PEMANTAUAN TINGGI AIR OTOMATIS UNTUK BENDUNGAN KATULAMPA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMANTAUAN TINGGI AIR OTOMATIS UNTUK BENDUNGAN KATULAMPA"

Transkripsi

1 PEMANTAUAN TINGGI AIR OTOMATIS UNTUK BENDUNGAN KATULAMPA Wiedjaja A.; Handy M.; Jonathan L.; Budi; Ismet Imran Ahmad; Justin A. Hasiholan Simatupang Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat ABSTRACT The purpose of this study is to monitor the water levels at Katulampa dam. This research uses Arduino as the main module with microcontroller ATmega 328, PING ultrasonic sensor as a water height detector, and GSM module for communication media of water height data with short message (SMS) format. The device is run by platform cross Qt Programming compiler, which obtains the data saved to the database MySQL Workbench. The data obtained by experiments such as on a flat surface, calm water surface, rippling water surface and at Katulampa dam are in accordance with the purpose of the study with the precision accuracy by an average of 99.79% with a period of seconds every single cycle. The results of t this system can be used to monitor the water level in the dam Katulampa. Keywords: Arduino, Ultrasonic, GSM, SMS, Qt Programming, MySQL Programming ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini ialah memantau ketinggian permukaan air pada bendung Katulampa. Alat penelitian ini menggunakan Arduino sebagai modul utama dengan mikrokontroler ATmega 328, sensor ultrasonik PING sebagai pendeteksi ketinggian air, dan GSM modul untuk media komunikasi data tinggi air dengan format pesan singkat (SMS). Perangkat berjalan dengan platform cross compiler Qt Programming, data yang diperolah disimpan ke database MySql WorkBench. Data yang diperoleh berdasarkan percobaan pada permukaan datar, permukaan air tenang, permukaan air beriak dan percobaan pada bendung katulampa telah sesuai dengan tujuan penelitian dengan akurasi ketepatan rata-rata sebesar 99.79% dengan waktu detik setiap satu siklus. Hasil data penelitian dari sistem ini dapat digunakan untuk memantau ketinggian air pada bendungan Katulampa. Kata kunci: Arduino, Ultrasonic, GSM, SMS, Qt Programming, MySql Programming Pemantauan Tinggi Air... (Wiedjaja A.; dkk) 93

2 PENDAHULUAN Pada kota Jakarta hampir setiap saat bisa terjadi banjir baik hujan maupun tidak pada musim hujan. Hujan yang memiliki curah air yang tinggi akan berpotensi membanjiri kota Jakarta dalam kurun waktu kurang dari 3 jam. Akan tetapi jika Jakarta mengalami banjir di sebagian wilayah meski tidak terjadi hujan, dapat dikatakan itu adalah banjir kiriman dari kota Bogor. Banjir kiriman ini diakibatkan oleh topografi wilayah kota Bogor yang jauh lebih tinggi daripada kota Jakarta. Salah satu faktornya karena bendungan yang ada di bogor yaitu bendungan Katulampa yang tidak mampu menampung debit air sehingga banjir datang tanpa ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang. Bendungan ini dibangun pada tahun 1911 pada jaman pendudukan Belanda dengan luas bendung 2414 Ha (Gambar 1). Pada awalnya bendung ini digunakan untuk aliran air irigasi warga di sekitar bogor dan bermuara pada pantai di Jakarta. Sumber-sumber air yang mengalir ke daerah bendung ciliwung katulampa yaitu berasal dari 13 anak sungai kecil yang berhulu dari kawasan puncak bogor antara lain sungai Ciesek, Cijulang, Cibongas, Ciliwung, Cisarua, Cibogo, Cisukabirus, Cijambe, Cisampai, Citamiang, Cimegamendung, Cimandala, Cipassesan. Ke 13 anak sungai ini bermuara dan berkumpul di daerah bendung katulampa. Semua air yang ditampung di bendung katulampa ini dialirkan ke daerah jakarta lewat dua arah, yaitu aliran Katulampa Depok Manggarai serta aliran untuk irigasi melewati Katulampa Kramatjati Cililitan. Untuk aliran katulampa depok manggarai mengunakan 11 pintu air di mana tiga pintu mengunakan daun pintu hidrolik, enam pintu tidak megunakan daun pintu dengan tiap pintu mempunyai beda ketinggian 10 cm, sedangkan dua pintu terakhir digunakan untuk pengurasan bendung di mana salah satunya dipakaikan daun pintu dan pintu yang lainnya tidak dengan lebar aliran sungai bendung 100 meter ini dialirkan ke jakarta. Sementara itu untuk aliran irigasi yang kecil (Gambar 2) dengan alur air Katulampa Kramatjati Cililitan digunakan lima pintu dengan daun pintu berukuran 1 meter dan lebar 1,5 meter. Air dialirkan ke daerah Jakarta melalui sungai yang berukuran lebar 12 meter. Gambar 1 Bendung Ciliwung Katulampa (Pintu Utama) Gambar 2 Bendung Ciliwung Katulampa (Pintu Irigasi Kecil) Semua daun pintu pada bendungan pada awalnya digerakan dengan cara manual yaitu dengan memutar tuas pintu yang berbentuk seperti kemudi kapal. Akan tetapi cara ini tidak efektf karena membutuhkan tenaga yang cukup besar untuk memutarnya. Dengan keadaan ini dinas PSDA (pemeliharaan sungai danau dan pantai) selaku penangung jawab bendungan bekerjasama dengan alumnus ITB yang telah bekerja pada dinas PSDA membuat sebuah alat hidrolik (Gambar 3) untuk menggerakan daun pintu (Gambar 4) tersebut. 94 Jurnal Teknik Komputer Vol. 20 No.2 Agustus 2012:

3 Bendung katulampa dibuat dengan tujuan awal dari bendung katulampa ini sebagai sarana irigasi lahan seluas hektar yang terdapat pada sisi kanan dan kiri bendung. Saluran irigasi dari bendung ini mempunyai kapasitas maksimum sekitar liter per detik. Fungsi lain dari bendung katulampa adalah sebagai sistem informasi dini terhadap bahaya banjir Sungai Ciliwung yang akan memasuki Jakarta. Khususnya untuk informasi banjir kiriman ke Jakarta petugas berpatokan pada ketinggian air pada bendungan, dari data yang di dapat dengan mengamati tinggi air pada bendungan petugas akan melaporkannya ke kantor pusat PSDA dan pintu air Manggarai yang akhirnya akan di publikasikan kepada masyarakat luas agar masyarakat Jakarta dapat lebih waspada dan lebih siap untuk menghadapi banjir yang akan datang. Gambar 3 Mesin Penggerak Hidrolik Gambar 4 Tuas daun pintu Sistem pengambilan data ketinggian air tersebut pada awalnya dilakukan dengan cara manual, di mana seorang petugas bendungan harus berjalan sejauh 150 meter ke tempat pengukuran air dan kembali ke pos pengamatan bendungan kemudian mencatat dan menginformasikan data tersebut ke kantor pusat PSDA dan ke pos pengamatan depok dan pintu air Manggarai mengunakan radio HT dan telepon. Dengan demikian petugas pada pos pengamatan depok dan pintu air manggarai dapat memprediksi berapa lama air dari katulampa akan memasuki dan sampai ke Jakarta. Dengan sistem manual ini petugas tidak dapat bekerja dengan maksimal karena sistem manual ini tidak efektif dan efisien. Jika bendung sedang dalam posisi siaga atau debit air dan ketinggian air cukup tinggi, maka petugas tersebut harus mengirim informasi setiap lima menit sekali yang mengharuskannya untuk berjalan bolak balik antara pos dan bendungan untuk mencatat ketinggian air dalam lima menit sekali, sungguh itu sangat merepotkan dan sangat memakan waktu karena jika jarak 150 meter dari pos ke tempat dan kembali ke pos memerlukan waktu 4 6 menit maka petugas memerlukan waktu 7 8 menit untuk mengirimkan data kepada petugas pusat tentang kondisi bendungan, hal itu sangat tidak efisien dan tidak efektif. Pekerjaan ini dapat menjadi lebih lagi jika dilakukan saat hujan deras karena derasnya hujan akan menghalangi petugas dalam mencatat informasi ketinggian air secara akurat selain itu petugas juga memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk berjalan dari pos dan kembali ke pos. Dengan sistem yang manual seperti ini pemerintah daerah Jawa Barat bekerja sama dengan Telkom Indonesia dan Nokia Siemens Network membuat sistem pengamatan semi otomatis (Gambar 5) menggunakan kamera CCTV yang di tempatkan di depan tempat pengukuran ketingian air dan di kantor pemantau yang mengarah ke bendung katulampa. Pengamatan dari kamera CCTV di teruskan ke LCD pada pos pemantau sehingga petugas bisa lebih mudah untuk mengamati ketingian air. Kamera CCTV di tempatkan pada sensor automatic water level dengan floating ball, di mana sebuah bola di tempatkan ke dalam sebuah paralon yang ditempelkan pada ukuran ketinggian air, jika bola tersebut melewati ketinggian 80 cm maka switch sensor tersebut akan memberikan tanda bahwa ketinggian air berada pada level siaga 4 dengan memberikan peringatan berupa adanya buzzer dan seven segmen yang di tempatkan pada pos pengamatan, selain itu fungsi Pemantauan Tinggi Air... (Wiedjaja A.; dkk) 95

4 tersebut untuk mengingatkan petugas jika tertidur ketika bertugas. Setelah itu data ketinggian air tersebut akan di kirimkan ke kantor pusat, pos pengamatan depok dan pintu air manggarai dengan mengunakan radio HT dan telepon dan juga di publikasikan ke website PSDA yaitu Pada website ini terdapat data ketinggian air dan live streaming kamera CCTV pada bendung katulampa. Provider yang digunakan untuk komunikasi data dan internet yaitu dengan mengunakan provider indosat IM3. Namun sistem seperti ini masih mengalami sejumlah masalah antara lain: (1) sistem perubahan data ketinggian air masih dilakukan manual, di mana seorang petugas harus mengubah data pada website dengan manual, yaitu dengan mengetik ulang data ketinggian air pada bendung katulampa; (2) banyaknya sampah yang berada pada bagian tempat pengukuran mengakibatkan bola yang berada pada pipa paralon sering tersumbat yang mengakibatkan sensor water lever tersebut tidak bekerja dengan baik. sehingga petugas harus membersihkan sampah pada sensor water level dengan cara turun ke air menggunakan pelampung dan tali tambang untuk membersihkan sampah nya. Gambar 5 Sistem Pengukuran Ketinggian Air Bendung Katulampa METODE Perancangan Perangkat Keras Pada sistem ini menggunakan beberapa komponen hardware diantaranya yaitu: sensor ultrasonik yang berfungsi sebagai media pembaca ketinggian air pada bendung, Data ketinggian air pada bendungan akan diproses dibagian arduino minimal board. Data ketinggian air akan dikirimkan lewat format SMS menggunakan modul IcomSat v1.1. SMS yang dikirim akan diteruskan menggunakan operator telkomsel yang tersedia.data SMS yang telah terkirim oleh IComSat akan segera diterima lewat modem wavecom yang telah terlebih dahulu dalam kondisi idle. Oleh operator data berupa SMS akan dibaca terlebih dahulu dan seterusnya akan disimpan dalam tabel ketinggian air bulanan menggunakan unit komputer. Proses ini secara singkat digambarkan pada blok diagram sistem berikut (Gambar 6). Perancangan Piranti Lunak Pada awal proses sistem akan mangaktifkan modem Icomsat V1.1. Setelah modem aktif, sistem akan melakukan sampling permukaan air dengan sensor PING sebanyak lima kali dengan delay 2500ms per setiap sampling. Kelima sampling data tersebut kemudian akan dirata-rata untuk 96 Jurnal Teknik Komputer Vol. 20 No.2 Agustus 2012:

5 menghitung ketinggian air. Setelah diketahui data ketinggian air, sistem akan mengecek power pada modul Icomsat v1.1. Jika belum aktif, akan diaktifkan terlebih dahulu. Jika telah aktif, sistem akan melakukan registrasi jaringan GSM pada modul Icomsat v1.1. Jika tidak teregistrasi, sistem akan mengecek ulang power pada modul Icomsat v1.1 Jika sudah teregistrasi, sistem akan mengirimkan SMS yang berisi data tetinggian air. Setelah SMS dikirim sistem akan menonaktifkan power modul Icomsat dan melakukan delay sistem sesuai kondisi ketinggian air yang di dapat. SMS akan diterima oleh modem Wavecom yang terdapat pada komputer. Proses ini secara singkat digambarkan sebagai berikut (Gambar 7). Gambar 6 Blok diagram sistem Gambar 7 Diagram alir sistem Pemantauan Tinggi Air... (Wiedjaja A.; dkk) 97

6 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian sensor ultrasonic di lakukan pada dalam tiga jenis material, yaitu medium bidang bidang padat datar, medium air tenang, dan medium air beriak. Berikut merupakan tabel data pengukuran pada benda padat (Gambar 8). (A) (B) Gambar 8 Grafik Pengukuran Jarak: Grafik (A) untuk mengukur jarak maksimum, Grafik (B) untuk mengukur jarak minimum Berikut ini merupakan data tentang pengukuran pada air tenang (Gambar 9). (A) (B) Gambar 9 Grafik Pengukuran Jarak: Grafik (A) uji coba sensor pada air tenang dengan jarak ukur 254cm, Grafik (B) uji coba sensor pada air tenang dengan jarak ukur cm Berikut ini merupakan grafik pengujian sensor pada air beriak (Gambar 10). 98 Jurnal Teknik Komputer Vol. 20 No.2 Agustus 2012:

7 (A) (B) (C) Gambar 10 Grafik Pengukuran Jarak: Grafik (A) uji coba sensor pada air beriak dengan jarak 199cm, Grafik (B) uji coba sensor pada air beriak dengan jarak 74cm, Grafik (C) uji coba sensor pada air beriak dengan jarak 244cm 11). Berikut merupakan Grafik dari pengujian pada Bendungan Katulampa pintu kecil (Gambar Gambar 11 Grafik Uji Coba Sensor pada Bendung Katulampa (Pintu Kecil) dengan jarak 133 cm Pengujian Sistem Secara Keseluruhan Percobaan ini merupakan kelanjutan dari percobaan pada bendung katulampa pintu kecil. Data yang didapat dari percobaan ini merupakan waktu yang dibutuhkan oleh sistem untuk Pemantauan Tinggi Air... (Wiedjaja A.; dkk) 99

8 melakukan satu kali sisklus, dengan memperhitungkan jumlah lima kali waktu sampling kemudian dijumlahkan dengan waktu untuk mengaktifkan modul Icomsat, waktu untuk meregistrasi jaringan SMS. Tabel 1 di bawah ini merupakan tabel delay setelah sistem melakukan 1 kali siklus, lama delay di tentukan berdasarkan status siaga yang terdapat pada bendung katulampa. Tabel 1 Karakteristik Siaga Katulampa Tabel Delay Sistem Pemantauan Ketinggian Air Bendung Katulampa Status Jarak ketinggian air Lama delay Siaga 1 > 200 cm 450 detik Siaga cm cm 900 detik Siaga 3 80 cm cm 1800 detik Siaga 4 < 80 cm 3600 detik Evaluasi Evaluasi Hasil Pengujian Sensor Hasil yang diperoleh dari pengujian pada medium permukaan padat yaitu jarak terjauh dapat diukur sensor sebesar 371,69 cm dan jarak terdekat dapat diukur sensor sebesar 1.98 cm. Data tersebut telah memenuhi syarat pengukuran pada bendungan Katulampa yang berkisar 0 cm 358 cm jika di ukur mengunakan sistem, dan 0 cm 250 cm jika dilakukan tanpa sistem. Hasil yang diperoleh pada air tenang dengan jarak 254 cm dan cm di atas permukaan air menunjukan bahwa sensor memiliki ttingkat ketepatan 99.87% untuk ketinggian 254 cm dan 99.94% untuk ketinggian cm. Hasil yang diperoleh dari pada air beriak dengan jarak 199 cm, 74 cm, dan 244 cm di atas permukaan air menujukan sensor memiliki sensitifitas dengan Persentase ketepatan 99.5% untuk ketinggian 199 cm, 99,59% untuk ketinggian 74 cm, dan 99,71% untuk ketinggian 244 cm. Evaluasi Hasil Pengujian Sistem pada Bendung Katulampa Pengujian dilakukan yaitu pada bendung Katulampa pintu besar dan bendung Katulampa pintu kecil. Hasil yang pada pengujian tidak sesuai dengan tujuan perancangan sistem, karena kondisi air pada bendungan Katulampa berada di bawah titik 0 cm pengukuran sehingga untuk pengujian pada bendungan Katulampa pintu besar sistem tidak bekerja dengan baik. Hasil dari pengujian sistem pada bendung Katulampa pintu kecil diperoleh Data rata-rata ketinggian berkisar pada ketinggian 3.47 cm dari dasar bendung Katulampa pintu kecil dengan jarak ukur 113 cm dari permukaan air ke tempat diletakan sistem. Sistem dapat bekerja dengan baik dengan tingkat ketepatan hingga 99.86%. Evaluasi Sistem Secara Keseluruhan Evaluasi sistem secara keseluruhan di fokuskan untuk mendapatkan waktu yang dibutuhkan sistem dalam melakukan 1 kali siklus. Hasil yang di dapat dari pengukuran sistem secara keseluruhan dalam 1 kali siklus dengan delay setiap pengambilan data 2.5 detik adalah detik detik, dengan rata-rata waktu detik setiap 1 kali siklus. Perbedaan selisih waktu di sebabkan oleh waktu yang dibutuhkan sub sistem dalam melakukan peran masing-masing. Sub sistem tersebut antara lain: (1) waktu untuk mengaktifkan modul Icomsat dengan rata-rata 8.67 detik; (2) waktu untuk melakukan registrasi jaringan dengan rata-rata 1.95 detik; (3) waktu untuk mengirim SMS dengan rata-rata 5.8 detik. 100 Jurnal Teknik Komputer Vol. 20 No.2 Agustus 2012:

9 SIMPULAN Simpulan dari percobaan yang telah dilakukan adalah sistem dapat membantu proses pemantauan ketinggian air pada bendungan katulampa. Implementasi pada bendungan Katulampa khususnya untuk pintu kecil berjalan dengan baik dengan persentase ketepatan 99.86% dalam waktu detik setiap 1 siklus sistem. Selain itu, sensor yang digunakan juga bekerja dengan baik yaitu dapat mendeteksi ketinggian jarak dengan jarak minimal 2.0 cm hingga jarak maksimal cm, Pengukuran jarak dapat dilakukan dengan baik pada medium padat, medium air yang tenang, dan medium air beriak dengan tingkat ketepatan akurasi dan sensitifitas data persentase rata-rata hingga 99.79% Sistem ini diharapkan dapat membantu pamantauan ketinggian air air pada bendung katulampa pada khususnya dan beberapa tempat lain yang membutuhkan sistem untuk mengukuran ketinggian air. Untuk perancangan selanjutnya disarankan untuk mengunakan sensor yang memiliki jarak jangkau lebih jauh dan memiliki sumber daya alternative seperti panel surya dan UPS. DAFTAR PUSTAKA Gunawan, Budi. (2010). Teknologi Sensor Kimia. Diakses dari Hani, Slamet. (2010). Sensor Ultrasonik SRF05 Sebagai Memantau Kecepatan Kendaraan Bermotor. Jurnal Teknologi, 3 (2). Iqbal, Mohamad. (2011) Membuat Aplikasi Mobile dengan Qt. Diakses dari Nahason, B., Elvin, L., Joko. (2010). Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis dengan LEDMatrix Berbasis Arduino. Noviandy, Hendrali, Thio Fitsgerald Sistem Pemantau Daya Sel Surya Berbasis Web dengan Teknologi GSM. Jakarta. Poltak, L., Dede, S. (2011). Vehicle Blind Spot Detection System Berbasiskan ATmega 168. Diakses dari Sigit, P., Rafael, K. (2010). Pengukur Tekanan Darah Digital Dengan Database. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Triesnawati, Hesti. (2006). AWLR (Automatic Water Level Recording) Basis Kalkulator Printing. Skripsi tidak diterbitkan. IPB, Bogor. Pemantauan Tinggi Air... (Wiedjaja A.; dkk) 101

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara letak geografis Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki 2 musim.

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara letak geografis Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki 2 musim. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Berlakang Secara letak geografis Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki 2 musim. Salah satunya yaitu musim penghujan. Tingkat curah hujan yang tinggi selalu terjadi

Lebih terperinci

SYSTEM PEMANTAU KETINGGIAN AIR PADA BENDUNGAN

SYSTEM PEMANTAU KETINGGIAN AIR PADA BENDUNGAN SYSTEM PEMANTAU KETINGGIAN AIR PADA BENDUNGAN SKRIPSI OLEH Budi 1200972852 Ismet Imran Ahmad 1200983175 Justin Arianto Hasiholan Simatupang 1201003056 08 PAH UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA 2012 SYSTEM

Lebih terperinci

SYSTEM PEMANTAU KETINGGIAN AIR PADA BENDUNGAN

SYSTEM PEMANTAU KETINGGIAN AIR PADA BENDUNGAN SYSTEM PEMANTAU KETINGGIAN AIR PADA BENDUNGAN Budi Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Ismet Imran Ahmad Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Justin Arianto Hasiholan Simatupang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada penelitian ini penulis menitik beratkan pada perancangan aplikasi sistem Monitoring Level Ketinggian Air dimana sistem ini menggunakan bahasa pemrograman arduino. Adapun dari

Lebih terperinci

ALAT UKUR TINGGI MUKA AIR BERBASIS WEB

ALAT UKUR TINGGI MUKA AIR BERBASIS WEB Vol. 2, No. 2, Desember 2016 50 ALAT UKUR TINGGI MUKA AIR BERBASIS WEB Syarif Hidayat 1, Mushlihudin 2 Program Studi Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan email: hidayat81@ymail.com, mdin@ee.uad.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi Bendungan :

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi Bendungan : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air

Lebih terperinci

SYARIF HIDAYAT

SYARIF HIDAYAT ALAT UKUR TINGGI MUKA AIR BERBASIS WEB Jurnal Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Derajat Sarjana Teknik Oleh: SYARIF HIDAYAT 11022011 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Waduk merupakan kolam besar atau danau buatan tempat menampung air

BAB I PENDAHULUAN. Waduk merupakan kolam besar atau danau buatan tempat menampung air BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk merupakan kolam besar atau danau buatan tempat menampung air untuk berbagai kebutuhan. Waduk dibangun dengan cara membuat bendungan yang kemudian dialiri air

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KEAMANAN RUANGAN DENGAN KAMERA PEMANTAU DAN NOTIFIKASI SMS BERBASIS MIKROKONTROLER (ARDUINO UNO)

RANCANG BANGUN SISTEM KEAMANAN RUANGAN DENGAN KAMERA PEMANTAU DAN NOTIFIKASI SMS BERBASIS MIKROKONTROLER (ARDUINO UNO) RANCANG BANGUN SISTEM KEAMANAN RUANGAN DENGAN KAMERA PEMANTAU DAN NOTIFIKASI SMS BERBASIS MIKROKONTROLER (ARDUINO UNO) Nama : Rafi Sukran NPM : 25112881 Jurusan : Sistem Komputer Pembimbing : Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir kiriman yang terjadi di daerah rendah pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh turunnya hujan di daerah yang lebih tinggi. Berbagai cara digunakan untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telekomunikasi merupakan teknik pengiriman atau penyampaian informasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Dewasa ini kebutuhan informasi yang semakin meningkat mengharuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan fenomena yang hampir selalu terjadi setiap tahun. Banjir salah satu musibah yang biasa dialami oleh penduduk kota besar atau penduduk yang menempati

Lebih terperinci

VEHICLE BLIND SPOT DETECTION SYSTEM BERBASISKAN ATMEGA 168

VEHICLE BLIND SPOT DETECTION SYSTEM BERBASISKAN ATMEGA 168 VEHICLE BLIND SPOT DETECTION SYSTEM BERBASISKAN ATMEGA 168 Poltak Leonardo; Dede Sagita; Wiedjaja Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM INFORMASI PERINGATAN DINI BENCANA BANJIR

RANCANGAN SISTEM INFORMASI PERINGATAN DINI BENCANA BANJIR RANCANGAN SISTEM INFORMASI PERINGATAN DINI BENCANA BANJIR Safitri Juanita 1, Windarto 2 1,2 Program StudiSistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jl. Ciledug Raya, Petukangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai adalah saluran air yang terbuka dan memanjang yang mengalir terus-menerus dari hulu (sumber) ke hilir (muara). Sungai merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang

BAB 1 PENDAHULUAN. volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan, karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan salah satu bencana yang sering melanda beberapa daerah di Indonesia khususnya pada daerah dataran rendah seperti Jakarta, Bekasi, Semarang, Padang

Lebih terperinci

AUTOMATIC WARNING SYSTEM SMARTTRASH (AWASSH) BERBASIS ARDUINO NANO

AUTOMATIC WARNING SYSTEM SMARTTRASH (AWASSH) BERBASIS ARDUINO NANO ... 1 (Rifqi Tholib) E-Jurnal Prodi Teknik Elektronika dan Informatika Edisi Proyek Akhir D3 AUTOMATIC WARNING SYSTEM SMARTTRASH (AWASSH) BERBASIS ARDUINO NANO Oleh : Rifqi Tholib (13507134001), Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surakarta. Banjir dapat terjadi akibat volume air yang berada di sungai

BAB I PENDAHULUAN. surakarta. Banjir dapat terjadi akibat volume air yang berada di sungai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana banjir yang datang secera tiba tiba sering kali tidak diketahui / terpantau oleh petugas dan masyarakat disekitar wilayah surakarta. Banjir dapat terjadi akibat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN MONITORING MODEL PINTU AIR OTOMATIS PADA ALIRAN SUNGAI BERBASIS MIKROKONTROLER

PERANCANGAN DAN MONITORING MODEL PINTU AIR OTOMATIS PADA ALIRAN SUNGAI BERBASIS MIKROKONTROLER PERANCANGAN DAN MONITORING MODEL PINTU AIR OTOMATIS PADA ALIRAN SUNGAI BERBASIS MIKROKONTROLER Adly Gilang Kurnia¹, M. Ramdhani², Sugondo Hadiyoso³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak Pemantauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Dunia. Hal tersebut membuat Indonesia memiliki banyak pantai di sekitarnya. Air pada bagian ujung pantai yang berbatasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Automatic Water Level (AWL) Automatic Water Level adalah suatu perangkat pembantu dalam pembacaan ketinggian air. Biasanya Automatic Water Level ini ditempatkan pada aliran limpasan

Lebih terperinci

MONITORING KETINGGIAN AIR PADA BENGAWAN SOLO BERBASIS MIKROKONTROLLER DAN KOMUNIKASI WIFI

MONITORING KETINGGIAN AIR PADA BENGAWAN SOLO BERBASIS MIKROKONTROLLER DAN KOMUNIKASI WIFI MONITORING KETINGGIAN AIR PADA BENGAWAN SOLO BERBASIS MIKROKONTROLLER DAN KOMUNIKASI WIFI Ibadur Rohman 1, M. Taufiqurrohman 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan, Universitas Hang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi alat ukur berkembang sangat pesat, hal ini ditandai dengan berbagai penemuan, pengembangan dan alih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi alat ukur berkembang sangat pesat, hal ini ditandai dengan berbagai penemuan, pengembangan dan alih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi alat ukur berkembang sangat pesat, hal ini ditandai dengan berbagai penemuan, pengembangan dan alih teknologi dari sistem analog ke digital. Alat ukur yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pengujian dilakukan untuk mengetahui nilai yang dihasilkan oleh pengukuran sensor ultrasonic yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan ketinggian air sebenarnya.

Lebih terperinci

PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU GARASI MENGGUNAKAN SMS

PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU GARASI MENGGUNAKAN SMS E-Jurnal Prodi Teknik Elektronika Edisi Proyek Akhir D3 PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU GARASI MENGGUNAKAN SMS Oleh : Fauzia Hulqiarin Al Chusni (13507134014), Universitas Negeri Yogyakarta smartfauzia@gmail.com

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pencatat Data Penggunaan Air PAM Berbasis Mikrokontroller dan Radio Frekuensi

Perancangan Sistem Pencatat Data Penggunaan Air PAM Berbasis Mikrokontroller dan Radio Frekuensi Perancangan Sistem Pencatat Data Penggunaan Air PAM Berbasis Mikrokontroller dan Radio Frekuensi Silvester Ario Desan 1, Mohammad Riandi Akbar 2, Wiedjaja Atmadja 3 Computer Engineering Bina Nusantara

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Dalam perancangan sebuah sistem diperlukan pengujian apakah sistem yang dirancang sudah sesuai tujuan atau tidak, jika terjadi penyimpangan maka diperlukan adanya analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran ph makin dibutuhkan, bukan hanya oleh perusahaan berskala besar tetapi juga perusahaan berskala kecil misalnya tambak ikan dan udang milik warga perseorangan.

Lebih terperinci

ini merupakan nilai asli yang didapat oleh mikrokontroler tanpa perkalian

ini merupakan nilai asli yang didapat oleh mikrokontroler tanpa perkalian BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada sistem pringatan dini bahaya banjir, terdapat beberapa pengujian yang telah dilakukan yaitu pengujian terhadap sensor Ultrasonik SRF02, sensor pembaca kecepatan air,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan jumlah xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan membuat banyak orang melakukan jalan-jalan pintas untuk memperoleh uang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang 67 BAB 1 PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Pengendalian dengan pengukuran didalam operasional pabrik bahan bakar minyak secara konvensional memiliki banyak keterbatasan terutama menyangkut masalah mutu dan

Lebih terperinci

SISTEM PEMANTAU KETINGGIAN AIR SUNGAI DENGAN TAMPILAN PADA SITUS JEJARING SOSIAL TWITTER SEBAGAI PERINGATAN DINI TERHADAP BANJIR

SISTEM PEMANTAU KETINGGIAN AIR SUNGAI DENGAN TAMPILAN PADA SITUS JEJARING SOSIAL TWITTER SEBAGAI PERINGATAN DINI TERHADAP BANJIR SISTEM PEMANTAU KETINGGIAN AIR SUNGAI DENGAN TAMPILAN PADA SITUS JEJARING SOSIAL TWITTER SEBAGAI PERINGATAN DINI TERHADAP BANJIR Eko Waluyo Jati 1, Muhammad Arrofiq 2 2 Program Diploma Teknik Elektro,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

PROTOTYPE KEBAKARAN HUTAN MENGGUNAKAN MODEL WARNA CMY DAN CMYK

PROTOTYPE KEBAKARAN HUTAN MENGGUNAKAN MODEL WARNA CMY DAN CMYK PROTOTYPE KEBAKARAN HUTAN MENGGUNAKAN MODEL WARNA CMY DAN CMYK Siti Fatima 1, Ahmad Taqwa 1, Emilia Hesti 1 Fakultas Teknik Elektro, Program Studi Teknik Telekomunikasi DIV Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS ALAT Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui apakah fungsi fungsi yang telah direncanakan bekerja dengan baik atau tidak. Pengujian alat juga berguna untuk mengetahui tingkat

Lebih terperinci

SISTEM PERINGATAN DINI BANJIR BERBASIS SMS GATEWAY DAN MIKROKONTROLER ARDUINO UNO

SISTEM PERINGATAN DINI BANJIR BERBASIS SMS GATEWAY DAN MIKROKONTROLER ARDUINO UNO SISTEM PERINGATAN DINI BANJIR BERBASIS GATEWAY DAN MIKROKONTROLER ARDUINO UNO Dedi Satria 1, Syaifuddin Yana 2, Rizal Munadi 3, Saumi Syahreza 4 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apapun juga. Tanpa air seperti manusia, hewan dan tumbuhan tidak akan dapat hidup. Air di bumi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan elektronika di segala bidang menjadi semakin penting dewasa ini. Dimulai dari yang diterapkan dalam rangkain elektronika analog, kemudian digital dan kini hampir

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMETAAN DAERAH BANJIR

BAB 3 METODE PEMETAAN DAERAH BANJIR BAB 3 METODE PEMETAAN DAERAH BANJIR Metode pemetaan daerah banjir dilakukan dengan menggunakan DEM (Digital Elevation Model) wilayah DKI Jakarta yang merupakan hasil dari pengolahan data kontur DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan membahas mengenai pengujian dari alat yang telah dirancang pada bab sebelumnya. Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sungai, salah satu faktor cuaca yang mempengaruhi debit sungai adalah hujan.

BAB I PENDAHULUAN. sungai, salah satu faktor cuaca yang mempengaruhi debit sungai adalah hujan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran tinggi sungai merupakan salah satu aspek meteorologi yang berkaitan dengan hidrologi debit dan banjir. Dalam kaitannya dengan debit sungai, salah

Lebih terperinci

PROTOTYPE EARLY WARNING SYSTEM DAN PEMANTAU KETINGGIAN AIR LAUT

PROTOTYPE EARLY WARNING SYSTEM DAN PEMANTAU KETINGGIAN AIR LAUT Prototype Early Warning System... 1 (Nugroho Agus S) E-Jurnal Prodi Teknik Elektronika Edisi Proyek Akhir D3 PROTOTYPE EARLY WARNING SYSTEM DAN PEMANTAU KETINGGIAN AIR LAUT Oleh : Nugroho Agus Sugandi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BOX ALAT UKUR PANJANG BADAN BALITA ELEKTRONIK BERBASIS PERSONAL COMPUTER (PC)

PERANCANGAN DAN REALISASI BOX ALAT UKUR PANJANG BADAN BALITA ELEKTRONIK BERBASIS PERSONAL COMPUTER (PC) PERANCANGAN DAN REALISASI BOX ALAT UKUR PANJANG BADAN BALITA ELEKTRONIK BERBASIS PERSONAL COMPUTER (PC) DESIGN AND IMPLEMENTATION OF A PC-BASED ELECTRONIC TODDLER S BODY LENGTH METER Willy Aulia A. Kustiana

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM MONITORING TINGGI MUKA AIR BERBASIS MIKROKONTROLER PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CISADANE

PERANCANGAN SISTEM MONITORING TINGGI MUKA AIR BERBASIS MIKROKONTROLER PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CISADANE PERANCANGAN SISTEM MONITORING TINGGI MUKA AIR BERBASIS MIKROKONTROLER PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CISADANE An Nisaa Rambu Sayekti¹, Asep Mulyana², Agung Nugroho Jati³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3,

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3, BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3, perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware). Hasil implementasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sejalan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sejalan dengan dibutuhkannya sumber daya manusia yang handal, mampu menciptakan suatu alat yang dapat mempermudah manusia

Lebih terperinci

SISTEM PENDETEKSI DINI BANJIR MENGGUNAKAN SENSOR KECEPATAN AIR DAN SENSOR KETINGGIAN AIR PADA MIKROKONTROLER ARDUINO

SISTEM PENDETEKSI DINI BANJIR MENGGUNAKAN SENSOR KECEPATAN AIR DAN SENSOR KETINGGIAN AIR PADA MIKROKONTROLER ARDUINO SISTEM PENDETEKSI DINI BANJIR MENGGUNAKAN SENSOR KECEPATAN AIR DAN SENSOR KETINGGIAN AIR PADA MIKROKONTROLER ARDUINO GIGIH PRIO NUGROHO NRP 519 1 2 Dosen Pembimbing Ary Mazharuddin S, S.Kom., M.Comp.Sc.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KETINGGIAN AIR BERBASIS ARDUINO UNO R3

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KETINGGIAN AIR BERBASIS ARDUINO UNO R3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KETINGGIAN AIR BERBASIS ARDUINO UNO R3 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar AHLI MADYA (AMD) Computer Engineering Oleh:

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4.1 Blok diagram program

BAB IV PERANCANGAN.  Gambar 4.1 Blok diagram program BAB IV PERANCANGAN 4.1 Blok Diagram dan Fungsinya Secara keseluruhan sistem terdiri atas beberapa bagian yang dapat digambarkan menjadi blok diagram pada gambar. Gambar 4.1 Blok diagram program Secara

Lebih terperinci

SOFTWARE MONITORING BUKA TUTUP PINTU AIR OTOMATIS BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0 TUGAS AKHIR

SOFTWARE MONITORING BUKA TUTUP PINTU AIR OTOMATIS BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0 TUGAS AKHIR SOFTWARE MONITORING BUKA TUTUP PINTU AIR OTOMATIS BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0 TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma III (D III) Program Studi Instrumentasi dan Elektronika

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem Analisa sistem adalah tahap yang bertujuan untuk memahami konsep dari sistem, mengetahui kekurangan dari sistem, dan menentukan kebutuhan hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah kendaraan bermotor khususnya mobil sudah semakin banyak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah kendaraan bermotor khususnya mobil sudah semakin banyak. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah kendaraan bermotor khususnya mobil sudah semakin banyak. Mobil saat ini sudah menjadi suatu alat penunjang mobilitas kerja baik itu secara personal maupun suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tanah, sebagian menjadi aliran permukaan,

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tanah, sebagian menjadi aliran permukaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi, sebagian masuk ke dalam tanah, sebagian menjadi aliran permukaan, yang sebagian besar masuk ke sungai dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING RUANGAN LABORATORIUM RADIOGRAFI BERBASIS ARDUINO DAN ANDROID

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING RUANGAN LABORATORIUM RADIOGRAFI BERBASIS ARDUINO DAN ANDROID Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086-9479 RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING RUANGAN LABORATORIUM RADIOGRAFI BERBASIS ARDUINO DAN ANDROID Budi Suhendro, Pranowo Adi Witanto, Anwar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Perancangan sistem dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2014, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Perancangan sistem dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2014, bertempat di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Perancangan sistem dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2014, bertempat di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Prosedur Perancangan Prosedur perancangan merupakan langkah langkah dalam pembuatan tugas akhir ini. Dan prosedur perancangan ini digambarkan pada diagram alir berikut:

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KECEPATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA32 DAN MODUL BLUETOOTH DBM 01

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KECEPATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA32 DAN MODUL BLUETOOTH DBM 01 PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KECEPATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA32 DAN MODUL BLUETOOTH DBM 01 Disusun Oleh : Nama : Mulyawan NRP : 0622038 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Rancang Bangun Pengendali Pintu Air Sungai Dengan Menggunakan Logika Fuzzy Dan Simple Additive Weighting

Rancang Bangun Pengendali Pintu Air Sungai Dengan Menggunakan Logika Fuzzy Dan Simple Additive Weighting Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 6, Juni 2018, hlm. 2085-2093 http://j-ptiik.ub.ac.id Rancang Bangun Pengendali Pintu Air Sungai Dengan Menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN IMPLEMENTASI

BAB 4 EVALUASI DAN IMPLEMENTASI 114 BAB 4 EVALUASI DAN IMPLEMENTASI 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Modul Master 1. Sumber tegangan menggunakan baterai Lithium-Polymer 7,4 Volt. 2. K onsumsi arus : a. Inisialisasi awal : 210 ma b. GSM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan mudah dan cepat. Salah satunya adalah perkembangan sistem alat pengindera, atau sering

BAB I PENDAHULUAN. dengan mudah dan cepat. Salah satunya adalah perkembangan sistem alat pengindera, atau sering BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan di bidang teknologi dewasa ini semakin pesat di setiap bidang dengan segala kemudahan yang ditawarkan sehingga manusia sangat terbantu dalam segala aktifitasnya.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi penjelasan tentang metode dan prosedur pengujian yang dilakukan, serta hasil yang diperoleh dari masing-masing blok sistem tersebut. Pengujian dilakukan untuk

Lebih terperinci

PORTABLE ELEKTROCARDIOGRAPH

PORTABLE ELEKTROCARDIOGRAPH PORTABLE ELEKTROCARDIOGRAPH S. Liawatimena; Gede Arthabagia; Stephanus Adrian Pramono Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

SISTEM PENDETEKSI BANJIR BERBASIS SENSOR ULTRASONIK DAN MIKROKONTROLER DENGAN MEDIA KOMUNIKASI SMS GATE WAY

SISTEM PENDETEKSI BANJIR BERBASIS SENSOR ULTRASONIK DAN MIKROKONTROLER DENGAN MEDIA KOMUNIKASI SMS GATE WAY SISTEM PENDETEKSI BANJIR BERBASIS SENSOR ULTRASONIK DAN MIKROKONTROLER DENGAN MEDIA KOMUNIKASI SMS GATE WAY Abstrak Riny Sulistyowati [1], Hari Agus Sujono [2], dan Ahmad Khamdi Musthofa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil dari pengujian alat secara keseluruhan dan disertai juga dengan analisia mengenai pengujian tersebut. Pengujian ini secara umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dibawah ini merupakan flowchart metode penelitian yang digunakan,

BAB III METODE PENELITIAN. Dibawah ini merupakan flowchart metode penelitian yang digunakan, BAB III METODE PENELITIAN Dibawah ini merupakan flowchart metode penelitian yang digunakan, Gambar 3. 1 Alur metode penelitian 26 27 3.1. Tahap Identifikasi Awal Tahap identifikasi awal merupakan langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam segala bidang. Sejalan dengan

Lebih terperinci

PENGURANGAN RESIKO BANJIR IBUKOTA DENGAN PENGEMBANGAN DAM PARIT DI DAS CILIWUNG HULU

PENGURANGAN RESIKO BANJIR IBUKOTA DENGAN PENGEMBANGAN DAM PARIT DI DAS CILIWUNG HULU ISSN 197-877 Terbit sekali 2 bulan Volume Nomor. Juni 29 PENGURANGAN RESIKO BANJIR IBUKOTA DENGAN PENGEMBANGAN DAM PARIT DI DAS CILIWUNG HULU Curah hujan tinggi yang terjadi dalam waktu singkat menyebabkan

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK SISTEM TELEMERI MONITORING LEVEL KETINGGIAN AIR BERBASIS SMS

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK SISTEM TELEMERI MONITORING LEVEL KETINGGIAN AIR BERBASIS SMS PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK SISTEM TELEMERI MONITORING LEVEL KETINGGIAN AIR BERBASIS SMS TUGAS AKHIR Diajukan guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan tingkat diploma Program Studi DIII

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN SUHU LINGKUNGAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI DAERAH GIANYAR MELALUI SMS BERBASIS MIKROKONTOLER AVR ATMEGA16 Didik Setiawan

PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN SUHU LINGKUNGAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI DAERAH GIANYAR MELALUI SMS BERBASIS MIKROKONTOLER AVR ATMEGA16 Didik Setiawan PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN SUHU LINGKUNGAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI DAERAH GIANYAR MELALUI SMS BERBASIS MIKROKONTOLER AVR ATMEGA16 Didik Setiawan ABSTRAK Telah berhasil dibuat alat yang membantu memantau

Lebih terperinci

PROTOTYPE SISTEM PENDATAAN KELUAR-MASUK KENDARAAN PADA KLUSTER DENGAN MENGGUNAKAN RFID UHF

PROTOTYPE SISTEM PENDATAAN KELUAR-MASUK KENDARAAN PADA KLUSTER DENGAN MENGGUNAKAN RFID UHF PROTOTYPE SISTEM PENDATAAN KELUAR-MASUK KENDARAAN PADA KLUSTER DENGAN MENGGUNAKAN RFID UHF Frienddy Swanda Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Wira Salim Poernomo Binus University, Jakarta,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA HASIL PERCOBAAN

BAB IV ANALISIS DATA HASIL PERCOBAAN BAB IV ANALISIS DATA HASIL PERCOBAAN Setelah dilakukan perancangan rangkaian kendali pada prototype mesin tetas yang baru maka dilakukan pengetesan terhadap sistem per blok hingga secara keseluruhan. 4.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. komputer. Data-data tersebut dikirimkan secara nirkabel dari node satu ke node

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. komputer. Data-data tersebut dikirimkan secara nirkabel dari node satu ke node BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Pada metode penelitian tugas akhir ini dilakukan untuk mendapatkan informasi data ketinggian air sungai beserta waktu saat itu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dibidang teknologi. Perkembangan gaya hidup dan dinamika sosial

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dibidang teknologi. Perkembangan gaya hidup dan dinamika sosial BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi sekarang ini telah menciptakan berbagai kemajuan dibidang teknologi. Perkembangan gaya hidup dan dinamika sosial menunjukkan semakin pentingnya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR ULTRASONIK SEBAGAI PENDETEKSI KETINGGIAN AIR SUNGAI PADA SISTEM PERINGATAN DINI TANGGAP DARURAT BENCANA BANJIR

PENGGUNAAN SENSOR ULTRASONIK SEBAGAI PENDETEKSI KETINGGIAN AIR SUNGAI PADA SISTEM PERINGATAN DINI TANGGAP DARURAT BENCANA BANJIR Industrial Research Workshop and National Seminar 2011 PENGGUNAAN SENSOR ULTRASONIK SEBAGAI PENDETEKSI KETINGGIAN AIR SUNGAI PADA SISTEM PERINGATAN DINI TANGGAP DARURAT BENCANA BANJIR Tata Supriyadi Jurusan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Sensor ultrasonic, vibration motor, buzzer. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Sensor ultrasonic, vibration motor, buzzer. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Alat bantu untuk tunanetra pada umumnya adalah tongkat yang digunakan dengan cara manual. Tongkat tunanetra memiliki fungsi untuk mengetahui adanya halangan di depan atau tidak. Cara penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi sebagai hasil peradaban manusia yang semakin maju dirasakan sangat membantu dan mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya di zaman modern

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Teknologi semakin hari semakin berkembang. Teknologi membantu orang untuk mengerjakan kegiatan sehari-hari menjadi mudah dan efesien. Mikrokontroler salah satunya yaitu sebuah chip yang dipasangkan

Lebih terperinci

PROTOTYPE SMART HOME SYSTEM UNTUK KEAMANAN RUMAH DILENGKAPI PHONE DIALING BERBASIS ATMEGA328

PROTOTYPE SMART HOME SYSTEM UNTUK KEAMANAN RUMAH DILENGKAPI PHONE DIALING BERBASIS ATMEGA328 Prototype keamanan rumah pintar... (Muhamad Arif Nuryanto) 1 PROTOTYPE SMART HOME SYSTEM UNTUK KEAMANAN RUMAH DILENGKAPI PHONE DIALING BERBASIS ATMEGA328 PROTOTYPE SMART HOME SECURITY SYSTEM FOR COMPLETED

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan dan diuraikan mengenai persiapan komponen, peralatan yang dipergunakan, serta langkah-langkah praktek.

Lebih terperinci

Web SCADA untuk Mengendalikan Miniatur Pintu Air

Web SCADA untuk Mengendalikan Miniatur Pintu Air Web SCADA untuk Mengendalikan Miniatur Pintu Air Iwan Handoyo Putro 1), Handy Wicaksono 2), Abdinata Payung Allo 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya Siwalankerto 121-131

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI TINGKAT CURAH HUJAN JENIS TIPPING BUCKET UNTUK MENCEGAH LONGSOR MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI TINGKAT CURAH HUJAN JENIS TIPPING BUCKET UNTUK MENCEGAH LONGSOR MENGGUNAKAN SMS GATEWAY PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI TINGKAT CURAH HUJAN JENIS TIPPING BUCKET UNTUK MENCEGAH LONGSOR MENGGUNAKAN SMS GATEWAY LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB 4. Evaluasi dan Implementasi. keras dari blind spot detection system berbasiskan ATMEGA 168 : Tabel 4.1. Daftar komponen

BAB 4. Evaluasi dan Implementasi. keras dari blind spot detection system berbasiskan ATMEGA 168 : Tabel 4.1. Daftar komponen BAB 4 Evaluasi dan Implementasi 4.1 Implementasi Sistem 4.1.1 Daftar Komponen yang digunakan Berikut adalah daftar komponen yang digunakan pada perancangan perangkat keras dari blind spot detection system

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com).

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com). BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA128

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil dari pengukuran dan pengujian alat secara keseluruhan. Selain itu, disertai juga dengan analisis mengenai pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telemetri merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan pengukuran jarak jauh dan pelaporan informasi pada perancang atau operator. Telemetri merujuk pada komunikasi

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS SECARA SENTRAL DARI JARAK JAUH

SISTEM PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS SECARA SENTRAL DARI JARAK JAUH TESLA Vol. 9 No. 2, 71 78 (Oktober 2007) Jurnal Teknik Elektro SISTEM PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS SECARA SENTRAL DARI JARAK JAUH Tjia May On 1), Pono Budi Mardjoko 1) dan Nato Martanto 2) Abstract Scheme

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Di era globalisasi ini perkembangan teknologi berkembang begitu pesat seiring dengan kemajuan pola pikir sumber daya manusia yang semakin maju. Keinginan

Lebih terperinci

Grafik hubungan antara Jarak (cm) terhadap Data pengukuran (cm) y = 0.950x Data pengukuran (cm) Gambar 9 Grafik fungsi persamaan gradien

Grafik hubungan antara Jarak (cm) terhadap Data pengukuran (cm) y = 0.950x Data pengukuran (cm) Gambar 9 Grafik fungsi persamaan gradien dapat bekerja tetapi tidak sempurna. Oleh karena itu, agar USART bekerja dengan baik dan sempurna, maka error harus diperkecil sekaligus dihilangkan. Cara menghilangkan error tersebut digunakan frekuensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mahluk hidup seperti air bah atau banjir. Di zaman modern seperti sekarang ini, selain

BAB 1 PENDAHULUAN. mahluk hidup seperti air bah atau banjir. Di zaman modern seperti sekarang ini, selain BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tanpa air tak satupun mahluk hidup di

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisis dari alat yang telah dibuat. Pengujian meliputi pengujian gerak kursi roda elektrik, pengujian cepatan kursi roda

Lebih terperinci

Sistem Pendeteksi Dini Banjir Menggunakan Sensor Kecepatan Air dan Sensor Ketinggian Air pada Mikrokontroler Arduino

Sistem Pendeteksi Dini Banjir Menggunakan Sensor Kecepatan Air dan Sensor Ketinggian Air pada Mikrokontroler Arduino JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (23) ISSN: 2337-3539 (23-927 Print) Sistem Pendeteksi Dini Banjir Menggunakan Sensor Kecepatan Air dan Sensor Ketinggian Air pada Mikrokontroler Arduino Gigih Prio Nugroho,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DETAK JANTUNG MELALUI FINGER TEST BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK. Marti Widya Sari 1), Setia Wardani 2)

RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DETAK JANTUNG MELALUI FINGER TEST BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK. Marti Widya Sari 1), Setia Wardani 2) RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DETAK JANTUNG MELALUI FINGER TEST BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK Marti Widya Sari 1), Setia Wardani 2) 1), 2) Program Studi Teknik Informatika Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 2, September 2017

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 2, September 2017 UJI KINERJA SISTEM PEMANTAUAN VOLUME BIOGAS BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO PADA BIODIGESTER TIPE FLOATING DRUM Test Performance of Monitoring System Based on Arduino Microcontroller in Floating Drum Type

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler

Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler Ayub Subandi 1, *, Muhammad Widodo 1 1 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

Lebih terperinci

PURWARUPA SISTEM PENDETEKSI TANAH LONGSOR MENGGUNAKAN ULTRASONIK DAN INFRARED DENGAN NOTIFIKASI SMS. Abstrak

PURWARUPA SISTEM PENDETEKSI TANAH LONGSOR MENGGUNAKAN ULTRASONIK DAN INFRARED DENGAN NOTIFIKASI SMS. Abstrak PURWARUPA SISTEM PENDETEKSI TANAH LONGSOR MENGGUNAKAN ULTRASONIK DAN INFRARED DENGAN NOTIFIKASI SMS Dandun Widhiantoro, A.Md.T., MT. (19701125 199503 1 1001) Teknik Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro.

Lebih terperinci

ALAT PENDETEKSI TINGGI PERMUKAAN AIR SECARA OTOMATIS PADA BAK PENAMPUNGAN AIR MENGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER

ALAT PENDETEKSI TINGGI PERMUKAAN AIR SECARA OTOMATIS PADA BAK PENAMPUNGAN AIR MENGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AMIK GI MDP Program Studi Teknik Komputer Skripsi Ahli Madya Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 ALAT PENDETEKSI TINGGI PERMUKAAN AIR SECARA OTOMATIS PADA BAK PENAMPUNGAN AIR MENGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK

Lebih terperinci