MOTIF HIAS PADA KERAJINAN ANYAMAN BAMBU DI KEJAPA BAMBOO HANDICRAFT, DESA TIGAWASA, KECAMATAN BANJAR, KABUPATEN BULELENG
|
|
- Adi Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MOTIF HIAS PADA KERAJINAN ANYAMAN BAMBU DI KEJAPA BAMBOO HANDICRAFT, DESA TIGAWASA, KECAMATAN BANJAR, KABUPATEN BULELENG Yeni Yuanda Putri, Agus Sudarmawan, Elly Herliyani Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang (1) Keberadaan kerajinan anyaman bambu. (2) Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan kerajinan bambu. (3) Proses pembuatan kerajinan bambu. (4) Bentuk dan motif hias kerajinan anyaman bambu di Kejapa Bamboo Handycraft. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Kualitatif, keseluruhan populasi yang ada ditempat penelitian menjadi subjek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Keberadaan kerajinan anyaman bambu di Desa Tigawasa. (2) Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan kerajinan anyaman bambu meliputi bahan antara lain: bambu, cat kayu, woodstain, rotan, pewarna basis, benang nilon, uang kepeng, kancing batok kelapa, kulit kerang, lem, dan alumunium. Sedangkan alat meliputi gergaji, blakas, pengutik, gunting, meteran, penggaris siku, wajan, kompresor, bor, tang, kuas, jarum, dan alat tulis. (3) Proses pembuatan kerajinan anyaman bambu ada dua tahap yang berbeda yaitu pada proses pembuatan motif dari anyaman dan kerajinan anyaman dengan motif tambahan aksesoris, berikut proses pembuatan kerajinan dari motif anyaman : pemotongan bambu, proses pewarnaan, pengeringan cat, mengirat bambu, proses pengeringan bambu, penganyaman bambu, pemberian bingkai kerajinan. Pembuatan anyaman bambu dengan tambahan aksesoris prosesnya sebagai berikut: pemotongan bambu, pembelahan bambu, mengirat bambu, menyisik bagian pinggir iratan bambu, pengeringan, proses menganyam, proses pewarnaan basis, pengeringan, pewarnaan dengan woodstain, pengeringan, penambahan aksesoris. (4) Motif hias yang dihasilkan dari anyaman antara lain, nagasari, patre, tapuk manggis, pis bolong, wajik dan saudbah. Produk yang dihasilkan adalah kotak tisu, tas, kotak perhiasan, kotak cincin, bingkai foto, tempat pensil, dan aneka sokasi. Kata Kunci: Kerajinan, anyaman bambu, motif hias Abstract This study aims to determine (1) the existence of bamboo handicraft. (2) Materials and equipment used in making bamboo handicrafts. (3) The process of making bamboo handicrafts. (4) The form and decorative motifs woven bamboo handicrafts in Kejapa Bamboo Handicraft. This study is a qualitative descriptive study, the overall population is local research into the subject of research. Data collection techniques used were observation, interview, and documentation. The results showed that (1) presence of woven bamboo craft village Tigawasa. (2) Materials and equipment used in the manufacture of woven bamboo handicrafts include materials such as: bamboo, wood paint, woodstain, rattan, dye base, nylon yarn, coins, coconut shell buttons, seashells, glue, and aluminum. While tools include saws, blakas, pengutik, scissors, tape measure, ruler elbow, frying pan, compressor, drill, pliers, brushes, needles, and stationery. (3) The process of making bamboo handicrafts there are two distinct phases, namely the process of pattern making woven and woven with motifs craft additional accessories, the following process of making handicrafts from woven motifs: bamboo cutting, coloring process, paint drying, grinding bamboo, the drying process bamboo, bamboo weaving, giving the frame craft. Manufacture of woven bamboo with additional accessories as following process: cutting bamboo, bamboo splitting, sharpening the edges of the thin strip of bamboo, drying, weaving process, the base coloring, drying, staining with Woodstain, drying, addition of accessories. (4) motif generated from woven among others, nagasari, patre, tapuk manggis, pis bolong, wajik and saudbah. The resulting product is a tissue box, bag, jewelry boxes, ring boxes, photo frames, pencil, and various sokasi. Keywords: Crafts, bamboo, ornamental motifs 1
2 PENDAHULUAN Pulau Bali terkenal dengan keindahan alam yang sangat mempesona dan menawan. Banyak keindahan alam di Pulau Bali yang dijadikan objek wisata Internasional yang menawan. Di samping keindahan alamnya yang mempesona, Pulau Bali juga dikenal dengan seni budaya dan kerajinan tangannya yang sangat beragam. Ragam kerajinan tangan di Pulau Bali tersebar di berbagai daerah, masing-masing daerah di pulau Bali memiliki kerajinan yang berbeda-beda. Mulai dari kerajinan kayu, rotan, patung, keramik, kaca, bambu, dan lain-lain. Kerajinan tangan di Pulau Bali memiliki nilai jual yang tinggi karena keindahan dan keunikanya. Kerajianan tangan biasanya dimanfaatkan sebagai hiasan, souvenir, sebagai benda fungsional, dan lain-lain. Sementara itu kerajinan tangan di Pulau Bali yang biasa dimanfaatkan sebagai benda fungsional yang bernilai estetis adalah kerajianan bambu. Kerajinan bambu merupakan kerajinan asli Indonesia yang penyebarannya hampir merata di Kepulauan Indonesia, termasuk Bali. Kerajinan bambu telah dikembangkan secara turun temurun oleh masyarakat Pulau Bali sebagai sumber penghasilan dan penggerak perekonomian masyarakatnya. Kerajinan bambu di Pulau Bali memiliki bermacam-macam bentuk dan motif hias yang unik. Seiring berkembangnya zaman desain motif hias dan bentuk pada kerajinan bambu semakin dibuat lebih modern, namun tidak menghilangkan nilai keunikan dan rasa natural pada kerajinan bambu. Di Pulau Bali banyak daerah yang memproduksi kerajinan bambu dengan berbagai bentuk dan ciri khas yang berbeda-beda. Tigawasa merupakan salah satu daerah perajin bambu yang memproduksi kerajinan bambu yang memiliki bentuk dan motif hias menarik dan beragam. Desa Tigawasa terletak di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Di Desa Tigawasa membuat kerajinan bambu merupakan pekerjaan sehari-hari yang sudah turun-temurun mereka tekuni sebagai penggerak perekonomian sebagian besar perajin bambu yang ada di daerah tersebut. Dengan berbagai bentuk dan motif mereka menciptakan kerajinan bambu yang berbeda dengan daerah lainnya. Motif hias pada kerajinan bambu di Desa Tigawasa bisa dibentuk dari model dan jenis anyaman. Ada juga motif hias yang dibentuk dari penambahan hiasan yang ditempel pada anyaman, kemudian ada juga yang diberi pewarnaan atau bisa menambahkan gambaran motif seperti pada batik. Motif hias pada anekaragam kerajinan bambu di Tigawasa membedakan kerajinan tersebut dengan kerajinan bambu di daerah lain. Kebanyakan motif-motif kerajinan bambu di daerah luar Tigawasa hanya terdapat motif yang terbentuk dari anyaman kerajinan bambu itu sendiri, namun kerajinan bambu di Desa Tigawasa selain motif yang terbentuk dari anyaman, perajin bambu di sana menambahkan motif hias dari bahan lain, misalnya kerang, kancing, potongan kayu, dan lainlain. Motif hias pada kerajinan bambu tersebut menambah tampilan dan nilai keindahan tersendiri pada kerajinan bambu dan menjadi ciri khas kerajinan bambu di Desa Tigawasa. Dari beberapa perajin bambu yang terdapat di Desa Tigawasa, ada salah satu perajin bambu yang memiliki produk anyaman bambu menarik dan layak untuk diteliti dan dideskrisikan, yaitu Kejapa Bamboo Handicraft. Kejapa Bamboo Handicraft ini mulai berdiri pada tahun Desain motif hias pada kerajinan bambu di Kejapa Bamboo Handicraft sangat menarik dan unik. Mulai dari motif bentuk anyaman sampai motif tambahan yang ditempel hingga menambah nilai estetis pada kerajinan bambu tersebut. Motif hias pada kerajinan bambu di Kejapa Bamboo Handicraft diterapkan pada benda-benda fungsional. Seperti : kotak tisu, tempat sampah, sandal, tas, tempat pensil, bingkai foto, keranjang, kotak perhiasan, dompet, tempat lampu, dan lain-lain. Semua kerajinan tersebut terbuat dari bambu dengan motif hias yang menarik dan unik. Oleh karena itu, motif hias pada kerajinan bambu di Kejapa Bamboo Handicraft, Desa Tigawasa perlu diteliti untuk dideskripsikan dan 2
3 didokumentasikan secara rinci agar dapat dilihat banyak masyarakat yang ada di Bali maupun di luar Bali. Berdasarkan latar belakang di atas ada beberapa masalah yang yang dapat dirumuskan sebagai berikut. (1) Bagaimana keberadaan kerajinan anyaman bambu di Kejapa Bamboo Handicraft, Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng? (2) Apa saja bahan dan alat yang dipakai dalam pembuatan kerajinan anyaman bambu di Kejapa Bamboo Handicraft, Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng? (3) Bagaimanakah proses pembuatan seni kerajinan anyaman bambu di Kejapa Bamboo Handicraft, Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng? (4) Bagaimana bentuk dan motif hias kerajinan anyaman bambu di Kejapa Bamboo Handicraft, Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng? Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mendeskripsikan keberadaan kerajinan anyaman bambu di Kejapa Bamboo Handicraft, Desa Tigawasa, Kabupaten Buleleng. (2) Mendeskripsikan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan bambu di Kejapa Bamboo Handicraft, Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. (3) Mengetahui proses pembuatan kerajinan bambu di Kejapa Bamboo Handicraft, Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. (4) Mengkaji bentuk dan motif hias kerajinan anyaman bambu di Kejapa Bamboo Handicraft, Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian Deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk pencederaan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifatsifat populasi atau daerah tertentu. Sasaran dalam penelitian ini, peneliti mendekati pemilik dari Kejapa Bamboo Handicraft yaitu bapak Gede Widarma dan 5 tukang yang membuat kerajinan bambu untuk dimintai informasi yang dibutuhkan peneliti. Yaitu tentang bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan kerajinan bambu, beserta proses pembuatan kerajinan bambu tersebut. Dalam penelitian ini, digunakan metode survey dengan empat tehnik pengumpulan data yaitu, teknik observasi, teknik wawancara, teknik dokumentasi, dan teknik kepustakaan. teknik observasi Observasi dilakukan dengan cara mendatangi Kejapa Bamboo Handicraft, desa Tigawasa. Proses observasi dilengkapi dengan menggunakan alat seperti kamera atau perekam suara maupun video untuk mendokumentasikan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik wawancara merupakan kegiatan tanya jawab yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Teknik dokumentasi dilakukan dengan cara memprotet gambar kerajinan bambu di Kejapa Bamboo handycraft. Teknik kepustakaan yaitu mencari sumber referensi berupa buku, artikel, makalah, maupun sumber tertulis lainnya dengan menggunakan kaidah penulisan yang benar. Intrumen penelitian adalah alat yang difungsikan pada saat proses pengumpulan data. Untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan, maka dalam penelitian ini digunakan intrumenintrumen penelitian dalam bentuk instrumen observasi, instrumen wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan dengan cara mendatangi Kejapa Bamboo Handicraft, desa Tigawasa. Proses observasi dilengkapi dengan menggunakan alat seperti kamera atau perekam suara maupun video untuk mendokumentasikan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam Instrumen wawancara ini peneliti mengumpulkan data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan rumusan masalah. Teknik analisis data yang digunakan yaitu Analisis domain (Domain analysis) dan Analisis Taksonomi (Taxsonomic Analysis). Teknik analisis domain digunakan untuk memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari objek/penelitian atau situasi sosial. Sedangkan analisis taksonimi digunakan untuk memperoleh gambaran secara rinci 3
4 dan utuh dari objek/penelitian atau situasi sosial. HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Tigawasa terletak di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Kerajinan anyaman bambu di Desa Tigawasa sudah sejak turun-temurun digeluti, entah dari mulai tahun berapa para masyarakatnya membuat kerajinan tersebut, tidak ada yang tahu jelas. Kerajinan anyaman bambu di Desa Tigawasa merupakan salah satu mata pencaharian bagi penduduk di sana. Berdasarkan hasil observasi kebanyakan pembuat kerajinan anyaman di Desa Tigawasa merupakan ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri. Dengan keterampilan mereka bisa tercipta kerajinan dengan keunikan dengan nilai jual yang tinggi. Dulu kerajinan bambu di Desa Tigawasa hanya digunakan sebagai alat perlengkapan sehari-hari dan hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Misalnya, sebagai alat membersihkan beras, bedeg, dan perlengkapan rumah tangganya lainnya. Namun sekarang kerajinan bambu di daerah tersebut sudah semakin berkembang, tidak hanya untuk alat perlengkapan memasak, tapi sudah berkembang ke benda-benda yang umum berada di masyarakat. Misalnya tas, kotak tisu, tempat sampah, dan lain-lain. Kerajinan bambu di Desa Tigawasa tentunya sangat beragam dan menjadi benda yang sangat menarik bagi masyarakat maupun seniman. Keunikan kerajinan bambu di Desa Tigawasa terletak pada gaya dekoratif naturalnya. Kerajinan bambu di Desa Tigawasa tidak hanya diminati para seniman tetapi juga sangat diminati oleh kolektor seni dari dalam maupun luar Negeri. Salah satu warga yang menjadikan kerajinan anyaman bambu sebagai penggali perekonomian adalah Bapak Gede Widarma. Beliau adalah pemilik dari Kejapa Bamboo Handicraft yang beralamat di Banjar Dinas Wanasari, Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Kejapa Bamboo Handicraft merupakan perusahaan tempat pembuatan aneka kerajinan anyaman bambu dengan bentuk dan motif hias yang sangat menarik. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun Bapak Gede Widarma belajar membuat kerajinan bambu secara otodidak juga ada pula yang dia pelajari melalui ayahnya. Menurut informasi kerajinan anyaman bambu pada masa penjajahan Jepang sudah mulai berkembang. Pada tahun 1985 kerajinan bambu di Desa Tigawasa menggunakan cat sebagai pewarna pada semua jenis kerajinan. Namun mulai tahun 2000 pada perajin bambu sudah mulai menemukan motif-motif yang inovatif. Di perusahaan Kejapa Bamboo Handicraft ini memiliki 5 karyawan yang masing-masing mempunyai tugas yang berbeda. Seperti tugas memproses bambu mentah menjadi bambu yang siap untuk dianyam. Ada yang bekerja sebagai tukang anyam, kemudian sebagai tukang ikat, dan tukang finishing. Pada proses finishing prosesnya berupa pemberian warna dan aksesoris. Kebanyakan pekerja di Kejapa Bamboo Handicraft ini melakukan pekerjaan mereka di rumah masing-masing, kecuali pada proses finishing yang dilakukan di tempat Bapak Widarma. Hal tersebut dikarenakan alat dan bahan untuk finishing ada ditempat beliau. Bapak Gede Widarma pernah mengikuti dan memenangkan lomba di berbagai daerah di Bali maupun Diluar Bali, dan beliau bayak mendapatkan beberapa penghargaan disetiap lomba tersebut. Pada tahun 2009 bapak Gede Widarma mendapatkan Piagam penghargaan sebagai finalis Awi-awi inovasi produk bambu mandiri 2009 di Bandung. Pada tahun 2010 Bapak Gede Widarma memperoleh Juara II kategori lomba Handicraft (Souvenir) pada pekan kreatif di Singaraja. Pada tahun 2011 beliau mengikuti ajang INACRAFT Award 2011, mendapatkan kategori Best Prize in Category Natural Fibers, di Jakarta.Dalam pemasaran produk kerajinan anyaman bambu di Kejapa Bamboo Handicraft dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pembeli bisa langsung membeli di tempat kerajinan dan melakukan transaksi pembayaran disana. Sedangkan pada proses yang tidak langsung ini melalui pemesanan dari beberapa art shop di daerah Denpasar dan Gianyar. Ada beberapa kerajinan yang diproduksi di 4
5 Kejapa Bamboo Handicraft antara lain: Tempat sarana upacara dengan berbagai motif, tempat nasi, tempat tisu, keranjang, tempat sampah, kotak perhiasan, bingkai foto, tas dengan aneka bentuk, dompet, dan tempat pensil. Gambar 1. Bahan-bahan Bahan dasar yang dipakai dalam pembuatan kerajinan anyaman bambu antara lain : bambu buluh dan bambu tali. Sedangkan untuk bahan tambahan atau aksesoris yaitu alumunium, uang kepeng, benang nilon, kancing, kulit kerang, pewarna basis, woodstain dan cat kayu. Semua bahan tambahan tersebut dipergunakan setelah bambu selesai dianyam. Gambar 2. Alat-alat Alat-alat yang dipergunakan dalam pembuatan kerajinan anyaman bambu antara lain : Gergaji, blakas, pengutik, meteran, penggaris siku, kompresor, kuas, jarum, wajan, alat tulis dan bor. Proses pembuatan kerajinan bambu ini terdapat dua perbedaan yaitu pada pembuatan kerajinan sarana upacara atau aneka sokasi dan kerajinan bambu sebagai kebutuhan harian seperti kotak tisu dan lainnya. Proses Pembuatan Kerajinan Anyaman Bambu dengan Motif Hias dari Pola Anyaman Kerajinan anyaman bambu yang motifnya dari pola penganyaman ini kebanyakan berupa kerajinan sokasi. Berikut ini tahap-tahap pembuatannya: 1. Proses memotong bambu Proses pemotongan bambu merupakan tahapan awal dalam pembuatan kerajinan anyaman bambu. Pemilihan bambu yang akan dipotong menjadi pilihan yang penting dalam penentuan kualitas bahan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bambu yang dipilih merupakan bambu yang berumur kurang lebih satu tahun. Pemotongan bambu ini menggunakan gergaji. Setelah pemotongan bambu, bambu harus dibersihkan dari cabangcabang dan kulit bambu. Selain menghilangkan cabang dan kulit bambu, bambu juga harus dibersihkan dari merang bambu yang berwarna hitam yang menempel pada bambu. Merang inilah yang menyebabkan gatal-gatal pada kulit apabila kurang bersih. Bambu akan dipotong perbuku untuk mempermudah pemrosesan selanjutnya dengan ukuran yang lebih pendek. 2. Membelah bambu Setelah proses pemotongan bambu selanjutnya yaitu proses pembelahan bambu. Proses pembelahan bambu ini merupakan proses pembagian bambu menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. pembelahan bambu ini dilakukan menggunakan alat blakas atau pisau dengan ukuran besar. Bambu bisa dibelah menjadi dua ukuran yang sama. 3. Pewarnaan Sebelum masuk proses pewarnaan, bambu yang sudah di belah terlebih dahulu dikerik kulitnya menggunakan pisau. Selanjutnya untuk memperhalus permukaan bambu digunakan amplas sebagai alat penghalusnya. Tujuan pengamplasan adalah untuk mempermudah dalam proses pengecatan. Apabila permukaan bambu masih kasar dan banyak serat maka pengecatan tidak akan sempurna dan bagus. Setelah permukaan bambu menjadi halus, bambu di cat dengan menggunakan cat kayu dengan berbagai warna pilihan seperti, merah, hijau, merah muda, dan hitam. Alat yang digunakan 5
6 untuk mengecat adalah kuas dengan ukuran sedang. Pewarnaan dilakukan dengan teknik sebagian, yaitu dengan mewarnai separuh dari potongan bambu. Misalnya pada sebelah bagian kanan berwana merah, maka yang sebelahnya berwarna putih. Kemudian keringkan cat yang sudah diaplikasikan kebambu dibawah sinar matahari. 4. Malpal atau pemisahan kulit bambu Malpal merupakan proses pemisahan antara kulit luar bambu dengan isi bambu. Selanjutnya bambu yang sudah dibelah menjadi beberapa bagian akan di bagi lagi menjadi bagian yang lebih tipis, biasanya dikenal dengan proses penyisitan. Penyisitan pada kerajinan bambu ini menggunakan alat pengutik atau pisau yang berukuran kecil. Penyisitan ini harus dilakukan dengan hati-hati. Bambu yang disisit harus berukuran tipis dan lentur sehingga pada proses penyisitan ini merupakan proses yang sulit bagi pemula. Pada proses penyisitan inilah dihilangkan serat-serat bambu menjadi bambu dengan ukuran tipis yang halus. Kualitas sisitan bambu yang halus akan sangat mempengaruhi kerajinan anyaman bambu yang dihasilkan. 5. Pengeringan bambu Untuk memulai penganyaman dibutuhkan bambu yang sudah kering. Karena apabila bambu yang masih basah sudah dianyam, maka bambu akan mengalami penyusutan ukuran dan menimbulkan rongga atau jarak pada anyaman yang sudah dibuat. Maka dari itu digunakan bambu yang sudah kering. 6. Proses menganyam bambu Proses penganyaman bambu merupakan proses yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Pada proses penganyaman bambu ini akan dibentuk sebuah motif dari anyaman itu sendiri. Motif itu timbul karena perbedaan letak bambu yang dianyam. Setelah proses menganyam dasar selesai, kerajinan anyaman dibuatkan sudut-sudut (muncuin) dan pada pojok bawah kerajinan disebut dengan istilah ngalisin dan mibihin. 7. Proses finishing Pada proses ini merupakan proses pemberian bingkai kerajinan menggunakan lem. Setelah anyaman bambu sudah selesai dianyam, maka selanjutnya sisa dari bambu yang tidak teranyam akan digunting dan diberi bingkai bambu. Proses Pembuatan Kerajinan Anyaman Bambu dengan Motif Tambahan Aksesoris Berdasarkan Hasil observasi, diperoleh data mengenai cara pembuatan kerajinan anyaman bambu, berikut langkah-langkahnya: 1. Memotong Bambu Seperti pada proses pemotongan bambu yang sebelumnya, pemotongan bambu selalu menggunakan gergaji. Setelah dipotong bambu akan di potong lagi menjadi bagian-bagian yang lebih pendek. ukuran yang biasa dipakai yaitu dipotong perbuku bambu. 2. Membelah Bambu Bambu dibelah menjadi dua menggunakan blakas menjadi bagian yang berukuran sama. Kemudian bambu dibelah lagi menjadi bagian yang lebih kecil (ngesit) kurang lebih lebarnya setengah sentimeter. 3. Mengerik Kulit Luar Bambu Setelah bambu dibelah menjadi bagian yang lebih kecil, selanjutnya yang dilakukan yaitu mengerik bagian sisi pinggir kulit bambu dan menyisakan kulit dibagian tengahnya. ini bertujuan untuk mendapatkan motif natural pada bambu setelah adanya proses pewarnaan. kulit bambu bersifat licin dan tidak meresap apabila diwarnai. jadi bagian yang berwarna nanti adalah bagian sisi pinggir bambu yang dikerik, sedangkan bagian tengahnya tidak terkena warna. 4. Pengeringan bambu Pengeringan bambu ini kurang lebih memakan waktu seharian. Untuk hasil anyaman yang bagus, maka bambu harus benar-benar kering agar tidak ada penyusutan ukuran saat sudah dalam bentuk anyaman. 5. Penganyaman Bambu Proses penganyaman ini menggunakan beberapa jenis anyaman dalam satu jenis produk anyaman bambu. Penganyaman bambu kebanyakan menggunakan anyaman kepang. 6. Proses Pewarnaan 6
7 Proses pewarnaan bisa dilakukan setelah penganyaman bambu sudah berbentuk kerajinan yang utuh. Proses pewarnaan ini menggunakan pewarna dengan istilah pewarna basis. Pewarna basis ini berwarna hitam dalam bentuk serbuk dan sedikit berkilau pada serbuknya. Pewarna basis ini akan diencerkan dengan air yang dimasak dalam wajan besar. Ukuran 5 sendok bubuk pewarna ini dicampurkan dengan air 20 liter. Pewarna dimasak sampai mendidih kemudian kerajinan bambu dicelupkan kedalam larutan pewarna kurang lebih selama 1 menit. Selanjutnya angkat dan keringkan. Setelah kerajinan yang diwarnai kering masih ada lagi proses pewarnaan selanjutnya. proses pencelupan dengan warna basis tadi menghasilkan warna coklat natural. Proses pewarnaan selanjutnya menggunakan wood stain. wood stain yang digunakan adalah yang berwarna coklat. pemberian wood stain ini bertujuan untuk memberikan kesan mengkilap dan kaku pada permukaan anyaman bambu. Pewarnaan ini menggunakan kuas dengan ukuran besar agar proses bisa cepat selesai. Selanjutnya keringkan dibawah sinar matahari. 7. Proses Finishing Proses finishing ini adalah proses penambahan aksesoris berupa kulit kerang, kancing, maupun hiasan lainnya. Proses ini merupakan proses terakhir dalam pembuatan kerajinan anyaman bambu. Kerajinan anyaman bambu di Kejapa bamboo Handicraft menghasilkan banyak produk dan motif yang menarik dan beragam. motif yang dihasilkan pada kerajinan anyaman bambu antara lain 1) Motif saudbah, motif ini dipakai dalam anyaman bambu yang berfungsi sebagai pemenuhan alat sehari-hari. 2) Motif tapuk manggis, motif ini biasanya terdapat dihampir semua anyaman, yaitu digabagian tutupnya. Gambar 4. Motif tapuk manggis 3) Motif nagasari Gambar 5. Motif nagasari 4) Motif Patre Gambar 6. Motif patre 5) Motif Pis bolong Gambar 7. Motif pis bolong 6) Motif wajik Gambar 8. Motif wajik Produk yang dihasilkan oleh Kejapa Bamboo Handicraft diantaranya Gambar 3. Motif saudbah 1) Kotak tisu, kotak tisu ini memiliki beberapa bentuk antara lain: Tabung, persegi panjang, dan persegi lima. Kotak tisu biasanya ditambahkan 7
8 hiasan berupa kulit kerang dan alumunium sehingga nampak ekslkusif. Warna yang dipakai yaitu warna coklat natural. Gambar 11. Dompet Gambar 9. Tempat tisu 2) Tas, tas biasanya berbentuk kotak persegi atau persegi panjang dengan tambahan kain furing sebagai pelapisbagian dalam dan hiasan berupa kancing ataupun kulit sintetis sebagai elemen tambahannya. Warna yag dipakai adalah coklat natural dari pewarna basis. 4) Kotak perhiasan, kotak ini diberi hiasan tambahan kulit kerang yang ditata secara geometris menutupi bagian luat kotaknya. Gambar 12. kotak perhiasan Gambar 10. Tas 3) Dompet, dompet juga diberi pelapis kain furing pada bagian dalamnya. biasanya hiasannya berupa kulit kerang. 5) Kotak cincin, kotak cincin bisa ditambahi hiasan kulit kerang, kancing, atau tidak sama sekali.warna yang digunakan yaitu coklat natural. Gambar 13. Kotak cincin 6) Tempat pensil, menggunakan anyaman yang rapat sampai yang renggang, biasanya tanpa hiasan tambahan. 8
9 Gambar 14. Tempat pensil 7) Bingkai Foto, menggunkaan anyaman kepang dengan warna natural coklat tanpa hiasan tambahan. Gambar 15. Bingkai foto KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Keberadaan kerajinan anyaman bambu di Kejapa Bamboo Handicraft, Desa Tigawasa dimulai sejak tahun 1999 yang dipimpin oleh Bapak Gede Widarma. Bapak Gede Widarma menjadikan kerajinan anyaman bambu yang awalnya hanya berkembang sebagai peralatan rumah tangga menjadi benda seni fungsional yang bernilai jual tinggi, terbukti dari hasil kerajinan anyaman bambu hasil karyanya bisa diekspor ke berbagai daerah sampai ke luar negeri. (1) Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan kerajinan anyaman bambu di Kejapa Bamboo Handicraft, Desa Tigawasa, Kecamata Banjar, Kabupaten Buleleng meliputi bahan antara lain: bambu, rotan, cat, pewarna basis, wood stain, kancing, kulit kerang, alumunium, uang kepeng, lem, dan benang nilon. Dan alat yang digunakan antara lain: gergaji, blakas, bor, kompresor, pengutik, tang, amplas, wajan, gunting, jarum, alat tulis dan kuas. (2) Proses pembuatan kerajinan anyaman bambu di Kejapa Bamboo Handicraft dibagi menjadi dua, yaitu tahap pembuatan kerajinan anyaman bambu dengan motif dari anyaman dan kerajinan anyaman dengan motif hias tambahan. Pada kerajinan anyaman dengan motif yang diciptakan dari anyamannya prosesnya yaitu: proses penebangan bambu, proses pembelahan bambu, proses penghilangan kulit kuat bambu, proses pengamplasan, proses pewarnaan bambu, proses pengeringan cat, proses pengiratan bambu, proses pengeringan iratan bambu, proses penganyaman bambu dan proses finishing. Dan proses pembuatan kerajinan anyaman dengan motif hias tambahan yaitu: proses pemotongan bambu, proses pembelahan bambu, proses pengiratan bambu, proses pengerikan kulit bambu, proses pengeringan bambu, proses penganyaman bambu, proses pewarnaan kerajinan anyaman, dan proses pemberian aksesoris (finishing). Melalui penelitian ini penulis mengajukan beberapa saran baik kepada beberapa pihak sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian yang selanjutnya. (1) Pemerintah diharapkan mampu berperan memelihara kelestarian kerajinan bambu di Desa Tigawasa dengan mengadakan beberapa pelatihan tentang pemsaran dan pemodalan kepada perajin bambu di daerah Tigawasa. (2) Para perajin bambu diharapkan mampu mengembangkan desaindesain yang inovatif yang terus berkembang sehingga kerajinan bambu yang diciptakan akan selalu mengikuti pasaran yang ada. Para peneliti kerajinan anyaman bambu yang selanjutnya diharapkan mampu 9
10 mengembangkan permasalahan yang lebih mendalam dan lebih luas, karena perubahan desain kerajinan bambu akan terus berkembang sesuai perubahan zaman. DAFTAR PUSTAKA Antara, Muji Anyaman Daun Rontal di Desa Pengosekan, Ubud, Gianyar. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Undiksha, Singaraja. Bungin, Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Teknologi Anyaman Bambu dan Rotan. Yogyakarta: Departemen Perindustrian R.I. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 2. PT Cipta Adi Pustaka. Jakarta Gerbono, Anton & Siregar Djarijah, Abbas Aneka Anyaman Bambu. Yogyakarta: Kanisius (anggota IKAPI). Gustami, SP Pengembangan Seni Kriya Sebagai Produk Andalan. Makalah disajikan dalam Penataran Pengelola Seni dirjen Nilai Budaya, Seni, dan Film. Direktorat Kesenian Bogor, 17 Juli Seni Rupa). Yogyakarta: DictiArt Lab, Yogyakarta & Jagad Art Space, Bali. Kasmudjo Rotan dan Bambu (kelapa, kelapa sawit, nipah, sagu) Potensi dan Daya Guna. Yogyakarta: Cakrawala Media. Sunarya, I Nyoman Seni Kerajinan Masa Bali Kuna. Denpasar: Balai Arkeologi Denpasar. Saputra, Wira Produk Seni Kriya Di Perusahaan Adi Jiwa Lestari, Desa Penarungan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Undiksha Singaraja. Sujanem, Rai. Dkk Sokasi dan Gedeg. Program Ipteks Bagi Masyarakat (IbM). Jurusan Pendidikan fisika, Universitas Pendidikan Ganesha. I-KRIYA-NUSANTARA/ diakses pada tanggal 09 juni diakses pada tanggal 09 juni : diakses pada tanggal 29 April Hoop, Van Der Indonesische Siermotieven. Batavia : Batavia s Genootschap Van. Narbuko, Cholid, dkk Metode Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Prof. Dr. Sugiono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta. Prof.R.M. Soedarsono, Ph.D Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka. Susanto, Mikke Diksi Rupa (Kumpulan Istilah dan Gerakan 10
BAB I PENDAHULUAN. seperti pakaian dan alat-alat rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memerlukan beraneka macam kebutuhan demi keberlangsungan hidupnya, baik secara pokok yaitu berupa makan, minum, serta kebutuhan lainnya seperti pakaian
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang
Lebih terperinciIII. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).
III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman
Lebih terperinciKompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kerajinan anyam di Indonesia sudah banyak digemari oleh para turis dalam dan luar negeri. Karena kerajinan anyam ini sudah berkembang, bentuk kerajinan
Lebih terperinciTUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA
TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan
Lebih terperinciIV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN 1. Lingkungan Hidup a. Limbah Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industry maupun domestik ( rumah tangga
Lebih terperinciKERAJINAN ANYAMAN HIASAN LAMPU BERBAHAN ROTAN DI TRANSIT BALI ART SHOP SUKAWATI, GIANYAR
KERAJINAN ANYAMAN HIASAN LAMPU BERBAHAN ROTAN DI TRANSIT BALI ART SHOP SUKAWATI, GIANYAR I. G. M. Feri Wijaya, I Gst. N. Widnyana, Mursal Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT
PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY Materi yang disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bahan alam telah dimanfaatkan manusia sejak zaman prasejarah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahan alam banyak digunakan untuk menunjang keperluan sehari-hari mulai
Lebih terperinciB. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi
36 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Uraian Menurut Humardani (dalam Kartika, 2004, hlm. 3) mengemukakan bahwa memahami kesenian itu berarti menemukan sesuatu gagasan atau pembatasan yang berlaku
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. mengutamakan keterampilan tangan. Seni kriya termasuk ke dalam seni rupa terapan,
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Seni kriya merupakan seni kerajinan yang berwujud tiga dimensi dan sering disebut dengan kerajinan tangan, karena memang dalam proses pembuatannya lebih mengutamakan keterampilan
Lebih terperinciKerajinan Fungsi Hias
Kerajinan Fungsi Hias KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU 1. Pendahuluan Oleh Nama: I Wayan Arissusila Nim : 201 121 001 Minat: Penciptaan Seni Seni kriya merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU
BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU A. Bagan Proses Penciptaan Ide Studi Literatur Eksplorasi - Observasi - Dokumentasi - Pemilihan Media - Teknik Improvisasi Perancangan Bentuk Proses Pembentukan
Lebih terperinciBuchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok
PENINGKATAN MUTU PRODUK KELOMPOK USAHA PENGRAJIN ECENG GONDOK DI DESA SEMULA JADI KEC. DATUK BANDAR TIMUR KOTA TANJUNG BALAI DENGAN PERBAIKAN TEKNOLOGI PRODUKSI PADA PROSES FINISHING PRODUK Buchari, Afan
Lebih terperinciPENDAMPINGAN GURU SMPLB DALAM MEMANFAATKAN KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA KREASIKHAS KOTA GARUT. Mudjiati
PENDAMPINGAN GURU SMPLB DALAM MEMANFAATKAN KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA KREASIKHAS KOTA GARUT Mudjiati Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Garut merupakan merupakan
Lebih terperinciMATERI PEMBUATAN CENDERAMATA BERBAHAN NATURAL Oleh: Sugiyem,S.Pd.
MATERI PEMBUATAN CENDERAMATA BERBAHAN NATURAL Oleh: Sugiyem,S.Pd. Pengertian Cenderamata Cenderamata merupakan hadiah yang diberikan sebagai kenang-kenangan atau sebagai pengingat suatu peristiwa. Pada
Lebih terperinciKERAJINAN DARI BAHAN ALAM
TUGAS PRAKARYA KERAJINAN DARI BAHAN ALAM Oleh: NAMA : FARHAN ARIYANDI SAPUTRA KELAS : VII D SMP YKPP DUMAI T.A 2015/2016 I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (1997: 5) tumbuhan rotan merupakan jenis tanaman yang merambat panjangnya
1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai jenis tumbuhtumbuhan. Berbagai jenis tumbuhan tersebut memiliki manfaat bagi kehidupan manusia, salah satu jenis
Lebih terperinciDESAIN YANG KREATIF DAN INOVATIF KERAJINAN ANYAMAN BAMBU DI DESA TIGAWASA,BULELENG. Made Ida Mulyati
DESAIN YANG KREATIF DAN INOVATIF KERAJINAN ANYAMAN BAMBU DI DESA TIGAWASA,BULELENG Made Ida Mulyati Program Pendampingan Pengabdian Masyarakat Yang diselenggarakan oleh : Pusat Pengembangan Desain Kerajinan
Lebih terperinciRAGAM HIAS PURA DANGIN CARIK DI DESA TEJAKULA, KECAMATAN TEJAKULA, KABUPATEN BULELENG
RAGAM HIAS PURA DANGIN CARIK DI DESA TEJAKULA, KECAMATAN TEJAKULA, KABUPATEN BULELENG Gede Maha Semaya Bakti, I Gusti Nengah Sura Ardana, Ketut Nala Hari Wardana. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas
Lebih terperinciMedia Informasi Pemanfaatan Daun...(Ni Ketut Kertiasih & Ni Made Indah Yunitha)
ISSN0216-3241 13 MEDIA INFORMASI PEMANFAATAN DAUN KERING SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERAJINAN TANGAN Ni Ketut Kertiasih Ni Made Indah Yunitha Jurusan Manajemen Informatika, FTK, Undiksha Abstrak Ada beberapa
Lebih terperinciBAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.
BAB IV KONSEP 1. Tataran Lingkungan / Komunitas Keterhubungan hasil rancangan ini pada komunitas pengguna komputer desktop untuk memberikan kualitas dan ragam produk kerajinan kriya yang dimasukan ke dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Seperti yang dihasilkan oleh pengerajin karya Saf Handycraft yang ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menumpuknya hasil penebangan pohon menghasilkan limbah potonganpotongan yang tidak terpakai misalnya, hasil pemotongan kayu gelondongan yang diambil tengahnya,
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Gambar 5 Sampah yang berada dilingkungan pabrik (sumber: Data Pribadi 2015) Kulit Sintetis adalah Kulit imitasi yang tidak menggunakan kulit hewan.
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan yaitu penggunanaan bahan multipleks lapisan-lapisan kayu yang ditumpuk berlapis-lapis dan dipress
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui proses dan bahan, bentuk dan fungsi, serta ornamen yang tampak pada
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Adapun sifat penelitian ini dapat ditentukan dengan melihat masalah dan tujuan yang ingin dicapai oleh penulis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses dan
Lebih terperinciBAB III DINAMIKA PROSES DAN PELAKSANAAN PROGRAM. dilakukan. Hal pertama yang dilakukan adalah melihat kondisi sekitar
BAB III DINAMIKA PROSES DAN PELAKSANAAN PROGRAM A. Proses Pendampingan 1. Inkulturasi Tahapan awal yang dilakukan yaitu inkulturasi. Melakukan observasi langsung ke tempat tujuan dimana proses pendampingan
Lebih terperinciSTUDI TENTANG DESAIN ORNAMEN KERAMIK DI INDUSTRI KERAMIK RUMAHAN DINOYO KOTA MALANG
STUDI TENTANG DESAIN ORNAMEN KERAMIK DI INDUSTRI KERAMIK RUMAHAN DINOYO KOTA MALANG Yoga Pramudya Susanto Universitas Negeri Malang E-mail: da_polar67@yahoo.com ABSTRAK: Manfaat peneliti ini adalah supaya
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Bambu i. Bambu untuk produk Bambu Apus
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Bambu i. Bambu untuk produk Bambu Apus Gambar 3. Bambu Apus/Bambu Tali (Sumber: Aboutherbal 2010) Bambu apus dikenal juga sebagai bambu tali atau dalam bahasa Sundanya
Lebih terperinciSOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW
PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
Lebih terperinciBAB V PAMERAN A. Desain Final 1. Foto Produk Gambar 5.1 Tas Model 1 Gambar 5.2 Tas Model 2 Gambar 5.3 Detail Interior Tas 76 2. Foto Produk dengan Model Gambar 5.4 Foto Model 1 Gambar 5.5 Foto Model 2
Lebih terperinciSoal Ujian Tengah Semester Kelas VIII
Soal Ujian Tengah Semester Kelas VIII Soal Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat di antara pilihan jawaban yang tersedia sesuai petunjuk!!! 1. Arti dari kata kerajinan adalah a. Kreativitas
Lebih terperinciPengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan
Kerajinan dari Bahan Alam Oleh Maria Etik Sulistiyani Pembuatan Produk Kerajinan dari bahan alam Tanah Liat Serat Kayu Bambu Kulit Logam Batu Rotan Kemasan Produk Berdasarkan teknik, bahan, alat, dan prodesur
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii
i ii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii RINGKASAN... iv BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Judul Penelitian... 1 1.2 Latar Belakang Masalah... 1 1.3 Rumusan Masalah... 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni rupa adalah salah satu dari cabang seni yang dapat dilihat dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni rupa adalah salah satu dari cabang seni yang dapat dilihat dan dirasakan dengan rabaan. Seni rupa memiliki dua fungsi antara lain seni rupa murni (fine art) dan
Lebih terperinciBAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk
BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Sejarah SuryoArt Craft Agus Suryono dulu adalah seorang desain interior dan properti kemudian menjadi karyawan perbankan, pada tahun 2011 pak Suryono memutuskan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan Pengembangan ragam hias batik Banten memiliki keterkaitan dengan lingkungan non fisik. Dimana ragam hias batik banten memiliki ciri khas dan nilainilai budaya
Lebih terperinciPELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR
PKMM-1-10-1 PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR A. Syamsul Asti, Andi Fajar Asti, Supriadi, R Universitas Negeri Makassar, Makassar ABSTRAK
Lebih terperinciPELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA
PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA Desi Trisnawati, Ranelis, Wendra, Lucy Prasilia Prodi Desain Komunikasi
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA
35 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA Dalam proses pembuatan karya seni, konsep adalah hal terpenting yang menjadi acuan dalam berkarya, yang menjadi dasar sebuah pemikiran. Konsep dari karya yang
Lebih terperinciIbM Kerajinan Sokasi dan Gedeg
i ii IbM Kerajinan Sokasi dan Gedeg Ringkasan Eksekutif Desa Tigawasa adalah sebuah desa tua (Bali Aga) yang terletak di daerah pegunungan, di Kecamatan Banjar kabupaten Buleleng, Propinsi Bali, Desa Tigawasa
Lebih terperinciTEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF
TEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF Oleh : Drs. MARSUDI, M.Pd. WIDYAISWARA PPPPTK SENI BUDAYA Abstrak Kreatifitas pembuatan tempat CD yang diproduksi diarahkan untuk selalu meningkatkan mutu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istilah keramik tradisional. Keramik gerabah dikenal sebagai produk benda pakai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keramik merupakan salah satu kerajinan rakyat yang dikembangkan secara turun temurun diciptakan dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia, terutama berfungsi sebagai peralatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisional di Sumatera Utara adalah seni tradisional etnis Batak Karo.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Karya seni kerajinan secara umum dipahami sebagai suatu karya dua dimensi atau dwimatra dan tiga dimensi atau trimatra yang dikerjakan dengan mempergunakan alat-alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pada dasarnya adalah suatu bentuk ungkapan (ekspresi) dan memiliki beberapa fungsi, bukan saja bersifat pribadi tetapi juga bersifat sosial. Sampai saat
Lebih terperinciPENINGKATAN NILAI EKONOMI LIMBAH KULIT IKAN PARI TERSAMAK
PENINGKATAN NILAI EKONOMI LIMBAH KULIT IKAN PARI TERSAMAK Oleh Latif Sahubawa, Meilynda & Pertiwiningrum JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA A. Latar Belakang PENDAHULUAN 1. Potensi
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR DAN TABEL... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Fokus Penelitian... 4 C. Rumusan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (kerajinan) : VIII / Ganjil : Kerajinan dari Bahan Alam. :
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, mulai dari bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2009. Penelitian bertempat di Pusat Batik Desa Jarum Kecamatan Bayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Pasca Perang Dunia II, industri kerajinan tangan dengan berbagai keunggulan seni dan budayanya menjadi perhatian serius dari berbagai negara. 10 Juni 1964,
Lebih terperinciNama Alat Peraga: Ruang Ajaib Gambar Alat Peraga:
Nama Alat Peraga: Ruang Ajaib Gambar Alat Peraga: Sasaran: Siswa SMP kelas 3 untuk konsep kesebangunan Siswa SMA kelas 3 untuk konsep dilatasi Indikator: Mengenalkan kepada siswa tentang materi kesebangunan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kain Tenun Ikat di Kampung Tenun (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat dengan Bahan Sutera Alam di Kampung Tenun
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Nama Sekolah : SMP Lab School Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa) Kelas/Semester : VIII / 1 Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasikan diri melalui karya seni rupa
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas 1. Lingkungan Fisik a. Penggunaan Tas Tas ini merupakan tas dalam kebutuhan sekunder, maksud dari tas dalam kebutuhan sekunder yakni tas ini merupakan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI. di masyarakat luas. Seni kerajinan ini berasal dari Negeri Matahari, Jepang.
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI 2.1 Sejarah Kirigami Seni kerajinan kertas kirigami merupakan salah satu varian dari kerajinan origami. Origami merupakan kerajinan kertas lipat yang terlebih dahulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya, kekayaan budaya yang dimiliki bangsa ini terdapat disetiap daerah terdiri dari keragaman
Lebih terperinciKERAJINAN WAYANG KACA DAN SAAB MOTE. oleh, Rai Sujanem
KERAJINAN WAYANG KACA DAN SAAB MOTE oleh, Rai Sujanem Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Desa Nagasepaha merupakan pusat berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Indonesia kaya akan seni dan budaya, dari sekian banyak seni dan budaya yang terdapat di Indonesia salah satunya adalah seni kriya dari bahan lidi. Penggarapan produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anda tau kain perca? Ya, kain sisa potongan yang sudah tidak terpakai itu, ternyata masih bisa dimanfaatkan loh. Bahkan ditangan si kreatif, kain perca dapat disulap
Lebih terperinciBAB. III PROSES PENCIPTAAN. kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan
BAB. III PROSES PENCIPTAAN A. Data Acuan Penulis menjadikan pengalaman pribadi dalam menciptakan karya seni kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan pembuatan motif
Lebih terperinci2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Seni rupa sebagai ciptaan manusia senantiasa dikembangkan di setiap zaman dan tempat yang berbeda, hal itu akibat semakin meningkatnya kebutuhan manusia
Lebih terperinci2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok
2.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produsen Produsen adalah orang atau suatu badan perusahaan yang melakukan kegiatan dalam menaikan nilai guna suatu barang atau jasa, sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Pemanfaatan tumbuhan yang di anyam untuk keperluan sebagai bahan baku produk, sangatlah di minati oleh para kalangan masyarakat Indonesia contohnya
Lebih terperinciDESAIN YANG KREATIF DAN INOVATIF KERAJINAN ANYAMAN BAMBU DI DESA TIGAWASA,BULELENG
DESAIN YANG KREATIF DAN INOVATIF KERAJINAN ANYAMAN BAMBU DI DESA TIGAWASA,BULELENG Made Ida Mulyati Program Pendampingan Pengabdian Masyarakat Yang diselenggarakan oleh : Pusat Pengembangan Desain Kerajinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. kerajinan logam, kerajinan gerabah, dan kerajinan tenun.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam budaya dan karya seni, diantara beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. Beberapa seni kerajinan
Lebih terperinciKerajinan dari Limbah Organik
Kerajinan dari Limbah Organik Oleh : Maria EtikSulistiyani Perhatikan aktivitas berikut ini Limbah adalah suatu bahan yang terbuang dari aktivitas makhluk hidup sehari-hari. Limbah dihasilkan dari suatu
Lebih terperinciBAB IV. KONSEP RANCANGAN
BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI
SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
Lebih terperinciRp6.500,00. Rp3.000,00. Rp ,00. Rp4.200,00. Rp200,00. Pouch Spounbond SKU: T3. Pouch Hp Blacu. Tas Spoundbond SKU: T5.
6.500,00 3.000,00 Pouch Hp Blacu Pouch Spounbond SKU: T3 SKU: T4 souvenir pouch hp blacu ini berukuran 10 x 15 cm souvenir ini dapat di sablon dengan nama mempelai pouch ini menggunakan bahan kain furing
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan, yaitu pemilihan bahan baku bambu petung diolah menjadi bambu laminasi. Bambu laminasi merupakan
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Perbedaan karya rancangan penulis dengan karya desainer lain berdasarkan riset yang penulis kumpulkan adalah desainer lain ada juga yang membuat rancangan meja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian skripsi tentang kerajinan atau kriya kayu lame di kampung Saradan, penulis menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan
Lebih terperinciBERKURANGNYA PERAJIN PRETIMA DI BANJAR ANGGABAYA PENATIH, DENPASAR TIMUR, BALI. I Wayan Dirana
BERKURANGNYA PERAJIN PRETIMA DI BANJAR ANGGABAYA PENATIH, DENPASAR TIMUR, BALI I Wayan Dirana Program Studi Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar diranawayan@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Seni kriya merupakan bagian dari kehidupan perajin sebagai perwujudan
149 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Seni kriya merupakan bagian dari kehidupan perajin sebagai perwujudan imajinasi keindahan telah direspon positif oleh masyarakat sebagai apresiator dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
145 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan (Patung Tokoh Seniman Popo Iskandar, Barli Sasmitawinata, Ibing Kusmayatna, Darso, dan Asep Sunandar Sunarya) adalah judul yang penulis buat dalam skripsi
Lebih terperinciPenerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payung Geulis Nova Juwita, 2014 Analisis Estetik Payung Geulis Tasikmalaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggarapan produk kerajinan tradisional pada kelompok masyarakat pekriya tradisional di daerah-daerah di Indonesia banyak dipengaruhi oleh latar belakang sosial
Lebih terperinciIV. KONSEP PERANCANGAN
IV. KONSEP PERANCANGAN A. Ide Desain Perancangan Ide ini muncul dari teman penulis yang memang mempunyai suatu usaha dari produk lampu hias. Walaupun teman penulis usahanya lampu hias ruangan, akan tetapi
Lebih terperinciSejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art
10 METODE PENELITIAN Metode penelitian digunakan untuk memahami objek penelitian dan dapat mengarahkan peneliti dalam melakukan analisis, sehingga dapat memberikan solusi dalam menjawab persoalan penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENCIPTAAN
III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian
Lebih terperinciJurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
KERAJINAN AKAR KAYU DI BINTANG TEAK ROOT FURNITURE DESA BATUAN SUKAWATI, GIANYAR Ni Luh Ekmi Jayanti, Drs. Gede Eka Harsana Koriawan, M.Erg, I Gusti Made Budiarta, S.Pd, M.Pd Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Lebih terperinci4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT
4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengetahuan bahan dan alat kriya tekstil. Setelah mempelajari pengetahuan
Lebih terperinciMATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Kompetensi guru Pedagogik Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran keterampilan. Memahami berbagai teori belajar
Lebih terperinciDESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA
DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA Judul : Prada Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2010 Media : Batik di atas kain Dipamerkan pada acara Pameran Karya Seni Batik tingkat Nasional di Hall Rektorat UNY
Lebih terperinciPELUANG BISNIS KERAJINAN BAMBU. Wahyu Indriyani D3TI 2B. Abstrak
PELUANG BISNIS KERAJINAN BAMBU Wahyu Indriyani 10.01.2810 D3TI 2B Abstrak Kerajinan bambu adalah sebuah bisnis yang memanfaatkan bahan dari alam yang ada di sekitar rumah. Kerajinan bambu ini digunakan
Lebih terperinciKERAJINAN ANYAMAN BERBAHAN RUMPUT VETIVER DI DUSUN CEGI DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM I W. LIAS, G. EKA HARSANA K.
KERAJINAN ANYAMAN BERBAHAN RUMPUT VETIVER DI DUSUN CEGI DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM I W. LIAS, G. EKA HARSANA K., MURSAL Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan GaneshaSingaraja,
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. Namun mereka menyebutnya dengan istilah gerabah atau tembikar. Terbukti dengan ditemukannya
Lebih terperinciBUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai
BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY Materi yang disampaikan dalam rangka memberi
Lebih terperinciTEKNIK PEMBUATAN IKAT CELUP DAN PEWARNAAN
ABSTRAK Di Indonesia kain jumputan dikenal dengan nama nama yang berbedabeda, masyarakat Jawa menyebutnya Jumputan, di daerah Bali dikenal dengan nama Sangsangan, sedangkan di Palembang orang menamakannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu sarana untuk mencurahkan rasa yang ada di dalam diri sehingga menghasilkan suatu karya yang bernilai sesuai dengan ungkapan yang dituangkan
Lebih terperinciPEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM
PEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM PEMBUATAN HANDICRAFT DENGAN MEMANFAATKAN BARANG BEKAS SUATU UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN KELUARGA DI KOTA TEBING TINGGI Herlina Jasa Putri Harahap Fakultas
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Profil Perum Perhutani 4.1.1 Visi Misi Perum Perhutani Perum Perhutani adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas dan wewenang untuk penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN
22 BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Berdiri Sentra Kerajinan Bambu berdiri sejak zaman penjajahan Jepang pada tahun 1933 yang dipelopori oleh Samri bin Widatma. Pengembangan kerajinan berlanjut
Lebih terperincimerupakan transpormasi dari naskah/kitab sastra, seeperti: kakawin, kidung dan sebagainya,
Proses Pembuatan Prasi I Oleh Drs. I Nyoman Wiwana, dosen PS Seni Rupa Murni Seni lukis prasi merupakan salah satu karya seni rupa tradisional Bali, termasuk warisan budaya nenek moyang yang memiliki nilai
Lebih terperinci