P E N G A N T A R. Halaman i

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "P E N G A N T A R. Halaman i"

Transkripsi

1

2 K A T A P E N G A N T A R Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan dengan izinnya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 dapat disusun dengan baik. LAKIP disusun dalam rangka mewujudkan Good Governence Kabupaten Aceh Utara yang merupakan wujud pertanggungjawaban terhadap Visi, Misi Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan Instansi Pemerintah setiap tahunnya. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan amanat dari Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dimana peraturan tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah, Negara sebagai unsur penyelenggara pemerintahan berkewajiban menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah kepada Presiden melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. LAKIP merupakan media pertanggungjawaban kinerja yang dibuat secara periodik, memuat informasi yang dibutuhkan oleh stakeholders terhadap pelaksanaan berbagai program dan kegiatan. Materi LAKIP mengandung analisis pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD untuk tahun yang bersangkutan, dimana sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kab. Aceh Utara merupakan outcome dari pelaksanaan prgoram pembangunan. Selain dari itu LAKIP berfungsi sebagai sarana bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara untuk menyampaikan keterangan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh masyarakat dan juga sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja serta sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja yang telah ditetapkan dimasa yang akan datang. Halaman i

3 Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara ini di rasakan masih terdapat berbagai kekurangan. Sehingga untuk penyempurnaan lebih lanjut kami mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak dan kami tak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua personil yang telah membantu sehingga Lakip dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Demikianlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Aceh Utara tahun 2015 ini kami sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak instansi terkait terutama Pemerintah kabupaten Aceh Utara sendiri sehingga kedepan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dapat lebih ditingkatkan lagi. Lhokseumawe, Maret 2016 BUPATI ACEH UTARA DTO H. MUHAMMAD THAIB Halaman ii

4 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Ikhtisar Eksekutif... v BAB I PENDAHULUAN... 1 I. Gambaran Umum Daerah... 1 A. Kondisi Geografis... 1 B. Kondisi Umum Daerah... 4 II. Aspek Strategis... 7 A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)... 7 B. Laju Inflasi C. Pendapatan regional Perkapita D. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah E. Fokus Fasilitas Wilayah Infrastruktur F. Fokus Iklim Berinvestasi G. Fokus Sumber Daya Manusia H. Struktur Organisasi III. Permasalahan Utama BAB II PERJANJIAN KINERJA I. Rencana Strategis A. Visi B. Misi C. Tujuan dan Sasaran II. Perjanjian Kinerja Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA I. Capaian Kinerja Organisasi A. Pengukuran Kinerja B. Target dan Realisasi Kinerja Tahun C. Perbandingan antara Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Empat Tahun Terakhir D. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Standar Nasional E. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan Kinerja dan Solusi yang Telah dilakukan F. Analisis dan Efisiensi Penggunaan Sumber Daya II. Realisasi Anggaran BAB IV PENUTUP Lampiran 1 Penetapan Kinerja Tahun 2014 Lampiran 2 Daftar Prestasi/Penghargaan Lampiran 3 Daftar Rekap IKM Lampiran 4 Pernyataan Telah Direview iii

5 I K H T I S A R E K S E K U T I F Dalam rangka mencapai tujuan Good Governance dan Clean Government sangat dibutuhkan tuntutan pelayanan publik kearah yang lebih transparan, partisipasif dan akuntabel. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah mencoba memaksimalkan seluruh potensi yang ada dalam bentuk program dan kegiatan. Tentunya dalam pencapaian target tidak hanya kesuksesan dalam program dan kegiatan pembangunan saja yang menjadi tolok ukur, tetapi capaian kinerja organisasi juga harus diperhatikan lebih seksama, mengingat capaian kinerja Kab. Aceh Utara menjadi pedoman bagi pemerintah pusat dalam melakukan evaluasi kinerja pemerintah daerah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah atau laporan LAKIP merupakan kumpulan capaian kinerja pemerintah daerah yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada tahun Laporan LAKIP ini tidak terlepas dari visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara yang tertuang dalam Rencana Pemerintah Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Aceh Utara, dimana seluruh sasaran strategis dari Laporan LAKIP tahun 2015 ini merupakan penjabaran dari sasaran strategis RPJMD Kab. Aceh Utara tahun yang telah ditetapkan melalui Qanun Kab. Aceh Utara Nomor 9 Tahun Sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Pemerintah Kabupaten/Kota diwajibkan untuk menyusun Laporan LAKIP tahun Kab. Aceh Utara telah selesai menyusun laporan tersebut, tentunya dengan memperbandingkan capaian kinerja tahun 2015 dan target realisasinya serta perbandingan dengan capaian kinerja tahun-tahun sebelumnya yang tidak terlepas daripada sasaran dan tujuan dari RPJMD Kab. Aceh Utara. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah menetapkan 16 sasaran strategis Halaman v

6 dengan 22 Indikator Kinerja pada Laporan LAKIP tahun 2015 yang pelaksanaannya dilaksanakan secara bertahap melalui program dan kegiatan di masing-masing SKPK. Sesuai dengan hasil analisa Tim Penyusun Laporan LAKIP Kab. Aceh Utara, dapat kami jelaskan bahwa dari 22 indikator kinerja, kriteria sangat berhasil sebanyak 13 indikator (59,09%), berhasil sebanyak 4 indikator (18,18%), cukup berhasil sebanyak 2 indikator (9,09%) dan tidak berhasil sebanyak 3 indikator (13,64%). Data dan informasi untuk lebih jelasnya terdapat dalam laporan LAKIP Kab. Aceh Utara. Dalam penyusunan LAKIP tahun 20145, terdapat sedikit perbedaan dimana laporan LAKIP harus di review oleh Inspektorat, sehingga data yang disajikan merupakan data yang valid dan akurat. Dari hasil review tersebut, kami telah mensajikan saran dan rekomendasi yang dihasilkan sehingga laporan LAKIP ini dapat bermanfaat sesuai dengan data dan fakta dilapangan. Kami sangat mengapresiasi kinerja pemerintah pusat, terutama Kementrian PAN dan RB, dimana Kabupaten Aceh Utara dalam evaluasi laporan LAKIP tahun 2015 terdapat beberapa permasalahan, sehingga kami mendapatkan nilai CC. Kami sangat berharap agar tahun ini kami dapat meningkatkan peringkat menjadi kategori B dan dengan mengucapkan syukur kepada Allah, Alhamdulillah, dari kendala dan keterbatasan yang ada, LAKIP Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 dapat disusun dan disampaikan untuk mempertanggung-jawabkan pelaksanaan rencana kinerjanya. Halaman vi

7 Bab I Pendahuluan I. LATAR BELAKANG Implementasi good governance saat ini sudah menjadi sebuah keniscayaan, yang harus dipraktekkan oleh setiap penyelenggaraan Negara dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari kolusi dan korupsi. Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada semua tingkatan yang melaksanakan kegiatan pada tiap bagian. Masingmasing individu pada tiap jajaran aparatur bertanggungjawab atas setiap kegiatan yang dilaksanakan pada bagiannya. Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Akuntabilitas Instansi Pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan. Sejalan dengan itu telah ditetapkan TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme diikuti dengan terbitnya Undang- Undang Nomor 28 Tahun 1999 serta Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Menurut penjelasan undang-undang tersebut, asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan pemerintahan harus dapat dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan dan dalam rangka memberikan informasi yang luas Halaman 1

8 kepada masyarakat tentang akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Aceh Utara maka Pemerintah Kabupaten Aceh Utara diwajibkan menyusun Laporan Kinerja/Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun II.MAKSUD DAN TUJUAN Adanya pola pikir yang terukur untuk dapat memberdayakan fungsi publik agar sesuai dengan tuntutan perkembangan ekonomi, politik, dan budaya, diperlukan etos kerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil dan pertanggungjawaban berdasarkan nilai nilai akuntabilitas menuju pemerintah yang bersih, berwibawa, dan akuntabel. Atas dasar ini, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara pada setiap akhir periode menyusun laporan pelaksanaan program/kegiatan, capaian kinerja dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang dikomunikasikan kepada para stakeholders dan pada hakekatnya adalah merupakan Pertanggungjawaban Publik. Laporan Akuntabilisiktas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) selain memiliki fungsi sebagai penyediaan informasi untuk mengambil keputusan pihak pihak terkait, juga sebagai umpan balik dan sebagai sarana perbaikan manajemen kepemerintahan, serta sebagai media pertangungjawaban kepada lembaga legislatif dan publik. Fungsi tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Kabupaten Aceh Utara. Maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 mencakup hal hal berikut ini: Memberi pertanggungjawaban kepada pemberi amanah; Memberi dasar bagi pengambil keputusan untuk perbaikan dalam pencapaian kehematan, efesiensi, dan efektifitas pelaksanaan tupoksi, sebagai upaya mencapai visi dan misi Kabupaten Aceh Utara tahun ; Halaman 2

9 Memberi masukan untuk memperbaiki perencanaan khususnya jangka pendek dan jangka menengah. III.GAMBARAN UMUM DAERAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Aceh Utara merupakan salah satu kabupaten dari 23 kabupaten/kota dalam Provinsi Aceh yang terletak pada posisi Bujur Timur dan Lintang Utara. Kabupaten Aceh Utara berbatasan dengan Kota Lhokseumawe dan Selat Malaka di sebelah Utara, dengan Kabupaten Aceh Timur di sebelah Timur, dengan Kabupaten Bener Meriah di sebelah Selatan dan dengan Kebupaten Bireuen di sebelah Barat. Sebelah utara merupakan laut, yaitu Selat Malaka, dan di sebelah selatan adalah kaki atau lereng pegunungan maka secara umum bentuk permukaan bumi atau geomorfologi Kabupaten Aceh Utara dari arah pantai ke arah pegunungan adalah : Dataran pantai, yang terletak sepanjang tepi pantai. Dataran aluvial, yang terletak relatif memanjang di belakang dataran pantai. Zona lipatan, yang terletak relatif memanjang di belakang dataran aluvial. Zona vulkanik, yang merupakan kaki/lereng sampai punggungan pegunungan. Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara yang tercatat adalah 3.296,86 km 2, atau Ha, yang terdiri dari 27 kecamatan 70 kemukiman 852 gampong. Paya Bakong adalah Kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas yaitu 418,32 Km 2, sementara Lapang adalah kecamatan yang paling sempit, yaitu 19,27Km 2 dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Tabel 1.1. Halaman 3

10 Tabel 1.1 Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan No. Kecamatan Luas Wilayah Persentase (Km2) 1. Sawang 384,65 11,67 2. Nisam 114,74 3,48 3. Nisam Antara 84,38 2,56 4. Bandar Baro 42,35 1,28 5. Kuta Makmur 151,32 4,59 6. Simpang Kramat 79,78 2,42 7. Syamtalira Bayu 77,53 2, Geureudong Pase 269,28 8,17 9. Meurah Mulia 202,57 6, Matang Kuli 56,94 1, Paya Bakong 418,32 12, Pirak Timu 67,70 2, Cot Girek 189,00 5, Tanah Jambo Aye 162,98 4, Langkahan 150,52 4, Seunuddon 100,63 3, Baktiya 158,67 4, Baktiya Barat 83,08 2, Lhoksukon 243,00 7, Tanah Luas 30,64 0, Nibong 44,91 1, Samudera 43,28 1, Syamtalira Aron 28,13 0, Tanah Pasir 20,38 0, Lapang 19,27 0, Muara Batu 33,34 1, Dewantara 39,47 1,20 TOTAL 3.296,86 100,00 Sumber : Aceh Utara Dalam Angka 2015 Tata guna lahan meliputi areal persawahan, perkebunan, hutan, rawarawa, tambak, dan lain-lainnya. Penggunaan lahan yang terluas untuk lahan perkebunan dan hutan negara. Disamping itu, lahan yang relatif luas juga digunakan untuk areal persawahan, tegalan/kebun-kebun, pekarangan dan Halaman 4

11 bangunan, hutan rakyat, ladang/huma, dan untuk areal lain-lainya. Selain itu, di daerah ini masih terdapat lahan kosong yang produktif namun belum diusahakan yaitu seluas Ha atau 2,78 % dari luas wilayah seluruhnya. Secara keseluruhan tata guna lahan Kabupaten Aceh Utara tercantum pada tabel 1.2. Tabel 1.2 Tata Guna Lahan No Pengguna Lahan Luas (Ha) % 1 Persawahan Perkarangan / Bangunan Tegalan/ Kebun Ladang/ Huma Pengembalaan/ Padang Rumput Sementara Tidak Diusahakan Ditanami Pohon/ Hutan Rakyat Perkebunan Lain-lain (Tambak/Kolam/Empang/Tebat) Jumlah Sumber : Aceh Utara Dalam Angka, Iklim Wilayah Kabupaten Aceh Utara sebagai bagian dari wilayah Provinsi Aceh, termasuk tipe iklim muson dan klasifikasi menurut Mohr, Schmid & Ferguson, termasuk iklim tipe C. Wilayah Kabupaten Aceh Utara relatif lebih kering dibandingkan dengan dengan wilayah lainnya di Provinsi Aceh, karena pengaruh Pegunungan Bukit Barisan, di mana wilayah sebelah utara dan timur Pegunungan Bukit Barisan cenderung lebih kering dibandingkan wilayah sebelah barat dan selatannya. Curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten Aceh Utara berkisar antara mm, dengan hari hujan 92 hari. Musim hujan terjadi pada bulan Agustus sampai Januari, dengan curah hujan maksimal terjadi di bulan Oktober-November, yang mencapai di atas 350 mm per bulan dengan hari hujan lebih dari 14 hari. Sementara musim dengan curah hujan lebih rendah Halaman 5

12 (cenderung kemarau) terjadi pada bulan Februari sampai Juli, dan yang cenderung terendah adalah sekitar bulan Maret-April. Rata-rata suhu udara adalah 30 0 C, dengan kisaran antara 21 0 C sampai 35 0 C. Suhu rata-rata pada musim penghujan adalah 28 0 C, dan pada musim kemarau suhu rata-rata adalah 32,8 0 C. Kelembaban udara berkisar antara %, dengan rata-rata 86,6 %. 2. Geologi Struktur geologi yang ada di wilayah Kabupaten Aceh Utara secara garis besar terdiri atas batuan Quarter yang cenderung di bagian pesisir (bagian utara) dan batuan Tersier yang cenderung di bagian pedalaman (bagian selatan). Sebaran ini selaras dengan topografi yang menaik dari utara ke selatan, dan selaras pula dengan pola hilir ke hulu dalam DAS. B. Kondisi Demografis Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015, jumlah penduduk Kabupaten Aceh Utara tercatat jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 2.04% per tahun. Luas wilayah 3.296,86 km 2 maka kepadatan penduduk mencapai 174 jiwa/km 2 dengan sebaran di 27 kecamatan selama periode tahun sebagaimana tercantum pada Tabel 1.3. Ditinjau dari distribusi penduduk terbesar di Kecamatan Lhoksukon mencapai jiwa dan kepadatan penduduk terbesar di Kecamatan Dewantara mencapai jiwa/km 2, sedangkan jumlah dan kepadatan penduduk terkecil di Kecamatan Geureudong Pase mencapai jiwa dan 18 jiwa/km 2. Bila dilihat dari letaknya, maka dapat diindikasikan bahwa kecamatan-kecamatan di sekitar sumbu wilayah atau di sekitar jalan nasional cenderung mempunyai jumlah dan kepadatan penduduk lebih besar. Tabel 1.3 Perkembangan Distribusi Penduduk Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan Tahun No. Kecamatan *) 1 Sawang ,999 35,457 36,502 2 Nisam ,473 17,702 18,223 3 Nisam Antara ,447 12,61 12,981 4 Banda Baro ,518 7,617 7,841 Halaman 6

13 5 Kuta Makmur ,648 22,945 23,62 6 Simpang Kramat ,946 9,063 9,330 7 Syamtalira Bayu ,309 19,562 20,138 8 Geureudong Pase ,613 4,674 4,812 9 Meurah Mulia ,129 18,367 18, Matang Kuli ,035 17,258 17, Paya Bakong ,053 13,224 13, Pirak Timu ,624 7,724 7, Cot Girek ,021 19,27 19, Tanah Jambo Aye ,032 41,569 42, Langkahan ,514 21,796 22, Seuneudon ,8 24,112 24, Baktiya ,978 34,423 35, Baktiya Barat ,574 17,804 18, Lhoksukon ,101 46,704 48, Tanah Luas ,913 23,213 23, Nibong ,375 9,498 9, Samudera ,446 25,779 26, Syamtalira Aron ,066 17,289 17, Tanah Pasir ,548 8,660 8, Lapang ,187 8,294 8, Muara Batu ,527 25,861 26, Dewantara ,496 46,091 47,449 Jumlah , , ,961 Sumber: Aceh Utara Dalam Angka Tahun Persentase Penduduk diatas Garis Kemiskinan Kemiskinan merupakan persoalan makro yang harus diatasi secara berkelanjutan. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk menanggulangi kemiskinan sesuai prioritas pembangunan yang tercantum dalam RPJM Kabupaten Aceh Utara Tahun Berbagai program pembangunan jangka menengah telah diimplimentasikan, baik di bidang infrastruktur, ekonomi, pendidikan, maupun kesehatan. Akhir tahun 2014 tercatat penduduk miskin di Kabupaten Aceh Utara sebanyak jiwa atau 19,58 persen dari jumlah penduduk sebagaimana tercantum pada Gambar 1.4. Kondisi tersebut menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat Aceh Utara semakin meningkat dan terus mengalami perbaikan sepanjang tahun Penanggulangan kemiskinan menjadi prioritas Pemerintah Halaman 7

14 000 Jiwa 113,37 124,04 119,51 111,74 112,19 Persen Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Kabupaten Aceh Utara ke depan termasuk memberikan perhatian yang lebih besar, tepat sasaran, dan terfokus melalui implimentasi pembangunan pada wilayah-wilayah yang menjadi kantong kemiskinan, terutama di wilayah pesisir. Gambar 1.4 Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Aceh Utara Tahun ,43 22,89 21,52 20,34 19, Jumlah Penduduk Miskin (000 Jiwa) Tingkat Kemiskinan (%) II. ASPEK STRATEGIS A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pertumbuhan ekonomi Aceh Utara periode ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 dan tanpa memasukkan migas menunjukkan pertumbuhan ekonominya berkisar antara 3,40 7,57 persen. Nilai PDRB ADHK tanpa migas Aceh Utara selama pada tahun 2010 nilainya sebesar 8,97 triliun rupiah dan terus tumbuh hingga mencapai 10,99 triliun rupiah pada tahun 2014 dengan pertumbuhan rata-rata 5,23 persen per tahun. Jika dengan memasukkan migas, nilai PDRB Aceh Utara selama periode mengalami peningkatan yaitu dari 17,20 triliun rupiah menjadi 18,15 triliun rupiah. Tahun 2013 nilai PDRB dengan migas turun menjadi 17,86 triliun rupiah dan terus turun menjadi 17,26 triliun rupiah pada Halaman 8

15 tahun Gambar 1.6 PDRB ADHK 2000Tahun (Triliun Rupiah) 20,00 15,00 10,00 17,20 17,87 18,15 17,86 17,26 8,97 9,65 10,18 10,53 11,00 5, MIGAS TANPA MIGAS Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Utara Tahun 2015 (Diolah) Pertumbuhan ekonomi Aceh Utara menurut lapangan usaha tahun dapat dilihat pada Tabel 2.3. Pada tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB dengan migas Kabupaten Aceh Utara tahun 2014 turun sebesar 3.35 persen, sedangkan tahun 2013 turun sebesar 1.62 persen. Penurunan laju pertumbuhan ekonomi tersebut, dipengaruhi oleh sektor Jasa Keuangan dan Asuransi yang mengalami penurunan sebesar 5.72 persen serta sektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami penurunan terbesar yaitu persen yang disebabkan oleh semakin menurunnya Lifting gas bumi di Kabupaten Aceh Utara. Halaman 9

16 Tabel 1.7 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Tahun (Persen) SEKTOR CAPAIAN *) Pertanian 4,59 4,14 5,91 3,82 Pertambangan dan Penggalian - Pertambangan migas dan panas bumi - Pertambangan dan penggalian lainnya -0,15-0,20 2,55-2,93-3,01 1,59-8,03-8,37 10,68-14,61-15,15 9,50 Industri Pengolahan 18,08 6,96-6,53 2,99 Pengadaan Listrik dan Gas 7,48 7,72 5,04 6,37 Pengadaaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6,02 4,41 5,53 5,93 Konstruksi 4,25 6,52 8,52 6,99 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3,23 5,60 7,55 5,91 Transportasi dan Pergudangan 5,75 7,25 7,79 4,11 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,87 9,01 9,81 9,72 Informasi dan Komunikasi 7,61 9,23 9,44 9,48 Jasa Keuangan dan Asuransi 4,16-5,98 1,42-5,72 Real Estate 3,42 3,89 7,51 9,34 Jasa Perusahaan 2,60 1,67 5,90 7,45 Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial 3,87 2,67 5,33 7,00 Jasa Pendidikan 6,20 6,27 6,83 5,74 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,20 13,02 9,50 8,34 Jasa Lainnya 5,01 4,63 6,30 6,00 PDRB (Non Migas) 7,57 5,44 3,40 4,50 PDRB (Migas) 3,88 1,59-1,62-3,35 Sumber : Aceh Utara Dalam Angka 2015 *) Angka sementara Halaman 10

17 Namun bila ditinjau dari PDRB tanpa migas, laju pertumbuhan ekonomi Aceh Utara berfluktuasi antara 3,40-7,57 persen. Pada tahun 2013 pertumbuhan terendah yaitu 3,40 dan tahun 2015 pertumbuhan meningkat mencapai 4,50 persen. Hal dipengaruhi oleh semakin besarnya kontribusi sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta Industri Pengolahan terhadap struktur perekonomian Kabupaten Aceh Utara. Hal ini juga ditunjukkan oleh pertumbuhan positif sebesar 3.82 persen pada sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta Industri Pengolahan sebesar 2.99 persen di tahun 2014, setelah sebelumnya turun 6.53 persen di tahun Tabel 1.8 Laju Pertumbuhandan Kontribusi Sektoral Tahun (Persen) SEKTOR PERTUMBUHAN KONTRIBUSI *) *) Pertanian 5,91 3,82 21,44 23,02 Pertambangan dan Penggalian - Pertambangan migas dan panas bumi - Pertambangan dan penggalian lainnya -8,03-8,37 10,68-14,61-15,15 9,50 41,06 40,17 0,89 36,28 35,26 1,01 Industri Pengolahan -6,53 2,99 13,33 14,21 Pengadaan Listrik dan Gas 5,04 6,37 0,06 0,07 Pengadaaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5,53 5,93 0,01 0,01 Konstruksi 8,52 6,99 3,20 3,55 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,55 5,91 7,73 8,47 Transportasi dan Pergudangan 7,79 4,11 4,21 4,54 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,81 9,72 0,26 0,29 Informasi dan Komunikasi 9,44 9,48 1,23 1,39 Jasa Keuangan dan Asuransi 1,42-5,72 0,98 0,95 Real Estate 7,51 9,34 1,65 1,86 Jasa Perusahaan 5,90 7,45 0,21 0,23 Administrasi Pemerintahan, Pertanahan 5,33 7,00 1,72 1,91 Halaman 11

18 PERTUMBUHAN KONTRIBUSI SEKTOR *) *) dan Jaminan Sosial Jasa Pendidikan 6,83 5,74 0,92 1,01 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,50 8,34 1,33 1,50 Jasa Lainnya 6,30 6,00 0,65 0,72 PDRB (Non Migas) 3,40 4,50 58,94 63,72 PDRB (Migas) -1,62-3, Kegiatan perekonomian Kabupaten Aceh Utara, sebagai salah satu daerah penghasil migas di Provinsi Aceh, di dominasi oleh sektor Pertambangan dan Penggalian yang menyumbang sebesar persen terhadap nilai tambah PDRB atas dasar harga berlaku tahun Namun, besarnya kontribusi ini terus menurun tiap tahunnya seiring dengan menurunnya produksi dan eksplorasi migas di Kabupaten Aceh Utara. Sedangkan dari sektor non migas, dengan memperbandingkan antara pertumbuhan terhadap kontribusi yang diberikan oleh tiap sektor, maka dapat diketahui beberapa sektor dengan pertumbuhan tinggi namun masih memberikan kontribusi yang masih sangat kecil terhadap total PDRB Aceh Utara pada tahun Sektor pertambangan dan penggalian lainnya, penyediaan akomodasi dan makan minum, informasi dan komunikasi serta real estate pertumbuhannya di atas 9 persen namun kontribusinya lebih kecil dari 2 persen. Sebaliknya, sektor pertanian dengan pertumbuhan sebesar 3,82 persen, menjadi sektor yang memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap total PDRB Aceh Utara pada tahun 2014 yaitu sebesar 23,02 persen. B. Laju Inflasi Laju Inflasi menunjukkan tingkat perubahan harga-harga yang terjadi di suatu daerah. Laju inflasi tahun kalender 2015 hingga Desember 2015 untuk Kota Lhokseumawe sebesar 2,44 persen, Kabupaten Aceh Utara disetarakan dengan Kota Lhokseumawe sedangkan laju inflasi Provinsi Aceh sebesar 1,53 persen dan Nasional sebesar 3,35 persen. Halaman 12

19 Uraian Tabel 1.9 Nilai Inflasi Rata-Rata Kabupaten Aceh Utara Tahun Tahun Lhokseumawe/ Aceh Utara 3,55 2,44 8,27 8,53 2,44 Aceh 3,43 0,22 7,31 8,09 1,53 Nasional 3,79 4,3 8,38 8,36 3,35 Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Tahun 2015 Terjadi penurunan tingkat inflasi dibandingkan tahun 2014 dengan tingkat inflasi mencapai 8,53 persen. Perkembangan tingkat inflasi di Kabupaten Aceh Utara, pola kecenderungannya mempunyai kesamaan dengan kecenderungan inflasi Aceh sebagaimana tercantum pada Tabel 1.9. C. Pendapatan Regional Perkapita Produk Domestik Regional Bruto Perkapita merupakan hasil bagi antara PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, sedangkan Pendapatan Regional per kapita diperoleh dari hasil bagi antara Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas biaya faktor produksi (PDRB yang telah dikurangi penyusutan dan pajak tak langsung) dengan penduduk pertengahan tahun. Peningkatan jumlah penduduk dan besarnya PDRB sangat menentukan besarnya PDRB perkapita. Gambar 1.10 Pendapatan Regional Perkapita dengan Migas Kabupaten Aceh Utara Tahun (Jutaan Rupiah) Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Utara Halaman 13

20 Gambar 1.11 memperlihatkan bahwa untuk tahun 2013, pendapatan regional perkapita Aceh Utara atas dasar harga berlaku mencapai 19,74 juta rupiah mengalami penurunan dibandingkan tahun tahun 2012 yang hanya mencapai angka 19,89 juta rupiah. Pencapaian pendapatan regional perkapita untuk tahun 2013 ini lebih kecil dari tahun sebelumnya. Untuk pendapatan regional perkapita berdasarkan harga konstan 2000, memperlihatkan adanya penurunan dari 6,95 juta rupiah di tahun 2013 menjadi 7,11 juta rupiah pada tahun Penurunan ini tidak lepas dari pengaruh menurunnya total nilai PDRB dengan migas atas dasar harga konstan. Gambar 1.11 Pendapatan Perkapita Tanpa Migas Tahun (Jutaan Rupiah) Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Utara Untuk pendapatan regional perkapita Aceh Utara tanpa migas, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan, tiap tahunnya menunjukkan tren terus meningkat. Pada tahun 2010 pendapatan regional perkapita atas dasar harga berlaku tercatat sebesar 10,14 juta rupiah dan kembali meningkat ditahun 2011 hingga mencapai angka 10,70 juta rupiah. Tahun 2012 naik menjadi 11,28 juta rupiah dan kembali terjadi peningkatan hingga mencapai 11,62 juta rupiah pada tahun Kenaikan pendapatan regional perkapita ini tidak lepas dari pengaruh meningkatnya total nilai PDRB tanpa migas atas dasar harga berlaku. Untuk pendapatan regional perkapita untuk tahun 2013 berdasarkan harga konstan 2000, juga memperlihatkan adanya kenaikan setiap tahunnya. Halaman 14

21 Pada tahun 2010, nilai pendapatan regional perkapita Aceh Utara hanya sebesar 4,87 juta rupiah dan terus meningkat hingga mencapai 5,06 juta rupiah pada tahun Peningkatan ini tidak lepas dari pengaruh meningkatnya total nilai PDRB dengan migas atas dasar harga konstan pada tahun 2013 sebesar 3,17 persen. Peningkatan ini juga lebih tinggi dari pertumbuhan penduduk Aceh Utara yang sebesar 1,38 persen pada tahun yang sama. D. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (RT) Perkapita Kemampuan perekonomi Kabupaten Aceh Utara dilihat dari angka konsumsi rumah tangga (RT) perkapita terus menunjukkan kecenderungan meningkat dimana pada tahun 2009 angka konsumsi RT perkapita sebesar Rp ,-, jumlah RT tahun 2009 sebanyak RT dengan besar rasio yaitu 33,90. Pada tahun 2010 angka konsumsi RT meningkat sebesar Rp dan jumlah RT sebanyak serta rasionya sebesar 38,59. Demikian pula pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan yaitu Rp konsumsi RT perkapita dengan jumlah RT sebanyak , besaran rasio yaitu 41,16. Konsumsi rumah tangga perkapita sebagai mana tabel berikut : Tabel 1.12 Angka Konsumsi RT Perkapita Kabupaten Aceh Utara, Tahun No Uraian Total Pengeluaran RT (Rp) Jumlah RT Rasio (1/2) 33,90 38,59 41,16 Sumber : BPS Kab. Aceh Utara (diolah) b. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Perkapita Sebagaimana pengeluran konsumsi RT, pengeluaran konsumsi non pangan perkapita juga mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 total pengeluran RT non pangan sebesar Rp atau 31,83 persen dan sebesar Rp atau 32,49 pada tahun Pada Tahun 2011 angka Halaman 15

22 konsumsi RT non pangan juga mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp atau sebesar 37,67 persen. Tabel konsumsi RT non pangan sebagai mana berikut : Tabel 1.13 Persentase Konsumsi RT Non Pangan Kabupaten Aceh Utara, Tahun No Uraian Total Pengeluaran RT Non Pangan (Rp) 2 Total Pengeluaran (Rp) Rasio 31,83 % 32,49 % 37,67 % Sumber : BPS Kab. Aceh Utara (diolah) c. Nilai Tukar Petani Gambar 1.14 Nilai Tukar Petani Kabupaten Aceh Utara Tahun ,000 30,000 20,000 10,000,000 25,000 28,000 29,000 31,000 Nilai tukar petani 35, E. Fokus Fasilitas Wilayah Infrastruktur Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara yang tercatat adalah 3.296,86 km 2, atau Ha. Dengan panjang garis pantai 51 km, dan kewenangan kabupaten adalah sampai 4 mil laut, maka luas wilayah laut kewenangan ini adalah Ha atau 3.774,4 km 2. Luas wilayah produktif tahun 2006 seluas ha mengalami penurunan ditahun 2007 yaitu seluas Pada tahun luas lahan produktif kembali meninggkat seiring upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Aceh utara yaitu ha pada tahun Perbandingan luas lahan produktif dengan luas wilayah budidaya sebagaimana tabel berikut : Halaman 16

23 Gambar 1.15 Luas Wilayah Produktif Kabupaten Aceh Utara Tahun Luas wilayah produktif F. Fokus Iklim Berinvestasi Investasi disuatu daerah dapat dilaksanakan apabila kondisi daerah memberikan rasa aman dan nyaman terhapat investor yang akan menanamkan modalnya di Kabupaten Aceh Utara. Untuk itu diperlukan upaya bersama untuk menjaga kondisi keamanan sebagai upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam membantu pemerintah dalam mengupayakan investasi di Kabupaten Aceh Utara. G. Fokus Sumber Daya Manusia a. Rasio Lulusan S1/S2/S3 Kualitas tenaga kerja di Kabupaten Aceh Utara sesuai dengan angka kelulusan tingkat S1 pada tahun 2010 dan 2011 masing sebanyak dan 8452 orang, Sementara itu untuk tingkat S2 dan S3 pada tahun 2010 sebanyak 126 orang dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sejumlah 425 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 dan 2011, maka kualitas tenaga kerja dengan rasio kelulusan tingkat S1sebesar 1,53 persen pada tahun 2010 dan 1,64 persen pada tahun 2011 sebagaimana ditampilkan pada gambar 1.16 Halaman 17

24 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000,000,453 2,149 2,274 3,940 Rasio Lulusan S1/S2/S3 4, Gambar 1.16 Rasio Lulusan S1/S2&S3 Di Kabupaten Aceh UtaraTahun b. Tingkat ketergantungan (rasio ketergantungan) Tingkat ketergantungan penduduk di Kabupaten Aceh Utara kurun waktu menunjukkan angka yang berfluktuatif, sebagaimana pada gambar ,00 100,00 50,00 - Gambar 1.17 Rasio Ketergantungan Di Kabupaten Aceh UtaraTahun ,21 101,98 43,21 36,22 36,16 Rasio ketergantungan H. Struktur Organisasi Struktur organisasi, kewenangan dan tugas dari unit-unit yang membantu kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kepala daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRK, Dinas Daerah,dan Lembaga Teknis Daerah serta Sekretariat Lembaga Keistimewaan. a. Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Tugas Pokok Sekretariat Daerah adalah Halaman 18

25 membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di bidang penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah. Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup: (1) pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah, (2) penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan serta organisasi dan tata laksana, (3) pengkoordinasian kegiatan perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas umum pemerintahan, (4) pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana pemerintahan daerah, dan (5) pengembangan dan pelaksanaan pola kerja sama antar daerah dan/ atau dengan pihak ketiga, (6) pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretaris Daerah, Asisten, Bagian dan Sub Bagian. b. Sekretariat DPRK Sekretariat DPRK merupakan unsur pelayanan terhadap DRPK yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang secara teknis operasionalberada di bawah dan bertanggung jawab kepada Pimpinan DPRK dan secara administrasi bertanggungjawab kepada Bupati melaui Sekda. Susunan organisasi Sekretariat DPRK terdiri dari Sekretaris, Bagian dan Sub Bagian. c. Dinas Daerah Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Daerah ini melaksanakan tugas dan fungsi operasional untuk bidang-bidang tertentu seperti : Dinas Syariat Islam; Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga; Dinas Pengelolan Keuangan dan Kekayaan Daerah; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; Dinas Kesehatan; Dinas Bina Marga ; Dinas Cipta Karya ; Dinas Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral; Dinas Perindustrian dan Halaman 19

26 Perdagangan; Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah; Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Peternakan; Dinas Kehutanan dan Perkebunan; Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk;Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan; Dinas Kelautan dan Perikanan; Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan. d. Lembaga Teknis Daerah Lembaga Teknis Daerah merupakan badan/kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang membantu dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Beberapa lembaga teknis yang terdapat dalam pemerintah Kabupaten mencakup: Bappeda; Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Sejahtera; Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan; Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan; Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; Badan Penanggulangan Bencana Daerah; Inspektorat Kabupaten; Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah; RSU Cut Meutia; Kantor Lingkungan Hidup; Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah; Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu. e. Sekretariat Lembaga Keistimewaan dan Sekretariat Korpri Sekretariat Lembaga Keistimewaan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Sekretariat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Beberapa Lembaga Keistimewaan yang terdapat dalam pemerintah Kabupaten mencakup : Sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU); Sekretariat Majelis Adat Aceh (MAA); Sekretariat Majelis Pendidikan Daerah (MPD) dan Sekretariat Baitul Mal Kabupaten (BMK). Sekretariat Korpri merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Bupati melalui Sekretaris Daerah. yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Halaman 20

27 f. Pemerintah Kecamatan Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kabupaten Aceh Utara terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) Kecamatan dan Organisasi Kecamatan terdiri dari camat, sekretariat kecamatan, dan 4 (empat) seksi serta 2 (dua) sub bagian. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dan seluruh perangkat di bawahnya berusaha melaksanakan tugas dan kegiatan pemerintahan daerah maupun tugas-tugas perbantuan dan tugas dekonsentrasi. III. PERMASALAHAN UTAMA Dalam pelaksanaan berbagai kegiatan dan program tahun 2015, terdapat beberapa permasalahan serta tindak lanjut sebagaimana terlampir pada tabel di bawah ini : Tabel 1.1 Permasalahan dan Tindak Lanjut No. Permasalahan Tindak Lanjut Ket 1. Tingkat kemiskinan masih tinggi Peningkatan tingkat kesempatan kerja 2. Masih rendahnya ketahanan pangan dan nilai nambah produk pertanian 3. Pertumbuhan ekonomi masih rendah 4. Rendahnya pemanfaatan potensi sumber daya alam yang berdaya guna, berhasil guna dan berkelanjutan 5. Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka 6. Koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) belum berkembang dengan baik 7. Keterlibatan peran swasta dalam pembangunan masih rendah Menyediakan cadangan pangan daerah Perlu penambahan tenaga pembina terhadap industri kecil dan menengah secara bertahap Peningkatan kualitas sumber daya lingkungan hidup Pencapaian standar pelayanan minimal pendidikan Peningkatan pengawasan terhadap pengelolaan koperasi dan UKM Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan Halaman 21

28 8. Masih rendahnya mutu pelayanan kesehatan masyarakat 9. Permasalahan dan tantangan dibidang kesehatan masyarakat dan keluarga sejahtera 10. Banyaknya infrastruktur irigasi, jalan dan jembatan dalam kondisi belum mantap 11. Masih lemahnya organisasi, tatalaksana dan SDM aparatur 12. Belum optimalnya pelaksanaan pendidikan politik, sosial budaya dan adat 13. Masih lemahnya pelaksanan penegakan supremasi hukum 14. Belum optimalnya pemberdayaan kepemudaan, pramuka dan keolahragaan 15. Pembangunan sumber daya manusia, perempuan dan anak masih rendah 16. Belum berkembangnya potensi perhubungan dan pariwisata Peningkatan pelayanan kesehatan Peningkatan pelayanan kesehatan Peningkatan, rehabilitasi serta optimalisasi fungsi jaringan irigasi dan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jalan dan jembatan Peningkatan kapasitas dan kapabilitas aparatur Pengelolaan keragaman dan pelestarian budaya Penerapan syariat islam Peningkatan peran pemuda dalam gampong Penurunan AKI dan AKB melalui pemenuhan cakupan K4 Peningkatan pemanfaatan dan penataan serta fungsionalisasi objek wisata sejarah, adat dan alam Halaman 22

29 IV. SISTEMATIKA PENYUSUNAN Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 terdiri dari 4(empat) Bab yaitu sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Gambaran Singkat tentang Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan Personil Perangkat Daerah serta Sistematika Penyusunan. BAB II. PERENCANAAN KINERJA Menjelaskan ringkasan/ikhtisar Perjanjian Kinerja tahun 2015 yang mendasarkan pada dokumen perencanaan. BAB III. KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Menjelaskan capaian kinerja berdasarkan hasil pengukuran kinerja tahun Diuraikan pula analisis capaian kinerja yang meliputi : pembandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2015; pembandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015 dengan tahun 2014 dan tahun 2013; pembandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target 2017 berdasarkan dokumen RPJMD tahun 2012 sampai tahun 2017; untuk beberapa indikator realisasi kinerja tahun 2015 dibandingkan dengan Standar Nasional; Analisis keberhasilan/kegagalan, hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang diambil serta penyajian realisasi anggaran. BAB IV. PENUTUP Memuat kesimpulan umum atas capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 dan upaya/ langkah di masa mendatang yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten dalam rangka peningkatan kinerjanya. Halaman 23

30 Bab II Perencanaan Kinerja I. RENCANA STRATEGIS Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara mempunyai rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun, yaitu untuk Tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul untuk memetakan posisi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. RPJMD yang disusun merupakan rencana strategis yang diharapkan mampu menjawab posisi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara sekarang, tujuan yang ingin dicapai termasuk visi misi daerah. RPJMD Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yang mencakup Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan serta cara pencapaian tujuan dan sasaran dijabarkan dalam Program dan Kegiatan. RPJMD disusun dengan memperhitungkan analisis lingkungan baik kekuatan daerah, kelemahan, peluang, dan kendala yang ada maupun yang diprediksikan akan muncul. Kemudian sasaran yang ingin dicapai dalam Tahun 2015 akan dijelaskan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun Hubungan RPJMD dan dokumen perencanaan lainnya dengan LAKIP Pemerintah Kabupaten Aceh adalah sebagai berikut: Halaman 24

31 Gambar 1 RPJP Nasional RPJM Nasional RPJM Provinsi ACEH RKP Pusat RPJP Kabupaten Aceh Utara RPJM Kabupaten Aceh Utara Renja Kabupaten Aceh Utara LAKIP Kabupaten Aceh Utara Renstra SKPK Renja SKPK LAKIP SKPK Pada Tahun 2015, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara sudah memiliki RPJP sesuai dengan Qanun Kabupaten Aceh Utara Nomor 8 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Aceh Utara Tahun dan RPJMD Tahun sesuai dengan Qanun Kabupaten Aceh Utara Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Aceh Utara yang sebelumnya ditetapkan dengan Peraturan Bupati Aceh Utara Nomor 40 Tahun 2013 tentang RPJM Kabupaten Aceh Utara Tahun Dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan nasional sebagaimana telah diamanatkan dalam UU Nomor 25 Tahun 2004, keberadaan RPJM Daerah Kabupaten Aceh Utara merupakan satu bagian yang utuh dari manajemen kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang seharusnya tertuang dalam RPJP Daerah Kabupaten Aceh Utara maupun RT/RW Kabupaten Aceh Utara. Dari keberadaannya akan dijadikan pedoman penyusunan Renstra SKPD. Setiap tahun selama periode perencanaan, akan dijabarkan dalam bentuk Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten (RKPK) Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dan Perjanjian Kinerja (PK) untuk SKPK. Halaman 25

32 RPJMD Kabupaten Aceh Tahun disusun dengan mengakomodir berbagai tuntutan stakeholders antara lain pengawasan yang profesional, pelayanan prima, perwujudan pemerintahan yang bersih, berwibawa dan bebas KKN, serta penerapan good governance dalam seluruh aspek asas-asas penyelenggaraan pemerintahan. Perencanaan Stratejik Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yang dituangkan dalam RPJMD Kabupaten Aceh Utara Tahun adalah sebagai berikut: A. Visi Adapun Visi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yaitu : Terwujudnya Masyarakat Aceh Utara yang Berbudaya, Sejahtera, Mandiri dan Islami (BERSEMI). Visi pembangunan Kabupaten Aceh Utara Tahun ini diharapkan dapat mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi masyarakat Kabupaten Aceh Utara, dan selaras dengan RPJM Nasional Adapun maksud yang terkandung dalam visi pembangunan di atas adalah sebagai berikut: 1) Berbudaya artinya mengamalkan falsafah Aceh yang Islami yakni: Adat bak Pôteumeurehôm, Hukôm bak Syiah Kuala, Qanun bak Putroe Phang, Reusam bak Bentara. 2) Sejahtera artinya masyarakat Aceh Utara memperoleh kemakmuran dalam keadilan, kesenangan hidup dalam keadaan aman dan tenteram lahir bathin. 3) Mandiri artinya masyarakat yang mampu berdiri sendiri tanpa ketergantungan kepada pihak lain. 4) Islami artinya masyarakat yang berakhlak mulia, berprilaku, berbicara, berbuat, dan bertindak sesuai dengan Syari at Islam. Halaman 26

33 B. M i s i Misi adalah merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh instansi/pemerintah agar tujuan organisasi dapat terlaksana. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) mempunyai 8 (delapan) misi yang telah ditetapkan pada Qanun Kabupaten Aceh Utara Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Aceh Utara Tahun , yaitu : 1. Menciptakan pemerintahan Aceh Utara yang bersih, berwibawa, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. 2. Mengupayakan stabilitas kehidupan sosial politik dan sosial budaya yang aman dan damai sesuai dengan semangat MOU Helsinki dan UUPA. 3. Meningkatkan kualitas SDM yang profesional, mengembangkan minat bakat pemuda dan olah raga, pemberdayaan perempuan yang berbudaya dan berakhlak mulia melalui pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan tuntunan Syari'at Islam. 4. Meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat melalui layanan kesehatan yang bermutu, peningkatan kesadaran pola hidup bersih dan sehat. 5. Memberikan kesempatan dan peluang kepada seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan serta menikmati hasil-hasil pembangunan. 6. Mengupayakan secepatnya pembangunan infrastruktur perkantoran pemerintah Aceh Utara satu atap yang menjadi marwah masyarakat Aceh Utara. 7. Meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan mengacu pada tata ruang. Halaman 27

34 8. Mengupayakan penegakan hukum positif dan hukum Islam secara komprehensif dalam segala bidang kehidupan masyarakat yang berkeadilan. C. Sasaran Strategis Penetapan saran strategis dilakukan dengan mempertimbangkan misi Pemerintah daerah sehingga dari setiap misi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara terdapat beberapa sasaran strategis yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun Capaian sasaran strategis tersebut dilakukan dengan pengukuran indikator kinerja yang realistis yang diharapkan dapat dicapai pada akhir masa RPJMD. Visi Terwujudnya Masyarakat Aceh Utara yang Berbudaya, Sejahtera, Mandiri dan Islami (BERSEMI). No Misi No Sasaran Strategis I II Menciptakan pemerintahan Aceh Utara yang bersih, berwibawa, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme Mengupayakan stabilitas kehidupan sosial politik dan social budaya yang aman dan damai sesuai dengan semangat MOU Helsinki dan UUPA 1. Terlaksananya tata kelola pemerintah yang transparan dan akuntabel pelayanan publik 2. Meningkatnya profesionalisme dan kinerja aparatur dalam pelayanan publik 1. Terciptanya stabilitas sosial dan politik 2. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin Indikator Kinerja Nilai Akuntabilitas Opini pemeriksaan BPK Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaran Pemerintah Daerah (EKPPD) Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Rasio jumlah Satpol PP per penduduk Persentase jumlah penduduk miskin Target B WTP Sangat Tinggi Halaman 28

35 3. Menurunnya tingkat angka pengangguran Angka pengangguran III Meningkatkan kualitas SDM yang profesional, mengembangkan minat bakat pemuda dan olah raga, pemberdayaan perempuan yang berbudaya dan berakhlak mulia melalui pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan tuntunan Syari'at Islam 1. Meningkatnya layanan pendidikan yang bermutu, islami dan berdaya saing Angka melek huruf Rata-rata lama Sekolah IV Meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat melalui layanan kesehatan yang bermutu, peningkatan kesadaran pola hidup bersih dan sehat 1 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi masyarakat Angka Kematian Ibu Angka Kematian Bayi Persentase Gizi Buruk Umur Harapan Hidup VII Meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan mengacu pada tata ruang 1 Tersedianya jalan mantap dan jembatan yang menjamin kelancaran arus transportasi 2 Tersedianya aksesibilitas pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, daerah terisolir, dan daerah tujuan wisata 3 Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada Daerah Irigasi Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap Proporsi panjang jembatan dalam kondisi baik Persentase luas Irigasi dalam kondisi baik (M2) Halaman 29

36 4 Meningkatnya keselamatan, keamanan, dan pelayanan sarana dan prasarana perhubungan darat 5 Meningkatnya pendapatan masyarakat Jumlah arus penumpang angkutan umum Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Indeks Gini 1,367, Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan Persentase peningkatan jumlah wisatawan 37,500 7 Meningkatnya ketersediaan pangan, pola konsumsi serta distribusi pangan Tingkat Ketersediaan Energi Tingkat ketersediaan Protein 8 Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian tanaman 9 pangan, Meningkatnya holtikultura, produksi dan produktivitas kelautan dan perikanan Tingkat Produktivitas padi (ton/ha) Persentase Produksi perikanan VIII Mengupayakan penegakan hukum positif dan hukum islam secara komprehensif dalam segala bidang kehidupan masyarakat yang berkeadilan 1 Peningkatan fasilitas masjid, meunasah dan mushalla Jumlah Mesjid dan Mushalla 330 dan 852 Halaman 30

37 II. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mencapai sasaran strategis yang ada pada RPJMD, maka setiap tahunnya dilakukan pengukuran indikator kinerja dari sasaransasaran strategis yang dianggap penting pada tahun berjalan. Pada tahun 2015 ini, 8 (delapan) misi Kabupaten Aceh Utara dijabarkan dalam beberapa sasaran strategis yang ingin dicapai. Ukuran pencapaiannya dilakukan dengan menggunakan indicator kinerja yang SMART (Spesific, Measurable, Achievable, Rasional dan Rangible). Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun yang bersangkutan, tetapi termasuk kinerja ( outcome ) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya. Adapun tujuan penyusunan perjanjian kinerja adalah : 1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur. 2. Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur. 3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi 4. Sebagai dasar pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah. 5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai. Halaman 31

38 Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah menetapkan indikator kinerja utama (IKU) sesuai dengan Keputusan Bupati No 061/717/2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Aceh Utara Tahun , sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran strategis organisasi. Penetapan IKU telah mengacu pada rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) kabupaten Indikator kinerja utama ditetapkan dengan memilih indikator-indikator kinerja yang ada dalam RPJMD Kabupaten Aceh Utara tahun yang memiliki fokus pada prespektif stakeholder, sedangkan yang fokusnya pada internal bussines proses (peningkatan kapasitas internal organisasi) tidak dijadikan sebagai indikator kinerja utama. Indikator kinerja utama pemerintah Kabupaten Aceh Utara yang akan digunakan untuk periode waktu tahun sesuai periode RPJMD telah ditetapkan dengan keputusan Bupati Aceh Utara nomor 061/717/2015 Tahun Halaman 32

39 Tabel 2.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Penjelasan (formulasi pengukuran dan sumber data) 1. Meningkatnya layanan pendidikan yang bermutu, islami dan berdaya saing Angka melek huruf Rata-rata lama Sekolah Formulasi pengukuran: Persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya Sumber data: - BPS - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Formulasi pengukuran: Kumulatif jumlah tahun yang ditempuh oleh penduduk 15 tahun keatas dalam mengikuti pendidikan formal yang dihitung sampai jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan atau kelas/tingkat tertinggi yang pernah diduduki Sumber data: - BPS - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga 2. Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi masyarakat Angka Kematian Ibu Formulasi pengukuran: Jumlah ibu hamil yang meninggal karena hamil, bersalin dan nifas selama satu tahun dibagi dengan jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama kali seratus ribu Sumber data: Dinas Kesehatan Halaman 33

40 Angka Kematian Bayi Formulasi pengukuran: Jumlah bayi (< 1 tahun) yang meninggal di Kabupaten Aceh Utara selama satu tahun dibagi jumlah dengan kelahiran hidup pada tahun yang sama kali seribu Sumber data: Dinas Kesehatan Persentase Gizi Buruk Formulasi pengukuran: Jumlah balita yang berstatus gizi buruk di Kabupaten Kabupaten Aceh Utara selama satu tahun dibagi dengan jumlah balita yang ditimbang pada tahun yang sama kali seratus persen Sumber data: Dinas Kesehatan Umur Harapan Hidup Formulasi pengukuran: Rata-rata jumlah tahun yang akan dijalani oleh sekelompok orang yang dilahirkan pada suatu waktu tertentu jika mortalitas untuk kelompok umur tersebut bersifat tetap pada masa mendatang Sumber data: - BPS - Dinas Kesehatan Halaman 34

41 3. Tersedianya jalan mantap dan jembatan yang menjamin kelancaran arus transportasi Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap Formulasi pengukuran: Panjang jalan yang mantap dibagi dengan Panjang jalan dikalikan seratus persen Sumber data: - Dinas Cipta Karya - Dinas Bina Marga 4. Tersedianya aksesibilitas pada pusatpusat pertumbuhan ekonomi, daerah terisolir, dan daerah tujuan wisata Proporsi panjang jembatan dalam kondisi baik Panjang jembatan dalam kondisi baik dibagi dengan Panjang jembatan dikalikan seratus persen Sumber data: - Dinas Cipta Karya - Dinas Bina Marga 5. Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada Daerah Irigasi Persentase luas Irigasi dalam kondisi baik (M2) Formulasi pengukuran: Luas jaringan irigasi dalam kondisi baik dibagi dengan luas jaringan irigasi ikalikan seratus persen Sumber data: Dinas Pengairan, Energi Sumber Daya Mineral 6. Peningkatan fasilitas masjid, meunasah dan mushalla Jumlah Mesjid dan Mushalla Formulasi pengukuran: Jumlah Mesjid dan Mushalla Sumber data: Dinas Syariat Islam Dinas Cipta Karya Halaman 35

42 7. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin) Persentase jumlah penduduk miskin Formulasi pengukuran: Jumlah penduduk miskin dibagi dengan jumlah penduduk dikalikan seratus persen Sumber data: BPS 8. Meningkatnya keselamatan, keamanan, dan pelayanan sarana dan prasarana perhubungan darat Jumlah arus penumpang angkutan umum Formulasi pengukuran: Jumlah arus penumpang angkutan umum Sumber data: Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan 9. Menurunnya tingkat angka pengangguran Angka pengangguran Formulasi pengukuran: Jumlah pengganggur dibagi dengan jumlah angkatan kerja dikalikan seratus persen Sumber data: Dinas Sosia, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk 10. Meningkatnya pendapatan masyarakat Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Formulasi pengukuran: PDRB harga konstan tahun n dikurangi dengan PDRB tahun n-1, dibagi dengan PDRB tahun n-1 dikalikan seratus persen Sumber data: BPS Halaman 36

43 Indeks Gini Formulasi pengukuran: k G 1 P i (Q i Q i 1 ) i 1 Sumber data: BPS 11. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan Persentase peningkatan jumlah wisatawan Formulasi pengukuran: Jumlah wisatawan tahun n dikurangi jumlah wisatawan tahun n-1 dibagi dengan jumlah wisatawan n-1 kalikan seratus persen Sumber data: Dinas Perhubunga, Pariwisatan dan Kebudayaan 12. Terciptanya stabilitas sosial dan politik Rasio jumlah Satpol PP per penduduk Formulasi pengukuran: Jumlah Satpol PP dibagi Jumlah Penduduk dikalikan seratus persen Sumber data: Satpol PP dan WH 13. Meningkatnya ketersediaan pangan, pola konsumsi serta distribusi pangan Tingkat Ketersediaan Energi Formulasi pengukuran: ( Angka ketersediaan energi-2200 ) x Sumber data: Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Halaman 37

44 Tingkat ketersediaan Protein Formulasi pengukuran: ( Angka ketersediaan protein - 57 ) x Sumber data: Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan 14. Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian tanaman pangan, holtikultura, perkebuan, dan peternakan Tingkat Produktivitas padi (ton/ha) Formulasi pengukuran: Sumber data: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan 15. Meningkatnya produksi dan produktivitas kelautan dan perikanan Persentase Produksi perikanan Formulasi pengukuran: Sumber data: Dinas Kelautan dan Perikanan 16. Meningkatnya profesionalisme dan kinerja aparatur dalam pelayanan publik Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Formulasi pengukuran: Nilai IKM Sumber data: Bagian Organisasi Halaman 38

45 17. Terlaksananya tata kelola pemerintah yang transparan dan akuntabel Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Formulasi pengukuran: Hasil penilaian Kementeriaan Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Sumber data: Kementeriaan Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Opini pemeriksaan BPK Formulasi pengukuran: Opini hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas LaporanKeuangan Daerah Sumber data: Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) Formulasi pengukuran: Hasil penilaian Kementeriaan Kementerian Dalam Negeri Sumber data: Kementeriaan Dalam Negeri Halaman 39

46 Perjanjian Kinerja Kabupten Aceh Utara Tahun 2015 merupakan suatu dokumen yang diformalkan dalam kaitannya dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Dokumen ini merupakan salah satu komponen dari siklus kinerja yang dimulai dari perencanaan dan di akhiri dengan adanya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Perjanjian Kinerja/Penetapan Kinerja merupakan rencana tahunan sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah(RPJMD) Kabupaten Aceh Utara Tahun yang berjangka waktu 5 tahunan. Perjanjian Kinerja Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 disajikan dalam Tabel 2.2 sebagai berikut : Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja 2015 No. Sasaran Strategis 1 Terlaksananya tata kelola pemerintah yang transparan dan akuntabel pelayanan publik 2 Meningkatnya profesionalisme dan kinerja aparatur dalam pelayanan publik 3 Terciptanya stabilitas sosial dan politik 4 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin 5 Menurunnya tingkat angka pengangguran 6 Meningkatnya layanan pendidikan yang bermutu, islami dan berdaya saing Indikator Kinerja Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Opini pemeriksaan BPK Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Target B WTP Sangat Tinggi 75 Rasio jumlah Satpol PP 3.86 per penduduk Persentase jumlah penduduk miskin Angka pengangguran Angka melek huruf 97.3 Rata-rata lama Sekolah 9.3 Halaman 40

47 7 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi masyarakat 8 Tersedianya jalan mantap dan jembatan yang menjamin kelancaran arus transportasi 9 Tersedianya aksesibilitas pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, daerah terisolir, dan daerah tujuan wisata 10 Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada Daerah Irigasi 11 Meningkatnya keselamatan, keamanan, dan pelayanan sarana dan prasarana perhubungan darat 12 Meningkatnya pendapatan masyarakat 13 Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan 14 Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian tanaman 15 Meningkatnya produksi dan produktivitas kelautan dan perikanan 16 Peningkatan fasilitas masjid, meunasah dan mushalla Angka Kematian Ibu 102 Angka Kematian Bayi Persentase Gizi Buruk Umur Harapan Hidup 70 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap Proporsi panjang jembatan dalam kondisi baik Persentase luas Irigasi dalam kondisi baik (M2) Jumlah arus penumpang angkutan umum Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Persentase peningkatan jumlah wisatawan Tingkat Produktivitas padi (ton/ha) Persentase Produksi perikanan Jumlah Mesjid dan Mushalla ,367, , dan 852 Halaman 41

48 Bab III Akuntabilitas Kinerja I. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menyampaikan pertanggung jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif organisasi suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggung jawabansecara tepat, jelas dan terukur. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dalam memberikan pertanggung jawaban tersebut kepada yang memberikan amanah yaitu masyarakat dilaksanakan melalui media penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai wujud pertanggung jawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah serta dalam rangka perwujudan pemerintahan yang berdaya guna dan berhasil guna. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pelaporan (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 disusun sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indoenesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tanggal 21 April 2014 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indicator kinerja yang telah ditetapkan dan selanjutnya akan dilakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran srategis yang dtietapkan dalam mewujudkan visi, misi instansi pemerintah sebagaimana ditetapkan dalam Halaman 42

49 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Aceh Utara tahun Pengukuran kinerja pada tahun 2015 dilaksanakan dengan membandingkan antara target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran dan selanjutnya membandingkan capaian indikator kinerja tersebut dengan capaian indikator kinerja sasaran dengan tahun sebelumnya sampai dengan target kinerja pada 5 (lima) tahun yang direncanakan. Kerangka Pengukuran kinerja di Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dilakukan dengan mengacu pada Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun pengukuran kinerja tersebut dengan rumus sebagai berikut: a. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus: Realisasi Capaian indikator kinerja= x 100% Rencana b. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus: Atau : Rencana- (Realisasi- Rencana) Capaian indikator kinerja = x 100% Rencana (2 x Rencana)- Realisasi Capaian indikator kinerja = x 100% Rencana Halaman 43

50 Penilaian capaian kinerja untuk setiap indikator kinerja sasaran menggunakan interprestasi penilaian dengan pengukuran dengan skala ordinal yaitu: Skala Ordinal Tabel 3.1 Pengukuran dengan Skala Ordinal Predikat/Kategori > 92 Sangat Berhasil 77< X 92 Berhasil 62 < X 77 Cukup Berhasil < 62 Tidak Berhasil Adapun tingkat capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Utara pada Tahun 2015 berdasarkan hasil pengukurannya diatas dapat diilustrasikan dalam table sebagai berikut: Halaman 44

51 Tabel 3.2 Pengukuran Capaian Penetapan Kinerja Tahun 2015 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian Ket Capaian 1 Terlaksananya tata kelola pemerintah yang transparan dan akuntabel pelayanan publik 2 Meningkatnya profesionalisme dan kinerja aparatur dalam pelayanan publik 3 Terciptanya stabilitas sosial dan politik 4 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin 5 Menurunnya tingkat angka pengangguran 6 Meningkatnya layanan pendidikan yang bermutu, islami dan berdaya saing Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah B CC CC Berhasil Opini pemeriksaan BPK WTP WDP WDP Cukup Berhasil Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) Indeks Kepuasan Sangat Tinggi 75 Tinggi Tinggi 96.0 Berhasil Sangat Masyarakat (IKM) Berhasil Rasio jumlah Satpol PP per penduduk Sangat Berhasil Persentase jumlah penduduk miskin Sangat Berhasil Angka pengangguran Sangat Berhasil Angka melek huruf Sangat Berhasil Rata-rata lama Sekolah Sangat Berhasil Halaman 45

52 7 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi masyarakat 8 Tersedianya jalan mantap dan jembatan yang menjamin kelancaran arus transportasi 9 Tersedianya aksesibilitas pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, daerah terisolir, dan daerah tujuan wisata 10 Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada Daerah Irigasi 11 Meningkatnya keselamatan, keamanan, dan pelayanan sarana dan prasarana perhubungan darat 12 Meningkatnya pendapatan masyarakat Angka Kematian Ibu Sangat Berhasil Angka Kematian Bayi Sangat Berhasil Persentase Gizi Buruk Tidak Berhasil Umur Harapan Hidup Sangat Berhasil Proporsi panjang jaringan Cukup jalan dalam kondisi Berhasil mantap Proporsi panjang jembatan dalam kondisi baik Sangat Berhasil Persentase luas Irigasi dalam kondisi baik (M2) Berhasil Jumlah arus penumpang angkutan umum 1,367,817 87, Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berhasil ,5 93,17 Sangat Berhasil Halaman 46

53 13 Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan Persentase peningkatan jumlah wisatawan 37,500 20, Tidak Berhasil 14 Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian tanaman 15 Meningkatnya produksi dan produktivitas kelautan dan perikanan 16 Peningkatan fasilitas masjid, meunasah dan mushalla Tingkat Produktivitas padi (ton/ha) Persentase Produksi perikanan Jumlah Mesjid dan Mushalla Berhasil Sangat Berhasil 330 dan dan dan 100 Sangat Berhasil Halaman 47

54 II. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Selanjutnya berdasarkan hasil pengukuran kinerja diatas dilakukan evaluasi dan analisis pencapaian kinerja guna memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang telah ditargetkan. Hingga akhir tahun 2015 yang merupakan tahun keempat RPJMD , Pemerintah Kabupaten Aceh Utara secara bertahap dan konsisten telah berupaya untuk mewujudkan misi dan tujuannya melalui sebelas 17 (tujuh belas) sasaran strategis dan 25 (dua puluh lima) indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam IKU maupun Penetapan Kinerja Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Adapun evaluasi dan analisis tingkat pencapaian kinerja dari 17 (tujuh belas) sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Aceh Utara pada Tahun 2015 tersebut adalah sebagai berikut: Sasaran 1 Terlaksananya Tata Kelola Pemerintah yang Transparan dan Akuntabel Pelayanan Publik Sasaran strategis 1 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi pertama sebagaimana tertuang dalam RPJMD yaitu Menciptakan Pemerintahan Aceh Utara yang Bersih, Berwibawa, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan juga untuk mencapai tujuan: Meningkatkan Akuntabilitas dan Transparansi Pemerintah Daerah. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Bagian Organisasi, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah dan Bagian Pemerintahan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 3 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran terlaksananya tata kelola pemerintah yang transparan dan akuntabel pelayanan publik tersaji pada tabel 3.3 berikut dibawah ini : Halaman 48

55 Tabel 3.3 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun Target Realisasi Capaian Ket Capaian 1 Nilai Akuntabilitas CC CC B CC CC Berhasil Kinerja Pemerintah 2 Opini pemeriksaan WDP WDP WTP WDP WDP Cukup BPK 3 Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Berhasil Tinggi Tinggi Berhasil 1. Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Hasil penilaian akuntanbilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Utara tahun 2014 memperoleh predikat CC dengan nilai 54,61. Ditahun 2015 masih memperoleh predikat CC dengan nilai 51,45. Nilai akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Utara mengalami penurunan sebesar 3,16 dibandingkan dengan tahun Hasil penilaian tersebut mencerminkan bahwa Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Utara belum mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Halaman 49

56 2. Opini pemeriksaan BPK Opini laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dalam kurun waktu 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 hasil audit BPK masih dinyatakan Wajar Dengan pengecualian (WDP). 3. Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) Hasil EKPPD di tingkat Provinsi menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Aceh Utara mendapatkan peringkat dan status kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah ke 6 (enam) dari 23 Kabupaten/Kota dengan skor 2,66 atau dengan kategori prestasi Tinggi atas Penyelengaaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan LPPD Tahun 2014 Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut: Tabel 3.4 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target Nilai Akuntabilitas CC CC CC B Kinerja Pemerintah 2 Opini pemeriksaan BPK WDP WDP WDP WTP 3 Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) Tinggi Tinggi Tinggi Sangat tinggi Halaman 50

57 Permasalahan - Kapasitas dan kapabilitas aparatur masih rendah - Hasil audit BPK baru mencapai opini Wajar dengan Pengecualian Solusi - Penguatan akuntabilitas kinerja pemerintah - Penerapan tata kelola pemerintah yang transparan dan akuntabel Sasaran 2 Meningkatnya Profesionalisme dan Kinerja Aparatur dalam Pelayanan Publik Sasaran strategis 2 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi pertama sebagaimana tertuang dalam RPJMD yaitu Menciptakan Pemerintahan Aceh Utara yang Bersih, Berwibawa, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan juga untuk mencapai tujuan: Memperkuat Aparatur dalam Pelayanan Publik. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Bagian Organisasi. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya profesionalisme dan kinerja aparatur dalam pelayanan publik tersaji pada tabel 3.5 berikut dibawah ini : Tabel 3.5 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun Target Realisasi % 1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Ket Capaian Capaian - 68, ,97 96 Sangat Berhasil Halaman 51

58 1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Hasil penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Aceh Utara tahun 2014 memperoleh nilai 68,99. Sedangkan ditahun 2015 memperoleh nilai 71,97. Indeks Kepuasan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Aceh Utara mengalami peningkatan sebesar 2,98 dibandingkan dengan tahun Hasil penilaian tersebut mencerminkan bahwa Indeks Kepuasan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Aceh Utara mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut: Tabel 3.6 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 2 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) - 68,99 71,97 80 Permasalahan - Waktu yang diberikan dalam pelayanan kepada masyarakat masih kurang baik - Produk jenis layanan juga mendapat perhatian khusus dari masyarakat, dimana belum adanya kejelasan dari jenis-jenis layanan - Belum jelasnya maklumat pelayanan di instansi pemerintah daerah yang mengakibatkan kepercayaan masyarakat menjadi menurun - Belum adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pengaduan Solusi - Komitmen bersama antara kepala Daerah dan kepala SKPK perlu terus ditingkatkan - Target waktu pelayanan diharapkan dapat disesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan - Perlu adanya pelatihan dan diklat pelayanan bagi aparatur pelaksana yang berhubungan langsung dengan masyarakat Halaman 52

59 Sasaran 3 Terciptanya stabilitas sosial dan politik Sasaran strategis 3 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua sebagaimana tertuang dalam RPJMD yaitu Mengupayakan Stabilitas Kehidupan Sosial Politik dan Social Budaya yang Aman dan Damai Sesuai dengan Semangat Mou Helsinki dan Uupa dan juga untuk mencapai tujuan: Melanjutkan Amanat Perdamaian, Stabilitas Sosial dan Politik. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Satuan Polisi Pamong Praja dan WH. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran terciptanya stabilitas sosial dan politik tersaji pada tabel 3.7 berikut dibawah ini : Tabel 3.7 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun Target Realisasi % 1 Rasio jumlah Satpol PP per penduduk Capaian Ket Capaian Sangat Berhasil 1. Rasio jumlah Satpol PP per penduduk Jumlah personil Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2015 berjumlah 242 orang yang terdiri dari PNS, Tenaga kontrak dilapangan dan tenaga kontrak administrasi. Dengan jumlah penduduk dalam Kabupaten Aceh Utara sebanyak jiwa, maka rasio jumlah Polisi Pamong Praja per penduduk yaitu sebesar 3.8. Halaman 53

60 Mengingat banyaknya jumlah penduduk, agar lebih meningkatkan peran kinerja Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Utara dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melakukan penerimaan anggota baru tenaga kontrak Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Utara. Tenaga kontrak tersebut lebih difokuskan kinerjanya dalam wilayah kecamatan yaitu pelaksanaaan kegiatan ba da magrib serta kegiatan lainnya. Tabel 3.8 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Per Penduduk Uraian Jumlah Polisi Pamong Praja (Orang) Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja (%) Per Penduduk Sumber : Satpol PP dan WH Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut: Tabel 3.9 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 3 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun Halaman 54

61 No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target Rasio jumlah Satpol PP per penduduk Permasalahan - Beberapa kegiatan rutin yang juga masih terkendala pada penerbitan SK serta tahapan persipan yang sedikit terlambat - Termin pencarian anggaran yang lebih banyak dialokasikan pada triwulan II bahkan III sehingga realisasi di triwulan II masih belum maksimal Solusi - Mengupayakan semaksimal mungkin segala yang ada sehingga kendala yang dihadapi akan dijadikan kekuatan/factor pendukung keberhasilan suatu program/kegiatan - Lebih mengoptimalkan pelaksanaan program dan kegiatan sesuai jadwal yang ditetapkan dan harus didukung dengan anggaran yang memadai Sasaran 4 Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Miskin Sasaran strategis 4 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua sebagaimana tertuang dalam RPJMD yaitu Mengupayakan Stabilitas Kehidupan Sosial Politik dan Social Budaya yang Aman dan Damai Sesuai dengan Semangat Mou Helsinki dan Uupa dan juga untuk mencapai tujuan: Meningkatnya Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran terlaksananya meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin tersaji pada tabel 3.10 berikut dibawah ini : Halaman 55

62 Tabel 3.10 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun Target Realisasi % 1 Persentase jumlah penduduk miskin Ket Capaian Capaian Sangat Berhasil 1. Persentase jumlah penduduk miskin Penduduk miskin pada Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2013 dengan persentase 20,34 % mengalami sedikit penurunan pada tahun 2014 sebesar 19,58 %. Untuk tahun 2015 penduduk miskin Kabupaten Aceh Utara di target kan sebesar 19,50% dengan realisasi sebesar 19,58 %. Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut: Tabel 3.11 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 4 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target Persentase jumlah penduduk miskin ,50 Permasalahan - Masyarakat miskin sangat rentan dengan naik turunnya harga pangan dan biaya kesehatan - Tingginya tingkat kerawanan gizi anak dan kematian ibu, serta kurangnya akses terhadap pendidikan, air bersih dan sanitasi Solusi - Memperbaiki program perlindungan social, dimana memperbaiki dan mengembangkan system perlindungan social bagi penduduk miskin - Meningkatkan akses pelayanan dasar, seperti akses pendidikan, kesehatan - Memberdayakan kelompok masyarakat miskin, dimana masyarakat miskin tidak diperlakukan semata-mata sebagai obyek pembangunan, tetapi memberdayakan masyarakat miskin agar dapat keluar dari kemiskinan dan tidak jatuh kembali dalam kemiskinan Halaman 56

63 Sasaran 5 Menurunnya Tingkat Angka Pengangguran Sasaran strategis 5 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua sebagaimana tertuang dalam RPJMD yaitu Mengupayakan Stabilitas Kehidupan Sosial Politik dan Social Budaya yang Aman dan Damai Sesuai dengan Semangat Mou Helsinki dan Uupa dan juga untuk mencapai tujuan: Meningkatnya Kesempatan Kerja dan Kenyamanan Kerja serta Pengawasan Ketenagakerjaan. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran menurunnya tingkat angka pengangguran tersaji pada tabel 3.12 berikut dibawah ini : Tabel 3.12 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun Target Realisasi % 1 Angka pengangguran Ket Capaian Capaian 17,97 13,58 10,10 10,00 99 Sangat Berhasil 1. Angka Pengangguran Angka pengangguran pada Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2013 dengan persentase 17,97 % mengalami sedikit penurunan pada tahun 2014 sebesar 13,58 %. Untuk tahun 2015 angka pengangguran Kabupaten Aceh Utara di target kan sebesar 10,10% dengan realisasi sebesar 10,00%. Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut: Tabel 3.13: Capaian Indikator Sasaran Strategis 5 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun Halaman 57

64 No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target Angka pengangguran 20,23 19,58 10,00 9,51 Permasalahan - Tingginya jumlah angkatan kerja dari tahun ke tahun tidak sebanding dengan kesempatan kerja yang berakibat tidak semua angkatan kerja dapat diserap oleh lapangan kerja yang tersedia baik formal maupun informal Solusi - Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui usaha yang berbasis industry - Mengembangkan kelembagaan social yang dapat menangani pengangguran Sasaran 6 Meningkatnya layanan pendidikan yang bermutu, islami dan berdaya saing Sasaran strategis 6 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketiga sebagaimana tertuang dalam RPJMD yaitu Meningkatkan kualitas SDM yang profesional, mengembangkan minat bakat pemuda dan olah raga, pemberdayaan perempuan yang berbudaya dan berakhlak mulia melalui pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan tuntunan Syari'at Islam dan juga untuk mencapai tujuan: Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 2 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya layanan pendidikan yang bermutu, islami dan berdaya saing tersaji pada tabel 3.14 berikut dibawah ini : Tabel 3.14: Pengukuran Capaian Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun Target Realisasi % Halaman 58 Ket Capaian Capaian 1 Angka melek huruf Sangat Berhasil

65 2 Rata-rata lama Sekolah Sangat Berhasil 1. Angka Melek Huruf Salah satu aspek pendidikan yang me mpengaruhi IPM adalah Angka Melek Huruf (AMH). Angka Melek Huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. Pada periode , persentase angka melek huruf Kabupaten Aceh Utara mengalami peningkatan. Angka melek huruf pada tahun 2015 sebesar 92,22%, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2014 yang berada di tingkat 94,88%. Pencapaian angka melek huruf di Kabupaten Aceh Utara untuk tahun 2014 sudah mencapai 94,88%. Kondisi capaian ini dapat dilihat Tabel 3.15 Perkembangan Angka Melek Huruf Kabupaten Aceh Utara Tahun Uraian Jumlah Penduduk Usia diatas Tahun yang bisa Membaca dan Menulis Jumlah Penduduk Usia Tahun Ke Atas Persentase dapat baca tulis (AMH) 90,48 % 90,50 % 90,47 % 94,88 % 92.22% Sumber : Disdikpora Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 Berdasarkan data dari Tabel 2.7, perkembangan AMH di Kabupaten Aceh Utara mengalami kemajuan dari tahun ke tahun, artinya meskipun jumlah penduduk yang berusia diatas 15 tahun terus mengalami kenaikan tetapi Halaman 59

66 kemampuan membaca dan menulis penduduk pada usia tersebut juga bertambah namun persentasenya fluktuatif. Peningkatan AMH dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kesehteraan masyarakat agar mampu membiayai pendidikannya dan meningkatkan pendidikan nonformal melalui kegiatan pendidikan Keaksaraan Fungsional (KF) untuk memberantas buta aksara di Kabupaten Aceh Utara. 1. Angka Rata-Rata Lama Sekolah Peningkatan Indeks Pendidikan secara umum tidak terlepas dari meningkatnya indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sebagai komponen pembentuk indeks pendidikan. Lamanya bersekolah merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan individu. Banyak faktor yang jadi penyebab dari ketidaktercapaiannya rata-rata lama sekolah hingga 12 tahun. Indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS) kabupaten Aceh Utara pada tahun 2013 sebesar 13,07. Angka rata-rata lama sekolah di Aceh Utara Tingkat Pendidikan Dasar untuk SD 6,05 tahun dan untuk SMP 3,05 tahun sedangkan untuk Tingkat Pendidikan Menengah Atas tercatat 3,09 tahun. Berbagai kondisi yang ada sehubungan dengan angka rata-rata lama sekolah tidak terlepas dari tingkat kesejahteraan masyarakat dan usaha masyarakat dalam berpastisipasi terhadap bidang pendidikan. Kemudian peran pemerintah dan pengelola pendidikan di kabupaten Aceh Utara perlu ditingkatkan dalam menjalankan atau melaksanakan Program Wajib Pendidikan 12 Tahun dan Program Pelayanan Pendidikan yang bermutu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar berikut ini : Gambar 3.16 Angka Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Aceh Utara Tahun Halaman 60

67 ,05 6,05 6,05 6,05 6,05 3,05 3,05 3,05 3,05 3,05 3,09 3,09 3,09 SD SMP SMA 3,09 3, Sumber : Disdikpora Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 Angka rata-rata lama sekolah merupakan kombinasi antara partisipasi sekolah, jenjang pendidikan yang sedang dijalani, kelas yang diduduki dan pendidikan yang ditamatkan. Angka rata-rata lama sekolah menunjukkan bahwa lamanya penduduk di kabupaten Aceh Utara rata-rata dalam menempuh pendidikan disetiap jenjang pendidikan. Idealnya lama sekolah sesuai dengan jenjang pendidikan yaitu SD/MI 6 tahun, SMP/MTs 3 tahun dan SMA/SMK/MA 3 tahun atau 12 tahun. Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut: Tabel 3.17 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 6 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target Angka melek huruf Rata-rata lama Sekolah Permasalahan - Terbatasnya kemampuan KPA dan PPTK dalam mempercepat realisasi penyelesaian kinerja khususnya hal teknis yang berkenaan dengan percepatan penyelesaian teknis proses progress report (laporan kemajuan) yang sering kelewatan dari jadwal yang telah ditetapkan Halaman 61

68 - Program dan kegiatan yang sasarannya melibatkan siswa dan tenaga pendidikan (guru) membutuhkan waktu yang lama dalam mendata, memilih dan menentukan siswa dan guru tersebut untuk ikut serta khususnya dalam kegiatan pelatihan dan perlombaan - Belum tersedianya data pendidikan yang valid untuk kepentingan analisis capaian kinerja layanan, pemetaan dan pemerataan sumber daya pendidikan - Belum memadainya kapasitas sumber daya manusia Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Kabupaten Aceh Utara, sarana dan prasarana pendukung sehingga layanan yang diberikan belum optimal dan professional - Terbatasnya anggaran yang menyebabkan banyak kegiatan yang tidak terlaksana sehingga tidak tercapainya tujuan yang diharapkan - Masih terbatasanya ketersedian regulasi bidang pendidikan untuk mendukung layanan pendidikan yang merata, bermutu dan islami - Pengawasan internal terhadap penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan masih belum maksimal dan data hasil pengawasan belum diolah secara ilmiah untuk mendukung penyiapan rekomendasi dan kebijakan lebih lanjut - Sistem informasi penyelenggaraan pendidikan belum transparan dan akuntabel serta sulit diakses oleh masyarakat - Rendahnya partisipasi masyarakat terhadap pembangunan dan pembinaan pendidikan di Kabupaten Aceh Utara Solusi - Koordinasi dan konsolidasi internal dalam mempercepat realisasi kinerja agar jadwal dan waktu pelaksanaan kegiatan tepat waktu dan sasaran Sasaran 7 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi masyarakat Sasaran strategis 7 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi keempat sebagaimana tertuang dalam RPJMD yaitu Halaman 62

69 Meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat melalui layanan kesehatan yang bermutu, peningkatan kesadaran pola hidup bersih dan sehat dan juga untuk mencapai tujuan: Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Kesehatan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 4 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat tersaji pada tabel 3.18 berikut dibawah ini : Tabel 3.18 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun Target Realisasi % Capaian Ket Capaian 1 Angka Kematian Ibu 137,0 258, Sangat 2 Angka Kematian Bayi 3 Persentase Gizi Buruk 4 Umur Harapan Hidup Berhasil 8,22 11, Sangat Berhasil 0,009 0,014 0,096 0, Tidak Berhasil 68, ,4 101 Sangat Berhasil 1. Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) Angka kematian bayi dan angka kematian ibu merupakan indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan dimana dapat menggambarkan perkembangan derajat kesehatan, dapat juga digunakan sebagai indikator penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian bayi merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, selain itu program pembangunan kesehatan di Indonesia banyak menitikberatkan pada upaya penurunan AKB (Angka Kematian Halaman 63

70 Bayi) dan AKI (Angka Kematian Ibu). Untuk Angka Kematian Bayi pada tahun 2015 menunjukkan penurunan sebesar 7/1000 dimana ada 7 bayi yang lahir mati dari 1000 kelahiran hidup. Faktor yang diduga adalah adanya dukungan BPJS. Dengan adanya BPJS ini memudahkan masyarakat mengakses pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan didorong untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Tabel 3.19 Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu Kabupaten Aceh Utara Uraian Angka Kematian Bayi (AKB) 6,70 5,93 8,22 11,12 7 Angka Kematian Ibu (AKI) 186,0 150,6 137,0 258,1 127 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 Upaya menurunkan AKI pada tahun 2015 dukungan dana otsus berupa kegiatan pelatihan ANC terpadu kepada bidan desa, APBA dan APBD kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP) melibatkan lintas sektor dan LSM. Keterlibatan organisasi profesi bidan (IBI) meningkatkan pengetahuan bidan dalam pengelolaan kasus hipertensi dan perdarahan pada ibu hamil/bersalin. Perdarahan dan pre eklamsi merupakan penyebab utama kematian ibu. Namun, penurunan AKI ini belum mampu mencapai target MDGs yaitu 102/ kelahiran hidup. 2. Persentase Balita Gizi Buruk Persentase Balita Gizi Buruk adalah jumlah balita gizi buruk terhadap total jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut umur dan klasifikasi status gizi dibuat berdasarkan standar WHO. Berdasarkan data Dinas Kesehatan pada tahun 2013 berjumlah 5 kasus berat dan Halaman 64

71 2014 berjumlah 8 kasus berat, oleh karena data yang dilaporkan adalah data gizi buruk yang mendapatkan perawatan dan disertai dengan tanda klinis (marasmus dan kwasiorkor) yang kemudian dirujuk ke Rumah sakit. Data gizi buruk pada tahun 2015 terdapat 12 kasus berat, secara menyeluruh data gizi buruk yang mendapat perawatan baik itu rawat inap maupun rawat jalan berdasarkan data penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan (Standar Anthropometri) berada dibawah -3 SD, walaupun ada tidak adanya gejala klinis semua kasus dianggap gizi buruk sehingga terjadi peningkatan jumlah kasus gizi buruk sejumlah 104 kasus. Menindaklanjuti kasus tersebut maka telah dilaksanakan beberapa program antara lain pemberian makanan tambahan kepada balita, serta pemantauan tumbuh dan kembang bayi dan balita melalui program posyandu aktif. Tabel 3.20 Persentase Balita Gizi Buruk Uraian Jumlah balita gizi buruk Jumlah balita Persentase Balita Gizi Buruk 0, , , , ,01837 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara Tahun Angka Usia Harapan Hidup Angka Usia Harapan Hidup (AHH) atau yang dikenal juga dengan Angka Harapan Hidup saat lahir (life expectacy at birth) merupakan rata-rata jumlah tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu. Jadi AHH pada tahun 2015 dari data di atas menggambarkan bahwa bayi yang dilahirkan pada menjelang dan awal tahun 2015 memiliki Halaman 65

72 harapan hidup rata-rata sampai usia 70,4 tahun. Usia Harapan Hidup biasanya digunakan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan meningkatkan derajat kesehatan secara menyeluruh. Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu daerah. Gambar 3.21 Angka Usia Harapan Hidup 71 70, , , , , ,5 68, , Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 Data di atas menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan UHH dari tahun 2014 ke tahun 2015, hal ini disebabkan oleh karena meningkatnya akses pelayanan dan perawatan kesehatan melalui program JKN di Puskesmas, tingkat ekonomi masyarakat terjadi peningktan sehingga daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya. Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut: Tabel 3.22 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 7 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target Halaman 66

73 Angka Kematian Ibu 137,0 258, Angka Kematian Bayi 3 Persentase Gizi Buruk 4 Umur Harapan Hidup 8,22 11, ,009 0,014 0,018 0,000 68, Permasalahan - Terlambatnya proses pelelangan - Adanya mutasi jabatan - Adanya penyesuaian RAB kegiatan Otsus Solusi - Harus ada koordinasi pelaksanaan kegiatan yang baik dengan SKPK maupun instansi terkait lainnya - Mengupayakan proses pelelangan dilaksanakan tepat waktu Sasaran 8 Tersedianya Jalan Mantap dan Jembatan yang Menjamin Kelancaran Arus Transportasi Sasaran strategis 8 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh sebagaimana tertuang dalam RPJMD yaitu Meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan mengacu pada tata ruang dan juga untuk mencapai tujuan: Halaman 67

74 Meningkatkan infrastruktur Jalan dan Jembatan untuk Memperlancar Arus Transportasi Barang dan Jasa. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersedianya jalan mantap dan jembatan yang mencamin arus kelancaran transportasi tersaji pada tabel 3.23 berikut dibawah ini : Tabel 3.23 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun Target Realisasi % 1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap Ket Capaian Capaian Cukup Berhasil 1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap Panjang Jalan Kabupaten dan jalan strategis hingga tahun 2015 sepanjang 2.032,8 km, Kondisi jalan baik tahun 2015 sepanjang 833,5 Km atau 41%. kondisi perkerasan (sedang) mencapai 467,5 Km atau sebesar 23,94% yang pada umumnya merupakan jalan strategis yang menghubungkan Halaman 68

75 jalan nasional ke pusat-pusat kecamatan, lingkungan pemukiman dan sentrasentra produksi pertanian, perkebunan dan perikanan. Sementara itu kondisi jalan rusak atau buruk sampai tahun 2015 sepanjang 728,4 Km atau sebesar 35,58%. Kondisi jalan jika dibanding tahun-tahun sebelumnya terlihat mengalami penurunan. Hal ini disebabkan beberapa faktor penyebab terutama dampak bencana banjir yang terjadi akhir tahun 2014 dan sepanjang tahun kondisi ini menyebabkan lapis pondasi mudah terlepas dan rusak oleh air/atau gesekan dan tekanan roda kenderaan. Selain itu kondisi dilapangan minimnya rambu-rambu yang menunjukkan informasi tonase kendaraan, serta kurangnya pengaturan dan pengawasan atas pemanfaatan jalan menyebabkan banyaknya angkutan yang melebihi berat yang diizinkan. Selanjutnya, kurangnya tahapan pemeliharaan rutin maupun berkala jalan yang telah dibangun belum mendapat perhatian sepenuhnya, mengakibatkan nilai durabilitas (keawetan) perkerasan jalan menurun drastis sehingga umur rencana konstruksi tidak tercapai. Perkembangan dan kondisi Jalan Tahun sebagaimana Gambar 3.24 berikut : Gambar 3.24 Perkembangan Kondisi Jalan di Kabupaten Aceh Utara Tahun Sumber : Dinas Bina Marga Kabupaten Aceh Utara 2016 Gambar 3.25 Persentase Perkembangan Kondisi Jalan di Kabupaten Aceh Utara Halaman 69

76 Tahun Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Tahun ,42 35,58 41, ,37 26,8 23,51 22,09 33,17 43,32 38,79 39,12 52,84 Rusak Sedang Baik Persentase Sumber : Dinas Bina Marga Kabupaten Aceh Utara 2016 Investasi infrastruktur jalan membutuhkan biaya yang cukup besar. Berbagai sumber pendanaan diupayakan pemerintah daerah untuk menangani kebutuhan dasar melalui APBK, DAK dan Otsus/migas Kabupaten Aceh Utara setiap tahunnya, namun demikian terdapat beberapa ruas jalan yang perlu ditangani melalui dana APBA dan APBN seperti peningkatan Jalan Simpang KKA-Bener meriah serpanjang ± 35 Km dan peningkatan Jalan Lhoksukon-Cot Girek serta ruas jalan tembus Cot Girek-Bener Meriah-Samarkilang sepanjang ± 60,17 Km dan peningkatan jalan Lubok Tilam Barat-Makam Cut Mutia sepanjang ± 21 Km serta ruas jalan Elak Krueng Mane Pulo Iboh Kecamatan Kuta Makmur. Oleh karenanya, pemeliharanan jalan perlu ditingkatkan setiap tahunnya untuk menjaga durabilitas (keawetan) jalan) guna sesuai dengan umur rencana perkerasan jalan. Persentase perkembangan kondisi jalan dapat dilihat pada Gambar Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut: Tabel 3.26 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 8 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target Halaman 70

77 1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap Permasalahan - Kurangnya SDM yang handal - Terlambatnya pelelangan yang dilaksanakan Unit Pelayanan Pengadaan Kabupaten Aceh Utara - Proses pelaksanaan tender kegiatan yang diluar dari jadwal perencanaan yang berdampak terhadap lambatnya waktu mulai pelaksanaan kegiatan Solusi - Melakukan perbaikan fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dan pengkajian mendalam apa saja faktor-faktor eksternal karyawan yang mempngaruhi kepuasan kerja, motivasi kerja dan kinerja - Melakukan dan membina hubungan baik serta kerjasama dengan para stakeholder - Memberikan prioritas utama terhadap proses perencanaan, pelelangan dan kegiatan pendukung seperti pembebasan lahan kegiatan Sasaran 9 Tersedianya Aksesibilitas pada Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi, Daerah Terisolir dan Daerah Tujuan Wisata Sasaran strategis 9 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh sebagaimana tertuang dalam RPJMD yaitu Meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan mengacu pada tata ruang dan juga untuk mencapai tujuan: Meningkatkan infrastruktur Jalan dan Jembatan untuk Memperlancar Arus Transportasi Barang dan Jasa. Halaman 71

78 Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersedianya aksesibilitas pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, daerah terisolir dan daerah tujuan wisata tersaji pada tabel 3.26 berikut dibawah ini : Tabel 3.26: Pengukuran Capaian Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun Target Realisasi % 1 Proporsi panjang jembatan dalam kondisi baik Ket Capaian Capaian Sangat Berhasil 1. Proporsi panjang jembatan dalam kondisi baik Konstruksi jembatan untuk kegiatan penanganan hanya diperuntukkan bagi kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan berkala dan pergantian pembangunan jembatan. Rehabilitasi /berkala jembatan meliputi perbaikan railing, perbaikan kerusakan pada jembatan (pilar abutment, penahan erosi dan perlindungan gerusan pada pondasi dan pergantian lantai jembatan serta perbaikan oprit. Pemeliharaan berkala jembatan untuk pengembalian jembatan pada kondisi Halaman 72

79 dan daya layan seharusnya dimiliki jembatan segera setelah pembangunan dan mencakup tipe kegiatan. Pergantian jembatan yaitu pekerjaan mengganti bagian elemen atau struktur yang telah mengalami kerusakan berat dan tidak berfungsi yamg meliputi sambung siar muai perletakan, pembatas jika diperlukan terkadang bagian struktur juga diganti meliputi elemen lantai, gelagar memanjang secara individu, bagian-bagian sekunder atau elemen pengaku dan sebagainya. Sedangkan pergantian keseluruhan jembatan merupakan pertimbangan terakhir dalam proses peningkatan prasarana yang ada. Sedangkan pembangunan jembatan meliputi pekerjaan yang menghubungkan dua ruas jalan yang terputus akibat adanya rintangan atau perpindahan lokasi jembatan yang dimulai dari pekerjaan pondasi, bangunan bawah dan bangunan atas. Perkembangan Panjang jembatan tahun Kabupaten Aceh Utara yang terdapat pada ruas jalan strategis dan kecamatan hingga tahun 2015 mencapai 9,658 Km atau sebanyak 718 unit. Kondisi baik jembatan tahun 2015 sepanjang 6,085 km atau sebesar 63%, kondisi sedang sepanjang 1,642 km atau 17% dan kondisi rusak sepanjang 1,931Km atau 20%. Kondisi jembatan mengalami penurunan kondisi mantap ke kondisi sedang dan rusak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya disebabkan banjir yang melanda akhir desember 2014 dan Gambaran perkembangan infrastruktur jembatan dari tahun dapat dilihat pada Gambar Kondisi jembatan sedang dan rusak menjadi perhatian pemerintah daerah dalam keberlanjutan pembangunan guna aksesbilitas penghubung antar wilayah dan kawasan dan membuka keterisolasian daerah-daerah terpencil yang berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Bener Meriah Gambar 3.27 Perkembangan Pembangunan Jembatan di Kabupaten Aceh Utara Tahun Halaman 73

80 Baik Sedang Rusak Sumber : Dinas Bina Marga Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 Persentase perkembangan jembatan tahun ,58% 32,77% 61,65% % 26,43% 57,57% Kondisi Rusak Kondisi sedang Kondisi baik ,92% 29,3% 56,78% Halaman 74

81 Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut: Tabel 3.28 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 9 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target Proporsi panjang jembatan dalam kondisi baik Permasalahan - Sinkronisasi jadwal masa tanam masyarakat/petani dengan pelaksanan program dan kegiatan pada Dinas belum optimal sehingga berdampak kepada pelaksanaan maupun penyelesaian kegiatan di lapangan - Pemahaman dan pengalaman aparatur dinas dalam proses pembebasan lahan kegiatan masih rendah hingga berdampak lambannya progresi pelaksanaan kegiatan Solusi - Meningkatkan koordinasi antar unit kerja, bidang dan instansi terkait dalam proses tender kegiatan pembangunan dan optimalisasi peran penjadwalan dalam tiap kegiatan yang dilaksanakan - Meningkatkan kapasitas sumbr daya manusia yang dimiliki Dinas demi mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Sasaran 10 Tersedianya Air Irigasi untuk Pertanian Rakyat pada Daerah Irigasi Sasaran strategis 10 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh sebagaimana tertuang dalam RPJMD yaitu Meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan Halaman 75

82 mengacu pada tata ruang dan juga untuk mencapai tujuan: Pengelolaan Sumber Daya Air yang Handal dan Terkendali. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pengairan, Energi Sumber Daya Mineral. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada daerah irigasi tersaji pada tabel 3.21 berikut dibawah ini : Tabel 3.29 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun Target Realisasi % 1 Persentase luas Irigasi dalam kondisi baik (M2) Ket Capaian Capaian Berhasil 1. Persentase luas Irigasi dalam kondisi baik (M2) Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, pemanfaatan dan pembuangan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak. Air irigasi merupakan air baku yang berasal dari sumbernya dan disalurkan melalui jaringan primer, sekunder atau tersier yang dialokasikan untuk menunjang pertanian, sedangkan air yang berasal dari jaringan tersier yang dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian. Halaman 76

83 Pengembangan jaringan irigasi merupakan pembangunan jaringan irigasi baru atau peningkatan jaringan irigasi yang telah ada. Untuk peningkatan jaringan irigasi merupakan kegiatan meningkatkan fungsi dan kondisi jaringan irigasi yang sudah ada atau kegiatan menambah luas areal pelayanan jaringan irigasi yang sudah ada dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi. Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya. Untuk operasi jaringan irigasi merupakan upaya pengaturan air baku untuk irigasi dan pembuangannya termasuk kegiatan membuka menutup pintu bangunan air irigasi, dengan menyusun rencana tata tanam melalui komisi irigasi berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi dengan kewenangan sebagai berikut : 1. Daerah irigasi (DI) dengan luas < hektar menjadi kewenangan dan tanggung jawab Kabupaten/Kota. 2. Daerah Irigasi (DI) dengan luas hektar sampai dengan hektar adalah menjadi wewenang dan tanggung jawab provinsi 3. Daerah Irigasi (DI) dengan luas > hektar menjadi tanggung kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah Pusat. Secara rinci sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini : Tabel 3.30 Daerah Irigasi dan Luas Layanan Irigasi di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 Daerah Irigasi Luas Areal Potensial (Ha) Luas Areal Fungsional (Ha) Rata-rata Produksi DI. Krueng Tuan ,1 DI. Krueng Pase Kn DI. Krueng Pase ,6 5,6 Halaman 77

84 Kr DI. Jambo Aye ,3 DI. Alue Ubay ,7 DI. Bulo Blang ,9 Ara Irigasi Desa ,8 Jumlah ,6 Sumber : Dinas Pengairan dan ESDM Kab, Aceh Utara 2016 Peran sektor pertanian sangat strategis dalam perekonomian Nasional dan daerah, dan kegiatan pertanian tidak terlepas dari irigasi, oleh sebab itu irigasi merupakan salah satu komponen pendukung kebrhasilan pembangunan pertanian yang mempunyai peran sangat penting. Adanya perubahan tujuan pembangunan pertanian dari meningkatkan produksi untuk swasembada beras menjadi kelestarian ketahanan pangan, meningkatkan pendapatan petani, kesempatan kerja di perdesaan, perbaikan gizi keluarga dan perlu menetapkan kebijakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi. Tingkat produktivitas pertanian pada Daerah Irigasi teknis sebagaimana terlihat pada tabel di atas, bahwa rata-rata produksi yang paling tinggi pada daerah irigasi Krueng Tuan sebesar 7,1 Ton per Hektar dan yang terendah pada daerah irigasi Alue Ubay sebesar 4,7 Ton per Hektar sedangkan pada irigasi semi teknis rata-rata produksi sebesar 5,9 dan irigasi sederhana 4,8 ton per hektar. Keadaan ini menunjukkan bahwa daerah irigasi teknis terlihat produksi belum mencapai 7 8 ton per hektar, belum tercapainya tingkat produksi maximum tersebut salah satu penyebabnya adalah fungsi jaringan irigasi yang belum optimal, untuk mendongkrak/mengungkit produksi pertanian sebagaimana diharapkan dalam NAWACITA Kedaulatan Pangan. Nilai SPM andalan ketersediaan air irigasi merupakan rasio ketersediaan air di petek-petak sawah dalam jumlah, waktu, dan tempat pada setiap musim tanam terhadap kebutuhan air irigasi berdasarkan rencana tata tanam yang telah ditetapkan. Rasio perekembangan jaringan irigasi dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3.31 Rasio Perkembangan Jaringan Irigasi Kabupaten Aceh Utara Halaman 78

85 Tahun Debit Intake Bendung (Ltr/Det) Luas Lahan Budidaya 45,714 45,766 45,485 47,372 Pertanian (Ha) Rasio Andalan 21,05 21,08 20,95 21,82 Sumber : Dinas Pengairan dan Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 Rasio kinerja irigasi sesuai dengan SPM Bidang Sumberdaya Air sangat baik = 100% dan kinerja jelek = < 55%. Rasio jaringan irigasi berdasarkan tabel di atas menunjukkan dari tahun 2012 sebesr 21,05% meningkat pad tahun 2015menjadi 21,83% akan tetapi rasio kinerja irigasi masih jelek. Maka upaya pencapaian target SPM dicapai melalui pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan (O&P) jaringan irigasi sesuai kewenangan pemerintah termasuk di dalamnya adalah kegiatan-kegiatan penunjang seperti perencanaan, pengawasan dan pemberdayaan lembaga dan masyarakat petani. Kondisi irigasi Kabupaten Aceh Utara sebagaimana disajikan pada tabel di bawah ini : Tabel 3.32 Kondisi Irigasi Tahun ,1 510,33 310,4 319,5 325,9 338,13 197,2 193,7 113,2 125,8 157,2 172,2 63,53 60,62 67,46 66, Panjang Saluran irigasi (Km) Panjang Saluran Irigasi Kondisi Rusak (Km) Panjang Saluran Irigasi Kondisi baik (Km) Persentase Rusak Sumber : Dinas Pengairan dan ESDM Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 Halaman 79

Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016

Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 Bab I Pendahuluan I. LATAR BELAKANG Dalam rangka peningkatan kinerja Kabupaten Aceh Utara menjadi good governance yang harus di implementasikan oleh setiap penyelenggaraan Negara dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TEN TANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT KABUPATEN AC EH UTARA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

1.1. Tabel Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan Tabel Tata Guna Lahan... 5

1.1. Tabel Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan Tabel Tata Guna Lahan... 5 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... viii Ikhtisar Eksekutif... x BAB I PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan... 2 III. Gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN KECAMATAN DALAM KABUPATEN ACEH UTARA

QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN KECAMATAN DALAM KABUPATEN ACEH UTARA QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN KECAMATAN DALAM KABUPATEN ACEH UTARA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang. BAB I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme telah secara tegas mengamanatkan tata kelola

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Utara

Profil Kabupaten Aceh Utara Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Jumlah Penduduk : Jiwa (2010) Kecamatan : 27 Mukim : 70 Desa/kelurahan : 852/0 Kode area telepon : - Situs web resmi : - Profil Kabupaten Aceh Utara : Lhoksukon

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 30 / KPTS / I / 2015 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 30 / KPTS / I / 2015 TENTANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 30 / KPTS / I / 2015 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA TAHUN 2010 2015 BUPATI LINGGA Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-nya yang tidak terhingga bagi bangsa dan negara tercinta ini, sehingga kita dapat selalu berikhtiar untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

Pendahuluan. Latar Belakang

Pendahuluan. Latar Belakang Pendahuluan Latar Belakang Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2008 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Namun

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

BUPATI SIMEULUE PROVINSI ACEH

BUPATI SIMEULUE PROVINSI ACEH BUPATI SIMEULUE PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SIMEULUE BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera, KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode VISI, MISI dan AGENDA PRIORITAS Walikota dan Wakil Walikota Samarinda Periode 2016-2021 1 INDIKATOR MAKRO KOTA SAMARINDA TARGET TAHAP 3 RPJPD KOTA SAMARINDA 2005-2025 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

IKU Pemerintah Provinsi Jambi Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan

Lebih terperinci

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses penyelenggaraan

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum 1.1. Geografi Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA, Menimbang : a. bahwa Indikator

Lebih terperinci

ŀlaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta IKHTISAR EKSEKUTIF

ŀlaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta IKHTISAR EKSEKUTIF i IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kota Kediri Tahun 2012 ini disusun dengan menyajikan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran yang diarahkan

Lebih terperinci

BUPATI BIREUEN PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BIREUEN

BUPATI BIREUEN PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BIREUEN BUPATI BIREUEN PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BIREUEN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RPJMD PROVINSI JAWA TENGAH Sebagai upaya mewujudkan suatu dokumen perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan yang utuh dengan sistem perencanaan pembangunan nasional, maka

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera BAB - V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Misi Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan rangkaian kegiatan pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan,

Lebih terperinci

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah PAPARAN MUSYAWARAH RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BEKASI TAHUN 2014 Bekasi, 18 Maret 2013 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BEKASI PENDAHULUAN RENCANA KERJA PEMERINTAH

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN BAB VII PENUTUP KESIMPULAN Pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari sejumlah capaian kinerja dari indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran umum Kabupaten Madiun a. Kondisi Geografis Kabupaten Madiun adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukota dari Kabupaten Madiun adalah Kecamatan

Lebih terperinci

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-nya, penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG i V I S I Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas, partisipatif dan akuntabel untuk mendorong peningkatan pendapatan masyarakat dua kali lipat Tahun 2018 M I S I 1. Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

QANUN ACEH NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT ACEH

QANUN ACEH NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT ACEH -1- QANUN ACEH NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan dalam rangka mencapai

BAB I PENDAHULUAN. governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan dalam rangka mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola Pemerintahan yang baik, transparan dan akuntabel (good governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan dalam rangka mencapai tujuan serta cita-cita

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA STAF AHLI BUPATI WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pangkalpinang, Maret 2015 KEPALA BAPPEDA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

KATA PENGANTAR. Pangkalpinang, Maret 2015 KEPALA BAPPEDA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 selesai

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banjar, 14 Januari 2017 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA BANJAR

KATA PENGANTAR. Banjar, 14 Januari 2017 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA BANJAR KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Dinas Perindustrian Perdangangan dan Koperasi Kota Banjar dibuat dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN

BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN 2011-2015 5.1. Visi Paradigma pembangunan moderen yang dipandang paling efektif dan dikembangkan di banyak kawasan untuk merebut peluang dan

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA KEPUTUSAN BUPATI SERDANG BEDAGAI NOMOR 360 /18.8 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH - 1 - BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), diperlukan perencanaan, penetapan kinerja dan pengukuran kinerja sesuai dengan batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk dalam suatu daerah karena hal tersebut merupakan kejadian

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA BANDA ACEH

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA BANDA ACEH SALINAN QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA BANDA ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang

Lebih terperinci