Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN : EVALUASI POSTUR KERJA PENGRAJIN GERABAH MENGGUNAKAN RULA DAN REBA

Transkripsi

1 Seminar Nasional IENACO 0 ISSN : EVALUASI POSTUR KERJA PENGRAJIN GERABAH MENGGUNAKAN RULA DAN Indah Pratiwi, Linda Aprillia, Cita Zulfa Jurusan Teknik industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Indah.Pratiwi@ums.ac.id Abstrak Penelitian ini dilakukan pada pengrajin pembuat gerabah di Yogyakarta. Proses pembuatan gerabah mengalami 5 tahapan, yaitu proses penggilingan, proses pembentukan, proses pembakaran, proses finishing, dan proses pengepakan. Pengambilan data postur dilakukan pada proses pembentukan karena hampir 0% waktu yang dibutuhkan pengrajin untuk menyelesaikan pekerjaannya. Sikap kerja pada proses pembentukan bervariasi tergantung pada bentuk produk yang dibuat, sehingga memungkinkan muncul beragam postur kerja. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi postur kerja pengrajin gerabah menggunakan RULA dan pada proses pembentukan. Langkah-langkah penelitian adalah pengumpulan data meliputi merekam aktivitas pengrajin dilakukan capture setiap 5 detik, pemilihan postur yang berbeda dan muncul 0 macam postur kerja. Selanjutnya dilakukan pengukuran sudut tiap segmen meliputi : bagian leher, punggung, lengan atas, lengan bawah, pergelangan, putaran pergelangan, dan kaki. Selain itu dilakukan pengukuran : penggunaan otot, berat beban, penggunaan tenaga, faktor coupling, dan activity score. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada metode RULA, postur 3 dan hasil grand score berarti masuk action level bahwa kondisi ini berbahaya maka pemeriksaan dan perubahan diperlukan dengan segera (saat itu juga). Metode, postur grand score, postur 3 grand score, dan postur grand score 6 berarti action level 3 menunjukkan bahwa level resiko tinggi sehingga tindakan perbaikan perlu segera dilakukan. Kata Kunci : Gerabah, RULA,. PENDAHULUAN Industri gerabah, yang sering disebut dengan tembikar atau keramik, di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, keberadaannya telah menjadikan salah satu ciri khas wilayah ini yang dikenal tidak saja karena mutu yang tinggi, desain yang variatif dan kualitas yang bagus, tetapi juga dari nilai ekspornya yang tinggi. Proses pembuatan gerabah mengalami 5 tahapan, yaitu : () proses pencampuran yaitu penggilingan bahan baku, () proses pembentukan menggunakan 3 cara, yaitu teknik putar, teknik cetak, teknik pin spilin, (3) proses pembakaran, () proses finishing melalui pewarnaan/pengecatan, dan (5) proses pengepakan. Hampir 60-0% pekerjaan yang mengerahkan tenaga manusia pada proses pembentukan dan sekitar 0% pekerja pada proses pembentukan dilakukan dalam posisi duduk.pada proses pencetakan menggunakan teknologi yang sederhana dan dikerjakan dengan, kemudian dikeringkan, dibakar dengan tungku tradisional ternyata mampu mendatangkan keuntungan yang besar. Penggunaan tenaga manusia dalam industri pembuatan gerabah masih dominan terutama pada penanganan material secara manual. Kelebihannya adalah untuk beban ringan akan lebih murah bila dibandingkan dengan mesin, tidak semua material dapat dipindahkan dengan alat, dan fleksibilitas dalam gerakan sehingga memberikan kemudahan pemindahan beban pada ruang terbatas dan pekerjaan yang tidak beraturan. Tetapi aktivitas ini diidentifikasi beresiko besar sebagai penyebab utama penyakit tulang belakang (low back pain=lbp). Perulangan gerakan yang tinggi, beban kerja yang berat, mengangkat, postur kerja yang salah, dan serta adanya getaran terhadap keseluruhan tubuh merupakan faktor resiko yang menyebabkan meningkatnya workrelated musculoskeletal disorders (WMSDs) (Lei, 005). 9

2 Seminar Nasional IENACO 0 ISSN : Rumusan Masalah Rumusan permasalahan dalam penelitian ini :. Bagaimana gambaran aktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja gerabah pada stasiun pembentukan?. Bagaimanakan tingkat resiko MSDs dari pekerja pada proses pembentukan yang diteliti menggunakan metode RULA dan?. Landasan Teori Postur kerja merupakan pengaturan sikap tubuh saat bekerja. Sikap kerja yang berbeda akan menghasilkan kekuatan yang berbeda pula. Pada saat bekerja sebaiknya postur dilakukan secara alamiah sehingga dapat meminimalisasi timbulnya cidera musculoskeletal.kenyamanan tercipta bila pekerja telah melakukan postur kerja yang baik dan aman. Cumulative Trauma Disorders (dapat juga disebut sebagai Repetitive Motion Injuries atau Musculoskeletal Disorders) adalah cidera pada sistem kerangka otot yang semakin bertambah secara bertahap sebagai akibat dari trauma kecil yang terus menerus yang disebabkan oleh desain yang buruk yaitu desain alat sistem kerja yang membutuhkan gerakan tubuh dalam posisi yang tidak normal serta penggunaan perkakas handtools atau alat lainnya yang terlalu sering. Rapid Upper Limb Assesment (RULA) adalah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi yang menginvestigasikan dan menilai posisi kerja yang dilakukan oleh tubuh bagian atas. Peralatan ini tidak melakukan piranti khusus dalam memberikan pengukuran postur leher, punggung, dan tubuh bagian atas sejalan dengan fungsi otot dan beban eksternal yang ditopang oleh tubuh. Penilaian dengan menggunakan metode RULA membutuhkkan waktu sedikit untuk melengkapi dan melakukan scoringgeneral pada daftar aktivitas yang mengindikasikan perlu adanya pengurangan resiko yang diakibatkan pengangkatan fisik yang dilakukan operator. RULA diperuntukkan dan dipakai pada bidang ergonomi dengan bidang cakupan yang luas. Rapid Entire Body Assesment () adalah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dapat digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan, pergelangan dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi oleh faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktivitas pekerja. Penilaian dengan menggunakan tidak membutuhkan waktu lama untuk melengkapi dan melakukan scoring general pada daftar aktivitas yang mengindikasikan perlu adanya pengurangan resiko yang diakibatkan postur kerja operator (Mc Atamney and Hignett, 000).. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan pada industri pembuatan Gerabah di Desa Kasongan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY. Langkah-langkah penelitian :. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah. Menentukan tujuan penelitian 3. Pengumpulan Data, yaitu : Postur pekerja yang meliputi lengan atas, lengan bawah, pergelangan, leher, punggung dan kaki dan Data dari keluhan pekerja (Nordic Body Map).. Pengolahan Data Dengan Metode RULA, melalui 3 tahap yaitu : a.tahap : Pengembangan metode untuk pencatatan postur kerja, tubuh dibagi menjadi dua bagian, yaitu grup Adan grup B. Grup A meliputi lengan atas dan lengan bawah serta pergelangan. Sementara grup B meliputi leher, badan dan kaki. b. Tahap : Perkembangan sistem untuk pengelompokan skor postur bagian tubuh, dengan cara menentukan skor untuk masing-masing postur A dan B. Kemudian skor tersebut dimasukkan dalam tabel A untuk memperoleh skor A dan tabel B untuk memperoleh skor B. c.tahap 3 : Pengembangan Grand Score dan Daftar Tindakan, penentuan Grand Score untuk memperoleh nilai action level dan tindakan yang harus dilakukan. 5. Pengolahan dengan metode Input dari metode adalah postur kerja lengan atas, lengan bawah, pergelangan, leher, punggung, kaki, berat beban yang diangkat serta coupling yang digunakan berdasarkan 30

3 Seminar Nasional IENACO 0 ISSN : pengamatan di tempat kerja. Selanjutnya mengolah data postur-postur kerja yang telah didapatkan dengan metode yaitu memberikan penilaian-penilaian sesuai postur kerja kemudian menghasilkan berupa kategori action level. Terdapat empat kategori action level beserta dengan rekomedasi tindakan yang harus dilakukan terhadap postur tersebut. Penilaian menggunakan yang telah dilakukan oleh Dr. Sue Hignett dan Dr. Lynn McAtamney melalui tahapan-tahapan sebagai berikut (McAtamney and Hignett, 000). a.tahap : Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan video atau foto. b. Tahap : Penentuan sudut-sudut dari bagian tubuh pekerja. c.tahap 3 : Penentuan berat benda yang diangkat, coupling dan aktivitas pekerja. d. Tahap : Perhitungan nilai untuk postur yang bersangkutan. 6. Analisa dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran 3. HASIL PENELITIAN Pada proses pembentukan yaitu mencetak dimulai dari adonan bahan baku berupa tanah liat menjadi produk gerabah yang sudah dicetak membentuk benda seni yang siap untuk dilakukan proses pembakaran.,,0 0,5, 53, (a) (b) Gambar. Postur Kerja Proses Pembentukan Gerabah (a) Postur 3 (b) Postur Hasil pengamatan dengan cara merekam aktivitas kerja, diperoleh sepuluh postur kerja. Kemudian dilakukan perhitungan sudut untuk setiap segmen dan penentuan berat beban, faktor coupling dan aktivitas pekerja. Selanjutnya dimasukkan kedalam tabel dan urutan tiap langkah, didapat hasil akhir berupa skor final RULA dan skor final. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel dan. Tabel. Perhitungan RULA dan pada Postur 3 Step RULA Lokasi Keterangan Score Lokasi Keterangan Score 3 atas bawah Putaran telapak terhadap beban sebesar 0,5 0 (0 = +, 0-5 = +, 5-90 = +3, > 90 0 = +) = + Posisi besar sudut lengan bawah terhadap lengan atas sebesar 53, 0 ( 0-60 = +, = +, > 00 0 = +) = + Posisi l telapak (lurus=0,kebawah/keatas<5 0 =+,kebawah/keatas>5 0 =+ Berputar setengah=+,berputar penuh=+ Leher Punggung Kaki Tabel A Posisibesarsudutgerakanleherter hadappunggungbesarnya 0 (0-0 = +, > 0 = +) = + Posisibesarsudutpunggungdeng angaris vertical besarnya, 0 (0 0 = +, = +, 0-60 = +3, > 60 0 = +) = + Posis isudut kaki terhadap garis vertical besarnya, 0 = + table A diambil dari no.,, 3. 5 Tabel A table A diambil dari Beban beban 5kg-0kg= 3 3

4 Seminar Nasional IENACO 0 ISSN : Otot no.,, 3, Jika pekerjaan berulang selama x dalam menit=+ Tenaga tenaga 3 baris C 9 Leher 0 Punggung Kaki Tabel B 3 Otot Diambil dari penjumlahan poin no.5,6, Posisi besar sudut gerakan leher terhadap punggung besarnya 0 (0-0 = +, 0-0 = +,>0=+3,mendongak=+) = + Posisi besar sudut punggung dengan garis vertical besarnya, 0 (0 0 = +, = +, 0-60 = +3, > 60 0 = +) = + Jika kaki mendukung=+,jika tidak=+ table B diambil dari no. 9,0, Jika pekerjaan berulang selama x dalam menit=+ Tenaga tenaga 3 5 Diambil dari penjumlahan poin kolom C no.,3, 9 Final Score in table C A atas bawah Tabel B Handle 5 Niali B C aktivit as Final score A diperoleh dari penambahkan step dan step 5 yang berada pada poin no. dan 5 terhadap beban sebesar 0,5 0 (0 = +, 0-5 = +, 5-90 = +3, > 90 0 = +) = + Posisi besar sudut lengan bawah terhadap lengan atas sebesar 53, 0 ( 0-60 = +, = +, > 00 0 = +) = + Posisi l telapak ke bawah (keatas = +, kebawah = +) = + table B diambil dari koordinat garis dari poin no.,,9. Posisi pemegangan (handle cople) dinilai kategori fair = + Niali poin no. 0 ditambah poin no. tabel C diambil dari poin no.6 danpoin no. 6 Activity score Score in table C ditambah nilai activity score Postur kerja 3, menggunakan RULA hasil grand score dengan action level, menggunakan metode grand score dengan action level 3 sehingga perlu dilakukan perbaikan sesegera mungkin (Tabel ). 3

5 Seminar Nasional IENACO 0 ISSN : Tabel : Perhitungan RULA dan pada Postur RULA Step Lokasi Keterangan Score Lokasi Keterangan Score Posisi besar sudut gerakan leher terhadap beban sebesar 3, 0 terhadap punggung besarnya atas (0 0 = +, = +, Leher 33,5 0 ( = +, > = +) = +3, > 90 0 = +) = + = + Posisi besar sudut lengan Posisi besar sudut punggung bawah terhadap lengan atas sebesar, Bawah 0 ( Punggun dengan garis vertikal besarnya = +, = +, > 00 0 g 39,6 = +) = 0 (0 0 = +, = +, = +3, > 60 0 = +) = + 3 Posisi ltelapak menekuk ke atas sebesar, 0 = + + Kaki Ruas jari Besar sudut, 0 = + + Tabel A 5 Tabel A tabel A diambil dari no.,, 3,. 6 Otot Bentuk postur diam (statis) + A Tenaga (Beban) A (Wrist& Arm) 9 Leher 0 Punggun g Kaki Tabel B Tenaga kurang dari kg 0 score A diperoleh dari penambahan step 5, step 6 dan step Posisi besar sudut gerakan leher terhadap punggung besarnya 33,5 0 ( = +, = +, > 0 0 = +3 Posisi besar sudut punggung dengan garis vertikal besarnya 39,6 0 (0 0 = +, = +, = +3, > 60 0 = +) = + Posisi sudut kaki terhadap garis vertikal besarnya3, 0 = + tabel B diambil dari koordinat garis dari poin no. 9, 0, dan. Posisi sudut kaki besarnya 3, 0 = + tabel A diambil dari no.,, 3. + Beban beban < 5 kg atas bawah +3 Tabel B + Handle +5 B 3 Otot Bentuk postur diam (statis) + C Tenaga (Beban) 5 B Final Tabel C Tenaga kurang dari kg 0 score B diperoleh dari penambahan step, step 3 dan step Score in tabel C dari koordinat garis dari poin no. dan 5 +6 aktivitas score A diperoleh dari menambahkan step dan step 5 yang berada pada poin no. dan 5 terhadap beban sebesar 3, 0 (0 0 = +, = +, = +3, > 90 0 = +) = + Posisi besar sudut lengan bawah terhadap lengan atas sebesar, 0 ( = +, = +, > 00 0 = +) = + Posisi telapak ke atas sebesar, 0 = + tabel B diambil dari koordinat garis dari poin no.,,9. Posisi pemegangan (handle cople) dinilai kategori fair = + Niali poin no. 0 ditambah poin no. tabel C diambil dari poin no.6 dan poin no. Activity score (postur tetap selama > menit) Score in tabel C ditambah nilai activity score

6 Seminar Nasional IENACO 0 ISSN : Postur kerja, menggunakan RULA hasil grand score dengan action level, menggunakan metode grand score 6 dengan action level sehingga perlu dilakukan perbaikan sesegera mungkin (Tabel ). Tabel 3 : Rekapitulasi Hasil Penilaian RULA dan RULA Postur Grand Score Action Level Grand Score Action Level KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada metode RULA, postur 3 dan hasil grand score berarti masuk action level bahwa kondisi ini berbahaya maka pemeriksaan dan perubahan diperlukan dengan segera (saat itu juga). Metode, postur grand score, postur 3 grand score, dan postur grand score 6 berarti action level 3 menunjukkan bahwa level resiko tinggi sehingga tindakan perbaikan perlu segera dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Bridger, R.S. 99. Introduction to The Ergonomic.New York: McGraw-Hill International Edition. Grandjean, E Fitting the Task to the Man, th ed, Taylor & Francis Inc, London Lei, L. et. al., 005, Risk factors for the prevalence of musculoskeletal disorders among chinese foundry workers, International Journal of Industrial Ergonomics, 35 (005) 9-0 Lueder, R A Proposed RULA for Computer Users, Procceding of the Ergonomic Summer Workshop, San Francisco. Luopajarvi, T Ergonomic, Analysis of Workplace and Postural Load, Taylor & Francis Ltd, London. McAtamney, L. and Corlett, E.N., 993. RULA : A Survey Based Method for the Investigation of Work Related Upper Limb Disorders, Applied Ergonomics, () McAtamney,L. and Hignet, S.,000. : Rapid Entire Body Assessment, Applied Ergonomics, 3 : 0-05 McCormick, E.J. and M.S, Sanders. Human Factors in Engineering and Design th ed. New York : McGraw-Hill Inc,993. Niebel, B.W and Freivald, A Methods Standards & Work Design, 0 th edition, International Edition. Pratiwi, I., 0, Evaluasi Postur Kerja di Industri Tahu Kartasura, Prosiding Seminar Nasional Ergonomi, Universitas Widyatama. Bandung. Hal. A.5-A.60 Pratiwi, 0, Analisis Postur Kerja Operator Menggunakan Metode Strain Index dan Quick Exposure Checklist (QEC), Prosiding Seminar nasional RAPI UMS 3 Desember 0 Pratiwi, 00, Analisis Resiko Kerja dengan Strain Index, Prosiding Seminar Nasional RAPI UMS, Desember 00 3

7 Seminar Nasional IENACO 0 ISSN : Pratiwi, 009, Analisa Postur Kerja dan Perancangan Alat Bantu Untuk Aktivitas Manual Material Handling,Prosiding Seminar Nasional Ergonomi di Universitas Diponegoro Semarang, ISBN , - Nopember 009 Pratiwi, 00a, Analisis Postur Kerja Operator Dengan Menggunakan Metode Quick Exposure Checklist (QEC) di Industri Tahu, Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri VII, ISSN -96, Desember 00, Hal. I.0-0 Pratiwi, 00b, Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode RULA dan, National Conference on Applied Ergonomics, ISBN , 9 Juli 00, Hal. 35