta lingkungan yang kompetitif dalam segala bidang usaha, persaingan di bidang industri semakin

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Deskriptif yaitu menganalisa, mengendalikan dan mendiskripsikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Produksi, diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pengadaan persediaan barang merupakan investasi yang cukup besar dalam suatu perusahaan, dimana persediaan sangat rentan terhadap pencurian, penurunan harga, dan kerusakan. Oleh karena itu, tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari oleh pihak manapun. Dengan adanya globalisasi yang didukung oleh kemampuan teknologi yang sangat pesat, akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah 32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis dan metode digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA APLIKASI JUST IN TIME (JIT) PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA 1. Pengertian Metode Just In Time (JIT) Manufaktur JIT adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

MANAJEMEN PERSEDIAAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 MANAJEMEN PERSEDIAAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Biaya Persediaan Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam membangun keunggulan kompetitif perusahaan dalam jangka panjang.

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan

Manajemen Persediaan Manajemen Persediaan 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 A B C 20 40 60 80 100 100 80 60 40 20 Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Persediaan Pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG KETELA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG KETELA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG KETELA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) (Studi Kasus Di Pabrik Kerupuk UD Surya Manalagi Kabupaten Kediri) Bahan baku menjadi hal yang harus dijaga

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Penerapan Sistem Tepat Waktu (Just In Time) pada Sistem Produksi dengan Kinerja Non Keuangan

Hubungan Tingkat Penerapan Sistem Tepat Waktu (Just In Time) pada Sistem Produksi dengan Kinerja Non Keuangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa dekade akhir ini banyak organisasi perusahaan telah melakukan investasi pada teknologi-teknologi baru untuk tetap bersaing. Teknologi merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB 13 MANAJEMEN SEDIAAN

BAB 13 MANAJEMEN SEDIAAN BAB 13 MANAJEMEN SEDIAAN 1 Biaya Sediaan Manajemen sediaan merupakan hal yang mendasar dalam membangun keunggulan kompetitif perusahaan dalam jangka panjang. Kualitas, rekayasa produk, harga, kelebihan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN MANAJEMEN PIUTANG DAGANG 1. Faktor yang Mempengaruhi Piutang 1.1 Kenapa Perusahaan Mempunyai Piutang Secara umum, perusahaan akan lebih suka untuk menjual dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi memerlukan pengelolaan yang baik terhadap seluruh kegiatan atau fungsi yang kegiatannya ada dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama dan Tahun Penelitian : Fifi Irmalinda (2004) Judul Penelitian : Perencanaan dan Pengawasan Persediaan pada PT. Samafitro Perwakilan Medan Perumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Persedian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Persedian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan. 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Persedian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan. Persediaan merupakan sumber daya yang disimpan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.

Lebih terperinci