BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum PT. Pangansari Utama (PSU) adalah perusahaan dalam negeri yang berbasis makanan, logistik, retail, dan manajemen fasilitas dengan kemampuan tingkat dunia. PSU merupakan perusahaan catering dan distribusi makanan terbesar di Indonesia, yang secara integrasi juga memberikan pelayanan housekeeping dan distribusi makanan ke area pertambangan dan eksplorasi energi di pelosok daerah Pendekatan bisnis dengan sistem integrasi tersebut, membuat PSU dalam melakukan efisiensi biaya dalam mendukung pelanggan kami sehingga mereka mendapatkan pelayanan dalam satu kesatuan. PSU juga merupakan perusahaan yang tersertifikasi ISO 9001:2008 untuk Sistem Manajemen Mutu, ISO 22000:2005 untuk Sistem Keamanan Pangan, ISO 14001:2004 untuk Sistem Manajemen Lingkungan serta NOSA untuk Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja. PSU berdiri pada tahun 1976 dengan memberikan layanan catering kepada Bontang LNG Plan untuk PT. Pertamina dan Bechtel. Seiring dengan meningkatnya permintaan, cakupan bisnis PSU juga bertambah, dengan memberikan pelayanan catering untuk memberikan pelayan catering ke perusahaan industrin dan juga pelayanan catering untuk area-area di pelosok. Selain itu, PSU juga memulai pembangunan gudang berpendingin dan gudang 41

2 42 kering guna menunjang fasilitas warehouse baik di Jakarta, Balikpapan dan Surabaya. Saat ini, PSU memberikan pelayanan ke setiap daerah di Indonesia dan juga beberapa area di luar negeri, dengan klien untuk perusahaan konstruksi, perusahaan pertambangan, pengeboran lepas pantai, pabrik, perkantoran, Rumah Sakit, sekolah, pesawat terbang, dsb. PSU senantiasa mendorong keberlanjutannya untuk mengembangkan kemampuannya demi kemudahan aktivitas dari semua kliennya. Jenis Pelayanan PSU meliputi : 1. Manufacturing & Processing Abattoir, Meat Processing, Beverage Production, Bakery Factory, Pre- Cooked Meals 2. Distribusi Storage & Warehousing, Shopping & Handling, Trading, Licensed Meat Importer, Meat & Fish Department for Supermarket 3. Food Services Remote Site Catering, Industrial Catering, Community Catering, In-Flight Catering, Hospitality 4. Retail Restaurant, Fast Food Chains, Cafes, Food Courts 5. Facility Management Facilities in Maintenance, laundry, Security, Landscaping and Other Facilities Management.

3 Produk Frozen Food Dalam skripsi ini akan dibahas salah satu produk PSU yaitu frozen food. Adapun frozen food ini dibagi dalam dua jenis material yaitu daging (meat) dan ayam (poultry). Dari meat dan poultry ini dapat dibuat berbagai ragam masakan. Dalam hal ini lebih difokuskan pada masakan nusantara seperti daging rendang, daging rica-rica, ayam bakar kuning, ayam bakar kecap, dan ayam balado Struktur Produk Langkah pertama yang dilakukan dalam sistem MRP adalah menentukan struktur produk dari produk yang dipilih. Pada penelitian ini produk yang dipilih adalah produk frozen food. Struktur produk frozen food dapat dilihat pada gambar 4.1. Pembuatan struktur produk nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk membuat BOM (Bill of Materials).

4 44 FROZEN FOOD MEAT CHIKEN DAGING RICA DAGING RENDANG AYAM BB KUNING AYAM BB KECAP AYAM BALADO Ingredients Ingridients Ingredients Ingridients Ingredients Bahan baku utama Bahan baku utama Bahan baku utama Bahan baku utama Bahan baku utama Knuckle Knuckle Ayam Ayam Ayam Bumbu Bumbu Bumbu Bumbu Bumbu Bawang Merah Bawang Merah Bawang Merah Bawang Merah Bawang Merah Bawang Putih Bawang Putih Bawang Putih Bawang Putih Bawang Putih Cabe Rawit Merah Cabe Merah Keriting Kemiri Kecap Manis Daun Jeruk Cabe Hijau Cabe Merah Besar Kunyit Tomato Sauce Cabe Merah Besar Daun Sereh Jahe Jahe Mentega Cabe M Keriting Daun Jeruk Daun Sereh Daun Jeruk Pala Bubuk Garam Daun Kunyit Daun Jeruk Daun Kunyit Garam Gula Pasir Kunyit Garam Ketumbar Merica / Lada Putih Minyak Goreng Daun Kemangi Lada Putih Utuh Santan Lengkuas Jeruk Nipis ( Juice ) Garam Lengkuas Garam Daun Salam Lada Putih Utuh Jahe Kapulaga Lada Putih Utuh Minyak Goreng Air Lada Putih Utuh Bunga Lawang Gula Pasir Air Gula Pasir Kayu Manis Terasi Minyak Jinten Minyak Goreng Air Santan Air Daun Kunyit Minyak Goreng Kemiri Gula Merah Kelapa Parut Air * Bahan baku Frozen Food hanya Knuckle (daging sapi) dan Ayam Gambar 4.1. Struktur Produk Frozen Food

5 Biaya Persediaan Biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat dari adanya persediaan. Biaya persediaan meliputi biaya pembelian, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan Biaya Pembelian Material Biaya pembelian material adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku. Besarnya biaya ini sesuai dengan jumlah bahan baku yang dibeli serta harga satuan bahan baku. Data umum biaya bahan baku diperoleh dari data harga bahan baku yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Data Harga Bahan Baku No. Item Ukuran Qty Product Code Product Price (Rp) Product Unit Price per Qty (Rp) 1 Daging Gr 1, ,500 Kg 73,500 2 Ayam Gr 1, ,500 Kg 29,400 Sumber : PT. Pangan Sari Utama (2014) Biaya Pemesanan Material Biaya pemesanan material adalah semua biaya pengeluaran yang timbul dari usaha mendatangkan material dari luar perusahaan. Biaya pemesanan pada produk ini meliputi biaya telekomunikasi dan biaya transportasi. a. Biaya telekomunikasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pemesanan bahan baku pada supplier dengan menggunakan media telepon.

6 46 Biaya telekomunikasi ini dipengaruhi oleh faktor durasi percakapan serta lokasi pemesanan. Pemesanan bahan baku diasumsikan terjadi percakapan selama 10 menit setiap kali pemesanan. Biaya biaya telepon tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3. b. Biaya transportasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan bahan baku dari supplier ke pembeli dengan menggunakan alat transportasi. Biaya ini dikeluarkan tergantung dari lokasi pemesanan (jauh dekatnya tempat pemesanan, di area kota atau di luar kota). c. Total biaya pemesanan adalah penjumlahan dari biaya telepon dan biaya transportasi per pesan. Data umum total biaya pemesanan tiap material dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.2. Data Biaya Pemesanan per Bulan No. Keterangan Area Price (Rp) Total Price (Rp) 1 Biaya Transportasi Area jakarta ditanggung supplier Luar jakarta 2,500 per kg 2 Biaya Telepon Jakarta 122 per menit 1,220 Luar jakarta 2,270 per menit 22,700 Sumber : Telkom (2014)

7 47 Tabel 4.3. Tarif Telepon per Bulan No. Ingredients Pemesanan Area Tarif telepon Total Tarif (Transaksi) (Rp) Telepon (Rp) 1 Ayam 3 Luar Jakarta 22,700 68,100 2 Knuckle 3 Luar Jakarta 22,700 68,100 Sumber : data yang diolah dari Telkom (2014) Tabel 4.4. Total Biaya Pemesanan per Bulan No. Item Total Tarif Total Biaya Total Biaya Telepon (Rp) Transportasi (Rp) Pemesanan (Rp) 1 Daging 68,100-68,100 2 Ayam 68,100-68,100 Total 136,200 Sumber : data yang diolah Telkom (2014) Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang. Biaya ini dapat meliputi biaya memiliki persediaan (biaya modal) dan biaya kerusakan atau penyusutan. Untuk biaya modal ini diperhitungkan berdasarkan asumsi : Biaya kerusakan : 2% dari harga produk per bulan Biaya penanganan persediaan : 1,5 % dari harga produk per bulan Biaya fasilitas penyimpanan : 1,5 % dari harga produk per bulan Total biaya : 5 % dari harga produk per bulan Hasil perhitungan biaya penyimpanan material dapat dilihat pada Tabel 4.5.

8 48 Tabel 4.5. Biaya Simpan No. Item Harga (Rp) Biaya Simpan Total Biaya Simpan (Rp) (Rp) 1 Daging 73,500 5% Ayam 29,400 5% 368 Sumber : data yang diolah dari PT. Pangan Sari Utama (2014) Biaya Persediaan Material Biaya persediaan material adalah biaya yang terdiri dari biaya pembelian, biaya pemesanan dan juga biaya penyimpanan material. Dari perhitungan masing masing biaya diatas, maka dapat dilihat pada table 4.6 Tabel 4.6. Biaya Persediaan Material No. Item Biaya Pembelian Biaya Pemesanan Biaya Simpan (Rp) (Rp) (Rp) 1 Daging 73,500 68, Ayam 29,400 68, Sumber : data yang diolah dari Telkom (2014) dan PT. Pangan Sari Utama (2014) 4.5 Analisa Kebutuhan Material Total Analisa kebutuhan material adalah besarnya jumlah material yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu satuan pekerjaan. Dalam kaitannya dengan proses tahapan MRP, analisa kebutuhan material merupakan suatu proses awal sebelum memasuki proses tahapan MRP yang meliputi jadwal induk produksi dan kebutuhan material per periode. Hasil dari

9 49 analisa kebutuhan material tersebut untuk selanjutnya akan dipergunakan dalam proses tahapan MRP, yaitu : a. Penentuan kebutuhan kotor b. Penentuan kebutuhan bersih c. Penentuan ukuran pemesanan Dalam proses tahapan MRP, selain hasil analisa kebutuhan material juga diperlukan informasi mengenai biaya- biaya persediaan dan waktu tunggu kedatangan material. Informasi ini yang nantinya akan digunakan dalam tahapan penentuan ukuran pemesanan (lotting). Kebutuhan material total per item selama 3 bulan dapat dilihat pada tabel Analisa Kebutuhan Bersih Dari data MPS mingguan yang juga merupakan kebutuhan kotor Dapat diketahui kebutuhan bersih (net requirement) dengan mengurangi kebutuhan kotor (gross requirement) dengan persediaan yang dimiliki (on hand). Kebutuhan bersih ini merupakan banyaknya produk, part atau item yang harus diproduksi setiap periode untuk memenuhi pesanan konsumen. Berdasarkan data persediaan awal dan jumlah kebutuhan kotor, maka dapat dihitung berapa jumlah kebutuhan bersih per minggu. Hasil perhitungan kebutuhan bersih nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk menghitung jumlah lot setiap kali pembelian dilakukan.

10 50 Tabel 4.7. Kebutuhan Material Total Kebutuhan (kg) No. Item Total Januari 2014 Februari 2014 Maret 2014 (kg) 1 Daging 31,000 32,000 34,000 97,000 2 Ayam 52,800 51,600 49, ,600 Sumber : PT. Pangansari Utama (2014) 4.7 Jadwal Induk Produksi Jadwal induk produksi merupakan suatu jadwal produksi untuk membuat sejumlah produk dalam suatu periode waktu dengan memperhatikan kapasitas yang dimiliki. Jadwal induk produksi per item per periode dapat dilihat pada tabel Analisa Kebutuhan Material Per Periode Kebutuhan material per periode dihitung berdasarkan kebutuhan material total dan jadwal induk produksi untuk masing masing item. Analisa kebutuhan material per periodenya dapat dilihat pada table 4.9.

11 51 Tabel 4.8 Jadwal Produksi Per Material No. Uraian Pekerajaan Durasi Januari Februari Maret Daging 4 minggu 2 Ayam 4 minggu Sumber : data yang diolah dari PT. Pangan Sari Utama (2014) Tabel 4.9 Kebutuhan Material Per Periode No. Item Kebutuhan (kg) Januari Februari Maret Daging 7,750 7,750 7,750 7,750 8,000 8,000 8,000 8,000 8,500 8,500 8,500 8,500 2 Ayam 13,200 13,200 13,200 13,200 12,900 12,900 12,900 12,900 12,300 12,300 12,300 12,300 Sumber : data yang diolah dari PT. Pangan Sari Utama (2014)

12 Analisa Jumlah Pesanan Optimum Analisa jumlah pesanan optimum ini meliputi perhitungan penentuan ukuran lot (lotting) dan waktu rencana pemesanan (offseting). Proses lotting bertujuan untuk menentukan besarnya jumlah pesanan yang optimal berdasarkan hasil dari perhitungan kebutuhan material per periode pada Tabel 4.9. Pemilihan Metode yang tepat dapat mempengaruhi keefektifan rencana kebutuhan material. Metode penentuan ukuran lot yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah : a. Metode Lot for Lot (L4L) b. Metode Fixed Periode Requirements (FPR) c. Metode Part Period Balancing (PPB) Proses offsetting bertujuan untuk menentukan waktu rencana pemesanan guna memenuhi kebutuhan bersih agar material dapat tersedia tepat pada saat dibutuhkan. Rencana pemesanan diperoleh dengan memperhitungkan lead time pengadaan suatu material yaitu mengurangkan saat awal tersedianya volume material yang diinginkan dengan besarnya lead time. Pengertian lead time adalah durasi waktu saat material mulai dipesan sampai material tersebut diterima dan siap digunakan pada pekerjaan di proyek. Pada tugas akhir ini diasumsikan lead time dari masing-masing material adalah 2 hari Metode Lot for Lot Penetapan ukuran lot dengan Metode lot for lot dilakukan atas dasar pesanan diskrit maka jumlah material yang dipesan adalah sama dengan jumlah material yang dibutuhkan. Metode ini merupakan Metode lotsizing yang paling

13 53 sederhana dan mudah dimengerti. Pada Metode ini, pemenuhan kebutuhan bersih dilaksanakan di setiap periode yang membutuhkannya, sedangkan besar ukuran kuantitas pemesanannya adalah sama dengan jumlah kebutuhan bersih yang harus dipenuhi pada periode yang bersangkutan. Penggunaan metode ini bertujuan untuk meminimumkan ongkos simpan, sehingga dengan metode ini ongkos simpan menjadi nol. Berikut ini ditampilkan hasil perhitungan untuk metode lot for lot pada tabel 4.10.

14 54 Tabel 4.10 Hasil Perhitungan dengan Metode Lot For lot No. Item Periode Januari Februari Maret Total (kg) 1 Daging GR 7,750 7,750 7,750 7,750 8,000 8,000 8,000 8,000 8,500 8,500 8,500 8,500 OH NR 7,750 7,750 7,750 7,750 8,000 8,000 8,000 8,000 8,500 8,500 8,500 8,500 97,000 PORec 7,750 7,750 7,750 7,750 8,000 8,000 8,000 8,000 8,500 8,500 8,500 8,500 PORel 7,750 7,750 7,750 7,750 8,000 8,000 8,000 8,000 8,500 8,500 8,500 8,500 - No. Item Periode Januari Februari Maret Total (kg) 2 Ayam GR 13,200 13,200 13,200 13,200 12,900 12,900 12,900 12,900 12,300 12,300 12,300 12,300 OH NR 13,200 13,200 13,200 13,200 12,900 12,900 12,900 12,900 12,300 12,300 12,300 12, ,600 PORec 13,200 13,200 13,200 13,200 12,900 12,900 12,900 12,900 12,300 12,300 12,300 12,300 PORel 13,200 13,200 13,200 13,200 12,900 12,900 12,900 12,900 12,300 12,300 12,300 12,300 - Sumber : data yang diolah dari PT. Pangan Sari Utama (2014)

15 55 No. Item Tabel 4.11 Perhitungan Biaya Pembelian Material Satuan Total Pemesanan Biaya pembelian Total Biaya Pembelian (Kg) (Rp) (Rp) 1 Daging kg Ayam kg Sumber : data yang diolah dari PT. Pangansari Utama (2014) Pada tabel 4.11 dapat dilihat total biaya pembelian per material Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Biaya Pesan dan Biaya Simpan dengan LFL No. Ingredients Satuan Frekuensi Inventory Biaya Pesan Biaya Simpan Total Biaya Total Biaya pesan (Rp) (Rp) Pesan (Rp) Simpan (Rp) a b c d e f g=cxe h=dxf 1 Daging kg Ayam kg Sumber : data yang diolah dari PT. Pangansari Utama (2014) Pada tabel 4.12 dapat dilihat total biaya pesan, dan total biaya simpan. Ongkos simpan menjadi nol karena metode ini bertujuan untuk meminimumkan ongkos simpan.

16 56 Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Total Biaya Persediaan dengan LFL No. Ingredients Satuan Biaya Pembelian Total Biaya Total Biaya Total Biaya (Rp) Besan Simpan Persediaan (Rp) (Rp) (Rp) 1 Daging kg 7,129,500, ,200-7,130,317,200 2 Ayam kg 4,515,840, ,200-4,516,657,200 Total 11,646,974,400 Sumber : data yang diolah dari PT. Pangansari Utama (2014) Dari perhitungan di atas, dengan biaya simpan nol, maka pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa total biaya persediaan dengan menggunakan metode lot for lot sebesar Rp ,-

17 Metode Fixed Periode Requirements (FPR) Metode FPR ini menggunakan konsep interval pemesanan yang konstan, sedangkan ukuran kuantitas pemesanan (lot size) bervariasi. Dalam metode FPR ini selang waktu antar pemesanan dibuat tetap dengan ukuran lot sesuai pada kebutuhan bersih. Ukuran kuantitas pemesanan tersebut merupakan penjumlahan kebutuhan bersih dari setiap periode yang tercakup dalam interval pemesanan yang telah ditetapkan. Penetapan interval penetapan dilakukan secara sembarang. Pada metode FPR ini, jika saat pemesanan jatuh pada periode yang kebutuhan bersihnya sama dengan nol, maka pemesanannya dilaksanakan pada periode berikutnya.untuk perhitungan FPR dapat dilihat pada tabel 4.14.

18 58 Tabel 4.14 Hasil Perhitungan dengan Metode FPR No. Item Periode Januari Februari Maret Total (kg) 1 Daging GR 7,750 7,750 7,750 7,750 8,000 8,000 8,000 8,000 8,500 8,500 8,500 8,500 97, OH 15,500 7,750-16,000 8,000-16,500 8,500-17,000 8,500-97, NR 23,250 23,750 24,500 25,500 97, PORec 23,250 23,750 24,500 25,500 97, PORel 23,250 23,750 24,500 25,500 97, No. Item Periode Januari Februari Maret Total (kg) 2 Ayam GR 13,200 13,200 13,200 13,200 12,900 12,900 12,900 12,900 12,300 12,300 12,300 12, ,600 OH 26,400 13,200-25,800 12,900-25,200 12,300-24,600 12, ,700 NR 39,600 39,000 38,100 36, ,600 PORec 39,600 39,000 38,100 36, ,600 PORel 39,600 39,000 38,100 36, ,600 Sumber : data yang diolah dari PT. Pangansari Utama (2014)

19 59 Tabel 4.15 Perhitungan Biaya Pembelian Material No. Item Satuan Total Pemesanan Biaya pembelian Total Biaya Pembelian (Kg) (Rp) (Rp) 1 Daging kg 97,000 73,500 7,129,500,000 2 Ayam kg 153,600 29,400 4,515,840,000 Sumber : data yang diolah dari PT. Pangansari Utama (2014) Pada tabel 4.15 dapat dilihat total biaya pembelian per material. Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Biaya Pesan dan Biaya Simpan dengan FPR No. Ingredients Satuan Frekuensi Inventory Biaya Pesan Biaya Simpan Total Biaya Total Biaya pesan (Rp) (Rp) Pesan (Rp) Simpan (Rp) a b c d e f g=cxe h=dxf 1 Daging kg 4 97,750 68, ,400 89,807,813 Ayam 2 kg 4 152,700 68, ,400 56,117,250 Sumber : data yang diolah dari PT. Pangansari Utama (2014)

20 60 Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Total Biaya Persediaan dengan FPR No. Ingredients Satuan Biaya Pembelian Total Biaya Total Biaya Total Biaya (Rp) Besan Simpan Persediaan (Rp) (Rp) (Rp) 1 Daging kg 7,129,500, ,400 89,807,813 7,219,580,213 2 Ayam kg 4,515,840, ,400 56,117,250 4,572,229,650 Total 11,791,809,863 Sumber : data yang diolah dari PT. Pangansari Utama (2014) Dari perhitungan di atas, maka pada tabel 4.17 dapat dilihat bahwa total biaya persediaan dengan menggunakan Metode FPR sebesar Rp.11,791,809,863

21 Metode Part Period Balancing (PPB) Part Period Balancing (PPB) merupakan Metode yang menggunakaan pengalokasian pemesanan yang dilakukan dengan melihat kebutuhan bersih periode yang ada di depan dan periode yang ada di belakang (look ahead/look back) dari periode yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penyimpangan item persediaan dalam jumlah yang terlalu besar dan menghindari kuantitas pemesanan yang terlalu sedikit. Untuk menentukan besarnya ukuran lot yang digunakan, Metode ini menggunakan Equivalent Part Period (EPP). Pemilihan ukuran lot yang akan dilaksanakan adalah berdasarkan ukuran lot yang mempunyai nilai mendekati atau sama dengan nilai EPP. EPP dihitung secara sederhana dengan membagi ongkos pengadaan dengan ongkos simpan per unit per periode. Perhitungan nilai EPP setiap masing-masing material dapat dilihat pada Tabel 4.20, sedangkan untuk perhitungan dengan Metode Part Period Balancing (PBB) dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.18 Perhitungan EPP No. Biaya Pesan Biaya Item Satuan (Rp) Simpan(Rp) EPP Pembulatan a b c d e=c/d f 1 Daging kg ,75 74,12 74,12 2 Ayam kg ,50 185,31 185,31 Sumber : data yang diolah dari PT. Pangansari Utama (2014)

22 62 Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Metode PPB No. Item Periode Januari Februari Maret Total (kg) 1 Daging GR 7,750 7,750 7,750 7,750 8,000 8,000 8,000 8,000 8,500 8,500 8,500 8,500 97, OH 7,750-7,750-8,000-8,000-8,500-8,500-48, NR 15,500 15,500 16,000 16,000 17,000 17,000 97,000 PORec 15,500 15,500 16,000 16,000 17,000 17,000 97, PORel 15,500-15,500 16,000 16,000 17,000 17,000 97, No. Item Periode Januari Februari Maret Total (kg) 2 Ayam GR 13,200 13,200 13,200 13,200 12,900 12,900 12,900 12,900 12,300 12,300 12,300 12, ,600 OH 13,200-13,200-12,900-12,900-12,300-12,300-76,800 NR 26,400 26,400 25,800 25,800 24,600 24, ,600 PORec 26,400 26,400 25,800 25,800 24,600 24, ,600 PORel 26,400 26,400 25,800 25,800 24,600 24, ,200 Sumber : data yang diolah dari PT. Pangansari Utama (2014)

23 63 Tabel 4.20 Perhitungan Biaya Pembelian Material No. Item Satuan Total Pemesanan Biaya pembelian Total Biaya Pembelian (Kg) (Rp) (Rp) 1 Daging kg Ayam kg Sumber : data yang diolah dari PT. Pangansari Utama (2014) Pada tabel 4.22 dapat dilihat total biaya pembelian per material. Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Biaya Pesan dan Biaya Simpan dengan PPB No. Ingredients Total Satuan Frekuensi Inventory Biaya Pesan Biaya Simpan Biaya Total Biaya pesan (Rp) (Rp) Pesan (Rp) Simpan (Rp) a b c d e f g=cxe h=dxf 1 Daging kg Ayam kg Sumber : data yang diolah dari PT. Pangansari Utama (2014) Pada tabel 4.23 merupakan hasil perhitungan untuk total biaya pesan dan total biaya simpan per material.

24 64 Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Total Biaya Persediaan dengan PPB No. Ingredients Satuan Biaya Pembelian Total Biaya Total Biaya Total Biaya (Rp) Besan (Rp) Simpan (Rp) Persediaan (Rp) 1 Daging kg 7,129,500, ,600 44,559,375 7,174,467,975 2 Ayam kg 4,515,840, ,600 28,224,000 4,544,472,600 Total 11,718,940,575 Sumber : data yang diolah dari PT. Pangansari Utama (2014) Dari perhitungan di atas, maka pada tabel 4.24 dapat dilihat bahwa total biaya persediaan dengan menggunakan Metode PPB sebesar Rp ,575

25 Analisa Total Biaya Persediaan Material Berdasarkan hasil perhitungan lotsizing dengan menggunakan Metode lotsizing yang berbeda-beda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan biaya total persediaan yang didapatkan dari hasil penjumlahan biaya pembelian material, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan. Tabel 4.13, Tabel 4.17, Tabel 4.22 berisi hasil perhitungan total biaya persediaan material dengan 3 Metode lotsizing tersebut Biaya Persediaan Minimum Hasil perhitungan total biaya persediaan dengan menggunakan 3 Metode lotsizing yang telah dilakukan tersebut menunjukkan hasil yang berbeda untuk setiap Metodenya. Untuk lebih memudahkan dalam mengetahui perbedaan hasil perhitungan tersebut, Tabel 4.23 menjelaskan tentang perbandingan total biaya pembelian, biaya pesan, biaya simpan, dan biaya persediaan untuk setiap jenis material.

26 66 Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Biaya Pembelian, Biaya Pesan, Biaya Simpan per Metode No. Item Metode Biaya Pembelian Total Biaya Total Biaya Total Biaya (Rp) Pesan (Rp) Simpan (Rp) Persediaan (Rp) 1 Daging LFL 7,129,500, ,200-7,130,317,200 FPR 7,129,500, ,400 89,807,813 7,219,580,213 PPB 7,129,500, ,600 44,559,375 7,174,467,975 2 Ayam LFL 4,515,840, ,200-4,516,657,200 FPR 4,515,840, ,400 56,117,250 4,572,229,650 PPB 4,515,840, ,600 28,224,000 4,544,472,600 Sumber : data yang diolah dari PT. Pangansari Utama (2014) Pada tabel 4.23 terlihat untuk material daging dan ayam total biaya persediaan paling minimum adalah dengan Metode lot for lot.

27 Pembahasan Berdasarkan hasil rekapitulasi perhitungan total biaya persediaan minimum, terdapat beberapa Metode lotsizing yang menghasilkan biaya persediaan minimum untuk beberapa jenis material. Hal ini dikarenakan masingmasing Metode akan menghasilkan frekuensi pesan dan ukuran lot yang berbedabeda. Perbedaan tersebut akan mengakibatkan perbedaan biaya persediaan yang terdiri dari biaya pesan dan biaya simpan untuk masing-masing Metode lotsizing. Adapun alasan mengapa Metode lot for lot menghasilkan biaya persediaan minimum untuk material daging dan ayam adalah karena biaya simpan pada Metode ini nol. Sedangkan untuk Metode FPR dan PPB memiliki biaya simpan yang tinggi dikarenakan adanya nilai inventory yang besar akan mempengaruhi biaya simpan dan tentunya juga akan berpengaruh pada total biaya persediaan material. Pada tabel 4.23 terlihat untuk material daging dan ayam total biaya persediaan paling minimum adalah dengan Metode lot for lot.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Matrikstama Andalan Mitra, sebuah perusahaan perdagangan, yang beralamatkan di Jl. Daan Mogot KM.12 No.9 Jakarta

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak No. 28, Komplek Balapan, Yogyakarta PART 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PEMBANGUNAN PROYEK APARTEMEN. Oleh : ANGGER WIJAYANTO

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PEMBANGUNAN PROYEK APARTEMEN. Oleh : ANGGER WIJAYANTO TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PEMBANGUNAN PROYEK APARTEMEN GUNAWANGSA SURABAYA Oleh : ANGGER WIJAYANTO 3109.106.018 Dosen Pembimbing : Ir. RETNO INDRYANI, MS LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN. Oleh : Arinda Yudhit Bandripta

TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN. Oleh : Arinda Yudhit Bandripta TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN Oleh : Arinda Yudhit Bandripta 3107.100.551 Dosen Pembimbing : Ir. Retno Indryani, Ms LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi MRP didasarkan pada permintaan dependen.

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen.

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen. BAB III Metode Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pt. Anugraha Wening Caranadwaya, diperusahaan Manufacturing yang bergerak di bidang Garment (pakaian, celana, rompi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI Feby Kartika Sari dan Retno Indryani Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Pengertian mengenai Production Planning and Inventory control (PPIC) akan dikemukakan berdasarkan konsep sistem. Produksi

Lebih terperinci

Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2. Abstrak. Kata kunci : Material, Persediaan, Teknik Lot Sizing, Biaya Persediaan Minimum.

Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2. Abstrak. Kata kunci : Material, Persediaan, Teknik Lot Sizing, Biaya Persediaan Minimum. ANALISIS PERBANDINGAN PENYEDIAAN BAHAN MATERIAL STRUKTUR LANTAI 2 DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) (STUDI KASUS: PROYEK GEDUNG GUEST HOUSE V HOTEL) Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2 1,2

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1. Pengertian Material Requirements Planning (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ Fakultas FEB Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Proses dalam MRP Bill of material (BOM)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan CV. Mitra Abadi Teknik merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan dan manufaktur untuk peralatan

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Olahan Mangga Menggunakan Metode Material Requirement Planning (MRP) ABSTRAK

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Olahan Mangga Menggunakan Metode Material Requirement Planning (MRP) ABSTRAK Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Olahan Mangga Menggunakan Metode Material Requirement Planning (MRP) Ardaneswari DPC *) *) Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DALAM PEMESANAN BAHAN BAKU KERIPIK KENTANG DI INDUSTRI KECIL MENENGAH BENCOK 26

IMPLEMENTASI METODE PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DALAM PEMESANAN BAHAN BAKU KERIPIK KENTANG DI INDUSTRI KECIL MENENGAH BENCOK 26 IMPLEMENTASI METODE PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DALAM PEMESANAN BAHAN BAKU KERIPIK KENTANG DI INDUSTRI KECIL MENENGAH BENCOK 26 Disusun Oleh: Charlos Lalack Pembimbing: Ir. Asep Mohamad Noor, MT. Latar

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1 Landasan Teori Perencanaan kebutuhan material (material requirements planning) merupakan metode perencanaan dan pengendalian pesanan dan inventori untuk item-item

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat) 102 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Peramalan Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah proyeksi trend yang terdiri dari linier trend model, quadratic trend model, exponential growth curve trend

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk merencanakan pembuatan/pembelian komponen/bahan baku yang diperlukan untuk melaksanakan MPS. MRP ini merupakan hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8).

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan

Lebih terperinci

Jurnal Distribution Requirement Planning (DRP)

Jurnal Distribution Requirement Planning (DRP) PERENCANAAN DAN PENJADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL PERIKANAN DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di UD. Retro Gemilang Internasional Sidoarjo) 2009 Adib Fahrozi

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis . Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 13 Pokok Bahasan Dosen : Perencanaan Kebutuhan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) UNPGRI KEDIRI

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) UNPGRI KEDIRI Analisis Perencanaan Pengadaan Material Bahan Bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada Menggunakan Metode MRP (Material Requirements Planning) Guna Efisiensi Biaya Nazar J Kristiawan Dr. Lilia Pasca Riani,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2. Manajemen Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Yang Dihasilkan PT. Harapan Widyatama Pertiwi adalah perusahaan yang memproduksi pipa berdasarkan pesanan (make to order), tetapi ada pula beberapa produk yang diproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melakukan beberapa pengamatan dan pengujian maka peneliti menghasilkan satu produk baru dengan melakukan inovasi terhadap jajanan pasar Indonesia yaitu lemper,

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8 PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING) (MRP) BAB - 8 Sebelum penggunaan MRP, perencanaan pengendalian persediaan biasanya dilakukan melalui pendekatan reaktif sbb : a. Reorder

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) ABC Amber Text Converter Trial version, http://www.processtext.com/abctxt.html MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa landasan teori sebagai acuan dalam penyusunannya. Landasan teori yang dibutuhkan antara lain teori tentang Sistem Informasi, teori

Lebih terperinci

ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PEMBANGUNAN PROYEK APARTEMEN GUNA WANGSA SURABAYA

ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PEMBANGUNAN PROYEK APARTEMEN GUNA WANGSA SURABAYA ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PEMBANGUNAN PROYEK APARTEMEN GUNA WANGSA SURABAYA Nama Mahasiswa : Angger Wijayanto NRP : 3109.106.018 Jurusan : Teknik Sipil Lintas Jalur FTSP - ITS Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisis Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) Perencanaann Kebutuhan Material atau MRP dimulai setelah inputnya yaitu Jadwal Induk Produksi, Struktur Produk dan Catatan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 1 3.1 PERSEDIAAN BAB III TINJAUAN PUSTAKA Maryani, dkk (2012) yang dikutip oleh Yudhistira (2015), menyatakan bahwa persediaan barang merupakan bagian yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Persediaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG I Made Aryantha dan Nita Anggraeni Program Studi Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia,

Lebih terperinci

Material Requirements Planning (MRP)

Material Requirements Planning (MRP) Material Requirements Planning (MRP) Pokok Bahasan: I. Tujuan MRP II. Input & Output MRP III. Contoh Logika MRP & Struktur Produk IV. Contoh MRP Kereta Dorong V. Sistem Informasi MR Kuliah ke-4: Rabu,

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT REKABAJA MANDIRI memproduksi ratusan item produk yang berasal dari puluhan group produk. Mengingat begitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk memecahkan masalah yang diuraikan pada sub bab 1.2 diperlukan beberapa terori pendukung yang relevan. 2.1 Inventory Control Pengawasan persediaan digunakan untuk mengatur tersedianya

Lebih terperinci

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PENENTUAN TEKNIK PEMESANAN MATERIAL PADA PROYEK STEEL STRUCTURE MENGGUNAKAN WINQSB

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PENENTUAN TEKNIK PEMESANAN MATERIAL PADA PROYEK STEEL STRUCTURE MENGGUNAKAN WINQSB PENENTUAN TEKNIK PEMESANAN MATERIAL PADA PROYEK STEEL STRUCTURE MENGGUNAKAN WINQSB Juliana Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email : kallya_des @yahoo.com Abstrak Perencanaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Material Requirement Planning (MRP) Menurut Heryanto (1997, p193), persediaan adalah bahan baku atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Kurnia Teknik adalah sebuah CV spesialis moulding dan juga menerima jasa CNC, EDM, INJECT, dan DIGIT. CV. Kurnia

Lebih terperinci

The Karimata Restaurant Bogor, West Java. Make a Wish for Fish in Bamboo BBQ

The Karimata Restaurant Bogor, West Java. Make a Wish for Fish in Bamboo BBQ The Karimata Restaurant Bogor, West Java Make a Wish for Fish in Bamboo BBQ About Karimata Restaurant Karimata berdiri tahun 1998. Dipilih nama Karimata karena menumenu yang disajikan dari beraneka daerah

Lebih terperinci

Analisa Persediaan Material Pada Proyek Pembangunan Jembatan Sungai Brantas di Ruas Tol Kertosono-Mojokerto

Analisa Persediaan Material Pada Proyek Pembangunan Jembatan Sungai Brantas di Ruas Tol Kertosono-Mojokerto JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3,., (0) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) C-7 Analisa Persediaan Material Pada Proyek Pembangunan Jembatan Sungai Brantas di Ruas Tol Kertoso-Mojokerto Titis Wahyu Pratiwi, Yusronia

Lebih terperinci

PENERAPAN SOFTWARE POM-QM DALAM PENGADAAN MATERIAL PROYEK DENGAN TEKNIK PPB

PENERAPAN SOFTWARE POM-QM DALAM PENGADAAN MATERIAL PROYEK DENGAN TEKNIK PPB PENERAPAN SOFTWARE POM-QM DALAM PENGADAAN MATERIAL PROYEK DENGAN TEKNIK PPB Neneng Winarsih 1 Yogi Oktopianto 2 Yurista Vipriyanti 3 Dewi Agushinta R 4 Remi Senjaya 5 1 2 3 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE)

Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) Available online at http://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/jkie Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA

Lebih terperinci

Berbagi Kehangatan Masakan Kambing Bango

Berbagi Kehangatan Masakan Kambing Bango Berbagi Kehangatan Masakan Kambing Bango Jelang Perayaan Idul Adha Daging Kambing Daging g kambing cukup menjadi favorit dan disukai oleh para penggemar kuliner Beberapa kendala yang ada berkaitan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING Kusumawati, Aulia Jurusan Teknik Industri Universitas Serang Raya Jl Jalan Raya Serang, Cilegon KM. 5 Taman

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan PT Belfoods Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di sektor pangan khususnya di bidang industri daging olahan dan makanan beku.

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) Lot for Lot Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Perencanaan Kebutuhan Material Perencanaan Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1. Persediaan Persediaan merupakan salah satu pos modal dalam perusahaan yang melibatkan investasi yang besar. Kelebihan persediaan dapat berakibat pemborosan atau tidak efisien,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang ada pada perusahaan ini. Pembahasan pada bagian ini dimulai dari landasan

BAB II LANDASAN TEORI. yang ada pada perusahaan ini. Pembahasan pada bagian ini dimulai dari landasan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini digunakan landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Deskriptif yaitu menganalisa, mengendalikan dan mendiskripsikan

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero

Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero Perencanaan Kebutuhan Komponen Tutup Ruang Transmisi Panser Anoa 6x6 PT PINDAD Persero Rizky Saraswati 1), dan I Wayan Suletra 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka A.1. Teori A.1.1 Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Haming (2011:24) Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

HeHeader

HeHeader SOTO PEKALONGAN 750 gram daging sandung lamur 3 cm jahe, memarkan 3 batang serai, memarkan 3 lembar daun jeruk 3 sdm taoco manis 2 sdm kecap manis 1,5 liter air 6 cabai merah besar 8 bawang merah 6 siung

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan Kebutuhan Barang Persediaan dengan Teknik Part Period Balancing Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen Perencanaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan sebagai kekayaan perusahaan, memiliki peranan penting dalam operasi bisnis. Dalam pabrik (manufacturing), persediaan dapat terdiri dari: persediaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. gelondongan kemudian dipotong menjadi papan papan kayu. Perusahaan yang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. gelondongan kemudian dipotong menjadi papan papan kayu. Perusahaan yang BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Profil Perusahaan CV. Jati Mulyo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kayu dan masuk dalam kelompok industri penggergajian

Lebih terperinci

Ekonomi & Bisnis Manajemen

Ekonomi & Bisnis Manajemen Manajemen Persediaan Modul ke: 12Fakultas Ekonomi & Bisnis Perencanaan Kebutuhan Barang_(MRP) PPB Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS KULINER LONTONG KARI (usaha rumahan)

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS KULINER LONTONG KARI (usaha rumahan) KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS KULINER LONTONG KARI (usaha rumahan) Nama : BAGUS WIJANARKO Kelas : S1-SI-03 Nim : 11.12.5542 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Karya tulis ini di buat untuk memberi petunjuk

Lebih terperinci

Penerapan Material Requirement Planning (MRP) dengan Mempertimbangkan Lot Sizing dalam Pengendalian Bahan Baku pada PT. Phapros, Tbk.

Penerapan Material Requirement Planning (MRP) dengan Mempertimbangkan Lot Sizing dalam Pengendalian Bahan Baku pada PT. Phapros, Tbk. Performa (2016) Vol. 15, No.1: 77-86 Penerapan Material Requirement Planning (MRP) dengan Mempertimbangkan Lot Sizing dalam Pengendalian Baku pada PT. Phapros, Tbk. Adelia Chandradevi *1), Nia Budi Puspitasari

Lebih terperinci

Penerapan Material Requirements Planning (MRP) dalam Perencanaan Persediaan Bahan Baku Produk Botol DK 8211 B di PT. Rexam Packaging Indonesia

Penerapan Material Requirements Planning (MRP) dalam Perencanaan Persediaan Bahan Baku Produk Botol DK 8211 B di PT. Rexam Packaging Indonesia Penerapan Material Requirements Planning (MRP) dalam Perencanaan Persediaan Bahan Baku Produk Botol DK 8211 B di PT. Rexam Packaging Indonesia Rahmad Fajar S. S1 Pend. Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN

ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN MAKALAH TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEKS PASAR TRADISIONAL DAN PLASA LAMONGAN ARINDA YUDHIT BANDRIPTA NRP. 3107 100 551 Dosen Pembimbing : Ir. RETNO INDRYANI, MS Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik

Lebih terperinci

ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI

ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI TUGAS AKHIR ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI DISUSUN OLEH: FEBY KARTIKA SARI 3110100006 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Sebuah proyek konstruksi tentunya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Manajemen Permintaan Pada dasarnya manajemen permintaan (demand management) didefinisikan sebagai suatu fungsi pengelolaan dari semua permintaan produk untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM. produksi dan prosedur persediaan bahan baku pada Perusahaan Roti Morning

BAB III ANALISIS SISTEM. produksi dan prosedur persediaan bahan baku pada Perusahaan Roti Morning 42 BAB III ANALISIS SISTEM Bab ini akan menjelaskan tentang deskripsi permasalahan sistem, proses produksi dan prosedur persediaan bahan baku pada Perusahaan Roti Morning Bakery, analisis kebutuhan sistem,

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 ( ) ISSN: MANAJEMEN PENGADAAN MATERIAL BANGUNAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MRP (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING) STUDI KASUS: REVITALISASI GEDUNG KANTOR BPS PROPINSI SULAWESI UTARA Inggried Limbong H. Tarore, J. Tjakra,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri. Kelangsungan proses bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri. Kelangsungan proses bisnis BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini sangat pesat. Hal itu ditandai dengan banyaknya perusahaan yang berdiri. Kelangsungan proses bisnis yang ada di perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Dari hasil pengumpulan data yang didapat dari divisi produksi PT. Indotek Jaya, maka data tersebut diperlukan untuk membuat rancangan MRP (Material

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang dibangun, dikembangkan dengan bahasa pemrograman visual basic.net

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang dibangun, dikembangkan dengan bahasa pemrograman visual basic.net BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi Kebutuhan Sistem Dalam melakukan tahap implementasi program dilakukan penerapan dari analisa dan perancangan sistem yang telah dibuat sebelumnya. Perangkat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perencanaan produksi dan penyediaan bahan baku merupakan dua hal yang berkaitan. Berapa banyak bahan baku yang harus disediakan, ditentukan oleh berapa jumlah produk yang akan dibuat pada suatu

Lebih terperinci

Masakan Pedas Penambah Nafsu Makan

Masakan Pedas Penambah Nafsu Makan Tuesday, 22 September 2009 21:29 Masakan Pedas Penambah Nafsu Makan Ingin nafsu makan Anda bertambah? Coba menjajal menu masakan dengan rasa yang pedas, karena rasa pedas dipercayai bisa menambah nafsu

Lebih terperinci

Lampiran Surat Penawaran Harga

Lampiran Surat Penawaran Harga Lampiran Surat Penawaran Harga i i. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA Kop Perusahaan DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA PENAWARAN : Pengadaan Bahan Makanan Keperluan Narapidana/Tahanan Satuan Kerja : Lembaga Pemasyarakatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) Menurut Gaspersz (2005:177) Perencanaan kebutuhan material (material requirement planning = MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Permintaan mengalami penurunan pada periode tertentu dan kenaikan pada periode setelahnya sehingga pola yang dimiliki selalu berubah-ubah (lumpy)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku.

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku. BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi penelitian yang dilakukan. Referensi yang digunakan merupakan

Lebih terperinci

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR Rujak dan asinan sangat cocok disajikan saat cuaca panas seperti sekarang ini. Jenisnya pun dapat Anda pilih sesuai selera. Dari rujak buah, asinan betawi, sampai asinan

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. USULAN PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL di PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI

Universitas Bina Nusantara. USULAN PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL di PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Strata 1 - Semester Genap tahun 2004 / 2005 USULAN PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL di PT. PRATAMA ABADI INDUSTRI Sherly Monaco

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) Peramalan merupakan upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan digunakan untuk melihat atau memperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbaikan performansi bisnis modern harus mencakup keseluruhan sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbaikan performansi bisnis modern harus mencakup keseluruhan sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbaikan performansi bisnis modern harus mencakup keseluruhan sistem industri dari kedatangan material sampai distribusi kepada konsumen dan desain ulang produk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan A.1 Gambaran Umum PT Kansai Paint Indonesia PT. Kansai Paint Indonesia adalan sebuan perusahaan yang bergerak di bidang chemical industry yaitu manufacturing

Lebih terperinci

bumbu adalah suatu bahan mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami

bumbu adalah suatu bahan mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami bumbu & rempah bumbu adalah suatu bahan mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami rempah Adalah bagian tanaman yang ditambahkan pada makanan untuk menambah atau membangkitkan selera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam jadwal produksi induk. Contoh dari depended inventory adalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam jadwal produksi induk. Contoh dari depended inventory adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyak operasi manufaktur terutama pada tingkat kecil dan menengah dimanajemeni secara kacau, persediaan menumpuk, suku cadang/persediaan dipercepat/diperbanyak

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, maka penulis menggunakan metode penyelesaian masalah yang dapat digambarkan sebagai berikut: Penelitian Pendahuluan Identifikasi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Keadaan perekonomian di Indonesia telah mengalami banyak perubahan.

Bab 1. Pendahuluan. Keadaan perekonomian di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Sampai saat ini perekonomian Indonesia belum bisa pulih dari krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8328 Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Kulit dengan Menggunakan Metode Material Requirement Planning untuk Meminimumkan Biaya Persediaan pada Bengkel Sepatu Beevy

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016 ISSN X RANCANG BANGUN SISTEM INFOMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PADA UMKM SEPATU DAN SANDAL SUROSO Cahya Apriliana 1) Arifin Puji Widodo 2) Henry Bambang Setyawan 3) S1 / Jurusan Sistem Informasi Institut

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS AYAM GORENG PRESTO. Tugas Kuliah Lingkungan Bisnis

PELUANG BISNIS AYAM GORENG PRESTO. Tugas Kuliah Lingkungan Bisnis PELUANG BISNIS AYAM GORENG PRESTO Tugas Kuliah Lingkungan Bisnis disusun oleh I. Martiandos MH 11.02.7960 JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat

Lebih terperinci

UAS Manajemen Operasi - 12 Juni ,5 jam Closed book, boleh menggunakan kalkulator

UAS Manajemen Operasi - 12 Juni ,5 jam Closed book, boleh menggunakan kalkulator Manajemen Operasi Exercise UAS 2013 UAS Manajemen Operasi - 12 Juni 2013 2,5 jam Closed book, boleh menggunakan kalkulator Petunjuk: Setiap soal memiliki bobot yang sama Tulisan harus terbaca jelas tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman dan teknologi, dunia manufakturpun ikut berkembang dengan pesatnya. Persaingan menjadi hal yang sangat mempengaruhi kelangsungan

Lebih terperinci