NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN MENGERJAKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN MENGERJAKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN MENGERJAKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Oleh: BAGUS MARSETO M. BACHTIAR, Drs., MM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007

2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN MENGERJAKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (M. Bachtiar, Drs., MM)

3 HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI PADA MAHASISIWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Bagus Marseto M. Bachtiar, Drs., MM INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara berpikir positif dengan kecemasan dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Islam Indonesia. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara berpikir positif dengan kecemasan dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Islam Indonesia. Semakin tinggi berpikir positif maka semakin rendah kecemasan. Sebaliknya semakin rendah berpikir positif maka semakin tinggi kecemasan. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Islam Indonesia tingkat akhir yang sedang dalam proses mengerjakan skripsi. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah menggunakan teknik purposive incidental sampling. Adapun skala yang digunakan adalah skala kecemasan dalam mengerjakan skripsi yang disusun berdasarkan beberapa aspek yang dikemukakan oleh Bucklew (1960) dan skala Berpikir Positif yang disusun berdasarkan beberapa aspek yang dikemukakan oleh Albrecht (1980). Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS Versi 11.5 for windows untuk menguji apakah ada hubungan antara berpikir positif dengan kecemasan dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Islam Indonesia. Korelasi product moment dari Pearson menunjukkan korelasi sebesar r = dengan nilai p = (p < 0.01). Hal ini berarti bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara berpikir positif dengan kecemasan dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Islam Indonesia. Jadi hipotesis penelitian diterima. Kata kunci: Kecemasan dalam Mengerjakan Skripsi, Berpikir Positif

4 A. Pengantar Dunia pendidikan Indonesia di masa datang akan menghadapi kendala dan tantangan yang semakin kompleks. Globalisasi yang ada di depan mata merupakan pemicu bagi insan pendidikan untuk dapat meningkatkan kinerjanya. Kenyataan yang tidak bisa dipungkiri akan kemajuan yang telah diraih di sektor pendidikan, yaitu dalam bentuk peningkatan sumber daya manusia dan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa telah memperlihatkan banyak kemajuan. Hanya dengan sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas itulah, bangsa Indonesia bisa menyongsong masa depan dengan kepercayaan diri yang baik. Setiap individu mempunyai rencana yang baik dan matang bagi masa depannya, termasuk para mahasiswa dimana mereka melanjutkan studi sampai ke perguruan tinggi. Bagi mahasiswa tingkat akhir wajib untuk mengerjakan skripsi untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana. Permasalahan yang menjadi kendala di sini adalah pada mahasiswa tingkat akhir dalam mengerjakan skripsi seringkali mengalami kecemasan. Tugas Akhir atau apapun namanya terkadang menjadi momok yang sangat menakutkan bagi mahasiswa yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi (PTN/PTS) khususnya bagi mereka yang sedang berada di tingkat akhir. Tak jarang hanya karena terlambat menyelesaikan skripsi tersebut seorang mahasiswa terhambat dalam menyelesaikan studinya (Kedaulatan Rakyat, 14 Maret 2006). Skripsi dan mahasiswa dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Perumpamaan tersebut tentu sangat tepat mengingat skripsi merupakan salah satu syarat utama bagi seorang mahasiswa untuk memperoleh

5 gelar kesarjanaan, dan di situlah sebenarnya akar permasalahannya muncul, di mana tidak semua mahasiswa punya kesiapan saat menghadapi tugas akhir tersebut. Namun justru sebagian mahasiswa masih menganggap bila skripsi merupakan musuh yang cukup menakutkan. Masih beroperasinya biro jasa skripsi dan ramainya perdagangan skripsi-skripsi bekas, merupakan sebuah indikasi nyata akan ketakutan sebagian mahasiswa tersebut. (Kedaulatan Rakyat, 13 September 2005). Berdasarkan laporan dari bagian pelayanan bimbingan dan konseling mahasiswa UGM (Partosuwido, 1992) diketahui ternyata begitu banyak persoalan pribadi dan sosio-interpersonal pada diri mahasiswa. Masalah-masalah sosiointerpersonal meliputi kesulitan hubungan dengan sesama maupun lawan jenis, kurang mampu mengendalikan emosi, sering terlibat konflik dengan teman, mereka juga mengeluhkan persoalan pribadi yang pada gilirannya dapat menyulitkan mereka dalam melakukan hubungan interpersonal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Santoso dkk (1998), menemukan bahwa tingkat kecemasan yang tinggi pada mahasiswa muncul ketika akan berkonsultasi dengan dosen-dosen tertentu, hal itu membuat mahasiswa merasa tertekan setiap akan atau sedang berkonsultasi. Kondisi tersebut tentu saja menghambat proses pembuatan skripsi, bahkan bisa membuat mahasiswa tidak mau mengerjakan skripsi mereka. Kenyataan ini yang sering ditemui pada mahasiswa tingkat akhir, sebagian mahasiswa tingkat akhir berhenti pada saat mengerjakan skripsi, sedangkan sebelumnya mereka bersemangat untuk mengerjakannya, tetapi setelah mulai mengerjakan skripsi muncul kendala-kendala yang menyebabkan mereka cemas

6 untuk melanjutkan skripsinya. Skripsi tersebut seharusnya dapat diselesaikan dalam beberapa bulan, tetapi kenyataannya skripsi diselesaikan antara satu sampai satu setengah tahun lamanya. Hal ini dapat menimbulkan kerugian baik pada mahasiswa yang bersangkutan yaitu dalam hal biaya, waktu, selain itu juga bagi citra universitas yang bersangkutan. Persoalan yang dihadapi mahasiswa memang beraneka ragam, adakalanya masalah itu ringan, tapi adakalanya begitu sulit dipecahkan sehingga sering menimbulkan kecemasan. Kecemasan sering timbul karena dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya adalah faktor kognitif (Beck dalam Retnowati, 1990). Bagaimana cara mahasiswa menghadapinya? Salah satu penyelesaiaannya adalah dengan berpikir (Gazali, 1980). Berpikir secara umum adalah suatu cara penyesuaian individu terhadap lingkungannya, oleh karena itu dapatlah dikemukakan bahwa orang itu berpikir bila menghadapi permasalahan atau persoalan (Walgito, 1990). Pola berpikir dapat dibedakan menjadi dua yaitu berpikir positif dan berpikir negatif. Peran pola berpikir sangat penting dalam menghadapi permasalahan atau peristiwa yang tidak mengenakkan, individu bisa menjadi seorang yang optimis atau malah menjadi pesimis. Seseorang yang menggunakan pola berpikir positif dalam menghadapi permasalahan akan mempunyai ciri sebagai berikut: optimis dalam menghadapi permasalahannya, mempunyai penghargaan yang tinggi terhadap dirinya, dan mempercayai bahwa dunia merupakan tempat yang rasional dan terprediksi (Goodhart, 1985). Sedangkan seseorang yang menggunakan pola berpikir negatif dalam menghadapi

7 permasalahan akan mempunyai ciri sebagai berikut: pesimis dan putus asa dalam menghadapi permasalahannya, memandang negatif dunia, diri dan masa depannya (Beck, 1985; Goodhart, 1985). Penelitian Cridder dkk. menemukan bahwa dengan memusatkan perhatian pada sisi positif dari suatu keadaan yang sedang dihadapi, akan membuat seseorang lebih mampu mempertahankan emosi positifnya dan mencegah emosi negatif, serta membantu dalam menghadapi situasi yang mengancap dan menimbulkan kecemasan. Sikap positif terhadap kecemasan akan meningkatakan kesehatan mental, dan pada saatnya akan dapat menahan atau menghadapi kecemasan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula yang diungkapkan dalam sebuah penelitian mengenai strategi coping terhadap kecemasan menghadapi tes, terbukti bahwa berpikir positif merupakan salah satu strategi untuk menyesuaikan diri terhadap kecemasan dalam menghadapi ujian (Kondo, 1997). Berdasarkan uraian di atas, penulis melihat apakah ada hubungan antara berpikir positif dan kecemasan, sehingga sangat menarik apabila dilakukan penelitian untuk melihat apakah ada hubungan yang bermakna antara berpikir positif terhadap kecemasan dalam mengerjakan skripsi, khususnya pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Jogjakarta. Pengertian Kecemasan Seseorang bisa menjadi cemas bila dalam kehidupannya terancam oleh sesuatu yang tidak jelas, karena kecemasan dapat timbul pada banyak hal yang berbeda-beda. Kecemasan adalah keadaan takut yang terus menerus namun berbeda dengan ketakutan biasa yang merupakan respon terhadap rangsang

8 menakutkan yang sedang terjadi, sebab ketakutan yang dialami merupakan respon terhadap kesukaran yang belum terjadi (Mahmud, 1990). Menurut Priest (1987) kecemasan adalah suatu keadaan umum yang dialami dari waktu ke waktu sebagai tantangan terhadap situasi dan kondisi yang mengancam, nyata maupun khayal. Lebih lanjut Meichati (1983) menyatakan bahwa kecemasan sering dialami terhadap hal-hal yang belum diketahui kepastiannya, misal terhadap masa depannya, terhadap rencana yang sedang diangankan dan sebagainya. Kecemasan merupakan manifestasi dari berbagai proses emosi yang menyatu dan terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan batin atau frustasi dan pertentangan batin (Daradjat, 1990). Pendapat ini sejalan dengan pendapat Davidoff (1991), menyatakan bahwa kecemasan sebagai emosi yang ditandai oleh perasaan akan bahaya yang diantisipasi, termasuk juga ketegangan dan stres yang menghadang dan oleh bangkitnya sistem saraf simpatik. Lebih lanjut Freud (Corey, 1995) memandang kecemasan sebagai keadaan tegang yang memotivasi seseorang untuk berbuat sesuatu. Fungsinya adalah memperingatkan adanya bahaya, yaitu tanda bagi ego yang akan terus menerus meningkat apabila tindakan untuk mengatasi ancaman atau bahaya tersebut tidak diambil. Pendapat ini sama dengan pendapat Koeswara (1991) yang mengatakan bahwa sungguhpun dapat menyebabkan individu berada dalam keadaan yang tidak menyenangkan atau meningkatkan ketegangan, kecemasan pada dasarnya memiliki arti penting bagi individu. Secara ringkas bisa dikatakan bahwa kecemasan berfungsi sebagai peringatan bagi individu agar mengetahui adanya

9 bahaya yang sedang mengancam, sehingga individu tersebut bisa mempersiapkan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi bahaya yang mengancam itu. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah perasaan takut atau perasaan tidak tenang yang dirasakan oleh setiap individu sebagai ketidakenakan yang dapat meningkatkan ketegangan. Pada kondisi tertentu, individu dapat mengalami perasaan cemas terhadap objek yang tidak jelas dan kecemasan merupakan reaksi negatif individu akibat ketidakmampuan dalam mengatasi konflik yang dialaminya (De Clerq, 1994). Kecemasan merupakan reaksi akibat ketidakmampuan individu mengatasi konflik dari dalam maupun dari luar yang dirasakan tidak menyenangkan. Kecemasan tidak dapat diketahui secara langsung tetapi dapat diketahui melalui gejala-gejala yang nampak. Bucklew (1960) menyatakan gejala fisiologis kecemasan adalah reaksi tubuh yang berhubungan dengan kejiwaan. Selanjutnya Bucklen memberikan ciri-ciri fisiologis, yaitu ujung jari dingin, pencernaan tidak teratur, jantung berdebar cepat, keringat dingin bercucuran, tidur tidak nyenyak, nafsu makan kurang dan nafas sesak. Sedangkan ciri-ciri psikologis yaitu merasa tertekan, konsentrasi kurang, kehilangan gairah, menurunnya kepercayaan diri, merasa tidak tentram, ingin lari dari kenyataan dan mudah marah serta sensitif. Coon dan Raymond (dikutip Martaniah, 1984) mengatakan bahwa ciri-ciri kecemasan adalah ketidakstabilan emosi, perasaan rendah diri, perasaan tegang, perasaan tidak aman, sulit mengambil keputusan, hilangnya perhatian, mudah pusing, mudah mual, tenggorokan tersekat, sulit tidur dan hilang konsentrasi.

10 Dari uraian diatas, reaksi terhadap kecemasan dapat dikelompokkan menjadi 2 gejala, yaitu: a. Gejala fisiologis, seperti mudah lelah, nafsu makan kurang, mudah pusing, jantung berdebar, keluar keringat dingin, sulit tidur, dan nafas sesak. b. Gejala psikologis, seperti khawatir terhadap apa yang akan terjadi, merasa tertekan, bingung, mudah, marah, perasaan tegang, ingin menghindar, dan tidak dapat konsentrasi. Pengertian Berpikir Positif Banyak orang berbicara tentang berpikir positif, namun secara relatif hanya beberapa orang saja yang menjadikannya kebiasaan yang konsisten dalam kehidupan sehari-hari. Berpikir positif tampaknya kurang mendapat perhatian dari sebagian besar ahli pikir karena teknik aktualnya yang sangat sederhana, yaitu hanya berarti mengarahkan perhatian pada hal-hal yang positif dan menggunakan bahasa yang positif untuk membentuk dan mengekspresikan pikiran (Albrecht, 1980). Berpikir positif merupakan suatu kesatuan cara berpikir yang menyeluruh sifatnya, karena mengandung gerak maju yang penuh daya cipta terhadap unsurunsur yang nyata dalam kehidupan manusia. Setiap pemikir positif akan melihat setiap kesulitan dengan cara yang gamblang dan polos, serta tidak mudah terpengaruh sehingga menjadi putus asa oleh berbagai tantangan atau pun hambatan yang dihadapi. Seorang pemikir positif juga tidak akan mencari dalih untuk bisa menghindar dari kesulitan. Berpikir positif juga selalu didasarkan pada

11 fakta, bahwa setiap masalah pasti ada pemecahannya. Suatu pemecahan yang didapat melalui proses intelektual yang sehat (Peale, 1977). Senanda dengan pendapat Peale, Albrecht (1980) menyatakan bahwa dalam berpikir positif tercakup hal-hal sebagai berikut : a. Harapan yang positif. Dalam melakukan sesuatu lebih memusatkan perhatian pada kesuksesan, optimisme, pemecahan masalah dan menjauhkan diri dari perasaan takut akan kegagalan, serta selalu menggunakan kata-kata yang mengandung harapan, seperti : Saya dapat melakukan, Mengapa tidak atau Mari kita coba. b. Afirmasi diri. Afirmasi diri yaitu memusatkan perhatian pada kekuatan diri sendiri dengan dasar pemikiran bahwa setiap orang sama berartinya dengan orang lain. c. Pernyataan yang tidak menilai. Dalam hal ini adalah suatu pernyataan yang lebih menggambarkan keadaan diri daripada menilai keadaan, bersifat luas dan tidak fanatik dalam berpendapat. Pernyataan ini dimaksudkan sebagai pengganti pada saat seseorang cenderung memberikan pernyataan yang negatif terhadap suatu hal. d. Penyesuaian diri terhadap suatu kenyataan. Yaitu mengakui kenyataan dan segera menyesuaikan diri, menjauhkan diri dari penyesalan, frustasi dan menyalahkan diri sendiri. Ditambahkan oleh Anderson (1980) bahwa menerima masalah dan menghadapinya adalah salah satu ciri dari berpikir positif. Masalah bukanlah suatu hal yang harus dihindari atau disesali, melainkan bagian dari hidup yang harus dihadapi.

12 Lebih lanjut Albrecht (1980) menyatakan bahwa dengan mengarahkan perhatian pada hal-hal positif dan menggunakan bahasa yang positif untuk membentuk dan mengekspresikan pikiran akan mendatangkan kesan-kesan yang positif pada pikiran dan perasaan individu. Hal ini merupakan substansi dari berpikir positif. Menurut Albrecht (1980) strategi utama untuk belajar berpikir positif adalah dengan cara meniadakan atau menghilangkan perkataan dan pikiranpikiran yang berkonotasi negatif. Diasumsikan bahwa pola pikir yang negatif menjadi pangkal timbulnya emosi yang mengalahkan diri sendiri, sehingga akan menyullitkan individu dalam menghadapi perubahan-perubahan dan dapat memunculkan berbagai gangguan terutama gangguan psikologis. Hipotesis Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, diajukan hipotesis sebagai berikut: bahwa ada korelasi yang negatif antara berpikir positif dengan kecemasan dalam mengerjakan skripsi. Artinya, semakin tinggi kemampuan berpikir positif individu akan semakin rendah kecemasan yang dialami dalam mengerjakan skripsi. B. Metode Penelitian Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Berpikir positif 2. Variabel tergantung : Kecemasan dalam mengerjakan skripsi

13 Definisi Operasional 1. Berpikir positif Berpikir Positif adalah kecenderungan berpikir sesorang yang lebih mengarahkan atau memusatkan perhatian pada hal-hal positif dari keadaan diri, orang lain maupun masalah yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek dari berpikir positif tersebut adalah harapan yang positif, afirmasi diri, penyesuaian diri terhadap kenyataan dan pernyataan yang tidak menilai (Albrecht, 1980). 2. Kecemasan dalam mengerjakan skripsi Kecemasan dalam mengerjakan skripsi adalah perasaan takut atau perasaan tidak tenang yang dapat meningkatkan ketegangan individu dalam mengerjakan tugas akhir atau skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana. Kecemasan dalam mengerjakan skripsi ditandai dengan adanya dua gejala, yaitu: gejala fisiologis dan gejala psikologis (Bucklew, 1960). Subjek Penelitian Subjek penelitian yang akan diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Jogjakarta. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah metode skala untuk mengungkap gubahan yang hendak diteliti. Metode skala yaitu suatu metode penyelidikan dengan dengan menggunakan daftar pernyataan yang berisi aspek-aspek yang hendak diukur,

14 yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang-orang yang menjadi subjek penelitian (Suryabrata, 1984). Ada dua macam skala yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Skala berpikir positif. Jenis skala yang digunakan berupa skala likert dengan menggunakan 4 alternatif jawaban, yaitu : Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai, dan Sangat Tidak Sesuai. Skala berpikir positif akan disusun berdasarkan ciri-ciri dari berpikir positif, yaitu harapan yang positif, afirmasi diri, penyesuaian diri terhadap kenyataan dan pernyataan yang tidak menilai (Albrecht, 1980). Keempat ciri tersebut yang akan dijadikan dasar untuk menyusun aitemaitem berpikir positif. Aitem berpikir positif bersifat favorable dan unfavorable. Untuk aitem yang favorable nilai tertinggi ada pada pilihan sangat sesuai, yaitu mendapatkan nilai empat, sedangkan pilihan sesuai mendapatkan nilai tiga, pilihan tidak sesuai mendapatkan nilai dua, dan pilihan sangat tidak sesuai mendapatkan nilai satu. Sebaliknya untuk aitem yang unfavorable, pilihan tidak pernah diberi nilai empat, sedangkan pilihan kadang-kadang diberi nilai tiga, pilihan sering diberi nilai dua, dan pilihan selalu diberi nilai satu. 2. Skala kecemasan dalam mengerjakan skripsi. Jenis skala yang digunakan berupa skala likert dengan menggunakan 4 alternatif jawaban, yaitu : Selalu, Sering, Kadang-kadang, dan Tidak pernah Skala kecemasan dalam mengerjakan skripsi akan disusun berdasarkan dua gejala, yaitu gejala fisiologis dan gejala psikologis

15 Kedua gejala ini yang akan dijadikan dasar untuk menyusun aitem-aitem kecemasan dalam mengerjakan skripsi. Aitem kecemasan dalam mengerjakan skripsi bersifat favorable dan unfavorable. Untuk aitem yang favorable nilai tertinggi ada pada pilihan selalu, yaitu mendapatkan nilai empat, sedangkan pilihan sering mendapatkan nilai tiga, pilihan kadang-kadang mendapatkan nilai dua, dan pilihan tidak pernah mendapatkan nilai satu. Sebaliknya untuk aitem yang unfavorable, pilihan tidak pernah diberi nilai empat, sedangkan pilihan kadang-kadang diberi nilai tiga, pilihan sering diberi nilai dua, dan pilihan selalu diberi nilai satu. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan untuk menganalisa data adalah analisis Product Moment yang akan dianalisis dengan menggunakan program SPSS 11.5 for Windows. C. Hasil Penelitian Analisis data menggunakan uji korelasional product moment dari pearson dengan r = , dengan p = 0.000, syarat p < 0.01 Hal ini menunjukkan ada korelasi negatif yang signifikan antara kecemasan dalam mengerjakan skripsi dengan berpikir positif, sehingga hipotesis yang diajukan diterima, dengan sumbangan efektif sebesar R = 29.8 %.

16 D. Pembahasan Berdasarkan hasil diatas, diketahui bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara berpikir positif dan kecemasan dalam mengerjakan skripsi. Semakin tinggi berpikir positif, maka kecemasan dalam mengerjakan skripsi akan semakin rendah, sebaliknya semakin rendah berpikir positif, maka kecemasan dalam mengerjakan skripsi akan semakin tinggi. Berpikir positif merupakan salah satu cara dalam mengatasi kecemasan yang dapat membantu mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Berpikir positif akan membuat seseorang yang mengalami kecemasan sebagai akibat dari persepsinya terhadap masalah yang dihadapi menjadi lebih memusatkan perhatiannya pada sisi positif dari situasi yang sedang dihadapi. Berpikir positif juga selalu didasarkan pada fakta, bahwa setiap masalah pasti ada pemecahannya. Suatu pemecahan yang didapat melalui proses intelektual yang sehat (Peale, 1977). Kecemasan dalam mengerjakan skripsi mendorong energi mahasiswa untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada dan menuntut untuk berusaha lebih keras, sehingga hal itu bisa tercapai apabila mahasiswa itu berpikir positif, demikian juga halnya dengan unsur psikologis mahasiswa untuk menyelesaikan studi, dengan dihadapkan kewajiban menyelesaikan skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana. Dari hasil analisis, diperoleh rerata empirik dari berpikir positif sebesar dan rerata hipotetik sebesar 87.5 dengan standar deviasi empirik yang menunjukkan bahwa variabel berpikir positif termasuk dalam kategori

17 tinggi. Sedangkan variabel kecemasan dalam mengerjakan skripsi diperoleh rerata empirik sebesar dan rerata hipotetik 97.5 dengan standar deviasi empirik yang menunjukkan bahwa variabel kecemasan dalam mengerjakan skripsi dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa yang memiliki pola berpikir positif yang tinggi akan mengalami kecemasan yang rendah dalam mengerjakan skripsi. Maka hipotesis yang sudah diajukan dalam penelitian ini terbukti. Lebih lanjut dari penelitian ini dapat diketahui sumbangan efektif berpikir positif terhadap kecemasan dalam mengerjakan skripsi yaitu sebesar 29.8 %, kondisi ini menunjukkan bahwa berpikir positif memberikan kontribusi sebanyak 29.8 % dari keseluruhan faktor munculnya kecemasan dalam mengerjakan skripsi, selebihnya faktor lain turut berpengaruh, seperti variabel persepsi, bakat, minat, kebudayaan, keluarga, inteligensi, dan lain-lain. E. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa, ada hubungan negatif yang signifikan antara berpikir positif dan kecemasan dalam mengerjakan skripsi. Semakin tinggi berpikir positif, maka kecemasan dalam mengerjakan skripsi akan semakin rendah, sebaliknya semakin rendah berpikir positif, maka kecemasan dalam mengerjakan skripsi akan semakin tinggi.

18 F. Saran 1. Mahasiswa Mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi hendaknya tetap berpikir positif bahwa dirinya mampu menyelesaikan skripsi sesuai dengan waktu yang direncanakannya, sehingga tidak perlu merasa cemas dalam proses pengerjaan skripsi. 2. Dosen atau Pembimbing Berpikir positif dalam mengerjakan skripsi hendaknya tetap dijaga, jangan sampai mahasiswa kehilangan semangat atau putus asa dalam mengerjakan skripsi, sehingga mahasiswa yang bersangkutan terjaga motivasinya untuk segera menyelesaikan studinya. 3. Peneliti Selanjutnya Penelitan ini merupakan salah satu wujud untuk memperkaya wacana dan khasanah ilmu pengetahuan. Usaha ini perlu diteruskan dan dikembangkan lagi guna membenahi kekurangan yang ada dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai kecemasan dalam mengerjakan skripsi, dapat meneliti subjek pada populasi lain di luar lingkungan Universitas Islam Indonesia agar generalisasinya lebih luas, untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan antara berpikir positif dan kecemasan dalam mengerjakan skripsi, peneliti lain diharapkan dapat menambah variabelvariabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini, seperti variabel motivasi, bakat, minat, kebudayaan, keluarga, inteligensi, dan lain-lain.

19 DAFTAR PUSTAKA Albrecht, Brain Power : Learn to Improve Your Thinking Skills. New Jersey: Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs. Anderson, B.F The Complete Thinker. New Jersey. Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs. Beck, A.T Depprission : Causes and Treatment. Philadelphia: University of Pennsylvania. Bucklew, J Paradigm for Psychopatology a Contribution to Last History. Analisis. New York: J.B. Lippercott Company. Corey, G Teori Praktek Konseling dan Psikoterapi. Terjemahan E Koeswara. Bandung: Eresco Bandung. Daradjat, Z Kesehatan Mental. Edisi 9. Jakarta: PT. Gunung Agung. Davidoff, L Psikologi Suatu Pengantar. Edisi Kedua. Terjemahan Mari Juniati. Jakarta: Erlangga. De Clerq, L Tingkah Laku Abnormal. Dari Sudut Pandang Perkembangan. Jakarta: Rasindo PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Gazali, M. A., Ahmad., Ilmu Jiwa. Bandung: Penerbit Ganaco NV. Goodhart, D., Some Psychological Effect of Positive and Negative Thinking About Stresfull Event Outcomes: Was Pollyana Right?. Journal of Personality and Social Psychology, 48, Kholis, N Ketika Skripsi Jadi Enemy. Kedaulatan Rakyat. 13 September. Koeswara, E Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco. Kondo, D. S Strategies for Coping with Test Anxiety, Anxiety Stress and Coping, 1997,( vol. 10, p ). Kusuma, R.H Trik Jitu Menghadapi Skripsi. Kedaulatan Rakyat. 14 Maret. Mahmud, D.M Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta: BPFE Martaniah, S.R Penelitian Kecemasan Siswa yang Bersekolah di SMA DIY. Penelitian. (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

20 Meichati, S Kesehatan Mental. Edisi 9. Jakarta: PT. Gunung Agung. Partosuwindo, A. R., Penyesuaian Diri Mahasiswa dalam kaitannya dengan Konsep Diri, Pusat Kendali dan Status Perguruan Tinggi. Disertasi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Peale, N.V Cara Hidup dan Berpikir Positif. Terjemahan Budiyanto, F.X. Jakarta: Gunung Jati. Priest, R Stress dan Depresi. Terjemahan Budianto. Edisi 5. Semarang. Dahava Prize. Retnowati, S Pola Pikir Negatif dan Aktivitas Positif yang Menyenangkan dengan Depresi pada Mahasiswa. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Santoso, H.P., dkk. Tingkat Kecemasan Komunikasi Mahasiswa Dalam Lingkup Akademis. Skripsi.(tidak diterbitkan) Semarang: Universitas Diponegoro Semarang. Suryabrata, S Pembimbing ke Psikodiagnostik. Yogyakarta: Rake Sarasin. Walgito, Bimo., Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : Rachmad Darmawan F100090178 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

#### SELAMAT MENGERJAKAN #### Apakah Anda mahasiswa Fakultas Ekonomi Unika? Apakah Anda berstatus sebagai mahasiswa aktif? Semester berapakah Anda saat ini? Dengan Hormat, (Ya/ Bukan) (Ya/ Tidak) (Empat/ Enam) Disela-sela kesibukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF 52 LAMPIRAN A Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF 53 LAMPIRAN A-1 Data Try Out KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS 54 55 LAMPIRAN A-2 Data Try

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapinya, baik masalah pribadi maupun masalah yang ada di sekitar lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapinya, baik masalah pribadi maupun masalah yang ada di sekitar lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era Modern ini permasalahan dan problem hidup yang dihadapi individu semakin kompleks. Setiap kehidupan manusia tidak luput dari berbagai masalah yang dihadapinya,

Lebih terperinci

#### Selamat Mengerjakan ####

#### Selamat Mengerjakan #### Mohon pilih yang sesuai dengan identitas Anda, dengan cara melingkarinya. Apakah Anda Mahasiswa Fak. Psikolgi Unika? Apa Anda telah menempuh masa kuliah lebih dari lima tahun? Apakah Anda Tidak pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu, dan dengan tingkat yang berbeda-beda. Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi

Lebih terperinci

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI Oleh : AGITA EKARANI HEPI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI dan ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : AFIFAH MIFTACHUL JANNAH F100110087 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 HUBUNGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Pengertian Self Efficacy Self efficacy berasal dari teori Bandura (1997) yaitu teori kognisi belajar sosial. Teori kognisi belajar sosial mengacu pada kemampuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan dalam Menyusun Proposal Skripsi (Pindho Hary Kristanto, dkk.) HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI Pindho

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anastasi, A. dan Urbina, S Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo.

DAFTAR PUSTAKA. Anastasi, A. dan Urbina, S Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo. DAFTAR PUSTAKA Anastasi, A. dan Urbina, S. 1997. Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo. Apollo. 2007. Hubungan antara Konsep Diri dengan Kecemasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Adapun variabel-variabel penelitian yang akan diperhitungkan dalam analisis data guna pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Variabel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional 2.1.1 Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya bisa menghadapi masalah berupa tantangan, tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Setiap tahap perkembangan dalam rentang kehidupan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2)

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2) HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI Widanti Mahendrani 1) 2) dan Esthi Rahayu Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang ABSTRAKSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

KECEMASAN MENYUSUN TUGAS AKHIR DITINJAU DARI BERPIKIR POSITIF PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

KECEMASAN MENYUSUN TUGAS AKHIR DITINJAU DARI BERPIKIR POSITIF PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG KECEMASAN MENYUSUN TUGAS AKHIR DITINJAU DARI BERPIKIR POSITIF PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG LATIFAH MUKHAYYAROH Fakultas Psikologi Universitas Semarang Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sejalan dengan tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisis

Lebih terperinci

DEWI KUSUMA WARDHANI F

DEWI KUSUMA WARDHANI F HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhui Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa, pada dasarnya sebagai generasi penerus. Mereka diharapkan sebagai subyek atau pelaku didalam pergerakan pembaharuan. Sebagai bagian dari masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam suatu sekolah terjadi proses belajar mengajar yang kurang menyenangkan. Salah satu bentuk kecemasan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Universitas merupakan dasar utama dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berfungsi menghadapi permasalahan sosial yang ada di masyarakat.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan satuan pendidikan yang menyelenggrakan pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk meningkat taraf pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Identifikasi variabel penelitian ini harus ditentukan terlebih dahulu sebelum

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran E KATEGORISASI Kategori Skala Stres Kerja Aitem Valid : 45 Skor : 1,2,3,4 RERATA EMPIRIK : 85,333 RERATA HIPOTETIK : 45 x 2,5 = 112,5 Skor tinggi 4 x 45 = 180 Skor

Lebih terperinci

BAB III. dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. mencukupi (dibawah 37 minggu) dan berat badan bayi dibawah 2,5 kg.

BAB III. dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. mencukupi (dibawah 37 minggu) dan berat badan bayi dibawah 2,5 kg. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini mempergunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian eksperimen semu yaitu dengan pemasangan subyek melalui tes awal dan tes akhir dan kelompok kontrol (Ardhana 2008).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi seorang atlet diperlukan kerja keras dari awal sampai akhir, seperti persiapan saat latihan yang keras, mempersiapkan kondisi fisik dan tubuh mereka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup senantiasa barada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berakhir ketika individu memasuki masa dewasa awal, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE 1. Psikologis, ditunjukkan dengan adanya gejala: gelisah atau resah, was-was atau berpikiran negatif, khawatir atau takut, merasa akan tertimpa bahaya atau terancam,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Peraturan Republik Indonesia No. 30 tahun 1990 mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa sebagai subjek yang menuntut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan atau anxietas adalah status perasaan tidak menyenangkan yang terdiri atas respon-respon patofisiologis terhadap antisipasi bahaya yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi). Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Creswell (dalam Alsa, 2004, h. 13) mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengalaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari perasaaan ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengalaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari perasaaan ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perasaan cemas atau grogi saat mulai berbicara di depan umum adalah hal yang seringkali dialami oleh kebanyakan orang. Bahkan seseorang yang telah berpengalaman

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN oleh : MUTYA GUSTI RAMA Dra. AISAH INDATI, M.S FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 KecemasanPada Mahasiswa Dalam Menyusun Proposal Skripsi 2.1.1 Pengertian kecemasanmahasiswa dalam menyusun proposal Skripsi Skripsi adalah tugas di akhir perkuliahan yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa dewasa yang meliputi berbagai macam perubahan yaitu perubahan biologis, kognitif, sosial dan emosional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, jenis ini bertujuan untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih memiliki

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER KE-III DI RSNU TUBAN

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER KE-III DI RSNU TUBAN HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER KE-III DI RSNU TUBAN Munfi atur Rofi ah (09410176) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 12 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Suatu keadaan yang mengancam keberadaan kehidupan seseorang, akan menimbulkan suatu perasaan yang tidak menyenangkan pada diri orang tersebut.

Lebih terperinci

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Pedologi Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Kecemasan : Kecemasan (anxiety) dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : Amila Millatina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional di Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional di Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor keberhasilan suatu bangsa adalah pendidikan karena pendidikan dapat meningkatkan potensi sumber daya manusia yang ada. Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada faktor-faktor penyebab stress yang semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada faktor-faktor penyebab stress yang semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa-masa sekarang ini, siswa di seluruh dunia semakin banyak dihadapkan pada faktor-faktor penyebab stress yang semakin meningkat. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin maju menuntut masyarakat untuk semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah satu tujuan seseorang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh: ARRIJAL RIAN WICAKSONO F 100 090 117 Kepada : FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Oleh : WINDA AYU LESTARI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu dengan tingkat yang berbeda - beda. Kecemasan merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam pendidikan. Perguruan Tinggi diadakan dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi. Penelitian dengan teknik korelasi bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Suatu bangsa akan tertinggal dari bangsa lain apabila pendidikan rakyatnya

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA Oleh: Iffah Savitri Mira Aliza Rachmawati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi atau hubungan timbal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar utama dalam mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan

Lebih terperinci

PROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM MERENCANAKAN ARAH KARIR PADA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL E JURNAL DORA VISIA NPM:

PROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM MERENCANAKAN ARAH KARIR PADA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL E JURNAL DORA VISIA NPM: PROFIL KECEMASAN PESERTA DIDIK DALAM MERENCANAKAN ARAH KARIR PADA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG ARTIKEL E JURNAL DORA VISIA NPM: 10060076 PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

Bayu Prakoso F

Bayu Prakoso F HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR POSITIF DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persayaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: Bayu Prakoso F. 100 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan sebutan bagi seseorang yang sedang menempuh perguruan tinggi. Masa perguruan tinggi dengan masa SMA sangatlah berbeda, saat duduk dibangku perguruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel 1. Variabel Bebas : Kecerdasan Emosi 2. Variabel Tergantung : Stres Akademik 1. Kecerdasan Emosi B. Definisi Operasional Variabel Kecerdasan emosi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan setiap anak di dunia ini berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Tidak hanya anak normal saja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan 2.1.1 Pengertian kecemasan Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan-ketakutan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan BAB 2 LANDASAN TEORI Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan prestasi belajar. 2.1 Self-Efficacy 2.1.1 Definisi self-efficacy Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia hidup selalu dipenuhi oleh kebutuhan dan keinginan. Seringkali kebutuhan dan keinginan tersebut tidak dapat terpenuhi dengan segera. Selain itu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA SMU KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Dina Fariza Tryani Syarif *

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA SMU KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Dina Fariza Tryani Syarif * HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA SMU KOTA PALANGKARAYA Oleh : Dina Fariza Tryani Syarif * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kecemasan timbul akibat adanya respon terhadap kondisi stres atau konflik. Hal ini biasa terjadi dimana seseorang mengalami perubahan situasi dalam hidupnya dan dituntut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yang analisisnya dengan data numerikal (Angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah reaksi normal terhadap stressor yang membantu seorang individu untuk menghadapi situasi yang menuntut motivasi untuk mengatasinya, tetapi ketika

Lebih terperinci

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Stres merupakan fenomena umum yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa tuntutan dan tekanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam zaman pembangunan di Indonesia dan globalisasi dunia yang menuntut kinerja yang tinggi dan persaingan semakin ketat, semakin dibutuhkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBERIAN PUNISHMENT OLEH GURU DENGAN KECEMASAN DI DALAM KELAS PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTPN) 1 DAWE KUDUS SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 ) Psikologi Disusun

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ELI SASARI F. 100 080 046 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa, serta bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan organisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pembelajaran. Tetapi juga dalam hal membimbing siswa

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pembelajaran. Tetapi juga dalam hal membimbing siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini peran guru dalam pendidikan tidak hanya dalam menyampaikan pembelajaran. Tetapi juga dalam hal membimbing siswa tersebut agar mencapai kematangan emosional

Lebih terperinci

PERBEDAAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE ANTARA IBU BEKERJA DENGAN IBU TIDAK BEKERJA

PERBEDAAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE ANTARA IBU BEKERJA DENGAN IBU TIDAK BEKERJA PERBEDAAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE ANTARA IBU BEKERJA DENGAN IBU TIDAK BEKERJA Dwi Nastiti Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo email: nastitidwi19@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rudi Prasetyo 04320307

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh :

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Lebih terperinci

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Analisis Data Subjek yang sesuai dengan karakteristik penelitian berjumlah 30 orang. Setelah memperoleh data yang diperlukan, maka dilakukan pengujian hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tawuran terjadi dikalangan pelajar sudah menjadi suatu hal yang biasa, sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi di tangerang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel tergantung (dependent) : Kecemasan ibu hamil hipertensi 2. Variabel bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang pendek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya oleh masyarakat maupun pemerintahan Indonesia. Indonesia mewajibkan anak-anak bangsanya untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. mengetahui deskripsi data tentang kecemasan, maka peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN. mengetahui deskripsi data tentang kecemasan, maka peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi 1. Deskripsi Data Deskripsi data merupakan penjabaran dari data yang diteliti dan untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

Hubungan Berfikir Positif dengan Makna Hidup pada Pasien Penyakit Kanker di RSUD dr. Pirngadi Medan

Hubungan Berfikir Positif dengan Makna Hidup pada Pasien Penyakit Kanker di RSUD dr. Pirngadi Medan 1 Hubungan Berfikir Positif dengan Makna Hidup pada Pasien Penyakit Kanker di RSUD dr. Pirngadi Medan Laili Alfita Fakultas Psikologi Universitas Medan Area Pradina Willi Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

Hubungan antara Berpikir Positif dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan

Hubungan antara Berpikir Positif dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan Hubungan antara Berpikir Positif dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan Fatwa Tentama Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Abstract : The purpose

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan program SPSS 16, didapatkan hasil bahwa data neuroticism memiliki nilai z = 0,605 dengan signifikansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia ini. Dalam pendidikan formal dan non- formal proses belajar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dunia ini. Dalam pendidikan formal dan non- formal proses belajar menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan inti dari pendidikan. Tanpa belajar tidak akan ada pendidikan. Karena belajar adalah proses untuk berubah dan berkembang. Setiap manusia sepanjang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN Oleh: HANDINI IKA PRATIWI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci