PENDEKATAN TERPADU DALAM MENGELOLA INOVASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDEKATAN TERPADU DALAM MENGELOLA INOVASI"

Transkripsi

1 PENDEKATAN TERPADU DALAM MENGELOLA INOVASI Inovasi adalah inti kompetensi bisnis di abad 21. Bukan hanya untuk mampu bersaing dan tumbuh, terlebih lagi adalah untuk bertahan hidup dalam situasi ekonomi global, itulah sehingga bisnis perlu berinovasi. Dengan meningkatnya persaingan di pasar global, inovasi mulai memainkan peran utama untuk menembus pasar baru, mempertahankan pangsa pasar yang sudah ada dan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Dalam konteks ini, inovasi telah diterima sebagai elemen penting dari strategi bisnis perusahaan, dimana inovasi telah menjadi kontributor penting bagi pemenangan persaingan. Dengan demikian wajar jika manajemen inovasi telah menjadi fokus utama dari penelitian akademik dan industri secara intensif dalam rangka mengatasi berbagai problematika bisnis yang tengah dihadapi oleh perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dalam persaingan global (Drucker, 1985; Hitt et al, 2001;. Kuratko et al., 2005). Dewasa ini, tujuan dari inovasi tidak hanya untuk mengurangi biaya semata, akan tetapi merupakan alasan untuk peningkatan kualitas produk dan pelayanan, merancang produk yang lebih baik, daur hidup produk yang lebih panjang, dan merespon kebutuhan dan tuntutan pelanggan. Disamping itu, inovasi dilakukan untuk mengembangkan produk dan pelayanan baru, model organisasi yang baru dan teknik pemasaran baru. Dari berbagai literatur, beberapa hasil penelitian menganjurkan bahwa perusahaan modern perlu untuk lebih inovatif agar dapat bersaing lebih baik di pasar mereka (Evangelista et al. 1998). Dalam hal ini, biasanya daya saing perusahaan diukur dengan kinerja keuangan. Persaingan global memaksa perusahaan untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan kemampuan teknologi. Mengingat tujuan tersebut, perusahaan perlu merekayasa struktur organisasi dan pekerjaan mereka, meningkatkan kompetensi inti, mengembangkan struktur baru untuk merespon kondisi pasar baru dan permintaan pelanggan, serta menetapkan pasar yang berbeda, meningkatkan jalinan kolaborasi dengan perusahaan lain, dan menanamkan investasi untuk inovasi (Ulusoy et al., 1999). Dalam menghadapi kompetisi ini, beberapa perusahaan mencoba untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda dengan para pesaing mereka, terutama dalam memantapkan posisi mereka sebagai yang paling inovatif, sebagai produsen yang paling hemat biaya, dan sebagai perusahaan yang paling responsif terhadap perubahan pasar. Perusahaan yang memposisikan diri sebagai salah satu yang paling inovatif di pasar, akan berjuang untuk mengetahui kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi dengan mengembangkan produk dan pelayanan baru guna memenuhi

2 kebutuhan ini. Beberapa perusahaan ternyata lebih unggul dari yang lain dalam mencapai tujuan ini karena berbagai faktor internal dan eksternal yang mereka hadapi. Diantara faktor terpenting tersebut adalah kemampuannya untuk melakukan inovasi, yang dalam konteks ini telah dikembangkan suatu model inovasi yang komprehensif dan terpadu sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini. Sumber: Project Leaders International Innovation (2010) Selama ini inovasi lebih sering dikaitkan dengan proses pengembangan produk baru semata. Karenanya kita perlu mengembangkan pendekatan komprehensif baru untuk mengelola inovasi dalam bisnis dan memperkenalkan inovasi kerangka terpadu suatu pendekatan menyeluruh yang mencakup inovasi manajemen - yang melampaui inovasi produk. Konsep tersebut merupakan kerangka relevan untuk semua jenis bisnis terlepas dari sektor dan skala bisnisnya. Ada banyak kesalahpahaman tentang apa yang dimaksud dengan inovasi dalam konteks bisnis, dimana suatu inovasi tidak selalu harus dibatasi pada: Adanya ide terobosan spektakuler atau lompatan teknologi maju; Adanya lompatan imajinasi kreatif yang tiba-tiba dan tidak direncanakan atau disiapkan; Didorong oleh departemen R & D atau "terobosan kreatif" dalam pemasaran; Memerlukan 'workshop' kreativitas; dan Hanya bisa dilakukan pada perusahaan berbasis produk.

3 Suatu inovasi bisa tentang suatu hal yang kecil, berupa perubahan tambahan untuk suatu produk, pelayanan dan proses bisnis. Mengimplementasikan konsep ini perlu melibatkan semua manajer yang ada di setiap departemen, mulai dari manajer keuangan sampai ke manajer pemasaran. Upaya ini perlu direncanakan dan dikelola sebagai proses bisnis inti yang mencakup semua bagian dari proses bisnis. Kesemuanya perlu diintegrasikan kedalam bisnis di tingkat strategik dan operasional, sehingga hal ini akan menjadi keterampilan dan proses bisnis inti untuk abad ke 21. Dengan kata lain, inovasi dan proses bisnis inti perlu dikaitkan dengan strategi dan proses perencanaan bisnis. Suatu inovasi parsial dalam menjalankan strategi bisnis berisiko menghamburkan sumber daya kunci dan merusak fokus organisasi. Suatu kegiatan inovasi harus didorong oleh strategi dan imperatif bisnis saat ini. Tingkat dan jenis inovasi harus ditentukan oleh kinerja bisnis saat ini dan ekspektasi di masa depan serta sejauhmana tingkat toleransi organisasi terhadap risiko. Diagram di bawah ini merangkum gagasan bahwa pada dasarnya terdapat 3 jenis strategi inovasi. Sumber: Project Leaders International Innovation Model (2008) Bagi organisasi yang beroperasi di area hijau ( lihat kolom hijau diatas) mereka mungkin dapat berinovasi untuk tingkat yang lebih besar dengan dimilikinya sumber daya dan keterampilan yang tersedia. Pengembangan produk baru cenderung

4 berfokus pada memperluas jangkauan produk yang sudah ada, dan bukannya benarbenar melakukan suatu pengembangan produk inovatif. Sebagai contoh, produsen vacuum cleaner yang menghasilkan 28 varian desain dan teknologi dengan melakukan strategi modifikasi produk, dalam hal ini tidak lagi membutuhkan teknologi dan keterampilan baru untuk melaksanakan hal tersebut. Sementara organisasi yang ingin mengejar strategi konsolidasi (produk saat ini di pasar saat ini) inovasi dapat difokuskan pada perbaikan proses kerja. Strategi bisnis di area hijau dapat beroperasi dengan berhasil, namun pengembangan tidak bisa terus dilakukan jika sudah sampai pada periode krisis. Agar berhasil mengatasi suatu 'krisis', kemampuan (kapabilitas) dan sumber daya baru mulai diperlukan, dengan menambahkan area biru diagonal di tengah matrik. Suatu perusahaan yang mencoba menerobos pasar baru sebagaimana yang dilakukan berbagai perusahaan di Jepang - dengan berbagai produk mutakhir mungkin perlu menambah manufaktur baru dan meningkatkan kemampuan dalam penjualan. Untuk menempuh strategi yang benarbenar inovatif seperti tergambar dalam area merah pada matrik diatas, area tersebut merupakan wilayah dengan risiko tinggi - karena diperlukan strategi yang benar-benar baru untuk bisnis. Organisasi akan membutuhkan akuisisi sumber daya, kemampuan dan ide baru bahkan membutuhkan suatu kepemimpinan baru. Strategi tersebut biasa disebut sebagai strategi diversifikasi. Suatu perubahan strategik dalam bisnis bahkan memerlukan model operasi bisnis baru dan terbaik, yaitu bisa dengan melakukan pilihan strategik berupa merger, akuisisi atau lisensi. Sejauh mana inovasi terintegrasi dan strategi bisnis dapat diberlakukan bergantung pada risiko bisnis yang akan dihadapi. Artinya, adanya perbedaan jenis strategi dan berbagai proyek inovasi akan memiliki risiko yang berbeda pula. Suatu portofolio keseimbangan proyek inovasi bisa diadopsi jika terlebih dahulu dilakukan penilaian terhadap faktor risiko yang bakal dihadapi ketika sejumlah ide atau inovasi akan dilakukan pada suatu waktu. Inovasi dan ide bisa datang dari setiap bagian dari suatu organisasi, dan tidak selalu harus muncul dari departemen R & D atau pemasaran. Pada area hijau matrik diatas suatu inovasi dapat dilakukan dari sumber internal organisasi, sementara pada area biru dan merah inovasi dapat bersumber dari faktor eksternal dan pihak ketiga organisasi. Tentunya sumber inovasi akan banyak dan bervariasi akan tetapi ide-ide tersebut perlu dikumpulkan, dikoordinasikan dan dikelola sebagai sumber informasi yang berharga dan pijakan masa depan bagi bisnis yang inovatif. Suatu budaya inovasi yang sukses perlu melibatkan semua aspek bisnis dan harus dikelola secara efektif dan efisien sebagaimana mengelola proses bisnis inti. Oleh karena itu, suatu perusahaan inovatif yang sukses perlu mengoperasikan suatu jalinan hubungan inovasi, sehingga semua ide dan inovasi dapat disusun dan dikoordinasikan. Proses kreatif dan analisis dapat digunakan untuk memicu ide-ide baru dalam empat bidang dasar: 1. Inovasi Bisnis misalnya: bisnis baru atau model rantai suplai; 2. Produk atau Jasa Inovasi - produk baru dan cara untuk menyediakan pelayanan;

5 3. Inovasi Pasar - membuka pasar baru dan menciptakan basis pelanggan baru; dan 4. Proses Inovasi - meningkatkan atau mengubah ide internal yang harus disaring secara efektif. Jumlah dan jenis ide akan ditentukan oleh kinerja dan sumber daya yang tersedia. Sejumlah organisasi menyadari bahwa seleksi yang efektif atau proses penyaringan dapat mencegah suatu 'inovasi berlebihan'. Terdapat lima kriteria dasar untuk melakukan seleksi atau penyaringan yang efektif: 1. Nilai Dalam hal ini, apakah suatu ide benar-benar memberikan manfaat yang nyata bagi organisasi? Pertanyaan ini akan membantu mendapatkan ide-ide dan inovasi yang baik, serta para pencetus dan pendukung ide atau inovasi harus memperkirakan atau menghitung manfaat spesifik yang akan timbul; 2. Cocok Dalam hal ini, apakah suatu ide konsisten dengan strategi dan situasi saat ini? Pertanyaan ini akan membantu menghilangkan ide-ide yang secara potensial menjadi suatu gangguan potensial, sehingga bisnis tidak menjadi siasia yang mengalihkan bisnis dari fokus bisnis intinya. Seandaipun suatu ide atau inovasi tidak 'cocok' masih dimungkinkan memiliki suatu nilai, misalnya dengan melakukan outsourcing di bawah lisensi kepada pihak ketiga atau menciptakan produk dalam entitas bisnis yang terpisah; 3. Diterima Dalam hal ini, apakah semua stakeholder mendukungnya? Seringkali inovasi gagal di perusahaan berskala besar karena kurang didukung oleh stakeholders. Adalah penting bahwa para pendukung suatu ide atau inovasi meyakinkan ide internal mereka dan mengukur tingkat dukungan untuk itu. Hal ini sering diabaikan dan menjadi penyebab kegagalan, dan oleh karenanya perlu dilakukan negosiasi dengan stakeholders agar tidak terjadi halangan internal; 4. Kelayakan Dalam hal ini, apakah tersedia waktu dan sumber daya yang cukup? Dengan kata lain, apakah suatu inovasi cukup dikelola dengan anggaran yang ada atau diperlukan dana tambahan? Apakah keterampilan baru perlu ditambah untuk mewujudkan gagasan inovasi secara efektif? Jawaban atas pertanyaan ini akan mempengaruhi waktu pelaksanaan dan perhitungan potensi pengembalian investasi (ROI), sehingga hal ini perlu dilihat sebagai realitas; dan 5. Kelanggengan Dalam hal ini, apakah suatu ide akan menghasilkan suatu nilai, baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang? Artinya, suatu ide baru atau inovasi benar-benar dikatakan memiliki nilai strategik jika mampu bertahan dalam tempaan waktu? Apakah keuntungan jangka panjang senilai dengan pengorbanan jangka pendek pada saat ide baru diperkenalkan ke pasar? Sekali lagi, hal ini berkaitan dengan pengembalian investasi yang harus dicapai. Disamping itu, suatu inovasi harus dibangun dalam rutinitas bisnis pada tiga tingkatan yang berbeda yaitu pertama, pada perencanaan bisnis tahunan, dengan dilakukannya lokakarya inovasi triwulanan yang terstruktur, dan membentuk

6 kepanitiaan untuk kegiatan ini. Suatu rutinitas terstruktur yang 'proaktif' akan menghantarkan ide-ide kedalam proses penciptaan konsep inovasi - seperti dilakukan pada pertemuan triwulanan dan tahunan. Dengan demikian, perlu tercipta budaya inovasi dalam kegiatan sehari hari yang memungkinkan manajemen menciptakan iklim inovasi untuk terus berkembang. Kedua, dalam semua kasus, munculnya suatu ide dan inovasi harus didorong oleh pasar, pelanggan dan pesaing serta kemajuan bisnis terakhir perbulan. Terselenggaranya manajemen yang efektif adalah faktor penentu keberhasilan dalam menjalankan proses inovasi dalam organisasi, yakni: 1. Fokus pada peluang bernilai tinggi dalam hal ini, ide-ide yang bernilai rendah harus segera dikesampingkan dengan cepat. Hal ini dilakukan melalui proses penyaringan yang teliti dan selektif dengan menggunakan berbagai model yang tepat ; 2. Adanya komitmen dari manajemen puncak (CEO) suatu dukungan harus ditunjukkan oleh kepemimpinan eksekutif dan begitu pula dalam mengimplentasikan proses inovasi. Suatu budaya inovasi yang paling sukses adalah inovasi inti yang berjalan secara alami, sebagaimana proses bisnis lainnya seperti penyusunan anggaran dan perencanaan; 3. Mengembangkan inovasi sebagai keterampilan inti hal ini berlaku bagi semua staf dan terutama bagi para manajer. Para manajer dan staf dapat didorong untuk mengemukakan gagasan dan berpikir inovatif sehingga diperoleh keterampilan untuk itu; 4. Tersedianya perangkat untuk mendukung penerapan konsep inovasi yaitu dengan menggunakan internet dan perangkat lunak lainnya untuk menunjang rencana inovasi. Tentunya tidak terpikir oleh kita untuk menjalankan setiap proses bisnis inti tanpa bantuan peralatan dan sistem semacam itu; 5. Memberikan reward bagi mereka yang berbagi ide dan pengetahuan dalam hal ini, suatu reward tidak berarti berbentuk bonus uang tunai! Suatu kinerja dapat ditingkatkan melalui manajemen yang baik, dan terselenggaranya suatu sistem penghargaan yang mengakui upaya individu dan tim kerja dalam berbagi gagasan; dan 6. Mengkomunikasikan keberhasilan - meskipun terdapat segala cara yang mungkin untuk dilakukan, namun setiap orang perlu mengetahui berbagai cara dan temuan inovatif dari rekan kerja sendiri. Dalam hal ini, komunikasi adalah aliran darah dari proses yang sangat penting untuk memberi penguatan positif tentang suatu praktik inovatif yang baik. Sebagaimana proses bisnis inti lainnya, suatu inovasi terbaik perlu dikelola melalui beberapa jenis platform atau aplikasi. Sebuah alat berbasis web harus tersedia di mana saja, kapan saja dan harus cepat dan mudah digunakan. Suatu perangkat inovasi dapat dikategorikan kedalam dua jenis perangkat yang berbeda, yaitu tersedianya skema penyampaian saran elektronik dan tersedianya sistem manajemen pengendalian proses inovasi secara keseluruhan untuk mengimplementasikan suatu ide. Setiap sistem manajemen inovasi harus

7 menggambarkan visibilitas manajemen eksekutif dan terselenggaranya kontrol atas proses inovasi dan tumbuhnya keyakinan bahwa praktik dan alat yang tersedia adalah yang terbaik dan teknik yang digunakan adalah yang paling tepat dan diterapkan secara konsisten di seluruh lapisan organisasi. Sutu platform harus memfasilitasi pembelajaran lintas fungsional yang efektif sebagai fitur inti. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, bahwa salah satu faktor terpenting dalam menumbuhkan budaya inovasi dalam setiap perusahaan adalah dimilikinya pemimpin dan tim kerja dengan kemampuan dan komitmen. Seorang manajer puncak harus memahami dan menjaga arah strategik dari suatu platform inovasi, diantaranya harus mampu memotivasi orang lain. Dengan kata lain, menciptakan budaya inovasi yang berkelanjutan memerlukan kepemimpinan dan komitmen dari dewan direksi dan tim kerja manajemen puncak, dan ini adalah prasyarat yang diperlukan untuk sukses. Hal Ini juga membutuhkan agen dan tim kerja inovasi di seluruh lapisan organisasi. Para manajer perlu terus-menerus menyadari bahwa mereka adalah bagian dari bisnis dan senantiasa bertanya pada diri sendiri tentang, yakni: Apa hambatan untuk menjadi diri yang kreatif dan inovatif? Apakah ada pihak lain yang bertanya tentang ide-ide kita? Apakah para staf mengetahui tentang kebutuhan untuk ide-ide dan inovasi? Apakah setiap individu telah dihargai untuk ide-ide dan kontribusi mereka? Dengan demikian, jika tidak ada batasan dan struktur untuk berlangsungnya proses inovasi, maka kepercayaan dari para staf dan manajer adalah taruhannya. Organisasi yang benar-benar memahami tentang ide dan inovasi tentunya akan berinvestasi untuk organisasi mereka dengan memastikan bahwa fasilitas, peralatan, waktu dan sumber daya yang terorganisasikan akan disediakan untuk membantu ideide dan inovasi tersebut. Berbagai fasilitator akan diberikan untuk membantu proses inovasi berkembang dalam setiap pertemuan bisnis, atau menyediakan 'ruangan yang tenang dan nyaman' bagi setiap orang untuk memikirkan ide-ide, atau menyediakan ruang 'rehat kopi' informal, dimana setiap pekerja dari departemen yang berbeda dapat bersosialisasi bersama-sama untuk istirahat sejenak dan melakukan chatting. Tersedia berbagai cara dimana staf dan manajemen dapat melakukan sesuatu yang berbeda dan didorong untuk menyuarakan ide-ide mereka. Namun untuk menciptakan iklim demikian sering bertentangan dengan rancangan pekerjaan dan kebiasaan organisasi yang telah lama dijalankan. Kesemua hal ini adalah tanggung jawab manajemen kunci, dan sejauh mana para manajer mampu 'mengaudit' organisasi mereka dan menselaraskan manajemen mereka dengan arah yang inovatif. Suatu kinerja inovatif, seperti disiplin bisnis inti lainnya, harus mampu menciptakan proses inovasi dan menginstal budaya inovasi yang dikelola dan diukur secara berkelanjutan. Setiap pertemuan mingguan atau bulanan perlu berfokus pada kemajuan dan kinerja bisnis, sehingga suatu ide dapat terimplementasi dengan baik. Dengan demikian, kajian terhadap kinerja inovasi sekaligus isu kritikal yang diangkat dalam setiap pertemuan harus mendorong dan menginformasikan proses perencanaan berikutnya dan review terhadap suatu

8 strategi. Suatu kinerja harus dikaitkan dengan langkah-langkah strategikal dan indikator kinerja utama. Frekuensi pengukuran kinerja yang dilakukan akan bergantung pada sejauh mana pentingnya inovasi terhadap kinerja bisnis secara keseluruhan. Pengukuran kinerja sangat erat terkait dengan platform inovasi yang digunakan oleh organisasi. Dengan demikian seorang manajer harus memberikan informasi secara real time tentang bagaimana kemajuan suatu inovasi berlangsung dan kaitannya dengan indikator kinerja utama yang dipilih. Suatu kerangka inovasi terpadu adalah proses bisnis inti dan disiplin yang teramat penting bagi keberhasilan dan pertumbuhan bisnis untuk organisasi di abad ke 21, sebagai upaya terpadu dalam mengadopsi dan mengelola inovasi. Suatu strategi bisnis yang jelas akan mengintegrasikan inovasi tepat di jantung organisasi, dan hal tersebut dapat dikombinasikan dengan operasi bisnis yang produktif yang memungkinkan inovasi berkembang dan memberi kesempatan yang lebih besar bagi organisasi untuk berhasil. Pendekatan terpadu juga mengandung arti bahwa setiap individu harus bertanggung jawab dalam proses inovasi di suatu organisasi. Dalam dua dekade terakhir ini kita tengah menyaksikan tumbuhnya jumlah manajer ICT atau TIK dalam organisasi berskala besar untuk mengelola dan mengontrol banyaknya sistem dan perangkat lunak yang digunakan. Peran mereka dipandang sebagai inti untuk menjalankan fungsi bisnis dan operasi dalam menggantikan fungsi papan tulis. Dalam ekonomi global di abad ke-21, harus ada inovasi dalam kepemimpinan puncak berupa jabatan direktur Ide yang memimpin dan mengelola proses inovasi dalam bisnis. Untuk organisasi berskala besar hal tersebut akan menjadi indikator apakah suatu bisnis benar-benar memiliki komitmen terhadap inovasi dan telah mengadopsikannya kedalam budaya inovasi. Untuk memetik manfaat dari proses inovasi, kita harus menggunakan teknik dan alat praktik terbaik serta memantau terus menerus, baik dari sisi input maupun output proses inovasi manajemen sehingga dapat memahami manfaat dari inovasi yang kita jalankan. Dengan menggunakan kerangka inovasi yang terintegrasi, sedikit demi sedikit setiap individu akan mulai memahami bahwa suatu inovasi akan membentang melampaui pengembangan produk baru. Hanya dengan menggunakan kerangka inovasi yang terintegrasi, suatu organisasi akan mampu bersaing di panggung dunia dan benarbenar akan menjadi sukses dalam persaingan ekonomi global. Last but not least, suatu inovasi dapat dihasilkan dengan cara yang berbeda. Inovasi bisa tercipta melalui ide-ide para pengusaha atau investor, serta didasarkan pada penemuan atau ilmu pengetahuan baru. Inovasi juga bisa merupakan hasil dari pekerjaan perbaikan. Proses inovasi berkelanjutan sering berbeda dari inovasi konvensional terutama dalam tujuan dan arahnya. Sedangkan inovasi yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah untuk meningkatkan kinerja bisnis, merangsang pertumbuhan industri dan pertumbuhan perusahaan, sekaligus teintegrasi dengan pertumbuhan ekonomi, lingkungan dan kepedulian sosial (CSR). Dalam kerangka kerja saat ini, sulit bagi kita untuk menyesuaikan inovasi berkelanjutan dan hasil-hasil yang dicapainya sebagai suatu kesatuan. Beberapa faktor penting untuk meningkatkan integrasi berkelanjutan dalam proses inovasi

9 adalah meningkatkan pemahaman, motivasi, dan komitmen dari pihak manajemen dan para pekerja yang terlibat. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan menambah pengetahuan yang lebih baik tentang kebutuhan untuk inovasi berkelanjutan dan manfaat yang dapat diperolehnya. Dalam kasus bisnis misalnya, manfaat tersebut seyogyanya dirasakan pada peningkatan penjualan atau peningkatan efisiensi menuju daya saing yang lebih tinggi. Kurangnya waktu yang tersedia adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi keseluruhan upaya ini. Dengan demikian, diperlukan solusi atau resolusi untuk memfasilitasi proses inovasi terpadu berkelanjutan dalam organisasi saat ini. Bagaimanapun, perusahaan yang sukses perlu menjaga dan mengembangkan kompetensi mereka. Semua aktor yang terlibat dalam proses inovasi harus memiliki pengetahuan dan kesadaran tentang kebutuhan akan inovasi terpadu, dan terciptanya solusi atau resolusi inovatif yang lebih berkelanjutan, yang perlu didukung oleh visi, para pelaku bisnis, dan anggaran yang memadai. Jakarta, 23 Juli 2013 Faisal Afiff

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Karya Ilmiah E-Business SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Manajemen Siklus Hidup Produk SAP Disusun oleh : Nama : Achmad Mustagfiri NIM : 09.11.2962 Kelas : 09-S1TI-06 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

KONSEP TATA KELOLA TI

KONSEP TATA KELOLA TI KONSEP TATA KELOLA TI Pertemuan ke 2 Mata Kuliah Tata Kelola dan Audit Sistem Informasi Diema Hernyka S, M.Kom Konsep IT Governance Outline : Pentingnya Tata Kelola TI Perbedaan Manage dan Govern Definisi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendahuluan Six Sigma merupakan konsep yang relatif baru bagi banyak organisasi. Six Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa cacat), tetapi

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

KONFLIK ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

KONFLIK ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 KONFLIK ORGANISASI Salah satu yang sering muncul dalam upaya melakukan inovasi organisasi adalah terjadinya konflik di dalam organisasi. Sebagaimana lazim diketahui bahwa suatu organisasi secara keseluruhan

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERTEMUAN 2 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 25 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR- DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

EDISI 12 I BUKU 1. -;;-, = Penerbit. . - ~ Salemba Empat. » Buku Asli Berstiker Hologra m

EDISI 12 I BUKU 1. -;;-, = Penerbit. . - ~ Salemba Empat. » Buku Asli Berstiker Hologra m - analemen Strategis Strategic Management-Formulation,Implementation,and Control EDISI 12 I BUKU 1 -;;-, = Penerbit. - ~ Salemba Empat ~» Buku Asli Berstiker Hologra m Daftar lsi BAGIAN SATU TINJAUAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS

BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk strategi bisnis, tetapi merupakan penyebab

Lebih terperinci

Mengelola Budaya Organisasi

Mengelola Budaya Organisasi Mengelola Budaya Organisasi Budaya organisasi? Definisi - nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi. - Falsafah yang menuntun kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan. - Cara pekerjaan

Lebih terperinci

PENJELASAN TENTANG ANGGARAN

PENJELASAN TENTANG ANGGARAN BAB 9 PENJELASAN TENTANG ANGGARAN Semua bisnis harus mempersiapkan anggaran. Anggaran membantu pemilik bisnis dan manajer untuk merencanakan ke depan, dan kemudian, melakukan pengendalian dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau

Lebih terperinci

CV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development

CV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi spektrum dalam kegiatan bisnis dunia. Investasi untuk pengembangan teknologi informasi merupakan sebuah fenomena yang diyakini para pelaku bisnis akan menambah nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tengah persaingan dan lingkungan bisnis yang dinamis serta menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. tengah persaingan dan lingkungan bisnis yang dinamis serta menciptakan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hampir semua organisasi menyadari bahwa dalam iklim kompetitif saat ini, inovasi menjadi salah satu kunci sukses untuk mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan

Lebih terperinci

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2 ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Proyek Outline Sumber Daya Proyek Tim Proyek dan Organisasi Stakeholder Sumber Daya Proyek Pada sebuah proyek diperlukan adanya sumber daya manusia,

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di Kabupaten

Lebih terperinci

Ekonomi Digital Bukan Sekadar Langkah Strategis

Ekonomi Digital Bukan Sekadar Langkah Strategis DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA http://kominfo.pekalongankota.go.id/ Ekonomi Digital Bukan Sekadar Langkah Strategis Kamis, 10 Maret 2016-14:32:23WIB Diposting oleh : Administrator Kategori : ARSIP BERITA

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2010, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan Pelabuhan Perikanan Nasional (PPN) Palabuhanratu sebagai lokasi proyek minapolitan perikanan tangkap.

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

BAB 9 PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERDAGANGAN MELALUI JARINGAN ELEKTRONIK

BAB 9 PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERDAGANGAN MELALUI JARINGAN ELEKTRONIK BAB 9 PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERDAGANGAN MELALUI JARINGAN ELEKTRONIK PERDAGANGAN MELALUI JARINGAN ELEKTRONIK Pada awalnya perdagangan melalui jaringan elektronik didefinisikan sangat sempit,

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia

Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia Lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor : 6 tahun 2001 Tanggal : 24 april 2001 Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia Pendahuluan Pesatnya kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Sistem Informasi Information System (IS) atau yang dikenal dengan Sistem Informasi (SI) oleh Oetomo (2002, p11) didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang

Lebih terperinci

LEADERSHIP OF CARLOS GHOSN AT NISSAN Oleh: Ariefka Sari Dewi, M.B.A. Nissan Automobile merupakan perusahaan manufaktur kendaraan (mobil) yang

LEADERSHIP OF CARLOS GHOSN AT NISSAN Oleh: Ariefka Sari Dewi, M.B.A. Nissan Automobile merupakan perusahaan manufaktur kendaraan (mobil) yang LEADERSHIP OF CARLOS GHOSN AT NISSAN Oleh: Ariefka Sari Dewi, M.B.A. Nissan Automobile merupakan perusahaan manufaktur kendaraan (mobil) yang terletak di Jepang. Pada 1990, Nissan mengalami keberhasilannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek

Lebih terperinci

E-CRM (1) Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom

E-CRM (1) Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom E-CRM (1) Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom E-CRM strategis bisnis yang menggunakan teknologi informasi yang memberikan perusahaan suatu pandangan pelanggannya secara luas, yang dapat diandalkan

Lebih terperinci

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) suatu Proyek termasuk proses yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Modul ke: Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

Tahapan dalam Manajemen Stategis. Proses Manajemen Strategis terdiri dari tiga tahap :

Tahapan dalam Manajemen Stategis. Proses Manajemen Strategis terdiri dari tiga tahap : Manajemen Strategis (Strategic Management) adalah seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Ives dan Learmonth (1984) menjelaskan bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Ives dan Learmonth (1984) menjelaskan bagaimana perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan harus sensitif terhadap pelanggan yang berbeda dan harus mampu memanfaatkan kontribusi pelanggan untuk memberikan produk dan jasa yang lebih baik.

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK MANAJEMEN KUALITAS PROYEK 1. Manajemen Mutu Proyek Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri.

BAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, setiap perusahaan menghadapi tantangan untuk terus bertahan dan tumbuh berkembang. Globalisasi dan kemajuan dalam pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Desain Organisasi untuk Peningkatan Produktivitas Menyederhanakan Mengurangi jumlah lapisan (layer) Mengurangi dan menghilangkan birokrasi Meng-Empower karyawan Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODOLOGI

BAB III ANALISIS METODOLOGI BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan dalam pemodelan Customer Relationship Management. Adapun teori yang akan dijelaskan antara lain adalah Customer

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Setelah membuat metode penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan ditampilkan hasil dari analisis yang dilakukan pada RSUD kota Salatiga. 4.1 Analisis Maturity Level

Lebih terperinci

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih Project Integration Management Binsar Parulian Nababan 201381156 Sutrisno 201381129 Diphda Antaresada 201581294 Adrian Kosasih 201581301 Kunci Sukses Proyek Keseluruhan: Manajemen Integrasi Proyek yang

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM BAB 14 Mengelola Rancangan Proyek (Managing Projects)

RANGKUMAN SIM BAB 14 Mengelola Rancangan Proyek (Managing Projects) RANGKUMAN SIM BAB 14 Mengelola Rancangan Proyek (Managing Projects) A. PENTINGNYA MANAJEMEN RANCANGAN PROYEK Ada tingkat kegagalan yang sangat tinggi antara proyek-proyek sistem informasi. Di hampir setiap

Lebih terperinci

BAB V RENCANA BISNIS. pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana

BAB V RENCANA BISNIS. pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana BAB V RENCANA BISNIS 5.1. Waktu dan Kegiatan Kegiatan implementasi untuk rencana bisnis ini dibuat dalam kurun waktu terlampir pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

MENGELOLA ENTITAS BISNIS. Muniya Alteza

MENGELOLA ENTITAS BISNIS. Muniya Alteza MENGELOLA ENTITAS BISNIS Muniya Alteza Manajer Kerja manajer mencakup usaha untuk mengembangkan strategi dan rencana taktis Manajer harus menganalisa lingkungan persaingan, merencanakan, mengelola, mengarahkan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan PERENCANAAN Tujuan Instruksional Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai perencanaan, proses pembuatan rencana dan tingkat rencana organisasi serta hambatan-hambatan dalam perencanaan. Materi Pembahasan

Lebih terperinci

5 cara untuk menjaga karyawan tetap terlibat dan produktif

5 cara untuk menjaga karyawan tetap terlibat dan produktif 5 cara untuk menjaga karyawan tetap terlibat dan produktif Bagaimana cara menyediakan teknologi yang tepat agar karyawan dapat bekerja di mana saja, kapan saja, dan dengan cara apa saja mereka dapat membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan, investasi dalam inovasi mengikuti siklus boom-bust. Survei tahunan yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Industri mengkonfirmasi

Lebih terperinci

Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed) International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer.

Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed) International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer. Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed). 2007. International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer. Rahmania Utari Keuangan, penggunaan teknologi komunikasi dan informasi, kompetisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEMATIS TERHADAP INFORMASI MANAJEMEN LABORATORIUM Oleh Luh Putu Ary Sri Tjahyanti, S.T., M.Kom. 8

ANALISIS SISTEMATIS TERHADAP INFORMASI MANAJEMEN LABORATORIUM Oleh Luh Putu Ary Sri Tjahyanti, S.T., M.Kom. 8 ANALISIS SISTEMATIS TERHADAP INFORMASI MANAJEMEN LABORATORIUM Oleh Luh Putu Ary Sri Tjahyanti, S.T., M.Kom. 8 Abstrak: Abad ke-21 adalah abad Informasi dan Era Internet. Dengan pesatnya perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada luar negeri. Tuntutan konsumen yang selalu berubah-ubah sesuai perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pada luar negeri. Tuntutan konsumen yang selalu berubah-ubah sesuai perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan usaha dalam era global ini menimbulkan persaingan yang ketat dan terbuka. Persaingan usaha sejenis pun tidak lagi hanya dalam negeri bahkan sampai pada luar

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. telah disajikan dalam bab terdahulu, dapat ditarik kesimpulan

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. telah disajikan dalam bab terdahulu, dapat ditarik kesimpulan BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasar deskripsi, pembahasan, dan model konseptual yang telah disajikan dalam bab terdahulu, dapat ditarik kesimpulan berikut ini. Pertama,

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis

Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis Untuk memaksimalkan laba dari investasi infrastruktur e-bisnis, perlu pemahaman tentang bagaimana perusahaan dalam menerapkan e-bisnis. Penelitian menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

GLOBAL ADVOCACY PLATFORM

GLOBAL ADVOCACY PLATFORM GLOBAL ADVOCACY PLATFORM 2 PENDAHULUAN Platform advokasi global (The Global Advocacy Platform) dibentuk untuk mendukung upaya advokasi yang dilakukan oleh IIA, chapter, sukarelawan, anggota, pemangku kepentingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menciptakan nilai unggul bagi pelanggan. Orientasi pasar adalah budaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menciptakan nilai unggul bagi pelanggan. Orientasi pasar adalah budaya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Orientasi Pasar Bakti & Harun (2011) mendefinisikan orientasi pasar merupakan budaya bisnis dimana organisasi mempunyai

Lebih terperinci

4 JURUS KEPIAWAIAN PEMIMPIN ORGANISASIONAL

4 JURUS KEPIAWAIAN PEMIMPIN ORGANISASIONAL 4 JURUS KEPIAWAIAN PEMIMPIN ORGANISASIONAL Suatu organisasi dapat tegak berdiri, baik bisnis maupun publik, setidaknya ditopang oleh empat pilar, yakni kepemimpinan, manajemen, komando, dan pengendalian.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI 1 ORGANISASI DAN SISTEM INFORMASI Sistem Informasi dan Organisasi mempengaruhi satu sama lain.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK The New Climate Economy Report RINGKASAN EKSEKUTIF Komisi Global untuk Ekonomi dan Iklim didirikan untuk menguji kemungkinan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA Pendahuluan Pesatnya kemajuan teknologi telekomunikasi,

Lebih terperinci

8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI

8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI 8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI Pengembangan agroindustri terintegrasi, seperti dikemukakan oleh Djamhari (2004) yakni ada keterkaitan usaha antara sektor hulu dan hilir secara sinergis dan produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja melalui pembangunan perusahaan untuk meningkatkan daya saing

BAB I PENDAHULUAN. kerja melalui pembangunan perusahaan untuk meningkatkan daya saing BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dekade terakhir pasar modal Indonesia mulai menunjukkan peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat baik domestik maupun asing untuk menunjang pembangunan

Lebih terperinci

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention)

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention) L1 Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan Arahan Strategi ( Strategic Intention) Untuk menjawab pertanyaan dibawah ini menggunakan format skor dengan skala ( 0-5 ) dan lingkari skor yang akan

Lebih terperinci

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Information System Strategic Design 11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Sumber :

Lebih terperinci

Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 DISIPLIN ORGANISASI

Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 DISIPLIN ORGANISASI DISIPLIN ORGANISASI Disiplin adalah tindakan para manajer untuk menegakkan standar organisasi, yang apabila para pekerja tidak mengetahui dan memahami standar tersebut, maka perilaku mereka akan tidak

Lebih terperinci

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

Framework Penyusunan Tata Kelola TI Bab IV Framework Penyusunan Tata Kelola TI Dalam bab ini akan dibahas tahapan-tahapan dalam penyusunan tata kelola TI Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Terdapat beberapa tahapan dalam penyusunan tata kelola

Lebih terperinci

Nilai dan Kode Etik Pirelli Group

Nilai dan Kode Etik Pirelli Group Nilai dan Kode Etik Pirelli Group Identitas Pirelli Group secara historis dibentuk oleh seperangkat nilai yang selama bertahun-tahun berusaha untuk dicapai dan dijaga oleh kami. Selama bertahun-tahun

Lebih terperinci

Desain Struktur Organisasi: Spesialisasi dan Koordinasi

Desain Struktur Organisasi: Spesialisasi dan Koordinasi Modul ke: Desain Struktur Organisasi: Spesialisasi dan Koordinasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN Lampiran Surat Keputusan Pengurus Dana Pensiun Perhutani Nomor : 91/Kpts/DPPHT/2007 Tanggal : 27 Desember 2007 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.......

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5626 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 348) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 PENGANTAR

KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 PENGANTAR KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 Dipersiapkan untuk Dewan Asosiasi Pustakawan khusus/sla oleh Komite Khusus mengenai Kompetensi untuk Pustakawan Khusus Joanne Marshall; Linda Moulton; dan Roberta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis Persaingan di dunia usaha yang sangat ketat dewasa ini terjadi karena setiap perusahaan berupaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN

1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN 1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN 1.1 Pengadilan telah mengumumkan visi, misi (tujuan), dan detil bagaimana memenuhi nilai dasar (seperti : aksesibilitas, aktualitas, dan keadilan). 1.2 Pimpinan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu

Lebih terperinci

Diklat Penjenjangann. Auditor Utama. Auditor Madya. Auditor Muda. Diklat Pembentukann. Auditor Ahli. Auditor

Diklat Penjenjangann. Auditor Utama. Auditor Madya. Auditor Muda. Diklat Pembentukann. Auditor Ahli. Auditor Diklat Penjenjangann Auditor Utama Auditor Madya Auditor Muda Diklat Pembentukann Auditor Ahli Auditor Terampil KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Faktor Keberhasilan untuk Keterlibatan Pengguna Akhir Office 365

Faktor Keberhasilan untuk Keterlibatan Pengguna Akhir Office 365 Faktor Keberhasilan untuk Keterlibatan Pengguna Akhir Office 365 Faktor keberhasilan penting yang mempengaruhi penerapan Office 365 serta cara agar berhasil menggunakannya dalam rollout Office 365 akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan iklim kompetisi antar perusahaan semakin tajam dan ketat, juga ditambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak inti yang digunakan oleh perusahaan untuk mengintegrasikan dan

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak inti yang digunakan oleh perusahaan untuk mengintegrasikan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) adalah suatu program perangkat lunak inti yang digunakan oleh perusahaan untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan informasi

Lebih terperinci

Strategi Operasi untuk Barang & Jasa

Strategi Operasi untuk Barang & Jasa Strategi Operasi untuk Barang & Jasa Contoh : Perusahaan Haier Perusahaan dari China Membangun pabrik di California Selatan, Amerika Serikat --- Haier responsif terhadap kebutuhan pelanggan Haier secara

Lebih terperinci

Pengertian Total Quality Management (TQM)

Pengertian Total Quality Management (TQM) Pengertian Total Quality Management (TQM) Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan pengertian kualitas (quality), dan manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management).

Lebih terperinci

DESAIN LOGO. TEKNIK DESAIN LOGO Mulok TKJ: COREL DRAW GRAPHIC SUIT

DESAIN LOGO. TEKNIK DESAIN LOGO Mulok TKJ: COREL DRAW GRAPHIC SUIT DESAIN LOGO A. Tahapan-Tahapan Dalam Desain Logo Ada beberapa kriteria membuat sebuah logo untuk desainer logo pemula maupun sekedar menambah wawasan untuk desainer logo yang berpengalaman. Pada kenyataannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Revolusi industri yang terjadi pada tahun 1750, dengan penemuan mesin uap telah menggantikan posisi pekerjaan manual dengan mesin, yang memberikan hasil dramatis. Kemudian

Lebih terperinci

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung Siklus Proyek Policy & Strategy Pre-project discussion & activities Project Identification Pre-feasibility

Lebih terperinci

GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN

GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN Oleh : Suharno LOKAKARYA BUDAYA KESELAMTAN INSTALASI NUKLIR Jakarta 17 20 Mei 2005 1. PENDAHULUAN Kelemahan dapat memicu terjadinya keadaan keselamatan yang tidak stabil

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Paparan hasil penelitian sebagaimana terdapat dalam bab IV telah memberikan gambaran yang utuh terkait implementasi SMM ISO di UIN Maliki Malang. Berikut disajikan beberapa

Lebih terperinci

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek Modul ke: Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek Fakultas 02Deva Prudensia Setiawan, S.T., M.M. Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Manajemen Proyek Isi Manajemen Proyek Organisasional

Lebih terperinci

Pernyataan Kemampuan Toll

Pernyataan Kemampuan Toll Pernyataan Kemampuan Toll Sejak didirikan 125 tahun yang lalu, Toll telah tumbuh menjadi penyedia logistik terpadu terkemuka di kawasan Asia Pasifik. Sekarang kami merupakan perusahaan yang berfokus pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

Anggota Tim Proyek. Manajer Proyek 22/09/2007

Anggota Tim Proyek. Manajer Proyek 22/09/2007 Tim Proyek Adalah semua personil yang tergabung gdalam organisasi pengelola proyek. Ada personil fungsional dan organisasi induk, ada juga personil yang menjadi inti dari tim. Project office : Staf pendukung

Lebih terperinci

ORGANISASI INOVATIF. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

ORGANISASI INOVATIF. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 ORGANISASI INOVATIF Dalam masyarakat modern dan dinamis tempat dimana suatu organisasi berada, pertanyaan tentang apakah perubahan organisasi perlu dilakukan menjadi tidak relevan lagi. Mungkin pertanyaan

Lebih terperinci