BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG"

Transkripsi

1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG Akuntabilitas Kinerja dalam LKj Provinsi Lampung tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari RPJMD, Renstra SKPD, RKPD ataupun RKT dan Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Lampung. Dalam pelaksanaan pembangunan Pemerintah Provinsi Lampung sebagaimana fungsi actuating, dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga sampai pada saat pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen pendukungnya. Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggungjawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program dan sasaran yang prosesnya adalah sejauh mana ketiga komponentersebut dilaksanakan selaras dan sinergi dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat. Piranti pengukurannya berupa Pengukuran Kinerja (atau sebelum Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 disebut dengan Pengukuran PencapaianSasaran untuk mengukur sasaran). Adapun pengukuran kinerja dilakukan dengan caramembandingkan target setiap Indikator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah kinerja (performance gap). Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja di masa yang akan datang (performance improvement). Dalam hal ini, laporan kinerja pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiapinstansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukandalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi sertapengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukurankinerja (Permenpan No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah). BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 83

2 Dalam memberikan klasifikasi penilaiantingkat capaian kinerja setiap sasaran berpedoman pada Permendagri No. 54 tahun 2010 dengan menggunakan skala penilaian terhadap kinerja pemerintahdibagi 4 (empat) kategori dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.1 Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2015 No. Interval Nilai Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja Kode Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sumber: Permendagri No. 54 Tahun CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2015 Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan akan dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Kriteria penilaian yang diuraikan dalam tabel 3.2 selanjutnya akan dipergunakan untuk mengukur kinerja Pemda Lampung untuk tahun Pencapaian IKU Gubernur tahun 2015 secara ringkas ditunjukkan oleh tabel berikut ini: Tabel 3.2 Tabel Pencapaian IKU Gubernur Tahun Target Capaian Capaian Akhir s/d 2015 No Indikator % 2014 Target Realisasi RPJMD terhadap Realisasi (2019) Pertumbuhan 5,08 6,00-6,35 5,13 85,50 7,00-7,50 73,29 Ekonomi 2 Indeks Gini 0,35 0, ,32 93,93 3 PDRB atas dasar harga berlaku ,30 103, ,36 4 PDRB atas dasar ,80 98, ,10,54 harga konstan 5 PDRB per kapita 28,78 30,63 31,19 101,83 39,45 79,06 (berlaku) 6 Laju pertumbuhan 3,39 3,69 3,66 99,18 4,48 81,69 sektor pertanian, kehutanan, perikanan 7 Nilai Tukar Petani 104,38 103,53 103,17 99,65 104,84 98,41 (NTP) 8 Nilai Tukar 111,7 113,72 105,86 93,09 114,29 92,62 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 84

3 Nelayan (NTN) 9 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi 83,4 84,1 84, ,20 97,56 10 Laju pertumbuhan 4,51 7,48 7, ,46 100,27 sektor industri pengolahan 11 Laju pertumbuhan 5,98 2 1,98 99,00 5,24 37,79 sektor perdagangan 12 Pertumbuhan ekspor -9, ,4 290,00 6,70 259,70 13 Jumlah koperasi aktif , ,92 14 Jumlah UMKM , ,28 15 Laju pertumbuhan investasi (PMTDB) atas dasar harga berlaku 5,66 9,94 7,24 72,83 14,56 49,73 16 Jumlah wisatawan nusantara , ,29 17 Jumlah wisatawan mancanegara , ,66 18 Pertumbuhan PAD 2,20 2,64 2,55 94,81 14,87 17,15 19 Kemantapan jalan 65,05 65,00 67,02 103,11 85,00 78,85 provinsi 20 Tingkat Sesuai Sesuai Sesuai 99,10 Sesuai 99,10 kesesuaian antara RTRW Provinsi Lampung dengan penataan ruang 21 Kondisi jaringan ,47 irigrasi dan bangunan pelengkap yang terpelihara 22 Pembangunan embung dan bangunan penampungan air lainnya dari kebutuhan yang akan dibangun 23 Tingkat Rumah Tangga yang Memiliki Akses Masyarakat 68,82 68, ,82 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 85

4 Terhadap Air Minum Layak 24 Tingkat Kawasan 2,11 2, Permukiman Kumuh 25 Tingkat Rumah 50,71 50, ,71 Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Lingkungan Sehat 26 Tingkat Rumah 40 39,75 99, ,25 Layak Huni 27 Laju pertumbuhan 2,06 4,20 203,88 2, sektor pertambangan 28 Rasio elektrifikasi 78 74,16 80,46 108,50 83,47 96,39 rumah tangga 29 Angka melek 95, ,88 104, ,92 huruf 30 Angka Partisipasi 111,85 111,9 110,17 98,45 112,08 98,30 Kasar (APK) SD/MI/Paket A 31 APK 95,66 96,05 98,52 102,57 97,62 100,92 SMP/MTS/Paket B 32 Angka Partisipasi 98,20 95,56 92,92 97,24 95,75 97,04 Murni (APM) SD/MI/Paket A 33 APM SMP/MTs/ 78,40 75,50 72,24 95,68 77,10 93,70 Paket B 34 Angka rata-rata 7,48 7,50 7, ,70 97,40 lama sekolah 35 Angka Kelulusan 99, Angka 70, ,06 90, ,06 melanjutkan SMP - SMA 37 Angka ,00 73,33 melanjutkan SMA - PT 38 APK 64, ,06 94, ,70 SMA/SMK/MA/ Paket C 39 APM SMA/SMK/ 62 50,15 80, ,64 MA/Paket C 40 Angka harapan 69,66 69, , ,22 hidup 41 Angka Kematian Bayi (AKB) per 5, ,88 184, ,67 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 86

5 1000 lahir hidup 42 Angka Kematian ,46 172, ,11 Ibu (AKI) per kelahiran hidup 43 Prevalensi Balita 18,8 18,44 15,64 117,90 17,00 169,11 Kurang Gizi 44 Angka Penemuan ,29 Kasus TB (semua tipe yg dilaporkan)/case Notification Rate) 45 Angka Kesakitan 0,40 0,35 0,43 77,14 0,10 (-)230,00 Positif Malaria (API) 46 Prevalensi HIV 0,04 0,49 0,01 198,58 0,49 198,58 AIDS per 100 penduduk usia > dari 15 tahun 47 Angka Kesakitan 16, ,51 122, ,28 DBD 48 Cagar budaya dan ,24 aset daerah yang bernilai budaya yang diperlihara 49 Peningkatan ,33 jumlah pengunjung museum 50 Jumlah sanggar , ,46 kesenian 51 Persentase 14,28 13,53 14,35 93,93 11,10 70,72 penduduk miskin 52 Indeks kedalaman 2,23 2,095 2,36 87,39 1,40 31,43 kemiskinan 53 Indeks keparahan 0,51 0,47 0,60 72,34 0,34 23,53 kemiskinan 54 Jumlah PMKS yang , ,56 ditangani 55 Rasio 64,32 52,55 49,57 105,67 46,75 93,97 ketergantungan 56 Tingkat partisipasi 66,99 65,75 65,60 100,23 66,46 101,29 angkatan kerja 57 Tingkat 4,79 5,29 5,42 92,24 4,17 70,02 pengangguran terbuka 58 Penempatan ,00 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 87

6 transmigrasi ke luar Lampung 59 Fasilitas yang dibangun di kawasan KTM sebagai embrio pusat pertumbuhan ekonomi baru 60 Jumlah SKPD Provinsi yang mengimplementas ikan anggaran responsif gender 61 Perempuan keluarga miskin pedesaan 62 Jumlah Kab/Kota layak anak se- Provinsi Lampung 63 Penanganan kasus perempuan dan anak 64 Peringkat pekan olahraga prestasi nasional 65 Kelompok pemuda yang dilatih sebagai kader kewirausahaan 66 Rasio tempat peribadatan per jumlah penduduk 67 Jumlah Rumusan Kebijakan (policy paper) pembangunan daerah yang aplikatif 68 Jumlah Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung yang telah melakukan sinkronisasi dan koordinasi ,6 5,45 151,3 36, kelom pok , , , , , ,14 1:291 1 : ,31 1:303 96, , ,3 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 88

7 Roadmap Sida 69 Kelas status mutu sungai utama dan waduk besar 70 Jumlah perusahaan yang menjadi peserta PROFER 71 Tingkat pencemaran air 72 Luas rehabilitasi hutan dan lahan termasuk mangrove 73 Jumlah Raperda dan Pergub yang dihasilkan 74 Penyelesaian Kasus Tanah 75 Hasil Evaluasi Kinerja Pemerintah Provinsi Lampung 76 Hasil evaluasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) 77 Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah 78 Persentase Hasil Audit APIP yang Terselesaikan 79 Persentase Penurunan Pelanggaran Terhadap Standar Atas Pelaksanaan Tugas SKPD Sesuai Aspek Pembinaan dan Pengawasan D D D 100 B , ,03 32 dan dan dan dan dan dan CC CC CC 100 BB 33,33 Tinggi Tinggi Tinggi 100 Tinggi 100 WTP WTP WTP 100 WTP , (300) BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 89

8 80 Konsistensi antar dokumen perencanaan 81 Indeks kepuasan masyarakat (skala 1-10) ,23 6, ,00 89,00 82 Akreditasi - B B 100 A 50 kelembagaan Badan Diklat 83 Indeks demokrasi 63,13 71,88 71,62 99,63 73,50 97,44 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Catatan: Untuk indikator ke-66, 75, 76, 77 dan 83 merupakan capaian kinerja tahun 2014, karena realisasi kinerja tahun 2015 baru bisa dilihat pada triwulan 3 dan 4 tahun Dari 83 Indikator Kinerja Sasaran yang merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU)Pemerintah Provinsi Lampung pada tahun 2015, 56 indikator menunjukkan capaian 100% atau lebih. Tingkat ketercapaian ini menunjukkan pelaksanaan urusan yang terkait dicapai melalui dukungan penganggaran dan kerja keras seluruh stakeholder dalam mendukung capaian sejumlah indikator tersebut. Untuk sejumlah target IKU Provinsi Lampung yang tingkat pencapaiannya belum mencapai 100% pada tahun 2015, masih diperlukan upaya kinerja yang lebih keras, fokus, dan terarah; dengan pertimbangan sejumlah analisa yang mempengaruhi. Sedangkan, 27 indikator kinerja sasaran yang lainnya memiliki capaian 54,70% sampai dengan 99,65%. Berdasarkan skala nilai peringkat kinerja pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 terdapat 73 indikator menunjukkan capaian sangat tinggi, 5 indikator menunjukkan capaian yang tinggi, 3 indikator dengan capaian sedang dan hanya 2 indikator yang capaiannya masih rendah. Sementara apabila dilihat dalam kerangka triwulan, perbandingan antara rencana dan realisasi kinerja untuk seluruh sasaran dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut: Tabel 3.3 Realisasi dan Capaian Kinerja IKU Gubernur Tahun 2015 Per Triwulan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan 1 Peningkatan pertumbuhan dan kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB Provinsi Lampung Pertumbuhan Ekonomi Target Tahunan Persen 6,00-6,35 Indeks Gini Koefisien 0,33 Triwulan Target Realisasi Persentase Triwulan I 6,00-6,35 4,91 81,83 Triwulan II 6,00-6,35 5,06 84,33 Triwulan III 6,00-6,35 5,22 87,00 Triwulan IV 6,00-6,35 5,33 88,83 Triwulan I 0,33 0,38 115,15 Triwulan II 0,33-115,15 Triwulan III 0,33 0,26 78,78 Triwulan IV 0,33-78,78 PDRB atas dasar harga Juta Rp Triwulan I ,90 23,02 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 90

9 2 Terpenuhinya kebutuhan pangan per kapita masyarakat untuk memenuhi kecukupan energy dan keamanan pangan 3 Meningkatnya pertumbuhan dan kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Provinsi Lampung 4 Meningkatnya pertumbuhan dan kontribusi sektor perdagangan pada PDRB Provinsi 5 Meningkatnya peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian daerah berlaku Triwulan II ,30 24,11 Triwulan III ,90 25,33 Triwulan IV ,10 23,39 PDRB atas dasar harga konstan PDRB per kapita (berlaku) Laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, perikanan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Nelayan (NTN) Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan Laju pertumbuhan sektor perdagangan Juta Rp Juta Rp 30,63 Persen 3,69 Indeks Harga Indeks Harga 125,64 113,72 Persen 84,1 Persen 7,48 Persen 2 Pertumbuhan ekspor Persen 6 Jumlah koperasi aktif Unit Jumlah UMKM UMKM Triwulan I ,90 19,85 Triwulan II ,30 20,68 Triwulan III ,00 21,37 Triwulan IV ,70 19,58 Triwulan I 30,63 7,49 24,45 Triwulan II 30,63 7,85 25,63 Triwulan III 30,63 8,24 26,90 Triwulan IV 30,63 7,61 24,84 Triwulan I 3,69 1,76 47,70 Triwulan II 3,69 7,96 215,72 Triwulan III 3,69 3,20 86,73 Triwulan IV 3,69 1,23 33,33 Triwulan I 125,64 102,90 81,90 Triwulan II 125,64 102,00 81,18 Triwulan III 125,64 103,77 82,59 Triwulan IV 125,64 103,99 82,77 Triwulan I 113,72 106,81 93,92 Triwulan II 113,72 106,40 93,56 Triwulan III 113,72 106,03 93,24 Triwulan IV 113,72 104,21 91,64 Triwulan I 83,40 83, Triwulan II 83,40 83, Triwulan III 83,40 83, Triwulan IV 84,10 84, Triwulan I 7,48 6,75 90,24 Triwulan II 7,48 7,77 103,87 Triwulan III 7,48 8,34 111,48 Triwulan IV 7,48 7,00 93,58 Triwulan I 2 5,32 266,00 Triwulan II 2 (1,19) (59,50) Triwulan III 2 0,23 11,50 Triwulan IV 2 3,94 197,00 Triwulan I 6 2,96 49,33 Triwulan II 6 2,61 43,50 Triwulan III 6 0,83 13,83 Triwulan IV 6 (0,14) 2,33 Triwulan I ,93 Triwulan II ,75 Triwulan III ,26 Triwulan IV ,90 Triwulan I ,70 Triwulan II ,93 Triwulan III ,61 Triwulan IV ,02 Triwulan I 9,94 5,87 59,05 Peningkatan kontribusi penanaman modal Laju pertumbuhan 6 Triwulan II 9,94 6,41 64,48 (investasi) terhadap investasi (PMTDB) atas Persen 9,94 Triwulan III 9,94 8,23 82,79 perekonomian daerah dasar harga berlaku Triwulan IV 9,94 8,30 83,50 7 Berkembangnya kontribusi Triwulan I ,19 pariwisata pada Jumlah wisatawan Triwulan II ,19 perekonomian daerah nusantara Triwulan III ,19 Triwulan IV ,19 Triwulan I ,35 Jumlah wisatawan Triwulan II ,35 Orang mancanegara Triwulan III ,35 Triwulan IV ,35 8 Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) 9 Tersediannya infrastruktur/ prasarana dan sarana transportasi yang handal, terintegritas dengan system transportasi nasional untuk mendukung pergerakan orang dan barang Pertumbuhan PAD Persen 2,64 Kemantapan jalan provinsi Persen 65,00 Triwulan I 25 19,15 76,60 Triwulan II 50 44,13 88,26 Triwulan III 75 71,09 94,79 Triwulan IV ,15 95,15 Triwulan I 65,00 65,05 100,08 Triwulan II 65,00 55,26 85,02 Triwulan III 65,00 55,26 85,02 10 Terwujudnya tata ruang wilayah sesuai arah pemanfaatan ruang nasional, provinsi dan Tingkat kesesuaian antara RTRW Provinsi Lampung dengan penataan ruang Sesuai Triwulan IV 65,00 67,02 103,11 Triwulan I 16 0 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 91

10 kabupaten/ kota Triwulan II 44 0 Triwulan III 72 17,17 23,84 Triwulan IV ,10 99,10 11 Tersedianya sumberdaya air yang handal dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (domestik), pertanian (irigasi), industry dan untuk berbagai keperluan lainnya baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang Kondisi jaringan irigrasi dan bangunan pelengkap Pembangunan embung dan bangunan penampungan air lainnya Persen 65 Persen 12 Triwulan I 22,32 5,56 24,91 Triwulan II 51,92 5,56 10,71 Triwulan III 81,32 38,21 46,99 Triwulan IV Triwulan I 11, Triwulan II 47, Triwulan III 73,57 32,85 44,65 Triwulan IV Meningkatkan akses Triwulan I 11, masyarakat terhadap Tingkat Rumah Tangga 12 sarana dan prasarana yang Memiliki Akses Triwulan II 45, Persen 68,82 dasar pemukiman Terhadap Air Minum Triwulan III 72, ,56 (mencakup persampahan, Layak Triwulan IV air bersih, air limbah) Triwulan I 16, Meningkatnya cakupan pelayanan dan kualitas infrastruktur energy dan ketenagalistrikan di Provinsi Lampung 14 Meningkatnya angka melek huruf 15 Tuntasnya wajib belajar 9 tahun 16 Meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat ke jenjang menengah dan tinggi Tingkat Kawasan Permukiman Kumuh Tingkat Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Lingkungan Sehat Tingkat Rumah Layak Huni Laju pertumbuhan sektor pertambangan Rasio elektrifikasi rumah tangga Angka melek huruf Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A Persen 2,11 Persen 50,71 Persen 40 Persen 2,06 Persen 74,16 Persen 96 Persen 111,9 APK SMP/MTS/ Paket B Persen 96,05 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A APM SMP/MTs/ Paket B Angka rata-rata lama sekolah Persen 95,56 Persen 75,50 Persen 7,50 Angka Kelulusan Persen 100 Angka melanjutkan SMP SMA Angka melanjutkan SMA - PT APK SMA/SMK/MA/ Paket C Persen 80 Persen 55 Persen 70 Triwulan II Triwulan III 75 23,38 31,17 Triwulan IV Triwulan I 15, Triwulan II Triwulan III 72,50 19,05 26,28 Triwulan IV Triwulan I 13, Triwulan II 50,83 5,21 10,25 Triwulan III 75,42 31,07 41,19 Triwulan IV ,38 99,38 Triwulan I 2,06 2,87 139,32 Triwulan II 2,06 8,08 392,23 Triwulan III 2,06 6,32 306,79 Triwulan IV 2,06 (0,16) (7,76) Triwulan I 74,16 80,46 108,50 Triwulan II 74,16 80,46 108,50 Triwulan III 74,16 80,46 108,50 Triwulan IV 74,16 80,46 108,50 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 96 99,88 104,04 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 111,90 110,17 98,45 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 96,05 98,52 102,57 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 95,56 92,92 97,24 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 75,50 72,24 95,68 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 7,50 7, Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III 80 72,06 90,01 Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 70 66,06 94,37 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 92

11 17 Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat 18 Terinternalisasinya nilainilai budaya dan kearifan lokal 19 Meningkatnya pelayanan kesejahteraan dan rehabilitasi bagi tuna sosial 20 Meningkatnya kualitas dan perlindungan terhadap tenaga kerja 21 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat transmigrasi dan berkembangnya kawasan transmigrasi APM SMA/SMK/ MA/Paket C Persen 62 Angka harapan hidup Tahun 69,75 Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Ibu (AKI) Prevalensi Balita Kurang Gizi Angka Penemuan Kasus TB (semua tipe yg dilaporkan)/ Case Notification Rate) Angka Kesakitan Positif Malaria (API) Prevalensi HIV AIDS per 100 penduduk usia > dari 15 tahun Angka Kesakitan DBD Cagar budaya dan aset daerah yang bernilai budaya yang diperlihara Peningkatan jumlah pengunjung museum Jumlah sanggar kesenian Persentase penduduk miskin Indeks kedalaman kemiskinan Indeks keparahan kemiskinan Jumlah PMKS yang ditangani Per Lahir Hidup Per Kelahiran Hidup Persen 18,44 Per Penduduk Per Penduduk Persen 0,49 Per Penduduk Persen Sanggar 903 Persen 14,35 Persen 2,095 Persen 0,47 Jiwa Rasio ketergantungan Persen 52,55 Tingkat partisipasi angkatan kerja Tingkat pengangguran terbuka Penempatan transmigrasi ke luar Lampung Fasilitas yang dibangun di kawasan Persen 65,75 Persen 5,29 KK 55 Lembaga Ekonomi Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 62 50,15 80,89 Triwulan I 69, ,36 Triwulan II 69, ,36 Triwulan III 69, ,36 Triwulan IV 69, ,36 Triwulan I 32 4,88 106,25 32 Triwulan II 32 4,88 106,25 Triwulan III 32 4,88 106,25 Triwulan IV 32 4,88 106,25 Triwulan I ,36 169, Triwulan II ,36 169,69 Triwulan III ,36 169,69 Triwulan IV ,36 169,69 Triwulan I 18,44 15,64 115,18 Triwulan II 18,44 15,64 115,18 Triwulan III 18,44 15,64 115,18 Triwulan IV 18,44 15,64 115,18 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I 0,35 0,43 77,14 0,35 Triwulan II 0,35 0,43 77,14 Triwulan III 0,35 0,43 77,14 Triwulan IV 0,35 0,43 77,14 Triwulan I 0,49 0,01 197,96 Triwulan II 0,49 0,01 197,96 Triwulan III 0,49 0,01 197,96 Triwulan IV 0,49 0,01 197,96 Triwulan I 50 38,51 122,98 50 Triwulan II 50 38,51 122,98 Triwulan III 50 38,51 122,98 Triwulan IV 50 38,51 122,98 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV ,71 Triwulan I - - Triwulan II - - Triwulan III - - Triwulan IV 14,35 14,35 93,93 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 2,095 2,357 87,49 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 0,47 0,603 71,70 Triwulan I Triwulan II Triwulan III ,05 Triwulan IV ,05 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 52,55 71,97 63,04 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 65,75 60,65 92,24 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 5,29 5,42 97,54 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 93

12 22 Meningkatnya indeks pembangunan dan kesetaraan gender 23 Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak 24 Meningkatnya peran pemuda dan prestasi olahraga dalam pembangunan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat. 25 Meningkatnya kualitas kehidupan beragama 26 Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan daerah yang efisien dan efektif melalui perumusan kebijakan pembangunan daerah yang berbasis riset, IPTEK dan Inovasi 27 Penurunan beban pencemaran, pengendalian kerusakan lingkungan, serta perlindungan dan konservasi SDA. 28 Peningkatan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim 29 Peningkatan manfaat kawasan hutan Provinsi Lampung dari aspek ekonomis dan ekologis. 30 Terciptanya keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum di masyarakat 31 Meningkatnya kinerja pemerintahan ditandai dengan meningkatnya kepercayaan publik melalui pelayanan prima 32 Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja pelayanan publik KTM sebagai embrio pusat pertumbuhan ekonomi baru Jumlah SKPD Provinsi yang mengimplementasikan anggaran responsif gender Perempuan keluarga miskin pedesaan Jumlah Kab/Kota layak anak se-provinsi Lampung Penanganan kasus perempuan dan anak Peringkat pekan olahraga prestasi nasional Kelompok pemuda yang dilatih sebagai kader kewirausahaan Rasio tempat peribadatan per jumlah penduduk Jumlah rumusan kebijakan (policy paper) pembangunan daerah yang aplikatif Jumlah Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung yang telah melakukan sinkronisasi dan koordinasi Roadmap Sida Kelas status mutu sungai utama dan waduk besar Jumlah perusahaan yang menjadi peserta PROFER Menurunnya tingkat pencemaran air Luas rehabilitasi hutan dan lahan termasuk mangrove Jumlah Raperda dan Pergub yang dihasilkan Penyelesaian Kasus Tanah Hasil Evaluasi Kinerja Pemerintah Provinsi Lampung Hasil evaluasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah Persen 13,6 Orang 450 Kab/Kota 1 Kasus 75 Peringkat 8 Kelompok 35 Tempat Ibadah : Orang Policy paper 1:291 9 Kab/Kota 4 Status Perusahaa n Titik pantau D Hektar Raperda dan Pergub Kasus/ Tahun Nilai Status Opini 10 dan 40 6 CC Tinggi WTP Triwulan III Triwulan IV Triwulan I 13,6 5,45 151,3 Triwulan II 13,6 5,45 151,3 Triwulan III 13,6 5,45 151,3 Triwulan IV 13,6 5,45 151,3 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I - - Triwulan II - - Triwulan III - - Triwulan IV ,7 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I ,14 Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I 1:291 1: Triwulan II 1:291 1: Triwulan III 1:291 1: Triwulan IV 1:291 1: Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I ,67 Triwulan II ,33 Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I - Triwulan II - Triwulan III - Triwulan IV , ,80 Triwulan I 0 & 10 0 & & 200 Triwulan II 0 & 10 0 & & 170 Triwulan III 2 & 10 2 & & 130 Triwulan IV 8 & 10 9 & & 160 Triwulan I Triwulan II ,67 Triwulan III ,67 Triwulan IV ,00 Triwulan I CC Triwulan II CC Triwulan III CC CC 100 Triwulan IV CC CC 100 Triwulan I Tinggi Triwulan II Tinggi Triwulan III Tinggi Tinggi 100 Triwulan IV Tinggi Tinggi 100 Triwulan I WTP Triwulan II WTP WTP 100 Triwulan III WTP WTP 100 Triwulan IV WTP WTP Terwujudnya Persentse Hasil APIP Persen 50 Triwulan I BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 94

13 pemerintahan yang bersih dan bebas KKN 34 Meningkatnya kinerja pelayanan publik yang memuaskan masyarakat dan kualitas pelayanan yang merata 35 Meningkatnya kualitas kehidupan berdemokrasi dengan proses demokrasi yang menghargai kebebasan, persamaan, keadilan dalam kerangka supremasi hukum. yang Terselesaikan Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Persentase Penurunan Pelanggaran Terhadap Standar Atas Pelaksanaan Tugas SKPD Sesuai Aspek Pembinaan dan Pengawasan Konsistensi antar dokumen perencanaan Indeks kepuasan masyarakat (skala 1-10) Akreditasi kelembagaan Badan Diklat Persen 50 Persen 100 Indeks 6,23 Kategori Indeks demokrasi Skala 71,88 Triwulan I - Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 B Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I 6,23 6, Triwulan II 6,23 6, Triwulan III 6,23 6, Triwulan IV 6,23 6, Triwulan I B Triwulan II B Triwulan III B Triwulan IV B B 100 Triwulan II - Triwulan III 71,88 71,62 99,63 Triwulan IV 71,88 71,62 99,63 Beberapa IKU yang diuraikan di atas, penetapan target dan pengukuran realisasi triwulan dilakukan dengan menggunakan proxy indicator karena karakter indicator yang spesifik, termasuk tentang metode pengukuran indikator. Indikator yang dimaksud dan penjelasan mengapa dipergunakan proxy indicator adalah sebagaiberikut: 1. Sebagian indikator merupakan indikator pada level outcome, dimana pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan, belum tentu akan berkontribusi pada pencapaian target kinerja IKU secara langsung, seperti IKU yang pertama. 2. Sebagian indikator mempergunakan data yang dihasilkan oleh pengukuran secara periodik oleh lembaga di luar SKPD di lingkungan Provinsi Lampung, yang biasanya dilakukan sekali atau dua kali dalam setahun. Indikator yang masuk dalam kategori ini adalah Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Gini, PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga konstan, PDRB per kapita (berlaku), Laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, perikanan, Nilai Tukar Petani (NTP), Nilai Tukar Nelayan (NTN), Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan, Laju pertumbuhan sektor perdagangan, Pertumbuhan ekspor, Laju pertumbuhan investasi (PMTDB) atas dasar harga berlaku, Laju pertumbuhan sektor pertambangan, Angka Melek Huruf, Angka Harapan Hidup, Jumlah penduduk miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan, Indeks Keparahan Kemiskinan, Rasio Ketergantungan, Tingkat partisipasi angkatan kerja, Tingkat pengangguran terbuka, Rasio tempat peribadatan per jumlah BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 95

14 penduduk, Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Hasil Evaluasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), Opini Pemeriksaan BPK, Indeks kepuasan masyarakat dan Indeks demokrasi. Proxy indicator yang dipakai adalah pencapaian indikator yang menjadi penyumbang IKU. Pencapaian kinerja tahun 2015 dibandingkan dengan target kinerjanya, Target RPJMD dan Perjanjian Kinerja Tahun 2016, ditunjukkan tabel 3.4 berikut ini. Tabel 3.4 Kinerja dan Realisasi Pencapaian IKU Tahun 2015 No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Strategis Target Capaian Realisasi PK (RPJMD) Peningkatan Pertumbuhan Pertumbuhan Ekonomi Persen 6,00-6,35 5,13 85,50 6,35-6,50 6,35-6,50 dan kontribu si terhadap PDRB Provinsi Indeks Gini Koefisien 0,33 0, ,33 0,33 Lampung PDRB atas dasar harga berlaku Juta Rp ,30 103, PDRB atas dasar harga konstan Juta Rp ,80 98, PDRB per kapita (berlaku) Juta Rp 30,63 31,19 101,83 32,82 32,82 Laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, perikanan Persen 3,69 3,66 99,18 4,16 4,16 Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks Harga 103,53 103,17 99,65 103,84 103,84 2 Terpenuhinya kebutuhan pangan per kapita masyarakat untuk memenuhi kecukupan energi 3 Mening katnya pertumbuhan dan kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Provinsi Lampung 4 Meningkatnya pertumbuhan dan kontribusi sektor perdagangan pada PDRB Provinsi 5 Meningkatnya peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian daerah 6 Peningkatan kontribu si pena naman modal (investasi) terhadap perekonomian daerah 7 Berkembangnya kontribu-si Nilai Tukar Nelayan (NTN) Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan Indeks Harga 113,72 105,86 93,09 113,86 113,86 Persen 84,1 84, ,2 86,2 Persen 7,48 7, ,44 7,44 Laju pertumbuhan sektor perdagangan Persen 2 1,98 99,00 4,40 4,40 Pertumbuhan ekspor Jumlah koperasi aktif Persen 6 17,4 290,00 6,25 6,25 Unit , Jumlah UMKM UMKM , Laju pertumbuhan investasi (PMTB) atas dasar harga berlaku Persen 9,94 7,24 72,83 10,94 10,94 Jumlah wisatawan nusantara Orang , Jumlah wisatawan Orang , BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 96

15 pariwi-sata pada perekonomian daerah 8 Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) mancanegara Pertumbuhan PAD Persen 2,64 2,55 94,81 3,23 3,23 9 Tersedianya infra-struktur/ prasarana dan sarana transpor-tasi yang handal, terintegrasi dengan system transpor-tasi nasional untuk mendu-kung pergera-kan orang dan barang 10 Terwujudnya Tata Ruang Wilayah Sesuai Arah Pemanfaatan Ruang Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kot a 11 Tersedianya sumberdaya air yang handal dan berkualitas untuk memenuhi kebutu-han rumah tangga (domes-tik), pertanian (irigasi), industry dan untuk berbagai keperlu-an lainnya baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang 12 Mening-katkan akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman (menca-kup persampa-han, air bersih, air limbah) Kemantapan jalan provinsi Tingkat kesesuaian antara RTRW Provinsi Lampung dengan penataan ruang Kondisi jaringan irigrasi dan bangunan pelengkap yang terpelihara Pembangunan embung dan bangunan penampungan air lainnya dari kebutuhan yang akan dibangun Tingkat Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Air Minum Layak Tingkat Kawasan Permukiman Kumuh Tingkat Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Lingkungan yang Sehat Tingkat Rumah Layak Huni Persen 65,00 67,02 103,11 70,00 70,00 Sesuai Sesuai 99,10 Sesuai Sesuai Persen Persen Persen 68,82 68, ,34 74,34 Persen 2,11 2, ,93 1,93 Persen 50,71 50, ,86 62,86 Persen 40 39,75 99, Mening- katnya cakupan pelaya-nan dan kualitas infrastruktur energy dan ketenagalistrikan di Provinsi Lampung dari 72% menjadi 78% di akhir tahun Mening-katnya angka melek huruf 15 Tuntas-nya wajib belajar 9 tahun Laju pertumbuhan sektor pertambangan Rasio elektrifikasi rumah tangga Persen 2,06 4,20 203,88 2,16 2,16 Persen 74,16 80,46 108,50 76,38 76,38 Angka melek huruf Persen 96,00 99,88 104,04 96,50 96,50 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A Persen 111,9 110,17 98,45 111,94 111,94 APK SMP/MTS/ Paket B Persen 96,05 95,66 99,59 96,45 96,45 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Persen 95,56 92,92 97,24 95,61 95,61 APM SMP/MTs/ Paket B Persen 75,50 72,24 95,68 75,90 75,90 Angka rata-rata lama Persen 7,50 7,20 96,00 7,55 7,55 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 97

16 16 Meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat ke jenjang mene-ngah dan tinggi 17 Mening-katnya akses dan mutu pelaya-nan keseha-tan terutama untuk keseha-tan ibu dan anak 18 Terinter-nalisa sinya nilai-nilai budaya dan kearifan lokal 19 Mening-katnya pelaya-nan kesejahteraan dan rehabilitasi bagi tuna sosial 20 Mening-katnya kualitas dan perlindu-ngan terhadap tenaga kerja 21 Mening-katnya kesejahteraan masyara-kat transmi-grasi dan berkembang nya kawasan transmi-grasi 22 Mening-katnya indeks pembangunan dan kesetara-an gender 23 Mening-katnya peran pemuda dan prestasi olahraga dalam pembangunan kualitas hidup dan kehidu-pan masyara-kat. 24 Mening-katnya kualitas kehidupan beraga-ma 25 Meningkatnya penyelenggara an sekolah Angka Kelulusan Persen Angka melanjutkan SMP - PT Persen 80 79,23 99,04 85,00 85,00 Angka melanjutkan SMA - PT Persen ,02 60,00 60,00 APK SMA/SMK/MA/ Paket C Persen 70 66,06 102, APM SMA/SMK/ MA/Paket C Persen 62 50,15 103, Angka harapan hidup Tahun 69, ,36 69,85 69,85 Angka Kematian Bayi (AKB) Per Lahir 32 4,88 184, Hidup Angka Kematian Ibu (AKI) Per Kelahiran ,46 172, Hidup Prevalensi Balita Kurang Gizi Persen 18,44 15,64 115,18 18,08 18,08 Angka Penemuan Kasus TB (semua tipe yg dilaporkan)/ Case Notification Rate) Angka Kesakitan Positif Malaria (API) Prevalensi HIV AIDS per 100 penduduk usia > dari 15 tahun Per Penduduk Per Pddk ,35 0,43 77,14 0,30 0,30 Persen 0,49 0,01 198,58 0,49 0,49 Angka Kesakitan DBD Per Pddk 50 38,51 122, Cagar budaya dan aset daerah yang bernilai budaya yang diperlihara Peningkatan jumlah pengunjung museum Jumlah sanggar kesenian Sanggar , Persentase penduduk miskin Persen 13,53 14,35 93,93 12,93 70,72 Indeks kedalaman kemiskinan Persen 2,095 2,36 87,61 1,90 1,90 Indeks keparahan kemiskinan Persen 0,47 0,38 119,14 0,44 0,44 Jumlah PMKS yang ditangani Jiwa , Rasio ketergantungan Persen 52,55 71,97 63,04 46,51 46,51 Tingkat partisipasi angkatan kerja Persen 65,75 60,65 92,24 65,91 65,91 Tingkat pengangguran terbuka Persen 5,29 5,42 97,54 5,01 5,01 Penempatan transmigrasi ke luar Lampung KK Fasilitas yang dibangun di kawasan KTM sebagai embrio pusat Lembaga pertumbuhan ekonomi Ekonomi baru Jumlah SKPD Provinsi yang mengimplementasikan anggaran responsif gender Perempuan keluarga miskin pedesaan Jumlah Kab/Kota layak anak se-provinsi Lampung Penanganan kasus perempuan dan anak Peringkat pekan olahraga prestasi nasional Kelompok pemuda yang dilatih sebagai kader kewirausahaan Rasio tempat peribadatan per jumlah penduduk Jumlah kajian kebijakan pemerintah daerah berbasis Riset dan Iptek Persen 3,6 14,5 Orang Kab/ Kota 1 0 Kasus Peringkat Kelom pok Tempat Ibadah : Orang Policy Paper , :291 1: ,68 1:294 1: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 98

17 pemerintahan daerah yng efisien dn efektif melalui perumusan kebijakan pembangunan daerah yang berbasis Riset, IPTEK dan Inovasi yang dimanfaatkan Jumlah Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung yang telah melakukan sinkronisasi dan koordinasi Roadmap Sida Kab/Kota Penurunan beban pencemaran, pengendalian kerusa-kan lingkungan, serta perlindungan dan konservasi SDA. 27 Peningkatan upaya adaptasi dan mitigasi peruba-han iklim 28 Peningkatan manfaat kawasan hutan Provinsi Lampung dan aspek ekonomis dan ekologis. 29 Tercipta-nya keadilan, kepastian dan keman-faatan hukum di masyara-kat 30 Mening-katnya kinerja pemerin-tahan ditandai dengan mening-katnya keper-cayaan publik melalui pelaya-nan prima 31 Mening-katnya kapasitas dan akunta-bilitas kinerja pelayanan publik 32 Terwu-judnya pemerin-tahan yang bersih dan bebas KKN 33 Mening-katnya kinerja pelayanan publik yang memuas-kan masyara-kat dan kualitas pelaya-nan yang merata 34 Mening-katnya kualitas kehidupan berdemokrasi dengan proses demokrasi yang menghargai kebeba-san, persama-an, keadilan dalam kerangka suprema-si hukum. Kelas status mutu sungai utama dan waduk besar Jumlah perusahaan yang menjadi peserta PROFER Menurunnya tingkat pencemaran air Luas rehabilitasi hutan dan lahan termasuk mangrove Jumlah Raperda dan Pergub yang dihasilkan Penyelesaian Kasus Tanah Hasil Evaluasi Kinerja Pemerintah Provinsi Lampung Hasil evaluasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah Status D D 100 C C Perusa haan Persen Hektar , Raper da dan Pergub Kasus/ Tahun 10 dan dan dan dan dan Nilai CC CC 100 CC CC Tinggi Tinggi Tinggi 100 Tinggi Tinggi Opini WTP WTP 100 WTP WTP Persentase Hasil Audit APIP yang Terselesaikan Persen Persentase Penurunan Pelanggaran Terhadap Standar Atas Pelaksanaan Tugas SKPD Sesuai Aspek Pembinaan dan Pengawasan Persen Konsistensi antar dokumen perencanaan Persen Indeks kepuasan masyarakat (skala 1-10) Skala 6,23 6, ,40 6,40 Akreditasi kelembagaan Badan Diklat B B 100 B B Indeks demokrasi Skala 71,88 71,62 99,63 72,00 72,00 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 99

18 3.2 EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Bagian ini akan menguraikan evaluasi dan analisis capaian kinerja yang menjelaskan capaian kinerja secara umum sebagaimana sudah diuraikan dalam subbab sebelumnya. Penyajian untuk sub bab ini akan disajikan per sasaran strategis. Beberapa sasaran strategis yang terkait digabungkan menjadi satu dalam analisis ini. 1. Sasaran Peningkatan Pertumbuhan dan Kontribusi Terhadap PDRB Provinsi Lampung Tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketimpangan pembangunan daerah yang dijabarkan dalam sasaran peningkatan pertumbuhan dan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Provinsi Lampung didukung 8 (delapan) indikator sebagaimana tabel 3.5 berikut : Tabel 3.5 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Peningkatan pertumbuhan dan kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB Provinsi Lampung 2015 Target Capaian Akhir s/d 2015 No Indikator Capaian 2014 % Target Realisasi RPJMD terhadap Realisasi (2019) Pertumbuhan 5,08 6,00-6,35 5,13 85,50 7,00-7,50 73,29 Ekonomi 2 Indeks Gini 0,35 0,33 0, ,32 96,87 3 PDRB atas dasar harga berlaku ,30 103, ,36 4 PDRB atas dasar harga konstan , ,80 98, ,10 5 PDRB per kapita 28,78 30,63 31,19 101,83 39,45 79,06 (berlaku) 6 Laju 3,39 3,69 3,66 99,18 4,48 26,56 pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, perikanan 7 Nilai Tukar 103,16 103,53 103,17 99,65 104,84 98,41 Petani (NTP) 8 Nilai Tukar Nelayan (NTN) 111,7 113,72 105,86 93,09 114,29 92,62 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Pertumbuhan ekonomi Lampung tahun 2015 cukup menggembirakan meskipun terjadi perlambatan ekonomi global dan nasional. Ekonomi Lampung tahun 2015 tumbuh 5,13 persen menguat dibanding tahun 2014 sebesar 5,08 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 100

19 persen dan diatas angka pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 4,73% dan secara spasial berada pada posisi ke empat(4) di Sumatera setelah Kepualauan Riau, Sumatera Barat dan Bengkulu. Grafik 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi-Provinsi se Sumatera Tahun 2015 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan serta Informasi dan Komunikasi sebesar 11,67 persen dan 10,84 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Luar Negeri sebesar 17,40 persen, diikuti oleh pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 13,06 persen dan pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 7,05 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh konsumsi rumah tangga, seiring dengan terjaganya daya beli masyarakat dan terkendalinya inflasi. Investasi juga tumbuh moderat, meskipun ekspor luar negeri Lampung mengalami penurunan dan impor juga mengalami kontraksi. Penurunan ekspor disebabkan oleh perlambatan ekonomi Negara-negara tujuan ekspor. Perekonomian Lampung tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp ,30 Juta dan PDRB perkapita mencapai 31,19 juta. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 101

20 Ekonomi Lampung triwulan IV tahun 2015 bila dibandingkan triwulan IV tahun 2014 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,33 persen menguat bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4, 69 persen. Ekonomi Lampung triwulan IV tahun 2015 mengalami kontraksi 8,38 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek musiman pada lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang mengalami kontraksi 28,81 persen. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh penurunan ekspor luar negeri dan pengeluaran konsumsi rumah tangga. Laju pertumbuhan sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan tahun 2015 sebesar 3,66 persen meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 3.39 persen. Grafik 3.2 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung, Sumatera dan Nasional ,43 6,49 6,19 6,53 6,26 5,82 5,97 5,73 5,27 5,06 5,08 5,13 4,66 4,79 4 Nasional 3 Sumatera 2 Lampung Sumber : Badan Pusat Statistik, Salah satu indikator yang menjadi penanda ketimpangan pendapatan adalah indeks gini. Besarnya Indeks Gini berkisar antara 0 dan 1. Semakin mendekati 0 artinya distribusi pendapatan semakin merata. Sebaliknya, semakin mendekati 1 artinya distribusi pendapatan semakin tidak merata. Penurunan indeks gini yang berhasil dicapai tahun 2015 mencapai 100% dari target 0,33 atau memiliki capaian sangat tinggi. Dibandingkan dengan target akhir RPJMD, capaian ini mencapai 97,87% dari target indeks gini sebesar 0,32. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 102

21 Apabila dilihat dari sisi disparitas pendapatan penduduk di Provinsi Lampung dilihat dari angka Indeks Gini Rasio, ketimpangan pendapatan semakin rendah dari 0,36 pada tahun 2013 menjadi 0,33 pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa angka kesenjangan pendapatan semakin mengecil (pendapatan masyarakat semakin merata). Grafik 3.3 Indeks Gini Provinsi Lampung Tahun Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, Capaian nilai tukar petani (NTP) tahun 2015 sebesar 99,65% dari yang ditargetkan sebesar 103,53 mampu terealisasi sebesar 103,17. Hal ini menunjukkan bahwa capaian kinerja masuk kategori sangat tinggi dan mampu menyumbang sebesar 98,41% pada capaian target RPJMD NTP merupakan indikator outcome penting untuk menilai keberhasilan pelaksanaan pembangunan pertanian dan ketahanan pangan di daerah. Dalam rangka mewujudkan target peningkatan produksi 1 juta ton GKG pada tahun 2016, maka pada tahun 2015 telah dilakukan : a. Gerakan pengembangan pengelolaan tanaman terpadu (GP-PTT) seluas Ha b. Bantuan Alat Pembuat Pupuk Organik (APPO) sebanyak 8 unit. c. Bantuan alat dan mesin pertanian berupa transplanter 10 unit, pengadaan pompa air 40 unit, pengadaan pompa air 10 unit; kemudian Perluasan lahan sawah Ha dan perkuatan kelembagaan petani dan akses pasar. Selain itu pula untuk mewujudkan swasembada daging, melalui program inseminasi buatan (IB) bagi akseptor dan pelarangan pemotongan betina produktif serta peningkatan pelayanan kesehatan hewan dalam rangka BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 103

22 pencanangan bebas rabies di Pulau Pisang dan Tabuhan. Perkembangan angka NTP di Provinsi Lampung tahun disajikan pada Grafik 3.4 di bawah. Grafik 3.4 Capaian Nilai Tukar Petani Provinsi Lampung Tahun NTP ,48 125,41 124,53 131,96 103, NTP Sumber : BPS Lampung, Maret 2015 Pada grafik di atas terlihat bahwa nilai NTP di Provinsi Lampung cenderung meningkat selama 4 tahun terakhir. Peningkatan nilai NTP tersebut sangat menggembirakan, karena hal itu mencerminkan bahwa kemajuan pembangunan pertanian di Provinsi Lampung berdampak langsung terhadap peningkatan daya beli atau daya tawar petani. 2. Sasaran Terpenuhinya Kebutuhan Pangan Per Kapita Masyarakat Untuk Memenuhi Kecukupan Energi dan Keamanan Pangan Tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketimpangan pembangunan daerah yang dijabarkan dalam sasaran terpenuhinya kebutuhan pangan per kapita masyarkat untuk memenuhi kecukupan energi dan keamanan pangan didukung oleh indikator Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi sebagaimana tabel 3.6 berikut : Tabel 3.6 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terpenuhinya Kebutuhan Pangan Per Kapita Masyarakat Untuk Memenuhi Kecukupan Energi dan Keamanan Pangan 2015 Target Capaian Capaian Akhir s/d 2015 No Indikator % 2014 Target Realisasi RPJMD terhadap Realisasi (2019) 2019 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsums 83,4 84,1 84, ,2 97,56 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 104

23 Untuk tahun 2015, capaian kinerja skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi menunjukkan kinerja yang sangat tinggi (100%). Capaian ini juga menyumbang sebanyak 97,56 % dari target pada akhir RPJMD (2019). Pada tahun 2015, skor PPH meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu skor PPH pada tahun 2015 sebesar 84,1, sedangkan pada tahun 2014 sebesar 83,4. Peningkatan ini lebih diakibatkan oleh peningkatan konsumsi hewani. PPH merupakan susunan beragam pangan yang didasarkan atas proporsi keseimbangan energi dari berbagai kelompok pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi baik dalam jumlah, maupun mutu dengan pertimbangan segi daya terima, ketersediaan pangan, ekonomi budaya dan agama. Mutu konsumsi pangan penduduk dapat dilihat dari skor pangan (dietary score) dan dikenalnya sebagai skor PPH. Semakin tinggi skor PPH, konsumsi pangan semakin berimbang dan seimbang. Pangan yang dikonsumsi secara beragam dalam jumlah cukup dan seimbang akan mampu memenuhi kebutuhan zat gizi. Keanekaragaman pangan tersebut mencakup kelompok : padi padian, umbi umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buah/biji berminyak, kacang kacangan, gula, sayur dan buah, dll. Skor PPH di nilai dengan angka 100. Kegunaan PPH merupakan instrumen sederhana untuk menilai situasi konsumsi pangan penduduk, baik jumlah maupun komposisi pangan menurut jenis pangan yang dinyatakan dalam skor PPH. Skor PPH merupakan indikator mutu gizi dan keragaman konsumsi pangan sehingga dapat digunakan untuk merencanakan kebutuhan konsumsi pangan pada tahun tahun mendatang. Pola Pangan masyarakat Provinsi Lampung masih di dominasi oleh beras/padi-padian, sementara konsumsi umbi-umbian masih dibawah standar, untuk itu perlu ditingkatka kampanye peningkatan pengolahan makanan yang berbahan pangan dari umbu-umbian. Konsumsi pangan yang berasal dari hewani juga masih kurang, masih bisa ditingkatkan mengingat Provinsi Lampung merupakan penghasil ikan dan daging yang cukup besar. Untuk itu gerakan makan ikan atau daging dan telur perlu ditingkatkan, namun yang lebih penting lagi adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena harga produk hewani cukup mahal. Maka perlu dipertimbangan di kegiatan kawasan rumah pangan lestari (KRPL) di kembangkan ternak ayam atau ternak ikan. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 105

24 Tabel 3.7 Indikator Kinerja Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi Tar get Perbandingan Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terpenuhinya Kebutuhan Pangan Per Kapita Masyarakat Untuk Memenuhi Kecukupan Energi dan Keamanan Pangan Tahun Tahun Reali sasi % Tar get Realis asi % Tar get Reali sasi % Targ et Realisa si 89,8 86,5 96,33 91,5 84,3 92,13 93,3 83,4 89,39 84,1 84,1*) 100*) % Keterangan *) Angka sementara Sumber : Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung, Tahun 2015 Dari tabel 3.7 di atas, dapat dilihat bahwa skor PPH konsumsi dari tahun 2012 sampai dengan 2015 menunjukkan trend menurun. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) konsumsi pangan pada tahun 2012 di targetkan 89,8 dan teralisasi 86,5 atau 96,33%, dan pada tahun 2013 ditargetkan 91,5 dan terealisasi 84,3 atau 92,13%, tahun 2014 ditargetkan 93,3 dan terealisasi 83,4 atau 89,39% dan pada tahun 2015 ditargetkan 84,1 dan terealisasi 84,1 (angka sementara) atau 100%. Grafik 3.5 Realisasi Skor Pola Pangan Harapan Provinsi Lampung Tahun Skor PPH 87 86, ,3 84,1 83, Skor PPH Sumber : Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung, 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 106

25 Permasalahan : Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mewujudkan diversifikasi dan ketahanan pangan di Provinsi Lampung pada tahun 2015 adalah : 1. Pendapatan masyarakat masih rendah dibandingkan harga kebutuhan pangan secara umum, sehingga menurunnya daya beli masyarakat disebabkan oleh kenaikan harga pangan daripada masalah ketersediaan sehingga kualitas konsumsi pangan masih rendah, kurang beragam dan masih didominasi pangan sumber karbohidrat, serta masih rendahnya konsumsi protein hewani, umbi-umbian, aneka kacang, serta sayur dan buah; 2. Distribusi pangan yang tidak merata, sarana dan prasaran kurang memadai serta terjadinya bencana alam. 3. Pembinaan dan pemberdayaan kemandirian pangan pada desa rawan pangan dan kelompok rawan pangan dihadapkan pada kendala sarana dan infrastruktur serta kemampuan tenaga pendamping dan penyuluh lapangan. 4. Ketidakstabilan harga dan rendahnya efisiensi sistem pemasaran hasilhasil pangan merupakan kondisi yang kurang kondusif bagi produsen dan konsumen pangan khususnya pada saat panen raya, pada musim paceklik dan hari-hari besar disebabkan karena lemahnya disiplin dan penegakan peraturan untuk menjamin system pemasaran yang adil dan bertanggungjawab, terbatasnya fasilitas perangkat keras dan lunak untuk mendukung transparansi informasi pangan dan terbatasnya kemampuan teknis petugas dan pelaku pemasaran. 5. Konsumsi beras per kapita masih tinggi, hal ini dikarenakan harga pangan pokok bersumberdaya pangan lokal sebagai pengganti beras harganya masih relatif lebih tinggi daripada harga beras, selain itu juga adanya anggapan yang salah dimasyarakat yaitu belum makan kalau belum makan nasi serta masih terbatasnya dukungan sosialisasi, promosi dalam penganekaragaman konsumsi pangan melalui berbagai media 6. Keterbatasan dalam memberikan dukungan program bagi dunia usaha dan asosiasi yang mengembangkan aneka produk olahan pangan lokal. Solusi Dalam upaya tindak lanjut pemecahan masalah/hambatan yang dihadapi dalam peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat di provinsi Lampung dilakukan beberapa hal, yaitu : BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 107

26 1. Peningkatan pengetahuan kelompok wanita tentang pentingnya pemanfaatan pekarangan untuk tambahan gizi keluarga dan untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Dalam pemanfaatan pekarangan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi telah melaksanakan kegiatan optimalisasi pekarangan melalui konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), agar kegiatan ini berjalan secara berkelanjutan maka peranan pendamping sangat penting, maka selalu dilakukan pelatihan dan pembinaan ke pendamping kelompok. 2. Peningkatan peran pelaku usaha dalam perdagangan dan jasa pemasaran serta pemerintah pusat maupun daerah dalam memfasilitasi prasarana umum distribusi, serta pengaturan agar proses distribusi pangan terselenggara secara teratur, adil dan bertanggung jawab. Begitu juga peran masyarakat baik bersifat individu skala kecil, usaha kelompok/koperasi hingga perusahaan besar dalam pengembangan usaha distribusi di bidang jasa, pemasaran, pengangkutan, pengolahan dan penyimpanan perlu terus ditingkatkan. 3. Koordinasi dalam perumusan kebijakan distribusi pangan, penyempurnaan program dan kegiatan dalam pengembangan system distribusi melalui peningkatan pemantauan dan analisa harga pangan serta pengembangan kelembagaan distribusi pangan masyarakat serta peningkatan akses pangan. 4. Peningkatan koordinasi dalam perumusan kebijakan konsumsi dan keamanan pangan melalui peningkatan pemantauan dan analisis pola konsumsi pangan serta pengembangan kelembagaan pedesaan dalam diversifikasi konsumsi pangan. 5. Fasilitasi kepada kelompok penerima manfaat untuk pengembangan bisnis pangan lokal dan makanan tradisional, serta mendorong peran aktif swasta dan dunia usaha dalam pengembangan industri dan bisnis pangan lokal (MP3L). 6. Dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam rangka penanganan mutu dan keamanan pangan baik dari segi aturan maupun sarana pendukung seperti pembangunan sarana dan prasarana untuk laboratorium. 3. Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB Provinsi Lampung Tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketimpangan pembangunan daerah yang dijabarkan dalam sasaran meningkatnya pertumbuhan dan kontribusi sektor industri pengolahan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 108

27 terhadap PDRB Provinsi Lampung didukung 1 (satu) indikator sebagaimana tabel 3.8 berikut : Tabel 3.8 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB Provinsi Lampung 2015 Target Capaian Capaian Akhir s/d 2015 No Indikator % 2014 Target Realisasi RPJMD terhadap Realisasi (2019) Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan 4,51 7,48 7, ,46 100,26 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Pencapaian target kinerja yang menunjukkan capaian sebanyak 100% diatas menunjukkan capaian kinerja yang sangat tinggi. Capaian laju pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2015 ini lebih baik dari tahun 2014 sebesar 4,51. Capaian ini juga menyumbang sebanyak 100,26% dari target kinerja pada akhir RPJMD. Kegiatan industri pengolahan di Lampung secara umum juga menunjukkan peningkatan produksi. Sepanjang tahun lapangan usaha industri pengolahan tumbuh 6,63 persen rata-rata per tahunnya. Kegiatan industri di Lampung keseluruhannya merupakan pengolahan komoditi non migas, sedangkan minyak dan gas bumi yang ada baru sebatas kegiatan eksplorasi sumber daya alam. Menurut jenis industri, produksi kertas/barang dari kertas/percetakan tahun 2014 mengalami pertumbuhan tertinggi 12,17 persen. Selain itu produk lain yang juga tumbuh signifikan adalah industri barang galian bukan logam, industri alat angkutan, industri mesin dan perlengkapannya, industri batu bara dan pengilangan minyak, industri logam dasar, serta industri tekstil dan pakaian jadi yang diperkirakan tumbuh di atas 5 persen. 4. Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Perdagangan pada PDRB Provinsi Tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketimpangan pembangunan daerah yang dijabarkan dalam sasaran meningkatnya pertumbuhan dan kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Provinsi Lampung didukung 2 (dua) indikator sebagaimana tabel 3.9 berikut : BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 109

28 Tabel 3.9 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan Dan Kontribusi Sektor Perdagangan pada PDRB Provinsi 2015 Target Capaian Capaian Akhir s/d 2015 No Indikator % 2014 Target Realisasi RPJMD terhadap Realisasi (2019) Laju Pertumbuhan 0,71 2 1,98 99,00 5,24 37,79 Sektor Perdagangan 2 Pertumbuhan Ekspor ,40 290,00 6,70 259,70 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Pengukuran terhadap capaian kinerja untuk sasaran ini menunjukkan bahwa capaian kinerja untuk indikator laju pertumbuhan sektor perdagangan sangat tinggi, karena mencapai 99,00% dari target yang dirumuskan. Pencapaian ini juga telah mencapai 37,79 % dari rencana target kinerja pada akhir RPJMD pada tahun 2019 yaitu sebesar 5,24 persen. Di Tahun 2015 ini Neraca Perdagangan Provinsi Lampung Menunjukan Surplus sebesar US$ ,6 dengan Nilai Ekspor US$ ,1dan Nilai Impor US$ ,5. Sedangkan, pertumbuhan ekspor Provinsi Lampung Tahun 2015 mencapai 290% dari yang ditargetkan sebesar 6 persen. Jumlah Ekspor di Provinsi Lampung sampai dengan Desember 2015 sebanyak US$ ,1 dengan Volume Ekspor sebanyak ,1 Ton. Perkembangan Ekspor jangka waktu 2 tahun terakhir ( ) secara komulatif mengalami penurunan sebesar US$ ,32 atau sebesar 93,65 %. Grafik 3.6 Jumlah Nilai Ekspor Provinsi Lampung Tahun (Juta$) 8000, , , , , , Nilai Ekspor 3440, , , , ,989 Catatan : Angka Sementara Sumber : Dinas Perdagangan Provinsi Lampung, , , ,989 Berdasarkan Komoditi unggulan sampai dengan akhir tahun 2015 sebesar US $ ,1 dengan Volume Ekspor sebanyak ,1 Ton. Penyumbang Ekspor terbesar Provinsi Lampung dari Komoditi utama BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 110

29 yaitu Minyak Sawit dengan nilai sebesar US $ dengan Volume ekspor sebesar ,8 ton. Komoditi utama Provinsi Lampung dari hasil Tambang yaitu Batubara merupakan penyumbang ekspor terbesar kedua dengan nilai sebesar US $ dengan volume ekspor sebesar ton. Tabel 3.10 Ekspor Berdasarkan Komoditi Utama Provinsi Lampung Tahun 2015 NO KOMODITI VOLUME (TON) NILAI (US $) % TOTAL 1 Kopi Robusta , ,78 2 Batu Bara ,62 3 Udang Beku , ,66 4 Minyak sawit/cpo , ,22 5 Minyak RBD Stearin ,06 6 Lada Hitam , ,94 7 Nanas Kaleng , ,69 8 Minyak Kelapa ,72 9 Pulp , ,24 10 Komoditi Lainnya , ,83 Jumlah , ,00 Sumber : Dinas Perdagangan Provinsi Lampung, 2016 Berdasarkan Negara tujuan, ekspor terbesar provinsi Lampung Tahun 2014 yaitu Negara United States Of America dengan nilai ekpor sebesar US $ ,42 merupakan penyumbang ekspor terbesar sebesar 12,58 % dari total ekspor Provinsi Lampung. India merupakan negara tujuan ekspor terbesar kedua dengan nilai ekspor US $ ,32 juta atau 9,05% dari total ekspor Lampung tahun Negara Tujuan Ekspor terbesar Provinsi Lampung lainnya dapat dilihat pada tabel berikut ini; Tabel 3.11 Ekspor Provinsi Lampung Berdasarkan Negara Tujuan Tahun 2015 NO NEGARA TUJUAN VOLUME (TON) NILAI (US.$) TOTAL % 1 Amerika Serikat , ,42 8,91 2 India , ,97 3 Jepang , ,6 7,07 4 Cina,RR , ,7 8,34 5 Spanyol , ,2 5,28 6 Belanda , ,4 5,54 7 Malaysia , ,5 3,60 8 Italia , ,4 8,10 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 111

30 9 Taiwan , ,1 7,63 10 Jerman , ,1 2,69 11 Negara Lainnya ,38 34,86 Total , ,8 100,00 Catatan : Data per September 2015 (Data Sementara) Sumber : Dinas Perdagangan Provinsi Lampung, 2016 Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan a). Permintan masyarakat terhadap komoditi kebutuhan bahan pokok, barang penting dan barang strategis lainya pada hari besar nasional cenderung melonjak sehingga menyebabkan kenaikan harga b). Masih rendahnya daya saing komoditi eksport daerah 2) Solusi a) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan para distributor untuk menjaga ketersediaan barang pada hari besar nasional sehingga gejolak harga dapat terkendali. b) Perlu terus dilakukan upaya peningkatan mutu produk ekspor daerah, diversifikasi komoditi ekspor dan perluasan pasar ekspor. 1. Sasaran Meningkatnya Peran Koperasi Dan UMKM Dalam Perekonomian Daerah Tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketimpangan pembangunan daerah yang dijabarkan dalam sasaran meningkatnya peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian daerah didukung 2 (dua) indikator sebagaimana tabel 3.12 berikut : Tabel 3.12 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Peran Koperasi Dan UMKM Dalam Perekonomian Daerah 2015 Target Capaian Capaian Akhir s/d 2015 No Indikator % 2014 Target Realisasi RPJMD terhadap Realisasi (2019) Jumlah koperasi aktif , ,92 2 Jumlah UMKM , ,28 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Capaian kinerja sasaran meningkatnya peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian daerah dari 2 (dua) indikator menunjukkan capaian kinerja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 112

31 Jlj Koperasi LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 sangat tinggi. Pada indikator jumlah koperasi aktif menunjukkan hasil yang sangat tinggi dengan capaian 93,72% dan menyumbang 84,92% pada capaian akhir RPJMD. Begitu pula dengan indikator jumlah UMKM memperlihatkan hasil capaian sangat tinggi diatas 100% yaitu sebesar 101,82% dan telah menyumbang 92,28 persen pada pencapaian target akhir RPJMD. Jumlah Koperasi per 31 Desember 2015 sebanyak Unit Koperasi. Secara kelembagaan mengalami peningkatan sebanyak 382 unit Koperasi dari jumlah koperasi per Desember 2014 sebanyak unit. Jumlah anggota koperasi sebanyak orang anggota. Pertumbuhan Koperasi sebagai pertanda antusias masyarakat masih tinggi untuk mengembangkan usaha melalui Koperasi. Ini terlihat pula dimana dari koperasi tersebut, (54,17%) koperasi merupakan koperasi aktif dan (45,82%) koperasi adalah koperasi tidak aktif. Grafik 3.7 Perkembangan Koperasi Provinsi Lampung Tahun ,0 5000,0 4000,0 3000,0 2000,0 1000, Aktif 2482,0 2740,0 2885,0 2903,0 2760,0 Tdk Aktif 1310,0 1738,0 1787,0 1810,0 2335,0 JUMLAH 3792,0 4478,0 4672,0 4713,0 5095,0 Sumber : Dinas Koperasi & UMKM Provinsi Lampung, 2016 Jumlah UMKM Formal di Provinsi Lampung sampai dengan akhir tahun 2015 sebanyak unit. Jumlah tersebut secara umum terdiri dari ; a. Usaha Mikro b. Usaha Kecil c. Usaha Menengah Jumlah UMKM Formal di Provinsi Lampung pada tahun 2015 berdasarkan data terakhir sejumlah UMKM. Jumlah ini mengalami peningkatan baik jumlah usaha Mikro, Kecil dan menengah sebanyak unit dari data tahun 2014 yang berjumlah UMKM. Perkembangan jumlah usah mikro, kecil dan menengah Provinsi Lampung Tahun , dapat dilihat dari data tabel 3.13 dan grafik 3.8 berikut; BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 113

32 Tabel 3.13 Data Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Lampung Tahun No. Jumlah UMKM Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah JUMLAH Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung, 2015 Grafik 3.8 Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Lampung Tahun , , , , , , , , ,0, , , , , , , , , Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung, 2015 Permasalahan dan Solusi Permasalahan a. Masih rendahnya kemampuan dan akses modal usaha baik Koperasi dan UMKM, yang pada akhirnya pada kecilnya volume produksi. b. Rendahnya partisipasi anggota koperasi dalam kegiatan usaha koperasi merupakan kendala utama dalam pengembangan Koperasi. c. Realisasi Keuangan di Program Peningkatan Pelayanan BLUD UPTD Perkuatan Permodalan hanya terealisasi 74,90 %, tapi fisiknya 100% dikarenakan Status BLUD adalah bertahap sehingga hak pengelolaannya 75% dari anggaran yang diusulkan dan 25% masuk pendapatan daerah. Solusi Sejalan dengan Kebijakan Pemerintah Provinsi Lampung dalam rangka mewujudkan sasaran Lampung sebagai Provinsi Koperasi pada tahun 2017, maka upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut : BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 114

33 1. Melaksanakan program peningkatan kualitas kelembagan Koperasi (revitalisasi kelembagaan Koperasi) sebagaimana dicanangkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM. 2. Melaksanakan sosialisasi UU Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Peraturan Perkoperasian kepada stake holders baik di Provinsi maupun Kab/Kota 3. Untuk mendukung standarisasi peningkatan mutu pengetahuan perkoperasian, perlu dilaksanakan Diklat bagi Pembina Koperasi dan UMKM yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM. 4. Peningkatan kemampuan permodalan melalui bantuan permodalan dengan bunga rendah, bantuan sertifikasi tanah yang dapat dijadikan agunan untuk mendapatkan modal, dan perlunya sosialisasi. 5. Melakukan Penyuluhan Perkoperasian untuk meningkatkan kesadaran anggota dan masyarakat tentang pentingnya berkoperasi 6. Mengupayakan untuk mendapatkan status penuh BLUD 2. Sasaran Peningkatan Kontribusi Penanaman Modal (Investasi) Terhadap Perekonomian Daerah Tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketimpangan pembangunan daerah yang dijabarkan dalam sasaran meningkatnya peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian daerah didukung indikator sebagaimana tabel 3.14 berikut : Tabel 3.14 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Peningkatan Kontribusi Penanaman Modal (Investasi) Terhadap Perekonomian Daerah No Indikator Capaian 2014 Target 2015 Target Realisasi Akhir % RPJMD Realisasi (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Laju pertumbuhan investasi (PMTDB) atas 5,66 9,94 7,24 72,83 14,56 49,73 dasar harga berlaku Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Sasaran untuk peningkatan kontribusi penanaman modal (investasi) terhadap perekonomian daerah dimana pada tahun 2015 dari target 9,94 tahun dengan capaian realisasi sebesar 7,24% atau 72,83% dari target kinerja. Capaian ini menunjukkan capaian kinerja yang sedang. Dengan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 115

34 pencapaian ini pula, telah mencapai 49,73% dibandingkan target capaian pada akhir RPJMD pada tahun 2019 yang bisa diartikan sebagai indikasi pencapaian target pada akhir RPJMD. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) merupakan sektor kedua setelah Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (60,53 persen) yang mendominasi Struktur Ekonomi Lampung tahun 2015 (30,08 persen) menurut pengeluaran. Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Lampung tahun 2015, Komponen Ekspor Luar Negeri memberikan kontribusi terbesar (3,36 persen), diikuti Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (3,31 persen), dan PMTDB (1,29 persen). Sedangkan, investasi di Provinsi Lampung tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp ,- atau (3,09 Triliyun). Sedangkan, realisasi investasi yang tercapai pada tahun 2015 adalah sebesar Rp ,- atau (4,32 Triliyun) sehingga pada tahun 2015 capaian realisasi investasi sebesar 139,93% melebihi target realisasi investasi yang ditetapkan. Sedangkan target pada tahun 2014 adalah sebesar 159,57 %. Realisasi investasi tersebut diperoleh dari dana proyek/perusahaan PMA dan PMDN yang berinvestasi di Provinsi Lampung yang terdiri dari PMA sebesar Rp ,- dan PMDN sebesar Rp ,-. Sedangkan jumlah proyek PMA dan PMDN yang diperoleh pada tahun 2015 yaitu, 48 proyek PMA dan 27 proyek PMDN. Tabel realisasi investasi dari dana proyek/perusahaan PMA dan PMDN tahun 2015 dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3.15 Realisasi Investasi Proyek/Perusahaan PMA dan PMDN Tahun 2015 (%) PMA PMDN JUMLAH JML PROYEK (%) Rp Rp INVESTASI PMA PMDN Triwulan I , Triwulan II , Triwulan III Triwulan IV ,8 INVESTASI , TARGET PRESENTASE (%) 139,93 Sumber : BPM dan PTSP Provinsi Lampung, 2016 Perkembangan jumlah investasi dan proyek penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri di Provinsi Lampung Tahun dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 116

35 Tabel 3.16 Perkembangan Jumlah Investasi Proyek/Perusahaan PMA dan PMDN Provinsi Lampung Tahun Tahun PMA PMDN JML PROYEK JUMLAH INVESTASI Rp Rp PMA PMDN ,428,800, ,228,400, ,442,376,642, ,463,251,750, ,102,292,500, Sumber : BPM dan PTSP Provinsi Lampung, 2016 Grafik 3.9 Jumlah Investasi PMA dan PMDN Provinsi Lampung Tahun , , , ,000 PMA PMDN Sumber : BPM dan PTSP Provinsi Lampung, 2016 Grafik 3.10 Jumlah Proyek PMA dan PMDN di Provinsi Lampung Tahun ,0 120,0 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0-49,0 71,0 38,0 13,0 137,0 103, Sumber : BPM dan PTSP Provinsi Lampung, 2016 Permasalahan dan solusi 1) Permasalahan Beberapa permasalahan yang ditemui dalam pengembangan-pengembangan usaha daerah di Provinsi Lampung, antara lain: 97,0 131,0 48,0 27,0 PMA PMDN BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 117

36 a. Kondisi investasi yang belum optimal untuk berinvestasi akibat masih kurang tersedianya infrastruktur yang memadai, termasuk masalah listrik yang belum mampu di supply secara kontinyu. b. Perlunya peningkatan dukungan insentif dengan investor. c. Kurangnya informasi tentang potensi investasi daerah d. Banyaknya kasus-kasus tanah yang belum terselesaikan e. Adanya kekhawatiran calon investor terhadap implementasi otonomi daerah. f. Perlunya peningkatan kompetensi SDM dalam pengelolaan investasi. 2) Solusi a. Meningkatkan koordinasi dalam menciptakan iklim penanaman modal yang sehat, dinamis dan kondusif melalui berbagai kegiatan promosi potensi daerah, penyederhanaan dan kemudahan dalam perizinan; b. Meningkatkan Penyediaan fasilitas baik sarana infrastruktur maupun prasarana yang dimiliki. c. Memberikan kepastian usaha melalui kepastian hukum. d. Memberikan insentif yang menarik bagi para calon investor. e. Peningkatan kompetensi dan pendayagunaan aparatur dalam rangka pembinaan, pengendalian dan pengawasan penanaman modal. f. Mendorong pengembangan investasi disektor-sektor yang selama ini belum berkembang seperti industri tekstil, garmen, kimia, industri manufaktur serta parawisata dan jasa lainnya. 3. Sasaran Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata Pada Perekonomian Daerah Jumlah wisatawan yang berkunjung menjadi sasaran penting untuk mendukung berkembangnya kontribusi pariwisata pada perekonomian daerah. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan baik nusantara maupun mancanegara, diharapkan akan memberikan kontribusi pada perekonomian yang pada akhirnya akan meningkatan pendapatan daerah dan masyarakat dari sektor riil. Di tahun 2015, jumlah wisatawan nusantara ditargetkan sebanyak sejumlah orang. Target ini dipatok naik sebanyak 9,09% dibandingkan capaian tahun 2014 yang sebanyak orang. Realisasinya pada tahun 2015 menunjukkan capaian sebanyak orang wisatawan nusantara atau sebanyak 112,83% dibandingkan target. Capaian ini juga berarti 75,06% dibandingkan target pada akhir RPJMD yaitu BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 118

37 sebanyak orang wisatawan nusantara. Pencapaian ini juga bermakna kinerja Sangat Tinggi untuk pencapaian sasaran 7 dalam IKU tahun Sedangkan, untuk jumlah wisatawan mancanegara pada tahun 2015 ditargetkan orang atau naik sebesar 9,09% dibandingkan capaian tahun 2014 sebanyak orang wisatawan mancanegara. Realisasi pada tahun 2015 sebanyak orang atau dengan capaian 109,35% dibandingkan target yang telah ditetapkan. Pencapaian ini juga bermakna kinerja Sangat Tinggi untuk pencapaian sasaran 7 dalam IKU tahun Tabel 3.17 No Indikator 1 Jumlah wisatawan nusantara Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Perekonomian Daerah 2015 Target Capaian 2014 Target Realisasi % Realisasi Akhir RPJMD (2019) Capaian s/d 2015 terhadap , ,29 2 Jumlah wisatawan mancanegar a , ,66 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Untuk meningkatkan jumlah wisatawan nusantara dan mancanegara yang berkunjung ke Provinsi Lampung, pembangunan pariwisata tahun 2015 diarahkan pada pengembangan kawasan strategis pariwisata dan kawasan industri pariwisata terkelola di Teluk Lampung yang terintegrasi dengan Taman Hutan Rakyat Wan Aburrahman dan Wisata Gunung Krakatau, Pesisir Barat, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), dan Taman Nasional Way Kambas (TNWK), melalui: 1) Peningkatan sarana dan prasarana TAHURA WAR, Labuhan Jukung, dan Way Kambas 2) Penyelenggaraan event-event wisata dan budaya (surfing contest, Festival Krakatau, Biking Explore Lampung, jelajah Tahura WAR, dan Lampung Fashion Week) 3) Promosi pariwisata dan peluang investasi kepariwisataan (Festival Tongtong di Belanda dan Indonesia Fair di Australia) BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 119

38 LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 Upaya promosi dan pembangunan pariwisata di Provinsi Lampung berhasil menarik wisatawan yang berkunjung. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah wisatawan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, seperti pada tabel 3.18 bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Lampung dari tahun semakin meningkat yaitu dari orang menjadi orang di tahun Tabel 3.18 No. Perkembangan Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung ke Provinsi Lampung Tahun WISATAWAN TAHUN NUSANTARA MANCANEGARA TOTAL Sumber : Dinas Pariwisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2016 Tren jumlah wisatawan baik nusantara maupun mancanegera nampak dalam grafik 3.11 dan 3.12 berikut : Grafik 3.11 Perkembangan Jumlah Wisatawan Nusantara di Provinsi Lampung Tahun WISATAWAN NUSANTARA Sumber : Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 120

39 Grafik 3.12 Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara di Provinsi Lampung Tahun WISATAWAN MANCANEGARA ,103 58,205 75,59 95, , MANCANEGARA Sumber : Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, 2016 Gambar 3.1. TELUK KILUAN di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung Sumber : Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Sasaran Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sasaran untuk peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) menunjukkan keberhasilan dimana pada tahun 2015, dari target 2,64 persen dan realisasi tahun 2014 menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan asli BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 121

40 daerah (PAD) mencapai 2,55 persen atau 96,59 persen dari target kinerja. Capaian ini menunjukkan capaian kinerja yang sangat tinggi. Dengan pencapaian ini pula, telah mencapai 16,07 persen dibandingkan target capaian pada akhir RPJMD pada tahun 2019, yang bisa diartikan sebagai indikasi pencapaian target pada akhir RPJMD. Capaian PAD tahun 2015 ini lebih baik dibandingkan capaian tahun 2014 yang hanya sebesar 2,20 persen, berarti ada peningkatan sebesar 0,35 persen. Tabel 3.19 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) No Indikator Capaian 2014 Target 2015 Target Realisasi Akhir % RPJMD Realisasi (2019) Capaian s/d 2015 terhadap 2019 Pertumbuhan 1 2,20 2,64 2,55 96,59 15,87 16,07 PAD Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Tidak tercapainya target Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2015 disebabkan karena dalam merumuskan perencanaan target PAD tidak mempertimbangan perkiraan krisis pada tahun depannya dan pada tahun 2015 ini Provinsi Lampung sedang dalam tahapan penyempurnaan Teknologi Informasi Komputer menuju SAMSAT Online, yang penerapannya dapat meningkatkan Pajak Daerah dan menutup celah kebocoran pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Komponen dari PAD sesuai dengan UU No 23 Tahun 2014 terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, Lain-Lain PAD Yang Sah. Pada tahun 2015 realisasi Pajak Daerah sebesar Rp atau sebesar 92,11% Retribusi Daerah sebesar Rp atau sebesar 134,02%, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan sebesar Rp atau sebesar 96,61%, Lain-Lain PAD Yang Sah sebesar Rp atau sebesar 126,13%. Sehingga total PAD Provinsi Lampung Tahun 2015 adalah sebesar Rp atau sebesar 95,15% Kontribusi terbesar dalam menyumbang PAD Provinsi Lampung tahun 2015 dihasilkan dari Pajak Daerah sebesar 87,30%, Retribusi Daerah sebesar 0,46%,Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan sebesar 1,14%, BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 122

41 Lain-Lain PAD Yang Sah sebesar 11,10%. Hal ini dapat terlihat dari diagram dibawah ini : Grafik 3.13 Komposisi PAD Provinsi Lampung Tahun % 000% 011% 87,30% 1. Pajak Daerah : 87,30 % 2. Retribusi Daerah : 0,46 % 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan : 1,14 % 4. Lain-Lain PAD yang Sah : 11,10 % Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung, 2016 Dari grafik di atas, diketahui bahwa komposisi struktur pendapatan asli daerah Provinsi Lampung tahun 2015 masih bertumpu pada Pajak Daerah. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian tentang penggalian potensi pendapatan asli daerah dari berbagai sektor, mengingat pendapatan asli daerah merupakan instrumen penopang kapasitas fiskal daerah dalam rangka pembangunan daerah di Provinsi Lampung. Persentase tingkat keberhasilan pencapaian target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Lampung selama 5 (lima) tahun terahir (antara tahun 2011 sampai dengan 2015) menunjukan tingkat keberhasilan pencapaian target PAD yang fluktuatif. Pada tahun 2011 realisasi PAD mencapai 110,30% (tercapai), Pada tahun 2012 realisasi PAD mencapai 91,03% (tidak tercapai), Pada tahun 2013 realisasi PAD mencapai 81,62% (tidak tercapai), Pada tahun 2014 realisasi PAD mencapai 102,20 (tercapai), dan pada tahun 2015 realisasi PAD mencapai 95,15%. Hal ini dapat terlihat dari tabel 3.9 Tabel 3.20 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun No. Tahun Target Realisasi (%) Kreteria ,34 Sangat Tinggi ,03 Sangat Tinggi ,62 Tinggi ,20 Sangat Tinggi ,15 Sangat Tinggi Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung, BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 123

42 Tolak ukur capaian kinerja pada indikator Persentase tingkat keberhasilan pencapaian target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Lampung untuk Tahun 2015 adalah sebesar 95,15% dari target sebesar 100%. Hal ini menunjukan Kreteria Sangat Baik dalam pengukuran kinerjanya, namun pada capaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja yang sudah ditetapkan. Grafik 3.14 Target dan Realisasi PAD Tahun Grafik 3.15 Perkembangan Realisasi PAD Tahun , , , , , , , , , ,0, Target Realisasi % Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung, 2016 Sedangkan capaian pendapatan daerah Provinsi Lampung berdasarkan sumber sumber pendapatan tahun 2015 adalah sebagai berikut : - Realisa si Tabel 3.21 Target dan Realisasi Pendapatan Provinsi Lampung Tahun 2015 No Uraian Target APBDP 2015 Realisasi APBDP 2015 % 1 Pendapatan Asli Daerah , ,94 95,14 2 Bagian Dana , ,00 Perimbangan 95,83 Lain-Lain 3 Pendapatan Yang Syah , ,00 98,31 Jumlah Pendapatan Provinsi Lampung , ,94 96,03 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung, Realisasi pendapatan daerah tahun 2015 adalah sebesar Rp yang terdiri dari PAD sebesar Rp , Pendapatan Bagian Dana Perimbangan (Transfer) sebesar Rp. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 124

43 dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar Rp Grafik 3.16 Pertumbuhan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung Tahun , , , , , , , , , , ,0 PENDAPATAN, Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung, Permasalahan : Tidak tercapainya peningkatan pendapatan pada tahun 2015 disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : 1. Faktor Internal : a) Penurunan penjualan kendaraan baru tingkat nasional sebesar 24% dan untuk Provinsi Lampung sebesar 28% (Sumber : Koran Harian Kompas, Tribun Lampung, dan PAMOR Lampung). Hal ini berpengaruh terhadap realisasi pendapatan pada sektor BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) yang realisasinya sebesar 84,19% atau Minus sebesar (Rp ) dari target yang sudah ditetapkan sebelumnya. b) Pos Pajak Rokok yang realisasinya hanya 84,87% atau minus sebesar (Rp ). Hal ini disebabkan oleh Kurang Setor yang disetorkan oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Keuangan ke Pemerintah Provinsi Lampung tidak terealisasi sepenuhnya sebagaimana target yang sudah ditetapkan sebelumnya. 2. Faktor Eksternal : a) Terjadi perlambatan Ekonomi secara nasional tahun 2015, dimana target awal nasional sebesar 5,4% 5,8% dan realisasi s/d desember turun menjadi 4,79% BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 125

44 b) Terjadi penurunan penjualan kendaraan secara nasional Tahun 2015, turun Unit kendaraan atau turun sebesar (17,81%) dari total realisasi penjualan tahun 2014 sebesar Unit kendaraan dan realisasi penjualan tahun 2015 sebesar Unit kendaraan. c) Laju inflasi Nasional sebesar 3,56%. d) Menurunnya realisasi pendapatan dari target Tahun 2015 sebesar Rp Triliun dan realisasinya sebesar Rp Triliun atau sebesar 81,5%. Solusi : Dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mengarah kepada prinsip-prinsip good governance serta untuk mewujudkan Provinsi Lampung yang unggul dan berdaya saing, maka upaya yang telah dan akan terus dilakukan antara lain yaitu : 1. Sesuai UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah khususnya, terkait dengan pengelolaan PAD telah dilakukan program modernisasi PAD yang akan dilanjutkan dengan program revitalisasi PAD. 2. Mengintensifkan sistem prosedur pungutan sumber-sumber pendapatan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang kewenangan pengelolaannya dilaksanakan oleh masing-masing dinas/instansi pengelola pendapatan daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam bidang pendapatan daerah dan pelayanan kepada masyarakat baik melalui Pendidikan dan Latihan (Diklat) maupun Bimbingan Teknis. 4. Meningkatkan koordinasi dengan seluruh Dinas/Instansi pengelola pendapatan daerah serta berkoordinasi dan bersinergi dengan pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten/kota. 5. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai upaya antara lain : peningkatan sarana prasarana pelayanan, penyuluhan kepada masyarakat terhadap perda-perda PAD baik secara langsung maupun melalui media cetak/elektronik/billboard, razia kendaraan bermotor, penerapan teknologi informasi secara bertahap dan transparansi proses penyelesaian administrasi pelayanan pajak. 6. Mengadakan pendekatan dengan pihak pengusaha otomotif dan pengusaha lainnya guna mendapatkan informasi mengenai keadaan pasar kendaraan bermotor. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 126

45 7. Mengupayakan kontribusi dari perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di Provinsi Lampung dalam bentuk sumbangan pihak ketiga daerah (SP3D) dan penyertaan modal pada perusahaan daerah, sehingga kontribusi terhadap PAD diharapkan akan meningkat. 5. Sasaran Tersediannya Infrastruktur/Prasarana Dan Sarana Transportasi Yang Handal, Terintegritas Dengan System Transportasi Nasional Untuk Mendukung Pergerakan Orang Dan Barang Tujuan Meningkatkan kuantitas dan kualitas prasarana, sarana dan utilitas dasar wilayah yang dijabarkan dalam sasaran Tersediannya Infrastruktur/ Prasarana Dan Sarana Transportasi Yang Handal, Terintegritas dengan Sistem Transportasi Nasional Untuk Mendukung Pergerakan Orang Dan Barang didukung oleh indikator kinerja utama Kemantapan Jalan Provinsi sebagai alat ukur yang dapat menunjukkan keberhasilan capaian sasaran yang telah dilakukan oleh Provinsi Lampung selama tahun 2015 sebagaimana tabel 3.22 berikut : Tabel 3.22 No Indikator Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Tersediannya Infrastruktur/ Prasarana Dan Sarana Transportasi Yang Handal, Terintegritas dengan Sistem Transportasi Nasional Untuk Mendukung Pergerakan Orang Dan Barang Capaian 2014 Target 2015 Target Akhir Reali % RPJMD sasi Realisasi (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Kemantapan 65,05 65,00 67,02 103,11 85,00 78,85 Jalan Provinsi Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Dari hasil analisis capaian kinerja pada tabel diatas, pelaksanaan kinerja pembangunan dalam bidang infrastruktur dan sarana transportasi meliputi pembangunan dan perawatan jalan dan jembatan telah sesuai dengan yang diharapkan. Ini dapat dilihat dari capaian kinerja indikator kemantapan jalan provinsi mencapai 103,11%. Peningkatan kondisi jalan provinsi di Provinsi Lampung dalam beberapa tahun terakhir ( ) dapat dilihat pada tabel 3.23 berikut. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 127

46 Tabel 3.23 Kondisi Ruas Jalan Provinsi TIME SERIES KONDISI JALAN RUAS PROVINSI KONDISI No TAHUN PANJANG RUAS PROVINSI ( Km ) BAIK MANTAP SEDANG RUSAK RINGAN TIDAK MANTAP RUSAK BERAT Sumber : Dinas Bina Marga, Tahun 2016 Km % Km % Km % Km % ,81 622,72 36,57 276,88 16,26 228,35 13,41 574,87 33, ,81 565,16 33,19 468,78 27,53 336,65 19,77 332,22 19, ,81 613,01 36,00 442,73 26,00 357,59 21,00 289,48 17, ,81 808,20 47,46 299,45 17,59 219,81 12,91 375,36 22, ,81 956,79 56,19 184,35 10,83 138,85 8,15 422,82 24,83 Perkembangan kondisi jalan mantap di Provinsi Lampung dari tahun 2011 sampai tahun 2015 semakin meningkat seperti terlihat pada tabel 3.15 dibawah. Pada tahun 2013 kondisi jalan mantap Provinsi sebesar 62,00% menjadi 65,05% di tahun 2014 dan terus mengalami kenaikan di tahun 2015 menjadi 67,02% atau mengalami kenaikan sebesar 1,97%. Tabel 3.24 Kondisi Kemantapan Ruas Jalan Provinsi TAHUN MANTAP ( % ) TIDAK MANTAP ( % ) KENAIKAN (%) ,83 47, ,72 39,28 7, ,00 38,00 1, ,05 34,95 3, ,02 32,98 1,97 Sumber : Dinas Bina Marga, Tahun 2016 Perbandingan kondisi jalan ruas Provinsi di Provinsi Lampung kondisi baik, sedang, rusak ringan dan rusak berat dari tahun 2011 sampai dengan 2015 dapat dilihat pada diagram chart dibawah ini : Grafik 3.17 Kondisi Kemantapan Ruas Jalan Provinsi 60,000 47,463 56,189 40,000 20,000 36,570 33,760 16,260 13,410 36,000 33,190 27,530 26,000 19,770 19,510 21,000 17,000 22,044 17,586 12,909 24,831 10,826 8,154, Baik (%) Sedang (%) Rusak Ringan (%) Rusak Berat (%) Sumber : Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 128

47 Perbandingan kondisi mantap dan tidak mantap jalan ruas provinsi di Provinsi Lampung kondisi baik, sedang, rusak ringan dan rusak berat dari tahun 2011 sampai dengan 2015 dapat dilihat pada diagram chart di bawah ini : Grafik 3.18 Kondisi Ruas Jalan Provinsi 100,000 Time Series Kondisi Jalan 52,830 60,720 62,000 65,048 67,015 47,170 39,280 38,000 34,952 32,985, Mantap (%) Sumber : Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, 2016 Berdasarkan analisa capaian kinerja dan hasil survey kondisi lapangan sesuai dengan data tersebut diatas, peningkatan kondisi jalan mantap (baik dan sedang) pada tahun 2015 telah mencapai 67,02 %. Sedangkan, untuk kemantapan kondisi jalan negara tahun 2015 mencapai 88,16% dari panjang ruas jalan nasional sepanjang 1.292,25 km. Perbandingan kondisi jalan ruas Negara di Provinsi Lampung kondisi baik, sedang, rusak ringan dan rusak berat tahun 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.25 Kondisi Ruas Jalan Nasional 2015 Tahun Panjang Ruas Nasional (km) Kondisi Mantap Tidak Mantap Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat Km % Km % Km % Km % , ,333 48, , ,790 5,788 77,270 5, % Mantap 88,16 % Tidak Mantap Sumber : Dinas Bina Marga, Tahun ,84 Perbandingan kondisi mantap dan tidak mantap jalan ruas jalan nasional di Provinsi Lampung kondisi baik, sedang, rusak ringan dan rusak berat dari tahun 2011 sampai dengan 2015 dapat dilihat pada diagram chart dibawah ini: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 129

48 Grafik 3.19 Kondisi Ruas Jalan Nasional Tahun 2015 Kondisi Jalan Nasional Tahun Sumber : Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, Baik (%) Sedang (%) Rusak Ringan (%) Rusak Berat (%) Keberhasilan terealisasinya kemantapan jalan provinsi antara lain dikarenakan : 1. Adanya kewenangan dan komitmen penyelenggaraan jalan/jembatan oleh Dinas Bina Marga Provinsi Lampung; 2. Tersedianya alokasi dana yang semakin meningkat dari tahun ke tahun; 3. Adanya struktur organisasi Balai Pelaksana Teknis yang merupakan kepanjangan tangan dari kantor induk (UPTD); 4. Optimalnya perencanaan penyusunan program kegiatan; 5. Adanya pembagian penanganan secara jelas yang terdiri dari program rehabilitasi/pemeliharaan, dan peningkatan/penggantian serta peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan. Permasalahan : 1. Kurangnya kuantitas Sumber Daya Manusia yang memadai; 2. Kurangnya peralatan pendukung untuk penanganan jalan dan jembatan; 3. Masih adanya penyedia jasa yang berkualitas rendah 4. Proses pengadaan barang dan jasa yang terkendalanya oleh terganggunya sistem server pada LPSE Provinsi Lampung, sehingga jadwal kegiatan menjadi lebih singkat dari yang direncanakan. 6. Sasaran Terwujudnya Tata Ruang Wilayah Sesuai Arah Pemanfaatan Ruang Nasional, Provinsi Dan Kabupaten/Kota Indikator Tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang dengan RTRW Provinsi Lampung merupakan indikator yang krusial dalam hal perencanaan tata ruang yang telah ditetapkan selama 20 tahun dan dapat ditinjau kembali sekali dalam 5 tahun. Dimana tingkat kesusaian ini mengatur struktur dan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 130

49 pola tata ruang wilayah provinsi. Didalam pengaturan ini harus meliputi perencanaan ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah provinsi, dapat diambil beberapa kebijakan seperti: a. Meningkatkan aksesibilitas dan pemerataan pelayanan sosial ekonomi dab budaya keseluruhan wilayah provinsi; b. Memelihara dan mewujudkan kelestarian lingkungan hidup, serta mengurangi resiko bencana alam; c. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan; d. Meningkatkan produktifitas sektor-sekor unggulan sesuai dengan daya dukuung; e. Membuka peluang investasi dalam rangka meningkatkan perekonomian wilayah; f. Mengentaskan kemiskinan di kawasan tertinggal; g. Mendukung fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan melalaui pengintegrasian kawasan fungsi khusus pertahanan adn kemanan dengan kawasan sekitarnya yaitu di pesawaran, Tulang Bawang, dan Bandar Lampung ke dalam kawasan strategis Provinsi. Fungsi RTRWP sebagai: a. Arahan penyelaras kebijakan penataan ruang nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota serta acuan kebijakan pembangunan daerah; b. Pedoman dan dasar pertimbangan dalam penyusunan Rencana ppembangunan Jangka Panjang Provinsi dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi. Kedudukan RTRWP : a. Dasar pertimbangan dalam penyusunan tata ruang nasional; b. Penyelaras bagi kebijakan penataan ruang Kabupaten/Kota di wilyah Provinsi Lampung; c. Pedoman bagi pelaksanaan perencanaan, pemanfaatan ruang, dan pengendalian ruang di Kabupaten/Kota se Provinsi Lampung; d. Dasar pertimbangan dalam penyelarasan penataan ruang provinsi lain yang berbatasan dan kebijakan pemanfaatan ruang Provinsi, lintas Kabupaten/Kota dan lintas ekosistem. Tahun 2015 tingkat kesesuaian RTRW Provinsi Lampung dengan penataan ruang sudah mencapai 99,10%. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 131

50 Tabel 3.26 No Indikator 1 Tingkat kesesuaian antara RTRW Provinsi Lampung dengan penataan ruang Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terwujudnya Tata Ruang Wilayah Sesuai Arah Pemanfaatan Ruang Nasional, Provinsi Dan Kabupaten/Kota 2015 Target Capaian Capaian Akhir s/d Target RPJMD terhadap Reali sasi % Realisasi (2019) Sesuai Sesuai 99,10 Sesuai 99,1 0 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, Sasaran Tersedianya Sumberdaya Air Yang Handal Dan Berkualitas Untuk Memenuhi Kebutuhan Rumah Tangga (Domestik), Pertanian (Irigasi), Industry Dan Untuk Berbagai Keperluan Lainnya Baik Pada Waktu Sekarang Maupun Yang Akan Datang Capaian sasaran tersedianya sumberdaya air yang handal dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (domestik), pertanian (irigasi), industri dan untuk berbagai keperluan lainnya baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang, kedua indikatornya yaitu kondisi jaringan irigasi dan bangunan pelengkap yang terpelihara serta pembangunan embung dan bangunan penampungan air lainnya dari kebutuhan yang akan dibangun, keduanya mencapai target yang direncanakan sebesar 65% dan 12%. Secara lebih detail dapat dilihat pada tabel 3.27 berikut : Tabel 3.27 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Tersedianya Sumberdaya Air Yang Handal Dan Berkualitas Untuk Memenuhi Kebutuhan Rumah Tangga (Domestik), Pertanian (Irigasi), Industry Dan Untuk Berbagai Keperluan Lainnya Baik Pada Waktu Sekarang Maupun Yang Akan Datang No Indikator 1 Kondisi jaringan irigrasi dan bangunan pelengkap yang terpelihara 2 Pembangunan embung dan bangunan penampungan Capaian 2014 Target 2015 Target Akhir Reali % RPJMD sasi Realisasi (2019) Capaian s/d 2015 terhadap BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 132

51 air lainnya dari kebutuhan yang akan dibangun Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Indikator Kondisi jaringan irigasi dan bangunan pelengkap yang terpelihara, dimana target akhir tahun 2019 mencapai 100% dimana pada tahun ke-3 RPJMD bersifat maintenance. Indikator pembangunan embung dan bangunan penampung air lainnya dari kebtutuhan yang akan dibangun, dimana target akhir RPJMD adalah sebesar 20% dari keseluruhan daerah domestik, irigasi, industri dan kebutuhan lainnya. Tahun 2015 Provinsi Lampung melakukan rehabilitasi 16 Daerah Irigasi dari total 19 Daerah Irigasi, Operasi dan pemeliharaan di 19 Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan Provinsi Lampung serta rawa, waduk dan sungai, Pembangunan Irigasi Desa di Kabupaten Lampung Utara dan Kabupaten Lampung Timur. Pembangunan embung dilakukan pada 4 (empat) kabupaten di Provinsi Lampung yaitu Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Lampung Timur. 8. Sasaran Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Sarana Dan Prasarana Dasar Pemukiman (Mencakup Persampahan, Air Bersih, Air Limbah) Sasaran Strategis Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman yang mencakup persampahan, air bersih dan air limbah dengan 4 indikator sasaran yang semuanya berkinerja sangat tinggi, yaitu: a. Indikator peningkatan rumah tangga yang memiliki akses terhadap air minum layak dengan tujuan akhir RPJMD mencapai 100%. Dimana dalam indikator ini terdapat kegiatan pembangunan sarana air limbah dan persampahan seperti IPAL dan sanitasi MCK, serta koordinasi dan pendampingan berbasis masyarakt dalam rangka penediaan sarana air bersih. b. Indikator Tingkat kawasan pemukiman kumuh dimana indikator ini bersifat reducing, dimana angka target semakin menurun selama 5 tahun RPJMD. c. Indikator Tingkat Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Lingkungan yang Sehat. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 133

52 d. Indikator Tingkat rumah layak huni. Tabel 3.28 No Indikator Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Sarana Dan Prasarana Dasar Pemukiman (Mencakup Persampahan, Air Bersih, Air Limbah) Capaian Target Target % Akhir Reali Realisa RPJMD sasi si (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Tingkat Rumah 68,82 68, ,82 Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Air Minum Layak 2 Tingkat 2,11 2, Kawasan Permukiman Kumuh 3 Tingkat Rumah 50,71 50, ,71 Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Lingkungan yang Sehat 4 Tingkat Rumah Layak Huni 40 39,75 99, ,25 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Tingkat rumah tangga yang memiliki akses terhadap air minum layak dengan realisasi sebesar 68,82% atau 100% dari target yang dirumuskan. Capaian ini termasuk kategori sangat tinggi dan telah mampu menyumbang sebesr 68,82% pada pencapaian trget RPJMD Indikator Tingkat kawasan pemukiman kumuh dimana indikator ini bersifat reducing juga mencapai target 100% atau terealisasi sebesar 2,11%. Prioritas Provinsi Lampung tahun 2015 terhadap penanggulangan kawasan kumuh terkonsentrasi pada Kecamatan Labuhan Maringgai dan Kecamatan Sribawono Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Pringsewu. Adapun lokasi dan luas wilayah kumuh di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat pada tabel 3.29 berikut : Tabel 3.29 Lokasi dan Luas Kawasan Kumuh di Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung Tahun 2015 No Kecamatan Jumlah Penduduk Lokasi Luas Tipologi 1. Labuhan Desa Muara Dusun Ha Karakteristik Maringgai Jiwa/ 338 Gading Mas dan 14 Bantaran Sungai KK Desa Marga Dusun Ha dan Pantai BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 134

53 2. Bandar Sri Bawono 613 Jiwa dan 189 KK Sari dan 11 (Dataran Desa Dusun Ha Rendah) Sukarahayu dan Ha Karekteristik Pasar (Daerah dataran rendah) Sumber : Dinas Pengairan dan Pemukiman Prov. Lampung, 2016 Gambar 3.2.a. Lokasi Kawasan Kumuh di Kabupaten Lampung Timur Gambar 3.2.b. Lokasi Kawasan Kumuh di Kabupaten Lampung Timur Lokasi dan luas wilayah kumuh di Kabupaten Pringsewu seluas Ha dapat dilihat pada tabel 3.30 berikut : Tabel 3.30 Lokasi dan Luas Kawasan Kumuh di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung Tahun 2015 No Kecamatan Luas Tipologi 1. Pringsewu Barat Ha belakang kawasan pasar 2. Pringsewu Selatan Lk Ha kawasan rawan banjir BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 135

54 3 Pringsewu Selatan Lk Ha kawasan permukiman berkepadatan sedang 4 Pringsewu Timur Lk Ha kawasan permukiman berkepadatan sedang 5 Pringsewu Utara Lk Ha kawasan permukiman berkepadatan tinggi Sumber : Dinas Pengairan dan Pemukiman Prov. Lampung, 2016 Gambar 3.3. Lokasi Kawasan Kumuh di Kab. Pringsewu Indiktor tingkat rumah tangga yang memiliki akses terhadap lingkungan yang sehat tercapai 100% sesuai dengan target yang dirumuskan sebesar 50,71% dan telah menyumbang sebesar 50,71% pada pencapaian akhir RPJMD 2019 yang ditargetkan 100%. Dalam rangka meningkatkan akses rumah tangga terhadap lingkungan yang sehat pemerintah Provinsi Lampung terus mengembangkan pembangunan sarana air bersih dan balai desa serta dukungan terhadap kegiatan RIS-PNPM. Selanjutnya, untuk indikator tingkat rumah layak huni terealisasi sebesar 39,75% atau 99,38% dari target sebesar 40%. Capaian ini berkontribusi sebesar 66,25% pada pencapaian akhir RPJMD 2019 dari target sebesar 60%. Untuk meningkatkan tingkat rumah layak huni Provinsi Lampung meningkatkan pembangunan pembangunan drainase, pembangunan jalan lingkungan, pembangunan sumur bor di berbagai titik dan lokasi. Pembangunan sumur bor produksi/eksplorasi dilakukan di 11 titik (Kota Metro, Kab. Lampung Tengah, Kab. Lampung Selatan, Kab. Lampung Timur dan Kab. Tulang Bawang). BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 136

55 Keberhasilan pencapaian 6 (enam) indikator pada 3 (tiga) sasaran yaitu Terwujudnya tata ruang wilayah sesuai arah pemanfaatan ruang nasional, provinsi dan kabupaten/kota, Tersedianya sumber daya air yang handal dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (domestik), pertanian (irigasi), industri, dan untuk berbagai keperluan lainnya baik pada waktusekarang maupun yang akan datang serta sasaran Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman (mencakup persampahan, air bersih, air limbah) tercapai dengan kinerja sangat tinggi karena didukung oleh beberapa hal yaitu : 1. Adanya kewenangan dan komitmen penyelenggaraan jalan/jembatan oleh Dinas Bina Marga Provinsi Lampung; 2. Tersedianya alokasi dana yang semakin meningkat dari tahun ke tahun; 3. Adanya struktur organisasi Balai Pelaksana Teknis yang merupakan kepanjangan tangan dari kantor induk (UPTD); 4. Optimalnya perencanaan penyusunan program kegiatan; 5. Adanya pembagian penanganan secara jelas yang terdiri dari program rehabilitasi/pemeliharaan, dan peningkatan/penggantian serta peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan. Namun, dalam mencapai keberhasilan tersebut terdapat beberapa permasalahan yaitu : 1. Kurangnya kuantitas Sumber Daya Manusia yang memadai; 2. Kurangnya peralatan pendukung untuk penanganan jalan dan jembatan; 3. Masih adanya penyedia jasa yang berkualitas rendah 4. Proses pengadaan barang dan jasa yang terkendalanya oleh terganggunya sistem server pada LPSE Provinsi Lampung, sehingga jadwal kegiatan menjadi lebih singkat dari yang direncanakan. 9. Sasaran Meningkatnya Cakupan Pelayanan Dan Kualitas Infrastruktur Energy dan Ketenagalistrikan Di Provinsi Lampung Pada triwulan IV-2015 sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar 0,2 persen. Pembangunan sektor energi di Provinsi Lampung dapat dilihat dari meningkatnya rasio elektrifikasi tahun 2015 sebesar 80,46% dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 78%, walaupun masih terjadi defisit listrik sebesar 60,70 MW. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 137

56 Tabel 3.31 No Indikator 1 Laju pertumbuhan sektor pertambangan 2 Rasio elektrifikasi rumah tangga Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Cakupan Pelayanan Dan Kualitas Infrastruktur Energy dan Ketenagalistrikan Di Provinsi Lampung Capaian 2014 Target 2015 Target Akhir Reali % RPJMD sasi Realisasi (2019) Capaian s/d 2015 terhadap ,93 2,06 4,20 203,88 2,50 168, ,00 80,46 111, ,15 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Pada tahun 2015, realisasi laju pertumbuhan sektor pertambangan mencapai angka 4,20% atau 203,88% dibandingkan target yang ditetapkan. Dengan capaian ini, kinerja yang dicapai telah masuk kriteria sangat tinggi, bila disandingkan dengan target akhir RPJMD, capaian ini juga telah menyumbang sebanyak 168% dari target 2,50% pada tahun Sedangkan, untuk rasio elektrifikasi rumah tangga capaian kinerjanya sebesar 111,75% dari target 72,00% dan menyumbang capaian target akhir RPJMD sebesar 103,15%. Capaian ini jauh lebih baik dibandingkan tahun 2014 sebesar 78%. Meningkatnya capaian rasio elektrifiksi rumah tangga ini dapat tercapai karena upaya yang telah dilakukan Provinsi Lampung dalam tahun 2015, antara lain: 1) Pemberian bantuan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebanyak 50 unit di Kabupaten Tulang Bawang dan Tulang Bawang Barat 2) Pemberian bantuan pembangkit listrik mikro hidro (PLTMH) sebanyak 2 unit di Kabupaten Lampung Utara dan Lampung Barat 3) Bantuan untuk energi terbarukan skala kecil (biogas) pada daerahdaerah sentra ternak. Untuk memenuhi kebutuhan energi di Lampung telah dilakukan upaya penjajagan investasi yaitu : 1) Pembangunan PLTU Mulut Tambang di Mesuji (dengan melibatkan Shen Hua China) kapasitas 350 MW 2) Pembangunan PLTG di Lampung Timur (kerjasama PLN dengan PGN) kapasitas 2 X 50 MW dan 2 X 100 MW BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 138

57 Permasalahan dan Solusi Permasalahan 1) Belum tersedianya data potensi sumber daya mineral dan batubara yang detail dan akurat sehingga bertaraf jual. 2) Untuk Audit energi pada perusahaan pengguna energi belum dapat dilaksanakan sebelumnya oleh Pemerintah Daerah, hal ini disebabkan oleh karena belum adanya tenaga ahli yang berkompeten dibidang Audit Energi. 3) Belum Optimalnya pemanfaatan reneweble energi. 4) Perilaku masyarakat terhadap penggunaan energi yang tidak memperhatikan ketersediaan energi fosil (BBM) yang semakin menipis. Solusi 1) Melaksanakan survey atau penyelidikan sumberdaya mineral pada tahapprospeksi untuk mengetahui potensi pada tingkat kelas sumberdaya. 2) Dilakukan kegiatan audit energi dengan melibatkan pihak ketiga yang berkompeten dalam bidang audit energi dan didukung dengan dana yang cukup. 3) Dilakukan studi-studi baru mengenai potensi dan kemungkinan pengembangan energi baru terbarukan yang dapat dikembangkan di Provinsi Lampung. 4) Kegiatan sosialisasi perlu ditiingkatkan untuk mengedukasi masyarakat agar dalam kegiatannya sehari hari dapat melaksanakan perilaku hemat energi. 10. Sasaran Meningkatnya Angka Melek Huruf Penuntasan buta aksara merupakan bagian dari fokus pembangunan untuk peningkatan human capital. Hal ini mengingat peran sentral pendidikan baik sebagai bagian dari pemenuhan hak warga negara, maupun karena daya ungkit pendidikan terhadap tujuan pembangunan yang lain seperti pembangunan dan pemerataan ekonomi dan sosial. Terlebih lagi, dalam RPJMD Provinsi Lampung , penegasan akan pentingnya pendidikan juga bisa ditemukan dalam misi 3 yaitu Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, iptek dan inovasi, budaya masyarakat dan toleransi beragama.dalam tahun 2015, realisasi pencapaian sasaran angka melek huruf telah menunjukkan hasil yang positif. Sebagaimana nampak dalam tabel di bawah ini,realisasi kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa angka BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 139

58 melek huruf telah melebihitarget yang ditetapkan, dengan pencapaian sebanyak 99,88% dari target 96%,atau sebanyak 104,04%. Pencapaian ini menunjukkan kinerja yang sangat tinggi,untuk sasaran kesatu ini. Sedangkan bila dilihat dalam kaitannya dengan targetkinerja pada akhir tahun RPJMD, pencapaian ini telah mencapai 101,92% dari rencana kinerja tahun Tabel 3.32 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Angka Melek Huruf 2015 Target Capaian Capaian Akhir s/d 2015 No Indikator Reali % 2014 Target RPJMD terhadap sasi Realisasi (2019) Angka melek huruf 97,2 96,00 99,88 104,04 98,00 101,92 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Pada tahun 2015, realisasi pencapaian sasaran angka melek huruf telah menunjukkan hasil yang positif. Sebagaimana nampak dalam tabel 3.32, realisasi kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa pencapaian angka melek huruf sebanyak 95,13% dari target 96,00%, atau sebanyak 99,09%. Pencapaian ini menunjukkan kinerja yang sangat tinggi untuk sasaran ini. Sedangkan bila dilihat dalam kaitannya dengan target kinerja pada akhir tahun RPJMD, pencapaian ini telah mencapai 97,07% dari rencana kinerja tahun Tabel 3.33 Capaian Kinerja Angka Melek Huruf Tahun No. Indikator Angka Melek Huruf 99,70 99,84 99,86 99,86 99,87 99,88 Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2016 Bila melihat data historis dalam kurun , angka melek huruf Provinsi Lampung selama kurun waktu selalu mengalami peningkatan. Tahun 2010 capaian angka melek huruf Provinsi Lampung tercatat sebesar 99,70% kemudian naik menjadi 99,84% di tahun 2011 dan menjadi 99,86% ditahun 2013 dan 99,87% di tahun Sedangkan capaian di tahun 2015 mencapai 99,88%. Selengkapnya dapat dilihat pada grafik 3.20 dibawah ini : BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 140

59 Grafik 3.20 Persentase Angka Melek Huruf Provinsi Lampung ,9 99,8 99,7 ANGKA MELEK HURUF PROVINSI LAMPUNG 99,84 99,7 99,86 99,86 99,87 99,88 ANGKA MELEK HURUF PROVINSI LAMPUNG 99, Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2016 Persentase Angka Melek Huruf, Provinsi Lampung tahun Jika dilihat data per kabupaten/kota, capaian angka melek huruf tahun 2015 tertinggi adalah Kota Metro sebesar 100% sedangkan capaian terendah adalah Kabupaten Lampung Selatan sebesar 99,81%. Tren pencapaian angka melek huruf di 15 kabupaten/kota dalam tahun 2010 (tahun ke-1) hingga tahun 2015 (tahun ke-6) menunjukkan kecenderungan peningkatan angka melek huruf dari tahun ke tahun. Grafik 3.21 Persentase Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota Provinsi Lampung Metro Bandar Lampung Pesawaran Mesuji Pringsewu TLB.Barat Way Kanan Tanggamus Tulang Bawang Pesisir Barat Lampung Barat Lampung Utara Lampung Tengah Lampung Timur Lampung Selatan Sumber : BPS Provinsi Lampung, Bila dibandingkan dengan tingkat capaian nasional maka capaian angka melek huruf Provinsi Lampung masih diatas rata rata nasional BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 141

60 Grafik 3.22 Perbandingan Angka Melek Huruf Provinsi Lampung dengan Nasional Tahun ,70% 99,84% 99,86% 99,86 99,87% 99,88 72,27% 72,77% 73,29 73,81% PROV.Lampung NASIONAL Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2016 Peningkatan angka melek huruf juga terkait dengan perluasan dan peningkatan pendidikan non formal. Beberapa data terkait dengan pendidikan non formal antara lain adalah sebagai berikut: a. PKBM dan TBM berjumlah 544 buah, dengan peserta didik dan jumlah tutor orang. b. PAUD berjumlah buah dengan peserta didiksebanyak anak. Kondisi pencapaian angka melek huruf yang positif menunjukkan hasil dariprogram/ kegiatan yang telah dilakukan, yang menggambarkan bukan hanyaperan dari pemerintah.capaian ini juga menunjukkan kontribusi penting daripihak non pemerintah seperti swasta dan organisasi masyarakat yang jugamenjadi penyelenggara pendidikan di berbagai jenjang. Permasalahan: 1. Banyaknya anak putus sekolah,baik pada jenjang pendidikan dasar maupun pada jenjang pendidikanmenengah. Kemiskinan menjadi salah satu penyebab anak putus sekolah.persoalan penting, yang dalam kaitan dengan pendidikan, akan membatasi akses peserta didik terhadap pendidikan. 2. Disparitas dalam memperoleh pendidikan juga terjadi antara penduduk yang tinggal di daerah 3T = terpencil, tertinggal, terluar. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 142

61 Solusi: 1. Untuk menjawab persoalan tersebut dibuatlah kebijakaan terobosan seperti penyediaan dana BOS,dan beasiswa miskin secara massal telah terbukti dapat menurunkan angka putus sekolah. 2. Dan untuk memecahkan permasalahan yang kedua,dinas Pendidikan Provinsi lampung mengadakan bantuan tenaga pengajar tingkat SD dan SMP didaerah terpencil,dengan Program Lampung Mengajar. 11. Sasaran Tuntasnya Wajib Belajar Pendidikan 9 Tahun Dalam rangka meningkatkan pembangunan kualitas manusia, pendidikan menjadi gerbang utama dan sudah mejadi hak setiap warga Negara untuk mendapatkan pendidikan tanpa diskriminasi. Dalam hal ini Pemerintah Provinsi Lampung melalui program wajib belajar 9 tahun yang diamanatkan konstitusi kita, untuk mendorong anak-anak yang bersekolah agar tetap meneruskan hingga lulus pendidikan menengah. Dalam melaksanakan program ini, digunakan strategi penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan system pembelajaran pendidikan dasar 9 tahun yang bermutu dan merata diseluruh wilayah kabupaten/kota dan penyedian subsidi untuk meningkatan keterjangkauan layanan pendidikan dasar 9 tahun. Sasaran ini menegaskan bahwa pemerintah akan mengembangkan kebijakan, program dan kegiatan untuk memastikan pemenuhan hak setiap warga negara untuk menuntaskan wajib belajar 9 tahun. Pemerintah Provinsi Lampung telah menetapkan 8 (delapan) indikator sebagaimna pada tabel 3.34 dibawah. Pengukuran terhadap capaian kinerja untuk sasaran ini menunjukkan bahwa capaian kinerjanya sangat tinggi, karena semua indikator capaiannya BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 143

62 di atas 90% dari target yang dirumuskan. Bahkan ada 1 (satu) indikator yang mencapai 131,02%. Tabel 3.34 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Tuntasnya Wajib Belajar Pendidikan 9 Tahun No Indikator Capaian 2014 Target 2015 Target Akhir Reali % RPJMD sasi Realisasi (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/ 111,41 111,9 110,17 98,45 112,08 98,30 MI/Paket A 2 APK SMP/MTS/ Paket B 94,92 96,05 95,66 99,59 97,62 97,99 3 Angka Partisipasi Murni (APM) 98,20 95,56 92,92 97,24 95,75 97,04 SD/MI/Paket A 4 APM SMP/MTs/ Paket B 78,40 75,50 72,24 95,68 77,10 93,70 5 Angka rata-rata lama sekolah 7,48 7,5 7,2 96,00 7,55 93,36 6 Angka Kelulusan Angka Melanjutkan SMP SMA 78, ,23 99, ,23 8 Angka Melanjutkan SMA PT 70, ,06 131, ,08 9 APK SMA/SMK/MA/ Paket C 111,41 111,9 110,17 98,45 112,08 98,30 10 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/ Paket C 98,20 95,56 92,92 97,24 95,75 97,04 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Pada tahun 2015, capaian angka partisipasi kasar (APK) SD/MI/Paket A sebesar 110,17% atau 98.45%. APK SMP/MTS/Paket B sebesar 95,66% atau 99,59%. Angka partisipasi murni (APM) SD/MI/Paket A sebesar 92,92% atau 97,24% dan telah menyumbang pencapaian target akhir RPJMD sebesar 97,04%. APM SMP/MTs/Paket B sebesar 72,27 atau 95,68% dan menyumbang pencapaian akhir RPJMD sebesar 93,70%. Angka rata-rata lama sekolah adalah 7,2 tahun, dibandingkan dengan target selama 7,5 tahun. Pencapaian ini juga telah mencapai 95,36% dari rencana target kinerja pada akhir RPJMD pada tahun 2019 yaitu rata-rata lama sekolah 7,55 tahun. Angka rata-rata lama sekolah ini masih sama dengan capaian tahun Sedangkan, untuk angka kelulusan terealisasi 100%. Untuk indikator angka melanjutkan SMP SMA mencapai realisasi sebanyak 79,23% atau 99,04% dari target yang direncanakan dan menyumbang 79,23% untuk pencapaian akhir RPJMD. Realisasi angka melanjutkan SMA Perguruan Tinggi (PT) sebesar 72,06% atau sebesar BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 144

63 131,02% dari target yang sebesar 55%. Capaian ini telah berkontribusi sebesar 96,08% pada target akhir RPJMD Dilihat dari capaian 8 (delapan) indikator pada sasaran tuntasnya wajib belajar 9 tahun seluruhnya berkinerja sangat tinggi yaitu dengan capaian >91%. Sebagai upaya untuk menuntaskan wajib belajar (wajar) pendidikan dasar 9 tahun, PemerintahProvinsi Lampung pada tahun 2015 telah membangun 137 Ruang Kelas Baru (RKB) dengan rincian 79 RKB PAUD/TK, 38 RKB SD dan 20 RKB SMP. Selain itu untuk meningkatkan kesejahteraan guru honor murni, diberikan juga dana insentif untuk guru yang terdiri dari guru honor PAUD/TK, guru honor SD, dan guru honor SMP. Sedangkan, untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik di daerah terpencil juga telah dilakukan dengan Program Lampung Mengajar sebanyak 99 orang guru. Pemberian beasiswa bagi anak keluarga petani tidak mampu di Polinela kepada 119 mahasiswa juga telah dilakukan sebagai salah satu upaya Pemerintah Provinsi Lampung dalam meningkatkan indeks pendidikan masyarakat sekaligus juga mendukung pembangunan bidang pertanian. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/PAKET A. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA sederajat dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. APM di suatu jenjang pendidikan didapat dengan membagi jumlah siswa atau penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang sekolah tersebut. Capaian APK dan APM SD/MI/Paket A Provinsi Lampung tahun dapat dilihat dari grafik 3.23 berikut: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 145

64 Grafik Grafik APK dan APM SD/MI/Paket A Provinsi Lampung Tahun ,41 111, ,38% 95,45 95,45% 92, APK SD/MI/PAKET A APM SD/MI/PAKET A Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, 2016 Dari data grafik tahun , menunjukkan beberapa kecenderungan berikut ini : 1. Terjadi peningkatan APK SD/MI/Paket A dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014,sebesar 111,41% menjadi 111,85% dan mengalami fluktasi penurunan di tahun 2015 menjadi 110,17%,turun sebesar 1,68%. 2. Terjadi peningkatan APM SD/MI/Paket A dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014, sebesar 95,38% menjadi 95,45%, namun di tahun berikutnya, yakni di tahun 2015 mengalami fluktasi penurunan sebesar 2,53% yakni menjadi 92,92%. Penurunan tersebut, penyebabnya baru bisa dilihat pada tahun berikutnya. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni SMP/MTS/PAKET B APK dan APM SMP/MTS/PAKET B dapat dilihat dari data grafik berikut ini : Grafik APK dan APM SMP/MTS/PAKET B ,92 95,31 95,66% 98,52 74,44 74,77 75,10 72, Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, 2016 APK SMP/MTS/PAKET B APM SMP/MTS/PAKET B BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 146

65 Dari data grafik di atas, menunjukan beberapa kecenderungan sebagai berikut : 1. Terjadinya peningkatan pada APK SMP/MTS/PAKET B, dari tahun 2012 sebesar 94,92% meningkat menjadi 98,52% di tahun Peningkatan ini terjadi karna beberapa faktor seperti adanya penambahan USB (Unit Sekolah Baru), RKB (Ruang Kelas Baru) dan antuasisme masyarakat sangat baik dibidang pendidikan. 2. Terjadinya peningkatan pada APM SMP/MTS/PAKET B dari tahun 2012 sampai tahun 2014 yakni dari 74,44% menjadi 75,10% namun di tahun berikutnya mengalami penurunan sebesar 2,86% yakni menjadi 72,24%. a. Angka Rata-Rata Lama Sekolah Sekolah sebagai satuan pendidikan yang utama merupakan suatu ekosistem. Suatu tempat yang di dalamnya terjadi hubungan saling ketergantungan antara manusia dan lingkungannya. Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan bagi manusia yang berinteraksi di dalamnya, baik siswa, guru, tenaga pendidik, maupun orang tua siswa. Pemerintah memang bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan yang sebaik-baiknya bagi semua warga Negara, namun semua pihak harus memberi kontribusi dalam menetapkan indikator peningkatan ratarata lam sekolah sebagai penanda perluasan akses pendidikan. Rata-rata lama sekolah ini menjelaskan rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Capaian kinerja untuk sasaran ini menunjukkan bahwa capaian kinerja pada tahun 2015 sangat tinggi karna mencapai 100%. Pencapaian ini juga telah mencapai 97,40 % dari rencana target kinerja pada akhir RPJMD pada tahun 2019 yaitu rata-rata lama sekolah sebesar 7,70 tahun. Berdasarkan rata-rata lama sekolah penduduk di Provinsi Lampung, selama terjadi peningkatan kualitas pendidikan yaitu menjadi 7,50. Peningkatan rata-rata lama sekolah di Provinsi Lampung ini dimaknai bahwa penduduk Provinsi Lampung makin sadar betapa pentingnya pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia.selengkapnya bisa dilihat dalam grafik berikut ini : BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 147

66 Grafik 3.25 Rata Rata Lama Sekolah Provinsi Lampung Tahun ,505 7,5 7,495 7,49 7,485 7,48 7,475 7,47 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, 2016 b. Angka Kelulusan 7, ,50 RATA-RATA LAMA SEKOLAH PROV.LAMPUNG Angka kelulusan di Provinsi Lampung tahun 2015 mencapai 100%, berarti menunjukkan capaian kinerja yang sangat tinggi. Hal ini berarti seluruh siswa berhasil menyelesaikan pendidikannya. Ujian Nasional merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka memacu peningkatan mutu pendidikan.ujian Nasional selain berfungsi untuk mengukur dan pencapaian kompetensi lulusan dalam mata pelajaran tertentu,serta pemetaan mutu pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah,juga berfungsi sebagai motivator bagi pihak-pihak terkait untuk bekerja lebih baik guna mencapai hasil ujian yang baik,dan sebagai informasi katagori sekolah dan bahan untuk mengkaji dan menganalisa untuk mengukur angka kelulusan. Berdasarkan angka kelulusan sekolah di Provinsi Lampung, tahun 2012 sampai dengan tahun 2015, per jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel 3.35 grafik 3.26 di bawah ini : Tabel 3.35 Angka Kelulusan Sekolah di Provinsi Lampung Tahun No. Jenjang Tahun Pendidikan SD SMP 99,84 99,66 99, SMA 99,89 99,95 99, Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 148

67 Grafik 3.26 Angka Kelulusan Sekolah di Provinsi Lampung Tahun , ,9 99,8 99,7 99,6 99,5 100% 100% 100% 100% 100% 99,89% 99,95 99,96% 100% 99,84% 99,66% 99,77 SD/MI/PAKET A SMP/MTS/PAKET B SMA/MA/SMK/PAKET C 99, Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, 2016 Dari grafik diatas menunjukkan beberapa kecenderungan dibawah ini : 1. Angka kelulusan SD/MI/Paket A dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 selalu mencapai target yang diinginkan yakni 100%. 2. Angka kelulusan SMP/MTS/Paket B dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015,mengalami peningkatan yakni dari 99,84% menjadi 100%. 3. Angka kelulusan SMA/MA/SMK/Paket C dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015,mengalami peningkatan yakni dari 99,89 menjadi 100%. c. Angka Melanjutkan SMP - SMA Perguruan Tinggi Berkembangnya pendidikan di Provinsi Lampung, di tahun 2015 ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari capaian indikator dengan kinerja yang sangat tinggi baik angka melanjutkan SMP SMA maupun angka melanjutkan SMA Perguruan Tinggi. Angka siswa yang lulus SMP dan melanjutkan ke jenjang SMA sebanyak 79,23% atau 99,04% dari target 80%. Hal ini menunjukkan kinerja yang sangat tinggi dan telah berkontribusi pada pencapaian target akhir RPJMD 2019 sebesar 79,23%. Sedangkan, untuk indikator angka siswa melanjutkan dari SMA ke Perguruan Tinggi mencapai realisasi sebesar 72,06% atau 131,02% dari target 55% yang berarti berkinerja sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Provinsi Lampung sudah semakin banyak yang mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Dari yang ditargetkan sebesar 55% dapat : BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 149

68 terealisasi sebesar 72,06%. Capaian tahun 2015 ini lebih baik dari tahun 2014 sebesar 70,24%. Penghargaan dari Pemerintah yang diterima tahun 2015 : 1. Bronze Medal in Science pada 12 th International Mathematics and Science Olympiad for Primary School (IMSO 2015). 2. Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun Finalis Pemilihan Pengawas SD Berprestasi Tingkat Nasional Tahun Sasaran Meningkatnya Tingkat Pendidikan Masyarakat Ke Jenjang Menengah Dan Tinggi Dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi pendidikan nasional, diperlukan suatu acuan dasar oleh setiap penyelenggara dan satuan pendidikan, yang antara lain meliputi kritetia minimal dari berbagai aspek yang terkait dengan pendidikan. Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional peran dan tanggung jawab guru sangat mutlak. Dalam hal ini, meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat ke jenjang menengah dan tinggi di Provinsi Lampung di tahun 2015 mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dalam tabel 3.36 berikut : Tabel 3.36 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pendidikan Masyarakat ke Jenjang Menengah dan Tinggi No Indikator Capaian 2014 Target 2015 Target Akhir Reali % RPJMD sasi Realisasi (2019) Capaian s/d 2015 terhadap APK SMA/SMK/MA/ Paket C 111,41 111,9 110,17 98,45 112,08 98,30 2 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/ Paket C 98,20 95,56 92,92 97,24 95,75 97,04 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Untuk sasaran meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat ke jenjang menengah dan tinggi yang terdiri dari 2 (dua) indikator yaitu no 9 dan 10 capaian keduanya sangat tinggi walaupun tidak mencapai target yang ditentukan. Indikator, APK SMA/SMK/MA/Paket C terealisasi 110,17% atau 98,45% dari target 111,9% yang ditetapkan. Untuk capaian indikator angka partisipasi murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C sebesar 92,92% atau 97,24% dari target sebesar 95,56%. Perkembangan APK dan APM BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 150

69 SMA/SMK/MA/Paket C Provinsi Lampung Tahun ditunjukkan pada grafik 3.27 berikut : Grafik Perkembangan APK dan APM SMA/SMK/MA/Paket C Provinsi Lampung Tahun ,51 64,68 64,35 66,06 48,05% 48,75% 49,45% 50, APK SMA/SMK/MA/Paket C APM SMA/SMK/MA/Paket C Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, 2016 Dari data grafik APK dan APM SMA/SMK/MA/Paket C, dalam empat periode terakhir, situasinya sebagai berikut : 1. Terjadi peningkatan APK SMA/SMK/MA/Paket C di Provinsi Lampung dalam empat periode terakhir,yakni dari tahun 2012 sebesar 63,51% meningkat menjadi 66,06% di tahun 2015,walaupun sempat mengalami penurunan ditahun Terjadi peningkatan APM SMA/SMK/MA/Paket C di Provinsi Lampung dalam empat periode terakhir,yakni dari tahun 2012 sebesar 48,05% meningkat menjadi 50,15% di tahun Sasaran Meningkatkan Indeks Pembangunan dan Derajat Kesehatan Masyarakat Tujuan meningkatkan indeks pembangunan dan derajat kesehatan masyarakat dengan indikator angka harapan hidup (UHH) dan prevalensi balita gizi kurang dengan sasaran meningkatkan indeks pembangunan dan derajat kesehatan masyarakat diukur melalui 8 (delapan) indikator seperti pada tabel 3.37 berikut : BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 151

70 Tabel 3.37 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatkan Indeks Pembangunan dan Derajat Kesehatan Masyarakat NO Indikator 1 Meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH) Capaian Target Realisasi % 69,66 69, ,3 6 Target Akhir RPJMD/ Renstra 2019 Capaian 2015 terhadap ,22 2 Menurunnya Angka Kematian Bayi 0 - < 1 tahun (AKB) per 1000 lahir hidup 3 Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) per lahir hidup 4 Menurunnya Prevalensi balita gizi kurang (Underweight) 5 Meningkatanya Angka penemuan kasus TB (semua tipe yang dilaporkan/case Notification Rate) per penduduk 5, ,88 184, ,36 169,6 9 18,80 18,44 15,64 115, , , , , ,29 6 Menurunnya Angka Kesakitan positif malaria (API) per 1000 penduduk 7 Menurunnya Prevalensi HIV AIDS per 100 penduduk usia > 15 tahun 8 Menurunnya Angka Kesakitan DBD per penduduk 0,4 0,35 0,43 77,14 0,10-230,00 0,04 0,49 0,01 197,9 6 16, ,51 122,9 8 0,49 197, ,28 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Dari 8 indikator sasaran strategis yang merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Gubernur Lampung di bidang kesehatan tahun 2015, 7 indikator menunjukkan capaian 100%. Tingkat capaian ini menunjukkan pelaksanaan urusan yang terkait dicapai melalui dukungan penganggaran dan kerja keras seluruh stake holder dalam mendukung capaian indikator tersebut. Sedangkan, untuk indikator yang belum mencapai 100% pada tahun 2015, masih perlu dilakukan kerja keras, fokus dan terarah. Berdasarkan skala nilai peringkat kinerja pada Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 tahun 2010 terdapat 7 indikator (87,50%) dengan kriteria kinerja sangat tinggi (ST) dan 1 indikator (12,50%) dengan kriteria kinerja Tinggi (T). BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 152

71 a. Angka Harapan Hidup Angka Harapan Hidup (AHH) mnerupakan salah satu indikator dalam menilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Selain itu juga AHH merupakan indikator untuk mengukur derajat kesehatan selain angka kesakitan, angka kematian dan status gizi. Tingginya Tingginya pencapaian AHH juga menjadi salah satu penanda penting keberhasilan suatu daerah dalam pembangunan kesejahteraan rakyat terutama di sektor kesehatan. Angka harapan hidup menjadi salah satu indikator dalam mengukur indeks pembangunan manusia (IPM), selain pendidikan dan pendapatan. Bahkan merupakan ukuran keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan. Angka harapan hidup ditentukan oleh besarnya angka jumlah kematian bayi. Jika kematian bayi jumlahnya besar, usia harapan hidup akan rendah. Oleh karenanya, biasanya di negara-negara maju harapan hidupnya tinggi karena pada sudah tingginya tingkat kesehatan ibu dan bayinya. Berdasarkan tabel 3.37 diatas, indikator Angka Harapan Hidup (AHH) di Provinsi Lampung tahun 2015 menunjukkan keberhasilan, dimana pada tahun 2015 dari target 69,75 tahun, realisasi AHH tercapai sebesar 70 tahun dari target 69,75 tahun atau 100,36% (kriteria kinerja Sangat Tinggi). Namun realisasi Angka Harapan Hidup ini bila dibandingkan dengan target pada akhir RPJMD tahun 2019 baru mencapai 97,22% (kriteria kinerja Sangat Tinggi). Metode dalam perhitungan AHH ini telah menggunakan metode perhitungan yang baru. Gambar berikut menunjukkan trend dari tahun 2010 sampai tahun 2015 dimana trendnya cenderung meningkat menunjukkan hasil yang positif. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 153

72 UHH LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 Grafik 3.28 Trend Angka Harapan Hidup di Provinsi Lampung Tahun UHH 68,91 69,12 69,33 69,55 69,66 70 Target RPJMD 70 70, ,5 71,5 69,75 Target Nasional Sumber : BPS Lampung, 2016 Selama 8 tahun terakhir, Angka Harapan Hidup penduduk Provinsi Lampung telah meningkat dari 68,91 tahun menjadi 70 tahun. Namun demikian angka ini belum mencapai target Nasional yaitu sebesar 72 tahun. Bila dilihat capaian Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kota (menggunakan data AHH tahun 2014 karena AHH 2015 per Kabupaten Kota belum ada) masih ada 13 Kabupaten Kota, yang AHHnya masih berada di bawah AHH Provinsi, seperti terlihat pada grafik dibawah ini : Grafik 3.29 Distribusi Angka Harapan Hidup di Provinsi Lampung per Kabupaten Kota Tahun 2014 Metro Bandar Lampung Provinsi Lampung Timur Tulang bawang Tulangbawang Lampung Tengah Way Kanan Lampung Selatan Lampung Utara Pringsewu Pesawaran Tanggamus Mesuji Lampung Barat Pesisir Barat Ket : Data distribusi Angka Harapan Hidup tahun 2015 per Kab Kota masih dalam proses di BPS b. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 Lahir Hidup 062 Salah satu indikator yang paling menonjol dalam menilai derajat kesehatan adalah Angka Kematian Bayi (AKB = IMR). Angka Kematian Bayi dihitung dari banyaknya kematian bayi berusia kurang 1 tahun per BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 154

73 kelahiran hidup pada waktu yang sama. Manfaat dari IMR ini, adalah untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup berdasarkan perhitungan dari laporan yang masuk dari fasilitas kesehatan ke Dinas Kesehatan di Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 4,88 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini bila dibandingkan dengan target Provinsi Lampung sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup maka angkanya sudah mencapai target yang ditetapkan dengan capaian kinerja sebesar 184,75% dengan kriteria penilaian kinerja Sangat Tinggi/ST. Bila dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar 4,88 per 1000 lahir hidup dengan target tahun 2019 sebesar 24 per lahir hidup, maka capaian kinerja mencapai 179,67 % dengan kriteria penilaian kinerja Sangat Tinggi/ST) Berdasarkan tabel 3.37 terlihat bahwa AKB berdasarkan perhitungan matematik dengan menggunakan data rutin atau laporan secara kinerja telah tercapai, namun Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 lahir hidup tahun 2015 di Provinsi Lampung sebesar 4,88 per 1000 kelahiran hidup yang dihitung berdasarkan data pelaporan rutin belum dapat menggambarkan atau dibandingkan dengan data hasil survey SDKI Data AKB hasil perhitungan dengan data rutin ini hanya menggambarkan kematian yang ditemukan di fasilitas pelayanan kesehatan tidak menggambarkan kematian yang ada di populasi. Bila data AKB hasil perhitungan data rutin ini dibandingkan dengan AKB hasil SDKI tahun 2012 (survey SDKI dilakukan 5 tahun sekali) sebesar 30 per 1000 kelahiran hidup maka AKB hasil perhitungan berdasarkan laporan rutin tersebut hanya menggambarkan seperenam dari AKB sesungguhnya dipopulasi. c. Angka Kematian Ibu (AKI) per Kelahiran Hidup Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per kelahiran hidup. Angka kematian ibu merupakan indikator kesehatan yang cukup penting. Angka kematian ibu diketahui dari jumlah kematian karena kehamilan, persalinan dan ibu nifas per jumlah kelahiran hidup di wilayah tertentu dalam waktu tertentu. AKI sulit dihitung, karena untuk menghitung AKI dibutuhkan sampel yang sangat besar, mengingat kejadian kematian ibu adalah kasus yang BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 155

74 jarang. Oleh karena itu kita umumnya menggunakan AKI yang telah tersedia dari survey yang ada misalnya SDKI. Angka Kematian Ibu (AKI) per kelahiran hidup berdasarkan perhitungan dari laporan yang masuk dari fasilitas kesehatan ke Dinas Kesehatan di Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 95,46 per kelahiran hidup, namun angka ini tidak dapat dibandingkan dengan angka hasil survei SDKI. Angka ini bila dibandingkan dengan target Provinsi Lampung sebesar 341 per kelahiran hidup maka angkanya sudah berada dibawah target yang ditetapkan (Capaian kinerja sebesar 172,01% dengan kriteria penilaian kinerja Sangat Tinggi/ST). Bila dibandingkan dengan target nasional sebesar 306 per kelahiran hidup maka angkanya juga sudah berada dibawah target yang diharapkan (Capain Kinerja sebesar 168,80% dengan kriteria penilaian Sangat Tinggi/ST). Bila dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar 95,46 per lahir hidup dengan target tahun 2019 sebesar 309 per lahir hidup, maka capaian kinerja mencapai 169,11% dengan kriteria penilaian kinerja Sangat Tinggi/ST). Berdasarkan tabel 3.37 terlihat bahwa AKI berdasarkan perhitungan matematik dengan menggunakan data rutin atau laporan secara kinerja telah tercapai namun data Angka Kematian Ibu (AKI) per lahir hidup tahun 2015 di Provinsi Lampung sebesar 95,46 per kelahiran hidup yang dihitung berdasarkan data pelaporan rutin belum dapat menggambarkan atau dibandingkan dengan data hasil survey SDKI Data AKI hasil perhitungan dengan data rutin ini hanya menggambarkan kematian ibu karena kehamilan, persalinan dan nifas yang ditemukan di fasilitas pelayanan kesehatan dan tidak menggambarkan kematian yang ada di populasi. Bila data AKI hasil perhitungan data rutin ini dibandingkan dengan AKI Nasional (AKI Provinsi tidak ada karena sampel yang sedikit dan hanya bisa dibaca pada level nasional) hasil SDKI tahun 2012 (survey SDKI dilakukan 5 tahun sekali) sebesar 359 per kelahiran hidup maka AKI hasil perhitungan berdasarkan laporan rutin tersebut hanya menggambarkan sepertiga dari AKI yang sesungguhnya dipopulasi d. Prevalensi Balita Kurang Gizi (Underweight) Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas tumbuh kembang seseorang yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Status gizi masyarakat sering digambarkan dengan besaran masalah gizi pada kelompok anak balita. Indikator status gizi yang dipakai adalah prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada balita. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 156

75 Data status gizi selama ini didapatkan dari survey seperti SDKI atau Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Data status gizi yang didapatkan dari survey akan menggambarkan status gizi yang ada di populasi, namun masalahnya data status gizi ini tidak dapat didapatkan setiap tahun. Data status gizi dapat juga didapatkan dari kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG). Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada balita di Provinsi Lampung berdasarkan hasil PSG tahun 2015 sebesar 15,64%. Angka ini bila dibandingkan dengan target Provinsi Lampung sebesar 18,44% maka angkanya sudah berada dibawah target yang ditetapkan dengan capaian kinerja sebesar 117,90% dengan kriteria penilaian kinerja Sangat Tinggi/ST. Bila dibandingkan dengan target nasional sebesar 306 per kelahiran hidup maka angkanya juga sudah berada dibawah target yang diharapkan (Capain Kinerja sebesar 168,80% dengan kriteria penilaian Sangat Tinggi/ST). Bila dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar 95,46 per lahir hidup dengan target tahun 2019 sebesar 309 per lahir hidup, maka capaian kinerja mencapai 169,11% dengan kriteria penilaian kinerja Sangat Tinggi/ST). e. Angka Penemuan Kasus TB (semua tipe yang dilaporkan)/(case Notification Rate/CNR) per penduduk Angka kesakitan Tuberkulosis untuk semua tipe (Paru, kulit, tulang dan lain-lain) yang dilaporkan menggunakan Indikator Case Notification Rate per penduduk. Indikator Case Notification Rate (CNR) merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam menggambarkan pengendalian penyakit Tuberkulosis. Case Notification Rate (CNR) adalah angka yang menunjukkan jumlah seluruh pasien TB yang ditemukan dan dicatat diantara penduduk. Angka CNR berguna untuk menunjukkan kecenderungan peningkatan atau penurunan penemuan TB disuatu wilayah. Angka Case Notification Rate (CNR) diantara di Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 99 per 1000 peduduk. Angka ini bila dibandingkan dengan target Provinsi Lampung dan Nasional sebesar kurang dari 99 per penduduk maka angkanya sudah mencapai target yang ditetapkan (Capaian kinerja sebesar 100% dengan kriteria penilaian kinerja Sangat Tinggi/ST). Namun bila dibandingkan dengan target nasional sebesar 140 per penduduk maka CNR provinsi Lampung tahun 2015 masih berada dibawah target yang diharapkan (Capain Kinerja sebesar 62% dengan kriteria penilaian Rendah/R). Bila dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar 99 per penduduk dengan target tahun 2019 sebesar 154 per BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 157

76 penduduk, maka capaian kinerja mencapai 64,29% dengan kriteria penilaian kinerja Rendah/R). Angka Case Notification Rate (CNR) diantara sebesar 99 per penduduk pada tahun 2015 adalah angka provinsi, namun kita lihat berdasarkan distribusi angka Angka Case Notification Rate (CNR) diantara maka masih ada 9 (sembilan) Kabupaten Kota yang Case Notification Rate (CNR) diantara kurang 99 per penduduk. Bila dibandingkan angka Angka Case Notification Rate (CNR) diantara Provinsi Lampung tahun 2015 dengan Target Nasional sebesar 140 per penduduk maka masih ada 13 Kabupaten Kota yang belum dapat mencapai target nasional. Grafik 3.30 Distribusi Angka Case Notification Rate (CNR) Tuberkulosis diantara penduduk di Kabupaten Kota Tahun 2015 BANDAR LAMPUNG METRO WAY KANAN LAMPUNG SELATAN PESISIR BARAT TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG TIMUR PESAWARAN LAMPUNG UTARA MESUJI TULANGBAWANG BARAT LAMPUNG TENGAH LAMPUNG BARAT PRINGSEWU TULANGBAWANG Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2016 f. Prevalensi HIV AIDS per 100 Penduduk Usia > 15 Tahun Prevalensi HIV adalah jumlah pendudul laki laki dan perempuan yang berusia tahun yang positif HIV dibagi dengan jumlah penduduk laki laki dan perempuan pada usia yang sama (yaitu tahun), dikalikan dengan 100%. Untuk mendapatkan angka ini, idealnya dilakukan dengan survey, namun mengingat untuk pelaksanaan survey ini memerlukan penyiapan yang cukup rumit dan adanya keterbatasan sumberdaya. Saat ini angka prevalensi HIV didapatkan dengan menggunakan pemodelan matematika. Seperti diketahui bahwa HIV seperti fenomena gunung Es, dimana terlihat sedikit kasusnya dipermukaan namun sesungguhnya kasusnya banyak dibawah permukaan. Hal ini dibuktikan dengan orang yang bersedia untuk mengetahui status HIVnya sangat kecil sekali. Pada tahun 2015 orang yang BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 158

77 berusia tahun sebesar jiwa dan jumlah orang yang datang memeriksakan ke layanan VCT hanya sebesar orang. Berdasarkan hasil pemeriksaan status HIV terhadap 7622 orang yang datang memeriksa VCT maka diketahui yang positif HIV sejumlah 331 orang (4,34%). Sehingga prevalensi HIV (Persen) pada kelompok usia tahun sebesar 0,0075 persen dan bila dibandingkan dengan target secara nasional yaitu kurang dari 0,5 persen, maka provinsi Lampung, penularan HIV masih dapat dikendalikan. Prevalensi HIV per 100 penduduk (%) usia > 15 tahun di Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 0,01%. Angka ini bila dibandingkan dengan target Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 0,49% maka angkanya sudah mencapai target yang ditetapkan dengan capaian kinerja sebesar 198,58% dengan kriteria penilaian kinerja Sangat Tinggi/ST. Bila dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar 0,01 per 1000 penduduk dengan target tahun 2019 sebesar kurang dari 0,49 per 100 penduduk (%)usia > 15 tahun maka capaian kinerja mencapai 198,58 % dengan kriteria penilaian kinerja Sangat Tinggi/ST). g. Menurunkan Angka Kesakitan Malaria positif menjadi 0,10 per 1000 penduduk tahun 2019 Angka kesakitan Malaria merupakan indikator yang menggambarkan angka kesakitan malaria positif diantara 1000 penduduk di suatu wilayah. Angka kesakitan malaria positif (API) per 1000 penduduk di Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 0,43 per 1000 peduduk. Angka ini bila dibandingkan dengan target Provinsi Lampung sebesar 0,35 per 1000 penduduk, angkanya masih berada diatas target yang ditetapkan (Capaian kinerja sebesar 77,14% dengan kriteria penilaian kinerja Tinggi/T). Bila dibandingkan dengan target nasional sebesar < 1 per 1000 penduduk maka angkanya juga sudah berada dibawah target yang diharapkan (Capain Kinerja sebesar 156,57% dengan kriteria penilaian Sangat Tinggi/ST). Bila dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar 0,43 per 1000 penduduk dengan target tahun 2019 sebesar 0,10 per 1000 penduduk, maka capaian kinerja mencapai -230% dengan kriteria penilaian kinerja Sangat Rendah/SR). Angka kesakitan malaria positif per 1000 penduduk sebesar 0,43 per 1000 penduduk pada tahun 2015 adalah angka provinsi, namun kita lihat berdasarkan distribusi angka kesakitan malaria per 1000 penduduk maka masih ada dua Kabupaten yaitu Kabupaten Pesawaran (6,49 per 1000 penduduk) dan Kabupaten Pesisir Barat (2,21 per 1000 penduduk) yang angka kesakitan malarianya lebih dari 1 per 1000 penduduk seperti terlihat pada grafik dibawah. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 159

78 Sehingga penanggulangan malaria masih perlu kerja keras pada 2 Kabupaten tersebut diatas. Grafik 3.31 Distribusi Angka Kesakitan Malaria positif (API) per 1000 penduduk di Kabupaten Kota Tahun 2015 Pesisir Barat Lmpng Selatan B. Lampung Lampung Utara Tulang Bawang Way Kanan Lampung Timur TLB Barat Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2016 h. Angka Kesakitan DBD per Penduduk Angka kesakitan Demam Berdarah atau DBD merupakan indikator yang menggambarkan angka kesakitan DBD diantara penduduk di suatu wilayah. Angka kesakitan DBD per penduduk di Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 38, 51 per 1000 peduduk yang artinya ada kesakitan DBD diantara penduduk. Angka ini bila dibandingkan dengan target Provinsi Lampung dan Nasional sebesar kurang dari 50 per penduduk maka angkanya sudah berada dibawah target yang ditetapkan (Capaian kinerja sebesar 129,84% dengan kriteria penilaian kinerja Sangat Tinggi/ST). Bila dibandingkan dengan target nasional sebesar 49 per penduduk maka Angka kesakitan DBD Provinsi Lampung tahun 2015 sudah berada dibawah target yang diharapkan (Capain Kinerja sebesar 129,84% dengan kriteria penilaian Sangat Tinggi/ST). Bila dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar 38,51 per penduduk dengan target tahun 2019 sebesar 46 per penduduk, maka capaian kinerja mencapai 116,38% dengan kriteria penilaian kinerja Sangat Tinggi/ST). Angka kesakitan DBD per di Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 38,51 per penduduk, namun kita lihat berdasarkan distribusi angka Angka kesakitan DBD per maka masih ada 4 (empat) Kabupaten Kota yang Angka kesakitan DBD per lebih dari 50 per penduduk yaitu Kota Metro, Kabupaten Pringsewu, Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran (merupakan daerah endemis DBD), seperti terlihat pada grafik dibawah ini : BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 160

79 Grafik 3.32 Distribusi Angka Kesakitan DBD diantara penduduk di Kabupaten Kota Tahun 2015 Pringsewu Pesawaran Tulang bawang Lampung Utara Tulangbawang Tanggamus Lampung Barat Way Kanan Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2016 Keberhasilan dan permasalahan dalam mencapai sasaran yang diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah sebagai berikut : Faktor yang mendorong keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah sebagai berikut : 1. Adanya regulasi atau komitmen baik di tingkat global (MDGs/SDGs), Nasioanal (RPJMN, Renstra KL) dan Daerah (RPJMD, Renstra SKPD) 2. Adanya dukungan anggaran untuk mencapai Indikator Kinerja Utama (IKU) baik melalui APBD dan APBN 3. Adanya sumber daya manusia yang berada di fasilitas pelayanan kesehatan maupun yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten Kota 4. Adanya pengembangan Sistem Informasi Pelaporan Permasalahan : 1. Masih adanya stigma tentang beberapa penyakit tertentu sehingga menjadi fenomena gunung es (sedikit terlihat di puncaknya namun tak terlihat yang ada dibawah ) 2. Beberapa penyakit berhubungan dengan perilaku hidup yang tidak sehat 3. Ada perpindahan Sumber Daya Manusia yang telah dilatih oleh Program sehingga mengganggu kesinambungan program khususnya yang ada di level puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten kota 4. Sistem Informasi pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Provinsi yang belum tepat waktu BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 161

80 Solusi : 1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk menghilangkan stigma pada beberapa penyakit tertentu dengan melakukan promosi kesehatan 2. Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 3. Meningkatkan pembiayaan kesehatan baik pada alokasi anggaran kesehatan khususnya belanja langsung 4. Perlu adanya regulasi dalam mengatur pemerataan/distribusi tenagayang telah dilatih khususnya tenaga yang ada di level puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten kota 5. Mendukung Pengembangan Sistem Informasi pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas & Rumah Sakit) ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota dan ke Dinas Kesehatan Provinsi baik secara online maupun off line 14. Sasaran Terinternalisasinya Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal Semenjak Dinas Kebudayaan bergabung dengan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung berdasarkan Perda nomor 3 tahun 2014 tentang perubahan kedua atas peraturan daerah Provinsi Lampung Nomer 12 Tahun 2009 tentang organisasi dan tata kerja Dinas Daerah Provinsi Lampung.Kebudayaan di Provinsi Lampung belum tergali secara maksimal,hal ini memerlukan kerjasama dari sejumlah dinas terkait dan peran besar masyarakat terhadap banyaknya cagar budaya dan asset daerah yang bernilai budaya yang harus dipelihara dan kita lestarikan secara bersama. Foto: Melestarikan budaya tarian adat Lampung pada acara Gebyar Paud. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 162

81 Tabel 3.38 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terinternalisasinya Nilai- Nilai Budaya dan Kearifan Lokal No Indikator Capaian Target Reali sasi % Realisasi Target Akhir RPJMD (2019) Capaian s/d 2015 terhada p Cagar Budaya dan aset daerah yang ,23 bernilai budaya yang dipelihara 2 Peningkatan jumlah pengunjung ,33 museum 3 Jumlah sanggar kesenian , ,45 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 a. Jumlah cagar budaya di Provinsi Lampung yang baru terdata pada tahun 2015 sebanyak cagar budaya. Cagar budaya bermacam-macam bentuknya, yakni ; 1.Benda cagar budaya berjumlah ; 781 cagar budaya. 2. Situs cagar budaya berjumlah ; 132 situs Foto: Situs Punggung Raharjo,Lampung Timur. 3. Struktur cagar budaya berjumlah ; 275 struktur 4. Bangunan cagar budaya berjumlah ; 388 bangunan. Untuk tahun 2015, capaian kinerja cagar budaya meenunjukkan kinerja masih rendah,capaian ini hanya menyumbang 48,24% dari target akhir RPJMD ( Tahun 2019 ). BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 163

82 Pada tahun 2015 Provinsi Lampung mendapatkan penghargaan berupa 5 (lima) buah Sertifikat yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia atas diakuinya warisan budaya tak benda (WBTB) masyarakat Lampung yaitu : 1. Sekura Cakak Buah 2. Cakak Pepadun 3. Sulam Usus 4. Gulai Taboh 5. Seruit b. Untuk tahun 2015, capaian kinerja pengunjung museum Provinsi Lampung masih rendah, capaian ini hanya menyumbang sebanyak 61,33% dari target akhir RPJMD (Tahun 2019). Pengunjung museum Provinsi Lampung berupa pameran tetap sebanyak orang,dan non pameran tetap sebanyak orang. Data jumlah pengunjung pameran tetap dan non pameran tetap. Foto: Pengunjung Museum Provinsi Lampung. c. Untuk tahun 2015, capaian kinerja sanggar kesenian menunjukkan kinerja masih rendah, capaian ini hanya menyumbang sebanyak 51,46% dari target pada akhir RPJMD ( tahun 2019 ). Interaksi dan pertumbuhan sanggar kesenian di Provinsi Lampung bisa dilihat dari banyaknya sanggar/organisasi kesenian pada tahun 2015, jumlah sanggar kesenian di Provinsi Lampung adalah 494 sanggar yang terdiri dari : Sanggar Tari 255, Sanggar Musik 45, Sanggar Teater 30, Sanggar Sastra 30, Sanggar Kerajinan 89 dan Sanggar/Komunitas Sinematografi sebanyak 45 sanggar. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 164

83 Permasalahan : 1. Kurang terkelolanya warisan budaya,sehingga diperlukan sinergi dan koordinasi antar berbagai pihak,baik pemerintah maupun masyarakat untuk menjaga warisan budaya tersebut. 2. Masih lemahnya perlindungan hukum bagi semua asset kebudayaan baik yang fisik maupun non fisik dalam bentuk ha katas kekayaan intelektual. 3. Lemahnya ketahanan nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi,kehidupan seni, bahasa dan sastra,dalam kehidupan masyarakat Lampung. Penggerusan nilai-nilai budaya makin terlihat, yang menjadikan adat dan tradisi, kehidupan seni, bahasa dan sastra dalam kehidupan masyarakat Lampung mengalami banyak pergeseran. Solusi : 1. Dukungan program kegiatan terhadap pencapain sasaran ini membutuhkan partisipasi aktif masyarakat dan peran pemerintah Provinsi Lampung. 2. Percepatan pelaksanaan registrasi,penetapan, dan pelestarian warisan cagar budaya baik bergerak maupun tidak bergerak. 3. Penguatan jejaring stakeholder yang meliputi pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, swasta dan lembaga keuangan dalam hal peningkatan penegakan, pengawasan, dan kesadaran hukum pelestarian budaya. 15. Sasaran Meningkatnya Pelayanan Kesejahteraan dan Rehabilitasi Bagi Tuna Sosial Data capaian IKU untuk meningkatnya pelayanan kesejahteraan dan rehabilitasi bagi tuna sosial digambarkan pada tabel 3.39 berikut ini : Tabel 3.39 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan Kesejahteraan dan Rehabilitasi Bagi Tuna Sosial No Indikator Capaian Target Reali sasi % Realisasi Target Akhir RPJMD (2019) Capaian s/d 2015 terhada p Jumlah penduduk miskin 14,28 13,53 14,35 93,93 11,10 70,72 2 Indeks kedalaman 2,23 2,095 2,36 87,49 1,40 31,24 kemiskinan 3 Indeks keparahan kemiskinan 0,51 0,47 0,38 119,14 0,34 88,24 4 Jumlah PMKS yang ditangani , ,56 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 165

84 Pada tahun 2015, realisasi jumlah penduduk miskin mencapai angka 14,35% atau 93,93% dibandingkan target yang ditetapkan. Dengan capaian ini, kinerja yang dicapai telah masuk kriteria sangat tinggi, bila disandingkan dengan target akhir RPJMD, capaian ini juga telah menyumbang sebanyak 70,72% dari target 11,10 pada tahun Secara Gradual angka kemiskinan di Provinsi Lampung mengalami penurunan terus-menerus, meskipun pada tahun 2015 sedikit mengalami kenaikan kembali sebagai akibat memburuknya kondisi ekonomi nasional, dan dunia. Angka kemiskinan Lampung tahun 2015 sebesar 14,35% meningkat dari tahun 2014 sebesar 14,28%. Secara Nasional kemiskinan di periode yang sama juga mengalami kenaikan (dari 10,96% menjadi 11,21% atau 0,25%), namun kenaikan kemiskian di Lampung (meningkat 0,07%) masih lebih rendah dibanding kenaikan rata-rata nasional. Apabila dilihat dari sisi disparitas pendapatan penduduk di Provinsi Lampung dilihat dari angka Indeks Gini Rasio, ketimpangan pendapatan semakin rendah dari 0,36 menjadi 0,33, hal ini menunjukkan bahwa angka kesenjangan pendapatan semakin mengecil (pendapatan masyarakat semakin merata). Grafik 3.33 Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Lampung dan Nasional Tahun Sumber : BPS Lampung, 2016 Pada indikator indeks kedalaman kemiskinan tercapai 2,36% atau 87,61% dari target 2,095% dan telah menyumbang sebesar 31,24% pada pencapaian target RPJMD 2019 sebesar 1,40%. Pencapaian ini termasuk kategori tinggi. Sedangkan untuk indikator indeks keparahan kemiskinan mencapai lebih dari 100% yakni terealisasi sebesar 0,38% dari target 0,47% atau 119,14%, berarti masuk dalam kategori kinerja sangat tinggi. Apabila BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 166

85 disandingkan dengan target akhir RPJMD 2019, capaian ini mampu menyumbang sebanyak 88,24% dari target sebesar 0,34%. Perkembangan indeks kedalaman kemiskinan (P1) di Provinsi Lampung menurut daerah kondisi Maret 2012 sampai dengan Maret 2015 terlihat pada grafik 3.34 berikut : Grafik 3.34 Perkembangan indeks kedalaman kemiskinan (P1) di Provinsi Lampung menurut daerah kondisi Maret 2012 sampai dengan Maret ,5 2 1,5 1 Perdesaan Perkotaan Perkotaan+Perdesaan 0, Sumber : BPS Lampung, 2016 Perkembangan indeks keparahan kemiskinan (P2) di Provinsi Lampung menurutdaerah kondisi Maret 2012 sampai dengan Maret 2015 adalah sebagai berikut : Grafik 3.35 Perkembangan indeks keparahan kemiskinan (P2) di Provinsi Lampung menurut daerah kondisi Maret 2012 sampai dengan Maret ,8 1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0, Sumber : BPS Lampung, 2016 Perkotaan+Perdesaan Perkotaan Perdesaan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 167

86 Sedangkan, untuk indikator jumlah PMKS yang ditangani Provinsi Lampung tahun 2015 sebanyak jiwa atau sebesar 99,05% dari target sebanyak jiwa. Jumlah ini meningkat dibandingkan realisasi tahun 2014 sebanyak jiwa. Capaian ini telah menyumbang sebesar 104,56% dari target akhir RPJMD 2019 sebanyak jiwa. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 168

87 Tabel DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 NO Bandar LAMPUNG LAMPUNG LAMPUNG LAMPUNG LAMPUNG TULANG WAY PESISIR TUBA JENIS PMKS METRO TANGGAMUS PESAWARAN PRINGSEWU MESUJI Lampung SELATAN TENGAH TIMUR UTARA BARAT BAWANG KANAN BARAT BARAT JUMLAH JIWA 1 Anak Balita terlantar (ABT) Jiwa 2 Anak terlantar (AT) Jiwa 3 Anak Yang Berhadapan - Dengan Hukum Jiwa 4 Anak Jalanan Jiwa 5 Anak Dengan Kedisabilitasan 4 (ADK) Jiwa 6 Anak Yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan/ Jiwa 7 Diperlakukan Salah Anak Yang Memerlukan Perlindungan Khusus Jiwa 8 Lanjut Usia terlantar Jiwa 9 Penyandang Disabilitas Jiwa 10 Tuna Sosial Jiwa 11 Gelandangan - Jiwa Pengemis Jiwa 13 Pemulung Jiwa 14 Kelompok Minoritas Jiwa 15 Bekas Warga Binaan Lembaga Permasyarakatan (BWBLP) 16 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Jiwa Jiwa JUMLAH KK 17 Korban Penyalagunaan NAPZA Jiwa 18 Korban Traficking Jiwa Jiwa Korban tindak kekerasan Pekerja migran Bermasalah Sosial (PMBS) Jiwa 21 Korban Bencana Alam Korban Bencana Sosial Perempuan rawan sosial ekonomi Fakir Miskin KK 25 Klg masalah sosial psikologis KK 26 Komunitas adat terpencil KK Jumlah Jiwa KK Sumber : Dinas Sosial Provinsi Lampung, Jiwa Jiwa Jiwa BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 169

88 Tabel 3.41 DATA POTENSI DAN SUMBER KESEJAHTERAAN SOSIAL (PSKS) TAHUN 2014 NO JENIS PSKS BANDAR LAMPUNG METRO LAMPUNG SELATAN LAMPUNG TENGAH LAMPUNG TIMUR LAMPUNG BARAT TANGGAMUS TULANG BAWANG WAY KANAN LAMPUNG UTARA MESUJI PESA WA RA N PRINGSEWU PESISIR BARAT TUBA BARAT JUMLAH 1 Pekerja Sosial Profesional Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Lembaga Kesejahteraan Sosial Karang Taruna Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga(LK3) Keluarga Pionir Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat 9 Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial (WPKS) Penyuluh Sosial Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) 12 Dunia usaha yang melakukan usaha kesejahteraan sosial Sumber : Dinas Sosial Provinsi Lampung, BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 170

89 Permasalahan a. Optimalisasi capaian kegiatan terhadap capaian target SPM bidang sosial relatif kecil. b. Nomenklatur Dinas yang menangani bidang kesejahteraan sosial ( bidang sosial ) di Kabupaten/Kota pada umumnya bergabung dengan beberapa satker, hal ini sangat berpengaruh terhadap pengalokasian anggaran pembangunan kesejahteraan sosial yang masih relatif sangat kecil, sedangkan jumlah PMKS akan terus bertambah seiring dengan pertambahan penduduk. Solusi Upaya koordinasi, asistensi, tahapan untuk perencanaan sudah dilakukan baik untuk aparatur maupun masyarakat sebagai Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial, tetapi pengalokasian dana program dan kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial belum signifikan baik dari Pemerintah, dunia usaha dan pelaku pelaku pembangunan kesejahteraan sosial. Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar warga Negara, serta menghadapi tantangan dan perkembangan permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk, sudah tertuang dalam UU dan Peraturan Pemerintah yang saat ini memasuki tahap proses penyempurnaan dan pengesahan, sehubungan dengan hal tersebut sangat urgen untuk dipersiapkan Peraturan Daerah yang merupakan tindak lanjut dan penjabaran dari UU dan Peraturan Pemerintah tentang Pembangunan Kesejahteraan Sosial. 16. Sasaran Meningkatnya Kualitas dan Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja Pembangunan bidang ketenagakerjaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Pembangunan Nasional, Regional dan Daerah dengan sasaran tersedianya lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang berkesinambungan, sehingga angkatan kerja yang ada mempunyai kesempatan untuk memperoleh pekerjaan dan meningkatkan taraf hidupnya sesuai dengan kehidupan yang layak. Di samping itu pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh yang diarahkan untuk meningkatkan, membentuk dan mengembangkan tenaga kerja yang berkualitas, efektif, efisien dan produktif serta memiliki wirausaha yang tinggi sehingga diharapkan mampu mengisi, menciptakan dan memperluas lapangan kerja serta kesempatan berusaha. Rencana dan realisasi capaian meningkatnya kualitas dan perlindungan terhadap tenaga kerja dapat dilihat pada tabel 3.42 berikut : BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 171

90 Tabel N o Indikator Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas dan Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja 2015 Target Capaian 2014 Target Reali sasi % Realisasi Akhir RPJMD (2019) Capaian s/d 2015 terhada p Rasio Ketergantungan 64,32 52,55 49,57 105,67 46,75 93,97 2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 66,99 65,75 65,60 92,24 66,46 101,29 3 Tingkat Pengangguran Terbuka 4,79 5,29 5,42 97,54 4,17 70,02 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Untuk pengukuran kinerja indikator 1 dan 3 dimana Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja, maka digunakan rumus : Persentase pencapaian rencana tingkat capaian : Rencana- ( Realisasi- Rencana) Rencana x 100% Dari tabel 3.42 diketahui bahwa capaian rasio ketergantungan tahun 2015 mencapai 49,57% atau 105,67% dari target 52,55%. Capaian kinerja ini menunjukkan kinerja yang sangat tinggi dan menyumbang sebesar 93,97% pada pencapaian RPJMD 2019 dari target 46,75%. Indikator tingkat partisipasi angkatan kerja tahun 2015 sebanyak 65,60% atau 100,23% dari target 60,75%. Capaian ini telah menyumbang sebesar 101,29% bagi target akhir RPJMD 2019 sebanyak 66,46%. Sedangkan, indikator tingkat pengangguran terbuka tahun 2015 dengan capaian realisasi 5,42% atau 97,54% dari target 5,29% dan mampu menyumbang sebesar 70,02% pada capaian target RPJMD Capaian ini menunjukkan kinerja yang sangat tinggi. a. Rasio Ketergantungan Pada tahun 2015 target kinerja yang hendak dicapai sebesar 52.55% dan realisasi capaian artinya adanya penurunan rasio ketergantungan penduduk tahun Hal ini menunjukan kinerja yang cukup berhasil yaitu berhasil menurunkan Rasio Ketergantungan dari target % realisasi sebesar 49,57% atau persentase realisasi sebesar 105,67%. Hal ini diindikasikan keberhasilan pemerintah Provinsi Lampung dalam menurunkan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 172

91 tingkat ketergantungan penduduk sebesar 2.98%, yaitu keberhasilan Pemerintah Provinsi Lampung dalam penurunan angka kelahiran atau keberhasilan dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana di Provinsi Lampung. b. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) TPAK adalah suatu indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu, dimana TPAK Provinsi Lampung pada tahun 2015 sebesar 65,75 persen yang berarti dari 100 penduduk usia kerja terdapat sekitar 66 orang yang aktif dalam kegiatan ekonomi (bekerja dan pengangguran). Selama lima tahun ke depan angka TPAK diperkirakan akan meningkat berkisar 66,46 persen. Secara umum jumlah tenaga kerja antar periode dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi baik nasional maupun regional Meningkatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja tersebut kemungkinan disebabkan bertambahnya jumlah penduduk yang masuk pasar kerja khususnya perempuan. Hal tersebut tampaknya memberikan pengaruh yang cukup berarti terhadap melajunya pertumbuhan angkatan kerja, sehingga pertambahan jumlah angkatan kerja pada tahun-tahun yang akan datang akan menjadi lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan usia kerja. c. Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Pengangguran Provinsi Lampung dari rencana target kinerja sebesar 5,29% sementara realisasi kinerja sebesar 5.42 %, walaupun terjadi peningkatan persentasi realisasi tetapi secara kinerja pengalami penurunan itu artinya terjadi peningkatan tingkat pengangguran di Provinsi Lampung sebesar 0,13%. Hal ini menandakan adanya peningkatan pengangguran yang kemungkinan disebabkan adanya Pemutusan Hubungan Kerja dan berkurangnya kesempatan kerja yang tercipta di Provinsi Lampung Tahun Tingginya laju pertumbuhan penduduk mengakibatkan jumlah penduduk semakin tinggi yang berimbas pada kenaikan angkatan kerja, namun hal ini tidak diimbangi dengan penyediaan kesempatan kerja. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya pengangguran. Pengangguran di Provinsi Lampung masih didominasi oleh golongan usia muda, di mana pada usia ini masih merupakan usia sekolah dan memang selayaknya mereka masih berada dalam dunia pendidikan. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 173

92 Tingginya angka penganggur pada usia sekolah ini mengidentifikasikan bahwa upaya yang sungguh-sungguh dalam menahan agar penduduk yang masih berusia sekolah ini masih harus ditingkatkan, bukan menitikberatkan adanya penambahan kesempatan kerja bagi mereka. Hal ini karena dalam upaya pengurangan penganggur ini selain menciptakan kesempatan kerja seluas-luasnya disisi lain harus juga ada peningkatan kualitas kesempatan kerja secara fisik dan psikis termasuk tingkat kematangan dalam bekerja. Ini sejalan dengan upaya pengurangan pengangguran pekerja anak (di bawah 18 tahun) yang terus menerus ditingkatkan. Diharapkan di masa depan mendatang jumlah penganggur usia sekolah menurun, dikarenakan akan adanya realisasi program belajar 12 tahun. Penurunan diharapkan juga akan memperbaiki kualitas tenaga kerja yang memasuki dunia kerja. Jumlah angkatan kerja di Provinsi Lampung Tahun 2015 yang tersebar di 15 kabupaten/kota berjumlah orang. Jumlah ini cenderung meningkat dibandingkan jumlah angkatan kerja dari tahun Ini menunjukkan berarti jumlah pengangguran juga meningkat. Tabel 3.43 Data Jumlah Angkatan Kerja Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung Tahun NO Kabupaten/Kota Lampung Barat Tanggamus Lampung Selatan Lampung Timur Lampung Tengah Lampung Utara Way Kanan Tulang Bawang Pesawaran Pringsewu Mesuji Tuba Barat Bandar Lampung Metro JUMLAH Sumber : Dinas Tenaga Kerja & Trnsmigrasi Provinsi Lampung, Sedangkan, penempatan tenaga kerja melalui mekanisme Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN) tahun adalah sebagai berikut : BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 174

93 Tabel 3.44 Jumlah Penempatan Tenaga Kerja melalui Mekanisme AKAN, AKAL dan AKAD Tahun NO TAHUN AKAN AKAL AKAD TKS Sumber : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Provinsi Lampung, 2016 Namun di sisi lain, angkatan kerja khususnya pencari kerja yang ada tidak dapat bersaing di pasar kerja karena memiliki ethos kerja yang rendah sebagai akibat dari rendahnya tingkat pendidikan serta kurangnya keterampilan yang dimiliki, sehingga para pencari kerja mengalami kesulitan dalam memperoleh pekerjaan. Upaya Provinsi Lampung untuk menjawab persoalan kurangnya keterampilan pencari kerja melakukan berbagai pelatihan keterampilan kepada masyarakat pencari kerja di Balai Latihan Kerja (BLK). Data tabel peserta pelatihan dari tahun mengalami fluktuasi. Jumlah peserta pelatihan yang sangat rendah ada pada tahun 2014 hanya 944 orang, kemudian mengalami peningkatan kembali pada tahun 2015 menjadi orang. Data peserta pelatihan keterampilan berbagai jurusan dapat dilihat pada tabel 3.45 berikut : Tabel 3.45 Jumlah Peserta Pelatihan Keterampilan Berbagai Kejuruan Tahun Balai Latihan Kerja (BLK) NO TAHUN Bandar JUMLAH Kalianda Metro Way Abung Lampung Sumber : Dinas Tenaga Kerja & Trnsmigrasi Provinsi Lampung, 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 175

94 Tabel 3.46 Perbandingan Kondisi Ketenagakerjaan Provinsi Lampung Dengan Tingkat Nasional Tahun 2015 INDIKATOR LAMPUNG DAERAH TERENDAH DAERAH TERTINGGI NASIONAL Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Sulawesi Utara Papua Tingkat Pengangguran Terbuka Bali Maluku 5.94 Sumber : Disnakertrans Provinsi Lampung, 2016 Grafik 3.36 Perbandingan Kondisi Ketenagakerjaan Provinsi Lampung Dengan Tingkat Nasional Tahun ,65 5,42 1,9 Lampung 59,99 Daerah Terendah 10,51 Daerah Tertinggi 76,67 Nasional 60,66 5,94 TPAK TPT Sumber : Disnakertrans Provinsi Lampung, 2016 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Lampung Tahun 2015 sebesar 60.65%, bila dibandingkan dengan Provinsi Sulawesi Utara di mana TPAK provinsi tersebut paling rendah yaitu sebesar 59.99%. artinya tingkat partisipasi angkatan kerja provinsi Lampung masih jauh di atas TPAK provinsi terendah yaitu Sulawesi Utara, dan secara keseluruhan TPAK Provinsi Lampung masih hampir sama dengan rata-rata nasional yaitu sebesar 60.66%. Tingkat Pengangguran Terbuka pada tahun 2015 di Provinsi Lampung sebesar 5.42% sementara tingkat pengangguran rata-rata tertinggi secara nasional terdapat pada Provinsi Maluku yaitu sebesar 10.51% sementara rata-rata nasional adalah 5.94% yang arti tingkat pengangguran terbuka Provinsi Lampung lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat pengangguran secara nasional. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 176

95 Keberhasilan Provinsi Lampung selama periode dalam pencapaian kinerja pada sasaran Strategis pertama Meningkatkan kualitas dan perlindungan tenaga kerja yang capaiannya realisasinya sangat tinggi yaitu dengan nilai diatas 91 (Sangat Tinggi) yaitu indikator Rasio Ketergantungan sebesar %, Indikator Tingkat Partisipasi angkatan kerja sebesar %, indikator Tingkat Pengangguran terbuka sebesar 97.54%. Adapun keberhasilan sasaran pertama dari indikator capaian tersebut adalah : 1. Keberhasilan Pemerintah Provinsi Lampung dalam menurunkan Rasio Ketergantungan yaitu melalui perbaikan kesehatan, penekanan jumlah kelahiran, dan perbaikan gizi masyarakat. 2. Keberhasilan Provinsi Lampung dalam perluasan kesempatan kerja melalui program-program yang ada di instansi sektoral baik perluasan maupun penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri serta pengembangan kewirausahaan bagi tenaga kerja. 3. Keberhasilan Pemerintah Provinsi Lampung dalam peningkat program pendidikan dan peningkatan ekonomi penduduk yaitu dengan menekan atau menahan penduduk usia kerja muda lebih lama bersekolah dengan demikian pada usia muda tersebut tidak aktif secara ekonomi masuk pasar kerja. Beberapa yang terkait dengan peningkatan pendidikan adalah : a. Mengikutsertakan penduduk usia muda dalam program Pelatihan Tenaga Kerja yang berbasis Kompetensi dengan tujuan agar mereka mampu berkompetisi di bursa kerja. Pada tahun 2015 melalui Program Peningkatan Kompetensi tersebut target kinerja yang ditetapkan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung sebanyak 992 orang sementara capaian kinerja Tahun 2015 sebesar 896 orang atau 90.32%. b. Capaian IKU cukup memuaskan tetapi kegiatan ini perlu adanya peningkatan kapasitas baik dari penambahan jumlah pelatihan maupun alokasi dana. c. Cukup tingginya minat pencari kerja di Provinsi untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensinya guna memasuki pasar kerja, baik pasar kerja dalam negeri maupun luar negeri. d. Dukungan Pemerintah Daerah dalam pembangunan Ketenagakerjaan di Provinsi Lampung baik berupa dukungan anggaran pelatihan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 177

96 berbasis kompetensi maupun peralatan praktek pelatihan pada masing-masing BLK di lingkungan Dinas Tenaga Kerja Provinsi. Permasalahan Beberapa indikator datanya didapatkan dari hasil survey dari pihak lain seperti BPS, Instansi terkait, sedangkan survey tidak dilakukan setiap tahun atau setiap lima tahun seperti data Susenas, Sakerda dan Sensus Penduduk yang data keluar secara Periodik, Semester, Tahunan bahkan Lima atau Sepuluh tahun seperti hasil data Sensus Penduduk dan Sakerda. 1. Pertumbuhan angkatan kerja yang relatif tinggi tidak diimbangi dengan penyediaan kesempatan kerja atau daya serap dalam penciptaan kesempatan kerja. 2. Tingkat pendidikan angkatan kerja rendah. 3. Hubungan industrial perlu ditingkatkan dalam rangka pencegahan perselisihan hubungan industrial di perusahaan. 4. Perlu Peningkatan Perlindungan dan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 5. Tingkat Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja rendah rendah. 6. Masuknya tenaga kerja kedalam negeri akibat diberlakukannya pasar bebas (MEA). 7. Perlu adanya sinergi antar lintas sektoral dalam penciptaan lapangan kerja guna mengatasi atau pengurangan pengangguran Solusi 1. Data yang digunakan untuk mengukur indikator sasaran di hasilkan dari Kesepakatan dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan BPS, dan Hasil Pengolahan Data Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Lampung. 2. Mengembangkan sistem informasi dan pelaporan On Line sehingga data dapat tepat waktu diterima di Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan Kabupaten/kota dan SKPD terkait dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung. 3. Perlu adanya sinergi antar lintas sektoral dalam penciptaan lapangan kerja guna mengatasi atau pengurangan pengangguran. 4. Peningkatan kualitas dan kuantitas program Kegiatan penunjang keberhasilan dalam pembangunan ketenagakerjaan yang berkelanjutan dengan dukungan penuh baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 178

97 Daerah dengan demikian sumber daya tenaga kerja atau angkatan kerja yang akan tercapai yaitu : a. Peningkatkan kualitas tenaga kerja yang produktif bertujuan untuk penyerapan tambahan angkatan kerja baru dan mengurangi jumlah penganggur dan setengah penganggur secara bertahap dengan mewujudkan perluasan lapangan kerja produktif yang berkelanjutan, baik dalam jumlah maupun mutu yang memadai serta mempunyai daya saing. b. Meningkatkan kualitas dan daya saing angkatan kerja menuju terpenuhinya kopetensi pada era global atau MEA. c. Meningkatkan peran dan fungsi lembaga pelatihan baik pemerintah maupun swasta yang berorientasi IPTEK. 5. Peningkatan Kesempatan Tenaga Kerja yaitu menunjang keberhasilan dalam rangka penempatan dan perluasan kesempatan kerja baik yang sudah masuk pasar kerja maupun yang akan masuk pasar kerja sehingga akan mampu dan memiliki daya saing di pasar kerja baik lokal maupun global. a. Terserapnya angkatan kerja melalui mekanisme penempatan tenaga kerja AKAD, AKAL dan AKAN. b. Mengurangi jumlah angkatan kerja yang tidak bekerja (menganggur). c. Tersedianya lapangan kerja melalui usaha mandiri dan meningkatnya jumlah unit usaha kecil, wirausaha, kemitraan antara UKM dan pengusaha kecil dan menengah. 6. Pengembangan Hubungan Industrial yaitu menunjang pelaksanaan hubungan industrial yang harmonis antara pengusaha dan pekerja melalui : a. Meningkatan Kesejahteraan tenaga kerja dan purna kerja dengan perbaikan sistem pengupahan dan kesejahteraan dan jaminan sosial tenaga kerja. b. Pengembangan dan pembinaan Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartite, Serikat Pekerja dan Pengusaha serta pembinaan Ketenagakerjaan.yang mencakup hubungan industrial. c. Meningkatnya Tenaga Kerja yang masuk Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Perusahaan. 7. Peningkatan Perlindungan dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 179

98 a. Meningkatkan Pengawasan dan Pembinaan sesuai dengan normanorma ketenagakerjaan di Perusahaan. b. Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. c. Meningkatnya kesadaran pekerja dan pengusaha dalam penerapan norma kerja di perusahaan. 8. Faktor penunjang lain untuk keberhasilan Program dengan optimalisasi : a. Organisasi yang efektif dan efiseien. b. SDM pegawai yang memadai. c. Perangkat hukum yang memadai. d. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas. e. Sumber daya manusia yang melimpah. 17. Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Transmigrasi dan Berkembangnya Kawasan Transmigrasi Pembangunan Transmigrasi di Provinsi Lampung merupakan bagian yang Integral dari Pembangunan Nasional dan Pembangunan Daerah. Paradigma Pembangunan Ketransmigrasian saat ini telah mengalami perubahan sejalan dengan aspirasi masyarakat dan kebutuhan daerah sehingga melalui pembangunan ketransmigrasian diharapkan dapat difasilitasi terjadinya pertemuan budaya antar kelompok masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, yang mewajibkan adanya pembinaan dan pemberdayaan masyarakat untuk mempercepat proses integrasi dan akulturasi masyarakat dalam penyelenggaraan transmigrasi, yang pada akhirnya dapat mempercepat terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa guna menjadi kekuatan yang sinergi dalam melaksanakan pembangunan demi tercapainya peningkatan kesejahteraan, pemerataan pembangunan daerah serta memantapkan ketahanan nasional. Dalam pelaksanaan transmigrasi di Provinsi Lampung mekanismenya disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 jo Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu dengan penerapan kerjasama antar daerah (Daerah Asal dan Tujuan), sedangkan pendekatannya menyesuaikan dengan kondisi lokal yang spesifik dan perkembangan nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 180

99 Rencana dan realisasi capaian sasaran meningkatnya kesejahteraan masyarakat transmigrasi dan berkembangnya kawasan transmigrasi seperti pada tabel 3.47 berikut : Tabel 3.47 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Transmigrasi dan Berkembangnya Kawasan Transmigrasi No Indikator Capaian 2014 Target 2015 Target Akhir Reali % RPJMD sasi Realisasi (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Penempatan Transmigrasi ke Luar Lampung Fasilitas yang Dibangun di Kawasan KTM Sebagai Embrio Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Kedua indikator dalam sasaran ini dapat tercapai 100% dengan kategori kinerja sangat tinggi. Penempatan transmigrasi ke luar Lampung pada tahun 2015 terealisasi 55 Kepala Keluarga (KK) dari target 55 KK dan capaian ini juga telah berkontribusi sebesar 44% untuk pencapaian target akhir RPJMD 2019 sebanyak 125 KK. Sedangkan, untuk fasilitas yang dibangun di kawasan KTM sebagai embrio pusat pertumbuhan ekonomi baru juga tercapai 100% dari target sebanyak 3 kawasan. Capaian ini menyumbang 50% dari target akhir RPJMD 2019 yang sebanyak 6 kawasan. Indikator sasaran Penempatan Transmigrasi ke Luar Lampung di mana tahun 2014 kinerja sebesar 11 KK, tahun 2015 ditarget sebanyak 55 KK sementara realisasi kinerja sebesar 55 KK atau 100%. Keberhasilan pada indikator ini belum menunjukkan situasi yang menggembirakan, mengingat tingginya animo masyarakat Provinsi Lampung untuk bertransmigrasi ke Luar Lampung akan tetapi Provinsi Lampung menentukan rencana kinerja yang ditargetkan sangat rendah karena kebijakan pemerintah daerah dalam optimalisasi anggaran dan ketidaksiapan daerah penerima transmigrasi disebabkan kondisi pembangunan sarana dan prasarana belum dapat diselesaikan tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 181

100 Indikator sasaran Fasilitas yang dibangun di kawasan KTM sebagai embrio pusat pertumbuhan ekonomi baru di mana target tahun 2015 pembangunan kelembagaan ekonomi produkif di kawasan KTM sebanyak 3 lembaga dan realisasi sebesar 100%. Pengembangan sarana usaha ekonomi produktif tersebut berada pada KTM Mesuji Kabupaten Mesuji. 55 KK yang mengikuti program transmigrasi ke luar Lampung terdiri dari : 1. Daerah asal Kabupaten Pringsewu sebanyak 15 KK ke lokasi Anuwa Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara; 2. Daerah asal Kabupaten Pesawaran sebanyak 15 KK ke lokasi Keliling Semulung Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat 3. Daerah asal Kabupaten Lampung Utara sebanyak 10 KK ke lokasi Padalere Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara 4. Daerah Asal Kabupaten Lampung Tengah sebanyak 15 KK ke lokasi Satai Lestari Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat. Perkembangan Jumlah dan Penempatan Transmigrasi ke Luar Lampung Tahun dapat dilihat pada tabel 3.48 berikut : No Tabel 3.48 Tahun Penem patan Daerah Asal/ Kabupaten Perkembangan Jumlah dan Penempatan Transmigrasi ke Luar Lampung Tahun Kalimantan Timur Kalimantan Tengah Kk Jiwa Kk Jiwa Daerah Penempatan Kalimantan Selatan K k Jiw a Kalimantan Barat Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Jumlah Kk Jiwa Kk Jiwa Kk Jiwa Kk Jiwa Lampung Utara Lampung Selatan Pesawaran Pesawaran Lampung Selatan Lampung Utara Pesawaran Lampung Selatan Lampung Utara Lampung Selatan Pesawaran Pringsewu Lampung Selatan Pringsewu Pesawaran BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 182

101 Lampung Tengah Lampung Utara Tanggamu s Pringsewu Pringsewu Lampung Utara Pesawaran Lampung Tengah TOTAL Sumber : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Prov. Lampung, Adapun keberhasilan dari indikator capaian tersebut disebabkan : Tingginya animo masyarakat pencari kerja di Provinsi untuk bekerja di luar negeri (menjadi TKI) baik yang bekerja di sektor formal maupun informal melalui Program Antar Kerja Antar Negara (AKAN). Cukup banyaknya permintaan dari Provinsi lain khususnya Provinsi Kepulauan Riau terhadap tenaga kerja (pencari kerja) asal Provinsi Lampung melalui Program Antar Kerja Antar Daerah (AKAD). Permasalahan Kinerja Masih kurangnya Kerja Sama Antar Daerah (KSAD) antara daerah pengirim dengan daerah penerima guna penempatan calon transmigrasi asal Provinsi Lampung di Kalimantan dan Sulawesi. Sistem Informasi pelaporan data dari fasilitas pelayanan Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian pada antara Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung dengan Kabupaten/kota dan instansi terkait atau sektoral belum optimal dan tepat waktu. Rendahnya penetapan target capaian kinerja pada indikator ini adalah belum selesainya pembangunan pemukiman transmigrasi yang akan ditempatkan yaitu di kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Barat, akibatnya penundaan keberangkatan calon transmigrasi tersebut, dan direncanakan akan diberangkatkan tahun depan. Solusi 1. Membangun Kerjasama Antara Daerah lebih banyak lagi dengan daerah lain dalam rangka penempatan transmigrasi ke luar Lampung. 2. Membangun koordinasi aktif dengan pusat dalam peningkatan quota penempatan transmigrasi ke luar Lampung. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 183

102 3. Membangun Fasilitas sarana dan prasaran di KTM guna mendukung pengembangan kawasan ekonomi produktif di kawasan transmigrasi (KTM). 18. Sasaran Meningkatnya Indeks Pembangunan dan Kesetaraan Gender Tabel 3.49 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Meningkatnya Indeks Pembangunan dan Kesetaraan Gender 2015 Target Capaian No Indikator 2014 Target Reali sasi % Realisasi Akhir RPJMD (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Jumlah SKPD Provinsi yang mengimplemen tasikan anggaran responsif gender (ARG) 0 3,6 5,45 151,3 36, Perempuan 25 keluarga miskin Kelompok pedesaan ,41 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Terdapat beberapa perbedaan sasaran dan satuan target jika membandingkan realisasi tahun 2014 dengan tahun Di tahun 2014, implementasi Anggaran Responsif Gender (ARG) diwujudkan dalam program sosialisasi dan belum ditargetkan dapat diimplementasikan pada SKPD. Tahun 2015, ARG ditargetkan dapat diimplementasikan pada 3,6% dari total 55 SKPD (2 SKPD), dan pada realisasinya program ini tercapai melebihi target (realisasi 5,45% berarti 3 SKPD telah mengimplementasikan ARG). Pada indikator kedua, 25 kelompok menjadi penerima bantuan di tahun Dengan jabaran 10 orang per kelompok, maka total capaian tahun 2014 adalah 250 orang. Tahun 2015 kegiatan pemberian bantuan dimodifikasi sesuai kebutuhan masyarakat sasaran, maka bantuan dialihkan menjadi bimtek untuk 450 orang dari 5 Kabupaten. Dengan demikian target tahun 2015 tercapai 100%. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 184

103 19. Sasaran Meningkatkan Perlindungan Perempuan Dan Anak Tabel 3.50 No Indikator Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatkan Perlindungan Perempuan Dan Anak 2015 Target Capaian 2014 Target Reali sasi % Realisasi Akhir RPJMD (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Jumlah Kab/Kota layak anak se ,3 Provinsi Lampung 2 Penanganan kasus perempuan dan anak , ,5 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Sasaran Meningkatkan Perlindungan Perempuan dan Anak yang diukur melalui 2 indikator kinerja utama yaitu Jumlah Kab/Kota layak anak se-provinsi Lampung dan Penanganan kasus perempuan dan anak. Dari dua indikator tersebut, indikator Jumlah Kab/Kota layak anak se-provinsi Lampung mencapai 100 persen dengan realisasi 1 kabupaten/kota sesuai yang ditargetkan pada tahun Sedangkan indikator Penanganan kasus perempuan dan anak justru melampaui target atau sebesar 126,7%. 20. Sasaran Meningkatnya Peran Pemuda dan Prestasi Olahraga Dalam Pembangunan Kualitas Hidup dan Kehidupan Masyarakat Sasaran meningkatnya peran pemuda dan prestsi olahraga dalam pembangunan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat yang diukur melalui 2 indikator kinerja utama yaitu peringkat pekan olahraga nasional dan kelompok pemuda yang dilatih sebagai kader kewirausahaan. Dari dua indikator tersebut, indikator peringkat pekan olahraga prestasi nasional mencapai 100 persen dengan realisasi mendapat peringkat 8 besar sesuai yang ditargetkan pada tahun Capaian ini telah menyumbang sebesar 40 persen pada capaian RPJMD 2019 yang menargetkan Provinsi Lampung masuk 5 besar dalam pekan olahraga prestasi. Sedangkan indikator kelompok pemuda yang dilatih sebagai kader kewirausahaan hanya tercapai sebesar 57,14 persen dari target sebanyak 35 kelompok hanya terealisasi sebanyak 20 kelompok. Secara lebih jelas, dapat dilihat pada tabel 3.51 berikut : BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 185

104 Tabel 3.51 No Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Peran Pemuda dan Prestsi Olahraga Dalam Pembangunan Kualitas Hidup dan Kehidupan Masyarakat Indikator Capaian 2014 Target 2015 Target Akhir Reali % RPJMD sasi Realisasi (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Peringkat Pekan Olahraga Prestasi 2 Popwil ,00 Nasional 2 Kelompok Pemuda yang Dilatih Sebagai Kader kewirausahaan , ,14 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Peringkat Pekan Olahraga Prestasi Nasional dalam hal ini merupakan program Lampung berprestasi dan program pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas pembinaan olahraga prestasi dan pendidikan yang dapat mengangkat harkat dan martabat daerah di kancah nasional. Hal ini terwujud dalam Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) ke XIII tahun 2015 yang diselenggarakan di Provinsi Jawa Barat pada tanggal 10 sampai dengan 20 September Provinsi Lampung menempati peringkat ke-8 (delapan) dari 33 provinsi di Indonesia. Kontingen Provinsi Lampung pada POPNAS tahun 2015 memperoleh medali pada 7 (tujuh) cabang olahraga dengan hasil sebagaimana tabel 3.52 berikut : Tabel 3.52 Perolehan Medali Kontingen Provinsi Lampung Pada POPNAS Tahun 2015 NO CABANG OLAHRAGA EMAS PERAK PERUNGGU ANGKAT BESI PANAHAN ATLETIK SENAM KARATE SEPAK TAKRAW GULAT JUMLAH Sumber : Dispora Provinsi Lampung, 2016 Kelompok pemuda yang dilatih sebagai kader kewirausahaan dalam hal ini merupakan kelompok pemuda yang berbakat dan mandiri menjadi pemuda yang BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 186

105 dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan dapat mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya lingkungan yang ada. Dalam rangka mendorong kelompok pemuda agar lebih produktif dan memiliki jiwa kewirausahaan, Provinsi Lampung pada tahun 2015 ini melaksanakan pelatihan kewirausahaan bagi 20 kelompok pemuda di Provinsi Lampung. 21. Sasaran Meningkatnya Kualitas Kehidupan Beragama Sasaran meningkatnya kualitas kehidupan beragama yang ditargetkan dalam IKU Gubernur 2015 telah menunjukkan capaian yang positif. Dari target sebanyak 1 : 291, capaian tahun 2015 menunjukkan realisasi dalam jumlah yang lebih besar 1 : 293 atau 99,31%. Capaian ini juga menjadikan target capaian pada akhir tahun RPJMD terealisasi sebesar 96,69% dari target tahun 2019 sebanyak 1 : 291. Dengan pencapaian ini, kinerja Provinsi Lampung untuk sasaran ke 21 pada tahun 2015 adalah memenuhi kriteria sangat tinggi. Tabel 3.53 No Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Kehidupan Beragama 2015 Target Capaian Indikator 2014 Target Reali sasi % Realisasi Akhir RPJMD (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Rasio Tempat Peribadatan per Jumlah Penduduk 1 : 291 1:293 99,31 1:280 95,35 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Dari tabel 3.53 diatas, dapat diketahui bahwa perbandingan tempat peribadatan dengan jumlah penduduk adalah 1 tempat peribadatan berbanding dengan 293 penduduk. Rasio tersebut menunjukkan bila 1 tempat peribadatan digunakan oleh 293 penduduk. Rasio tersebut adalah untuk umat beragama islam karena merupakan jumlah mayoritas di Provinsi Lampung dan merupakan angka perbandingan di tahun 2014, karena data tahun 2015 sedang diolah oleh kementerian agama Provinsi Lampung. Rasio tempat ibadah per jumlah penduduk khususnya umat islam di Provinsi Lampung ditunjukkan pada grafik BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 187

106 Grafik 3.37 Rasio Tempat Ibadah Per Jumlah Penduduk Umat Beragama Islam di Provinsi Lampung Tahun , , , , , , , , ,0 Jumlah Umat Islam 25161,0 Tempat Ibadah Series1 Sumber : Kementerian Agama Provinsi Lampung Dalam Angka Tahun 2014 Berdasarkan data statistik keagamaan tahun 2014 jumlah umat beragama se-provinsi Lampung tahun 2014 berjumlah jiwa. Secara lengkap jumlah umat beragama berdasarkan agama dan kabupaten/kota se-provinsi Lampung adalah sebagai berikut : Tabel Jumlah Umat Beragama se-provinsi Lampung Tahun 2014 No. Kabupaten/Kota Agama Islam Kristen Katolik Hindu Budha Jumlah 1 Lampung Barat Tanggamus Lampung Selatan Lampung Timur Lampung Tengah Lampung Utara Way Kanan Tulang Bawang Pesawaran Pringsewu Mesuji Tulang Bawang Barat Bandar Lampung Metro Jumlah Sumber : Kementerian Agama Provinsi Lampung Dalam Angka Tahun 2014 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 188

107 Grafik 3.38 Jumlah Umat Beragama se-provinsi Lampung Tahun 2014 Metro Bandar Lampung Tulang Bawang Barat Mesuji Pringsewu Pesawaran Tulang Bawang Way Kanan Lampung Utara Lampung Tengah Lampung Timur Lampung Selatan Tanggamu Lampung Barat 4928, ,0 8761, ,0 8650, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,0 7921, ,0, , , ,0 Budha Hindu Katolik Kristen Islam Sumber : Kementerian Agama Provinsi Lampung Dalam Angka Tahun 2014 Sedangkan, jumlah rumah ibadah se-provinsi Lampung tahun 2014 sebanyak rumah ibadah dengan rincian seperti pada tabel 3.55 di bawah : Tabel Jumlah Rumah Ibadah se-provinsi Lampung Tahun 2014 No. Kabupaten/Kota Masjid Mushola Gereja Kristen Gereja Khatolik Pura Vihara Jumlah 1 Lampung Barat Tanggamu Lampung Selatan Lampung Timur Lampung Tengah Lampung Utara Way Kanan Tulang Bawang Pesawaran Pringsewu Mesuji Tulang Bawang Barat BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 189

108 13 Bandar Lampung Metro Jumlah Sumber : Kementerian Agama Provinsi Lampung Dalam Angka Tahun 2014 Grafik 3.39 Jumlah Umat Beragama dan Rumah Ibadah se-provinsi Lampung Tahun , , , ,0 8000,0 6000,0 4000,0 2000,0, , , ,0 181 Masjid Mushola Gereja Kristen Gereja Khatolik Pura Vihara Sumber : Data Statistik Keagamaan, Kementerian Agama Provinsi Lampung dalam Angka, 2014 Umat Islam di Provinsi Lampung berjumlah jiwa dan tempat beribadah yang ada sejumlah unit yang terdiri dari masjid dan mushola. Berarti rasio tempat beribadah per jumlah penduduk umat Islam yaitu 1 : 293. Umat Kristen berjumlah jiwa dengan tempat beribadah sejumlah 884 unit, sehingga rasionya 1 : 189. Penduduk beragama Katholik berjumlah jiwa dan gereja Katolik sebagai tempat beribadah yang ada berjumlah 298 unit maka rasionya 1 : 464. Jumlah penduduk beragama Hindu jiwa dengan jumlah Pura unit. Rasio tempat beribadah umat Hindu yaitu 1 : 959. Sedangkan, umat beragama Budha berjumlah jiwa dengan jumlah tempat beribadah 181 Vihara yang ada sehingga rasionya 1 : 746. Rasio tempat peribadatan per jumlah penduduk yang terkecil yaitu umat beragama Kristen diikuti dengan Islam, Katholik, Budha dan Hindu. 22. Sasaran Meningkatnya Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Yang Efisien Dan Efektif Melalui Perumusan Kebijakan Pembangunan Daerah Yang Berbasis Riset, IPTEK, dan Inovasi BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 190

109 Tingkat pencapaian sasaran meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan daerah yang efisien dan efektif melalui perumusan kebijakan pembangunan daerah yang berbasis Riset, IPTEK dan Inovasi menunjukkan kinerja yang sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan dari persentase realisasi capaian 2 (dua) Indikator Kinerja Utama Gubernur tahun 2015 mencapai 100% bahkan lebih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.56 berikut : Tabel 3.56 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Yang Efisien Dan Efektif Melalui Perumusan Kebijakan Pembangunan Daerah Yang Berbasis Riset, IPTEK dan Inovasi No Indikator Capaian 2014 Target 2015 Target Akhir Reali % RPJMD sasi Realisasi (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Jumlah Rumusan Kebijakan (policy paper) ,5 Pembangunan Daerah yang Aplikatif 2 Jumlah Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung yang telah melakukan sinkronisasi dan koordinasi Roadmap Sida ,33 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Dari tabel 3.56 di atas, dapat dilihat bahwa indikator jumlah rumusan kebijakan (policy paper) pembangunan daerah yang aplikatif tercapai 100% dari target dihasilkannya jumlah rumusan kebijakan (policy paper) pembangunan daerah yang aplikatif sebanyak 9 policy paper dapat tercapai 100% dan berarti telah menyumbang sebesar 22,5% pada pencapaian target RPJMD tahun 2019 sebanyak 40 policy paper. Sedangkan, untuk indikator jumlah kabupaten dan kota di Provinsi Lampung yng telah melakukan sinkronisasi dan koordinasi roadmap Sida tercapai 125% dari target 4 kab/kota terealisasi sebanyak 5 kabupaten/kota. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 191

110 Capaian ini telah berkontribusi sebesar 33,33% pada pencapaian target RPJMD 2019 sebanyak 15 kabupaten dan kota. Provinsi Lampung pada tahun 2015 telah menghasilkan 11 kajian yaitu: 1. Kajian Pengembangan Transformasi Budaya Lampung. 2. Kajian Pengembangan Industri Komoditas Hilir Kakao dan Kopi. 3. Penyusunan Inventarisasi Plasma Nutfah/Sumber Daya Genetik Provinsi Lampung. 4. Penguatan Jaringan Penelitian Pendidikan Provinsi Lampung. 5. Kajian Kewenangan Pemerintah Provinsi Lampung dalam Pengelolaan Sekolah Menengah (SMA/SMK). 6. Analisis Spasial Strategi Pengembangan Bandara di Provinsi Lampung. 7. Kajian Penataan Pengembangan Poros Itera, IAIN, Kota Baru terkait Dampak Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera. 8. Kajian Pemetaan Potensi Laut dan Kawasan Pesisir Dalam Rangka Mendukung Lampung Sebagai Bagian Poros Maritim Indonesia. 9. Kajian Pengembangan Ekonomi dan Bisnis Kawasan Industri Strategis Lampung (Lintas Pantai Timur). 10. Kajian Lahan Pengganti Kawasan Industri Way Pisang Lampung Selatan. 11. Kajian Strategis Percepatan Pengembangan Kambing Saburai di Provinsi Lampung. Jumlah rumusan kebijakan (policy paper) pembangunan daerah yang telah dimanfaatkan adalah : 1. Kajian Pengembangan Transformasi Budaya Lampung. Kajian ini telah didistribusikan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Badan kesbang dan Dinas Pariwisata dan Provinsi Lampung. 2. Penyusunan Inventarisasi Plasma Nutfah/Sumber Daya Genetik Provinsi Lampung. Kajian ini telah diserahkan kepada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, Dinas Peternakan Provinsi Lampung, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Lampung, Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Bakorluh Provinsi Lampung dan BPTP Kementrian Pertanian. 3. Penguatan Jaringan Penelitian Pendidikan Provinsi Lampung. Kajian ini telah diserahkan kepada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Lampung. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 192

111 4. Kajian Kewenangan Pemerintah Provinsi Lampung dalam Pengelolaan Sekolah Menengah (SMA/SMK). Kajian ini telah diserahkan kepada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung, Biro Aset dan Perlengkapan Provinsi Lampung, Biro Organisasi Provinsi Lampung. 5. Analisis Spasial Strategi Pengembangan Bandara di Provinsi Lampung. Kajian ini telah diserahkan kepada Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, Bappeda Provinsi Lampung yang akan dilanjutkan dengan Studi Lanjutan pada Tahun Kajian Penataan Pengembangan Poros Itera, IAIN, Kota Baru terkait Dampak Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera. Kajian ini telah diserahkan kepada Bappeda Provinsi Lampung, Dinas Cipta Karya dan Pengairan Provinsi Lampung, BPIW Kementrian Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, Institut Teknologi Sumatera, IAIN, Unila dan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan 7. Kajian Pemetaan Potensi Laut dan Kawasan Pesisir Dalam Rangka Mendukung Lampung Sebagai Bagian Poros Maritim Indonesia. Kajian ini telah diserahkan kepada Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Lampung, Bappeda Provinsi Lampung, Dinas Perindustrian Provinsi Lampung, Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, BPMPD Provinsi Lampung, Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, Dinas Cipta Karya Provinsi Lampung, Lembaga Perguruan Tinggi, Dinas Pertambangan Provinsi Lampung, Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat, Pemerintah Kabupaten Tanggamus, Pemerintah Kabupaten Pesawaran, Pemerintah Kota Bandar Lampung, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, Pemerintah Kabupaten Lampung Timur, Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dan Pemerintah Kabupaten Mesuji. 8. Kajian Pengembangan Ekonomi dan Bisnis Kawasan Industri Strategis Lampung (Lintas Pantai Timur). Kajian ini telah diserahkan kepada Dinas Perindustrian Provinsi Lampung, Bappeda, Dinas Pertambangan Provinsi Lampung, Dinas Perdagangan Provinsi Lampung, UMKM di Provinsi Lampung. 9. Kajian Strategis Percepatan Pengembangan Kambing Saburai di Provinsi Lampung Kajian ini telah diserahkan kepada Dinas Peternakan dan Keswan Provinsi Lampung, Bakorluh Provinsi Lampung dan Badan Perencanaan Daerah Provinsi Lampung. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 193

112 Indikator Jumlah Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung yang telah melakukan sinkronisasi dan koordinasi Roadmap Sida bertujuan untuk meningkatkan Sistem Inovasi Daerah (SiDa) oleh Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung guna mendorong daya saing dan kemandirian daerah. Keberhasilan Pencapaian Kinerja pada sasaran ini dikarenakan sinkronisasi dan koordinasi Roadmap Sistem Inovasi Daerah (SIDa) pada Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan, Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus, Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang, Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Tengah dan Pemerintah Daerah Kota Metro (4 Kabupaten dan 1 Kota). 23. Sasaran Penurunan Beban Pencemaran, Pengendalian Kerusakan Lingkungan serta Perlindungan dan Konservasi SDA Tahun 2015 kelas status mutu sungai utama dan waduk besar mencapai target yaitu memperoleh status D. Sedangkan perusahaan yang menjadi Profer tahun 2015 sebanyak 70 perusahaan dari yang ditargetkan sebanyak 100 perusahaan, sehingga capaian kinerjanya 70% atau kategori sedang dan berhasil menyumbang sebesar 50% dari target RPJMD 2019 sebanyak 140 perusahaan. Tabel 3.57 No Indikator Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Penurunan Beban Pencemaran, Pengendalian Kerusakan Lingkungan serta Perlindungan dan Konservasi SDA Capaian 2014 Target 2015 Target Akhir Reali % RPJMD sasi Realisasi (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Kelas Status Waduk Besar Mutu Sungai Utama dan D D 100 B Jumlah Perusahaan yang Menjadi PROFER Sumber : Data Olahan Biro Organisaasi Setdaprov. Lampung, 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 194

113 a. Kelas Status Mutu Sungai Utama dan Waduk Besar Untuk menentukan indiktor kelas status mutu sungai utama dilakukan pemantauan terhadap kualitas air sungai. Pemantauan kualias air sungai dilaksanakan atas dasar kebijakan Dekonsentrasi Bidang Lingkungan Hidup oleh Kementerian LHK dengan BPLHD Provinsi Lampung. Kegiatan dilaksanakan pada sungai yang berada pada lintas batas Provinsi atau bersifat strategis Nasional, dalam hal ini dipilih lokasi sungai Way Mesuji karena berbatasan dengan Provinsi Sumatra Selatan (Kab. Mesuji dan Kab. Ogan Komering Ilir). Pelaksanaan kegiatan pemantauan ini dilakukan oleh Tim Pemantauan Kualitas Air Sungai Mesuji dengan 6 titik di sungai utama dan 1 titik di anak sungai. Frekwensi pemantauan dilakukan sebanyak 4 kali/tahun di bulan Agustus sampai November sebagai distribusi waktu yang diharapkan dapat mewakili musim kemarau, musim peralihan dan musim penghujan. Data tersebut selanjutnya ditentukan status mutunya kemudian akan dijadikan revisi dalam pengambilan kebijakan terkait pengelolaan kualitas air sungai di tingkat Provinsi maupun nasional. Hasil perhitungan Status Mutu Air dari pemantauan dilakukan dengan menggunakan metode STORET berdasarkan Kepmen LHK nomor 115 Tahun Cara untuk menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan sistem nilai dari US-EPA (Enviromental Protection Agency) dengan mengklasifikasikan mutu air dalam 4 (empat) kelas seperti pada tabel 3.58 berikut : Tabel 3.58 Kelas dan Skoring Status Mutu Air KELAS SKORING PENJELASAN A Baik Sekali, Skor = 0 Memenuhi Baku Mutu B Baik, Skor = -1 s/d -10 Cemar Ringan C Sedang, Skor = -11 s/d -30 Cemar Sedang D Buruk, Skor -31 Cemar Berat Sumber : BPLHD Provinsi Lampug, 2016 Status Mutu Air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukan kondisi cemar atau baik pada suatu sumber air tertentu dengan membandingkan baku mutu air yang telah ditetapkan. Berdasarkan pemantauan terhadap air sungai Way Mesuji Provinsi Lampung, secara keseluruhan hampir semua parameter memberikan kontribusi signifikan terhadap penurunan kualitas perairan sungai Way Mesuji dengan status mutu air Cemar Berat (Kelas D). BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 195

114 b. Perusahaan yang Menjadi Proper Perusahaan yang menjadi Proper tahun 2015 sebanyak 70 perusahaan dari yang ditargetkan sebanyak 100 perusahaan, sehingga capaian kinerjanya 70% atau kategori sedang dan berhasil menyumbang sebesar 50% dari target RPJMD 2019 sebanyak 140 perusahaan. PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) merupakan kegiatan pengawasan dan program pemberian insentif dan/atau disinsentif kepada penanggung jawab usaha atau kegiatan. Pemberian penghargaan PROPER berdasarkan penilaian kinerja penanggungjawab usaha untuk pencegahan, penanggulangan dan pemulihan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup. Kriteria penilaian PROPER berpedoman pada Peraturan Menteri LHK Nomor 3 tahun 2014 tentang PROPER. Secara umum dapat dilihat dalam kriteria pada tabel 3.59 di bawah ini : Tabel 3.59 Kategori Penilaian PROPER KATEGORI PENJELASAN Diberikan kepada penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang telah secara konsisten menunjukan keunggulan lingkungan Emas dalam proses produksi atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggungjawab terhadap masyarakat Diberikan kepada penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari pelaksanaan yang disyaratkan dalam peraturan melalui Hijau pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumber daya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery) dan melakukan upaya tanggungjawab sosial (CSR) dengan baik Diberikan kepada penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang Biru dipersyaratkan sesuai ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan Diberikan pada penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang upaya pengelolaan lingkungan hidup dilakukannya tidak Merah sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan Diberikan kepada penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang sengaja melakukan kelalaian yang mengakibatkan Hitam pencemaran atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi Sumber : BPLHD Provinsi Lampung, 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 196

115 Pelaksanaan PROPER tahun 2015 di Provinsi Lampung ditargetkan untuk melakukan pengawasan terhadap 70 Perusahaan yang meliputi : Perusahaan dari Sektor Agro Industri; Perusahaan dari Sektor Manufactur, Prasarana dan Jasa; 3. 4 Perusahaan dari Sektor Pertambangan, Energi dan Migas. Berdasarkan pembahasan, maka hasil terhadap 70 Perusahaan peserta PROPER wajib inspeksi tahun 2015 di Provinsi Lampung, sebagai berikut : 1. Peringkat Hijau : 4 Perusahaan 2. Peringkat Biru : 61 Perusahaan 3. Peringkat Merah : 5 Perusahaan 24. Sasaran Peningkatan Upaya Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Indikator sasaran Peningkatan Upaya Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim pada tahun 2015 berkinerja sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan capaian indikator sebesar 100% terhadap target 45% menurunnya tingkat pencemaran air. Capaian ini juga telah menyumbang sebesar 20% terhadap capaian target RPJMD 2019 sebesar 25% menurunnya tingkat pencemaran air. Rencana dan realisasi capaian sasaran peningkatan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dapat dilihat pada tabel 3.60 berikut : Tabel 3.60 No Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Peningkatan Upaya Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim 2015 Target Capaian Indikator 2014 Target Reali sasi % Realisasi Akhir RPJMD (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Tingkat Pencemaran Air Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Penurunan tingkat pencemaran air dilakukan dengan pengambilan sampel kualitas air laut di Teluk Lampung dan air sungai di Provinsi Lampung. Waktu pelaksanaan sampling atau pengambilan sampel kualitas air Laut Teluk Lampung dilaksanakan 3 (tiga) kali pemantauan, bulan April, Juni dan September tahun Jumlah titik pemantauan pengambilan sampel di 8 (delapan) lokasi, yaitu : a. Pasar Pelelangan Ikan (PPI Lempasing) b. Pasar Pelelangan Ikan (PPI Gudang Lelang) c. Daerah Sukaraja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 197

116 d. Daerah Panjang e. Daerah Hanjung f. Daerah Bukit Asam g. Daerah Sumber Indah Perkasa h. Pulau Condong Waktu pelaksanaan sampling atau pengambilan sampel kualitas air Sungai di Provinsi Lampung dilaksanakan 3 (tiga) kali pemantauan, bulan Mei, Juli dan Oktober tahun Jumlah titik pemantauan pengambilan sampel di 7 (tujuh) lokasi, yaitu : a. Way Sekampung b. Way Seputih c. Way Pengubuan d. Way Terusan e. Way Tulang Bawang f. Way Batang Hari g. Way Kandis Berdasarkan pengujian sampel yang telah dilakukan di tahun 2015 maka mendapatkan hasil seperti pada tabel 3.61 berikut : Tabel 3.61 Hasil Pengujian Sampel Status Mutu Air Laut dan Sungai di Provinsi Lampung Tahun 2015 Jenis Lokasi Hasil Status Mutu Air Laut Pasar Pelelangan Ikan (Lempasing) Tidak memenuhi baku mutu biota laut (Parameter Nitrat, Minyak-Lemak, Arsen dan Total Coliform) Pasar Pelelangan Ikan (Gudang Lelang) Sukaraja Pelabuhan Panjang Hanjung Bukit Asam Sumber Indah Perkasa Tidak memenuhi baku mutu biota laut (Parameter BOD5, Nitrat, Minyak- Lemak, Arsen dan Total Coliform) Tidak memenuhi baku mutu biota laut (Parameter Nitrat, Minyak-Lemak, Arsen dan Total Coliform) Tidak memenuhi baku mutu perairan pelabuhan (Parameter BOD5, Nitrat, Senyawa Fenol, dan Total Coliform) Tidak memenuhi baku mutu biota laut (Parameter BOD5, Nitrat, Arsen dan Total Coliform) Tidak memenuhi baku mutu biota laut (Parameter Nitrat, Arsen dan Total Coliform) Tidak memenuhi baku mutu biota laut (Parameter BOD5, Nitrat, Sulfida Arsen BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 198

117 Status Mutu Air Sungai Pulau Condong Way Sekampung Way Seputih Way Tulang Bawang Way Terusan Way Terusan Way Pengubuan Way Batang Hari Way Kandis dan Total Coliform) Tidak memenuhi baku mutu biota laut (Parameter Nitrat, Minyak-Lemak, Arsen dan Total Coliform) SK-01 untuk kelas II, III dan IV masuk pada status cemar berat SK-02 untuk kelas II, III masuk pada cemar berat dan IV masuk pada status cemar sedang SP-01 untuk kelas II, III dan IV masuk pada status cemar berat SP-02 untuk kelas II, III masuk pada cemar berat dan IV masuk pada status cemar ringan TB-01 untuk kelas II, III masuk pada cemar berat dan IV masuk pada status cemar ringan TB- 02 untuk kelas II, III masuk pada cemar berat dan IV masuk pada status cemar ringan TR- 01 untuk kelas II, III masuk pada cemar berat dan IV masuk pada status cemar ringan TR- 02 untuk kelas II, III dan IV masuk pada cemar berat PB- 01 untuk kelas II, III masuk pada cemar berat dan IV masuk pada status cemar ringan PB- 02 untuk kelas II, III masuk pada cemar berat dan IV masuk pada status memenuhi baku mutu BT- 01 untuk kelas II masuk pada cemar berat, III masuk pada status cemar sedang dan IV masuk pada status memenuhi baku mutu BT- 02 untuk kelas II, III dan IV masuk pada status cemar berat KD- 01 untuk kelas II, III dan IV masuk pada status cemar berat KD- 02 untuk kelas II, III dan IV masuk pada status cemar berat KD- 03 untuk kelas II, III dan IV masuk pada status cemar berat Sumber: BPLHD Provinsi Lampung, Sasaran Peningkatan Manfaat Kawasan Hutan Provinsi Lampung dan Aspek Ekonomis dan Ekologis Peningkatan manfaat kawasan hutan Provinsi Lampung dan aspek ekonomis dan ekologis yang diukur melalui indikator luas rehabilitasi hutan dan lahan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 199

118 termasuk mangrove berkinerja sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan capaian realisasi sebesar 102,80% dari target Ha atau terealisasi sebesar Ha. Tabel 3.62 No Indikator Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Peningkatan Manfaat Kawasan Hutan Provinsi Lampung dan Aspek Ekonomis dan Ekologis 2015 Target Capaian 2014 Target Reali sasi % Realisasi Akhir RPJMD (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Luas Rehabilitasi Hutan dan Lahan Termasuk Mangrove , ,03 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Luas rehabilitasi hutan dan lahan termasuk mangrove tahun 2015 ini lebih meningkat dibandingkan capaian tahun 2014 seluas Ha atau meningkat seluas Ha (22,76%). Capaian ini berkontribusi sebesar 18,03 persen pada capaian RPJMD Rehabilitasi Hutan dan Lahan 5 tahun terakhir ( ) menurunkan kerusakan kawasan hutan negara sebesar 11,35 % dan menurunkan luas lahan kritis sebesar 21,20 %. Perkembangan luas rehabilitasi hutan dan lahan (Ha) Provinsi Lampung tahun sebagaimana pada tabel 3.63 dan grafik 3.40 berikut : Tabel 3.63 NO. Perkembangan Luas Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Ha) Provinsi Lampung Tahun URAIAN TAHUN JUMLAH (ha) 1. Luas Rehabilitasi Hutan dan Lahan (ha) - Dalam kawasan hutan - Luar kawasan hutan 2. Penurunan Kerusakan Hutan (%) ,45 55,27 54,15 53,97 53,34 Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 200

119 Grafik 3.40 Perkembangan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Ha) Provinsi Lampung Tahun ,0 Luas Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Ha) , , ,0, , , , , Luas Rehabilitasi Hutan dan Lahan (ha) Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, 2016 Berdasarkan hasil Review data lahan kritis BP DAS WSS tahun 2013, tingkat kekritisan tertinggi terjadi di daerah hulu DAS yaitu : 1. Lampung Barat (86%), 2. Tanggamus (80,98%), 3. Way Kanan (71,66%), 4. Pesawaran (71,05%) dan 5. Lampung Tengah (51,8%). Tingkat kekritisan ada korelasi dengan keberadaan ijin HKm, sehingga perlu segera dilakukan penyuluhan, pengkayaan tanaman MPTS dan penguatan kelembagaan Hutan Kemasyarakatan (HKm). Dalam penguatan kelembagaan hutan kemasyarakatan (HKm) telah disepakatinya 9 MoU kerjasama melalui pola kemitraan yang terdapat di Reg. 45 (mesuji) 7 kelompok, Reg 40 (gedongwani) 1 kelompok dan Way Terusan 1 kelompok. Pembentukan 15 unit KPH dan bantuan bibit dalam program Pengembangan Hutan Kemasyarakatan sebanyak batang. Berdasarkan Permenhut No. 39/Menhut-II/2013 tentang Pemberdayaan masyarakat setempat melalui kemitraan kehutanan. Kemitraan Kehutanan adalah kerjasama antara masyarakat setempat dengan Pemegang Izin pemanfaatan hutan atau Pengelola Hutan, Pemegang Izin usaha industri primer hasil hutan, dan/atau Kesatuan Pengelolaan Hutan. Progres Pengembangan Hutan Kemitraan : BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 201

120 a) Kawasan Hutan Reg. 45 Mesuji, pola kemitraan antara PT. Silva Inhutani dengan masyarakat sudah dilakukan pada 9 kelompok tani, 2 di antaranya sudah ada Mou (naskah perjanjian). b) Kawasan hutan Reg 44 sungai Muara Dua, sosialisasi terkait kemitraan antara PT. Inhutani dengan masyarakat sebanyak 11 kelompok tani, Reg 46 Way Hanakau sebanyak 9 kelompok tani. c) Kawasan Hutan Reg. 40 Gedong Wani terdapat 2 kelompok tani yang sudah melakukan pola kemitraan. d) Kawasan Hutan Reg. 39 Tanggamus dan 47 Lampung Tengah baru melakukan sosialiasi terkait pola kemitraan. Adapun pengembangan hutan kemasyarakatan (HKm) di hutan lindung di Provinsi Lampung sebagai berikut : Tabel 3.64 No Pengembangan Hutan Kemasyarakatan (HKm) di Hutan Lindung di Provinsi Lampung Tahun 2015 KABUPATEN PAK HKm (ha) LUAS IUPHKm (ha) Kelompok JUMLAH 1 Lampung Barat 26, , ,991 2 Tanggamus 45, , ,169 3 Lampung Utara 6, , ,310 4 Lampung Tengah 13, , ,991 5 Way Kanan 11, , ,174 6 Lampung Selatan 3, ,643 7 Lampung Timur Pringsewu 3, ,951 JUMLAH 110, , Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, 2016 Rehabilitasi hutan dan lahan selain melalui pola kemitraan dilakukan juga dengan pengembangan hutan rakyat dengan penanaman pohon kayu kayuan. Provinsi Lampung serius terhadap pengembangan hutan rakyat. Keseriusan Pemerintah Provinsi Lampung dalam Pengembangan Hutan Rakyat diwujudkan melalui Instruksi Gubernur No. 1 Tahun 2010 tentang Gerakan Lampung Menghijau. Tahun 2015 Provinsi Lampung melalui dana APBD telah melakukan KK BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 202

121 penanaman sebanyak batang pohon, sedangkan melalui dana APBN dilakukan penanaman sebanyak batang pohon. Jumlah batang dalam penanaman hutan rakyat yang telah dilakukan sejak tahun 2010 sampai dengan 2015 baik yang berasal dari dana APBD maupun APBN dapat dilihat pada tabel 3.65 berikut : Tabel 3.65 Data Penanaman Hutan Rakyat Tahun PENANAMAN (Batang) No. TAHUN APBN APBD JUMLAH (Batang) JUMLAH Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, 2016 Permasalahan : 1. Tingginya kerusakan kawasan hutan yang disebabkan oleh perambahan dan pemanfaatan hutan oleh masyarakat a. Perambahan hutan menjadi penyebab utama kerusakan kawasan hutan di Provinsi Lampung. b. Hampir seluruh fungsi kawasan hutan mengalami perambahan : Hutan Lindung, Hutan Produksi dan bahkan Hutan Konservasi. c. Menyebabkan tergangggunya fungsi pengatur tata air : kekeringan, banjir dan longsor. 2. Belum optimalnya pemanfaatan sumber daya hutan a. Pemanfaatan potensi hasil hutan bukan kayu (HHBK) pada Hutan Lindung. b. Pemanfaatan potensi hasil hutan kayu pada Hutan Produksi. c. Pemanfaatan potensi jasa lingkungan dan wisata alam. 3. Adanya desa dalam kawasan hutan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 203

122 a. Terdapat 33 desa dalam kawasan hutan dan 78 desa yang sebagian wilayahnya masuk dalam kawasan hutan. b. Fasum dan Fasos, al : Kantor desa : 9 unit, Kantor Kecamatan : 1 unit, Kantor Polsek : 2 unit, Kantor Koramil : 1 unit, Sarana Pendidikan (sd, smp,sma) : 20 unit, Sarana Ibadah (masjid, gereja, pure) : 26 buah, Jalan aspal : 20 lokasi, Pasar : 7 unit, Puskesmas : 6 unit, Jaringan PLN : 6 lokasi dan Jaringan telpon : 2 unit. 4. Kurangnya Bahan Baku Industri Kayu a. Kapasitas produksi rata-rata : M3/tahun b. Realisasi produksi rata-rata : M3/tahun (16,8%) Solusi : 1. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan, diperuntukkan bagi masyarakat yang sudah terlanjur berkebun di dalam Hutan Lindung (HL) dan Hutan Produksi (HP), melalui : a. Pengembangan Hutan Kemasyarakatan (HKm) di HL. b. Pengembangan Hutan Desa (HD); Lokasi di Kawasan Hutan Lindung Gunung Rajabasa Reg. 3 Kabupaten Lampung Selatan. c. Izin Usaha Hutan Tanaman Rakyat di KHPT Pesisir di Kabupaten Pesisir Barat. d. Pengembangan Hutan Kemitraan. 2. Pengembangan Hutan Rakyat. Pemerintah Provinsi Lampung mengembangkan hutan rakyat dengan menanami lahan-lahan tidur masyarakat/tidak produktif dengan tanaman kayu-kayuan. Diharapkan akan memberikan tambahan pendapatan kepada para petani. 3. Rehabilitasi Hutan dan Lahan 4. Pengamanan dan Perlindungan Hutan a. Kegiatan rutin melalui : sosialisasi pengamanan hutan, operasi pengamanan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan, operasi perambahan hutan, operasi penanggulangan konflik satwa liar serta peningkatan kapasitas SDM Polisi Kehutanan b. Promosi kehutanan Lampung dalam even lokal dan nasional (minimal 2 kali setahun), sosialisasi peraturan kehutanan terkini dan pembinaan Pamswakarsa serta Masyarakat Peduli Api (MPA). c. Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan untuk meminimalisir luas kebakaran hutan. Tahun 2015, kebakaran hutan di Provinsi Lampung seluas : 9.888,5 ha dengan rincian 6.636,5 terjadi di dalam BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 204

123 kawasan hutan dan ha terjadi di luar kawasan hutan. Upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran dilakukan secara maksimal dengan melibatkan seluruh UPT Kementerian Lh dan Kehutanan di Provinsi Lampung dan Masyarakat Peduli Api. Upaya yang dilakukan salah satunya adalah dengan pembentukan Satuan Tugas (SATGAS) dalam upaya pencegahan dan Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Lampung 5. Pengelolaan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Sejak tahun 2010, di Provinsi Lampung telah ditetapkan 17 unit KPH 26. Sasaran Terciptanya Keadilan, Kepastian dan Kemanfaatan Hukum di Masyarakat Sasaran terciptanya keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum di masyarakat pada sasaran jumlah raperda dan pergub terealisasi 11 Perda dan 66 Pergub atau 110% dan 165% dari target yang dirumuskan sebanyak 10 Perda dan 40 Pergub pada tahun Capaian ini berkinerja sangat tinggi, dan telah mampu menyumbang sebanyak 110% dan 220% pada pencapaian target RPJMD 2019 sebanyak 10 perda dan 30 pergub. Sedangkan, untuk indikator penyelesaian kasus tanah juga tercapai 100% sesuai dengan target yang direncanakan sebanyak 6 kasus terselesaikan. Tabel 3.66 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terciptanya Keadilan, Kepastian dan Kemanfaatan Hukum di Masyarakat 2015 Target Capaian Akhir No Indikator 2014 Target RPJMD 1 Jumlah Raperda dan Pergub 32 Perda dan 81 Pergub 10 Perda dan 40 Pergub Reali sasi 11 Perda dan 66 Pergub % Realisasi 110 dan 165 (2019) 10 Perda dan 30 Pergub Capaian s/d 2015 terhadap dan Penyelesaian Kasus Tanah Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 a. Jumlah Raperda dan Pergub Adapun perturan daerah dan peraturan Gubernur Tahun 2015 yang dihasilkan atau dilegalkan oleh Pemerintah Provinsi Lampung dapat dilihat pada tabel 3.67 dan tabel 3.68 dibawah. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 205

124 Tabel 3.67 Peraturan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2015 Dengan Status/Aspek Legalitasnya NO NO/TGL PERATURAN T E N T A N G 1. 1 Tahun 2015 Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran 24 Agustus 2015 Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Tahun 2015 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 16 September 2015 Perubahan Tahun Tahun 2015 Bantuan Hukum Untuk Masyarakat Miskin 19 November Tahun 2015 Usaha Jasa Perjalanan Wisata 7 Desember Tahun 2015 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Swasta di 7 Desember 2015 Provinsi Lampung 6. 6 Tahun 2015 Penertiban dan Pengendalian Kawasan Hutan di 7 Desember 2015 Provinsi Lampung 7. 7 Tahun 2015 Pemberian Insentif dan Kemudahan Penanaman 7 Desember 2015 Modal 8. 8 Tahun 2015 Pembentukan Perseroan Terbatas Penjamin kredit 7 Desember 2015 Daerah Provinsi Lampung 9. 9 Tahun 2015 Penyelenggaraan Kepelabuhanan 7 Desember Tahun 2015 Penyelenggaraan Penyiaran Televisi di Daerah 7 Desember Tahun 2015 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi 28 Desember 2015 Lampung Tahun Anggaran 2016 Sumber : Biro Hukum Setdaprov Lampung, 2016 STATUS Tidak berlaku lagi Tabel 3.68 Peraturan Gubernur Provinsi Lampung Tahun 2015 Dengan Status/Aspek Legalitasnya NO/TGL NO PERATURAN 1 1 Tahun Januari Tahun Februari Tahun Februari Tahun Februari 2015 T E N T A N G Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Samsat Penuh, Samsat Pembantu, Samsat Mall/ Kontainer/ Unit Pelayanan Cepat (UPC) dan Samsat Mobil Keliling di Lingkungan Dinas Pendapatan Provinsi Lampung Penetapan Target Triwulanan Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Tahun 2015 Pedoman Pemberangkatan Perjalanan Ibadah Umroh dan Wisata Rohani Provinsi Lampung Pengaturan Tarif Batas Atas dan Batas Bawah Angkutan Penumpang Antar Kota Dalam Provinsi dengan Bus Umum Kelas Ekonomi di Provinsi Lampung STATUS Diubah dengan Pergub No. 51 Tahun 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 206

125 5 5 Tahun Februari Tahun Februari Tahun Februari Tahun Februari Tahun Februari Tahun Februari Tahun Maret Tahun Maret Tahun Maret Tahun Maret Tahun Maret Tahun Maret Tahun Maret Tahun Maret Tahun Maret Tahun Maret Tahun April 2015 Perubahan Ketiga Atas Peraturan Gubernur Lampung Nomor 34 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tatakerja Dinas-Dinas Daerah pada Pemerintah Provinsi Lampung Rencana Strategis Bisnis dan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Pedoman Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur Perubahan Atas Peraturan Gubernur Lampung Nomor 71 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung Tarif Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Instalasi Gawat Darurat Kelas II, Kelas Khusus, Kelas I, Utama (VIP) dan Eksekutif (VVIP) pada RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Pengamanan dan Pemeliharaan Batang Milik Daerah Provinsi Lampung Tata Cara Pelaksanaan Penatausahaan Barang Milik Daerah Provinsi Lampung Tata Cara Pelaksanaan Penyusunan Standarisasi Satuan Harga Barang Pemerintah Provinsi Lampung Pedoman Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Peemrintah Provinsi Lampung Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 32 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 3 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah Pedoman Pengelolaan Barang Persediaan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung Tata Cara Pelaksanaan Penerimaan, Penyimpanan, Penyaluran dan Penggunaan Barang Milik Daerah Provinsi Lampung Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan, Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Daerah Provinsi Lampung Badan Pengawas Rumah Sakit Provinsi Lampung Pedoman Sistim Penanganan Pengadaan (Whistleblower System) Tindak Pidana di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung Mekanisme dan Prosedur Evaluasi Rancangan Pearturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabuapten/ Kota dan Rancangan Peraturan Pergub/ Walikota tentang BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 207

126 22 23 Tahun April Tahun April Tahun Mei Tahun Mei Tahun Mei Tahun Mei Tahun Mei Tahun Mei Tahun Juni Tahun Juni Tahun Juni Tahun Juni Tahun Juni Tahun Juni a Tahun Juni b Tahun Juni Tahun Juli 2015 Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pola Hubungan Kerja Staf Ahli Gubernur Dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung Perubahan Atas Peraturan Gubernur Lampung Tahun 72 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2015 Pedoman Pembentukan Dewan Pengawas pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Pembentukan Dewan Riset Daerah Provinsi Lampung Perubahan Atas Peraturan Gubernur Lampung Nomor 43 Tahun 2013 Pedoman Pelaksanaan Sistim Penyuluhan Pelayanan Kesehatan Perubahan Atas Peraturan Gubernur Lampung No. 65.a Tahun 2014 tentang Alokasi Pembangunan Dana Bagi Hasil Tembakau Bagian Pemerintah Provinsi Lampung Peemrintah Kabupaten/ Kota dalam Provinsi Lampung Tahun 2015 Tata Cara Pembayaran Retribusi Perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing di Provinsi Lampung Pengawasan Muatan Angkutan Barang Pola Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian di Provinsi Lampung Rencana Strategi Bisnis, Pola Tata Kelola dan Standar Pelayanan Minimal Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) UPTD Perkuatan Modal Koperasi dan UMKM pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung Perubahan tentang Peraturan Gubernur Lampung No. 62 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja UPTD pada Dinas Daerah Provinsi Lampung. Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemprov Lampung Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Lampung 2016 Pembinaan dan Pengawasan Usaha Ketenagalistrikan di Provinsi Lampung Program Gerakan Membangun (Gerbang) Desa Provinsi Lampung Tahun Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Lampung Tahun 2015 Jaringan Informasi Geospasial Daerah Provinsi Lampung BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 208

127 39 39 Tahun Juli Tahun Juli Tahun Juli Tahun Agust Tahun Agustus Tahun Agustus Tahun Agustus Tahun Agustus Tahun September Tahun September Tahun September Tahun September Tahun Oktober Tahun Oktober Tahun Oktober 2015 Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemprov Lampung Perubahan Atas Peraturan Gubernur Lampung No. 49 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TA Pelimpahan Kewenangan Dibidang Perizinan dan Non Perizinan Kepada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah Provinsi Lampung Perubahan Kedua Peraturan Gubernur Lampung No. 43 Tahun 2010 tentang Pakaian Dinas PNS di Lingkungan Pemprov.Lampung Tata Kelola dan Tata Niaga Kopi di Provinsi Lampung Mekanisme Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di Provinsi Lampung Penjabaran APBD Tahun 2015 Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Lampung Tahun 2015 Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daearh Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2014 Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daearh Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2014 Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur Lampung Nomor 62 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Daerah Provinsi Lampung Perubahan Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 Perubahan Atas Peraturan Gubernur Lampung Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Target Triwulanan Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Tahun 2015 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberian Penyerahan Bantuan Dana Dukungan Peningkatan Administrasi Pemerintahan Desa/Pekon/Kampung dan Kelurahan Se-Provinsi Lampung Tahun 2015 Perubahan Atas Peraturan Gubernur Lampung Nomort 50 Tahun 2015 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Tahun 2015 Quick Response Code sebagai Strategi Pemasaran Diubah dengan Pergub No. 53 Tahun 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 209

128 10 November Tahun November Tahun November Tahun Desember Tahun Desember Tahun Desember Tahun Desember Tahun Desember Tahun Desember Tahun Desember Tahun Desember Tahun Desember Tahun Desember 2015 Pariwisata Provinsi Lampung Pelayanan Terpadu Satu Pintu Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Provinsi Lampung Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Kekayaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dab Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2015 Pedoman Umum Pembangunan Gedung Daerah Penyelenggaraan Kesehatan Reproduksi Sumber : Biro Hukum Setdaprov Lampung, 2016 Petunjuk Pelaksanaan Perda Provinsi Lampung Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Arsitektur Bangunan Gedung Berornamen Lampung Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran Badan Layanan Umum Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung Pedoman Pengadaan Barang/jasa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK- BLUD) Alokasi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Provinsi Lampung Tahun 2016 Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2016 Penggunaan dan Pengelolaan Sistim Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah Online Provinsi Lampung Alokasi Pembagian Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Bagian Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Kab./Kota Dalam Provinsi Lampung Tahun 2016 b. Penyelesaian Kasus Tanah Penyelesaian kasus tanah pada tahun 2015 sebanyak 6 kasus sesuai dengan target yang ditetapkan. Apabila sampai dengan tahun 2019 dapat mencapai target, berarti indikator ini telah berkontribusi pada pencapaian target akhir RPJMD 2019 sebesar 100% dari target sebanyak 6 kasus. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 210

129 Selama Tahun 2015 Provinsi Lampung telah memfasilitasi dan memediasi kasus/permasalahan/konflik-konflik pertanahan sebanyak 32 (tiga puluh dua) kasus pertanahan dan yang dapat diselesaikan sebanyak 6 (enam) kasus dengan uraian sebagai berikut : 1. Penyelesaian sertifikat tanah warga Desa Madukoro dengan Prokimal Kabupaten Lampung Utara atas 55 sertifikat. 2. Masalah tumpang tindih lahan 461 ha antara PTPN VII Lampung Utara dengan PT. Bumi Madu Mandiri (BMM) Kabupaten Way Kanan. 3. Permasalahan tanah proyek nasional land reform Rawasragi. 4. Permasalahan tanah objek land reform di Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku Desa Rejang Kecamatan Rajabasa. 5. Permasalahan konvensi hutan Register 22 Way Waya. 6. Sengketa tanah antara KPRI Saptawa / Pemerintah Provinsi Lampung dengan pihak keluarga Caropeboka dan bank Indonesia. 27. Sasaran Meningkatnya Kinerja Pemerintahan Ditandai Dengan Meningkatnya Kepercayaan Publik Melalui Pelayanan Prima Tabel 3.69 No Indikator Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kinerja Pemerintahan Ditandai Dengan Meningkatnya Kepercayaan Publik Melalui Pelayanan Prima Capaian 2014 Target 2015 Target Akhir Reali % RPJMD sasi Realisasi (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Hasil Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Lampung CC CC CC 100% BB 33,33 2. Hasil Evaluasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Tinggi Tinggi Tinggi 100% Tinggi 100% Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Kedua indikator pada sasaran Meningkatnya Kinerja Pemerintahan Ditandai Dengan Meningkatnya Kepercayaan Publik Melalui Pelayanan Prima menunjukkan kinerja yang sangat tinggi yaitu dengan tercapainya target yang telah dirumuskan sebesar 100%. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 211

130 a. Hasil Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Lampung Akuntabilitas pemerintah menunjukkan pergeseran baru dalam relasi antara pemerintah dengan publik. Konsep akuntabilitas menunjukkan bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk bisa mempertanggung-jawabkan mandat yang diberikan publik untuk mengelola urusan-urusan publik, dengan memberikan pelayanan publik dan pemenuhan hak-hak warga negara. Dalam RPJMD Provinsi Lampung perhatian Provinsi Lampung akan pentingnya akuntabilitas, bisa dilihat dalam rumusan misi ke-5 yaitu Mendukung Supremasi Hukum, Membangun Demokrasi Berbasis Kearifan Lokal, dan Memantapkan Kepemerintahan yang Baik dan Antisipatif. Tata kelola pemerintahan yang baik lazim digambarkan dalam 3 pilar yaitu akuntabilitas, transparansi dan partisipasi. Ketiga kata kunci ini menunjukkan pengakuan akan kontribusi bukan hanya pemerintah dalam penyelesaian urusanurusan publik, namun juga masyarakat dan pihak non pemerintah yang lain. Karenanya, partisipasi dan transparansi juga menjadi kunci selain akuntabilitas untuk membuat pengelolaan publik dengan lebih terbuka dan memberi ruang bagi berbagai pihak. Capain kinerja yang sudah dicapai menunjukkan hasil yang baik. Tahun 2015 target yang ditetapkan adalah predikat CC untuk akuntabilitas kinerja pemerintah dan telah berhasil dicapai (100%) atau bernilai kinerja sangat tinggi. Dengan pencapaian predikat CC (5), telah menyumbang sebesar 33,33% terhadap target akhir RPJMD yaitu mencapai predikat BB (3) pada tahun Sebagai catatan, kinerja ini adalah realisasi kinerja pemerintah daerah tahun 2014 yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tahun 2015, karena proses penilaian akuntabilitas kinerja tahun 2015 sedang dalam proses ketika laporan ini disusun. Menurut penilaian Kemenpan dan RB, beberapa hal penting dari penilaian akuntabilitas Provinsi Lampung adalah sebagai berikut: a. Provinsi Lampung meraih nilai 51,14 atau mencapai predikat CC. Rincian hasil penilaian adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan Kinerja meraih nilai 16,84 2) Pengukuran Kinerja meraih nilai 11,15 3) Pelaporan Kinerja meraih nilai 9,22 4) Evaluasi Kinerja meraih nilai 5,27 5) Capaian Kinerja meraih nilai 8,66 b. Nilai ini merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen manajemen kinerja di lingkungan Provinsi Lampung yang dievaluasi. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 212

131 c. Secara umum, evaluasi atas kinerja Provinsi Lampung sudah menunjukkan hasil yang baik, namun masih memerlukan beberapa perbaikan ke depan sebagaimana ditunjukkan dalam tabel di bawah ini. Tabel 3.70 Hasil Penilaian Akuntabilitas Provinsi Lampung Tahun 2015 oleh Kemenpan RB Aspek Tantangan dan Rekomendasi Perencanaan Kinerja Dokumen RPJMD dan Renstra SKPD belum dilengkapi dengan indikator tujuan sebagai alat ukur keberhasilan organisasi beserta target kinerja jangka menengah Belum menyusun rencana aksi atas kinerja yang akan dicapai dalam perencanaan kinerja tahunan dan menyajikan target secara periodik atas kinerja Belum memanfaatkan rencana aksi dalam pengarahan dan pengorganisasian kegiatan serta memonitor pencapaiannya secara berkala Pengukuran Kinerja Melakukan peningkatan kualitas ukuran kinerja, tidak hanya pada tingkat Pemerintah Provinsi Lampung, tetapi juga sampai pada tingkatan yang lebih operasional eselon III dan IV Melakukan peningkatan pemanfaatan indikator kinerja utama sebagai instrumen pengukuran kinerja yang dapat memberikan umpan balik bagi upaya perbaikan kinerja, termasuk sebagai instrumen untuk menentukan reward dan punishment Pelaporan Kinerja Meningkatkan kualitas pelaporan kinerja sesuai dengan kerangka Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Laporan kinerja hendaknya memberikan gambaran informasi mengenai evaluasi dan analisis mengenai capaian kinerja, pembandingan data kinerja yang memadai antara realisasi tahun ini dengan tahun sebelumnya dan pembandingan lain yang diperlukan Memberikan informasi tentang analisis efisiensi penggunaan sumber daya, informasi keuangan yang terkait dengan pencapaian sasaran kinerja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 213

132 instansi Evaluasi Kinerja Melakukan evaluasi secara berkala terhadap capaian kinerja dan melakukan tindaklanjut terhadap permasalahan yang dihadapi dengan langkah-langkah yang nyata, serta menjadi bahan pelajaran agar tidak terulang pada masa mendatang Capaian Kinerja Meningkatkan capaian kinerja tidak hanya sekedar upaya pencapaian output tetapi juga sampai pada capaian tingkat outcomes Pencapaian nilai terhadap evaluasi kinerja instansi pemerintah tahun 2015 bila dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan yaitu hanya 0,87 poin. Adapun perbandingan nilai evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Provinsi Lampung dalam kurun 5 (lima) Tahun adalah sebagai berikut pada tabel 3.71 : Tabel 3.71 No Perbandingan Nilai Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Lampun Tahun Komponen Yang Dinilai Bobot Nilai 2011 Nilai 2012 Nilai 2013 Nilai 2014 Bobot Nilai Perencanaan Kinerja 35 16,52 18,93 20,52 18, ,84 2 Pengukuran Kinerja 20 9,24 9,47 12,32 9, ,15 3 Pelaporan Kinerja 15 7,16 7,28 8,16 6, ,22 4 Evaluasi Kinerja 10 4,89 4,70 4,11 4, ,27 5 Capaian Kinerja 20 9,40 9,97 11,04 10, ,66 Nilai Hasil Evaluasi ,21 50,35 56,15 50, ,14 Tingkat Akuntabilitas C CC CC CC CC Kinerja Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Pemerintah Provinsi Lampung telah berupaya mendorong penguatan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Kabupaten dan Kota di wilayah Provinsi Lampung. Langkah-langkah yang telah dilakukan yaitu : 1. Menyelenggarakan workshop penyusunan perjanjian kinerja bagi seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung pada bulan Januari 2015 di Balai Keratun Provinsi Lampung dengan melibatkan narasumber daerah Provinsi Lampung. 2. Menyelenggarakan workshop penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di Provinsi Lampung pada bulan Oktober 2015 bagi seluruh SKPD dan Kabupaten/Kota di lingkungan Pemerintah Provinsi BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 214

133 Lampung dengan melibatkan narasumber dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi. Foto: Workshop Penyusunan Lakip Prov. Lampung, Okt Sumber: Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, Melaksanakan pembinaan ke SKPD dan kabupaten/kota di lingkungan pemerintah Provinsi Lampung. 4. Memberikan arahan penyusunan Indikator Kinerja Utam (IKU), perjanjian kinerja, rencana kinerja tahunan dan laporan kinerja di Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung Utara. Foto: Workshop Penyusunan IKU, PK, RKT dan LKj, Nop Sumber: Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2015 Permasalahan : 1. Sering bergantinya sumber daya manusia di bidang perencanaan SKPD yang menangani penyusunan PK, RKT, dan LKj sehingga kurang sinkronnya tujuan, sasaran dan indikator yang ditampilkan dalam dokumen renstra dengan PK, RKT dan LKj. 2. Belum adanya sampel laporan kinerja yang baik dan baku untuk dijadikan contoh sehingga penyusunan PK, RKT dan LKj belum optimal. Solusi : 1. Menyelenggarakan workshop dengan narasumber dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 215

134 2. Perlu adanya pendampingan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. b. Hasil Evaluasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Laporan penyelenggaraan pemerintah daerah (LPPD) merupakan laporan atas penyelenggaraan pemerintah selama 1 (satu) tahun anggaran berdasarkan rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) yang disampaikan oleh kepala daerah kepada pemerintah. LPPD mencakup penyelenggaraan urusan desentralisasi (urusan wajib dan pilihan), tugas pembantuan dan tugas umum pemerintahan. Pemeringkatan indeks Evaluasi Kinerja Pemerintahan Pemerintah Daerah (EKPPD) pemerintah kabupaten dan kota se wilayah provinsi dan nasional, serta pemerintah provinsi secara nasional yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri terdiri dari 4 (empat) kategori prestasi yaitu : Tabel 3.72 Indeks EKPPD Dalam Penentuan Prestasi Hasil Evaluasi LPPD Indeks EKPPD Prestasi >3,00 4,00 Sangat Tinggi >2,00 3,00 Tinggi >1,00 2,00 Sedang 0,00 1,00 Rendah Sumber : Biro Otonomi Daerah Setdaprov Lampung, 2016 Pada tahun 2013 Provinsi Lampung memperoleh peringkat status kinerja tinggi atas penyelenggaraan pemerintah daerah dengan skor 2,4001. Sedangkan untuk tahun 2014 dengan melihat skor yang diperoleh 14 kabupaten/kota di Provinsi Lampung kemungkinan memperoleh status tinggi. Penetapan peringkat dan status kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah provinsi Lampung tahun sebagai berikut : Tabel 3.73 Hasil Evaluasi LPPD Provinsi Lampung Tahun Tahun Skor Status Peringkat Nasional Sedang ,4001 Tinggi Kemungkinan Provinsi Lampung memperoleh status tinggi dengan melihat skor yang diperoleh 14 kabupaten/kota Sumber : Biro Otonomi Daerah Setdaprov Lampung, 2016 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 216

135 Penetapan peringkat dan status capaian kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Provinsi Lampung Tahun 2012 sampai dengan 2014 adalah sebagai berikut : BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 217

136 Tabel 3.74 Penetapan peringkat dan status capaian kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Provinsi Lampung Tahun 2012 sampai dengan 2014 Provinsi/ Tahun 2012 Provinsi/ Tahun 2013 Provinsi/ Kabupaten/ Tahun 2014 No Kabupaten/ Peringkat Kabupaten/ Peringkat Kota Skor Status Skor Status Kota Nasional Kota Nasional Skor Status 1 PROVINSI Sedang 29 PROVINSI Tinggi 15 PROVINSI LAMPUNG LAMPUNG LAMPUNG KABUPATEN/KOTA KABUPATEN/KOTA KABUPATEN/KOTA 1 Bandar Tinggi 35 Bandar Tinggi 60 Lampung Barat Sangat Lampung Lampung Tinggi 2 Lampung Tinggi 102 Lampung Tinggi 77 Bandar Lampung Sangat Tengah Barat Tinggi 3 Way Kanan Tinggi 140 Metro Tinggi 83 Tanggamus Tinggi 4 Lampung Tinggi 164 Pesawaran Tinggi 183 Lampung Selatan Tinggi Timur 5 Lampung Tinggi 192 Lampung Tinggi 210 Metro Tinggi Utara Tengah 6 Pesawaran Tinggi 236 Way Kanan Tinggi 230 Pringsewu Tinggi 7 Lampung Sedang 256 Lampung Tinggi 247 Pesawaran Tinggi Selatan Selatan 8 Tulang Bawang Sedang 303 Tanggamus Tinggi 258 Lampung Tengah Tinggi 9 Lampung Barat Sedang 344 Tulang Sedang 281 Way Kanan Tinggi Bawang 10 Tanggamus Sedang 350 Lampung Sedang 284 Mesuji Tinggi Utara 11 Metro Rendah 391 Lampung Sedang 286 Lampung Utara Tinggi Timur 12 Lampung Timur Tinggi 13 Tulang Bawang Tinggi 14 Tulang Bawang Barat Sedang Kepmendagri Nomor Tahun 2014 tentang Penetapan Peringkat dan Status Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Secara Nasional Tahun 2012 Sumber : Biro Otonomi Daerah Setdaprov Lampung, 2016 Kepmendagri Nomor Tahun 2014 tentang Penetapan Peringkat dan Status Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Secara Nasional Tahun 2013 Hasil sementara validasi oleh Timnas Tahun 2015 terhadap LPPD Tahun Catatan : belum ditetapkan secara nasional dengan Kepmendagri Peringkat Nasional BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 218

137 28. Sasaran Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah adalah sejalan dengan misi Mendukung Supremasi Hukum, Membangun Demokrasi Berbasis Kearifan Lokal, dan Memantapkan Kepemerintahan yang Baik dan Antisipatif yang menjadi misi ke-5 dalam RPJMD Penilaian atas laporan keuangan pemerintah daerah dilakukan oleh pihak eksternal yang dalam hal ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Penilaian oleh lembaga eksternal ini menjadi komponen penting untuk menilai sejauh manakah penilaian yang obyektif bisa dilakukan terhadap akuntabilitas dan kinerja pemerintah daerah terutama dari segi keuangan. Hal ini menjadi bagian yang menguatkan akuntabilitas pada aspek pencapaian kinerja yang sudah diuraikan dalam sasaran ke-27 sebelumnya. Pemeriksaan oleh BPK dilakukan dengan mendasarkan pada UU No. 15 tahun 2004 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Pemeriksaan yang dilakukan secara periodik setiap tahunnya ini mencakup pemeriksaan terhadap Neraca, Laporan Realisasi Angaran, Laporan Arus Kas, dan catatan atas Laporan Keuangan. Opini yang dihasilkan atas pemeriksaan ini secara bertingkat terdiri dari Tidak Wajar (TW), Tidak Memberikan Pendapat (TMP), Wajar dengan Pengecualian (WDP) dan yang terbaik adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Tabel 3.75 No Indikator Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik Capaian 2014 Target 2015 Target Akhir Reali % RPJMD sasi Realisasi (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Terhadap WTP WTP WTP 100% WTP 100 Pengelolaan Keuangan Daerah Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Pada tahun 2015, indikator kinerja terhadap opini Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) dalam penyelesaian dan kebenaran laporan keuangan tepat waktu. Pencapaian target atas indikator kinerja persentase ketepatan waktu penyelesaian laporan keuangan Provinsi Lampung. Dari indikator sasaran strategis yang merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) opini badan pemeriksa keuangan (BPK) terhadap pengelolaan keuangan daerah Pemerintah Provinsi Lampung tahun 2014, menunjukan capaian 100%. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 219

138 Tingkat capaian ini menunjukan pelaksanaan urusan yang terkait di capai melalui dukungan penganggaran dan kerja keras seluruh stake holder dalam mendukung capaian indikator tersebut. Dengan status pencapaian opini yang terbaik ini, maka kinerja sasaran ini adalah sangat tinggi. Pencapaian ini apabila dipertahankan, juga sudah memenuhi target pada akhir tahun RPJMD pada tahun 2019 yaitu opini WTP. Dengan menyandang predikat WTP berarti Pemerintah Provinsi Lampung dianggap mampu memberikan laporan keuangan dengan informasi yang bebas dari salah saji material. Jika laporan keuangan diberikan opini jenis ini, artinya auditor meyakini berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan, pemerintah dianggap telah menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan baik, dan kalaupun ada kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil audit BPK RI Perwakilan Lampung terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Propinsi Lampung Tahun dapat di sajikan sebagai berikut : Tabel 3.76 Perbandingan Capaian Kinerja Atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Lampung Tahun No Tahun Opini BPK Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Wajar Dengan Pengecualian (WDP) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Sumber : Biro Keuangan Setdaprov. Lampung, 2016 Penurunan Opini dari Wajar Tanpa Pengecualian pada tahun 2012 ke Wajar Dengan Pengecualian pada tahun 2013 lebih disebabkan ada beberapa temuan yang menyebabkan prosentase inmaterial seperti masih adanya aset daerah yang masih dalam proses inventarisasi dan kesalahan administrasi sedangkan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2014 mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian. Diraihnya predikat WTP atas LKPD Tahun 2014 diserahkan pada bulan Juni Sementara Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2015 pada saat ini masih dalam dalam tahap Audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 220

139 Provinsi Lampung menempati posisi keempat dari tujuh Provinsi yang menerima penghargaan Anugerah bagi Daerah Berprestasi Penerima Dana Insentif Daerah (DID) tahun 2016 sebesar Rp milyar. Gambar 3.4 Gubernur Lampung saat menerima piagam/sertifikasi unqualified opini (WTP) pada acara rapat kerja Nasional Evaluasi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah 2015 atas keberhasilannya menyusun dan menyajikan laporan keuangan tahun 2014 dengan capaian standar tertinggi dalam akuntansi dan laporan keuangan Pemerintah dari Menteri Keuangan BAMBANG.PS. BRODJONEGORO, pada tanggal 02 Oktober 2015 di Jakarta Berdasarkan hasil penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan (TLHP) aparat pengawasan khususnya BPK RI perwakilan Lampung per 30 November 2015 dan hasil penyelesaian kerugian daerah per 16 Oktober 2015, Pemerintah Provinsi Lampung meraih predikat terbaik ke-4 (empat) dari 16 Pemerintahan Daerah se Provinsi Lampung. Permasalahan : a. Rendahnya pemahaman pegawai mengenai aturan dan mekanisme kerja. b. Lemahnya pengelolaan data dan informasi hasil pengelolaan keuangan daerah c. Terbatasnya SDM yang berkualitas. d. Rendahnya koordinasi dalam unit kerja. e. Komitmen pimpinan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah belum cukup tinggi. f. Rendahnya etos kerja personil. g. Belum tersedianya juklak dan juknis sebagai panduan kerja secara lengkap. h. Terbatasnya kewenangan yang dimiliki. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 221

140 Solusi: a. Memotifikasi SDM untuk selalu meningkatkan kapasitas SDM melalui diklat/kursus keuangan daerah. b. Melaksanakan Program Rencana Kerja Tahunan secara konsisten dengan tetap berpodoman pada peraturan Per-UU yang berlaku. c. Mengoptimalkan pelaksanaan RKT dengan pemanfaatkan anggaran dan sarana yang dimiliki. d. Meningkatkan Koordinasi dengan SKPD lain dalam kegiatan pengelolaan keuangan daerah. e. Terdapatnya peraturan Perundang-undangan yang mendukung kinerja pengelolaan keuangan daerah. f. Adanya koordinasi antara instansi pengelolaan keuangan. g. Adanya kerjasama dengan instansi vertikal keuangan yang lebih tinggi. 29. Sasaran Terwujudnya Pemerintahan Yang Bersih Dan Bebas KKN Capaian indikator kinerja utama Gubernur tahun 2015 pada sasaran terwujudnya Realisasi Pembinaan dan Pengawasan Secara Reguler, Berkala, Kasus, Khusus, Tindak Lanjut dan Pengendalian Intern menunjukkan kinerja yang sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan pada capaian kedua indikator sesuai dengan target yang direncanakan sebesar 50%. Tabel 3.77 No Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Realisasi Pembinaan dan Pengawasan Secara Reguler, Berkala, Kasus, Khusus, Tindak Lanjut dan Pengendalian Intern Indikator Capaian 2014 Target 2015 Target Akhir Reali % RPJMD sasi Realisasi (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Persentase Hasil Audit APIP yang Terselesaikan ,55 2 Persentase Penurunan Pelanggaran Terhadap Standar Atas Pelaksanaan Tugas SKPD Sesuai Aspek Pembinaan dan Pengawasan (300) Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Persentase Hasil Audit APIP yang terselesaikan di tahun 2015 tercapai 100% sesuai dengan target yang direncanakan sebesar 50%. Apabila sampai tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 222

141 2019 dapat terealisasi 100% berarti indikator ini telah berkontribusi untuk pencapaian targer RPJMD 2019 sebesar 100%. Begitu pula dengan indikator kinerja jumlah pemeriksaan kasus yang terselesaikan dengan capaian 100%. Kedua indikator kinerja pada sasaran terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN telah menunjukkan kinerja yang sangat tinggi. Selama Tahun 2015, Provinsi Lampung telah melakukan pemeriksaan reguler terhadap Dinas/Instansi di Jajaran Pemerintah Provinsi Lampung pada 149 obyek pemeriksaan dengan jumlah 149 LHP, dengan 643 temuan. Dari temuan-temuan tersebut terdapat temuan yang bersifat merugikan atau berpotensi merugikan keuangan Negara/Daerah berupa Kerugian Keuangan Negara/Daerah (01) dan Kewajiban Penyetoran Kepada Negara/Daerah (02), seperti pada tabel 3.78 berikut : Tabel 3.78 Jumlah Kerugian Keuangan Negara/Daerah dan Kewajiban Penyetoran Kepada Negara/Daerah di Provinsi Lampung Tahun 2015 Kewajiban Setor No Tahun Kerugian Negara/Daerah Negara/Daerah Rp ,38 Rp Rp Rp ,52 Rp ,12 Rp Rp ,00 Rp ,13 Sumber : Inspektorat Provinsi Lampung, 2016 Sasaran pemeriksaan dilakukan untuk pembinaan dan pengawasan pada obyek pemeriksaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi dan Kabupaten/Kota se Provinsi Lampung serta penanganan pengaduan masyarakat maupun masyarakat yang disampaikan kepada Gubernur Lampung di sampaikan kepada Pemerintah Provinsi Lampung untuk memperoleh penanganan lebih lanjut. Penurunan pelanggaran terhadap standar atas pelaksanaan tugas SKPD sesuai dengan aspek pembinaan dan pengawasan dapat terlihat dari terciptanya akuntabilitas kinerja yang baik di lingkungan pemerintah. Dari arah kebijaksanaan pengawasan ditetapkan sasaran pemeriksaan sebagai langkah operasional meliputi pemeriksaan reguler terhadap penyelenggaraan pemerintahan provinsi, pemeriksaan kasus-kasus pengaduan, pemeriksaan berkala dan akhir masa jabatan bupati/walikota terhadap penyelenggaraan pemerintahan kabupaten/kota, pelaksanaan tindak lanjut hasil pemerisaan Aparat Pengawas Fungsional (AFP) di daerah. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 223

142 Dalam upaya penurunan pelanggaran terhadap standar atas pelaksanaan tugas SKPD sesuai aspek pembinaan dan pengawasan hal hal yang telah dilakukan yaitu : a. Pelaksanaan pengawasan/supervisi atau monitoring internal secara berkala; b. Penanganan kasus pengaduan di lingkungan Pemerintah Daerah (pemeriksaan kasus/khusus); c. Tindak lanjut hasil temuan pengawasan; d. Koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif; e. Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan; f. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; g. Pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah (Pemeriksaan reguler); h. Monitoring zona integritas wilayah bebas korupsi; i. Pembinaan sistem pengendalian intern pemerintah; j. Rencana aksi daerah pencegahan dan pemberantasan korupsi; k. Koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif; l. Unit Pelayanan Gratifikasi; m. Whole Blower System; n. Verifikasi Ijasah ASN; o. Pembinaan LHKASN dan LHKPN; p. Pembinaan kepegawaian fungsional; q. Reviu RKA; r. Monitoring dan evaluasi pengadaan barang dan jasa; s. Evaluasi Lakip; t. Rakorwasda Tahun 2015; u. Monitoring penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi (PMPRB). Permasalahan dan Solusi : Permasalahan 1. Masih terdapat waktu yang bersamaan antara sesama APFP dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan pada obyek pemeriksaan. 2. Lambatnya tanggapan dan tindak lanjut dari obyek pemeriksaan atas laporan hasil pemeriksaan yang ditemukan oleh pemeriksa. 3. Waktu pemeriksaan yang dirasa kurang cukup atas pelaksanaan tugas pemeriksaan. Solusi : 1. Hendaknya setiap APFP yang melakukan pemeriksaan di Daerah (Provinsi Lampung) mematuhi/konsisten pada Program Kerja Pemeriksaan Tahunan yang telah disepakati bersama, sehingga tidak terjadi kesan bahwa BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 224

143 pemeriksaan saling bersamaan waktunya yang pada akhirnya memberatkan obyek pemeriksaan 2. Lambatnya tanggapan dan tindak lanjut dari obyek pemeriksaan atas laporan hasil pemeriksaan yang diberikan oleh pemeriksa. 3. Perlu adanya kerja sama dan koordinasi pengawasan serta tindak lanjut antara Inspektorat Provinsi, Inspektorat Kabupaten/ Kota dan Obyek Pemeriksaan agar obyek pemeriksaan melaksanakan percepatan dalam memberikan tanggapan sehingga waktu yang tentukan (2 Bulan), dengan demikian obyek pemeriksaan akan melaksanakan tanggapan dan tindak lanjutnya akan lebih baik. 4. Perlu diupayakan pemanfaatan waktu yang tersedia secara efektif untuk penyelesaian tugas pemerikasaan dengan memberdayakan Anggota Tim secara optimal 30. Sasaran Meningkatnya Kinerja Pelayanan Publik yang Memuaskan Masyarakat dan Kualitas Pelayanan yang Merata Tabel 3.79 No Indikator Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kinerja Pelayanan Publik yang Memuaskan Masyarakat dan Kualitas Pelayanan yang Merata Capaian 2014 Target 2015 Target Akhir Reali % RPJMD sasi Realisasi (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Konsistensi Antar Dokumen Perencanaan Indeks Kepuasan Masyarakat (Skala 1-10) 6,23 6, ,00 89,00 3. Akreditasi Kelembagaan Badan Diklat B B 100 A 50 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Capaian sasaran meningkatnya kinerja pelayanan publik yang memuaskan masyarakat dan kualitas pelayanan yang merata ketiga indikator kinerja utamanya menunjukkan kinerja yang sangat tinggi dengan capaian 100% sesuai dengan yang telah direncanakan. a. Konsistensi Antar Dokumen Perencanaan Proses perencanaan pembangunan mutlak diperlukan sebagai salah satu upaya menata daerah secara terstruktur dan dapat dipertanggungjawabkan. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 225

144 Untuk itu perlu adanya konsistensi antar dokumen perencanaan. Dalam mendorong konsistensi tersebut Provinsi Lampung mengambil arah/tindakan dengan memantapkan koordinasi perencanaan pembangunan ekonomi, pengembangan SDM, pemerintahan dan aparatur, serta prasarana dan pengembangan wilayah baik pusat, kabupaten/kota dan SKPD serta peningkatan kerjasama pembangunan daerah baik horizontal maupun vertikal. Selanjutnya, dalam mendukung konsistensi antar dokumen perencanaan Provinsi Lampung melakukan suatu terobosan atau inovasi dengan mengembangkan teknologi informatika yaitu sistem informasi perencanaan. Sistem informasi perencanaan bertujuan sebagai pendukung perencanaan pembangunan daerah. Sistem Informasi Perencanaan dikembangkan untuk menunjang pelaksanaan perencanaan agar proses perencanaan menjadi lebih terintegrasi, transparan dan akuntabel dimulai dari proses pengusulan sampai dengan ditetapkannya KUA PPAS sehingga terbangun konsistensi antar dokumen perencanaan. Selain sistem informasi perencanaan, Provinsi Lampung juga mengembangkan Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD) Provinsi Lampung dengan alamat web yang berfungsi untuk mengintegrasikan perencanaan jangka menengah (RPJMD, Renstra SKPD) dengan perencanaan kegiatan tahunan (Musrenbang, RKPD) dan penganggaran (KUA/PPAS). Keberhasilan tercapainya konsistensi antar dokumen perencanaan sebesar 100% sesuai dengan yang ditargetkan ini tidak terlepas dari upaya yang dilakukan oleh Provinsi Lampung yaitu : 1. Koordinasi dan sinkronisasi yang baik antara Pemerintah Kabupaten/Kota dengan Pemerintah Provinsi Lampung; 2. Kesepakatan bersama antara masing-masing pihak, terutama antara pihak eksekutif dengan legislatif, untuk menjaga kesesuaian dokumen perencanaan daerah, mulai dari dokumen RKPD menjadi dokumen DPA; 3. Pemanfaatan aplikasi perencanaan, dalam hal ini SIPPD yang optimal; 4. Sinergi antara aplikasi perencanaan (SIPPD)dengan aplikasi anggaran (SIMDA). b. Indeks Kepuasan Masyarakat Pelayanan dinilai memuaskan apabila dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna layanan. Atas dasar ini, kepuasan penduduk dapat dijadikan acuan bagi keberhasilan pelaksanaan program pemerintah sebagai lembaga BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 226

145 pelayanan publik. Pemerintah daerah dikatakan berhasil apabila tingkat kepuasan penduduk tinggi. Tahun 2015 indeks kepuasan masyarakat tercapai 100% atau terealisasi sebesar 6,23 sesuai dengan target yang ditetapkan. Realisasi sebesar 6,23 ini didapat berdasarkan hasil survey harapan masyarakat yang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat Provinsi Lampung terhadap pelayanan yang diberikan pemerintah secara keseluruhan terlihat dari besaran tingkat kepuasan masyarakat yaitu sebesar 6,23. Grafik 3.41 Tingkat Kepuasan Masyarakat Menurut Aspek Kinerja Pemerintah di Provinsi Lampung Tahun 2015 Kemiskinan & Kelompok Ekonomi & Ketenagakerjaan Infrstruktur Dasar Hukum & Keamanan Birokrasi Transportasi Energi Perumahan & Lingkungan Kesehatan Pendidikan 5,82 5,83 5,86 6,05 6,13 6,15 6,25 6,32 6,87 6,98 Tingkat Kepuasan Masyarakat 5 5,5 6 6,5 7 7,5 Sumber : Laporan Hasil Survey Harapan Masyarakat Provinsi Lampung 2015, BPS Lampung, 2015 Dari penilaian terhadap sepuluh aspek kinerja pemerintah, pelayanan pendidikan dan kesehatan merupakan aspek yang memiliki tingkat kepuasan tertinggi dengan nilai hampir mencapai angka 7. Pelayanan pada aspek pendidikan seperti penyediaan sarana dan prasarana gedung sekolah, penyediaan guru yang memadai baik jumlah dan kualitasnya, pelaksanaan belajar mengajar. Kondisi ini bisa ditemui di seluruh kabupaten/kota, di mana masyarakatnya memberikan penilaian kepuasan lebih besar terhadap aspek pendidikan dibanding dengan pelayanan pada aspek lainnya. Begitu pula dengan aspek kesehatan, pelayanan pemerintah seperti penyediaan rumah sakit, puskesmas beserta tenaga kesehatan yng memadai, memfasilitasi berdirinya rumah sakit dan klinik swasta, serta kebijakan lain terkait pelayanan kesehatan memiliki tingkat kepuasan sebesar 6,8. Aspek perumahan dan lingkungan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 227

146 menempati posisi ketiga dengan nilai 6. Sedangkan, untuk aspek ekonomi dan ketenagkerjaan, serta aspek kemiskinan dan kelompok rentan perlu menjadi perhatian lebih bagi pemerintah untuk ditingkatkan karena aspek ini yang memiliki tingkat kepuasan masyarakat terendah di bawah angka 6. c. Akreditasi Kelembagaan Badan Diklat Dalam UU ASN No. 5 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa LAN adalah lembaga Pemerintah Nonkementerian yang diberi kewenangan melakukan pengkajian dan Diklat ASN. LAN memiliki kewenangan untuk mencabut badan/ lembaga/ instansi Diklat yang tidak terakreditasi. Pelaksanaan akreditasi itu sendiri mengacu dengan Peraturan Kepala LAN-RI No. 25 tahun 2015 yang meliputi beberapa unsur penilaian yaitu : 1. Profil Lembaga Diklat a. Aspek kelembagaan Bandiklatda Provinsi Lampung b. Aspek Kurikulum 2. Formulir Pendukung Profil 3. Dokumen Bukti (digital) sebagai pendukung beberapa sub-unsur (sesuai ketentuan yang terdapat dalam formulir pendukung profil). Akreditasi Lembaga Diklat dilakukan berdasarkan hasil penilaian secara kumulatif atas unsur Organisasi Lembaga Diklat dan Unsur Program dan Pengelolaan program Diklat sesuai dengan bobot masing-masing. Penetapan akreditasi Lembaga Diktat dapat dilakukan apabila masing rnasing unsur akreditasi memiliki nilai paling rendah 71,00. Lembaga Diklat yang nilai total akreditasinya 71,00 atau lebih dinyatakan layak, dan akan ditetapkan secara tertulis dalam Surat Keputusan dan diberikan Sertifikat Akreditasi oleh Instansi Pembina. Lembaga Diklat yang nilai akreditasinya di bawah 71,00 dinyatakan tidak layak, selanjutnya akan diberitahukan secara tertulis kepada Lernbaga Diklat yang bersangkutan. Nilai kelayakan akreditasi Lembaga Diklat terdiri atas 3 kategori yaitu : 1. A untuk rentang nilai antara 91,00 s.d 100; 2. B untuk rentang nilai antara 81,00 s.d 90,99; dan 3. C untuk rentang nilai antara 71,00 s.d 80,99. Penetapan kelayakan melaksanakan akreditasi Lembaga Diklat pada Instansi Pengakreditasi Diklat dilakukan apabila masing-masing unsur akreditasi memiliki nilai paling rendah 81,00. Masa berlaku Sertifikat BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 228

147 Akreditasi Lembaga Diklat: Kategori A adalah 5 (lima) tahun; Kategori B adalah 3 (tiga) tahun; dan Kategori C adalah 2 (dua) tahun. Masa berlaku Sertifikat Instansi Pengakreditasi Diklat dalam melaksanakan akreditasi Diklat adalah 5 (lima) tahun. Badan Diklat Daerah Provinsi Lampung Tahun 2015 telah melaksanakan Akreditasi oleh Lembaga Administrasi Negara dengan predikat B dengan nomor : 3586/K.1/PDP.10.4, untuk penyelenggaraan Diklat : 1. Prajabatan Golongan I dan II dengan kategori Akreditasi B untuk masa berlaku 3 (Tiga) Tahun. 2. Prajabatan Golongan III dengan kategori Akreditasi B untuk masa berlaku 3 (Tiga) Tahun. 3. Kepemimpinan Tingkat IV dengan kategori Akreditasi B untuk masa berlaku 3 (Tiga) Tahun. 4. Kepemimpinan Tingkat III dengan kategori Akreditasi B untuk masa berlaku 3 (Tiga) Tahun. Beberapa kategori diklat tersebut dinilai dari berbagai unsur sebagaimana ditetapkan di Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Nomor 25 tahun Gambar 3.5 Sertifikat Akreditasi Bandiklatda 31. Sasaran Meningkatnya Kualitas Kehidupan Berdemokrasi Dengan Proses Demokrasi yang Menghargai Kebebasan, Persamaan, Keadilan Dalam Kerangka Supremasi Hukum BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 229

148 IDI adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia. Tingkat capaiannya diukur berdasarkan pelaksanaan dan perkembangan tiga aspek demokrasi, yaitu adalah Kebebasan Sipil (Civil Liberty), Hak-Hak Politik (Political Rights), dan Lembaga-lembaga Demokrasi (Institution of Democracy). IDI bertujuan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat perkembangan demokrasi. Dari indeks tersebut akan terlihat perkembangan demokrasi sesuai dengan ketiga aspek yang diukur. Di samping level nasional, IDI juga dapat memberikan gambaran perkembangan demokrasi di provinsi-provinsi seluruh Indonesia. IDI merupakan indikator yang tidak hanya melihat gambaran demokrasi yang berasal dari sisi kinerja pemerintah/birokrasi saja. Namun, juga melihat perkembangan demokrasi dari aspek peran masyarakat, lembaga legislatif (DPRD), partai politik, lembaga peradilan dan penegak hukum. Oleh karena itu, perkembangan IDI merupakan tanggung jawab bersama semua stakeholder, tidak hanya pemerintah saja. Tabel 3.80 No Indikator Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Kehidupan Berdemokrasi Dengan Proses Demokrasi yang Menghargai Kebebasan, Persamaan, Keadilan Dalam Kerangka Supremasi Hukum Capaian 2014 Target 2015 Target Reali sasi Akhir % RPJMD Realisasi (2019) Capaian s/d 2015 terhadap Indeks Demokrasi 63,16 71,88 71,62 99,63 73,50 97,44 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Indeks demokrasi Indonesia Provinsi Lampung terealisasi sebesar 71,62 atau 99,63% dari target sebesar 71,88. Meskipun, realisasi ini merupakan indeks demokrasi Indonesia tahun 2014 tetapi menunjukkan kinerja yang sangat tinggi. Digunakannya data IDI tahun 2014, karena pada saat penyusunan laporan ini IDI tahun 2015 masih dalam proses penghitungan oleh Badan Pusat Statistik dan baru dapat dipublikasikan pada bulan Agustus 2016 mendatang. Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Lampung 2014 sebesar 71,62 dari skala 0 sampai 100, angka ini naik 8,49 poin dibandingkan dengan IDI Lampung 2013 sebesar 63,13. Meskipun mengalami kenaikan, tingkat demokrasi Lampung masih tetap berada pada kategori sedang. Tingkat demokrasi dikelompokkan menjadi tiga katergori yakni baik (indeks >80), sedang (indeks 60 80), dan buruk (indeks < 60). BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 230

149 Kenaikan angka IDI periode dipengaruhi perubahan tiga aspek demokrasi yang diukur yakni Kebebasan Sipil (Civil Liberty ) yang naik 1,31 poin dari 70,75 menjadi 72,06, Hak-Hak Politik (Political Rights) naik 18,22 poin dari 45,57 menjadi 63,69 sedangkan Lembaga-lembaga Demokrasi (Institution of Democracy) naik 2,08 poin dari 81,58 menjadi 83,66. Pemilu legislatif 2014 yang semula dikhawatirkan terjadi peristiwa kontra demokratis justru menyumbang kenaikan IDI yang cukup signifikan. Perkembangan IDI Lampung dari 2009 hingga 2014 mengalami fluktuasi (2009 sebesar 67,47, 2010 sebesar 67,8, 2011 sebesar 74,08, 2012 sebesar 72,26, 2013 sebesar 63,13 dan 2014 sebesar 71,62). Meskipun demikian, tingkat demokrasi Lampung berdasarkan penghitungan Indeks sejak tahun 2009 hingga 2014 tetap masih berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan IDI sebagai sebuah alat untuk mengukur perkembangan demokrasi yang khas Indonesia, memang dirancang untuk sensitif terhadap naik - turunnya kondisi demokrasi. Karena IDI disusun berdasarkan evidence based (kejadian) sehingga potret yang dihasilkan IDI merupakan refleksi realitas yang terjadi pada tahun yang bersangkutan. Grafik 3.42 Perkembangan IDI Lampung Indek Demokrasi Indonesia ,08 72,26 71,62 67,3 67,8 63, Indek Demokrasi Indonesia Sumber : Berita Resmi Statistik, BPS Lampung No.16/08/Th.II, 13 Agustus 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 231

150 3.3 PENCAPAIAN KINERJA LAINNYA Pencapaian Target MDGs Selain penetapan kinerja berupa IKU sebagaimana telah diutarakan di muka, Pemerintah Provinsi Lampung juga telah menetapkan strategi untuk pencapaian kinerja lainnya, khususnya untuk pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pemerintah Provinsi Lampung memiliki komitmen kuat dalam upaya mewujudkan tercapainya target MDGs pada Tahun Komitmen Provinsi Lampung untuk mencapai tujuan MDGs terlihat dari komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan memberikan kontribusi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dunia. Karena itu, MDGs merupakan acuan penting dalam penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah. Pemerintah Provinsi Lampung telah mengarusutamakan MDGs dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Lampung (RPJMD ), Rencana Kerja Program Tahunan (RKP), serta dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Integrasi tujuan-tujuan MDGs dapat dicermati dalam berbagai program prioritas pembangunan yang terdapat pada dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Rencana Aksi Daerah MDGs disusun sebagai bagian dari upaya mempercepat pencapaian target MDGs selaras dengan amanat Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang berkeadilan. Strategi yang menggabungkan intervensi pada aspek individu, sistem dan kelembagaan ini mendorong pemenuhan hak-hak dasar setiap warga negara, laki-laki dan perempuan Capaian Tujuan MDGs di Tahun 2014 Capaian tujuan MDGs dikelompokkan menjadi tiga yaitu: (a) tujuan yang telah berhasil dicapai; (b) tujuan yang menunjukkan kemajuan signifikan dan diharapkan dapat tercapai pada atau sebelum tahun 2015 (on track); dan (c) tujuan yang masih memerlukan upaya yang keras untuk mencapainya. Tujuan dan target indikator MDGs yang telah tercapai adalah: MDG 1 yaitu: 1) Indeks kedalaman kemiskinan, 2) Laju PDRB per tenaga kerja, dan 3) Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 232

151 MDG 3 yaitu: 1) Rasio perempuan terhadap laki-laki di tingkat SMP/MTs dan SMA/MA, 2) Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia tahun, dan 3) Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD. MDG 6 yaitu: 1) prevalensi HIV/AIDS, 2) Penggunaan kondom pada hubungan berisiko tinggi, 3) Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan antiretroviral, 4) Angka kejadian dan tingkat kematian akibat malaria, 5) Angka kejadian dan tingkat prevalensi tuberkolosis (per penduduk). MDG 7 - yaitu: 1) proporsi tangkapan ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman, dan 2) Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar. Tujuan dan target indikator MDGs yang telah menunjukkan kemajuan signifikan dan diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015 (on track) yaitu: MDG 2 yaitu: 1) Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI, dan 2) Angka Melek Huruf (AMH) penduduk usia tahun. MDG 3 yaitu: 1) Rasio APM perempuan/laki-laki di SD/MI, dan 2) kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sector non pertanian. MDG 5 yaitu: 1) Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih, 2) Angka pemakaian kontrasepsi (CPR), 3) Cakupan pelayanan antenatal (K1 dan K4), dan 4) Unmeet KB. MDG 6 yaitu: 1) Proporsi penduduk yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS, 2) Proporsi kasus TB yang disembuhkan melalui DOTS. Tujuan dan target indikator MDGs yang sulit tercapai di Tahun 2015 dan perlu perhatian khusus meliputi: MDG 1 yaitu: 1) Persentase/penurunan penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional pada tahun 2015, 2) Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja, 3) Prevalensi balita dengan berat badan rendah/kekurangan gizi, 4) Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum (1.400 kkal/kapita/hari dan kkal/kapita/hari). MDG 4 yaitu: 1) Angka kematian bayi (AKB) per kelahiran hidup, dan 2) angka kematian balita (AKABA) per kelahiran hidup. MDG 5 yaitu: 1) Angka kematian ibu (AKI) per kelahiran hidup. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 233

152 MDG 6 yaitu: 1) Proporsi jumlah kasus TB yang terdeteksi program DOTS, 2) Angka kesakitan dan kematian karena DBD. MDG 7 yaitu: 1) Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survey foto udara terhadap luas daratan, 2) Jumlah emisi karbondioksida, 3) Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO), 4) Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak perkotaan dan perdesaan baru, dan 5) Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan. PENCAPAIAN TUJUAN TUJUAN 1. MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN Upaya penanggulangan kemiskinan di Provinsi Lampung menunjukkan kemajuan yang berarti dan ini sudah sesuai dengan target MDGs yang ditunjukkan dengan menurunnya proporsi penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan nasional dari 18,94 persen (tahun 2010) menjadi 14,21 persen (2014) dan Indeks Kedalaman Kemiskinan dari 2,98 menjadi 2,296 pada periode yang sama. Laju pertumbuhan PDRB per tenaga kerja meningkat dari 2,79 persen (tahun 2009) menjadi 15,81 persen (tahun 2013). Grafik 3.43 Sumber: BPS, Lampung Dalam Angka 2015 Hal lain yang harus menjadi perhatian adalah terjadi peningkatan mengkhawatirkan terkait proporsi penduduk yang menderita kelaparan yang ditunjukkan dengan prevalensi balita dengan berat badan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 234

153 rendah/kekurangan gizi sebesar 18,8 persen dari target <15,50 persen di Tahun Selain itu, proporsi penduduk dengan asupan kalori kurang dari 1400 Kkal/kapita/hari yang masih dikisaran 22,33 persen (tahun 2014) dan 75,26 persen untuk asupan kalori kurang dari 2000 Kkal/kapita/hari, masih jauh dari target Tahun 2015 dengan target 8,50 persen. TUJUAN 2. MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA Pendidikan dasar untuk semua yang merupakan Tujuan 2 MDGs, sudah diupayakan di Indonesia sejak dicanangkannya Wajib Belajar Sembilan Tahun pada tahun Pada tahun 2014, angka partisipasi murni SD telah mencapai 97,98 persen (mendekati target 98,35 persen di Tahun 2015); dan angka melek huruf penduduk usia tahun sudah mencapai 99,94 persen. Grafik 3.44 Angka Partisipasi Murni SD/MI di Provinsi Lampung, Sumber: BPS, Lampung Dalam Angka 2015 Grafik 3.45 Angka Melek Huruf Provinsi Lampung, Sumber: BPS, Lampung Dalam Angka 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 235

154 Angka Melek Huruf (AMH) penduduk berusia tahun (99,94 persen) sudah sangat dekat dengan target MDGs (100 persen). Bahkan AMH penduduk laki-laki berusia tahun sudah mencapai 100 persen, adapun perempuan sebesar 99,94 persen. TUJUAN 3. MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN Upaya untuk mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sebagian besar telah mencapai sasaran MDGs tahun Pada tahun 2014, Rasio APM (Angka Partisipasi Murni) perempuan/laki-laki di tingkat SD adalah 99,89; di tingkat SMP adalah 108,16; dan di tingkat SMA adalah 106 persen. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia telah mencapai 100,11 persen pada tahun yang sama. Sementara sasaran yang sejalan dengan target MDGs adalah untuk rasio APM perempuan/laki-laki di SMA telah mencapai 106 pada tahun Grafik 3.46 Rasio APM Perempuan Terhadap Laki-laki di SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi di Provinsi Lampung, 2014 Sumber: BPS, Lampung Dalam Angka 2015 Rasio APM Perempuan Terhadap Laki-laki di SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi di Provinsi Lampung, 2014 Hal yang harus menjadi perhatian adalah proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPR yang di Tahun 2014 mencapai 14,21 persen. Meskipun mengalami peningkatan dari Tahun 2004 (12,03 persen), namun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 236

155 mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan prosentase di Tahun 2009 (20 persen) dan masih jauh dari prosentase ideal 30 persen. Grafik 3.47 Sebaran Anggota DPRD berdasarkan Jenis Kelamin pada Periode Pemilu 2014 Sumber: BPS, Lampung Dalam Angka 2015 TUJUAN 4. MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK Upaya untuk menurunkan angka kematian anak sudah sejalan dengan sasaran MDGs. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan angka kematian balita dari 55 (tahun 2010) menjadi 38 per seribu kelahiran hidup (tahun 2014); penurunan angka kematian bayi dari 37 menjadi 30 per seribu kelahiran. Namun baik AKB dan AKABA butuh perhatian khusus mengingat target di Tahun 2015 adalah 23 per 100 kelahiran hidup (AKB) dan 29 per 1000 kelahiran hidup untuk AKABA. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 237

156 Grafik 3.48 Tren Angka Kematian Bayi, dan Anak Balita di Provinsi Lampung Sumber: BPS, Lampung Dalam Angka 2015, SDKI 2012, Sedangkan proporsi anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak meningkat dari 93,60 persen (2010) menjadi 98,50 persen (2014), dan diharapkan dapat mencapai target 100 persen di Tahun TUJUAN 5. MENINGKATKAN KESEHATAN IBU Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih telah berhasil ditingkatkan dari 82,50 persen (tahun 2010) menjadi 87,75 persen (tahun 2014), namun di sisi lain angka kematian ibu melonjak dari 180 (tahun 2010) menjadi 359 per kelahiran hidup (tahun 2014). Cakupan pelayanan Antenatal (K1 dan K4) di tahun 2014 berada dikisaran 95,78 persen (K1 dengan target di tahun persen) dan 89,62 persen (K4, 96 persen). Grafik 3.49 Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih dan Bukan Tenaga Kesehatan, Sumber: BPS, Lampung Dalam Angka 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 238

157 Sementara itu angka pemakaian kontrasepsi bagi perempuan menikah usia tahun dengan cara modern mengalami peningkatan dari 47,10 persen (tahun 1991) menjadi 68,35 persen (tahun 2014). Pemakaian kontrasepsi bagi dengan segala cara turut mengalami peningkatan dari 49,70 persen (tahun 1991) menjadi 69,36 persen (tahun 2014). TUJUAN 6. MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA, DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA Dari sekian banyak penyakit menular di Provinsi Lampung, angka kesakitan dan kematian karena DBD yang masih perlu perhatian untuk diturunkan menjadi 1 persen dari 1,63 persen pada tahun Prevalensi HIV/AIDS Provinsi Lampung di tahun 2014 sudah tercapai yaitu sebesar 0,04 persen dan diperkuat dengan proporsi akses penduduk yang terinfeksi HIV lanjut terhadap obat-obatan antiretroviral (100 persen). Angka kejadian Tuberkulosis dari 343 (1990) menjadi 70 kasus per penduduk/tahun (2014), dengan tingkat prevalensi 91,17 per penduduk dari sebelumnya 443 (tahun 1990). Kasus malaria 0,83 persen pada tahun 2014, di bawah target 2015 (<1 per 1000 penduduk), dengan tingkat kematian 0,0008 per 100 penduduk (di bawah target <2). Grafik 3.50 Jumlah Kumulatif Kasus HIV dan AIDS di Provinsi Lampung Sumber: Kementerian Kesehatan RI 2014 TUJUAN 7. MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Sebagian besar sasaran untuk memastikan kelestarian lingkungan hidup masih memerlukan upaya keras untuk mencapainya. Rasio luas kawasan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 239

158 tertutup pepohonan terhadap luas daratan meningkat dari 42 persen pada tahun 2010 menjadi 45,85 persen pada Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak butuh perhatian khusus, khususnya di kawasan perdesaan (54,85 persen). Fasilitasi sanitasi dasar layak mengalami peningkatan dari kondisi awal dan mencapai target di Tahun 2014, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Grafik 3.51 Persentase Rumah Tangga dengan sanitasi dasar berdasarkan Daerah Tempat Tinggal Tahun Sumber: BPS, Indikator Kesejahteraan Rakyat 2014 Berdasarkan angka-angka tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa target MDGs untuk akses terhadap sanitasi layak di perkotaan dan perdesaan masing-masing sebesar 75,73 persen dan 52,15 persen pada tahun 2015 telah tercapai, bahkan terlampaui. Lebih lanjut, proporsi rumah tangga kumuh perkotaan masih dikisaran 7,57 persen dan butuh penanganan yang lebih masif. Proporsi tangkapan ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman berhasil tercapai dan terjaga tidak melebihi batas total potensi lestari dengan kisaran 43,39 persen. 3.4 STATUS PENCAPAIAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INDEKS PEBANGUNAN GENDER BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 240

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ 919 / B.XII /HK/2014 TANGGAL : 31 Desember 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015-2019 1. Nama Organisasi : Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses perencanaan pembangunan dengan tata kelola yang baik merupakan prasyarat dan upaya dalam rangka mewujudkan Good Governance dengan penerapan sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Proses perencanaan pembangunan daerah Provinsi Lampung mengacu pada Undang undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 DAFTAR TABEL. xiii. Hal DAFTAR TABEL

LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 DAFTAR TABEL. xiii. Hal DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Dasar Hukum Pembentukan Wilayah Administrasi Provinsi Lampung... 9 Tabel 1.2 Data Wilayah Administrasi Provinsi Lampung... 10 Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Provinsi Lampung Menurut Kabupaten/Kota,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Pergub menjaga keberlanjutan perdamaian. 1.3 Persentase pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP.

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Pergub menjaga keberlanjutan perdamaian. 1.3 Persentase pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP. PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN 2017 No (1) (2) (3) (4) 1. Meningkatnya implementasi UUPA 1.1 Jumlah Qanun Aceh yang ditetapkan. * 13 Qanun dalam percepatan pembangunan dan 1.2 Jumlah Peraturan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1 Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta NO 2016 2017 2018 2019 2020 A. 1 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Pertumbuhan ekonomi/pdrb

Lebih terperinci

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo Taget Sasaran Sasaran Target KET. 2016 2017 2018 2019 2020 Membentuk budaya keteladanan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN isi dan MisiBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi adalah kondisi yang dicita-citakan untuk di wujudkan. Secara ontologis, visi merupakan das sollen, yaitu apa yang sebenarnya menjadi tujuan

Lebih terperinci

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

IKU Pemerintah Provinsi Jambi Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PERIODE : 2017-2022 NO 1 1 1106 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Teluk Betung, Januari 2016 GUBERNUR LAMPUNG, M. RIDHO FICARDO

KATA PENGANTAR. Teluk Betung, Januari 2016 GUBERNUR LAMPUNG, M. RIDHO FICARDO KATA PENGANTAR Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Pemerintah Provinsi Lampung berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Kondisi Kinerja pada awal Kondisi Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Disampaikan Oleh : Dr. H. WAHIDIN HALIM, M.Si. GUBERNUR BANTEN Serang, 20 JUNI 2017 1 KONDISI EKSISTING 2 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO CAPAIAN IPM CAPAIAN LPE 2014 2015 2016

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA % Capaian Kinerja % Realisasi

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2015

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2015 14 BAB II PERENCANAAN KINERJA Penyusunan Laporan Kinerja Kabupaten Aceh Barat tahun mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Realiasasi 2015 % Capaian

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN isi dan MisiBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN 5.1. Visi Visi adalah kondisi yang dicita-citakan untuk di wujudkan. Secara ontologis, visi merupakan das sollen, yaitu apa yang sebenarnya menjadi tujuan atau

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Jumlah Qanun Aceh 1.4 Jumlah Peraturan Gubernur. Pemerintah Aceh *

PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Jumlah Qanun Aceh 1.4 Jumlah Peraturan Gubernur. Pemerintah Aceh * PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN 2014 No 1. Meningkatnya Jumlah Peraturan dan 1.1 Jumlah Peraturan Pemerintah yang ditetapkan 1 PP Implementasi UUPA dalam Percepatan 1.2 Jumlah Peraturan Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

BAB 5. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB 5. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB 5. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1. Visi Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO, KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 277 / 02/ VII / 2013

GUBERNUR GORONTALO, KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 277 / 02/ VII / 2013 GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 277 / 02/ VII / 2013 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2012-2017 GUBERNUR GORONTALO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS Nama Organisasi : Pemerintah Kabupaten Tanggamus Visi INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN TANGGAMUS YANG SEJAHTERA, AGAMIS, MANDIRI, UNGGUL DAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : H.

Lebih terperinci

Lampiran Rekapitulasi Capaian Kinerja Tahun 2016

Lampiran Rekapitulasi Capaian Kinerja Tahun 2016 Lampiran Rekapitulasi Kinerja Tahun 2016 Tujuan Sasaran Indikator Target Mewujudkan 1. Mewujudkan 1. Opini BPK WTP On proses - - 6.054.909.055,- 5.208.945.347,- 86,02 kualitas penyelenggaraan Sistem kinerja

Lebih terperinci

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA LAMPIRAN : KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR: 30 /KPTS/I/2015 TANGGAL: 26 JANUARI 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA No. 1 Pariwisata 1.1 Meningkatnya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah LAMPIRAN I KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR : 431 / 02 / XI / 2015 TANGGAL : 3 NOVEMBER 2015 TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PROVINSI GORONTALO 1. Nama Organisasi : Pemerintah Provinsi

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI PARIGI MOUTONG NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PARIGII MOUTONG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 30 / KPTS / I / 2015 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 30 / KPTS / I / 2015 TENTANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 30 / KPTS / I / 2015 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA TAHUN 2010 2015 BUPATI LINGGA Menimbang

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : "Bali Mandara Jilid 2", Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : Bali Mandara Jilid 2, Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan,, Indikator dan Target Visi : " Mandara Jilid 2", yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera No 1 Misi Mewujudkan yang Berbudaya, Metaksu, Dinamis, Maju dan Modern Tujuan Meningkatkan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2013 IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2013 IKHTISAR EKSEKUTIF IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Kabupaten Pemalang Tahun 2013 merupakan laporan pertanggungjawaban kinerja Pemerintah Kabupaten Pemalang dalam mencapai sasaran

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN KEAMANAN NEGARA 1 Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

BAB VII P E N U T U P

BAB VII P E N U T U P BAB VII P E N U T U P Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

Lampiran 2 Matrix Pengukuran Kinerja Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Aceh Barat

Lampiran 2 Matrix Pengukuran Kinerja Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Lampiran 2 Matrix Pengukuran Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Aceh Barat No. Sasaran Strategis Indikator Target erangan Program Pagu I efektifitas birokrasi yang akuntabel Perolehan Hasil Pemeriksaan BPK

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah Jumlah Investor Berskala

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Meningkatnya Pertumbuhan Jumlah Investor Berskala Nasional PMA 17 PMA/PMDN Ekonomi dan Daya Saing

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Telukbetung, Januari 2015 GUBERNUR LAMPUNG, M. RIDHO FICARDO

KATA PENGANTAR. Telukbetung, Januari 2015 GUBERNUR LAMPUNG, M. RIDHO FICARDO KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Provinsi Lampung Tahun 2015 disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan mengacu

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah NO PADA AWAL RPJMD A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1. Pertumbuhan PDRB (%)

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4 DAFTAR ISI Halaman: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Pemerintahan... 1 1.2 Kepegawaian... 2 1.3

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

Tabel Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016

Tabel Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016 Tabel 3.3.2 Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja Realisasi Capaian (%) Anggaran (Rp.) Anggaran Realisasi (Rp.) Capaian (%) Tingkat Efisiensi (6-9)

Lebih terperinci

: RUSLI HABIBIE :

: RUSLI HABIBIE : GUBERNUR GORONTALO PENETAPAN KINERIA TAHUN 2013 PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB VI TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI TUJUAN DAN SASARAN BAB VI TUJUAN DAN SASARAN Penetapan tujuan dan sasaran organisasi di dasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan dan sasaran dirumuskan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pemerintah Provinsi Banten Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 SASARAN INDIKATOR TARGET MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT-UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN

Lebih terperinci

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2015 Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

TARGET DAN REALISASI INDIKATOR RPJMD PROVINSI DIY TAHUN

TARGET DAN REALISASI INDIKATOR RPJMD PROVINSI DIY TAHUN TARGET DAN REALISASI INDIKATOR RPJMD PROVINSI DIY TAHUN 2009-2013 Indikator MISI 1 1. Angka Melek Huruf Persen 94,90 96,98 98,93 100,00 100,00 98,10 98,18 98,18 2. Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 12,20

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA VISI : TERWUJUDNYA KABUPATEN BIMA YANG RAMAH RELIGIUS, AMAN, MAKMUR, AMANAH DAN HANDAL

PENGUKURAN KINERJA VISI : TERWUJUDNYA KABUPATEN BIMA YANG RAMAH RELIGIUS, AMAN, MAKMUR, AMANAH DAN HANDAL PENGUKURAN KINERJA KABUPATEN : BIMA TAHUN ANGGARAN : 2016 VISI : TERWUJUDNYA KABUPATEN BIMA YANG RAMAH RELIGIUS, AMAN, MAKMUR, AMANAH DAN HANDAL Misi 1 : Meningkatkan Masyarakat Yang Berkualitas Melalui

Lebih terperinci

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. (RPJPD) Provinsi Riau , maka Visi Pembangunan

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. (RPJPD) Provinsi Riau , maka Visi Pembangunan BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 9 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Riau 2005-2025, maka Visi Pembangunan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 2015

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 2015 PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Tahun 0 No Sasaran No Indikator NO Satuan Target Realisasi Capaian Ket 8 9 0 Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan aparatur pemerintah daerah dan

Lebih terperinci

Lampiran : Peraturan Gubernur Papua Nomor : 33 Tahun 2014 Tanggal : 30 Desember 2014

Lampiran : Peraturan Gubernur Papua Nomor : 33 Tahun 2014 Tanggal : 30 Desember 2014 INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU ) PROVINSI PAPUA TAHUN 2014 2018 Lampiran : Peraturan Gubernur Papua Nomor : 33 Tahun 2014 Tanggal : 30 Desember 2014 Misi 1 : Mewujudkan Suasana Aman, Tentram dan Nyaman

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 NO INDIKATOR KINERJA Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kerangka mewujudkan cita-cita bernegara sesuai dengan konstitusi negara Republik Indonesia setiap penyelenggara pemerintahan, baik Pusat maupun Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota),

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA 1 Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Indikator kinerja dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian visi dan misi yang telah dicanangkan oleh Bupati dan Wakil Bupati Sijunjung masa jabatan. Indikator

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

1.1. Tabel Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan Tabel Tata Guna Lahan... 5

1.1. Tabel Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan Tabel Tata Guna Lahan... 5 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... viii Ikhtisar Eksekutif... x BAB I PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan... 2 III. Gambaran

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH B A B I X 1 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala dan Wakil Kepala

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamandau Tahun 2013-2018 yang merupakan tahapan kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pada akhir tahun kedua pelaksanaan Tahun 2011-2015, terjadi dinamika dalam pencapaian target kinerja daerah, antara lain beberapa indikator telah tercapai jauh melampaui target

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi dan Misi ini dibuat sebagai pedoman dalam penetapan arah kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta pelayanan kepada masyarakat

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR TENTANG PENETAPAN UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengukuran dan peningkatan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah. Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah. Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor: 3 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun

Lebih terperinci

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. PEDOMAN TRANSISI Walaupun masa jabatan Walikota Lubuklinggau periode 2013 2018 akan berakhir pada bulan Pebruari 2018, namun pelaksanaan RPJMD Kota Lubuklinggau

Lebih terperinci

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci