MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA
|
|
|
- Harjanti Irawan
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : SK-161/MBU/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-17/MBU/2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERIODE MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-17/MBU/2010 telah ditetapkan Rencana Strategis Kementerian Badan Usaha Milik Negara Periode ; b. bahwa dalam rangka mempertajam dan meningkatkan akuntabilitas Rencana Strategis Kementerian Periode , perlu melakukan beberapa perubahan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b di atas, perlu menetapkan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara tentang Perubahan Rencana Strategis Kementerian Badan Usaha Milik Negara Periode ; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4297); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN i
3 MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) Kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4305); 6. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ; 7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 8. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; 9. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) ; 10. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara; ii RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
4 MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-17/MBU/2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERIODE PERTAMA : Menetapkan Perubahan Rencana Strategis Kementerian periode sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. KEDUA : Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan, Rencana Kerja dan Anggaran serta Penetapan Kinerja di lingkungan Kementerian wajib mengacu pada Rencana Strategis sebagaimana dimaksud pada diktum PERTAMA. KETIGA : a. Rencana Strategis sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA dapat dilakukan perubahan kembali apabila diperlukan; b. Perubahan Rencana Strategis ditetapkan dengan keputusan Sekretaris Kementerian. KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan di dalamnya akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.: 1. Presiden Republik Indonesia; 2. Wakil Presiden Republik Indonesia; 3. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 4. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi; 5. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 6. Menteri Keuangan; 7. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; 8. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; 9. Para Pejabat Eselon I dan Eselon II di lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara; RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN iii
5 MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 09 April 2012 MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA, TTD DAHLAN ISKAN Salinan sesuai dengan aslinya Plt. Kepala Biro Hukum, HAMBRA NIP iv RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
6 daftar isi Salinan Keputusan Menteri Negara Republik Indonesia Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel i v vi vii Bab I Pendahuluan 1 A. Kondisi Umum 1 B. Potensi dan Permasalahan 18 Bab II Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis 31 A. Visi 32 B. Misi 32 C. Tujuan 32 D. Sasaran Strategis 33 Bab III Arah Kebijakan Dan Strategi 35 A. Arah Kebijakan Nasional 35 B. Arah Kebijakan Kementerian 38 C. Program dan Kegiatan Utama 41 Bab IV Penutup 43 Lampiran I Target Pembangunan untuk Tahun Lampiran II Kebutuhan Pendanaan Pembangunan Tahun RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN v
7 Daftar Gambar Gambar 1. Posisi Keberadaan Dikaitkan Dengan Landasan Hukum Pengelolaan Serta Landasan Operasional Pembinaan Gambar 2. Peta Strategi Kementerian vi RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
8 Daftar Tabel Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Perkembangan Jumlah dan Kepemilikan Negara Minoritas Pada Badan Usaha Tahun Perkembangan Kinerja Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Perkebunan Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Kehutanan Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Perikanan Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Pertanian Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Pupuk Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Jasa Lainnya Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Pertambangan Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Semen Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Baja dan Konstruksi Baja Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Dok dan Perkapalan Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Energi Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Industri Berbasis Teknologi Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Industri Pertahanan Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Industri Telekomunikasi Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Aneka Industri Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Kertas Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Percetakan dan Penerbitan Tahun (Rp Milyar) RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN vii
9 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 34 Tabel 35 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 38 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Industri Farmasi Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Industri Sandang Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Angkutan Darat Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Konstruksi Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Penunjang Konstruksi Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Konsultan Konstruksi Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Kawasan Industri Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Pelayaran Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Penerbangan Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Kebandarudaraan Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Pelabuhan Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Logistik Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Pengerukan Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Asuransi Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Perbankan Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Jasa Pembiayaan Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Pariwisata Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Perdagangan Tahun (Rp Milyar) Kinerja Keuangan Sektor Usaha Jasa Penilai Tahun (Rp Milyar) viii RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
10 1 PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM Dasar keberadaan Badan Usaha Milik () adalah Pasal 33 ayat 2 Undang- Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Dalam melaksanakan tugas konstitusional tersebut, Negara melakukan penguasaan atas seluruh kekuatan ekonomi melalui regulasi sektoral yang merupakan kewenangan Menteri Teknis dan kepemilikan Negara pada unitunit usaha milik negara yang menjadi kewenangan Menteri Negara. Sebagai turunan dari UUD Tahun 1945 tersebut, kebijakan pembinaan dituangkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Selain itu, dalam pengelolaan usahanya, juga tunduk pada UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, protokol pasar modal (paket UU Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya khusus bagi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia), paket UU Keuangan Negara dan Paket UU Pemeriksaan dan Pengawasan. Dalam rangka pembinaan dan pengelolaan, terdapat pembagian kewenangan antara Menteri Keuangan dengan Menteri. Kewenangan Menteri Keuangan dalam kedudukannya sebagai pengelola kekayaan Negara terkait dengan urusan permodalan/kepemilikan. Sedangkan kewenangan Menteri terkait dengan urusan operasional/manajerial yang dalam hal ini dilakukan dalam kedudukannya selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Persero dan selaku pemilik modal pada Perusahaan Umum (Perum), berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas, dan Kewenangan Menteri Keuangan Pada Perusahaan Perseroan (Persero), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Jawatan (Perjan) Kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Secara skema, posisi keberadaan, dikaitkan dengan landasan hukum pengelolaan, serta landasan operasional pembinaan tahun terlihat pada Gambar 1. RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
11 UUD 1945 PASAL 33 UU NO.19 THN 2003 Visi dan Misi Presiden Prioritas Pembangunan Nasional TUJUAN (Pasal 2 UU No. 19 Tahun 2003) 1. Perekonomian Nasional dan Penerimaan Negara 2. Mengejar Keuntungan 3. Menyelenggarakan Kemanfaatan Umum 4. Keperintisan Usaha 5. Pengembangan UMKM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN : Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Arah Kebijakan dan Strategi Program dan Kegiatan LANDASAN OPERASIONAL 1. UU (UU 19 Thn 2003) 2. UU PT (UU 40 Thn 2007) 3. Paket UU Keuangan Negara 4. UU Pasar Modal (UU 8 Thn UU Pemeriksaan & Pengawasan 6. Regulasi Sektoral 7. PP 41 Thn 2003 Peraturan dan Mekanisme Pembinaan Kinerja Peran dalam Pembangunan Nasional KESEJAHTERAAN RAKYAT Gambar 1. Posisi Keberadaan dikaitkan dengan Landasan Hukum Pengelolaan, serta Landasan Operasional Pembinaan Maksud dan Tujuan Pendirian sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, maksud dan tujuan pendirian adalah untuk: 1. memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya; 2. mengejar keuntungan; 3. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak; 4. menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi; 5. turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. 2 RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
12 Sampai dengan Januari 2012, terdapat 141 yang terdiri dari 14 berbentuk Perum, 109 berbentuk Persero, dan 18 yang merupakan Persero Terbuka. Selain itu, Negara juga mempunyai kepemilikan saham minoritas pada 15 badan usaha. Adapun perkembangan jumlah dan kepemilikan Negara minoritas tahun sebagaimana tersebut pada Tabel 1. Tabel 1 Perkembangan Jumlah dan Kepemilikan Negara Minoritas pada Badan Usaha Tahun Uraian Perum Persero Persero Tbk Total Minoritas Secara agregat, kinerja tahun adalah sebagaimana Tabel 2. Tabel 2 Perkembangan Kinerja Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 1,300,078 1,451,557 1,743,017 1,970,890 2,241,388 2,505,463 Total Ekuitas 366, , , , , ,798 Total Penjualan 643, , ,997 1,085, ,975 1,077,709 Total Laba Bersih 26,845 51,352 55,779 53,254 87, ,233 Secara garis besar, kinerja sampai dengan tahun 2010 per sektor usaha dijelaskan sebagai berikut: (1) Sektor Usaha Perkebunan Sektor Perkebunan terdiri dari 14 PT Perkebunan Nusantara (PTPN I s.d. XIV) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Kinerja keuangan Sektor Usaha Perkebunan tahun dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Perkebunan Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 21,686 23,910 29,067 34,646 37,673 43,965 Total Ekuitas 7,289 7,682 9,991 11,584 13,162 15,804 Total Penjualan 20,709 21,393 27,956 33,274 33,085 40,563 Total Laba Bersih 1, ,477 2,933 2,012 3,328 RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
13 (2) Sektor Usaha Kehutanan Sektor Kehutanan terdiri atas 6 (enam) yaitu PT Inhutani I s.d. V dan Perum Perhutani. Secara agregat, kinerja keuangan Sektor Usaha Kehutanan tahun terlihat dalam Tabel 4. Tabel 4 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Kehutanan Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 2, , , , , , Total Ekuitas 2, , , , , , Total Penjualan 1, , , , , , Total Laba Bersih (3) Sektor Usaha Perikanan Terdapat 2 (dua) yang bergerak di sektor usaha perikanan yaitu Perum Prasarana Perikanan Samudra (PPS) dan PT Perikanan Nusantara. Secara agregat, pokok-pokok kinerja keuangan Sektor Usaha Perikanan terlihat sebagaimana dalam Tabel 5. Tabel 5 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Perikanan Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset Total Ekuitas 83 (77) (16) (26) (20) (31) Total Penjualan Total Laba Bersih (1) (16) (12) (2) 0 4 (4) Sektor Usaha Pertanian Terdapat 2 (dua) yang bergerak di Sektor Usaha Pertanian yaitu PT Pertani dan PT Sang Hyang Seri. Secara agregat, pokok-pokok kinerja keuangan Sektor Usaha Pertanian terlihat sebagaimana dalam Tabel 6. Tabel 6 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Pertanian Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset ,828 1,704 3,070 Total Ekuitas Total Penjualan 1,276 1,316 1,708 2,711 3,501 5,063 Total Laba Bersih (1) 2 (4) RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
14 (5) Sektor Usaha Pupuk Sektor Usaha Pupuk terdiri dari 2 (dua) Pupuk yaitu PT Pupuk Sriwidjaja dan PT Asean Aceh Fertilizer (AAF). PT Pupuk Sriwidjaja merupakan holding dari beberapa perusahaan pupuk sedangkan AAF sedang dalam proses likuidasi sehingga tidak beroperasi. Secara agregat, pokok-pokok kinerja keuangan Sektor Usaha Pupuk terlihat sebagaimana dalam Tabel 7. Tabel 7 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Pupuk Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 19,873 20,561 22,789 31,035 34,417 33,622 Total Ekuitas 8,222 8,781 10,357 11,977 14,197 15,643 Total Penjualan 15,689 15,471 22,219 36,037 34,210 32,676 Total Laba Bersih ,585 2,113 2,558 2,108 (6) Sektor Usaha Jasa Lainnya Terdapat 3 (tiga) yang bergerak di Sektor Usaha Jasa Lainnya yaitu Perum Jasa Tirta I, Perum Jasa Tirta II, dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Secara agregat, pokok-pokok kinerja keuangan dari tahun Sektor Usaha Percetakan dan Penerbitan terlihat sebagaimana dalam Tabel 8. Tabel 8 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Jasa Lainnya Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 1, , , , , , Total Ekuitas 1, , , , , , Total Penjualan , Total Laba Bersih (7) Sektor Usaha Pertambangan Sektor Usaha Pertambangan terdiri dari 4 (empat) Sektor Usaha Pertambangan yaitu PT Aneka Tambang, PT Pertamina, PT Sarana Karya, dan PT Timah. Secara agregat, kinerja keuangan Sektor Usaha Pertambangan tahun dapat dilihat pada Tabel 9. RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
15 Tabel 9 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Pertambangan Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 191, , , , , ,727 Total Ekuitas 77,834, , , , ,856 Total Penjualan 322, , , , , ,102 Total Laba Bersih 8,778 22,921 23,785 22,315 17,119 19,403 (8) Sektor Semen Sektor Usaha Semen terdiri dari 3 (tiga) Sektor Usaha Semen yaitu PT Semen Baturaja, PT Semen Gresik, dan PT Semen Kupang. Secara agregat, kinerja keuangan Sektor Usaha Semen dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Semen Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 7,909 8,124 9,132 11,350 13,653 16,969 Total Ekuitas 4,607 5,652 6,799 8,365 10,568 12,452 Total Penjualan 7,974 9,253 10,189 13,004 15,205 15,233 Total Laba Bersih 1,021 1,322 1,809 2,660 3,505 3,828 Catatan: Laporan Keuangan PT Semen Kupang hanya tahun (9) Sektor Usaha Baja dan Konstruksi Baja Sektor Usaha Baja dan Industri Baja terdiri dari 3 (tiga) yaitu PT Krakatau Steel, PT Barata Indonesia, dan PT Boma Bisma Indra. Secara agregat, kinerja Sektor Usaha Baja dan Konstruksi Baja dari tahun terlihat dalam Tabel 11. Tabel 11 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Baja dan Konstruksi Baja Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 11, , , , , , Total Ekuitas 5, , , , , , Total Penjualan 11, , , , , , Total Laba (Rugi) Bersih (151.40) , RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
16 (10) Sektor Usaha Dok dan Perkapalan Terdapat 4 (empat) yang bergerak di Sektor Usaha Dok dan Perkapalan yaitu PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB), PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS), PT Industri Kapal Indonesia, dan PT PAL Indonesia. Secara agregat, perkembangan kinerja Sektor Usaha Dok dan Perkapalan tahun terlihat dalam Tabel 12. Tabel 12 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Dok dan Perkapalan Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset , , , , , Total Ekuitas (1,876.96) (738.76) (1,246.87) (1,299.33) (1,312.19) (1,426.47) Total Penjualan 1, , , , , , Total (Rugi) Bersih (64.63) (164.83) (497.90) (53.77) (101.70) (167.86) (11) Sektor Usaha Energi Sektor Usaha Energi terdiri dari 4 (empat) perusahaan yaitu PT Energy Management Indonesia (EMI), PT Perusahaan Gas Negara (PGN), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA). Secara agregat, kinerja keuangan Sektor Usaha Energi adalah sebagaimana Tabel 13. Tabel 13 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Energi Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 236, , , , , , Total Ekuitas 146, , , , , , Total Penjualan 84, , , , , , Total Laba (Rugi) Bersih (3,589.28) (3,752.22) (9,964.22) 19, , (12) Sektor Usaha Industri Berbasis Teknologi Terdapat 5 (lima) yang bergerak di Sektor Usaha Industri Berbasis Teknologi yaitu PT Batan Teknologi, PT Dirgantara Indonesia, PT Industri Kereta Api, PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI), dan PT LEN Industri. Secara agregat, kinerja keuangan Sektor Usaha Industri Berbasis Teknologi tahun adalah sebagaimana Tabel 14. RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
17 Tabel 14 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Industri Berbasis Teknologi Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 4, , , , , , Total Ekuitas Total Penjualan 1, , , , , Total Laba (Rugi) Bersih (2.64) (78.88) (109.47) (63.63) (13) Sektor Usaha Industri Pertahanan Sektor Usaha Industri Pertahanan terdiri dari 2 (dua) perusahaan yaitu PT Dahana dan PT Pindad. Secara agregat, kinerja keuangan Sektor Usaha Industri Pertahanan tahun adalah sebagaimana Tabel 15. Tabel 15 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Industri Pertahanan Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset , , , Total Ekuitas Total Penjualan , , , Total Laba Bersih (14) Sektor Usaha Telekomunikasi yang bergerak di sektor usaha telekomunikasi terdiri dari 3 (tiga) yaitu Perum Produksi Film Negara (PFN), PT Telekomunikasi Indonesia, dan Perum LKBN Antara. Secara agregat, kinerja keuangan Sektor Usaha Telekomunikasi tahun sebagaimana Tabel 16. Tabel 16 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Telekomunikasi Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 62,204 75,168 82,091 91,355 97,925 99,861 Total Ekuitas 23,324 28,097 33,774 34,340 38,600 44,467 Total Penjualan 41,812 51,298 59,446 64,274 67,814 68,765 Total Laba Bersih 7,991 11,003 12,854 10,674 11,344 11,544 8 RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
18 (15) Sektor Usaha Aneka Industri Sektor Aneka Industri meliputi 3 (tiga) yaitu PT Garam, PT PT Industri Gelas (IGLAS), dan PT Industri Soda Indonesia (ISI). Gambaran umum kinerja Aneka Industri terlihat pada Tabel 17. Tabel 17 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Aneka Industri Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset Total Ekuitas Total Penjualan Total Laba (Rugi) Bersih (44.64) (69.68) (37.11) (77.90) 6.34 (64.75) (16) Sektor Usaha Kertas Terdapat 2 (dua) yang bergerak di bidang Industri Kertas yaitu PTY Kertas Kraft Aceh dan PT Kertas Leces. Secara agregat pokok-pokok kinerja keuangan Sektor Usaha Kertas tahun terlihat sebagaimana dalam Tabel 18. Tabel 18 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Kertas Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 1, , , , , , Total Ekuitas (213.63) (413.89) (192.46) (403.94) (613.55) (771.81) Total Penjualan Total Laba (Rugi) Bersih (147.93) (249.70) (175.93) (197.69) (209.61) (149.51) (17) Sektor Usaha Percetakan dan Penerbitan Sektor Usaha Percetakan dan Penerbitan terdiri dari 4 (empat) yaitu Perum Percetakan Negara Indonesia (PNRI), Perum Percetakan Uang RI (Peruri), PT Balai Pustaka, dan PT Pradnya Paramita. Secara agregat, pokok-pokok kinerja keuangan dari tahun 2005 sampai dengan 2010 Sektor Usaha Percetakan dan Penerbitan terlihat sebagaimana dalam Tabel 19. RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
19 Tabel 19 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Percetakan dan Penerbitan Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 1,377 1,664 2,118 2,192 2,116 2,832 Total Ekuitas ,144 Total Penjualan 1,057 1,399 1,570 1,638 1,827 2,027 Total Laba Bersih (18) Sektor Usaha Industri Farmasi Sektor Usaha Farmasi meliputi 3 (tiga) yang 2 (dua) di antaranya berbentuk Persero Terbuka yang bergerak di bidang farmasi dan obat-obatan (PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk) serta 1 (satu) yang bergerak di bidang produk biologi yang sahamnya dimiliki oleh Negara RI (PT Bio Farma). Secara agregat, kinerja keuangan Sektor Usaha Farmasi tahun adalah sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 20. Tabel 20 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Farmasi Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 2, , , , , , Total Ekuitas 1, , , , , , Total Penjualan 2, , , , , , Total Laba Bersih (19) Sektor Usaha Industri Sandang Terdapat 2 (dua) yang bergerak di Sektor Usaha Industri Sandang) yaitu PT Industri Sandang Nusantara (ISN) dan PT Cambrics Primissima. Pokok-pokok kinerja Sektor Usaha Industri Sandang tahun terlihat pada Tabel 21. Tabel 21 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Industri Sandang Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset Total Ekuitas (48.64) (95.15) (133.58) (43.56) (160.63) (319.71) Total Penjualan Total Laba (Rugi) Bersih (31.23) (45.11) (34.91) (80.31) (111.83) (159.08) 10 RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
20 (20) Sektor Usaha Angkutan Darat Terdapat 3 (tiga) Sektor Usaha Angkutan Darat, yaitu PT Kereta Api Indonesia, Perum DAMRI, dan Perum PPD. Pokok-pokok kinerja keuangan Sektor Usaha Angkutan Darat tahun dapat dilihat dalam Tabel 22. Tabel 22 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Angkutan Darat Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 4, , , , , , Total Ekuitas 3, , , , , , Total Penjualan 2, , , , , , Total Laba (Rugi) Bersih (19.84) (15.60) (96.40) (21) Sektor Usaha Konstruksi Sektor Usaha Jasa Konstruksi terdiri dari 8 yang 3 (tiga) di antaranya adalah Terbuka yaitu PT Adhi Karya, PT Wijaya Karya, PT Pembangunan Perumahan, Perum Pembangunan Perumahan Nasional (PERUMNAS), PT Istaka Karya, PT Hutama, PT Nindya Karya, dan PT Brantas Abipraya. Secara agregat, pokok-pokok kinerja keuangan Sektor Usaha Konstruksi sebagaimana Tabel 23. Tabel 23 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Konstruksi Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 10, , , , , , Total Ekuitas 1, , , , , , Total Penjualan 10, , , , , , Total Laba Bersih (22) Sektor Usaha Penunjang Konstruksi Sektor Usaha Penunjang Konstruksi terdiri dari 2 yaitu PT Amarta Karya dan PT Jasa Marga. Secara agregat, kinerja Sektor Usaha Penunjang Konstruksi tahun terlihat dalam Tabel 24. RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
21 Tabel 24 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Penunjang Konstruksi Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 9,823 10,334 13,928 14,710 16,288 19,069 Total Ekuitas 1,999 2,393 5,976 6,573 7,186 7,746 Total Penjualan 2,012 2,363 2,707 3,420 3,867 4,573 Total Laba Bersih ,197 (23) Sektor Usaha Konsultan Konstruksi Sektor Usaha Konsultan Konstruksi terdiri dari 5 yaitu PT Bina Karya, PT Indah Karya, PT Indra Karya, PT Virama Karya, PT Yodya Karya. Secara agregat, kinerja Sektor Usaha Konsultan Konstruksi tahun sebagaimana terlihat dalam Tabel 25. Tabel 25 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Konsultan Konstruksi Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset Total Ekuitas Total Penjualan Total Laba Bersih (24) Sektor Usaha Kawasan Industri Kawasan Industri terdiri dari 5 (lima) Kawasan Industri yaitu PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN), PT Kawasan Industri Makassar (KIMA), PT Kawasan Industri Medan (KIM), PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), PT Pengembangan Daerah Industri (PDI) Pulau Batam. Gambaran umum kinerja agregat Sektor Usaha Kawasan Industri tahun , terlihat pada Tabel 26. Tabel 26 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Kawasan Industri Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset , Total Ekuitas Total Penjualan Total Laba Bersih RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
22 (25) Sektor Usaha Pelayaran Sektor Usaha Pelayaran terdiri dari 4 (empat) yaitu PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI), PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP), PT Djakarta Lloyd, dan PT Pelayaran Bahtera Adhiguna. Pada Agustus 2011, PTPelayaran Bahtera Adhiguna diakuisisi oleh PT PLN sehingga bukan berstatus sebagai lagi. Secara agregat, pokok-pokok kinerja keuangan Sektor Usaha Pelayaran tahun dapat dilihat dalam Tabel 27. Tabel 27 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Pelayaran Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset Total Ekuitas Total Penjualan Total Laba Bersih (81) (130) (274) (151) (83) (125) (26) Sektor Usaha Penerbangan Sektor Usaha Pelayaran terdiri dari 2 (dua) yaitu PT Garuda Indonesia Airways (GIA) dan PT Merpati Nusantara Airlines (MNA). Secara agregat, pokokpokok kinerja keuangan Sektor Usaha Penerbangan tahun dapat dilihat dalam Tabel 28. Tabel 28 Kinerja Keuangan Sektor Usaha Penerbangan Tahun (Rp Milyar) Uraian Total Aset 10,083 10,656 12,961 16,216 15,807 15,573 Total Ekuitas (4,694) (3,738) (2,468) (476) 1,619 1,439 Total Penjualan 14,038 13,887 15,940 21,684 19,713 21,318 Total Laba Bersih (871) 427 (6) 334 1, (27) Sektor Usaha Kebandarudaraan Sektor Usaha Kebandarudaraan terdiri dari 2 (dua) yaitu PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II). Secara agregat, pokok-pokok kinerja keuangan Sektor Usaha Kebandarudaraan tahun dapat dilihat dalam Tabel 29. RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN
Daftar BUMN Indonesia
Perusahaan Jenis Sektor Perum Perhutani (Persero) Perum Kehutanan Perum Prasarana Perikanan Samudera Perum Perikanan PT Inhutani I (Persero) Perseroan Kehutanan PT Inhutani II (Persero) Perseroan Kehutanan
MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK- 194/MBU/09/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS LAMPIRAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR: PER-06/MBU/2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA
Undangan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian BUMN
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA GEDUNG KEMENTERIAN BUMN, JL. MEDAN MERDEKA SELATAN NO.13 JAKARTA 10110 TELEPON (021) 2311949, FAKSIMILE (021) 2311737, SITUS: www.bumn.go.id Nomor.
MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA
MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK- 100/MBU/06/2015 TENTANG PEMBAGIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA YANG MENJADI TUGAS PEMBINAAN DEPUTI DI LINGKUNGAN
MENTERI.BA DAN USAH A MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Nomor Sifat Hal MENTERI.BA DAN USAH A MILIK NEGARA S- 01 /MBU/D6/1/2016 Segera/Penting 1 (satu) berkas Permintaan Penunjukan TIC (Team In Charge) Sinergi BUMN Jakarta,05 Januari 2016 Kepada Yth. Direktur
MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Nomor : S-606/MBU/S/06/2018 Klasifikasi : Biasa Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Dukungan Sosialisasi Asian Games XVIII Tahun 2018 Jakarta, 5 Juni 2018 Yth. Direktur Utama BUMN (daftar terlampir) Di
SURAT EDARAN NOMOR: SE- 02 AVIBU/S/03/2016 TENTANG PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPH MELALUI E-FILING
TELEPON (021) 2311618, FAKSIMILI (021) 2311618, SITUS www.bumn.gojd Yth. Para Direktur Utama BUMN (Daftar BUMN Terlampir) SURAT EDARAN NOMOR: SE- 02 AVIBU/S/03/2016 TENTANG PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPH
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-117/MBU/2005 TENTANG PEMBAGIAN BUMN YANG MENJADI TUGAS PEMBINAAN
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-117/MBU/2005 TENTANG PEMBAGIAN BUMN YANG MENJADI TUGAS PEMBINAAN MASING-MASING DEPUTI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. 228/M tahun 2001 dan selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun
BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Profil Organisasi Kantor Menteri Negara BUMN dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 228/M tahun 2001 dan selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun
DAFTAR PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) DAN PERSEROAN TERBATAS YANG SEBAGIAN SAHAM-SAHAMNYA DIMILIKI OLEH NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1998 TENTANG PENGALIHAN PEMBINAAN TERHADAP PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) DAN PERSEROAN TERBATAS YANG SEBAGIAN SAHAMNYA DIMILIKI OLEH NEGARA
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA
SALINAN KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK- 15/S.MBU/04/2016 TENTANG PERUBAHAN PEMBAGIAN BUMN YANG MENJADI TUGAS PEMBINAAN DEPUTI SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM LAMPIRAN
: S /S.MBU/09/2014 : 1 (satu) : Segera : Evaluasi Implementasi Kriteria Penilaian Kinerj a Unggul (KPKU) Tahun 2014
GEDUNG KEMENTERIAN, LANTA1M, JALAN MEDAN MERDEKA SELATAN NO 13, JAKARTA TELEPON (021) 29935678, FAKSIMILI (021) 2311787, SITUS www.bumn.go.id mor Lampiran Sifat Hal : S- 2 7 2 /S.MBU/09/2014 : 1 (satu)
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TELEPON (021) 29935678, FAKSIMIL1 (021) 29935742, SITUS www.bumn.go.id SALINAN KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK-30/S.MBU/12/2015 TENTANG PERUBAHAN PEMBAGIAN BUMN YANG
SURAT EDARAN NOMOR : SE- 03 IMBU.S/2007 TENTANG. WILAYAH BINAAN DAN BUMN KORDINATOR PKBL TAHUN 2007
SURAT EDARAN MOR : SE- 03 IMBU.S/2007 TENTANG. WILAYAH BINAAN DAN BUMN KORDINATOR PKBL Yth. Direksi Pembina PKBL Di Tempat Sebagai pedoman dalam melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL),
Scanned by CamScanner NIENTERII3ADAN t!saila MILIK '1(1AR/A REPtERLIK INDONLSIA Nomor Sifat Lampiran Hal : S-666/MBU/S/08/2017 : Segera Jakarta,08 Agustus 2017 : Dukungan dalam rangka Kegiatan Lanjutan
MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK- 104/1VIBU/06/2015 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK- 104/1VIBU/06/2015 TENTANG KOORDINASI PELAKSANAAN TUGAS PEJABAT ESELON II DI L][NGKUNGAN KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA MENTERI BADAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1998 TENTANG PENGALIHAN PEMBINAAN TERHADAP PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) DAN PERSEROAN TERBATAS YANG SEBAGIAN SAHAMNYA DIMILIKI OLEH NEGARA REPUBLIK
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA Gedung Kementerian BUMN Lantai 12, J1. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 Telepon (021) 29935678, Faksimil (021) 29935775, Situs : www.bumn.go.id
Nomor : Sifat : Lampiran : Hal : Yth. Direktur Utama BUMN (Sebagaimana Terlampir) di Tempat
Nomor : Sifat : Lampiran : Hal : KEMENTERIAN I$ADAN USAHA MILIK NEGARA S- 220 /S.MBU/2013 13 Nopember 2013 Segera 1 (satu) Set Penjadwalan Ulang Pelaksanaan Supervisi dan Evaluasi Mandiri KPKU Tahun 2013
Kuliah SEI B U M N 1
B U M N 1 POLITICAL COST DAN BUMN BUMN sebagai Badan Usaha Milik Negara sering ditafsirkan bahwa negara berkuasa penuh terhadap kinerja BUMN. Sehingga BUMN menjadi tergantung kepada siapa yang memerintah
1. Penanaman pohon dilakukan secara serentak dimulai pada tanggal 1 Desember 2008 dan dilakukan selama bulan Desember 2008;
Yth. Seluruh Direksi BUMN 13 November 2008 SURAT EDARAN NOMOR : SE- 18 /MBU/2008 Menindaklanjuti Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 24 Tahun 2008 tentang Hari Menanam Pohon Indonesia, dengan ini
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE PRIVATISASI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) NOMOR : KEP-04/M.EKON/01/2008 TENTANG ARAHAN ATAS PROGRAM TAHUNAN PRIVATISASI PERUSAHAAN
BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN
BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Sebagai salah satu pelaku perekonomian nasional, badan usaha milik negara (BUMN) diharapkan, antara lain, (1) memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional
BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN
BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Badan usaha milik negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku dalam perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 tahun
Kementerian SHARING SESSION. Kinerja BUMN. Proyeksi Tahun 2012 BUMN
SHARING SESSION Kinerja Proyeksi Tahun 2012 KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN K 2008-2011 Disclaimer Data dalam paparan ini masih memungkinkan untuk mengalami perubahan mengingat belum semua telah menyampaikan
BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN
BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Keberadaan badan usaha milik negara (BUMN) memiliki peran penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Untuk itu, BUMN diharapkan
BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN
BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi, keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peran penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan
LAMPIRAN I PERATURAN KOMISI INFORMASI Nomor : 1 Tahun 2010 Tanggal : 30 April 2010 DAFTAR BADAN PUBLIK
LAMPIRAN I PERATURAN KOMISI INFORMASI Nomor : 1 Tahun 2010 Tanggal : 30 April 2010 DAFTAR BADAN PUBLIK A. LEMBAGA EKSEKUTIF 1. Kementerian Negara (berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009) a.
LAMPIRAN I PERATURAN KOMISI INFORMASI Nomor : 1 tahun 2010 Tanggal :30 April 2010 DAFTAR BADAN PUBLIK
LAMPIRAN I PERATURAN KOMISI INFORMASI Nomor : 1 tahun 2010 Tanggal :30 April 2010 DAFTAR BADAN PUBLIK A. LEMBAGA EKSEKUTIF 1. Kementerian Negara (berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009) a.
BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARD. Pada penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka berdasarkan kerangka
BAB 5 PERANCANGAN BALANCED SCORECARD 5.1 Tahap Perancangan Balanced Scorecard Pada penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka berdasarkan kerangka balanced scorecard, perancangan balanced scorecard
Dasar Hukum Privatisasi
Dasar Hukum Privatisasi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Pasal 74 84) Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2005 tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan Perseroan (Persero)
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 98 TAHUN 1999 (98/1999) TENTANG PENGALIHAN KEDUDUKAN, TUGAS, DAN KEWENANGAN MENTERI KEUANGAN SELAKU RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) ATAU PEMEGANG SAHAM
BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN
BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi yang penting di dalam perekonomian nasional, yang bersama-sama dengan pelaku ekonomi lain
BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini diuraikan perihal mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang
RINGKASAN INFORMASI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BUMN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA SETARA DENGAN ESELON II
Lampiran 1 Pengumuman Nomor : PENG-01/JPT.Pratama/MBU/10/2015 Tanggal : 30 Oktober 2015 RINGKASAN INFORMASI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BUMN NO. A. KELOMPOK JABATAN I 1. Nama
BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha. dari kekayaan negara yang dipisahkan. Sejak tahun 2001, seluruh BUMN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
BAB I PENDAHULUAN. baik itu persaingan nasional, regional, maupun internasional. Tahun 2014, indeks
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menimbulkan adanya persaingan yang ketat diantara semua negara. Hal ini mendorong setiap perusahaan yang ada untuk mempersiapkan strategi
: Pelaksanaan Asesmen Implementasi Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) BUMN Tahun 2015
TELEPON (021) 2311787, FAKSIMILI (021) 2311787, SITUS www.bumn.go.id Nomor Lampiran Sifat Hal : S-08/D7.MBU/08/2015 : 1 (satu) : Segera : Pelaksanaan Asesmen Implementasi Kriteria Penilaian Kinerja Unggul
BERKEMBANG WACANA HAPUS IZIN DPR BAGI BUMN UNTUK GO PUBLIC
public. ii Menurut dia, keharusan untuk meminta izin kepada DPR dalam hal IPO itu harus BERKEMBANG WACANA HAPUS IZIN DPR BAGI BUMN UNTUK GO PUBLIC tempo.co Adanya kewajiban BUMN untuk melapor ke DPR bila
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. telekomunikasi dan jaringan di wilayah indonesia. Secara umum kegiatan utama
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 3.1. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Telkom merupakan BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah indonesia. Secara umum kegiatan
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-041.01-0/2016 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
LAPORAN HASIL STUDI INDEKS TRANSPARANSI BUMN 2014 (Berbasis Website)
1. Latar Belakang LAPORAN HASIL STUDI INDEKS TRANSPARANSI BUMN 2014 (Berbasis Website) Transparansi (transparency) merupakan suatu prinsip yang sangat penting dalam suatu badan usaha yang menjamin adanya
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1998 TENTANG PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA UNTUK PENDIRIAN PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) DI BIDANG INDUSTRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menuju Era Baru Pengelolaan BUMN
Menuju Era Baru Pengelolaan BUMN Sunarsip Pada tanggal 25-26 Januari 2005, Kementerian BUMN menggelar acara BUMN Summit yang dihadiri oleh sekitar 500 peserta, yang sebagian besar pesertanya merupakan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya
Restrukturisasi dan privatisasi BUMN. Sistem Ekonomi Indonesia
Restrukturisasi dan privatisasi BUMN Sistem Ekonomi Indonesia Pelopor atau perintis karena swasta tidak tertarik untuk menggelutinya Pengelola bidang-bidang usaha yang strategis dan pelaksana pelayanan
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya
RINGKASAN INFORMASI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BUMN
Lampiran II-1 Pengumuman Nomor : PENG-01/Pansel.MBU/03/2016 Tanggal : 07 Maret 2016 RINGKASAN INFORMASI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BUMN 1. Nama Jabatan Kepala Biro Hukum
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER- 09 /MBU/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2005 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN, DAN PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang
b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat;
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.76, 2015 ADMINISTRASI. Pemerintah. Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Penyelenggaraan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2005 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN, DAN PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance. Prinsip-prinsip Good Corpotrate Governance dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Didalam mengelola sebuah perusahaan secara profesional, terdapat prinsipprinsip dalam dunia usaha yang perlu diperhatikan dan diterapkan, yaitu Good Corporate
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH BANGUN BANUA KALIMANTAN SELATAN MENJADI PERSEROAN TERBATAS BANGUN BANUA KALIMANTAN
NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan
MENTERI N EGA RA BADAN USAHA MILIK NEGARA
MENTERI N EGA RA SALINAN KEPUTUSAN NOMOR : SK - 165/MBU/2012 TENTANG PENETAPAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUMN SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH SELAKU PEMILIK MODAL PADA PERUSAHAAN UMUM (PERUM) MENJADI KEWENANGAN DEWAN
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-041.01-0/2015 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan tujuan tertentu. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mempertahankan kelangsungan
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS SABANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
BAB I PENDAHULUAN. BUMN adalah sebuah badan usaha yang mempunyai peranan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BUMN adalah sebuah badan usaha yang mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Ada dua
BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Didalam bab tiga penulis membahas tentang Hasil Penelitian dan Analisis. Di dalam pada bagian Hasil Penelitian pembahasan yang berdasarkan pada rumusan masalah yang
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS SABANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat a. bahwa Badan Usaha Milik Negara
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat a. bahwa Badan Usaha Milik Negara
b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
SALINAN KEPUTUSAN MOR : SK -166/NIBU/2012 TENTANG PEMBERIAN KUASA ATAS SEBAGIAN KEWENANGAN BUMN SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH SELAKU PEMEGANG SAHAM/PEMILIK MODAL PADA BUMN PEJABAT ESELON I KEMENTERIAN BUMN,
BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1 BUMN II.1.1.1 Pengertian BUMN BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : SK - 164/MBU/2012 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN NOMOR : SK - 164/MBU/2012 TENTANG PENETAPAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUMN SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH SELAKU RUPS PADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) MENJADI KEWENANGAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI,
PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH (PD) FLOBAMOR MENJADI PERSEROAN TERBATAS (PT) FLOBAMOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
21 Universitas Indonesia
BAB 3 GAMBARAN UMUM DEPARTEMEN KEUANGAN DAN BALANCED SCORECARD TEMA BELANJA NEGARA 3.1. Tugas, Fungsi, dan Peran Strategis Departemen Keuangan Republik Indonesia Departemen Keuangan Republik Indonesia
BAB III OBJEK PENELITIAN. Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto Kav. 31
BAB III OBJEK PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto
BAB I PENDAHULUAN. penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (UU
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO
. PETIKAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a.
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PT DIRGANTARA INDONESIA, PT PAL INDONESIA, PT PINDAD, PT DAHANA, PT KRAKATAU
PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT
PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a.
1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.
Pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Publik (Public Service Obligation-PSO) sampai saat ini belum berjalan dengan baik. Secara umum permasalahan tersebut antara lain adalah belum adanya persepsi yang sama tentang
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1989 TENTANG BADAN PENGELOLA INDUSTRI STRATEGIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1989 TENTANG BADAN PENGELOLA INDUSTRI STRATEGIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pengembangan dan keterpaduan pengelolaan
Menimbang. Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA NOMOR: PER 10/MI3U/2012 TENTANG ORGAN PENDUKUNG DEWAN KOMISARIS/DEWAN PENGAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA, Menimbang Mengingat : a. bahwa berdasarkan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PAKET KEBIJAKAN EKONOMI MENJELANG DAN SESUDAH BERAKHIRNYA PROGRAM KERJASAMA DENGAN INTERNATIONAL MONETARY FUND PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Daftar Nama-nama BUMN Di Indonesia
HOM E ABOUT BLOG VIDEO DLOG LOG SITELOG CATEGORY ARSIP BLOGROLL CONTACT SEARCH SITEM AP IKLAN Gebrauchte Computerspiele Best site to read Bleach Manga is animea sbobet Can You Speak English? Speak Two
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG
1 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN BENTUK HUKUM BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN SELATAN DARI PERUSAHAAN DAERAH
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan
b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan
Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia
E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER - 04/MBU/2011 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER - 04/MBU/2011 TENTANG INDIKATOR PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BADAN USAHA MILIK NEGARA JASA KEUANGAN BIDANG USAHA PERASURANSIAN DAN JASA
BAB I PENDAHULUAN. PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) merupakan salah satu dari empat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) merupakan salah satu dari empat belas perusahaan milik negara yang bergerak di bidang perkebunan. BUMN sendiri secara umum
Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kinerja dan institusi kelembagaannya, Kementerian Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu peningkat- an efisiensi, efektivitas,
MENTERI BADAN USAIIA MIEIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
MENTERI BADAN USAIIA MIEIK NEGARA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER 19 /MBU/2012 TENTANG PEDOMAN PENUNDAAN TRANSAKSI BISNIS YANG TERINDIKASI PENYIMPANGAN DAN/ATAU KECURANGAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DR. TJAHJANULIN DOMAI, MS Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya 1. Pendahuluan - Pengantar - Tujuan - Definisi 2. Ketentuan Pengelolaan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan
Perpustakaan LAFAI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2005 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN, DAN PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan