Jumlah Penduduk A. Kelahiran 1. Fertilitas CBR = L/P x Angka Kelahiran Umum GFR= L/W x Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur Tertentu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jumlah Penduduk A. Kelahiran 1. Fertilitas CBR = L/P x Angka Kelahiran Umum GFR= L/W x Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur Tertentu"

Transkripsi

1 Jumlah Penduduk Hal yang paling mendasar yang umum dijumpai dalam suatu negara berkembang adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Dengan jumlah penduduk yang sangat tinggi tersebut akan melahirkan beragam masalah dalam kehidupan. Nah, kali ini kita akan membahas mengenai penduduk. Apa itu penduduk? dan apa faktor yang mempengaruhi jumlah peduduk? Untuk lebih jelasnya, mari kita simak pembahasan berikut ini. Penduduk adalah orang yang secara hukum berhak tinggal di dalam suatu daerah. Dengan kata lain, orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di daerah tersebut. Unsur pembentuk suatu negara adalah: Rakyat (penduduk dan bukan penduduk). Wilayah, area yang menjadi teritorial negara. Pemerintah yang berdaulat. Adanya pengakuan dari negara lain. Dari keempat unsur tersebut, rakyat merupakan unsur pembentuk yang bersifat konstitutif atau mutlak. Sebab keberadaan rakyat akan memberikan pengaruh terhadap suatu wilayah, pemerintah, dan berlanjut kepada pengakuan. Jika tidak ada rakyat maka suatu negara tidak akan bisa berjuang mendapatkan kemerdekaan dan tidak akan mendapatkan pengakuan dari negara lain. Rakyat suatu negara meliputi penduduk dan bukan penduduk. Bukan penduduk adalah orang yang ada disuatu negara tapi tidak bermaksud untuk menetap atau tinggal di negara yang bersangkutan, sedangkan penduduk ialah orang yang mendiami suatu tempat dalam wilayah tertentu dengan tanpa melihat status kewarganegaraan yang dianut oleh orang tersebut. Faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk pada umumnya disebabkan oleh faktor demografi, terdiri dari kelahiran, kematian dan imigrasi. A. Kelahiran 1. Fertilitas Fertilitas atau Crude Birth Rate (CBR), yaitu jumlah bayi yang lahir setiap penduduk dalam satu tahun. Fertilitas terbagi menjadi tiga golongan, yaitu: Golongan tinggi, lebih dari 30. Golongan sedang, antara Golongan rendah, 20. Rumus: CBR = L/P x 1000 L = Jumlah kelahiran selama setahun. P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun. 2. Angka Kelahiran Umum Angka kelahiran umum atau General Fertility Rate (GFR), yaitu banyaknya kelahiran tiap wanita yang berusia tahun dalam satu tahun. Rumus: GFR= L/W x 100 L = Bkelahiran selama satu tahun. W = Banyaknya penduduk wanita yang berumur tahun pada pertengahan tahun. 3. Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur Tertentu Angka kelahiran menurut kelompok umur tertentu atau Age Spacific Fertility Rate(ASFR), yaitu banyaknya kelahiran setiap wanita pada kelompok umur tententu.

2 Rumus: ASFR = Ls/Ws x 1000 Ls = Bayi yang dilahirkan wanita umur tertentu. Ws = Jumlah wanita pada umur tertentu pada pertengahan tahun. B. Kematian 1. Moralitas Moralitas ataucrude Death Rate (CDR), yaitu jumlah kematian setiap 1000 penduduk dalam satu tahun. Moralitas ada tiga golongan, yaitu : Golongan rendah, antara Golongan sedang, antara Golongan tinggi, lebih dari 18. Rumus : CDR = M/P x 1000 M = Jumlah kematian. P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun. 2. Angka Kematian Menurut Umur Angka kematian menurut umur atau Age Spacific Death Rate (ASDR), yaitu angka banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu setiap 1000 penduduk dalam kelompok umur yang sama. Rumus: ASDR = Ms/Ps x 1000 Ms = Jumlah kematian dari kelompok umur tertentu. Ps = Jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun. 3. Angka Kematian Bayi Angka kematian bayi atau Infrant Morality Rate (IMR), yaitu jumlah bayi yang mati setiap 1000 bayi yang lahir hidup dalam satu tahun. Rumus : IMR = Mo/L x 1000 Mo = Jumlah kematian umur kurang dari satu tahun. L = Jumlah kelahiran. C. Migrasi Keluar dan Migrasi Masuk Pertambahan penduduk terbagi menjadi tiga, yaitu: 1. Pertumbuhan Penduduk Sosial Pertumbuhan penduduk sosial (Sosial Increas), yaitu pertambahan penduduk yang disebabkan oleh kelahiran, kematian, dan migrasi. Rumus: Pt = Po + (N M) + (MI Mo) Pt = Jumlah penduduk terakhir setaelah penambahan Po = Penduduk permulaan sebelum penambahan N = Natalitas M = Moralitas MI = Migrasi masuk Mo = Migrasi keluar 2. Pertambahan Penduduk Alami Pertambahan penduduk alami (Natural Increase), yaitu pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih antara kelahiran dan kematian. Rumus : P1 = Po + (N M)

3 3. Pertambahan Penduduk Migrasi Pertambahan penduduk migrasi (net migration atau migrasi netto), yaitu pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih orang yang masuk dengan orang yang keluar. Rumus : P1 = Po + (MI Mo) RANGKUMAN 1. Penduduk adalah orang yang secara hukum berhak tinggal di dalam suatu daerah. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di daerah tersebut. 2. Faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk pada umumnya disebabkan oleh faktor demografi, terdiri dari kelahiran, kematian dan imigrasi.

4 Komposisi Penduduk Struktur penduduk di suatu wilayah meliputi jumlah, persebaran dan komposisi penduduk. Komposisi penduduk dapat memberikan gambaran mengenai pengelompokan penduduk berdasarkan pengelompokan kriteria tertentu dan akan diperoleh berbagai data mengenai penduduk menurut jenis kelamin dan pengelompokkan umur. Nah, agar kalian lebih memahaminya, mari kita simak pembahasan berikut ini. Komposisi penduduk adalah pengelompokan atau susunan penduduk suatu negara atau suatu wilayah berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Komposisi penduduk diperlukan dalam suatu negara karena dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan ataupun penentuan kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan. Gambaran mengenai komposisi penduduk perlu dikaji atau dipelajari karena berbagai alasan, antara lain karena setiap penduduk pasti memiliki usia dan jenis kelamin yang berbeda sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda pula. Komposisi penduduk berdasarkan usia/umur dapat dibuat dalam berbagai bentuk antara lain: Bentuk usia tunggal, seperti 0, 1, 2, 3, 4, sampai 60 tahun atau lebih. Komposisi penduduk dapat juga dibuat berdasarkan interval usia tertentu, seperti 0 5 (usia balita), 6 12 (usia SD), (usia SMP), (usia SMA), (usia Perguruan Tinggi), (usia dewasa), dan >60 (usia lanjut). Selain itu komposisi penduduk juga dapat dibuat berdasarkan usia produktif dan usia non produktif, misalnya: usia 0 14 (usia belum produktif), (usia produktif), dan usia >65 (tidak produktif). Komposisi penduduk berdasarkan usia produktif dan non produktif dapat digunakan untuk menghitung angka ketergantungan (dependency ratio). Angka ini sangat penting diketahui karena dapat memperkirakan beban tiap penduduk non produktif untuk menopang kebutuhan hidupnya. Permasalahan dalam komposisi penduduk lainnya adalah apabila jumlah penduduk dengan usia di bawah 15 tahun dan usia di atas 65 tahun jumlahnya lebih besar dibandingkan usia produktif (15-65 tahun). Hal tersebut dapat menyebabkan penduduk usia produktif menanggung hidup seluruh penduduk usia non produktif. Penduduk usia produktif akan terbebani oleh penduduk yang tidak berkualitas untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi mereka sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Semakin besar angka ketergantungan, akan semakin besar beban penduduk dalam menopang kehidupan. Bonus demografis adalah keadaan dimana komposisi penduduk kita sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia kerja atau usia produktif cukup besar, sedang penduduk usia muda semakin sedikit dan penduduk usia lanjut belum banyak. Jika kelompok usia produktif ini memiliki kompetensi yang memadai sesuai dengan yang dibutuhkan, maka akan menjadi potensi sumber daya manusia yang sangat berarti bagi pembangunan bangsa dan negara. Tetapi apabila kelompok ini tidak/kurang memiliki kompetensi yang diperlukan untuk pembangunan, maka kelompok ini justru akan menjadi beban yang luar biasa berat bagi masyarakat, bangsa, dan negara. 1. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Tingkat pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan semakin baik kualitas SDM di wilayah tersebut. Namun ukuran ini masih harus ditambah dengan etos kerja dan keterampilan baik hard

5 skill maupun soft skill. Beberapa pelaku usaha menyatakan bahwa yang dibutuhkan tidak saja keterampilan tetapi juga kepribadian, karena keterampilan bisa ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan. Tamat sekolah didefinisikan sebagai jenjang pendidikan yang telah berhasil diselesaikan oleh seseorang dengan dibuktikan adanya ijazah atau surat tanda tamat belajar. 2. Komposisi Penduduk menurut Agama Informasi tentang jumlah penduduk berdasarkan agama diperlukan untuk merencanakan penyediaan sarana dan prasarana peribadatan serta merencanakan suatu program kegiatan yang berkaitan dengan kerukunan antar umat beragama. 3. Komposisi Penduduk Menurut Status Perkawinan Informasi tentang struktur perkawinan penduduk pada waktu tertentu berguna bagi para penentu kebijakan dan pelaksana program kependudukan. Terutama dalam hal pembangunan keluarga, kelahiran dan upaya-upaya peningkatan kualitas keluarga. Dari informasi penduduk berstatus kawin, Umur Perkawinan Pertama, dan lama kawin akan berguna untuk mengestimasi angka kelahiran yang akan terjadi. a. Struktur (susunan) penduduk negara-negara di dunia dibagi 3, yaitu: Struktur penduduk muda, bila suatu negara atau wilayah sebagian besar penduduk usia muda. Struktur penduduk dewasa, bila suatu negara sebagian besar penduduk berusia dewasa. Struktur penduduk tua, bila suatu negara sebagian besar terdiri penduduk berusia tua. b. Bentuk piramida penduduk dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1. Piramida Penduduk Ekspansif. Bentuk piramida ekspansif terjadi jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda. Bentuk piramida ini dicirikan melebar di bagian bawah dan semakin meruncing di bagian atasnya. Hal ini menunjukkan banyaknya tingkat kelahiran. Bentuk piramida semacam ini umumnya terjadi di negara-negara sedang berkembang. 2. Piramida Penduduk Konstruktif/batu nisan. Bentuk piramida konstruktif terjadi jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur dewasa. Bentuk piramida ini dicirikan dengan bentuk mengecil di kelompok umur muda, melebar di kelompok umur dewasa, dan mengecil kembali di kelompok umur tua. Kondisi ini menunjukkan adanya penurunan yang cepat terhadap tingkat kelahiran dan rendahnya tingkat kematian penduduk. Bentuk piramida seperti ini terdapat di negara-negara maju, seperti Jepang dan Swedia. 3. Piramida Penduduk Stasioner. Bentuk piramida stasioner terjadi jika jumlah penduduk pada tiap kelompok umur (muda, dewasa, dan tua) relatif seimbang. Bentuk piramida ini dicirikan dengan bentuk yang relatif sama atau rata di tiap kelompok umur. RANGKUMAN 1. Komposisi penduduk adalah pengelompokan atau susunan penduduk suatu negara atau suatu wilayah berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. 2. Komposisi penduduk berdasarkan usia produktif dan non produktif dapat digunakan untuk menghitung angka ketergantungan (dependency ratio).

6 Menghitung Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Terdapat beragam faktor yang menyebabkan perubahan jumlah penduduk. Misalnya, peperangan, wabah penyakit, kelaparan, dan bencana alam. Di lain pihak, kestabilan negara, peningkatan gizi, dan kesehatan dapat mengakibatkan jumlah penduduk cenderung naik. Agar kalian lebih memahaminya, mari kita simak pembahasan berikut ini. A. Pengertian Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Penduduk suatu wilayah akan bertambah apabila terdapat kelahiran dan penduduk yang datang ke wilayah tersebut, sedangkan penduduk suatu wilayah akan berkurang apabila terdapat kematian dan terdapat penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut. Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pertumbuhan penduduk alami dan total. 1. Pertumbuhan Penduduk Alami Pertumbuhan penduduk alami merupakan kenaikan atau penurunan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah kelahiran dan kematian. Untuk menghitung kenaikan atau penurunan jumlah penduduk akibat pertumbuhan penduduk alami digunakan rumus sebagai berikut: Pt = Po + (L -M) Adapun persentase pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: % = (L - M) / Po x 100% Keterangan: Pt : Jumlah penduduk tahun akhir perhitungan. Po : Jumlah penduduk tahun awal perhitungan. L : Jumlah kelahiran. M : Jumlah kematian. % : Persentase pertumbuhan penduduk alami. 2. Pertumbuhan Penduduk Total Pertumbuhan penduduk total merupakan kenaikan atau penurunan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah kelahiran, kematian, dan migrasi (imigrasi dan emigrasi). Untuk menghitung kenaikan atau penurunan jumlah penduduk akibat pertumbuhan penduduk total digunakan rumus sebagai berikut: Pt = Po + (L - M) + (I - E) Adapun persentase pertumbuhan penduduk total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: % = (L - M) + (I - E) / Po x 100% Keterangan: Pt : Jumlah penduduk tahun akhir perhitungan. Po : Jumlah penduduk tahun awal perhitungan. L : Jumlah kelahiran. M : Jumlah kematian. I : Jumlah imigrasi (penduduk yang masuk ke suatu wilayah).

7 E : Jumlah emigrasi (penduduk yang keluar atau meninggalkan suatu wilayah). % : Persentase pertumbuhan penduduk total. B. Faktor-Faktor yang Menpengaruhi Pertumbuhan Penduduk Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk pada umumnya disebabkan oleh faktor demografi, terdiri dari kelahiran, kematian dan migrasi. A. Kelahiran 1. Fertilitas / Tingkat Kelahiran / Tingkat Natalitas Fertilitas/CBR (Crude Birth Rate) yaitu jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam satu tahun. Fertilitas ada tiga golongan, yaitu: a) Golongan tinggi, fertilitas lebih lebih dari 30. b) Golongan sedang, fertilitas antara c) Golongan rendah, fertilitas kurang dari 20. Rumus tingkat kelahiran (CBR) CBR = L/P X 1000 L : Jumlah kelahiran selama setahun. P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun. 2. Angka kelahiran umum/general Fertility Rate (GFR) GFR yaitu banyaknya kelahiran tiap 1000 wanita yang berusia tahun dalam satu tahun. Rumus: GFR = L/W ( ) X 1000 L : Banyaknya kelahiran selama satu tahun. W : Banyaknya penduduk wanita yang berumur tahun pada pertengahan tahun. Angka kelahiran menurut kelompok umur tertentu Age Spesicific Fertility Rate (ASFR). ASFR yaitu banyaknya kelahiran setiap 1000 wanita pada kelompok umur tertentu. Rumus: ASFR = Ls/Ws X 1000 Ls : Bayi yang dilahirkan wanita umur tertentu. Ws : Jumlah wanita pada umur tertentu pada pertengah tahun. B. Kematian 1. Mortalitas / Tingkat Kematian / Angka Kematian Kasar Mortalitas/CDR (Crude Death Rate), yaitu jumlah kematian setiap 1000 penduduk dalam satu tahun. Angka kematian menurut umur / Age Specific Death Rate (ASDR). ASDR yaitu angka banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu setiap 1000 penduduk dalam kelompok umur yang sama. Rumus: ASDR = Ms/Ps X 1000 Ms : Jumlah kematian dari kelompok umur tertentu. Ps : Jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun. 2. Angka kematian bayi/infrant Mortality Rate (IMR) IMR yaitu jumlah bayi yang mati setiap 1000 bayi yang lahir hidup dalam setahun. IMR

8 dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat. Rumus: IMR = Mo/L X 1000 Mo : Jumlah kematian umur kurang dari 1 tahun. L : Jumlah kelahiran. C. Migrasi Migrasi yaitu perpindahan penduduk yang dibedakan menjadi 2 macam: Migrasi keluar, disingkat MO (Out Migration) atau emigrasi. Migrasi keluar, yaitu sejumlah penduduk yang pindah dari suatu daerah ke luar daerah. Migrasi masuk, disingkat MI (In Migration) atau imigrasi. Migrasi masuk yaitu sejumlah penduduk yang berpindah dan menetap dari luar daerah ke suatu daerah. RANGKUMAN 1. Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. 2. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk pada umumnya disebabkan oleh faktor demografi, terdiri dari kelahiran, kematian dan migrasi.

9 Persebaran dan Kepadatan Penduduk Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung kehidupan penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama. Nah, untuk lebih memahaminya mari kita simak pembahasan berikut ini. A. Pengertian Kepadatan Penduduk Population density atau yang lebih dikenal dengan kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau daerah tertentu dengan satuan per kilometer persegi. Ciri-ciri kepadatan penduduk yang makin lama makin tinggi adalah tingginya pertumbuhan penduduk yang terus berjalan dan meningkatnya jumlah pemukiman di daerah tersebut. Kepadatan penduduk secara umum dibagi menjadi empat macam, yaitu: 1. Kepadatan arithmatik, adalah jumlah penduduk rata-rata per kilometer persegi daerah tanpa memperhitungkan kualitas daerah maupun kualitas penduduk. Jenis kepadatan ini merupakan kepadatan tradisional, paling mudah perhitungannya. 2. Kepadatan fisiologis, adalah jumlah penduduk setiap kesatuan wilayah luas dari tanah produktif suatu daerah. Tanah produktif dalam hal ini adalah tanah yang digarap. 3. Kepadatan agraris, adalah jumlah penduduk yang bertani dari setiap kesatuan tanah yang dikerjakan untuk pertanian. 4. Kepadatan ekonomis, adalah jumlah penduduk yang dapat dijamin penghidupannya oleh tiap kesatuan wilayah tanah (kesatuan luas tanah). Perhitungan ini tidak hanya tergantung dari sektor pertanian tapi juga sektor industri dan perdagangan. Kepadatan jenis ini dipengaruhi oleh kesuburan tanah, tingkat intensitas dalam bertani, jarak dengan kota-kota industri makmur, tingkat kebutuhan rohani penduduk, seperti hiburan dan lain-lain. Berdasarkan kepadatan penduduknya, tiap-tiap daerah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: a. Kelebihan Penduduk (over population), adalah keadaan daerah tertentu selama waktu yang terbatas, dimana bahan-bahan keperluan hidup tidak mencukupi kebutuhan daerah tersebut secara layak. Daerah yang mengalami kelebihan penduduk biasanya akan mengalami kesulitan pemenuhan kebutuhan pokok penduduk (pangan, sandang dan tempat tinggal). b. Kekurangan Penduduk (under population), adalah keadaan suatu daerah tertentu, dimana keadaan jumlah penduduk sudah sedemikian kecilnya, sehingga sumber alam yang ada hanya sebagian yang mampu untuk dimanfaatkan. c. Penduduk Optimum (optimum population), adalah jumlah penduduk yang sebaik-baiknya berdasarkan daerah tertentu. Penduduk dapat berproduksi maksimum perkapita berdasarkan sumber alam yang tersedia dan teknologi yang berkembang. B. Faktor Kepadatan Penduduk Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk, yaitu: 1. Faktor lingkungan yang menguntungkan, seperti kesuburan tanah dan iklim. 2. Faktor historis, pusat-pusat kegiatan penduduk pada jaman dulu. 3. Faktor sosio-kultural, kebudayaan atau adat istiadat daerah.

10 Kepadatan penduduk di Indonesia lebih terkonsentrasi tinggi di daerah Pulau Jawa. Sedangkan di daerah yang lain ditinggalkan penduduk dan menjadi jarang jumlah penduduknya, seperti daerah Papua, Kalimantan dan Sulawesi. Persebaran penduduk yang tidak merata mengakibatkan perbedaan tingkat kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah penduduk dalam satuan wilayah tertentu. C. Persebaran Penduduk Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara. Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Persebaran penduduk berdasarkan geografis, adalah karakteristik penduduk menurut batas-batas alam seperti pantai, sungai, danau dan sebagainya. 2. Persebaran penduduk berdasarkan administrasi pemerintahan, adalah karakteristik penduduk menurut batas-batas wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara, misalnya jumlah penduduk di desa A atau di kecamatan B. RANGKUMAN 1. Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau daerah tertentu dengan satuan per kilometer persegi. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk seperti faktor lingkungan, faktor historis, dan faktor sosio-kultural. 3. Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara.

11 Kuantitas dan Kualitas Penduduk berdasarkan Beberapa Kriteria Jumlah penduduk di Indonesia sangatlah banyak, hampir setiap hari ada bayi yang baru dilahirkan. Angka harapan hidup juga dijadikan dasar untuk mengukur tinggi rendahnya kualitas penduduk suatu negara. Semakin tinggi angka harapan hidup, maka semakin tinggi pula kualitas hidup suatu negara. Agar kalian lebih memahaminya, mari kita simak pembahasan berikut ini. A. Kuantitas Penduduk Kuantitas penduduk adalah jumlah keseluruhan penduduk yang menempati suatu wilayah tertentu. Jumlah penduduk suatu wilayah dapat diketahui dengan cara mencari data penduduk yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga resmi, seperti aparat Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Badan Pusat Statistik (BPS). Data tersebut dapat berupa angka, grafik, maupun gambar. Pengumpulan data kependudukan dapat ditempuh dengan sejumlah cara berikut: 1. Registrasi (Pencatatan) Registrasi adalah pencatatan kependudukan yang dilaksanakan secara terus-menerus mengenai peristiwa lahir dan mati serta data penting lainnya, seperti perkawinan, perceraian, dan perpindahan penduduk. Lembaga yang berhak mencatat data penting ini adalah Kelurahan, Kantor Urusan Agama, atau Kantor Catatan Sipil. Kelurahan umumnya mencatat data kelahiran atau kematian. Sementara data perkawinan atau perceraian dicatat oleh Kantor Urusan Agama atau Kantor Catatan Sipil. Contoh bentuk data registrasi berupa Monografi Kelurahan. 2. Survei Survei adalah pencacahan atau pencatatan data kependudukan dengan mengambil salah satu wilayah atau daerah yang dapat mewakili seluruh wilayah tertentu. Jadi, wilayah tempat diadakan survei merupakan sampel wilayah. Materi survei umumnya berdasarkan tujuan survei yang akan dilaksanakan. Survei yang pernah dilaksanakan di Indonesia, antara lain SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) dan SUPAS (Survei Penduduk Antar Sensus). 3. Sensus Sensus penduduk adalah pencacahan penduduk secara menyeluruh dan serentak mengenai data kependudukan, ekonomi, dan sosial terhadap semua orang pada wilayah negara tertentu. Indonesia telah melaksanakan sensus pada tahun 1930, 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan Menurut jenisnya, sensus dibedakan atas: Sensus de jure, merupakan sensus atau pencacahan yang diberlakukan kepada penduduk yang benar-benar bertempat tinggal di daerah atau negara yang bersangkutan. Sensus ini mengalami kesulitan karena adanya tempat tinggal ganda atau pergerakan penduduk dalam proses migrasi sirkuler. Sensus de facto, pencacahan pada sensus de facto dikenakan kepada setiap penduduk yang pada waktu pelaksanaan sensus berada dalam suatu daerah atau negara yang bersangkutan. Menurut metode pengumpulan data yang digunakan, sensus dapat dilaksanakan dengan: Metode house holder, yaitu sensus dimana setiap rumah tangga berhak mengisi sendiri daftar isian yang diberikan petugas.

12 Metode canvasser, yaitu sensus dimana pada saat pencacahan, petugas yang mengisi daftar isian sesuai dengan jawaban responden yang dicacah. B. Kualitas Penduduk Pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa diimbangi dengan kualitas penduduk yang tinggi akan menjadi beban bagi suatu wilayah atau negara tertentu. Sering kita mendengar dan membaca berita di media massa tentang busung lapar di beberapa daerah, kelaparan, masalah anak jalanan, masalah perumahan kumuh (slums), kesehatan yang rendah, dan sebagainya. Ada tiga indikator utama untuk mengukur kualitas penduduk, yaitu: 1. Pendapatan Pendapatan sangat berpengaruh terhadap tingkat taraf hidup masyarakat. Semakin tinggi taraf hidup suatu bangsa, maka semakin tinggi pula pendapatan masyarakatnya. Besarnya tingkat pendapatan per kapita penduduk dipengaruhi oleh pendapatan kotor nasional (Gross National Product). Berdasarkan tingkat pendapatan per kapita, terdapat tiga kelompok negara-negara di dunia, yaitu: Negara miskin, dengan pendapatan per kapita US$ Negara sedang (menengah), dengan pendapatan per kapita US$ Negara kaya, dengan pendapatan per kapita > US$ Pendidikan Tingkat pendidikan merupakan indikator penting dalam menentukan kualitas penduduk. Hal ini dilihat dari seberapa besar angka melek huruf, putus sekolah, berpendidikan rendah, dan sebagainya. 3. Kesehatan Gambaran tinggi rendahnya kesehatan suatu bangsa dapat diukur oleh tingkat kematian bayi. Semakin tinggi angka kematian bayi di suatu negara, maka semakin rendah kualitas penduduk suatu negara. Angka harapan hidup juga dijadikan dasar untuk mengukur tinggi rendahnya kualitas penduduk. Semakin tinggi angka harapan hidup, maka semakin tinggi pula kualitas hidup suatu negara. RANGKUMAN 1. Kuantitas penduduk adalah jumlah keseluruhan penduduk yang menempati suatu wilayah tertentu. Pengumpulan data kependudukan dapat ditempuh dengan sejumlah cara seperti registrasi, survei dan sensus. 2. Ada tiga indikator utama untuk mengukur kualitas penduduk, yaitu pendapatan, pendidikan dan kesehatan.

13 Masalah Kependudukan di Indonesia Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak. Dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Dibanding dengan negara-negara yang sedang berkembang lainnya, Indonesia menempati urutan ketiga dalam jumlah penduduk setelah Cina dan India. Mari kita simak pembahasan berikut ini agar kalian lebih memahami masalah kependudukan di Indonesia. Penguasaan teknologi selalu berkaitan dengan kondisi sumber daya manusia. Teknologi satelit, ekpedisi dasar laut, penemuan mesin dan peralatan modern, serta penelitian yang dilakukan telah memperkaya pengetahuan manusia. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia berupaya memanfaatkan lingkungan dan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh sebab itu, kualitas sumber daya manusia Indonesia harus selalu ditingkatkan untuk mengimbangi kemajuan teknologi. Tipe sumber daya manusia yang dibutuhkan saat ini adalah sumber daya manusia yang mampu segera berkembang dan beradaptasi. Oleh karena adanya perubahan yang pesat, maka manusia harus dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengelola sumber daya alam yang terbatas secara efisien. Namun demikian, kondisi penduduk di Indonesia mempunyai ciri yang kurang menguntungkan bila dilihat dari segi pembangunan nasional. Ciri-ciri tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Jumlah Penduduk yang Besar Indonesia menempati urutan negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk yang besar, jika tidak diimbangi dengan kualitas penduduk, maka akan menjadi beban bagi suatu bangsa dan negara. 2. Pertumbuhan Penduduk yang Cepat Hal ini disebabkan tingginya angka kelahiran dan rendahnya angka kematian. Pertumbuhan penduduk yang cepat hingga tak terimbangi oleh penyediaan fasilitas pendukung pada akhirnya dapat mengakibatkan menurunnya kualitas dan kesejahteraan. 3. Persebaran Penduduk yang Tidak Merata Penduduk Indonesia berjumlah lebih 230 juta jiwa. Dari populasi tersebut, Pulau Jawa dihuni 57,49% penduduk, sementara Pulau Sulawesi hanya 7,31%, Pulau Kalimantan sebesar 5,80%, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 5,50%, sedangkan Maluku dan Papua berkisar 2,60%. 4. Komposisi Penduduk yang Kurang Menguntungkan Hal ini disebabkan banyaknya penduduk usia muda sehingga rasio ketergantungan sangat tinggi. 5. Tingkat Pendidikan yang Kurang Memadai Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju. Demikian juga dengan tingkat pendidikan penduduk Indonesia. Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan oleh: Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah. Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan. Pendapatan per kapita penduduk di Indonesia rendah.

14 6. Tingkat Kesehatan yang Masih Rendah Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian, karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan. Kualitas kesehatan yang rendah umumnya disebabkan: Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan. Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan. Gizi yang rendah. Penyakit menular. Lingkungan yang tidak sehat, misalnya lingkungan kumuh. 7. Arus Perpindahan Penduduk atau Urbanisasi ke Berbagai Kota Besar yang Tinggi Faktor di desa yang mendorong penduduk pindah ke kota, antara lain: Lahan pertanian semakin sempit. Merasa tidak cocok dengan kehidupan di desa yang teguh berpegang pada tradisi. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa. Memiliki impian kuat untuk mengupayakan peningkatan taraf hidup. Adapun faktor penarik yang terdapat di kota besar, misalnya: Kehidupan kota yang lebih modern. Sarana dan prasarana kota lebih lengkap. Banyak lapangan pekerjaan di kota. Sekolah serta perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas. Beberapa usaha yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan kependudukan dan lingkungan hidup, yakni: a. Membuat pengaturan dan pembatasan usia menikah minimal. b. Menyusun pengaturan dan pembatasan kelahiran, di antaranya melalui Program Keluarga Berencana. c. Mengupayakan pemerataan persebaran penduduk dengan cara mengadakan program transmigrasi dan membangun desa guna membendung urbanisasi. d. Memperluas kesempatan kerja serta meningkatkan ketersediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi, komunikasi, dan perumahan di berbagai wilayah. e. Menyelenggarakan pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup melalui sekolah, lembaga pendidikan tinggi, dan berbagai perkumpulan. f. Melakukan program intensifikasi dan ekstensifikasi untuk meningkatkan produksi pangan dan hasil pertanian lainnya. g. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi ramah lingkungan. h. Melakukan pengembangan industri dengan tingkat polusi rendah. i. Memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dalam penggunaan tanah untuk pertanian, perindustrian, dan pemukiman agar tidak merugikan kehidupan manusia di masa depan. RANGKUMAN Masalah kependudukan adalah masalah yang paling penting dalam pembangunan suatu negara karena dapat menghambat pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Dengan persebaran penduduk yang lebih merata dimaksudkan untuk membantu mengurangi berbagai beban sosial, ekonomi dan lingkungan yang ditimbulkan akibat tekanan kepadatan penduduk yang semakin meningkat. Di samping itu persebaran penduduk yang lebih merata juga

15 dimaksudkan untuk membuka dan mengembangkan wilayah baru guna memperluas lapangan kerja dan memanfaatkan sumber daya alam sehingga lebih berhasil guna.

16 Menyajikan Informasi Kependudukan Melalui Peta, Grafik dan Tabel Data atau informasi kependudukan merupakan aspek yang penting dalam pembangunan nasional karena penduduk merupakan subjek dan objek pembangunan. Maka dari itu data kependudukan harus dikemas menjadi keterangan yang bersifat informatif. Lalu apa manfaat yang diperoleh dengan menggunakan peta, tabel atau grafik? Nah, agar kalian lebih memahaminya, mari kita simak pembahasan berikut ini. Data kependudukan menjadi lebih informatif apabila dituangkan dalam bentuk tabel, grafik, dan peta. Karena melalui tabel, grafik, dan peta akan didapat suatu pola tertentu atau dapat diambil kesimpulan tentang keterkaitan atau hubungan antar data. Data kependudukan adalah kumpulan elemen data penduduk yang terstruktur yang diperoleh dari hasil pendaftaran penduduk. Keunggulan penyajian data penduduk dengan menggunakan grafik adalah: 1. Pembaca lebih mudah dalam membandingkan data satu dengan data yang lain. 2. Dapat menggambarkan data kependudukan secara seri. 3. Penyajian lebih menarik. Selain memiliki keungggulan, penyajian data dengan grafik juga mempunyai kelemahan yaitu penyajian data dengan grafik bersifat aprosimatif (angka yang tercantum merupakan angka pendekatan) sedangkan angka yang detail termuat dalam tabel. Secara umum data kependudukan dapat disajikan dalam tiga bentuk yaitu tabel, grafik/diagram, dan peta. 1. Penyajian data dengan tabel merupakan cara yang paling mudah. Penyajian dengan tabel biasanya digunakan untuk kepentingan analisis perbandingan. Misalnya untuk membandingkan tingkat kepadatan penduduk suatu wilayah pada periode waktu tertentu. 2. Grafik/Diagram Penyajian data kependudukan akan lebih mudah dipahami jika ditampilkan dalam bentuk grafik atau diagram. Grafik atau diagram pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu diagram garis, diagram batang, dan diagram lingkaran. a. Diagram Garis biasanya digunakan untuk melihat perkembangan data penduduk. Diagram ini memuat data-data yang berkesinambungan atau kontiniu seperti data jumlah penduduk dari tahun ke tahun. b. Diagram Batang hampir sama dengan diagram garis dalam pembuatannya. Diagram batang digunakan untuk menyajikan kuantitas data penduduk sehingga panjang batang yang digambar sesuai jumlah atau nilai data penduduknya. c. Diagram Lingkaran digunakan untuk menampilkan beberapa jenis data dan membandingkan kuantitasnya. Diagram lingkaran dibuat dalam bentuk lingkaran (360 ) dan jenis data penduduk yang digambarkan disesuaikan dengan nilainya. Data penduduk yang ditampilkan pada diagram lingkaran disajikan dalam persen (%). 3. Data atau informasi kependudukan yang ditampilkan dalam bentuk peta akan lebih menarik dan mudah dibaca karena menunjukkan lokasinya. Penyajian data atau informasi penduduk dalam bentuk peta menghasilkan peta penduduk. Beberapa bentuk simbol bisa digunakan untuk menggambarkan kondisi kepadatan penduduk. Simbol piktorial misalnya, atau dapat juga dengan arsiran bersifat kuantitatif serta gradasi warna. Pemilihan simbol

17 yang tepat menjadi hal penting dalam penyajian data, tujuannya agar tidak terjadi kesalahan dalam pembacaan. RANGKUMAN Data kependudukan menjadi lebih informatif apabila dituangkan dalam bentuk tabel, grafik, dan peta. Karena melalui tabel, grafik, dan peta akan didapat suatu pola tertentu atau dapat diambil kesimpulan tentang keterkaitan atau hubungan antar data.

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK A. PENDAHULUAN Antroposfer berasal dari kata antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Antroposfer adalah salah satu objek material dari geografi yang membahas mengenai persoalan

Lebih terperinci

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER Antroposfer A. PENDAHULUAN Antroposfer berasal dari kata antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Antroposfer adalah salah satu objek material dari geografi yang membahas mengenai

Lebih terperinci

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI ASPEK KEPENDUDUKAN III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami perhitungan angka kelahiran.

Lebih terperinci

ASPEK KEPENDUDUKAN I. Tujuan Pembelajaran

ASPEK KEPENDUDUKAN I. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI ASPEK KEPENDUDUKAN I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami pengertian antroposfer. 2. Memahami

Lebih terperinci

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK PENDUDUK 1. Orang yang tinggal di daerah tersebut 2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain

Lebih terperinci

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER www.bimbinganalumniui.com 1. Pada umumnya bahan-bahan yang dikumpulkan dari sensus bersifat demografis, ekonomis, dan sosial. Bahanbahan yang bersifat demografis (1) Kewarganegaraan (2) Umur (3) Pendidikan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada

Lebih terperinci

Di Unduh dari : Bukupaket.com Sumber buku : bse kemdikbud

Di Unduh dari : Bukupaket.com Sumber buku : bse kemdikbud 34 Geografi XI Antroposfer berasal dari kata latin antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Jadi, antroposer artinya lingkungan bagian dari bumi yang dihuni manusia. Pembahasan

Lebih terperinci

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

D. Dinamika Kependudukan Indonesia D. Dinamika Kependudukan Indonesia Indonesia adalah negara kepulauan dengan potensi sumber daya manusia yang sangat besar. Jumlah penduduk yang tinggal di Indonesia mencapai 256 juta jiwa (Worl Population

Lebih terperinci

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai PB 3 KEPENDUDUKAN Beberapa pengertian Demografi (demos=rakyat,grafein=tulisan) : ilmu tentang penduduk dengan karakteristiknya yg khusus Demografi Demografi formal = Demografi murni Demografi sosial =

Lebih terperinci

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR Pertumbuhan Penduduk Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR Pertumbuhan Penduduk adalah keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurang

Lebih terperinci

ASPEK KEPENDUDUKAN II. Tujuan Pembelajaran

ASPEK KEPENDUDUKAN II. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI ASPEK KEPENDUDUKAN II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami persebaran penduduk. 2. Memahami

Lebih terperinci

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Mulai Tahun 1961 sampai Tahun 2010

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Mulai Tahun 1961 sampai Tahun 2010 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Mulai Tahun 1961 sampai Tahun 2010 Kondis i penduduk di suatu negara sangat besar pengaruhnya terhadap pembangunan nasional. Jumlah penduduk di suatu negara

Lebih terperinci

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation Demografi formal Pengumpulan dan analisis statistik atas data demografi Dilakukan ahli matematika dan statistika Contoh : jika jumlah perempuan usia subur (15-49) berubah, apa pengaruhnya pada tingkat

Lebih terperinci

b. Kematian (mortalitas) Faktor pendorong kematian al:

b. Kematian (mortalitas) Faktor pendorong kematian al: b. Kematian (mortalitas) Faktor pendorong kematian al: Adanya wabah penyakit, seperti demam berdarah, flu burung dsb Adanya bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, banjir dsb. Kesehatan serta pemenuhan

Lebih terperinci

MASALAH PENDUDUK DIPENGARUHI PERKEMBANGAN PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK DAMPAK KEPENDUDUKAN TERHADAP PEMBANGUNAN

MASALAH PENDUDUK DIPENGARUHI PERKEMBANGAN PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK DAMPAK KEPENDUDUKAN TERHADAP PEMBANGUNAN BAB II PERMASALAHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN Setelah mempelajari bab ini diharapkan kalian mampu mengidentifikasi permasalahan penduduk, menjelaskan unsur-unsur dinamika penduduk, serta

Lebih terperinci

ASPEK-ASPEK KEPENDUDUKAN

ASPEK-ASPEK KEPENDUDUKAN ASPEK-ASPEK KEPENDUDUKAN Aspek-Aspek Kependudukan Aspek-aspek kependudukan meliputi jumlah dan perkembangan, pertumbuhan, persebaran, kepadatan, kualitas, serta mobilitas penduduk. 1. Jumlah dan Perkembangan

Lebih terperinci

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN Http://arali2008.wordpress.com LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN OLEH Arsad Rahim Ali Staf Dinas Kesehatan Kab Polewali Mandar Analisa kependudukan dibatasi pada analisa distribusi jenis kelamin dan usia,

Lebih terperinci

MODUL ONLINE INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI

MODUL ONLINE INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI MODUL ONLINE 20.11 INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI FERANI MULIANINGSIH PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 i A. PENDAHULUAN Materi-materi pembelajaran

Lebih terperinci

1. Masalah Jumlah Penduduk

1. Masalah Jumlah Penduduk Pengertian Penduduk Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinu. Dalam

Lebih terperinci

ASPEK KEPENDUDUKAN IV

ASPEK KEPENDUDUKAN IV KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI ASPEK KEPENDUDUKAN IV Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami usia kerja, tenaga kerja, angkatan dan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI BAB VII KEPENDUDUKAN Drs. Daryono, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya PENDAHULUAN Studi demografi menekankan tiga fenomena perubahan penduduk, yakni: 1. Dinamika Penduduk (Population

Lebih terperinci

PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG

PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG BBM 3 PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG Bagja Waluya PENDAHULUAN Pada BBM 3 ini Anda akan membahas tentang persebaran penduduk dalam ruang. Penduduk merupakan salah satu bagian yang mengisi ruang permukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Para pemakai data kependudukan, khususnya para perencana, pengambil kebijaksanaan, dan peneliti sangat membutuhkan data penduduk yang berkesinambungan dari tahun ke

Lebih terperinci

EVALUASI KONDISI DEMOGRAFI SECARA TEMPORAL DI PROVINSI BENGKULU: Rasio Jenis Kelamin, Rasio Ketergantungan, Kepadatan Peduduk

EVALUASI KONDISI DEMOGRAFI SECARA TEMPORAL DI PROVINSI BENGKULU: Rasio Jenis Kelamin, Rasio Ketergantungan, Kepadatan Peduduk EVALUASI KONDISI DEMOGRAFI SECARA TEMPORAL DI PROVINSI BENGKULU: Rasio Jenis Kelamin, Rasio Ketergantungan, Kepadatan Peduduk Afid Nurkholis Email: afidnurkholis@gmail.com ABSTRAK Pengukuran terhadap karakteristik

Lebih terperinci

Sumber: Kompas, 2 Februari 2008 Gambar 2.1 Penduduk merupakan komponen penting dalam suatu negara yang bersifat dinamis.

Sumber: Kompas, 2 Februari 2008 Gambar 2.1 Penduduk merupakan komponen penting dalam suatu negara yang bersifat dinamis. BAB 2 DINAMIKA PENDUDUK Sumber: Kompas, 2 Februari 2008 Gambar 2.1 Penduduk merupakan komponen penting dalam suatu negara yang bersifat dinamis. Penduduk merupakan salah satu elemen pendukung terbentuknya

Lebih terperinci

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia 11:06 Rafless bencoolen 1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan jumlah penduduk yang banyak. Dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang semakin

Lebih terperinci

DINAMIKA ANTROPOSFER

DINAMIKA ANTROPOSFER BAB 2 DINAMIKA ANTROPOSFER Mengapa kita harus mempelajari antroposfer? Antroposfer merupakan sesuatu yang sangat dinamis. Dinamika antroposfer erat kaitannya dengan adanya kejadian-kejadian dalam diri

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w.id s. go ii Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Indonesia Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Indonesia HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 ISBN : 978-979-064-314-7 No. Publikasi: 04000.1109 Katalog

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng KATA PENGANTAR Puja Angayu bagia kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas waranugraha-nya maka penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji dan Syukur kita Panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga buku Profil Perkembangan Kependudukan Kota Serang Tahun 2017 ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi setiap bangsa. Penduduk dengan demikian menjadi modal

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi setiap bangsa. Penduduk dengan demikian menjadi modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan titik sentral pembangunan. Konsep ini lahir dari Konfrensi Asia Pasifik ke 5 di Bangkok, Thailand pada Desember 2002. Dalam konsep ini, penduduk

Lebih terperinci

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi 2015 Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 (Berdasarkan Proyeksi Penduduk

Lebih terperinci

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan Ukuran-ukuran Demografi Angka absolut (count) adalah banyaknya peristiwa demografi tertentu di suatu wilayah dalam jangka

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI

PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI MODUL ONLINE 20.1 ANTROPOSFER DAN PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI FERANI MULIANINGSIH PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 1 A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN PENANGGULANGANNYA

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN PENANGGULANGANNYA PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN PENANGGULANGANNYA Petrus Haryo Sabtono Materi disampaikan dalam Proses Belajar Mengajar Kelas 8 SMPK Santo Yoseph Denpasar Ingatkah kamu filosofi yang berkembang di sebagian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah

Lebih terperinci

Pengukuran dalam Demografi

Pengukuran dalam Demografi Pengukuran dalam Demografi Demografi (Kependudukan) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 Pengukuran dalam Demografi Ukuran Absolut Awal data demografi disajikan dalam bentuk bilangan atau jumlah absolut

Lebih terperinci

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2011-2014 PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI JAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Dalam rangka pemantauan rencana aksi percepatan pelaksanaan

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) PERMASALAHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) PERMASALAHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) PERMASALAHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA A. Kuantitas dan Kualitas Penduduk Indonesia 1. Pengertian Penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun

Lebih terperinci

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2007-2011 PUSAT DATA DAN INFORMASI DEPARTEMEN KESEHATAN RI JAKARTA 2009 KATA PENGANTAR Salah satu permasalahan yang dihadapi saat ini adalah belum ada kesepakatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhatian terhadap penduduk terutama jumlah, struktur dan pertumbuhan dari waktu ke waktu selalu berubah. Pada zaman Yunani dan Romawi kuno aspek jumlah penduduk sangat

Lebih terperinci

Tema II Dinamika Kependudukan dan Pembangunan Nasional

Tema II Dinamika Kependudukan dan Pembangunan Nasional Tema II Dinamika Kependudukan dan Pembangunan Nasional PETA KONSEP Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kualitas Penduduk Dinamika Kependudukan dan Pembangunan Nasional Komposisi Penduduk Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1. Arti dan Tujuan Demografi Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau penduduk dan Grafein adalah menulis. Demografi adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester

fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester 2 2012 outline PENDAHULUAN 1 2 3 MORTALITAS FERTILITAS MIGRASI perhitungan konsep konsep dasar tipe angka mortalitas konsep dasar ukuran fertilitas

Lebih terperinci

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU 1. Sensus Penduduk 2010 dan penyebaran tingkat Kabupaten/Kota Penduduk Provinsi Bengkulu hasil sensus penduduk tahun

Lebih terperinci

Kriteria angka kelahian adalah sebagai berikut.

Kriteria angka kelahian adalah sebagai berikut. PERKEMBANGAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA BAGI LINGKUNGAN A. PENYEBAB PERKEMBANGAN PENDUDUK Pernahkah kamu menghitung jumlah orang-orang yang ada di lingkunganmu? Populasi manusia yang menempati areal atau wilayah

Lebih terperinci

Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan

Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan A. Pertumbuhan penduduk, Adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w.id s. go FERTILITAS PENDUDUK INDONESIA HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 ISBN: 978-979-064-312-3 No. Publikasi: 04000.1107 Katalog BPS: 2102025 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman:

Lebih terperinci

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan:

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan: ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan: 1. Memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik dan perubahan perubahannya; perubahannya; 2. Menerangkan sebab sebab perubahan; 3. Menganalisis

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP N 3 Pajangan Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : VIII / 1 StandarKompetensi : 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan

Lebih terperinci

Deskripsi Singkat Topik :

Deskripsi Singkat Topik : 1 WILAYAH DAN RUANG LINGKUPNYA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : WILAYAH DAN RUANG LINGKUPNYA : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.1

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.1 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.1 1. Dinamika penduduk dipengaruhi oleh faktor berikut, kecuali... Natalitas Mortalitas Migrasi Moralitas Dinamika kependudukan adalah perubahan jumlah

Lebih terperinci

Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka kelahiran berkisar > 30 per tahun.

Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka kelahiran berkisar > 30 per tahun. Pengertian Dinamika Penduduk Dinamika penduduk ialah suatu perubahan keadaan penduduk. Perubahan-perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal. Dinamika atau perubahan lebih cenderung pada suatu perkembangan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 4. Kepadatan Populasi Hubungannya dengan LingkunganLatihan Soal 4.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 4. Kepadatan Populasi Hubungannya dengan LingkunganLatihan Soal 4.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 4. Kepadatan Populasi Hubungannya dengan LingkunganLatihan Soal 4.1 1. Perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah yang ditempati adalah... Dinamika penduduk Kepadatan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

MASALAH KEPENDUDUKAN DI NEGARA INDONESIA. Sri Rahayu Sanusi,SKM,Mkes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

MASALAH KEPENDUDUKAN DI NEGARA INDONESIA. Sri Rahayu Sanusi,SKM,Mkes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara MASALAH KEPENDUDUKAN DI NEGARA INDONESIA Sri Rahayu Sanusi,SKM,Mkes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara 1.PENDAHULUAN Dari hasil sensus penduduk tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

Analisis Parameter Kependudukan menurut Kabupaten/Kota Oleh : Risma Mulia

Analisis Parameter Kependudukan menurut Kabupaten/Kota Oleh : Risma Mulia Analisis Parameter Kependudukan menurut Kabupaten/Kota Oleh : Risma Mulia ==================================================================================== BAB I Pendahuluan Secara harfiah kata Demografi

Lebih terperinci

Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk

Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk A. Pengertian Fenomena bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dari waktu ke waktu dalam suatu wilayah tertentu dinamakan dinamika penduduk. Gejala

Lebih terperinci

Katalog BPS: TREN/ REN/POLA MIGRASI DARI BERBAGAI SENSUS DAN SURVEI. BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA

Katalog BPS: TREN/ REN/POLA MIGRASI DARI BERBAGAI SENSUS DAN SURVEI.  BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA Katalog BPS: 2204008. TREN/ REN/POLA MIGRASI DARI BERBAGAI SENSUS DAN SURVEI BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA TREN/POLA MIGRASI DARI BERBAGAI SENSUS DAN SURVEI BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

Lebih terperinci

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung Tabel 2.17. Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam No Jenis Bencana Alam Kecamatan 1 Potensi Tanah Longsor Tretep, Wonoboyo, Bejen, Candiroto, Gemawang, Kandangan, Jumo, Bansari, Kledung, Kaloran, Kranggan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fertilitas (kelahiran) sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan misalnya bernafas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kependudukan merupakan basis utama dan fokus dari segala persoalan pembangunan. Hampir semua kegiatan pembangunan baik yang bersifat sektoral maupun lintas sektor terarah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia di kategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencangkup lima masalah

Lebih terperinci

2. Berikut negara-negara yang memiliki piramida penduduk stasioner adalah. A. Indonesia B. Swedia C. India D. Amerika Serikat E.

2. Berikut negara-negara yang memiliki piramida penduduk stasioner adalah. A. Indonesia B. Swedia C. India D. Amerika Serikat E. TRY OUT UJIAN NASIONAL 032 GEOGRAFI SMA/MA Petunjuk : 1. Berdoalah sebelum dan sesudah mengerjakan soal! 2. Sebelum mengerjakan soal, tulislah identitas anda pada Lembar Jawaban yang telah disediakan 3.

Lebih terperinci

ii Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 ISBN : No. Publikasi: 04000.1 Katalog BPS: Ukuran Buku: B5

Lebih terperinci

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEFINISI Fertilitas (Fertility): merujuk pada jumlah kelahiran hidup dari penduduk wanita Fekunditas (Fecundity): merujuk pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam. pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran

BAB I PENDAHULUAN. Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam. pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan perubahannya dan sebab sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena

Lebih terperinci

PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035 PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 200 SAMPAI DENGAN 2035 I. Pendahuluan Perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. lengkap dari pada sumber-sumber data yang lain karena kemungkinan tercecernya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. lengkap dari pada sumber-sumber data yang lain karena kemungkinan tercecernya BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sumber-Sumber Data Sumber-sumber data kependudukan yang pokok adalah sensus penduduk, registrasi penduduk dan penelitian (survei). Secara teoritis data registrasi penduduk lebih

Lebih terperinci

RASIO KETERGANTUNGAN ANALISA UNTUK INDONESIA. Oleh : Sita Dewi

RASIO KETERGANTUNGAN ANALISA UNTUK INDONESIA. Oleh : Sita Dewi RASIO KETERGANTUNGAN ANALISA UNTUK INDONESIA Oleh : Sita Dewi ABSTRAK Penduduk usia produktif adalah penduduk yang berusia 15 tahun sampai dengan 64 tahun. Mereka berpotensi bekerja yaitu melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi wilayah atau regional merupakan salah satu bagian penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

DEMOGRAFI KEPERAWATAN KOMUNITAS 1

DEMOGRAFI KEPERAWATAN KOMUNITAS 1 DEMOGRAFI KEPERAWATAN KOMUNITAS 1 Firdawsyi Nuzula, S.Kp.,M.Kes Prodi DIII Keperawatan Akes Rustida Definisi Kata Demografi dari bhs Yunani, Demos, artinya rakyat/penduduk Grafein, artinya menulis Demografi

Lebih terperinci

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang Pada bab ini dijelaskan tentang cara pengaktifan jendela excel, pengisian data dan cara pembuatan grafik. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan penutup yang mencakup kesimpulan yang diambil setelah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian-pengertian Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau penduduk dan Grafien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ITB Central Library, penduduk (population) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ITB Central Library, penduduk (population) adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk dapat diartikan sebagai suatu kesatuan organisme yang terdiri dari individu, individu yang sejenis yang mendiami suatu daerah dengan batasbatas tertentu.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar yaitu dengan jumlah penduduk sebanyak 237.641.326 juta jiwa penduduk (BPS, 2010). Di tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk yang begitu besar di Negara yang sedang berkembang seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara tersebut. Dalam Wicaksono

Lebih terperinci

SOSIOSFIR. Sosiosfir. Lingkungan yang tercipta akibat interaksi antar manusia secara menalar.

SOSIOSFIR. Sosiosfir. Lingkungan yang tercipta akibat interaksi antar manusia secara menalar. SOSIOSFIR 1 Sosiosfir Lingkungan yang tercipta akibat interaksi antar manusia secara menalar. Pola pikir seseorang: Sikap, pengetahuan, kepercayaan dan norma. Pola pikir menentukan perilaku 2 1 Perilaku

Lebih terperinci

Data dan Informasi dalam Perencanaan

Data dan Informasi dalam Perencanaan Data dan Informasi dalam Perencanaan http://en.wikipedia.org/wiki/data Data adalah sekumpulan fakta Data adalah suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya, hasil pengukuran atau pengamatan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara berkembang di dunia. Hal yang paling mendasar yang umum dijumpai dalam suatu negara berkembang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. NAMA SEKOLAH : MA PPMI Assalaam Sukoharjo MATA PELAJARAN : Geografi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. NAMA SEKOLAH : MA PPMI Assalaam Sukoharjo MATA PELAJARAN : Geografi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : MA PPMI Assalaam Sukoharjo MATA PELAJARAN : Geografi KELAS : XI SEMESTER : 1 ( satu ) TAHUN PELAJARAN : 2007 / 2008 ALOKASI WAKTU : 4 x pertemuan I. STANDAR

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI Kota Bandung merupakan Ibu kota Propinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107 36 Bujur Timur, 6 55 Lintang Selatan. Ketinggian tanah 791m di atas permukaan

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata Kuliah : ILMU KEPENDUDUKAN Kode/SKS : 3 sks Deskripsi Singkat : Mata Kuliah memandu mahasiswa untuk memahami ilmu kependudukan, mulai dari konsep-konsep kependudukan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009 25 KATA PENGANTAR Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia. Meningkatnya jumlah penduduk lanjut

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER EKONOMI KEPENDUDUKAN PROGRAM STUDI : EKONOMI PEMBANGUNAN - FAKULTAS EKONOMI MATAKULIAH : EKONOMI KEPENDUDUKAN KODE MATA KULIAH : PE 4706 SKS : 2 SEMESTER : VII MATA KULIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan kependudukan mendasar yang terjadi di Indonesia selain pertumbuhan penduduk yang masih tinggi adalah persebaran penduduk yang tidak merata. Hasil sensus

Lebih terperinci

Penambahan Angkatan Kerja Baru di Provinsi Jawa Tengah

Penambahan Angkatan Kerja Baru di Provinsi Jawa Tengah Penambahan Angkatan Kerja Baru di Provinsi Jawa Tengah Erisman, M.Si, Kabid Statistik Sosial, BPS Provinsi Jawa Tengah Data Penduduk Yang Digunakan Mulai tahun 2014 angka penduduk yang digunakan adalah

Lebih terperinci

STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013

STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013 STATISTIK PENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013 i STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013 No. Publikasi : 62520.1401 Katalog BPS : 2101023.62 Ukuran Buku Jumlah Halaman :15 cm x 21 cm : ix + 57 halaman

Lebih terperinci

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI 1. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan banyak jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Sex

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat menjadi masalah yang membutuhkan perhatian serius dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi

Lebih terperinci

Visi Indonesia 2030: Tinjauan Upaya Pencapaian dari Aspek Dinamika Kependudukan

Visi Indonesia 2030: Tinjauan Upaya Pencapaian dari Aspek Dinamika Kependudukan Visi Indonesia 2030: Tinjauan Upaya Pencapaian dari Aspek Dinamika Kependudukan Author: Junaidi Junaidi Abstract Visi Indonesia 2030 yang ingin menempatkan Indonesia pada posisi ekonomi nomor lima terbesar

Lebih terperinci

tp :// w ht.g o ps.b w w.id PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN Penduduk Indonesia HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 ISBN: 978-979-064-313-0 No. Publikasi: 04000.1108 Katalog BPS: 2102024 Ukuran Buku: B5 (18,2 cm x 25,7

Lebih terperinci

Perhitungan Jumlah Penduduk

Perhitungan Jumlah Penduduk Perhitungan Jumlah Penduduk Dr.Budiman Chandra Pengukuran Terhadap Jumlah Penduduk Pengukuran terhadap perubahan, estimasi dan projeksi jumlah penduduk suatu tempat atau negara sangat penting diketahui

Lebih terperinci