Postur Kerja Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Postur Kerja Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi 1"

Transkripsi

1 Ergonomi 1

2 Postur Kerja A. PENDAHULUAN Dalam dunia industri, peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual (mayoritas berupa manual material handling). Aktivitas manusia seperti ini dapat menyebabkan problem ergonomi yang sering dijumpai di tempat kerja khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam melakukan pekerjaannya atau biomekanika yang disebut gangguan muskuloskeletal yang sering disebut Muskuloskeletal Disorder (MSD) atau penegangan otot bagi pekerja yang melakukan gerakan yang sama dan berulang secara terus-menerus. Keluhan MSD yang sering timbul pada pekerja industri adalah nyeri punggung, nyeri leher, nyeri pada pergelangan tangan, siku dan kaki. Ada 4 faktor yang dapat meningkatkan timbulnya MSD yaitu postur yang tidak alamiah, tenaga yang berlebihan, pengulangan berkali-kali, dan lamanya waktu kerja. Untuk itu diperlukan suatu upaya pencegahan dan minimalisasi timbulnya MSD di lingkungan kerja. Upaya ini dapat diwujudkan melalui analisis postur kerja. Dari hasil analisis postur kerja ini selanjutnya akan diperoleh rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan. Tujuan Praktikum 1. Mampu melakukan pengukuran dan memahami konsep postur kerja. 2. Mengetahui besar beban postur tubuh pada saat melakukan kerja. 3. Mampu mengaplikasikan metode menggunakan NBM kuesioner, REBA, RULA, dan QEC untuk mengurangi resiko kerja. 4. Mampu memberikan rekomendasi berdasar hasil analisa postur kerja. Ergonomi 2

3 B. INPUT DAN OUTPUT Input : 1. Data operator 2. Kuisioner Nordic Body Map 3. Video proses pengangkatan 4. Foto hasil screen capture Output : 1. Hasil kuesioner Nordic Body Map 2. Score REBA/RULA/QEC 3. Analisa beban dan postur kerja 4. Perbaikan rancangan sistem kerja 5. Rekomendasi postur kerja C. REFERENSI Chaffin, D.B. et al., Occupational Biomechanics, Wiley New York. Corlett, E.N., 1992, Static Muscle Loading and the Evaluation of Posture. Edited by Wilson. J.R. & Corlett, E.N Evaluation of Human Work a Practical Ergonomics Methodology. London :Tailor & Francis. Hignett, S., & McAtamney, L Rapid Entire Body Assessment (REBA). Applied Ergonomics, 31(2), Kroemer, K.H.E, H.B. Kroemer, dan K.E. Kroemer-Elbert Ergonomics How To Design For Ease And Efficiency. New Jersey: Prentice Hall. McAtamney, L., Corlett, EN., 1993, RULA : Survey Method for The Investigation of Work Related Upper Limb Disorder, Applied Ergonomi. Journal of Human Ergonomics. 24(2), Nurmianto, E., Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya Tinjauan Anatomi, Fisiologi, Antropometri, Psikologi, dan Komputasi untuk Perancangan, Kerja dan Produk, Jakarta: PT Guna Widya. Ergonomi 3

4 Sukania, I. W., Widodo, L., & Natalia, D Identifikasi Keluhan Biomekanik dan Kebutuhan Operator Proses Packing. Jurnal Energi dan Manufaktur Vol.6, No.1,, Sutalaksana, I.Z., Anggawisastra, R. & Tjakraatmadja, J.H., Teknik Tata Cara Kerja. ITB, Bandung. Tayyari, F. & Smith, J.L., Occupational ergonomics: Principles and applications, Chapman & Hall. Waters, T., Applications manual for the revised NIOSH lifting equation, DHHS (NIOSH) Publication No , 32. Winter, D.A., Biomechanics of human movement, Wiley New York. D. LANDASAN TEORI 1. Nordic Body Map Adanya keluhan otot skeletal yang terkait dengan ukuran tubuh manusia lebih disebabkan oleh tidak adanya kondisi keseimbangan struktur rangka di dalam menerima beban, baik beban berat tubuh maupun beban tambahan lainnya. Misalnya tubuh yang tinggi rentan terhadap beban tekan dan tekukan, oleh sebab itu mempunyai resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya keluhan otot skeletal. Melalui pendekatan secara subjektif, adanya keluhan otot skeletal dapat diukur dan dianalisa dengan baik. Penggunaan nilai subjektif ini telah mencakup beberapa fenomena yang terjadi dalam psikologis, biomekanis dan pengukuran teknik, serta menjadi cara paling mudah untuk dinilai dan diintrepetasikan (Kroemer, 2001). Nordic Body Map merupakan salah satu alat ukur subjektif berupa kuisioner yang digunakan untuk mengetahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan mulai dari rasa tidak nyaman (agak sakit) sampai sangat sakit (Corlett, 1992). Kuisioner ini (Tabel 1.1 dan 1.2) menggunakan gambar tubuh manusia yang dibagi menjadi 9 bagian tubuh utama yaitu leher, bahu, punggung bagian atas, siku, punggung bagian bawah, pinggang, lutut dan tumit. Dari 9 bagian tubuh tersebut kemudian diperinci menjadi 28 bagian tubuh seperti pada Gambar 1.1. Ergonomi 4

5 G ambar 1. 1 Perincian Bagian Tubuh Nordic Body Map ( S umber : Kroemer, 2011) Tabel 1.1 Tingkat Kesakitan Pekerja Keterangan A No Pain Tidak terasa sakit B Moderately Pain Cukup Sakit C Painful Menyakitkan D Very Painful Sangat Menyakitkan No Tabel 1.2 Kuisioner Nordic Body Map Level of Complaints Location A B C D 0 Upper neck/atas leher 1 Lower neck/bawah leher 2 Left shoulder/kiri bahu 3 Right shoulder/kanan bahu 4 Left upper arm/kiri atas lengan 5 Back /Punggung 6 Right upper arm/kanan atas lengan 7 Waist/Pinggang 8 Buttock/Pantat Ergonomi 5

6 9 Bottom/Bagian bawah pantat 10 Left elbow/kiri siku 11 Right elbow/kanan siku 12 Left lower arm/kiri lengan bawah 13 Right lower arm /Kanan lengan bawah No Location Level of Complaints A B C D 14 Left wrist/ Pergelangan tangan Kiri 15 Right wrist/ Pergelangan tangan Kanan 16 Left hand/ Tangan Kiri 17 Right hand/ Tangan Kanan 18 Left thigh/ Paha Kiri 19 Right thigh/ Paha Kanan 20 Left knee/ Lutut Kiri 21 Right knee/ Lutut Kanan 22 Left calf/ Betis Kiri 23 Right calf/ Betis Kanan 24 Left ankle/ Pergelangan kaki Kiri 25 Right ankle/ Pergelangan kaki Kanan 26 Left foot/kaki kiri 27 Right foot/kaki kanan Pengolahan data dalam menggunakan nordic body map questionnaire ini sangat beragam. Namun dalam tutorial ini dibatasi dengan berbagai ketentuan dan langkah-langkah sebagai berikut (Sukania, Widodo, & Natalia, 2003): a. Mengisi NBM kuesioner dengan beberapa responden yang jenis pekerjaannya sama b. Membuat prosentasi setiap indikator dari jawaban yang diberikan c. Menganalisis prosentasi yang memiliki tingkat sangat dikeluhkan oleh pekerja 2. Postur Kerja Postur kerja yang baik sangat ditentukan oleh pergerakan organ tubuh saat bekerja. Pergerakan yang dilakukan saat bekerja meliputi: flexion, extension, abduction, adduction, Ergonomi 6

7 pronation, dan supinat ion seperti yang terdapat pada g ambar berikut. Gambar 1. 2 Macam Gerak Tubuh Pertimbangan ergonomi yang berkaitan dengan postur kerja dapat membantu mendapatkan postur kerja yang nyaman bagi pekerja, baik itu postur kerja berdiri, duduk maupun postur kerja lainnya. Pada beberapa jenis pekerjaan terdapat postur kerja yang tidak alami dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini akan mengakibatkan keluhan sakit pada bagian tubuh atau sering disebut dengan CTDs (Cumulative Trauma Disorders). Cumulative Trauma Disorders (dapat disebut sebagai Repetitive Motion Injuries atau Musculoskeletal Disorders) adalah cidera pada sistem kerangka otot yang semakin bertambah secara bertahap sebagai akibat dari trauma kecil yang terus menerus yang disebabkan oleh desain buruk yaitu desain alat/sistem kerja yang membutuhkan gerakan tubuh dalam posisi yang tidak normal serta penggunaan perkakas/handtools atau alat lain yang terlalu sering (Tayyari & Smith, 1997). Terdapat empat faktor yang paling sering menjadi penyebab timbulnya CTDs adalah: a. Penggunaan gaya yang berlebihan selama gerakan normal. b. Gerakan sendi yang kaku yaitu tidak berada pada posisi normal. Misalnya, bahu yang terlalu terangkat, punggung terlalu membungkuk, dan lain lain. c. Perulangan gerakan yang sama secara terus menerus. d. Kurangnya istirahat yang cukup untuk memulihkan trauma sendi. Ergonomi 7

8 A. Metode Postur Kerja Sikap kerja (postur) memegang peranan penting dalam dunia kerja khususnya dalam manual material handling (MMH). Dengan memiliki postur kerja yang benar, pekerja/operator akan memerlukan sedikit istirahat, lebih cepat, dan lebih efisien dalam bekerja, sebaliknya postur kerja yang keliru dan dalam jangka waktu panjang akan mengakibatkan berbagai macam gangguan kesehatan yang dapat berakibat fatal. Dalam analisis Postur kerja, ada beberapa metode yang digunakan dalam menganalisa skor dari posisi postur tubuh. Metode yang ada untuk menganalisa postur dapat dilihat dalam gambar berikut. REBA (Rapid Entire Body Assessment) RULA (Rapid Upper Limb Assessment) Metode Analisa Postur Kerja OWAS (Owako Work Posture Analysis) PEI (Posture Evaluation Index) QEC ( Quick Exposure Check) PLIBEL Gambar 1. 3 Metode - metode Analisa Postur Dari metode-metode yang ada dalam pengukuran postur kerja, hanya 3 metode yang akan digunakan pada tutorial kali ini, yaitu metode REBA, RULA dan QEC. 1. Rapid Entire Body Assessment (REBA) Pada tahun 1995, McAtamney dan Hignett memperkenalkan metode Rapid Entire Body Assesment (REBA). Metode tersebut dapat digunakan secara cepat untuk menilai Ergonomi 8

9 postur seorang pekerja, selain itu metode ini juga dipengaruhi oleh faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktivitas pekerja (Hignett & McAtamney, 2000). Adapun input metode REBA yaitu: 1. Pengambilan data postur pekerja menggunakan handicam 2. Penentuan sudut pada batang tubuh, leher, kaki, lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan. Proses pengerjaan metode REBA tertera seperti Gambar 1.4 sebagai berikut: Gambar 1.4 REBA Scoring Output REBA yang terdapat dalam Tabel 1.3 merupakan pengelompokan action level yang harus dilakukan berdasarkan dari hasil akhir total nilai dalam penilaian REBA, seperti tertera dalam tabel berikut: Tabel 1.3 Action Level Metode REBA Action Level Skor REBA Level Resiko Tindakan Perbaikan 0 1 Bisa diabaikan Tidak perlu Rendah Mungkin perlu Sedang Perlu Tinggi Perlu segera Sangat Tinggi Perlu saat ini juga Ergonomi 9

10 d. Langkah-langkah Rapid Entire Body Assessment (REBA) 1. Pengambilan data postur pekerja menggunakan bantuan video atau foto. Untuk mendapatkan gambaran sikap (postur) pekerja dan leher, punggung, lengan, pergelangan tangan hingga kaki secara terperinci dilakukan dengan merekam atau memotret postur tubuh pekerja. Hal ini dilakukan supaya peneliti mendapatkan data postur tubuh secara detail (valid), sehingga dari hasil rekaman dan hasil foto bisa didapatkan data akurat untuk tahap perhitungan serta analisis selanjutnya. 2. Penentuan sudut sudut dari bagian tubuh pekerja Setelah didapatkan hasil rekaman dan foto postur tubuh dari pekerja dilakukan perhitungan besar sudut dari masing masing segmen tubuh yang meliputi punggung (batang tubuh), leher, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, dan kaki. Pada metode REBA segmen segmen tubuh tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu grup A dan B. Grup A meliputi punggung (batang tubuh), leher, dan kaki. Sementara grup B meliputi lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan. Dari data sudut segmen tubuh pada masing masing grup dapat diketahui skornya, kemudian dengan skor tersebut digunakan untuk melihat tabel A (Tabel 1.10) untuk grup A dan tabel B (Tabel 1.11) untuk grup B agar diperoleh skor untuk masing masing tabel. Ergonomi 10

11 Ergonomi 11

12 a. Punggung Skor pergerakan punggung (batang tubuh) dan range pergerakannya dapat dilihat dalam Tabel 1.4 dan Gambar 1.5. Tabel 1.4 Skor pergerakan punggung (batang tubuh) Pergerakan Score Perubahan Score Tegak/alamiah 1 +1 jika memutar flexion 2 atau miring ke samping extension flexion 3 > 20 0 extension > 60 0 flexion 4 Gambar 1.5 Range pergerakan punggung (a) postur alamiah, (b) postur 0 20 o flexion, (c) postur b. Leher o flexion, (d) postur 60 o flexion atau lebih. Skor pergerakan leher dan range pergerakannya dapat dilihat dalam Tabel 1.5 dan Gambar 1.6. Tabel 1.5 Skor pergerakan leher Pergerakan Score Perubahan Score flexion 1 +1 jika memutar atau >20 0 flexion atau extension 2 miring ke samping Ergonomi 12

13 Gambar 1.6 Range pergerakan leher (a) postur 20 o atau lebih flexion, (b) postur extension c. Kaki Skor pergerakan kaki dan range pergerakannya dapat dilihat dalam Tabel 1.6 dan Gambar 1.7. Tabel 1.6 Skor posisi kaki Pergerakan Score Perubahan Score Kaki tertopang, bobot tersebar merata, jalan atau duduk Kaki tidak tertopang, bobot tidak tersebar merata/postur tidak stabil 1 +1 jika lutut antara 30 0 dan 60 0 flexion 2 +2 jika lutut >60 0 flexion (tidak ketika duduk) Gambar 1.7 Range pergerakan kaki (a) kaki tertopang, bobot tersebar merata, (b) kaki tidak tertopang, bobot tidak tersebar merata, (c) lutut antara 30 0 dan 60 0 flexion, dan (d) lutut >60 0 flexion (tidak ketika duduk) d. Lengan atas Skor pergerakan lengan atas dan range pergerakannya dapat dilihat dalam Tabel 1.7 dan Gambar 1.8. Tabel 1.7 Skor pergerakan lengan atas Pergerakan Score Perubahan Score 20 0 extensionsampai 20 0 flexion 1 +1 jika posisi lengan: Ergonomi 13

14 >20 0 extension flexion 2 > flexion 3 > 90 0 flexion 4 - abducted - rotated +1 jika bahu ditinggikan -1 jika bersandar, bobot lengan ditopang atau sesuai gravitasi Gambar 1.8 Range pergerakan lengan atas (a) postur 20 o flexion dan extension, (b) postur 20 o atau lebih extension dan postur o flexion, (c) postur o flexion, (d) postur 90 o atau lebih flexion e. Lengan bawah Skor pergerakan lengan bawah dan range pergerakannya dapat dilihat dalam Tabel 1.8 dan Gambar 1.9. Tabel 1.8 Skor pergerakan lengan bawah Pergerakan Score flexion 1 <60 0 flexion atau >100 0 flexion 2 Ergonomi 14

15 Gambar 1.9 Range pergerakan lengan bawah (a) postur o flexion, (b) postur 60 o atau kurang flexion dan 100 o atau lebih flexion f. Pergelangan tangan Skor pergerakan pergelangan tangan dan range pergerakannya dapat dilihat dalam Tabel 1.9 dan Gambar Tabel 1.9 Skor pergerakan pergelangan tangan Pergerakan Score Perubahan Score flexion / extension 1 >15 0 flexion / extension 2 +1 jika pergelangan tangan menyimpang atau berputar Gambar 1.10 Range pergerakan pergelangan tangan (a) postur alamiah, (b) postur 0 15 o flexion maupun extension, (c) postur 15 o atau lebih flexion, (d) postur 15 o atau lebih extension Ergonomi 15

16 sehingga didapatkan skor dari tabel C seperti pada Tabel Ergonomi 16

17 3. Penentuan berat benda yang diangkat, coupling, dan aktivitas pekerja Selain scoring pada masing masing segmen tubuh, faktor lain yang perlu disertakan adalah berat badan yang diangkat (Tabel 1.13), coupling (Tabel 1.14 dan Gambar 1.15), dan aktivitas pekerjanya (Tabel 1.15). Masing masing faktor tersebut juga mempunyai kategori skor. Tabel 1.13 Skor berat beban yang diangkat < 5Kg 5-10 Kg > 10 Kg Penambahan beban yang tiba - tiba atau secara cepat Tabel 1.14 Tabel Coupling 0 Good 1 Fair 2 Poor 3 Unacceptable Ergonomi 17

18 Pegangan pas dan tepat ditengah, genggaman kuat. Pegangan tangan bisa diterima tapi tidak ideal atau coupling lebih sesuai digunakan oleh bagian lain dari tubuh. Pegangan tangan tidak bisa diterima walaupun memungkinkan. Dipaksakan, genggaman yang tidak aman, tanpa pegangan Coupling tidak sesuai digunakan oleh bagian lain dari tubuh. Ergonomi 18

19 Ergonomi 19

20 Tabel 1.15 Activity Score atau lebih baguan tubuh status, ditahan lebih dari 1 menit - pengulangan gerakan dalam rentang waktu singkat, diulang lebih dari 4 kali per menit (tidak termasuk berjalan) - Gerakan menyebabkan perubahan atau pergeseran postur yang cepat dari postur awal 4. Perhitungan nilai REBA untuk postur yang bersangkutan Setelah didapatkan skor dari tabel A kemudian dijumlahkan dengan skor untuk berat beban yang diangkat sehingga didapatkan nilai bagian A. Sementara skor dari tabel B dijumlahkan dengan skor dari tabel coupling sehingga didapatkan nilai bagian B. dari nilai bagian A dan bagian B dapat digunakan untuk mencari nilai bagian C dari tabel C yang ada. Nilai REBA didapatkan dari hasil penjumlahan nilai bagian C dengan nilai aktivitas pekerja. Dari nilai REBA tersebut dapat diketahui level resiko pada musculoskeletal dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi resiko serta perbaikan kerja. Untuk lebih jelasnya, alur cara kerja dengan menggunakan metode REBA serta level resiko yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 1.12 dan Tabel R E B A : S C O R I N G T r u n k L R U p p e r A r m s G R O U P A N e c k L e g s + + L o a d / F o r c e C o u p l i n g L R L o w e r A r m s L R W r i s t s G R O U P B S C O R E A U s e T a b l e C S C O R E C + A c t i v i t y S c o r e D a t e : T a s k : R E B A S c o r e A n a l y s t s : Gambar 1.12 Langkah langkah perhitungan metode REBA (Sumber: Hignett dan McAtamney) Tabel 1.16 Tabel Level Resiko dan Tindakan Action Level Skor REBA Level Resiko Tindakan Perbaikan Ergonomi 20

21 0 1 Bisa diabaikan Tidak perlu Rendah Mungkin perlu Sedang Perlu Tinggi Perlu segera Sangat Tinggi Perlu saat ini juga Dari tabel resiko di atas dapat diketahui dengan nilai REBA yang didapatkan dari hasil perhitungan sebelumnya dapat diketahui level resiko yang terjadi dan perlu atau tidaknya tindakan yang dilakukan untuk perbaikan. Perbaikan kerja yang mungkin dilakukan antara lain berupa perancangan ulang peralatan kerja berdasarkan prinsip prinsip ergonomi. Penilaian REBA menggunakan lembar pengamatan dapat menggunakan beberapa model lembar pengamatan seperti salah satu berikut yang di sediakan oleh web ErgoPlus, sebagai berikut. Ergonomi 21

22 2. Rapid Upper Limb Assessment (RULA) RULA atau Rapid Upper Limb Assesment dikembangkan oleh Dr. Lynn McAtamney dan Dr. Nigel Corlett yang merupakan ergonom dari universitas di Nottingham (University of Nottingham s Institute of Occupational Ergonomics). Pertama kali dijelaskan dalam bentuk jurnal aplikasi ergonomic pada tahun 1993 (Lueder,1996). Rapid Upper Limb Assesment adalah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic yang menginvestigasi dan menilai posisi kerja yang dilakukan oleh tubuh bagian atas. Metode ini digunakan untuk mengambil nilai postur kerja dengan cara mangambil sampel postur dari satu siklus kerja yang dianggap mempunyai resiko berbahaya bagi kesehatan si pekerja, lalu diadakan penilaian/scoring. Setelah didapat hasil dari penilaian tersebut, kita dapat mengetahui postur pekerja tersebut telah sesuai dengan prinsip ergonomi atau belum, jika belum maka perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan. Metode ini menggunakan diagram body postures dan tiga tabel penilaian (tabel A, B, dan C) yang disediakan untuk mengevaluasi postur kerja yang berbahaya dalam siklus pekerjaan tersebut. Melalui metode ini akan didapatkan nilai batasan maksimum dan berbagai postur pekerja, nilai batasan tersebut berkisar antara nilai 1 7. a. Tujuan dari metode RULA adalah: 1. Menyediakan perlindungan yang cepat dalam pekerjaan. 2. Mengidentifikasi usaha yang dibutuhkan otot yang berhubungan dengan postur tubuh saat kerja. 3. Memberikan hasil yang dapat dimasukkan dalam penilaian ergonomi yang luas. 4. Mendokumentasikan postur tubuh saat kerja, dengan ketentuan : Tubuh dibagi menjadi dua grup yaitu A (lengan atas dan bawah dan pergelangan tangan) dan B (leher, tulang belakang, dan kaki). 5. Jarak pergerakan dari setiap bagian tubuh diberi nomor. 6. Scoring dilakukan terhadap kedua sisi tubuh, kanan dan kiri. Metode RULA dirancang untuk kemudahan tanpa memerlukan alat yang sulit digunakan. Menggunakan lembar kerja RULA, evaluator akan menetapkan skor untuk masing-masing daerah tubuh berikut: lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, leher, batang, dan kaki. Setelah data untuk masing-masing daerah dikumpulkan dan mencetak, tabel pada form Ergonomi 22

23 kemudian digunakan untuk menyusun variabel faktor risiko, menghasilkan skor tunggal yang mewakili tingkat risiko MSD seperti diuraikan di bawah: Tabel 1.17 tingkat resiko pada penilaian RULA Score Tingkat Resiko 1-2 Resiko diabaikan, tidak perlu penanganan 3-4 Resiko rendah, perubahan dibutuhkan 5-6 Resiko sedang, penanganan lebih lanjut, butuh perubahan segera 6+ Sangat beresiko, Lakukan perubahan sekarang b. Langkah-langkah penggunaan RULA Lembar kerja RULA dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian A(Lengan dan pergelangan tangan) dan B(leher, punggung, kaki). Pembagian ini dibutuhkan untuk memastikan bahwa setiap postur dibatasi dari leher, punggung dan kaki yang mungkin mempengaruhi postur lengan dan pergelangan tangan yang termasuk dalam penilaian RULA. Peneliti harus memberi nilai pada grup A(Lengan dan pergelangan tangan) terlebih dulu, kemudian nilai untuk grup B (leher, punggung & kaki) untuk kiri dan kanan. Untuk masingmasing bagian tubuh, ada skala pemberian nilai postur dan ada penyesu ketentuannya seperti yang diuraikan pada lembar kerja yang perlu dipertimbangkan dan diperhitungkan dalam pemberian nilai. Ergonomi 23

24 1. Langkah 1-4: Analisa tangan kanan dan pergelangan. Setiap skor harus dilingkari pada Tabel A. 2. Langkah 5-8: Menghitung nilai grup A Ergonomi 24

25 Gambar 1.14 Nilai grup A pada RULA 1. Langkah 5. Menggunakan nilai dari langkah 1-4, tentukan nilai melalui tabel A. 2. Langkah 6. Tambahkan skor penggunaan otot. 3. Langkah 7. Tambahkan nilai gaya atau beban yang diterima. 4. Langkah 8. Tambahkan nilai dari langkah 5-7 pada tabel C. 3. Langkah 9-11: Analisa leher, punggung dan kaki. Setiap nilai kemudian harus dilingkari pada Tabel B. Ergonomi 25

26 Gambar 1.15 Analisa leher, punggung dan kaki pada RULA 4. Langkah 12-15: Menghitung total nilai grup B Gambar 1.16 Nilai grup B pada RULA 1. Langkah 12. Menggunakan nilai dari langkah 9-11, tentukan nilai melalui tabel B. Ergonomi 26

27 2. Langkah 13. Tambahkan skor penggunaan otot. 3. Langkah 14. Tambahkan nilai berat benda. 4. Langkah 8. Tambahkan nilai dari langkah Menentukan nilai akhir 3. QEC (Quick Exposure Check) Sistem Quick Exposure Check (Li, and Buckle, 1999b) berfokus kepada penilaian faktor resiko pada tempat kerja yang ditemukan dan mempunyai kontribusi pada bertambahnya WMSDs (Work-Related Musculoskeletal Disorders), seperti perulangan gerakan, Tekanan usaha, postur yang tidak nyaman,dan durasi pekerjaan. Metode ini akan mengkombinasikan penilaian beban kerja pada peneliti dan juga operator dari hasil penilaiannya dan penjelasan dari level resiko (score) untuk bagian punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan/tangan, dan leher yang berhubungan dengan pekerjaan tertentu, dan memperlihatkan apakah intervemsi ergonomi terbukti efektif (dengan naik-turunnya score). a. Tujuan Penggunaan QEC 1) Mengukur perubahan postur terhadap faktor risiko muschuloskeletal sebelum dan sesudah intervensi ergonomi. 2) Melibatkan kedua pihak yakni praktisi (observer) dan pekerja dalam melaksanakan penilaian risiko dan mengidentifikasi kemungkinan perubahan. 3) Mendorong peningkatan kualitas tempat kerja. 4) Meningkatkan kepedulian dan kesadaran pada manajer, teknisi, designers, praktisi K3, dan pekerja mengenai faktor risko MSDs di tempat kerja. 5) Membandingkan resiko antar karyawan di dalam satu pekerjaan, ataupun antar karyawan dengan pekerjaan berbeda. b. Tahapan Quick Exposure Check QEC menggunakan empat tahapan kerja yakni : 1. Pengukuran Oleh Peneliti (Observer s Assessment) Peneliti memiliki form pengukuran sendiri yang dapat diisi melalui pengamatan kerja di lapangan. Sebagai alat bantu, adapat menggunakan syopwatch guna menghitung durasi dan frekuensi kerja. Berikut ini adalah contoh dari kuesioner untuk peneliti : Ergonomi 27

28 Setelah peneliti melakukan pengamatan pada operator dan mengisi kuesioner akan dilakukan rekpitulasi data kuesioner dari pengamat yang melihat bagaimana postur tubuh operator ketika bekeja setiap departemen yang diamati oleh peneliti (pada kasus ini adalah sebuah pabrik sepatu). Sehingga hasil rekapitulasi dari kuesioner QEC untuk peneliti adalah sebagai berikut : Stasiun Kerja Tabel 1.18 Rekapitulasi Kuesioner Pengamat Pergelangan Punggung Bahu/Lengan Tangan Leher Jahit A3 B2 C1 D3 E2 F1 G3 Sol A1 B2 C1 D3 E1 F1 G3 Finishing A2 B2 C1 D3 E1 F1 G3 2. Pengukuran Oleh pekerja (Worker s Assessment) Seperti halnya peneliti (observer), pekerja pun memiliki form isian sendiri, yang berisi pertanyaan seputar pekerjaan yang dilakukan. Berikut ini adalah contoh dari kuesioner untuk operator : Gambar Kuesioner QEC Pada Peneliti Ergonomi 28

29 Gambar 1.19 Kuesioner Operator Kuesioner operator lebih menitik beratkan kepada yang dirasakan oleh operator ketika melakukan pekerjaannya seperti beban yang harus diangkat dan juga durasi kerja. Setelah operator mengisi kuesioner akan dilakuakn rekpaitulasi data dari beberapa operator yang mengisi kuesioner, yaitu sebagai berikut : Stasiun Kerja Tabel 1.20 Tabel Rekapitulasi Kuesioner Operator P ertanyaan H I J K L M N O Jahit H1 I3 J1 K2 L1 M1 N2 O2 Ergonomi 29

30 Sol H1 I3 J2 K2 L1 M1 N2 O2 Finishing H1 I3 J1 K2 L1 M1 N2 O2 3. Mengkalkulasi skor pajanan Proses kalkulasi dapat dilakukan melalui dua cara, yakni manual (dengan menjumlahkan skor pada lembar isian), ataupun dengan program komputer. Jawaban-jawaban yang didapat dari kuesioner pada masing-masing stasiun kerja kemudian akan dihitung nilai exposure score pada 4 bagian anggota tubuh dari operator setiap stasiun kerja yang diteliti. Sebagai contoh perhitungan manual pada divisi jahit adalah sebagai berikut : 4. Consideration of action Gambar 1.20 Perhitungan Manual Pada QEC Ergonomi 30

31 QEC secara cepat mengidentifikasi tingkat pajanan dari punggung, bahu/lengan tangan, pergelangan tangan/tangan, dan leher. Hasil dari metode ini juga merekomendasikan intervensi ergonomi yang efektif untuk mengurangi tingkat pajanan, seperti tabel di bawah : Tabel 1.18 Tabel Skor QEC *QEC Score (E) 40/% Action Acceptable 41-50% Invistigate Further 51-70% Investigate Further and Change Soon >70% Investigate and Chage Immediately * Tingkat pajanan (E) diperoleh dari pembagian skor total dengan skor maksimum (sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, dimana Xmax untuk aktivitas manual handling, XmaxMH = 176, untuk aktivitas selain itu, Xmax = 162). Seperti rumus di bawah : X = Total skor yang didapat untuk paparan risiko cedera untuk punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan, dan leher yang diperoleh dari perhitungan kuesioner. Xmax = Total maksimum skor untuk paparan yang mungkin terjadi untuk punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan, dan leher Score Tabel 1.19 Exposure Score QEC Exposure Score Low Moderate High Very High Punggung (Statis) Punggung (Bergerak) Bahu/Lengan Pergelangan Tangan Ergonomi 31

32 Leher Diketahui nilai exposure pada divisi jahit adalah sebesar 30 pada bagian punggung, 30 pada bagian bahu/lengan, 26 pada bagian pergelangan tangan, dan 18 pada leher. Sehingga total exposure score untuk divisi jahit adalah sebesar 104. Exposure Level yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut : E (%) = x 100 % E (%) = x 100 % E (%) = 64, 197 % Nilai Akhir : 64,197% Sehingga pekerjaan yang dilakukan oleh operator masuk kedalam level perlu penilitian lebih lanjut dan perlu dilakukan perubahan. Dari hasil perhitungan exposure score juga terlihat bahwa nilai untuk leher dan juga punggung berada pada level very high yang berarti resiko terjadinya cedera sangat tinggi dan berpotensi menyebabkan CTDs sehingga diperlukan rekomendasi pada posisi kerja dan juga pada alat kerja yang digunakan oleh operator. Ergonomi 32

33 5. Pencegahan CTDs Dengan melakukan perhitungan di atas maka diharapkan pekerja dapat meminimalisir resiko dari dampak CTDs itu sendiri. Pencegahan CTDs dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu engineering control, administrative control dan Alat Pelindung Diri (APD) seperti yang terdapat dalam Gambar 1.21 sebagai berikut : Langkah - langkah Pencegahan CTDs Engineering Controls Administrativ e Controls APD Job Redesign Penjadwalan Waktu Istirahat Workplace Redesign Rotasi kerja Tool Redesign Training Automation Exercise Workplace Accessories Job/career changes Gambar 1.21 Langkah-langkah pencegahan CTDs (Sumber : Tayyari, 1997) E. CONTOH SOAL a) Nordic Body Map Seorang meneliti dalam perusahaan yang pekerjanya bekerja dalam sector pembungkusan (packaging). Dalam satu sector tersebut terdapat 30 pekerja yang ingin di analisa bagian mana yang merupakan keluhan pekerja saat bekerja yang nantinya akan dihitung dan di analisa lebih lanjut. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti dapat mendapatkan hasil seperti table berikut: Level of Complaints A B C D No Location % % % % 0 Upper neck/atas leher Ergonomi 33

34 1 Lower neck/bawah leher Left shoulder/kiri bahu Level of Complaints A B C D No Location % % % % 3 Right shoulder/kanan bahu Left upper arm/kiri atas lengan Back /Punggung Right upper arm/kanan atas lengan Waist/Pinggang Buttock/Pantat Bottom/Bagian bawah pantat Left elbow/kiri siku Right elbow/kanan siku Left lower arm/kiri lengan bawah Right lower arm /Kanan lengan bawah Left wrist/ Pergelangan tangan Kiri Right wrist/ Pergelangan tangan Kanan Dalam hasil tersebut, dapat dilihat bahwa keluhan sakit (C) yang melebihi 50% (beberapa prosentase terbesar) adalah bagian kanan atas lengan, bawah leher dan atas leher. Sehingga perlu adanya rekomendasi dan analisa lebih lanjut. b) Postur Batang tubuh pada proses kerja membungkuk sebesar 35 o (ke depan), untuk posisi leher operator membentuk sudut 34 o, dengan posisi kaki normal/ seimbang. Untuk berat beban yang dibawa adalah kurang dari 10 kg dan perlu kekuatan cepat untuk membawa beban. Pergerakan lengan atas saat mengangkat kotak adalah 20 o dan lengan berada dalam posisi yang bengkok. Lengan bawah pada proses ini memungkinkan pergerakan 50 o, serta besar sudut untuk pergelangan tangan > 15 o. Dalam hal ini benda yang diangkat berupa kotak sehingga tidak terdapat pegangan tangan yang terdapat pada sisi kotak, sehingga dapat dikatakan poor. Aktifitas ini memerlukan perubahan gerak postur yang relatif cepat. Sebagai seorang ahli ergonomi, analisislah postur kerja yang terjadi pada operator ini. Tentukan level tindakan beserta solusinya. Ergonomi 34

35 Gambar 1.22 Tampilan Ergofellow Pada Bagian Neck,Trunk, and Legs (Grup A) Buka software Ergofellow, kemudian pilih metode REBA (sesuai dengan metode yang akan digunakan. Setelah itu pada tab Neck, Trunk, and Legs isi pilihan sesuai denagn yang tertera pada contoh soal. Gambar 1.23 Tampilan ergofellow Pada Bagian Load Setelah mengisi bagian Grup A, langkah selanjtnya yitu mengisi tab Load, sesuai denagn contoh soal, besarnya beban yang diangkut operator adalah sebesar < 10 kg. Ergonomi 35

36 Gambar 1.24 Tampilan Ergofellow Pada Bagian Uper Arm, Lower Arm, and Wrist (Grup B) Pada tab Uper Arm, Lower Arm, and Wrist (Grup B) isikan pilihan sesuai dengan data sudut tubuh yang dibentuk operator pada contoh soal. Pada bagian Upper Arm isi pilihan additional Upper Arm is Abducted karena lengan atas terangkat dan menjauhi sumbu tubuh operator. Gambar 1.25 Tampilan Ergofellow Pada Bagian Coupling Pada tab Coupling, isikan jenis coupling sesuai dengan karakteristik benda yang diangkat oleh operator dengan menggunakan Decission tree Coupling. Pada contoh soal Coupling mempunyai level Poor. Ergonomi 36

37 Gambar 1.26 Tab Activity Score Pada Ergofellow Pada Tab Activity Score disesuaikan dengan tabel Activity Score (Tabel 1.15), yang pada contoh soal ini pekerjaan pengangkatan dilakukan secara cepat. Gambar 1.27 Score Akhir Setelah mengisi seluruh Tab pada perhitungan postur dengan menggunakan metode REBA, pilih Result yang nantinya akan menunjukkan score REBA untuk operator beserta level resiko dari posttur operator. Ergonomi 37

38 Kesimpulan: Skor REBA 8, Action Level 3, level resiko sangat tinggi dan perlu tindakan perbaikan saat ini juga. F. PRAKTIKUM Alur praktikum seperti dijelaskan pada flowchart berikut: Ergonomi 38

39 Ergonomi 39

40 Ergonomi 40

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan MODUL 10 REBA 1. Deskripsi Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Berdasarkan

Lebih terperinci

POSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja

POSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja A. Deskripsi POSTUR KERJA Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Rapid

Lebih terperinci

LEMBAR PENGAMATAN POSTUR KERJA

LEMBAR PENGAMATAN POSTUR KERJA PRAKTIKUM FPK 2016/2017 LEMBAR PENGAMATAN POSTUR KERJA Nama operator : Jenis Keamin : Berat badan : Berikan tanda centang ( ) pada kolom berdasarkan keluhan/ kesakitan/ketergantungan yang dirasakan pada

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 51-56 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan yang dijadikan objek

Lebih terperinci

RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mampu merancang metode kerja berdasarkan pada prinsip-prinsip biomekanika. 2. Mengetahui postur kerja yang baik menurut prinsip-prinsip RULA. 3.

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT. ANALISIS POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESMENT PADA OPERATOR DALAM PEMBUATAN PEMBERSIH AIR LIMBAH DI PT. KAMIADA LESTARI INDONESIA Disusun Oleh: Roni Kurniawan (36411450) Pembimbing:

Lebih terperinci

Metode dan Pengukuran Kerja

Metode dan Pengukuran Kerja Metode dan Pengukuran Kerja Mengadaptasi pekerjaan, stasiun kerja, peralatan dan mesin agar cocok dengan pekerja mengurangi stress fisik pada badan pekerja dan mengurangi resiko cacat kerja yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan gambaran tentang langkah-langkah pendekatan yang dilakukan untuk memcahkan masalah dalam penelitian ini, maka dalam bab ini akan dijelaskan secara terperinci

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA DAN PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING INDUSTRI KECIL (Studi kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu di Kartasuro) Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Alfian Destha Joanda *1) dan Bambang Suhardi *2) 1,2) Program Pascasarjana

Lebih terperinci

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL SECARA MANUAL PEKERJA PENGANGKUT GENTENG UD. SINAR MAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Dian Herdiana Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi Pada tinjauan mengenai ergonomi akan dibahas mengenai definisi ergonomi dan metode penilaian risiko MSDs. Kedua hal tersebut dijabarkan seperti berikut ini : 1.1.1

Lebih terperinci

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Cita Anugrah Adi Prakosa 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2) Laboratorium

Lebih terperinci

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no1.19-28 Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja Dian Palupi Restuputri, M. Lukman, Wibisono Teknik Industri, Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI Silvi Ariyanti 1 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Email: ariyantisilvi41@gmail.com ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan semakin meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut banyak orang membuka usaha di bidang bahan

Lebih terperinci

BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu merancang

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA Fahmi Sulaiman 1 * & Yossi Purnama Sari 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Politeknik LP3I Medan Tel: 061-7867311

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Nai Shoes Collection merupakan home industry yang bergerak di bidang industri sepatu safety dan sepatu boot yang berlokasi di Jl. Cibaduyut Raya Gang Eteh Umi RT. 2 RW 1 kota Bandung.

Lebih terperinci

kekuatan fisik manusia kekuatan atau daya fisik

kekuatan fisik manusia kekuatan atau daya fisik BIOMEKANIKA Definisi Biomekanika Biomekanika merupakan salah satu dari empat bidang penelitian informasi ergonomi, yakni penelitian tentang kekuatan fisik manusia yang mencakup kekuatan atau daya fisik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Batu bata Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Tanah ini banyak ditemui di sekitar kita. Itulah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor pekerja masih sangat mempengaruhi tingkat produktivitas suatu sistem produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja dapat

Lebih terperinci

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA 60 ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA Friska Pakpahan 1, Wowo S. Kuswana 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA Etika Muslimah 1*, Dwi Ari Wibowo 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Muhammad wakhid Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA Yudha Rahadian 1*, Giusti Arcibal 1, Irwan Iftadi 1,2 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Jln. Ir. Sutami 36A,

Lebih terperinci

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) Indah Pratiwi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas manual material handling atau penanganan material secara manual masih menjadi sebagian besar aktivitas yang ada di dunia industri seperti aktivitas pengangkatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dibahas teori-teori yang digunakan sebagai landasan dan dasar pemikiran yang mendukung analisis dan pemecahan permasalahan dalam penelitian ini. 2.1 Kajian Ergonomi

Lebih terperinci

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak Analisis Tingkat Risiko Cedera MSDs pada Pekerjaan Manual Material Handling dengan Metode REBA dan RULA pada Pekerjaan Area Produksi Butiran PT. Petrokimia Kayaku Reza Rashad Ardiliansyah 1*, Lukman Handoko

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Egonomi Ergonomi atau ergonomis berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Ergonomi dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek

Lebih terperinci

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X Krishna Tri Sanjaya 1 Staf Pengajar, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban krishnasanjaya@yahoo.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI Hubungan Sikap Kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal... (Amelinda dan Iftadi) HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI Bela

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE-METODE BIOMEKANIKA UNTUK MENGANALISIS POSTUR PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) KAJIAN PUSTAKA

PERBANDINGAN METODE-METODE BIOMEKANIKA UNTUK MENGANALISIS POSTUR PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) KAJIAN PUSTAKA PERBANDINGAN METODE-METODE BIOMEKANIKA UNTUK MENGANALISIS POSTUR PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) KAJIAN PUSTAKA Edi Budiman, ST., Ratih Setyaningrum, ST. Program Studi Teknik Industri Sekolah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS Meri Andriani Universitas Samudra, Jl. Meurandeh Prodi Teknik Industri. Email: meri_zulham@yahoo.com Abstrak Postur

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DENGAN METODE REBA DAN QEC (Studi Kasus Pada Kuli Angkut Terigu)

PERBANDINGAN PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DENGAN METODE REBA DAN QEC (Studi Kasus Pada Kuli Angkut Terigu) PERBANDINGAN PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DENGAN METODE REBA DAN QEC (Studi Kasus Pada Kuli Angkut Terigu) Meity Martaleo Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila

BAB I PENDAHULUAN. manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual. Salah satu bentuk peranan

Lebih terperinci

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Analisis Pemindahan Material Secara Manual Pada Pekerja Pengangkut Kayu Dengan Menggunakan Metode

Lebih terperinci

Analisa Postur Kerja Menggunakan Metode OWAS dan RULA

Analisa Postur Kerja Menggunakan Metode OWAS dan RULA https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no1.43-54 Analisa Postur Kerja Menggunakan Metode OWAS dan RULA Alfin Nur Bintang *, Shanty Kusuma Dewi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT...

Lebih terperinci

permukaan pekerjaan, misalnya seperti proses menjahit. Secara langsung maupun tidak langsung aktivitas kerja secara manual apabila tidak dilakukan sec

permukaan pekerjaan, misalnya seperti proses menjahit. Secara langsung maupun tidak langsung aktivitas kerja secara manual apabila tidak dilakukan sec ANALISIS FAKTOR PENYEBAB CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS MENGGUNAKAN METODE QUICK EXPOSURE CHECKLIST PADA PROFESI PENJAHIT Harrun Aprianto Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran

Lebih terperinci

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh   Abstrak ANALISA POSTUR KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA PEKERJA BAGIAN MOTHER PLANT DEPARTEMEN NURSERY PT. TOBA PULP LESTARI, TBK PORSEA Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi Aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, teknik, manajemen dan desain / perancangan yang berkenaan pula dengan optimasi,

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pabrik Tahu Cibuntu merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan di Bandung yang memproduksi tahu. Berlokasi di daerah jalan Babakan Ciparay, Kecamatan Bandung Kulon, pabrik ini memiliki

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian. Metodologi penelitian ini akan membantu menyelesaikan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode perancangan alat atau produk dalam penelitian ini menggunakan perancangan produk dengan metode rasional. Tahapan dari penelitian ditunjukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, beregrak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki

Lebih terperinci

Penentuan Tingkat Resiko Kerja Dengan Menggunakan Score Reba

Penentuan Tingkat Resiko Kerja Dengan Menggunakan Score Reba Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vo.1 No.1 (01) 5-9 ISSN 30 934X Ergonomi Penentuan Tingkat Resiko Kerja Dengan Menggunakan Score Reba Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori 23 Bab 2 Landasan Teori 2.1. Nordic Nordic Body Map adalah sistem pengukuran keluhan sakit pada tubuh yang dikenal dengan musculoskeletal. Sebuah sistem muskuloskeletal (sistem gerak) adalah sistem organ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual. Salah satu bentuk peranan manusia

Lebih terperinci

19/03/2013. Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet. Klasifikasi Skor RULA. Penghitungan Skor RULA. Contoh Kasus

19/03/2013. Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet. Klasifikasi Skor RULA. Penghitungan Skor RULA. Contoh Kasus Winda Halim, ST., MT IE-402 Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi 2 Jurusan Teknik Industri Fakutas Teknik Universitas Kristen Maranatha Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet Klasifikasi Skor RULA Penghitungan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA Henny *, Iyan Andriana dan Jazim Alkhamidi 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer

Lebih terperinci

LAMPIRAN Kajian risiko cummulative..., Dieta Febriyanti, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia

LAMPIRAN Kajian risiko cummulative..., Dieta Febriyanti, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia LAMPIRAN RULA Employee Assessment Worksheet based on RULA: a survey method for the investigation of work-related upper limb disorders, McAtamney & Corlett, Applied Ergonomics 1993, 24(2), 91-99 A. Arm

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD Satria merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang produksi linggis. Usaha ini dikelola secara turun menurun yang didirikan pada tahun

Lebih terperinci

Perbandingan Metode-Metode Evaluasi Postur Kerja

Perbandingan Metode-Metode Evaluasi Postur Kerja Petunjuk Sitasi: Jumeno, D. (2017). Perbandingan Metode-Metode Postur Kerja. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B112-117). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Perbandingan Metode-Metode

Lebih terperinci

POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT Model Konsep Interaksi Ergonomi POSTURE??? Postur Kerja & Pergerakan An active process and is the result of a great number

Lebih terperinci

PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS)

PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS) PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS) Rizki Wahyuniardi *), Dhia Malika Reyhanandar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perusahaan dituntut untuk memperhatikan kinerja pekerjanya, karena pekerja merupakan salah satu aset perusahaan yang sangat vital dalam kegiatan proses

Lebih terperinci

Kata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk

Kata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk EVALUASI RESIKO POSTUR KERJA DI UMKM GERABAH MENGGUNAKAN METODE QUICK EXPOSURE CHECKLIST Indah Pratiwi 1*, Purnomo 2, Rini Dharmastiti 3, Lientje Setyowati 4 1 Mahasiswi Program Doktor Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Meja dan Kursi yang dirancang terbukti menurunkan keluhan kedua operator

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Ergonomi Cukup banyak istilah maupun definisi yang digunakan untuk menjelaskan arti ergonomi seperti human factors, human factors engineering, human engineering, engineering

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang)

LAMPIRAN 1. MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang) LAMPIRAN 1 MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang) I. Tujuan Umum Tujuan praktikum PSK&E ini secara umum adalah: a) Memberikan pemahaman kepada praktikan pentingnya menjaga keselamatan dan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Nur Ngaeni NIM :

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Nur Ngaeni NIM : TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEKERJA PANEN BUAH KELAPA SAWIT (TBS) MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESMENT (REBA) D i PT. XYZ Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang hendak diteliti, yang disusun berdasarkan latar belakang dan tujuan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Metode Pengukuran Tingkat Resiko Ergonomi Yang Ada Sekarang Pengukuran tingkat resiko ergonomi merupakan cara yang dilakukan oleh seseorang atau suatu lembaga,

Lebih terperinci

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Maret 0, pp.77-8 ISSN 0-95X Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer Saepul Bahri, Ja far Salim, Wahyu Susihono,, JurusanTeknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Data dan Informasi Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2016. Penelitian

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE KERJA OPERATOR MELALUI ANALISIS MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs)

PERBAIKAN METODE KERJA OPERATOR MELALUI ANALISIS MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PERBAIKAN METODE KERJA OPERATOR MELALUI ANALISIS MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) Muchlison Anis 1*, Lily Sofwa Intani 2, Etika Muslimah 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN : EVALUASI POSTUR KERJA PENGRAJIN GERABAH MENGGUNAKAN RULA DAN REBA

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN : EVALUASI POSTUR KERJA PENGRAJIN GERABAH MENGGUNAKAN RULA DAN REBA Seminar Nasional IENACO 0 ISSN : 33-39 EVALUASI POSTUR KERJA PENGRAJIN GERABAH MENGGUNAKAN RULA DAN Indah Pratiwi, Linda Aprillia, Cita Zulfa Jurusan Teknik industri Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT.XYZ merupakan industri yang bergerak di bidang konstruksi dan fabrikasi baja yang berlokasi di Bandung. Peneliti melakukan pengamatan di lantai produksi ragum bangku PT.XYZ. Pada lantai produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam melakukan pekerjaannya yang

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan) USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tempat dan kondisi kerja yang kurang nyaman dapat menimbulkan kerugian bahkan kecelakaan pada karyawan. Akibat yang ditimbulkan dari kurangnya kenyamanan dan keamanan kondisi kerja

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (Studi Kasus pada Bagian Bad Stock Warehouse PT. X Surabaya) ANALYSIS IMPROVEMENT OF OPERATOR

Lebih terperinci

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS Dian Palupi Restuputri *1, Erry Septya Primadi 2, M. Lukman 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person:

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA Studi Kasus : UD. Dhiana Kali Ampo Batu - Malang Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masalah utama dalam aktivitas produksi ditinjau dari segi kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu proses ke proses produksi berikutnya. Untuk

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Umur/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian.

Lebih terperinci

Fisiologi & Pengukuran Kerja

Fisiologi & Pengukuran Kerja Fisiologi & Pengukuran Kerja tutorial 2 BIOMEKANIKA Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 MODUL 2 www.labdske-uii.com BIOMEKANIKA A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi di bidang manufaktur maupun jasa sering dijumpai stasiun kerja yang tidak ergonomis dikarenakan tidak sesuainya antropometri pekerja dengan fasilitas

Lebih terperinci

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan Ery Suhendri¹, Ade Sri Mariawati²,Ani Umiyati³ ¹ ² ³ Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa erysuhendri@yahoo.com¹,adesri77@gmail.com²,

Lebih terperinci

Analisis Resiko Cidera Kerja pada Kegiatan Proses Produksi dengan Metode Quick Exposure Checklist (QEC) di PT. XYZ

Analisis Resiko Cidera Kerja pada Kegiatan Proses Produksi dengan Metode Quick Exposure Checklist (QEC) di PT. XYZ Analisis Resiko Cidera Kerja pada Kegiatan Proses Produksi dengan Metode Quick Exposure Checklist (QEC) di PT. XYZ Fauzzi Amrulloh 1, Lovely Lady 2, Ade Sri Mariawati 3 1,2, 3 JurusanTeknik Industri Universitas

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom USULAN PERBAIKAN SPESIFIKASI ALAT BANTU DI STASIUN KERJA PENGIKISAN ALAT CAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE (RULA) RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (STUDI KASUS RUMAH BATIK KOMAR) Yuvie Mutiarasari 1, Rino Andias

Lebih terperinci

C.6. Perancangan Alat Bantu Kerja Pada Pekerjaan Manual Material Handling...

C.6. Perancangan Alat Bantu Kerja Pada Pekerjaan Manual Material Handling... PERANCANGAN ALAT BANTU KERJA PADA PEKERJAAN MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) UNTUK MEMPERBAIKI SIKAP KERJA DAN BEBAN KERJA BURUH ANGKUT (Studi Kasus di Pasar Gede Surakarta) Taufiq Rochman, Irwan Iftadi,

Lebih terperinci

Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ

Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ Tri Yanuar 1, Yayan Harry Yadi 2, Ade Sri Mariawati 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT X bergerak di bidang industri manufaktur yang memproduksi karet sebagai hasil utamanya. Operator mengalami keluhan sakit pada leher, punggung, lengan, dan kaki akibat pekerjaan yang dilakukan

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak Petunjuk Sitasi: Restuputri, D. P., Baroto, T., & Enka, P. (2017). Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B265-271). Malang:

Lebih terperinci

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa ANALISIS POSTUR KERJA PADA INDUSTRI GERABAH Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI, FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA, Jln.

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X I Wayan Sukania, Lamto Widodo, David Gunawan Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012 USULAN PERBAIKAN TERHADAP AKTIVITAS PENURUNAN PASIR DI DEPO PASIR MAKMUR MENGGUNAKAN PENDEKATAN POSTUR KERJA DAN ASSESSMENT TERHADAP FISIOLOGI KERJA (Studi Kasus: Depo Pasir Makmur, Surakarta). Taufiq

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RULA DAN PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA FINISHING BATIK

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RULA DAN PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA FINISHING BATIK NASKAH PUBLIKASI ANALISIS POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RULA DAN PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA FINISHING BATIK (Studi Kasus Pada UKM Pembuatan Batik Printing di Desa Pilang, Masaran, Sragen) Diajukan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian terhadap proses pekerjaan finishing yang terdiri dari pemeriksaan kain, pembungkusan kain, dan pengepakan (mengangkat kain) ini memiliki

Lebih terperinci

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang Nama : Tehrizka Tambihan NPM : 37412336 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Rossi

Lebih terperinci