ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK BEDAK TABUR SARIAYU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK BEDAK TABUR SARIAYU"

Transkripsi

1 ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK BEDAK TABUR SARIAYU Oleh: Bowo Nur Isnanto ( P ) Dosen: Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 i

2 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan, yang atas rahmat-nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Kategori Peicin Pakaian Bedak Sariayu. Dalam mencapai tujuannya, perusahaan perlu mengetahui strategi pemasaran apa yang dilakukan PT Sariayu untuk mempertahankan posisi Bedak Sariayu sebagai market leader untuk kategori bedak kecantikan. Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan. Dengan demikian penulis sangat berharap semua pihak dapat memberikan kritik dan saran, sehingga dapat menyempurnakan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap orang yang membutuhkan informasi mengenai strategi pemasaran yang digunakan PT Sariayu untuk produk Bedak Sariayu. Bogor, Agustus 2012 Bowo Nur Isnanto ii

3 DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PRODUK Sejarah PT. Sariayu... 1 BAB II PEMASARAN STRATEGIK PERSPEKTF VALUE-BASED MARKETING DAN PENGUKURAN KINERJA Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Pemasaran Dan Nilai Pelanggan Pasar Dan Permintaan Pasar Pangsa Pasar Penetrasi Pasar Perhitungan Biaya Dan Estimasi Analisis Pesaing Membangun Ekuitas Merek Pemasaran Melalui Internet Komunikasi Pemasaran Iklan Dan Proses Pengolahan Informasi Komunikasi Pemasaran Iklan Dan Promosi Kinerja Pemasaran... 9 BAB III PEMASARAN STRATEGIK UNTUK PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DALAMPENCIPTAAN NILAI BAGI PEMEGANG SAHAM Produk Harga Saluran Distribusi Promosi Kinerja Pemasaran Penilaian Posisi Strategis iii

4 3.7 Penilaian Strategis Untuk Pertumbuhan Perusahaan dan Penciptaan Nilai Bagi Pemegang Saham Perencanaan Pasar Strategis Ukuran Kinerja dan Pelaksanaan Strategis Ekuitas Merek Pengukuran Kinerja Pemasaran Berdasarkan Persepsi Dan Sikap Konsumen Analisis Ekuitas Merek Merek Populer BelumTentu Dikonsumsi Analisis Hubungan Antara Persepsi Popularitas, Persepsi Kualitas, Persepsi Harga Dengan Merek Yang Dikonsumsi Analisa kasus Kinerja Pemasaran pada Chocolate War berdasarkan kuliah Manajemen Pemasaran Prof.Dr.Ir.Ujang Sumarwan, MSc Kata Motivasi CEO DAFTAR PUSTAKA iv

5 DAFTAR TABEL Tabel 1. Perbandingan Harga Bedak Sariayu dan Inez... 7 Tabel 2. Daftar Harga Bedak kecantikan Bedak Sariayu...12 Tabel 3. Hasil Kinerja Pemasaran Sariayu...13 v

6 DAFTAR GAMBAR Gambar1. Produk Bedak Sariayu...11 vi

7 BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PRODUK 1.1 Sejarah PT Sariayu PT Sari Ayu Indonesia Jakarta berdiri sebagai realisasi dari keinginan besar DR. Martha Tilaar sebagai pendiri perusahaan. Ibu Martha Tilaar memulai usahanya dengan membuka salon kecantikan kecil di rumah orang tuanya di Jakarta pada tahun Usaha membuat dan memasarkan jamu-jamuan komersial sudah dimulai memalui salon kecil ini. Tahun 1976, usaha salon Ibu Martha Tilaar mulai berkembang ditandai dengan dibukanya salon kecantikan yang kedua. Beberapa tahun kemudian, usaha salon kecantikan tersebut telah berkembang pesat. Pada tahun 1977, Ibu Martha Tilaar mulai memproduksi jamu-jamuan komersial berskala home industri yang diberi merek dagang Sari Ayu Martha Tilaar. Tahun 1981, home industri ini telah memproduksi 46 item produk. Home industri ini menghadapi permintaan produk yang melebihi kapasitas, sehingga sebuah industri modern yang menghasilkan produk dalam skala besar mulai diperlukan. Maka pada tahun 1981 itu juga, usaha home industri Ibu Martha Tilaar ini dikukuhkan dengan berdirinya PT Martina Berto yang menempati pabrik 1 unit seluas 4200 M2 di kawasan industri Pulogadung Jakarta yang diresmikan oleh Ibu Nelly Adam Malik istri Wakil Presiden RI pada waktu itu. Pada tahun 1983, Sariayu sudah menjadi kosmetik yang sangat terkenal di tanah air. Untuk itu, peningkatan distribusi harus tetap dilakukan. Pada tahun itulah didirikan PT Sari Ayu Indonesia sebagai distributor kosmetik Martha Tilaar Group ke seluruh Indonesia. Pada tahun 1997 PT Sariayu Indonesia mendapat ISO

8 BAB II PEMASARAN STRATEGIK PERSPEKTF VALUE-BASED MARKETING DAN PENGUKURAN KINERJA 2.1 Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Mengenal perilaku konsumen adalah salah satu faktor penting dalam mengambil keputusan untuk mengeluarkan suatu produk. PT. Sariayu memiliki kesadaran untuk mengenal perilaku konsumennya, sehingga mereka dapat mengetahui bagaimana cara untuk memuaskan konsumen, oleh karena itu untuk memenangkan persaingan saat ini yang semakin ketat PT. Sariayu mempunyai strategi pemasaran yaitu : a. Product Bedak Sariayu merupakan salah satu produk kecantikan yang di keluarkan oleh PT Sariayu yang sangat populer yang hampir seluruh wanita di Indonesia menggunakan produk tersebut. Bedak yang diproduksi Sariayu awalanya dalah bedak padat, namun kini setelah ada inovasi maka diproduksi bedak tabur. Bedak tabur ini memang punya tekstur yang lebih ringan, dan warnanya menyatu dengan rona kulit sehingga bisa menyamarkan bekas-bekas jerawat. b. Price Strategi penetapan harga pada bedak Sariayu yaitu cost-based pricing, yaitu harga yang ditetapkan berdasarkan biaya yang digunakan untuk membuat produk. Perusahaan menentukan harga atau price yang berbeda-beda untuk setiap produk Bedak Sariayu, sesuai dengan jenisnya. Harga produk Bedak Sariayu relatif lebih murah dibandingkan dengan harga produk bedak lainnya, dengan kualitas produk yang tetap terjaga. PT Sari Ayu Indonesia menjalankan kebijakan harga yang konsisten dengan tujuan menjaga kredibilitas harga produk-produk dibenak konsumen. Hal ini dilakukan dengan melakukan pengendalian ketat atas harga disetiap jalur distribusinya sehingga harga jual yang sampai ke konsumen akan konsisten dan seragam diseluruh Indonesia. c. Place Untuk geografis pemasaran, manajemen Sariayu memfokuskan pemasaran di kotakota besar di Pulau jawa dan Pulau Bali. Pemasaran produk Sariayu lebih fokus kepada toko atau agen kosmetik, bukan langsung ke konsumen akhir. Untuk memasarkan ke toko atau agen, PT Sariayu bekerja sama dengan perusahaan jasa pengiriman untuk pengiriman pesanan. 2

9 d. Promotion Promosi dalam arti luas berarti komunikasi dengan konsumen, sedangkan dalam arti sempit, promosi berarti pemberian insentif kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk membeli produk. Dalam rangka komunikasi dengan konsumen, Produk Bedak Sariayu banyak diiklankan melalui media televisi, media cetak seperti majalah dan tabloid dengan segmen wanita dan keluarga seperti majalah Kartini, dan lain-lain disamping juga komunikasi melalui billboard di jalan-jalan (Above The Line). Selain itu media virtual juga dimanfaatkan untuk promosi yaitu melalui website ( serta aktif dipromosikan lewat media sosial (Facebook dan Twitter). Dalam rangka mengenalkan brand dan produknya, PT Sariayu telah melakukan beberapa kegiatan promosi. Bentuk kegiatan promosi antara lain Personal Selling : Beauty Advisor yaitu dengan Bertemu langsung dan menawarkan produk kepada konsumen potensial. PT. Sariayu mempunyai program Instansi, yaitu kegiatan dimana pekerja pemasaran datang dari satu kantor ke kantor untuk menerangkan dan menjual produk Bedak Sariayu. Kegiatan lain dari personal selling adalah dengan menempatkan beauty advisor di took-toko kosmetik baik di pasar atau di mall. Kedua dengan Sales Promotion atau promosi penjualan. Dalam kegiatan promosi penjualan, Bedak Sariayu terkadang memberikan tas kosmetik gratis dengan syarat pembelian minimal Rp langkah promosi yang diambil selanjutnya adalah dengan advertising. Untuk kegiatan advertising, PT Sariayu mengiklankan rangkaian produk Bedak Sariayu di televisi. Waktu untuk penayangan dipilih pada saat sore pukul dan malam pukul dimana menurut manajemen, target pasar mereka menonton acara televisi. Kegiatan lain adalah dengan menyebarkan brosur di tempat keramaian dan di toko-toko pengecer produk Bedak Sariayu Kosmetik. Selain cara diatas masih ada lagi yang dilakukan untuk kegiatan promosi yakni dengan sebagai sponsorship. Bedak Sariayu Kosmetik mensponsori beberapa acara televisi antara lain acara kuis dan juga acara berita. Dalam kegiatan sponsorship ini, Bedak Sariayu berpartisipasi untuk memberikan tata rias kepada pembawa acara dan siapa saja yang terlibat di depan kamera. Dengan melakukan kegiatan ini, logo brand Bedak Sariayu ditampilkan pada tengah acara dan pada akhir acara. 3

10 2.2 Pemasaran Dan Nilai Pelanggan Nilai pelanggan merupakan kombinasi faktor kualitas, layanan dan harga. Nilai pelanggan dapat bersumber dari 3 hal yaitu benefit ekonomi, benefit pelanggan, dan benefit emosional. Dalam pemasaran Konsumen memilih produk yang dipersepsikan dapat memberikan nilai tertinggi diantara berbagai tawaran produk. (Kotler et al,2006). PT Sariayu menciptakan produk Bedak Sariayu yang memiliki keunggulan diferensiasi, yaitu selain sebagai bedak kecantikan, juga berfungsi sebagai pewangi dan pelembut pakaian, dengan mengeluarkan produk yang berkualitas. Hal ini dapat memberikan nilai pelanggan yang tinggi di benak konsumen. Top of Mind melalui benefit-benefit antara lain: 1. Benefit Ekonomi Produk Bedak Sariayu berasal dari keunggulan harga yang relatif bervariasi sesuai dengan produk yang dihasilkan serta lebih murah jika dibandingkan dengan kompetitor utamanya, yaitu Rapika. 2. Benefit Pelanggan Berupa penampilan produk Bedak Sariayu yang modern, dengan berbagai fungsi dan keunggulan bagi pelanggan seperti ketersediaan produk yang semakin dekat dengan pelanggan sehingga pelanggan tidak susah dalam mencari produk bedak Sariayu. Selain itu produk ini memberikan efek anti jerawat pada kulit pelanggan yang telah memakainya. 3. Benefit Emosional Bedak Sariayu dengan formula rahasianya sangat cocok dengan kulit para wanita Indonesia sehingga tidak menimbulkan efek samping dan sesuai dengan keinginan. 2.3 Pasar Dan Permintaan Pasar Pasar digambarkan sebagai potret konsumen yang secara riili maupun potensial akan menjadi pengguna dan pembeli produk yang ditawarkan oleh produsen, dalam hal ini bedak sariayu membidik pasarnya adalah Ibu Rumah Tangga di wilayah perkotaan. Dari luasnya pasar produk kosmetik dan perawatan, Bedak Sariayu mensegmentasikan bauran produknya di segmen pasar kosmetik yang konsumen umumnya adalah wanita yang peduli mengenai kecantikan dan penampilan mereka. Segmen pasar yang dipilih Bedak Sariayu tergolong sangat luas. Strategi segmentasi yang dipilih adalah differential marketing, dimana Bedak Sariayu mensegmentasikan beberapa segmen kosmetik seperti segmen wanita muda dengan menciptakan produk pencerah, segmen wanita dengan kulit berjerawat, segmen wanita 4

11 dewasa dengan menciptakan kosmetik anti kerut, segmen wanita berkulit kering maupun kulit berminyak. 2.4 Pangsa Pasar Pangsa pasar adalah bagian atau luas pasar yang dikuasai oleh sebuah perusahaan dan biasanya dinyatakan dalam prosentase dari volume penjualan industri. Pangsa pasar dapat mengukur berapa besar porsi penjualan dipasaran atau seberapa besar porsi penjualan kebutuhan akan suatu produk (Stanton, 1985). Merek-merek yang menguasai pasar bedak kecantikan diantaranya, Bedak Sariayu. Industri ini merupakan salah satu dari sekian banyak industri yang mengalami persaingan dalam memperbutkan pangsa pasar. Bedak Sariayu merupakan salah merek yang sudah lebih dari 10 tahun bermain di industri bedak kecantikan yang di Indonesia, sehingga tidak heran Bedak Sariayu dapat menguasai 50 persen lebih pangsa pasar yang ada di Indonesia. 2.5 Penetrasi Pasar Perusahaan berusaha untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran dimulai dengan proses identifikasi, stimulasi kebutuhan pelanggan, membangun kepercayaan dan loyalitas konsumen, serta menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Strategi penetrasi pasar adalah suatu strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk meningkatkan penjualanya atas produk dan pasar yang telah tersedia melalui usaha pemasaran yang lebih agresif. Strategi penetrasi pasar yang dilakukan oleh produk Bedak Sariayu untuk menaikkan kembali market share-nya dengan cara promosi produk melalui iklan yang sangat gencar. Persuasive dan predatory advertising merupakan strategi promosi yang digunakan Enesis untuk memperkenalkan produk-produknya kepada konsumen, menjaring konsumen baru, serta menarik kembali konsumen yang telah berpaling ke produk lain. Misi-misi sosial yang ditampilkan disetiap iklan bertujuan untuk mengajak konsumen ikut berpartisipasi dalam program pengembangan masyarakat sehingga mereka memiliki rasa loyalitas tersendiri terhadap brand-brand PT Sariayu. Dengan rasa loyalitas ini, konsumen diharapkan tidak cepat berpindah kepada produk lain ketika sedang diadakan promo atau berbagai penawaran menarik lainnya. 5

12 2.6 Perhitungan Biaya Dan Estimasi Straregi penetapan struktur biaya mengacu pada skenario penetapan tujuan antara lain menetapkan harga produk yang kompetitif di pasar dan memperluas pasar melalui keunggulan kompetitif. Untuk mengukur perhitungan biaya dan biaya estimasi yang akan dikeluarkan oleh PT Sariayu, maka masing-masing perusahaan harus mempunyai target dan dapat memprediksikan bagaimana tingkat penjualan, biaya produksi dan biaya promosi sehingga perusahaan dapat mengestimasikan berapa biaya yang akan dikeluarkan sehingga pengeluarannya dapat terkendali. Sebagai usahanya dalam mempertahankan pasar, Bedak Sariayu mengeluarkan produk dengan berbagai macam manfaat, salah satunya adalah bedak anti jerawat. 2.7 Analisis Pesaing Mengidentifikasi pesaing adalah hal penting dalam pemasaran, terutama jika perusahaan mengidentifikasi dalam cakupan pesaing aktual dan potensial untuk menentukan strategi yang dijalankan dalam memenangkan persaingan. Di industri bedak kecantikan, produk Bedak Sariayu sukses sebagai pemimpin pasar bukan berarti tidak diikuti oleh para pesaingnya. Kesuksesan Bedak Sariayu tentunya menjadikan pabrikan lain terus mengembangkan produknya untuk dapat merebut pangsa pasar bedak kecantikan. Adapun pesaing yang dihadapi oleh Bedak Sariayu diantaranya Inez. Dalam dunia bisnis dimana persaingan usaha semakin ketat dan mengarah pada persaingan global, ekspektasi pelanggan meningkat, mereka memiliki lebih banyak pilihan dan loyalitas terhadap merek semakin kecil. Pemasaran merupakan suatu proses manajemen yang berusaha memberikan keuntungan yang maksimal dengan membangun hubungan yang berkualitas dengan pelanggan dan dapat menciptakan suatu competitive advantage. Berbagai macam strategi yang dijalankan oleh pihak sariayu untuk mempertahankan dan menjaring konsumen baru produk Bedak Sariayu, seperti menawarkan pemasaran kreatif melalui situs pertemanan, ciptakan sesuatu yang berbeda, libatkan peran aktif para konsumen, jadilah solusi bagi permasalan konsumen. Melalui terobosan baru yang diciptakan, tidak menutup kemungkinan bila kedepannya para konsumen akan tertarik dengan produk yang akan tawarkan dan semakin loyal dengan perusahaan yang akan dijalankan. 6

13 Tabel 1. Perbandingan Harga Bedak Sariayu dan Inez Jenis dan Ukuran Inez Sariayu Harga Rp Rp Sumber : Carefour 2012 Dari Tabel 2. Dapat dilihat bahwa hampir semua produk bedak kecantikan, Bedak Sariayu memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan inez. Menetapkan harga rendah, adalah salah cara satu cara memenangkan persaingan, PT Sariayu mempunyai keyakinan untuk produk Bedak Sariayu, menjaga kualitas, terus berinovasi dan menambah manfaat dari penggunaanya adalah cara paling ampuh untuk mempertahankan bahkan meningkatkan Bedak Sariayu sebagai pemimpin untuk kategori bedak kecantikan. 2.8 Membangun Ekuitas Merek Bedak Sariayu dalam membangun ekuitas mereknya terbagi menjadi lima elemen yang telah dilakukan yaitu : Brand awareness (kesadaran merek), Brand association (asosiasi merek), Perceived Quality (persepsi kualitas), Brand Loyalty (loyalitas merek), dan Other Proprietary brand asset (aset-aset merek lainnya). 1. Brand Awareness (kesadaran merek) Tujuan dari Brand awareness (kesadaran merek) adalah untuk mengetahui seberapa banyak calon pembeli dalam mengenali atau mengingat kembali terhadap suatu merek atau produk di dalam pikiranya. Dalam meningkatkan Brand awareness Bedak Sariayu menggunakan slogan untuk produknya adalah Cantik Alami Seutuhnya. 2. Brand Association (asosiasi merek) Tujuan dari Brand association (asosiasi merek) adalah untuk mengetahui posisi suatu merek di dalam pasarnya khususnya pasar pelicin pakaian (Bedak Sariayu). Asosiasi merek yang akan diperoleh dapat diketahui dengan mempertimbangkan berbagai atribut yang melekat pada suatu merek. Merek Bedak Sariayu mempunyai asosiasi dengan merek terkenal, kemasan menarik, iklan dan promosi menarik. 3. Perceived Quality (persepsi kualitas) Tujuan dari Perceived Quality (persepsi kualitas) adalah mengetahui persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk terkait dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Sariayu memberikan produk yang aman bagi kulit dengan tidak menimbulkan efek samping yang tidak diharapkan seperti adanya timbul jerawat. Ini membuktikan bahwa Bedak Sariayu sebagai pemimpin pasar, terus berinovasi untuk 7

14 mengembangkan produknya serta tetap mempertahankan atau menjaga kualitas yang ada agar terus terbedakan dari pesaingnya. 4. Brand Loyalty (loyalitas merek) Tujuan dari Brand Loyalty (loyalitas merek) adalah untuk mengetahui seberapa besar loyalitas konsumen terhadap suatu merek. Produk Bedak Sariayu untuk dapat tetap menjaga loyalitas pelangganya yaitu dengan terus meningkatkan Brand image (Inovatif) and Quality product. Brand image and Quality product merupakan kepercayaan para konsumen terhadap layak atau tidak dikonsumsinya suatu produk.. 5. Aset merek lain Aset merk yang lain yang harus dilakukan oleh PT Sariayu terhadap produk Bedak Sariayu, seperti trademark dan paten, untuk melindungi merek dari pesaing. 2.9 Pemasaran Melalui Internet Internet mengkonsolidasikan babak keempat dari evolusi pemasaran yaitu pemasaran sebagai membina hubungan khusus dengan pelanggan dalam konsep pemasaran individual. Evolusi sebelumnya antara lain pemasaran sebagai distribusi, pemasaran sebagai penjualan serta pemasaran sebagai manajemen merk. Dari sisi penyebaran produk, tim sales dan distribusi Unilever Indonesia telah berhasil menempatkan produk Bedak Sariayu mulai dari pasar modern (hipermarket, supermarket, minimarket) hingga general trade. Sehingga, harganya pun mempunyai range yang pas terhadap setiap income level (mass maupun semipremium). Produk Bedak Sariayu dalam pemasarannya menggunakan media periklanan yaitu dari televisi, majalah, radio dan dapat mengakses internet melalui wabsite ( Serta aktif dipromosikan lewat media sosial (Facebook dan Twitter) Komunikasi Pemasaran : Iklan Dan Proses Pengolahan Informasi Konsumen Produsen harus memahami bagaimana konsumen mengolah informasi agar dapat merancang proses komunikasi efektif dengan konsumen yang dapat dilakukan melalui iklan. Tahapan proses pengolahan informasi adalah pemaparan stimulus, perhatian, pemahaman, penerimaan dan retensi. Dalam komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Bedak Sariayu, iklan yang ditampilkan memberikan gambaran bahwa produknya dapat memberikan manfaat yang lebih, dibandingkan produk bedak kecantikan lainnya. 8

15 2.11 Komunikasi Pemasaran: Iklan Dan Promosi Komunikasi pemasaran membuat perusahaan tidak cukup hanya memproduksi suatu produk yang bagus namun harus pula mengkomunikasikan nilai dari produknya kepada konsumen potensial secara efektif. Promotion product melalui media elektronik dan media cetak. Keduanya adalah media yang digunakan Bedak Sariayu dalam upaya memperkenalkan produk-produknya kepada masyarakat. Kegiatan promosi produk dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Periklanan Menggunakan media periklanan yaitu dari televisi, majalah, radio dan dapat mengakses internet melalui wabsite ( 2. Personal Selling Melakukan penempatan sales personal kepada distributor. Sales personal yang digunakan PT Sariayu memiliki peran untuk meningkatkan penjualan dalam wilayahnya, di antaranya dengan mempelajari persepsi, sikap dan perilaku konsumennya dalam menggunakan bedak kecantikan, khususnya Bedak Sariayu. 3. Sales Promotion Merupakan semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat. Contohnya dengan menggunakan kupon, voucher, sampel, undian,dan discount. 4. Humas Melakukan program untuk mempromosikan dan menjaga citra perusahaan pada produk Bedak Sariayu Kinerja Pemasaran Kinerja pemasaran yang telah dilakukan oleh PT Sariayu telah menjadikan produk Bedak Sariayu menempati posisi merek Top brand. Hal ini didukung dengan penciptaan brand value yang tinggi dan diharapkan mampu mempertahankan konsumennya. Untuk mampu mempertahankan pembelian yang dilakukan konsumen, PT Sariayu harus dapat melakukan identifikasi pasar dan melakukan berbagai penelitian secara reguler maupun berkesinambungan serta melakukan strategi bertahan sebagai market leader di industri produk kosmetik. Pendekatan shareholder value lebih diutamakan dalam mengevaluasi strategi marketing, artinya menekankan pentingnya menciptakan keuntungan buat pemegang saham sebagai tujuan utama strategi marketing dalam bisnis. Kontribusi marketing atau tingkat 9

16 keuntungan marketing dalam hal ini merupakan gross profit margin dikurangi biaya pemasaran dan penjualan. 10

17 BAB III PEMASARAN STRATEGIK UNTUK PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DALAMPENCIPTAAN NILAI BAGI PEMEGANG SAHAM 3.1 Produk Bedak Sariayu merupakan salah satu produk kecantikan yang di keluarkan oleh PT Sariayu yang sangat populer yang hampir seluruh wanita di Indonesia menggunakan produk tersebut. Bedak yang diproduksi Sariayu awalanya dalah bedak padat, namun kini setelah ada inovasi maka diproduksi bedak tabur. Bedak tabur ini memang punya tekstur yang lebih ringan, dan warnanya menyatu dengan rona kulit sehingga bisa menyamarkan bekas-bekas jerawatbedak Sariayu memberikan pilihan rangkaian produk yang lengkap untuk seluruh ibu di Indonesia baik dari segi format maupun fungsi (diferensiasi produk) yang sesuai dengan kebutuhan seluruh ibu Indonesia. Diferensiasi yang dilakukan oleh produk Bedak Sariayu selama ini diwujudkan dalam bentuk atribut seperti kandungannya, wewangiannya serta manfaatnya. Berbagai jenis produk Bedak Sariayu yang terdapat di pasaran, dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini : Gambar 1. Produk Bedak Sariayu 3.2 Harga Strategi penetapan harga pada bedak Sariayu yaitu cost-based pricing, yaitu harga yang ditetapkan berdasarkan biaya yang digunakan untuk membuat produk. Perusahaan menentukan harga atau price yang berbeda-beda untuk setiap produk Bedak Sariayu, sesuai dengan jenisnya. Harga produk Bedak Sariayu relatif lebih murah dibandingkan dengan harga produk bedak lainnya, dengan kualitas produk yang tetap terjaga. PT Sari Ayu Indonesia menjalankan kebijakan harga yang konsisten dengan tujuan menjaga kredibilitas harga produk-produk dibenak konsumen. Hal ini dilakukan dengan melakukan pengendalian ketat atas harga disetiap jalur distribusinya sehingga harga jual yang sampai ke konsumen akan 11

18 konsisten dan seragam diseluruh Indonesia. Harga produk Bedak Sariayu pada umunya relatif lebih mahal (Premium Brand) dibandingkan dengan harga pewangi pakaian lainnya, karena kualitas produk yang tetap terjaga. Pada Tabel 3. dapat dilihat variasi harga untuk berbagai kemasan bedak kecantikan Bedak Sariayu Tabel 2. Daftar Harga Bedak kecantikan Bedak Sariayu Jenis dan Ukuran Bedak Sariayu Harga Rp Sumber : Carrefour Saluran Distribusi PT Sariayu dengan produk Bedak Sariayunya menggunakan saluran distribusi dengan menggunakan distributor, dimana hal ini dilakukan karena: konsumen pemakai tersebar diseluruh Indonesia, maka penggunaan saluran distribusi sangat membantu di dalam menjangkau para konsumen yang tersebar di wilayah yang sangat luas. Distributor PT Sariayu terdiri dari berbagai pasar modern dan pasar tradisional. Pasar modern terdiri hypermarket, supermarket, dan minimarket. Sedangkan pasar tradisional terdiri dari agenagen di pasar tradisional, kios dan warung di sekitar pemukiman warga. 3.4 Promosi Dalam rangka mengenalkan brand dan produknya, PT Sariayu telah melakukan beberapa kegiatan promosi. Bentuk kegiatan promosi antara lain Personal Selling : Beauty Advisor yaitu dengan Bertemu langsung dan menawarkan produk kepada konsumen potensial. PT Sariayu mempunyai program Instansi, yaitu kegiatan dimana pekerja pemasaran datang dari satu kantor ke kantor untuk menerangkan dan menjual produk Bedak Sariayu. Kegiatan lain dari personal selling adalah dengan menempatkan beauty advisor di took-toko kosmetik baik di pasar atau di mall. Kedua dengan Sales Promotion atau promosi penjualan. Dalam kegiatan promosi penjualan, Bedak Sariayu terkadang memberikan tas kosmetik gratis dengan syarat pembelian minimal Rp langkah promosi yang diambil selanjutnya adalah dengan advertising. Untuk kegiatan advertising, PT Sariayu mengiklankan rangkaian produk Bedak Sariayu di televisi. Waktu untuk penayangan dipilih pada saat sore pukul dan malam pukul dimana menurut manajemen, target pasar mereka menonton acara televisi. 12

19 3.5 Kinerja Pemasaran PT Sariayu selaku produsen Bedak Sariayu menetapkan strategi penetrasi pasar yang dilakukan dengan 3 hal: 1. Promosi iklan yang gencar dengan konsep unik. 2. Membagi segmen kedalam beberapa target segmen atau memproduksi barang dalam berbagai kemasan. 3. Memastikan distribusi produk dengan adanya divisi customer development di pasar tradisional dan modern, special display di supermarket Kinerja pemasaran yang telah dilakukan oleh PT Sariayu telah menjadikan produk Bedak Sariayu menempati posisi merek Top brand. Hal ini didukung dengan penciptaan brand value yang tinggi dan diharapkan mampu mempertahankan konsumennya. Untuk mampu mempertahankan pembelian yang dilakukan konsumen. Dari hasilkinerja pemasaran dapat dilihat pertumbuhan nilai penjualannya berikut ini. Tabel 3. Hasil Kinerja Pemasaran Sariayu Sumber : laporan tahunan PT Sariayu 13

20 3.6 Penilaian Posisi Strategis Perusahaan diharuskan menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan sehingga perusahaan dapat menempati posisi strategis di pasaran. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghasilkan keunggulan kompetetif yang berkelanjutan yaitu melalui penilaian posisi strategis saat ini, membuat rencana pemasaran yang strategis, dan mengimplementasikannya. Melalui beberapa langkah ini perusahaan mencoba membentuk keunggulan kompetitif melalui investasi dengan menghasilkan penerimaan yang melebihi modalnya melalui differential advantage yang didasarkan pada dua strategi yaitu keuntungan biaya ekonomi dan keuntungan dari diferensiasi produk yang memiliki kelebihan sehingga konsumen mau membayar lebih untuk produk yang dihasilkan. Setelah dilakukan diferensiasi yang akan membangun posisi strategis, maka perlu dilakukan kegiatan pemasaran yang baik agar implementasi semua rencana strategis mulai penyusunan diferensiasi tidak hanya menjadi sekedar inovasi tetapi diimplementasikan dan dilakukan perbaikan secara terus menerus agar produk tetap bertahan di pasaran. 3.7 Pemasaran Strategis Untuk Pertumbuhan Perusahaan Dan Penciptaan Nilai Bagi Pemegang Saham Strategi marketing dilakukan oleh PT Sariayu agar tetap mejadikan Bedak Sariayu sebagai market leader di kategori bedak kecantikan. Stategi yang dilakukan dengan diferensiasi dan inovasi yang akan memberikan nilai tambah atau manfaat bagi produk yang mereka jual sehingga pasar akan melirik produk atau jasa yang ditawarkan. Perusahaan harus mampu membuat produk mereka menjadi produk bernilai tambah dan harga bersaing serta menonjolkan kualitas bagi pelanggannnya. 3.8 Perencanaan Pasar Strategis Bedak Sariayu telah menjawab keinginan konsumen dengan menyediakan produk bedak kecantikan berkualitas dengan harga relatif terjangkau. Namun tentunya harus dipikrkan rencana pasar strategis ke depan, meramalkan pasar 3-5 tahun ke depan agar produk tersebut berdaya saing tinggi di pasaran. Rencana pemasaran strategis dapat ditinjau dari segi harga sebaiknya biaya produksi harus semakin ditekan didukung penggunaan teknologi agar ke depannya semakin banyak pasar konsumen yang bisa diraih. Dari segi tempat promosi harus lebih diperluas agar pangsa pasar yang dapat dibidik pun semakin besar agar semakin banyak konsumen yang mengenal dan berpotensi menjadi konsumen. Dari segi 14

21 pengembangan produk didukung laboratorium penelitian yang memadai akan mengahsilkan produk myang lebih kompetitif di masa mendatang. 3.9 Ukuran Kinerja dan Pelaksanaan Strategis Bedak Sariayu selaku produk bedak kecantikan yang menjadi market leader harus dievaluasi keberhasilan strategi pemasarannya dan diukur kinerjanya melalui kontribusinya dalam menciptakan nilai pemegang saham yang optimum. Keberhasilan implementasi strategi yang didukung perencanaan pemesaraan harus dievaluasi agar menghasilkan rencana pemasaran yang adaptif. Umumnya pendekatan shareholder value lebih diutamakan dalam mengevaluasi strategy marketing, artinya menekankan pentingnya menciptakan keuntungan buat pemegang saham sebagai tujuan utama strategi marketing dalam bisnis. Kontribusi marketing atau tingkat keuntungan marketing dalam hal ini merupakan gross profit margin dikurangi biaya pemasaran dan penjualan Ekuitas Merek: Pengukuran Kinerja Pemasaran Berdasarkan Persepsi dan Sikap Konsumen Tujuan dari Perceived Quality (persepsi kualitas) adalah mengetahui persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk terkait dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Pesan yang disampaikan oleh produk Bedak Sariayu kepada pelangganya terutama kepada seluruh wanita di Indonesia adalah dengan menggunakan Bedak Sariayu, maka akan mendapatkan kecantukan yang menyeluruh dalam dirinya. Dengan meningkatkan persepsi tersebut diharapkan loyalitas pelangganya terus meningkatkan karena produk rinso adalah merupakan produk yang inovatif Brand image (Inovatif) dan menjaga kulaitas yang tinggi High Quality Product Analisis Ekuitas Merek Bedak Sariayu dalam membangun ekuitas mereknya terbagi menjadi lima elemen yang telah dilakukan yaitu : Brand awareness (kesadaran merek), Brand association (asosiasi merek), Perceived Quality (persepsi kualitas), Brand Loyalty (loyalitas merek), dan Other Proprietary brand asset (aset-aset merek lainnya). 1. Brand Awareness (kesadaran merek) Tujuan dari Brand awareness (kesadaran merek) adalah untuk mengetahui seberapa banyak calon pembeli dalam mengenali atau mengingat kembali terhadap suatu merek atau 15

22 produk di dalam pikiranya. Dalam meningkatkan Brand awareness Bedak Sariayu menggunakan slogan untuk produknya adalah pelicin, pelembut, pewangi jadi satu. 2. Brand Association (asosiasi merek) Tujuan dari Brand association (asosiasi merek) adalah untuk mengetahui posisi suatu merek di dalam pasarnya khususnya pasar pelicin pakaian (Bedak Sariayu). Asosiasi merek yang akan diperoleh dapat diketahui dengan mempertimbangkan berbagai atribut yang melekat pada suatu merek. Merek Bedak Sariayu mempunyai asosiasi dengan merek terkenal, kemasan menarik, iklan dan promosi menarik. 3. Perceived Quality (persepsi kualitas) Tujuan dari Perceived Quality (persepsi kualitas) adalah mengetahui persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk terkait dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Ini membuktikan bahwa Bedak Sariayu sebagai pemimpin pasar, terus berinovasi untuk mengembangkan produknya serta tetap mempertahankan atau menjaga kualitas yang ada agar terus terbedakan dari pesaingnya. 4. Brand Loyalty (loyalitas merek) Tujuan dari Brand Loyalty (loyalitas merek) adalah untuk mengetahui seberapa besar loyalitas konsumen terhadap suatu merek. Produk Bedak Sariayu untuk dapat tetap menjaga loyalitas pelangganya yaitu dengan terus meningkatkan Brand image (Inovatif) and Quality product. Brand image and Quality product merupakan kepercayaan para konsumen terhadap layak atau tidak dikonsumsinya suatu produk.. 5. Aset Merek Lain Aset merk yang lain yang harus dilakukan oleh PT. Sariayu terhadap produk Bedak taburnya, seperti trademark dan paten, untuk melindungi merek dari pesaing Merek Populer Belum Tentu dikonsumsi Analisis Hubungan antara Persepsi Popularitas, Persepsi Kualitas, Persepsi Harga Dengan Merek yang di Konsumsi Suatu produk yang menempati Top of Mind di benak konsumen, belum tentu produk tersebut dikonsumsi oleh konsumen. Kondisi tersebut merupakan keberhasilan perusahaan dalam menerapkan strategi promosinya sehingga produknya mampu menjadi Top of Mind. Selain membangun ekuitas merek untuk meningkatkan penjualan perusahaan dapat mengidentifikasi faktor yang harus dibangun oleh perusahaan untuk menarik konsumen agar membeli produknya. Dengan mengeluarkan produk Bedak Sariayu yang selalu Inovatif hal ini yang memberikan nilai pelanggan yang tinggi di benak konsumen Top of Mind melalui benefit-benefit antara lain: 16

23 a. Benefit Ekonomi Produk Bedak Sariayu berasal dari keunggulan harga yang relatif bervariasi sesuai dengan produk yang dihasilkan serta lebih murah jika dibandingkan dengan kompetitor utamanya, yaitu inez b. Benefit Pelanggan Berupa penampilan produk Bedak Sariayu yang modern, dengan berbagai fungsi dan keunggulan bagi pelanggan seperti ketersediaan produk dengan variasi ukuran kemasan dan aroma. c. Benefit Emosional Bedak Sariayu dengan formula rahasianya mampu memberikan hasil yang maksimal kepada pelanggannya sesuai dengan harapan. Efek samping negative seminimal mungkin dicegah oleh produk sariayu ini Strategi Persaingan Bedak Sari Ayu a) Strategi Penetapan harga PT Sari Ayu Indonesia menjalankan kebijakan harga yang konsisten dengan tujuan menjaga kredibilitas harga produk-produk dibenak konsumen. Hal ini dilakukan dengan melakukan pengendalian ketat atas harga disetiap jalur distribusinya sehingga harga jual yang sampai ke konsumen akan konsisten dan seragam diseluruh Indonesia. b) Strategi Saluran Distribusi Perusahaan Pendistribusian produk-produk MTG dilakukan oleh anak perusahaan MTG sendiri, yakni PT. Sari Ayu Indonesia (SAI) yang memiliki 16 cabang nasional dan 2 depo (pembantu cabang). SAI juga melakukan kerjasama dengan 26 subdistributor yang tersebar diseluruh Indonesia. Pengendalian ketat dilakukan oleh MTG terhadap seluruh subdistributor untuk menjaga berjalannya kebijakan harga seperti yang disebutkan sebelumnya. 17

24 c) Persaingan Industri Sejenis Sekarang ini di Indonesia terdapat banyak sekali merek kosmetik yang beredar, mulai dari yang sangat murah sampai dengan yang sangat mahal, jenis kosmetiknya juga sangat beraneka ragam. Secara umum, persaingan perusahaan kosmetik di Indonesia cukup ketat. perusahaan yang bersaing dalam industri kosmetik di Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian besar, yakni: o Perusahaan Multinasional : Contohnya dari Perancis : Lancome, R.O.C, L oreal, Yves Saint Laurent, Givenchy, Clarins. Dari United Kingdom : The Body Shop Dari Jepang : Shiseido, Kanebo, Kose, Shu Uemura, FANCL dan Dari Swedia : Oriflame o Perusahaan Nasional : Di Indonesia terdapat 3 perusahaan nasional, yakni Martha Tilaar Group, Mustika Ratu Group, dan Ristra o Perusahaan Lokal daerah maupun Lokal Asing : Contohnya adalah Barcleay, Puteri, Pixy, Madonna, Viva, La Tulipe, Mirabella, Fanbo, Fair Lady, Fair Cheek, Kelly, dsb. Posisi PT Sari Ayu Indonesia cenderung kuat di Indonesia karena sudah merambah ke banyak daerah di Indonesia, ditambah sudah menjadi trend setter tata rias di Indonesia (dibuktikan dengan beberapa kali menjadi sponsor utama pemilihan Miss Indonesia dan Asean). d) Ancaman Pendatang Baru Pendatang baru dari skala menengah sampai dengan keatas adalah Etude, Beautystyle, Red Earth, Sara Ricci, dsb. Dengan adanya Perjanjian AFTA, maka mulai terlihat kosmetik-kosmetik dari luar negeri dengan harga murah, kemasan dan isinyapun menarik dan mencolok warnanya, serta mudah ditemui di banyak pusat pertokoan. Dengan harga murah ini, ditambah dengan keadaan ekonomi yang masih lemah potensi untuk tumbuh dan berkembangnya pendatang baru ini cukup besar e) Ancaman Produk Pengganti Produk Pengganti untuk kosmetik antara lain adalah kapsul Vit E yang mempunyai fungsi sama untuk mempertahankan kehalusan kulit, antara lain di produksi dengan merek Nature E. Produk pengganti lain yang terlihat dapat menjadi ancaman adalah perusahaan yang menawarkan jasa perawatan kecantikan (penegncangan kulit wajah, pemutihan wajah, dsb) dengan berbasis teknologi kesehatan dan farmasi yang banyak tersebar dikotakota besar Indonesia. Contohnya adalah Meicy, Erha21, Jakarta Skin Center, Puan. 18

25 f) Kekuatan Menawar Dari Pemasok. Dikarenakan PT Sari Ayu Indonesia merupakan perusahaan dominan dalam industri kosmetika dan menggunakan bahan baku yang cukup besar baik jumlah maupun jenisnya maka jumlah pemasok untuk PT Sari Ayu Indonesia juga sangat banyak. Pemasok PT Sari Ayu Indonesia dapat dikatakan juga pemasok Martha Tilaar Group, karena PT Sari Ayu Indonesia adalah anak perusahaan Martha Tilaar. Kekuatan menawar pemasok lokal relatif lemah dimana seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa MTG merupakan pelanggan terbesar bagi pemasok lokalnya serta banyak tersedianya alternatif pemasok lain untuk bahan baku dan kualitas yang sama, sehingga dalam hal ini para pemasok bahan baku dan bahan pendukung MTG harus memenuhi seluruh persyaratan kualitas yang diterapkan oleh MTG. Sedangkan untuk pemasok luar negeri memiliki relatif sedikit kekuatan menawar yang lebih tinggi namun belum dapat dikatakan kuat dimana jumlah pemasok sangat banyak, hanya untuk beberapa pemasok bahan baku atau bahan pendukung tertentu yang merupakan perusahaan utama dalam industri tersebut, namun hal ini dapat diantisipasi dengan dilakukan kerjasama kontrak oleh MTG dengan para pemasok luar negeri. g) Kekuatan Menawar Dari Konsumen. Dengan melihat sasaran segmen pasar yang dituju, maka kekuatan konsumen relatif tinggi yang diakibatkan oleh banyaknya produk dengan berbagai merek yang ditawarkan sehingga konsumen dapat dengan mudah bertukar merek. Konsumen yang masih sensitif terhadap harga juga mempengaruhi kekuatan menawar dari konsumen ini. PT Sari Ayu Indonesia menanggapi kekuatan menawar konsumennya dengan memberikan beberapa nilai tambah atas produknya yakni melakukan beberapa program pemasaran yang bersifat below the line dan melakukan interaksi dengan konsumen serta selalu menawarkan solusi masalah kecantikan dengan produk-produk inovatif dan alami untuk menjadi trend setter bagi konsumen kosmetik sehingga loyalitas konsumen dapat lebih terjaga. Untuk menawarkan produk dengan harga yang sama disetiap lokasi penjualan produk, maka distribusi dilakukan oleh perusahaan sendiri. Hal ini mempermudah pengendalian biaya distribusi dan pengawasan harga penjualan produk oleh perusahaan. Hasil dari penerapan strategi dari bedak sari ayu adalah meningkatnya penjualan sebesar 9,7 % pada tahun 2010 atau sebesar 566,2 milyar rupiah. Pertumbuhan penjualan, laba usaha dan laba bersih dalam 3 tahun terakhir menunjukkan angka double digit dan 19

26 sekaligusdouble industry average dalam pertumbuhan penjualan, yaiturata-rata mendekati 20%, sedangkan industri sejenis hanyabertumbuh rata-rata sekitar 10%. Menurut Euromonitor International Report, pada tahun 2010 industri beauty & personal care diprediksi hanya tumbuh sekitar 4,5%, namun Perseroan mampu mencapai pertumbuhan penjualan sebesar 9,7% dari tahun 2009 menjadi Rp.566,2 milyar. Dengan dengan kata lain tetap double average industry, dimana pertumbuhan tersebut merupakan kontribusi kenaikan penjualan kosmetika perawatan tubuh, perawatan kulit, perawatan rambut, tata rias dan jamu serta jasa contract manufacturing (makloon). Faktor pendukung pertumbuhan tersebut antara lain: innovasi produk yang tercipta berkat adanya Martha Tilaar Innovation Center; pembukaan dan pemantapan konsep Martha Tilaar Shop di kota-kota besar dan mal-mal terkemuka; peningkatan penetrasi distribusi nasional maupun internasional, kegiatan promosi secara terpadu ke toko modern & konvensional serta konsumen langsung; serta program-program layanan & kepuasan pelanggan yang menarik dan bersifat edukatif. Selain pertumbuhan penjualan, pada tahun 2010 Perseroan juga terbukti mampu mengendalikan beban pokok penjualan dan beban usaha pada level yang efisien di saat industri tidak terlalu kondusif seperti tahun-tahun sebelumnya. Hasilnya dari peningkatan penjualan dan efisiensi beban adalah meningkatnya laba usaha sebesar 85,5% dari tahun 2009 menjadi Rp.51,7 milyar. Laba bersih pun mengalami peningkatan yang sangat baik sebesar 65,4% dari tahun 2009 menjadi Rp.36,8 milyar. Demikian juga dengan rasio keuangan Perseroan mengalami perbaikan yang cukup signifikan terhadap tahun 2009, yaitu antara lain: margin laba kotor yang mengalami perbaikan dari 51,92% menjadi 53,25%, margin laba usaha dari 5,40% menjadi 9,14%, marjin bersih dari 4,31% menjadi 6,49%. Sedangkan produktivitas imbal hasil aset (ROA), juga membaik dari 8,03% pada tahun 2009 menjadi 11,04%, dan imbal hasil ekuitas (ROE) dari 24,51% pada tahun 2009 menjadi 31,44%. (Sumber : Laporan Tahunan PT Sari Ayu Martha Tilaar Tbk, 2010) 20

27 Analisa kasus Kinerja Pemasaran pada Chocolate War berdasarkan kuliah Manajemen Pemasaran Prof.Dr.Ir.Ujang Sumarwan, MSc Persaingan bisnis yang dilakukan oleh 2 perusahaan penghasil cokelat terbesar yakni perusahaan Mars dan Hershey. Kedua perusahaan tersebut mampu berkembang pesat dan saling bersaing dengan ketat. Strategi marketing lebih diprioritaskan oleh kedua perusahaan tersebut dengan membuat icon berupa maskot yang menarik konsumen yang dibidik oleh masing-masing perusahaan. Awalnya Hershey lebih berfokus untuk mengembangkan produknya dengan terus berinovasi tanpa memperhatikan pemasaran produknya. Kesempatan ini diambil oleh Mars dengan membuat iklan di televisi dengan konsep anak-anak. Pembuatan iklan tersebut sangat efektif bagi Mars, terlihat dari jumlah penjualan yang meningkat tajam. Produk Mars kemudian lebih unggul dibandingkan dengan Hershey. Kondisi ini kemudian memacu Hershey untuk membuat iklan juga. Diharapkan dengan pembuatan iklan tersebut, penjualan Hershey kembali naik seperti sebelumnya. Setelah penayangan iklan di media televisi, persaingan antara Hershey dan Mars kembali ketat. Untuk menambah penjualannya, Mars bekerja sama dengan Militer, sedangkan Hershey sebagai pesaingnya menjalin kerja sama dengan Universal Studios, lewat film E.T. Kinerja Pemasaran yang menitik beratkan pada Keuntungan tinggi dan Pangsa Pasar Luas: Perusahaan Hershey s mengutamakan keuntungan bagi pengelola perusahaan. Sebaliknya, Mars mengutamakan teknologi cheaper dan faster, memproduksi secara massal, dan memasarkan produknya ke pasar global. Strategi Pendekatan Harga-Premium: Godiva, menjual coklat dengan konsep butik setara champagne dan caviaar. Menggabungkan resep klasik dengan presentasi yang mewah. Hadirnya coklat Eropa di Amerika ini, berkontribusi terhadap penurunan penjualan coklat konvensional. Rasio Pengeluaran Iklan terhadap Penjualan: Pada saat krisis Amerika, Hershey s menarik iklannya karena biaya promosi yang sangat tinggi tidak sebanding dengan keuntungan penjualan coklat yang menurun. Akibatnya, penjualan Hershey s menurun 30 %. Jangkauan (Reach)-Iklan Dirancang untuk Menarik Perhatian Target Konsumen Tertentu: Perusahaan Hershey s mensponsori film Hollywood arahan sutradara Stephen Spielberg. Dalam film tersebut, karakter E.T. memegang coklat produksi Hershey s, Reese s Pieces. Oleh karena film E.T. meledak, media massa banyak memberitakan Hershey s, penjualan coklatnya pun meningkat pesat. 21

28 Kata motivasi CEO Fred Hasan : 1. Anda menentukan keinginan anda sendiri, apa yang ingin anda lakukan pada hidup anda. 2. Hidup ini penguh dengan pilihan. Gerard H 1. Dunia semakin tua semakin membutuhkan perawatan. 2. Untuk mencapai kesuksesan dibutuhkan kemampuan, pengalaman dan kerja keras. 22

29 DAFTAR PUSTAKA Keller LK, Kotler P Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Indeks Stanton, J William Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta Sumarwan, Ujang, dkk Pemasaran Strategik [Strategi Untuk Pertumbuhan Perusahaan dalam Penciptaan Nilai Bagi Pemegang Saham]. Bogor. IPB Press. Sumarwan, Ujang, dkk Pemasaran Strategik Perspektif Value-Based Marketing & Pengukuran Kinerja. Bogor. IPB Press. 23

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK POND S AGE MIRACLE

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK POND S AGE MIRACLE ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK POND S AGE MIRACLE Oleh: Bowo Nur Isnanto ( P056111441.48 ) Dosen: Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika yang beredar baik produksi dalam negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya dengan tercukupi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya dengan tercukupi kebutuhannya.

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PT SARI AYU INDONESIA

BAB 3 GAMBARAN UMUM PT SARI AYU INDONESIA 70 Gambar 2.14 : Kerangka Berpikir BAB 3 GAMBARAN UMUM PT SARI AYU INDONESIA 3.1 Sejarah dan Perkembangan PT Sari Ayu Indonesia PT Sari Ayu Indonesia Jakarta berdiri sebagai realisasi dari keinginan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan (brand loyalty) loyalitas merek. Loyalitas terhadap merek

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan (brand loyalty) loyalitas merek. Loyalitas terhadap merek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi persaingan usaha saat ini semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 58 BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Faktor Internal-Eksternal Perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk dalam kegiatannya memiliki beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemasaran menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai jenis usaha. Di era globalisasi saat ini, tingginya tingkat persaingan dalam menguasai pangsa pasar,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN 119 BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan dalam bab IV terdapat beberapa kesimpulan, antara lain: A. Brand Equity untuk merek PAC: Brand Awareness: secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis menghadapi era baru persaingan global yang makin ketat yang disebabkan oleh globalisasi. Globalisasi didorong oleh kemajuan pesat dalam bidang teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi bahwa pengusaha di Indonesia berlomba lomba untuk memberikan produk yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang jenis produk, jumlah produk

I. PENDAHULUAN. konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang jenis produk, jumlah produk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi sangat berperan penting dalam bidang pemasaran, dimana para pemasar berkompetisi untuk memperbaiki serta memperbaharui konsep pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, tidak hanya sekedar menjual produk denagan harga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel bebas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel bebas BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel bebas kualitas produk, harga, promosi penjualan, citra toko, intensitas distribusi, dan tenaga

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pemain ritel yang cukup banyak di Indonesia membuat persaingan di industri ini menjadi sangat ketat. Potensi pasar yang sangat besar dan sifat konsumtif masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 57 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Kesimpulan pertama adalah brand awareness Inez memiliki tingkat kepekaan brand yang tinggi namun brand tidak melekat di benak konsumen. Hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan (www.marketing.co.id). Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan (www.marketing.co.id). Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tren industri kosmetik berkembang pesat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Negara Indonesia secara umum diakui sebagai salah satu wilayah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi pemasaran merupakan sebagian dari strategi bisnis yang diupayakan setiap perusahaan untuk meningkatkan laba demi menaikkan nilai perusahaan. Strategi pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong perusahaan untuk mencari celah guna meningkatkan loyalitas pembelian dan memenangkan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari pengaruh manusia lain dalam berinteraksi sehari-hari karena setiap manusia mempunyai kelebihan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus,

I. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus, I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus, artinya, upaya untuk memperindah tubuh manusia secara keseluruhan, mulai dari rambut, mata,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia menjadi daerah pemasaran produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik lokal maupun luar negeri, yang tengah membanjiri pasar konsumen di

BAB I PENDAHULUAN. baik lokal maupun luar negeri, yang tengah membanjiri pasar konsumen di BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan pasar industri kosmetik kian pesat dan kompetitif yang diwarnai dengan kehadiran beragam jenis produk kosmetik dari berbagai merek, baik lokal maupun luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran 109 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Merek Oriflame memiliki top

Lebih terperinci

Solusi Bisnis. Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia. secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat

Solusi Bisnis. Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia. secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat BAB III Solusi Bisnis Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat disimpulkan bahwa persaingan yang terjadi sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan sekarang ini yang terus mengalami perubahan dan semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus menerus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.

Lebih terperinci

NOFRIDA HARDIANTI NIM F

NOFRIDA HARDIANTI NIM F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KUALITAS PRODUK KOSMETIK MEREK MARTHA TILAAR DENGAN KEPUASAN KONSUMEN DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh: NOFRIDA HARDIANTI NIM F 100 050 009 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Riasan dan kosmetik merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Riasan dan kosmetik merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riasan dan kosmetik merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Hampir semua wanita mengenal konsep merias wajah dan kosmetik. Dari masa ke masa kosmetik telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika beredar baik produksi dalam negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media informasi dewasa ini berkembang amat pesat, baik media cetak, elektronik maupun media internet. Dalam hal ini peningkatan dalam penyampaian informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi suatu negara biasanya ditentukan oleh kesuksesan dan keberhasilan perusahaan dan industri

Lebih terperinci

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM MAKALAH KEGIATAN PPM Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM Oleh: Muniya Alteza, M.Si 1 Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan Usaha bagi UKM di Desa Sriharjo, Bantul Dalam Rangka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat pesat secara

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah memunculkan banyaknya pesaing-pesaing di dunia perekonomian. Para pesaing

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut : 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perilaku konsumen sebagai bagian dari kegiatan manusia yang selalu berubah sesuai dengan pengaruh lingkungan dan sosial di mana dia berada. Namun perilaku

Lebih terperinci

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH PENGARUH KESADARAN MEREK, ASOSIASI MEREK dan PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH (Studi Kasus Mahasiswi STKIP PGRI Sumatera Barat Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi) JURNAL Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, kondisi dunia usaha di Indonesia dihadapkan pada keadaan persaingan yang sangat ketat. Hal ini antara lain disebabkan oleh para pesaing dari luar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan mereknya menjadi merek yang selalu dipilih konsumen. Merek

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan mereknya menjadi merek yang selalu dipilih konsumen. Merek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis makanan dan minuman terus berkembang dinamis dengan persaingan yang begitu ketat. Untuk menghadapi persaingan di pasar, sangat penting bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri modern ritel dewasa ini semakin pesat, baik pemain lokal maupun asing semakin agresif bermain dalam pasar yang empuk tersebut. Prospek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek (brand)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri) BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI (Simpanan Masyarakat Kota Santri) A. Urgensi Strategi Pemasaran bagi BMT dalam Meningkatkan Produk Si Santri Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam sekarang ini, membuat perusahaan harus dapat menciptakan produk yang kreatif serta inovatif

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK POND S PEMBERSIH WAJAH

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK POND S PEMBERSIH WAJAH ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK POND S PEMBERSIH WAJAH Oleh: Bowo Nur Isnanto ( P056111441.48 ) Dosen: Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. 1 Mendiola B. Wiyawan, Kamus Brand, (Jakarta: Red & White Publishing, 2008), hal. 32

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. 1 Mendiola B. Wiyawan, Kamus Brand, (Jakarta: Red & White Publishing, 2008), hal. 32 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran modern dewasa ini tidak lagi hanya memasarkan produk yang berkualitas, menjual produk dengan harga yang murah, dan menempatkan produk yang mudah dijangkau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan harus mampu bersaing, bertahan hidup dan bahkan terus berkembang. Salah satu hal penting yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. susu di Indonesia dengan negara lain dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

BAB 1 PENDAHULUAN. susu di Indonesia dengan negara lain dapat dilihat dalam tabel berikut ini: 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri susu di Indonesia saat ini sangat menggairahkan karena potensi pasar susu di Indonesia masih terbuka lebar mengingat Indonesia menempati urutan lima

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian brand saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian brand saat ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Jika suatu persaingan meningkat, peran pemasaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu jembatan penghubung antara perusahaan dan customer-nya. Merek

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu jembatan penghubung antara perusahaan dan customer-nya. Merek 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tantangan utama yang menjadi dasar dalam pemasaran adalah membangun brand atau merek di benak konsumen. Kekuatan merek terletak pada kemampuannya untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY

ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP PEMBENTUKAN CUSTOMER LOYALTY PADA JENIS MEREK PASTA GIGI DENGAN ANALISIS SEM (STRUCTURAL EQUATION MODELLING) (Studi Kasus: Mahasiswa mahasiswi UMS) Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah memunculkan dinamika aktivitas perdagangan dan bisnis di seluruh dunia. Fenomena tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rambut merupakan mahkota yang paling berharga, bahkan rasa percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang sehat dan indah. Hal ini senada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri menjadi negara Industrialisasi menuju modernis,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri menjadi negara Industrialisasi menuju modernis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan sains dan teknologi, Indonesia terus mengembangkan diri menjadi negara Industrialisasi menuju modernis, adapun wajah lama sebagai negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya peradaban suatu bangsa, kebutuhan manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang mendorong munculnya berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita tidak dapat dipisahkan dari kosmetik. Banyak beredar kosmetik di

BAB I PENDAHULUAN. Wanita tidak dapat dipisahkan dari kosmetik. Banyak beredar kosmetik di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wanita tidak dapat dipisahkan dari kosmetik. Banyak beredar kosmetik di pasaran, salah satunya pembersih wajah untuk membersihkan wajah dari banyaknya aktivitas sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern, persaingan dalam dunia bisnis dari tahun ke tahun semakin kompetitif. Berbagai perusahaan melakukan segala usaha untuk mempertahankan dan merebut hati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia bisnis, terlebih dalam era globalisasi ini, di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat persaingan yang dihadapi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi seperti saat ini, perkembangan dunia usaha telah membawa para pelaku bisnis kedalam persaingan yang sangat ketat. Persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu industri atau kompetisi bisnis. Dalam menjalani kompetisi bisnis, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu industri atau kompetisi bisnis. Dalam menjalani kompetisi bisnis, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan didirikan dengan tujuan mencapai keuntungan sebesar-besarnya di dalam suatu industri atau kompetisi bisnis. Dalam menjalani kompetisi bisnis, setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar dan pertumbuhan ekonomi yang semakin maju menuntut perusahaan melakukan pengembangan pada segala aspek pendukung bisnis sehingga kelangsungan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membawa dampak yang cukup besar bagi dunia usaha, di antaranya adalah perkembangan teknologi yang sangat pesat, perubahan sifat pasar dari sellers

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati konsumen agar mau membeli produk maupun jasa yang diwakilinya. Merek juga diibaratkan sebagai sebuah nyawa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian Sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk merupakan keputusan pembelian. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji atau instant

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji atau instant I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji atau instant meningkat seiring dengan keinginan yang serba cepat dan praktis dalam penyajian makanan. Pada sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis berusaha untuk bersaing secara kompetitif dengan menghadirkan produkproduk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis berusaha untuk bersaing secara kompetitif dengan menghadirkan produkproduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan didunia bisnis di era ini terjadi begitu ketat, dimana banyak pelaku-pelaku bisnis bermunculan dengan produk baru atau membuat dan mengembangkan produk yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran ( Marketing ) merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang berlangsung dalam hubungannya denga pasar. Pemasaran berarti bekerja denga pasar untuk mewujudkan pertukaran potensial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini permintaan dan kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini permintaan dan kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini permintaan dan kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu ke waktu dan memiliki variasi yang semakin beragam, pasaran dibanjiri oleh berbagai produk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Merek Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam sektor industri minuman semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI DASAR / TEORI UMUM 2.1.1 DEFINISI PUBLIC RELATIONS Hubungan masyarakat ( humas ) atau yang lebih dikenal dengan istilah Public Relation merupakan serangkaian kegiatan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran menurut Kotler, (2002 :18) adalah Seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan jasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang dengan pesat. Setiap perusahaan dituntut untuk siap menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Untuk memenangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Promosi 2.1.1 Pengertian Promosi Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam memperkenalkan,memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tidak beralih pada perusahaan pesaing. Aktivitas pemasaran ini

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tidak beralih pada perusahaan pesaing. Aktivitas pemasaran ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakng Penelitian Era perdagangan bebas yang tak lagi mengenal batas wilayah menyebabkan persaingan di berbagai industri semakin tajam sehingga mengharuskan setiap perusahaan

Lebih terperinci

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu elemen pokok yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Pemasaran berkaitan erat dengan bagaimana cara perusahaan dapat

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication I

Integrated Marketing Communication I Modul ke: Integrated Marketing Communication I Konsep Branding Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang ada di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini banyak produk yang sejenis dengan manfaat yang hampir sama ditawarkan di pasaran yang memicu ketatnya persaingan antar perusahaan. Diperkuat dengan teknologi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share). Persaingan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif di dunia persaingan bisnis saat ini. Hal ini dapat terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif di dunia persaingan bisnis saat ini. Hal ini dapat terbukti dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif di dunia persaingan bisnis saat ini. Hal ini dapat terbukti dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN & SARAN

BAB V KESIMPULAN & SARAN BAB V KESIMPULAN & SARAN 5.1 Kesimpulan Dari survey yang kami lakukan dapat disimpukan bahwa pembeli (pihak yang menentukan pemilihan suatu merek) keramik, umumnya memiliki kualifikasi: - Mayoritas pria

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Perusahaan merupakan hal yang penting dalam upaya untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. Dalam setiap perusahaan, aktivitas dibidang pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri skin care termasuk industri yang menjanjikan saat ini. Industri ini tidak luput dari kecantikan dan kosmetik. Karena sudah bisa dipastikan bawah orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk yang ditawarkan sebuah perusahaan mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk yang ditawarkan sebuah perusahaan mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya produk yang ditawarkan sebuah perusahaan mengakibatkan konsumen akan semakin selektif dan bersifat kritis terhadap suatu produk yang ditawarkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini banyak menyajikan peluang bisnis sekaligus tantangan bisnis bagi perusahaan-perusahaan. Dengan banyaknya tantangan

Lebih terperinci