Rekomendasi Rencana Tanggap Darurat Dan Penentuan Prioritas Pemulihan Aplikasi Kritikal Pada Keadaan Darurat Di Bank X
|
|
- Yandi Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Yogyakarta, 12 November 2009 Rekomendasi Rencana Tanggap Darurat Dan Penentuan Prioritas Pemulihan Aplikasi Kritikal Pada Keadaan Darurat Di Bank X Erlinda Muslim, Zulkarnain, dan Luciana Rachel Sentausa Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok erlinda@ie.ui.ac.id, zulkarnain@ie.ui.ac.id, luciana_tiui04@yahoo.com Intisari Kehadiran bencana tidak dapat diduga atau dihindari. Definisi bencana sendiri telah mengalami perubahan makna dari bencana alam menjadi keadaan darurat yang berpengaruh negatif bagi kelangsungan bisnis dan industri. Dalam menjalankan proses bisnis Bank X terdapat beberapa potensi gangguan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mengganggu proses bisnis Bank X. Bagi Bank X, terjadinya gangguan tidak hanya mengakibatkan kerugian sesaat, namun akan bertambah parah apabila Bank X tidak mampu mengembalikan proses bisnis utama dalam periode waktu yang dapat diterima. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu direncanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam memulihkan keadaan dan proses bisnis pasca terjadinya bencana yang tepat dan sesuai dengan karakteristik Bank X. Pertimbangan dalam melakukan pemulihan keadaan pasca bencana antara lain proses bisnis yang diprioritaskan, aset yang dibutuhkan, waktu tertunda yang dapat diterima, biaya yang dapat ditoleransi serta prioritas pemulihan dan derajat kritikalitas dari masing-masing aset. Penelitian ini difokuskan pada 9 aplikasi kritikal yang dimiliki Bank X, yang akan membahas secara lebih detail tentang analisa dampak bencana terhadap kelangsungan proses bisnis masing-maisng aplikasi, penentuan prioritas pemulihan dan rekomendasi metode backup sebagai upaya pemulihan aplikasi kritikal pada saat terjadi keadaan darurat. Kata Kunci: Rencana tanggap darurat, rencana pemulihan, bencana, backup aplikasi kritikal Pendahuluan Dalam menjalankan suatu proses bisnis, sebuah organisasi dituntut untuk selalu siap dalam mengantisipasi segala kemungkinan, termasuk terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti bencana dan bahaya. Seiring dengan perkembangan zaman, bencana berkembang tidak hanya disebabkan oleh peristiwa alam. Terorisme yang marak belakangan ini, menambah potensi terjadinya bencana, baik dalam bentuk pengeboman, pembajakan maupun tindakan anarkis berupa perusakan terhadap aset-aset penting dalam suatu organisasi. Bencana terjadi dengan frekuensi yang tidak menentu dan akibat yang ditimbulkannya meningkat bagi mereka yang tidak mempersiapkan diri terhadap kemungkinan-kemungkinan timbulnya bencana. Rencana pencegahan dan perbaikan terhadap bencana dapat membantu melindungi semua aset organisasi, termasuk sumber daya manusia, pekerjaan, data-data penting, dan fasilitas organisasi. Bank X sebagai Bank Sentral, mempunyai tugas untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank. Dalam menjalankan tugasnya tersebut, Bank X juga menjalankan manajemen internal. Kelancaran Pelaksanaan tugas Bank X didukung oleh Teknologi Informasi yang aman dan handal. Teknologi Informasi yang aman dan handal memiliki karakteristik antara lain memiliki tingkat kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan yang tinggi. Hal ini sangat diperlukan mengingat Bank X sebagai Bank Sentral banyak mengelola informasi yang bersifat rahasia maupun yang memiliki nilai yang tinggi. Di sisi lain, ancaman terhadap Teknologi Informasi semakin hari semakin meningkat. Untuk itu diperlukan berbagai upaya dan langkah untuk meningkatkan Pengamanan dan Pemulihan Teknologi Informasi Bank X. Salah satu aset teknologi informasi terpenting yang dibutuhkan Bank X dalam menjalankan proses bisnisnya adalah sistem aplikasi. Aplikasi merupakan perangkat lunak yang dirancang dan dibuat untuk memenuhi kebutuhan tertentu dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kajian untuk mengetahui kriteria dari sautu aplikasi yang dikateorikan kritikal, berdasarkan hasil analisa kritikalitas, serta memberikan usulan mengenai pemilihan metode backup untuk masing-masing aplikasi kritikal sebagai bagian dari rencana 127
2 tanggap darurat dan strategi pemulihan pada saat terjadi bancana. Pada penelitian ini akan dilakukan penentuan prioritas pemulihan dan analisa kritikalitas terhadap masing-masing aplikasi kritikal yang telah ditetapkan oleh Forum Manajemen Teknologi Informasi Bank X (FMTI Bank X), menyusun kajian Business Impact Analysis (BIA) untuk masing-masing aplikasi kritikal, membuat rekomendasi penentuan kriteria aplikasi kritikal di Bank X, serta membuat rekomendasi pemilihan metode backup sebagai elemen penting dalam rencana tanggap darurat dan strategi pemulihan untuk aplikasi kritikal pada saat terjadi bencana Metode Penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Adapun informasi yang diperoleh melalui kuesioner ini adalah karakteristik masing-masing aplikasi kritikal yang terdapat di Bank X. Hasil dari kuesioner ini akan digunakan sebagai dasar penentuan RTO (Recovery Time Objective) dan RPO (Recovery Point Objective) untuk masing-masing aplikasi kritikal dimana pada tahap ini akan dilakukan analisis dampak bencana terhadap aplikasi kritikal sehingga perlu dilakukan treatment berupa pemilihan jenis dan metode backup yang tepat terhadap masing-masing aplikasi sesuai dengan prioritas pemulihan aplikasi kritikal pada keadaan darurat. Selain itu, hasil pengolahan data kuesioner juga akan digunakan sebagai bahan rekomendasi kepada FMTI (Forum Manajemen Teknologi Informasi) Bank X dalam penentuan kriteria aplikasi kritikal berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing aplikasi kritikal. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada dua kelompok responden. Kelompok responden pertama berasal dari Tim Pengembangan dan Pemeliharaan Aplikasi Direktorat Teknologi Informasi (PPA-DTI) sedangkan kelompok responden yang kedua merupakan personil dari unit kerja pemilik aplikasi kritikal. Berikut ini merupakan 9 aplikasi kritikal yang telah ditetapkan oleh Forum Manajemen Teknologi Informasi Bank X yang merupakan objek dari penelitian ini seperti yang terlihat pada tabel I, serta satuan kerja pemilik aplikasi kritikal ditampilkan pada tabel II. Tabel I. Aplikasi Kritikal di Bank X Tabel II. Satuan Kerja Pemilik Aplikasi Kritikal No Aplikasi Proses Bisnis 1 KL1 Transaksi Settlement 2 KL2 Kliring antar bank 3 AKT Pengelolaan sistem akunting 4 SSB Transaksi surat berharga 5 DVS1 Pengelolaan Transaksi Devisa 6 DVS2 Front office transaksi foreign exchange 7 DVS3 Sarana settlement transaksi treasury 8 LPB Pelaporan data oleh Bank Umum 9 WSB Pengawasan Perbankan Nasional No Aplikasi User (Satuan Kerja Pemilik Aplikasi) 1 KL1 DASP Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran 2 KL2 DASP Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran 3 AKT DKI Direktorat Keuangan Intern 4 SSB DPM Direktorat Pengelolaan Moneter 5 DVS1 DPD Direktorat Pengelolaan Devisa 6 DVS2 DPD Direktorat Pengelolaan Devisa 7 DVS3 DPD Direktorat Pengelolaan Devisa 8 LPB UKMI Unit Khusus Manajemen Informasi 9 WSB DPIP Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan Hasil dan Pembahasan Data yang didapat dari hasil penyebaran kuesioner kemudian diolah untuk mengetahui karakteristik aplikasi kritikal. Dari hasil pengolahan data, didapatkan beberapa informasi yang menjadi karaketeristik aplikasi kritikal, diantaranya adalah volume transaksi harian, nilai nominal transaksi harian, jumlah bank peserta, umlah KBX (Kantor Bank X di Indonesia selain kantor pusat), serta jumlah KPw (Kantor Perwakilan Bank X di luar negeri). Nilai Potential Downtime Cost dihitung dengan melihat kerugian finansial dari jumlah transaksi yang gagal dilakukan pada saat terjadi bencana. Pada Tabel III akan ditampilkan rekapitulasi hasil pengolahan data kuesioner kajian RPO- RTO aplikasi kritikal sebagai berikut: 128
3 Aplikasi Kritikal Proses Bisnis Tabel III. Rekapitulasi Data Kajian RPO-RTO Aplikasi Kritikal Volume Nilai Bank transaksi/ transaksi/hari KBX Peserta hari (juta rupiah) KPw Potential Downtime Cost (rupiah) KL1 Transaksi Settlement 50, ,000,000 > ,800,000,000 KL2 Kliring antar bank 350,000 5,000,000 > ,285,714 AKT Pengaturan sistem akunting 23, ,000, ,652,173,913 SSB Transaksi Surat Berharga 3,000 50,000,000 > ,666,666,667 DVS1 Transaksi Devisa , ,000,000 DVS2 Transaksi Devisa , ,000,000 DVS3 Transaksi Devisa , ,000,000 LPB Pelaporan Bank Umum 0 0 > ,000 WSB Pengawasan Perbankan Prioritas Pemulihan Aplikasi Kritikal Untuk menentukan nilai prioritas pemulihan aplikasi kritikal digunakan Failure Mode, Effect, and Criticality Analysis (FMECA) sebagai alat bantu (tools) dalam melakukan analisa risiko. Terdapat dua tahapan yang dilakukan dalam FMECA, yaitu penentuan prioritas pemulihan dengan FMEA (Failure Mode, Effect Analysis) serta analisa kritikalitas melalui Criticality Analysis (CA). Pada FMEA dilakukan identifikasi terhadap potential failure mode, potential failure cause, serta potential failure effects untuk masing-masing aplikasi kritikal. Hasil pengolahan data dengan FMECA ditampilkan pada tabel IV. Prioritas pemulihan dilakukan berdasarkan nilai Risk Priority Number (RPN) yang didapatkan dengan rumus: RPN = Severity x Occurrence x Detection (1) Dimana: Severity: Penilaian dampak bencana Occurrence: Potensi terjadinya kegagalan dalam sebuah sistem atau proses Detection: Kemampuan deteksi suatu kontrol terhadap potensi kegagalan sistem atau proses Nilai Severity dan Occurrence ditentukan dengan mengacu pada Manajemen Risiko Bank X mengenai kriteria umum penentuan nilai dampak dan kecenderungan. Ketentuan dari Manajemen Risiko Bank X menggunakan skala 1-10, dengan klasifikasi untuk tiga kategori, yaitu LOW (skala 1-3), MEDIUM (skala 4-6), dan HIGH (skala 7-10). Manajemen Risiko Bank X melakukan penilaian dampak dari empat sudut pandang yaitu strategi, reputasi, operasional dan finansial. Risiko strategi merupakan risiko penetapan dan pelaksanaan rencana strategis dan kebijakan Bank X yang berdampak signifikan pada publik, dan penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan atau peraturan pihak eksternal yang dapat berdampak pada pelaksanaan fungsi, tugas dan eksistensi Bank X. Reputasi berkaitan dengan risiko opini/persepsi stakeholder atau pemberitaan negatif yang dapat membentuk opini/persepsi negatif dan atau menurunkan kepercayaan stakeholder terhadap Bank X. Sedangkan risiko operasional merupakan risiko kelemahan proses bisnis internal, sumber daya manusia, dan sistem atau faktor eksternal. Dampak dari sisi finansial didapat dengan menghitung nilai nominal yang terjadi akibat kegagalan transaksi. Untuk menentukan nilai detection, penulis menggunakan referensi dari IPOMS (Indonesian Productions and Operations Management Society) yang juga menggunakan rentang skala dari nilai 1 hingga
4 Tabel IV. Failure Mode, Effect, and Criticality Analysis (FMECA) Aplikasi Kritikal Potential Failure Mode Potential Failure Cause Potential Failure Effect Dampak Seve rity S W O W R W F W Occur rence Detec tion RPN Rank KL1 KL2 AKT Kegagalan transaksi settlement Proses kliring terhambat Kegagalan sistem anggaran dan transaksi akunting SSB DVS1 Kegagalan transaksi surat berharga penyelesaian transaksi devisa DVS2 penyelesaian transaksi devisa DVS3 penyelesaian transaksi devisa LPB pelaporan oleh bank umum WSB Tidak terpenuhinya fungsi pengawasan perbankan Keterangan: S = Strategi F = Finansial O = Operasional R = Reputasi W = Weight (Bobot) 130
5 Tahapan selanjutnya dalam pengolahan data adalah melakukan analisas kritikalitas (Criticality Analysis, CA). Analisa kritikalitas ini dilakukan dengan menggunakan matriks kritikalitas. Penulis menggunakan referensi matriks dari NIST (National Institute of Standards and Technology) dimana pada matriks tersebut terdapat dua elemen risiko yaitu probability of failure dan severity of impact. Nilai severity of impact didapatkan dari hasil pengolahan data sebelumnya, yaitu dengan menjumlahkan hasil perkalian masing-masing kategori dampak dan bobotnya. Sedangkan untuk penentuan nilai probability of failure dilakukan dengan menggunakan parameter nilai p,dimana nilai p merupakan durasi waktu maksimum time yang masih dapat ditoleransi (maximum tolerable time) dibagi dengan lamanya durasi keseluruhan window time dari masing-masing aplikasi kritikal. Untuk penentuan nilai probability of failure dalam melakukan analisa kritikalitas menggunakan klasifikasi yang ditetapkan oleh USA Military Standard. Hasil pemetaan nilai severity of impact dan probability of failure untuk masing-masing aplikasi kritikal yang terdapat di Bank X kemudian diolah dengan menggunakan matriks kritikalitas sehingga didapatkan kategori criticality untuk masing-masing aplikasi kritikal, yang ditampilkan pada Tabel V. Tabel V. Criticality Analysis (CA) Aplikasi Kritikal Severity of Impact Probability of failure Criticality KL1 9 HIGH A HIGH KL2 7 HIGH A HIGH AKT 8 HIGH A HIGH SSB 9 HIGH A HIGH DVS1 8 HIGH A HIGH DVS2 8 HIGH A HIGH DVS3 8 HIGH A HIGH LPB 7 HIGH B HIGH WSB 7 HIGH B HIGH Berdasarkan analisa kritikalitas, ternyata untuk seluruh aplikasi kritikal yang ada menghasilkan nilai HIGH. Dengan hasil pengolahan data ini dapat dijadikan sebagai salah satu rekomendasi untuk penentuan kriteria aplikasi kritikal. 3.2 Usulan Penentuan Kriteria Aplikasi Kritikal FMTI Bank X telah menetapkan 9 buah aplikasi yang masuk ke dalam kategori kritikal. Namun sampai saat ini belum ada ketentuan yang baku mengenai kriteria atau parameter apa yang menjadi dasar penentuan kategori kritikal dari suatu aplikasi. Berdasarkan pengolahan data maupun analisis yang telah dilakukan penulis dalam penelitian ini, maka penulis bermaksud mengajukan rekomendasi dalam penentuan kriteria aplikasi kritikal. Diharapkan usulan ini dapat menjadi masukan bagi FMTI Bank X. Jika suatu ketika akan dikembangkan aplikasi baru di Bank X, maka aplikasi tersebut dapat diketahui apakah masuk ke dalam kategori kritikal atau tidak, dengan melihat kriteria atau parameter sebagai berikut: 1. Proses bisnis aplikasi kritikal harus menunjang salah satu dari fungsi 3 pilar Bank X, yaitu: Kebijakan moneter, sistem pembayaran, serta pengawasan perbankan nasional. 9 aplikasi kritikal yang telah ditetapkan FMTI Bank X telah memenuhi persyaratan ini. 2. Memiliki nilai RPO (Recovery Point Objective) dan RTO (Recovery Time Objective) yang tidak lebih dari 24 jam. Nilai RPO diukur dari besarnya jumlah data yang hilang yang masih dapat ditoleransi pada saat terjadi keadaan darurat, sedangkan nilai RTO merupakan waktu toleransi maksimum jika terjadi time terhadap suatu aplikasi krtitikal pada keadaan darurat. 3. Memiliki tingkat kritikalitas HIGH Berdasarkan hasil analisa kritikalitas, suatu aplikasi dapat dikatakan kritikal jika menghasilkan nilai HIGH pada kategori criticality. Hal ini terbukti untuk 9 aplikasi yang telah ditentukan FMTI Bank 131
6 X, seperti yang telah ditampilkan pada tabel V. 3.3 Rekomendasi Metode Backup Aplikasi Kritikal Tujuan akhir dari penelitian ini adalah memberikan rekomendasi yang terkait dengan pemilihan metode backup sebagai upaya pemulihan aplikasi kritikal pada keadaan darurat. Rekomendasi disusun dengan melihat nilai RTO dan RPO dari masing-masing aplikasi kritikal berdasarkan acuan dari beberapa referensi. Untuk penentuan strategi pemulihan, penelitian ini menggunakan referensi dari Veritas. Tabel VI merupakan rekomendasi yang diberikan penulis dalam pemilihan metode backup sebagai alternatif strategi pemulihan aplikasi kritikal pada keadaan darurat, dengan mempertimbangkan nilai RTO dan RPO serta hasil dari analisa kritikalitas dan prioritas pemulihan untuk masing-masing aplikasi kritikal yang terdapat di Bank X. Terdapat tiga jenis metode backup yang direkomendasikan untuk diimplementasikan sebagai alternatif strategi pemulihan aplikasi kritikal pada keadaan darurat di Bank X. Hal ini ditentukan berdasarkan nilai RTO dan RPO untuk masing-masing aplikasi kritikal. Ketiga metode tersebut adalah mirroring/clustering, synchronous replication, serta asynchronous replication. Tabel VI. Rekomendasi Metode Backup Berdasarkan Prioritas Pemulihan Aplikasi Kritikal pada Keadaan Darurat Aplikasi Criticality Rank RTO RPO RTO Tier RPO Tier Rekomendasi Metode Backup KL1 HIGH 1 0 dtk 1 0 dtk A Mirroring / Clustering SSB HIGH 1 0 dtk 1 0 dtk A Mirroring / Clustering KL2 HIGH 2 2 jam 2 < 5 mnt B Synchronous Replication AKT HIGH 2 2 jam 2 < 5 mnt B Synchronous Replication DVS1 HIGH 2 3 jam 2 < 5 mnt B Synchronous Replication DVS2 HIGH 2 3 jam 2 < 5 mnt B Synchronous Replication DVS3 HIGH 2 3 jam 2 < 5 mnt B Synchronous Replication LPB HIGH 3 < 18 jam 2 < 24 jam B Asynchronous Replication WSB HIGH 3 < 18 jam 2 < 24 jam B Asynchronous Replication Kesimpulan Penelitian ini menghasilkan beberapa hal, yaitu: 1. Penentuan prioritas pemulihan dan analisa kritikalitas untuk masing-masing aplikasi kritikal yang terdapat di Bank X 2. Kajian analisis dampak bencana terhadap proses bisnis (business impact analysis) untuk masingmasing aplikasi kritikal di Bank X 3. Usulan Penentuan Kriteria Aplikasi Kritikal yang dimiliki oleh Bank X 4. Rekomendasi pemilihan metode backup sebagai upaya pemulihan aplikasi kritikal pada saat terjadi bencana dan atau keadaan darurat di Bank X. Daftar Pustaka Karen Dye. (2002). Determining Business Risk For New Project and Risk Analysis. Disaster Recovery Journal, volume 15, Issue 2, Spring Marianne Swanson. (2003), Contingency Planning Guide for Information Technology Systems. National Institute of Standards and Technology, Washington DC, Hal. 103 Nick W. Carter. (1991). Disaster Management: A Disaster Manager s Handbook. Asian Development Bank, Hal. 10 Ronald L. Krutz dan Russell Dean Vines. (2003). The CISSP Prep Guide. Gold Edition, Wiley Publishing Inc, Hal. 44 Thomas Wahle dan Greg Beatty. (2002). Emergency Management Guide forbusiness & Industry. Federal Emergency Management Agency, Washington DC, Vol.2, Hal.15 Tom Piseelo. (2003). How Much is enough? Disaster Recovery Journal, Volume 16, Issue 1 132
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam menyelesaikan kajian risiko pada Proyek Pembangunan Transmisi Saluran udara tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv Malingping Bayah ini terdapat beberapa langkah
Lebih terperinciMODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI)
MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI) Sutrisna Hariyati, Ahmad Rusdiansyah Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dari topik yang akan penulis ambil untuk penelitian ini, penulis mencari beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan untuk dijadikan referensi. Diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk meminimalisasi risiko tersebut, bank diharapkan memiliki Business
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan operasional perbankan tidak dapat terhindar dari adanya gangguan/kerusakan yang disebabkan oleh alam maupun manusia misalnya terjadi gempa bumi, bom, kebakaran,
Lebih terperinciICT Continuity with Confidence
Bulletin No. 2/2015 www.reksis.com ICT Continuity with Confidence Bulletin Reksis Consulting Penanggung jawab Haldi Z. Panjaitan Pengantar Redaksi Kegagalan infrastruktur Information Computer Technology
Lebih terperinciBAB III ANALISIS METODOLOGI
BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, penggunaan teknologi informasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, penggunaan teknologi informasi telah menjadi suatu hal yang wajib untuk melakukan berbagai kegiatan, salah satunya kegiatan
Lebih terperinciPERENCANAAN KEBERLANGSUNGAN BISNIS(BUSINESS CONTINUITY PLAN) TANTRI HIDAYATI SINAGA STT HARAPAN MEDAN
PERENCANAAN KEBERLANGSUNGAN BISNIS(BUSINESS CONTINUITY PLAN) TANTRI HIDAYATI SINAGA STT HARAPAN MEDAN PENGERTIAN BUSINESS CONTINUITY PLAN Perencanaan Keberlangsungan Bisnis (Business Continuity Plan/BCP)
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA,
-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung tercapainya sistem pembayaran
Lebih terperinciBusiness Continuity Management Sistem Pembayaran
Business Continuity Management 1. PENDAHULUAN Business Continuity Management - (BCM-SP) merupakan proses pengelolaan secara menyeluruh dalam rangka identifikasi potensi kondisi darurat yang berdampak kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan metode berpikir untuk menghasilkan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan oleh peneliti dalam proses penelitian. Berikut adalah tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Berikut merupakan bagan kerangka pikir penulisan thesis ini :
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Kerangka Pikir Berikut merupakan bagan kerangka pikir penulisan thesis ini : Gambar 3.1 Bagan Kerangka Pikir Dari pernyataann awal bahwa pengembangan disaster recovery
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR... ABSTRAK.. ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv viii ix x xv
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian
Lebih terperinciChapter 10 PENGENDALIAN INTEGRITAS PEMROSESAN DAN KETERSEDIAAN
Chapter 10 PENGENDALIAN INTEGRITAS PEMROSESAN DAN KETERSEDIAAN Integritas Pemrosesan A. Pengendalian Input Adanya pengendalian input adalah hal yang penting karena apabila input yang masuk tidak akurat,
Lebih terperinciANALISIS BUSINESS CONTINUITY PLAN (BCP) PADA UNIT PENYELENGGARAAN KLIRING - KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX (SUMATERA UTARA DAN ACEH)
ANALISIS BUSINESS CONTINUITY PLAN (BCP) PADA UNIT PENYELENGGARAAN KLIRING - KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX (SUMATERA UTARA DAN ACEH) GELADIKARYA Oleh: Zulham Yahya 097007091 PROGRAM STUDI
Lebih terperinci- 1 - UMUM. Mengingat
- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM UMUM Dalam rangka meningkatkan efisiensi kegiatan
Lebih terperinciImpelemetasi Manajemen Risiko di Departemen Tambang PT Semen Padang
Petunjuk Sitasi: Henmaidi, & Zamer, A. (2017). Impelemetasi Manajemen Risiko di Departemen Tambang PT. Semen Padang. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C137-142). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan terdiri dari empat langkah utama yaitu pengamatan awal, perumusan masalah, menentukan tujuan penelitan dan menentukan batasan masalah.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan
Lebih terperinciS U R A T E D A R A N
No. 7/59/DASP Jakarta, 30 Desember 2005 S U R A T E D A R A N Perihal : Tata Cara Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu -----------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciANALISA RESIKO PENGELOLAAN JARINGAN KOMPUTER
Media Informatika Vol. 5 No. 1 (2006) ANALISA RESIKO PENGELOLAAN JARINGAN KOMPUTER Dedi Koswara Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132 Abstract Semakin
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data: Mula i Observasilapangan / studi awal Studipusta ka Identifikasi dan perumusan
Lebih terperinciBab 3 Metodologi Pemecahan Masalah
Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka sebelumnya penulis membuat perencanaan tentang langkah-langkah pemecahan masalah
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan a. Berdasarkan hasil analisis risiko kegagalan proses perakitan bagian (sub assembly) pada produk Intensive Care Unit (ICU) bed 77001 dengan metode failure mode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijabarkan tentang tinjauan pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. II.1 Sejarah FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Didalam
Lebih terperinciJurnal Teknologi Vol. 7, No. 2, Oktober 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang
PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PADA PROSES PRODUKSI REMAH KARET (CRUMB RUBBER) DI PT.P&P LEMBAH KARET PADANG ROBINO INDAN Universitas Putra
Lebih terperinciUSULAN KERANGKA MANAJEMEN RESIKO IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BARU DALAM MENDUKUNG AKTIVITAS BISNIS PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI
USULAN KERANGKA MANAJEMEN RESIKO IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BARU DALAM MENDUKUNG AKTIVITAS BISNIS PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI Yohanes Suprapto Magister Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI),
Lebih terperinciBUSINESS CONTINUITY PLAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BANK INDONESIA
Business Continuity Plan Departemen Sumber Daya Manusia... (Nurrahma dan Iftadi) BUSINESS CONTINUITY PLAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BANK INDONESIA Ghina Nurrahma 1*, Irwan Iftadi 1,2 1 Program Studi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata Satu. Oleh: Nama : LEONARD NANDA
TUGAS AKHIR ANALISIS RISIKO KUALITAS PRODUK DALAM PROSES PRODUKSI MINIATUR BIS DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PADA USAHA KECIL MENENGAH NIKI KAYOE Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS)
USULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) Disusun Oleh: Annisa Alfani Biyanni 30411950 Pembimbing: I. Dr. Ir. Budi Hermana,
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu
73 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Manajemen Risiko Teknologi Informasi PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu pengerjaan proyek-proyek teknologi informasi dari perusahaan lain.
Lebih terperinciMODEL PENILAIAN RISIKO ASET TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN ISO DAN ISO/IEC STUDI KASUS : POLITEKNIK POS INDONESIA (POLTEKPOS)
MODEL PENILAIAN RISIKO ASET TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN ISO 31000 DAN ISO/IEC 27001. STUDI KASUS : POLITEKNIK POS INDONESIA (POLTEKPOS) Roni Habibi 1), Indra Firmansyah 2) 1) Teknik Informatika Politeknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Cisangkan yang terletak di Bandung merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku bangunan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart
32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart Mulai Survey Perusahaan Identifikasi Maslah Rumuskan Masalah Menetapkan Tujuan Pengumpulan
Lebih terperinciANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT XYZ DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA
ANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA Faisal Waisul Kurni Rusmana 1), Syarif Hidayat. 2), 1),2) Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciBussiness Continuity Management Sistem Informasi Akademik: Proses, Kendala, Risiko dan Rekomendasi
Bussiness Continuity Management Sistem Informasi Akademik: Proses, Kendala, Risiko dan Rekomendasi Ulya Anisatur Rosyidah 1) 1) Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember
Lebih terperinciPERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi telah menjadi salah satu sumber daya bagi perusahaan untuk dikelola. Pengumpulan data, analisis, produksi dan distribusi informasi di dalam perusahaan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini diawali dengan permasalahan tingginya tingkat NPL (Non Performing Loan) di PT BPR SIP yang telah beroperasi sejak tahun 1993. Masalah di atas diidentifikasi disebabkan oleh tidak
Lebih terperinciS U R A T E D A R A N
No. 8/20/DASP Jakarta, 11 Oktober 2006 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT (BI-RTGS) DAN SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA (SKNBI) DI INDONESIA
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat
Lebih terperinciRisiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko)
Tabel 4.6 Risiko Manajemen Alat Produksi Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko) 2. Risiko Pengembangan Infrastruktur
Lebih terperinciS U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DAN SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA
No. 10/12/DASP Jakarta, 5 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DAN SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA Perihal : Penetapan
Lebih terperinciBab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products.
40 Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka berpikir adalah rangkaian urutan-urutan langkah yang disusun secara sistematis dan dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian, berikut
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM
- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciRISK ASSESSMENT. Yusup Jauhari Shandi. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda Bandung 40132
Media Informatika Vol. 10 No. 1 (2011) RISK ASSESSMENT Yusup Jauhari Shandi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda Bandung 40132 ABSTRAK Sebuah sistem informasi merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat sekarang ini, perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi peralatan medis menghadapi tantangan yang berat antara lain: regulasi/peraturan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kementrian ini mempunyai direktorat-direktorat yang dapat menunjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kementrian Komunikasi dan Informatika merupakan Kementrian yang mengatur semua tentang informasi dan komunikasi yang beredar di Indonesia, Kementrian ini mempunyai
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di PT Goldfindo Intikayu Pratama merupakan penelitian yang menggunakan metode pengumpulan data untuk menganalisis permasalahan di suatu perusahaan dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan. Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun
47 BAB III METODOLOGI 3.1 Pendahuluan Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun perencanaan Strategic Planning tahap demi tahap. Metodologi yang digunakan pada tesis ini merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disaster Management Disaster Management adalah sekumpulan kebijakan dan keputusan-keputusan administratif dan aktivitas-aktivitas operasional yang berhubungan dengan berbagai
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Risiko, Severity Index(SI), Probabilitas X Dampak, JNE. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengiriman dan logistik yang bermarkas di Jakarta. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 26 November 1990.
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) Dra. Siti Farida, SpFRS, Apt.
MANAJEMEN RISIKO DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) Dra. Siti Farida, SpFRS, Apt. MANAJEMEN RISIKO Kegiatan berupa identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu tahap - tahap yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan suatu masalah yang akan dilakukan dalam melakukan suatu
Lebih terperinciD E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2013
PENERAPAN CONCURRENT ENGINEERING DENGAN MENGGUNAKAN TOOLS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD), FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DAN DESIGN STRUCTURE MATRIX (DSM) UNTUK PERANCANGAN PRODUK SPRINGBED
Lebih terperinciManajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)
Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) 1. Identifikasi Resiko Karakteristik Resiko Uncertainty : tidak ada resiko yang 100% pasti muncul, sehingga tetap harus
Lebih terperinciPASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH I. UMUM Peran
Lebih terperinciNo. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money)
No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money) Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12./PBI/2009 tanggal 13 April
Lebih terperinciAnalisis Kegagalan Proses Produksi Bengkirai Decking dengan Metode FMECA (Failure Modes, Effects and Critically Analysis)
Analisis Kegagalan Proses Produksi Bengkirai Decking dengan Metode FMECA (Failure Modes, Effects and Critically Analysis) Arfan Bakhtiar 1), Rushita Dian Pratiwi 2), Aries Susanty 3) 1,2,3) Program Studi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap produk diharapkan dapat memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen. Salah satu hal yang menjadi kebutuhan konsumen yaitu kualitas produk yang digunakan.
Lebih terperinciANALISIS RISIKO PADA UJI PEMBEBANAN (LOADING TEST) JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA)
ANALISIS RISIKO PADA UJI PEMBEBANAN (LOADING TEST) JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) Paksi Aan Syuryadi Manajemen Proyek Konstruksi, Teknik Sipil, Universitas Katolik
Lebih terperinciNo. 15/23/DASP Jakarta, 27 Juni S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DAN BADAN USAHA BERBADAN HUKUM INDONESIA BUKAN BANK
No. 15/23/DASP Jakarta, 27 Juni 2013 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DAN BADAN USAHA BERBADAN HUKUM INDONESIA BUKAN BANK Perihal : Penyelenggaraan Transfer Dana Sehubungan dengan diberlakukannya
Lebih terperinciDISASTER RECOVERY PLANNING DALAM MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN PROYEK SISTEM INFORMASI
DISASTER RECOVERY PLANNING DALAM MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN PROYEK SISTEM INFORMASI Soetam Rizky Wicaksono STIKOM Surabaya Jl. Raya Kedung Baruk 98, 60298 Telp. (031)8721731 soetam@stikom.edu ABSTRACT
Lebih terperinciS U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA
No. 3/ 10 /DASP Jakarta, 28 Mei 2001 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA Perihal : Jadwal Kliring dan Tanggal Valuta Penyelesaian Akhir, Sistem Penyelenggaraan Kliring Lokal serta Jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi, bisnis, dan pemerintah dan merupakan informasi yang strategis untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang terus mengubah semua proses bisnis dalam ekonomi global, Wardiana (2002) menyatakan teknologi informasi adalah
Lebih terperinciARINA ALFI FAUZIA
ARINA ALFI FAUZIA 6507040029 IDENTIFIKASI RESIKO PADA DAPUR INDUKSI MENGGUNAKAN METODE FMEA (FAILURE MODES AND EFFECT ANALYSIS) DAN RCA (ROOT CAUSE ANALYSIS) SERTA EVALUASI MANAJEMEN TANGGAP DARURAT (STUDI
Lebih terperinciNo. 1/ 8 /DASP Jakarta, 24 Desember 1999 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA
No. 1/ 8 /DASP Jakarta, 24 Desember 1999 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA Perihal : Rencana Penanggulangan Segera Atas Penyelenggaraan Kliring Lokal Dalam Keadaan Darurat. -------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan untuk merealisasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Supply Chain Management (SCM) merupakan salah satu faktor kunci strategis untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan untuk merealisasikan tujuan organisasi yang
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO PROYEK
MANAJEMEN RISIKO PROYEK 1. D E F I N I S I R I S I K O 2. D E F I N I S I M A N A J E M E N R I S I K O 3. T O L E R A N S I T E R H A D A P R I S I K O 4. P R O S E S M A N A J E M E N R I S I K O 1 DEFINISI
Lebih terperinciDisaster Management. Transkrip Minggu 2: Manajemen Bencana, Tanggap Darurat dan Business Continuity Management
Disaster Management Transkrip Minggu 2: Manajemen Bencana, Tanggap Darurat dan Business Continuity Management Video 1: Perbedaan Manajemen Bencana, Tanggap Darurat dan Business Continuity Video 2: Manajemen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan metodologi yang akan dilakukan dari awal penelitian sampai akhir dari penelitian tersebut. Metodologi digunakan untuk mengarahkan dan mempermudah proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia bisnis telekomunikasi telepon seluler semakin berkembang pesat di Indonesia. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi telepon
Lebih terperinciMENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.HH-01.TI.05.04 Tahun 2017 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA MENTERI
Lebih terperinciNo. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N
No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N Perihal : Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini memuat sejarah singkat PT. Surya Plastindo Utama, pengumpulan data dan pengolahan data dengan menggunakan QFD (Quality Function Deployment) dan DFMEA (Design
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dari pembahasan bab ini nantinya diharapkan dapat
Lebih terperinciLAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/DKSP TANGGAL 22 JULI 2014 PERIHAL PENYELENGGARAAN UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY)
LAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/DKSP TANGGAL 22 JULI 2014 PERIHAL PENYELENGGARAAN UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) I. PERSYARATAN DOKUMEN PERIZINAN UANG ELEKTRONIK BAGI LEMBAGA SELAIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya pembangunan suatu bangunan infrastruktur. Faktor-faktor ketidakpastian dan
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM - 1 - I. PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA UMUM Sebagaimana diatur dalam
Lebih terperinciPEMBUATAN DISASTER RECOVERY PLAN (DRP) BERDASARKAN ISO/IEC 24762: 2008 DI ITS SURABAYA (STUDI KASUS DI PUSAT DATA DAN JARINGAN BTSI)
PEMBUATAN DISASTER RECOVERY PLAN (DRP) BERDASARKAN ISO/IEC 24762: 2008 DI ITS SURABAYA (STUDI KASUS DI PUSAT DATA DAN JARINGAN BTSI) Julia Carolina Daud OUTLINE BAB I PENDAHULUAN BAB II DASAR TEORI BAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan bisnis (business continuity) merupakan sebuah hal yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan bisnis (business continuity) merupakan sebuah hal yang sangat penting dalam sebuah bank. Untuk itu pada tanggal 30 November 2007 Bank Indonesia selaku
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN PRIORITAS KERUSAKAN JEMBATAN STUDI KASUS RUAS JALAN MUARA TEMBESI MUARA BULIAN MANDALO DARAT PROVINSI JAMBI
ANALISIS PENENTUAN PRIORITAS KERUSAKAN JEMBATAN STUDI KASUS RUAS JALAN MUARA TEMBESI MUARA BULIAN MANDALO DARAT PROVINSI JAMBI Jaja 1), Putu Artama Wiguna 2) dan Sumino 3) 1)Program Magister Manajemen
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV ini akan membahas hasil analisis dalam perencanaan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini akan membahas hasil analisis dalam perencanaan Information Technology Service Continuity Management (ITSCM) pada PT. Telkom MSC Area V Jawa Timur. Hasil yang
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN)
PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN) Ida Nursanti 1*, Dimas Wisnu AJi 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciAUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X
AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X Bayu Endrasasana 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi
Lebih terperinci2016, No.267.
-2- dengan penggunaan teknologi informasi serta perkembangan standar nasional dan internasional, perlu dilakukan penyempurnaan ketentuan mengenai penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Jenis Cacat Berdasarkan hasil dari diagram pareto yang telah dibuat, dapat dilihat persentase masing-masing jenis cacat, yaitu cacat Haze dengan persentase sebesar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi dan informasi pada era modern ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Penggunaan aplikasi tidak hanya tertuju pada kebutuhan unit bisnis tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan untuk berpikir lebih
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X)
PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X) Robert Triatmaja 1*, LM.Hadi Santosa 2, Ig.Joko Mulyono 3 1,2,3 Program Studi Teknik Industri,Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala
Lebih terperinciANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA
ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:
Lebih terperinciContoh Perencanaan Susunan Kepegawaian Bidang Kemananan Teknologi Informasi Dalam Sebuah Organisasi
Contoh Perencanaan Susunan Kepegawaian Bidang Kemananan Teknologi Informasi Dalam Sebuah Organisasi Proteksi dan Keamanan Teknologi Informasi Fandhy Haristha S - 7204000225 Hargo Wibowo - 720400025X M.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Beberapa penelitian terkait mitigasi resiko sebelumnya telah dilakukan dengan menggunakan metode OCTAVE yaitu Evaluasi risiko atas keamanan jaringan komputer
Lebih terperinciFMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1
ISSN 1979-2409 FMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1 Iwan Setiawan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, Kawasan Puspiptek, Serpong ABSTRAK FMEA SEBAGAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan untuk mencapai suatu tujuan. Peralatan tersebut dapat berupa mesin yang bekerja sendiri
Lebih terperinci