KECEMASAN MENYUSUN TUGAS AKHIR DITINJAU DARI BERPIKIR POSITIF PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
|
|
- Herman Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KECEMASAN MENYUSUN TUGAS AKHIR DITINJAU DARI BERPIKIR POSITIF PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG LATIFAH MUKHAYYAROH Fakultas Psikologi Universitas Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecemasan menyusun tugas akhir ditinjau dari berpikir positif pada mahasiswa. Faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan diantaranya faktor kognitif yang berupa pengharapan, keyakinan dalam berpikir, sikap, persepsi, informasi, konsepkonsep dan sebagainya yang mengarah pada disonansi kognitif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir di Program Studi DIII Kebidanan UNIMUS. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 50 mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan alat ukur berupa skala yaitu Skala Kecemasan Menyusun Tugas AKhir dan Skala Berpikir Positif. Hasil perhitungan korelasi product moment dengan menggunakan teknik penghitungan SPSS (Statistical Packages for Social Science) for Windows versi Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh diketahui bahwa r xy = 0,820 dan p= 0,000 (p < 0,01) yang berarti tidak ada hubungan yang negatif antara berpikir positif dengan kecemasan mahasiswa dalam menyusun tugas akhir. Kata kunci: Kecemasan, Berpikir Positif THE FINAL PROJECT ANXIETY REVIEWED FROM POSITIVE THINKING ON STUDENT OFMIDWIFERY DIII UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH SEMARANG Abstract Research was aim to determine the final project anxiety reviewed from positive thinking in students. Factors that influence anxiety include cognitive factors such as hope, confidence in thinking, attitude, perception, information, concepts, etc. that lead to cognitive dissonance. The subjects were 50 students who were preparing the final project in DIII Midwifery UNIMUS Prodi. The data were obtained by Final Project Anxiety Scale and Positive Thinking Scale. The results of calculations using the product moment correlation technique SPSS (Statistical Packages for Social Science ) for Windows version Based on the analysis of data obtained rxy = and p = ( p < 0.01 ) which means that there was no negative relationship between positive thinking and the anxiety of students in preparing the final project. Keywords: Anxiety, Positive Thinking 199
2 Pendahuluan Di Indonesia sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas sangat dibutuhkan untuk bisa menyongsong masa depan bangsa dengan semangat dan kepercayaan diri yang baik bagi para pendidik maupun pelajarnya. Dalam perkembangan zaman era globalisasi saat ini semua hal membutuhkan kecepatan, sehingga menuntut adanya lulusan perguruan tinggi untuk membantu banyak bidang pekerjaan baik negeri maupun swasta. Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai masa pradewasa atau emerging adulthood yaitu usia antara 18 dan 25 tahun yang sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi atau paling tidak masih tergantung secara finansial pada orangtua (Wade & Travis, 2007:272). Tugas akhir merupakan salah satu syarat utama bagi seorang mahasiswa untuk memperoleh gelar kelulusan, dimana tidak semua mahasiswa punya kesiapan saat menghadapi tugas akhir tersebut. Fase ini biasanya menjadi stresor tersendiri di kalangan mahasiswa. Ini terjadi bukan hanya karena banyak anggapan bahwa penyusunan tugas akhir itu sulit tetapi juga karena proses dalam penyusunan tugas akhir yang panjang. Anggapan yang demikian menyebabkan beberapa mahasiswa menjadi cemas ketika harus menghadapi tugas akhir. Bagi mahasiswa tingkat akhir di Program Studi DIII Kebidanan UNIMUS ini khususnya, diwajibkan untuk mengerjakan tugas akhir atau disebut dengan Karya Tulis Ilmiah sebagai syarat kelulusan menempuh pendidikan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Admisi Universitas Muhammadiyah Semarang, program studi dengan jurusan kebidanan di UNIMUS saat ini mengalami penurunan jumlah mahasiswa dari tahun 2008 sampai sekarang. Sedikitnya lapangan pekerjaan untuk bidan dibandingkan dengan banyaknya lulusan bidan sangat mempengaruhi minat dan ketertarikan calon mahasiswa untuk memilih jurusan ini, juga karena mindset mahasiswa tentang penyusunan tugas akhir yang sulit dan penuh rintangan sehingga beberapa dari mereka takut dan merasa khawatir tidak dapat lulus tepat waktu. Permasalahan mahasiswa kebidanan dalam menyusun tugas akhir ini terletak pada tata cara penulisan dan metodologi penelitian, karena pada masa kuliah lebih menekankan pada ilmu kebidanan itu sendiri dan praktik di 200
3 lapangan, sehingga proses pengolahan data dalam penelitian mahasiswa mengalami kesulitan. Permasalahan yang hampir sama telah diungkapkan dalam penelitian sebelumnya, bahwa masalah-masalah yang umum dihadapi oleh mahasiswa dalam menyusun tugas akhir adalah, kurangnya kemampuan menulis, kurangnya kemampuan akademis yang memadai, serta kurang adanya ketertarikan mahasiswa dalam penelitian (Gunawati, dkk, 2006: 94). Herdiani (2012:2), dalam penelitiannya memaparkan bahwa terhambatnya pengerjaan tugas akhir dapat menimbulkan perasaan cemas pada mahasiswa. Kecemasan yang dialami membuat mereka merasa tertekan dan kesulitan menghadapi masalah-masalah dalam proses pengerjaan tugas akhir. Ciri-ciri yang nampak dari kecemasan mahasiswa adalah timbulnya perasaan tidak menyenangkan kemudian secara sadar mahasiswa merasakan ketegangan dan ketakutan serta meningkatnya saraf otonom ketika memikirkan tugas akhir sehingga mahasiswa memilih untuk enggan mengerjakan tugas akhir. Menurut Durand & Barlow (2006 : 158) gejala kecemasan dapat bersifat fisik maupun psikis, pada manusia kecemasan bisa jadi berupa perasaan gelisah yang bersifat subjektif, sejumlah perilaku (tampak khawatir dan gelisah resah), atau respons fisiologis yang bersumber di otak dan tercermin dalam bentuk denyut jantung yang meningkat dan otot yang menegang. Beberapa gejala tersebut juga dialami oleh mahasiswa yang cemas dalam menghadapi tugas akhir. Kecemasan juga diartikan sebagai perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut (Chaplin 2004:32). Menurut Freud (dalam Davidoff, 1991:63), ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecemasan, salah satunya adalah faktor kognitif yang berupa pengharapan, keyakinan dalam berpikir, sikap, persepsi, informasi, konsep-konsep dan sebagainya yang mengarah pada disonansi kognitif. Intervensi kognitif melibatkan proses berpikir, berpikir adalah tindakan, pikiran seseorang untuk memproduksi pemikiran yang bersifat positif atau negatif. Orang yang berpikir negatif disebut pesimis dan orang yang berpikir positif disebut optimis, pemikiran negatif menemukan ekspresi dalam bentuk alasan-alasan atas kegagalan atau usaha untuk menghindari perilaku pemecahan masalah (Rosma, 2013:9). Mahasiswa dalam proses penyusunan tugas akhir, dengan 201
4 menerapkan pola pikir positif kemungkinan akan dapat mengurangi tingkat kecemasan, sehingga mahasiswa lebih optimis untuk bisa menyelesaikan tugas akhir dengan hasil yang sesuai dengan harapan. Berpikir secara umum adalah suatu cara penyesuaian individu terhadap lingkungannya, oleh karena itu dapatlah dikemukakan bahwa orang itu berpikir bila menghadapi permasalahan atau persoalan (Walgito, 2003:177). Wilcox (2007:190), menyatakan bahwa pola berpikir dapat dibedakan menjadi dua yaitu berpikir positif dan berpikir negatif. Peran pola pikir sangat penting dalam menghadapi permasalahan atau peristiwa yang tidak mengenakkan, individu bisa menjadi seorang yang optimis atau malah menjadi pesimis. Pikiran negatif dapat menjadi stressful dan membahayakan. Elfiky (2008:3) menyatakan bahwa dengan berfikir manusia bisa membedakan yang bermanfaat dan tidak bermanfaat, antara yang positif dan yang negatif. Dengan begitu, ia bisa memilih yang cocok bagi dirinya dan bertanggungjawab atas pilihannya. Dengan mengubah cara berpikir yang negatif menjadi positif, maka individu yang semula mempunyai sikap pesimis akan menjadi optimis. Lestari (1997: 2-3), Sikap dan pikiran yang positif terhadap kecemasan akan meningkatkan kesehatan mental, dan pada saatnya akan dapat menahan atau menghadapi kecemasan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian Lestari (1997:8) tentang pola pikir individu, diketahui bahwa dengan adanya pola pikir positif individu tidak akan mudah menyalahkan dirinya atas suatu kegagalan yang dialami dibandingkan dengan individu yang berpikir negatif. Hal ini disebabkan karena kemampuan dalam memandang setiap kesulitan dan kegagalan sebagai langkah awal untuk mencapai keberhasilan. Mahasiswa yang mampu menerapkan pola pikir positif kemungkinan dapat mengurangi kecemasan dalam penyusunan tugas akhir dibandingkan mahasiswa dengan pola pikir negatif. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa berpikir positif dapat mengurangi kecemasan atau state anxiety yaitu reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan sebagai suatu ancaman. Keadaan ini ditentukan oleh perasaan ketegangan yang subjektif pada mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun dan menyelesaikan tugas akhir tepat waktu. Akan tetapi pada kenyataannya, berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa mahasiswa yang sedang 202
5 menyusun tugas akhir di Prodi Kebidanan UNIMUS ini menyatakan bahwa mereka mengaku sudah memiliki keyakinan akan kemampuan diri sendiri ketika sedang mengerjakan tugas akhir, berfikir bahwa setiap kesulitan selama proses penyusunan tugas akhir adalah suatu ujian dari Tuhan, keyakinan akan keberhasilan yang sesuai harapan dan rasa percaya diri pada saat berkonsultasi dengan dosen pembimbing, namun mereka tetap merasakan kecemasan sehingga mempengaruhi kondisi fisik yang dapat menghambat dalam proses menyusun tugas akhir. Kecemasan Menyusun Tugas Akhir Kecemasan menurut Freud (1993/1964) adalah suatu keadaan perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang (dalam Semiun, 2006:87). Dalam keadaan ini seseorang akan lebih waspada dan berusaha mengatasi masalahnya dengan mengadakan perencanaan tindakan yang efektif. Sebaliknya bila kecemasan begitu kuat, maka ia tidak lagi berfungsi sebagai peringatan adanya bahaya, dan seseorang tidak lagi mampu mengadakan perencanaan yang efektif terhadap tindakannya. Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilahistilah seperti kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda (Atkinson, dkk, 1999:212). Senada dengan pengertian diatas, Davidoff (1991:61) mendefinisikan kecemasan sebagai emosi yang ditandai oleh perasaan akan bahaya yang diantisipasikan, termasuk juga ketegangan dan stress yang menghadang dan oleh bangkitnya sistem saraf simpatetik. Tugas akhir atau biasa disebut dengan skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis di Perguruan Tinggi (Gunawati, dkk 2006:97). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 1080) mendefinisikan tugas akhir adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai prasyarat akhir pendidikan akademisnya. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa semua individu yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi yang disebut mahasiswa wajib menyusun tugas akhir dengan proses belajar secara individual sehingga menuntut mahasiswa untuk belajar mandiri dalam penyelesaian masalah yang dihadapi dalam proses penyusunan tugas akhir. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan 203
6 menyusun tugas akhir adalah perasaan takut akan masa yang akan datang dan perasaan tidak tenang yang dirasakan oleh mahasiswa tingkat akhir sebagai ketidaknyamanan yang dapat meningkatkan ketegangan dan kekhawatiran dalam proses penyusunan tugas akhir. Sundari (2005:51) mengungkapkan bahwa gejala-gejala kecemasan ada dua macam yaitu yang bersifat fisik dan mental. a. Gejala kecemasan yang bersifat fisik merupakan suatu emosi yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas secara otonom, secara khusus aktivasi pada sistem syaraf sympathetic, antara lain: a. Jari-jari tangan dingin b. Detak jantung makin cepat c. Berkeringat dingin d. Kepala pusing e. Nafsu makan berkurang f. Tidur tidak nyenyak g. Dada sesak nafas b. Gejala kecemasan yang bersifat mental yaitu perasaan subyektif terhadap tekanan, dan kognisi yang meliputi : a. Ketakutan b. Merasa akan ditimpa bahaya c. Tidak dapat memusatkan perhatian d. Tidak tentram e. Ingin lari dari kenyataan Berdasarkan penjelasan tentang gejala-gejala kecemasan dalam menyusun tugas akhir yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada dua macam gejala kecemasan dalam menyusun tugas akhir yaitu gejala kecemasan yang bersifat fisiologis dan psikologis. Gejala kecemasan yang bersifat fisiologis meliputi berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, otot menegang, pusing, tidak nafsu makan dan tidak bisa tidur. Sedangkan gejala kecemasan yang bersifat psikologis meliputi perasaan khawatir, takut, gelisah dan merasa dekat dengan musibah. Faktor-faktor kecemasan dalam menyusun tugas akhir dalam penelitian ini menggunakan faktor-faktor kecemasan secara umum, Davidoff (1991:62) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecemasan, yaitu : a. Faktor kognitif Berupa pengharapan, keyakinan dalam berpikir, sikap, persepsi, informasi, konsepkonsep dan sebagainya yang mengarah pada disonansi kognitif. b. Konflik mental Berkaitan dengan gaya hidup yang memuaskan dan bermakna pada masingmasing individu. c. Pengkondisian 204
7 Pengalaman, segala bentuk situasi atau pengalaman masa lalu yang sifatnya mengancam atau membahayakan. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecemasan adalah faktor kognitif, konflik internal individu, ancaman fisik dan harga diri. Faktor kecemasan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah faktor kognitif, yang berkaitan dengan berpikir, yaitu berpikir positif. Berpikir Positif Berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan. Disebut sumber kekuatan karena mampu membantu individu memikirkan solusi sampai mendapatkannya. Dengan begitu individu bertambah mahir, percaya dan kuat. Disebut sumber kebebasan karena individu akan terbebas dari penderitaan dan kungkungan pikiran negatif serta pengaruhnya pada fisik (Elfiky, 2006:207). Pendapat ini erat kaitannya dengan kecemasan mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun tugas akhir, maka berpikir positif dapat membantu mengatasi dan menurunkan tingkat kecemasan yang akan berpengaruh pada kesehatan fisik. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa berpikir positif adalah suatu cara berpikir yang lebih menekankan pada sudut pandang dan emosi yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun situasi yang di hadapi, sehingga pikirannya berproses secara positif yang kemudian mempengaruhi sikap dan perilaku yang positif. Albrecht (Widyastuti & Kushartati) menyebutkan beberapa aspek berpikir positif yaitu : a. Harapan yang positif Melaksanakan sesuatu yang lebih dipusatkan pada kesuksesan, optimisme, pemecahan masalah dan menjauhkan diri dari rasa takut akan kegagalan serta memperbanyak menggunakan kata-kata yang mengandung harapan. b. Afirmasi diri Memusatkan perhatian pada kekuatan diri, melihat diri secara lebih positif dengan dasar pemikiran bahwa setiap orang sama berartinya dengan orang lain c. Pernyataan tidak menilai Pernyataan yang lebih menggambarkan keadaan diri daripada menilai keadaan, fleksibel dan tidak fanatic dalam berpendapat. Pernyataan ini dimaksudkan sebagai pengganti pada saat seseorang cenderung 205
8 untuk memberikan pernyataan yang negatif terhadap suatu hal. d. Penyesuaian diri terhadap suatu kenyataan Mengakui kenyataan dan segera berusaha menyesuaikan diri, menjauhkan diri dari penyesalan, frustasi dan menyalahkan diri sendiri. Menerima masalah dan berusaha menghadapinya adalah salah satu ciri dari orang yang bepikir positif. Berdasarkan beberapa pendapat dan penjelasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek-aspek dalam berpikir positif adalah menguatkan cara pandang tentang sesuatu, afirmasi diri, harapan yang positif dan penyesuaian diri terhadap suatu kenyataan. Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 50 mahasiswa DIII Kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang. Keseluruhan subyek penelitian anggota populasi disebut dengan elemen populasi. Apabila penelitian dilakukan pada semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya disebut penelitian populasi atau disebut studi populasi, atau juga studi sensus (Usman dan Akbar, 2006:181). Metode pengumpulan data menggunakan Skala Kecemasan Menyusun Tugas Akhir dan Skala Berpikir Positif. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah teknik Analisis Product moment. Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan berpikir [ositif dengan kecemasan menyusun tugas akhir pada mahasiswa. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh diketahui bahwa r xy = 0,820 dan p= 0,000 (p < 0,01) yang berarti tidak ada hubungan yang negatif antara berpikir positif dengan kecemasan mahasiswa dalam menyusun tugas akhir. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Secara teori kecemasan yang dialami oleh mahasiswa tergolong dalam kecemasan normal. Menurut De Clerq (1994:48-49), kecemasan menunjukkan pada keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan dan meliputi interpretasi subjektif dan arousal atau rangsang fisiologis. Kecemasan yang dialami mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir dikategorikan dalam state anxiety. state anxiety yaitu reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan sebagai suatu ancaman. Keadaan ini ditentukan oleh perasaan ketegangan yang subjektif. Proses umum terjadinya kecemasan mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir yaitu adanya situasi yang menyebabkan 206
9 mahasiswa mengalami kecemasan, seperti tuntutan orangtua, mahasiswa kurang memiliki keyakinan diri, kurangnya dukungan sosial dari dosen dan teman-temannya. Beberapa hal tersebut dapat memunculkan interpretasi subyektif yang menyebabkan mahasiswa merasa cemas sehingga terjadi rangsang fisiologis yang mengganggu keadaan fisik mahasiswa. Terdapat beberapa kemungkinan kelemahan dalam penelitian ini yaitu; waktu pengisian skala yang kurang efektif karena bersamaan dengan pembekalan kegiatan komunitas sehingga mahasiswa kurang fokus dalam pengisian skala dengan pembahasan tugas akhir, hal ini dianggap sebagai kelemahan karena kecemasan disini bersifat situasional. Simpulan Tidak ada hubungan negatif antara berpikir positif dengan kecemasan menyusun tugas akhir, sehingga hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Daftar Pustaka Alwisol, Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press Ancok, D Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Yogyakarta: UGM Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Hilgard, E.R., Pengantar Psikologi Umum. Alih bahasa : Taufiq N, Jakarta : Erlangga Azwar, S., Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Chaplin, J.P., Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : RajaGrafindo Persada Davidoff, L. L, Psikologi Suatu Pengantar. Alih bahasa : Juniati, M, Jakarta : Erlangga De Clerq, L, Tingkah Laku Abnormal Dari Sudut Pandang Perkembangan). Jakarta : PT Gramedia Durand, V.M., Barlow, D.H., Psikologi Abnormal. Alih bahasa : Soetjipto, H, P, USA : Pustaka Pelajar Elfiky, I, Terapi Berpikir Positif. Jakarta : Zaman Gunawati, R., Hartati, S,. Listiara, A., Hubungan Antara Efektivitas Komunikasi Mahasiswa-Dosen Pembimbing Utama Skripsi Dengan Stres Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. h Hadi, S, Statistik jiid 2. Yogyakarta : Andi Herdiani, W. S., Pengaruh Expressive Writing Pada Kecemasan Menyelesaikan Skripsi. Jurnal Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No. 1. h Lestari, A, Pelatihan Berpikir Positif Untuk Menangani Sikap Pesimis Dan Gangguan Depresi. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada. h. 1-9 Qudsy, I, Keajaiban Berpikir Positif. Yogyakarta : Mediabaca 207
10 Peale, N, V, Cara Hidup dan Berpikir Positif. Jakarta : Gunung Jati Rosma, S, Pengaruh Pelatihan Berpikir Positif Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Mahasiswa Yang Sedang Menempuh Skripsi. Jurnal Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. h Sari, R, N, Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu Semiun, Y, Teori Kepribadian dan Tetapi Psikoanalitik FREUD. Yogyakarta : Kasinius Sundari, S, Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta : Rineka Cipta Sunyoto, D, Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta : MedPress Suryabrata, S, Psikologi Kepribadian. Jakarta : Raja Grafindo Persada Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV. Jakarta : Balai Pustaka Usman, H, & Akbar, P. S., Pengantar Statiska Edisi Dua. Jakarta : PT Bumi Aksara Wade, C. & Tavris, C., Psikologi Edisi kesembilan Jilid 2. Alih bahasa : Mursalin, P, Jakarta : Erlangga Walgito, B, Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : ANDI Widyastuti, A. & Kushartati, S., Faktorfaktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Positif Ibu dan Dampak pada Anak. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Wilcox, l, PsichoSufi Terapi Psikologi Sufistik Pemberdayaan Diri. Jakarta : Pustaka Cendekiamuda 208
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Pengertian Self Efficacy Self efficacy berasal dari teori Bandura (1997) yaitu teori kognisi belajar sosial. Teori kognisi belajar sosial mengacu pada kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapinya, baik masalah pribadi maupun masalah yang ada di sekitar lingkungan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era Modern ini permasalahan dan problem hidup yang dihadapi individu semakin kompleks. Setiap kehidupan manusia tidak luput dari berbagai masalah yang dihadapinya,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional 2.1.1 Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Anastasi, A. dan Urbina, S Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo.
DAFTAR PUSTAKA Anastasi, A. dan Urbina, S. 1997. Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo. Apollo. 2007. Hubungan antara Konsep Diri dengan Kecemasan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : AFIFAH MIFTACHUL JANNAH F100110087 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 HUBUNGAN
Lebih terperinciBAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN
BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Analisis Data Subjek yang sesuai dengan karakteristik penelitian berjumlah 30 orang. Setelah memperoleh data yang diperlukan, maka dilakukan pengujian hipotesis
Lebih terperinciPROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM MERENCANAKAN ARAH KARIR PADA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL E JURNAL DORA VISIA NPM:
PROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM MERENCANAKAN ARAH KARIR PADA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL E JURNAL DORA VISIA NPM: 10060076 PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
12 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Suatu keadaan yang mengancam keberadaan kehidupan seseorang, akan menimbulkan suatu perasaan yang tidak menyenangkan pada diri orang tersebut.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori 1. Kecemasan Situasi yang mengancam atau yang dapat menimbulkan stres dapat menimbulkan kecemasan pada diri individu. Atkinson, dkk (1999, p.212) menjelaskan kecemasan merupakan
Lebih terperinciPENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi
PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : Amila Millatina
Lebih terperinciPedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Pedologi Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Kecemasan : Kecemasan (anxiety) dapat diartikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, jenis ini bertujuan untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih memiliki
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI
Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan dalam Menyusun Proposal Skripsi (Pindho Hary Kristanto, dkk.) HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI Pindho
Lebih terperinciKecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.
Pengertian Kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF
52 LAMPIRAN A Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF 53 LAMPIRAN A-1 Data Try Out KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS 54 55 LAMPIRAN A-2 Data Try
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : Rachmad Darmawan F100090178 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinci#### Selamat Mengerjakan ####
Mohon pilih yang sesuai dengan identitas Anda, dengan cara melingkarinya. Apakah Anda Mahasiswa Fak. Psikolgi Unika? Apa Anda telah menempuh masa kuliah lebih dari lima tahun? Apakah Anda Tidak pernah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah reaksi normal terhadap stressor yang membantu seorang individu untuk menghadapi situasi yang menuntut motivasi untuk mengatasinya, tetapi ketika
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI BANGSAL MELATI RSUD TUGUREJO SEMARANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI BANGSAL MELATI RSUD TUGUREJO SEMARANG M. Fatkhul Mubin, Dessy Maria Hanum Staf Pengajar Prodi S1 Keperawatan FIKKES UNIMUS Abstraks
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan atau anxietas adalah status perasaan tidak menyenangkan yang terdiri atas respon-respon patofisiologis terhadap antisipasi bahaya yang
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN MENGERJAKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN MENGERJAKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Oleh: BAGUS MARSETO M. BACHTIAR, Drs., MM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Lebih terperinciKECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN
KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN Alvindi Ayu Agasni 1, Endang Sri Indrawati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu, dan dengan tingkat yang berbeda-beda. Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dari waktu ke waktu mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini berdampak bagi setiap aspek kehidupan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Identifikasi variabel penelitian ini harus ditentukan terlebih dahulu sebelum
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBERIAN PUNISHMENT OLEH GURU DENGAN KECEMASAN DI DALAM KELAS PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTPN) 1 DAWE KUDUS SKRIPSI Diajukan Kepada
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 KecemasanPada Mahasiswa Dalam Menyusun Proposal Skripsi 2.1.1 Pengertian kecemasanmahasiswa dalam menyusun proposal Skripsi Skripsi adalah tugas di akhir perkuliahan yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya bisa menghadapi masalah berupa tantangan, tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Setiap tahap perkembangan dalam rentang kehidupan
Lebih terperinci#### SELAMAT MENGERJAKAN ####
Apakah Anda mahasiswa Fakultas Ekonomi Unika? Apakah Anda berstatus sebagai mahasiswa aktif? Semester berapakah Anda saat ini? Dengan Hormat, (Ya/ Bukan) (Ya/ Tidak) (Empat/ Enam) Disela-sela kesibukan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR
HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : TRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, olahraga merupakan hal sangat penting bagi kesehatan tubuh.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, olahraga merupakan hal sangat penting bagi kesehatan tubuh. Dengan berolahraga badan akan terasa segar dan sehat. Banyak macam olah raga yang dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tidak akan terlepas dari kegiatan bekerja sebab dengan bekerja manusia bisa memenuhi suatu kebutuhan, baik untuk aktualisasi diri maupun untuk mengurangi
Lebih terperinciPERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA
PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Terendienta Pinem 1, Siswati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan satuan pendidikan yang menyelenggrakan pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk meningkat taraf pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Penelitian kuantitatif
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Creswell (dalam Alsa, 2004, h. 13) mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan 2.1.1 Pengertian kecemasan Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan-ketakutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. Kecemasan adalah sinyal akan datangnya bahaya (Schultz & Schultz, 1994).
BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan adalah sinyal akan datangnya bahaya (Schultz & Schultz, 1994). Seseorang mengalami kecemasan ketika mereka menjadi waspada terhadap keberadaan atau adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Suatu bangsa akan tertinggal dari bangsa lain apabila pendidikan rakyatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam pendidikan. Perguruan Tinggi diadakan dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rasa Takut dan Cemas Rasa takut dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti objek internal dan hal yang tidak disadari. Menurut Darwin kata takut (fear) berarti hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi seorang atlet diperlukan kerja keras dari awal sampai akhir, seperti persiapan saat latihan yang keras, mempersiapkan kondisi fisik dan tubuh mereka,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Hantoro Adhi Mulya, Endang Sri Indrawati Fakultas Psikologi,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sejalan dengan tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Universitas merupakan dasar utama dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berfungsi menghadapi permasalahan sosial yang ada di masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa, pada dasarnya sebagai generasi penerus. Mereka diharapkan sebagai subyek atau pelaku didalam pergerakan pembaharuan. Sebagai bagian dari masyarakat,
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU 1 Siti Nazhifah 1, Jimmi Copriady, Herdini fhazhivnue@gmail.com 081372751632 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciHubungan Antara..., Devita, Fakultas Psikologi 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pendidikan tinggi untuk semua awalnya diperkenalkan di Amerika Serikat sekitar tahun 1970-an. Ini adalah pengakuan terhadap hak-hak rakyat Amerika untuk
Lebih terperinciBayu Prakoso F
HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persayaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: Bayu Prakoso F. 100 100
Lebih terperinciKecemasan Wanita Menjelang Kelahiran Anak Pertama ditinjau dari Kepercayaan Diri
Kecemasan Wanita Menjelang Kelahiran Anak Pertama ditinjau dari Kepercayaan Diri Veri Puspita Fakultas Psikologi Universitas Semarang George Hardjanta Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Anna Dian
Lebih terperinciPENERAPAN IPTEKS TINGKAT KECEMASAN (ANXIETY) ATLET DALAM MENGIKUTI PERTANDINGAN OLAHRAGA. Indah Verawati
TINGKAT KECEMASAN (ANXIETY) ATLET DALAM MENGIKUTI PERTANDINGAN OLAHRAGA Indah Verawati Abstrak Pada saat pertandingan, atlet diharapkan memiliki jasmani yang sehat dan kuat. Harapan tersebut akan tercapai
Lebih terperinciPENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA
PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah penulisan tugas akhir (Iswidharmanjaya, 2006).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah orang yang belajar di sekolah tingkat perguruan tinggi untuk mempersiapkan dirinya bagi suatu keahlian tingkat sarjana (Budiman, 2006). Syarat lulus
Lebih terperinciKEMATANGAN EMOSI DAN PERSEPSI TERHADAP PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL: Studi Korelasi pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
KEMATANGAN EMOSI DAN PERSEPSI TERHADAP PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL: Studi Korelasi pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Dewina Pratitis Lybertha, Dinie Ratri Desiningrum Fakultas Psikologi,Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. periodontal seperti gingiva, ligament periodontal dan tulang alveolar. 1 Penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit periodontal dapat diartikan sebagai kelainan pada jaringan periodontal seperti gingiva, ligament periodontal dan tulang alveolar. 1 Penyakit periodontal, dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup senantiasa barada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berakhir ketika individu memasuki masa dewasa awal, tetapi
Lebih terperinciRizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari
HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA MAHASISWA KEPERAWATAN YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA Rizki Ramadhani Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciMENGURANGI KECEMASAN SISWA DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS
MENGURANGI KECEMASAN SISWA DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS Yuni Lestari 1 (Yunilestari@rocketmail.com) Syarifuddin Latif 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The purpose of this
Lebih terperinciJurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No. 2, Desember2006
HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MAHASISWA- DOSEN PEMBIMBING UTAMA SKRIPSI DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Rindang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu
PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Peraturan Republik Indonesia No. 30 tahun 1990 mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa sebagai subjek yang menuntut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel tergantung (dependent) : Kecemasan ibu hamil hipertensi 2. Variabel bebas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif eksperimental. Penelitian kuantitatif merupakan sebuah paradigma dalam penelitian yang memandang kebenaran
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS UNTUK MENGURANGI KECEMASAN CALON MAHASISWA DALAM MENGHADAPI SBMPTN
PENGGUNAAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS UNTUK MENGURANGI KECEMASAN CALON MAHASISWA DALAM MENGHADAPI SBMPTN Desfi dian mustika (dianmustikadesfi@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi 3 ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menghadapi zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, banyak yang harus dipersiapkan oleh bangsa. Tidak hanya dengan memperhatikan kuantitas individunya,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A
1 HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A Rohmatul Ummah, Anita Listiara* Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciKEMATANGAN EMOSI DAN PSIKOSOMATIS PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR
KEMATANGAN EMOSI DAN PSIKOSOMATIS PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR Dewi Pratiwi Siti Noor Fatmah Lailatushifah Fakultas Psikologi Universitas Wangsa Manggala Yogyakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Adapun variabel-variabel penelitian yang akan diperhitungkan dalam analisis data guna pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi atau hubungan timbal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar utama dalam mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pembelajaran. Tetapi juga dalam hal membimbing siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini peran guru dalam pendidikan tidak hanya dalam menyampaikan pembelajaran. Tetapi juga dalam hal membimbing siswa tersebut agar mencapai kematangan emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Lembaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan suatu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Lembaga tersebut juga menghasilkan
Lebih terperinci1. Bab II Landasan Teori
1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dan Identifikasi Variabel Pendekatan penelitian ini menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis, atau biasa disebut pendekaan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG JURNAL
hhh HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG JURNAL Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Definisi Kecemasan Kecemasan (anxiety) adalah variabel penting dari hampir semua teori kepribadian.kecemasan sebagai dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecemasan dialami pada waktu tertentu oleh tiap individu tanpa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecemasan dialami pada waktu tertentu oleh tiap individu tanpa kecuali karena kecemasan merupakan pengalaman manusia yang bersifat universal. Menurut Freud
Lebih terperinciDEWI KUSUMA WARDHANI F
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhui Sebagian
Lebih terperinci2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Stres merupakan fenomena umum yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa tuntutan dan tekanan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 Kelurahan Isola yang berjumlah 61 orang. Peneliti menggunakan teknik sampling
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan program SPSS 16, didapatkan hasil bahwa data neuroticism memiliki nilai z = 0,605 dengan signifikansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil penelitian yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan orang yang belajar di sekolah tingkat perguruan tinggi untuk mempersiapkan dirinya bagi suatu keahlian tingkat sarjana (Budiman, 2006). Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stress, rasa takut dan ansietas adalah kondisi yang. sangat sering terjadi dan mudah ditemukan pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stress, rasa takut dan ansietas adalah kondisi yang sangat sering terjadi dan mudah ditemukan pada masyarakat umum. Setiap orang dapat mengalami ansietas dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada akhir perkuliahan, mahasiswa diwajibkan untuk membuat skripsi. Skripsi adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Perguruan Tinggi. Pada akhir perkuliahan, mahasiswa diwajibkan untuk membuat skripsi. Skripsi
Lebih terperinciKECEMASAN TERHADAP KETIADAAN HANDPHONE DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL PADA MAHASISWA S1 MANAJEMEN STIE AMA SALATIGA
KECEMASAN TERHADAP KETIADAAN HANDPHONE DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL PADA MAHASISWA S1 MANAJEMEN STIE AMA SALATIGA Wido Tripujiati Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL
1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL DyahNurul Adzania, Achmad Mujab Masykur Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro dyadzania@gmail.com
Lebih terperinci*Hp: /
PERSEPSI SISWA TENTANG PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI MIA 3 SMA N 2 UJUNGBATU KAB. ROKAN HULU Sudur Nurhidayah* ), Silvia Rita 1), Ika Daruwati 2) 1&2) Program Studi
Lebih terperincibagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia semakin mengalami perkembangan ke era globalisasi. Dengan adanya perkembangan zaman ini, masyarakat dituntut untuk mengikuti perkembangan modern. Tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi masalah kesehatan mental. Jika sudah menjadi masalah kesehatan mental, stres begitu mengganggu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO
HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Efi Oktawidiyanti Santosa, Imam Setyawan*
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era gobalisasi seperti ini, bekerja bukan hanya menjadi kemauan tetapi menjadi sebuah tuntutan. Bekerja hakekatnya merupakan bagian dari hidup manusia
Lebih terperinciJURNAL MERIA ULFA. AF NPM:
TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN ANAKNYA (Studi terhadap Orang Tua di Kampung Sungai Kuyung Kenagarian Inderapura Selatan Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan) JURNAL MERIA ULFA.
Lebih terperinciKECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR
KECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR Dewi Yunita Sari, Tri Puji Astuti* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro deyusa@ymail.com; pujiasjur@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya merupakan makhluk hidup yang harus terus berjuang agar dapat mempertahankan hidupnya. Manusia dituntut untuk dapat mengembangkan dirinya
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI
1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI Oleh : AGITA EKARANI HEPI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI dan ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinci