BAB 2 Prosedur Letter of Credit

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 Prosedur Letter of Credit"

Transkripsi

1 BAB 2 Prosedur Letter of Credit Konsep Dasar Letter of Credit Dalam melakukan transaksi perdagangan ekspor-impor, sistem pembayaran yang umum digunakan adalah Letter of Credit (L/C) atau Documentary Credit. Walaupun transaksi yang dilakukan antara kedua belah pihak dimungkinkan untuk tidak menggunakan L/C, namun untuk melindungi kedua belah pihak biasanya transaksi dengan L/C lebih disenangi, dimana bank ikut terlibat dan mengurangi risiko tertentu. Dalam publikasi terbitan ICC dinyatakan bahwa Documentary Credit adalah perjanjian tertulis dari sebuah bank (issuing bank) yang diberikan kepada penjual (beneficiary, exportir) atas permintaaannya dan sesuai dengan instruksi-instruksi dari pembeli (applicant) untuk melakukan pembayaran yakni dengan cara membayar, mengaksep atau menegoisasi wesel sampai jumlah tertentu dalam jangka waktu yang ditentukan dan atas dokumen-dokumen yang ditetapkan. Letter of Credit memiliki beberapa peran dalam perdagangan internasional, diantaranya : 1. memudahkan pelunasan pembayaran transaksi ekspor 2. mengamankan dana yang disediakan importir untuk membayar barang impor 3. menjamin kelengkapan dokumen pengapalan Karena eksportir dan importir terpisah baik secara geografis maupun geopolitik, dan secara pribadi antara eksportir dan importir tidak saling mengenal, bagi eksportir merupakan risiko besar mengirimkan barang bila tidak ada jaminan pembayaran. Oleh karena itu untuk mendapatkan jaminan tersebut eksportir meminta kepada importir agar membuka L/C untuknya. L/C inilah yang merupakan jaminan atas pelunasan barang yang akan dikirimkan leh eksportir. Sebaliknya, pembukaan L/C merupakan jaiminan pula bagi importir bersangkutan untuk memperoleh pengapalan barang secara utuh sesuai yang diinginkannya, sedangkan dana L/C tersebut tidak akan dicairkan tanpa 8

2 penyerahan dokumen pengapalan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Letter of Credit merupakan suatu instrumen yang ditawarkan bank devisa untuk memudahkan lalu lintas pembiayaan dalam transaksi perdagangan internasional. Pihak-pihak yang Terlibat dalam L/C Ada beberapa pihak yang terlibat dalam L/C : 1. Pihak langsung a. Pembeli, atau disebut juga applicant/account party/accountee/importir/ buyer adalah pihak yang memohon pembukaan L/C dari bank. b. Penjual, atau disebut juga beneficiary/party to be paid/exporter/seller/ shipper adalah pihak kepada siapa L/C diterbitkan/diperuntukkan. c. Bank pembuka / penerbit L/C disebut juga opening bank/issuing bank/ importer s bank. Bank pembeli yang membuka/menerbitkan L/C kepada beneficiarey, biasanya melalui pereantaraan bank di negara beneficiary. Bank ini pula yang akan memeriksa dokumen-dokumen untuk memastikan kecocokannya dengan syarat-syarat L/C, mengatur pembiayaan transaksi-transaksi bilamana diminta dan melepaskan dokumen-dokumen L/C kepada pembeli dan meminta pembayaran dari/mendebit rekening pembeli. d. Bank penerus L/C, disebut juga advising bank/seller s bank/foreign correspondent bank adalah bank yang memberitahukan/mengadviskan/ meneruskan L/C dan menegaskan kebenaran/otentikasi dari L/C tersebut kepada eksportir tanpa disertai kewajiban lain. Bank ini dapat juga dimungkinkan sebagai paying bank atau confirming bank, bahkan sebagai issuing bank dalam hal berbeda dengan opening bank. e. Bank yang menegaskan/menjamin pembayaran atas L/C, disebut juga confirming bank/foreign corespondent bank adalah bank kedua, biasanya advising bank yang bertingdak sebagai confirming bank, yakni menegaskan kepada beneficiary/eksportir bahwa L/C tersebut otentik dan bilamana importir atau openging bank tidak melakukan pembayaran maka bank kedua ini akan membayarnya. 9

3 f. Bank pembayar atau disebut juga paying bank, adalah bank yang namanya disebutkan dalam L/C sebagai pihak yang melakukan pembayaran kepada beneficiary/eksportir asalkan dokumen-dokumen sesuai dengan syarat-syarat L/C g. Bank menegoisasi atau disebut juga negotiating bank adalah bank yang menyetujui untuk membeli wesel (draft) dari beneficiary/eksportir. h. Bank yang diminta mengganti pembayaran (me-reimburse) atau disebut juga reimbursing bank. Bilamana antarabank eksportir dan bank importir tidak ada hubungan rekening, maka untuk penyelesaian pembayarannya biasanya ditunjuk bank ketiga. 2. Pihak-pihak tidak langsung a. Perusahaan pelayaran/pengapalan. Perusahaan ini menerima barang-barang dagang dari shipper/eksportir/freight forwarder dan mengatur pengangkutan barang-barang tersebut dan menerbitkan Bill of Lading (B/L) atau surat bukti muat kapal. b. Bea dan Cukai / Pabean. Bagi importir, instansi ini bertindak sebagai agen dan akan memberikan izin untuk pelepasan barang-barang bilamana dokumen B/L menunjukkan telah dilakukan pembayaran Bagi eksportir, instansi ini akan meneliti dokumen serta pembayaran pajak dan memberikan izin barang untuk dimuat di kapal c. Perusahaan Asuransi, adalah pihak yang mengasuransikan barang-barang yang dikapalkan sesuai nilai yang disyaratkan dengan menerbitkan polis asuransi untuk menutup risiko yang dikehendaki dan menyelesaikan tagihan/ tuntutan kerugian-kerugian bial ada. d. Badan-badan Pemeriksa (di Indonesia adalah Sucofindo), adalah badan yang ditunjuk pemerintah, yang berwenang dalam pemeriksaan mutu, jenis, jumlah barang dan sebagainya. e. Badan-badan Penelitian lainnya yang ditunjukan pemerintah untuk mengeluarkan surat-surat keterangan / sertifikat lainnya bagi barang-barang yang diperdagangkan. 10

4 Berikut ini adalah proses transaksi ekspor-impor dengan menggunakan L/C : Importer Account Party Applicant BUYER B/L 14 6 B/L Exporter Beneficiary Drawer SELLER ISSUING BANK 3 8 ADVISING BANK NEGOTIATING BANK 4 2.a 12 REIMBURSING BANK 8.a 13 Keterangan Gambar : 1. Buyer mengajukan aplikasi pembukaan L/C kepada Issuing Bank. - Semua kewajiban yang menjadi tanggung jawab buyer biasanya disebut Account Party - Buyer yang mengajukan aplikasi L/C disebut Applicant - Buyer yang membeli barang dari luar neger disebut Importir 2. Issuing Bank mendebet rekening Applicant untuk deposit margin 11

5 3. Issuing membuka L/C dan mengirim berita kepada korespondennya di negara eksportir, disertai dengan no.bank. 4. Advising Bank sebagai bank penerima akan memeriksa kebenaran test key (kalau pembukan L/C dengan Telex/Fax) dan memeriksa tanda tangan pada L/C (kalau L/C dibuka dengan mail). Selain itu untuk kadang-kadang bank penerima meminta company profile dan annual report dari perusahaan importir. Advising bank tidak jarang juga berperan sebagai negotiating bank. 5. Advising Bank mengadviskan L/C kepada Beneficiary 6. Beneficiary (eksportir) mengirimkan barang melalui Maskapai Perkapalan dengan instruksi pada Shipping Order supaya consignee dicantumkan Negotiating Bank 7. Eksportir melengkapi dokumen lainnya yang disyaratkan dalam L/C, kemudian menyerahkannya kepada Negotiating Bank 8. Negotiating Bank mengirimkan dokumen kepada Issuing Bank, dengan pembayaran kepada eksportir sesuai avaibility dari pada L/C 9. Issuing memberitahukan tibanya dokumen kepada Applicant (importir) dan melakukan perhitungan kekurangan pembayaran L/C 10. Issuing mendebet rekening applicant atas kekurangan di atas (9) 11. Issuing menyerahkan shipping dokumen kepada importir 12. Reimbursing Bank mendebet rekening issuing bank atas klaim dari negotiating bank 13. Reimbursing Bank mengkredit rekening Negotiating Bank Jenis-Jenis L/C Secara umum ada beberapa jenis L/C : 1. Revocable L/C 2. Irrevocable L/C 3. Irrevocable Confirmed L/C 4. Irrevocable Unconfirmed L/C Secara rinci jenis-jenis L/C di atas akan dibahas sebagai berikut : 1. Revocable L/C 12

6 Revocable L/C adalah L/C yang dapat dibatalkan kembali kapan saja oleh importir tanpa memerlukan persetujuan eksportir. L/C ini mengandung risiko besar bagi eksportir, karena pelunasan atas barang yang dikirim bisa menlaami kelambatan. Revocable L/C biasanya disampaikan kepada eksportir penerima L/C dengan pesan khusus dari Opening kepada Advising Bank sebagai berikut : This advice is subject to revocation or modification, with or without a notice to you, at any time before or after presentation to us of the drafts and documents (Advis ini dapat dicabut atau diubah, dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Saudara setiap saat, sebelum atau setelah penyerahan wesel-wesel dan dokumen-dokumen yang bersangkutan pada kami). 2. Irrevocable L/C Irrevocable L/C adalah L/C yang dibuka oleh bank devisa untuk eksportir, dimana Opening Bank mengikatkan diri untuk melunasi wesel-wesel yang ditarik dalam jangka waktu berlakunya L/C. L/C tersebut tidak dapat dibatalkan selama jangka waktu yang dimaksud, kecuali dengan persetujuan semua pihak yang terlibat. Pada halaman muka L/C harus dicantumkan dengan jelas kata revocable atau irrevocable. Bila kata ini tidak ada, maka L/C tersebut dianggap irrevocable atau tidak dapat dibatalkan (UCP-500, Pasal 6 (c)). Ketentuan tentang keterikatan Opening Bank tercantum dalam L/C ini dengan kalimat sebagai berikut : We hereby agree with drawers, endorses and bonafide holders of drafts drawn under and in compliace with the terms of this credit, that the same shall be honored upon presentation and delivery of documents as specified above to the drawee if drawn and negotiated on or before.. ( Dengan ini kami setuju dengan para penarik, pengendorse dan pemegang yang sah atas wesel yang ditarik atas dan sesuai dengan syarat-syarat L/C ini, bahwa wesel tersebut dibayar atas adanya penjualan dan penyerahan dokumen-dokumen sebagaimana diwajibkan 13

7 di atas kepada si tertarik bilamana ditarik dan dinegosiasi pada atau sebelum tanggal..) 3. Irrevocable Confirmed L/C Irrevocable Confirmed L/C adalah L/C yang tidak dapat dibatalkan atau diubah selama jangka waktu berlakunya, kecuali bila mendapat persetujuan dari semua pihak yang terlibat dengan L/C itu. L/C ini mempunyai jaminan pelunasan berganda atas wesel dan atau penyerahan dokumen pengapalan yang diberikan oleh Opening Bank bersama Advising Bank. Dalam L/C ini harus ada kata-kata sebagai berikut : We confirm the credit and hereby undertake that all draft drawn and presented as above specified will be duly honored. (Kami memberi konfirmasi atas L/C tersebut dan dengan ini berjanji bahwa semua wesel yang ditarik dan diajukan sebagaimana diuraikan di atas akan dibayar pada waktunya). 4. Irrevocable Unconfirmed L/C L/C ini sama dengan irrevocable L/C biasa kecuali bahwa L/C ini diadviskan melalui sebuah bank lain yang tidak menyatakan tambahan penanggungan kewajiban apa pun atas L/C tersebut. Kebanyakan L/C yang dibuka oleh bank besar diadviskan oleh bank-bank asing tanpa dikonfirmasikan (unconfirmed). Ini menunjukkan bahwa bank yang menerbitkan L/C tersebut telah cukup dikenal baik kredibilitasnya. Sebaliknya L/C dari bank-bank kecil/belum dikenal kredibilitasnya perlu dimintakan L/C-nya dikonfirmasi oleh bank lain yang sudah dikenal baik. Dalam L/C ini harus ada kata-kata sebagai berikut : This is solely an advice an irrevocable credit opened by the above mentioned correspondent and conveys no engagement by us ( Ini semata-mata adalah sebuah advis L/C irrevocable yang dibuka oleh koresponden yang disebut di atas dan tidak mengikat kami). 14

8 Selain jenis-jenis L/C umum di atas, terdapat beberapa jenis L/ C khusus, seperti : 1. Revolving L/C Revolving L/C adalah sautu L/C yang berdasarkan syarat-syaratnya jumlahnya diperbaharui atau dinyatakan berlaku kembali secara otomatis tanpa memerlukan perubahan khusus pada L/C tersebut. Pemakaian ulang dapat dilakukan untuk waktu dan nilai. Misalnya kredit disediakan sebesar USS$ sebulan dengan jangka waktu 6 bulan. Ini berarti secara otomatis setiap bulan tersedia kredit sebesar US$ selama 6 bulan berturut-turut, tidak perduli kredit itu dipakai atau tidak. Kredit ini bersifat Cummulative atau Non Cummulative. Jika kredit Cummulative berarti setiap jumlah yang tidak terpakai dalam bulan terdahulu masih dapat dipakai dalam bulan berikutnya. Jika kredit Non Cummulative setiap jumlah kredit yang tidak terpakai dalam bulan terdahulu otomatis menjadi batal. L/C ini dinyatakan ototmatis dapat berlaku kembali (revolving) hanya setelah dokumen-dokumen L/C diterima oleh issuing bank. Agar mudah diawasi maka perlu ditentukan jumlah keseluruhan yang dapat ditarik atas L/C tersebut. Jenis L/C Revolving ditunjukkan dengan kalimat sebagai berikut : This letter of credit is revolving to extent that the amount drawn by you not exceeding US$ may become available to you again but only upon receipt by you of our formal advice or reinstatement. Total drawing udner this letter are not exceed US$ (L/C ini adalah revolving dengan pembatasan bahwa jumlah yang anda tarik tidak melebihi US$ dan akan tersedia untuk Anda lagi hanya setelah Anda terima pemberitahuan penegasan secara resmi dari kami. Jumlah penarikan-penarikan atas L/C ini tidak melebihi US$ ) 2. Red Clause L/C Red Clause L/C adalah L/C yang menguasakan advising, negotiating atau confirming bank untuk memberikan pembayaran di muka kepada benefiacry (eksportir) sebelum pengajuan dokumen-dokumen. Red Clause tersebut 15

9 dicantumkan pada L/C berdasarkan permintaan khusus dari applicant (importir) dan redaksi kata-katanya tergantung kepada permintaannya. Sebagai contoh isi dari Red Clause L/C adalah sebagai berikut : State Liberty Bank (Korea) is hereby authorized to make advances to you to the extent of US$ or the unused balance of this credit, whichever is less. Against your receipt for the amount advance. etc. We hereby undertake the payment of such advances with interest as withdwals under this credit, should they not be repaid to said bank by you on or before the latest date for negotiation. ( State Liberty Bank (Korea) dengan ini dikuasakan untuk memberi panjar pemabyaran kepada Anda sampai sejumlah US$ atau sisa L/C yang tidak dipakai, yana mana diantaranya yang lebih kecil, berdasarkan adanya tanda terima Anda atas jumlah yang dibayar terlebih dahlu.. dan seterusnya. Dengan ini kami menjamin pembayaran panjar-panjar dengan bunga sebagai akibat penarikan-penarikan berdasarkan L/C ini, apabila tidak dibayar kembali oleh bank tersebut kepada Anda pada atau sebelum tanggal negosiasi berakhir). 3. Transferable L/C Transferable L/C adalah L/C yang memberi hak kepada eksportir penerima untuk mengoperkan atau menguasakan haknya atas L/C itu kepada pihak lain atau eksportir lain yang menyanggupi. Hal ini terjadi misalnya karena penerima L/C pertama bukanlah produsen sendiri. Dalam L/C tersebut harus secara jelas disebut kata-kata transferable : This Letter of Credit is transferable, however, no transfer shall be effective unless in the form as per specimen attached and notice of transfer endorsed hereon by us and our customary charges therfore paid (L/C ini dapat dipindahtangankan akan tetapi pemindahan tidak akan efektif kecuali dalam bentuk seperti spesimen terlampir yang pemberitahuan pemindahannya telah 16

10 kami endorse dan pembebanan-pembebanan kami yang lazim telah dibayar) 4. Back to Back L/C Pada hakikatnya back to back L/C ini merupakan dua L/C yang identik, kecuali harganya dan tanggal pengapalan serta tanggal berlakunya L/C. Jenis L/C ini umumnya digunakan dalam kondisi sebagai berikut : 1. eksportir bukanlah supplier barang-barang ekspor 2. eksportir tidak mempunyai dana untuk membayara supplier 3. eksportir tidak ingin supplier mengetahui nama importir asli dan harga-harga barang yang sesungguhnya. Oleh karena itu, haruslah dibuat dua L/C yang terpisah tanpa ada indikasi kepada importir asli bahwa kedua L/C tersebut berkaitan. L/C yang pertama atau L/C induk (master L/C) dibuka oleh importir di luar negeri kepada eksportir melalui bank di negara eksportir. Bank eksportir ini dapat bertindak sebagai advising bank atau confirming bank. Berdasarkan pada L/C pertama tersebut eksportir dapat meminta bank eksportir untuk membuka L/C untuk keuntungan supplier. Dalam hal ini maka eskportir menjadi si pembeli (account party) dan supplier menjadi beneficiary. Dalam membuka L/C yang kedua maka bank pembuka yakni bank eksportir harulah yakin bahwa syarat-syarat dari kedua L/C tersebut harus seidentik mungkin. Agar lebih jelas dapat digambarkan sebagai berikut : L/C I L/C II Account party : importir eskportir Beneficiary : eksportir supplier Jumlah (harga) : lebih tinggi - Tanggal pengapalan/: - akan lebih cepat berlakunya L/C beberapa hari Jangka Waktu L/C 17

11 Pada umumnya jangka waktu sebuah L/C dikaitkan dengan jangka waktu pembayaran wesel L/C yang bersangkutan yang lazim dinamakan tenor, yang dibedakan dalam : 1. Sight L/C, yang mengandung syarat pembayaran berjangka at sight (segera pada saat diunjuk atau diserahkan) 2. Time L/C atau Term L/C atau Usance L/C, mengandung syarat pembayaran berjangka yang lebih sering dikenal dengan penggunaan istilah usance Dalam hal usance L/C ada 2 alternatif syarat pembayaran yang dapat dikaitkan, yakni : a. negosiasi wesel at sight b. negosiasi wesel at usance Dalam pengertian L/C usance, apabila tidak diberikan penjelasan-penjelasan atau persyaratan khusus, lazimnya selalu dimaksud L/C berjangka dengan kaitannya pembayaran wesel berjangka atau usance tersebut yang artinya bahwa terhadap penyerahan wesel L/C tersebut tidak dilakukan pembayaran segera melainkan dilakukan akseptasi yakni menyetujui untuk melakukan pembayaran atas wesel terebut pada waktu tertentu kemudian, sesuai syarat-syarat L/C. Adapun jangka waktu atau tenor wesel tersebut lazimnya adalah 30, 60, 90 sampai 180 jaro setelah penunukkan wesel atau tanggal B/L. Valuta L/C Valuta L/C adalah jenis mata uang yang dinyatakan dalam L/C. Walaupun valuta US $ merupakan valuta yang paling umum digunakan dalam transaksi ekspor impor, namun L/C dapat diterbitkan dalam valuta negara lain sesuai dengan asal barang impor. Dalam transaksi ekspor Indonesia valuta asing L/C haruslah convertible yang dapat ditukar dalam pasar uang internasional. L/C yang dibayarkan dalam valuta asing lainnya dapat dibayar di negara asal barang tersebut ataupun di bank-bank di Amerika Serikat atau di negara-negara dimana bank-bank tertentu mempunyai rekening yang bersangkutan. Itulah sebabnya bankbank devisa di Indonesia terutama bank-bank pemerintah mempunyai rekenig-rekening 18

12 valuta asing yang berbagai jenis pada bank-bank korespondennya di luar negeri, yang selalu harus dikelola dengan baik agar tidak terlalu sedikit atau tidak berkelebihan jumlahnya setiap saat. 19

13 BAB 3 DOKUMEN LETTER OF CREDIT Acuan Letter Of Credit Peraturan-peraturan L/C yang berlaku secara internasional mengacu pada kongres International Chamber of Commerce (ICC) sejak 1933 yang kemudian direvisi pada tahun 1951, 1962,1974, 1983 dan terakhir Hasil yang diperoleh dari kongres tersebut tertuang dalam Uniform Customs and Practice for Documentary Credit (UCPDC), revisi terakhir (1994) dikenal dengan UCPDC 500. Pengertian-pengertian tentang apa yang disebut Letter of Credit (Documentary Credit) dan faktor terpenting dari suatu L/C serta hal-hal yang memungkingkan timbulnya masalah-masalah diuraikan dalam UCPDC tersebut, namun masih banyak halhal yang belum dapat digarap oleh L/C tersebut akan ditangani berdasarkan kebiasaankebiasaan dan praktek pelaksanaan transaksi. Ada beberapa prinsip pokok dalam L/C yang perlu diperhatikan khususnya Bank sesuai yang tertera dalam UCPDC, diantaranya : 1. Pasal 3 Bahwa hanya redaksi kalimat-kalimat dalam L/C yang mengikat bank. L/C merupakan transaksi yang terpisah dari kontrak-kontrak penjualan atau kontrak-kontrak lain atas mana L/C tersebut didasarkan. Sepanjang hubungan dengan ekportir importir maka tanggung jawab dan tugas bank hanya terikat pada bunyi kalimat L/C itu sendiri dan karena itu bank tidak dapat mempertimbangkan ketetapan-ketetapan yang berlawanan dan berbeda dengan kalimat-kalimat L/C tersebut. Hal yang sama juga berlaku dalam hal adanya perubahan dalam L/C. Bank akan bertindak semata-mata berdasarkan dan sesuai dengan kalimat-kalomat L/C yang berlaku baik dalam saat penerimaan atau pemeriksaaan dokumen-dokumen. 2. Pasal 4 Bank berurusan hanya dalam dokumen-dokumen. Dalam penyelenggaraan-penyelenggaraan/ operasi L/C maka semua pihak yang bersangkutan akan berurusan dengan dokumen-dokumen dan tidak 20

14 dengan barang-barang. Bank melakukan pemeriksaan semata-mata atas dasar dokumen-dokumen yang diajukan kepadanya dan meneliti apakah syarat-syarat L/C tersebut telah dipenuhi. Bank tidak berwenang untuk memeriksa apakah barang-barang yang disampaikan betul-betul sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam L/C. Bank tidak dapat dinyatakan bertanggung jawab untuk perbedaan-perbedaan misalanya antara barang-barang yang diberi harga dengan barang-barang yang benarbenar dikirimkan. Selain itu bank juga tidak diharuskan melayani keluhankeluhan/tagihan-tagihan pembeli (importir). 3. Pasal 15 Bank hanya bertanggung jawab atas kebenaran pemeriksaan dokumen sebagaimana tampak pada permukaannya. Dokumen-dokumen telah dianggap memenuhi syarat L/C apabila pada permukaannya tampak telah sesuai dengan syarata dan ketentuan L/C. Bilamana antara dokumen yang satu denga yang lain pada permukaannya tampak tidak sesuai, maka bank berhak menolak kewajiban untuk melakukan pembayaran karena dokumen tersebut dianggap tidak sesuia dengan syarat L/C. 21

15 Prosedur Pengisian/Pembacaan L/C L/C tersebut Berikut ini akan dijelaskan form dari L/C dan bagaimana tata cara pengisian dari Name of Issuing Bank : 1 Irrevocable Documentary Credit 2 Number 3 3 Place and Date of Issue : Applicant : 6 Expiry Date and Place for Presentation of Documents 4 Expiry Date : 5 Place for Presentation : Advising Bank 8 Reference No Beneficiary : Amount : 9 7 Partial shipments allowed not allowed 10 Credit available with Nominated Bank : by payment at sight Transhipment allowed not allowed 11 by deferred payment at : Insurance covered by buyers Shipment as defined in UCP 500 Article 46 From : For transportation to : No later than : by acceptance of drafts at : by negotiation Against the document detail herein : and Beneficiary s draft(s) drawn on : Special Condition : Document to be presented within days after the date of shipment but within the validity of the Credit We hereby issue Irrevocable Documentary Credit in your favour. It is subject to the Uniform Customs and Practice for Documentary Credits (1993 Revision, International Chamber of Commerce, Paris, France, Publication No. 500) and engage us in accordance with the terms thereof. The number and the date of the Credit and the nama of our bank must be quoted on all drafts required. If the Credit is available by Negotiation, each presentation must be noted on the reverse side of this advice by the bank where the Credit available. This document consist of signed page(s) Name and signature of the Issuing Bank 25 22

16 Irrevocable Documentary Credit Form (Advice for the Advising Bank) Name of Issuing Bank : Irrevocable Documentary Credit Number 3 Place and Date of Issue : Applicant : Expiry Date and Place for Presentation of Documents Expiry Date : Place for Presentation : Advising Bank Reference No Beneficiary : Amount : Partial shipments allowed not allowed Credit available with Nominated Bank : by payment at sight Transhipment allowed not allowed by deferred payment at : Insurance covered by buyers Shipment as defined in UCP 500 Article 46 From : For transportation to : No later than : by acceptance of drafts at : by negotiation Against the document detail herein : and Beneficiary s draft(s) drawn on : 14 Special Conditions : Document to be presented within days after the date of shipment but within the validity of the Credit. 22 We have issued Irrevocable Documentary Credit as detailed above. It is subject to the Uniform Customs and Practice for Documentary Credits (1993 Revision, International Chamber of Commerce, Paris, France, Publication No. 500). We request you to advise the Beneficiary. without adding your confirmation adding your confirmation adding your confirmation, if request by Beneficiary 23 Bank to Bank Instruction : 24 This document consist of signed page(s) Name and signature of the Issuing Bank 25 23

17 Keterangan : 1. NAME OF ISSUING BANK Nama dan alamat bank yang membuka L/C 2. TYPE OF CREDIT INDICATION Irrevocable Credit : form standar biasanya telah disediakan untuk penerbitan Irrevocable Documentary Credit Revocable Credit : karena kasusnya jarang terjadi maka form yang digunakan kata Irrevocable diganti dengan kata Revocable. 3. NUMBER Nomor L/C dari issuing bank 4. PLACE AND DATE OF ISSUE PLACE : tempat atau kota dimana issuing bank berada DATE : Jika L/C diterbitkan dengan surat, tanggal dicantumkan di dalamnya sebagai tanggal penerbitan yang biasanya sama dengan tanggal pengiriman L/C Bila bentuk standar penerbitan L/C digunakan sebagai instrumen operatif L/C (dalam hal didahului oleh teletransmisi yang bukan instrumen operatif L/C), tanggal dicantumkan di dalamnya sama dengan tanggal teletransmisi. Jika tidak ada penetapan secara khusus dinyatakan dalam teletransmisi, tanggal penerbitan diisi tanggal pengiriman dari teletransmisi. Penegasan pada operatif instrumen harus ditandai : Operative instrumen in confirmation of our teletransmission of. (nomor test dan tanggal) 5. DATE AND PLACE OF EXPIRY Sebagaimana dalam UCP 500 Article 42, semua L/C harus menyatakan tanggal expiry pengajuan dokumen untuk pembayaran, akseptasi atau negosiasi, seperti atau 20 th March

18 Tempat expiry selalu ditentukan sesuai dengan lokasi Nominated Bank terhadap siapa dokumen harus diserahkan dan bagi L/C yang freely negotiable perhatian khusus harus disebutkan. Contoh : at Counters of Advising Bank 6. APPLICANT Nama dan alamat applicant 7. BENEFICIARY Nama dan alamat pihak penerima pencairan L/C 8. ADVISING BANK Nama dan alamat bank yang akan mengadviskan L/C kepada beneficiary Tidak perlu mengisi kolom Reference No. (kolom ini digunakan oleh Advising Bank) Jika Advising Bank juga sebagai Nominated Bank, nama dan tempat ini juga dicantumkan dalam kolom Credit available with pada butir AMOUNT Jumlah disebutkan dalam angka dan kata-kata, tujuannya adalah untuk mencegah perubahan yang tidak sah. Jika amount didahului dengan kata about, approximately or circa, L/C memperkenankan kelonggaran amount 10% Mata uang asing dinyatakan dalam ISO Currency Code USD untuk United State Dollars GBP untuk Pounds Sterling DEM untu Deutsche Marks 10.PARTIAL SHIPMENT Apakah allowed atau not allowed (diijinkan atau tidak) mengirim sebagian dahulu barang yang dipesan 25

19 11.TRANSHIPMENT Apakah allowed atau not allowed (diijinkan atau tidak) kapal berlabuh atau transit ke pelabuhan perantara 12.INSURANCE COVERED BY NUYERS Jika kolom ini diisi berarti L/C tidak meminta penyerahan dokumen asuransi 13. SHIPMENT AS DEFINED IN UCP 500 ARTICLE 46 From. For transportation to.. Not later than.. Kolom ini menyatakan darimana barang harus dikapalkan, dimuat di atas kapal/dikirimkan/penguasaan barang, tergantung dari jenis angkutan yang digunakan, dan kemana angkutan ditujukan. Kolom ini harus mencantumkan tanggal pengapalan terakhir, pemuatan ke atas kapal/pengiriman/penguasaan barang mana yang berlaku. Avoid abbreviations, harus menggunakan nama penuh. Tidak setiap orang mengerti arti dari E.C., P.R.C., U.K dan sebagainya Avoid vagueness, pernyataan seperti Main Port, West European Ports, Middle East Ports, Gulf of Mexico Ports dan sepertinya, seyogyanya tidak digunakan Countries, pengangkutan modern cenderung dengan menyatakan nama negara lain daripada nama yang spesifik dari pelabuhan pengapalan Not a Seaport, pengapalan sebaiknya tidak diatur dilaksanakan dari suatu pelabuhan laut bila barang akan dikapalkan dari sautu negara yang terkurung daratan atau dan daratan tempat pemberangkatan 14. NOMINATED BANK AND CREDIT AVAILABILITY Tempat nama Nominated Bank dan penegasan peruntukan (avaibility) sesuai UCP 500 Article 10(a) dan (b) Credit avaibility with : - Nama dan tempat Nominated Bank 26

20 - bank mana saja di. (kota dan negara), bila L/C Negotiation dan bebas dinegoisasi di bank mana saja - Jika Advising Bank adalah Nominated Bank, nama dan tempat Advising Bank diulang pada kolom ini. 15.s/d 21 BLANK CENTER SPACE Pada kolom ini pengisiannya mempunyai uraian yang bervariasi dari L/C Jika space tidak mencukupi, dapat diteruskan pada Standard Documentary Credit Countinuation Form Urutan dari uraian (details) - Description of Goods and/or Services - menyebutkan satu per satu ketentuan dokumen-dokumen - Special Condition, jika ada : This Credit is transferable. Dalam hal L/C freely negotiate, maka harus ditetapkan secara tegas siapa yang dikuasakan menjadi Transferring Bank Shipment on deck allowed Dokumen-dokumen pengangkutan berisi klausa diperkenankan. Hindarkan adanaya special condition yang tidak dapat diwujudkan dalam bentuk dokumen. Ini sesuai dengan UCP 500 Article 13(c) GOODS DESCRIPTION Singkat Goods description sesingkat mungkin sesuai UCP 500 Article 5 Uraian berlebihan Goods description jangan terlalu berlebihan (no excessive detail) Kurang proteksi Permintaan masukan uraian berlebihan sering membuat pendapat keliru bahwa Applicant justru melindungi dirinya. Mass in Mess Kenyataannya, setiap bertambah komplikasi L/C, akan lebih cenderung menimbulkan masalah. Jalan untuk menghindari penipuan adalah 27

21 menghindari kesepakatan dengan kelicikan yang mencoba membuat uraian yang bersifat amat luas. Dasar Pikiran Sehat (Common Sense). Secara bersama-sama dengan bank untuk menghindari L/C darihal yang mengganggu semua pihak atau hal yang tidak berguna bagi beneficiary karena L/C meminta dokumen yang tidak dapat diperoleh atau uraian tidak dapat dipenuhi dalam dokumen yang ditetapkan. Quantity and Price. Jika L/C memuat quantity dan unit price, Issuing Bank harus memperhatikan ketentuan UCP 500 Article 39 yang mengatur : 10% kelonggaran (leeway), jika ada kata about, approximately, circa atau ungkapan yang sama artinya dalam hubungannya dengan quantity dan atau unit Price. Kata-kata di atas dapat juga berlaku atas amount 5% kelonggaran, pada quantity akan dibolehkan, - kecuali L/C mensyaratkan lain - kecuali quantity ditetapkan dalam satuan unit kemasan (mis, kolli) atau sebutan satuan barang (mis. Unit, pallet), namun jumlah penarikan tidak boleh melampaui nilai L/C. Trade Term INCOTERM 1999/ Istilah dagang yang umum, seperti CIF Rotterdam, C&F New York, CIF Birmingham, FOB Hamburg, akan dimasukkan sebagai salah satu syarat-syarat dan kondisi-kondisi dari L/C, lebih penting lagi dalam Description of Goods. - Direkomendasikan agar Issuing Bank selalu menunjuk : Incoterm 1990 (ICC Publication no. 460) Guide to Incoterms 1990 (ICC Publication no.461) DOKUMEN-DOKUMEN DITETAPKAN (secara umum) Sebutkan jelas (state precisely) 28

22 UCP 500 Article 20 mengingatkan Issuing Bank agar dinyatakan secara tepat terhadap dokumen apa payment, acceptance atau negotiation dilaksanakan. Nama Dokumen Dokumen dikenal dengan nama yang benar, seperti : Certificate of Inspection Certificate of Value and Origin Jenis Dokumen - Dokumen yang diperlukan sering tergantung pada peraturan negara setempat dibidang ekspor - Issuing Bank bila perlu mencek kepada Applicant untuk memastikan bahwa Beneficiary sudi dan mampu untuk menyiapkan dokumen yang diinginkan dan dapatkah ia penuhi sesuai form yang ditetapkan dalam L/C. Tindasan / rangkap masing-masing dokumen - Tidak ada ketentuan, berapa banyak original dokumen harus diterbitkan - Maka perlu Applicant menetapkan rincian apakah ia menginginkan setiap dokumen lebih dari satu original tunggal dan apakah ia juga menginginkan sejumlah tembusan-tembusan. - Sebagai contoh : > Sole original Marine Bill of Lading > Full set of 3/3 Marine Bill of Lading > 3 Non-negotiable copies of Marine Bill of Lading Originals atau copies? - Bank-bank mengharapkan dokumen selalu original kecuali tembusan (copy) diminta atau diperkenankan. Namun karena metode-metode baru dalam membuat dokumen masalah sering timbul bagaimana membedakan suatu orinal dari copy. - Atas dasar ini, dalam UCP 500 Article 20 (c) mengatakan bahwa bank akan menerima sebagai suatu original dokumen yang dibuat atau 29

23 dihasilkan dengan repograpi, otomatisasi atau komputerisasi dan tembusan karbon Penerbit (Issuer) dan Isi (Content) - Bila ditentukan dokumen-dokumen selain dokumen pengangkutan, dokumen asuransi dan faktur, L/C seharusnya menyatakan secara spesifik oleh siapa dokumen diterbitkan serta kata-katanya atau data isinya. Penerbit First Class - Diperhatikan UCP 500 Article 20 menunjuk istilah seperti first class, well known, qualified, Independent, official, componenet, local dan semacamnya dalam menguraikan penerbit-penerbit dokumen L/C. - Issuing Bank seharusnya tidak menggunakan istilah-istilah ini dalam L/C. Jika digunakan juga bank-bank akan menerima dokumendokumen bersangkutan sebagaimana adanya, asalkan jelas isinya sesuai dengan syarat-syarat dan kondisi-kondisi lainnya dari L/C dan tidak diterbitkan oleh beneficiary. - Semua istilah yang tidak diinginkan dan tidak mempunyai makna penting bila digunakan dalam L/C, dokumen bersangkutan akan dipersamakan dengan kondisi di atas. Rangkaian Dokumen-dokumen - Dokumen yang diurutkan seperti rangkaian berikut : a. Commercial Invoice b. Transport Document c. Insurance Document d. Dokumen-dokumen lanjutan (UCP 500 Article 21) jika ada, seperti : Certificate of Origin, Certificate of Analysis, Packing List, Weight List dll. A. COMMERCIAL INVOICE Diatur dalam UCP 500 Article 37, Commercial Invoice : 30

24 - harus nyata diterbitkan oleh beneficiary yang namanya disebut dalam L/C untuk keuntungan (must be made out) nama Applicant dan tidak harus ditanda tangani, kecuali L/C menentukan lain. - Harus menunjukkan uraian barang sesuai dengan uraian dalam L/ C UCP 500 Article 37 (b) memberi hak untuk menerima atau menolak invoice yang nilainya diterbitkan melampaui jumlah yang diperkenankan dalam L/C Commercial Invoice harus disahkan, dilegalisasi, di-visaed dan menunjukkan uraian khusus, informasi, atau pernyataan lain. L/C harus merinci secara jelas oleh siapa pengesahan atau legalisasi diberikan dan bagaimana uraian khusus, informasi pernyataan atau bunyi lainnya dalam kata-kata. B. TRANSPORT DOCUMENT (UMUM) Jenis transport dokumen - UCP Article menunjukkan landasan dokumen transport yang mana akan disetujui atau ditolak. Sehingga Applicant harus mengetahui atau meminta beneficiary, mengenai bagaiman pengangkutan dilakukan yang umumnya adalah : - melalui laut - dengan multimodal transport - melalui udara - melalui kereta api - melalui darat - melalui sungai - dengan kantor pos - melalui kurir Atas dasar ini barulah pada L/C ditetapkan jenis atau nama dokumen pengangkutan yangharus diajukan : - Article 23 mengenai Marine/Ocean Bill of Lading 31

25 - Article 24 mengenai Non-Negotiable Sea Waybill - Article 25 mengenai Charter Party Bill of Lading - Article 26 mengenai Multimodal Transport - Article 27 mengenai Air Transport - Article 28 mengenai Road, Rail or Inland Waterway Transport - Article 29 mengenai Kurir dan Post Receipt - Article 30 mengenai Transport Document yang diterbitkan Freight Forwarder Nama Pengangkut - Dokumen pengangkutan harus terlihat nyata menyatakan nama perusahaan pengangkut, nama pengelola multimodal transport (kecuali dalam charter party atau kurir) dan telah ditanda tangani atau disahkan oleh carrier, master, owner, postal authoristies atau courier service atau oleh seorang agen yang bertindak atas nama mereka. - Jika pengapalan diharuskan oleh kapal negara atau bendera tertentu, L/C harus mengatur dokumen mana yang dinyatakan sesuai - Dalam hal dimana kesesuaian dengan yang dibutuhkan tidak dapat ditunjukan oleh dokumen pengangkutan, diperlukan dokumen tambahan yang mengatakan permintaan telah dipenuhi. Tambahan dokumen ini diatur dalam UCP 500 Article 21. Yang harus dihindari - Ketaatan pada ketentuan-ketentuan yang tidak dapat dipastikan dari dokumen pengangkutan seharusnya tidak dimasukkan. - Contohnya : Shipment by fast steamer Shipment on Liner Terms Penerbit lain (other issuers) - Dalam hal dimana dokumen pengangkutan tidak perlu diterbitkan oleh perusahaan pengangkutan tertentu, multimodal atau kurir 32

26 atau agennya yang bertindak atas nama mereka, L/C dapat menyebutkan dokumen lain yang disetujui oleh Applicant seperti : Forwarder s Certificate of Receipt (FCR) Forwarder s Certificate of Transport (FCT) Warehouse Receipt (issued by ) Warehouse Warrant (issued by..) Clean - UCP 500 Article 32 merumuskan apa yang dikatakan : Clean transport document dan mengatakan bahwa bank akan menolak suatu dokumen pengangkutan yang tidak clean. Jadi tidak perlu dalam L/C dinyatakan dokumen pengangkutan harus clean. Not Clean - Suatu dokumen pengangkutan tidak akan dianggap sebagai clean jika berisi suatu klausal atau catatan yang menegaskan suatu kerusakan atau kondisi barang dan atau packaging seperti :. bales torn car body surface scrathed/ dented Acceptable Clauses - Jika Applicant setuju klausal UCP 500 Article 32 atau catatan pada dokumen pengangkutan, L/C harus menyatakan bahwa klausal khusus atau catatan tersebut dapat disetujui - Dalam perdagangan tertentu, dokumen pengangkutan yang ada klausa khusus atau catatan dibuat sebagai ketentuan dan bukan pengecualian. - Sebagai contoh ditemukan dalam perdagangan baja dimana aneka ragam klausa mengenai karat (rust) dianggap normal dan akan disetujui oleh Applicant L/C biasannya memberikan persetujuan atas klausa tersebut dengan menyatakan rust clauses are acceptable Clean On Board 33

27 - Suatu dokumen pengangkutan tidak perlu dinyatakan secara khusus dalam L/C dengan menyebutkan clean on board - Satu dokumen pengangkutan disebut on board jika memenuhi UCP 1993 Transport Article, clean bila tidak terdapat suatu klausa atau catatan yang menegaskan suatu kerusakan kondisi barang dan/ atau packaging. C. TRANSPORT DOCUMENT (KHUSUS) Dokumen Pengangkutan Multimodal - Jika pengapalan harus atau mungkin dilakukan oleh sekurangkurangnya dua jenis angkutan (multimodal atau combined transport), L/C akan meminta penyerahan suatu dokumen pengangkutan Multimodal. - Marine/Ocean Bill of Lading. Jika suatu Marine atau Ocean Bill of Lading memuat suatu pengapalan antar pelabuhan harus diajukan, L/C akan meminta untuk suatu Marine/Ocean Bill of Lading. - Non-Negotiable Sea Waybill Jika tidak dibutuhkan suatu negotiable Marine/Ocean Bill of Lading dan jika Sea Waybill tersedia dari perusahaan pengangkutan bersangkutan, L/C dapat mengatur suatu Sea Waybill - Suatu Sea Waybill adalah suatu dokumen pengangkutan : dalam mana perusahaan pengangkutan menyatakan bahwa barang telah diterima untuk pengapalan yang non-negotiable dan tidak dapat diterbitkan atau diendors to order, sebgai dokumen non-negotiable yang tidak perlu diajukan di tempat pelabuhan tujuan untuk penerimaan barang Charter party Bill of Lading - Jika Applicant ingin, dalam hal pengiriman melalui laut atau oleh multimodal transport termasuk persinggahan, 34

28 memperkenankan dokumen pengangkutan menyatakan bahwa dokumen itu tunduk pada suatu charter party, ia harus menyatakan hal demikian dalam instruksinya dalam menerbitkan L/C dan jika bank setuju akan dimasukkan sebagai kondisi dalam L/C. Dokumen Pengangkutan Udara - Bilamana pengiriman dengan udara, L/C harus mengatur suatu dokumen pengangkutan udara (seperti Air Waybill, Air Consigment Note), L/C harus menyatakan nama dan alamt penerima (consignee) barang. - L/C tidak perlu meminta dokumen Air Transport diajukan lebih dari satu original juga tidak perlu menyatakan full set of original Air Waybill/Consigment Note. Air Waybill bukan merupakan dokumen yang negotiable dan harus atas nama consignee, tidak perlu harus diterbitkan to be order dan/atau to be endorsed Road, Rail or Inland Waterway Transport Documents - Untuk pengangkutan darat, L/C akan menentukan suatu Truck Bill of Lading atau Waybill - Untuk pengangkutan dengan kereta api, L/C akan menentukan suatu Railway Consigment Note atau suatu Rail Waybill. - Untuk pengangkutan sungai, L/C akan menentukan suatu Inland Waterway Bill of Lading, Waybill atau Consigment Note. Post Receipt, Certificate of Posting atau Courier Service - Jika pengiriman dilakukan dengan pos atau kurir, L/C harus menegaskannya. Dokumen Pengangkutan yang diterbitkan oleh Freigt Forwarers - Bank-bank hanya akan menyetujui dokumen pengangkutan yang diterbitkan oleh suatu freight forwarder jika dikuasakan dalam L/ C atau jika dokumen pengangkutanditerbitkan oleh Freight Forwarder yang pada formulirnya terlihat nama freight forwarder sebagai suatu perusahaan pengangkutan atau pengelola 35

29 multimodal dan telah ditanda tangani atau diotentikasi oelh freight forwarder sebagai agen yang ditunjuk untuk kepentingan perusahaan pengangkutan atau pengelola multimodal On Deck - Jika dalam pengangkutan laut atau multimodal termasuk persinggahan, berwujud barang yang dimuat di atas dek kapal, L/C harus secara jelas berisi klausa khusus shipment on deck are acceptable - Sesuai UCP 500 Article 31, bank-bank tidak akan menyetujui dokumen pengangkutan jika dinyatakan di halamannya bahwa barang akan dimuat On Deck. Sailing Vessels - Dalam berbagai perdagangan, pengapalan dengan kapal yang sedang berlayar dianggap sebagai hal biasa - Jika Applicant ingin memperkenankan pengapalan dengankapal yang sedang berlayar, instruksinya untuk membuka L/C harus juga menyatakannya. - Bank-bak akan menolak dokumen pengangkutan yang menyatakan bahwa kapal pengangkutan hanya digerakkan oleh layar. D. INSURANCE DOCUMENT - Jika pengiriman dengan istilah CIF atau CIP, L/C akan mensyaratkan pengajuan Polis Asuransi, certificate atau declaration atas suatu penutupan berdasarkan nota kosong yang telah ditanda tangani oleh perusahaan asuransi atau underwriter atau agennya. - Bank akan menyetujui jumlah pertanggungan minimal 110% dari jumlah L/C yang direalisasi. E. OTHER DOCUMENT 36

30 - Untuk memenuhi UCP 500 Article 21, L/C harus menyatakan oleh siapa dokuem-dokumen diterbitkan. - Dalam hal pengangkutan selain melalui laut, L/C yang meminta suatu Weight Attestation atau Certification tidak meminta suatu dokumen terpisah, bank-bank akan menyetujui suatu tanda Weight berupa stempel atau declaration of weight yang telah ditambahkan pada dokumen pengangkutan oelh perusahaan pengangkut atau agennya. - Jika Applicant tidak ingin dokumen itu dilaksanakan seperti di atas, L/C harus meminta dokumen terpisah. 22. PRESENTATION PERIOD - UCP 500 Article 43(a) mengatakan bahwa setiap L/C yang meminta suatu dokumen pengangkutan juga harus mengatur suatu masa tertentu setelah tanggal pengapalan selama pengajuan dokumen dilakukan. - Dalam menentukan masa tersebut, Issuing Bank harus memberi tahu Applicant untuk memperhatikan masa dimana beneficiary diharapkan mampu : - menerima dokumen dari penerbitnya - mempersiapakan dokumen untuk diajukan - menyerahkan dokumen berdasarkan L/C untuk memperkecil kehilangan waktu dalam pengiriman - Jika L/C tidak mengatur hal ini, secara otomatis berlaku 21 hari setelah tanggal pengapalan. Ungkapan seperti Stale documents sebaiknya tidak digunakan. - Jika dokumen boleh diajukan terlepas dari tangal pengiriman, harus jelas dinyatakan dalam L/C - Setiap dokumen harus diajukan tidak melampaui expiry date dari L/C, sekalipun masa penyerahan dokumen belum berakhir. 23. ADVISING INSTRUCTIONS (pada copy advis di bank) 37

31 - Tanda x diberikan pada salah satu kotak untuk menyatakan apakah Advising Bank diminta untuk mengadviskan L/C : - tanpa menambah konfirmasi - menambahkan konfirmasi - menguasakan untuk menambah konfirmasi, jika diminta beneficiary. 24. BANK TO BANK INSTRUCTIONS (pada copy advis di bank) - Issuing Bank akan menggunakan space ini untuk menyatakan dimana, bagaimana dan kapan reimburs harus diperleh oleh bank yang telah ditunjuk (nominated) dalam L/C sebagai pembayar (paying bank), pengaksep (accepting bank) atau penegoisasi (negotiating bank), yaitu - Debit our account on your book (VOSTRO) - We shall credit your account on our books (NOSTRO) - Claim reimbursement from. (Third Bank) - Dalam hal paying, accepting atau negotiating bank akan memperoleh reimburs dengan mengklaim pada bank lain. 25. NUMBER OF PAGES - Issuing Bank harus selalu menyatakan dalam berapa lembar L/C diterbitkan 26. SIGNATURE - Tanda tangan Issuing Bank harus dicantumkan pada keduanya, baik pada Advis pada benefiary maupun pada Advis yang ada di Advising Bank. 38

32 Penelitian L/C 1. L/C harus Irrevocable 2. Valuta dalam Convertible Currency di Bank Indonesia 3. Usahakan sifatnya bukan L/C Restricted 4. Expiry Date harus : - minimal 21 hari setelah latest shipment - tanggal harus tegas menyatakan hari, bulan dan tahun 5. Dalam L/C Usance, drawee harus Issuing Bank 6. Nominated Bank dan Availability L/C harus jelas 7. Bila L/C Red Clause, redaksi kalimat harus benar bahwa dapat diremburs 8. Syarat Bill of Lading - Consignee to order of Negotiating Bank atau to order - Bukan diterbitkan Freight Forwarder - Penyerahan Dokumen di bawah 7 hari setelah shipment date dilarang - Syarat : Second Endorsement Carrier harus ditolak - Nama Nominated Carrier harus direkomendasikan oleh INSA 9. Jenis komoditi dari daerah tertentu harus relevan 10. Syarat dan kondisi L/C harus konsisten 11. Jika L/C mensyaratkan seluruh dokumen dikirimkan melalui Eksportir, maka kondisinya harus remburs Clean Reimbursement ke Bank ketiga 12. L/C harus Unconditional 13. Kalau L/C dari Non Corresondent, reimburs-nya harus Clean ke bank ketiga yang merupakan Prime Bank 14. L/C untuk jumlah besar tanpa didukung data kuat harus diminta konfirmasi ulang dengan Tested Telex 15. L/C harus tegas menyatakan : This Credit is Subject to Uniform Customs and Practice for Documentary Credits, (1993 Revision), International Chamber of Commerce Publication Number

33 Negosiasi Pada prinsipnya pembayaran kepada beneficiary dapat dilakukan setelah negotiating bank menerima hasil pengkreditan dari Issuing Bank atau Depository Correspondent. Agar beneficiary (eksportir) dapat menerima hasil negosiasi saat diajukandokumen engkap kepada negotiating bank, harus terlebih dahulu memperoleh fasilitas dari bank bersangkutan. Setelah memperoleh fasilitas di atas, pembayaran dapat dilakukan apabila negosiasi memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. Didasarkan atas L/C yang merupakan operative credit instrument 2. Tidak terdapat suatu penyimpangan 3. Telah ada copy PEB?PEBT yang tela diregistrasi dan difiat muat oleh Bea & Cukai 4. Penilaian bank atas eksportir yang bersangkutan baik 5. Eksportir mempunyai kemampuan finansial untuk membayar kembali kepada bank, bila terjadai penolakan pembayaran oleh Issuing Bank (hak regres bagi bank atau with recourse ) Terhadap eksportir yang tergolong di atas perlakuan pembayaran dilakuakn : 1. Jika availability L/C : by Payment at Sight dan dibayarkan dalam Rupiah dengan menggunakan Kurs Beli Devisa Umum, dengan dikurangi Transit Time Interest atau dibayarkan dalam valuta asing dengan membagi hasil rupiah di ats dibagi dengan kurs jual bank. 2. Jika availability L/C : by acceptance of draft at : x days after B/L dapat dibayarkan dalam rupiah dengan Kurs Devisa Umum dengan dikurangi Bunga Diskonto 3. Jika availibility L/C : by Negotiation, dapat dibayarkan dalam rupiah dengan Kurs Beli Devisa Umum Negotiating Bank, tanpa pengurangan dengan Transit Time Interest. Pengenaan hari bunga Transit Time Interest perbankan rata-rata dikenakan 4 hari jika syarat remburs L/C TT dan 12 hari jika syarat remburs L/C dengan mail. Apabila terjadi pengkreditan di atas 12 hari, maka bank akan mengenakan tambahan hari bungan di aas 12 hari, dinamakan Overdue Interest. 40

34 Biaya-biaya Biaya-biaya yang dikenakan perbankan umumnya adalah : 1. Advising Commission yang dipungut saat diadviskan pembukaan L/C oleh Advising Bank kepada Beneficiary 2. Biaya amendement L/C apabila perubahan atas permintaan beneficiary utnuk diteruskan oleh advising bank kepada issuing bank 3. Biaya Komisi Negosiasi yang diperhitungkan dalam valuta asing kepada eksportir (biasanya ¼ % dari nilai wesel) 4. Biaya Pajak Ekspor, apabila eksportir membayarkan PE melalui bank untuk disetorkan kepada Kas Negara 5. Overdue interest (bila ada) 41

BAB III SIMULASI PENGISIAN L/C

BAB III SIMULASI PENGISIAN L/C BAB III SIMULASI PENGISIAN L/C Name of Issuing Bank Place and Date of Issue Applicant : Advising Bank Reference No Partial shipments allowed not allowed Transhipment allowed not allowed Insurance covered

Lebih terperinci

BAB IV LETTER OF CREDIT (L/C)

BAB IV LETTER OF CREDIT (L/C) BAB IV LETTER OF CREDIT (L/C) Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Letter of Credit (L/C), mahasiswa akan dapat menjelaskan pentingnya L/C dalam suatu perdagangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RED CLAUSE L/C DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM RED CLAUSE L/C DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL 17 BAB II TINJAUAN UMUM RED CLAUSE L/C DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL 2.1. Transaksi Perdagangan Internasional Produksi suatu Negara ada kalanya belum dapat dikonsumsi seluruhnya di dalam negeri

Lebih terperinci

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6 Berbagai Dokumen Penting Ekspor Pertemuan ke-6 BERBAGAI DOKUMEN EKSPOR 1. Invoice 2. Sales Contract 3. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang ) 4. Full Set on Board Ocean Bill of Lading / Airway bill 5. Packing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Ekspor Impor Transaksi Ekspor - Impor adalah transaksi perdagangan internasional (International Trade) yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan menjual barang

Lebih terperinci

Pembayaran Transaksi Ekspor Impor. Pertemuan ke-13

Pembayaran Transaksi Ekspor Impor. Pertemuan ke-13 Pembayaran Transaksi Ekspor Impor Pertemuan ke-13 2 CARA-CARA PEMBAYARAN 1. Pembayaran dilakukan di muka, 2. Pembayaran dg sight letter of credit (Atas unjuk), 3. Pembayaran dilakukan dg wesel inkaso (Collection

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/6/PBI/2003 TENTANG SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/6/PBI/2003 TENTANG SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/6/PBI/2003 TENTANG SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperlancar transaksi perdagangan dalam negeri perlu

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Aset Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Aset Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri Tim Penyusun Ramlan Ginting Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul

Lebih terperinci

Syariah Mandiri (BSM) menerapkan produk L/C ini untuk melayani transaksi. hanya terietak pada saat pembayaran weselnya saja. Untuk sight L/C, bank

Syariah Mandiri (BSM) menerapkan produk L/C ini untuk melayani transaksi. hanya terietak pada saat pembayaran weselnya saja. Untuk sight L/C, bank 82 BABIV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menganalisa penerapan perlakuan akuntansi terhadap produk letter of credit (L/C) pada Bank Syariah Mandiri (BSM). Bank Syariah Mandiri (BSM) menerapkan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Sistem Pembayaran Perdagangan Internasional, mahasiswa akan dapat

Lebih terperinci

Materi Minggu 7. Prosedur Dasar Pembayaran Internasional

Materi Minggu 7. Prosedur Dasar Pembayaran Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 49 Materi Minggu 7 Prosedur Dasar Pembayaran Internasional Cara-cara melakukan penyelesaian akhir hutang piutang antar negara, yaitu tidak lain adalah apa yang kita

Lebih terperinci

DOKUMEN EKSPOR IMPOR. Hertiana Ikasari, SE, MSi

DOKUMEN EKSPOR IMPOR. Hertiana Ikasari, SE, MSi DOKUMEN EKSPOR IMPOR Hertiana Ikasari, SE, MSi Dokumen yang dibutuhkan dalam perdagangan Internasional bervariasi tergantung pada jenis transaksi, ketentuan atau peraturan negara pengimpor dan pengekspor,

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK

TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK I. PENDAHULUAN Pada umumnya dalam kontrak-kontrak bisnis selalu terdapat klausula tentang tata cara pembayaran. Pembayaran (penyerahan sejumlah uang) merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TERHADAP TRANSAKSI EKSPOR IMPOR DENGAN MENGGUNAKAN LETTER OF CREDIT

BAB II TINJAUAN TERHADAP TRANSAKSI EKSPOR IMPOR DENGAN MENGGUNAKAN LETTER OF CREDIT BAB II TINJAUAN TERHADAP TRANSAKSI EKSPOR IMPOR DENGAN MENGGUNAKAN LETTER OF CREDIT A. EKSPOR-IMPOR 1. Pengertian Ekspor Impor Pada saat ini tidak ada negara yang dapat hidup tanpa berhubungan dengan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting bagi perkembangan ekonomi Indonesia. bagi masing-masing pihak yaitu pihak penjual diwajibkan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting bagi perkembangan ekonomi Indonesia. bagi masing-masing pihak yaitu pihak penjual diwajibkan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan antar negara atau pedagangan luar negeri merupakan salah satu kegiatan yang penting sebagai bagian dari perdagangan internasional. Kegiatan ini juga merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB 1 KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL BAB 1 KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL 1. Pengertian dan Pengaturan Transaksi Ekspor Impor untuk UKM Hubungan perdagangan luar negeri dalam hal ini ekspor impor sama halnya dengan perdagangan dalam negeri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. internasional negara-negara di dunia, khususnya yang didasarkan pada kepentingankepentingan

I. PENDAHULUAN. internasional negara-negara di dunia, khususnya yang didasarkan pada kepentingankepentingan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Interdependensi telah menjadi ciri dari pola perkembangan dunia modern dalam hubungan internasional negara-negara di dunia, khususnya yang didasarkan pada kepentingankepentingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Pembayaran Ekspor Sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tinjauan terhadap kepustakaan yang ada, sepanjang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tinjauan terhadap kepustakaan yang ada, sepanjang yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tinjauan terhadap kepustakaan yang ada, sepanjang yang berkaitan dengan usaha untuk menjawab rumusan masalah Penelitian Hukum ini. Uraian akan menyangkut hakikat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi 2.1.1 Pengertian Efisiensi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang waktu,

Lebih terperinci

Prosedur Dasar Pembayaran Internasional. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI

Prosedur Dasar Pembayaran Internasional. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI Prosedur Dasar Pembayaran Internasional By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI 1 Transaksi pembayaran dan trasaksi pembiayaan Setiap transaksi jual beli selalu mengenal adanya transksi pembayaran. Transaksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan A. Ekspor BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta

Lebih terperinci

MEKANISME PENYELESAIAN PEMBAYARAN KEGIATAN EKSPOR IMPOR DENGAN MENGGUNAKAN LETTER OF CREDIT DAN BILL EXCHANGE. Oleh: Suyanti

MEKANISME PENYELESAIAN PEMBAYARAN KEGIATAN EKSPOR IMPOR DENGAN MENGGUNAKAN LETTER OF CREDIT DAN BILL EXCHANGE. Oleh: Suyanti MEKANISME PENYELESAIAN PEMBAYARAN KEGIATAN EKSPOR IMPOR DENGAN MENGGUNAKAN LETTER OF CREDIT DAN BILL EXCHANGE Oleh: Suyanti ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir, perdagangan internasional mengalami seperti

Lebih terperinci

Kekhususan Jual Beli Perusahaan

Kekhususan Jual Beli Perusahaan JUAL BELI DAGANG Suatu perjanjian jual beli sebagai perbuatan perusahaan yakni perbuatan pedagang / pengusaha lainnya yang berdasarkan jabatannya melakukan perjanjian jual beli Kekhususan Jual Beli Perusahaan

Lebih terperinci

Syarat Pembayaran dlm Jual Beli Perniagaan

Syarat Pembayaran dlm Jual Beli Perniagaan Syarat Pembayaran dlm Jual Beli Perniagaan Afifah Kusumadara, SH. LL.M. SJD. Unsur esensial perjanjian jual beli adalah adanya penyerahan hak milik atas suatu barang dan pembayarannya harus dengan uang.

Lebih terperinci

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9 Proses dan Prosedur Impor Pertemuan ke-9 1. Tahapan impor 2. Bagan proses permohonan perizinan impor via on-line dan secara manual 3. Proses Importasi 4. Prosedur Impor DEFINISI IMPORTIR Badan usaha

Lebih terperinci

Pendanaan Ekspor dan Impor

Pendanaan Ekspor dan Impor Pendanaan Ekspor dan Impor Tehnik Pendanaan Kas dimuka L/C Draft Konsinyasi Piutang dagang Kas dimuka Eksportir : resiko pembayaran nol Importir : kecurangan dari importir, ada pembatasan aliran modal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Ekspor Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari daerah pabean, dimana barang yang dimaksud terdiri dari barang dalam negeri (daerah pabean), barang

Lebih terperinci

Bab 17 Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)

Bab 17 Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) Jasindo.co.id TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Menjelaskan terminologi perdagangan dengan SKBDN 2. Menjelaskan mekanisme sederhana transaksi dengan SKBDN

Lebih terperinci

TEKNIS PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEKANISME PEMBAYARAN PRODIP I KEPABEANAN DAN CUKAI 1

TEKNIS PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEKANISME PEMBAYARAN PRODIP I KEPABEANAN DAN CUKAI 1 TEKNIS PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEKANISME PEMBAYARAN PRODIP I KEPABEANAN DAN CUKAI 1 Para pihak dalam Perdagangan Internasional Eksportir Dalam kontrak perdagangan internasional eksportir bertindak sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. A. Prosedur Transaksi Ekspor dan Impor dengan Mekanisme L/C pada Citi

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. A. Prosedur Transaksi Ekspor dan Impor dengan Mekanisme L/C pada Citi 1 BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN A. Prosedur Transaksi Ekspor dan Impor dengan Mekanisme L/C pada Citi Bank Citi Bank mempunyai peranan yang besar dalam melancarkan transaksi ekspor impor guna memberikan

Lebih terperinci

MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI

MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI CARA MEMASUKI PASAR INTERNASIONAL 1. EXPORT 2. IMPORT 3. LICENCING 4. WARALABA 5. JOINT VENTURE 6 FOREIGN DIRECT 6. FOREIGN DIRECT INVESTMENT RISIKO YANG DIHADAPI SUATU NEGARA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu

BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu BAB II LANDASAN TEORI A. Ekspor 1. Pengertian Ekspor Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barangbarang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Lebih terperinci

Syarat-Syarat dan Ketentuan Transaksi. Version

Syarat-Syarat dan Ketentuan Transaksi. Version Transaksi Trade ANZ Version 09.2010 1. Pendahuluan 1.1 Persyaratan yang berlaku Syarat-Syarat dan Ketentuan Transaksi Trade ANZ ini (Persyaratan) mengatur syarat-syarat umum maupun khusus dimana Nasabah

Lebih terperinci

Anita Asnawi, S.Sos., MM.

Anita Asnawi, S.Sos., MM. Anita Asnawi, S.Sos., MM. Penghimpunan dana dari pihak ke tiga (masyarakat) funding Penyaluran dana lending Bank Persero PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK PT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Ekspor 1 Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi di dalam negeri kepada bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta

Lebih terperinci

MANAJEMEN JASA-JASA BANK. /

MANAJEMEN JASA-JASA BANK. / MANAJEMEN JASA-JASA BANK Pengertian jasa bank Jasa bank adalah kegiatan bank, baik langsung maupun tidak langsung, yang berkaitan dengan fungsi bank sebagai lembaga yang memperlancar pembayaran transaksi

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/11 /PBI/2003 TENTANG PEMBAYARAN TRANSAKSI IMPOR GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/11 /PBI/2003 TENTANG PEMBAYARAN TRANSAKSI IMPOR GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/11 /PBI/2003 TENTANG PEMBAYARAN TRANSAKSI IMPOR GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1. 2. bahwa salah satu faktor yang mendukung kelancaran arus

Lebih terperinci

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor 1. Jelaskan tiga dokumen yang diperlukan untuk mengurus pengiriman sebelum melaksanakan ekspor! a. Delivery Order (DO), yaitu surat dari perusahaan pelayaran sebagai jawaban dari shipping instruction b.

Lebih terperinci

Proses dan Prosedur Ekspor. Pertemuan ke-3

Proses dan Prosedur Ekspor. Pertemuan ke-3 Proses dan Prosedur Ekspor Pertemuan ke-3 PROSES PERDAGANGAN EKSPOR Kegiatan ekspor: Upaya seorang pengusaha dlm memasarkan komoditi yg dikuasainya ke negara lain atau bangsa asing, dg mendapatkan pembayaran

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM MANAJEMEN PERBANKAN By : Angga Hapsila, SE. MM BAB VII MANAJEMEN JASA BANK LAINNYA 1. TUJUAN DAN JENIS JASA BANK LAINNYA 2. KEUNTUNGAN JASA BANK LAINNYA 3. JASA PENGIRIMAN UANG, JASA KLIRING, JASA INKASO,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Abdulkadir Muhammad (2000:225), yang dimaksud perjanjian adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Abdulkadir Muhammad (2000:225), yang dimaksud perjanjian adalah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Perdagangan Internasional Menurut Abdulkadir Muhammad (2000:225), yang dimaksud perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling mengikatkan

Lebih terperinci

PRODUK & LAYANAN VALUTA ASING. Surabaya, 15 Desember 2016

PRODUK & LAYANAN VALUTA ASING. Surabaya, 15 Desember 2016 PRODUK & LAYANAN VALUTA ASING Surabaya, 15 Desember 2016 OVERVIEW BANK JATIM Bank Jatim beroperasi sebagai bank devisa sejak bulan Agustus 1990 Resmi menjadi anggota SWIFT (Society Worldwide Interbank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi nasional dilaksanakan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Tujuan tersebut

Lebih terperinci

CARA PEMBAYARAN JUAL BELI: JENIS, KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DR. YETTY KOMALASARI DEWI KULIAH 5

CARA PEMBAYARAN JUAL BELI: JENIS, KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DR. YETTY KOMALASARI DEWI KULIAH 5 CARA PEMBAYARAN JUAL BELI: JENIS, KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DR. YETTY KOMALASARI DEWI KULIAH 5 PERTIMBANGAN CARA PEMBAYARAN: BUYER: SELLER: O Resiko kegagalan transaksi O Resiko fluktuasi valuta O Resiko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ekspor adalah kegiatan pengiriman dan penerimaan barang yang dilakukan oleh para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ekspor adalah kegiatan pengiriman dan penerimaan barang yang dilakukan oleh para 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Ekspor-Impor Ekspor adalah kegiatan pengiriman dan penerimaan barang yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi dengan melintasi batas negara. Pengadaan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum ekspor menurut Amir (2000:100) menjelaskan. bahwa ekspor adalah mengeluarkan barang barang dari peredaran

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum ekspor menurut Amir (2000:100) menjelaskan. bahwa ekspor adalah mengeluarkan barang barang dari peredaran BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Ekspor Secara umum ekspor menurut Amir (2000:100) menjelaskan bahwa ekspor adalah mengeluarkan barang barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-29242/PP/M.XVI/19/2011. menurut Pemohon Banding : CIF USD565, menurut Terbanding : CIF USD750,000.

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-29242/PP/M.XVI/19/2011. menurut Pemohon Banding : CIF USD565, menurut Terbanding : CIF USD750,000. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-29242/PP/M.XVI/19/211 Jenis Pajak : Bea Masuk; Tahun Pajak : 29; Pokok Sengketa : bahwa menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah penetapan nilai pabean atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan transaksi ekspor impor

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan transaksi ekspor impor BAB I PENDAHULUAN Pengenalan transaksi ekspor impor Transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor pada dasarnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih

Lebih terperinci

PRODUK DAN MANAJEMEN BANK UMUM

PRODUK DAN MANAJEMEN BANK UMUM PRODUK DAN MANAJEMEN BANK UMUM E BANKING Memberikan layanan yang mudah, cepat, dan murah bagi nasabah Meningkatkan loyalitas nasabah Memberikan Pendapatan Bagi Bank Layanan yang terlaris: Pembayaran tagihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pesatnya perkembangan dalam bidang usaha pada zaman modern

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pesatnya perkembangan dalam bidang usaha pada zaman modern BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan dalam bidang usaha pada zaman modern sekarang ini, menyebabkan orang-orang serta para pengusaha menginginkan segala sesuatunya bersifat

Lebih terperinci

Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan (Asy-Syu ra 42 : 43)

Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan (Asy-Syu ra 42 : 43) Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan (Asy-Syu ra 42 : 43) Kupersembahkan untuk papah, mamah Dan semua orang yang kusayangi

Lebih terperinci

Bab 4 MATERI SIP-4 1 JASA BANK JASA BANK TRANSFER JENIS JASA BANK INKASO KLIRING. Perbankan. Perbankan

Bab 4 MATERI SIP-4 1 JASA BANK JASA BANK TRANSFER JENIS JASA BANK INKASO KLIRING. Perbankan. Perbankan JASA BANK Bab 4 JASA BANK Jasa-jasa bank merupakan kegiatan perbankan yang dilakukan oleh suatu bank untuk memperlancar kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana melaksanakan jasa ini tidak hanya untuk

Lebih terperinci

BAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI

BAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI BAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Proses Perdagangan Luar Negeri, Mahasiswa akan dapat menjelaskan proses perdagangan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar Belakang.

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek pada PT.SAMUDERA INDONESIA cabang bandung Jawa Barat penulis ditempatkan di bagian pemasaran dan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP ) SEKO H NO MI KO LA SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP ) GGI ILMU TIN E SERANG Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Program Studi Kredit Semester Semester EKSPOR - IMPOR (EKSIM) EK11.D336 MANAJEMEN 3 SKS VI (ENAM) Tujuan

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 11. SISTEM PEMBAYARAN DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL LETTER of CREDIT (L/C)

BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 11. SISTEM PEMBAYARAN DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL LETTER of CREDIT (L/C) BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 11 SISTEM PEMBAYARAN DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL LETTER of CREDIT (L/C) A. Pendahuluan Perdagangan internasional terwujud karena adanya

Lebih terperinci

BAB I KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB I KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL BAB I KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL 1. Pengertian perdagangan internasional Perdagangan internasional adalah proses tukar menukar barang dan jasa yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV JASA BANK. A. Jenis-jenis Jasa Bank

BAB IV JASA BANK. A. Jenis-jenis Jasa Bank BAB IV JASA BANK Jasa-jasa bank merupakan kegiatan perbankan yang dilakukan oleh suatu bank untuk memperlancar kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana bank melaksanakan jasa ini tidak hanya untuk

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek, penulis lakukan di PT. Alenatex Bandung. Disana penulis ditempatkan pada bidang ekspor, dibawah

Lebih terperinci

LALU LINTAS PEMBAYARAN LUAR NEGERI dan DALAM NEGERI. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI

LALU LINTAS PEMBAYARAN LUAR NEGERI dan DALAM NEGERI. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI LALU LINTAS PEMBAYARAN LUAR NEGERI dan DALAM NEGERI By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI 1 Definisi definisi Lalu Lintas Pembayaran (LLP) adalah suatu proses pemindahan dana yang terjadi dalam wilayah suatu

Lebih terperinci

SURAT PERMOHONAN CUSTOMS ADVICE UNTUK IMPORTASI YANG MERUPAKAN TRANSAKSI JUAL BELI ATAU PERMOHONAN VALUATION RULING

SURAT PERMOHONAN CUSTOMS ADVICE UNTUK IMPORTASI YANG MERUPAKAN TRANSAKSI JUAL BELI ATAU PERMOHONAN VALUATION RULING LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 166 /BC/2003 TENTANG TATALAKSANAPEMBERIAN CUSTOMS ADVICE DAN VALUATION RULING. SURAT PERMOHONAN CUSTOMS ADVICE UNTUK IMPORTASI YANG MERUPAKAN

Lebih terperinci

: bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah Penetapan Nilai Pabean sebesar CIF USD 17,507.12;

: bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah Penetapan Nilai Pabean sebesar CIF USD 17,507.12; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-35310/PP/M.V/19/2011 Jenis Pajak : Bea Masuk; Tahun Pajak : 2009; Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

1. Keputusan atas Nilai Pabean oleh Terbanding

1. Keputusan atas Nilai Pabean oleh Terbanding Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36240/PP/M.X/19/2012 Jenis Pajak : Bea Masuk Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah, penetapan nilai pabean oleh Terbanding

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBAYARAN BARANG DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM KEGIATAN EKSPOR DAN IMPOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBAYARAN BARANG DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM KEGIATAN EKSPOR DAN IMPOR PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBAYARAN BARANG DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM KEGIATAN EKSPOR DAN IMPOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

METODE PEMBAYARAN TAGIHAN SUPLIER MELALUI SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI (SKBDN) PADA PT. ADHIKARYA (PERSERO) TBK DIVISI KONSTRUKSI III MEDAN

METODE PEMBAYARAN TAGIHAN SUPLIER MELALUI SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI (SKBDN) PADA PT. ADHIKARYA (PERSERO) TBK DIVISI KONSTRUKSI III MEDAN METODE PEMBAYARAN TAGIHAN SUPLIER MELALUI SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI (SKBDN) PADA PT. ADHIKARYA (PERSERO) TBK DIVISI KONSTRUKSI III MEDAN Edi Putra Berutu, S.E., M.Si Staf Pengajar Jurusan Administrasi

Lebih terperinci

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.10/ 34 /PBI/2008 TANGGAL 5 DESEMBER 2008 TENTANG TRANSAKSI PEMBELIAN WESEL EKSPOR BERJANGKA OLEH BANK INDONESIA I. PERSYARATAN INSTRUMEN 1. Q : Apakah setiap wesel

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM RTE BAGI NASABAH

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM RTE BAGI NASABAH PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM RTE BAGI NASABAH II. I. Dasar Hukum a. Peraturan Bank Indonesia 16/10/PBI/2014 tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Utang Luar Negeri b. Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

SKBDN. 1. Konsep SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri) 1.2 Tujuan Penerbitan SKBDN

SKBDN. 1. Konsep SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri) 1.2 Tujuan Penerbitan SKBDN SKBDN 1. Konsep SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri) 1.1 Definisi SKBDN Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau lazim dikenal sebagai Letter of Credit (LC) Dalam Negeri adalah setiap

Lebih terperinci

KETERKAITAN PERBANKAN DALAM TRANSAKSI WAREHOUSE RECEIPT 1. Oleh: Dr. Ramlan Ginting, S.H., LL.M 2

KETERKAITAN PERBANKAN DALAM TRANSAKSI WAREHOUSE RECEIPT 1. Oleh: Dr. Ramlan Ginting, S.H., LL.M 2 KETERKAITAN PERBANKAN DALAM TRANSAKSI WAREHOUSE RECEIPT 1 Oleh: Dr. Ramlan Ginting, S.H., LL.M 2 Transaksi warehouse receipt telah banyak dilakukan baik di negara maju seperti Amerika dan Kanada maupun

Lebih terperinci

Penetapan Nilai Transaksi Dengan Menggunakan Rumus Tertentu, Tepatkah?

Penetapan Nilai Transaksi Dengan Menggunakan Rumus Tertentu, Tepatkah? Penetapan Nilai Transaksi Dengan Menggunakan Rumus Tertentu, Tepatkah? Oleh : Mohamad Jafar Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai Abstrak Nilai transaksi adalah harga yang sebenarnya dibayar atau seharusnya

Lebih terperinci

-2- teknologi, melindungi neraca pembayaran dan/atau neraca perdagangan, meningkatkan produksi, dan memperluas kesempatan kerja. Di lain sisi, pemilih

-2- teknologi, melindungi neraca pembayaran dan/atau neraca perdagangan, meningkatkan produksi, dan memperluas kesempatan kerja. Di lain sisi, pemilih TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I EKONOMI. Barang. Pembayaran. Penyerahan. Ekspor. Impor (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 167) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 217/PMK.04/2010 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 217/PMK.04/2010 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 217/PMK.04/2010 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Pembayaran Transaksi Impor

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Pembayaran Transaksi Impor Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Jasa Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Jasa Bank Tim Penyusun Ramlan Ginting Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Pri Hartini Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral

Lebih terperinci

Prosedur Penarikan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Pemerintah Dengan Menggunakan Letter of Credit

Prosedur Penarikan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Pemerintah Dengan Menggunakan Letter of Credit Prosedur Penarikan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Pemerintah Dengan Menggunakan Letter of Credit Prosedur Penarikan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Pemerintah Dengan Menggunakan Letter of Credit Bagian

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/ 34 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI PEMBELIAN WESEL EKSPOR BERJANGKA OLEH BANK INDONESIA

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/ 34 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI PEMBELIAN WESEL EKSPOR BERJANGKA OLEH BANK INDONESIA - 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/ 34 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI PEMBELIAN WESEL EKSPOR BERJANGKA OLEH BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014. INCOTERMS DALAM KAJIAN HUKUM DAGANG INTERNASIONAL Oleh : Lusy K.F.R. Gerungan

Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014. INCOTERMS DALAM KAJIAN HUKUM DAGANG INTERNASIONAL Oleh : Lusy K.F.R. Gerungan INCOTERMS DALAM KAJIAN HUKUM DAGANG INTERNASIONAL Oleh : Lusy K.F.R. Gerungan PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan adanya perkembangan zaman yang semakin modern, dalam dunia internasional tiap-tiap Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perdagangan internasional kegiatan beli disebut impor dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perdagangan internasional kegiatan beli disebut impor dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perdagangan internasional kegiatan beli disebut impor dan kegiatan jual disebut ekspor, sehingga ekspor-impor merupakan perjanjian jual-beli juga. Transaksi

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BANK UMUM

LAPORAN KEUANGAN BANK UMUM URGENSI LAPORAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI (responsibility), DALAM independensi PENYUSUNAN (independency), dan kewajaran (fairness) LAPORAN KEUANGAN BANK UMUM 1 Muhammad Zuhri Dosen Tetap Politeknik Mandiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. negara dengan tujuan ke negara lain secara legal, dalam bahasa umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. negara dengan tujuan ke negara lain secara legal, dalam bahasa umumnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ekspor Ekspor yaitu proses kegiatan transportasi barang atau komoditas suatu negara dengan tujuan ke negara lain secara legal, dalam bahasa umumnya proses perdagangan.

Lebih terperinci

Surat Kredit (LC) dan SKBDN

Surat Kredit (LC) dan SKBDN Surat Kredit (LC) dan SKBDN Jenis Produk dan/atau Layanan Penyimpanan Pinjaman Pengiriman Uang Bank Garansi Manajemen Kas EXIM (termasuk Pembiayaan EXIM/Trade Finance) ATM Pertukaran Uang/Forex Lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2006), hal. 41.

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2006), hal. 41. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan di dalam kehidupan dunia modern merupakan suatu lembaga yang sulit untuk dihindari, karena lembaga ini memiliki fungsi yang diarahkan sebagai

Lebih terperinci

PERAN PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN (PPJK) DALAM PROSES IMPOR BARANG BESERTA DOKUMEN YANG TERKAIT

PERAN PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN (PPJK) DALAM PROSES IMPOR BARANG BESERTA DOKUMEN YANG TERKAIT PERAN PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN (PPJK) DALAM PROSES IMPOR BARANG BESERTA DOKUMEN YANG TERKAIT Abstract Oleh: Yusi Rahmawati 1 dan Riana Uji Westi 2 (Akademi Pelayaran Niaga Indonesia) yusi@akpelni.ac.id

Lebih terperinci

ISSN No Media Bina Ilmiah 31

ISSN No Media Bina Ilmiah 31 ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 31 ALAT PEMBAYARAN DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL Oleh: Ni Made Rai Sukmawati Dosen Jurusan Pariwisata di Politeknik Negeri Bali Abstrak

Lebih terperinci

Jasa Jasa Perbankan. 1. Transfer 2. Inkaso 3. Bank garansi 4. Letter of Credit 5. Waliamanat 6. Kliring

Jasa Jasa Perbankan. 1. Transfer 2. Inkaso 3. Bank garansi 4. Letter of Credit 5. Waliamanat 6. Kliring Jasa Jasa Perbankan 1. Transfer 2. Inkaso 3. Bank garansi 4. Letter of Credit 5. Waliamanat 6. Kliring 1 Jasa Jasa Perbankan TRANSFER Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah

Lebih terperinci

SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR MEBEL PADA CV. MUGIHARJO DI BOYOLALI

SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR MEBEL PADA CV. MUGIHARJO DI BOYOLALI SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR MEBEL PADA CV. MUGIHARJO DI BOYOLALI Tugas Akhir Diajukan untuk melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Prasyaratan guna Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Bisnis

Lebih terperinci

PROSEDUR IMPOR OLI DAN GREASE PADA PT. ASIAMAJU SELARAS DI JAKARTA

PROSEDUR IMPOR OLI DAN GREASE PADA PT. ASIAMAJU SELARAS DI JAKARTA PROSEDUR IMPOR OLI DAN GREASE PADA PT. ASIAMAJU SELARAS DI JAKARTA Tugas Akhir Diajukan untuk melengkapi Tugas-Tugas dan persyaratan guna melengkapi Gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Bisnis Internasional

Lebih terperinci

Petunjuk GetRate. 1. Masuk ke situs HSBC di 2. Login ke Business Internet Banking.

Petunjuk GetRate. 1. Masuk ke situs HSBC di  2. Login ke Business Internet Banking. Petunjuk GetRate 1. Masuk ke situs HSBC di www.hsbc.co.id. 2. Login ke Business Internet Banking. 3. Masukkan data data yang diminta pada halaman Security Logon. 4. Anda akan masuk ke halaman Internet

Lebih terperinci

MEKANISME PEMBAYARAN MELALUI LETTER OF CREDIT (L/C) DALAM TTRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL PADA PT. SEMEN BOSOWA MAROS

MEKANISME PEMBAYARAN MELALUI LETTER OF CREDIT (L/C) DALAM TTRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL PADA PT. SEMEN BOSOWA MAROS MEKANISME PEMBAYARAN MELALUI LETTER OF CREDIT (L/C) DALAM TTRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL PADA PT. SEMEN BOSOWA MAROS Maryam Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIT Alamat;

Lebih terperinci

FORM PENGAJUAN KLAIM LION AIR TRAVEL INSURANCE

FORM PENGAJUAN KLAIM LION AIR TRAVEL INSURANCE FORM PENGAJUAN KLAIM LION AIR TRAVEL INSURANCE email raymond@asuransisimasnet.com Tanggal To PT. Asuransi Simas Net Mohon dapat diproses pengajuan klaim Lion Air Travel Insurance sebagai berikut Nomor

Lebih terperinci

Pertemuan ke-4. Incoterm 2010

Pertemuan ke-4. Incoterm 2010 Pertemuan ke-4 Incoterm 2010 INCOTERMS 2010 GROUP E DEPARTURE EXW EX WORKS GROUP F MAIN CARRIAGE UNPAID FCA FAS FOB FREE CARRIER FREE ALONGSIDE SHIP FREE ON BOARD GROUP C MAIN CARRIAGE PAID CFR CIF CPT

Lebih terperinci

INSTRUKSI EKSPLISIT DAN IMPLISIT DALAM LETTER OF CREDIT

INSTRUKSI EKSPLISIT DAN IMPLISIT DALAM LETTER OF CREDIT INSTRUKSI EKSPLISIT DAN IMPLISIT DALAM LETTER OF CREDIT Paniya Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50061 ABSTRACT As one

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kegiatan Ekspor 1. Pengertian Ekspor Kegiatan ekspor menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2009 yang didalamnya berisi Undang-undang Kepabeanan Nomor 17

Lebih terperinci

No.15/ 9 /DSM Jakarta, 27 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA EKSPORTIR, PEMILIK BARANG DAN/ATAU PENERIMA DEVISA HASIL EKSPOR DI INDONESIA

No.15/ 9 /DSM Jakarta, 27 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA EKSPORTIR, PEMILIK BARANG DAN/ATAU PENERIMA DEVISA HASIL EKSPOR DI INDONESIA No.15/ 9 /DSM Jakarta, 27 Maret 2013 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA EKSPORTIR, PEMILIK BARANG DAN/ATAU PENERIMA DEVISA HASIL EKSPOR DI INDONESIA Perihal: Penerimaan Devisa Hasil Ekspor Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pakar ekonomi dari Inggris, David Ricardo, menyatakan dalam teori

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pakar ekonomi dari Inggris, David Ricardo, menyatakan dalam teori 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pakar ekonomi dari Inggris, David Ricardo, menyatakan dalam teori keunggulan komparatif bahwa perdagangan luar negeri dapat terjadi apabila masing-masing

Lebih terperinci

LETTER OF CREDIT. Dina W. W Kariodimedjo Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Letter of Credit 1 FH UGM

LETTER OF CREDIT. Dina W. W Kariodimedjo Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Letter of Credit 1 FH UGM LETTER OF CREDIT Dina W. W Kariodimedjo Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Letter of Credit 1 Transaksi Internasional 1/2 Penjual Kewajiban: melakukan penyerahan barang Hak: menerima pembayaran Pembeli

Lebih terperinci

BAB XIII PROSEDUR IMPOR - 1

BAB XIII PROSEDUR IMPOR - 1 BAB XIII PROSEDUR IMPOR - 1 Tujuan Instruksional Khusus : Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Prosedur Impor, Mahasiswa akan dapat menjelaskan prosedur dan tata laksana impor di Indonesia

Lebih terperinci

From Account Number as stated

From Account Number as stated Formulir Permohonan/Pembatalan/Perubahan Layanan Debit Langsung untuk Kartu Kredit Citibank Direct Debit Service Application/Cancellation/Alteration Form for Citibank Credit Card Saya/Kami yang bertandatangan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia

Lebih terperinci