Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tujuan perusahaan melakukan kegiatan operasional untuk memperoleh laba yang maksimum disamping itu juga untuk mencapai tujuantujuan perusahaan yang lainnya. Setiap perusahaan berusaha agar mencapai laba atau memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin. Dengan adanya laba yang cukup tinggi dan didukung oleh nilai perusahaan yang semakin baik maka kredibilitas dan kontinuitas perusahaan dapat dipertahankan serta perusahaan dapat tumbuh terus dan melakukan ekspansi dalam bisnisnya. Memaksimalkan laba berarti menekankan pada pemanfaatan barang dan modal secara efektif efisien. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk dapat melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien sehingga akan meningkatkan pendapatan yang akan diterima. Seorang manajer keuangan dengan mudah dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dengan mengurangi beban riset dan pengembangan kegiatan ataupun beban pemeliharaan rutin yang memang biasanya diperlukan. Dalam jangka pendek, hal tersebut dapat meningkatkan keuntungan, namun untuk jangka panjang, hal ini sama sekali tidak baik bagi perusahaan. Setiap tujuan perusahaan harus dinyatakan dengan tepat dan jelas sesuai dengan kondisi dan segala kompleksitas permasalahan dunia nyata. Pada kenyataannya, manajer keuangan untuk setiap harinya harus selalu berhadapan dengan dua masalah yang tidak tercakup dalam tujuan perusahaan untuk memaksimalkan laba yaitu waktu dan ketidakpastian (Keown 2004:3) Besarnya jumlah volume penjualan kredit setiap triwulan, periode atau tahunnya, berarti perusahaan harus dapat menyediakan penanaman investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan biasanya akan membawa dampak resiko yaitu munculnya berbagai macam biaya, seperti halnya menambah pegawai yang mengurus dan mengawasi administrasi kredit, adanya bunga pinjaman terkait dengan piutang serta akan bertambahnya resiko berupa penjualan kredit yang tidak terbayar oleh pelanggan atau piutang yang tidak tertagih (bad dedt), sehingga biasanya mengurangi jumlah penjualan bersih perusahaan dari total besarnya piutang yang dimiliki. 1

2 Perusahaan dapat menjual piutangnya dalam keadaan tertentu kepada perusahaan lain yang biasa disebut anjak piutang (factoring) dan pembeli piutang disebut factor. Kelebihannya bagi perusahaan adalah perusahaan akan mendapatkan dana secara cepat dengan tujuan untuk mengisi kas dan mendukung kegiatan operasional lainnya yang masih begitu penting untuk kelanjutan hidup perusahaan. Di samping itu, resiko piutang tak tertagih secara sebagian dapat dipindahkan kepada factor atau tergantung pada kesepakatan anjak piutang. Rencana pembayaran kembali atau pelunasan kredit oleh pelanggan disusun sesuai dengan cash budget atau cash flow projection, jenis serta sifat yang diminta berikut projected income statement. Dengan demikian schedule pembayaran kembali ini hanya merupakan alat untuk lebih mempermudah dalam melihat rencana perluasan kredit dari perusahaan. Pemberian kredit juga mengandung suatu tingkat resiko (degree of risk) tertentu yang seharusnya dapat diketahui secara seksama. Menghindari ataupun memperkecil resiko piutang yang mungkin terjadi, maka pemberian kredit harus dinilai oleh perusahaan atas dasar syarat-syarat perusahaan teknis; yang terkenal dalam 5C yaitu: character, capacity, capital, collateral dan conditions. Di samping formula 5C tersebut di dalam pemberian kredit perusahaan akan memperhatikan aspek-aspek pertimbangan kredit seperti aspek umum, aspek ekonomi/komersil, aspek teknik, aspek yuridis, aspek kemanfaatan dan kesempatan kerja, aspek terakhir yang harus di analisa yang merupakan aspek yang paling penting adalah aspek keuangan. Pada dasarnya manajer keuangan langsung mengawasi piutang dagang melalui keterlibatannya dalam pengelolaan kebijakan kredit dan penagihan piutang (Ridwan 2002:235). Agar proses piutang dalam perusahaan dapat mencapai sasaran, dalam arti bahwa kredit itu dapat membantu pelanggan sesuai dengan kebutuhannya, di samping itu juga menguntungkan bagi perusahaan dalam arti sesuai dengan tujuan perusahaan meliputi dua fungsi pokok yaitu profitability (perusahaan memperoleh keuntungan dari piutang/kredit tersebut) dan safety (bahwa piutang yang berjalan benar-benar terjamin), maka harus dihitung jumlah kebutuhan piutang tersebut, dengan cara yang cermat dan tepat sebagai bentuk suatu investasi bagi peusahaan. 2

3 PT. (Persero) Djakarta Lloyd merupakan salah satu BUMN yang berbentuk perseroan dan bergerak dalam bidang jasa perkapalan dan angkutan laut. Sebagai perusahaan pelayaran samudera nasional, perusahaan ini memiliki tugas pokok menyediakan fasilitas jasa angkutan laut dan sejenis lainnya yang berhubungan untuk kepentingan angkutan laut. PT. (Persero) Djakarta Lloyd mengalami kerugian yang cukup besar dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan. Kerugian PT. (Persero) Djakarta Lloyd ditandai dengan adanya kesulitan untuk memenuhi kewajiban pihak ketiga, pembiayaan perawatan kapal laut, Rencana Dana Investasi (RDI) dan Sub Loan Agreement (SLA). Sehingga dengan adanya keadaan seperti ini, penulis berantusias untuk melakukan penelitian dalam hal pemberian kredit yang diberlakukan oleh PT. (Persero) Djakarta Lloyd. Pada Tabel 1.1 berikut adalah perhitungan fluktuasi total piutang, penjualan, laba bersih, Return On Investment (ROI) yang berdasarkan pada laporan keuangan dan laporan piutang di PT. (Persero) Djakarta Lloyd Medan selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun Tabel 1.1 Piutang, Penjualan, Laba Bersih, ROI Periode tahun Tahun Piutang Fluktuasi Penjualan Fluktuasi Laba Bersih Fluktuasi ROI (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) (%) ,527,420,386 1,401,986, ,711, ,739,001, ,371,741, ,232, ,726,040, ,205,376, ,616, Sumber: Laporan Keuangan dan Laporan Piutang PT. (Persero) Djakarta Lloyd Pada Tabel 1.1. dapat diketahui bahwa total piutang PT. (Persero) Djakarta Lloyd Medan dari tahun mengalami penurunan terus menerus yaitu tahun 2006 sebesar 101,8% dan 2007 sebesar 58,7%. Penurunan total piutang dipengaruhi oleh penurunan total penjualan yang terjadi pada tahun Fluktuasi penjualan yang mengalami penurunan pada tahun 2006 adalah 2,2% dan tahun 2007 total penurunan bertambah sebesar 13,8%. Besarnya jumlah piutang yang seterusnya mengalami penurunan yang dasarnya dipengaruhi oleh penurunan penjualan ternyata cukup berpengaruh terhadap total penurunan laba bersih yang terjadi pada tahun yang sama. Total laba bersih pada tahun 2005 adalah Rp ,- kemudian turun menjadi ,- di tahun 2006 atau sebesar 3

4 14,1% dan turun lagi pada tahun 2007 menjadi Rp ,- atau sebesar 33,9%. Penurunan laba bersih ini bisa saja diakibatkan oleh menrunnya penjualan dan besarnya piutang yang mungkin tidak tertagih selanjutnya berakibat pada memburuknya pendapatan perusahaan. Walaupun laba bersih mengalami penurunan namun tidak begitu dengan Return On Investment (ROI) perusahaan yang mengalami peningkatan terus dari tahun 2005 sebesar 8,7% seterusnya tahun 2006 sebesar 14% dan tahun 2007 sebesar 17%. Ini sungguh menandakan perbedaan serta kenyataan dimana laba bersih turun dan ROI perusahaan mengalami peningkatan yang cukup baik yang dikarenakan total piutang yang terus turun selama tiga periode berturut-turut dan penerimaan laba bersih sesudah pajak yang juga cukup besar. Tabel 1.2 RTO, ACP, Piutang Tak Tertagih, ROI Periode tahun Tahun RTO ACP Piutang Tak Tertagih ROI (X) (hari) Saldo Piutang Saldo Penjualan (%) , ,185,509 2,803, ,475,050 2,743, ,151,000 2,410, Sumber: Laporan Keuangan dan Laporan Piutang PT. (Persero) Djakarta Lloyd Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa total Rasio Perputaran Piutang/Receivable Turn Over ratio (RTO), Periode Rata-rata Pengumpulan Piutang/Average Collection Period (ACP), Kemampuan memperoleh laba/return On Investment (ROI) dan Piutang tak tertagih berfluktuasi cukup signifikan dari tahun ke tahun selama tiga periode yaitu dari tahun Total RTO pada tahun 2005 tergolong kecil yaitu 0,25% dan bertambah besar pada tahun 2006 yaitu 0,5 % serta tahun 2007 meningkat lagi menjadi 0,7%. Namun, RTO tahun 2005 sebesar 0,25% tidak berdampak terlalu baik terhadap hari pengumpulan piutang yang mencapai hari dan begitu pula hari pengumpulan piutang tahun 2006 yang turun menjadi 720 hari dengan RTO sebesar 0,5% dan tahun 2007 periode pengumpulan piutang cenderung turun lagi sebesar 514 hari dengan rasio pengumpulan piutang 0,7%. Piutang tak tertagih menurut saldo piutang pada tahun 2005 tergolong besar yaitu Rp ,- yang seterusnya turun yaitu di tahun 2006 Rp ,- dan tahun 2007 Rp ,-. Hal seperti ini juga dialami seperti menurut saldo penjulan piutang tak tak tertagih yang pada tahun 4

5 2005 sebesar Rp ,- dan pada tahun berikutnya mengalami penurunan yaitu tahun 2006 Rp ,- dan tahun 2007 Rp ,-. Menurut (Munawir 2002:89), besarnya sebagian dari ROI akan mengalami perubahan jika ada perubahan pada piutang tak tertagih, RTO ataupun ACP baik masing-masing ketiganya dalam rangka berusaha untuk memperbesar atau mempertinggi ROI untuk kelangsungan hidup ataupun aktivitas perusahaan. Penulis termotivasi untuk melakukan penelitian ini adalah untuk dapat memahami sifat kebijakan pemberian kredit terhadap piutang tak tertagih. Judul yang penulis tetapkan pada pembahasan ini adalah sebagai berikut: Hubungan Kebijakan Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Kemampuan Laba Perusahaan Pada PT. (Persero) Djakarta Lloyd. Metode pengamatan yang penulis gunakan dalam penelitian diatas terdiri dari bermacam-macam teknik. Teknik-teknik tersebut adalah perhitungan pemberian piutang perusahaan, perhitungan penjualan perusahaan, perhitungan laba bersih perusahaan, analisis rasio aktivitas piutang (retrun turn over ratio dan average collection period), dan pendapatan piutang tak tertagih yang dihubungkan terhadap Return On Investment perusahaan serta penelusurannya yang diteruskan dengan menggunakan analisis korelasi product momen Pearson. Pengamatanpengamatan tersebut dapat dipergunakan untuk membantu pada kelompok tertentu yang berkepentingan yaitu bagi para pemegang saham dan calon pemegang saham, kreditur dan calon kreditur serta manajemen perusahaan yang pada dasarnya diperlukan untuk pengambilan keputusan yang beralasan dan bermanfaat bagi mereka dalam hubungannya kebijakan kredit dan keuntungan perusahaan. Pemberian kredit yang penulis teliti selama tiga periode dari Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwasanya berpengaruh terhadap beberapa kegiatan perusahaan diantaranya adalah penjualan perusahaan yang terlihat menurun dikarenakan piutang yang diberikan pada tahun 2005 terlalu besar ataupun adanya beban piutang tak tertagih yang besar sehingga mengakibatkan volume penjulan cenderung menurun. Begitu pula dengan laba bersih yang menurun diakibatkan adanya pemberian piutang yang terlalu besar sehingga berpengaruh terhadap pendapatan bersih perusahaan. 5

6 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis menyatakan suatu masalah yaitu: Apakah realisasi kebijakan pemberian kredit mempunyai hubungan dengan peningkatan kemampuan laba perusahaan pada PT. (Persero) Djakarta Lloyd?. C. Kerangka Konseptual Menurut (Soemarso 2002:338) penyisihan piutang tak tertagih yang didasarkan atas saldo piutang dapat dilakukan dengan menetapkan suatu persentase terhadap saldo piutang. Biasanya saldo yang dipakai adalah rata-rata antara saldo awal piutang pada awal dan akhir periode. Masih menurut Soemarso, sisi lain dari penjualan kredit adalah timbulnya piutang. Ini berarti perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain. Dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau jasa lain kepada pihak yang berpiutang. Untuk tujuan pelaporan, piutang dinilai sebesar jumlah yang diharapkan dapat diterima. Jumlah ini belum tentu sama dengan jumlah yang secara formal tercantum sebagai piutang. Perbedaan disebabkan perusahaan telah mengurangkan, dari jumlah piutangnya, penyisihan terhadap piutang-piutang yang tidak akan tertagih. Memperhatikan kriteria yang digunakan dalam pemberian kredit dan prosedur penagihan yang diterapkan, biasanya sebagian dari penjualan kredit dipastikan tidak akan tertagih. Beban operasi yang muncul karena tidak tertagihnya piutang dinamakan beban piutang tak tertagih (uncollectible accounts expense), beban piutang sangsi (bad debts expense), atau beban piutang tak tertagih (doubtful accounts expense) (Warren 2005:395). Piutang usaha atau wesel tagih menjadi tak tertagih jika tidak ada satupun ketentuan umum yang dapat digunakan untuk menentukan kapan suatu piutang atau wesel menjadi tidak tertagih. Jika seorang debitor gagal untuk membayar piutang sesuai kontrak penjualan ataupun weselnya belum dibayar saat jatuh tempo, tidak berarti bahwa utang-utang tersebut tidak akan dapat tertagih. Penutupan bisnis pelanggan atau gagalnya upaya penagihan setelah dilakukan 6

7 beberapa kali usaha adalah petunjuk lain tidak tertagihnya sebagian atau seluruh piutang. Aktiva perusahaan harus di kelola dengan efektif dan efisien yaitu dalam hal perputaran piutang (receivable turn over) juga memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba perusahaan. Rasio ini menunujukkan berapa lama dalam setahun suatu perusahaan menerima kembali piutangnya. Semakin cepat piutang berputar menunjukkan semakin cepat piutang berubah menjadi kas. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa kerangka konseptual adalah sebagai berikut: Pemberian Kredit/Piutang (X 1 ) Piutang Tak Tertagih (X 2.1, X 2.2 ) Kemampuan Memperoleh Laba (ROI) (Y) Rasio Aktivitas Piutang (X 3.1, X 3.2 ) Sumber Gambar 1.1 : Nisrayni, 2008 (diolah) : Kerangka Konseptual D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Peneletian a. Mengetahui dan menganalisis kondisi keuangan perusahaan melalui analisis hubungan antara Kebijakan Pemberian Kredit dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan laba perusahaan. b. Mengetahui seberapa besar bahwasanya kondisi kinerja keuangan perusahaan di dalam mencapai keuntungan yang dipengaruhi oleh besarnya jumlah piutang yang tak tertagih. c. Untuk lebih mengetahui dan menganalisis tingkat perputaran piutang perusahaan dalam pemberian kreditnya atau jasanya yang besar dengan tujuan 7

8 agar memperoleh tingkat keuntungan yang baik bagi kemampuan laba perusahaan. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dapat diambil dalam penelitian perusahaan ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan Dapat memberikan tambahan informasi yang dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi manajemen dalam pelaksanaan kebijakan yang akan diambil berkaitan dengan kebijakan kredit, penanggulangan piutang dan profitabilitas perusahaan. b. Bagi penulis Dapat mengembangkan dan memperluas wawasan berpikir yang tentunya berkaitan dengan manajemen piutang khususnya hubungan Kebijakan Pemberian Kredit dalam meningkatkan kemampuan laba perusahaan. c. Bagi pembaca Dapat dijadikan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang tentunya mengenai manajemen piutang khususnya Kebijakan Pemberian Kredit dalam meningkatkan kemampuan laba perusahaan. E. Hipotesis Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan yang telah terjadi atau akan terjadi. Fungsi dari hipotesis adalah sebagai pedoman untuk dapat mengarahkan penelitian agar sesuai dengan apa yang kita harapkan (Koncoro 2003:47). Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka hipotesis nya menurut penulis sebagai berikut: 1. Pemberian kredit mempunyai hubungan signifikan dengan tingkat kemampuan laba pada PT. (Persero) Djakarta Lloyd. 2. Piutang tak tertagih mempunyai hubungan signifikan dengan tingkat kemampuan laba pada PT. (Persero) Djakarta Lloyd. 3. Rasio aktivitas piutang memiliki hubungan signifikan dengan tingkat kemampuan laba pada PT. (Persero) Djakarta Lloyd 8

9 F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Pembahasan pada penelitian difokuskan pada hubungan antara pemberian kredit, resiko piutang tak tertagih dan rasio perputaran piutang dengan kemampuan memperoleh laba yang diukur dengan Return on Investment perusahaan. 2. Defenisi Operasional Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini: a. Pemberian Kredit/Piutang (X 1 ) merupakan variabel bebas pertama yang menunjukkan periode rata-rata dalam pemberian kredit/piutang oleh perusahaan. Perumusan ini dapat dilihat sebagai berikut: Pemberian Kredit/Piutang = Piutang sekarang Piutang Sebelumnya Piutang sebelumnya b. Piutang Tak Tertagih Berdasarkan Saldo Piutang (X 2.1 ) merupakan varibel bebas kedua yang menunjukkan seberapa besar jumlah piutang yang tak tertagih dari dana yang tertanam dalam saldo piutang untuk mengetahui keefektfian aktiva. Rumus dapat diketahui sebagai berikut: Saldo Piutang Rata-Rata = Piutang Rata-Rata x 5% 2 Berdasarkan Saldo Penjualan (X 2.2 ) merupakan varibel kedua selanjutnya yang menunjukkan seberapa besar jumlah piutang tak tertagih berdasarkan saldo penjualan dari dana yang tertanam pada saldo piutang untuk mengetahui keefektifan aktiva. Dengan penyisihan 1/5 % dari penjualan. Perumusan sebagai berikut: Saldo Penjualan = 1/5 % x Penjualan per Periode c. Rasio Aktivitas Piutang Rasio Perputaran Piutang/Receivable Turn Over ratio (X 3.1 ) 9

10 merupakan variabel bebas ketiga yang menunjukkan kemampuan dari dana yang tertanam dalam piutang untuk berputar dalam suatu periode tertentu. Perumusan dapat diketahui sebagai berikut: Rasio Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Piutang Rata rata Periode Pengumpulan Piutang/Average Collection Period (X 3.2 ) merupakan variabel bebas ketiga selanjutnya yang menunjukkan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Perumusan dapat diketahui berikut ini: Periode rata-rata Pengumpulan Piutang = 360 Perputaran Piutang d. Kemampuan Memperoleh Laba/Return On Investment (Y) merupakan variabel terikat dalam penelitian yang diukur dengan salah satu rasio rentabilitas, yaitu dengan menggunakan ROI yang bertujuan untuk menilai keberhasilan perusahaan secara keseluruhan, yang secara umum didefenisikan sebagai net income dibagi dengan total investasi. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Return On Investment = Laba Bersih Sesudah Pajak x 100% Total Aktiva 3. Jenis Data Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan data-data sebagai berikut: a. Data Sekunder Data sekunder perusahaan yaitu terdiri dari sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas serta laporan keuangan yaitu berupa laporan arus kas, laporan hasil usaha cabang dan laporan piutang perusahaan. 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada PT. (Persero) Djakarta Lloyd yang berlamat di jalan Perintis Kemerdekaan No. 15 Medan. Waktu dan penelitian dimulai dari 07 November 2009 sampai dengan 05 Maret

11 5. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data oleh yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: a. Studi dokumentasi Penulis mengumpulkan informasi yang bersumber dari laporan keuangan PT.(Persero) Djakarta Lloyd Medan tahun 2005 sampai dengan 2008, serta data-data lainnya yang berkaitan dengan penelitian baik itu yang bersumber dari perusahaan itu sendiri maupun dari buku ilmiah dan literatur pendukung lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian. b. Teknik wawancara Pada penelitian ini penulis melakukan tanya jawab langsung dengan karyawan yang berwenang memberikan informasi yang diperlukan. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan karyawan bagian keuangan yang tentunya menangani masalah berkaitan dengan penelitian. 6. Metode Analisis Data Penelitian dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan pelaksanaannya dengan menetapkan metode analisis data terlebih dahulu. Metode analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Metode Analisis Deskriptif Metode ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk melakukan pengumpulan, penyusunan dan analisis data mengenai sejarah, struktur organisasi dan kegiatan berupa laporan keuangan sehingga dapat memberikan yang hasil akurat mengenai masalah yang dihadapi untuk melakukan penelitian. b. Metode Analisis Korelasi Rank Spearman Metode analisis korelasi Rank oleh Spearman spearman digunakan untuk mengetahui hubungan atau menguji signifikan hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang digunakan berbentuk ordinal, dan sumber data antara variabel tidak harus sama (Syafrizal et all 2008:47). Penulis menggunakan bantuan aplikasi komputer program SPSS versi 11

12 12,0 untuk mengerjakan metode ini. Korelasi Rank Spearmen (r s ) dihitung dengan rumus sebagai beikut: r s 6 n 1 2 n di 2 1 Dimana: r s : Koefisien korelasi rank spearman di : Selisih peringkat untuk setiap data n : Jumlah sampel atau data Nilai r s menggambarkan besarnya hubungan antara variabel. Nilai r s yang mendekati 1 berarti hubungan antara kedua variabel tersebut kuat dan bila nilai r s mendekati nol menggambarkan hubungan kedua variabel tersebut lemah dan mendekati tidak ada.tanda positif (+) menunjukkan arah hubungan dua variabel yang positif dan tanda negatif (-) menunjukkan arah hubungan dua variabel yang negatif. Interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 1.3 Pedoman Untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,000-0,199 Sangat lemah 0,200 0,399 Lemah 0,400 0,599 Sedang 0,600 0,799 Kuat 0,800 1,000 Sangat Kuat c. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan adalah untuk mengetahui signifikansi dari koefisien korelasi spearman dengan menggunakan uji-t. Rumus yang digunakan: t r n r 12

13 Dimana: t : Nilai t yang dihitung n : Jumlah sampel atau data r : Koefisien korelasi Dalam pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut: H 0 : r s = 0, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. H 1 : r s 0, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Kriteria pengambilan keputusan: H 0 diterima jika t tabel > t hitung pada alpha = 5 % H 1 diterima jika t tabel < t hitung pada alpha = 5 % 13

BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana

BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana internal ataupun dari sumber dana eksternal perusahaan. Sumber dana internal perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan kegiatan operasional bertujuan untuk. memaksimalkan laba serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan kegiatan operasional bertujuan untuk. memaksimalkan laba serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan melakukan kegiatan operasional bertujuan untuk memaksimalkan laba serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Setiap perusahaan berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya perusahaan didirikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan.

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya perusahaan didirikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Umumnya perusahaan didirikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan. Menghasilkan keuntungan biasanya menjadi prioritas utama bagi perusahaan sehingga dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Piutang Karena berbentuk penjualan kredit maka ada resiko yang tidak tertagih atau gagal bayar, maka dari itu perlu yang namanya manajemen piutang. Manajemen piutang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan pada umumnya dengan tujuan untuk memperoleh laba yang optimal dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan baik agar perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rasio profitabilitas yang berhubungan dengan struktur modal salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. rasio profitabilitas yang berhubungan dengan struktur modal salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu perusahaan dapat bertahan apabila perusahaan tersebut dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja perusahaannya. Upaya ini dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan tentu bertujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang dapat dipergunakan untuk kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini, istilah globalisasi ekonomi telah menjadi topik hangat yang mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif, tidak terkecuali di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga dunia. Semua negara ingin mengambil keuntungan semaksimal mungkin

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. INTI kurang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Sembiring (2003) yang berjudul Analisa Kemampulabaan Dalam Penyaluran Kredit Gadai Pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan dengan perumusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak 8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibat adanya penjualan kredit. Sebagian besar perusahaan menjual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, akan mempunyai perhatian besar di bidang keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang Banyak perusahaan menjual produknya secara kredit agar dapat meningkatkan volume penjualannya, sehingga penerimaan kas pun akan lebih meningkat. Penjualan kredit tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Rentabilitas 2.1.1.1 Pengertian Rentabilitas Tingkat rentabilitas atau profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan perekonomian dewasa ini mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan perekonomian dewasa ini mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan perekonomian dewasa ini mempengaruhi perkembangan perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, perdagangan, maupun jasa. Dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian piutang Terdapat begitu banyak transaksi yang dilakukan perusahaan dalam aktivitasnya sehari-hari. Baik aktivitas membeli aktiva yang dibutuhkan perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2012) pada PT. Gajah Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis Perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan untuk memperoleh laba. Akan tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara efesein.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang Menurut Niswonger et al (1999) piutang merujuk pada claims (tagihan) dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Piutang 1. Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang digolongkan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya. A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dilihat dari sudut pandang manajemen merupakan media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. 2.1 Piutang (Accounts Receivable) kredit atas barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan.

BAB II KERANGKA TEORI. 2.1 Piutang (Accounts Receivable) kredit atas barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan. BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Piutang (Accounts Receivable) Pada umumnya piutang timbul karena adanya transaksi penjualan secara kredit atas barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan. Penjualan kredit

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG SEBAGAI TINDAK LANJUT KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT

ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG SEBAGAI TINDAK LANJUT KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG SEBAGAI TINDAK LANJUT KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT Suprihatmi Sri Wardiningsih Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT With increasing competition in the

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perputaran Piutang Usaha 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang dapat berubah menjadi kas (uang tunai). Piutang timbul dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah mempengaruhi semua bidang kehidupan. Hal ini menuntut dunia usaha untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang Istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan kredit di dalam perusahaan. Penjualan kredit ini tidak segera menghasilkan penerimaan kas pada saat penjualan dilakukan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Menurut Brigham (2006), modal kerja adalah aktiva lancar yang digunakan dalam operasi. Menurut Martono (2001),

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB IV Analisis Rasio A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami teknik dan aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan 2. Khusus : - Mahasiswa dapat menghitung berdasarkan ratio likuiditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat dan banyaknya persaingan dalam dunia usaha. Perkembangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat dan banyaknya persaingan dalam dunia usaha. Perkembangan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik agar dapat tetap menjalankan kegiatan operasinya, hal ini dikarenakan perkembangan dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dagang, jasa, maupun industri mempunyai dana dan membutuhkan modal kerja, karena itulah masalah modal kerja sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era perdagangan bebas saat ini dengan semakin pesatnya perkembangan dunia usaha yang didukung oleh kemajuan teknologi di berbagai bidang mengakibatkan persaingan.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan Laporan Kerja Praktek. Landasan teori yang akan dibahas ini meliputi permasalahan- permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT ITC dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit maupun luas akan bertujuan untuk mencapai kemakmuran. Bertolak dari hal itu, dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Menurut Warren (2005 : 392) Piutang (receivables) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi yang menunjukkan posisi keuangan untuk menunjukkan kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

bentuk pertangungjawaban manajemen atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan selama suatu periode tertentu kepada pihak-pihak yang

bentuk pertangungjawaban manajemen atas aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan selama suatu periode tertentu kepada pihak-pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Rasio Profitabilitas 2.1. Pengertian dan Unsur-unsur Laporan Keuangan Pada umumnya, setiap perusahaan membuat laporan keuangan sebagai bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi siapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif. menyebabkan semua perusahaan yang bergerak di bidang produk dan jasa harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif. menyebabkan semua perusahaan yang bergerak di bidang produk dan jasa harus Bab I Pendahuluan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif dan kompleks menyebabkan semua perusahaan yang bergerak di bidang produk dan jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam mengevaluasi kondisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Horne dan Machowicz

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil penelitian ilmiah yang berkaitan dengan informasi akuntansi, informasi non akuntansi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari disebut modal

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari disebut modal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan selalu

Lebih terperinci

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk Disusun oleh Nama : AdhiPrasetyo NPM : 06320005872 Kelas/Nomer Absen : 2D Adm. Perpajakan / 03 DEPARTEMEN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibtat adanya penjualan secara kredit. Pada sebagian besar perusahaan penjualan dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang dilakukan penulis pada bab IV, hasil penelitian pada PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk dapat disimpulkan sebagai berikut :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang Piutang juga merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti selama dekade 80-an sampai sekarang. Hampir semua negara Asia melakukan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja, perusahaan yang bergerak dibidang apapun baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Mengadakan penilaian atau analisis terhadap laporan keuangan perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat mengetahui perkembangan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh dengan semakin cepat, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan- perusahaan milik negara maupun perusahaan- perusahaan milik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan- perusahaan milik negara maupun perusahaan- perusahaan milik BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi perekonomian dan merebaknya arus informasi yang turut menunjang pembangunan negara kita dewasa ini, banyak bermunculan perusahaan- perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan banyak dikemukakan beberapa ahli dan salah satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

Lebih terperinci

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2005), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spesialisasi dalam perusahaan serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan. modal tersebut mengandung begitu banyak aspek.

BAB I PENDAHULUAN. spesialisasi dalam perusahaan serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan. modal tersebut mengandung begitu banyak aspek. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi dan semakin pentingnya spesialisasi dalam perusahaan serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adanya penelitian terdahulu yang telah dibahas sebelum penelitian ini dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai pada tahun Pada awal bulan tahun 1998, Indonesia dilanda krisis

BAB I PENDAHULUAN. mulai pada tahun Pada awal bulan tahun 1998, Indonesia dilanda krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi yang berkembang semakin pesat merupakan harapan setiap bangsa di dunia. Indonesia merupakan negara berkembang yang juga mengharapkan hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci