Ringkasan Executives

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ringkasan Executives"

Transkripsi

1 Ringkasan Executives Selama tahun lalu, perekonomian Indonesia mengalami pasang-surut. Masa tersebut adalah tahun yang sibuk, dengan diselenggarakannya pemilu, dicapainya kemajuan yang nyata dalam memerangi korupsi dan meningkatnya daya dorong reformasi. Pertumbuhan ekonomi tahun 20 merupakan yang tertinggi dalam delapan tahun terakhir, tetapi melambat pada akhir tahun 20 dan pertengahan pertama tahun 2006 ketika perekonomian terkena dampak kenaikan harga BBM dan suku bunga. Meskipun demikian, pasar-pasar keuangan memberikan respons yang baik terhadap arah kebijakan makro yang jelas: rupiah menguat dan bursa efek mencapai puncaknya dalam sejarah. Penduduk yang hidup dalam kemiskinan terus menurun jumlahnya sekitar 1 juta setiap tahun. Pemilihan umum secara langsung untuk pertama kalinya di tingkat kabupaten/kota terlaksana dengan aman dan kemenangan para penantang dalam pemilu ini menyiratkan meningkatnya pertanggungjawaban. Presiden diakui telah membuat kemajuan dalam pemberantasan korupsi, terutama dengan aktifnya Komite Anti Korupsi dan Badan Pemeriksa Keuangan. Pada akhir tahun 20, terjadi perombakan kabinet yang mendongkrak daya dorong reformasi. Paket kebijakan prasarana dan investasi telah dikeluarkan dan paket ketiga untuk sektor keuangan akan segera dikeluarkan. Akhirnya, proses rekonstruksi di Aceh menjadi cepat. Pembangunan rumah dalam jumlah besar dan prasarana dalam jumlah yang lebih banyak kini sedang berlangsung, anak-anak kembali bersekolah, dan perawatan medis secara umum telah tersedia. Prestasi terbesar tahun 20 ini adalah perjanjian perdamaian antara pemerintah dengan GAM yang benar-benar telah meningkatkan kualitas kehidupan rakyat Aceh. Namun menyedihkan, sekali lagi Consultative Group menghadapi tragedi yang telah dan mungkin terjadi. Pada Sabtu pagi tanggal 27 Mei, kota pelajar Yogyakarta dan daerahdaerah sekitarnya Bantul dan Klaten diserang oleh gempa bumi berkekuatan 6.2 skala Richter. Saat laporan ini ditulis, gempa bumi tersebut diperkirakan telah menewaskan orang dan menyebabkan setengah juta orang kehilangan tempat tinggal. Meskipun kerusakan prasarana tidak sebesar tragedi Aceh, jumlah rumah yang hancur atau rusak parah lebih banyak, melebihi angka Sementara itu, kemungkinan tragedi lain dapat terjadi, Flu Burung terus memakan korban jiwa. Selama tahun lalu, lebih banyak orang meninggal dunia di Indonesia akibat virus ini daripada di negara lain manapun di dunia. Penanganan bencana alam dan kemungkinan epidemi jelas menjadi prioritas termasuk melalui komunikasi, koordinasi dan kesiapsiagaan yang lebih baik. Pada tahun 20, pertumbuhan mencapai 5.6 persen, tingkat tertinggi sejak krisis. Tetapi, menjelang akhir tahun, perekonomian merosot dengan pesat dan, dalam triwulan pertama tahun 2006, pertumbuhan PDB hanya mencapai 4.6 persen. Penurunan ini dipicu oleh penyesuaian kebijakan termasuk kenaikan harga BBM rata-rata sebesar 114 persen pada bulan Oktober 20 dan kenaikan suku bunga tertata sebesar 400 poin dasar (antara bulan Agustus dan Desember 20). Penyesuaian kebijakan ini diperlukan untuk memulihkan dorongan perekonomian dan keseimbangan fiskal dengan membawa harga BBM mendekati harga pasar dan untuk mengendalikan kemungkinan inflasi. Meskipun kenaikan harga BBM tersebut mengubah penghasilan langsung masyarakat menjadi penghasilan pemerintah senilai US$8-10 milyar, ini menjadi guncangan jangka pendek yang signifikan bagi perekonomian. Rencana Pemerintah untuk mempercepat pengeluaran (menggunakan kembali subsidi BBM) masih belum efektif, meskipun program bantuan tunai kepada lebih dari 16 juta keluarga i

2 miskin seharusnya lebih dari sekedar mengurangi dampak atas pengeluaran untuk 28 persen penduduk termiskin dan mengembalikan sekitar US$2 milyar ke perekonomian. Pengeluaran pemerintah kini bertambah cepat dan dapat menjadi jauh lebih besar menjelang akhir tahun karena dibarengi dengan penurunan suku bunga untuk memicu pemulihan seraya dilakukan penyesuaian dengan harga energi yang lebih tinggi. Pada akhir tahun, perekonomian seharusnya meningkat sekitar 6 persen dan pertumbuhan tahunan pada tahun 2006 mencapai sekitar 5,5 persen atau kurang-lebih sama dengan tahun 20. Sebagian besar indikator perekonomian meningkat. Karena adanya pertumbuhan yang berkelanjutan dan arah kebijakan yang sehat, maka kebanyakan indikator perekonomian meningkat, sebagian diantaranya secara dramatis. Pasar-pasar keuangan pulih dan berpacu pada akhir tahun 20 hingga lima bulan pertama tahun 2006 sehingga membawa rupiah ke tingkatnya yang tertinggi dalam 2 tahun terakhir, dan bursa saham mencapai serangkaian puncak, sebelum belakangan terjadi kemerosotan pada pasar-pasar secara umum. Dengan menyebut adanya perbaikan kebijakan, Moody s International menaikkan peringkat obligasi Indonesia (luar dan dalam negeri) dari B1 menjadi B2 (masih 4 tingkat di bawah angka investasi). Anggaran pemerintah yang berakhir pada tahun 20 mengalami defisit sebesar 0,5 persen dari PDB dan rasio utang-gdp terus anjlok hingga 46 persen dari GDP, yang lebih rendah dari 55 persen pada akhir tahun 20 dan hampir 100 persen pada tahun Inflasi meningkat menjadi lebih dari 18 persen ketika kenaikan harga BBM malampaui hargaharga lain. Kebijakan moneter yang sehat telah mengurangi dampak ini, dan inflasi kini hampir mencapai target inflasi Bank Indonesia sebesar 7-9 persen pada akhir tahun Tingkat Kepercayaan Pasar (Rupiah exchange rate against US$) Penurunan Beban Hutang (government debt to GDP ratio, percent) % 100 Exchange rate (Rp/US$)(LHS) % 80% Domestic % 60% Jan- Apr- Jul- Oct- Jan- JSX Stock Index (RHS) Apr- Jul- Oct- Jan- 06 Apr % 40% 30% 20% 10% 0% External Sumber: CEIC, World Bank staff Sumber: MOF, World Bank Pertumbuhan yang berkelanjutan diperkirakan telah mengurangi jumlah penduduk yang hidup dalam kemiskinan sebanyak 1 juta orang, sehingga total jumlah orang miskin di Indonesia adalah 35 juta orang (16,0 persen dari jumlah penduduk). Tetapi, perkiraan ini masih memerlukan penyesuaian dengan ditambah atau dikurangi dampak negatif dari kenaikan harga beras dan BBM dan dampak positif dari program pengentasan kemiskinan Pemerintah yang baru, seperti bantuan langsung tunai dan pengurangan biaya perawatan kesehatan dan sekolah, menjadi jelas. Pertumbuhan pembangunan belum berhasil menciptakan lapangan pekerjaan. Angka pengangguran terbuka telah mencapai 10.4 persen pada tahun 2006 dan dapat terus bertambah. Sayangnya, setiap persen pertumbuhan ekonomi menyebabkan berkurangnya ii

3 jumlah lapangan pekerjaan di sektor formal dibandingkan pada tahun 1990an, barangkali akibat kakunya pasar tenaga kerja dan lebih tingginya upah riil, yang menggambarkan pentingnya penyesuaian kebijakan pasar tenaga kerja. Mencapai dan mempertahankan pertumbuhan yang lebih tinggi membutuhkan investasi yang lebih besar. Meskipun dalam dua tahun terjadi pertumbuhan investasi yang relatif tinggi (14,6 persen pada tahun 20 dan 9,9 persen pada tahun 20), investasi pada tahun 20 hanya mencapai 22 persen dari PDB, dibandingkan dengan hampir 30 persen sebelum krisis dan 32 persen di Vietnam dan lebih dari 40 persen di Cina saat ini. Sumber daya yang ada memungkinkan untuk meningkatkan investasi negara secara cepat tahun ini sampai ke tingkat pra-krisis sebesar hampir 7 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Highest inv. before crisis Struktur Penurunan Investasi (Gross % of GDP) 2.0% Region 3.1% 3.4% 5.0% Center 1.4% 2.2% 2.5% 3.4% 2.2% 3.4% persen dari PDB. Tetapi, investasi swasta masih terlalu rendah (lihat grafik), sehingga fokus pemerintah pada reformasi iklim investasi adalah tepat. Prospek jangka menengah tampaknya baik namun bergantung dengan pelaksanaan kebijakan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi akan menjadi lebih cepat lagi pada tahun 2006 pada saat pengeluaran negara meningkat dan suku bunga turun, dengan harapan pertumbuhan yang lebih tinggi menjelang tahun Jika reformasi yang direncanakan dilaksanakan sesuai jadwal maka pertumbuhan 6 persen pada tahun 2007 and 7 persen dalam jangka menengah sangat mungkin untuk dicapai. Sebaliknya, jika kebijakan gagal dilaksanakan maka ini akan menimbulkan sikap sinis para investor, berkurangnya prospek pertumbuhan dan buruknya lapangan pekerjaan dan hasil-hasil pengentasan kemiskinan. 22.6% Private Low from public sec. 16.0% Lowest inv. after crisis 12.8% 17.5% 16.8% (*) 2006 (**) Note- (*) preliminary data; (**) estimates Sumber: BPS, World Bank staff Ruang fiskal Pemerintah bertambah fokus perlu dialihkan ke pengeluaran secara tepat. Tingginya harga minyak dunia dan meningkatnya pendapatan memberikan Indonesia peluang untuk meningkatkan investasi negara. Pengelolaan utang yang sehat juga membantu. Bagian anggaran belanja negara yang dialokasikan untuk membayar bunga dan cicilan utang negara (dalam dan luar negeri), sebesar 25 persen dari anggaran, kini lebih rendah daripada sebelum krisis 1990an memungkinkan percepatan pengeluaran prioritas 50% 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Beban Hutang Berkurang (debt service to total expenditure, percent) FY94 FY95 FY96 FY97 FY98 FY99 FY00 FY01 FY02 FY03 FY FY FY06 (9m) Budget Sumber World Bank Principal Interest iii

4 pemerintah dalam jumlah yang besar. Jika pengeluaran pembangunan lebih cepat sebagaimana yang direncanakan tahun ini, maka proporsi investasi negara terhadap GDP (gabungan pemerintah pusat dan daerah) akan berada pada tingkat pra-krisis. 1 Realisasi anggaran untuk kesehatan dan pendidikan pemerintah pusat akan bertambah lebih dari 20 persen. Selanjutnya, pengurangan bertahap terhadap subsidi yang ada (BBM dan listrik) akan menyediakan ruang fiskal yang jauh lebih luas bagi investasi negara dan pengentasan kemiskinan karena anggaran subsidi masih mencapai 79 triliun, atau 2,6 persen dari PDB. Tantangan utama bagi Pemerintah telah berubah dari cara mengurangi beban utang menjadi cara mengeluarkan sumber daya negara secara tepat. Tantangan ini menjadi semakin sulit dengan adanya fakta bahwa pemerintah-pemerintah daerah saat ini bertanggung jawab atas lebih dari separuh investasi negara dengan pengaruh pemerintah pusat yang terbatas, dan bahwa masih ada kerancuan mengenai pembagian tugas antara pemerintah pusat dan daerah. Optimisme dunia usaha meningkat secara tajam dengan adanya Pemerintahan yang baru, tetapi beberapa investor masih menunggu diterapkannya kebijakan di lapangan. Survei menunjukkan bahwa sentimen dunia usaha mengalami perbaikan yang menonjol pada tahun 20 (lihat grafik), karena rintanganrintangan nyata dianggap telah diatasi (dengan perkecualian terutama dalam bidang Hambatan Investasi (% of firms reporting constraint to be moderate, severe or very severe) Macroeconomic Instability Economic Policy Uncertainty Local Corruption National Corruption Legal System & Conflict Resolution Transport Tax Administration Labor Skill and Education Cost of Finance Tax Rate Labor Regulation-Regional Customs&Trade Regulation-Regional Customs&Trade Regulation-National Licensing and Permits-Regional Electricity Labor Regulation-National Licensing and Permits-National Sumber: ADB, LPEM-FEUI, World Bank 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% ADB 2003 LPEM 20 (December) 2 transportasi). Tetapi, tahun 20 lebih ditandai oleh niat baik daripada implementasi yang konkrit. Secara khusus, undangundang pajak and pabean masih terkatung-katung di Parlemen tanpa dukungan dari dunia usaha. Tahun ini dimulai dengan catatan yang lebih cerah: telah dikeluarkan pengumuman kebijakan yang tegas mengenai iklim investasi dan infrastruktur, dan salah satu paket kebijakan di sektor keuangan tidak lama lagi juga akan dikeluarkan. Paket-paket ini berisi tindakan-tindakan reformasi yang sangat baik tetapi, seperti biasanya, implementasi tetap menjadi tantangan. Pokok-pokok paket kebijakan mencakup undang-undang investasi yang sudah lama dinantikan (dengan daftar negatif terpadu yang jelas, sederhana dan transparan), tim ekspor nasional revitalisasi dan investasi, pengurangan waktu memulai usaha dari 150 menjadi 30 hari, dan dikuranginya jenis barang impor yang harus melalui jalur merah pabean. Undang-Undang Investasi ini telah diajukan ke Parlemen, dan revisi-revisi dalam Undang-Undang Pajak menjadi semakin jelas, termasuk sejumlah revisi yang memperbaiki keseimbangan wajib pajak dan pejabat pajak. Departemen Bea dan Cukai telah lama dianggap 1 Diukur sebagai bagian dari GDP. Dengan adanya klasifikasi baru akuntansi Pemerintah, maka tidak ada lagi kategori yang disebut pengeluaran pembangunan. Untuk perbandingan, pengeluaran pengalihan modal dan sosial digabung untuk mencakup konsep pengeluaran pembangunan. 2 Ini adalah hasil studi oleh LPEM-FEUI pada akhir tahun 20 yang dibiayai oleh Pemerintah Belanda. iv

5 sebagai hambatan besar terhadap efisiensi kegiatan usaha. Pimpinan yang baru dan restrukturisasi yang terencana mencerminkan keinginan untuk mengatasi masalah-masalah sektor swasta. Versi awal dari revisi undang-undang tenaga kerja yang dirancang untuk meningkatkan fleksibilitas mendapat penolakan yang kuat dari kelompok buruh sehingga saat ini sedang dibahas kembali. Secara umum, masih terdapat kecenderungan untuk berfokus pada surat-surat keputusan daripada reformasi yang berarti, dan pemerintah perlu dipuji atas rencananya untuk meningkatkan pemantauan eksternal terhadap dampak reformasi daripada surat-surat keputusan. Selain itu, penyederhanaan administratif yang signifikan termasuk penghapusan prosedur yang tidak perlu dan pertemuan tatap muka hendaknya menjadi fokus jangka pendek yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah korupsi yang sudah meluas. Kemajuan prasarana sejauh ini masih belum tercapai sepenuhnya. Hasil-hasil yang konkrit yaitu pembentukan dan pelaksanaan proyek-proyek masih belum banyak, tetapi kemajuan telah menjadi cepat setelah ditingkatkannya koordinasi proyek pemerintah dan dibentuknya unit penanggung jawab pembagian risiko. Peran koordinasi dari KKPPI terus diperkuat dengan membentuk unit Kemitraan Publik-Swasta (PPP) untuk memfasilitasi proyek-proyek berkualitas tinggi. Unit Manajemen Risiko dibentuk di lingkungan Kementerian Keuangan dengan tujuan untuk mengkaji dukungan pemerintah terhadap proyek-proyek yang disetujui oleh KKPPI. Demikian pula, terdapat perubahan di bidang pembiayaan, kemajuan dalam pembiayaan prasarana (termasuk dana jaminan). Tetapi, kemajuan dalam reformasi sub-sektoral masih belum kuat: persiapan proyek masih belum memadai, tarif eceran masih di bawah biaya kebanyakan sektor, dan desentralisasi belum menghasilkan peningkatan kinerja pembangunan prasarana oleh pemerintah daerah. Pemerintah telah memberikan dorongan yang mengesankan dalam memerangi korupsi dan indikator penyelenggaraan pemerintahan telah mulai memperlihatkan cukup perbaikan. Selain melakukan investigasi dan berhasil dalam mengajukan tuntutan terhadap beberapa orang terkenal, Pemerintah telah memperkuat kerangka kelembagaan untuk menuntaskan kasus-kasus korupsi melalui badan-badan seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pengadilan Anti Korupsi, TimTas Tipikor, Tim Pemburuan, Komisi Yudisial, Komisi Kepolisian dan Komisi Kejaksaan. Tetapi prestasi dalam tuntutan belum sebanding dengan keberhasilan dalam pelaksanaan strategi reformasi untuk mencegah korupsi dan melakukan perbaikan yang berkelanjutan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Salah satu hambatan utama yang menghalangi terobosan yang nyata dalam penyelenggaraan pemerintahan adalah reformasi di bidang pelayanan sipil dan administrasi. Pemerintah memulai awal yang menjanjikan dalam bidang ini, dimulai dari para pejabat tinggi sampai jajaran pegawai pemerintah lainnya. Hambatan utama lain adalah lambatnya kemajuan dalam reformasi hukum dan pengadilan. Melaksanakan rencana reformasi yang komprehensif, yang disusun bersama-sama dengan para pejabat pengadilan dan masyarakat sipil, merupakan kesempatan terbaik untuk dapat berhasil. Pelaksanaan Pemilu Langsung di semua tingkat sistem politik telah menciptakan kerangka pertanggungjawaban baru yang mempunyai dampak yang besar bagi peningkatan hasil-hasil penyelenggaraan pemerintahan. Penyelenggaraan pemilu langsung ini disertai dengan keterbukaan terhadap media dan meningkatnya organisasiorganisasi kolektif baru di lingkungan masyarakat sipil yang menghasilkan tuntutan yang kuat terhadap pemerintahan yang baik. Tetapi, politik uang terus melemahkan hubungan antara v

6 kompetisi politik yang lebih sehat dengan pemerintahan yang baik. Agenda penyelenggaraan pemerintahan perlu diperluas untuk menangani aliran-aliran keuangan yang melanggar hukum melalui pembiayaan pemilu dan partai politik, korupsi legislatif, dan yayasan-yayasan yang mengaku dibentuk oleh pemerintah. Hal ini membutuhkan keterlibatan yang lebih aktif dari DPR dan DPRD serta dialog dengan partai-partai politik. Ada kemajuan yang bagus dalam Tingkat Kemiskinan pengentasan kemiskinan pada tahun 60.0 Milllion poor 20 tetapi turun naiknya tingkat 48.0 Percent poor 50.0 kemiskinan pada pertengahan pertama tahun 2006 masih belum jelas karena besarnya kenaikan harga beras Jumlah penduduk miskin turun menjadi persen pada bulan Februari 20 di bawah angka 17,6 persen yang dicapai 10.0 sebelum krisis. Diperkirakan lebih dari juta orang telah keluar dari kemiskinan sejak puncaknya setelah krisis yang Sumber: BPS, World Bank mencapai 23,4 persen pada tahun Tabungan dari pengurangan subsidi BBM dipergunakan untuk serangkaian program bagi kaum miskin termasuk dana operasional bagi sekolah, beasiswa, prasarana desa, dan pelayanan kesehatan dasar. Program yang terbesar, bantuan langsung tunai (BLT) senilai lebih dari 17 trilyun pada tahun 2006, melebihi kebutuhan kompensasi kepada masyarakat termiskin atas kerugian yang diderita akibat kenaikan harga-harga. Selain itu, evaluasi awal terhadap program tersebut oleh SMERU dan Bank Dunia menunjukkan bahwa, meskipun kurangnya waktu persiapan, program BLT cukup berhasil. Sayangnya, tindakan-tindakan pro-kaum miskin yang bagus ini dihambat oleh kebijakan-kebijakan impor beras yang bersifat membatasi, sehingga harga beras meningkat 30 persen (bulan Maret dibandingkan tahun sebelumnya), dengan dampak yang serius bagi kaum miskin. Pelayanan publik, khususnya bagi kaum miskin, terus meningkat meskipun lambat, dan model pemberian pelayanan yang baru dibutuhkan. Survey, yang dirancang untuk mengkaji dampak desentralisasi dan untuk mengukur kinerja sekolah, memperlihatkan bahwa pemberian pelayanan terus meningkat di daerah-daerah di Indonesia meskipun lambat. Tetapi, mengingat kenaikan yang sangat besar pada pengeluaran pendidikan dan kesehatan (realisasi 40 dan 47 persen antara tahun 2001 dan 2003), hasil yang dicapai dalam pemberian pelayanan ini masih belum memuaskan. Tantangannya sekarang adalah cara meningkatkan kualitas pelayanan dan mengurangi ketidakmerataan akses. Sebuah laporan belum lama ini memperlihatkan bahwa tantangan ini dapat diatasi dengan meningkatkan pertanggungjawaban dan dorongan bagi para penyedia jasa, dan dengan memperkuat suara pengguna jasa. 3 Hal ini juga mencakup meningkatkan kemampuan pemerintah dan pengguna jasa untuk memantau penyelenggaraan dan kualitas jasa dari para penyedia. Perjanjian pelayanan adalah salah satu cara untuk melalukan hal tersebut. Perjanjian ini pernah digunakan dalam program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Sekolah-sekolah peserta program BOS menerima dana bantuan block grants sebagai pengganti uang sekolah siswa miskin. Sekolah-sekolah tersebut bebas menggunakan dana bantuan ini sesuai keinginan 3 Menjadikan Pelayanan Bermanfaat bagi Kaum Miskin, Bank Dunia, yang akan diterbitkan. vi

7 mereka. Penyelenggaraan semacam ini dapat dipertimbangkan untuk diterapkan secara lebih luas. Cara lain untuk meningkatkan pelayanan adalah dengan menggunakan kupon atau bantuan bersyarat tunai yang dapat menjadi sarana ampuh untuk mengatasi ketidakmerataan yang terkait dengan penghasilan. Rekonstruksi di Aceh saat ini mengalami kemajuan yang pesat, tetapi perasaan mendesak masih harus dipertahankan. Sejumlah besar rumah sedang dibangun, tahun ajaran sekolah mulai berjalan dengan normal, dan pelayanan kesehatan tersedia di kebanyakan daerah yang terkena bencana. Lebih dari US$ 1,5 milyar telah dicairkan dan pengeluaran saat ini mencapai lebih dari US$150 juta per bulan. Meskipun demikian, masih banyak tantangan, khususnya dalam meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan menyediakan prasarana bagi daerah-daerah yang sulit dijangkau (di Pantai Barat), daerah konflik dan Nias. Beberapa departemen Pemerintah Pusat masih memiliki kinerja yang buruk dan koordinasi masih perlu ditingkatkan. Tetapi, ini hanyalah kesulitan di tengah-tengah kisah lengkap keberhasilan. Keberhasilan yang paling besar adalah kesepakatan damai antara Pemerintah Indonesia dengan GAM yang telah dilaksanakan tanpa gangguan yang berarti, dan memberikan optimisme mendasar kepada masa depan provinsi ini. Respons terhadap Flu Burung belum terkoordinasi dengan baik atau efektif. Hingga tahun 2006, hampir separuh kematian manusia yang dikaitkan dengan flu burung di seluruh dunia terjadi di Indonesia. Potensi dampak negatif tidak hanya mencakup sektor perunggasan dan risiko kesehatan langsung, melainkan juga risiko kesehatan jangka panjang dan gangguan ekonomi yang signifikan. Selain itu, anggapan bahwa Indonesia hanya berdiam diri, bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang terserang penyakit ini seperti Thailand dan Vietnam, mengancam citra Indonesia di mata investor dan wisatawan. Rencana Strategis Nasional memang sudah tepat, tetapi perincian teknis dan tata cara pelaksanaan dan koordinasi belum dikembangkan sepenuhnya. Saat ini, kekurangan pembiayaan yang signifikan menghalangi pelaksanaan upaya efektif, terutama dalam aspek kesehatan hewan. Rencana pembiayaan yang realistis sangat dibutuhkan. ***** vii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Pengamatan Iklim Investasi di Indonesia selama Tahun 2005

RINGKASAN EKSEKUTIF. Pengamatan Iklim Investasi di Indonesia selama Tahun 2005 RINGKASAN EKSEKUTIF Pengamatan Iklim Investasi di Indonesia selama Tahun 2005 Pendahuluan Dunia usaha menduduki tempat sangat yang penting dalam pembangunan ekonomi. Mulai dari usaha kecil/informal sampai

Lebih terperinci

hendrikoeswara@fisip.unand.ac.id Kunci dari pencapaian target defisit 1 persen tahun 2004 adalah reformasi perpajakan dan kepabeanan. Dengan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi, mobilisasi penerimaan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Survei Tahap Ketiga Monitoring Iklim Investasi di Indonesia

Ringkasan Eksekutif Survei Tahap Ketiga Monitoring Iklim Investasi di Indonesia Ringkasan Eksekutif Survei Tahap Ketiga Monitoring Iklim Investasi di Indonesia Copyright @ 2007 Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM-FEUI) Ringkasan Eksekutif Survei Tahap Ketiga Monitoring

Lebih terperinci

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya Melindungi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Indonesia sedang mengalami penyesuaian ekonomi yang cukup berarti yang didorong oleh perlemahan neraca eksternalnya yang membawa perlambatan pertumbuhan dan peningkatan

Lebih terperinci

PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH. Oleh : Ikak G. Patriastomo 1

PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH. Oleh : Ikak G. Patriastomo 1 PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH Oleh : Ikak G. Patriastomo 1 PENDAHULUAN Bantuan luar negeri dapat berupa pinjaman maupun hibah luar negeri. Pinjaman luar negeri lebih mendesak dibahas

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PAKET KEBIJAKAN EKONOMI MENJELANG DAN SESUDAH BERAKHIRNYA PROGRAM KERJASAMA DENGAN INTERNATIONAL MONETARY FUND PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif xvii Ringkasan Eksekutif Pada tanggal 30 September 2009, gempa yang berkekuatan 7.6 mengguncang Propinsi Sumatera Barat. Kerusakan yang terjadi akibat gempa ini tersebar di 13 dari 19 kabupaten/kota dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di berbagai bidang perekonomian. Pembangunan ekonomi secara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di berbagai bidang perekonomian. Pembangunan ekonomi secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan pembangunan di berbagai bidang perekonomian. Pembangunan ekonomi secara langsung maupun

Lebih terperinci

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah KEMENTERIAN Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah Mei 2012 Dari BOS ke BOSDA: Dari Peningkatan Akses ke Alokasi yang Berkeadilan Program

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 29 Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-29 dan selama tahun 29 diperkirakan masih akan berlanjut sebagaimana kondisi perekonomian dunia yang belum menunjukkan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan Prospek pertumbuhan global masih tetap lemah dan pasar keuangan tetap bergejolak Akan tetapi, kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 29 Perekonomian Indonesia di tahun 29 diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun 28. Mayoritas responden (48,1%) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun

Lebih terperinci

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi Diskusi Dwi Bulanan INDEF Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi Selasa, 20 Mei 2014 INDEF 1 Diskusi Dwi Bulanan INDEF Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2014

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi Melihat ke tahun 2014, Indonesia menghadapi perlambatan pertumbuhan dan risiko-risiko ekonomi yang signifikan yang membutuhkan fokus kebijakan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

BAB 2. Kecenderungan Lintas Sektoral

BAB 2. Kecenderungan Lintas Sektoral BAB 2 Kecenderungan Lintas Sektoral BAB 2 Kecenderungan Lintas Sektoral Temuan Pokok Sejak krisis ekonomi dan pelaksanaan desentralisasi, komposisi pengeluaran sektoral telah mengalami perubahan signifikan.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2008 Responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahunan pada triwulan II-2008 relatif sama dengan triwulan II-2007, namun tingkat inflasi pada triwulan II-2008 diperkirakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN EKONOMI PADA MASA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (SBY) DAN JUSUF KALLA TAHUN

KEBIJAKAN EKONOMI PADA MASA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (SBY) DAN JUSUF KALLA TAHUN KEBIJAKAN EKONOMI PADA MASA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (SBY) DAN JUSUF KALLA TAHUN 2004-2009 Agenda utama dalam bidang ekonomi yang telah ditetapkan oleh Pemerintahan SBY - Kalla bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini adalah sangat lambat. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Salah satunya adalah terjadinya krisis di Amerika.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengarahkan

I. PENDAHULUAN. Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengarahkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan melakukan perubahan kebijakan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2008 Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2008 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan III-2007, tingkat inflasi diperkirakan diatas 10%, dan nilai tukar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama beberapa tahun terakhir (2005-2009), ekonomi Indonesia membaik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,5 persen. Namun kinerja itu masih jauh jika dibanding

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 3 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 3 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2006 disempurnakan untuk memberikan gambaran ekonomi

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat tetapi tekanan semakin meningkat Indikator ekonomi global telah sedikit membaik, harga komoditas telah mulai meningkat

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia Pada Masa Reformasi

Perekonomian Indonesia Pada Masa Reformasi Modul ke: 04Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi S1 MANAJEMEN Sejarah Perkembangan Perekonomian Indonesia Periode Revormasi Krisis ekonomi di Indonesia Fundamental ekonomi nasional pengaruh

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan ekonomi secara makro, di samping kebijakan fiskal juga terdapat kebijakan moneter yang merupakan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan III-2005 diperkirakan membaik Kondisi ekonomi makro Indonesia 2005 diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun 2004 Responden optimis

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006 SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan II 2006 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan I- 2006 diperkirakan membaik Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2006 diperkirakan melambat dibanding pertumbuhan triwulan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Hal mendasar dalam perencanaan pembangunan tahunan adalah kemampuannya dalam memproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan fiskal pemerintah. Pada dasarnya, kebijakan fiskal mempunyai keterkaitan yang erat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi. Adanya modal dalam sebuah perusahaan menjamin berlangsungnya proses

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 29 Responden Survei Persepsi Pasar (SPP) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 (yoy) dan selama tahun 29 berada pada kisaran 4,1-4,5%. Perkiraan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2002 2004 Bab perkembangan ekonomi makro tahun 2002 2004 dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh mengenai prospek ekonomi tahun 2002 dan dua tahun berikutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan mengacu pada Trilogi Pembangunan (Rochmat Soemitro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. APBN Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4848)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. APBN Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4848) No. 63, 2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. APBN 2008. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4848) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16

Lebih terperinci

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian -

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - Analisa Fundamental I. Fundamental Forex I.1 Faktor penggerak pasar Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

Pidato Presiden - Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta..., Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016

Pidato Presiden - Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta..., Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016 Pidato Presiden - Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta..., Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENYAMPAIAN KETERANGAN PEMERINTAH ATAS RANCANGAN

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kerangka ekonomi makro daerah akan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang telah dicapai pada tahun 2010 dan perkiraan tahun

Lebih terperinci

Perekonimian Indonesia

Perekonimian Indonesia Perekonimian Indonesia Sumber : 2. Presentasi Husnul Khatimah 3. Laporan Bank Indonesia 4. Buku Aris Budi Setyawan 5. Sumber lain yg relevan (Pertemuan 1-11) Peraturan Perkuliahan Hadir dengan berpakaian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998 memberikan dampak pada keuangan Indonesia. Berbagai peristiwa yang terjadi pada masa krisis mempengaruhi Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 273 VII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 7.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis deskripsi, estimasi, dan simulasi peramalan dampak kebijakan subsidi harga BBM terhadap kinerja perekonomian, kemiskinan,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009 KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009 Â Krisis keuangan global yang melanda dunia sejak 2008 lalu telah memberikan dampak yang signifikan di berbagai sektor perekonomian, misalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan daerah lain di pulau Jawa yang merupakan pusat dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan daerah lain di pulau Jawa yang merupakan pusat dari pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sejarah perjalanan sistem kepemerintahannya, Indonesia sempat mengalami masa-masa dimana sistem pemerintahan yang sentralistik pernah diterapkan. Di bawah rezim

Lebih terperinci

Konsolidasi Fiskal dan Komitmen Indonesia pada G20 1

Konsolidasi Fiskal dan Komitmen Indonesia pada G20 1 I. Pendahuluan Konsolidasi Fiskal dan Komitmen Indonesia pada G20 1 Kebijakan konsolidasi fiskal dipandang sangat mendesak untuk mengatasi krisis keuangan global. Para pemimpin pemerintahan negara anggota

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja

Lebih terperinci

Pembangunan Ekonomi Indonesia Yang Berkualitas: Langkah dan Tantangan

Pembangunan Ekonomi Indonesia Yang Berkualitas: Langkah dan Tantangan Artikel Pembangunan Ekonomi Indonesia Yang Berkualitas: Langkah dan Tantangan Enam puluh tujuh tahun Indonesia telah merdeka. Usia untuk sebuah bangsa yang semakin matang tersebut, tidak seharusnya menyurutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

Lampiran 1: Rumusan Kebijakan Bantuan Luar Negeri dalam Ketetapan-ketetapan MPRS/MPR. (Ditetapkan di Bandung 19 November 1960)

Lampiran 1: Rumusan Kebijakan Bantuan Luar Negeri dalam Ketetapan-ketetapan MPRS/MPR. (Ditetapkan di Bandung 19 November 1960) Lampiran 1: Rumusan Kebijakan Bantuan Luar Negeri dalam Ketetapan-ketetapan MPRS/MPR I. Periode 1960 1965 1. Ketetapan MPRS No. I/MPRS 1960 tentang Manifesto Politik Republik Indonesia sebagai Garis-Garis

Lebih terperinci

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Definisi Krisis ekonomi : Suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan akibat krisis keuangan Krisis keuangan/ moneter

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2010 Inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Mayoritas responden (58,8%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2001

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2001 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2001 Kondisi ekonomi makro bulan Juni 2001 tidak mengalami perbaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kepercayaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan disegala bidang harus terus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk melaksanakan pembangunan, pemerintah tidak bisa

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO

BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Kerangka ekonomi makro dan pembiayaan pembangunan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang akan dicapai dalam tahun 2004 2009, berdasarkan

Lebih terperinci

KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA. Abstrak

KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA. Abstrak KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA Abstrak Upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia telah menjadi prioritas di setiap era pemerintahan dengan berbagai program yang digulirkan. Pengalokasian anggaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang hebat, yang berdampak pada semua aktivitas bisnis di sektor riil. Selama dua tiga tahun terakhir

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: menjaga ketahanan. P e r k e m b a n g a n T r i w u l a n a n P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a

Ringkasan eksekutif: menjaga ketahanan. P e r k e m b a n g a n T r i w u l a n a n P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a Ringkasan eksekutif: Menjaga ketahanan Tantangan dalam menjaga ketahanan di tengah melambatnya perekonomian dunia, yang mendorong pembaruan ekspansi moneter Di tengah lemahnya permintaan eksternal dan

Lebih terperinci

STAN KEBIJAKAN FISKAL PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA. oleh: Rachmat Efendi

STAN KEBIJAKAN FISKAL PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA. oleh: Rachmat Efendi PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA KEBIJAKAN FISKAL oleh: Rachmat Efendi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan Dan Cukai Tahun 2015 TUJUAN PEMBELAJARAN Memahami Kebijakan Fiskal yang

Lebih terperinci

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan III - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan IV-2005 dan keseluruhan diperkirakan memburuk, dengan tingkat inflasi dan pengangguran yang meningkat Responden optimis kondisi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. anikwidiastuti@uny.ac.id

BAB II GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. anikwidiastuti@uny.ac.id BAB II GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA TUJUAN PERKULIAHAN Mampu mendeskripsikan kondisi perekonomian pada masa orde lama Mampu mendeskripsikan kondisi perekonomian pada masa orde baru ERA SEBELUM

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCABENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN PIDIE, KABUPATEN PIDIE JAYA, DAN KABUPATEN BIREUEN PROVINSI

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Kerusakan dan Kerugian

RINGKASAN EKSEKUTIF. Kerusakan dan Kerugian i RINGKASAN EKSEKUTIF Pada tanggal 27 Mei, gempa bumi mengguncang bagian tengah wilayah Indonesia, dekat kota sejarah, Yogyakarta. Berpusat di Samudera Hindia pada jarak sekitar 33 kilometer di selatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang sangat penting dalam perekonomian setiap negara, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Krisis ekonomi yang terjadi

Lebih terperinci

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya Menyelesaikan Desentralisasi Pesan Pokok Pemerintah daerah (Pemda) di Indonesia kurang memiliki pengalaman teknis untuk meningkatkan

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam triwulan II/2001 proses pemulihan ekonomi masih diliputi oleh ketidakpastian.

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA Modul ke: PEREKONOMIAN INDONESIA Sejarah Perekenomian Indonesia Periode Orde Baru Fakultas FEB Sitti Rakhman, SP., MM. Program Studi Manajemen Latar belakang lahirnya Orde Baru Terjadinya peristiwa Gerakan

Lebih terperinci

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok

Lebih terperinci

EKONOMI INDONESIA MENGHADAPI REFORMASI, GLOBALISASI DAN ERA PERDAGANGAN BEBAS

EKONOMI INDONESIA MENGHADAPI REFORMASI, GLOBALISASI DAN ERA PERDAGANGAN BEBAS EKONOMI INDONESIA MENGHADAPI REFORMASI, GLOBALISASI DAN ERA PERDAGANGAN BEBAS Oleh: Ginandjar Kartasasmita Menteri Negara Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Bogor, 29 Agustus 1998 I. SITUASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dalam menggunakan pinjaman baik dari dalam maupun dari luar negeri merupakan salah satu cara untuk menutupi defisit anggaran yang terjadi. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai perekonomian Indonesia sehingga beberapa sektor ekonomi yang. menjadi indikator PDB mengalami pertumbuhan negatif.

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai perekonomian Indonesia sehingga beberapa sektor ekonomi yang. menjadi indikator PDB mengalami pertumbuhan negatif. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memajukan kesejahteraan umum, itulah salah satu tujuan didirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertulis dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. 10-Mar-2004 Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan IV - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan I-2006 diperkirakan masih sama dengan kondisi ekonomi pada triwulan IV-2005 Kondisi ekonomi 2006 yang diperkirakan membaik, dianggap

Lebih terperinci

Sejarah AusAID di Indonesia

Sejarah AusAID di Indonesia Apakah AusAID Program bantuan pembangunan luar negeri Pemerintah Australia merupakan program yang dibiayai Pemerintah Federal untuk mengurangi tingkat kemiskinan di negaranegara berkembang. Program ini

Lebih terperinci

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia Andri Helmi M, SE., MM Sistem Ekonomi Indonesia Pemerintah bertugas menjaga stabilitas ekonomi, politik, dan sosial budaya kesejahteraan seluruh masyarakat. Siapa itu pemerintah? Bagaimana stabilitas di

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2007 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV 2007 diperkirakan relatif sama dengan realisasi triwulan IV 2006. Kondisi ekonomi makro pada 2007 diperkirakan lebih baik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam mencapai tujuannya, pemerintah negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK The New Climate Economy Report RINGKASAN EKSEKUTIF Komisi Global untuk Ekonomi dan Iklim didirikan untuk menguji kemungkinan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2008 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV-2008 dan selama tahun 2008 diperkirakan akan mengalami tekanan akibat perekonomian dunia yang lesu dan krisis keuangan global.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tingkat inflasi yang terkendali, nilai tukar dan tingkat suku bunga yang stabil serta tingkat pengangguran yang rendah atau bahkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... i iii iv vi vii BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF... I-1 A. PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003... I-1 B. TANTANGAN DAN

Lebih terperinci