Lima Tips dalam Penyusunan Anggaran TI yang Baik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lima Tips dalam Penyusunan Anggaran TI yang Baik"

Transkripsi

1 Lima Tips dalam Penyusunan Anggaran TI yang Baik Seringkali kesulitan meyakinkan para pemegang keputusan di organisasi tempat bekerja untuk menyetujui proposal anggaran yang Anda ajukan? Tujuan utama dari setiap penganggaran TI adalah meyakinkan para pemegang keputusan sebaiknya menyetujui dan mengalokasikan dana proyek pengembangan TI tersebut untuk meningkatkan akselerasi bisnis perusahaan. Untuk memastikan bahwa proyek-proyek pengembangan TI organisasi Anda mencapai hal tersebut, sangatlah penting untuk tetap fokus pada kebutuhan-kebutuhan bisnis perusahaan dengan mengawalinya mewawancara para pemegang keputusan terkait. Setelah melakukan hal tersebut maka sebaiknya Anda melakukan pengukuran-pengukuran berdasarkan jangkauan atas pilihan-pilihan atas ukuran-ukuran yang dibahas berikut ini. 1. Fokus pada Kebutuhan-Kebutuhan Bisnis Perusahaan Sangatlah penting untuk meningkatkan bagian utama dari daya bisnis dari anggaran keuangan TI. Diskusikanlah selalu hal-hal yang terkait dengan anggaran Anda secara langsung dengan para rekanan yang kemungkinan besar tidak terlalu memahami hal-hal teknis TI. Mengkomunikasikan hal-hal tersebut hingga mereka dapat memahaminya adalah sesuatu yang penting dalam menyusun arah dan sasaran strategis bisnis yang dituju dari anggaran. Dengan melakukan hal tersebut maka hal tersebut akan sangat membantu Anda sebagai CIO/Manajer TI dalam melaksanakan tugas sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja dalam skala besar. 2. Nomor Satukan Wawacara/Diskusi dengan Para Pemegang Keputusan Sebuah penetapan anggaran keuangan yang baik akan mencerminkan hubungan antara teknologi dan business outcome perusahaan. Hal tersebut secara umum dapat tercapai jika Anda melakukan diskusi intensif dengan para pemegang keputusan dalam organisasi. Temuilah mereka untuk mengindentifikasikan masalah-masalah bisnis yang Anda coba untuk pecahkan dengan cara-cara yang bertahap sejak dari awal. Penerapan dari teknologi bukanlah tujuan dari bisnis itu sendiri, hal tersebut hanyalah memberdayakan segenap sumber daya demi mencapai tujuan bisnis tersebut.

2 Maka sudah menjadi tugas Anda sebagai seorang penerap teknologi untuk menjelaskan bagaimana dapat membantu perusahaan mencapai setiap tujuan bisnisnya dengan lebih baik dan murah/cepat dibandingkan dengan kondisi saat ini. Pastikanlah bahwa Anda secara tegas menetapkan target dari akhir proyek pengembangan TI seperti misalkan memastikan sistem komunikasi terpadu di semester kedua tahun depan yang dapat membangkitkan tim penjualan kita meningkatkan produktifitasnya serta pemasukannya dengan memfasilitasi peningkatkan kontak pelanggan. 3. Pastikan Pilihan: Baik, Lebih Baik dan Terbaik Tidak ada seorang pun yang membeli apapun tanpa mengetahui apa, kapan dan manfaat penting dari sesuatu yang akan dibeli terhadap bisnisnya. Gunakan ringkasan eksekutif dan daftar poin penting supaya secara cepat dapat memperoleh aspek-aspek penting dari sebuah proyek baru dalam anggaran. Dalam hal ini mungkin sebuah analogi yang mudah dimengerti adalah penting seperti membandingkan sebuah produk barang/jasa TI dengan sebuah mobil. Buatlah poin-poin dari setiap aspek produk barang/jasa TI tersebut seperti halnya roda, persneling, dsb yang harus bekerjasama dengan baik supaya mobil tersebut dapat beroperasi dengan baik. Selain itu pastikan Anda mengajukan pilihan-pilihan dan tidak hanya satu solusi dalam menyelesaikan masalah bisnis kecuali memang jika hanya ada satu pilihan. Sebagai tambahan, ajukan tinjauan atas pengendalian proyek, rencana pengembangan, rencana pengujian, rencana penerapan, rencana evaluasi pascapenerapan dan bagaimana menelusuri perkembangan proyek. Tentunya para pemegang keputusan ingin mengetahui tentang resiko-resiko penting dan bagaimana mereka dapat menanggulanginya dari awal. Pengiriman dari program-program yang dianggarkan dapat dipecah menjadi pengiriman tingkat lanjut dan pengiriman akhir. Maka pastikan bahwa penetapan anggaran keuangan TI sudah memasukkan diskusi atas pelaksanaan proyek final. Pengiriman dapat termasuk dalam identifikasi kebutuhan sistem, spesifikasi sistem, instalasi dan penyediaan perangkat keras, hasil dari proyek percontohan, instalasi perangkat lunak dan pelatihan pengguna, dsb. Jangan lupakan untuk mengajukan jadual waktu pengiriman atas pekerjaan proyek TI tersebut. 4. Tawarkan Prakiraan Biaya dan Ukuran Unjuk Kerja

3 Hal ini dapat dikatakan sebagai daging dari anggaran keuangan Anda dan dari waktu ke waktu menjadi semakin mudah ditetapkan. Banyak CIO/Manajer TI melakukan perincian atas anggaran yang diajukan yang sebenarnya bagi para pemegang dana hal tersebut tidak terlalu diperlukan. Prakiraan biaya terstruktur yang diajukan kepada para pemegang keputusan selalu merupakan cara terbaik dalam menyampaikan gambaran besar dan baru kemudian lakukan perincian dalam baris komponen jika memang mereka tertarik. Tunjukkanlah proposal anggaran TI Anda kepada mereka dalam konteks kebutuhan bisnis dan sediakan prakiraan utuh atas biaya proyek, keuntungan-keuntungan, payback period, pengembalian tambahan potensial dan RoI (Return of Investment). Pastikan secara jelas keuntungan-keuntungan yang diinginkan sehingga para pemegang keputusan dapat memahami mengapa mereka harus menyetujui anggaran yang Anda ajukan. Gambarkan rencana-rencana proyek dan jadual pelaksanaannya, indikator unjuk kinerja utama yang akan digunakan untuk menelusuri dan mengawasi perkembangan, pertemuan-pertemuan dan laporan periodik yang akan digunakan untuk mengkomunikasikan hasil pekerjaan dengan para pemegang keputusan dan prosesproses yang dapat digunakan sebagai bahan perbaikan jika diperlukan. Menyediakan tabel kecil yang berisi data jadual-jadual tersebut dan key milestones sangat mungkin menguntungkan Anda. Selain itu selalu lakukan penetapan ukuran jumlah sebisa mungkin seperti misalkan divisi TI akan menyediakan 50 komputer baru yang terinstalasi Debian Linux daripada sekedar menyatakan divisi TI akan membeli beberapa komputer baru untuk tim penjualan. Kemudian susunlah kesimpulan yang menghubungkan pernyataan tersebut dengan tujuan dari perusahaan seperti sehingga dapat mencapai peningkatan penjualan sebesar 100% di kuartal kedua tahun depan. Maka dalam hal ini usahakan untuk selalu melakukan nyatakan setiap komponen anggaran dalam jumlah angka pasti terutama yang terkait dengan pembelanjaan atau keuntungan/manfaat. 5. Perhatian pada Antisipasi dan Tujuan Bersiap-siaplah untuk berdiskusi mengenai proposal anggaran biaya dan memperjuangkan pilihan-pilihan tersebut. Tanamkan dalam pikiran Anda bahwa tujuan akhir dari hal tersebut adalah kesepakatan/kesepahaman bukan kemenangan.

4 Sangatlah penting untuk memperhatikan fokus utama perusahaan sebelum proyek dibiayai sebab hal tersebut akan menyebabkan timbulnya masalah di kemudian hari jika Anda tidak memastikannya. Dengan memahami apa yang menjadi arah kebijakan para pemegang keputusan secara mendalam maka Anda dapat memastikan bahwa proyek yang telah dibiayai tersebut akan sukses. Terkait dengan hal tersebut maka proposal anggaran haruslah realistis dan terukur karena di akhir proyek para pemegang keputusan akan mengacu kembali kepada dokumen awal untuk menilai atau jika proyek tersebut gagal. Selamat mencoba dan semoga proposal anggaran biaya TI Anda disetujui para bos.. Kalau gol, jangan lupa hubungi saya buat eksekusinya ya Sumber Setiabudi a.k.a Buya'e Rania Rajendra

Menghubungkan Bisnis dengan Manajemen Hutan Bertanggung jawab. 'Kayu Baik, Bisnis Baik'

Menghubungkan Bisnis dengan Manajemen Hutan Bertanggung jawab. 'Kayu Baik, Bisnis Baik' Menghubungkan Bisnis dengan Manajemen Hutan Bertanggung jawab 'Kayu Baik, Bisnis Baik' Panduan praktis berorientasi industri untuk menghilangkan kayu yang tidak sah dan yang tidak diinginkan lainnya dari

Lebih terperinci

1. PENGANTAR 2. BENTUK UMUM PERSEKONGKOLAN TENDER

1. PENGANTAR 2. BENTUK UMUM PERSEKONGKOLAN TENDER 1. PENGANTAR Persekongkolan tender (atau kolusi tender) terjadi ketika pelaku usaha, yang seharusnya bersaing secara tertutup, bersekongkol untuk menaikkan harga atau menurunkan kualitas barang atau jasa

Lebih terperinci

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 51-59 BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS ISNIAR BUDIARTI

Lebih terperinci

Prosedur dan Kebijakan Hukum Persaingan Usaha

Prosedur dan Kebijakan Hukum Persaingan Usaha Prosedur dan Kebijakan Hukum Persaingan Usaha Tujuan dan Aplikasi Pedoman Perilaku Bisnis menyatakan, CEVA berkomitmen untuk usaha bebas dan persaingan yang sehat. Sebagai perusahaan rantai pasokan global,

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM SEKOLAH

EVALUASI PROGRAM SEKOLAH KOMPETENSI EVALUASI PENDIDIKAN PENGAWAS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH EVALUASI PROGRAM SEKOLAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 KATA PENGANTAR Peraturan Menteri

Lebih terperinci

MENGELOLA USAHA PEMASARAN

MENGELOLA USAHA PEMASARAN MENGELOLA USAHA PEMASARAN 2 Kelas X Semester 2 Kontributor Naskah Penelaah : Drs. Yusran, M.M : Erna Soerjandari, S.E, M.M Drs. Ratiman, M.M KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan untuk mencapai

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2 /SEOJK.05/2015 TENTANG PENILAIAN TINGKAT RISIKO DANA PENSIUN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2 /SEOJK.05/2015 TENTANG PENILAIAN TINGKAT RISIKO DANA PENSIUN Yth. Pengurus Dana Pensiun di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2 /SEOJK.05/2015 TENTANG PENILAIAN TINGKAT RISIKO DANA PENSIUN Sehubungan dengan amanat ketentuan Pasal 5 ayat (4), Pasal

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 2006-2010 Sambutan Ketua BPK Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan bangsa

Lebih terperinci

PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) TAHUN 2015

PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) TAHUN 2015 PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI KATA PENGANTAR Sebagai pelengkap program-program

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT UKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT DONOR DARAH (UDD) PMI KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD

PERANCANGAN ALAT UKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT DONOR DARAH (UDD) PMI KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD PERANCANGAN ALAT UKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT DONOR DARAH (UDD) PMI KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD 1 Tri Wiji Astuti, 2 Budi Praptono, Ir. MM, 3 Amelia Kurniawati,

Lebih terperinci

Sekolah Darurat: Bagi Semua Orang Panduan Saku INEE bagi Pendidikan Inklusif

Sekolah Darurat: Bagi Semua Orang Panduan Saku INEE bagi Pendidikan Inklusif Sekolah Darurat: Bagi Semua Orang Panduan Saku INEE bagi Pendidikan Inklusif Jaringan antar lembaga untuk sekolah dalam tim tugas masa darurat pada pendidikan inklusif dan kecacatan 1 The Inter-Agency

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA ( PMW ) PTS DI LINGKUNGAN KOPERTIS WILAYAH XI TAHUN 2015

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA ( PMW ) PTS DI LINGKUNGAN KOPERTIS WILAYAH XI TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENDIKBUD KOPERTIS WILAYAH XI PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA ( PMW ) PTS DI LINGKUNGAN KOPERTIS WILAYAH XI TAHUN 2015

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelestarian

Lebih terperinci

Governance Brief. Anggaran Berbasis Kinerja: Tantangannya Menuju Tata Kelola Kehutanan yang Baik

Governance Brief. Anggaran Berbasis Kinerja: Tantangannya Menuju Tata Kelola Kehutanan yang Baik C e n t e r f o r I n t e r n a t i o n a l F o r e s t r y R e s e a r c h Forests and Governance Programme Anggaran Berbasis Kinerja: Tantangannya Menuju Tata Kelola Kehutanan yang Baik Nugroho Adi Utomo

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Lingkungan

Pengukuran Kinerja Lingkungan Pengukuran Kinerja Lingkungan Preprint; Oleh Andie T.Purwanto (anditp2000@yahoo.com), 0603 1. PENDAHULUAN Pengukuran kinerja lingkungan adalah bagian penting dari sistem manajemen lingkungan. Ini merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional. Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI

Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional. Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI TANYA DAN JAWAB TJ 01 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 86, 2012 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kebijakan. Sistem Informasi. Pertahanan Negara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENATAAN ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJA DALAM RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PEDOMAN PENATAAN ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJA DALAM RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PEDOMAN PENATAAN ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJA DALAM RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA KEMENTERIAN KEUANGAN JAKARTA, 2014 1 Kata Pengantar Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN STANDAR

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan

Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan Standar Nasional Indonesia Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan Food safety management system Requirements for any organization in the food chain (ISO 22000:2005,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM JALAN KABUPATEN

PETUNJUK TEKNIS PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM JALAN KABUPATEN SK No. 77 / KPTS / Db / 1990 PETUNJUK TEKNIS PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM JALAN KABUPATEN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DAFTAR ISI Halaman 1. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 1.1

Lebih terperinci

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PROGRAM INVESTASI KEHUTANAN

PROGRAM INVESTASI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PROGRAM INVESTASI KEHUTANAN REVISI MATRIKS KOMENTAR DAN TANGGAPAN TENTANG RENCANA INVESTASI KEHUTANAN INDONESIA 11 Februari 2013 Isi 1 PENDAHULUAN ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 2 KOMENTAR

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH)

PANDUAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH) PANDUAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH) PANDUAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH) Disusun oleh San Afri Awang, Wahyu Tri Widayanti, Bariatul Himmah, Ambar Astuti, Ratih

Lebih terperinci

Daftar Isi KATA PENGANTAR 1 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 I. KONTEKS 7. I.1 Kinerja Makroekonomi dan Tantangan Perdagangan 7

Daftar Isi KATA PENGANTAR 1 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 I. KONTEKS 7. I.1 Kinerja Makroekonomi dan Tantangan Perdagangan 7 Daftar Isi Daftar isi KATA PENGANTAR 1 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 I. KONTEKS 7 I.1 Kinerja Makroekonomi dan Tantangan Perdagangan 7 I.2. Regulasi Teknis Luar Negeri dan Akses Pasar Ekspor 8 I.3. Standar Internasional

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP S A L I N A N PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci