BAB 4 EVALUASI DAN IMPLEMENTASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 EVALUASI DAN IMPLEMENTASI"

Transkripsi

1 114 BAB 4 EVALUASI DAN IMPLEMENTASI 4.1. Spesifikasi Sistem Modul Master 1. Sumber tegangan menggunakan baterai Lithium-Polymer 7,4 Volt. 2. K onsumsi arus : a. Inisialisasi awal : 210 ma b. GSM sudah mendapatkan sinyal : 150 ma c. GPS sudah mendapat sinyal : 150 ma d. Ketika mengirim dan menerima sms : 190 ma 3. Prosessor ATMega162 (frekuensi kristal MHz) 4. Layar LCD grafik Nokia X 48 pixel. 5. Media penyimpanan MMC : 2 GB (FAT-16). 6. Jaringan GSM. 7. Menggunakan protokol AT Command 8. Waktu inisialiasi awal ± 3 menit untuk pertama kali penghidupan, penghidupan berikutnya kurang dari 1 menit. 9. Error GPS 5 meter. 10. Menggunakan format data GPS NMEA. 11. Kemampuan modul : a. Kalkulasi jarak dan sudut modul client terhadap modul master.

2 115 b. Mengetahui data posisi dari GPS. c. Menerima data posisi modul client melalui SMS Modul Client 2. Sumber tegangan menggunakan baterai Lithium-Polymer 3.7 Volt. 3. Konsumsi arus : a. Inisialisasi awal : 150 ma b. Masuk mode sleep : 113 ma c. Keluar mode sleep : 125 ma d. GPS sudah mendapat sinyal : 96 ma e. Ketika mengirimkan dan menerima sms : 160 ma 4. Prosessor ATMega162 (frekuensi kristal MHz) 5. Jaringan GSM. 6. Menggunakan protokol AT Command 7. Waktu inisialiasi awal ± 3 menit untuk pertama kali penghidupan, penghidupan berikutnya kurang dari 1 menit. 8. Error GPS 5 meter. 9. Menggunakan format data GPS NMEA. 10. Kemampuan modul : a. Mengetahui data posisi dari GPS. b. Mengirim data posisi ke modul master melalui SMS.

3 Daftar Komponen Komponen Modul Client Komponen Modul Master No Nama Barang Jumla h No Nama Barang Jumla h 1 Atmega Atmega Modul GSM Sim Modul GSM Sim Modul GPS Em-406A 1 3 Modul GPS Em-406A 1 4 Regulator CX Kompas CMPS Simcard holder MOLEX 1 5 MM74C Xtal Mhz 1 6 LCD Nokia Capasitor keramik 22 pf 2 7 Keypad 4X4 1 8 Capasitor MKT 100 nf 1 8 MMC 128 MB 1 9 Switch tekan 1 9 Regulator LM Capasitor 220 nf 1 10 Regulator CX Capasitor 10 uf 1 11 Simcard Holder MOLEX Capasitor 1000 uf / 16V 2 12 MMC Holder 1 13 Resistor 10 kω 3 13 Xtal Mhz 1 Capasitor keramik Resistor 1 kω 2 14 pf 1 Capasitor 1000 uf / 16V 2 15 Resistor 22 Ω Resistor 100 kω 1 16 Capasitor MKT 100 nf 6 17 LED merah 1 17 Capasitor 1 uf 1 18 LED hujau 1 18 Switch Tekan 4 19 Socket Atmega 1 19 Capasitor 220 nf 1 20 Socket GSM Sim Capasitor 10 uf 1 21 Socket GPS Em-406A 1 21 Capasitor 100 uf 1 22 Heder 2X1 pin 1 22 Resistor 10 kω 5 23 Resistor 1 kω 4 24 Resistor 22 Ω 3 25 Resistor 100 kω 1 26 Resistor 330 Ω 1 27 Resistor 220 Ω 1 28 Resistor 560 Ω 1 29 LED Merah 1 30 LED Hujau 1 31 LED Kuning 1 32 Socket Atmega 1 33 Socket GSM Sim Socket GPS Em-406A 1

4 Header Male 2X1 pin 36 Header Male 3X2 pin 37 Header Male 3X1 pin 38 Header Male 7X1 pin 39 Header Male 8X1 pin 40 Header Female 7X1 pin 41 Header Female 8X1 pin 42 Socket Keypad 9X2 pin Tabel 4.1 Daftar Komponen Prosedur Operasional Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan sistem pencarian lokasi object yang dipantau (misalnya anak balita) : Gambar 4. 1 Prosedur Operasional 1. Hidupkan modul client dan modul master,, pasangkan modul client pada objek (anak balita atau objek yang akan dipantau).

5 Masukan nomor yang digunakan pada modul client dengan melakukan penekanan tombol A, dan bila sudah selesai tekan tombol D untuk menyimpan, tombol # untuk batal menyimpan, dan untuk menghapus nomor yang dimasukkan dilakukan dengan menekan *. 3. Masukan nomor yang digunakan pada modul master dengan menekan tombol B dan lakukan prosedur yang sama seperti saat memasukan nomor client. 4. Bila terjadi kehilangan anak. 5. Modul master bisa melakukan request dengan melakukan penekanan tombol C disertai penekanan tombol D untuk melakukan request dan tombol # untuk membatalkan request. 6. Beberapa saat kemudian pada LCD grafik akan muncul posisi pemantau dengan posisi yang dipantau, beserta arah yang menunjukkan posisi yang dipantau terhadap posisi pemantau. Posisi yang ditampilkan ini akan berubah-ubah (diupdate) dalam periode tertentu sesuai dengan posisi pemantau dan yang dipantau pada saat itu. 7. Penelusuran dapat dilakukan melalui informasi yang ditampilkan pada LCD. Apabila pencarian hendak dihentikan maka lakukan penekanan tombol C dan tekan tombol D untuk melakukan perhentian pencarian dan tombol # untuk membatalkan perhentian pencarian.

6 Implementasi Parameter yang Diukur Parameter-parameter berikut merupakan parameter yang penting untuk diketahui dalam sistem ini, sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal serta masukan yang berguna untuk pengembangan sistem ini. Parameter-parameter yang diukur adalah: Kehandalan Merupakan parameter yang mengindikasikan kemampuan sistem ini untuk bekerja sesuai dengan rancangan yang telah dilakukan yaitu master dan object di ruang terbuka dan tidak tergantung pada operator. Sistem akan diuji dengan pemberian kondisi tersebut. Response time Merupakan parameter waktu untuk mengetahui seberapa cepat tanggapan yang diberikan dari alat ini. Akurasi Merupakan parameter yang mengindikasikan ketepatan dari sistem ini, yaitu perbandingan posisi yang ditunjukkan oleh sistem dengan posisi sebenarnya Metode Pengukuran Kehandalan Menguji sistem untuk mengetahui apakah sejauh mana sistem bisa berfungsi dengan menggunakan bermacam provider jaringan

7 120 GSM, keberhasilan mengirim dan memperoleh data baik dengan atau tanpa gangguan dari luar dan keberhasilan dari sistem untuk menyimpan data ke MMC. Berikut percobaan-percobaan yang dilakukan untuk menguji kehandalan sistem: Percobaan A-1 Percobaan dilakukan dengan melakukan pengaktifan sistem khususnya untuk modul komunikasi GSM di berbagai tempat Pengambilan dilakukan pada berbagai tempat di kampus baik di dalam maupun di luar ruangan. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah modul komunikasi bisa memperoleh sinyal di berbagai sample tempat yang sudah ditentukan. Percobaan A-2 Percobaan dilakukan dengan melakukan pengiriman SMS ke ponsel dengan berbagai operator jaringan GSM dari modul master yang menggunakan operator jaringan GSM XL, IM3, 3, dan Mentari. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah sistem bisa menggunakan berbagai operator jaringan GSM. Percobaan A-3 Percobaan dilakukan dengan mengirim data GPS dari modul client ke ponsel. Data yang diterima ponsel diteliti apakah formatnya sudah sesuai dengan yang diharapkan dan apakah

8 121 modul master selalu menerima SMS lokasi dari modul client dalam jangka waktu yang ditentukan yakni setiap 10 detik selang waktu dari SMS yang diterima sebelumnya sampai dengan SMS ke-50. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah data GPS yang diterima benar dan berhasil dikomunikasikan ke modul master. Percobaan A-4 Percobaan ini dilakukan dengan prosedur yang sama dengan percobaan A-3 tetapi dengan gangguan telepon ke modul client. Data yang diterima modul master diteliti apakah formatnya sudah sesuai dengan yang diharapkan dan apakah modul master selalu menerima SMS lokasi dari modul client dalam jangka waktu yang ditentukan yakni setiap 20 detik selang waktu dari SMS yang diterima sebelumnya sampai dengan SMS ke-25. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh telepon dari luar terhadap validitas data GPS dengan diterima dan keberhasilan data tersebut dikomunikasikan ke modul master sesuai dengan waktu yang diharapkan. Percobaan A-5 Percobaan ini dilakukan dengan prosedur yang sama dengan percobaan A-3 tetapi dengan pengiriman SMS gangguan dengan format yang salah. Tujuan percobaan ini adalah untuk

9 122 mengetahui pengaruh SMS dengan format yang salah dari luar terhadap validitas data GPS dengan diterima dan keberhasilan data tersebut dikomunikasikan ke modul master sesuai dengan waktu yang diharapkan. Percobaan A-6 Percobaan dilakukan dengan mengirimkan data SMS lewat ponsel ke modul master. Data SMS tersebut merupakan data sembarang dengan format yang sama dengan data GPS yang valid. Kemudian dilakukan pengecekkan apakah data tersebut tersimpan di MMC dengan baik dengan membandingkan data yang terdapat di MMC dengan data yang dikirimkan lewat ponsel. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kehandalan sistem ini dalam menyimpan data-data posisi yang diperoleh Response time Menguji sistem dengan menghitung waktu yang diperlukan oleh sistem dari pengaktifan pertama kali sampai dengan siap untuk digunakan. Berikut percobaan-percobaan yang dilakukan untuk menguji response time sistem: Percobaan B-1 Pada percobaan ini dilakukan pengujian lama waktu yang dibutuhkan modul GSM untuk mendapatkan sinyal pada saat

10 123 pertama kali diaktifkan dan pengaktifan lagi setelah beberapa saat sebelumnya pernah diaktifkan. Percobaan dilakukan dengan mengaktifkan modul GSM, kemudian mengukur waktu yang diperlukan sampai modul GSM sudah mendapatkan sinyal atau stand by. Ketika modul GSM sudah mendapatkan sinyal atau stand by, modul GSM dinonaktifkan lagi. Perulangan ini dilakukan sebanyak 20 kali untuk mengetahui response time dari modul GSM. Percobaan B-2 Pada percobaan ini dilakukan pengujian lama waktu yang dibutuhkan modul GPS untuk mendapatkan sinyal pada saat pertama kali diaktifkan dan pengaktifan lagi setelah beberapa saat sebelumnya pernah diaktifkan. Percobaan dilakukan dengan mengaktifkan modul GPS, kemudian mengukur waktu yang diperlukan sampai modul GPS sudah mendapatkan sinyal atau stand by. Ketika modul GSM sudah mendapatkan sinyal atau stand by, modul GPS dinonaktifkan lagi. Perulangan ini dilakukan sebanyak 10 kali untuk mengetahui response time dari modul GPS. Percobaan ini dilakukan di lapangan bola kampus Kijang BINUS University pada kondisi langit berawan. Dilakukan di lapangan bola dengan tujuan untuk mengukur

11 124 response time modul GPS bila tempatnya merupakan lapangan luas yang terbuka. Percobaan B-3 Dengan tujuan dan prosedur yang sama dengan percobaan B-2 tetapi tempat yang digunakan untuk percobaan adalah parkir utarakampus Syahdan BINUS University (di antara gedung K 4 lantai dan gedung 1 lantai dengan jarak antar gedung sekitar 5 meter) dengan posisi di antara gedung tinggi dan gedung rendah pada siang hari dengan keadaan cuaca berawan. Dilakukan di parkiran utara dengan tujuan untuk mengukur response time modul GPS bila tempatnya terdapat di antara gedung tinggi dan gedung rendah. Percobaan B-4 Dengan tujuan dan prosedur yang sama dengan percobaan B-2 tetapi tempat yang digunakan untuk percobaan adalah parkir timur kampus Syahdan BINUS University (di antara gedung H 4 lantai dan gedung 1 lantai dengan jarak antar gedung sekitar 10 meter) dengan posisi di antara gedung tinggi dan gedung 1 lantai pada siang hari dengan keadaan cuaca berawan. Dilakukan di parkiran timur dengan tujuan untuk mengukur response time modul GPS bila tempatnya terdapat di antara gedung tinggi dan gedung rendah.

12 125 Percobaan B-5 Dengan tujuan dan prosedur yang sama dengan percobaan B-2 tetapi tempat yang digunakan untuk percobaan adalah parkir utarakampus Syahdan BINUS University (di antara gedung K 4 lantai dan gedung 1 lantai dengan jarak antar gedung sekitar 5 meter dan di bawah kanopi depan mushola) dengan posisi di antara gedung tinggi dan gedung rendah pada siang hari dengan keadaan cuaca berawan. Dilakukan di bawah kanopi dengan tujuan untuk mengukur response time modul GPS bila di atas tempatnya tertutup oleh benda tipis. Percobaan B-6 Dengan tujuan dan prosedur yang sama dengan percobaan B-2 tetapi tempat yang digunakan untuk percobaan adalah di bawah balkon lantai 1 gedung H kampus Syahdan BINUS University dengan langit-langit yang rendah (sekitar 2-3 meter) pada siang hari dengan keadaan cuaca berawan. Dilakukan di bawah langitlangit rendah dengan tujuan untuk mengukur response time modul GPS bila di atas tempatnya tertutup oleh benda tebal tetapi di sampingnya tempat terbuka terhadap langit. Percobaan B-7 Dengan tujuan dan prosedur yang sama dengan percobaan B-2 tetapi tempat yang digunakan untuk percobaan adalah parkiran

13 126 motor kampus Syahdan BINUS University yang terdapat di antara dua gedung tinggi (gedung K 4 lantai dan gedung L 4 lantai) dengan jarak antar gedung sekitar 5 meter pada siang hari dengan kondisi cuaca berawan. Dilakukan di antara dua gedung tinggi dengan tujuan untuk mengukur response time modul GPS di antara dua gedung tinggi yang berdekatan. Percobaan B-8 Dengan tujuan dan prosedur yang sama dengan percobaan B-2 tetapi tempat yang digunakan untuk percobaan adalah di dalam ruang Computer Engineering Lab kampus Syahdan BINUS University. Dilakukan di dalam ruangan dengan tujuan untuk mengukur response time modul GPS di dalam ruangan. Percobaan B-9 Pada percobaan ini dilakukan pengujian lama waktu yang dibutuhkan modul GPS untuk mendapatkan sinyal pada saat pertama kali diaktifkan (cold start). Percobaan dilakukan dengan mengaktifkan modul GPS, kemudian mengukur waktu yang diperlukan sampai modul GPS sudah mendapatkan sinyal atau stand by. Ketika modul GSM sudah mendapatkan sinyal atau stand by, modul GPS dinonaktifkan lagi. Perulangan ini dilakukan sebanyak 5 kali untuk mengetahui response time dari modul GPS. Percobaan ini dilakukan di parkiran timur.

14 127 Percobaan B-10 Percobaan ini dilakukan dengan melakukan penyimpanan data (1 data = 32 byte) sebanyak 100 data dengan algoritma menyimpan data ke dalam MMC dengan keadaan awal yang kosong (hanya ada file GPS.txt) untuk mengukur waktu yang diperlukan sistem untuk menyimpan data di dalam MMC dengan keadaan awal yang kosong. Percobaan B-11 Percobaan ini dilakukan dengan melakukan penyimpanan data (1 data = 32 byte) sebanyak 100 data dengan algoritma menyimpan data ke dalam MMC yang sudah berisi 8 file (total ukuran 1,28MB) untuk mengukur waktu yang diperlukan sistem untuk menyimpan data di dalam MMC yang sudah berisi data Akurasi Menguji sistem dengan membandingkan posisi dan arah yang ditampilkan pada sistem dengan posisi dan arah yang sebenarnya. Percobaan yang dilakukan untuk mengukur akurasi sistem: Percobaan C-1 Percobaan dilakukan di Computer Engineering Lab kampus Syahdan BINUS University dengan membandingkan data sudut dari kompas digital yang telah dikalibrasi di Computer Engineering Lab kampus Syahdan BINUS University dengan

15 128 sudut sebenarnya yang ditunjuk oleh kompas analog. Kompas digital diletakkan dengan datar atau sudut kemiringannya 0 o dari permukaan tanah. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui akurasi data yang diberikan oleh kompas digital dengan sudut kemiringan 0 o bila tempat yang digunakan sesuai dengan tempat dimana ia dikalibrasi. Percobaan C-2 Percobaan dilakukan di Computer Engineering Lab kampus Syahdan BINUS University dengan membandingkan data sudut dari kompas digital yang telah dikalibrasi di Computer Engineering Lab kampus Syahdan BINUS University dengan sudut sebenarnya yang ditunjuk oleh kompas analog. Kompas digital diletakkan dengan datar atau sudut kemiringannya 25 o dari permukaan tanah. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui akurasi data yang diberikan oleh kompas digital dengan sudut kemiringan 25 o bila tempat yang digunakan sesuai dengan tempat dimana ia dikalibrasi. Percobaan C-3 Percobaan dilakukan di lapangan rumput kampus Kijang BINUS University dengan membandingkan data sudut dari kompas digital yang telah dikalibrasi di Computer Engineering Lab kampus Syahdan BINUS University (tanpa dikalibrasi ulang di

16 129 tempat baru) dengan sudut sebenarnya yang ditunjuk oleh kompas analog. Kompas digital diletakkan dengan datar atau sudut kemiringannya 0 o dari permukaan tanah. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui akurasi data yang diberikan oleh kompas digital dengan sudut kemiringan 0 o bila tempat yang digunakan berbeda dengan tempat dimana kompas digital dikalibrasi. Percobaan C-4 Percobaan dilakukan di lapangan rumput kampus Kijang BINUS University dengan membandingkan data sudut dari kompas digital yang telah dikalibrasi di Computer Engineering Lab kampus Syahdan BINUS University (tanpa dikalibrasi ulang di tempat baru) dengan sudut sebenarnya yang ditunjuk oleh kompas analog. Kompas digital diletakkan dengan datar atau sudut kemiringannya 25 o dari permukaan tanah. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui akurasi data yang diberikan oleh kompas digital dengan sudut kemiringan 25 o bila tempat yang digunakan berbeda dengan tempat dimana ia dikalibrasi. Percobaan C-5 Pengujian akurasi data hasil kalkulasi jarak dan sudut antara modul client dan modul master dilakukan dengan pergerakan

17 130 modul client ke utarasecara konstan dengan jarak perpindahan 5 meter dan setiap posisi baru diambil data sebanyak 2 kali masingmasing setiap 10 detik. Titik referensi yang digunakan adalah posisi modul master yang tetap dan menghadap ke utara. Data yang dihasilkan oleh kalkulasi dengan GPS akan dibandingkan dengan data hasil pengukuran manual atau jarak sebenarnya untuk mengetahui ketelitian dan error rate sistem. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui akurasi data apabila modul client bergerak ke suatu arah tertentu (utara). Percobaan C-6 Pengujian akurasi data hasil kalkulasi jarak dan sudut antara modul client dan modul master dilakukan dengan pergerakan modul client ke timur secara konstan dengan jarak perpindahan 5 meter dan setiap posisi baru diambil data sebanyak 2 kali masingmasing setiap 10 detik. Titik referensi yang digunakan adalah posisi modul master yang tetap dan menghadap ke utara. Data yang dihasilkan oleh kalkulasi dengan GPS akan dibandingkan dengan data hasil pengukuran manual atau jarak sebenarnya untuk mengetahui ketelitian dan error rate sistem. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui akurasi data apabila modul client bergerak ke suatu arah tertentu (timur).

18 131 Percobaan C-7 Pengujian akurasi data hasil kalkulasi jarak dan sudut antara modul client dan modul master dilakukan dengan pergerakan modul client ke selatan secara konstan dengan jarak perpindahan meter setiap dan setiap posisi baru diambil data sebanyak 2 kali masing-masing setiap 10 detik. Titik referensi yang digunakan adalah posisi modul master yang tetap dan menghadap ke utara. Data yang dihasilkan oleh kalkulasi dengan GPS akan dibandingkan dengan data hasil pengukuran manual atau jarak sebenarnya untuk mengetahui ketelitian dan error rate sistem. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui akurasi data apabila modul client bergerak ke suatu arah tertentu (selatan). Percobaan C-8 Pengujian akurasi data hasil kalkulasi jarak dan sudut antara modul client dan modul master dilakukan dengan pergerakan modul client ke barat secara konstan dengan jarak perpindahan 5 meter dan setiap posisi baru diambil data sebanyak 2 kali masingmasing setiap 10 detik. Titik referensi yang digunakan adalah posisi modul master yang tetap dan menghadap ke utara. Data yang dihasilkan oleh kalkulasi dengan GPS akan dibandingkan dengan data hasil pengukuran manual atau jarak sebenarnya untuk mengetahui ketelitian dan error rate sistem. Tujuan dari

19 132 percobaan ini adalah untuk mengetahui akurasi data apabila modul client bergerak ke suatu arah tertentu (barat). Percobaan C-9 Pengujian akurasi data hasil kalkulasi jarak dan sudut antara modul client dan modul master dilakukan dengan pergerakan modul client secara random dengan arah dan jarak yang bervariasi setiap 30 detik. Titik referensi yang digunakan adalah posisi modul master yang tetap dan menghadap ke utara. Data yang dihasilkan oleh kalkulasi dengan GPS akan dibandingkan dengan data hasil pengukuran manual atau jarak sebenarnya untuk mengetahui ketelitian dan error rate sistem Analisis Hasil Percobaan Pengujian dibagi ke dalam 4 kelompok pengujian yakni kehandalan, response time, akurasi, dan efektivitas dari sistem. Berikut hasil pengujian terhadap sistem yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Percobaan A-1 (Pengujian keberhasilan dalam menangkap sinyal untuk modul GSM di berbagai tempat). Pengambilan dilakukan di berbagai tempat di kampus Syahdan, di dalam dan di luar ruangan. Di dalam Computer Engineering Lab, yang memiliki struktur bangunan tertutup, yaitu di lantai dasar dari bangunan berlantai 4.

20 133 Di depan Computer Engineering Lab, yaitu di beradaa di ruangann luar, namun dikelilingi oleh bangunan berlantai 4. Di dalam litbang Computer Engineering Lab, yang memiliki struktur bangunan tertutup, yaitu di lantai dasar dari bangunan berlantai 4, namun lebih mendekat ke jendela. Di parkir Timur kampus Syahdan, yaitu di ruangan terbuka di sebelah gedung berlantai 4 dan gedung berlantai 1. Di parkir Utarakampus Syahdan, yaitu di ruangan terbuka di sebelah gedung berlantai 4 dan gedung berlantai 1, namun berada di bawah kanopi. Di lapangan kampus Kijang, yaitu di ruangann terbuka. No Tempat 1 Di dalam CE LAB Keberhasilan 2 Di depan CE LAB 1 3 Di litbang CE LAB 1 4 Di parkir timur kampus Syahdan 1 5 Di parkir utarakampus Syahdan 1 6 Di lapangan kampus Kijang 1 Tabel 4.2 Uji Keberhasilan Menangkap Sinyal GSM Dari percobaan yang dilakukan pada berbagai tempat tersebut, didapatkan data bahwa sistem berhasil untuk mendapatkan sinyal. Sinyal GSM bisa didapatkan selama tempat dapat dijangkau oleh BTS dan sinyal yang didapat cukup kuat.

21 134 Percobaan operator) A-2 (Pengujian keberhasilan dalam pengiriman SMS ke berbagai Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah sistem bisa digunakan dengan berbagai operator jaringan GSM. Percobaan dilakukan dengan melakukan pengiriman SMS ke ponsel dengan berbagai operator jaringan GSM dari modul master yang menggunakan operator jaringan GSM XL, IM3, 3, dan Mentari. No Operator (ponsel) Keberhasilan 1 XL (GSM) 1 2 IM3 (GSM) 1 3 Mentari (GSM) (GSM) 1 Tabel 4.3 Keberhasilan dalam Pengiriman SMS ke Berbagai Operator Dari dataa yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa sistem ini dapat digunakan untuk mengirimkan SMS ke berbagai operator jaringan GSM. Hal ini disebabkan karena pengiriman SMSS diatur oleh arsitektur jaringan GSM terlepas dari perangkat modul GSM yang digunakan oleh sistem. Percobaan A-3 (Pengujian keberhasilan dalam penerimaan data GPS dan waktu pengiriman SMS) Pengambilan dilakukan pada parkiran timur kampus Syahdan, pada siang hari dengan keadaan cuaca berawan.

22 135 Pengujian Keberhasilan Dalam Penerimaan Data GPS dan Waktu Pengiriman Dengan Media SMS Periode Pengiriman Gambar 4.2 Grafik Pengujian Keberhasilan dalam Penerimaan Data GPS dan Waktu Pengiriman Dengan Media SMS Dari data yang didapat dapat disimpulkan bahwa data GPS yang diperoleh merupakan data yang benar (dalam format yang benar) dan berhasil dikirimkan lewat media SMS dalam waktu jeda 12 detik setiap SMS atau terlambat 2 detik dari waktu yang diinginkan (10 detik). Hal ini disebabkan karena diperlukan waktu untuk memproses data GPS sampai dikirimkan melalui jaringan GSM. Percobaan A-4 (Pengujian keberhasilan dalam penerimaan data GPS dan Pengiriman dengan Media SMS dengan pemberian kondisi berupa gangguan telepon) Pengambilan dilakukan pada parkiran timur syahdan, pada siang hari dengan keadaan cuaca berawan. Percobaan A-5 (Pengujian keberhasilan dalam penerimaan data GPS dan Pengiriman dengan Media SMS dengan pemberian kondisi berupa gangguan SMS dengan format yang salah) Pengambilan dilakukan pada parkiran timur syahdan, pada siang hari dengan keadaan cuaca berawan.

23 Waktu (detik) Pengujian Keberhasilan Dalam Penerimaan Data GPS dan Pengiriman Dengan Media SMS Dengan Gangguan Gangg uan Telepo n Percobaan (ke) Gambar 4.3 Grafik Pengujian Keberhasilan dalam Penerimaan Data GPS dan Pengiriman dengan Media SMS dengan Gangguan Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa data GPS yang didapatkan tetap benar (sesuai dengan format yang diharapkan) dengan gangguan telepon atau gangguan SMS. Selang waktu penerimaan tiap SMS untuk gangguan telepon sama dengan tanpa gangguan yakni sekitar 22 detik (lebih lama 2 detik dari waktu yang diharapkan yakni 20 detik). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh gangguan telepon dari luar sangat minim bahkan tidak mempengaruhi kinerja sistem untuk memperoleh data GPS dengan valid. Untuk gangguan berupa SMS dengan format yang salah akan mempengaruhi jeda waktu penerimaan tiap SMS bervariasi dari 22 detik sampai 40 detik. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan SMS dengan format yang salah memberikan pengaruh terhadap waktu pengiriman SMS tetapi data yang diperoleh tetap valid. Hal ini dikarenakan terjadinya antrian pada operator untuk melakukan pengiriman ke tujuan.

24 137 Percobaan A-6 (Pengujian penyimpanan data posisi pada media MMC) Percobaan dilakukan dengan mengirim dalam data sembarang yang sudah ditentukan sebelumnya dalam format GPS. Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa data GPS yang dikirimkan dari ponsel dapat disimpan dengan benar di media MMC. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa sistem dapat menyimpan data yang dikirimkan dengan baik ke dalam MMC. Percobaan B-1 (Pengujian waktu yang dibutuhkan modul GSM untuk mendapatkan sinyal pada saat penyalaan pertama kali) Pengambilan dilakukan pada parkir timur syahdan, pada siang hari dengan keadaan cuaca berawan Waktu yang Dibutuhkan Modul GSM Mendapatkan Sinyal Waktu (detik) Percobaan (ke) Gambar 4.4 Grafik Waktu yang Dibutuhkan Modul GSM untuk Mendapatkan Sinyal

25 138 Dari data yang didapatkan, dapat diketahui bahwa waktu inisialisasi sistem berkisar dari 17 detik sampai 22 detik. Dari 20 kali percobaan yang dilakukan, didapatkan rata-rata waktu 19.3 detik. Percobaan B-2 (Pengujian waktu yang dibutuhkan modul GPS untuk mendapatkan sinyal pada saat penyalaan pertama kali (Cold Start) dan penyalaan berikutnya (Warm Start) atau (Hot Start)) Pengambilan dilakukan pada lapangan bola kampus Kijang (lapangan terbuka), pada sore hari dengan keadaan cuaca berawan. Percobaan B-3 (Pengujian waktu yang dibutuhkan modul GPS untuk mendapatkan sinyal pada saat penyalaan pertama kali (Cold Start) dan penyalaan berikutnya (Warm Start) atau (Hot Start)) Pengambilan dilakukan pada parkiran sebelah Utarakampus Syahdan (di antara gedung K 4 lantai dan gedung 1 lantai) dengan kondisi ditengah gedung tinggi dan gedung 1 lantai, pada siang hari dengan keadaan cuaca berawan. Percobaan B-4 (Pengujian waktu yang dibutuhkan modul GPS untuk mendapatkan sinyal pada saat penyalaan pertama kali (Cold Start) dan penyalaan berikutnya (Warm Start) atau (Hot Start)) Pengambilan dilakukan pada parkiran sebelah Timur kampus Syahdan (di samping gedung H 4 lantai) dengan kondisi disamping dinding gedung tinggi, pada siang hari dengan keadaan cuaca berawan.

26 139 Percobaan B-5 (Pengujian waktu yang dibutuhkan modul GPS untuk mendapatkan sinyal pada saat penyalaan pertama kali (Cold Start) dan penyalaan berikutnya (Warm Start)) Pengambilan dilakukan pada parkiran sebelah utarakampus Syahdan (di depan musolah dan dibawah kanopi), pada siang hari dengan keadaan cuaca berawan. Percobaan B-6 (Pengujian waktu yang dibutuhkan modul GPS untuk mendapatkan sinyal pada saat penyalaan pertama kali (Cold Start) dan penyalaan berikutnya (Warm Start)) Pengambilan dilakukan pada parkiran sebelah timur kampus Syahdan (di balkon gedung H 4 lantai) dengan balkon rendah, pada siang hari dengan keadaan cuaca berawan. Percobaan B-7 (Pengujian waktu yang dibutuhkan modul GPS untuk mendapatkan sinyal pada saat penyalaan pertama kali (Cold Start) dan penyalaan berikutnya (Warm Start)) Pengambilan dilakukan pada parkiran motor kampus Syahdan (di gedung K 4 lantai dan gedung L 4 lantai), pada siang hari dengan cuaca berawan. Percobaan B-8 (Pengujian waktu yang dibutuhkan modul GPS untuk mendapatkan sinyal pada saat penyalaan pertama kali (Cold Start) dan penyalaan berikutnya (Warm Start)) Pengambilan dilakukan di dalam ruangan lab hardware kampus Syahdan, pada siang hari.

27 140 Waktu yang Dibutuhkan Modul GPS Mendapatkan Sinyal Lapang an Luas Waktu (detik) Percobaan (ke) Parkir Utara Parkir Timur Dibawa h Kanopi Gambar 4.5 Grafik Waktu yang Dibutuhkan Modul GPS untuk Mendapatkan Sinyal pada Saat Penyalaan Pertama Kali (Cold Start) dan Penyalaan Berikutnya (Warm Start) di Bawah Kanopi Dari percobaan B-2 sampai percobaan B-8, dapat dibuktikan bahwa pada saat pertama kali sistem dihidupkan, waktu yang dibutuhkan untuk sistem mendapatkan sinyal GPS akan lebih lama daripada yang kedua kali dan seterusnya. Hal ini disebabkan oleh karena GPS pada saat pertama kali dihidupkan atau disebut dengan istilah cold start akan mencari satelit-satelit yang akan digunakan untuk mendapatkan data posisi, namun pada percobaan berikutnya data satelit-satelit tersebut telah tersimpan sehingga mengurangi waktu dari sistem untuk mendapatkan sinyal GPS atau disebut dengan istilah warm start atau hot start. Dari percobaan yang telah dilakukan dengan mengambil tempat percobaan yang berbeda dan kondisi lingkungan yang juga berbeda, dapat dilihat bahwa kondisi lingkungan atau struktur di sekitar

28 141 sangat mempengaruhi sistem. Untuk di ruangan terbuka seperti lapangan luas tanpa ada bangunan tinggi di sekitarnya, waktu yang dibutuhkan untuk inisialisasi relatif lebih cepat daripada di tempat lain yang ada bangunan tinggi di sekitarnya, dan juga apabila ada penghalang di atas, seperti kanopi pada percobaan B-5, waktu yang dibutuhkan untuk inisialisasi akan menjadi lebih lama. Untuk tempat di bawah balkon gedung bertingkat, seperti di lantai dasar gedung bertingkat dan juga untuk tempat di antara gedung bertingkat yang tinggi ternyata sistem tidak dapat menangkap sinyal GPS. Hal ini disebabkan karena sinyal GPS sangat rentan terhadap interferensi atau halangan yang disebabkan oleh struktur lingkungan sekitar GPS receiver. Percobaan B-9 (Pengujian waktu yang dibutuhkan modul GPS untuk mendapatkan sinyal pada saat penyalaan pertama kali (Cold Start) Pengambilan dilakukan pada parkiran sebelah Timur kampus Syahdan (di samping gedung H 4 lantai) dengan kondisi disamping dinding gedung tinggi. Waktu (detik) Waktu Cold Start GPS Percobaan (Ke) Gambar 4.6 Grafik Waktu yang Dibutuhkan Modul GPS untuk Mendapatkan Sinyal pada Saat Penyalaan Pertama Kali (Cold Start)

29 142 Data dari percobaan B-9 dapat membuktikan bahwa cold start membutuhkan waktu rata-rata 47 detik untuk pengambilan di parkiran timur kampus Syahdan. Waktu cold start bisa berubah ubah dikarenakan keadaan cuaca yang berbeda-beda. Percobaan B-10 (Pengujian lama waktu yang diperlukan untuk melakukan penyimpanan data pada media MMC dengan keadaan awal MMC kosong). Percobaan penyimpanan dilakukan dengan algoritma perulangan sebanyak 100 kali dengan melakukan penyimpanan data (1 data = 32 byte) ke dalam MMC dengan keadaan MMC awal kosong. Percobaan B-11 (Pengujian lama waktu yang diperlukan untuk melakukan penyimpanan data pada media MMC dengan keadaan awal MMC terisi file 1,28MB) Percobaan penyimpanan dilakukan dengan algoritma perulangan sebanyak 100 kali dengan melakukan penyimpanan data (1 data = 32 byte) ke dalam MMC. Waktu (detik) Pengujian Lama Penyimpanan Data ke MMC Percobaan (ke) Kosong Berisi Gambar 4.7 Grafik Lama Waktu Penyimpanan Data ke MMC

30 143 Dari 5 kali pengujian yang dilakukan diperoleh informasi bahwa waktu yang diperlukan untuk melakukan penyimpanan 100 data ke MMC berkisar di antara 44 sampai dengan 47 detik dengan rata-rata 45,4 detik dengan kondisi MMC awal kosong, sedangkan untuk melakukan penyimpanan dengan MMC berisi data sebanyak 1,28 MB memerlukan waktu rata-rata adalah 166,6 detik. Waktu yang dibutuhkan lebih lama dibandingkan penyimpanan data ke MMC dengan keadaan awal kosong. Hal ini disebabkan oleh lebih lamanya waktu pencarian sektor yang masih kosong untuk menyimpan data. Percobaan C-1 (Pengujian akurasi kompas digital di tempat dimana kompas dikalibrasi dengan kemiringan 0 o ). Percobaan ini dilakukan di tempat dimana kompas dikalibrasi yakni di dalam Computer Engineering Lab Kampus Syahdan. Percobaan C-2 (Pengujian akurasi kompas digital di tempat dimana kompas dikalibrasi dengan kemiringan 25 o ) Percobaan ini dilakukan di tempat dimana kompas dikalibrasi yakni di dalam Computer Engineering Lab Kampus Syahdan. Percobaan C-3 (Pengujian akurasi kompas digital bukan di tempat dimana kompas dikalibrasi dengan kemiringan 0 o ) Percobaan ini dilakukan di lapangan rumput kampus Kijang. Percobaan C-4 (Pengujian akurasi kompas digital bukan di tempat dimana kompas dikalibrasi dengan kemiringan 25 o ) Percobaan ini dilakukan di lapangan rumput kampus Kijang.

31 144 Pengujian Akurasi Data Kompas Digital 20 Simpangan Sudut(derajat) Tpt Kalibrasi dan Datar Tpt Kalibrasi dan Miring Tpt Lain dan Datar Tpt Lain dan Miring Sudut Sebenarnya(derajat) Gambar 4.8 Grafik Pengujian Akurasi Data Kompas Digital Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa perbedaan antar data dari kompas digital dengan kompas analog berkisar dari 0 o sampai dengan 4,2 o untuk keadaan kompas dengan posisi datar baik ditempat kalibrasi atau pengambilan data pada tempat yang tidak dikalibrasi. Untuk data kompas digital dalam keadaan miring (25 0 ) dan berada pada tempat kalibrasi atau bukan pada tempat yang dikalibrasi terjadi penyimpangan data kompas berkisar dari 0 o sampai dengan 17,4 o. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompas digital memiliki akurasi yang tinggi bila diletakkan dengan sudut kemiringan 0 o atau datar di tempat dimana kompas dikalibrasi dan tempat kompas tidak dikalibrasi. Kompas digital dengan penggunaan pada posisi miring akan menghasilkan akurasi yang lebih rendah baik ditempat kompas dikalibrasi atau tidak dikalibrasi, tetapi masih dalam batas simpangan yang diperbolehkan (45 0 ).

32 145 Percobaan C-5 (Pengujian akurasi data hasil kalkulasi jarak dan sudut antara modul client dan modul master dengan posisi yang berubah-ubah ke utara) Percobaan dilakukan di lapangan rumput kampus kijang dengan cuaca hujan gerimis. Pengambilan data dilakukan setiap perpindahan modul client sejauh 5 meter dan dua kali untuk tiap posisi. Percobaan C-6 (Pengujian akurasi data hasil kalkulasi jarak dan sudut antara modul client dan modul master dengan posisi yang berubah-ubah ke timur) Percobaan dilakukan di lapangan rumput kampus kijang dengan cuaca hujan gerimis dengan langit berawan tebal. Pengambilan data dilakukan setiap perpindahan modul client sejauh 5 meter dan dua kali untuk tiap posisi. Percobaan C-7 (Pengujian akurasi data hasil kalkulasi jarak dan sudut antara modul client dan modul master dengan posisi yang berubah-ubah ke selatan) Percobaan dilakukan di lapangan rumput kampus kijang dengan cuaca hujan gerimis dengan langit berawan tebal. Pengambilan data dilakukan setiap perpindahan modul client sejauh 5 meter dan dua kali untuk tiap posisi. Percobaan C-8 (Pengujian akurasi data hasil kalkulasi jarak dan sudut antara modul client dan modul master dengan posisi yang berubah-ubah ke barat) Percobaan dilakukan di lapangan rumput kampus kijang dengan cuaca hujan gerimis dengan langit berawan tebal. Pengambilan data dilakukan setiap perpindahan modul client sejauh 5 meter dan dua kali untuk tiap posisi.

33 146 Percobaan C-9 (Pengujian akurasi data hasil kalkulasi jarak dan sudut antara modul client dan modul master dengan posisi yang berubah-ubah secara random) Percobaan dilakukan di lapangan rumput kampus kijang dengan cuaca hujan gerimis dengan langit berawan tebal. Pengambilan data dilakukan setiap perpindahan modul client secara acak. Pengujian Kalkulasi Jarak Simpangan Jarak (meter) Utara Timur Selatan Barat Posisi Pengambilan Data (meter) Pengujian Kalkulasi Jarak Simpangan Jarak (meter) Acak Posisi Pengambilan Data (meter) Gambar 4.9 Grafik Pengujian Kalkulasi Jarak

34 147 Pengujian Kalkulasi Sudut 30 Simpangan Sudut (derajat) Utara Timur Selatan Barat Posisi Pengambilan Data (meter) Pengujian Kalkulasi Sudut 50 Simpangan Sudut (derjat) Posisi Pengambilan Data (meter) Acak Gambar 4.10 Grafik Pengujian Kalkulasi Sudut Untuk perpindahan posisi ke utara, selisih jarak minimum yang diperoleh adalah 0 meter dan maksimum adalah 7 meter dengan rata-rata 2,25 meter. Selisih sudut minimum adalah 0 o dan maksimum adalah 18,5 o dengan rata-rata 3,67 o. Untuk perpindahan posisi ke barat selisih jarak minimum yang diperoleh adalah 0 meter dan maksimum adalah 3 meter dengan rata-rata 1,4 meter. Selisih sudut minimum adalah 0 o dan maksimum adalah 26,8 dengan rata-rata 11, Untuk perpindahan posisi ke

35 148 selatan jarak minimum yang diperoleh adalah 0 meter dan maksimum adalah 8 meter dengan rata-rata 2,2 meter. Selisih sudut minimum adalah 0 o dan maksimum adalah 17,1 o dengan rata-rata 3,85 o. Untuk perpindahan posisi ke barat jarak minimum yang diperoleh adalah 0 meter dan maksimum adalah 4 meter dengan rata-rata 1,7 meter. Selisih sudut minimum adalah 0 o dan maksimum adalah 14,3 o dengan rata-rata 5,56 o. Untuk perpindahan posisi secara acak jarak minimum yang diperoleh adalah 0 meter dan maksimum adalah 5 meter dengan rata-rata 2,3 meter. Selisih sudut minimum adalah 0 o dan maksimum adalah 40 o dengan rata-rata 11,81 o. Dari percobaan C-5, C-6, C-7, C-8, dan C-9 dapat disimpulkan bahwa sistem bisa memperoleh data kalkulasi jarak dengan tingkat akurasi yang masih di dalam batas toleransi (toleransi jarak 10 meter). Selisih jarak sebenarnya dengan jarak hasil kalkulasi sistem disebabkan oleh terbias, terpantul, dan tertundanya sinyal dari satelit GPS ke GPS receiver dan sebaliknya. Pembiasan, pemantulan, dan penundaan sinyal dapat disebabkan oleh kondisi langit (misalnya terdapatnya awan tebal) dan kondisi lingkungan sekitar (misalnya terletak berdekatan dengan gedung yang tinggi). Selain hal tersebut, bisa disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan akurasi yang mencolok antara pergerakkan modul client ke arah utara, timur, selatan, dan barat. Dari percobaan C-5, C-6, C-7, C-8, dan C-9 dapat disimpulkan bahwa sistem memperoleh data kalkulasi sudut dengan tingkat keakuratan yang cukup buruk terutama untuk percobaan C-9 di luar batas toleransi (toleransi jarak 45 0 ).

36 149 Selisih sudut sebenarnya dengan sudut hasil kalkulasi sistem disebabkan oleh tingkat akurasi data dari kompas digital dan kompas analog serta kondisi permukaan tempat sistem digunakan (kemiringan modul terhadap tanah) dan error terjadi karena posisi perpindahan tidak benar-benar pada sudut yang ditentukan, serta kalibrasi yang kurang akurat pada kompas. Percobaan Simulasi 1 (Simulasi pencarian client dengan kondisi client tidak bergerak) Simulasi dilakukan dengan mencari keberadaan client dengan menggunakan modul master. Pencarian dilakukan dengan berjalan kaki dari plaza Kampus Syahdan sampai dengan client ditemukan di suatu tempat (tempat tidak disepakati sebelumnya) dengan modul client diam. Gambar 4.11 Gambar Plot pada Map Keberadaan Client dengan Kondisi Tidak Bergerak

37 150 Dari percobaan yang dilakukan posisi client diketemukan pada pertigaan di Jalan Sandang atau sekitar adalah 219 meter dari master (kampus syahdan). Waktu yang diperlukan untuk menemukan client adalah 5 menit 34 detik. Percobaan Simulasi 2 (Simulasi pencarian client dengan kondisi client bebas bergerak) Simulasi dilakukan dengan mencari keberadaan client dengan menggunakan modul master. Pencarian dilakukan dengan berjalan kaki dari plaza Kampus Syahdan BINUS University sampai dengan client ditemukan (tempat tidak disepakati sebelumnya) dengan modul client selalu bergerak. Gambar 4.12 Gambar Plot pada Map Keberadaan Client dengan Kondisi Bergerak Dari percobaan yang dilakukan pencarian terakhir ditemukan di tengah Jalan Hj. Taisir. Waktu yang diperlukan untuk menemukan client adalah 4 menit 37 detik.

SISTEM CERDAS PELACAK ANAK LUAR RUANG

SISTEM CERDAS PELACAK ANAK LUAR RUANG SISTEM CERDAS PELACAK ANAK LUAR RUANG Aripin Iskandar 1 ; Ronny Haryanto 2 ; Wendi 3 ; Lukas S. Tanutama 4 4 Jurusan Sistem Komputer; Fakultas Ilmu Komputer; BINUS University Jalan K.H. Syahdan No. 9,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dimensi : 30 x 22 x 9CM, Bobot 2.4 Kg. Display : layar LCD 16 x 2 karakter, 71.2 x 25.2 mm, 6.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dimensi : 30 x 22 x 9CM, Bobot 2.4 Kg. Display : layar LCD 16 x 2 karakter, 71.2 x 25.2 mm, 6. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 41 Spesifikasi sistem Dimensi : 30 x 22 x 9CM, Bobot 24 Kg Display : layar LCD 16 x 2 karakter, 712 x 252 mm, 65 inchi Processor : Microcontroller with 128K Bytes, Clock

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan telah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3, kemudian perancangan tersebut diimplementasi ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).hasil implementasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat melakukan perancangan Standalone AVR Programmer. Berikut ini adalah beberapa cara implementasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Mikrokontroler AVR ATMega32L digunakan sebagai pusat kontrol sistem.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Mikrokontroler AVR ATMega32L digunakan sebagai pusat kontrol sistem. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Mikrokontroler AVR ATMega32L digunakan sebagai pusat kontrol sistem. Mikrokontroler menggunakan kristal sebesar 4 MHz. Catu daya yang diperlukan

Lebih terperinci

PENYEREMPAK PENUNJUK WAKTU BERDASARKAN GMT SECARA NIRKABEL

PENYEREMPAK PENUNJUK WAKTU BERDASARKAN GMT SECARA NIRKABEL PENYEREMPAK PENUNJUK WAKTU BERDASARKAN GMT SECARA NIRKABEL PENYEREMPAK PENUNJUK WAKTU BERDASARKAN GMT SECARA NIRKABEL Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana sotdag@yahoo.com

Lebih terperinci

Input ADC Output ADC IN

Input ADC Output ADC IN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil yang diperoleh dari pengujian alat-alat meliputi mikrokontroler, LCD, dan yang lainnya untuk melihat komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan software. Berikut adalah spesifikasi-spesifikasi yang terdapat di dalam sistem :

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan software. Berikut adalah spesifikasi-spesifikasi yang terdapat di dalam sistem : BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu untuk hardware dan software. Berikut adalah spesifikasi-spesifikasi yang terdapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada bab ini dijelaskan mengenai implementasi dari sistem dan juga evaluasi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada bab ini dijelaskan mengenai implementasi dari sistem dan juga evaluasi 77 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dijelaskan mengenai implementasi dari sistem dan juga evaluasi dari hasil data yang telah didapat dari sistem penelitian ini. 4.1. Spesifikasi Sistem Spesifikasi

Lebih terperinci

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting 27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab 3 telah dibahas tahapan yang dilakukan dalam merancang sistem hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa keseimbangan, analisa pusat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT BAB IV PEMBAHASAN ALAT Pada bab pembahasan alat ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian dan analisa prototipe. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul terlebih dahulu penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB 4. Evaluasi dan Implementasi. keras dari blind spot detection system berbasiskan ATMEGA 168 : Tabel 4.1. Daftar komponen

BAB 4. Evaluasi dan Implementasi. keras dari blind spot detection system berbasiskan ATMEGA 168 : Tabel 4.1. Daftar komponen BAB 4 Evaluasi dan Implementasi 4.1 Implementasi Sistem 4.1.1 Daftar Komponen yang digunakan Berikut adalah daftar komponen yang digunakan pada perancangan perangkat keras dari blind spot detection system

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Pada saat kita mencuci pakaian baik secara manual maupun menggunakan alat bantu yaitu mesin cuci, dalam proses pengeringan pakaian tersebut belum

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat melakukan perancangan prototipe aplikasi mikrokontroller dengan smart card pada Stasiun Kereta

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Microcontroller AVR ATMega16 digunakan sebagai pusat kontrol sistem Bahasa pemrograman C digunakan sebagai perangkat lunak pada microcontroller ATMega

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Yang Digunakan Sebelum melakukan pengujian sistem secara keseluruhan, terlebih dahulu harus dilakukan pengujian perangkat-perangkat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS Tindak lanjut dari perancangan pada bab sebelumnya adalah pengujian sistem. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini diperlukan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai hasil pengujian dan analisa Modul telemetri suhu tubuh. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul ini terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu. BAB III PERANCANGAN Pada bab tiga akan diuraikan mengenai perancangan sistem dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada Data Logger Parameter Panel Surya. Dimulai dari uraian cara kerja

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM 4.1. PENGUJIAN PERANGKAT YANG DIGUNAKAN Sebelum melakukan pengujian sistem secara keseluruhan, terlebih dahulu harus dilakukan pengujian perangkat-perangkat yang digunakan,

Lebih terperinci

Penentuan Posisi. Hak Cipta 2007 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang.

Penentuan Posisi. Hak Cipta 2007 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang. Penentuan Posisi 2007 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang. Nokia, Nokia Connecting People, Nseries, dan N81 adalah merek dagang atau merek dagang terdaftar dari Nokia Corporation. Nama produk dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan penelitian. Langkah-langkah tersebut dilukiskan melalui bagan 3.1 berikut. Menentukan prinsip kerja sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 4.1 Tujuan Setelah perancangan software dan alat telah selesai, untuk tahap selanjutnya yaitu pengujian dan analisa alat, tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

Sistem Kendali dan Pemantauan Kursi Roda Elektrik

Sistem Kendali dan Pemantauan Kursi Roda Elektrik Jurnal Teknik Elektro, Vol. 9, No. 2, September 2016, 43-48 ISSN 1411-870X DOI: 10.9744/jte.9.2.43-48 Sistem Kendali dan Pemantauan Kursi Roda Elektrik Daniel Christian Yunanto, Handry Khoswanto, Petrus

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan wireless

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Daftar alat Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang digunakan agar proses pembuatan bisa berjalan dengan maksimal. Daftar alat-alat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 4.1. Pendahuluan Setelah perancangan alat selesai, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengujian dan analisa alat yang bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor Perangkat terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak dimana koil datar. perangkat

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNA. GPS Vehicle Tracker (GPS+GSM+SMS/GRPS) GT06N

PANDUAN PENGGUNA. GPS Vehicle Tracker (GPS+GSM+SMS/GRPS) GT06N PANDUAN PENGGUNA GPS Vehicle Tracker (GPS+GSM+SMS/GRPS) GT06N Panduan pengguna ini khusus dibuat oleh Smart GPS Indonesia sebagai petunjuk penggunaan daripada fungsi dan fitur GPS Vehicle Tracker 1. Aksesoris

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini memuat hasil pengamatan dan analisis untuk mengetahui kinerja dari rangkaian. Dari rangkaian tersebut kemudian dilakukan analisis - analisis untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan modul e-stnk serta penerapannya pada sistem parkir yang menggunakan komunikasi socket sebagai media komunikasi sistem. Perancangan terdiri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

Tutorial Menyolder Hardware. ICHIbot Ultimate

Tutorial Menyolder Hardware. ICHIbot Ultimate Tutorial Menyolder Hardware ICHIbot Pro & Ultimate Setelah beberapa bulan ICHIbot Ultimate berhasil mendapat respon positif dari berbagai kalangan pecinta ICHIbot, demi meningkatkan peforma dan kelengkapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, 41 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, bertempat di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3,

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3, BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3, perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware). Hasil implementasi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini : SENSOR SUHU INSTRUMENTASI AMPLIFIER

Lebih terperinci

Penentuan posisi. Nokia N76-1

Penentuan posisi. Nokia N76-1 Nokia N76-1 2007 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang. Nokia, Nokia Connecting People, Nseries, dan N76 adalah merek dagang atau merek dagang terdaftar dari Nokia Corporation. Produk dan nama perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer). BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis F., dkk : Rancang Bangun Data.. RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis Fitriani, Didik Tristianto, Slamet Winardi Program Studi Sistem Komputer,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 44 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Tegangan Catu Daya pada modul sensor mengambil langsung dari kelistrikan modul pengendali utama. Tegangan Catu Daya pada modul pengendali utama

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. 1 UMUM Perancangan Mikrokontroler Sebagai Pemroses Data Sistem Informasi Tsunami merupakan suatu sistem yang mampu memberikan informasi secara real time posisi dari buoy

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN APLIKASI 55 BAB 3 PERANCANGAN APLIKASI Pada penelitian ini penulis menitikberatkan pada pembuatan aplikasi tracking system pada gadget berbasis Android dengan tracker tipe TK-102 menggunakan bahasa pemrograman

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 76 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai implementasi yang meliputi kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras, tata cara pengoperasian serta juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibuat secara wireless oleh karena mobilitasnya yang tinggi dan kemudahan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibuat secara wireless oleh karena mobilitasnya yang tinggi dan kemudahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan kemajuan teknologi yang telah dicapai saat ini, banyak peralatan dibuat secara wireless oleh karena mobilitasnya yang tinggi dan kemudahan pengoperasiannya.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pengujian dilakukan untuk mengetahui nilai yang dihasilkan oleh pengukuran sensor ultrasonic yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan ketinggian air sebenarnya.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian dan Analisis Pengujian ini bertujuan untuk mengukur fungsional hardware dan software dalam sistem yang akan dibangun. Pengujian ini untuk memeriksa fungsi dari

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Tabel.1. Tabel Daftar Komponen. Nama komponen Jenis komponen Jumlah komponen

LAMPIRAN. Tabel.1. Tabel Daftar Komponen. Nama komponen Jenis komponen Jumlah komponen LAMPIRAN 1. Spesifikasi system Sumber daya untuk system minimum sebesar 5 Volt DC, untuk kedua motor stepper dan motor DC sebesar 12 Volt DC. Menggunakan system minimum berbasis Mikrokontroler AT 89S52.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Pengujian Alat Dengan menggunakan berbagai metoda pengujian secara lebih akurat akan memudahkan dalam mengambil sebuah analisa yang berkaitan dengan percobaan yang dilakukan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengujian minimum sistem ditunjukkan pada tabel 4.1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengujian minimum sistem ditunjukkan pada tabel 4.1. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Minimum Sistem 4.1.1. Hasil Pengujian Hasil pengujian minimum sistem ditunjukkan pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil Pengujian Minimum Sistem Tiap Node Node ke-

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.. Spesifikasi Sistem 4... Spesifikasi Panel Surya Model type: SPU-50P Cell technology: Poly-Si I sc (short circuit current) = 3.7 A V oc (open circuit voltage) = 2 V FF (fill

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat Kalibrasi Cenrtifuge non Contact Berbasis. c. Ukuran : panjang 14,5 cm X tinggi 6 cm X lebar 9 cm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat Kalibrasi Cenrtifuge non Contact Berbasis. c. Ukuran : panjang 14,5 cm X tinggi 6 cm X lebar 9 cm BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat a. Nama Alat : Alat Kalibrasi Cenrtifuge non Contact Berbasis Microcontroler ATMega8 b. Tegangan : 5 V (DC) c. Ukuran : panjang 14,5 cm X tinggi 6 cm X

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA PENGUKURAN JARAK MENGGUNAKAN INFRA MERAH DAN ULTRASONIK

BAB IV ANALISIS DATA PENGUKURAN JARAK MENGGUNAKAN INFRA MERAH DAN ULTRASONIK 60 BAB IV ANALISIS DATA PENGUKURAN JARAK MENGGUNAKAN INFRA MERAH DAN ULTRASONIK 4.1 Karakteristik Infra Merah Untuk pengukuran, digunakan konversi intensitas dari fototransistor menjadi nilai tegangan

Lebih terperinci

Sistem Monitoring Sudut Hadap Payload terhadap Titik Peluncuran Roket

Sistem Monitoring Sudut Hadap Payload terhadap Titik Peluncuran Roket 1 Sistem Monitoring Sudut Hadap Payload terhadap Titik Peluncuran Roket Cholik Hari Wahyudi, Mochammad Rif an, ST., MT., dan Ir. Nurussa adah, MT. Abstrak Payload atau muatan roket merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA. dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA. dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan 63 BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA 4.1 Tujuan Pengukuran yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mendapatkan data dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan agar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com).

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com). BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA128

Lebih terperinci

Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya 1 ABSTRAK

Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya 1 ABSTRAK Sistem Penentuan Lokasi Kendaraan Menggunakan GPS Dengan Pemanfaatan SMS Sebagai Komunikasi Data Irawan Kholfanani #1, Akhmad Hendriawan -1 #2, Taufiqurrahman,.-2 #3, Eru Puspita -3 #4 # Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK 36 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM Sistem pemantauan posisi dan tingkat pencemaran udara bergerak, merupakan sebuah sistem yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui dan menunjukkan hasil kerja dari keseluruhan sistem yang telah dirancang dan direalisasikan. Pengujian alat yang dilakukan meliputi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY 3.1 Perancangan Alat Dalam merealisasikan sebuah sistem elektronik diperlukan tahapan perencanaan yang baik dan matang. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran ph makin dibutuhkan, bukan hanya oleh perusahaan berskala besar tetapi juga perusahaan berskala kecil misalnya tambak ikan dan udang milik warga perseorangan.

Lebih terperinci

APLIKASI MULTISENSOR UNTUK MENGETAHUI KETINGGIAN AIR DALAM RANGKA EARLY WARNING SYSTEM (EWS) BENCANA BANJIR DAN TSUNAMI

APLIKASI MULTISENSOR UNTUK MENGETAHUI KETINGGIAN AIR DALAM RANGKA EARLY WARNING SYSTEM (EWS) BENCANA BANJIR DAN TSUNAMI Aplikasi Multisensor Untuk Mengetahui Ketinggian Air Dalam Rangka Early Warning System (EWS) Bencana Banjir dan Tsunami [Ralin Allo Todang] APLIKASI MULTISENSOR UNTUK MENGETAHUI KETINGGIAN AIR DALAM RANGKA

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Sistem Transmisi Data Sensor Untuk Peringatan Dini Pada Kebakaran Hutan Dalam perancangan sistem transmisi data sensor untuk peringatan dini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul tugas akhir maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran adalah untuk mengetahui ketepatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan membahas mengenai pengujian dari alat yang telah dirancang pada bab sebelumnya. Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN PROGRAM

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN PROGRAM BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN PROGRAM Pengujian dan analisis sistem dibagi menjadi dua bagian, yaitu : Pada bagian sistem pengirim Pada bagian sistem penerima 4.1 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM PADA BAGIAN

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Dalam perancangan alat pengendali kipas angin menggunnakan mikrokontroler ATMEGA8535 berbasis sensor suhu LM35 terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini akan membahas hasil pengujian sistem, mulai dari pengujian permodul hingga pengujian sistem secara keseluruhan serta monitoring unjuk kerja dari sistem secara satu-persatu

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply, 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 1.1 Hasil dan Pembahasan Secara umum, hasil pengujian ini untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan. Pengujian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rangkaian terdiri dari blok mikrokontroler, blok

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rangkaian terdiri dari blok mikrokontroler, blok BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian 4.1.1 Skema Alat Penelitian ini menggunakan rangkaian terdiri dari blok mikrokontroler, blok input/output, blok programmer, blok Sensor C0 2, blok LCD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada masing-masing node ditunjukkan pada tabel 4.1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada masing-masing node ditunjukkan pada tabel 4.1. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Minimum Sistem 4.1.1 Hasil Pengujian Hasil pengujian pengiriman data dari minimum sistem Melalui Xbee-Pro pada masing-masing node ditunjukkan pada tabel 4.1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Alat Pada tugas akhir ini penulis merancang suatu alat pengaman yang dapat diaplikasikan untuk memberikan informasi keadaan sepeda motor dari tindakan kejahatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari

BAB III PERANCANGAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari BAB III PERANCANGAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi alat, perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak alat. Perancangan perangkat keras menjelaskan tentang hubungan

Lebih terperinci