Kerangka Kerja Kemitraan Negara Indonesia
|
|
- Hengki Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kerangka Kerja Kemitraan Negara Indonesia
2 SIAPA KAMI Dibentuk tahun Kantor pusat di Washington D.C. Kelompok Bank Dunia terdiri dari lima institusi yang dikelola oleh 188 negara anggota Lebih dari 10,000 karyawan di lebih dari 120 kantor di berbagai negara
3 TUJUAN KAMI
4 KEMITRAAN ENAM DEKADE Presiden Bank Dunia Robet McNamara membuka kantor cabang Bank Dunia pertama di Jakarta. Bank Dunia memberikan kredit IDA pertama senilai $5 juta untuk proyek irigasi Proyek percontohan membentuk 800 pusat nutrisi Dalam kunjungan ke Indonesia Presiden Bank Dunia Jim Wolfensohn menyarankan Presiden SoehartO menangani masalah tata pemerintahan dan korupsi Bank Dunia mendukung perluasan program pembangunan masyarakat nasional PNPM hingga mencapai desa Pasca Krisis 1997, Bank Dunia mengalihkan program di Indonesia dengan portfolio sederhana dan fokus menangani korupsi dan pembangunan masyarakat Bank Dunia menambah dana $250 juta untuk rekonstruksi di Indonesia, Sri Lanka, Maladewa pasca tragedi tsunami
5 POTENSI INDONESIA
6 Kerangka Kemitraan Negara Apa Tujuannya Systematic Country Diagnostic Country Partnership Framework Performance & Learning Review Completion & Learning Review Kerangka Kemitraan Negara membutuhkan adanya Systematic Country Diagnostic (SCD) yang menganalisa tantangan dan kesempatan negara dalam upayanya untuk mengentaskan kemiskinan dan memperluas kesejahteraan bersama. Fondasi SCD untuk Indonesia adalah analisa Bank Dunia terhadap pembangungan di Indonesia, berjudul The Development Policy Review: Avoiding the Trap. Riset tersebut berlangsung selama 1 tahun dan melibatkan konsultasi dengan pemerintah, lembaga pendidikan serta pakar-pakar media. CPF adalah bagian dari kemitraan, bukan diagnosa. CPF menyesuaikan tujuannya denga tujuan negara dan pemerintah. Selektivitas dalam program dan pendekatan adalah penting. 6
7 Selectivity: MENUJU PEMBERANTASAN KEMISKINAN DAN KESEJAHTERAAN BERSAMA PATH 1 Economic growth Taxes& Gov. Spending Job Creation PATH 2 Service Deliveries, Opportunities for all PATH 3 Natural Resource Management (e.g. forests, coastal resources) Poverty Reduction & Shared prosperity 7
8 Kelompok Bank Dunia Kelompok Bank Dunia terdiri dari tiga lembaga dengan fungsi berbeda: IBRD (International Bank for Reconstruction and Development, dikenal sebagai Bank Dunia), IFC (International Finance Corporation), dan MIGA. IBRD Portofolio: 25 proyek berjumlah US$6,740 milyar, termasuk Trust Fund dan Contingency Financing IFC Portofolio: 31 klien dan program, berjumlah US$2,24 milyar MIGA Portofolio: US$400 juta untuk dua proyek aktif dalam bidang energi dan industri ekstraktif
9 Country Partnership Framework KERANGKA KERJA KEMITRAAN NEGARA Tujuan: Menjalankan dukungan Kelompok Bank Dunia terhadap Pemerintah Indonesia untuk mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraaan, dan membaginya secara lebih merata kepada seluruh masyarakat. 9
10 PENERAPAN KERANGKA KERJA KEMITRAAN NEGARA Mencakup sisa periode dari pemerintahan saat ini, Fiskal Sesuai dengan RPJMN, dan tercermin dalam Blue Book. Menggunakan berbagai alat pembangunan, termasuk kemitraan dengan donor. Melakukan konsultasi dengan pemangku kepentingan (lembawa masyarakat sipil, mitra pembangunan, sektor swasta). Akan dikaji ulang dan direvisi tiap 2 tahun bila diperlukan. 10
11 Selectivity: SELEKTIVITAS 11
12 BIDANG KETERLIBATAN Bidang keterlibatan CPF sesuai dengan tiga prioritas dalam RPJMN: Dimensi Pembangunan Manusia: Delivery of local infrastructure and services Dimensi Sektor Unggulan: delivery of national infrastructure; energy for all; and maritime and connectivity Dimensi Pemerataan & Kewilayahan: sustainable landscape management; collecting more and spending better; delivery of local infrastructure and services, and shared prosperity and inclusion Iklim usaha dan fungsi pasar berperan dalam semua area 12
13 BIDANG KETERLIBATAN 1: PENYEDIAAAN INFRASTRUKTUR NASIONAL Kurangnya investasi infrastruktur selama satu dekade = 'celah infrastruktur' yang besar. Total investasi infrastruktur RI rata-rata 3-4 persen PDB, dibandingkan dengan Tiongkok (10%) dan India (7,5%). Empat dari enam bidang keterlibatan terkait dengan infrastruktur. Dua terkait tantangtan terbesar dan menjadi prioritas pemerintah energy serta maritime dan logistik dan dua untuk mengatasinya dari titik penyediaan, yaitu infrastruktur tingkat nasional dan infrastruktur di tingkat lokal. 13 Di tingkat nasional, kita akan berupaya bekerja di sektor-sektor yang dapat memberikan dampak lewat kerjasama dengan pemerintah dan mitra pembangunan untuk mencapai skala yang lebih besar, dan apabila relevan, juga sektor swasta melalui potensi kerja sama pemerintah-swasta yang kemungkinan besar terkonsentrasi di bidang: Mendukung kerja sama pemerintah-swasta ntuk infrastruktur; Air dan sanitasi; Pariwisata yang terintegrasi; Irigasi dan bendungan; Perumahan yang terjangkau.
14 BIDANG KETERLIBATAN 2: ENERGI UNTUK SEMUA Engagement Areas 2 : Energy for All 14 Defisit lebih dari $50 milyar, 60 juta penduduk tanpa akses yang handal, terlalu bergantung pada batubara. Komitmen Pemerintah Indonesia: i. Mengurangi/menyasar subsidi energy untuk meningkatkan efisiensi alokasi sumberdaya. ii. memperluas akses. iii. meningkatkan porsi energi terbarukan menjadi 23%. iv. Memberi insentif bagi industri untuk beralih ke teknologi energi lebih efisien. Keterlibatan Kelompok Bank Dunia akan menggunakan berbagai intervensi termasuk pinjaman investasi, Pinjaman Kebijakan Pembangunan; investasi IFC dan jaminan MIGA, layanan pengetahuan untuk: i. Memperkuat tata pemerintahan dan kesinambungan sektor. ii. Mendukung energy terbarukan dan pembangunan rendah karbon. iii. Memperluas akses layanan energi modern melalui pembangkit non-batubara, transmisi dan distribusi. iv. Mendukung formulasi kebijakan dan rencana investasi sektor gas.
15 BIDANG KETERLIBATAN 3: Engagement Areas 3 : Maritime and Connectivity MARITIM DAN PERHUBUNGAN Kurangnya investasi sebesar $50 milyar, bila biaya logistic sama dengan Thailand (16% vs 24% dari PDB), Indonesia bisa menghemat $70 milyar tiap tahun, yang bisa dipakai secara lebih produktif. Pemerintah telah membuat Bangsa Maritim sebagai pilar agenda pembangunan. Namun belum banyak kemajuan terlihat hingga saat ini karena kurangnya koordinasi respons di aspek regulasi, kegiatan dan investasi, serta adanya mandat yang tumpang tindih. Keterlibatan Bank Dunia yang sedang dipertimbangkan termasuk gabungan antara pinjaman investasi, DPL, kemungkinan investasi IFC, jaminan MIGA, dan layanan pengetahuan, guna mendukung: Terciptanya regulasi yang lebih baik dan lingkungan operasi yang mendukung invesasi baik oleh pemerintah maupun swasta. Pembangunan dan operasi pelabuhan. Perhubungan pelabuhan di daerah pelosok, termasuk transportasi darat dan udara. Pengembangan ekonomi biru. 15
16 BIDANG KETERLIBATAN 4: INFRASTRUKTUR DAN LAYANAN LOKAL Sepertiga ketimpangan diakibatkan oleh kurangnya peluang dan akses pada infrastruktur, layanan kesehatan dan pendidikan. Setengah belanja pemerintah dilakukan di tingkat daerah, dimana kurangnya kapasitas dan akuntabilitas merugikan masyarakat miskin dan rentan. Solusinya tidak spesifik di satu sektor, tapi dengan meningkatkan bagaimana pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan desa bekerjasama menyediakan layanan dan akuntabel. 16 Keterlibatan dikelompokkan dalam 2 pilar menggunakan layanan investasi dan pengetahuan. 1. Memperkuat kerangka kerja desentralisasi untuk memperbaiki penyediaan layanan: Sistem transfer fiskal berbasis kinerja, terutama untuk sektor prioritas (kesehatan dan pendidikan). Meningkatkan kemampuan pemerintah pusat untuk mendukung dan mengawasi pemerintah daerah; kapasitas pemerintah daerah, termasuk desa, untuk menyediakan instrumen bagi masyarakat untuk memantau. 2. Pendekataan yang berbeda untuk penyediaan layanan di kota dan desa yang akan mendukung: Jakarta dan Surabaya menjadi kota kelas dunia Urbanisasi berkelanjutan kota-kota kelas dua Penyediaan layanan air, sanitasi, pendidikan, dan kesehatan di daerah desa tertinggal untuk mengatasi ketimpangan peluang
17 BIDANG KETERLIBATAN 5: MANAJEMEN LANSKAP YANG BERKELANJUTAN 17 Seperlima penduduk miskin tinggal di kawasan pesisir dan hutan. 140 juta penduduk bergantung pada sumberdaya hutan dan laut. Tidak pastinya akses lahan dan ekploitasi berlebih serta degradasi sumberdaya alam berdampak pada kemiskinan. Pemerintah telah mengadakan beberapa inisiatif dan perubahan regulasi, karena belum terintegrasinya pendekatan, kapasitas yang perlu ditingkatkan termasuk institusi dan tata pemerintahan. Berarti degradasi hutan, gambut, terumbu karang, persediaan ikan terus diabaikan. Kelompok Bank Dunia akan berfokus kepada pengelolaan lanskap melalui perencanaan spasial yang lebih baik dan alokasi lahan, misalnya: Mendukung perancangan dan implementasi program guna meningkatkan manajemen dan manfaat aset terrestrial alam. Mendukung manajemen lahan dan perencanaan spasial dalam mengurangi hambatan yang diciptakan oleh adanya dua sistem manajemen tanah. Dengan sektor swasta, merancang model pembangunan berkelanjutan menggunakan sumberdaya alam. Manajemen, mitigasi, dan kesiapsiagaan bencana.
18 BIDANG KETERLIBATAN 6: PEMASUKAN LEBIH BANYAK, BELANJA LEBIH BAIK Rasio pemasukan-gdp (15,2% pada 2014) dan pajak-gdp (11,3%) Indonesia termasuk rendah dan menurun. Banyak tantangan dalam eksekusi anggaran. Pemerintah berupaya meningkatkan pemasukan, memperkuat Direktorat Jenderal Pajak, dan meningkatkan komposisi dan efektivitas belanja publik. 18 Keterlibatan akan menggunakan investasi dan pinjaman berbasis kebijakan serta layanan pengetahuan guna mendukung pemerintah dalam: 1) Pemasukan: Mendukung revisi kebijakan pajak selektif. Mendukung reformasi untuk meningkatkan ketaatan pajak dan memperkuat dan mengarusutamakan administrasi pemasukan bukan pajak (misal, pertambangan yang bukan pajak). 2) Memperbaiki belanja melalui: Memajukan reformasi subsidi energy (BBM dan listrik). Mutu yang lebih baik melalui alokasi yang efisien, efektif, implementasi di bidang utama. Memperkuat kapasitas institusional untuk memodernisasi manajemen pengadaan dan kontrak serta meningkatkan lingkungan pengendali.
19 BIDANG PENDUKUNG 1: IKLIM USAHA DAN PASAR YANG BERFUNGSI Pertumbuhan, lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan sangat bergantung pada strategi pertumbuhan yang didukung oleh sektor swasta. Pertumbuhan sektor swasta bergantung pada regulasi yang mendukung dan terprediksi, adanya infrastruktur, dan kondisi pasar yang baik. Kebutuhan untuk memperbaiki lingkungan usaha dan keuangan merupakan faktor lintas sektor ekonomi, dan berdampak pada efisiensi solusi pembangunan. Pendekatan Kelompok Bank Dunia adalah bekerja di dalam area keterlibatan serta melalui dukungan terpisah untuk: Mempertemukan modal swasta agar mendukung kebijakan publik melalui investasi (IIF), dukungan kerjasama pemerintah-swasta, layanan pengetahuan dan bantuan teknis. Mendukung perusahaan swasta melalui dukungan Bank Dunia bagi wirausahawan dan inovasi, pendanaan dan konsultasi IFC di wilayah tertantu, serta produk jaminan MIGA. Bantuan teknis yang luas menuju reformasi regulasi, dan pasar yang berfungsi dengan lebih baik. Inklusi keuangan. 19
20 BIDANG PENDUKUNG 2: KESEJAHTERAAN BERSAMA, KESETARAAN & INKLUSI Pengentasan kemiskinan dan mengurangi ketimpangan baik kedepan dan saat ini adalah prioritas Kelompok Bank Dunia, agar melindungi masyarakat miskin dan rentan dan membantu mereka menjalankan hidup yang lebih produktif. Kelompok Bank Dunia mendukung pembuatan kebijakan berbasis bukti bagi pengembangan dan implementasi kebijakan yang melindungi masyarakat miskin dan rentan. Bidang Pendukung ini akan dijalankan melalui layanan pengetahuan, guna: Meningkatkan fokus kemiskinan dan ketimpangan pada kebijakan yang didukung Kerangka Kerja Kemitraan Negara. Memperkuat jaring pengaman. Mengembangkan program kelulusan bagi masyarakat miskin dan dukungan terkait. Meningkatkan SJSN untuk memberi perlindungan efektif bagi seluruh masyarakat (kesehatan) dan pekerja (program karyawan). Intervensi Kelompok Bank Dunia di sektor swasta akan difokuskan pada menciptakan lapangan kerja produktif melalui kerjasama dengan beberapa perusahaan, serta aktivitas keuangan inklusif. 20
21 JANGKA WAKTU CPF Peluncuran dengan pemerintah : September 10, 2015 Konsultasi dengan stakeholder lain: 1) Mitra Pembangunan / Lembaga Donor : September 16 2) LSM dan akademia: September 21 (Jakarta) September 29 (Makassar) October 8 (Yogyakarta) October 12 (Jakarta) 3) Sektor Swasta: September 28 Finalisasi draft CPF: November 2 Board meeting untuk CPF: December 3,
22 22 TERIMA KASIH
23 PORTFOLIO INVESTASI IBRD SAAT INI US$6.740, termasuk Trust Fund dan Contingency Financing 25 proyek di sektor-sektor berikut: 23
24 PROGRAM IBRD YANG BERJALAN *) Blended IDA+IBRD project 24
25 INVESTASI IFC Antara tahun fiskal , IFC Indonesia memberikan komitmen lebih dari US$4,2 milyar untuk 80 proyek (US$1,5 milyar sudah dimobilisasi). Portfolio total = sekitar US$2,24 milyar untuk 31 klien, per Juni Investasi IFC termasuk: pasar keuangan industri kimia pembangkit listrik industri makanan dan minuman pertanian dan kehutanan minyak, gas, & tambang penyediaan sarana umum industri plastik & karet transportasi & gudang konstruksi & real estate industri manufaktur dan sektor pelatihan.. Aktivitas penasihat termasuk: tata kelola korporasi pendanaan berkelanjutan (perbankan hijau) pendanaan pertanian kehutanan dan agribisnis jasa non-finansial untuk bank penyederhanaan prosedur memulai usaha dan izin bangunan memberi nasihat transaksi untuk kerjasama infrastruktur oleh pemerintah-swasta.
26 JAMINAN MIGA MIGA memberikan jaminan dengan nilai lebih dari US$400 juta untuk dua proyek aktif dalam bidang energi dan industri ekstraktif. Proyek Weda Bay Nickel ($207M at issuance) mendukung fase ekplorasi untuk tambang kobalt-nikel dengan tempat pemrosesan hidrometalurgi. Proyek Rajamandala Hydropower ($200M at issuance) bertujuan membangun kapasitas energi Indonesia untuk mempertahankan kemajuan ekonomi serta meninggalkan ketergantungan pada pembangkit bahan bakar minyak yang mahal.
27 INDICATIVE AND PROVISIONAL FINANCING PIPELINE * IBRD FY16-FY18 (1) No Project/Program Title Implementing Agencies Indicative Amount ($) FY16 (July June 2016) 2,800 1 DPL Energy I MCEA AF- National Rural water & sanitation (Pamsimas 3) MPWPR National Slum Upgrading MPWPR Regional Infrastructure Devevelopment Funds (RIDF) PT.SMI & MOF AF Indonesia Infrastructure Financing Facility - PT.SMI/PT.IFF PT.SMI & MOF Power Distribution Efficiency -P4R (PT.PLN) PT.PLN Geothermal Energy Upstream Development (CTF/GEF) MOF & MEMR 50 8 Financial Support for low income households MPWPR 500 FY17 (July June 2017) 3,500 1 DPL Energy II MCEA DPL Maritime, logistics & connectivity MCEA DPL Revenue Collection MOF National Urban Water Supply Program MPWPR Dam Opr Rehab & Safety Improvement Project -2 (DORSIP-2) MPWPR Improvement of Solid Waste Mgmt to Support Rgnl & metro Cities MPWPR Urgent Rehabilitation of Irrrigation Project (URIP) MPWPR Road improvement to support Integrated land and sea toll way - Northen area MPWPR Dev't of Capacity, Quality and Competency HR (SIPRIT II) BAPPENAS Improvement of Primary Health care MOH AF-Upper Cisokan 1040MW PT.PLN Poko Hydro Power 130MW(PLN) PT.PLN Not for quotation: see disclaimer on cover
28 INDICATIVE AND PROVISIONAL FINANCING PIPELINE IBRD FY16-FY18 (2) No Project/Program Title Implementing Agencies Indicative Amount ($) FY18 (July June 2018) 3,350 1 DPL Maritime, logistics & connectivity-mlc II MCEA DPL Revenue Collection II MOF National Urban Waste Water Management Program (Sewerage system MPWPR devt and Devt't of Sewage treatment plant facility) Modernization Strategic Irrigation Project (MISP) MPWPR Matenggeng Power (PLN) PT.PLN Regional watersupply in Benteng Kobema and Durolis MPWPR National Urban Dev't Program (NUDP) - Sustainable Urban Dev't MPWPR Surabaya urban transport Pemkot Sby Power Distribution Efficiency II -P4R (PT.PLN) PT.PLN Eastern ports development (PT.Pelindo) PT.PELINDO II 500 OTHER POTENTIAL PROJECT/PROGRAM 2,400 1 Modernization of Tax Collection Project MOF National program for blue economy P4R/OBD: DAK Reform program MOF P4R: Quality Education in disadvantage regions/ Ind Smart Card MOEC Support for Delivery of Village Infrastructure and basic services MOV Tourism Infrastructure Development MOTourism National Land Administration & Spatial Planning MOAgraria Forestry Investment program MOFr P4R: National Road Asset Preservation MOPWPR Geothermal II 150MW(PT.PGE/Pertamina) PT.PGE Not for quotation: see disclaimer on cover
29 INDONESIA TRUST FUND PORTFOLIO Total Contribution Country specific TF: US$ 617 million Managing 167 grants both from Country and global TFs Number of active Donors : 10 Data as of July 2015 ot for quotation: see disclaimer on cover Sector allocation of trust funds in USD millions 29
30 INDONESIA TRUST FUND PORTFOLIO BY DONOR CONTRIBUTION Total Contribution of Country specific TF: US$ 617 m Data as of July 2015 Not for quotation: see disclaimer on cover 30
31 IFC INVESTMENTSas of July 2015 t for quotation: see disclaimer on cover Commitment Institution LN Fiscal Year Short Name Cmtd - IFC 2014 BDSN / 2012/ 2014/ 2015 BTPN BUK / 2012/ 2014 Bank Danamon / 2011 Bank Intl Indo / 2010/ 2012 Bank Andara Bank Mayora BioCarbon Blue Bird CIMB Niaga Ciputra Res FHP Indonesia I / 2015 Fluidic Energy / 2014 IIF Indo Wind Power JICT / 2015 KEB Hana Indo MAYORA / 2015 Medco Power / 2011 OTO Finance / 1996/ PT Viscose 2004/ 2009/ / 2008/ 2013 PT TAS / 2009 PT TVS PT HAS PT MAS / 2015/ 2016 Pirelli & C. SPA Pt PAU / 2009 Saratoga Asia II Sayap Mas Utama Trada / 2013/ 2014 Wintermar Total Portfolio 1,157.84
32 Working in different projects with different partners since 2012 Not for quotation: see disclaimer on cover
Kerangka Kerja Kemitraan Negara Indonesia
Kerangka Kerja Kemitraan Negara Indonesia 2016-2020 SIAPA KAMI Dibentuk tahun 1944. Kantor pusat di Washington D.C. Kelompok Bank Dunia terdiri dari lima institusi yang dikelola oleh 188 negara anggota
Lebih terperinciKerangka Kerja Kemitraan Negara Indonesia
Kerangka Kerja Kemitraan Negara Indonesia 2016-2020 SIAPA KAMI Dibentuk tahun 1944. Kantor pusat di Washington D.C. Kelompok Bank Dunia terdiri dari lima institusi yang dikelola oleh 188 negara anggota
Lebih terperinciLAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH
LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI NOVEMBER 2016 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan
Lebih terperinciKlasifikasi Pinjaman dan Hibah
LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI NOVEMBER 2015 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit eselon II
Lebih terperinciBADAN KEBIJAKAN FISKAL KEMENTERIAN KEUANGAN RI
BADAN KEBIJAKAN FISKAL KEMENTERIAN KEUANGAN RI Jakarta, 22 Oktober 2012 Peran Kementerian Keuangan Instrumen Kebijakan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Kebijakan pendanaan/investasi Pemerintah (PIP)
Lebih terperinciKajian Tengah Waktu Strategi 2020. Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik
Kajian Tengah Waktu Strategi 2020 Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik Kajian Tengah Waktu (Mid-Term Review/MTR) atas Strategi 2020 merupakan
Lebih terperinciDIREKTIF PRESIDEN PERCEPATAN DAN PENINGKATAN EKONOMI NASIONAL
DIREKTIF PRESIDEN PERCEPATAN DAN PENINGKATAN EKONOMI NASIONAL TAMPAKSIRING, 19 APRIL 2010 2 AGENDA 1. SIKAP DAN RESPONS TERHADAP CAPAIAN EKONOMI 5 TH TERAKHIR 2. PELUANG KEBANGKITAN DAN PE- NINGKATAN EKONOMI
Lebih terperinciKERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)
KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) Deputi Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan pada Rapat Pedoman Teknis Perumusan RAN TPB Jakarta, 23 Juni 2016 OUTLINE 1.
Lebih terperinciPENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago
PENJELASAN SUBTEMA IDF Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago 2018 DISPARITAS REGIONAL Dalam Nawacita, salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo adalah membangun Indonesia
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif
Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Proyek yang berfokus pada pemulihan masyarakat adalah yang paling awal dijalankan MDF dan pekerjaan di sektor ini kini sudah hampir
Lebih terperinciREALISASI PENYERAPAN BULANAN DANA PINJAMAN ADB TAHUN ANGGARAN Posisi : 31 Maret 2001
PROJECT LOAN BULAN TAHUN ANGGARAN REALISASI PENYERAPAN BULANAN DANA PINJAMAN TAHUN ANGGARAN 2000 - Posisi : 31 Maret 2000 BULANAN KUMULATIF PERSEN BULANAN KUMULATIF PERSEN Januari 16,37 16,37 3,92 16,88
Lebih terperinciPERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK
PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK The New Climate Economy Report RINGKASAN EKSEKUTIF Komisi Global untuk Ekonomi dan Iklim didirikan untuk menguji kemungkinan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciMenuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan
Menuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan Urbanisasi dan Pentingnya Kota Tingginya laju urbanisasi menyebabkan semakin padatnya perkotaan di Indonesia dan dunia. 2010 2050 >50% penduduk dunia tinggal
Lebih terperinciPerumusan Strategi dan Posisi Indonesia Menghadapi G20 Turki Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI Jakarta, 3 Maret 2015
Perumusan Strategi dan Posisi Indonesia Menghadapi G20 Turki 2015 Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI Jakarta, 3 Maret 2015 Tema Presidensi Turki: Pertumbuhan inklusif yang kuat Inclusiveness
Lebih terperinciPemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth
Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth Memprioritaskan Investasi: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau Oktober 2013 Kata Sambutan Dr Ir. Lukita Dinarsyah Tuwo, M.A Wakil Menteri Kementerian Perencanaan
Lebih terperinciBab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia
Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia Nelayan (Koleksi Bank Dunia ) Foto: Curt Carnemark 4 Berinvestasi untuk Indonesia yang Lebih Berkelanjutan 1.1 Karakteristik Utama Tantangan Lingkungan
Lebih terperinciIndonesia: Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik
PDS terjemahan ini didasarkan pada versi Inggrisnya yang bertanggal 28 Oktober 2016. Indonesia: Akses Energi erkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik Nama Akses Energi erkelanjutan
Lebih terperinciLAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH
LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI OKTOBER 204 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Oktober 204
Lebih terperinciKEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik
KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN DAK REPUBLIK INDONESIA DEFINISI DAK SESUAI UU No.33/2004 Dana
Lebih terperinciOleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact
Oleh : Arief Setyadi Persyaratan Gender dalam Program Compact Perempuan Bekerja Menyiangi Sawah (Foto: Aji) Program Compact memiliki 5 persyaratan pokok, yakni: 1. Analisis ERR di atas 10%, 2. Analisis
Lebih terperincixvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif
xvii Ringkasan Eksekutif Pada tanggal 30 September 2009, gempa yang berkekuatan 7.6 mengguncang Propinsi Sumatera Barat. Kerusakan yang terjadi akibat gempa ini tersebar di 13 dari 19 kabupaten/kota dan
Lebih terperinciBANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya
BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya Menyelesaikan Desentralisasi Pesan Pokok Pemerintah daerah (Pemda) di Indonesia kurang memiliki pengalaman teknis untuk meningkatkan
Lebih terperinciVisi Indonesia Pembangun- an Manusiaa Ekonomi. Infrastruktur. Kelautan. Transportasi dan Konektivitas. Pertanian. Pariwisata. dan.
PATHWAY Efisiensi Sumberdaya dan Pengelolaan Sampah Pembangun- n- an Manusiaa Ekonomi Infrastruktur Transportasi dan Konektivitas Visi Indonesia 2050 Kelautan Pertanian Pariwisata dan Keragaman Budaya
Lebih terperinciREALISASI PENYERAPAN BULANAN DANA PINJAMAN ADB TAHUN ANGGARAN Posisi : 31 Maret 2005
PROJECT LOAN BULAN TAHUN ANGGARAN REALISASI PENYERAPAN BULANAN DANA PINJAMAN TAHUN ANGGARAN 2004-2005 Posisi : 31 Maret 2005 2004 2005 BULANAN KUMULATIF PERSEN 1) BULANAN KUMULATIF PERSEN 1) Januari 12,25
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SDGs DALAM MEWUJUDKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN
IMPLEMENTASI SDGs DALAM MEWUJUDKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. HE Bali, 4 November 2016 Outline Konsep dan Implementasi Pembangunan Berkelanjutan Perbandingan
Lebih terperinciMenteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS Seminar Nasional Sosialisasi Produk Perencanaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bandung, 11 November 2010 1 Infrastruktur
Lebih terperinciSambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015
Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference The Future of Asia s Finance: Financing for Development Jakarta, 2 September 2015 Yang terhormat Managing Director
Lebih terperinciAdditional Financing (Pendanaan Tambahan) Anggaran Pendapatan & Belanja Daerah Anggaran Pendapatan & Belanja Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Kerjasama Antar Desa Bantuan Langsung
Lebih terperinciMENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN
MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN 11. Penanggulangan perubahan iklim merupakan tema inti agenda pembangunan dan pengentasan kemiskinan.
Lebih terperinciKlasifikasi Pinjaman dan Hibah
LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI MEI 2016 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit
Lebih terperinciKonsolidasi Fiskal dan Komitmen Indonesia pada G20 1
I. Pendahuluan Konsolidasi Fiskal dan Komitmen Indonesia pada G20 1 Kebijakan konsolidasi fiskal dipandang sangat mendesak untuk mengatasi krisis keuangan global. Para pemimpin pemerintahan negara anggota
Lebih terperinciBAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015
BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BALAI SIDANG JAKARTA, 24 FEBRUARI 2015 1 I. PENDAHULUAN Perekonomian Wilayah Pulau Kalimantan
Lebih terperinciPEMBENTUKAN ASEAN INFRASTRUCTURE FUND (AIF) Tabel 1: Perbandingan Global Cakupan Pelayanan Infrastruktur. (Nugraha Adi) I.
PEMBENTUKAN ASEAN INFRASTRUCTURE FUND (AIF) (Catatan Hasil Pertemuan High Level Task Force on AIF VI, Jakarta, 15 Juli 2011 dan Informal AFMM, Washington DC, 24 September 2011) I. PENDAHULUAN (Nugraha
Lebih terperinciTujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia Wahyuningsih Darajati Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Kementerian PPN/Bappenas
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN
Lebih terperinciI. Permasalahan yang Dihadapi
BAB 34 REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI DI WILAYAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATRA UTARA, SERTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH I. Permasalahan
Lebih terperinciLaporan Perekonomian Indonesia
1 Key Messages Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menghadapi spillover dan gejolak pasar keuangan global. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan relatif
Lebih terperinciLAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI JULI 2017
LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI JULI 2017 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit
Lebih terperinciMeninjau Kerjasama Pembangunan bagi Pembiayaan Kesejahteraan
Meninjau Kerjasama Pembangunan bagi Pembiayaan Kesejahteraan Mickael B. Hoelman choki.nainggolan@gmail.com Twitter: @ChokiHoelman Naskah disampaikan pada Konferensi PRAKARSA 2014 Akselerasi Transformasi
Lebih terperinciKlasifikasi Pinjaman dan Hibah
LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI JUNI 2015 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit
Lebih terperinciDepartemen Internasional BANK INDONESIA 27 Januari 2017
1 Prioritas dan Agenda Finance Track Departemen Internasional BANK INDONESIA 27 Januari 2017 Tema, Prioritas dan Program Kerja Finance Track Presidensi G20 Jerman 2017 2 Tema utama Presidensi G20 Jerman
Lebih terperinciMENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK. Oleh : 9 Juli 2015 DPN APINDO
MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK 9 Juli 2015 Oleh : DPN APINDO Intervensi khusus diperlukan untuk mengatasi masalah tingginya insiden pekerjaan berupah rendah, termasuk
Lebih terperinciPROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR
PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR World Bank PNPM Support Facility (PSF) Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1, lantai 9 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190
Lebih terperinciRENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)
RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK) Shinta Damerys Sirait Kepala Bidang Pengkajian Energi Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Kementerian Perindustrian Disampaikan
Lebih terperinciREALISASI PENARIKAN BULANAN DANA PINJAMAN ADB TAHUN ANGGARAN Posisi : 30 September 2009
PINJAMAN PROYEK BULAN TAHUN ANGGARAN REALISASI PENARIKAN BULANAN DANA PINJAMAN TAHUN ANGGARAN 2008-2009 Posisi : 30 September 2009 2008 2009 BULANAN KUMULATIF PERSEN 1) BULANAN KUMULATIF PERSEN 1) Januari
Lebih terperinciSUSTAINABLE DEVELOPMENT THROUGH GREEN ECONOMY AND GREEN JOBS
SUSTAINABLE DEVELOPMENT THROUGH GREEN ECONOMY AND GREEN JOBS BY : SHINTA WIDJAJA KAMDANI JAKARTA, FEBRUARY 24 TH 2015 APAKAH ITU EKONOMI HIJAU? Ekonomi Hijau : - Peningkatan kualitas hidup & kesetaraan
Lebih terperinciPeran Asosiasi Bisnis dalam Mencegah Korupsi di sektor usaha Migas
Disampaikan dalam International Business Integrity Conference 2017 Peran Asosiasi Bisnis dalam Mencegah Korupsi di sektor usaha Migas Disampaikan Oleh: Firlie Ganinduto Ketua Komite Tetap Hubungan Kelembagaan
Lebih terperinciKESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)
KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS) LATAR BELAKANG KONDISI KABUPATEN MAROS PASCA MDGs (RPJMD PERIODE 2010 2015) DATA CAPAIAN INDIKATOR MDGs TAHUN 2010 2015 MENUNJUKAN
Lebih terperinciKOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP
Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS KOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP DISAMPAIKAN OLEH: DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI DAERAH BAPPENAS PADA:
Lebih terperinciOleh : Iman Sugema. Membangun Ekonomi Mandiri & Merata
Oleh : Iman Sugema Membangun Ekonomi Mandiri & Merata Pertumbuhan melambat, ketimpangan melebar, & kalah dagang GDP Growth 7.00 6.81 6.50 6.00 5.99 6.29 5.81 6.44 6.58 6.49 6.44 6.33 6.34 6.21 6.18 6.03
Lebih terperinciGambaran Umum G20. Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Gambaran Umum G20 Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Latar Belakang Faktor utama terbentuknya G20 Ketergantungan antar negara semakin
Lebih terperinciLAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH
LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI JANUARI 2016 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit eselon II
Lebih terperinciPELAKSANAAN RPJMN BIDANG SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DAN DUKUNGAN RISET
PELAKSANAAN RPJMN BIDANG SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DAN DUKUNGAN RISET Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup BPPT, 4 Maret 03 KERANGKA PAPARAN I. CAPAIAN PEMBANGUNAN NASIONAL II.
Lebih terperinciRINGKASAN APBN TAHUN 2017
RINGKASAN APBN TAHUN 2017 1. Pendahuluan Tahun 2017 merupakan tahun ketiga Pemerintahan Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mewujudkan sembilan agenda priroritas (Nawacita)
Lebih terperinciAKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian
AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.
Lebih terperinciASIAN DEVELOPMENT BANK OPERASI SEKTOR SWASTA
ASIAN DEVELOPMENT BANK OPERASI SEKTOR SWASTA Siapa Kami Private Sector Operations Department (PSOD) dari Asian Development Bank (ADB) mendorong, menjembatani, dan memberi pembiayaan pada perusahaan swasta
Lebih terperinciCUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG
CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025 A. Latar Belakang Sepanjang
Lebih terperinciFCPF CARBON FUND DAN STATUS NEGOSIASI TERKINI
KONTRIBUSI NON-PARTY STAKEHOLDERS (NPS) DI KALIMANTAN TIMUR DALAM PEMENUHAN NDC FCPF CARBON FUND DAN STATUS NEGOSIASI TERKINI Niken Sakuntaladewi (niken_sakuntaladewi@yahoo.co.uk) Pusat Litbang Sosial,
Lebih terperinciPEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN
STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA Agenda Perserikatan Bangsa-Bangsa 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan Indikator
Lebih terperinciMENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR KEP.99/M.PPN/HK/11/2011 TENTANG RENCANA PEMANFAATAN HIBAH TAHUN 2011-2014 MENTERI
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PAKET KEBIJAKAN EKONOMI MENJELANG DAN SESUDAH BERAKHIRNYA PROGRAM KERJASAMA DENGAN INTERNATIONAL MONETARY FUND PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciINDONESIA NEW URBAN ACTION
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMITRAAN HABITAT Partnership for Sustainable Urban Development Aksi Bersama Mewujudkan Pembangunan Wilayah dan
Lebih terperinciDEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KONGRES INTERNASIONAL KE-6 ISPAH (KONGRES KESEHATAN MASYARAKAT DAN AKTIVITAS FISIK Bangkok, Thailand 16-19
Lebih terperinciStrategi UKM Indonesia
Strategi UKM Indonesia I WAYAN DIPTA Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ILO/OECD Workshop for Policy Makers on Productivity and Working Conditions in
Lebih terperinciBAB 4: PELAKSANAAN DAN TATA KELOLA MP3EI
BAB 4: PELAKSANAAN DAN TATA KELOLA MP3EI A. Tahapan Pelaksanaan MP3EI merupakan rencana besar berjangka waktu panjang bagi pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karenanya, implementasi yang bertahap namun
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat:
Lebih terperinciPemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia
Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia Juli 2014 Komitmen Pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mengurangi risiko perubahan iklim tercermin melalui serangkaian
Lebih terperinciRANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2015-2019 Oleh: Menteri PPN/Kepala Bappenas
Lebih terperinciProf. Dr. Singgih Riphat
REPUBLIK INDONESIA Kementerian Keuangan POTENSI PENDANAAN UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN REDD+ Prof. Dr. Singgih Riphat Bogor, 21 Desember 2011 LatarBelakang Kemenkeu sebagai Bendahara Negara dan Otoritas Fiskal
Lebih terperinciPembangunan Ekonomi Indonesia Yang Berkualitas: Langkah dan Tantangan
Artikel Pembangunan Ekonomi Indonesia Yang Berkualitas: Langkah dan Tantangan Enam puluh tujuh tahun Indonesia telah merdeka. Usia untuk sebuah bangsa yang semakin matang tersebut, tidak seharusnya menyurutkan
Lebih terperinciLEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL. World Bank, IMF, ADB, Eurobank
LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL World Bank, IMF, ADB, Eurobank WORLD BANK WORLD BANK = Bank Dunia = IBRD = International Bank for Reconstruction and Development Beroperasi 25 Juni 1946 Anggota awal 44 negara
Lebih terperinciPerekonomian Suatu Negara
Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;
Lebih terperinciREDD+ dan Tata Kelola Pemerintahan
REDD+ dan Tata Kelola Pemerintahan Lokakarya Pengembangan Kapasitas REDD+ Bogor, Indonesia 19 Maret 2010 Crystal Davis World Resources Institute Topik Presentasi 1. Mengapa tata kelola kehutanan penting
Lebih terperinciNo. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)
E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Bidang Sumber Daya Air 1. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciMembedah Kinerja Setahun Pemerintahan Jokowi
SEMINAR EKONOMI INDONESIA MENUJU KRISIS? Membedah Kinerja Setahun Pemerintahan Jokowi ENNY SRI HARTATI Auditorium Kampus Kwik Kian Gie School of Business 21 Oktober 2015 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan
Lebih terperinciFinancial Support in in Sustainable Renewable Energy Across Indonesia (Case : Electricity)
Financial Support in in Sustainable Renewable Energy Across Indonesia (Case : Electricity) Disampaikan oleh : Edi Pujiyanto Vice President PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Sekilas Bank Mandiri Jaringan dan
Lebih terperinciBAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan
Lebih terperinciInternational Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA
Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia
Lebih terperinciPeningkatan kapasitas Pertumbuhan ekonomi Kelestarian lingkungan Perubahan iklim
PDS terjemahan ini didasarkan pada versi Inggrisnya yang bertanggal 10 April 2014. Lembar Data Proyek Lembar Data Proyek (Project Data Sheets/PDS) berisi informasi ringkas mengenai proyek atau program:
Lebih terperinci2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah
2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara kinerja pembangunan yang dicapai saat inidengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan yang sering dihadapi dalam perencanaan pembangunan adalah adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah penyebaran investasi yang
Lebih terperinciOleh Asclepias R. S. Indriyanto Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. Disampaikan pada Forum Diskusi Sore Hari LPEM UI 5 Agustus 2010
Kebijakan Energi dan Implementasinya Tinjauan dari Sisii Ketahanan Energi Oleh Asclepias R. S. Indriyanto Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi Disampaikan pada Forum Diskusi Sore Hari LPEM UI 5 Agustus
Lebih terperinciSembuh Dari Penyakit Subsidi BBM: Beberapa Alternatif Kebijakan
Sembuh Dari Penyakit Subsidi : Beberapa Alternatif Kebijakan Hanan Nugroho Penyakit subsidi yang cukup lama menggerogoti APBN/ ekonomi Indonesia sesungguhnya bisa disembuhkan. Penyakit ini terjadi karena
Lebih terperinciKADIN INDONESIA. Bidang Telekomunikasi, Teknologi Informasi & Media
KADIN INDONESIA Bidang Telekomunikasi, Teknologi Informasi & Media Arah Pengembangan Industri Teknologi Informatika Dan Komunikasi (TIK) Di Era Konvergensi Jakarta, 28 th April 2010 Rakhmat Junaidi Perubahan
Lebih terperinciKEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM Endah Murniningtyas Deputi Bidang SDA dan LH Disampaikan dalam Forum Diskusi Nasional Menuju Kota Masa Depan yang Berkelanjutan dan Berketahanan
Lebih terperinciJakarta, 10 Maret 2011
SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,
Lebih terperinciREALISASI PENYERAPAN BULANAN DANA PINJAMAN BANK DUNIA TAHUN ANGGARAN Posisi : 31 Maret 2003
PROJECT LOAN BULAN TAHUN ANGGARAN REALISASI PENYERAPAN BULANAN DANA PINJAMAN TAHUN ANGGARAN 2002 - Posisi : 31 Maret 2002 BULANAN KUMULATIF PERSEN BULANAN KUMULATIF PERSEN Januari 18,00 18,00 3,43 28,10
Lebih terperinciDUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL Disampaikan Oleh: Depu0 Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Dalam Acara Seminar Penutupan
Lebih terperinciDiskusi Post event Feedback G20 Summit. INFID, 3 Oktober 2013
Diskusi Post event Feedback G20 Summit INFID, 3 Oktober 2013 Framework G20 Usulan Masyarakat Sipil: Hasil G20 Summit Inklusif sebagai pilar keempat dari Strong, Framework G20 tetap yaitu Strong, Sustainable
Lebih terperinciSISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA (SPAN) TINGKATKAN TRANSPARANSI KEUANGAN
SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA (SPAN) TINGKATKAN TRANSPARANSI KEUANGAN kppnmakassar2.net Pada April 2015 lalu, pemerintahan Jokowi-JK meluncurkan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)
Lebih terperinciBAPPEDA Planning for a better Babel
DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD
Lebih terperinci- 1 - Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang dana perimbangan.
LAMPIRAN III KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN - 1-1. NAMA JABATAN: Direktur Dana Perimbangan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang 18.110 pulau. Sebaran sumberdaya manusia yang tidak merata
Lebih terperinciPengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM)
Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) Grant Program Manager For Community-Based Natural Resources Management Grant Lot GPM1: Sumatra & Kalimantan Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis
Lebih terperinciMateri Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya
Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program 35.000 MW: Progres dan Tantangannya Bandung, 3 Agustus 2015 Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan Nasional
Lebih terperinciINFRASTRUKTUR AIR MINUM BERKELANJUTAN
DIREKTORAT PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Temu Ilmiah Lingkungan, HCD 35 TH PSIL Universitas Indonesia INFRASTRUKTUR
Lebih terperinci- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM Untuk mewujudkan perekonomian
Lebih terperinci