BAB I PENDAHULUAN. BUMN adalah sebuah badan usaha yang mempunyai peranan penting
|
|
- Farida Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BUMN adalah sebuah badan usaha yang mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Ada dua tujuan utama pemerintah mendirikan BUMN, yaitu tujuan sosial dan ekonomi. Tujuan ekonomi dilakukan sesuai dengan yang tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 2 yaitu Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Selain itu, tujuan ekonomi adalah investasi pemerintah untuk memperoleh keuntungan. Tujuan sosial atau publik merupakan sebuah bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan dasar mereka atau sebagai media dalam pembangunan. Tujuan sosial dapat dilihat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 yaitu Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 1
2 2 Selain itu, sesuai dengan Pasal 2 UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN disebutkan tujuan didirikannya BUMN adalah (1) memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya; (2) untuk mengejar keuntungan; (3) untuk menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan / atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak; (4) menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi; (5) turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan melakukan stabilitas harga dan laju inflasi, pemerintah memberikan proteksi dan hak monopoli kepada BUMN serta memberikan subsidi yang cukup besar bagi BUMN yang merugi. Kondisi ini menciptakan ketergantungan BUMN kepada pemerintah, sehingga sebagian besar justru menjadi beban bagi pemerintah.ketergantungan BUMN terhadap pemerintah tidak menciptakan struktur kemandirian BUMN untuk berkompetisi dengan perusahaan swasta, dan seringkali BUMN memproduksi barang dan jasa dengan biaya yang relatif tinggi. Selain itu, kinerja, kualitas, dan produktivitas karyawan BUMN relatif rendah jika dibandingkan dengan karyawan perusahaan swasta.
3 3 Tingginya biaya produksi mempengaruhi tingkat harga produk yang ditawarkan kepada konsumen. Dalam kasus tertentu pemerintah memberikan subsidi yang terlalu besar bagi BUMN, sehingga secara internal upaya untuk menciptakan efisiensi dalam tubuh BUMN menjadi semakin sulit. Ketidakjelasan peran yang diambil oleh pemerintah dalam pengelolaan BUMN tidak mampu mendorong efisiensi dalam BUMN yang bersangkutan. Marwah M. Diah (2003:11) mengatakan bahwa ada faktor-faktor yang menyebabkan pengelolaan BUMN tidak efisien sehingga mengalami kerugian dan menjadi beban keuangan negara, sebagai berikut: 1. Kaburnya status hukum dan struktur organisasi BUMN, tidak jelas apakah BUMN merupakan suatu pelaku ekonomi yang memiliki otonomi penuh ataukah hanya sebagai pelaksana atau bagian dari struktur organisasi suatu departemen. 2. Mayoritas BUMN tidak memiliki budaya perusahaan (corporate culture), visi dan misi perusahaan. 3. Kurangnya jiwa entrepreneur dan profesionalisme SDM yang mengelola BUMN, sehingga kinerja dan produktivitas sangat rendah. 4. BUMN tidak dikelola dengan prinsip-prinsip manajemen bisnis yang baik (GCG) sebagai akibat dari campur tangan pemerintah yang terlalu besar atau dominan dalam operasional perusahaan. Selain itu, Ibrahim dalam Landasan Filosofis dan Yuridis Keberadaan BUMN; Suatu Tinjauan, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 26 No.1 Tahun 2007 mengatakan bahwa buruknya kinerja BUMN disebabkan oleh berbagai hal, antara lain: 1. Tidak sinkronisasinya berbagai peraturan, seperti UU BUMN, Perseroan Terbatas, Koperasi, Penanaman Modal, Pasar Modal, Anti Monopoli;
4 4 2. Terlalu banyak berlindung di balik misi politik; 3. Panjangnya rantai birokrasi pengelolaan; 4. Manajemen yang kurang terkontrol; 5. Tidak memiliki perencanaan strategis; 6. Standar penilaian kinerja kurang tepat; 7. Kekuasaan departemen teknis sebagai kuasa pemegang saham terlalu besar dan mutlak bisa memberhentikan direksi tanpa melalui rapat umum pemegang saham; 8. Jika Menteri berganti maka kebijakan pasti berubah dengan berbagai alasan. Nasib buruk BUMN semakin diujung tanduk ketika krisis ekonomi tahun 1997 menerpa Indonesia.Anggaran dan belanja negara membengkak, beban hutang luar negeri yang jatuh tempo, stabilitas ekonomi moneter yang rapuh, dan masih banyak hal yang terjadi terkait dengan krisis ekonomi tahun 1997 tersebut.oleh karena itu, pemerintah mulai melakukan privatisasi BUMN secara cepat (fast-track privatization) untuk menutup anggaran dan belanja negara yang membengkak, dimulai pada tahun 1991 PT. Semen Gresik, Tbk untuk pertama kalinya melakukan penjualan sahamnya sebesar 27% kepada publik untuk menutupi utang negara, yang selanjutnya diikuti beberapa perusahaan lainnya seperti di tahun 1994 PT. Indosat, Tbk menjual sahamnya sebesar 35%; dan di tahun 1995 ada dua BUMN yang melakukan penjualan saham perusahaannya yakni, PT. Tambang Timah, Tbk sebesar 35% sahamnya dan PT. Telkom, Tbk sebesar 23% saham. Hingga tahun 2013 tercatat sebanyak lebih dari 30 BUMN yang telah dijual sahamnya. Privatisasi dalam arti luas, pada dasarnya berarti pengenalan kekuatan pasar ke dalam sistem perekonomian, sedangkan dalam pengertian yang lebih khusus,
5 5 privatisasi berarti pengalihan kegiatan dan aset BUMN yang berorientasi komersial menjadi kepemilikan / pengendalian swasta, baik secara keseluruhan, sebagian besar, ataupun minoritas. Jelas bahwa privatisasi merupakan salah satu unsur kebijakan pembaharuan ekonomi yang lebih luas yang mencakup deregulasi dan liberalisasi (Vuylsteke, 1988, yang disadur kembali oleh Kuntoro Mangkusubroto dalam Jurnal Manajemen Teknologi, Volume 10 No.2 Tahun 2011 halaman 117). Privatisasi yang dilakukan di Indonesia memiliki maksud dan tujuan sesuai dengan Pasal 74 UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN, yaitu: 1. Memperluas kepemilikan masyarakat atas Persero. 2. Menciptakan struktur keuangan dan manajemen keuangan yang baik/kuat. 3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. 4. Menciptakan Persero yang berdaya saing dan berorientasi global. 5. Menciptakan struktur industri yang sehat dan kompetitif dan menumbuhkan iklim usaha, ekonomi makro, dan kapasitas pasar. Kementerian Negara BUMN mengatur bahwa privatisasi dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari 3 metode sebagai berikut: 1. Penjualan Saham berdasarkan Ketentuan Pasar Modal 2. Penjualan Saham Langsung kepada Investor/Strategic Sales (SS) 3. Penjualan Saham kepada Manajemen dan/atau Karyawan (Employee and Management Buy Out/EMBO) BUMN di Indonesia dapat diprivatisasi melalui salah satu dari 3 metode yang ada. Namun, opsi privatisasi dengan penjualan saham perdana di Pasar Modal (IPO) merupakan opsi terbanyak yang digunakan oleh Pemerintah.
6 6 Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian BUMN dalam websitenya ( diperoleh data kinerja keuangan BUMN sebagai berikut: Tabel 1.1. Kinerja Keuangan BUMN Tahun Kinerja BUMN Tahun Jlh Jlh BUMN (%) BUMN yang BUMN yang BUMN yg Diprivatisasi ROA ROE memp. Laba Merugi ,28 14, ,74 9, ,20 6, ,49 6, ,54 12, ,20 11, ,70 10, ,89 15, ,04 16, ,18 17, Sumber: Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa kinerja keuangan BUMN mengalami kenaikan dan juga penurunan pada tahun-tahun tertentu baik dari segi ratio of assets (ROA) maupun dari segi ratio of equity (ROE) untuk keseluruhan BUMN tersebut. Hingga tahun 2004 secara keseluruhan kinerja BUMN kurang baik karena kinerja keuntungan rata-rata sangat rendah dan banyak BUMN yang merugi.bumn yang diprivatisasi selama tahun adalah sebanyak 16 BUMN, dengan jumlah BUMN yang merugi terbesar di tahun 2002 sebanyak 58 BUMN. Kinerja keuangan terbaik BUMN terjadi pada tahun 2011 dengan ROA 4,18% dan ROE 17,28% yang diikuti dengan jumlah BUMN yang memperoleh laba di tahun 2011 lebih banyak
7 7 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di tahun 2011 juga dilakukan privatisasi atas 3 BUMN yaitu PT Kertas Basuki Rachmat, PT Atmindo, dan PT Jakarta Internasional Hotel Development, Tbk dengan total penerimaan hasil penjualan saham sebesar Rp 32,42 milyar. Sebaliknya, di tahun 2002 dan 2003 merupakan 2 tahun yang memiliki kinerja keuangan terburuk dengan ROA 2,74% dan ROE 9,40% pada tahun 2002 yang diikuti dengan ROA 2,20% dan ROE 6,40% di tahun Sepanjang 2001 sampai dengan 2011, BUMN yang memperoleh laba terendah terjadi di tahun 2002 dengan jumlah 100 BUMN dari 158 BUMN yang ada. Selain itu, berdasarkan data kementerian BUMN tahun 2006 hingga 2010, dari 141 perusahaan pemerintah, hampir setiap tahun terdapat BUMN yang masih mengalami kerugian. Bahkan pada tahun 2006, jumlah BUMN yang merugi berjumlah 38 perusahaan. Jumlah tersebut terus berangsur berkurang dalam 4 tahun berikutnya. Tahun 2007, jumlah BUMN rugi menurun menjadi hanya 33 perusahaan, 2008 sebanyak 23 perusahaan, dan jumlah BUMN yang merugi sempat mengalami kenaikan menjadi 24 perusahaan pada tahun Dari uraian di atas, terlihat bahwa pada tahun dilakukannya privatisasi ditemukan ada yang berpengaruh pada meningkatnya BUMN yang memperoleh laba namun ada juga tahun-tahun dimana privatisasi tidak terlalu berdampak positif terhadap kinerja BUMN.
8 8 Berikut ini tabel kinerja keuangan BUMN pada saat dilakukannya privatisasi dan 1 tahun setelah privatisasi: Tabel 1.2 Kinerja Keuangan BUMN Saat Privatisasi & Setelah Privatisasi Tahun BUMN Kinerja Keuangan Tahun yang Melakukan Saat diprivatisasi 1 tahun Stlh (%) Privatisasi (%) Privatisasi ROA ROE ROA ROE 2006 PT. PGN, Tbk 12,52 33,94 7,73 24,93 PT. BNI, Tbk 0,49 5,21 0,61 7, PT. Jasa Marga, Tbk 2,01 4,65 4,83 10,77 PT. Wijaya Karya, Tbk 3, ,70 11,27 PT. BTN, Tbk 1,47 14,53 2,05 16, PT. Pembangunan Perumahan, Tbk 0,75 6, ,21 PT. Krakatau Steel, Tbk 3,87 8,52 6,04 11,43 PT. BNI, Tbk 2,50 24,7 2,90 20,1 PT. Kertas Blabak* 2010 PT. Intirub** PT. Garuda Indonesia, Tbk 3,79 14,93 4,49 10,71 PT. Bank Mandiri, Tbk 3,4 24,2 3,4 22,0 * Saham Pemerintah atas PT. Kertas Blabak dijual 100% dan PT. Kertas Blabak dinyatakan pailit sesuai Keputusan Mahkamah Agung Nomor 215 K/Pdt.Sus- Pailit/2013 Tahun ** Saham Pemerintah atas PT. Intirub dijual 100% Sumber: Diolah oleh peneliti Dari data di atas, hasil yang diperoleh BUMN setelah privatisasi berbedabeda. Kinerja keuangan PT. PGN, Tbk saat diprivatisasi tahun 2006 dari segi ROA dan ROE lebih tinggi dibandingkan 1 tahun setelah privatisasi dengan selisih 4,79% untuk ROA dan 9,01% untuk ROE nya. Berbeda halnya dengan PT. BNI, Tbk dan PT. Jasa Marga, Tbk yang mengalami peningkatan ROA dan ROE di tahun 2008
9 9 setelah dilakukan privatisasi atas kedua perusahaan BUMN tersebut pada tahun Telebih lagi PT. Jasa Marga, Tbk yang ROA nya meningkat 2,82% di tahun 2008 dibandingkan tahun 2007 dan ROE meningkat 6,12% di tahun 2008 setelah privatisasi yang dilakukan di tahun Kecenderungan yang terjadi bila melihat dari tabel di atas adalah ROE sebelum privatisasi lebih tinggi dibandingkan ROE setelah privatisasi. Penelitian sebelumnya yang membahas tentang kinerja keuangan ataupun privatisasi adalah 1) Sarimuddin Sulaeman (2003) dengan judul Analisis Yuridis Keuntungan dan Kerugian Privatisasi BUMN (PT. Biofarma, Persero) menemukan bahwa terdapat keuntungan dilakukannya privatisasi pada PT. Biofarma (Persero); dan 2) Maria Lubis (2004) dengan judul Dampak Privatisasi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan selama (studi kasus 13 BUMN) menemukan bahwa privatisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi BUMN, terjadi penurunan yang signifikan pada profitabitas, deviden, dan hutang; Selain itu, penelitian Megginson (2000) dalam Jurnal of Economic Literature Vol XXXIX From State to Market: A Survey of Empirical Studies on Privatization, menemukan bahwa privatisasi yang dilakukan di BUMNakan dapat memperbaiki efisiensinya. Pasca privatisasi menuntut BUMN agar dikelola secara efisien, untuk menghasilkan produktivitas sehingga akan meningkatkan kemampuan bersaing dan kinerja keuangan BUMN tersebut.
10 10 Hal ini sesuai dengan yang diutarakan oleh Kesi Widjajanti dalam bukunya Manajemen BUMN dan Strategi Privatisasi (2011:25) pada BUMN yang melakukan privatisasi dengan hasil Net Income Efficiency perbandingan rasio Net Income / Number of Employee (NI / NE) untuk 2 tahun sebelum dan sesudah IPO terlihat adanya kecenderungan peningkatan, kecuali PT. Semen Gresik (SGRE) justru mengalami penurunan sebesar (1,654). Dari 5 BUMN yang mengalami peningkatan tertinggi adalah PT Indosat (ISAT) sebesar 7,613. Sesudah privatisasi rata-rata rasio Net Income Efficiency meningkat 2,5; sementara untuk Sales Efficiency rasio Sales / Number of Employee terlihat peningkatan rasio pada semua BUMN. Rian Nugroho dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 6 No.3 (2003:22) menganalisa privatisasi BUMN yang ada di Indonesia dan menyimpulkan bahwa privatisasi BUMN kata kunci keberhasilannya adalah profesionalisasi dengan mengimplementasikan good corporate governance yang tujuannya adalah untuk memberdayakan BUMN. Di dalam penelitian-penelitian di atas, dihasilkan beragam hasil penelitian yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, memiliki hasil yang tidak konsisten. Oleh karena itu, penulis hendak melakukan penelitian kembali tentang analisis perbedaan kinerja keuangan BUMN sebelum dan sesudah privatisasi.
11 11 Oleh karena keterbatasan data dan waktu yang dimiliki oleh peneliti, maka penelitian ini khusus untuk meneliti pengaruh privatisasi BUMN terhadap kinerja keuangan BUMN yang diprivatisasi pada tahun 2010 dengan tidak menyertakan PT. Intirub dimana saham pemerintah sudah dijual seluruhnya dan PT. Kertas Blabak yang sudah dinyatakan pailit sesuai dengan Keputusan Mahkamah Agung Nomor 215 K/Pdt.Sus-Pailit/2013 Tahun Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan BUMN Sebelum dan Sesudah Privatisasi (Studi Kasus pada BUMN Privatisasi Tahun 2010) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja keuangan BUMN 3 tahun sebelum privatisasi di tahun 2010? 2. Bagaimana kinerja keuangan BUMN 3 tahun sesudah privatisasi di tahun 2010? 3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan BUMN sebelum dan sesudah privatisasi tahun 2010?
12 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini yaitu menggali data dan informasi yang berhubungan dengan pengaruh privatisasi BUMN terhadap kinerja keuangan BUMN. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan: 1. Mengetahui kinerja keuangan BUMN 3 tahun sebelum diprivatisasi tahun Mengetahui kinerja keuangan BUMN 3 tahun setelah privatisasi tahun Mengetahui perbedaan kinerja keuangan BUMN sebelum dan sesudah privatisasi tahun Manfaat Penelitian Kegunaan Teoritis 1. Memberikan kontribusi untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
13 13 2. Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada pengujian empiris yang dilakukan, sehingga dapat mendukung atau melengkapi teori yang ada. 3. Bagi peneliti lain diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu referensi bagi yang ingin melakukan penelitian Kegunaan Praktis 1. Memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan yang menjadi objek penelitian mengenai permasalahan yang dihadapi khususnya masalah pengaruh privatisasi BUMN terhadap kinerja keuangan BUMN, khususnya BUMN yang melakukan privatisasi di tahun Sebagai bahan evaluasi terhadap ketepatan privatisasi yang selama ini diterapkan. 3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan input dan pertimbangan dalam melakukan privatisasi BUMN tersebut.
14 14 14
Dasar Hukum Privatisasi
Dasar Hukum Privatisasi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Pasal 74 84) Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2005 tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan Perseroan (Persero)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis strategis agar tidak dikuasai pihak-pihak tertentu. Bidang-bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Indonesia mendirikan BUMN dengan dua tujuan utama, yaitu tujuan yang bersifat ekonomi dan tujuan yang bersifat sosial. Dalam tujuan yang bersifat ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumbangan bagi perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan. koperasi. (UU RI No 19 tahun 2003 tentang BUMN).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, maksud dan tujuan pendirian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbagi atas dua, yaitu yang bersifat ekonomi dan yang bersifat sosial. Di bidang ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setelah beberapa tahun kemudian atau di tahun 1970-an, fakta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berawal dari tahun 1959, pemerintah Indonesia dengan konfrontasi politiknya mulai mengambil alih perusahaan-perusahaan milik Belanda. Namun yang terjadi setelah mengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program privatisasi pertama kali dikenalkan di Inggris pada masa
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Program privatisasi pertama kali dikenalkan di Inggris pada masa pemerintahan Margareth Thatcher di tahun 1979, dan hingga saat ini privatisasi berkembang menjadi sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku ekonomi
1.5 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam perekonomian nasional selain badan usaha swasta, rumah tangga dan koperasi. Kebersamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi, pemerintah merupakan agen, dimana peran pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ekonomi, pemerintah merupakan agen, dimana peran pemerintah adalah menghasilkan barang publik. Barang publik harus dihasilkan pemerintah, terutama karena tidak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. atau dengan mengunjungi pusat referensi di pojok Bursa Efek Indonesia
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Data penelitian ini berupa data sekunder, jadi untuk lokasi penelitian yang akan peneliti lakukan adalah mengambil data secara langsung di Internet atau
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Didalam bab tiga penulis membahas tentang Hasil Penelitian dan Analisis. Di dalam pada bagian Hasil Penelitian pembahasan yang berdasarkan pada rumusan masalah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BUMN yang ditujukan menjadi agent of development, serta mengambil posisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu peran pemerintah dalam ekonomi nasional adalah mendirikan BUMN yang ditujukan menjadi agent of development, serta mengambil posisi untuk mencari keuntungan
Lebih terperinciRestrukturisasi dan privatisasi BUMN. Sistem Ekonomi Indonesia
Restrukturisasi dan privatisasi BUMN Sistem Ekonomi Indonesia Pelopor atau perintis karena swasta tidak tertarik untuk menggelutinya Pengelola bidang-bidang usaha yang strategis dan pelaksana pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya mampu untuk ikut serta berkompetisi dalam pasar global,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis merupakan suatu dunia yang sulit untuk ditebak, suatu perusahaan tidak selalu berjalan dengan baik dan seringkali keadaan keuangan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan hukum nasional dalam rangka mewujudkan. adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembangunan hukum nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN
BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi yang penting di dalam perekonomian nasional, yang bersama-sama dengan pelaku ekonomi lain
Lebih terperinciRINGKASAN PUTUSAN. 1. Pemohon : Mohammad Yusuf Hasibuan Reiza Aribowo
RINGKASAN PUTUSAN Sehubungan dengan sidang pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 58/PUU-VI/2008 tanggal 30 Januari 2009 atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dimaksudkan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dimaksudkan untuk membantu Pemerintah dalam penyediaan barang dan jasa bagi masyarakat merupakan salah satu karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang go public merupakan perusahaan yang dimiliki oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang go public merupakan perusahaan yang dimiliki oleh masyarakat, oleh karena itu operasi perusahaan yang efisien akan sangat mempengaruhi kinerja
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 58/PUU-VI/2008 Tentang Privatisasi BUMN
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 58/PUU-VI/2008 Tentang Privatisasi BUMN I. PARA PEMOHON Mohamad Yusuf Hasibuan dan Reiza Aribowo, selanjutnya disebut Pemohon II. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V merupakan kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya
177 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab V merupakan kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya tentang Kebijakan Pemerintah Orde Baru dalam Privatisasi BUMN Ditinjau dari Peranan IMF Antara Tahun 1967-1998.
Lebih terperinciPOLITICAL COST DAN BUMN
B U M N BUMN 1 POLITICAL COST DAN BUMN BUMN sebagai Badan Usaha Milik Negara sering ditafsirkan bahwa negara berkuasa penuh terhadap kinerja BUMN. Sehingga BUMN menjadi tergantung kepada siapa yang memerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesadaran untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesadaran untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia muncul sejak terjadinya krisis ekonomi tahun 1997, dimana Indonesia mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan merupakan hal penting yang harus dicapai. setiap perusahaan, dalam menghadapi persaingan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja keuangan merupakan hal penting yang harus dicapai setiap perusahaan, dalam menghadapi persaingan untuk mengembangkan perusahaan. Kinerja keuangan berkaitan
Lebih terperinciBAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN
BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Sebagai salah satu pelaku perekonomian nasional, badan usaha milik negara (BUMN) diharapkan, antara lain, (1) memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2001 TENTANG TIM KEBIJAKAN PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2001 TENTANG TIM KEBIJAKAN PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa privatisasi Badan Usaha Milik Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian yang semakin maju memicu banyak munculnya perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang dagang, jasa, maupun lainnya yang pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibawah pemerintahan disebut dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Badan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan memiliki badan usaha sendiri yang bergerak dalam berbagai bidang. Badan usaha yang berada langsung dibawah pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sebagai suatu hal yang merupakan tuntutan bangsa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan sebagai suatu hal yang merupakan tuntutan bangsa Indonesia untuk menuju masyarakat yang sejahtera. Pembangunan mempunyai sifat yang berkelanjutan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Yang dijadikan objek dalam penelitian ini berupa laporan keuangan BUMN yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai dengan tahun 2012. Data yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi di Indonesia, keberadaan Badan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi di Indonesia, keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peran penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu
Lebih terperinciBAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN
BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Keberadaan badan usaha milik negara (BUMN) memiliki peran penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Untuk itu, BUMN diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai badan hukum. Jika perseroan terbatas menjalankan fungsi privat dalam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Perseroan terbatas merupakan suatu badan hukum yang berbeda dengan negara sebagai badan hukum. Jika perseroan terbatas menjalankan fungsi privat dalam kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Peningkatan kinerja dicapai melalui pengawasan atau pemantauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mulai populernya istilah tata kelola perusahaan yang baik atau yang lebih dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat dilepaskan
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 305) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciStrategi Pengelolaan BUMN Di Masa Mendatang
Strategi Pengelolaan BUMN Di Masa Mendatang Oleh Sunarsip Kepala Ekonom The Indonesia Economic Intelligence Dalam dua tahun ini, kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjukkan peningkatan kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi dalam suatu negara sangat penting, karena pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal dan mandiri. Pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang telah go public pasti memiliki informasi yang dibutuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan yang telah go public pasti memiliki informasi yang dibutuhkan pihak internal maupun eksternal perusahaan. Informasi tersebut mencakup laporan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini, perekonomian di Indonesia diharuskan untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pembangunan nasional salah satunya memiliki tujuan untuk mensejahterakan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Kunci keberhasilan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bentuk Hukum Perusahaan Perseroan (Persero) Perusahaan merupakan istilah ekonomi yang dipakai dalam perundang-undangan,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bentuk Hukum Perusahaan Perseroan (Persero) 1. Bentuk Hukum Perusahaan Perusahaan merupakan istilah ekonomi yang dipakai dalam perundang-undangan, namun tidak ada satu pasal pun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektoral maupun melalui kepemilikan negara terhadap unit unit usaha tertentu
13 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pasal 33 Undang Undang Dasar 1945 mengamanatkan usaha untuk memajukan kesejahteraan bagi seluruh rakyat adalah amanat konstitusional bagi seluruh komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Daftar nama bank yang termasuk dalam objek penelitian ini adalah 10 bank berdasarkan total aset terbesar di tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1.1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat yang dianut hampir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan lahirnya konsep Negara kesejahteraan yang mana Negara bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat yang dianut hampir diseluruh dunia saat ini termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum BUMN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara umum ialah badan usaha yang seluruhnya maupun sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang tugasnya menghimpun dana (funding) dari masyarakat serta menyalurkan dana (lending) kepada masyarakat dalam
Lebih terperincib. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat;
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan
Lebih terperinciNOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia melaksanakan privatisasi Bank Tabungan Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia melaksanakan privatisasi Bank Tabungan Negara (Bank BTN), salah satu bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, melalui Initial Public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini laju pertumbuhan ekonomi dunia dipengaruhi oleh dua elemen penting yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan persaingan diantara perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor perbankan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Keuangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang dikehendaki, perusahaan harus menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem perekonomian yang semakin terbuka karena era globalisasi saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem perekonomian yang semakin terbuka karena era globalisasi saat ini menjadikan menambah ketatnya persaingan, lalu hal ini memberikan peluang sekaligus
Lebih terperinciBUMN DAN BUMD. Anggota Kelompok:
BUMN DAN BUMD Anggota Kelompok: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. PENGERTIAN BUMN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merujuk kepada perusahaan atau badan usaha yang dimiliki pemerintah sebuah negara. Di Indonesia,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH (PD) FLOBAMOR MENJADI PERSEROAN TERBATAS (PT) FLOBAMOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja untuk dapat bertahan dalam situasi krisis atau memenangkan persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perbankan di Indonesia dihadapkan pada tingkat persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu lembaga perbankan perlu meningkatkan kinerja untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Privatisasi merupakan fenomena negara-negara di dunia, privatisasi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Privatisasi merupakan fenomena negara-negara di dunia, privatisasi juga menjadi fenomena di Indonesia. Fenomena privatisasi diawali ketika terjadinya kriris pada tahun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi (2001) dalam Susilo (2013),kinerja merupakan istilah umum
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Menurut Mulyadi (2001) dalam Susilo (2013),kinerja merupakan istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2011).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 telah berakibat sangat berat bagi perekonomian nasional. Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan
Lebih terperinciPerpustakaan LAFAI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat a. bahwa Badan Usaha Milik Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian, sektor perbankan merupakan sektor yang mempunyai peranan penting bagi perkembangan perekonomian suatu negara. Peran tersebut diwujudkan dalam fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalihkan captive market yang selama ini dimiliki BUMN menjadi competitive
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Apabila pemerintah membebaskan pasar dalam negeri dari proteksi dan mengalihkan captive market yang selama ini dimiliki BUMN menjadi competitive market maka
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat a. bahwa Badan Usaha Milik Negara
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO
. PETIKAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa Badan Usaha Milik Negara
Lebih terperinciMenurut Marrie Muhamad Mantan Menteri Keuangan mengatakan bahwa ada dua pihak yang kontra-privatisasi, dan pihak yang pro-privatisasi. Pihak yang kont
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk dan PT BANK MANDIRI (Persero) Tbk SEBELUM DAN SETELAH PRIVATISASI ABSTRAK Sampai saat ini Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang telah dilaksanakan selama ini telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang telah dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat, yang meliputi bidang sosial budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan kebijakan dalam menentukan penggunaan laba yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak dapat melakukan tindakan-tindakan keperdataan, dalam arti lain, debitor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kepailitan merupakan kondisi dimana debitor yang telah dinyatakan pailit tidak dapat melakukan tindakan-tindakan keperdataan, dalam arti lain, debitor
Lebih terperincib. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan
Lebih terperinciBAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Gambaran pengelolaan keuangan daerah menjelaskan tentang aspek kebijakan keuangan daerah, yang berkaitan dengan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah serta capaian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian setiap Negara saling berhubungan dan memiliki tingkat ketergantungan yang mutualis. Artinya kondisi
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH I. UMUM Dalam rangka mengantisipasi perkembangan ekonomi global dan mewujudkan Visi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini tentunya merupakan hal yang menggembirakan bagi iklim bisnis di Indonesia, pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting yang dibutuhkan untuk dapat berkembang. Modal perusahaan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Asumsi going concern dalam akuntansi menyatakan bahwa suatu entitas didirikan untuk tujuan berkelangsungan hidup atau beroperasional secara jangka panjang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia adalah perseroan yang berkedudukan di Jakarta yang telah memperoleh izin usaha dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Lebih terperinciEKONOMI. Pelaku Ekonomi dalam Sistem Perekonomian
EKONOMI Pelaku Ekonomi dalam Sistem Perekonomian Disusun Oleh : Graciella Stevani G. (XI MIA 2) Gyfta Aditya W. (XI MIA 2) Afri Emilia Sembiring (XI MIA 8) Christine Widya (XI MIA 8) Pengertian BUMN (Badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan tujuan tertentu. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan dalam tatanan ekonomi dunia. Dinamika perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang terus terjadi telah membawa perubahan dalam tatanan ekonomi dunia. Dinamika perekonomian Indonesia tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan perekonomian di dunia saat ini tidak terlepas dari dunia perbankan. Hampir seluruh aktivitas perekonomian memanfaatkan perbankan sebagai lembaga keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kondisi perekonomian baik global maupun regional dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami pasang surut, contohnya krisis ekonomi yang terjadi di Eropa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis moneter sebagai akibat jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap valuta asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya mempunyai keinginan untuk tumbuh dan berkembang secara global. Berkembangnya suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masih terbayang dibenak kita aksi protes yang dilakukan salah satu nasabah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Krisis perbankan nasional telah memberikan pelajaran bagi kita semua bahwa kegagalan suatu bank pada akhirnya menjadi beban Negara. Rekapitalisasi melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini berbagai aspek kehidupan mengalami perkembangan dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu cepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu bank berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat atau lembaga lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau lembaga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis moneter pada akhir tahun 1997 mempengaruhi minat investor untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Pasar Modal Indonesia Krisis moneter pada akhir tahun 1997 mempengaruhi minat investor untuk melakukan investasi pada perusahaan-perusahaan publik di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika dan beberapa negara Eropa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika dan beberapa negara Eropa beberapa waktu yang lalu sempat membuat keadaan perekonomian dunia menjadi ikut terusik. Meskipun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perseroan terbatas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perseroan terbatas yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki negara. Jika Perusahaan BUMN tersebut seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari kekayan negara yang dipisahkan, merupakan salah satu pelaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Negara yang seluruh atau sebagaian besar modalnya berasal dari kekayan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat
Lebih terperinci