Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016"

Transkripsi

1 Bab I Pendahuluan I. LATAR BELAKANG Dalam rangka peningkatan kinerja Kabupaten Aceh Utara menjadi good governance yang harus di implementasikan oleh setiap penyelenggaraan Negara dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari kolusi dan korupsi. Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada semua tingkatan yang melaksanakan kegiatan pada tiap bagian. Masing-masing individu pada tiap jajaran aparatur bertanggung jawab atas setiap kegiatan yang dilaksanakan pada bagiannya. Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Akuntabilitas Instansi Pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan. Sejalan dengan itu telah ditetapkan TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme diikuti dengan terbitnya Undang- Undang Nomor 28 Tahun 1999 serta Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Menurut penjelasan undang-undang tersebut, asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan pemerintahan harus dapat dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan dan dalam rangka memberikan informasi yang luas Halaman 1

2 kepada masyarakat tentang akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Aceh Utara maka Pemerintah Kabupaten Aceh Utara diwajibkan menyusun Laporan Kinerja/Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun II.MAKSUD DAN TUJUAN Adanya pola pikir yang terukur untuk dapat memberdayakan fungsi publik agar sesuai dengan tuntutan perkembangan ekonomi, politik, dan budaya, diperlukan etos kerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil dan pertanggungjawaban berdasarkan nilai nilai akuntabilitas menuju pemerintah yang bersih, berwibawa, dan akuntabel. Atas dasar ini, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara pada setiap akhir periode menyusun laporan pelaksanaan program/kegiatan, capaian kinerja dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang dikomunikasikan kepada para stakeholders dan pada hakekatnya adalah merupakan Pertanggungjawaban Publik. Laporan Akuntabilisiktas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) selain memiliki fungsi sebagai penyediaan informasi untuk mengambil keputusan pihak pihak terkait, juga sebagai umpan balik dan sebagai sarana perbaikan manajemen kepemerintahan, serta sebagai media pertangungjawaban kepada lembaga legislatif dan publik. Fungsi tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Kabupaten Aceh Utara. Maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 mencakup hal hal berikut ini: Memberi pertanggungjawaban kepada pemberi amanah; Memberi dasar bagi pengambil keputusan untuk perbaikan dalam pencapaian kehematan, efesiensi, dan efektifitas pelaksanaan tupoksi, sebagai upaya mencapai visi dan misi Kabupaten Aceh Utara tahun ; Halaman 2

3 Memberi masukan untuk memperbaiki perencanaan khususnya jangka pendek dan jangka menengah. III.GAMBARAN UMUM DAERAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Aceh Utara merupakan salah satu kabupaten dari 23 kabupaten/kota dalam Provinsi Aceh yang terletak pada posisi Bujur Timur dan Lintang Utara. Kabupaten Aceh Utara berbatasan dengan Kota Lhokseumawe dan Selat Malaka di sebelah Utara, dengan Kabupaten Aceh Timur di sebelah Timur, dengan Kabupaten Bener Meriah di sebelah Selatan dan dengan Kebupaten Bireuen di sebelah Barat. Sebelah utara merupakan laut, yaitu Selat Malaka, dan di sebelah selatan adalah kaki atau lereng pegunungan maka secara umum bentuk permukaan bumi atau geomorfologi Kabupaten Aceh Utara dari arah pantai ke arah pegunungan adalah : Dataran pantai, yang terletak sepanjang tepi pantai. Dataran aluvial, yang terletak relatif memanjang di belakang dataran pantai. Zona lipatan, yang terletak relatif memanjang di belakang dataran aluvial. Zona vulkanik, yang merupakan kaki/lereng sampai punggungan pegunungan. Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara yang tercatat adalah 3.296,86 km 2, atau Ha, yang terdiri dari 27 kecamatan 70 kemukiman 852 gampong. Paya Bakong adalah Kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas yaitu 418,32 Km 2, sementara Lapang adalah kecamatan yang paling sempit, yaitu 19,27Km 2 dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Tabel 1.1. Halaman 3

4 Tabel 1.1 Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan No. Kecamatan Luas Wilayah Persentase (Km2) 1. Sawang 384,65 11,67 2. Nisam 114,74 3,48 3. Nisam Antara 84,38 2,56 4. Bandar Baro 42,35 1,28 5. Kuta Makmur 151,32 4,59 6. Simpang Kramat 79,78 2,42 7. Syamtalira Bayu 77,53 2, Geureudong Pase 269,28 8,17 9. Meurah Mulia 202,57 6, Matang Kuli 56,94 1, Paya Bakong 418,32 12, Pirak Timu 67,70 2, Cot Girek 189,00 5, Tanah Jambo Aye 162,98 4, Langkahan 150,52 4, Seunuddon 100,63 3, Baktiya 158,67 4, Baktiya Barat 83,08 2, Lhoksukon 243,00 7, Tanah Luas 30,64 0, Nibong 44,91 1, Samudera 43,28 1, Syamtalira Aron 28,13 0, Tanah Pasir 20,38 0, Lapang 19,27 0, Muara Batu 33,34 1, Dewantara 39,47 1,20 TOTAL 3.296,86 100,00 Sumber : Aceh Utara Dalam Angka 2016 Tata guna lahan meliputi areal persawahan, perkebunan, hutan, rawarawa, tambak, dan lain-lainnya. Penggunaan lahan yang terluas untuk lahan perkebunan dan hutan negara. Disamping itu, lahan yang relatif luas juga digunakan untuk areal persawahan, tegalan/kebun-kebun, pekarangan dan Halaman 4

5 bangunan, hutan rakyat, ladang/huma, dan untuk areal lain-lainya. Selain itu, di daerah ini masih terdapat lahan kosong yang produktif namun belum diusahakan yaitu seluas Ha atau 2,78 % dari luas wilayah seluruhnya. Secara keseluruhan tata guna lahan Kabupaten Aceh Utara tercantum pada tabel 1.2. Tabel 1.2 Tata Guna Lahan No Pengguna Lahan Luas (Ha) % 1 Persawahan Perkarangan / Bangunan Tegalan/ Kebun Ladang/ Huma Pengembalaan/ Padang Rumput Sementara Tidak Diusahakan Ditanami Pohon/ Hutan Rakyat Perkebunan Lain-lain (Tambak/Kolam/Empang/Tebat) Jumlah Sumber : Aceh Utara Dalam Angka, Iklim Wilayah Kabupaten Aceh Utara sebagai bagian dari wilayah Provinsi Aceh, termasuk tipe iklim muson dan klasifikasi menurut Mohr, Schmid & Ferguson, termasuk iklim tipe C. Wilayah Kabupaten Aceh Utara relatif lebih kering dibandingkan dengan dengan wilayah lainnya di Provinsi Aceh, karena pengaruh Pegunungan Bukit Barisan, di mana wilayah sebelah utara dan timur Pegunungan Bukit Barisan cenderung lebih kering dibandingkan wilayah sebelah barat dan selatannya. Curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten Aceh Utara berkisar antara mm, dengan hari hujan 92 hari. Musim hujan terjadi pada bulan Agustus sampai Januari, dengan curah hujan maksimal terjadi di bulan Oktober-November, yang mencapai di atas 350 mm per bulan dengan hari hujan lebih dari 14 hari. Sementara musim dengan curah hujan lebih rendah Halaman 5

6 (cenderung kemarau) terjadi pada bulan Februari sampai Juli, dan yang cenderung terendah adalah sekitar bulan Maret-April. Rata-rata suhu udara adalah 30 0 C, dengan kisaran antara 21 0 C sampai 35 0 C. Suhu rata-rata pada musim penghujan adalah 28 0 C, dan pada musim kemarau suhu rata-rata adalah 32,8 0 C. Kelembaban udara berkisar antara %, dengan rata-rata 86,6 %. 2. Geologi Struktur geologi yang ada di wilayah Kabupaten Aceh Utara secara garis besar terdiri atas batuan Quarter yang cenderung di bagian pesisir (bagian utara) dan batuan Tersier yang cenderung di bagian pedalaman (bagian selatan). Sebaran ini selaras dengan topografi yang menaik dari utara ke selatan, dan selaras pula dengan pola hilir ke hulu dalam DAS. B. Kondisi Demografis Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016, jumlah penduduk Kabupaten Aceh Utara tercatat jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 2,04 persen per tahun. Luas wilayah 3.296,86 km 2 maka kepadatan penduduk mencapai 177 jiwa/km 2 dengan sebaran di 27 kecamatan selama periode tahun sebagaimana tercantum pada Tabel 1.3. Tabel 1.3 Perkembangan Distribusi Penduduk Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan Tahun No. Kecamatan Sawang Nisam Nisam Antara Banda Baro Kuta Makmur Simpang Kramat Syamtalira Bayu Geureudong Pase Meurah Mulia Matangkuli Paya Bakong Pirak Timu Halaman 6

7 13 Cot Girek Tanah Jambo Aye Langkahan Seunuddon Baktiya Baktiya Barat Lhoksukon Tanah Luas Nibong Samudera Syamtalira Aron Tanah Pasir Lapang Muara Batu Dewantara Jumlah Sumber: Badan Pusat Statistik Aceh Utara Tahun Persentase Penduduk diatas Garis Kemiskinan Kemiskinan merupakan persoalan makro yang harus diatasi secara berkelanjutan. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk menanggulangi kemiskinan sesuai prioritas pembangunan yang tercantum dalam RPJM Kabupaten Aceh Utara Tahun Berbagai program pembangunan jangka menengah telah diimplimentasikan, baik di bidang infrastruktur, ekonomi, pendidikan, maupun kesehatan. Akhir tahun 2015 tercatat penduduk miskin di Kabupaten Aceh Utara sebanyak jiwa atau 19,20 persen dari jumlah penduduk sebanyak jiwa.. Halaman 7

8 000 Jiwa Persen Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Jumlah Penduduk Miskin (000 Jiwa) Tingkat Kemiskinan (%) Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Gambar 1.1 Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Aceh Utara Tahun Kondisi ini menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat Aceh Utara semakin meningkat dan terus mengalami perbaikan sepanjang tahun Penanggulangan kemiskinan menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Aceh Utara ke depan termasuk memberikan perhatian yang lebih besar, tepat sasaran, dan terfokus melalui implimentasi pembangunan pada wilayahwilayah yang menjadi kantong kemiskinan IV. ASPEK STRATEGIS A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pertumbuhan ekonomi Aceh Utara periode ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 dan tanpa memasukkan migas, berkisar antara 3,30 7,57 persen. Nilai PDRB ADHK tanpa migas Aceh Utara selama pada tahun 2011 nilainya sebesar 9,65 triliun rupiah dan terus tumbuh hingga mencapai 11,47 triliun rupiah pada tahun 2015 dengan pertumbuhan rata-rata 5,08 persen per tahun. Halaman 8

9 MIGAS NON MIGAS Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 Gambar 1.2 PDRB ADHK 2010 Tahun (Triliun Rupiah) Jika dengan memasukkan migas, nilai PDRB Aceh Utara selama periode mengalami peningkatan yaitu dari 17,87 triliun rupiah menjadi 18,15 triliun rupiah. Tahun 2013 nilai PDRB dengan migas turun menjadi 17,84 triliun rupiah dan terus turun menjadi 15,24 triliun rupiah pada tahun Halaman 9

10 Tabel 1.4. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Tahun (Persen) SEKTOR CAPAIAN *) 2015**) Pertanian 4,59 4,14 6,06 4,51 3,67 Pertambangan dan Penggalian - Pertambangan migas dan panas bumi - Pertambangan dan penggalian lainnya -0,15-0,20 2,55-2,93-3,01 1,59-8,03-8,37 10,68-14,61-15,15 9,50-39,77-41,06 5,16 Industri Pengolahan 18,08 6,96-8,10 0,48 6,36 Pengadaan Listrik dan Gas 7,48 7,72 7,18 5,62 5,64 Pengadaaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6,02 4,41 5,53 5,93 4,90 Konstruksi 4,25 6,52 8,62 6,99 4,50 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3,23 5,60 7,94 7,77 6,32 Transportasi dan Pergudangan 5,75 7,25 7,79 4,06 3,02 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,87 9,01 9,81 9,72 6,76 Informasi dan Komunikasi 7,61 9,23 9,44 9,48 3,15 Jasa Keuangan dan Asuransi 4,16-5,98 1,42-5,72 1,36 Real Estate 3,42 3,89 7,51 7,64 3,20 Jasa Perusahaan 2,60 1,67 5,90 7,45 2,15 Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial 3,87 2,67 8,07 4,28 5,50 Jasa Pendidikan 6,20 6,27 6,83 5,74 4,25 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,20 13,02 9,50 8,34 7,02 Jasa Lainnya 5,01 4,63 6,30 6,00 2,30 PDRB (Non Migas) 7,57 5,44 3,30 4,39 4,69 PDRB (Migas) 3,88 1,59-1,74-3,47-11,48 *) Angka sementara **) Angka sangat sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Halaman 10

11 Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan PDRB dan Kontribusi Sektoral Tahun (Persen) SEKTOR PERTUMBUHAN KONTRIBUSI Pertanian 4,51 3,67 23,71 31,10 Pertambangan dan Penggalian - Pertambangan migas dan panas bumi - Pertambangan dan penggalian lainnya -14,61-15,15 9,50-39,77-41,06 5,16 36,58 35,59 0,99 16,90 15,62 1,28 Industri Pengolahan 0,48 6,36 13,71 17,57 Pengadaan Listrik dan Gas 5,62 5,64 0,05 0,07 Pengadaaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5,93 4,90 0,01 0,02 Konstruksi 6,99 4,50 3,40 4,50 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,77 6,32 8,31 11,15 Transportasi dan Pergudangan 4,06 3,02 4,64 5,91 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,72 6,76 0,31 0,42 Informasi dan Komunikasi 9,48 3,15 1,38 1,76 Jasa Keuangan dan Asuransi -5,72 1,36 1,04 1,35 Real Estate 7,64 3,20 1,81 2,37 Jasa Perusahaan 7,45 2,15 0,22 0,28 Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial 4,28 5,50 1,82 2,53 Jasa Pendidikan 5,74 4,25 0,92 1,27 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,34 7,02 1,40 1,91 Jasa Lainnya 6,00 2,30 0,68 0,88 PDRB (Non Migas) 4,39 4,69 64,41 84,38 PDRB (Migas) -3,47-11, Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Halaman 11

12 Pertumbuhan ekonomi Aceh Utara menurut lapangan usaha tahun dapat dilihat pada Tabel 1.4, sedangkan laju pertumbuhan PDRB dan kontribusi sektoral dapat dilihat pada Tabel 1.5. Pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB dengan migas Kabupaten Aceh Utara tahun 2014 turun sebesar 3.47 persen dan pada tahun 2015 kembali turun sebesar 11,48 persen. Penurunan laju pertumbuhan ekonomi tersebut, dipengaruhi oleh sektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami penurunan terbesar yaitu 39,77 persen pada tahun 2015, yang disebabkan oleh semakin menurunnya Lifting gas bumi di Kabupaten Aceh Utara. Namun bila ditinjau dari PDRB tanpa migas, laju pertumbuhan ekonomi Aceh Utara berfluktuasi antara 3,30-7,57 persen. Pada tahun 2013 pertumbuhan terendah yaitu 3,30 dan pada tahun 2015 pertumbuhan meningkat mencapai 4,69 persen. Hal ini dipengaruhi oleh semakin besarnya kontribusi sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta Industri Pengolahan terhadap struktur perekonomian Kabupaten Aceh Utara. Kegiatan perekonomian Kabupaten Aceh Utara, sebagai salah satu daerah penghasil migas di Provinsi Aceh, di dominasi oleh sektor Pertambangan dan Penggalian yang menyumbang sebesar 36,58 persen terhadap nilai tambah PDRB tahun Namun, besarnya kontribusi ini terus menurun seiring dengan menurunnya produksi dan eksplorasi migas di Kabupaten Aceh Utara sehingga kontribusinya pada tahun 2015 hanya 16,90 persen. B. Laju Inflasi Laju Inflasi menunjukkan tingkat perubahan harga-harga yang terjadi di suatu daerah. Laju inflasi tahun kalender 2015 hingga Desember 2015 untuk Kota Lhokseumawe sebesar 2,44 persen, Kabupaten Aceh Utara disetarakan dengan Kota Lhokseumawe sedangkan laju inflasi Provinsi Aceh sebesar 1,53 persen dan Nasional sebesar 3,35 persen. Halaman 12

13 Terjadi penurunan tingkat inflasi dibandingkan tahun 2014 dengan tingkat inflasi mencapai 8,53 persen. Perkembangan tingkat inflasi di Kabupaten Aceh Utara, pola kecenderungannya mempunyai kesamaan dengan kecenderungan inflasi Aceh sebagaimana tercantum pada Tabel 1.6. Uraian Tabel 1.6 Nilai Inflasi Rata-Rata Kabupaten Aceh Utara Tahun Tahun Lhokseumawe/ Aceh Utara 3,55 2,44 8,27 8,53 2,44 Aceh 3,43 0,22 7,31 8,09 1,53 Nasional 3,79 4,3 8,38 8,36 3,35 Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Tahun 2016 Terjadi penurunan tingkat inflasi dibandingkan tahun 2014 dengan tingkat inflasi mencapai 8,53 persen. Perkembangan tingkat inflasi di Kabupaten Aceh Utara, pola kecenderungannya mempunyai kesamaan dengan kecenderungan inflasi Aceh sebagaimana tercantum pada Tabel 1.6. C. Pendapatan Regional Perkapita Produk Domestik Regional Bruto Perkapita merupakan hasil bagi antara PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, sedangkan Pendapatan Regional per kapita diperoleh dari hasil bagi antara Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas biaya faktor produksi (PDRB yang telah dikurangi penyusutan dan pajak tak langsung) dengan penduduk pertengahan tahun. Peningkatan jumlah penduduk dan besarnya PDRB sangat menentukan besarnya PDRB perkapita. Tabel 1.7 memperlihatkan bahwa untuk tahun 2014, PDRB perkapita Aceh Utara atas dasar harga berlaku mencapai 35,395 juta rupiah mengalami kenaikan dibandingkan tahun tahun 2013 yang hanya mencapai angka 35,097 juta rupiah. Pencapaian pendapatan regional perkapita untuk tahun 2014 ini lebih besar dari tahun sebelumnya. Untuk PDRB perkapita berdasarkan harga Halaman 13

14 konstan 2010, memperlihatkan adanya penurunan dari 30,125 juta rupiah ditahun 2014 menjadi 31,586 juta rupiah pada tahun Penurunan ini tidak lepas dari pengaruh menurunnya total nilai PDRB dengan migas atas dasar harga konsta Tabel 1.7 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kabupaten Aceh Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun (Jutaan Rupiah) SEKTOR *) 2014**) A Pertanian Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 3. Perikanan B Pertambangan dan Penggalian Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 2. Pertambangan dan Penggalian Lainnya C Industri Pengolahan D Pengadaan Listrik dan Gas E Pengadaaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F Konstruksi G Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H Transportasi dan Pergudangan I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J Informasi dan Komunikasi K Jasa Keuangan dan Asuransi L Real Estate M,N Jasa Perusahaan O Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial P Jasa Pendidikan Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Halaman 14

15 SEKTOR *) 2014**) R,S,T,U Jasa Lainnya PDRB Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Tabel 1.8 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kabupaten Aceh Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun (Jutaan Rupiah) SEKTOR *) 2014**) A Pertanian Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 3. Perikanan B Pertambangan dan Penggalian Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 2. Pertambangan dan Penggalian Lainnya C Industri Pengolahan D Pengadaan Listrik dan Gas E Pengadaaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F Konstruksi G Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor H Transportasi dan Pergudangan I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum J Informasi dan Komunikasi K Jasa Keuangan dan Asuransi L Real Estate M,N Jasa Perusahaan O Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial P Jasa Pendidikan Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Halaman 15

16 SEKTOR *) 2014**) R,S,T,U Jasa Lainnya PDRB Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara D. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (RT) Perkapita Kemampuan perekonomi Kabupaten Aceh Utara dilihat dari angka konsumsi rumah tangga (RT) perkapita terus menunjukkan kecenderungan meningkat dimana pada tahun 2009 angka konsumsi RT perkapita sebesar Rp ,-, jumlah RT tahun 2009 sebanyak RT dengan besar rasio yaitu 33,90. Pada tahun 2010 angka konsumsi RT meningkat sebesar Rp dan jumlah RT sebanyak serta rasionya sebesar 38,59. Demikian pula pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan yaitu Rp konsumsi RT perkapita dengan jumlah RT sebanyak , besaran rasio yaitu 41,16. Konsumsi rumah tangga perkapita sebagai mana tabel berikut : Tabel 1.9 Angka Konsumsi RT Perkapita Kabupaten Aceh Utara, Tahun No Uraian Total Pengeluaran RT (Rp) Jumlah RT Rasio (1/2) 33,90 38,59 41,16 Sumber : BPS Kab. Aceh Utara (diolah) b. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Perkapita Sebagaimana pengeluran konsumsi RT, pengeluaran konsumsi non pangan perkapita juga mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 total pengeluran RT non pangan sebesar Rp atau 31,83 persen dan sebesar Rp atau 32,49 pada tahun Pada Tahun 2011 angka konsumsi RT non pangan juga mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp atau sebesar 37,67 persen. Tabel konsumsi RT non pangan sebagai mana berikut : Halaman 16

17 Tabel 1.10 Persentase Konsumsi RT Non Pangan Kabupaten Aceh Utara, Tahun No Uraian Total Pengeluaran RT Non Pangan (Rp) 2 Total Pengeluaran (Rp) Rasio 31,83 % 32,49 % 37,67 % Sumber : BPS Kab. Aceh Utara (diolah) c. Nilai Tukar Petani Nilai tukar petani Gambar 1.3 Nilai Tukar Petani Kabupaten Aceh Utara Tahun E. Fokus Fasilitas Wilayah Infrastruktur Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara yang tercatat adalah 3.296,86 km 2, atau Ha. Dengan panjang garis pantai 51 km, dan kewenangan kabupaten adalah sampai 4 mil laut, maka luas wilayah laut kewenangan ini adalah Ha atau 3.774,4 km 2. Luas wilayah produktif tahun 2006 seluas ha mengalami penurunan ditahun 2007 yaitu seluas Pada tahun luas lahan produktif kembali meninggkat seiring upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Aceh utara yaitu ha pada tahun Perbandingan luas lahan produktif dengan luas wilayah budidaya sebagaimana tabel berikut : Halaman 17

18 144, , , , , , , , , , , , ,000 Luas wilayah produktif Gambar 1.4 Luas Wilayah Produktif Kabupaten Aceh Utara Tahun F. Fokus Iklim Berinvestasi Investasi disuatu daerah dapat dilaksanakan apabila kondisi daerah memberikan rasa aman dan nyaman terhapat investor yang akan menanamkan modalnya di Kabupaten Aceh Utara. Untuk itu diperlukan upaya bersama untuk menjaga kondisi keamanan sebagai upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam membantu pemerintah dalam mengupayakan investasi di Kabupaten Aceh Utara. G. Fokus Sumber Daya Manusia a. Rasio Lulusan S1/S2/S3 Kualitas tenaga kerja di Kabupaten Aceh Utara sesuai dengan angka kelulusan tingkat S1 pada tahun 2010 dan 2011 masing sebanyak dan 8452 orang, Sementara itu untuk tingkat S2 dan S3 pada tahun 2010 sebanyak 126 orang dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sejumlah 425 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 dan 2011, maka kualitas tenaga kerja dengan rasio kelulusan tingkat S1sebesar 1,53 persen pada tahun 2010 dan 1,64 persen pada tahun 2011 sebagaimana ditampilkan pada gambar 1.5 Halaman 18

19 Rasio Lulusan S1/S2/S Gambar 1.5 Rasio Lulusan S1/S2&S3 Di Kabupaten Aceh UtaraTahun b. Tingkat ketergantungan (rasio ketergantungan) Tingkat ketergantungan penduduk di Kabupaten Aceh Utara kurun waktu menunjukkan angka yang berfluktuatif, sebagaimana pada gambar Gambar 1.6 Rasio Ketergantungan Di Kabupaten Aceh UtaraTahun Rasio ketergantungan H. Struktur Organisasi Struktur organisasi, kewenangan dan tugas dari unit-unit yang membantu kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kepala daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRK, Dinas Daerah,dan Lembaga Teknis Daerah serta Sekretariat Lembaga Keistimewaan. a. Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Tugas Pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di bidang penyelenggaraan Halaman 19

20 pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah. Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup: (1) pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah, (2) penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan serta organisasi dan tata laksana, (3) pengkoordinasian kegiatan perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas umum pemerintahan, (4) pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana pemerintahan daerah, dan (5) pengembangan dan pelaksanaan pola kerja sama antar daerah dan/ atau dengan pihak ketiga, (6) pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretaris Daerah, Asisten, Bagian dan Sub Bagian. b. Sekretariat DPRK Sekretariat DPRK merupakan unsur pelayanan terhadap DRPK yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang secara teknis operasionalberada di bawah dan bertanggung jawab kepada Pimpinan DPRK dan secara administrasi bertanggungjawab kepada Bupati melaui Sekda. Susunan organisasi Sekretariat DPRK terdiri dari Sekretaris, Bagian dan Sub Bagian. c. Dinas Daerah Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Daerah ini melaksanakan tugas dan fungsi operasional untuk bidang-bidang tertentu seperti : Dinas Syariat Islam; Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga; Dinas Pengelolan Keuangan dan Kekayaan Daerah; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; Dinas Kesehatan; Dinas Bina Marga ; Dinas Cipta Karya ; Dinas Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral; Dinas Perindustrian dan Perdagangan; Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah; Dinas Pertanian, Halaman 20

21 Tanaman Pangan dan Peternakan; Dinas Kehutanan dan Perkebunan; Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk;Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan; Dinas Kelautan dan Perikanan; Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan. d. Lembaga Teknis Daerah Lembaga Teknis Daerah merupakan badan/kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang membantu dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Beberapa lembaga teknis yang terdapat dalam pemerintah Kabupaten mencakup: Bappeda; Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Sejahtera; Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan; Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan; Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; Badan Penanggulangan Bencana Daerah; Inspektorat Kabupaten; Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah; RSU Cut Meutia; Kantor Lingkungan Hidup; Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah; Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu. e. Sekretariat Lembaga Keistimewaan dan Sekretariat Korpri Sekretariat Lembaga Keistimewaan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Sekretariat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Beberapa Lembaga Keistimewaan yang terdapat dalam pemerintah Kabupaten mencakup : Sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU); Sekretariat Majelis Adat Aceh (MAA); Sekretariat Majelis Pendidikan Daerah (MPD) dan Sekretariat Baitul Mal Kabupaten (BMK). Sekretariat Korpri merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Bupati melalui Sekretaris Daerah. yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Halaman 21

22 f. Pemerintah Kecamatan Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kabupaten Aceh Utara terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) Kecamatan dan Organisasi Kecamatan terdiri dari camat, sekretariat kecamatan, dan 4 (empat) seksi serta 2 (dua) sub bagian. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dan seluruh perangkat di bawahnya berusaha melaksanakan tugas dan kegiatan pemerintahan daerah maupun tugas-tugas perbantuan dan tugas dekonsentrasi. V. PERMASALAHAN UTAMA Dalam pelaksanaan berbagai kegiatan dan program tahun 2016, terdapat beberapa permasalahan serta tindak lanjut sebagaimana terlampir pada tabel di bawah ini : Tabel 1.11 Permasalahan dan Tindak Lanjut No. Permasalahan Tindak Lanjut Ket 1. Tingkat kemiskinan masih tinggi Peningkatan tingkat kesempatan kerja 2. Masih rendahnya ketahanan pangan dan nilai nambah produk pertanian 3. Pertumbuhan ekonomi masih rendah 4. Rendahnya pemanfaatan potensi sumber daya alam yang berdaya guna, berhasil guna dan berkelanjutan 5. Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka 6. Koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) belum berkembang dengan baik 7. Keterlibatan peran swasta dalam pembangunan masih rendah Menyediakan cadangan pangan daerah Perlu penambahan tenaga pembina terhadap industri kecil dan menengah secara bertahap Peningkatan kualitas sumber daya lingkungan hidup Pencapaian standar pelayanan minimal pendidikan Peningkatan pengawasan terhadap pengelolaan koperasi dan UKM Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan Halaman 22

23 8. Masih rendahnya mutu pelayanan kesehatan masyarakat 9. Permasalahan dan tantangan dibidang kesehatan masyarakat dan keluarga sejahtera 10. Banyaknya infrastruktur irigasi, jalan dan jembatan dalam kondisi belum mantap 11. Masih lemahnya organisasi, tatalaksana dan SDM aparatur 12. Belum optimalnya pelaksanaan pendidikan politik, sosial budaya dan adat 13. Masih lemahnya pelaksanan penegakan supremasi hukum 14. Belum optimalnya pemberdayaan kepemudaan, pramuka dan keolahragaan 15. Pembangunan sumber daya manusia, perempuan dan anak masih rendah 16. Belum berkembangnya potensi perhubungan dan pariwisata Peningkatan pelayanan kesehatan Peningkatan pelayanan kesehatan Peningkatan, rehabilitasi serta optimalisasi fungsi jaringan irigasi dan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jalan dan jembatan Peningkatan kapasitas dan kapabilitas aparatur Pengelolaan keragaman dan pelestarian budaya Penerapan syariat islam Peningkatan peran pemuda dalam gampong Penurunan AKI dan AKB melalui pemenuhan cakupan K4 Peningkatan pemanfaatan dan penataan serta fungsionalisasi objek wisata sejarah, adat dan alam Halaman 23

24 VI. SISTEMATIKA PENYUSUNAN Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 terdiri dari 4(empat) Bab yaitu sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Gambaran Singkat tentang Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan Personil Perangkat Daerah serta Sistematika Penyusunan. BAB II. PERENCANAAN KINERJA Menjelaskan ringkasan/ikhtisar Perjanjian Kinerja tahun 2016 yang mendasarkan pada dokumen perencanaan. BAB III. KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Menjelaskan capaian kinerja berdasarkan hasil pengukuran kinerja tahun Diuraikan pula analisis capaian kinerja yang meliputi : pembandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016; pembandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun 2015 dan tahun 2014; pembandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 dengan target 2017 berdasarkan dokumen RPJMD tahun 2012 sampai tahun 2017; untuk beberapa indikator realisasi kinerja tahun 2016 dibandingkan dengan Standar Nasional; Analisis keberhasilan/kegagalan, hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang diambil serta penyajian realisasi anggaran. BAB IV. PENUTUP Memuat kesimpulan umum atas capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 dan upaya/ langkah di masa mendatang yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten dalam rangka peningkatan kinerjanya. Halaman 24

P E N G A N T A R. Halaman i

P E N G A N T A R. Halaman i K A T A P E N G A N T A R Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan dengan izinnya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 dapat disusun

Lebih terperinci

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TEN TANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT KABUPATEN AC EH UTARA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Utara

Profil Kabupaten Aceh Utara Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Jumlah Penduduk : Jiwa (2010) Kecamatan : 27 Mukim : 70 Desa/kelurahan : 852/0 Kode area telepon : - Situs web resmi : - Profil Kabupaten Aceh Utara : Lhoksukon

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN KECAMATAN DALAM KABUPATEN ACEH UTARA

QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN KECAMATAN DALAM KABUPATEN ACEH UTARA QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN KECAMATAN DALAM KABUPATEN ACEH UTARA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN 7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk dalam suatu daerah karena hal tersebut merupakan kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

1.1. Tabel Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan Tabel Tata Guna Lahan... 5

1.1. Tabel Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan Tabel Tata Guna Lahan... 5 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... viii Ikhtisar Eksekutif... x BAB I PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan... 2 III. Gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), 2010-2016 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4 848 847.7 5 422 596.4 6 137 535.9 6 879 709.2 7 610 994.1 8 399 150.1

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BUPATI SIMEULUE PROVINSI ACEH

BUPATI SIMEULUE PROVINSI ACEH BUPATI SIMEULUE PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SIMEULUE BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. VI, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2015 tumbuh 5,61 persen. Pada tahun 2015, besaran Produk

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VIII, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 TUMBUH 5,41 PERSEN Perekonomian Jakarta Timur tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 TUMBUH 5,98 PERSEN Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. V, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2014 tumbuh 6,24 persen. Pada tahun 2014, besaran Produk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 66 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis a. Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Tengah yaitu pada posisi

Lebih terperinci

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang. BAB I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme telah secara tegas mengamanatkan tata kelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 No. 17/05/31/Th.IX, 15 MEI 2010 No. 7/10/3171/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016 No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen No. 11/02/75/Th.XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen Perekonomian Gorontalo tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/08/31/75/Th.VII, 10 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2016 tumbuh 4,65 persen. Pada tahun 2016, besaran Produk

Lebih terperinci

KABUPATEN NAGAN RAYA RINGKASAN PERUBAHAN APBK MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014

KABUPATEN NAGAN RAYA RINGKASAN PERUBAHAN APBK MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014 Lampiran II : QANUN KABUPATEN NAGAN RAYA Nomor : XXX Tahun 2009 Tanggal : 1 Oktober 2009 KABUPATEN NAGAN RAYA RINGKASAN APBK MENURUT DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014 Halaman: 1 KODE 1 WAJIB 896,344,195,698

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN BATU BARA

BPS KABUPATEN BATU BARA BPS KABUPATEN BATU BARA No. 01/07/1219/Th.VI, 24 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2016 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batu Bara tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015 BPS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI No. 01/10/1218/Th.VII, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Serdang Bedagai tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 54/08/35/Th.XIV, 5 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2016 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II 2016 TUMBUH 5,62 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN II-2015 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 12/02/61/Th.XVIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN TUMBUH 5,02 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TAHUN 2013 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 TUMBUH 1,11 PERSEN LEBIH BAIK DIBANDING TRIWULAN III/2015 No. 054/11/14/Th.XVII, 7 November 2016 Perekonomian

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 No. 11/02/15/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH 7,9 PERSEN KINERJA POSITIF YANG TERUS TERJAGA DALAM KURUN LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian

Lebih terperinci

BUPATI BIREUEN PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BIREUEN

BUPATI BIREUEN PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BIREUEN BUPATI BIREUEN PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BIREUEN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 02/12/1204/Th. XIX, 1 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2015 sebesar 5,08 persen

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 10/02/32/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT 2016 EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2016 TUMBUH 5,45 PERSEN EKONOMI JAWA BARAT 2016 TUMBUH 5,67 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PEMBIDANGAN TUGAS KOORDINASI PARA ASISTEN SEKRETARIS DAERAH DENGAN PERANGKAT DAERAH DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR ATAS RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang 33 BAB III OBYEK LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 3.1.1 Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi terletak antara 106 derajat 49 sampai 107 derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran umum Kabupaten Madiun a. Kondisi Geografis Kabupaten Madiun adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukota dari Kabupaten Madiun adalah Kecamatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2017 No. 26/05/75/Th.XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2017 EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2017 TUMBUH 7,27 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN I-2016 Perekonomian Gorontalo yang diukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang mengarah kearah yang lebih baik dalam berbagai hal baik struktur ekonomi, sikap, mental, politik dan lain-lain. Dari

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016 No. 1/0/33/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN TUMBUH 5,8 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN PERTUMBUHAN TAHUN SEBELUMNYA 17 1 A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak, Batas Wilayah, dan Keadaan Alam Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi Daerah Khusus

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 29/05/34/Th.XVII, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I 2015 TUMBUH 0,16 PERSEN MELAMBAT DIBANDING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum 1.1. Geografi Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 TUMBUH 2,41 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 No. 37/08/14/Th. XVIII, 7 Agustus 2017 Perekonomian

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN LANGKAT No. 01/11/1213/Th. IX, 1 Nopember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Langkat tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT No.01/10/3174/Th.IX, 3 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 TUMBUH 5,96 PERSEN Trend laju pertumbuhan ekonomi Jakarta

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 10/02/61/Th.XX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN IV- TUMBUH 3,77 PERSEN TERENDAH SELAMA TAHUN EKONOMI KALIMANTAN

Lebih terperinci

https://binjaikota.bps.go.id

https://binjaikota.bps.go.id BPS KOTA BINJAI No. 1/10/1276/Th. XVI, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BINJAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kota Binjai tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN MALINAU

BPS KABUPATEN MALINAU BPS KABUPATEN MALINAU No. 03/07/6501/Th.I, 19 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI MALINAU TAHUN 2016 EKONOMI MALINAU TAHUN 2016 TUMBUH 1,71 PERSEN Perekonomian Malinau tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 65/11/32/Th.XVII, 5 November 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015 EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015 TUMBUH 5,03 PERSEN Perekonomian Jawa Barat pada Triwulan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 90/11/21/Th.X, 5 November 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III-2015 EKONOMI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN TRIWULAN III-2015 TUMBUH 6,37 PERSEN (C-TO-C) Perekonomian

Lebih terperinci

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii Daftar Isi KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii BAB. I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Dasar Hukum... I-1 1.2. Gambaran Umum Wilayah... I-2 1.2.1. Kondisi Geografis Daerah... I-2 1.2.2. Topografi...

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2016 No. 09/02/14/Th. XVIII, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN EKONOMI RIAU TAHUN TUMBUH 2,23 PERSEN MEMBAIK DIBANDINGKAN TAHUN SEBELUMNYA (0,22 PERSEN) Perekonomian Riau tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 13/02/52/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,06 PERSEN Perekonomian Provinsi

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Wilayah Administratif Menurut Kecamatan/Desa di Kabupaten Rembang Tahun 2015... II-1 Tabel 2.2. Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAPANULI SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI TAPANULI SELATAN TAHUN 2016 BPS KABUPATEN TAPANULI SELATAN PERTUMBUHAN EKONOMI TAPANULI SELATAN TAHUN 2016 No. 01/08/03/Th. V, 1 Agustus 2017 Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari 14 kecamatan dan 248 desa/kelurahan Pertumbuhan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 11/02/61/Th.XIX, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015 EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015 TUMBUH 4,81 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TAHUN 2014

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVIII, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 4,68 PERSEN, LEBIH LAMBAT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi 3. Status Pembangunan Manusia 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara Triwulan III 2017

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara Triwulan III 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara Triwulan III 2017 EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III- 2017 TUMBUH 6,49 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara berdasarkan besaran

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN III-2016 Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2016 Tumbuh 6,98 Persen Meningkat Dibanding dengan Triwulan II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN III-2016 Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2016 Tumbuh 6,98 Persen Meningkat Dibanding dengan Triwulan II-2016 No. 62/11/75/Th.X, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN III-2016 Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2016 Tumbuh 6,98 Persen Meningkat Dibanding dengan Triwulan II-2016 Perekonomian Gorontalo

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN II/2016

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN II/2016 Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN II/2016 EKONOMI RIAU TRIWULAN II/2016 TUMBUH 2,40 PERSEN MEMBAIK DIBANDING TRIWULAN II/2015 No. 42/08/14/Th.XVII, 05 Agustus 2016 Perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 34/05/35/Th.XIII, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2015 TUMBUH 5,18 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2014 Perekonomian

Lebih terperinci

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses penyelenggaraan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT No.01/10/3174/Th.VIII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,85 PERSEN Trend laju pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016 No. 010/0/15/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH,37 PERSEN Perekonomian Provinsi Jambi tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN BAB VII PENUTUP KESIMPULAN Pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari sejumlah capaian kinerja dari indikator

Lebih terperinci