MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASI. Oleh : ROBERT MARCO, ST., MT.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASI. Oleh : ROBERT MARCO, ST., MT."

Transkripsi

1 MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASI Oleh : ROBERT MARCO, ST., MT. STMIK AMIKOM Yogyakarta 2010/2011 0

2 I. LINEAR PROGRAMMING Metode ini digunakan untuk memecahkan masalah yang terkait dengan pengalikasian sumber daya perusahaan secara optimal untuk mencapai keuntungan maksimal dan biaya minimal. Jadi Identifikasi Masalah : Maksimisasi berkaitan dengan laba dan penjualan (Profit/Revenue) atau Minimisasi berkaitan dengan dengan biaya (Cost) Penerapan Linear Programming : Dapat digunakan untuk Kasus Produksi, Pemasaran, Keuangan dll Ada 2 model dalam Linear Programming yaitu: 1. Model Grafik Model grafi digunakan untuk memecahkan masalah penemuan kombinasi optimum guna memaksimumkan laba dan meminimumkan biaya dengan kendala tertentu. Contoh kasus Maksimisasi : Kasus Program Linier 1: Sebuah perusahaan menghasilkan dua macam output, yaitu Barang A dan Barang B. Perusahaan selama ini menggunakan dua macam bahan baku (BB) yaitu Bahan Baku I (BB I) dan Bahan Baku II (BB II). Untuk membuat satu unit Barang A diperlukan BB I sebanyak 4 unit dan BB II sebanyak 3 unit. Sedangkan untuk membuat Barang B diperlukan BB I sebanyak 2 unit dan BB II sebanyak 4 unit. Jumlah BB I tersedia 100 unit dan BB II tersedia 120 unit. Harga jual Barang A Rp 5000 per unit dan harga jual Barang B Rp 6000 per unit. Berapa unit Barang A dan Barang B harus dihasilkan agar perusahaan memperoleh penerimaan maksimal (tentunya dengan memperhatikan kendala yang ada)? Dan berapa besarnya keuntungan maksimalnya? Formulasi Linear Programming : Max Z = 5000X X 2 dimana, X1 = Barang A dan X2 = Barang B Kendala : 1. 4X 1 + 2X X 1 + 4X X 1, X 2 0 Pemecahan Linear Programming dengan software komputer POM untuk Kasus Program Linier 1: 1

3 Cara Menjalankan POM : 1) Start Program POM for Window pilih POM for Window. 2) Anda telah masuk atau aktif dalam program POM, dari menu pull down Pilih atau Klik Module (Menu di bagian atas no 4 dari kiri). 3) Setelah klik Module maka akan ada banyak pilihan Modul Pilih Module Linear Programming. tekan klik 4) Klik File (dari menu di bagian atas paling kiri) 5) Pilih New tekan klik lagi, maka Anda telah siap membuat Linear Programming dengan POM 6) Isilah isian pada Creating a New Data Set, misal pada kolom : Title : ketik Kasus Program Linier 1 Number of Constraints : ketik 2 Number of Variables : ketik 2 Objective : pilih Maximize Row Name Options : abaikan 7) Klik OK (Anda telah siap mengisi data untuk program LP) Cara Mengisi data Linear Programming dg POM : 1) Gantilah Nama Variabel X1 dengan Barang A, caranya pada kolom yang berisi X1 langsung ketik Barang A, demikian juga X2 gantilah dengan Barang B. 2) Pada kolom lurusnya baris Maximize dibawah kolom Barang A yang sekarang berisi 0, isi atau ketik dengan angka Demikian juga pada kolom lurusnya Maximize dibawah kolom Barang B yang sekarang berisi 0, isi atau ketik angka ) Baris yang bertuliskan Constraint 1 gantilah dengan Bahan Baku 1, demikian juga Baris yang bertuliskan Constraint 2 gantilah atau ketik Bahan Baku 2. 4) Isi pada baris yang lurus dengan Bahan Baku 1 dan dibawah kolom Barang A isi atau ketik angka 4 dan dibawah kolom Barang B ketik 3, biarkan tanda <=; dan dibawah kolom RHS (Right Hand Side) pada baris yang lurus dengan constraint 1 /bahan Baku 1 ganti 0 dengan ketik angka 100. Demikian juga pada baris yang lurus dengan Bahan Baku 2 dibawah kolom Barang A ketik 2 dan dibawah kolom Barang B ketik 4, biarkan tanda <=, dan dibawah kolom RHS pada baris yang lurus dengan Bahan Baku 2 ganti 0 dengan ketik

4 5) Pengisisan selesai, untuk melihat hasilnya klik SOLVE (pada menu di atas sebelah kanan). Berikut gambar tampilan penyelesaian dengan menggunakan Program POM 3

5 Kemudian klik SOLVE untuk melihat hasilnya, maka akan didapatkan : 4

6 5

7 Kesimpulan : Area hitam pada grafik merupakan Feaseble Area yaitu daerah batas yang mungkin untuk pengalokasian sumber daya produksi yang ada dengan bahan yang tersedia. Produksi ini tidak boleh melebihi titik-titik yang ada pada daerah Feaseble Area. Pada grafik terdapat Isoprofit Line, dimana garis tersebut merupakan titik koordinat maksimum produksi guna mencapai profit yang maksimal. Titik koordinat (16,18) pertemuan antara X dan Y atau barang A dan Barang B merupaka titik BEP (Break Event Point) yang merupakan titik impas dimana perusahaan tidak untung dan juga tidak rugi. Di atastitik BEP perusahaan akan memperoleh laba, dan jika di bawah titik BEP perusahaan akan menderita kerugian. Pada grafik sisi kanan terdapat kolom Constraint Display yang akan menunjukkan garis dari persamaan formulasi Linear Programming yang ada, apabila di klik salah satu check box di depannya. Pada grafik sisi kanan juga terdapat kolom Corner Points yang menunjukkan hubungan antara variable X1(Barang A) dan variable X2(Barang B) serta Z(penerimaan maksimal). Misalkan X1 = 25 dan X2= 0 maka Z = Jumlah produk untuk Barang A = 16 Barang B = 18 Keuntungan total Z = Rp ,00 Kasus Program Linier 2 : Perusahaan kayu akan membuat kursi dan meja dengan persediaan kayu jati sebanyak 400 papan dan tenaga kerja 450 orang/jam. Untuk membuat 1 kursi diperlukan 5 papan dan 10 orang/jam dan menghasilkan keuntungan Rp 45 ribu. Selanjutnya 1 meja memerlukan 20 papan dan 15 orang/jam serta menghasilkan keuntungan Rp 80 ribu. Berapa banyak meja dan kursi harus diproduksi agar jumlah keuntungan yang dicapai maksimum dengan memperhatikan pembatasan bahwa kayu tidak boleh melebihi 400 papan dan tenaga tidak melebihi 450 orang/jam. Perumusan persoalnnya : Jika X1= banyaknya kursi dan X2= banyaknya meja, persoalan LP menjadi: Zmak = X X2 6

8 5X1 + 20X X1 + 15X2 450 X1 0, X2 0 Selesaikanlah dengan program POM Latihan Soal Soal 1 PT Angin Ribut sedang mempertimbangkan program advertensi dalam rangka mempromosikan produk yang dihasilkannya. Untuk rencana advertensi sedang dipertimbangkan 3 (tiga) alternatif media advertensi, yaitu media surat kabar/koran, radio dan televisi dengan karakteristik: - Media Biaya Per Media Konsumen yang Advertensi Adv untuk 1 kali dapat dijangkau Koran Rp orang Radio Rp orang Televisi Rp orang Target dan ketentuan lain yang ingin dicapai dari penggunaan media advertensi tersebut sbb: a. Maksimum biaya advertensi Rp ,- b. Minimum biaya untuk televisi Rp ,- c. Biaya koran paling sedikit Rp ,- d. Rasio biaya advertensi melalui radio dengan surat kabar/ koran paling sedikit 2 : 1 Pertanyaan : (1) Formulasikan kasus di atas dalam model Linear programming. (2) Media advertensi manakah yang akan digunakan dan berapa kali penggunaan agar menjangkau konsumen semaksimal mungkin? Soal 2 Seorang manajer, investasi sedang mempertimbangkan portofolio pada saham, obligasi umum dan obligasi pemerintah. Saham yang sedang dipertimbangkan untuk dibeli adalah Saham Indosat, sedangkan obligasi umum terdiri atas Obligasi PT Telkom, PT Tambang Timah, dan PT 7

9 Indah Kiat. Obligasi pemerintah terdiri dari Obligasi Jasa Marga dan Obligasi Bank Mandiri. Total dana investasi yang direncanakan sebesar Rp 3 milyard. Proyeksi rate of return keseluruhan portofolio investasi adalah sebagai berikut : Portofolio Investasi Rate of return (%) Saham Indosat 18 PT Telkom 20 PT Tambang Timah 17 PT Indah Kiat 21 PT Jasa Marga 16 PT Bank Mandiri Kebijakan yang ditetapkan oleh manajer dalam melaksanakan rencana investasi sebagai berikut : a. Investasi pada saham Indosat paling banyak 20% b. Investasi pada Obligasi Umum maksimum 40% c. Investasi pada Obligasi Pemerintah paling sedikit 30% d. Investasi pada Obligasi Umum dan Pemerintah tidak lebih dari 50%. Pertanyaan : (1) Formulasikan kasus di atas dalam model linear programming? (2) Bagaimanakah mengalokasikan dana investasi agar dapat diperoleh rate of return (tingkat hasil) yang maksimal? TUGAS 1 Sebuah perusahaan kamera memproduksi dua macam kamera, yaitu Kamera Tipe I dan Kamera Tipe II. Kamera tipe I diproses melalui 3 mesin, sedang kamera tipe II diproses melalui 2 mesin. Setiap kamera tipe I diproses secara berturut-turut selama 4 menit pada mesin pertama, 16 menit pada mesin kedua dan 20 menit pada mesin ketiga. Sedangkan kamera tipe II diproses selama 12 menit di mesin pertama dan 8 menit pada mesin kedua. Keuntungan bersih yang diperoleh dari 8

10 penjualan kamera tipe I sebesar Rp 30000,- tiap unit dan kamera tipe II sebesar Rp 20000,- tiap unit. Kapasitas pengoperasian mesin setiap harinya masing-masing: mesin pertama selama 1200 menit, mesin kedua selama 1440 menit dan mesin ketiga selama 1100 menit. Jika setiap kamera yang diproduksi selalu laku terjual, (a) Formulasikan permasalahan di atas dalam bentuk linear programming? (b) Berapa unit masing-masing kamera harus diproduksi setiap harinya agar keuntungan perusahaan maksimum?, (c) Berapa besarnya tingkat keuntungan maksimum yang dapat diperoleh? TUGAS II PT Dirgantara merencanakan untuk memproduksidua jenis komponen yaitu Komponen CN- 250 dan CN-270. Komponen CN-250 memberikan keuntungan Rp 100 juta, dan komponen CN-270 memberikan sumbangan keuntungan Rp 80 juta. Total produksi kedua komponen itu minimal 5 unit. Kedua jenis komponen itu diproses melalui departemen A, departemen B dan departemen C. Untuk komponen CN-250 memerlukan waktu pemrosesan 10 hari di departemen A, 20 hari di departemen B dan 10 hari di departemen C. Kemampuan penyediaan waktu di departemen A maksimum 150 hari, departemen B maksimum 180 hari dan departemen C maksimum 135 hari. Untuk menjaga keseimbangan produksi manajer menetapkan paling sedikit satu komponen CN-270 untuk setiap tiga komponen CN-250. (a) Formulasikan permasalahan di atas dalam bentuk linear programming? (b) Berapa unit masing-masing komponen harus diproduksi agar keuntungan perusahaan maksimum?, (c) Berapa besarnya tingkat keuntungan maksimum yang dapat diperoleh? 9

11 2. METODE TRANSPORTASI Konsep Metode Transportasi: Merupakan bentuk khusus dari linear programming (Linear programming berstruktur khusus) Merupakan metode yang digunakan untuk mengatur distribusi sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. ATAU Modul yang digunakan untuk memecahkan masalah pengangkutan komoditi tunggal dari sejumlah sumber ke sejumlah destinasi dengan tujuan untuk meminimkan biaya dan waktu pengangkutan serta memaksimumkan keuntungan. Pada kasus transportasi, ada tiga bentuk kasus, antara lain: 1. jumlah barang yang tersedia (Supply) sama dengan jumlah barang yang diminta (Demand). 2. Jumlah barang yang tersedia lebih besar dari jumlah barang yang diminta. Dalam keadaan ini muncul Dummy Destination. 3. Jumlah barang yang tersedia lebih sedikit dari jumlah barang yang diminta. Dalam keadaan ini muncul Dummy Source. Aplikasi Transportasi : Kasus Transportasi 1. Sebuah perusahaan mempunyai 3 (tiga) lokasi pabrik di kota A, kota B dan kota C, dengan kapasitas masing-masing pabrik sebesar ton, ton dan ton. Hasil produksi ke tiga pabrik tersebut akan didistribusikan ke 6 (enam) daerah tujuan pemasaran/destination yaitu daerah 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Adapun permintaan ke 6 daerah tersebut masing-masing sebesar ton, ton, ton, ton, ton dan ton. Besarnya biaya pengiriman dari lokasi masing-masing pabrik ke daerah tujuan per tonnya tercantum pada tabel berikut (dalam ribuan rupiah): 10

12 D-1 D-2 D-3 D-4 D-5 D Pabrik A Pabrik B Pabrik C Pertanyaan : Agar perusahaan tersebut dapat memenuhi permintaan pasar yang ada tersebut dengan total biaya minimal, bagaimanakah komposisi distribusi barang tersebut dari 3 (tiga) lokasi pabrik yang dimiliki ke 6 (enam) daerah pemasaran yang ada? Catatan : pada kasus Transportasi 1, jumlah barang yang tersedia (Supply) sama dengan jumlah barang yang diminta (Demand). Pemecahan Transportation dengan software komputer POM untuk Kasus Transportasi 1: Cara Menjalankan POM : 1) Start Program POM for Window pilih POM for Window. 2) Anda telah masuk atau aktif dalam program POM, dari menu pull down Pilih atau Klik Module (Menu di bagian atas no 4 dari kiri). 3) Setelah klik Module maka akan ada banyak pilihan Modul Pilih Module Transportation tekan klik 4) Klik File (dari menu di bagian atas paling kiri) 5) Pilih New tekan klik lagi, maka Anda telah siap membuat Transportation dengan POM 6) Isilah isian pada Creating a New Data Set, misal pada kolom : Title : ketik Kasus Transportasi 1 Number of Sources : ketik 3 Number of Destinations : ketik 6 Objective : pilih Minimize Row Name Options : abaikan 7) Klik OK (Anda telah siap mengisi data untuk program Transportation) Cara Mengisi data Transportation dengan POM : 1) Gantilah Nama Variabel Destiantion pada kolom sesuai nama Destination yang dimiliki, caranya langsung ketik sesuai Nama Destination yang dimiliki dan Ganti pula nama 11

13 sources pada baris sesuai dengan nama sources/sumber yang dimilikinya (dalam kasus ini Pabrik A, Pabrik B dan Pabrik C). 2) Isi biaya pengiriman dari masing-masing-masing Pabrik ke masing-masing kota tujuan, lihat tabel biaya pengiriman. 3) Isi besarnya Supply yang tersedia dari masing-masing pabrik di kolom Supply. 4) Isi pula pada kolom demand di masing-masing kota sesuai dengan besarnya demand atau permintaan di masing-masing kota tujuan. 5) Pengisisan selesai, untuk melihat hasilnya klik SOLVE (pada menu di atas sebelah kanan). Pada kolom Metode bisa diganti-ganti sesuai dengan metode perhitungan yang kita kehendaki. Kasus Transportasi 2. Sama dengan kasus no. 1 di atas, yang berbeda hanya kapasitas pabrik di kota A sebesar ton (untuk kasus ini kapasistas pabrik lebih besar dari permintaan yang ada/ ada kelebihan supply). Bagaimanakah komposisi distribusi barang dari 3 (tiga) lokasi pabrik yang ada ke 6 (enam) daerah pemasaran yang ada? (Kasus Supply > Demand, akan muncul Dummy Destination) Kasus Transportasi 3. Sama dengan kasus no. 1 di atas, yang berbeda hanya kapasitas pabrik di kota A sebesar ton (untuk kasus ini kapasistas pabrik lebih kecil dari permintaan yang ada atau dengan kata lain kelebihan permintaan/ada kekurangan supply).bagaimanakah komposisi distribusi barang dari 3 (tiga) lokasi pabrik yang ada ke 6 (enam) daerah pemasaran yang ada? (Kasus Supply < Demand, akan muncul Dummy Pabrik) 12

14 Soal latihan model transportasi 1. Tempat peleburan baja Yasmine Steel, ada di tiga kota, E, B, dan G memproduksi baja sejumlah 150,210,260. Baja tersebut dipasok ke kota D, S, C, N yang membutuhkan 130,70,180,240 ton per minggu. Biaya pengiriman per ton adalah? D S C N E B G Tentukan pengalokasian baja yang dapat meminimumkan biaya 2. Perusahaan komputer akan menjual komputer ke beberapa PTS yang dikirim melalui tiga gudang R, A, W dengan kapasitas 420, 610, dan 340 unit. PTS yang memesan adalah T, M, S, C dengan pemesanan 520, 250, 400, dan 200 unit. Biaya pengiriman per unit adalah : T M S C R A W Tentukan pengalokasian komputer dari gudang ke setiap PTS untuk meminimumkan biaya. 3 Tempat peleburan baja Aladin Steel, ada di tiga kota, A, B, dan C memproduksi baja sejumlah 46, 20, 34 ton per bulan. Baja tersebut dipasok ke kota V, W, X, Y, dan Z yang membutuhkan 250, 150, 180, 100, dan 270 ton per sepuluh bulan. Biaya pengiriman per ton adalah : V W X Y Z A B C Tentukan pengalokasian baja yang dapat meminimumkan biaya 13

15 4. Tempat peleburan baja yang ada di 3 kota memproduksi sejumlah baja sbb: Lokasi Jumlah yang ditawarkan per minggu (ton) Cilegon 150 cilacap 210 Semarang 320 Ketiga tempat peleburan tersebut memasok baja ke 4 kota dimana pabrik-pabriknya mempunyai permintaan sbb: Lokasi Jumlah yang ditawarkan per minggu (ton) Tangerang 130 Bekasi 70 Klaten 180 Surabaya 240 Biaya pengiriman per ton baja adalah sbb: dari ke Tangerang Bekasi Klaten Surabaya Cilegon cilacap Semarang Tentukan alokasi yang memberikan biaya transportasi yang paling minimum! 5. Hewled Packcard menjual komputer mikro ke beberapa perguruan tinggi Yogyakarta dan mengirimkan komputer-komputer tersebut ke 3 gudang distribusi. Pada awal tahun ajaran baru perusahaan sanggup menyalurkan sejumlah komputer mikro berikut ini ke beberapa perguruan tinggi. Gudang Distribusi Penawaran (Komputer Mikro) Solo 420 Magelang 610 Purworejo

16 Adapun 4 perguruan tinggi telah memesan computer mikro yang harus dikirim dan dipasang paling lambat pada awal tahun ajaran baru. Perguruan Tinggi Permintaan (Kompute Mikro) STMIK AMIKOM 520 UII 250 UPN Veteran 400 STIE YKPN 380 Biaya pengiriman dan pemasangan per satu computer mikro dari masing masing distributor ke masing-masing universitas adalah sbb: Ke STMIK UII UPN Veteran STIE YKPN dari AMIKOM Solo Magelang Purworejo Tentukan alokasi yang memberikan biaya transportasi yang paling minimum! 6. Perusahaan mempunyai pabrik pengolahan A,B,C,D,E, dan gudang F, G, H,I. Kapasitas pabrik bulanan masing-masing sebesar 10, 20, 30, 40, dan 50 unit. Kebutuhan gudang bulanan masing-masing sebesar 60, 60, 20, dan 10 unit. Biaya pengiriman per unit (Ribuan rupiah) sebagai berikut: F G H I A B C D E Tentukan dari pabrik mana akan dikirim ke gudang mana, dan berapa biaya total pengiriman minimumnya! 15

17 METODE PENUGASAN (ASSIGNMENT) Model ini digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan penugasan optimal dari bermacam-macam sumber produktif atau personalia yang mempunyai tingkat efisien berbeda-beda untuk tugas yang berbeda-beda pula. Persoalannya ialah bagaimana menentukan jenis pekerjaan yang mana agar jumlah pengorbanan (biaya,waktu dan tenaga) minimum. Persoalan penugasan luas penggunaannya dalam bidang manajemen, khususnya keputusan untuk menentukan jenis pekerjaan apa harus dikerjakan oleh siapa atau alat apa. Jika jumlah pekerjaan tidak sama dengan jumlah karyawan, penyelesaian metode di atas tetap bisa diterapkan. Contoh: 1. Jika jumlah pekerjaan lebih banyak dari jumlah karyawan, maka harus ditambahkan suatu karyawan semu/pura-pura (dummy worker). Sebaliknya 2. Jika jumlah karyawan lebih banyak dari jumlah pekerjaan, maka harus ditambahkan suatu pekerjaan semu/pura-pura (dummy job). 16

18 Kasus Penugasan 1. Bagian pemasaran sebuah perusahaan mempunyai 4 (empat) orang salesman, sebut saja Akhmad, Andi, Bagus dan Ida yang akan ditugaskan ke empat kota yang berbeda, yaitu kota A, B, C, dan D. Ke empat calon salesman kemudian diuji cobakan pada empat kota yang ada selama empat bulan secara bergilir, masing-masing disatu kota selama satu bulan. Selama uji coba kinerja mereka diukur dg unit barang yg mampu dijualnya dan hasilnya ditunjukkan pada Tabel sbb. : Kota Salesman A B C D Akhmad Andi Bagus Ida Pertanyaan : Bagaimanakah sebaiknya susunan penugasan ke empat salesman perusahaan tersebut yang tepat? Catatan : Dalam penugasan/assignment diasumsikan masing-masing orang/alat hanya mengerjakan satu jenis pekerjaan/job. Pemecahan Penugasan/Assignment dengan software komputer POM untuk Kasus Penugasan 1: Cara Menjalankan POM : 1) Start Program POM for Window pilih POM for Window. 2) Anda telah masuk atau aktif dalam program POM, dari menu pull down Pilih atau Klik Module (Menu di bagian atas no 4 dari kiri). 3) Setelah klik Module maka akan ada banyak pilihan Modul Pilih Module Assignment tekan klik 4) Klik File (dari menu di bagian atas paling kiri) 5) Pilih New tekan klik lagi, maka Anda telah siap membuat Asignment dengan POM 6) Isilah isian pada Creating a New Data Set, misal pada kolom : Title : ketik Kasus Penugasan 1 Number of Jobs : ketik 4 17

19 Number of Machines : ketik 4 (Otomatis sesuai atas/ jobs) Objective : pilih Maximize Row Name Options : abaikan 7) Klik OK (Anda telah siap mengisi data untuk program Penugasan) Cara Mengisi data Assignment dengan POM : 1) Gantilah Nama Variabel Machines pada kolom sesuai nama data yang dimiliki dimiliki, caranya langsung ketik Kota A, Kota B, Kota C dan Kota D; dan Ganti pula nama Variables Jobs pada baris sesuai dengan nama yang dimilikinya (dalam kasus ini Akhmad, Andi, Bagus, dan Ida). 2) Isi data penjualan dari masing-masing Salesman/ Orang ke masing-masing kota, lihat tabel. 3) Pengisisan selesai, untuk melihat hasilnya klik SOLVE (pada menu di atas sebelah kanan). Pada kasus penugasan bisa masalah Maximize bisa juga masalah Minimize. Kasus Penugasan 2. Jika soal sama pada kasus Penugasan 1 sebelumnya (di atas), yang berbeda pada uji coba mereka dikirim ke lima kota daerah pemasaran selama lima bulan. Kinerja ke empat salesman di kota E sebagai berikut : Akhmad 245, Andi 130, Bagus 195 dan Ida 185. Bagaimanakah sebaiknya susunan penugasan ke empat salesman perusahaan tersebut ke empat kota dari lima kota potensial yang bisa dijangkau agar kinerja salesman maksimum? Kasus Penugasan 3. Sebuah bengkel menerima enam jenis pekerjaan, masing-masing membutuhkan pengolaan pada mesin bubut. Bengkel tersebut mempunyai enam mesin bubut dengan tingkat kecepatan yang berbeda. Tabel berikut menggambarkan waktu yang dibutuhkan (dalam jam) untuk memproses tiap pekerjaan pada tiap mesin. MESIN PEKERJAAN M-1 M-2 M-3 M-4 M-5 M A B C D

20 E F Pertanyaan : Tentukan penugasan tiap pekerjaan ke tiap mesin agar total waktu pengolahannya sekecil mungkin (minimal)? Latihan Penugasan. 1. Bagian pemasaran sebuah perusahaan mempunyai 4 (empat) orang salesman, sebut saja Adi, Andi, Rita dan Ida yang akan ditugaskan ke enam kota yang berbeda, yaitu kota A, B, C, D, E dan F. Ke empat calon salesman kemudian diuji cobakan pada enam kota secara bergilir, masing-masing salesman disatu kota selama satu bulan. Selama uji coba kinerja mereka diukur dengan unit barang yang mampu dijualnya dan hasilnya ditunjukkan pada Tabel berikut : Kota Salesman A B C D E F Adi Andi Rita Ida Pertanyaan : Bagaimanakah sebaiknya susunan penugasan ke empat salesman perusahaan tersebut yang tepat? 2. Berikut merupakan tabel biaya mesin yang digunakan untuk mengerjakan sejumlah pekerjaan ($). Tentukan penugasan yang dapat meminimumkan biaya total. 19

21 MESIN PEKERJAAN A B C D E Untuk promosi album terbaru Akademi Fantasi AMIKOM akan didelegasikan 4 orang wakilnya, yaitu Tono, Tini, Tina, dan Toni yang akan ditugaskan ke kota Surabaya, Yogyakarta, Medan, dan Jakarta. Selama promosi jumlah keping cd album yang terjual sebagai berikut: Surabaya Yogyakarta Medan Jakarta Tono Tini Tina Toni Tentukan penugasan yang optimal agar penjualan keping CD jumlahnya meningkat! 4. Seorang dekan di sebuah universitas memiliki 5 dosen yang akan ditugaskan untuk mengampu 4 matakuliah yang berbeda. Semua dosen tersebut telah mempunyai pengalaman mengajar sebelumnya dan telah dievaluasi oleh para mahasiswa. Rangking untuk masing-masing dosen berdasarkan matakuliah tersebut adalah sbb: Nama Dosen Mata Kuliah RO MO Matematika Statistik Prof. Sarimin Prof. Paimin Prof. Tukijan Prof. Tukul Prof. Sajiran Buatlah penugasan yang optimal untuk masing-masing dosen tersebut! 20

22 5. Suatu perusahaan mempunyai 4 pekerjaan yang berbeda yaitu A, B, C dan D untuk diselesaikan oleh 4 karyawan, yaitu karyawan Ari, Adi, Kaka dan Kiki. Biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk masing masing karyawan sesuai dengan jenis pekerjaan adalah sesuai dengan tabel matrik biaya. Permasalahannya adalah bagaimana menempatkan karyawan tersebut untuk masing masing pekerjaan agar dihasilkan biaya yang minimal. 6. Perusahaan mepunyai 5 orang karyawan yang akan ditugaskan di 5 kota yaitu A, B, C, D, E. Perkiraan hasil penjualan yang akan dicapai sebagai berikut : Pertanyaan : 1. Bagaimana alokasi penugasan yang baik 2. Berapa hasil penjualan perusahaan dari kelima kota tersebut yang paling optimal? 21

23 ANALISA JARINGAN (NETWORK PLANNING) Konsep Analisa Network Diperlukan untuk koordinasi dan pengurutan kegiatan-kegiatan pabrik/proyek yang kompleks, saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain Bertujuan agar perencanaan dan pengawasan semua kegiatan dapat dilakukan secara sistematis sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja. Macamnya : (1) CPM (Critical Path Method) (2) PERT (Program Evaluation and Review Technique) Pembuatan Network : Events/Node/Kejadian adalah permulaan (star node) atau akhir (end node) dari suatu kegiatan. Biasanya diberi simbol lingkaran Activity/Aktivitas/Kegiatan adalah suatu pekerjaan atau tugas di mana penyelesaiannya memerlukan periode waktu, biaya serta fasilitas lain. Biasanya diberi simbol anak panah Hal yang perlu diperhatikan, ketika membuat network suatu proyek : Pecahlah/uraikanlah proyek menjadi aktivitas/kegiatan Logika Urutan Kegiatan (Kegiatan yang bersifat Seri dan Paralel) Diagram Urutan Kegiatan Perhitungkan Waktu (Waktu Normal, Waktu Dipercepat, Waktu Paling Lambat) dan Biaya masing-masing kegiatan (Biaya Normal dan Biaya Percepatan) Mencari Jalur dan Jalur Kritis Contoh Analisis Jaringan/Network: Kasus Network 1. Sebuah perusahaan dalam memproduksi barang memiliki 7 (tujuh) macam kegiatan, yaitu mulai merancang sampai mendistribusikan ke pasar. Adapun rincian dari masing-masing kegiatan sebagai berikut : 22

24 Kegiatan Simbol Kegiatan Waktu Biaya Kegiatan Pengikut Normal Normal (Minggu) (Jutaan) Disain A C, E 10 8 Pesan Bahan B D 6 5 Asesories C F 5 9 Uji Keuatan D G 7 5 Uji Penampilan E G 5 4 Finishing F Distribusi G Pertanyaan : a. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh perusahaan tersebut mulai dari pemesanan bahan baku sampai dengan hasil akhir produknya siap dilempar ke pasar? b. Berapa biaya yang diperlukan untuk proyek tersebut? Pemecahan Analisis Jaringan/Network dengan software komputer POM untuk Kasus Network 1: Cara Menjalankan POM : 1) Start Program POM for Window pilih POM for Window. 2) Dari menu pull down Pilih atau Klik Module (Menu di bagian atas no 4 dari kiri). 3) Setelah klik Module maka akan ada banyak pilihan Modul Pilih Module Project Management tekan klik 4) Klik File (dari menu di bagian atas paling kiri) 5) Pilih New tekan klik lagi, maka Anda telah siap membuat Project Management dengan POM, disini ada 4 (empat) pilihan tipe: (1) Single Time Estimate; (2) Triple Time Estimate; (3) Chrasing to the Limit; (4) Cost Budgeting. Pilih SINGLE TIME ESTIMATE 6) Isilah isian pada Creating a New Data Set, misal pada kolom : Title : ketik Kasus Network 1 Number of Tasks : ketik 7 Table Structure : pilih Start/ End Node Number Row Name Options : abaikan 23

25 7) Klik OK (Anda telah siap isi data Project Management) Cara Mengisi data Project Management dg POM : 1) Isikan Nomor Node Awal/Start Node dan Node Akhir/End Node dari semua aktivitas, lihat Networknya. 2) Isi data taksiran waktu untuk masing-masing aktivitas, lihat tabel taksiran waktu yang tersedia di soal. 3) Pengisisan selesai, untuk melihat hasilnya klik SOLVE (pada menu di atas sebelah kanan). Untuk membuat tampilan lebih terperinci bisa melihat pada menu GRAPH. Pada kasus Network/Project Management: Pilihan Single Time kalau hanya ada satu taksiran waktu saja; Triple Time kalau ada 3 (tiga) taksiran waktu yaitu waktu optimis, waktu normal dan waktu pesismis; Chrasing untuk analisis percepatan jika ada data waktu normal dan waktu cepat. Dan Cost Budgeting untuk mancari waktu dan sekaligus biaya, ini bisa dipakai jika ada data waktu dan biaya dari masing-masing aktivitas. Kasus Network 2, sama dengan kasus didepan, namun perusahaan ingin melakukan percepatan waktu, datanya sebagai berikut : Simbol Pengikut Waktu Biaya Waktu Biaya Normal Normal Cepat Cepat (Minggu) (Jutaan) (Mng) (Jutaan) A C, E B D C F D G E G F G

26 Pertanyaan : a. Berapa lama waktu tercepat yang diperlukan oleh perusahaan? b. Berapakah tambahan biaya yang diperlukan untuk percepatan? Kasus Network 3, sama dengan kasus Network 1, namun perusahaan ingin membuat taksiran waktu yang lebih teliti (Metode PERT), datanya sebagai berikut : Simbol Pengikut Waktu Waktu Waktu Cepat Normal Lambat (Minggu) (Minggu) (Minggu) A C, E B D C F D G E G F G Pertanyaan : Berapa lama waktu yang diperlukan oleh perusahaan? LATIHAN NETWORK : Sebuah proyek dengan 10 macam aktivitas/kegiatan, data sbb: No. Simbol Kegiatan Waktu Biaya Kegiatan Pengikut (Minggu) (Ribuan Rp) A C, D B E C F, G D H E I F I G J H J I J Pertanyaan : Berapa lama dan berapa biaya untuk proyek di atas? 25

27 5. INVENTORY Model ini digunakan untuk memecahkan kasus yang berhubungan dengan persediaan barang untuk proses produksi dan biaya produksi dalam kaitannya dengan permintaan pelanggan terhadap suatu produk dan menyangkut biaya perawatan stok barang di gudang. Yang tercakup dalam system persediaan bahan baku ini meliputi: pengadaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, serta pengeluaran bahan baku. Persoalan persediaan (Inventory problem) yang timbul adalah bagaimana caranya mengatur persedian sehingga setiap kali ada permintaan segera sapat dilayani akan tetapi jumlah biaya persediaan harus minimum. Klasifikasi Bahan Baku : Bahan baku yang dipergunakan oleh perusahaan pada umumnya dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) macam/kelas, secara umum sebagai berikut : (a) Kelas A yaitu Bahan baku di mana jumlah unit fisik yang dipergunakan perusahaan relatif kecil tetapi value atau nilai rupiah/uang tinggi. (b) Kelas B yaitu Bahan baku di mana jumlah unit fisik yang dipergunakan relatif sedang, sedangkan value atau nilai rupiahnya juga sedang. (c) Kelas C, bahan baku di mana jumlah unit fisik relatif besar/banyak tetapi value atau nilai rupiahnya rendah. Klasifikasi Model ABC dapat dilakukan dengan software POM Modul/bagian Inventory subbagian ABC Analysis. Penentuan Jumlah Kebutuhan Bahan Baku Perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menentukan rencana penjualan produk perusahaan. 2. Menentukan Jumlah persediaan produk akhir 3. Menentukan Jumlah Produksi 4. Menentukan Jumlah Bahan baku untuk produksi 5. Menentukan Jumlah bahan baku yang akan dibeli. 26

28 Biaya Persediaan (inventory cost) Suatu keputusan yang optimum adalah keputusan yang meminimumkan jumlah biaya persediaan. 1. Biaya untuk memperoleh barang (ordering cost) melalui pembelian (purchasing) atau mengolah.(manufacturing or set up cost). 2. Biaya penyimpanan satu satuan barang dalam persediaan (holding cost), yang meliputi biaya menyimpan, biaya penyampaian, biaya kerusakan, biaya asuransi, pajak dsb. 3. Biaya kekurangan (cost of shortage) meliputi biaya yang disebabkan karena keterlambatan didalam memenuhi permintaan atau ketidakmampuan untuk memenuhi permintaan karena kehabisan stok misalnya. EOQ (Economic Order Quantity) adalah jumlah pesanan ekonomis yaitu: Jumlah pesanan dalam periode tertentu harus sedemikian rupa sehingga jumlah pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (holding cost) harus sama besarnya. ATAU Suatu jumlah pembelian untuk memenuhi kebutuhan bahan dalam satu periode yang mempunyai biaya persediaan paling rendah atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilaksanakan setiap kali pembelian. Asumsi dalam Perhitungan EOQ : 1. Pola pemakaian bahan baku tetap. 2. Terdapat persediaan yang cukup di pasar bebas 3. Terdapat tingkat harga yang sama dalam satu periode. 4. Terdapat tingkat biaya yang sama dalam satu periode. 5. Bahan Baku yang drencanakan pembeliannya adalah Bahan Baku Kelas B. Dari Asumsi Model EOQ, maka konsep TIC dapat dirumuskan : TIC = Set Up Cost + Holding Cost = Biaya Pesan + Biaya Simpan - Perilaku Biaya Pesan, tidak dipengaruhi oleh berapa unit yang dipesan, tetapi dipengaruhi oleh berapa kali kita melakukan pemesanan. - Untuk biaya simpan tergantung dari banyaknya barang yang disimpan (dari rata-rata persediaan dikalikan biaya simpan per unit per periode) 27

29 TIC (Total Inventory Cost atau Biaya Total Persediaan) akan minimum secara matematis kalau : BIAYA PESAN = BIAYA SIMPAN Contoh kasus : Kebutuhan bahan dalam satu periode (satu tahun) = 2000 unit. Biaya tiap kali pesan) = Rp 300,- dan Biaya simpan per unit per tahun Rp 30,- Pertanyaan : a. Hitung EOQ? b. Hitung TIC? c. Gambar Kurve nya? Pemecahan Inventory dengan software komputer POM untuk Kasus Inventory 1: Cara Menjalankan POM : 1) Start Program POM for Window pilih POM for Window. 2) Dari menu pull down Pilih atau Klik Module (Menu di bagian atas no 4 dari kiri). 3) Setelah klik Module maka akan ada banyak pilihan Modul Pilih Module Inventory tekan klik 4) Klik File (dari menu di bagian atas paling kiri) 5) Pilih New tekan klik lagi, maka Anda telah siap membuat Analisis Inventory dengan POM, disini ada 6 (enam) pilihan tipe: (1) Economic Order Quantity (EOQ Model); dan yang ke (6) ABC Analysis, Pilih EOQ Model 6) Isilah isian pada Creating a New Data Set, misal pada kolom : Title : ketik Kasus Inventory 1 7) Klik OK (Anda telah siap isi data Invetory) Safety Stock: Safety stock/iron Stock yaitu persediaan minimal yang harus ada untuk menjamin kelancaran proses produksi akibat adanya kemungkinan kekurangan persediaan (Out of Stock). Oleh karena itu sebisa mungkin persediaan minimum jumlahnya harus ditekan (seminimal mungkin). Out of stock bisa terjadi karena beberapa hal: 1. penggunaan bahan dasar di dalam proses produksi yang lebih besar dari pada yang diperkirakan sebelumnya. 28

30 2. pesanan/pembeliaan bahan dasar tidak dapat datang tepat pada waktunya (atau lead time tidak terpenuhi/tidak tepat) Reorder Point (ROP) Adalah titik pemesanan kembali, yaitu saat kondisi barang persediaan ada beberapa unit kita harus melakukan pemesanan kembali, mengingat adanya kebutuhan untuk Safety Stock dan kebutuhan selama waktu menunggu Lead Time. Latihan Inventory No. 1 Sebuah perusahaan membutuhkan bahan baku klasifikasi B dalam satu tahun (R) = 4500 unit. Biaya tiap kali pesan (0) sebesar = Rp 400,-. Harga bahan baku per unit sebesar Rp 800,- dan biaya simpan per unit per tahun sebesar 5% dari harga beli bahan baku. Pertanyaannya : a. Hitung EOQ (Economical Order Quantity)? b. Persediaan Maksimumnya? c. Persediaan Minimumnya? d. Rata-rata persediaannya? e. Ada berapa kali pemesanan dalam satu tahun? f. Berapa jarak waktu antara satu pemesanan dengan pemesanan berikutnya (Asumsi 1 tahun = 360 hari)? g. Hitung TIC (Total Inventory Costnya ) tidak termasuk untuk beli bahan baku? h. Gambar TIC nya? I. Hitung Total Cost untuk keseluruhan termasuk untuk beli bahan baku? Latihan Inventory No. 2 Toko Formula memperkirakan penjualan barang-barangnya selama tahun 2004 berjumlah unit. Saat ini toko tersebut menetapkan kebijakan pemesanan (order) barang yang dijualnya sebesar 1400 unit tiap kali melakukan pemesanan. Data keuangan diperoleh informasi bahwa harga beli barang per unit sebesar Rp ,-. Biaya simpan setiap unit barang per tahunnya sebesar 7,5% dari harga belinya, sedangkan biaya setiap kali melakukan pemesanan sebesar Rp ,-. Apakah kebijakan pemesanan yang dilakukan toko Formula tersebut sudah 29

31 merupakan kebijakan yang terbaik ditinjau dari sisi efisiensi biaya (TIC minimal)? Jelaskan dan berikan perhitungannya, dan dilengkapi dengan bukti-bukti atau hitungan manual/komputer!. Untuk lebih terperinci dari kasus di atas hitung pula (a) Hitung EOQ?; (b) Rata-rata persediaannya?; (c) Ada berapa kali pemesanan dalam satu tahun?; (d) Berapa jarak waktu antara satu pemesanan dg pemesanan berikutnya (Asumsi 1 th = 360 hari)?; (e) Hitung TIC tidak termasuk untuk beli bahan baku? ; (f) Hitung Total Cost untuk keseluruhan termasuk untuk beli bahan baku? TUGAS 1. Sebuah perusahaan sepatu merencanakan untuk menjual 1000 pasang sepatu pada tahun 2007 mendatang. Untuk memenuhi pemesanan tersebut, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara perusahaan dan supplier. Adapun dalam ketentuan itu, ditetapkan bahwa biaya transportasi ditanggung oleh pihak perusahaan sebesar $40 per order. Sedangkan biaya simpan sebesar $30. dengan berasumsi bahwa semua kesepakatan tersebut tidak berubah dalam sepanjang tahun Hitunglah: a. EOQ b. Jumlah pemesanan dalam 1 tahun c. Biaya pemesanan total per tahun d. Biaya simpan total per tahun e. Total Cost 2. Gudang Rabat Alfa berencana untuk melakukan pengadaan sereal pada tahun 2007 besok. Adapun kebutuhan tahunan produk sereal adalah 4000 karton. Toko tersebut menanggung $60 per pemesanan sereal. Dan dibutuhkan $0.80 per karton pertahunnya untuk menyimpan sereal tersebut dalam persediaan. Harga per karton sereal adalah $50. Hitunglah: a. EOQ b. Jumlah pemesanan dalam 1 tahun c. Biaya pemesanan total per tahun d. Biaya simpan total per tahun e. Total Cost 30

32 3. Berdasarkan soal nomor 2 di atas, jika saat ini Alfa setiap kali melakukan pemesanan sereal sebanyak 500 karton. Berikan rekomendasi anda, apakah perusahaan akan menggunakan EOQ pada soal nomor 2 atau menggunakan kuantitas pemesanan sebanyak 500 karton? Mengapa? 4. Kebutuhan bahan mentah selama 1 tahun sekitar unit. Harga beli per unit Rp. 200, biaya pengiriman setiap kali pesan Rp biaya persiapan setiap kali pesan Rp Biaya penerimaan barang setiap kali pesan Rp Biaya pemeliharaan per unit per tahun Rp.15. Biaya bunga atas modal per tahun Rp. 15. Biaya sewa gudang per unit per tahun Rp. 20. safety stock ditetapkan sebesar kebutuhan 15 hari. Lead time 5 hari dengan catatan 1 tahun dihitung 300 hari. Hitung: a. EOQ d. Biaya pemesanan total per tahun b. total Cost e. Biaya simpan total per tahun c. Reorder Point atau pemesanan kembali 5. Sebuah perusahaan membutuhkan bahan baku klasifikasi B dalam 1 tahun ada 4500 unit. Biaya tiap kali pesan Rp Harga bahan baku per unit sebesar Rp. 800 dan biaya simpan per unit per tahunnya sebesar 5% dari harga beli bahan baku. Hitunglah: a. EOQ b. Berapa kali melakukan pemesanan dalam 1 periode c. Total biaya pesan d. Total biaya simpan e. Total cost f. ROP safety stock 30 hari dan lead time 10 hari (jumlah hari dalam 1 tahun 300 hari) 31

33 32

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku : INVENTORY Model ini digunakan untuk memecahkan kasus yang berhubungan dengan persediaan barang untuk proses produksi dan biaya produksi dalam kaitannya dengan permintaan pelanggan terhadap suatu produk

Lebih terperinci

Makalah Riset Operasi tentang Metode Transportasi

Makalah Riset Operasi tentang Metode Transportasi Makalah Riset Operasi tentang Metode Transportasi KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Program POM program komputer yang digunakan untuk

PENDAHULUAN. Program POM program komputer yang digunakan untuk PENDAHULUAN Program POM program komputer yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam bidang produksi dan operasi yang bersifat kuantitatif. Tampilan grafis yang menarik dan mudahan pengoperasiannya membantu

Lebih terperinci

POM FOR WINDOWS (PRODUCTION AND OPERATIONS MANAGEMENT) Program ini menyediakan beberapa modul berbeda, yaitu:

POM FOR WINDOWS (PRODUCTION AND OPERATIONS MANAGEMENT) Program ini menyediakan beberapa modul berbeda, yaitu: POM FOR WINDOWS (PRODUCTION AND OPERATIONS MANAGEMENT) A. PENDAHULUAN Program POM adalah sebuah program komputer yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam bidang produksi dan operasi yang bersifat

Lebih terperinci

PANDUAN MENGGUNAKAN POM for WINDOWS DISUSUN OLEH BAMBANG YUWONO, ST, MT PUTRI NUR ISTIANI ( )

PANDUAN MENGGUNAKAN POM for WINDOWS DISUSUN OLEH BAMBANG YUWONO, ST, MT PUTRI NUR ISTIANI ( ) PANDUAN MENGGUNAKAN POM for WINDOWS DISUSUN OLEH, ST, MT PUTRI NUR ISTIANI (123030113) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN YOGYAKARTA 2007 I. PENDAHULUAN Program POM for

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TRANSPORTASI

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TRANSPORTASI LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TRANSPORTASI NAMA : Yusrinda Nurhajizah NIM : 12023231 KELAS/GEL : FKKb/ 2 TGL PRAKTIKUM : 3 Oktober 2015 DOSEN : Lolita, M.sc,. Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISA NETWORK PENDAHULUAN PEMBUATAN NETWORK

ANALISA NETWORK PENDAHULUAN PEMBUATAN NETWORK ANALISA NETWORK PENDAHULUAN Konsep network ini mula-mula disusun oleh perusahan jasa konsultan manajemen Boaz, allen dan Hamilton, yang disusun untuk perusahaan pesawat terbang Lockheed. Konsep Analisa

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi MODEL INVENTORY Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Pertemuan Ke- 9 Riani L. JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas

Lebih terperinci

BAB III. POM-QM for Windows

BAB III. POM-QM for Windows BAB III POM-QM for Windows QM adalah kepanjangan dari quantitatif method yang merupakan perangkat lunak dan menyertai buku-buku teks seputar manajemen operasi. QM for windows merupakan gabungan dari program

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

MATA KULIAH PEMODELAN & SIMULASI

MATA KULIAH PEMODELAN & SIMULASI MATA KULIAH PEMODELAN & SIMULASI MODEL INVENTORY Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Pertemuan Ke- 9 Riani L. L JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan Inventory merupakan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahaan manufaktur mempunyai bahan baku, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Ketergantungan perusahaan terhadap bahan baku sangat besar sehingga

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: TIPE, MANFAAT DAN BIAYA Jenis Persediaan: a. Persediaan bahan mentah. Bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan. b. Persediaan barang

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Manajemen Investasi dan Pasokan Julius Nursyamsi MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan produk Persediaan dikelompokan : 1. Bahan baku 2.

Lebih terperinci

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena kekurangan/kelebihan persediaan akan

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya setiap perusahaan baik jasa maupun perusahaan produksi selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

BAB II LINIER PROGRAMMING ( LP )

BAB II LINIER PROGRAMMING ( LP ) A. Tujuan Praktikum BAB II LINIER PROGRAMMING ( LP ) Meningkatkan kemanpuan dengan mengunakan teknoligi B. Landasan Tori Dalam model LP di kenal 2 macam pungsi yaitu : a. Secara Umum : Program linier merupakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan Persediaan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Oktavianus: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME... PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA Ferry Oktavianus ),

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan

Manajemen Persediaan Manajemen Persediaan 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 A B C 20 40 60 80 100 100 80 60 40 20 Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Persediaan Pengertian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam analisis pada PT.Tirta Aroma Sari, yang terkait dengan peramalan permintaan, persediaan, dan pengambilan

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI MODUL VI INVENTORY THEORY

LAPORAN RESMI MODUL VI INVENTORY THEORY LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL VI INVENTORY THEORY I. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah adalah 1 Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) proses dan struktur yang tertata secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan perusahaan

Lebih terperinci

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network). Suatu model yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi terdapat perubahan kebutuhan harga Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen MENENTUKAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi 34 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi Hamdy A Taha (1996) mengemukakan bahwa dalam arti sederhana, model transportasi berusaha menentukan sebuah rencana transportasi sebuah

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN INVESTASI DALAM PERSEDIAAN Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama dari Modal Kerja karena : 1. Jml persediaan paling besar dj dibanding dg Modal Kerja lainnya 2. Aktiva yg selalu dlm keadaan berputar,

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASI. Daerah feasible A 4. Oleh: Dr. Ir. Endang Yektiningsih, MP. Dr. Ir. Indra Tjahaja Amir, MP.

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASI. Daerah feasible A 4. Oleh: Dr. Ir. Endang Yektiningsih, MP. Dr. Ir. Indra Tjahaja Amir, MP. MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASI 6s-16 Linear Programming X2 2X1 = 8 6X1 + 5X2 = 30 6 D 5 C 3X2 = 15 Daerah feasible B A 4 0 5 X1 Oleh: Dr. Ir. Endang Yektiningsih, MP. Dr. Ir. Indra Tjahaja Amir, MP. PROGRAM

Lebih terperinci

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4 Manajemen Produksi dan Operasi Inventory M-4 1 2 PENGERTIAN PERSEDIAAN Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

TUGAS BESAR RISET OPERASI PROGRAM QM

TUGAS BESAR RISET OPERASI PROGRAM QM TUGAS BESAR RISET OPERASI PROGRAM QM Dosen Pengampu : Ika Atsari Dewi, STP., MP Nama Anggota : Dian Fatmawati (115100300111021) Saundra Rosallina L. (115100300111043) Ita Winda Sari H. (115100300111063)

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Manajemen Persediaan Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com INVENTORY MANAGEMENT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA Manajemen Persediaan Terkait dengan

Lebih terperinci

Anggaran Bahan Baku. Deskripsi Materi :

Anggaran Bahan Baku. Deskripsi Materi : Anggaran Bahan Baku Deskripsi Materi : Mampu menghitung kebutuhan bahan langsung dan membuat anggaran biaya dan pembelian bahan langsung Pemahaman mengenai anggaran rencana dan pengendalian Bahan Baku

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian Modul ke: PEMROGRAMAN LINIER Fakultas Program Pasca Sarjana Hamzah Hilal Program Studi Magister Teknik Elektro 13.1 UMUM Banyak keputusan manajemen dan atau riset operasi berkaitan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) Menurut Sri Mulyono (1999), Program Linier (LP) merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Sejarah Analisa Network Konsep network mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Booz Allen Hamilton yang disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan perusahaan dan proses pencapaian tujuan perusahaan yakni untuk memperoleh untung (profit) yang besar dengan biaya yang sedikit, perusahaan

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Manajemen Persediaan Tujuan perencanaan dan pengendaliaan persediaan:

Prinsip-Prinsip Manajemen Persediaan Tujuan perencanaan dan pengendaliaan persediaan: Prinsip-Prinsip Manajemen Persediaan Penentuan jumlah dan jenis barang yang disimpan haruslah sedemikian rupa sehingga produksi dan operasi perusahaan tidak terganggu, tetapi dilain pihak sekaligus harus

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT. NMS SALATIGA) 1) Imanuel Susanto, 2) Agustinus Fritz Wijaya Program Studi Sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Sebelum penggunaan MRP, perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah BAB I PENAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah berkembang dengan pesat, seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi 3.1.1 Analisa Kondisi Perusahaan saat ini CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri parfum. Merek parfum

Lebih terperinci

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan EMA402 - Manajemen Rantai Pasokan EMA-402 Manajemen Rantai Pasokan Materi #11 Manajemen Persediaan Definisi Persediaan Sekumpulan produk fisik pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siska dan Syafitri (2014) mengemukakan bahwa pengendalian persediaan barang merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh suatu perusahaan, di mana sejumlah barang

Lebih terperinci

perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian dalam suatu negara. Sedangkan perusahaan mempunyai kegiatan yang beragam, mulai perencanaan, proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang teknologi informasi mengakibatkan pengolahan data transaksi dapat dilakukan dengan cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah produksi merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Apabila

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T MANAJEMEN PERSEDIAAN Asti Widayanti S.Si M.T Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Tampilan awal program QM for windows

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Tampilan awal program QM for windows BAB I PENDAHULUAN QM adalah kepanjangan dari quantitatif method yang merupakan perangkat lunak dan menyertai buku-buku teks seputar manajemen operasi. QM for windows merupakan gabungan dari program terdahulu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah persediaan merupakan salah satu masalah penting yang harus diselesaikan oleh perusahaan. Salah satu upaya dalam mengantisipasi masalah persediaan ini adalah

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Semua jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki persediaan sebagai aktiva lancar. Persediaan bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan suatu hal yang cukup penting dari suatu organisasi perusahaan. Terlebih pada perusahaan manufaktur, persediaan ada dimana-mana dan memiliki bentuk,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN ILHAM SUGIRI HAMZAH KARIM AMRULLAH ARIE TINO YULISTYO

MANAJEMEN PERSEDIAAN ILHAM SUGIRI HAMZAH KARIM AMRULLAH ARIE TINO YULISTYO MANAJEMEN PERSEDIAAN ILHAM SUGIRI HAMZAH KARIM AMRULLAH ARIE TINO YULISTYO Persediaan : PENGERTIAN - Segala sesuatu/sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di Jl.wolter monginsidi no.70-72 Jakarta selatan. Penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB V ASPEK TEKNIS / OPERASI

BAB V ASPEK TEKNIS / OPERASI BAB V ASPEK TEKNIS / OPERASI A. PENGERTIAN ASPEK TEKNIS/ OPERASI Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian untuk kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Distribusi merupakan proses pemindahan barang-barang dari tempat produksi ke berbagai tempat atau daerah yang membutuhkan. Kotler (2005) mendefinisikan bahwa

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.

Lebih terperinci

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan 1 B I A YA B A H AN Masalah yang dihadapi manajemen yang berhubungan dengan bahan adalah keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Produksi dan Operasi terdiri dari kata manajemen, produksi dan operasi. Terdapat beberapa pengertian untuk kata manajemen

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Gambar 3.1 di bawah ini merupakan alur dari metodologi penelitian dan pemecahan masalah produksi webbing setengah jadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan(inventory) merupakan stok barang yang disimpan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Umumnya setiap jenis perusahaan memiliki

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI 34 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi Hamdy A Taha (1996) mengemukakan bahwa dalam arti sederhana, model

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Uji Kenormalan Liliefors Perumusan ilmu statistika juga berguna dalam pengendalian persediaan dan biasanya digunakan untuk mengetahui pola distribusi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

Model Transportasi /ZA 1

Model Transportasi /ZA 1 Model Transportasi 1 Model Transportasi: Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network). Suatu model yang berhubungan dengan distribusi suatu barang tertentu dari sejumlah sumber (sources)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 12 Pokok Bahasan : Perencanaan Persediaan Dosen :

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XI : MODEL TRANSPORTASI e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Model Transportasi Merupakan

Lebih terperinci