KAS DAN MANAJEMEN BANK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAS DAN MANAJEMEN BANK"

Transkripsi

1 MODUL 2 KAS DAN MANAJEMEN BANK 2.1 Pentingnya memiliki rekening bank 2.2 Rekening bank yang ditunjuk 2.3 Memilih bank yang handal 2.4 Informasi rinci tentang operasi perbankan dasar 2,5 Cek 2.6 Kas

2 TANDA PENERBIT CNV Internationaal Kotak Pos GL Utrecht Belanda T: E: I: Penulis: Dukungan Pendanaan, Michael Schwerzel Copyright CNV Internationaal 2015 Semua hak dilindungi. Setiap bagian dari publikasi ini dapat direproduksi oleh organisasi mitra serikat buruh CNV Internationaal tanpa izin khusus, sepanjang sumber tersebut dikutip sebagai berikut: CNV Internationaal, 2015, Toolkit Manajemen Keuangan untuk Serikat Buruh (PO Box GL Utrecht, Belanda). Jika organisasi mitra non serikat buruh CNV Internationaal ingin mereproduksi bagian dari publikasi ini, izin tertulis dari CNV Internationaal diperlukan.

3 MODUL 0 PENGANTAR DAN TINJAUAN / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ Tujuan Toolkit Keuangan Toolkit Keuangan ini bertujuan untuk membantu penerima dana CNV Internationaal memperbaiki kapasitas pengelolaan keuangan mereka. Hal ini bertujuan untuk membantu organisasi dalam mematuhi standar keuangan yang ditetapkan dalam kontrak antara CNV Internationaal dan organisasi mitra di seluruh dunia. Tujuan khususnya adalah: Untuk meningkatkan penganggaran, akuntansi dan pelaporan keuangan organisasi mitra. Untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas organisasi mitra. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang standar keuangan CNVI. Untuk meningkatkan keterampilan staf keuangan, bekerja di organisasi mitra, untuk mematuhi standar-standar keuangan ini. Untuk menyediakan pengalaman praktek, alat dan template dan menjadi panduan praktis tentang bagaimana menggunakan alat-alat dan template ini. Apa yang bukan dari Toolkit ini Toolkit ini: bukan seperangkat aturan tambahan terhadap hukum, kerangka kerja dan panduan kontrak dan peraturan yang ada. bukan merupakan interpretasi dari peraturan kontrak yang ada. bukan sebagai pengganti untuk pembacaan kondisi kontrak dan panduan serta instruksi yang ada. Penggunaan Toolkit Toolkit ini dikembangkan untuk penerima dana CNVI. Penerima dana CNVI bisa termasuk Konfederasi (pendanaan langsung) atau Federasi (pendanaan tidak langsung). Penerima dana CNVI bisa: Konfederasi Serikat Buruh Nasional yang telah terlibat dalam kontrak dengan CNVI; Federasi Serikat Buruh yang menjadi anggota Konfederasi Serikat Buruh Nasional dan berpartisipasi dalam Program Nasional yang utamanya didanai oleh CNVI. Toolkit ini harus menjadi pedoman bagi organisasi, dan khususnya bagi staf keuangan, untuk membantu mereka dengan tugas-tugas spesifik, seperti menyiapkan anggaran atau laporan keuangan. Ketika bekerja spesifik pada area manajemen keuangan, organisasi dan staf keuangan dapat dengan lebih baik mempersiapkan diri dengan mempelajari dahulu modul Toolkit yang sesuai. Dengan mempelajari modul yang sesuai, organisasi akan lebih memahami bagaimana memenuhi standar keuangan CNVI dan juga dapat bekerja dengan template yang disediakan. Pada prinsipnya modul ini hanya perlu dipelajari dan digunakan ketika organisasi (atau staf keuangan) bekerja pada area manajemen keuangan yang spesifik. Ini tidak dimaksudkan sebagai buku yang harus dibaca dari awal sampai akhir, tetapi sebagai buku kerja: hanya pelajari modul ketika hal tersebut relevan. 3

4 Struktur dan isi Toolkit Keuangan Toolkit keuangan mencakup 8 bidang manajemen keuangan dan disusun menjadi 8 modul. Isi dari Toolkit Keuangan adalah: Modul 2 - Kas dan Manajemen Bank 2.1 Pentingnya memiliki rekening bank P Rekening bank yang ditunjuk P Memilih bank yang handal P Informasi rinci tentang operasi perbankan dasar P Cek P Kas P. 13 4

5 Template ini disajikan dalam buku kerja yang terpisah dan dapat didownload di: Toolkit ini tersedia dalam cetakan (A5 buku saku ) dan bentuk MS PowerPoint. cetakan salinan toolkit dapat diperoleh dari kantor CNVI pusat di Utrecht Belanda. Toolkit ini juga dapat di-download dari situs CNVI, pada 5

6 6

7 MODUL 2 MANAJEMEN BANK DAN KAS / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ KISAH NYATA Sekira 10 tahun yang lalu, ada sebuah penipuan perbankan besar di Belanda. Petugas pembukuan dari Yayasan besar berhasil mentransfer jutaan Euro ke sebuah rekening bank asing dan meninggalkan negara itu setelahnya. Karena merupakan seorang pekerja keras dia kemudian mendapat kepercayaan dari manajer pelaksana. Untuk memfasilitasi prosedur pembayaran, petugas pembukuan ini berhak untuk mengeluarkan dan memberikan otorisasi pembayaran hingga per pembayaran. Rupanya, manajer pelaksana tidak ingin diganggu oleh masalah keuangan terlalu banyak. Petugas pembukuan memberitahu kepada manajer bank bahwa yayasannya akan melakukan beberapa pembayaran yang cukup besar ke sebuah rekening bank asing karena perubahan kebijakan. Manajer bank tidak curiga dan tidak ingin mengetahui tentang perubahan kebijakan ini. Sementara itu, petugas pembukuan ini telah membuka beberapa rekening bank asing atas namanya. Dalam satu pekan ia mentransfer 10 juta euro ke rekening tersebut, 200 transfer masing-masing Setelah itu ia melarikan diri ke luar negeri. Pencurian itu ditemukan hanya setelah beberapa hari dan menyebabkan skandal besar. Hanya setelah pekerjaan polisi intensif dan intervensi diplomatik, Yayasan berhasil mengambil sebagian besar dari uang yang dicuri. Karena rindu dengan rumah, petugas pembukuan kembali ke Belanda dan sekarang di penjara. Skandal ini bisa saja dengan mudah dicegah jika yayasan telah menerapkan langkah-langkah pengendalian internal yang sederhana seperti pemisahan pembayaran otoritas dan prosedur perbankan yang lebih baik. 7

8 MODUL 2: Manajemen Bank Dan Kas 2.0 PENGANTAR Modul ini adalah tentang penanganan uang. Modul ini menyajikan alat yang dapat Anda gunakan untuk memenuhi standar yang dijelaskan dalam FPMF untuk operasi bank dan kas. Modul ini menginformasikan kepada anda tentang: Pentingnya memiliki sebuah rekening bank Rekening bank khusus Bagaimana memeriksa apakah sebuah bank dapat dipercaya? Informasi rinci tentang operasi perbankan dasar Informasi rinci tentang bekerja dengan cek Informasi rinci tentang penanganan kas 2.1 PENTINGNYA MEMILIKI SEBUAH REKENING BANK Kebanyakan organisasi memiliki sebuah rekening bank. Namun, beberapa federasi telah mengindikasikan bahwa mereka masih belum memiliki sebuah rekening bank. Sebagai aturan dasar semua federasi yang menerima pendanaan dari CNVI untuk rencana kerja, harus memiliki sebuah rekening bank. Mengapa ini penting? 1. Menyimpan uang di bank jauh lebih aman daripada memiliki uang tunai di kantor 2. Melakukan pembayaran dari rekening bank ke rekening bank aman dan transparan 3. Laporan Bank adalah sumber informasi terpercaya tentang pembayaran yang dilakukan dan uang yang diterima. 4. Bank menawarkan banyak fasilitas lain, bahwa klien dapat menggunakan, untuk meningkatkan manajemen kas Federasi yang belum memiliki rekening bank harus didorong oleh konfederasi, untuk membuka rekening bank. Pada prinsipnya, konfederasi tidak boleh membayar angsuran kepada federasi secara tunai, tapi harus selalu melalui transfer bank. Federasi dapat memasukkan biaya perbankan dalam anggaran sebagai biaya yang memenuhi syarat. Tidak ada argumen yang dapat diterima terkait tidak membuka rekening bank karena biaya, karena ini akan diganti oleh dana CNVI. 2.2 REKENING BANK KHUSUS CNVI lebih suka bahwa rekening bank yang digunakan untuk rencana kerja, adalah rekening bank yang khusus. Hanya pembayaran untuk pengeluaran yang memenuhi syarat dari rencana kerja yang diizinkan akan dibayar dari rekening bank ini. Pembayaran untuk proyek-proyek lainnya, atau biaya organisasi yang tidak berhubungan dengan rencana kerja, tidak diperbolehkan. Hanya dana secara langsung berkaitan dengan rencana kerja dapat ditransfer ke rekening bank ini. Hal ini berlaku untuk: Dana CNVI yang ditransfer oleh CNVI atau oleh Konfederasi dalam hal transfer ke federasi Penyertaan pendanaan (Co-funding): ditransfer oleh pihak lain seperti Foundation (yayasan) atau subsidi dari pemerintah Penyertaan pendanaan (Co-funding): kontribusi kas dari sumberdayanya sendiri 8

9 MODUL 2: Manajemen Bank Dan Kas 2.3 MENYELEKSI BANK YANG DAPAT DIANDALKAN Jika sebuah organisasi membuka rekening bank baru di sebuah bank baru, keandalan bank ini harus diperiksa. Pertanyaannya adalah: bagaimana melakukan ini? Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan meminta lisensi bank. Bank harus selalu memiliki lisensi bank. Lisensi Bank dikeluarkan oleh bank sentral di suatu negara, yang memeriksa keandalan dan solvabilitas bank. Tanpa lisensi seperti itu, bank tidak dapat dianggap handal. Ketika diminta untuk menunjukkan izin mereka, bank tidak boleh ragu untuk menyajikan lisensi ini. Organisasi harus mendapatkan informasi tentang reputasi bank. Mereka dapat bertanya kepada organisasi-organisasi nirlaba serupa yang memiliki rekening bank dengan bank tertentu tentang pengalaman mereka. Apakah mereka mendapatkan pelayanan yang baik, biayanya seperti apa, apakah jika ada pertanyaan langsung ditangani dengan cepat dan benar dan apakah bank ini mengeluarkan laporan bank secara teratur? Jika bank menunjukkan izin dan bank memiliki reputasi yang baik, federasi dapat memutuskan untuk melakukan bisnis dengan bank pilihan mereka. Mereka akan melakukan pertemuan resmi dengan pejabat bank, menandatangani kontrak perbankan dan membuka rekening bank. Setelah membuka rekening bank bendahara federasi menginformasikan bendahara Konfederasi tentang rekening bank baru dan permintaan dana CNVI akan ditransfer ke rekening bank ini. Bendahara berkomunikasi secara tertulis tentang rincian penyelidikan dan menetapkan alasan mengapa mereka memilih bank ini. Jika Konfederasi menyetujui, mereka dapat mulai mentransfer dana ke rekening bank khusus tersebut. Prosedur yang sama berlaku ketika Konfederasi ingin membuka rekening bank baru dengan sebuah bank baru. Mereka akan mengkomunikasikan hasil penyelidikan mereka kepada program officer CNVI. 2.4 INFORMASI RINCI TENTANG OPERASI PERBANKAN DASAR FPMF menyajikan standar untuk operasi perbankan dasar. Standar ini adalah untuk melindungi dana dan memastikan dana tidak dapat disalahgunakan. Standar ini dijelaskan di bawah. Setiap rekening bank harus memiliki tiga penandatangan, yakni anggota Pimpinan. Bank meminta penandatangan untuk rekening bank tersebut. Penandatangan adalah orang yang berwenang untuk menandatangani cek atas nama organisasi. Pada saat pembukaan rekening bank para penandatangan harus hadir langsgung dan memperlihatkan dokumen indetifikasi mereka. Bank akan membuat salinan dari dokumen dan penandatangan harus menandatangani beberapa dokumen. Jika bank menerima perintah pembayaran dari organisasi, setidaknya salah satu dari tanda tangan ini harus ada pada voucher pembayaran. Bank harus dapat memverifikasi bahwa perintah pembayaran diverifikasi oleh setidaknya satu orang yang memiliki wewenang untuk melakukannya. Seringkali bank memberikan petunjuk tentang jumlah yang tepat dari orang-orang yang telah menandatangani perintah pembayaran, tergantung pada jumlah yang ada dalam perintah. Setiap organisasi harus memiliki sebuah panel penandatangan yang akan memilih sejumlah tanda tangan otorisasi yang diperlukan. Harus ada orang yang cukup dinominasikan untuk memastikan administrasi yang efisien dari pembayaran bank. Penandatangan perlu dikaji secara berkala dan daftar diperbarui ketika orang keluar dari organisasi. Dua tanda tangan dibutuhkan untuk melakukan pembayaran dari rekening bank. Para penandatangan untuk rekening bank harus ditentukan dan batas otorisasi ditetapkan untuk pengeluaran. 9

10 MODUL 2: Manajemen Bank Dan Kas Prinsip dasarnya adalah bahwa tidak ada yang dapat menandatangani sendirian untuk pembayaran. Hal ini untuk membantu memerangi penipuan dan harus selalu ditegakkan, terlepas dari posisi mereka. Bahkan manajer pelaksana atau ketua pimpinan tidak boleh memiliki kewenangan tersebut. Tiap organisasi perlu memiliki prosedur untuk otorisasi pembayaran. Bagaimana melakukannya dijelaskan di Modul 3 Menertibkan Dokumen Pendukung. Saldo rekening bank harus selalu dalam kredit. Tidak boleh ada overdraft (cerukan) tanpa persetujuan dari bendahara. Mengingat jadwal pembayaran CNVI (yaitu untuk Konfederasi dan dari Konfederasi ke Federasi), tidak boleh ada kekurangan likuiditas pada rekening bank yang khusus ini, karena semua organisasi menerima pembayaran uang muka sampai dengan 100%. Dalam kasus luar biasa di mana ada kekurangan likuiditas sementara, bendahara diperbolehkan untuk mengizinkan cerukan pada rekening. Namun, untuk melakukan itu, organisasi harus mengatur fasilitas kredit dengan bank. Dengan kata lain; bank bersedia untuk meminjamkan uang kepada organisasi. Namun, ada beberapa kelemahan ini. Bank meminjamkan uang dengan tingkat bunga yang tinggi. Biaya bunga tersebut tidak memenuhi syarat, sehingga ini ditanggung organisasi. Biasanya, bank hanya bersedia meminjamkan uang jika klien memiliki agunan. Menyerahkan kolateral sebagai jaminan untuk pinjaman bisa sangat berisiko bagi organisasi karena mereka dapat kehilangan aset berharga. Terutama ketika sebuah organisasi tidak yakin apakah dapat melunasi pinjaman ke bank, bank biasanya tidak memilih untuk meminjamkan uang terlebih dahulu. Untuk alasan ini bendahara harus berhati-hati untuk mengizinkan cerukan apapun pada rekening mereka. Mereka dapat membolehkan ini jika mereka yakin uang muka berikutnya datang dengan segera. Pemantauan keuangan sangat membantu untuk mencegah situasi ini di awal. Jika departemen keuangan memonitor saldo rekening bank secara teratur mereka akan melihat kekurangan tunai di waktu depan. Mereka harus memperingatkan manajer pelaksana atau bendahara, yang harus memutuskan bagaimana menangani masalah ini. Mereka mungkin memutuskan untuk menunda pembayaran atau mereka dapat mendesak donor (yaitu CNVI atau Konfederasi) untuk mempercepat proses pembayaran. Semua pembayaran, baik secara tunai, cek atau transfer bank, harus dilakukan hanya atas dasar dokumentasi resmi. Pembayaran harus didokumentasikan pada voucher pembayaran, yang harus melekat pada faktur yang sesuai. Orang yang memberikan otorisasi pengeluaran harus menandatangani voucher pembayaran. Modul 3 Menertibkan dokumen pendukung menyajikan informasi tentang penggunaan voucher pembayaran, termasuk sebuah contoh. Voucher pembayaran dapat digunakan untuk lebih dari satu item pengeluaran. Voucher harus memiliki nomor referensi berurutan (sebaiknya di cetak). Voucher juga harus dikodekan dengan cost center dan kode rekening yang sesuai dengan judul item anggaran sehingga informasi dapat dicatat dengan benar dalam sistem akuntansi atau administrasi. Modul 4 Akunting/akuntansi menyajikan informasi tentang pembukuan voucher pembayaran. 10

11 MODUL 2: Manajemen Bank Dan Kas Semua pengeluaran harus didukung oleh invoice/kwitansi. Jika ini tidak dikeluarkan oleh pemasok, tanda terima dapat dibuat oleh organisasi dan ditandatangani oleh pemasok. Tidak selalu memungkinkan untuk mendapatkan invoice dari pemasok. Khususnya ketika melakukan pembayaran kecil (mis. taksi, restauran), mungkin sulit untuk mendapatkan invoice. Namun, pembayaran harus tetap didukung dan diverifikasi oleh dokumen pendukung. Jadi bagaimana menangani situasi ini ini? Anggota staf yang melakukan pembayara sering untuk rencana kerja harus membawa buku kwitansi. Ketika mereka harus melakukan transaksi dengan pemasok yang tidak dapat memberikan invoice, anggota staf tersebut dapat membuat sebuah tanda terima. Isinya adalah: Kwitansi/tanda terima ini menjelaskan jumlah, tanggal dan jasa yang diberikan atau barang yang dibeli. Kwitansi/tanda terima harus selalu ditandatangani oleh anggota staf dan penerima pembayaran. Kwitansi/tanda terima diserahkan ke Departemen Keuangan. Dalam kebanyakan situasi ini yang dilakukan jika anggota staf mengisi pernyataan untuk penggantian pengeluaran yang dibuat. Departemen keuangan memberkas kwitansi/tanda terima dan catatan pembayaran di buku bank atau buku kas kecil. Modul 4 menyajikan penjelasan lebih lanjut tentang penggunaan buku bank dan buku kas. 2.5 CEK FPMF menyajikan beberapa prinsip untuk bekerja dengan cek, ketika cek digunakan untuk rekening bank. Prinsip ini untuk melindungi dana dan dijelaskan lebih lanjut di bawah. Buku cek harus ditempatkan di lokasi yang aman untuk menghindari penyalahgunaan dan kemungkinan penyelewangan dana. Tiap organisasi, khususnya mereka yang memiliki dana kas yang besar di tempat, harus memiliki kotak aman (atau tempat yang aman) untuk menyimpan tunai, buku cek dan dokumen resmi. Karena buku cek bisa mewakili nilai yang sangat besar, harus diperlakukan sebagai kas, dan harus dijaga di tempat yang aman juga. Hanya beberapa orang terbatas yang dapat memiliki akses ke kotak pengaman. Disarankan untuk menyimpan kotak pengaman di tempat yang tersembunyi dan terpasang kuat pada dinding bata. 11

12 MODUL 2: Manajemen Bank Dan Kas Penandatangan cek tidak boleh memiliki akses ke buku cek. Ini adalah aturan dasar dari pengendalian internal. Buat agar orang lain yang memiliki akses terhadap cek (mis. akses ke kotak pengaman) dan bukan orang yang memiliki wewenang untuk menandatangani cek, ini penting untuk menghindari penyalahgunaan cek. Lebih spesifik lagi, organisasi harus memiliki prosedur jelas yang menjelaskan: 1. Pengelolaan cek secara keseluruhan seperti tanggung jawab, administrasi cek, penanganan cek, pengendalian internal dan keamanan 2. Buat tugas dan tanggung jawab spesifik terkait cek: - Siapa yang dapat mengeluarkan cek dan kapan? - Siapa yang dapat menuliskan cek? - Siapa yang boleh menandatangani cek dan sampai berapa jumlahnya? Jangan minta penandatangan untuk menandatangani cek kosong hanya untuk kenyamanan karena ini meningkatkan risiko penyalahgunaan. Setiap cek harus difotokopi sebelum diberikan kepada penerima. Fotokopi cek harus melekat pada faktur dan diberkas. Karena cek merupakan bukti penting pembayaran, cek yang dikeluarkan harus selalu difotokopi. Ini adalah bagian dari membangun jejak audit. Dengan melampirkan fotokopi cek ke faktur, auditor dapat mengikuti pembayaran aktual faktur. Nomor cek harus disajikan pada laporan bank. Auditor dapat menghubungkan nomor cek ini ke faktur tertentu dan dapat meyakinkan bahwa faktur benar telah dibayar. Tentu saja ini tidak hanya penting bagi auditor, tetapi juga untuk tujuan pengendalian internal. Cek yang dibatalkan harus disimpan. Cek diberi nomor urut. Organisasi harus tahu cek pembayaran yang dikeluarkan. Untuk melacak semua cek yang telah dikeluarkan, sebuah organisasi harus menyimpan cek batal juga. Dengan melakukan hal tersebut, organisasi dapat mengetahui tinjauan lengkap terkait cek yang dikeluarkan. Untuk pengendalian internal adalah penting untuk melacak setiap cek yang dikeluarkan, untuk mencegah cek yang hilang dan kemungkinan disalahgunakan. Cek yang dibatalkan harus disimpan dalam berkas yang benar. 12

13 MODUL 2: Manajemen Bank Dan Kas 2.6 KAS/TUNAI Konfederasi dan federasi sering harus membayar dalam tunai, ini berarti bahwa setiap organisasi harus menyimpan tunai. Tiap orgnisasi harus memiliki aturan tertentu untuk pengelolaan kas mereka demi meminimalisir peluang kehilangan uang tunai. Aturan Penanganan Kas: 1. Simpan uang tunai dalam tempat yang aman Uang tunai harus disimpan dalam tempat yang aman, sebaiknya dalam kotak pengaman. Merupakan hal yang penting bahwa hanya anggota staf yang perlu yang memiliki akses ke kotak pengaman tersebut. Setiap kotak pengaman memiliki kode untuk bisa membukanya, kode ini harus dirubah secara periodik. sebaiknya bendahara organisasi harus mengubah kode ini dengan kehadiran Kepala Keuangan atau petugas pembukuan. Jika organisasi tidak memiliki kotak pengaman, maka organisasi tersebut harus mendapatkannya. Jika hal ini tidak memungkinkan, setidaknya ada kaleng kecil di mana uang tunai bisa disimpan. Biasanya kaleng ini dapat dikunci dengan sebuah kunci. Hanya jumlah orang terbatas yang dapat memiliki kuncinya. Sembunyikan kaleng ini dari orang lain, misalnya dalam sebuah meja yang terkunci. 13

14 MODUL 2: Manajemen Bank Dan Kas 2. Ketika menangani kas, jauhkan dari pandangan orang lain Prosedur penanganan kas, (mis. menghitung kas, memasukan atau mengeluarkan uang tunai dari kaleng) harus dijauhkan dari pandangan orang. Khususnya ketika organisasi tidak memiliki sebuah kotak pengaman. Uang tunai di tempat terbuka dapat menarik mata orang lain dan membuat orang menjadi resah. Orang lain seharusnya tidak tahu bahwa organisasi menyimpan uang tunai di kantor dan kedua, mereka juga seharusnya tidak mengetahui di mana organisasi menyimpan uang tunai mereka. 3. Buat jumlah kas serendah mungkin Aturan umumnya adalah, coba lakukan pembayaran sebisa mungkin melalui bank atau cek, karena metode ini selalu lebih aman daripada pembayaran tunai. Karena tunai bisa dicuri atau hilang, akan lebih baik menyimpan jumlah tunai sesedikit mungkin di dalam kaleng atau kotak pengaman. Ketika pembayaran tunai besar harus dilakukan (mis. ketika tim proyek akan melakukan sebuah perjalanan lapangan), ambil tunai dari bank pada hari yang sama dibayarkan ke tim proyek. Sehingga tidak perlu menginapkan uang tunai dalam jumlah besar semalam di kantor. Aturan sebaliknya juga berlaku. Ketika organisasi menerima sejumlah besar uang tunai, sangat disarankan untuk tidak menyimpan uang tunai jumlah besar di kantor. Uang ini harus didepositkan dalam rekening bank sesegera mungkin, sebaiknya pada hari yang sama. 4. Simpan buku kas Tiap transaksi tunai (kas masuk, kas keluar) harus dicatat dalam sebuah buku kas. Penting untuk memeriksa catatan dan lakukan penghitungan kas. Ini harus dilakukan setidaknya sekali sebulan. Namun, jika organisasi melakukan pembayaran tunai lebih sering, pemeriksaan dan penghitungan harus dilakukan lebih sering. Modul 4 Akuntansi menyajikan lebih banyak informasi tentang pembukuan kas kecil dan juga menyajikan contoh buku kas kecil juga. 5. Menyimpan tanda terima Tiap transaksi tunai harus divalidasi dengan tanda terima. Ketika kas keluar, harus ada tanda terima sebagai gantinya. Tanpa sebuah tanda terima berarti tidak ada bukti aktual bahwa pembayaran tersebut sah. Kadang sulit untuk menerima faktur (mis. taksi, restoran). Namun, pembayaran harus didukung dan diverifikasi dengan dokumen pendukung. Jadi bagaimana menangani situasi ini? Ketika anggota staf melakukan sebuah transaksi dengan pemasok yang tidak dapat menyerahkan sebuah faktur, anggota staf tersebut harus menuliskan tanda terima. Tanda terima ini menjelaskan jumlah, tanggal dan jenis layanan atau barang yang dibeli dan harus ditandatangani oleh anggota staf dan yang menerima pembayaran. Tanda terima ini diserahkan ke departemen keuangan. Dalam kebanyakan situasi ini akan terjadi ketika anggota staf menyerahkan pernyataan untuk penggantian pengeluaran yang dilakukan. 6. Berikan tanda terima untuk uang yang diterima Ketika uang tunai diterima, harus ada tanda terimanya juga. Orang yang menangani transaksi tunai ini harus menuliskan sebuah tanda terima dan menyatakan bahwa uang tunai telah diterima. Pada tanda terima ini, tanggal, jumlah dan alasan penerimaan uang harus dituliskan dan ditandatangani oleh baik penerima maupun pemberi. Keduanya menyimpan salinan tanda terima tersebut. Tanda terima harus selalu disimpan rapi dengan buku kas. 14

15 MODUL 2: Manajemen Bank Dan Kas 7. Tunjuk anggota staf yang diberikan wewenang untuk prosedur kas/ uang tunai Organisasi harus menunjuk anggota staf tertentu yang diberikan wewenang untuk melakukan prosedur kas. Sebaiknya orang ini adalah orang yang menangani kas (ke bank untuk mengambil atau membayar tunai, membayar tunai ke pemasok atau anggota staf) harus bukan orang yang sama dengan orang yang mencatat buku kas. Anggota staf yang memeriksa buku kas juga harus orang yang berbeda. 8. Susun dan implementasikan prosedur kas Penanganan kas adalah hal sensitif dan harus dilakukan dengan hati-hati. Oleh sebab itu memiliki prosedur yang jelas sangat disarankan. Prosedur ini harus menerjemahkan aturan tersebut, sebagaimana dijelaskan di atas, pada situasi yang spesifik dari tiap organisasi. Disamping itu, organisasi dapat menambahkan aturan lainnya juga, jika situasi organisasi tersebut menghendaki hal ini. Petugas keuangan organisasi yang paling tinggi jabatannya (mis. bendahara, kepala keuangan) harus memeriksa kinerja dari prosedur ini setiap tahun dan memutakhirkannya, jika perlu. 15

16

Toolkit KERANGKA KERJA MANAJEMEN PROYEK KEUANGAN

Toolkit KERANGKA KERJA MANAJEMEN PROYEK KEUANGAN Toolkit KERANGKA KERJA MANAJEMEN PROYEK KEUANGAN TANDA PENERBIT CNV Internationaal Kotak Pos 2475 3500 GL Utrecht Belanda T: 00 31 751 1260 E: internationaal@cnv.nl I: www.internationaal.nl Penulis: Dukungan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO MODUL 7

MANAJEMEN RISIKO MODUL 7 MODUL 7 MANAJEMEN RISIKO 7.1 Apa yang disebut penilaian risiko 7.2 Pentingnya manajemen risiko 7.3 Bagaimana melakukannya? Lampiran: Contoh potensi area risiko, dampak dan mitigasinya TANDA PENERBIT CNV

Lebih terperinci

TANDA PENERBIT. CNV Internationaal Kotak Pos GL Utrecht Belanda T: E: I:

TANDA PENERBIT. CNV Internationaal Kotak Pos GL Utrecht Belanda T: E: I: MODUL 6 AUDIT 6.1 Audit Eksternal 6.2 Audit Internal Lampiran 1: Daftar Periksa (Checklist) Komite Audit Internal Lampiran 2: Daftar Periksa (Checklist) Audit CNV Internationaal Lampiran 3: Pedoman laporan

Lebih terperinci

MODUL 5 PELAPORAN KEUANGAN. 5.1 Pelaporan keuangan untuk federasi 5.2 Laporan Keuangan dari Konfederasi ke CNVI

MODUL 5 PELAPORAN KEUANGAN. 5.1 Pelaporan keuangan untuk federasi 5.2 Laporan Keuangan dari Konfederasi ke CNVI MODUL 5 PELAPORAN KEUANGAN 5.1 Pelaporan keuangan untuk federasi 5.2 Laporan Keuangan dari Konfederasi ke CNVI TANDA PENERBIT CNV Internationaal Kotak Pos 2475 3500 GL Utrecht Belanda T: 00 31 751 1260

Lebih terperinci

MODUL 1 - ANGGARAN & PERENCANAAN

MODUL 1 - ANGGARAN & PERENCANAAN TEMPLATE KEUANGAN Toolkit Keuangan ini menyediakan template keuangan. Lampiran pada modul 1, 4 dan 5 adalah file excel. MODUL 1 ANGGARAN & PERENCANAAN 1.1 Format Anggaran Rencana Kerja Tahunan 1.2 Format

Lebih terperinci

ANGGARAN & PERENCANAAN

ANGGARAN & PERENCANAAN MODUL 1 ANGGARAN & PERENCANAAN 1.1 Kapan harus menganggarkan merencanakan 1.2 Proses penganggaran 1.3 Biaya yang memenuhi syarat 1.4 Menjelaskan format anggaran CNVI Lampiran: Memorandum of Understanding

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Efektif berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Efektif berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Efektivitas Efektif berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit (1998:14) efektivitas adalah suatu ukuran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.

Lebih terperinci

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan yakni dengan melakukan observasi langsung ke perusahaan, serta mengajukan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan pengendalian

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O Tujuan dari siklus pengeluaran Meyakinkan bahwa seluruh barang dan jasa telah dipesan sesuai kebutuhan Menerima seluruh barang yang dipesan dan memeriksa (verifikasi)

Lebih terperinci

88 Lampiran 1: Daftar Pertanyaan (Wawancara) DAFTAR PERTANYAAN (WAWANCARA)

88 Lampiran 1: Daftar Pertanyaan (Wawancara) DAFTAR PERTANYAAN (WAWANCARA) 88 Lampiran 1: Daftar Pertanyaan (Wawancara) DAFTAR PERTANYAAN (WAWANCARA) Daftar pertanyaan untuk wawancara ini berisi pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan siklus penggajian dan pembelian di SMA

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI Kebijakan Kepatuhan Global Maret 2017 Freeport-McMoRan Inc. PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Antikorupsi ini ("Kebijakan") adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan Inc ("FCX")

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab V Simpulan dan Saran 116 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER 96 DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER Petunjuk Pengisian Pertanyaan terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian Amerupakan pertanyaan umum dan bagian B merupaan pertanyaan khusus. Bapak / Ibu dimohon untuk memberi tanda

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Bukti Bank Keluar

LAMPIRAN 1. Bukti Bank Keluar LAMPIRAN 1 Bukti Bank Keluar LAMPIRAN 2 Permintaan Pembayaran LAMPIRAN 3 Inoice Lampiran 4 Kwitansi LAMPIRAN 5 Faktur Pajak LAMPIRAN 6 Surat Penawaran Iklan Lampiran 7 Form Order Iklan Majalah Bumi Track

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

Syarat dan Ketentuan Perbankan Umum

Syarat dan Ketentuan Perbankan Umum Syarat dan Ketentuan Perbankan Umum Untuk klien perbankan komersial dari Bank Kantor Cabang Indonesia Syarat dan ketentuan ini berlaku untuk rekening dan berbagai layanan perbankan yang diberikan oleh

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN PADA KOPERASI SARI BHAKTI

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN PADA KOPERASI SARI BHAKTI BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN PADA KOPERASI SARI BHAKTI 3.1 Gambaran Umum Koperasi 3.1.1 Gambaran Umum Koperasi Koperasi Sari Bhakti adalah koperasi primer yang didirikan oleh pekerja PT Indofood

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

KEBIJAAKAN ANTI-KORUPSI

KEBIJAAKAN ANTI-KORUPSI Kebijakan Kepatuhan Global Desember 2012 Freeport-McMoRan Copper & Gold PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Anti-Korupsi ( Kebijakan ) ini adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 4 PRESEDEN PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA.

LAMPIRAN 4 PRESEDEN PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. LAMPIRAN 4 PRESEDEN PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (versi lengkap) DAFTAR ISI Para Pihak dan Latar Belakang 1. Definisi dan Interpretasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kas dan Pengelolaan Kas BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Kas Menurut Dwi (2012) kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan negara

Lebih terperinci

Flowchart Prosedur Penjualan Kredit, Piutang dagang, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas dan Pemasaran yang Berjalan di Perusahaan

Flowchart Prosedur Penjualan Kredit, Piutang dagang, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas dan Pemasaran yang Berjalan di Perusahaan L1 Flowchart Prosedur Penjualan Kredit, Piutang dagang, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas dan Pemasaran yang Berjalan di Perusahaan Untuk public training Bagian Penjualan dan Pemasaran Mulai 1 Mempromosikan

Lebih terperinci

PT Santara Daya Inspiratama, selanjutnya akan disebut sebagai Perusahaan. Klien yang

PT Santara Daya Inspiratama, selanjutnya akan disebut sebagai Perusahaan. Klien yang 1 PT Santara Daya Inspiratama, selanjutnya akan disebut sebagai Perusahaan. Klien yang membuka akun Mitra Santara (MS) di Santara, selanjutnya akan disebut sebagai Mitra Santara. Keduanya disebut sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan yang akan dijabarkan pada bab ke empat ini mengenai pelaksanaan audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum dilakukannya kegiatan audit

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT.Modern Putra Indonesia. Berikut ini sistem penjualan perusahaan yang akan dibahas oleh penulis adalah mengenai

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Bp/ Ibu/ Sdr dimohon untuk mengisi data demografi pada kotak di samping pertanyaan atau memberikan tanda ( ) pada tempat yang telah disediakan : Nama Responden : Nama KAP : Jenis Kelamin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian 2.1.1 Pengertian Pembelian Pembelian adalah transaksi pembelian terjadi antara perusahaan dengan pemasok atau pihak penjual. Barang-barang yang dibeli dapat berupa

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, berfokus pada akuisisi sumber daya modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik dan pembayaran

Lebih terperinci

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI EXPOSURE DRAFT STANDAR PENGENDALIAN MUTU STANDAR PERIKATAN JASA 0 PERIKATAN KOMPILASI PENGENDALIAN MUTU BAGI KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Exposure Draft

Lebih terperinci

Bab 7 Kas. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

Bab 7 Kas. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Bab 7 Kas Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Tujuan 1. Menguraikan sifat kas dan pentingnya pengendalian internal terhadap kas. 2. Mengikhtisarkan prosedur dasar untuk menyelenggarakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS PERNYATAAN DAN PRINSIP KEBIJAKAN Sesuai dengan Undang-undang Intelijen Keuangan dan Anti Pencucian Uang 2002 (FIAMLA 2002), Undang-undang Pencegahan Korupsi 2002

Lebih terperinci

LAMPIRAN 5. PENJELASAN ATAS PRESEDEN PERJANJIAN KERJA SAMA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR (versi lengkap)

LAMPIRAN 5. PENJELASAN ATAS PRESEDEN PERJANJIAN KERJA SAMA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR (versi lengkap) LAMPIRAN 5 PENJELASAN ATAS PRESEDEN PERJANJIAN KERJA SAMA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR (versi lengkap) 125 Pendahuluan Ulasan berikut ini menjelaskan secara ringkas cara menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Prosedur 1.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Prosedur 1. 22 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Prosedur Di dalam kehidupan sehari-hari sering terdapat aspek pengaturan dan pengorganisasian dari berbagai prosedur sedemikian rupa untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian sistem Pada dasarnya sistem digunakan untuk menangani suatu permasalahan atau pekerjaan agar mencapai tujuan perusahaan. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengauditan internal atas pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal 36 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Landasan Teori Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal hal atau teori teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

CONTOH. Manual Sistem Akuntansi dan Keuangan

CONTOH. Manual Sistem Akuntansi dan Keuangan CONTOH Manual Sistem Akuntansi dan Keuangan DAFTAR ISI 1 DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN 1. Profil Organisasi 2. Tujuan, Struktur, Revisi Manual 2. STRUKTUR 1. Bagan Organisasi Yayasan 2. Uraian Tugas. PROSEDUR

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) LAMPIRAN 6 PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua Nama:

Lebih terperinci

PERJANJIAN KEANGGOTAAN DANA SYARIAH

PERJANJIAN KEANGGOTAAN DANA SYARIAH Pribadi dan Rahasia Hak cipta dipegang oleh PT Dana Syariah Indonesia PERJANJIAN KEANGGOTAAN DANA SYARIAH ANTARA ANDA sebagai Anggota dan PT. Dana Syariah Indonesia sebagai Dana Syariah Dana Syariah.id

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomis suatu perusahaan.

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

Pengertian Kas PENGERTIAN KAS

Pengertian Kas PENGERTIAN KAS Pengertian Kas Menurut Munawir (1983:14), pengertian kas adalah sebagai berikut: Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI ATAS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA YAYASAN KARYA SANG TIMUR PERWAKILAN JAKARTA

BAB IV EVALUASI ATAS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA YAYASAN KARYA SANG TIMUR PERWAKILAN JAKARTA BAB IV EVALUASI ATAS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA YAYASAN KARYA SANG TIMUR PERWAKILAN JAKARTA Pada bab ini penulis akan mengadakan evaluasi atas keadaan organisasi seperti yang telah diuraikan dalam

Lebih terperinci

PERJANJIAN KEANGGOTAAN AKSELERAN ANTARA. ANDA sebagai Anggota. dan. PT AKSELERAN KEUANGAN INKLUSIF INDONESIA sebagai Akseleran

PERJANJIAN KEANGGOTAAN AKSELERAN ANTARA. ANDA sebagai Anggota. dan. PT AKSELERAN KEUANGAN INKLUSIF INDONESIA sebagai Akseleran Pribadi dan Rahasia Hak cipta draft ini dipegang oleh PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia PERJANJIAN KEANGGOTAAN AKSELERAN ANTARA ANDA sebagai Anggota dan PT AKSELERAN KEUANGAN INKLUSIF INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan perorangan Speed Power Racing adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan spare parts (perlengkapan) kendaraan

Lebih terperinci

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No. SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH Sumber: PSA No. 62 PENDAHULUAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini berisi standar untuk pengujian

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian Bank berdasarkan pasal 1 UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan bahwa: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II SYARAT FORMAL

DAFTAR ISI BAB II SYARAT FORMAL DAFTAR ISI DASAR HUKUM -------------------------------------------------------------------- 3 GLOSSARY -------------------------------------------------------------------------- 4 BAB I PRINSIP UMUM ------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. maupun sebagai investasi dalam perusahaan tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. maupun sebagai investasi dalam perusahaan tersebut. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kas Setiap perusahaan memerlukan kas dalam menjalankan aktivitas usahanya baik sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa maupun sebagai investasi dalam perusahaan

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No.7/19/DPNP Jakarta, 14 Juni 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Aktivitas Berkaitan dengan Reksa Dana. Sehubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi menyajikan informasi keuangan di berbagai entitas dalam dunia usaha. Salah satu entitas usaha yaitu perusahaan yang menjalankan aktivitas untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat PT. BERLIAN TECHPRINT INDONESIA merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei 2007. Perusahaan didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah : BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem, Informasi, Akuntansi 1. Pengertian Sistem Definisi sistem banyak sekali ditemukan penulis, namun pada prinsipnya teori-teori tersebut memiliki pengertian yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : L1 LAMPIRAN Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : 1. Ya, artinya sistem dan prosedur telah diterapkan serta dilaksanakan dengan baik sebagaimana

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR DENGAN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI NOMOR :20/Kpts/KPU-Kota /2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI NOMOR :20/Kpts/KPU-Kota /2015 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI NOMOR :20/Kpts/KPU-Kota-002.434908/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN WALIKOTA DAN

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan Tujuan keseluruhan dari audit siklus

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG (ANTI MONEY LAUNDERING / "AML") FXPRIMUS

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG (ANTI MONEY LAUNDERING / AML) FXPRIMUS KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG (ANTI MONEY LAUNDERING / "AML") FXPRIMUS PERNYATAAN KEBIJAKAN DAN PRINSIP Sesuai dengan Undang-Undang Intelijen Keuangan dan Anti Pencucian Uang 2002 (FIAMLA 2002), Undang-

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS TRANSAKSI YANG TERLIBAT PENJUALAN TUNAI - PENJUALAN - DISKON DAN RETUR - PENERIMAAN KAS PENJUALAN KREDIT - PENJUALAN - DISKON DAN RETUR - PENCATATAN PIUTANG -

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT

SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Fasilitas Dana Bantuan Sahabat ( Syarat dan Ketentuan Umum ) ini berlaku bagi Nasabah yang permohonan Fasilitas Dana Bantuan Sahabat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional

Lebih terperinci

KETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR

KETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR KETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR Ketentuan dan Persyaratan Khusus Pembukaan Rekening Investor ini (berikut semua lampiran, perubahan dan atau pembaharuannya selanjutnya disebut

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PIALANG BERJANGKA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PIALANG BERJANGKA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PIALANG BERJANGKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN

Lebih terperinci