LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR..."

Transkripsi

1 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR DAN TABEL... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Fokus Penelitian... 4 C. Rumusan Masalah... 4 D. Tujuan Penelitian... 4 E. Manfaat Penelitian... 5 F. Metodologi Penelitian... 5 G. Teknik Pengumpulan Data... 6 H. Sistematika Penulisan... 7 BAB II LANDASAN TEORI... 8 A. Tinjauan Umum Kriya Pengertian Kriya Perkembangan Kriya Jenis-Jenis Kriya di Indonesia B. Wayang Pengertian Wayang Sejarah Wayang Perkembangan Wayang di Nusantara C. Tripleks Pengertian Tripleks a. Jenis-Jenis Tripleks b. Macam-Macam Tingkatan Kualitas...32 c. Proses Pembuatan Tripleks

2 2. Veneer Pemanfaatan Tripleks Teknik Pembuatan Kriya dari Tripleks D. Panakawan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian B. Bentuk dan Strategi Penelitian C. Sumber Data D. Teknik Pengumpulan Data E. Teknik Pengolahan Data F. Prosedur Penelitian BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS KRIYA WAYANG TRIPLEKS KARYA DAYAT DIMYATI A. Deskripsi Hasil Penelitian Kriya Wayang Tripleks Profil Dayat Dimyati (Perajin Wayang Tripleks) Data Keluarga Dayat Dimyati B. Kriya Wayang Tripleks Karya Dayat Dimyati Macam-Macam Kriya Wayang Tripleks Karya Dayat Dimyati Macam-Macam Kriya Wayang Tripleks yang akan Dianalisis C. Alat dan Bahan D. Proses Pembuatan E. Elemen Hias BAB V KESIMPULAN DAN SARAN F. Kesimpulan G. Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR ISTILAH LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

3 DAFTAR GAMBAR DAN TABEL Gambar 2.1 Pajangan motor sebagai contoh kriya kayu Teko sebagai contoh kriya keramik Gelang sebagai contoh kriya logam Contoh kriya batik dengan motif parang Patung sebagai contoh kriya batu Kursi rotan sebagai contoh kriya anyam Contoh kriya kulit Keranjang bambu sebagai contoh kriya bambu Wayang semula realistis proporsional Perkembangan wayang di beberapa daerah dari zaman Mataram hingga zaman Islam Contoh wayang kancil Wayang suluh Wayang pancasila Wayang wahyu Permukaan tripleks Ilustrasi veneering log Proses veneering log Papan kayu diikat kemudian direndam dalam air panas Ilustrasi proses veneering board Proses veneering board Semar dalam wayang kulit Semar dalam wayang golek Gareng dalam wayang kulit Gareng dalam wayang golek

4 Petruk dalam wayang kulit Dawala dalam wayang golek Bagong dalam wayang kulit Cepot dalam wayang golek Peta menuju lokasi penelitian Citra udara lokasi penelitian Dayat Dimyati Salah satu lukisan pemandangan di warung milik Dayat Dimyati Lukisan penari di warung Dayat Dimyati Beberapa koleksi wayang tripleks karya Dayat Dimyati Foto penulis bersama Dayat Dimyati dan istrinya Rahwana Semar, Cepot, dan Gareng Sosok wanita dan angsa raksasa Badut Cepot dan Dawala sedang bertinju Pak Haji Gareng Cepot dan Dawala...69 Semar Pisau Cutter..71 Pensil Pulpen Penggaris Meteran Kuas dalam berbagai ukuran...74 Jarum sepatu..74 Ampelas Palu

5 Membuat pola wayang Proses pemotongan bagian-bagian wayang dengan menggunakan cutter Gambar hasil pemotongan tripleks Proses pengampelasan Proses pengecatan Melubangi bagian-bagian wayang dengan jarum sepatu dan memasukkan benang kasur ke dalam lubang Mengikatkan benang dan memasangkan gagang wayang Hasil akhir Proses pembuatan pola dan pemotongan Hasil pemotongan Mengampelas pinggiran tripleks agar halus Membuat lekukan pada gagang wayang Proses pengecatan gagang wayang Proses pengecatan wayang Hasil pengecatan Penyususnan bagian-bagian wayang Ilustrasi susunan ring pada figur Cepot berbeda dengan Dawala Hasil akhir Pembuatan pola pada tripleks Proses pemotongan pola Pedal yang sudah dipotong Pengampelasan pinggiran tripleks Proses pengecatan Proses pengecatan Proses pengecatan Dudukan roda dari kayu bayur Proses pengecatan roda....94

6 As roda Bambu untuk dudukan wayang Proses penyambungan gagang pada dudukan as roda Pemasangan bambu dudukan wayang pada dudukan as roda Pemasangan pedal pada as roda Posisi pedal jika dilihat dari atas Hasil pemasangan gagang, dudukan wayang, as roda dan roda Pemasangan wayang pada dudukannya Pemasangan kaki wayang pada pedal Memasangkan bambu penghubung pada kaki dan tangan wayang Hasil akhir Sketsa wayang tripleks dengan tokoh Gareng Sketsa pemasangan ring dan bagian-bagian wayang lainnya Ilustrasi cara mengikat benang kasur Ilustrasi cara mengikat benang kasur pada gagang wayang Ilustrasi bagian-bagian wayang dengan tokoh Gareng beserta ukurannya Sketsa wayang dengan tokoh Cepot dan Dawala..109 Ilustrasi pemasangan ring pada wayang Ilustrasi bagian-bagian wayang dengan tokoh Cepot dan Dawala beserta ukurannya Sketsa wayang dengan tokoh Semar.111 Ilustrasi dudukan wayang dengan tokoh Semar.111 Rincian ukuran dudukan wayang dengan tokoh Semar Ilustrasi bagian-bagian wayang dengan ukurannya. 112 Gareng tampak depan Gareng tampak belakang Gareng dalam wayang kulit Gareng dalam wayang golek.117 Perbandingan ukuran wayang dengan tubuh anak usia delapan tahun

7 Cepot dan Dawala tampak depan Cepot dan Dawala tampak belakang Petruk dalam wayang kulit Dawala dalam wayang golek Bagong dalam wayang kulit Cepot dalam wayang golek Gerakan wayang secara sekuensial Perbandingan ukuran wayang Cepot dan Dawala dengan tubuh anak usia delapan tahun Semar Gerakan wayang secara sekuensial Perbandingan ukuran wayang dengan tokoh Semar dengan tubuh anak usia delapan tahun Tabel Proses transformasi budaya di Indonesia dan budaya rupa yang dihasilkannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia adalah Suku Sunda. Dengan populasi yang tersebar di seluruh Indonesia dan peranannya di masyarakat serta ciri khasnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I. PENDAHULUAN1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan Kerajinan dari Bahan Alam Oleh Maria Etik Sulistiyani Pembuatan Produk Kerajinan dari bahan alam Tanah Liat Serat Kayu Bambu Kulit Logam Batu Rotan Kemasan Produk Berdasarkan teknik, bahan, alat, dan prodesur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya tersebut terbagi dalam beberapa daerah di Indonesia dan salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Budaya tersebut terbagi dalam beberapa daerah di Indonesia dan salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki budaya yang sangat banyak. Budaya tersebut terbagi dalam beberapa daerah di Indonesia dan salah satunya adalah Bandung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seperti wayang, batik, keris, angklung, reog. Wayang adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seperti wayang, batik, keris, angklung, reog. Wayang adalah salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia memiliki banyak kesenian daerah yang menjadi warisan budaya Indonesia seperti wayang, batik, keris, angklung, reog. Wayang adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Secara Umum, Pengertian Seni Kriya adalah sebuah karya seni yang dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll. SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI 1. PEMBAGIAN BERDASARKAN DIMENSI Pengertian dimensi adalah ukuran yang meliputi panjang, lebar, dan tinggi. Karya seni rupa yang hanya memiliki panjang dan lebar disebut

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Halaman

DAFTAR LAMPIRAN. Halaman DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Desain Produk Kerajinan Anyam Rotan di Industri Kerajinan Anyam Rotan Yogja... 162 Lampiran 2. Dokumentasi Produk Kerajinan Anyam Rotan di Industri Kerajinan Anyam Rotan

Lebih terperinci

Pada pembuatan produk kriya kulit kertas karton digunakan pada pembuatan

Pada pembuatan produk kriya kulit kertas karton digunakan pada pembuatan PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT! 1. Langkah pertama dalam pembuatan produk kriya kulit adalah a. Membuat pola b. Memotong c. Menyeset d. Menjahit e. Mendesain 7. 8. 9. 2. 3. 4. 5. 6. Lipatan tengah

Lebih terperinci

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kriya merupakan seni kerajinan tangan yang menghasilkan sebuah karya yang memiliki manfaat dan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Kriya sebagai media ekspresi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pada dasarnya adalah suatu bentuk ungkapan (ekspresi) dan memiliki beberapa fungsi, bukan saja bersifat pribadi tetapi juga bersifat sosial. Sampai saat

Lebih terperinci

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI Disusun Oleh : Nama : Kelas : X Mipa 6 Pelajaran : Seni Budaya SMA TAHUN AJARAN 2016/2017 Seni Rupa Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang membentuk sebuah karya

Lebih terperinci

KISI-KISI SEKOLAH DASAR DAN MADRASAH IBTIDAIYAH UJIAN PRAKTIK

KISI-KISI SEKOLAH DASAR DAN MADRASAH IBTIDAIYAH UJIAN PRAKTIK Mata Pelajaran : SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN Aspek : Seni Rupa Jumlah : (enam) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar.. Mengekspresikan diri rupa.. 0. Mengekspresikan diri rupa... Mengekpresikan diri rupa...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER MATA PELAJARAN : SBK Standar Kompetensi : 9. Mengapresiasi seni rupa SENI RUPA 9.1. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III PROSES BERKREASI BATIK GEOMETRIS. Banyak teknik yang digunakan para seniman untuk menunjang pembuatan

BAB III PROSES BERKREASI BATIK GEOMETRIS. Banyak teknik yang digunakan para seniman untuk menunjang pembuatan 31 BAB III PROSES BERKREASI BATIK GEOMETRIS A. Teknik Berkarya Seni Lukis dan Media Banyak teknik yang digunakan para seniman untuk menunjang pembuatan karyanya, begitu juga dalam seni lukis. Teknik dibedakan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

BAB II. METODE PERANCANGAN

BAB II. METODE PERANCANGAN BAB II. METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Sepatu wedges memiliki ciri tersendiri yaitu terdapat pada bagian solnya yang tebal dan mengikuti tapak kaki wanita. Sepatu wedges memberikan efek tinggi saat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

SENI KRIYA. Drs. Hery Santosa, M. Sn. DRS. TAPIP BAHTIAR, M.Ds. APRESIASI KARYA SENI KRIYA NUSANTARA. tbahtiarapresiasisenikriya'2008 1

SENI KRIYA. Drs. Hery Santosa, M. Sn. DRS. TAPIP BAHTIAR, M.Ds. APRESIASI KARYA SENI KRIYA NUSANTARA. tbahtiarapresiasisenikriya'2008 1 SENI KRIYA APRESIASI KARYA SENI KRIYA NUSANTARA Drs. Hery Santosa, M. Sn. DRS. TAPIP BAHTIAR, M.Ds. tbahtiarapresiasisenikriya'2008 1 SKEDUL PEMBELAJARAN Apersepsi Strategi belajaran Teori seni kriya Konsep

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Bahan kayu yang digunakan pada laci berhubungan dengan tataran lingkungan karena ramah lingkungan. Kayu yang digunakan merupakan kayu olahan

Lebih terperinci

KRIYA KULIT. Oleh : B Muria Zuhdi

KRIYA KULIT. Oleh : B Muria Zuhdi KRIYA KULIT Oleh : B Muria Zuhdi PENGERTIAN KRIYA KULIT Kriya kulit ialah suatu ilmu yang mempelajari cara-cara kerja pembuatan benda yang mempunyai nilai fungsional maupun hias dengan menggunakan bahan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT 4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengetahuan bahan dan alat kriya tekstil. Setelah mempelajari pengetahuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 2. Bapak Ir. YD. Krismiyanto, M.T., selaku dosen pembimbing II yang turut membimbing dalam penyelesaian penulisan ini.

KATA PENGANTAR. 2. Bapak Ir. YD. Krismiyanto, M.T., selaku dosen pembimbing II yang turut membimbing dalam penyelesaian penulisan ini. i ii iii KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (skripsi) yang berjudul " Pusat Pengembangan Seni Wayang Kulit di Yogyakarta sesuai dengan yang direncanakan.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA STRUKTUR KURIKULUM DAN SEBARAN MATA KULIAH

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA STRUKTUR KURIKULUM DAN SEBARAN MATA KULIAH FAKULTAS : PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN DEPARTEMEN: PENDIDIKAN SENI RUPA DAN KERAJINAN PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN SENI RUPA JENJANG : S1 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA STRUKTUR KURIKULUM DAN SEBARAN MATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti pakaian dan alat-alat rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. seperti pakaian dan alat-alat rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memerlukan beraneka macam kebutuhan demi keberlangsungan hidupnya, baik secara pokok yaitu berupa makan, minum, serta kebutuhan lainnya seperti pakaian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL Bab ini berisikan tentang proses pembuatan sistem perpipaan untuk penyiraman bunga kebun vertikal berdasarkan hasil perancangan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU A. Bagan Proses Penciptaan Ide Studi Literatur Eksplorasi - Observasi - Dokumentasi - Pemilihan Media - Teknik Improvisasi Perancangan Bentuk Proses Pembentukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I. 1 Lampiran I : Produk Industri Kehutanan Wajib ETPIK.

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I. 1 Lampiran I : Produk Industri Kehutanan Wajib ETPIK. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I. Tanggal : 14 Pebruari 2007 1 Lampiran I : Produk Industri Kehutanan Wajib ETPIK. 2 Lampiran II : Kriteria Teknis Yang Digunakan Untuk Menentukan Produk Industri

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

INTERAKSI KEBUDAYAAN

INTERAKSI KEBUDAYAAN Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing

Lebih terperinci

BAB II. KONSEP PENCIPTAAN. kaki yang lainnya (https://en.wiktionary.org/wiki/cross-legged). Dimana

BAB II. KONSEP PENCIPTAAN. kaki yang lainnya (https://en.wiktionary.org/wiki/cross-legged). Dimana BAB II. KONSEP PENCIPTAAN A. Sumber Penciptaan 1. Crossed leg Crossed leg secara harfiah memiliki arti menyilangkan kaki diatas kaki yang lainnya (https://en.wiktionary.org/wiki/cross-legged). Dimana menurut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu hasil produksi Indonesia yang termasuk ke dalam komoditi non

I. PENDAHULUAN. Salah satu hasil produksi Indonesia yang termasuk ke dalam komoditi non I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu hasil produksi Indonesia yang termasuk ke dalam komoditi non minyak dan gas bumi (migas) adalah kerajinan tangan. Produk kerajinan tangan terdiri dari bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan Pengembangan ragam hias batik Banten memiliki keterkaitan dengan lingkungan non fisik. Dimana ragam hias batik banten memiliki ciri khas dan nilainilai budaya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan Bahan A. Alat dan bahan 1. Mesin las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Alat ukur (jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang memiliki kekayaaan berbagai khasanah ragam hias atau ornamen yang tersebar di wilayah Nusantara, dari Sabang sampai Merauke, masing-masing daerah

Lebih terperinci

Jobsheet Membuat Kerajinan Dari Limbah Organik (individu) : Membuat Kerajinan dari Limbah Organik

Jobsheet Membuat Kerajinan Dari Limbah Organik (individu) : Membuat Kerajinan dari Limbah Organik Jobsheet Membuat Kerajinan Dari Limbah Organik (individu) Praktek : Membuat Kerajinan dari Limbah Organik Nama : Kompetensi Instruktur : Membuat produk kerajinan bahan limbah organik menjadi barang-barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Pasca Perang Dunia II, industri kerajinan tangan dengan berbagai keunggulan seni dan budayanya menjadi perhatian serius dari berbagai negara. 10 Juni 1964,

Lebih terperinci

2014 PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU

2014 PEMANFAATAN LIMBAH BESI SEBAGAI BAHAN MEMBUAT PATUNG HARIMAU DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR BAGAN... viii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponenkomponen pada mesin pemotong krupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. No. NOMOR POS TRIF

LAMPIRAN 1. No. NOMOR POS TRIF LAMPIRAN 1 No. NOMOR POS TRIF 1 Ex. 4404 Serpih Kayu (chipwood) 2 Ex. 4407 Kayu gergajian yang telah diolah lebih lanjut dengan meratakan keempat sisinya sehingga permukaannya menjadi rata dan halus (S4S).

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Besaran ruang studio seni murni Lukis. Besaran ruang studio seni murni patung

LAMPIRAN. Besaran ruang studio seni murni Lukis. Besaran ruang studio seni murni patung LAMPIRAN Besaran ruang studio seni murni Lukis Besaran ruang studio seni murni patung 246 Besaran ruang studio seni kriya kayu Besaran ruang studio seni kriya Keramik 247 Besaran ruang studio Jahit Besaran

Lebih terperinci

SENI KRIYA. Oleh: B Muria Zuhdi

SENI KRIYA. Oleh: B Muria Zuhdi SENI KRIYA Oleh: B Muria Zuhdi PENGERTIAN SENI KRIA Kriya dalam konteks masa lampau dimaknai sebagai suatu karya seni yang unik dan karakteristik yang di dalamnya mengandung muatan nilai estetik, simbolik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum dan keberhasilan proses pembelajaran. Penilaian digunakan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Keaslian (Orisinalitas) Sebuah produk tidaklah ada yang benar benar asli dari hasil pemikiran. Melainkan ada pengembangan atau inovasi inovasi baru dari produk yang sudah ada.

Lebih terperinci

SENI BUDAYA Peminatan: MIPA Kamis, 23 Maret 2017 ( )

SENI BUDAYA Peminatan: MIPA Kamis, 23 Maret 2017 ( ) 1 SENI BUDAYA Peminatan: MIPA Kamis, 23 Maret 2017 (10.00-11.30) UJIAN SEKOLAH SMA NEGERI 56 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PETUNJUK UMUM 1. Hitamkan nomor peserta ujian dengan benar. Tulis nama peserta,

Lebih terperinci

BENDA DAN KEGUNAANNYA

BENDA DAN KEGUNAANNYA BAB VI BENDA DAN KEGUNAANNYA Sumber: Dokumen penerbit Apa yang akan kamu pelajari pada bab enam ini? Pada bab ini akan mempelajari: A. Bahan penyusun benda B. Kegunaan benda Bab VI Benda dan Kegunaannya

Lebih terperinci

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian, Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Skema Alur Kerja Pembuatan - Skema proses pembuatan alat pneumatik transfer station adalah alur kerja proses pembuatan alat pneumatik transfer station

Lebih terperinci

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Teknologi Pembuatan Perahu Cadik Fiberglass Reinforcement Plastic (FRP) Metode pembuatan perahu dan tahapan kerja

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Teknologi Pembuatan Perahu Cadik Fiberglass Reinforcement Plastic (FRP) Metode pembuatan perahu dan tahapan kerja 4. HASIL PENELITIAN 4.1 Teknologi Pembuatan Perahu Cadik Fiberglass Reinforcement Plastic (FRP) 4.1.1 Metode pembuatan perahu dan tahapan kerja Berdasarkan hasil penelitian di lapang, metode pembangunan

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: Desi Widi Astuti (1401414320/2014) Dianita Utami (1401414266/2014) Muzoda

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI BAB IV MODIFIKASI 4.1. Rancangan Mesin Sebelumnya Untuk melakukan modifikasi, terlebih dahulu dibutuhkan data-data dari perancangan sebelumnya. Data-data yang didapatkan dari perancangan sebelumnya adalah

Lebih terperinci

TLP 12 - Kebutuhan Mesin dan Peralatan

TLP 12 - Kebutuhan Mesin dan Peralatan Jam Kerja 14 jam per hari (50.400 detik per hari) Efisiensi Sistem Produksi 87% Mesin Gergaji TLP 12 - Kebutuhan Mesin dan Peralatan Waktu Jumlah Input Efisiensi Sistem Total Waktu (detik) Material (unit)

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat lubang biopori. Pengerjaan yang dominan

Lebih terperinci

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON KODE MODUL KYU.BGN.214 (2) A Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INDUSTRI KAYU MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA 35 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA Dalam proses pembuatan karya seni, konsep adalah hal terpenting yang menjadi acuan dalam berkarya, yang menjadi dasar sebuah pemikiran. Konsep dari karya yang

Lebih terperinci

MOODBOARD. Oleh: Suciati S.Pd., M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana Universitas Pendidikan Indonesia

MOODBOARD. Oleh: Suciati S.Pd., M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana Universitas Pendidikan Indonesia MOODBOARD Oleh: Suciati S.Pd., M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana Universitas Pendidikan Indonesia Pesatnya perkembangan teknologi perlu ditanggapi, di antisipasi dan diikuti serta dimanfaatkan dalam kegiatan

Lebih terperinci

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi 36 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Uraian Menurut Humardani (dalam Kartika, 2004, hlm. 3) mengemukakan bahwa memahami kesenian itu berarti menemukan sesuatu gagasan atau pembatasan yang berlaku

Lebih terperinci

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Teknik Dasar Penataan Display Menata display yang baik selain harus memperhatikan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan desain dan keserasian warna,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KARYA. Dalam pengkajian Tugas Akhir ini saya melakukan kajian dengan menggunakan

BAB IV TINJAUAN KARYA. Dalam pengkajian Tugas Akhir ini saya melakukan kajian dengan menggunakan BAB IV TINJAUAN KARYA 4.1. Pembahasan Karya Dalam pengkajian Tugas Akhir ini saya melakukan kajian dengan menggunakan pendekatan analisis. Pengkajian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, tahap pertama

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Wayang Rumput (Wayang Suket) Menurut berbagai sumber, pada mulanya Wayang Rumput (Wayang

BAB V PENUTUP. 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Wayang Rumput (Wayang Suket) Menurut berbagai sumber, pada mulanya Wayang Rumput (Wayang 133 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Menurut berbagai

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET TAILORING. 1. Kompetensi Mampu membuat stelan jas wanita

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET TAILORING. 1. Kompetensi Mampu membuat stelan jas wanita 1. Kompetensi Mampu membuat stelan jas wanita 2. Sub Kompetensi Menguasai dan mampu membuat : a. Pola Jast wanita ukuran kecil ( Skala 1 : 4 ), sesuai model b. Pola Jas wanita ukuran besar sesuai model

Lebih terperinci

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR Ruangan interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu lantai, dinding, plafon serta bukaan pintu dan jendela. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), apabila

Lebih terperinci

PENGAMATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN INTERIOR DINDING DAN PLAFOND OLEH : YUNA ARIFAH PRESENTASI LAPORAN KERJA PRAKTEK

PENGAMATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN INTERIOR DINDING DAN PLAFOND OLEH : YUNA ARIFAH PRESENTASI LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGAMATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN INTERIOR DINDING DAN PLAFOND PADA GEDUNG MNC NEWS CENTER, JAKARTA OLEH : YUNA ARIFAH 27312952 PRESENTASI LAPORAN KERJA PRAKTEK TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk dapat memahami

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Produk Sejenis Produk meja dan kursi belajar dari P kolino ini memiliki desain yang unik dengan meja dan kursi yang dapat menyatu. Pemilihan bentuk yang

Lebih terperinci

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII 1. Arti dari kata kerajinan adalah? a. Kreativitas pada suatu barang melalui ketrampilan tangan. b. Kreativitas pada suatu barang dari bahan alam. c. Barang

Lebih terperinci

BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk

BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI Menjahit secara umum digunakan untuk menyatukan dua atau lebih bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih bahan tersebut.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU 1. Pendahuluan Oleh Nama: I Wayan Arissusila Nim : 201 121 001 Minat: Penciptaan Seni Seni kriya merupakan

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Neolithikum diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM 1000 SM.

BAB I PENDAHULUAN. Neolithikum diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM 1000 SM. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya dengan media yang mempunyai rupa atau wujud yang bisa ditangkap dengan indera penglihatan dan dapat dirasakan dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Identifikasi Masalah... 3 C. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong umbi. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Sepatu sebagai sebuah produk yang telah banyak tersebar luas di dunia memiliki tempat tersendiri di hati orang-orang yang menggemari sepatu. Sepatu tidak hanya

Lebih terperinci

RODA PECAHAN. Alat dan Bahan 1. Alat Penggaris Gunting. Cara Pembuatan

RODA PECAHAN. Alat dan Bahan 1. Alat Penggaris Gunting. Cara Pembuatan RODA PECAHAN Sasaran Sasaran dari pembuatan alat peraga (Media Pembelajaran Berbantuan Komputer) ini ditujukan kepada siswa-siswi Sekolah Dasar kelas IV. Indikator Mengoperasikan penjumlahan pecahan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA PETA-PETA KERJA (WORK CHARTS)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA PETA-PETA KERJA (WORK CHARTS) LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA PETA-PETA KERJA (WORK CHARTS) Font 6, bold, center Disusun Oleh : Font, bold, center Nama / NPM :.... / NPM.... / NPM Kelompok : Hari / Tanggal : Shift

Lebih terperinci

Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat

Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat : Umi Faradillah, S.Pd Standar Kompetensi Mengapresiasi Karya Seni Rupa Kompetensi Dasar 1. Mengidentifikasi jenis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Konsep Dasar Penataan Display Penataan berasal dari kata bahasa Inggris display yang artinya mempertunjukkan, memamerkan, atau memperagakan sesuatu

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI. A. Orisinalitas (State of The Art)

BAB II METODOLOGI. A. Orisinalitas (State of The Art) BAB II METODOLOGI A. Orisinalitas (State of The Art) Banyak produk wayang sejenis lainnya yang telah berkembang ditengah masyarakat indonesia yang mungkin kita sendiri tidak mengetahuinya, wayang modern

Lebih terperinci

6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN 6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK MENGANYAM Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik menganyam, desain dan prinsip teknik menganyam, jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa dua dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa dua dimensi akan meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan keanekaragaman hasil kebudayaan. Keanekaragaman hasil kebudayaan itu bisa dilihat dari wujud hasil kebudayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODE PEMBUATAN BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. Metode Pembuatan Metodologi yang digunakan dalam pembuatan paratrike ini, yaitu : a. Studi Literatur Sebagai landasan dalam pembuatan paratrike diperlukan teori yang mendukung

Lebih terperinci

September Revisi : Semester IV Judul praktek Jam pertemuan 32x100 menit

September Revisi : Semester IV Judul praktek Jam pertemuan 32x100 menit Semester IV Judul praktek Jam pertemuan 32x 1. Fakultas/Program Studi : FBS / Pendidikan Seni Tari 2. Mata Kuliah dan Kode : Tata Rias Tari Kode : TAR 240 3. Jumlah SKS : Teori: - SKS Praktik : 2 SKS :

Lebih terperinci

PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT. Abstrak

PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT. Abstrak PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT Oleh : Drs. MARSUDI, M.Pd. WIDYAISWARA PPPPTK SENI BUDAYA Abstrak Produk kriya yang bersifat manual banyak digemari konumen dengan kreatifitas pembuatan produk

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORSINALITAS Partisi Ruangan adalah salah satu furnitur yang memiliki fungsi sebagai pembatas antara ruang yang sifatnya portable dan flexible agar mudah saat dipindahkan. Pada

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH...

UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

POMPA TALI 1. PENDAHULUAN 2. URAIAN SINGKAT 3. BAHAN 4. PERALATAN

POMPA TALI 1. PENDAHULUAN 2. URAIAN SINGKAT 3. BAHAN 4. PERALATAN POMPA TALI 1. PENDAHULUAN Di daerah pedesaan sebagian besar cara pengambilan air terdiri dari sumur masih menggunakan timba. Hal ini kurang menguntungkan bila dihitung dari segi waktu dan tenaga yang dipakai

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. METODE/TEKNIK PENCIPTAAN 1. Persiapan Dalam hal persiapan ini, penulis mencoba mengamati berbagai teori dan teknik yang didapat untuk membuat karyanya tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. Namun mereka menyebutnya dengan istilah gerabah atau tembikar. Terbukti dengan ditemukannya

Lebih terperinci