Kecemasan Wanita Menjelang Kelahiran Anak Pertama ditinjau dari Kepercayaan Diri

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kecemasan Wanita Menjelang Kelahiran Anak Pertama ditinjau dari Kepercayaan Diri"

Transkripsi

1 Kecemasan Wanita Menjelang Kelahiran Anak Pertama ditinjau dari Kepercayaan Diri Veri Puspita Fakultas Psikologi Universitas Semarang George Hardjanta Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Anna Dian Savitri Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan wanita menjelang kelahiran anak pertama. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan kecemasan wanita menjelang kelahiran anak pertama. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 48 wanita yang mengandung anak pertama dan usia kehamilan memasuki trimester III di Rumah Bersalin Bhakti Ibu Semarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik incidental sampling. Data penelitian diumpulkan dengan menggunakan Skala Kecemasan Wanita Menjelang Kelahiran Anak Pertama dan Skala Kepercayaan Diri. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik Korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan wanita menjelang kelahiran anak pertama yang ditunjukkan dengan nilai r xy = - 0,507 (p < 0,01), sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Kata Kunci : kecemasan wanita menjelang kelahiran anak pertama, kepercayaan diri Women s Anxiety Prior to the First Child Birth Reviewed from a Stand Point of Self Confidence Abstract This study aimed to empirically find the relationship between self confidence and women s anxiety prior to the first child birth. The hypothesis in this study says that there is a negative relationship between self confidence and women s anxiety prior to the first child birth. Respondents in this study consisted of 48 first pregnant women and the age of their gestational age were at the third semester. This study was conducted at Bhakti Ibu Maternity Hospital, Semarang. Samples were taken by using an Incidental Sampling technique. Data in this study were collected by using the scale of Women s Anxiety Prior to the First Child Birth and the Self-Confidence Scale. Data were analyzed by using Product Moment Correlation techniques. The result of the study showed that there was a very significant negative relationship between self confidence and women s anxiety prior to the first child birth., and it was indicated by a value of 0,507 r xy = -(p <0.01), so the hypothesis in this study was received. Keywords: Women s anxiety prior to the first child birth, self confidence 190

2 PENDAHULUAN Kesuksesan perkawinan bukan hanya ditandai oleh berapa lama hubungan tersebut terjalin dan intensitas perasaan yang dialami dua orang yang menjalin relasi perkawinan, bukan juga ditentukan oleh siapa di antara kedua pasangan perkawinan tersebut yang memenangkan dominasi. Sukses dalam perkawinan berlainan dengan definisi kesuksesan dalam pekerjaan yang bisa diukur dari berapa jauh seseorang mampu meraih jenjang tertinggi dari kariernya. Meskipun demikian, tidak berarti individu tidak dapat memberi penilaian atas sukses suatu perkawinan. Individu dapat meletakkan sukses suatu perkawinan dari sejauhmana pasangan merasakan kepuasan hubungan perkawinan pada sebagian besar waktu yang dilalui dalam ikatan perkawinan. Apakah kedua pasangan merasa yakin dan percaya bahwa kebutuhan fisik, emosional, dan psikologis terpenuhi dalam kebersamaan dengan pasangannya (Gunarsa, 2002: 17). Perkawinan yang dianggap sah menurut hukum Indonesia dicantumkan dalam Undang-Undang No. 1 pasal 7 tahun 1974 yang menyebutkan bahwa perkawinan atau pernikahan hanya diijinkan jika calon mempelai pria telah berusia 19 tahun dan mempelai wanita telah berusia 16 tahun. Individu pada usia tersebut dianggap telah dapat membuat keputusan sendiri dan telah dewasa dalam berpikir dan bertindak. Perkawinan merupakan langkah untuk membentuk sebuah keluarga dengan melalui proses pernikahan yang sangat sakral dan merupakan keinginan bagi setiap individu. Seorang wanita akan merasa bahagia apabila dipersunting oleh seorang laki-laki untuk menjadi pasangan hidupnya. Pasangan yang melangsungkan suatu pernikahan akan lebih bahagia apabila segera dikarunia seorang anak yang ditandai dengan kehamilan istri. Wanita yang sedang mengandung anak pertama akan merasa bahagia karena satu lagi anugerah dari perkawinan akan segera diterimanya. Kebahagiaan tersebut dapat membawa konsekuensi yang kurang menguntungkan apabila wanita yang mengandung anak pertama terlalu khawatir akan keselamatan diri dan kandungannya. Perasaan penuh tekanan yang muncul dalam diri wanita karena kehamilan tersebut akan semakin terasa ketika memasuki masa trimester ketiga (bulan ke tujuh, delapan, sembilan) masa kehamilan. Pada masa trimester ketiga ini wanita yang menunggu kelahiran anak pertamanya dapat mengalami ketakutan-ketakutan apakah persalinannya tersebut akan berjalan dengan lancar dan apakah berjalan secara normal ataukah caesar dan kemungkinan dapat menimbulkan tekanantekanan yang dapat mengakibatkan wanita 191

3 yang menunggu kelahiran anak pertama mengalami kecemasan (Kusmiyati, 2008: 2). Kecemasan merupakan perasaan yang dapat muncul pada setiap orang, baik itu anakanak, remaja maupun dewasa, begitu juga dengan wanita yang sedang menunggu kelahiran anak pertama, tidak menutup kemungkinan untuk mengalami kecemasan. Wiramihardja (2011: 55) menyatakan gangguan kecemasan, meliputi gangguan panik, phobia, posttraumatic stress disorder, generalized anxiety disorder, obsessive compulsive disorder, gangguan kecemasan yang berhubungan dengan kondisi medis umum. Kecemasan dicetuskan oleh adanya situasi atau objek (dari luar individu) yang sebenarnya tidak membahayakan. Akibat dari kecemasan adalah penghindaran terhadap situasi tersebut dengan rasa terancam. Kecemasan merupakan gangguan yang dialami individu ketika dihadapkan pada situasi yang mengancam atau dapat menimbulkan stres. Individu yang mengalami kecemasan hidup tiap hari dalam ketegangan yang tinggi (Atkinson, dkk, 1999: 413). Individu yang mengalami kecemasan biasanya juga mengalami serangan panik. Kepanikan yang dialami oleh individu yang mengalami kecemasan akan membuatnya berpikir bahwa sesuatu yang menakutkan akan terjadi. Lukaningsih dan Siti (2011: 108) menyatakan bahwa dampak negatif dari kecemasan akan menjadikan individu mengalami serangan panik (episode ketakutan yang berat dan mendadak atau teror). Selama serangan panik, individu merasa pasti bahwa sesuatu yang menakutkan akan terjadi. Perasaan ini biasanya disertai dengan gejala tertentu seperti jantung berdebar-debar, sesak napas, berkeringat, tremor, pingsan dan mual. Individu yang mengalami kecemasan tidak mengetahui dengan jelas mengapa individu merasa ketakutan. Selama serangan panik yang parah, individu merasa takut bahwa dirinya akan mati. Menjelang hari persalinan, sebagian besar ibu hamil akan dilanda kecemasan, terutama yang pertama kali hamil. Kecemasan yang bisa dialami ibu hamil menjelang hari persalinan, seperti kemungkinan melahirkan bayi tidak normal, tidak dapat menyusui karena payudara kecil, persalinan akan mengotori diri, merasa bentuk tubuh terlalu kecil untuk melahirkan secara normal, merasa tidak memiliki naluri keibuan, ataupun kecemasan ketuban pecah di tempat umum. Begitu banyaknya kecemasan ibu hamil menjelang hari persalinan, yang sering menyebabkan ibu hamil jadi susah tidur, padahal ibu hamil harus cukup beristirahat minimal 8 jam setiap hari (Ayahbunda, 2010). 192

4 Kecemasan merupakan bagian dari kehidupan manusia (Sundari, 2005: 50). Kecemasan muncul karena ada situasi yang mengancam diri individu. Hal ini berarti kecemasan tidak semata-mata muncul dengan sendirinya, tanpa ada hal-hal yang menyebabkannya. Lebih lanjut, teori perilaku menjelaskan bahwa kecemasan akan memberikan dampak negatif jika seseorang mengembangkan respon terhadap kondisi yang dihadapinya, sehingga akan mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Seorang wanita yang sedang mendambakan kelahiran anak pertama apabila terjebak dalam situasi yang penuh ketegangan dan memberikan respon yang negatif akan mengalami kecemasan dalam menunggu kelahiran tersebut karena kelahiran dapat terjadi tidak selancar yang diharapkan. Individu yang mengalami kecemasan akan merasa terancam keselamatannya dan sama sekali tidak mengetahui langkah dan cara yang harus diambil untuk menyelamatkan dirinya (Sobur, 2003: 345). Kecemasan yang dialami oleh wanita yang sedang mengandung anak pertama pada trimester tiga akan merasa bahwa proses persalinan yang akan dihadapi dapat mengancam keselamatan jiwanya maupun anak yang sedang dikandungnya. Wanita yang sedang mengandung anak pertama dan menghadapi proses persalinan akan merasa khawatir, gelisah, dan resah dalam menanti proses persalinan. Hasil analisis wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal Mei 2011 dengan lima orang wanita yang sedang mengandung anak pertama pada usia kandungan trimester III, diketahui bahwa para wanita tersebut mengalami kecemasan menjelang kelahiran anak pertamanya tersebut. Kecemasan tersebut dapat terlihat dari pernyataan subjek yang menunjukkan dirinya mengalami perasaan gelisah dan gugup yang diikuti dengan meningkatnya detak jantung ketika teringat waktu kelahiran yang sudah semakin dekat, sering terbangun di malam hari karena teringat kandungannya dan khawatir sesuatu yang buruk terjadi pada diri dan anaknya. Kecemasan tersebut muncul sebagai bentuk kekhawatiran individu akan berbagai kemungkinan buruk yang dapat terjadi selama proses kelahiran anak pertamanya. Meskipun demikian, pada dasarnya para wanita yang sedang mengandung anak pertama tersebut telah memiliki keyakinan bahwa setiap usaha yang dilakukannya selama proses kelahiran, seperti pemeriksaan yang rutin dan pola makan yang sehat dapat menghindarkan dari kemungkinan buruk pada saat proses kelahiran. 193

5 Durand dan Barlow (2006: 165) bahwa kecemasan dipengaruhi oleh kerentanan psikologis merupakan kecenderungan yang mengarah kurang rasa percaya diri, selfesteem yang rendah, dan ketidakmampuan mengatasi masalah. Kepercayaan diri adalah sebentuk keyakinan kuat pada jiwa, kesepahaman dengan jiwa dan kemampuan menguasai jiwa (Al-Uqsari, 2005: 13-14). Kepercayaan diri adalah berbuat dengan penuh keyakinan. Rasa percaya diri adalah kekuatan yang mendorong individu untuk maju dan berkembang, serta selalu memperbaiki diri. Tanpa rasa percaya diri, individu akan hidup di bawah bayang-bayang orang lain. Individu akan selalu takut pada kegagalan dan sesuatu yang tidak diketahui. Kepercayaan diri adalah keyakinan untuk melakukan sesuatu pada diri individu sebagai karakteristik pribadi yang di dalamnya terdapat keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional, dan realistis. (dalam Ghufron dan Risnawita, 2010: 35). Individu dengan kepercayaan diri mempunyai kemampuan untuk mencapai segala sesuatu yang diinginkan dan mengembangkan kesadaran diri. Kepercayaan diri pada wanita yang sedang menunggu proses persalinan anak pertama, diharapkan dapat menghindarkannya dari kecemasan. Wanita yang sedang menunggu proses persalinan anak pertama akan dapat menerima perubahan dalam diri, menganggap rasa nyeri yang muncul karena kehamilan sebagai hal yang wajar. Wanita juga akan tetap dapat berpikir secara positif bahwa proses persalinan akan dapat berjalan dengan lancar. Hasil analisis wawancara yang dilakukan terhadap wanita yang sedang menunggu proses persalinan anak pertama pada tanggal Mei 2011 juga menunjukkan bahwa pada dasarnya merasa percaya diri mampu melewati proses persalinan yang semakin dekat, seperti halnya dengan adanya sikap optimis bahwa persalinan akan berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Wanita yang sedang menunggu proses persalinan anak pertama juga berusaha melihat sesuatu secara positif, seperti adanya penilaian bahwa setiap usaha yang dilakukan untuk menjaga kehamilannya akan mendatangkan hasil yang memuaskan, yaitu kelahiran anak yang lancar. Wanita yang sedang menunggu proses persalinan anak pertama memiliki penilaian bahwa rasa sakit yang akan dirasakan pada saat proses persalinan adalah hal yang wajar dan mampu diatasi dengan baik. Selain itu, kepercayaan diri pada wanita yang sedang menunggu proses persalinan anak pertama tampak dari adanya kesediaan untuk menerima berbagai 194

6 masukan dari orangtua agar persalinan dapat berjalan dengan baik. Tembong (2006: 57) bahwa ciri-ciri individu yang memiliki kepercayaan diri adalah bersedia dan mampu mempercayai dan mewujudkan potensi-potensi dirinya secara mandiri serta berani menghadapi risiko akibat keputusan-keputusan sendiri dengan penuh tanggung jawab. Kepercayaan diri pada wanita menjelang kelahiran anak pertama diharapkan dapat membuatnya terhindar dari kecemasan karena adanya perasaan takut akan adanya berbagai kemungkinan buruk yang dapat menimpa ketika proses kelahiran berlangsung. Kepercayaan diri pada wanita menjelang kelahiran anak pertama akan menumbuhkan keyakinan dalam diri serta sikap optimis yang dapat digunakan dalam mengelola setiap sumber kecemasan yang ada. Kenyataannya, wanita yang sedang hamil dan sedang menunggu kelahiran anak pertamanya masih saja mengalami kecemasan. Kecemasan Wanita Menjelang Kelahiran Anak Pertama Kecemasan dapat berasal dari rasa takut, suatu peningkatan yang berbahaya dari perasaan tak berteman dan tak berdaya dalam dunia penuh ancaman (Alwisol, 2006: 161). Lebih lanjut Alwisol (2006: 161) menyatakan bahwa kecemasan dasar dibarengi permusuhan dasar, berasal dari perasaan marah, suatu predisposisi untuk mencurigai orang lain. Gunarsa dan Gunarsa (2003: 83) menyatakan bahwa kecemasan adalah ketakutan yang tidak jelas dan diperoleh dari pengalaman emosional yang menimbulkan frustrasi. Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa kecemasan adalah perasaan tidak menyenangkan mengenai kekhawatiran atau ketegangan yang berasal dari rasa takut, suatu peningkatan yang berbahaya dari perasaan tak berteman dan tak berdaya dalam dunia penuh ancaman. Gejala kecemasan menurut Sundari (2005: 51) menyatakan individu yang mengalami kecemasan ditandai dengan gejala-gejala, sebagai berikut: a. Gejala fisik Jari-jari tangan dingin, detak jantung makin cepat, berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan berkurang, tidur tidak nyenyak, dada terasa sesak. b. Gejala mental Ditandai dengan adanya ketakutan, merasa akan ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tenteram, serta ingin lari dari kenyataan. Gejala-gejala kecemasan menurut Durand dan Barlow (2006: 168), antara lain: a. Kegelisahan atau perasaan tegang b. Menjadi mudah lelah 195

7 c. Sulit berkonsentrasi d. Iritabilitas e. Ketegangan otot f. Gangguan tidur Berdasarkan uraian tersebut diketahui gejala-gejala individu yang mengalami kecemasan, antara lain gejala fisik yang meliputi jantung berdebar, sakit kepala, nafsu makan berkurang, mengalami gangguan tidur, kelelahan dan berkeringat dingin serta gejala psikis yang meliputi munculnya perasaan takut, tidak tenang, tidak tentram, bingung, sulit berkonsentrasi dan mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. Kepercayaan Diri Perry (2005: 3) menyatakan bahwa kepercayaan diri berarti merasa positif tentang apa yang bisa dilakukan dan tidak mengkhawatirkan apa yang tidak bisa dilakukan, tapi memiliki kemauan untuk belajar. Kepercayaan diri memperlancar hubungan antara diri individu, kemampuankemampuan, seperti bakat, keahlian, dan potensi dan cara individu memanfaatkannya. Widyarini (2009: ) menyatakan bahwa kepercayaan diri yang berlebihan (over confidence) membuat individu kebablasan, membangun berlebihan menjadi terlalu gembira atau terlalu optimis, dan menganggap diri tak terkalahkan. Lebih lanjut Ghufron dan Risnawita (2010: 35) menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah sikap mental seseorang dalam menilai diri maupun objek sekitarnya sehingga individu mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya untuk dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya untuk membuat suatu keputusan sendiri dan untuk melakukan pilihannya sendiri. Individu yang memiliki kepercayaan diri menurut Perry (2005: 3) menunjukkan ciri-ciri, sebagai berikut: a. Lantang, berani dan terbuka. b. Mampu menangani berbagai masalah, baik pribadi maupun pekerjaan tanpa banyak bicara tapi pasti. Menurut Tembong (2006: 57) ciri-ciri individu yang memiliki kepercayaan diri, antara lain: a. Bersedia dan mampu mempercayai dan mewujudkan potensi-potensi dirinya secara mandiri. b. Berani menghadapi risiko akibat keputusan-keputusan sendiri dengan penuh tanggung jawab. Lauster (dalam Ghufron dan Risnawita, 2010: 35-36) menyatakan bahwa individu yang memiliki kepercayaan diri memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 196

8 a. Keyakinan kemampuan diri Keyakinan kemampuan diri adalah sikap positif seseorang tentang dirinya. Individu mampu secara sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya. b. Optimis Optimis adalah sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tntang diri dan kemampuannya. c. Objektif Individu memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. d. Bertanggung jawab Bertanggung jawab adalah kesediaan orang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. e. Rasional dan realistis Rasional dan realistis adalah analisis terhadap suatu masalah, sesuatu hal, dan suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan. METODE PENELITIAN Batasan populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang usia kehamilannya memasuki masa kandungan pada trimester III di Rumah Bersalin Bhakti Ibu Semarang, karena masa ini telah mendekati masa persalinan dimana terdapat ketakutan terhadap proses persalinan anak. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu incidental sampling. Penelitian ini menggunakan skala yaitu Skala Kecemasan Wanita Menjelang Kelahiran Anak Pertama dan Skala Kepercayaan Diri. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hubungan kepercayaan diri sebagai variabel bebas dengan kecemasan wanita menjelang kelahiran anak pertama sebagai variabel tergantung, dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan wanita menjelang kelahiran anak pertama. Hasil penelitian ini mendukung pendapat yang diutarakan oleh Durand dan Barlow (2006: 165) bahwa kecemasan dipengaruhi oleh kerentanan psikologis merupakan kecenderungan yang mengarah kurang rasa percaya diri, selfesteem yang rendah, dan ketidakmampuan mengatasi masalah. Perspektif kognitif menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya kecemasan 197

9 adalah kurangnya kepercayaan diri atau kurang realistik dan rasionalnya individu memandang dirinya. Individu yang kepercayaan dirinya kurang akan mendorong berpikir dan bertindak dengan apa adanya, sehingga hasilnya juga akan kecil. Hal ini membuat efek terhadap kepercayaan individu kurang. Besar kecilnya keberhasilan individu sangat ditentukan oleh besar kecilnya kepercayaan diri individu terhadap apa yang dipikirkan dan dilakukan (Wiyono, 2004: 124). Kepercayaan diri pada wanita menjelang kelahiran anak pertama diharapkan dapat membuatnya terhindar dari kecemasan karena adanya perasaan takut akan adanya berbagai kemungkinan buruk yang dapat menimpa ketika proses kelahiran berlangsung. Kepercayaan diri tidak begitu saja melekat pada individu. Kepercayaan diri bukan merupakan bawaan lahir atau keturunan, melainkan suatu proses belajar bagaimana merespon berbagai rangsangan dari luar dirinya melalui interaksi dengan lingkungan (Surya, 2007: 2). Kepercayaan diri membawa kekuatan dalam mengatur langkah individu Proses menunggu persalinan pada wanita yang mengandung anak pertama kemungkinan dapat menjadi merupakan sumber stressor tersendiri apabila wanita mengalami perasaan takut dan terancam dalam menghadapinya. Kepercayaan diri yang dimiliki wanita yang sedang menunggu proses persalinan anak pertama dapat menghindarkannya dari kecemasan. Kepercayaan diri yang tinggi dalam penelitian belum dapat menurunkan kecemasan pada wanita hamil anak pertama trimester III. Kondisi tersebut kemungkinan disebabkan karena terdapat faktor lain yang lebih dominan dalam memengaruhi kecemasan pada wanita hamil. Hal tersebut terlihat dari sumbangan efektif variabel kepercayaan diri terhadap kecemasan wanita menjelang kelahiran anak pertama hanya 25,7%. Sisanya sebesar 74,3% dari variabel lain seperti faktor frustrasi, konflik, ancaman, kontribusi biologis, kontribusi psikologis, serta internal locus of control. Kelemahan dalam penelitian ini adalah penggunaan skala kecemasan wanita menjelang kelahiran anak pertama hanya menggunakan gejala-gejala dari kecemasan secara umum, sehingga dikhawatirkan kurang dapat mengungkap kondisi yang sesungguhnya dari subjek penelitian. Kelemahan lain dalam penelitian ini adalah pada Skala Kepercayaan Diri yang tidak berdistribusi normal. Hal ini kemungkinan dikarenakan item-item dalam skala yang memiliki social desirability. 198

10 PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan bahwa ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan kecemasan wanita menjelang kelahiran anak pertama. Semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin rendah kecemasan wanita menjelang kelahiran anak pertama, dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. DAFTAR PUSTAKA Al-Uqsari, Y Percaya Diri Pasti! Jakarta: Gema Insani. Alwisol Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Atkinson, R. L., Atkinson, R, C dan Smith, E, Bem, D, J Pengantar Psikologi. Jilid Dua. Alih Bahasa: Widjaja Kusuma. Batam: Interaksara. Ayahbunda Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan. (Senin, 20 Februari 2012). Durand, V. M. dan Barlow, D. H Psikologi Abnormal. Alih Bahasa: Linggawati Haryanto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ghufron, M. N., dan Risnawita, R. S Teori-teori Psikologi. Jakarta: PT. Gramedia. Gunarsa, S. D Asas-Asas Psikologi Keluarga Idaman. Jakarta: Gunung Mulia. Gunarsa, S. D., dan Gunarsa, S. D Psikologi Perawatan. Jakarta: Gunung Mulia. Kusmiyati Kecemasan Menjelang Kelahiran. (15 Mei 2011). Lukaningsih, Z. L., dan Siti, B Psikologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Sobur, A Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Perry, M Confidence Boosters: Pendongkrak Kepercayaan Diri. Alih Bahasa: Aditya Suharmoko. Jakarta: Erlangga. Sundari, S Kesehatan Mental dalam Kehidupan. Jakarta: Rineka Cipta. Surya, H Percaya Diri Itu Penting. Jakarta: PT. Gramedia. Tembong, G. P Smart Parenting. Jakarta: PT. Gramedia. Widyarini, N. M Membangun Hubungan Antar Manusia. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Wiramihardja, S. A Pengantar Psikologi Klinis. Bandung: Alfabeta. Wiyono, S Manajemen Potensi Diri. Jakarta: Grasindo. 199

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori 1. Kecemasan Situasi yang mengancam atau yang dapat menimbulkan stres dapat menimbulkan kecemasan pada diri individu. Atkinson, dkk (1999, p.212) menjelaskan kecemasan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa

Lebih terperinci

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

#### SELAMAT MENGERJAKAN #### Apakah Anda mahasiswa Fakultas Ekonomi Unika? Apakah Anda berstatus sebagai mahasiswa aktif? Semester berapakah Anda saat ini? Dengan Hormat, (Ya/ Bukan) (Ya/ Tidak) (Empat/ Enam) Disela-sela kesibukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Angka kematian ibu (AKI) melahirkan yang terjadi pada saat kehamilan

Lebih terperinci

INTENSI WIRAUSAHA DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI (Entrepreneurial intentions Reviewed from Self-Confidence) Tulus Al Eklas.

INTENSI WIRAUSAHA DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI (Entrepreneurial intentions Reviewed from Self-Confidence) Tulus Al Eklas. INTENSI WIRAUSAHA DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI (Entrepreneurial intentions Reviewed from Self-Confidence) Tulus Al Eklas Fakultas Psikologi Universitas Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Perasaan penuh tekanan yang muncul dalam diri ibu hamil trimester

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Perasaan penuh tekanan yang muncul dalam diri ibu hamil trimester BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perasaan penuh tekanan yang muncul dalam diri ibu hamil trimester III, karena kehamilan tersebut akan semakin terasa ketika memasuki masa trimester ketiga (bulan ke

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER KE-III DI RSNU TUBAN

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER KE-III DI RSNU TUBAN HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER KE-III DI RSNU TUBAN Munfi atur Rofi ah (09410176) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 12 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Suatu keadaan yang mengancam keberadaan kehidupan seseorang, akan menimbulkan suatu perasaan yang tidak menyenangkan pada diri orang tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu, dan dengan tingkat yang berbeda-beda. Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Suatu bangsa akan tertinggal dari bangsa lain apabila pendidikan rakyatnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF 52 LAMPIRAN A Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF 53 LAMPIRAN A-1 Data Try Out KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS 54 55 LAMPIRAN A-2 Data Try

Lebih terperinci

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE 1. Psikologis, ditunjukkan dengan adanya gejala: gelisah atau resah, was-was atau berpikiran negatif, khawatir atau takut, merasa akan tertimpa bahaya atau terancam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan suatu keadaan tegang dimana kita termotivasi untuk melakukan sesuatu dan memperingatkan individu bahwa adanya ancaman yang membahayakan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kecemasan timbul akibat adanya respon terhadap kondisi stres atau konflik. Hal ini biasa terjadi dimana seseorang mengalami perubahan situasi dalam hidupnya dan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri ini. Pasalnya, angka kematian ini menunjukkan gambaran derajat kesehatan di suatu wilayah

Lebih terperinci

JURNAL MERIA ULFA. AF NPM:

JURNAL MERIA ULFA. AF NPM: TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN ANAKNYA (Studi terhadap Orang Tua di Kampung Sungai Kuyung Kenagarian Inderapura Selatan Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan) JURNAL MERIA ULFA.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup senantiasa barada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berakhir ketika individu memasuki masa dewasa awal, tetapi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 KecemasanPada Mahasiswa Dalam Menyusun Proposal Skripsi 2.1.1 Pengertian kecemasanmahasiswa dalam menyusun proposal Skripsi Skripsi adalah tugas di akhir perkuliahan yang harus

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan dalam Menyusun Proposal Skripsi (Pindho Hary Kristanto, dkk.) HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI Pindho

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan 2.1.1 Pengertian kecemasan Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan-ketakutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita. Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses kehamilan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini merupakan masalah sensitif yang menyangkut masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini merupakan masalah sensitif yang menyangkut masalah-masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak kejahatan atau perilaku kriminal selalu menjadi bahan yang menarik serta tidak habis-habisnya untuk dibahas dan diperbincangkan, masalah ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, jenis ini bertujuan untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Identifikasi variabel penelitian ini harus ditentukan terlebih dahulu sebelum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional 2.1.1 Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang

Lebih terperinci

#### Selamat Mengerjakan ####

#### Selamat Mengerjakan #### Mohon pilih yang sesuai dengan identitas Anda, dengan cara melingkarinya. Apakah Anda Mahasiswa Fak. Psikolgi Unika? Apa Anda telah menempuh masa kuliah lebih dari lima tahun? Apakah Anda Tidak pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002). Persalinan merupakan titik

Lebih terperinci

PROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM MERENCANAKAN ARAH KARIR PADA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL E JURNAL DORA VISIA NPM:

PROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM MERENCANAKAN ARAH KARIR PADA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL E JURNAL DORA VISIA NPM: PROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM MERENCANAKAN ARAH KARIR PADA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL E JURNAL DORA VISIA NPM: 10060076 PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anastasi, A. dan Urbina, S Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo.

DAFTAR PUSTAKA. Anastasi, A. dan Urbina, S Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo. DAFTAR PUSTAKA Anastasi, A. dan Urbina, S. 1997. Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo. Apollo. 2007. Hubungan antara Konsep Diri dengan Kecemasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Creswell (dalam Alsa, 2004, h. 13) mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Seorang ibu yang sedang mengalami kehamilan pertama akan merasa berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Seorang ibu yang sedang mengalami kehamilan pertama akan merasa berbeda BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Seorang ibu yang sedang mengalami kehamilan pertama akan merasa berbeda baik secara psikis maupun secara fisik. Perubahan yang terlihat jelas adalah perubahan

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang paling penting pada seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu kejadian yang ditunggu-tunggu oleh pasangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu kejadian yang ditunggu-tunggu oleh pasangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu kejadian yang ditunggu-tunggu oleh pasangan suami-istri. Saat ini pada umumnya seorang ibu sudah mengerti bagaimana seharusnya ia lebih menjaga

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Definisi Kecemasan Kecemasan (anxiety) adalah variabel penting dari hampir semua teori kepribadian.kecemasan sebagai dampak

Lebih terperinci

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Analisis Data Subjek yang sesuai dengan karakteristik penelitian berjumlah 30 orang. Setelah memperoleh data yang diperlukan, maka dilakukan pengujian hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik maupun emosional. Semakin bertambahnya usia, individu akan mengalami berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya pernah mengalami stres. Stres merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindari. Meskipun demikian stres bukan sesuatu hal yang buruk dan

Lebih terperinci

KECEMASAN TERHADAP KETIADAAN HANDPHONE DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL PADA MAHASISWA S1 MANAJEMEN STIE AMA SALATIGA

KECEMASAN TERHADAP KETIADAAN HANDPHONE DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL PADA MAHASISWA S1 MANAJEMEN STIE AMA SALATIGA KECEMASAN TERHADAP KETIADAAN HANDPHONE DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL PADA MAHASISWA S1 MANAJEMEN STIE AMA SALATIGA Wido Tripujiati Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang berjalan terus menerus dimulai dari bayi baru lahir, masa anak-anak, masa dewasa dan masa tua. Dalam pertumbuhannya

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL DENGAN PERUBAHAN POLA SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL DENGAN PERUBAHAN POLA SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL DENGAN PERUBAHAN POLA SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN (Studi Penelitian di Klinik Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit Panti Wilasa

Lebih terperinci

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Pedologi Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Kecemasan : Kecemasan (anxiety) dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi seorang atlet diperlukan kerja keras dari awal sampai akhir, seperti persiapan saat latihan yang keras, mempersiapkan kondisi fisik dan tubuh mereka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional di Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional di Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor keberhasilan suatu bangsa adalah pendidikan karena pendidikan dapat meningkatkan potensi sumber daya manusia yang ada. Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap

BAB I PENDAHULUAN. adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan mengalami masa transisi peran sosial, individu dewasa awal akan menindaklanjuti hubungan dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI Yudha Indra Permana & Ida Untari Akper PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Masa reproduksi adalah masa yang penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hamil adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan pembuahan dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Pengertian Self Efficacy Self efficacy berasal dari teori Bandura (1997) yaitu teori kognisi belajar sosial. Teori kognisi belajar sosial mengacu pada kemampuan

Lebih terperinci

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB 2 Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Kecemasan 2.1.1. Definisi Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fausiah&Widury, 2007), kecemasan adalah respons terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapinya, baik masalah pribadi maupun masalah yang ada di sekitar lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapinya, baik masalah pribadi maupun masalah yang ada di sekitar lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era Modern ini permasalahan dan problem hidup yang dihadapi individu semakin kompleks. Setiap kehidupan manusia tidak luput dari berbagai masalah yang dihadapinya,

Lebih terperinci

Reny Yuniasanti Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang ABSTRAK

Reny Yuniasanti Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang ABSTRAK KECEMASAN MENGHADAPI ULANGAN UMUM PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS IV DAN V DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP TUNTUTAN ORANGTUA UNTUK BERPRESTASI DALAM BELAJAR Reny Yuniasanti Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Defenisi Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN A. SKALA PENELITIA N IDENTITAS Usia :...tahun Jenis Kelamin : L / P Status Asal Keluarga : Utuh / Cerai PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER 1. Bacalah masing-masing pernyataan dengan teliti dan jawablah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kehamilan merupakan masa yang sangat istimewa dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kehamilan merupakan masa yang sangat istimewa dalam kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan masa yang sangat istimewa dalam kehidupan seorang wanita dan keluarga. Namun di samping itu terdapat kecemasan yang ditimbulkan ketika menjalani

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : Amila Millatina

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Pengertian Kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda,

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda, Aceh Tamiang. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2015 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek penelitian dan merupakan faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besar siswa hanya berdiam diri saja ketika guru meminta komentar mereka mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besar siswa hanya berdiam diri saja ketika guru meminta komentar mereka mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan presentasi maupun diskusi biasanya melibatkan guru dan siswa maupun siswa dengan siswa dalam suatu proses belajar mengajar, di dalam kegiatan presentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam suatu sekolah terjadi proses belajar mengajar yang kurang menyenangkan. Salah satu bentuk kecemasan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya seluruh subjek mengalami stres. Reaksi stres yang muncul pada subjek penelitian antara lain berupa reaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu

Lebih terperinci

Faktor Penyebab Kecemasan Peserta Didik dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 1 Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat.

Faktor Penyebab Kecemasan Peserta Didik dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 1 Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat. Faktor Penyebab Kecemasan Peserta Didik dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 1 Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat Oleh: Yulia Musnika Fitria Kasih Rahma Wira Nita Mahasiswa Bimbingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal, suatu respon emosional yang tidak baik dan penuh kekhawatiran. Suatu rasa yang tidak terekspresikan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI Pedoman Wawancara 1. Latar belakang berkaitan dengan timbulnya kecemasan - Kapan anda mulai mendaftar skripsi? - Bagaimana perasaan anda ketika pertama kali mendaftar skripsi?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : Rachmad Darmawan F100090178 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian eksperimen semu yaitu dengan pemasangan subyek melalui tes awal dan tes akhir dan kelompok kontrol (Ardhana 2008).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dari waktu ke waktu mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini berdampak bagi setiap aspek kehidupan

Lebih terperinci

Nama : Jenis Kelamin :

Nama : Jenis Kelamin : LAMPIRAN Lampiran 1 Petunjuk pengisian 1. Anda diminta untuk menjawab semua pertanyaan dalam skala sikap ini tanpa ada yang terlewati. 2. Pilihlah salah satu jawaban yang sesui dengan kondisi saat ini,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : TRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembawan diri yang tepat. Kemampuan mahasiswa berbicara di depan umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembawan diri yang tepat. Kemampuan mahasiswa berbicara di depan umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa fakultas psikologi di tuntut untuk memiliki kemampuan berbicara di depan umum, selain mengungkapkan pikirannya secara tertulis. Kemampuan mengungkapkan

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI 1. Kondisi dan Ciri Fisik ( gambaran umum ) 6. Hubungan subjek dengan pasangan

PEDOMAN OBSERVASI 1. Kondisi dan Ciri Fisik ( gambaran umum ) 6. Hubungan subjek dengan pasangan LAMPIRAN A 160 PEDOMAN OBSERVASI 1. Kondisi dan Ciri Fisik ( gambaran umum ) 2. Ekspresi saat wawancara 3. Intonasi saat wawancara 4. Aktivitas saat wawancara 5. Kegiatan sehari-hari 6. Hubungan subjek

Lebih terperinci

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tidak akan terlepas dari kegiatan bekerja sebab dengan bekerja manusia bisa memenuhi suatu kebutuhan, baik untuk aktualisasi diri maupun untuk mengurangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan jenis gangguan mental paling sering terjadi di dunia dengan prevalensi lebih dari 15%, dengan persentase wanita lebih banyak dibandingkan pria

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Berdasarkan data valid kepercayaan diri remaja dan prestasi belajar

BAB V HASIL PENELITIAN. Berdasarkan data valid kepercayaan diri remaja dan prestasi belajar BAB V HASIL PENELITIAN Berdasarkan data valid kepercayaan diri remaja dan prestasi belajar (hasil rapor), maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian dengan menggunakan teknik analisis korelasi

Lebih terperinci

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 A. Data Demografi No. Responden : Umur : Alamat : Berikan

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepercayaan Diri 2.1.1 Pengertian Kepercayaan Diri Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin

Lebih terperinci

PERBEDAAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE ANTARA IBU BEKERJA DENGAN IBU TIDAK BEKERJA

PERBEDAAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE ANTARA IBU BEKERJA DENGAN IBU TIDAK BEKERJA PERBEDAAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE ANTARA IBU BEKERJA DENGAN IBU TIDAK BEKERJA Dwi Nastiti Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo email: nastitidwi19@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan

Lebih terperinci

DEWI KUSUMA WARDHANI F

DEWI KUSUMA WARDHANI F HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhui Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Adapun variabel-variabel penelitian yang akan diperhitungkan dalam analisis data guna pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Variabel

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan hasil penulisan world bank atau bank dunia tahun 2008 menunjukkan angka kematian ibu saat melahirkan di Indonesia mengalami peningkatan. Direktur

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Stres 2.1.1 Pengertian Menurut Hawari (2001), stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sejalan dengan tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu dengan tingkat yang berbeda - beda. Kecemasan merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa dimasa yang akan datang. Untuk itu diharapkan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian setiap orang. Ketika menikah, tentunya orang berkeinginan untuk mempunyai sebuah keluarga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya bisa menghadapi masalah berupa tantangan, tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Setiap tahap perkembangan dalam rentang kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penduduk Usia Lanjut merupakan bagian dari anggota keluarga dananggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri pada dasarnya adalah kemampuan dasar untuk dapat menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992) menyatakan bahwa kepercayaan

Lebih terperinci

Meminimalisasi Kecemasan (Anxiety) Dengan Menumbuhkan Self Awareness Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

Meminimalisasi Kecemasan (Anxiety) Dengan Menumbuhkan Self Awareness Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Meminimalisasi Kecemasan (Anxiety) Dengan Menumbuhkan Self Awareness Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Selvi Rajuati Tandiseru 1 selvitandiseru@yahoo.co.id Pendahuluan Dalam proses pembelajaran matematika

Lebih terperinci