BAB I PENDAHULUAN. Untuk meminimalisasi risiko tersebut, bank diharapkan memiliki Business
|
|
- Irwan Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan operasional perbankan tidak dapat terhindar dari adanya gangguan/kerusakan yang disebabkan oleh alam maupun manusia misalnya terjadi gempa bumi, bom, kebakaran, banjir, kesalahan teknis, kelalaian manusia, demo buruh dan huru-hara. Kerusakan yang terjadi tidak hanya berdampak pada kemampuan teknologi suatu bank, tetapi juga berdampak pada kegiatan operasional bisnis bank terutama pelayanan kepada nasabah. Bila tidak ditangani secara serius, selain bank akan menghadapi risiko operasional, juga akan mempengaruhi risiko reputasi dan berdampak pada menurunnya tingkat kepercayaan nasabah kepada bank. Untuk meminimalisasi risiko tersebut, bank diharapkan memiliki Business Continuity Plan (BCP) atau Rencana Kelangsungan Bisnis, yaitu suatu kebijakan dan prosedur yang memuat rangkaian kegiatan yang terencana dan terkoordinir mengenai langkah-langkah pencegahan dan pemulihan system pada saat terjadi gangguan /bencana yang disebabkan oleh faktor internal atau eksternal. Tujuan utama BCP ini adalah agar kegiatan operasional bank dan pelayanan kepada nasabah tetap dapat berjalan. Rencana pemulihan tersebut melibatkan seluruh sumber daya, Teknologi Informatika (TI) termasuk sumber daya manusia yang mendukung fungsi bisnis dan kegiatan operasional yang kritikal bagi bank. (Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan TI Oleh Bank Umum, 2007:61) Bank Indonesia adalah merupakan satu-satunya lembaga penyelenggara Sistem Kliring Nasional (SKNBI) di Indonesia yang sangat dibutuhkan bagi terselenggaranya transaksi pembayaran antar bank sehingga wajib menjaga
2 kehandalan dan kelancaran penyelenggaraannya baik dalam keadaan normal maupun pada saat terjadinya gangguan atau ancaman. Penyelenggaraan Kliring SKNBI ini terbagi dua yaitu di pusat sebagai Penyelenggara Kliring Nasional (PKN) dan di daerah sebagai Penyelenggaraan Kliring Lokal (PKL). Penyelenggaraan kliring SKNBI ini juga wajib memiliki Bussiness Continuity Plan (BCP) sesuai diatur dalam Surat Edaran (SE) Nomor 12/34/DASP tanggal 22 Desember Belajar dari pengalaman penanggulangan bencana yang telah menimpa di beberapa daerah yang juga dialami Bank Indonesia seperti bencana alam Tsunami di Banda Aceh dan bencana gempa bumi di Sumatera Barat pada kenyataannya penaggulangan bencana masih lambat, memerlukan waktu yang cukup lama, ratarata waktu memerlukan lebih dari 14 (empat belas) hari untuk dapat mengatasi dan memulai penyelenggaraan pelayanan kliring. Sementara untuk target jangka pendek yang sangat dibutuhkan masyarakat Banda Aceh pada saat itu adalah kelancaran pengedaran uang tunai untuk pembayaran gaji pegawai negeri sipil dan TNI dapat dibayar pada tanggal 3 Januari Lamanya waktu penanggulangan ini mengakibatkan downtime sehingga Bank Indonesia mengalami kerugian yaitu mengurangi penerimaan BI, kerugian perbankan dan masyarakat. Lokasi Bencana Tanggal Tanggal Uji Keterangan Kejadian Coba SKNBI Gempa Bumi dan Tsunami Aceh 26 Des Jan.2005 Operasional Kliring Lokal masih terbatas Gempa Bumi di Padang 30 Sep Okt.2009 Operasional Kliring Lokal masih terbatas. Pengalaman ini sangat menarik untuk kaji dan dianalisis, karena ketentuan BCP yang dimiliki Bank Indonesia belum handal dalam memandu proses pelaksanaan tahapan pemulihan pasca bencana.
3 Dalam penerapan BCP di negara lain yang menjadi suatu tolok ukur kesuksesan dalam menjalankan dan mempraktekan BCP adalah seperti kejadian bencana tsunami yang melanda Jepang pada tanggal 11 Maret Hampir seluruh kegiatan bisnis di Jepang dan secara tidak langsung berpengaruh juga terhadap kegiatan bisnis di dunia. Namun, terdapat beberapa perusahaan, salah satunya yaitu perusahaan Toyota yang mampu menjaga kelangsungan bisnisnya. Toyota mampu memulai kembali kegiatan bisnis tidak lama setelah bencana tersebut, yaitu pada tanggal 17 Maret Bencana-bencana yang dialami apabila tidak diantisipasi penanggulangannya akan berakibat resiko kerugian diantaranya waktu untuk mencapai pemulihan dan kerugian keuangan akibat menanggung biaya-biaya dalam pemulihan situasi untuk menjadi normal kembali. Berikut ini adalah gambaran pemulihan proses bisnis menggunakan BCP. Kondisi Normal 100 % B Kapasitas Business Continuity Plan A 0 % Waktu Gambar 1 : Gambaran Proses Pemulihan (e-indonesia Initiative 2011) Gambar 1 di atas menjelaskan bahwa pada saat kondisi normal, kapabilitas proses bisnis organisasi mencapai 100%. Namun kemudian terjadi bencana ataupun
4 gangguan yang menimpa organisasi. Kelangsungan bisnis organisasi akan terganggu untuk beberapa saat. Garis A menujukkan pemulihan proses bisnis tanpa melalui BCP, sedangkan garis B menunjukkan pemulihan proses bisnis menggunakan BCP. Tampak jelas pada gambar tersebut, dengan menggunakan BCP, kelangsungan proses bisnis organisasi dapat terjaga dengan waktu yang tidak terlalu lama. Tanpa disadari akibat munculnya bencana pada suatu perusahaan akan terjadi downtime sehingga berdampak pada Revenue, Market Share, Customer Loyalty, Reputation and Brand Equity, Competitiveness, Productivity, Security, Goodwill dan Trust. Dalam tabel dibawah ini kita dapat melihat berapa kerugian yang diderita apabila terjadi downtime dalam berbagai perusahaan. Tabel 1.1 High Cost Of Downtime, sumber Meta Group
5 Tabel 1.2 Total cost of worst incident on average, sumber : information security breaches survey 2004 Mengingat Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia yang memiliki kewenangan tunggal dalam penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional dan yang telah mengeluarkan peraturan kepada bank-bank melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.9/15/PBI/2007 tanggal 30 November 2007 tentang kewajiban bank-bank di Indonesia melaksanakan BCP secara efektif dalam penerapan Manajemen Risiko, maka selayaknya Bank Indonesia baik di Kantor Pusat sebagai Penyelenggara Keliring Nasional maupun di daerah-daerah sebagai Penyelenggaran Kliring Lokal harus dapat menerapkan BCP dilingkungan intern organisasinya secara baik dan efektif. Apalagi untuk menghindari downtime pada masa yang akan datang akan menjadi permasalahan apabila masyarakat akan menuntut untuk meminta kompensasi akibat downtime yang terlalu lama sehingga diperlukan langkah penerapan BCP yang baik, efektif dan efisien. Disamping itu diperlukan suatu langkah-langkah untuk menjalankan BCP melalui tersusunnya SOP yang lengkap dan sistematis sehingga setiap pelaksana
6 di unit kliring dapat mengatasi kesulitan melakukan perbaikan dan pemulihan dari gangguan dan bencana yang menghentikan kegiatan operasional kliring. Dari uraian diatas sangat menarik untuk dilakukan analisis faktor-faktor yang mendasari berhasil tidaknya penerapan BCP dalam penyusunan langkahlangkah menuju kelangsungan penyelenggaraan kliring dengan melakukan : 1. Identifikasi dan inventarisasi bentuk bencana sebagai potensi gangguan dan ancaman dalam penyelenggaraan kliring, 2. Menyusun langkah-langkah penanggulangan bencana dengan berpedoman pada ketentuan SE No.12/34/DASP tanggal 22 Desember 2010 dan bentukbentuk bencana yang telah diidentifikasi/inventarisasi. Dari analisis faktor-faktor tersebut di atas maka dapatlah dilakukan penyusunan SOP (Standard Operating Procedure) yang diuraikan secara kasus perkasus bencana. Analisis Identifikasi Analisis Gangguan dan Bencana Ketentuan SE No.12/34/DASP Standard Operating Procedure (SOP) Gambar 2 : Proses penyusunan SOP dalam pelaksanaan BCP Mengingat pentingnya kelangsungan pelaksanaan operasional Sistem Pembayaran terutama dalam pelaksanaan penyelenggaraan kliring SKNBI maka diperlukan pembahasan dan Analisis Business Continuity Plan pada Unit Penyelenggaraan Kliring KPw BI Wilayah IX (Sumut dan Aceh) yang merupakan Pelaksana Kliring Lokal di wilayah Medan dan sekitarnya. 1.2 Rumusan Masalah
7 Berdasarkan latar belakang dan pentingnya kelangsungan operasional pelayanan Penyelenggaraan Kliring Lokal di KPw BI Wilayah IX maka akan dibahas beberapa pokok permasalahan sebagai berikut: a. Potensi gangguan/ ancaman apa saja yang akan dihadapi dalam penyelenggaraan pelayanan kliring di Unit Penyelenggaraan Kliring KPw BI Wilayah IX? b. Bagaimana implementasi penerapan BCP dalam mengatasi masing-masing jenis potensi gangguan sehingga dapat terwujudnya pemulihan (recovery) keadaan apabila terjadi bencana (disaster) dan bagaimana kesiapan personil Sumber Daya Manusiannya sehingga kelangsungan bisnis tetap berjalan?. 1.3 Tujuan Penelitian Melihat latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian geladikarya ini adalah : a. Mengetahui potensi gangguan/ ancaman yang mungkin terjadi dalam penyelenggaraan SKNBI di Unit Penyelenggaraan Kliring Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut dan Aceh); b. Untuk menyusun langkah-langkah penerapan Business Continuity Plan dalam penanggulangan gangguan dan keadaan darurat yang berpedoman pada SE No.12/34/DASP tanggal 22 Desember 2010 dan teori-teori BCP dan DRP sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam pemulihan (recovery) sehingga proses keberlangsungan bisnis tetap berjalan dalam penyelenggaraan kliring. 1.4 Manfaat Penulisan Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penulisan ini adalah :
8 a. Memberikan usulan/ bahan pertimbangan bagi Unit Penyelenggaraan Kliring di KPw BI Wilayah IX dalam perumusan dan menetapkan SOP Business Continuity Plan (BCP) untuk tanggap menghadapi dan menanggulangi bencana b. Bagi ilmu pengetahuan, sebagai tambahan khasanah penelitian bagi Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara untuk dapat dipergunakan dan dikembangkan. c. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan penulis dalam pelaksanaan tugas dan bagaimana merancang business continuity plan untuk menghindari downtime yang panjang sehingga kelangsungan operasional bisnis dapat berjalan secara aman pada suatu perusahaan dalam menghadapi risiko gangguan dan bencana alam. 1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penulisan Pembahasan pada penulisan ini, dibatasi pada penerapan Business Continuity Plan (BCP) dalam penanggulangan gangguan dan keadaan darurat yang mungkin terjadi pada pelaksanaan pelayanan kliring antar bank di Unit Penyelenggaraan Kliring Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumut dan Aceh) yang beralamat Jalan Balai Kota No.4 Medan 20111, Telepon , Fax website bi.go.id
BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan bisnis (business continuity) merupakan sebuah hal yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan bisnis (business continuity) merupakan sebuah hal yang sangat penting dalam sebuah bank. Untuk itu pada tanggal 30 November 2007 Bank Indonesia selaku
Lebih terperinciANALISIS BUSINESS CONTINUITY PLAN (BCP) PADA UNIT PENYELENGGARAAN KLIRING - KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX (SUMATERA UTARA DAN ACEH)
ANALISIS BUSINESS CONTINUITY PLAN (BCP) PADA UNIT PENYELENGGARAAN KLIRING - KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX (SUMATERA UTARA DAN ACEH) GELADIKARYA Oleh: Zulham Yahya 097007091 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung kelancaran sistem pembayaran diperlukan
Lebih terperinciNo. 1/ 8 /DASP Jakarta, 24 Desember 1999 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA
No. 1/ 8 /DASP Jakarta, 24 Desember 1999 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA Perihal : Rencana Penanggulangan Segera Atas Penyelenggaraan Kliring Lokal Dalam Keadaan Darurat. -------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciI. PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU (APMK)
No.7/61/DASP Jakarta, 30 Desember 2005 SURAT EDARAN Perihal : Pengawasan Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu Sehubungan dengan telah diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia
Lebih terperinciNo. 10/7/DASP Jakarta, 21 Februari 2008 S U R A T E D A R A N
No. 10/7/DASP Jakarta, 21 Februari 2008 S U R A T E D A R A N Perihal : Pengawasan Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank
Lebih terperinciKepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum
No. 9/30/DPNP Jakarta, 12 Desember 2007 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum Sehubungan dengan
Lebih terperinciNo. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money)
No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money) Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12./PBI/2009 tanggal 13 April
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan YME karena atas kasih dan karunia-nya
iv KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan YME karena atas kasih dan karunia-nya maka penulisan kajian ini dapat terselesaikan pada waktunya. Kajian yang bertemakan Businnes Continuity
Lebih terperinciSistem Pembayaran Non Tunai
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Tim Penyusun Ramlan Ginting Chandra Murniadi Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani
Lebih terperinciBusiness Continuity Management Sistem Pembayaran
Business Continuity Management 1. PENDAHULUAN Business Continuity Management - (BCM-SP) merupakan proses pengelolaan secara menyeluruh dalam rangka identifikasi potensi kondisi darurat yang berdampak kepada
Lebih terperinciNo. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N
No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N Perihal : Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor
Lebih terperinciS U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Biaya dalam Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
No.7/28/DASP Jakarta, 22 Juli 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Biaya dalam Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Sehubungan dengan diberlakukannya
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA,
-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung tercapainya sistem pembayaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan sangat erat kaitannya dengan Teknologi Informasi (TI),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan sangat erat kaitannya dengan Teknologi Informasi (TI), Penggunaan TI di sektor perbankan saat ini merupakan suatu keharusan, terlebih dengan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia bisnis telekomunikasi telepon seluler semakin berkembang pesat di Indonesia. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi telepon
Lebih terperinciICT Continuity with Confidence
Bulletin No. 2/2015 www.reksis.com ICT Continuity with Confidence Bulletin Reksis Consulting Penanggung jawab Haldi Z. Panjaitan Pengantar Redaksi Kegagalan infrastruktur Information Computer Technology
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM
- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciLAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 18/22/DKSP TANGGAL 27 SEPTEMBER 2016 PERIHAL PENYELENGGARAAN LAYANAN KEUANGAN DIGITAL
LAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 18/22/DKSP TANGGAL 27 SEPTEMBER 2016 PERIHAL PENYELENGGARAAN LAYANAN KEUANGAN DIGITAL PEDOMAN PENYELENGGARAAN LAYANAN KEUANGAN DIGITAL 2 DAFTAR ISI I. PERSYARATAN
Lebih terperinciS U R A T E D A R A N
No. 7/59/DASP Jakarta, 30 Desember 2005 S U R A T E D A R A N Perihal : Tata Cara Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu -----------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keadaan darurat (Emergency) menurut Federal Emergency. Management Agency (FEMA) dalam Emergency Management
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keadaan darurat (Emergency) menurut Federal Emergency Management Agency (FEMA) dalam Emergency Management Guide for Business and Industry (1993) merupakan
Lebih terperinci-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.76, 2016 PERBANKAN. BI. Kliring Berjadwal. Transfer Dana. Penyelenggaraan. Perubahan (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5876) PERATURAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peran sistem informasi makin dirasakan dalam segala aspek bisnis dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran sistem informasi makin dirasakan dalam segala aspek bisnis dan operasional perusahaan. Berbagai macam teknologi diadopsi oleh perusahaan dengan tujuan menyokong
Lebih terperinci- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa untuk meminimalisasi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS METODOLOGI
BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. wawancara langsung dan dokumenter, penulis mendapatkan data-data yang
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh penulis dengan cara wawancara langsung dan dokumenter, penulis mendapatkan data-data yang berhubungan
Lebih terperinciKodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK)
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Penyelenggaraan Alat Pembayaran
Lebih terperinciPengelolaan Kelangsungan Usaha. (Business Continuity Management)
Pengelolaan Kelangsungan Usaha (Business Continuity Management) Regulasi PBI 9/15/PBI/2007 dan SEBI 9/30/DPNP/2007 mengenai Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Sistem Informasi oleh Bank
Lebih terperinciS U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Jadwal Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
No. 7/ 27 /DASP Jakarta, 22 Juli 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Jadwal Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Sehubungan dengan telah diberlakukannya
Lebih terperinciBAB 2 KETENTUAN UMUM
BAB 2 KETENTUAN UMUM 200. PEMBERLAKUAN PERATURAN LEMBAGA KLIRING 1. Peraturan ini adalah Peraturan dan Tata Tertib yang dibuat dan diberlakukan oleh Lembaga Kliring setelah mendapatkan persetujuan Bappebti.
Lebih terperinciEvaluasi Pemantauan Kepatuhan Peserta SKNBI. Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Divisi Kepatuhan dan Informasi SPBI Solo, 12 November 2016
Evaluasi Pemantauan Kepatuhan Peserta SKNBI Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Divisi Kepatuhan dan Informasi SPBI Solo, 12 November 2016 OUTLINE 1 2 3 4 5 Overview Hasil Monitoring Off Site
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA
1 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciNo. 17/36/DPM Jakarta, 16 November SURAT EDARAN Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA - ELECTRONIC TRADING PLATFORM DI INDONESIA
No. 17/36/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA - ELECTRONIC TRADING PLATFORM DI INDONESIA Perihal : Penyelenggaraan Sistem Bank Indonesia - Electronic Trading
Lebih terperinci2 1. Perluasan akses kepesertaan yang tidak terbatas pada Bank Umum Saat ini kepesertaan SKNBI terbatas pada Bank Umum sehingga transfer dana melalui
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERBANKAN. BI. Transfer Dana. Kliring. Berjadwal. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 122). PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan sistem yang dinamis dan scalable mendorong banyak perusahaan menerapkan berbagai teknologi informasi. Segala jenis industri berlomba untuk memaksimalkan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.283, 2012 PERBANKAN. BI. Transfer Dana. Sistem Pembayaran. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5381) PERATURAN BANK INDONESIA
Lebih terperinci2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu
No.298, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Syariah. Unit Usaha. Bank Umum. Manajemen Risiko. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5988) PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciAnalis Hukum Senior, Direktorat Hukum Bank Indonesia
PENANGANAN PERMASALAHAN PERBANKAN PASCA BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI WILAYAH PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KABUPATEN NIAS PROPINSI SUMATERA UTARA Oleh : Arief R. Permana, S.H.M.H. 1 PENDAHULUAN
Lebih terperinciLampiran SE No. 6/ 14 /DASP tanggal 31 Maret 2004 Lampiran 1 PEDOMAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN DAN PROSEDUR TERTULIS PESERTA SISTEM BI-RTGS
Lampiran 1 PEDOMAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN DAN PROSEDUR TERTULIS PESERTA SISTEM BI-RTGS DIREKTORAT AKUNTING DAN SISTEM PEMBAYARAN BANK INDONESIA 2004 ---------------------------------------------------------------------
Lebih terperinci- 1 - UMUM. Mengingat
- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM UMUM Dalam rangka meningkatkan efisiensi kegiatan
Lebih terperinciPERENCANAAN KEBERLANGSUNGAN BISNIS(BUSINESS CONTINUITY PLAN) TANTRI HIDAYATI SINAGA STT HARAPAN MEDAN
PERENCANAAN KEBERLANGSUNGAN BISNIS(BUSINESS CONTINUITY PLAN) TANTRI HIDAYATI SINAGA STT HARAPAN MEDAN PENGERTIAN BUSINESS CONTINUITY PLAN Perencanaan Keberlangsungan Bisnis (Business Continuity Plan/BCP)
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami
Lebih terperinciLAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/DKSP TANGGAL 22 JULI 2014 PERIHAL PENYELENGGARAAN UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY)
LAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/DKSP TANGGAL 22 JULI 2014 PERIHAL PENYELENGGARAAN UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) I. PERSYARATAN DOKUMEN PERIZINAN UANG ELEKTRONIK BAGI LEMBAGA SELAIN
Lebih terperinci2016, No.267.
-2- dengan penggunaan teknologi informasi serta perkembangan standar nasional dan internasional, perlu dilakukan penyempurnaan ketentuan mengenai penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi
Lebih terperinciNo. 15/23/DASP Jakarta, 27 Juni S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DAN BADAN USAHA BERBADAN HUKUM INDONESIA BUKAN BANK
No. 15/23/DASP Jakarta, 27 Juni 2013 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DAN BADAN USAHA BERBADAN HUKUM INDONESIA BUKAN BANK Perihal : Penyelenggaraan Transfer Dana Sehubungan dengan diberlakukannya
Lebih terperinciABSTRAK. Rizal Tantyo Suhendro, Universitas Ciputra, UC Town, Surabaya,, 60219
112 Perancangan Panduan Kerja Audit Sistem Untuk Industri Perbankan Pada Bagian Peminjaman Dana Berbasis COBIT 4.1 Dengan Domain Delivery And Support Dan Monitor And Evaluate Rizal Tantyo Suhendro, Universitas
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 48 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PENANGANAN PERMASALAHAN HUKUM DALAM RANGKA PELAKSANAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
Lebih terperinciS U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA
No. 8/17/DASP Jakarta, 25 Juli 2006 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 2/10/DASP tanggal 8 Juni 2000 Perihal Tata
Lebih terperinciNo.6/ 18 /DPNP Jakarta, 20 April 2004. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA
No.6/ 18 /DPNP Jakarta, 20 April 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Penerapan Manajemen Risiko Pada Aktivitas Pelayanan Jasa Bank Melalui Internet (Internet Banking).
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik faktor alam dan/ atau faktor non alam
Lebih terperinciRekomendasi Rencana Tanggap Darurat Dan Penentuan Prioritas Pemulihan Aplikasi Kritikal Pada Keadaan Darurat Di Bank X
Yogyakarta, 12 November 2009 Rekomendasi Rencana Tanggap Darurat Dan Penentuan Prioritas Pemulihan Aplikasi Kritikal Pada Keadaan Darurat Di Bank X Erlinda Muslim, Zulkarnain, dan Luciana Rachel Sentausa
Lebih terperinciKodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Transfer Dana
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Tim Penyusun Ramlan Ginting Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul Indri Triyana
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/5/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/7/PADG/2018 TENTANG KEPESERTAAN OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/7/PADG/2018 TENTANG KEPESERTAAN OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi tujuan
Lebih terperinciSURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA
No. 7/29/DASP Jakarta, 22 Juli 2005 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Pemberian Persetujuan Terhadap Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia oleh Penyelenggara Kliring
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB II KETENTUAN UMUM
BAB II KETENTUAN UMUM 200. PEMBERLAKUAN PERATURAN BURSA 1. Peraturan ini adalah Peraturan dan Tata Tertib yang dibuat dan diberlakukan oleh Bursa setelah mendapatkan persetujuan Bappebti. 2. Peraturan
Lebih terperinciSistem Pembayaran Non Tunai
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) DISCLAIMER Isi kodifikasi ini adalah himpunan peraturan Bank Indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis jasa bank (service) yang ada di Indonesia adalah jasa kliring
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu jenis jasa bank (service) yang ada di Indonesia adalah jasa kliring (clearing). Kliring adalah penagihan warkat bank yang berasal dari dalam kota
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjaga keamanan dan kelancaran sistem pembayaran
Lebih terperinciLampiran 7 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009, Bank Indonesia mempunyai
Lebih terperinciS U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA
No. 7/43/DASP Jakarta, 7 September 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Batas Nilai Nominal Nota Debet dan Transfer Kredit dalam Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG
- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG PENANGANAN BENCANA DAN PENGEMBALIAN HAK-HAK MASYARAKAT ATAS ASET TANAH DI WILAYAH BENCANA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN
PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN
Lebih terperinciMANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENGERTIAN - PENGERTIAN ( DIREKTUR MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA ) DIREKTORAT JENDERAL PEMERINTAHAN UMUM Definisi Bencana (disaster) Suatu peristiwa
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana, baik yang disebabkan kejadian alam seperi gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN KEPADA MASYARAKAT KORBAN BENCANA ALAM DAN MUSIBAH KEBAKARAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciNo.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN
No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN Perihal : Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal oleh Bank Indonesia Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/9/PBI/2015
Lebih terperinciS U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Jadwal Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
1 No. 12/9/DASP Jakarta, 24 Maret 2010 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Jadwal Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Sehubungan dengan telah diterbitkannya
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bencana (disaster) adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
Lebih terperinciBulletin No. 1/2015
Bulletin No. 1/2015 www.reksis.com Bulletin Reksis Consulting Penanggung jawab Pengantar Redaksi Pemimpin redaksi Banjir merupakan bencana yang sering menimpa Indonesia, khususnya ibukota Jakarta. Curah
Lebih terperinciBusiness Continuity Plan & Disaster Recovery Plan. Abdul Aziz
Business Continuity Plan & Disaster Recovery Plan Abdul Aziz Email : abdulazizprakasa@ymail.com BCP Rencana bisnis yang berkesinambungan DRP Rencana pemulihan dari kemungkinan kerusakankerusakan yang terjadi
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,
-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perkembangan alat pembayaran
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 12/ 5 /PBI/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/25/PBI/2011 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN BAGI BANK UMUM YANG MELAKUKAN PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PIHAK LAIN UMUM Semakin berkembangnya
Lebih terperinciPedoman Pelatihan dan Uji coba Kelangsungan Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi
LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-60/PJ/2011 TENTANG : PEDOMAN PELATIHAN DAN UJI COBA KELANGSUNGAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Pedoman Pelatihan dan Uji coba Kelangsungan
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/5/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA DENGAN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2016 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5861). PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciPENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng.
PENGAMBILAN RESIKO Kode Mata Kuliah : 0040520 Bobot : 2 SKS OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng. PENDAHULUAN Konsep resiko selalu dikaitkan dengan adanya ketidakpastian pada
Lebih terperinciPASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH I. UMUM Peran
Lebih terperinciLampiran 1. Contoh Format Surat Kesepakatan untuk Penyelenggaraan SKNBI SURAT KESEPAKATAN
Lampiran 1 Contoh Format Surat Kesepakatan untuk Penyelenggaraan SKNBI SURAT KESEPAKATAN Menunjuk Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/15/DASP tanggal 18 Juni 2009 perihal Penyelenggaraan Sistem Kliring
Lebih terperinciBUSINESS CONTINUITY PLAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BANK INDONESIA
Business Continuity Plan Departemen Sumber Daya Manusia... (Nurrahma dan Iftadi) BUSINESS CONTINUITY PLAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BANK INDONESIA Ghina Nurrahma 1*, Irwan Iftadi 1,2 1 Program Studi
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciINSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH
INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 360 / 009205 TENTANG PENANGANAN DARURAT BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Diperbanyak Oleh : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH JALAN IMAM BONJOL
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi latar belakang dilakukannya penelitian tugas akhir, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika dalam penulisan proposal tugas akhir ini.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan
Lebih terperinci1. Pemberian bantuan keuangan kepada PKL Selain BI diberikan sesuai kriteria sebagai berikut: Kriteria
LAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 14/19/DASP TANGGAL 26 JUNI 2012 PERIHAL PERUBAHAN ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 11/15/DASP TANGGAL 18 JUNI 2009 PERIHAL PENYELENGGARAAN SISTEM KLIRING
Lebih terperinciBAB II KOORDINASI DALAM PENANGGULANGAN BENCANA. bencana terdapat beberapa unit-unit organisasi atau stakeholders yang saling
BAB II KOORDINASI DALAM PENANGGULANGAN BENCANA Koordinasi merupakan suatu tindakan untuk mengintegrasikan unit-unit pelaksana kegiatan guna mencapai tujuan organisasi. Dalam hal penanggulangan bencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian dunia, menuntut pengelolaan perusahaan yang baik. Salah satu lembaga yang mempunyai peranan strategis dalam kegiatan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. domestik (nasional) maupun di pasar internasional / global. Untuk memenangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis sangat kompetitif, baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional / global. Untuk memenangkan persaingan,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 25 /PBI/2011 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN BAGI BANK UMUM YANG MELAKUKAN PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PIHAK LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.696, 2015 KEMENHAN. TNI. Penanggulangan Bencana. Pelibatan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELIBATAN TNI
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana dan keadaan gawat darurat telah mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat secara signifikan, terutama yang berhubungan dengan kesehatan. Berdasarkan data dunia
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK
PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang
Lebih terperinciKata kunci Business Continuity Plan (BCP), ISO 22301:2012, Bank of Japan, Dutch Financial Sector, risiko, teknologi informasi.
1 KONSEP PENYUSUNAN KERANGKA KERJA BUSINESS CONTINUITY PLAN TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI Anindita Alisia Amanda dan Apol Pribadi S. Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi
Lebih terperinciKESIAPAN MENGHADAPI BENCANA DALAM RANGKA PRESERVASI ARSIP-ARSIP KONVENSIONAL (KERTAS) Oleh : Euis Shariasih
KESIAPAN MENGHADAPI BENCANA DALAM RANGKA PRESERVASI ARSIP-ARSIP KONVENSIONAL (KERTAS) Oleh : Euis Shariasih I. Pendahuluan Indonesia merupakan Negara tropis yang berbentuk untaian kepulauan sehingga disebut
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinci