HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI"

Transkripsi

1 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI Oleh : AGITA EKARANI HEPI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI dan ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

2 2 HALAMAN PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Hepi Wahyuninghsih, S. Psi, M. Si)

3 3 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI Agita Ekarani Hepi Wahyuningsih INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan stress dalam mengerjakan skripsi. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan stress dalam mengerjakan skripsi. semakin tinggi kecerdasan emosi, semakin rendah stress dalam mengerjakan skripsi. sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosi, semakin tinggi stress dalam mengerjakan skripsi. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Psikologi yang sedang menjalani proses skripsi. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah metode simple random sampling. Skala yang digunakan adalah skala kecerdasan emosi yang dibuat mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Goleman (2000) yang terdiri dari 22 aitem dan skala stress dalam mengerjakan skripsi yang dibuat mengacu pada aspek stress yang dikemukakan oleh Hardjana (2002) Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik korelasi product moment dengan bantuan program SPSS versi 13,0 untuk menguji apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dengan stress dalam mengerjakan skripsi. Korelasi product moment dari Pearson menunjukkan korelasi sebesar r = -0,283; p = 0,015 atau p < 0,05 yang artinya ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan stress dalam mengerjakan skripsi. Jadi hipotesis penelitian ini diterima. Kata kunci : kecerdasan emosi, stress dalam mengerjakan skripsi

4 4 PENGANTAR Perkembangan zaman yang pesat tentunya tidak lepas dari perkembangan teknologi. Bahkan belakangan ini banyak bermunculan teknologi-teknologi baru di segala bidang yang mempermudah kehidupan manusia. Ditengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini, menimbulkan persaingan yang tentunya bukan merupakan sesuatu yang ringan untuk dilalui oleh individu. Sekarang ini individu harus mampu menghadapi persaingan yang makin hari makin ketat seiring bermunculannya teknologi yang makin mutakhir. Ketatnya persaingan yang ada, tidak jarang justru menimbulkan masalah baru bagi individu-individu yang tidak mampu menghadapinya. Sebagian dari individu-individu yang gagal dalam menghadapi persaingan tersebut mungkin akan menghalalkan segala cara untuk dapat tetap eksis. Individu yang menjalani persaingan dengan ngoyo atau terlalu serius dan memaksakan diri tentu akan merasa terpukul apabila pada akhirnya mereka mengalami kegagalan. Sebagian besar dari mereka pada awalnya mungkin akan melakukan denial terhadap kenyataan yang menunjukkan bahwa mereka gagal. Proses denial atau penolakan tersebut nantinya berakibat pada timbulnya pikiran-pikiran negatif pada hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan individu tersebut, yang pada akhirnya nanti justru menyebabkan individu tersebut mengalami stres. Brehm dan Kassin (Maharsari, 2004), menyatakan bahwa stres merupakan pengalaman universal. Stres tidak memandang usia, dan disetiap rentang perkembangan baik bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia pernah

5 5 mengalami yang namanya stres. Bahkan stres dapat juga dialami oleh orang-orang dari berbagai bidang pekerjaan, baik pekerja kantoran, tukang pos, pelajar, mahasiswa, bahkan mungkin saja seorang pelawak dapat juga mengalami stres. Pelajar dan mahasiswa sebagian masih dapat digolongkan sebagai remaja, dimana masa remaja merupakan periode yang dipenuhi tekanan dalam hidup dan dipenuhi oleh situasi stres yang berasal dari perpanjangan stres dimasa kanak-kanak dan antisipasi dari stres yang akan dihadapi di masa yang akan datang (Kisher, dalam Maharsari, 2004). Mahasiswa termasuk salah satu kelompok yang rentan dengan kondisi stress, baik yang berhubungan dengan kehidupan pribadi seperti masalah kiriman uang, masalah keluarga dan juga konflik antar teman dan juga kehidupan perkuliahan seperti tugas-tugas kuliah dan juga tugas akhir atau skripsi. Sebagai seorang mahasiswa tentunya tidak lepas dari tugas-tugas kuliah yang berhubungan dengan menulis. Selain menulis makalah, laporan praktikum dan tugas menulis lainnya, penulisan skripsi juga dinilai sebagai salah satu prestasi bagi mahasiswa. Penulisan skripsi juga merupakan tugas akhir bagi mahasiswa program S-1 dan menjadi syarat kelulusan bagi beberapa perguruan tinggi, melihat adanya manfaat bagi mahasiswa karena skripsi merupakan aplikasi dan analisis sintesis terhadap teori yang telah diterima selama mengikuti kuliah (Utama, 2000). Menurut Sari (2007) ada beberapa masalah yang muncul dan menghambat penyelesaian skripsi atau bahkan sampai menghentikan proses penyelesaian skripsi tersebut. Beberapa gambaran menunjukkan indikasi stress bahkan depresi

6 6 dialami oleh mahasiswa yang mengerjakan skripsi. Dalam penelitian yang dilakukan Sari (2007) menjelaskan timbulnya depresi dan stress dikarenakan jatuhnya mental dan turunnya optimisme ditengah pengerjaan skripsi yang disebabkan hambatan yang ditemui dan tidak adanya keinginan untuk berusaha. Oleh karenanya penulisan skripsi dipandang secara negatif sebagai tugas yang berat bagi mahasiswa. Hambatan dan permasalahan diatas dapat dikatakan sebagai hambatan yang bersifat psikologis yang biasanya menjadi penyebab yang paling berpengaruh dalam timbulnya stress. Menurut Lucas dan Wilson (Azhari, 2004), dalam penelitiannya, bahwa rata-rata orang yang mengalami gejala stress yang bersifat mental lebih sedikit daripada gejala stres yang bersifat fisik. Adapun gejala-gejala yang menunjukkan bahwa seseorang mengalami stress dibagi menjadi 2, yaitu gejala fisik, misalnya : terkena serangan sesak nafas, rasa mabuk, rasa mual, selera makan tidak sebagaimana mestinya, sering menderita gangguan pencernaan, mengalami gangguan tidur, merasa sering lelah, gelisah, pegal-pegal punggung, kesemutan, mimisan, keringat dingin, pusing kepala, dan jantung berdebar-debar, dan juga gejala mental, dengan tanda-tanda merasa marah sepanjang waktu, tidak dapat mengambil keputusan, merasa tidak mampu menghadapi masalah, merasa menjadi orang gagal, merasa tidak diperhatikan, tidak menyukai orang lain, dan diri sendiri, sering merasa khawatir, merasa tidak dapat berkonsentrasi dan sulit menyelesaikan tugas, kesulitan berkomunikasi dengan orang lain, dan kehilangan rasa humor. Seperti yang dipaparkan oleh Prawitasari (Oktasela, 2001) dalam penelitannya yang mengungkapkan ada kaitan antara gejala emosi terutama saat

7 7 stres dengan aktivitas saraf dan kekebalan tubuh. Secara empirik, terutama hasil penelitian dengan binatang mencoba membuktikan bahwa dalam keadaan stres, imunitas dapat menurun. Ia menyarankan penggunaan kecerdasan emosi saat menghadapi stres. Menurut Gotman dan De Claire (1998), adanya kemampuan untuk mengatur emosi akan mampu menjadikan seseorang lebih terampil dalam menenangkan diri ketika marah, lebih terampil memusatkan perhatian, dan lebih mudah dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Kemampuan mengatur emosi yang dimiliki seseorang berhubungan erat dengan kecerdasan emosional yang ada dalam dirinya. Reuver Bar-On (Stein dan Book, 2000) menyatakan bahwa kecerdasan emosi adalah serangkaian kemampuan, kompetensi, dan kecakapan non kognitif yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan dari lingkungan. Mereka yang kecerdasan emosionalnya terasah, akan memiliki satu atau beberapa dari banyak karakter-karakter mental yang positif, seperti : sabar, tenang, pantang putus asa, dan percaya diri. Menurut Goleman (2000), kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri, dan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain, kemampuan untuk bertahan menghadapi frustasi, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan beban berpikir, serta berempati dan berdoa. Mayer (dalam Goleman, 2000) menambahkan, kecerdasan emosi adalah kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan

8 8 sendiri dan juga orang lain serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Gagne (Glover,1975) mengemukakan bahwa pengalaman belajar yang diperoleh individu dari sekolah maupun pengalaman hidupnya banyak berperan dalam usaha menyelesaikan masalah. Cara penyelesaian masalah pada diri setiap individu mempengaruhi pembentukan kecerdasan emosinya. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi dalam kehidupan seseorang adalah pengalaman belajar yang didapat sebelumnya. Penelitian Goleman (1996), yang mengemukakan bahwa komponen kecerdasan emosi terdiri dari aspek-aspek : a) Kesadaran diri : memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri. b) Pengaturan diri : menangani emosi sehingga berdampak positif, mampu pulih dari tekanan emosi. c) Motivasi : menggunakan hasrat terdalam untuk menggerakkan dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi. d) Empati : mampu memahami sesuatu berdasarkan perspektif orang lain. e) Ketrampilan sosial : menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan ketrampilan untuk mempengaruhi dan memimpin orang lain, menyelesaikan perselisihan dan bekerjasama dengan baik dalam tim.

9 9 Menurut Book dan Stein (2000), seseorang yang memiliki kecerdasan emosional akan memiliki ketahanan menanggung stres yaitu kemampuan untuk tetap tenang dan sabar ketika menghadapi masalah tanpa terbawa emosi. Orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosionalnya akan mengalami pertarungan batin yang menghambat kemampuan mereka untuk berkonsentrasi pada karir atau pekerjaan ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih. Hal tersebut berkaitan dengan stres yang dialami mahasiswa yang sedang menghadapi skripsi. Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa kecemasan, kekhawatiran dan ketakutan yang dirasakan oleh mahasiswa dapat menyebabkan stres yang berkepanjangan yang nantinya dapat menimbulkan gangguan fisik dan emosional dalam dirinya. Apabila mahasiswa yang sedang menyusun skripsi tidak terasah kecerdasan emosionalnya tentunya akan mengalami kesulitan untuk menghimpun kendali atas emosinya dan berakibat pada terhambatnya kemampuan untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan skripsi. Hardjana (1994), merumuskan bahwa stress adalah keadaan atau kondisi yang tercipta bila transaksi orang yang mengalami stress dan hal yang dianggap mendatangkan stress membuat orang yang bersangkutan melihat ketidak sepadanan, entah nyata atau tidak nyata, antara keadaan atau kondisi dan sistem sumber daya biologis, psikologis, dan sosial yang ada padanya. Sedangkan Lazarus (Christian, 2005) mendefinisikan stress sebagai bentuk situasi dan perasaan yang dialami ketika seseorang merasakan adanya tuntutan yang

10 10 melebihi daya kemampuan pribadi dan sosial yang bisa dia kerahkan. Ogden mengartikan stress sebagai suatu kondisi penuh tekanan, tertekan, keadaan emosi yang tidak mengenakkan. Stress juga berhubungan dengan reaksi-reaksi fisiologis yang tampak pada kondisi yang penuh tekanan. Hardjana (1994) berpendapat bahwa individu yang mengalami stres akan menunjukkan gejala-gejala yang tentunya berbeda dengan individu lain yang juga mengalami stres. Adapun gejala-gejala tersebut meliputi : a) Gejala fisikal, misalnya berupa gangguan-gangguan pada fisik seperti sakit kepala dan punggung, kesulitan tidur dan buang air besar, urat tegang-tegang terutama pada leher dan bahu, selera makan berubah, tekanan darah tinggi,selera makan berubah, mudah lelah, b) Gejala emosional, seperti mudah menangis,mudah tersinggung, gugup, merasa gelisah atau cemas, dan sebagainya c) Gejala intelektual, berhubungan dengan gangguan pada pola pikir dan kualitas dalam bekerja, seperti susah berkonsentrasi, mudah lupa, melamun berlebihan, mutu kerja rendah dan lain-lain d) Gejala interpersonal, misalnya seperti mudah membatalkan janji dengan orang lain, suka mencari kesalahan orang lain, kehilangan kepercayaan kepada orang lain, mendiamkan orang lain.

11 11 METODE PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia yang sedang mengerjakan skripsi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Simple Random Sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah bentuk kuesioner atau yang disebut bentuk angket. Alat ukur yang digunakan adalah skala kecerdasan emosi yang dibuat mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Goleman (2000) dan skala stress dalam mengerjakan skripsi yang dibuat mengacu teori yang dikemukakan oleh Hardjana (1994). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, diuji dengan menggunakan analisis statistik. Metode analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah korelasi product-moment dari Pearson, yang dilakukan dengan program komputer SPSS (Statistical Programme for Social Science) 13 for Windows.

12 12 HASIL PENELITIAN a. Uji validitas Uji validitas aitem dilakukan pada skala kecerdasan emosi dan skala stress dalam mengerjakan skripsi. Hasil analisis aitem yang dilakukan pada skala kecerdasan emosi menunjukkan bahwa dari 25 aitem yang dipakai pada proses try out terdapat tiga aitem yang gugur, yaitu aitem nomor 2, 10,16. Diperoleh 22 aitem yang sahih dengan koefisien validitas antara 0,366 0,661. Sedangkan uji validitas pada skala stress dalam mengerjakan skripsi menunjukkan bahwa dari 20 aitem yang dipakai pada proses try out terdapat satu butir aitem yang gugur yaitu aitem nomor 1. Diperoleh 19 aitem yang sahih dengan koefisien validitas antara 0,307 0,756. b. Uji reliabilitas Koefisien reliabilitas alpha yang diperoleh untuk skala kecerdasan emosi adalah sebesar 0,877. Sedangkan koefisien reliabilitas yang diperoleh untuk skala stres dalam mengerjakan skripsi adalah sebesar 0,931. c. Uji normalitas Dari uji normalitas pada skala kecerdasan emosi Z sebesar 0,990 dan nilai p = 0,281 (p > 0,05). Sedangkan hasil uji normalitas pada skala stress dalam mengerjakan skrispi Z sebesar 0,644 dan nilai p = 0,801 (p > 0,05). Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan dapat dikatakan bahwa skala kecerdasan emosi dan skala stress dalam mengerjakan skripsi memiliki sebaran yang normal.

13 13 d. Uji linearitas Data penelitian dikatakan memiliki hubungan yang linear jika p < 0,05. Dari hasil analisis data diperoleh F = 4,566 dengan p = 0,039 (p < 0,05). Berdasarkan hasil uji linear tersebut dapat diaktakan bahwa variabel kecerdasan emosi memiliki korelasi yang linear dengan variabel stress dalam mengerjakan skripsi. e. Uji hipotesis Dari hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara variabel stress dalam mengerjakan skripsi dengan variabel kecerdasan emosi adalah sebesar r = -0,283 dan p = 0,015 (p < 0,05). Hal tersebut berarti bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan stress dalam mengerjakan skripsi. dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima. Semakin rendah kecerdasan emosi maka semakin tinggi stress dalam mengerjakan skripsi, semakin tinggi kecerdasan emosi maka semakin rendah stress dalam mengerjakan skripsi. Sumbangan efektif kecerdasan emosi terhadap stress dalam mengerjakan skripsi adalah sebesar 8 % (0,080). Sebanyak 8 % stress yang dialami mahasiswa dalam mengerjakan skripsi dipengaruhi oleh kecerdasan emosi. Sedangkan sisanya 92 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel tersebut.

14 14 PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis tentang adanya hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan stres dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa program studi Psikologi Universitas Islam Indonesia. Setelah melalui beberapa proses pengolahan data, diperoleh hasil yang mendukung hipotesis tersebut. Hasil analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbukti melalui nilai koefisien korelasi yang diperoleh (r = -0,283 dan p = 0,015, p < 0,05). Hal tersebut membuktikan bahwa ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan stres dalam mengerjakan skripsi. Semakin tinggi kecerdasan emosi maka semakin rendah stres dalam mengerjakan skripsi, tetapi apabila kecerdasan emosi rendah maka semakin tinggi stres dalam mengerjakan skripsi. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Utama (2000). Salah satu hasil dari diskusi kelompok terarah dalam penelitian itu menyebutkan bahwa kecerdasan emosi merupakan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi proses skripsi. Dari hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa apabila seorang mahasiswa memiliki kecerdasan emosi yang terasah maka dapat membantu kelancaran proses skripsinya. Goleman (1996) menyatakan bahwa kecerdasan emosi mencakup pengendalian diri, semangat dan ketekunan serta kemampuan untuk memotivasi

15 15 diri sendiri. Dari uraian tersebut dapat kita lihat bahwa kecerdasan emosi memiliki pengaruh terhadap proses skripsi. Hal tersebut berhubungan dengan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri yang sangat penting artinya dalam proses skripsi.

16 16 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dari data yang didapatkan dilapangan, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa adanya hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan stress dalam mengerjakan skripsi. Hal itu berarti semakin tinggi kecerdasan emosi maka semakin rendah stress dalam mengerjakan skripsi, sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosi maka semakin tinggi stress dalam mengerjakan skripsi. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima. Sumbangan variabel kecerdasan emosi terhadap stress dalam mengerjakan skripsi adalah sebesar 8 %. Hal tersebut menunjukkan ada faktorfaktor penentu lain yang mempengaruhi stress dalam mengerjakan skripsi selain kecerdasan emosi. SARAN 1. Bagi Subjek Penelitian Dalam usaha meningkatkan kualitas alumni, hendaknya mahasiswa program studi Psikologi yang sedang mengerjakan skripsi dapat lebih berkonsentrasi dalam mengerjakan skrispi. Selain itu perlunya pemahaman yang cukup tentang proses pengerjaan skripsi terutama tentang penelitian yang akan dilakukan. Mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi hendaknya lebih banyak berpikiran positif tentang lingkungan sekitarnya. Diharapkan dengan selalu berpikiran positif, mahasiswa dapat mengontrol emosi-emosi negatif sehingga proses mengerjakan skripsi tidak terhambat oleh stress yang timbul karena emosi-emosi negatif tersebut.

17 17 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Dengan melihat hasil penelitian yang menunjukkan sumbangan kecerdasan emosi terhadap stress dalam mengerjakan skripsi sebesar 8 %, maka disarankan untuk lebih menggali faktor-faktor lain yang mempengaruhi stress dalam mengerjakan skripsi.

18 18 DAFTAR PUSTAKA Azhari, A Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta : PT. Mizan Publika. Christian, M Jinakkan Stres: Kiat Hidup Bebas Tekanan. Yogyakarta : Nexx Media. Goleman, D Kecerdasan Emosional (terjemahan: Hermaya). Jakarta : Garmesia Pustaka Utama. Goleman, D Working With Emotional Intelligence. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Goleman, D Kecerdasan Emosional Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Hardjana, A. M Stres Tanpa Distres : Seni Mengelola Stres. Yogyakarta : Kanisius. Maharsari, J. N Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kendali Emosi pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Oktasela, D Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Stres Kerja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Sari, V. Y Hubungan Antara Optimisme dengan Problem Focused Coping pada Mahasiswa Pengambil Skripsi. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. Shapiro, L Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak. Jakarta : Buana Printing. Stein, S. J. & Book, H. E Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosinal Meraih Sukses (Terjemahan). Bandung : Kaifa. Utama, J. S. A Faktor-faktor Psikologis yang Mempengaruhi Proses Penulisan Skripsi. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya oleh masyarakat maupun pemerintahan Indonesia. Indonesia mewajibkan anak-anak bangsanya untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia hidup selalu dipenuhi oleh kebutuhan dan keinginan. Seringkali kebutuhan dan keinginan tersebut tidak dapat terpenuhi dengan segera. Selain itu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode Deskriptif. B. Identifikasi Variabel Variabel adalah objek yang menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB II LANDASAN TEORITIK BAB II LANDASAN TEORITIK 2.1. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan gabungan dari prestasi belajar dan pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi. Prestasi dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

#### SELAMAT MENGERJAKAN #### Apakah Anda mahasiswa Fakultas Ekonomi Unika? Apakah Anda berstatus sebagai mahasiswa aktif? Semester berapakah Anda saat ini? Dengan Hormat, (Ya/ Bukan) (Ya/ Tidak) (Empat/ Enam) Disela-sela kesibukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel 1. Variabel Bebas : Kecerdasan Emosi 2. Variabel Tergantung : Stres Akademik 1. Kecerdasan Emosi B. Definisi Operasional Variabel Kecerdasan emosi sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. di jalan A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta Jawa Tengah

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. di jalan A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta Jawa Tengah BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Lapangan Persiapan penelitian diawali dengan menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian. Adapun tempat yang

Lebih terperinci

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR Laelasari 1 1. Dosen FKIP Unswagati Cirebon Abstrak Pendidikan merupakan kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : Rachmad Darmawan F100090178 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, jenis ini bertujuan untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Untuk itu diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparasi, di mana penelitian komparasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparasi, di mana penelitian komparasi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparasi, di mana penelitian komparasi menggunakan analisis komparasi yaitu bentuk analisis variabel (data) u ntuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam suatu sekolah terjadi proses belajar mengajar yang kurang menyenangkan. Salah satu bentuk kecemasan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF 52 LAMPIRAN A Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF 53 LAMPIRAN A-1 Data Try Out KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS 54 55 LAMPIRAN A-2 Data Try

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20

DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20 DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA Purwati 19, Nurhasanah 20 Abstrak. Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan

BAB I PENDAHULUAN. stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menempuh pendidikan di perguruan tinggi tidak dapat dipisahkan dari stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan tinggi juga meliputi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN STRES KERJA PADA GURU MI 02, MTS, DAN MA MAZRA ATUL ULUM PACIRAN LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN STRES KERJA PADA GURU MI 02, MTS, DAN MA MAZRA ATUL ULUM PACIRAN LAMONGAN HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN STRES KERJA PADA GURU MI 02, MTS, DAN MA MAZRA ATUL ULUM PACIRAN LAMONGAN Lautry Luthfiya Sari Labib_11410109 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERTANDINGAN OLAH RAGA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERTANDINGAN OLAH RAGA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERTANDINGAN OLAH RAGA Oleh : YOCE REZA FREDIAN RAVAIE RA. RETNO KUMOLOHADI. FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Pengertian Self Efficacy Self efficacy berasal dari teori Bandura (1997) yaitu teori kognisi belajar sosial. Teori kognisi belajar sosial mengacu pada kemampuan

Lebih terperinci

SKALA PENELITIAN PETUNJUK PENGISIAN SKALA

SKALA PENELITIAN PETUNJUK PENGISIAN SKALA IDENTITAS SUBJEK 1. Fakultas : 2. Universitas : 3. Semester : SKALA PENELITIAN PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian jawablah dengan sungguh-sungguh sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneliti menganggap bahwa penelitian tentang kecerdasan emosional pada mahasiswa yang bekerja sangat penting, karena siapa pun dapat mengalami emosi, tak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu memiliki berbagai macam masalah didalam hidupnya, masalah dalam diri individu hadir bila apa yang telah manusia usahakan jauh atau tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya pernah mengalami stres. Stres merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindari. Meskipun demikian stres bukan sesuatu hal yang buruk dan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI Pedoman Wawancara 1. Latar belakang berkaitan dengan timbulnya kecemasan - Kapan anda mulai mendaftar skripsi? - Bagaimana perasaan anda ketika pertama kali mendaftar skripsi?

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu

PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Prokrastinasi pada Mahasiswa yang Menyusun Skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Sarah Devina Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK Kecerdasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak terhadap bidang ekonomi, politik, sosial, budaya saja, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak terhadap bidang ekonomi, politik, sosial, budaya saja, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, pengaruh globalisasi bukan hanya membawa dampak terhadap bidang ekonomi, politik, sosial, budaya saja, melainkan juga membawa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika 76 BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian JAFEB-UB merupakan salah satu jurusan dari tiga jurusan yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulis ilmiah atau skripsi merupakan persyaratan wajib bagi mahasiswa yang

BAB I PENDAHULUAN. tulis ilmiah atau skripsi merupakan persyaratan wajib bagi mahasiswa yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi (Gunawati, dkk 2006). Pada umumnya mahasiswa untuk program S1 menempuh waktu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Peraturan Republik Indonesia No. 30 tahun 1990 mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa sebagai subjek yang menuntut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi. Penelitian dengan teknik korelasi bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada

Lebih terperinci

8. Apakah Saudara merasa kesulitan dalam mengajar dan mendidik anak didik terkait dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki anak didik?

8. Apakah Saudara merasa kesulitan dalam mengajar dan mendidik anak didik terkait dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki anak didik? RAHASIA Lampiran 1 DATA PRIBADI 1. Usia : 2. Jenis kelamin : L / P 3. Latar belakang pendidikan : 4. Status marital : menikah/ belum menikah 5. Lokasi kerja : 6. Lama menjabat sebagai Guru SLB/C : 7. Tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya bisa menghadapi masalah berupa tantangan, tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Setiap tahap perkembangan dalam rentang kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teoriteori

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teoriteori BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teoriteori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa, pada dasarnya sebagai generasi penerus. Mereka diharapkan sebagai subyek atau pelaku didalam pergerakan pembaharuan. Sebagai bagian dari masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam bahwa dengan bertambahnya usia, setiap wanita dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi dalam beberapa fase,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rata-rata, presentase, nilai maksimum, dan lain-lain. Data tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. rata-rata, presentase, nilai maksimum, dan lain-lain. Data tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif dipergunakan data berupa angka dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka

Lebih terperinci

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Analisis Data Subjek yang sesuai dengan karakteristik penelitian berjumlah 30 orang. Setelah memperoleh data yang diperlukan, maka dilakukan pengujian hipotesis

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG Arika Fitri, Linda Fitria Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Email : linda.fitria81@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau 48 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Maksudnya adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu mengenai lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami perubahan-perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan program SPSS 16, didapatkan hasil bahwa data neuroticism memiliki nilai z = 0,605 dengan signifikansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. (Stanley Hall dalam Panuju, 2005). Stres yang dialami remaja berkaitan dengan proses perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan pada siswa. Menurut sebagian siswa UN merupakan proses biasa yang wajib dilalui oleh siswa kelas 6

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES KERJA PADA TELLER DAN CUSTOMER SERVICE BANK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES KERJA PADA TELLER DAN CUSTOMER SERVICE BANK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES KERJA PADA TELLER DAN CUSTOMER SERVICE BANK Oleh: ROY JULIARDHANA TEKAD WAHYONO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang HUBUNGAN KELEKATAN DAN KECERDASAN EMOSI PADA ANAK USIA DINI Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang ABSTRAK. Kelekatan (Attachment) merupakan hubungan emosional antara seorang anak dengan pengasuhnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sejalan dengan tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisis

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN STRES KERJA PADA WANITA KARIR YANG SUDAH MENIKAH DAN MEMILIKI ANAK

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN STRES KERJA PADA WANITA KARIR YANG SUDAH MENIKAH DAN MEMILIKI ANAK HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN STRES KERJA PADA WANITA KARIR YANG SUDAH MENIKAH DAN MEMILIKI ANAK Disusun Oleh : CITRA AYU CISILIA 19510243 3 PA 07 Pembimbing : Henny Regina Salve S.Psi.,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS V DI SDN PERWIRA III BEKASI UTARA

GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS V DI SDN PERWIRA III BEKASI UTARA GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS V DI SDN PERWIRA III BEKASI UTARA Nurul Diah Liswantari, Indah Rizki, Lenny U Afriyenti Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS BANTUAN DAN KERJASAMANYA.

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS BANTUAN DAN KERJASAMANYA. PETUNJUK PENGISIAN Dengan hormat, Dalam rangka penyusunan tugas akhir demi meraih gelar kesarjanaan di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, penulis memohon kesediaan Saudara untuk meluangkan

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN A Data Try Out A-1 DATA TRY OUT PERILAKU AGRESIF A-2 DATA TRY OUT STRES AKADEMIK LAMPIRAN A-1 Data Try Out PERILAKU AGRESIF LAMPIRAN A-2 Data Try Out STRES AKADEMIK LAMPIRAN B Uji Validitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Analisis data penelitian dilakukan agar data yang sudah diperoleh dapat dibaca dan ditafsirkan. Data yang telah dikumpulkan itu belum dapat memberikan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN. #### Selamat Mengerjakan ####

PETUNJUK PENGISIAN. #### Selamat Mengerjakan #### Identitas Responden Jenis Kelamin : Kuliah di : Angkatan : Asal daerah : Tempat tinggal di Semarang : Lama tinggal di Jawa Tengah : Tidak pernah tinggal di Jawa Tengah sebelumnya: (Ya/ Tidak) PETUNJUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya selalu mengadakan aktivitas-aktivitas, salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya selalu mengadakan aktivitas-aktivitas, salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya selalu mengadakan aktivitas-aktivitas, salah satu diantaranya diwujudkan dalam aktifitas kerja, oleh karena itu manusia akan selalu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besar siswa hanya berdiam diri saja ketika guru meminta komentar mereka mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besar siswa hanya berdiam diri saja ketika guru meminta komentar mereka mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan presentasi maupun diskusi biasanya melibatkan guru dan siswa maupun siswa dengan siswa dalam suatu proses belajar mengajar, di dalam kegiatan presentasi

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara KUESIONER PENENTUAN STRES PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSJD PROP. SUMATERA UTARA 2010 Berilah tanda X pada nilai yang saudara pilih!! Nilai 0 : Tidak pernah sama sekali 1 : Kadang-kadang 2 : Cukup sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar. Hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan,

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. trading diartikan sistem perdagangan secara online yaitu lewat perangkat teknologi

BAB I LATAR BELAKANG. trading diartikan sistem perdagangan secara online yaitu lewat perangkat teknologi ! "! BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Permasalahan Trading dalam sudut pandang bahasa memiliki arti perdagangan, secara khusus trading diartikan sistem perdagangan secara online yaitu lewat perangkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2017 hingga 5 Maret 2017 di Panti Wreda Pengayoman Semarang. Adapun rincian pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda,

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda, Aceh Tamiang. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2015 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang pendek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu, dan dengan tingkat yang berbeda-beda. Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Emosi sangat mendukung dalam kehidupan, apakah itu emosi positif atau emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena seseorang yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012 Millati Hayati, Yuyun Wahyu I.I., S.S.T (Program DIII Kebidanan STIKES YPIB

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian korelasilasional bentuk bivariate, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai mahasiswa, belajar dengan tujuan untuk mendapatkan nilai yang baik adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan mengalami

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN EFIKASI-DIRI ORANG TUA DALAM PENGASUHAN ANAK TUNAGRAHITA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN EFIKASI-DIRI ORANG TUA DALAM PENGASUHAN ANAK TUNAGRAHITA 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN EFIKASI-DIRI ORANG TUA DALAM PENGASUHAN ANAK TUNAGRAHITA Oleh NURUL FADHILAH RUHANI ULY GUSNIARTI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa remaja. Pada masa remaja awal, perkembangan emosi bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III. dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. mencukupi (dibawah 37 minggu) dan berat badan bayi dibawah 2,5 kg.

BAB III. dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. mencukupi (dibawah 37 minggu) dan berat badan bayi dibawah 2,5 kg. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini mempergunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Responden dalam penelitian ini diambil dari jumlah populasi mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program dan mengerjakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii DAFTAR ISI Hal PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang Masalah.. 1 B. Identifikasi dan Rumusan Masalah. 6 C. Tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA. Pirantie Imadayani Uly Gusniarti. Intisari

PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA. Pirantie Imadayani Uly Gusniarti. Intisari PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA Pirantie Imadayani Uly Gusniarti Intisari Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik apakah pelatihan kecerdasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi pada data penelitian.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi pada data penelitian. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Sebelum melakukan uji hipotesis, maka peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi normalitas dan linearitas data penelitian. Uji

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA Sugianto 1, Dinarsari Eka Dewi 2 1 Alumni Program Studi Psikologi,Univ Muhammadiyah Purwokerto 2 Program

Lebih terperinci

KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 PURWOKERTO

KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 PURWOKERTO KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 PURWOKERTO EMOTIONAL INTELLIGENCE IN CLASS STUDENTS ACCELERATION IN SMP NEGERI 1 PURWOKERTO Oleh : Dwi Hartoko Aji *) Retno Dwiyanti**)

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : Amila Millatina

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisisan data hasil penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.menurut Arikunto (2010) penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

KEMATANGAN EMOSI DAN PSIKOSOMATIS PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR

KEMATANGAN EMOSI DAN PSIKOSOMATIS PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR KEMATANGAN EMOSI DAN PSIKOSOMATIS PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR Dewi Pratiwi Siti Noor Fatmah Lailatushifah Fakultas Psikologi Universitas Wangsa Manggala Yogyakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. malu, benci, dan ketakberdayaan pada realitas hidup. Stres bisa menyerang siapa

BAB I PENDAHULUAN. malu, benci, dan ketakberdayaan pada realitas hidup. Stres bisa menyerang siapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup di hari-hari ini semakin rentan dengan stres, mahasiswa sudah masuk dalam tahap persaingan yang sangat ketat, hanya yang siap mampu menjawab kemajuan teknologi

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL

MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL RATRI CANDRA HASTARI 1 1 STKIP PGRI TULUNGAGUNG 1 ratricandrahastari@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian hubungan keterlibatan pengasuhan ayah dengan kecerdasan emosional anak ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif korelasional dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, oleh sebab BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, oleh sebab itu perguruan tinggi khususnya akuntansi dituntut untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penentuan dan penetapan metode yang akan digunakan dalam sebuah penelitian ataupun penulisan karya ilmiah sangat penting. Pada dasarnya suatu penelitian adalah cara kerja agar

Lebih terperinci