Analisis Vegetasi Gulma Pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering dan Lahan Sawah di Kabupaten Pasaman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Vegetasi Gulma Pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering dan Lahan Sawah di Kabupaten Pasaman"

Transkripsi

1 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Analisis Vegetasi Gulma Pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering dan Lahan Sawah di Kabupaten Pasaman Solfiyeni, Chairul dan Rahmatul Muharrami Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas solfiyenikarimi@yahoo.co.id Abstrak. Penelitian mengenai analisis vegetasi gulma pada pertanaman jagung (Zea mays L.) di lahan kering dan lahan sawah telah dilakukan di Malampah Kabupaten Pasaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan struktur gulma pada kedua pertanaman jagung tersebut. Penelitian ini menggunakan metoda kuadrat, dengan peletakan plot secara purposive sampling. Plot dibuat sebanyak 15 plot pada masing-masing lahan dengan ukuran plot 1 x 1 m. Hasil penelitian menunjukkan komposisi gulma pada kedua pertanaman terdiri dari 16 famili, 35 genus dan 45 spesies. Kerapatan gulma pada kedua lahan berbeda sekali dengan jumlah total individu gulma di lahan kering dan 5446 individu di lahan sawah. Borreria alata mendominasi pertanaman jagung di lahan kering, yaitu sebanyak individu (SDR 40,03%), sedangkan Cuphea carthagenensis mendominasi pertanaman jagung di lahan sawah, yaitu sebanyak 1815 individu (SDR 19,74%). Indeks kesamaan gulma dari kedua lahan pertanaman tersebut rendah dengan nilai sebesar 20%. Kata kunci: gulma, lahan kering, sawah PENDAHULUAN Jagung merupakan salah satu tanaman budidaya yang saat ini banyak diusahakan oleh masyarakat. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak, penghasil minyak, diolah menjadi tepung, dan bahan baku industri. Jagung yang telah mengalami rekayasa genetika saat ini juga ditanam sebagai bahan baku farmasi dan bahan ekspor non migas. Jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, bahkan dalam kondisi tanah yang agak kering. Kebanyakan ditanam di dataran rendah baik sawah atau tanah kering, sebagian juga ditanam di daerah dataran tinggi dan pegunungan pada ketinggian mdpl. Untuk dapat meningkatkan produksi jagung perlu diperhatikan beberapa faktor seperti, bibit yang unggul, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta pengendalian gulma. Gulma adalah semua tumbuhan selain tanaman budidaya. Dalam pertanian gulma merupakan tumbuhan yang memberikan dampak negatif terhadap tanaman yang dibudidayakan baik secara langsung maupun tidak. Gulma yang mengganggu tanaman pokok pada masa pertumbuhan dan perkembangan hidup tanaman merupakan salah satu masalah penting yang dapat menurunkan produksi tanaman. Persentase penurunan produksi setiap jenis tanaman berbeda tergantung pada spesies dan kerapatan gulma. Kehadiran gulma pada lahan pertanaman jagung dapat menurunkan hasil dan mutu biji. Penurunan hasil tergantung pada jenis gulma, kepadatannya, lama persaingan dan senyawa allelopati yang dikeluarkan oleh gulma. Gulma yang terdapat di lahan sawah akan berbeda dengan gulma yang ditemukan di lahan kering karena perbedaan tempat tumbuh dan faktor-faktor lingkungan lainnya. Gulma yang banyak Semirata 2013 FMIPA Unila 351

2 Solfiyeni, Chairul dan Rahmatul Muharrami: Analisis Vegetasi Gulma Pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering dan Lahan Sawah di Kabupaten Pasaman ditemukan di lahan sawah adalah suku Cyperaceae dan Graminae, sebagian kecil dari suku lainnya. Sedangkan di lahan kering, ditemukan suku Rubiaceae, Cyperaceae, Asteraceae, dan sebagian besar suku Oxalidaceae. Berdasarkan latar belakang diatas telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui komposisi dan struktur gulma pada pertanaman jagung di lahan kering dan lahan sawah yang terdapat di kenagarian Malampah Kabupaten Pasaman. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2011 pada pertanaman jagung di lahan kering dan lahan sawah yang terdapat di Nagari Malampah Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman dan kemudian dilanjutkan di Laboratorium Ekologi dan Herbarium Universitas Andalas. Penelitian menggunakan metoda kuadrat, dengan peletakan plot secara purposive sampling dan jumlah plot sebanyak 15 buah pada masing-masing lahan dengan ukuran plot 1 x 1 meter. Pengamatan dan pengkoleksian jenis gulma pada pertanaman jagung dilakukan saat tanaman jagung berumur 1,5 bulan (± 45 hari). Pada setiap plot pengamatan dilakukan pencatatan tentang jenis gulma, jumlah individu masing-masing jenis, lalu dilakukan pencabutan untuk mengukur dominansi gulma. Jenis gulma yang belum diketahui namanya dikoleksi dan selanjutnya diidentifikasi di Herbarium Andalas. Selain itu, juga dilakukan pengukuran faktor-faktor lingkungan abiotik di lapangan yaitu pengukuran kelembaban tanah dan ph tanah. ANALISA DATA Data yang didapatkan dilapangan dianalisis dengan menggunakan rumus berikut; Kerapatan = Kerapatan Relatif = Frekuensi = Frekuensi Relatif = Dominansi = Dominansi Relatif = Nilai Penting (NP) = KR + FR + DR Summed Dominance Ratio /Perbandingan Nilai Penting (SDR) = Indeks Kesamaan Sorensen (Q/S) = HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan gulm pada kedua lahan pertanaman jagung (di lahan kering dan lahan sawah) didapatkan 16 famili, 35 genus dan 45 jenis gulma. Pada pertanaman jagung di lahan kering didapatkan 25 jenis gulma dengan jumlah total individu dan pada pertanaman di lahan sawah juga didapatkan 25 jenis gulma dengan 5446 individu. Jumlah total individu gulma di lahan kering jauh lebih banyak dibandingkan jumlah individu gulma di lahan sawah. Pada lahan kering, tanahnya lebih gembur dibanding lahan sawah sehingga biji-biji gulma lebih banyak 352 Semirata 2013 FMIPA Unila

3 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 berkecambah. Selain itu serapan hara oleh gulma dan tanaman berlangsung lebih cepat, sehingga menyebabkan perkecambahan dan pertumbuhan gulma juga lebih cepat dan subur. Gulma yang dominan pada pertanaman jagung di lahan kering adalah Borreria alata dari famili Rubiaceae (sebanyak 6680 individu). Gulma ini sering dijumpai pada pertanaman di lahan kering dan tergolong gulma penting pada beberapa lahan tanaman pangan. Borreria alata termasuk gulma penting tanaman pangan yang dijumpai pada pertanaman padi gogo, jagung, kedelai, kacang tanah, dan ketela pohon. Pada pertanaman jagung di lahan sawah gulma yang didapatkan umumnya adalah jenis gulma padi sawah. Hal ini dapat disebabkan masih adanya pengaruh dari lingkungan sawah dimana gulma yang tumbuh sebelumnya adalah gulma yang sesuai dengan tanah yang lembab atau bahkan sedikit basah. Sehingga gulma yang tumbuh pada pertanaman jagung di lahan ini sebagian besar adalah gulma padi sawah. Gulma yang mendominasi pada pertanaman jagung di lahan sawah adalah Cuphea carthagenensis yaitu sebanyak 1815 individu. Jenis ini umumnya tumbuh melimpah pada habitat lembab, seperti di sepanjang saluran air atau drainase, dan rawa. Jenis gulma yang didapatkan pada masing-masing lahan bervariasi. Kelembaban tanah dan ph tanah pada kedua lokasi pertanaman juga berbeda. Kelembaban tanah pada lahan kering lebih rendah (rata-rata 3-4%) dan kelembaban di lahan sawah (rata-rata 5-6%). ph tanah lahan sawah lebih asam (ph = 4,90) dibandingkan dengan lahan kering (ph = 5,24). Kelangsungan hidup gulma dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya ph tanah, kelembaban tanah, aerasi dan lain-lain. Pada Tabel 1 dapat dilihat gulma yang paling dominan dengan nilai SDR tertinggi yaitu jenis Borreria alata (SDR 40,03%). Borreria alata merupakan salah satu jenis gulma yang kompetitif yang juga menghasilkan biji yang sangat tinggi. Produksi biji gulma Borreria alata dapat mencapai 9953 biji per tanaman permusimnya dan tingkat dormansi bijinya cukup lama. STRUKTUR GULMA DI LAHAN KERING Tabel 1. Sepuluh Jenis Gulma Utama pada Pertanaman Jagung di Lahan Kering No. Jenis KR FR DR NP SDR 1 Borreria alata (Aubl) DC. 55,00 7,65 57,44 120,10 40,03 2 Ageratum conyzoides L. 15,49 7,14 8,42 31,05 10,35 3 Digitaria setigera R. & S. 4,67 7,65 7,35 19,68 6,56 4 Porophyllum ruderale (Jacq.) Cass 3,05 5,10 4,90 13,05 4,35 5 Phyllanthus niruri L 3,00 7,14 2,41 12,55 4,18 6 Imperata cylindrica (L.) Beauv 1,85 3,57 6,28 11,70 3,90 7 Borreria repens DC. 3,71 5,10 0,61 9,41 3,14 8 Polygala paniculata L. 1,60 7,65 0,14 9,39 3,13 9 Oxalis barrelieri L. 1,24 6,63 0,87 8,74 2,91 10 Axonopus compressus (Sw.) Beauv 1,50 5,61 1,62 8,73 2,91 Semirata 2013 FMIPA Unila 353

4 Solfiyeni, Chairul dan Rahmatul Muharrami: Analisis Vegetasi Gulma Pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering dan Lahan Sawah di Kabupaten Pasaman STRUKTUR GULMA DI LAHAN SAWAH Tabel 2. Sepuluh Jenis Gulma Utama pada Pertanaman Jagung di Lahan Sawah No. Jenis KR FR DR NP SDR 1 Cuphea carthagenensis Jacq. 33,33 7,91 17,98 59,21 19,74 2 Axonopus compressus (Sw.) Beauv 5,60 6,21 21,65 33,47 11,16 3 Fimbristylis miliaceae (L.) Vahl 12,95 8,47 7,95 29,37 9,79 4 Cyperus kyllingia Endl. 15,53 8,47 5,19 29,20 9,73 5 Echinochloa colonum L. 4,08 5,65 15,24 24,97 8,32 6 Oryza sativa L. 3,82 6,21 6,11 16,14 5,38 7 Eleusine indica (L.) Gaertn 6,35 3,39 5,78 15,53 5,18 8 Ageratum conyzoides L. 4,11 7,34 1,69 13,15 4,38 9 Cyanotis axillaris (L.) Sweet 2,19 7,34 0,14 9,67 3,22 10 Fimbristylis tomentosa Vahl. 1,41 5,08 1,79 8,29 2,76 Pada Tabel 2. dapat dilihat bahwa dari 10 jenis gulma di lahan sawah yang memiliki nilai SDR tertinggi adalah jenis Cuphea carthagenensis dengan nilai sebesar 19,74%. Cuphea carthagenensis merupakan jenis herba yang banyak tumbuh di lahan basah. INDEKS KESAMAAN SORENSEN Pada kedua lahan pertanaman ditemukan lima jenis gulma yang sama dengan Indeks Kesamaan Sorensen seperti pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Jenis Gulma yang Ditemukan pada Kedua Lahan Pertanaman Jagung No Famili Jenis Q/S 1 Asteraceae Ageratum conyzoides 2 Euphorbiaceae Phyllanthus niruri 3 Lytheraceae Cuphea 20% carthagenensis 4 Poaceae Axonopus compressus 5 Rubiaceae Borreria laevis Ket; Q/S: Indeks Kesamaan Sorensen 354 Semirata 2013 FMIPA Unila Berdasarkan Tabel 3. pada kedua lahan pertanaman ditemukan 5 jenis gulma yang sama yaitu. Diantara kelima jenis gulma ini, yang banyak ditemukan pada kedua lahan pertanaman adalah jenis Ageratum conyzoides dan Cuphea carthagenensis. Lahan sawah yang dijadikan sebagai daerah pertanaman jagung merupakan lahan yang telah dikeringkan dan tidak diairi selama ditanami jagung, kondisi tanahnya mengering sehingga Ageratum conyzoides dapat tumbuh dan berkembang di lahan sawah tersebut. Selain itu, Ageratum conyzoides merupakan gulma semusim yang memiliki jumlah biji yang banyak dan mudah tersebar. Sedangkan jenis Cuphea carthagenensis yang melimpah pada lahan sawah juga ditemukan pada lahan kering dikarenakan sifatnya yang juga mampu tumbuh dan berkembang pada lahan kering. Cuphea carthagenensis kadangkadang juga melimpah pada daerah perkebunan dan lapangan terbuka. Indeks kesamaan Sorensen yang didapatkan untuk kedua lahan pertanaman adalah sebesar 20% ini berarti bahwa indeks kesamaan dari kedua lahan pertanaman tergolong rendah karena kurang dari 50%. Berarti komunitas gulma pada kedua lahan pertanaman dapat dikatakan

5 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 berbeda, hal ini ditandai dengan rendahnya kesamaan jenis gulma yang ditemukan dari kedua lahan pertanaman jagung tersebut. Berdasarkan aturan uji beda aturan 50%, dua komunitas dikatakan berbeda nyata bila indeks kesamaannya kecil dari 50%. KESIMPULAN Dari hasil penelitian terhadap gulma di pertanaman jagung lahan kering dan lahan sawah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut Komposisi gulma pada kedua pertanaman jagung terdiri dari 16 famili, 35 genus, dan 45 spesies dengan jumlah keseluruhan yaitu individu di lahan kering dan 5446 individu di lahan sawah Struktur gulma pada pertanaman jagung di lahan kering dengan nilai SDR tertinggi adalah gulma jenis Borreria alata (SDR 40,03%), sedangkan pada pertanaman di lahan sawah adalah gulma jenis Cuphea carthagenensis (SDR 19,74%). dan indeks kesamaan jenis yang didapat dari kedua lahan tersebut tergolong rendah dengan nilai sebesar 20%. DAFTAR PUSTAKA Aksi Agraris Kanisius Seri Budi Daya Jagung. Kanisius. Yogyakarta. Dinas Pertanian Pedoman Tani. Sumatra Offset. Padang. Fadhly, A.F dan F. Tabri Pengendalian Gulma Pada Pertanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros. hlm Lusa, M. G and C. Bona Morphological, anatomical and histochemical characterization of Cuphea carthagenensis (Jacq.) JF Macbr, (Lythraceae). Acta Botanica Brasilica, 25 : Navie, S Colombian Waxweed (Cuphea carthagenensis). gro.com.au. Diakses 13 November Pacific Island Ecosystems at Risk Cuphea Carthagenensis (Jacq). J.F Macbr, Lytheraceae. _carthagenensis.htm. Diakses 13 November Ridwan dan D. Jamin Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Gulma, Hasil Jagung dan Kacang Tanah. Dalam Prosiding Konferensi XII Himpunan Ilmu Gulma Indonesia (Weed Science Society Of Indonesia). Padang, Juli hlm Sastroutomo Ekologi Gulma. Gramedia. Jakarta. Siagian, M.H dan Z. Fanani Jenis dan Tingkat Keberadaan Gulma Pada Pertanaman Baby Corn di Bundayati Bengkulu. Dalam Prosiding Konferensi XII Himpunan Ilmu Gulma Indonesia (Weed Science Of Indonesia). Padang, Juli hlm Setyowati, N., U. Nurjanah, dan Afrizal Pergeseran Gulma dan Hasil Kedelai pada Pengolahan Tanah dan Teknik Pengendalian Gulma yang Berbeda. Akta Agrosi. 8 (2) : Suin, N. M Metoda Ekologi. Universitas Andalas Padang. Padang. Sukman, Y. dan Yakup Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT Raja Grafindo. Jakarta. Suwarno, W.B Perakitan Varietas Jagung Hibrida. Artikel. willy.situshijau.co.id. Diakses tanggal 10 Maret Zainir dan N. Jalid Identifikasi Gulma Dominan Pada Lahan Sawah Bukaan Baru. Dalam Prosiding 2 Semirata 2013 FMIPA Unila 355

6 Solfiyeni, Chairul dan Rahmatul Muharrami: Analisis Vegetasi Gulma Pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering dan Lahan Sawah di Kabupaten Pasaman Konferensi XII Himpunan Ilmu Gulma Indonesia (Weed Science Society Of Indonesia). Padang, Juli hlm Zimdahl, Weed Crop Competition. Fourth Ed. A Review IPPC University of Oregon. Corvalis, Oregon. 356 Semirata 2013 FMIPA Unila

ANALISIS VEGETASI GULMA PADA PERTANAMAN JAGUNG. (Zea mays L.) DI LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH DI MALAMPAH KABUPATEN PASAMAN SKRIPSI SARJANA BIOLOGI

ANALISIS VEGETASI GULMA PADA PERTANAMAN JAGUNG. (Zea mays L.) DI LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH DI MALAMPAH KABUPATEN PASAMAN SKRIPSI SARJANA BIOLOGI ANALISIS VEGETASI GULMA PADA PERTANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DI LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH DI MALAMPAH KABUPATEN PASAMAN SKRIPSI SARJANA BIOLOGI OLEH: RAHMATUL MUHARRAMI B.P. 07 133 059 JURUSAN BIOLOGI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang dipakai untuk membudidayakan tanaman. Gangguan ini umumnya berkaitan

I. PENDAHULUAN. yang dipakai untuk membudidayakan tanaman. Gangguan ini umumnya berkaitan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gulma adalah tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat yang berbeda- beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai tempat yang kaya nutrisi. Sifat inilah yang

Lebih terperinci

Analisa Vegetasi Gulma pada Pertanaman Jagung (Zea mays L) pada Lahan Olah Tanah Maksimal di Kabupaten Lima Puluh Kota

Analisa Vegetasi Gulma pada Pertanaman Jagung (Zea mays L) pada Lahan Olah Tanah Maksimal di Kabupaten Lima Puluh Kota Analisa Vegetasi Gulma pada Pertanaman Jagung (Zea mays L) pada Lahan Olah Tanah Maksimal di Kabupaten Lima Puluh Kota Vegetation Analysis of Weeds in Corn (Zea mays L.) Plantation in Maximal Prepared

Lebih terperinci

Analisis Vegetasi Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elais quineensis jacq.) di

Analisis Vegetasi Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elais quineensis jacq.) di 108 Analisis Vegetasi Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elais quineensis jacq.) di Kilangan, Muaro Bulian, Batang Hari Vegetation analysis of weed in palm oil plantation (Elaeis quineensis Jacq.) in

Lebih terperinci

Analisis Vegetasi Gulma Pada Tanaman Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus, L.) di Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat

Analisis Vegetasi Gulma Pada Tanaman Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus, L.) di Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat Analisis Vegetasi Gulma Pada Tanaman Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus, L.) di Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat Vegetation analysis of weed in red dragon fruit (Hylocereus

Lebih terperinci

Pemberian Mulsa Jerami Padi (Oryza sativa) Terhadap Gulma dan Produksi Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merr)

Pemberian Mulsa Jerami Padi (Oryza sativa) Terhadap Gulma dan Produksi Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merr) Pemberian Mulsa Jerami Padi (Oryza sativa) Terhadap Gulma dan Produksi Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merr) The Effect of Rice Straw Mulch (Oryza sativa) on Weeds and Crop Production of Soybeans

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dunia. Jagung menjadi salah satu bahan pangan dunia yang terpenting karena

I. PENDAHULUAN. dunia. Jagung menjadi salah satu bahan pangan dunia yang terpenting karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang tumbuh hampir di seluruh dunia. Jagung menjadi salah satu bahan pangan dunia yang terpenting karena mempunyai kandungan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN GULMA DAN HASIL TANAMAN WIJEN (Sesamum indicum L.) PADA BERBAGAI FREKUENSI DAN WAKTU PENYIANGAN GULMA PENDAHULUAN

PERTUMBUHAN GULMA DAN HASIL TANAMAN WIJEN (Sesamum indicum L.) PADA BERBAGAI FREKUENSI DAN WAKTU PENYIANGAN GULMA PENDAHULUAN P R O S I D I N G 30 PERTUMBUHAN GULMA DAN HASIL TANAMAN WIJEN (Sesamum indicum L.) PADA BERBAGAI FREKUENSI DAN WAKTU PENYIANGAN GULMA Husni Thamrin Sebayang 1) dan Wiwit Prihatin 1) 1) Jurusan Budidaya

Lebih terperinci

Komposisi dan Struktur Gulma pada Fase Vegetatif Padi Sawah (Oryza Sativa L.) di Nagari Singkarak Kabupaten Solok Sumatera Barat

Komposisi dan Struktur Gulma pada Fase Vegetatif Padi Sawah (Oryza Sativa L.) di Nagari Singkarak Kabupaten Solok Sumatera Barat Komposisi dan Struktur Gulma pada Fase Vegetatif Padi Sawah (Oryza Sativa L.) di Nagari Singkarak Kabupaten Solok Sumatera Barat Composition and Structure Weed of Rice Field (Oryza Sativa L.) in Vegetative

Lebih terperinci

ISSN : JENIS DAN DOMINANSI GULMA PADA LAHAN JAGUNG MANIS (Studi Kasus Di Kecamatan Tobelo) Ariance Y. Kastanja, ABSTRAK

ISSN : JENIS DAN DOMINANSI GULMA PADA LAHAN JAGUNG MANIS (Studi Kasus Di Kecamatan Tobelo) Ariance Y. Kastanja, ABSTRAK ISSN : 1907-7556 JENIS DAN DOMINANSI GULMA PADA LAHAN JAGUNG MANIS (Studi Kasus Di Kecamatan Tobelo) Politeknik Perdamaian Halmahera Tobelo ABSTRAK Jenis dan Dominansi gulma pada lahan jagung manis di

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Penelitian ini dilakasanakan pada bulan Januari sampai Juni 2010. Selama penelitian berlangsung suhu udara rata-rata berkisar antara 23.2 o C-31.8 o C. Curah

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI GULMA PADA LAHAN TANAMAN SAYURAN. Ariance Yeane Kastanja

ANALISIS KOMPOSISI GULMA PADA LAHAN TANAMAN SAYURAN. Ariance Yeane Kastanja ANALISIS KOMPOSISI GULMA PADA LAHAN TANAMAN SAYURAN Ariance Yeane Kastanja Politeknik Perdamaian Halmahera Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi gulma dominan pada lahan tanaman sayuran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih tahan terhadap hama dan penyakit (Sumarno dan Karsono 1996 dalam

I. PENDAHULUAN. lebih tahan terhadap hama dan penyakit (Sumarno dan Karsono 1996 dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena mempunyai daerah adaptasi yang luas.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 : PETA LOKASI PENELITIAN

LAMPIRAN 1 : PETA LOKASI PENELITIAN 36 LAMPIRAN 1 : PETA LOKASI PENELITIAN Keterangan: Lokasi I ketinggian : 1000 mdpl Lokasi II ketinggian : 1100 mdpl Lokasi III ketinggian : 1200 mdpl 37 LAMPIRAN 2 : PLOT PENELITIAN Lokasi 1 (1000 mdpl)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Tanaman jagung merupakan tanaman asli benua Amerika yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Taksonomi tanaman

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 STRUKTUR KOMUNITAS TUMBUHAN HERBA DI BAWAH TEGAKAN PINUS (Pinus merkusii) DI TAHURA POCUT MEURAH INTAN Yusra 1), Muslich Hidayat 2) dan Eriawati

Lebih terperinci

Respon Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.) dan Gulma Terhadap Berbagai Jarak Tanam

Respon Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.) dan Gulma Terhadap Berbagai Jarak Tanam Respon Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.) dan Gulma Terhadap Berbagai Jarak Tanam Oleh: Nurlaili Abstract This study titled plant growth response of maize (Zea mays L.) and weed to various plant

Lebih terperinci

Analisis Vegetasi Gulma pada Kebun Kopi Arabika (Coffea arabica L.) di Balingka, Agam, Sumatera Barat

Analisis Vegetasi Gulma pada Kebun Kopi Arabika (Coffea arabica L.) di Balingka, Agam, Sumatera Barat Analisis Vegetasi Gulma pada Kebun Kopi Arabika (Coffea arabica L.) di Balingka, Agam, Sumatera Barat Vegetation Analysis of weed in coffee arabica (Coffea arabica L.) traditional farm at Balingka, Agam,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Jagung Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays untuk spesies jagung (Anonim, 2007). Jagung merupakan tanaman semusim

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Waktu tumbuh gulma. dan kondisi lahan terpenuhi. Waktu tumbuh gulma dipengaruhi oleh faktor curah

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Waktu tumbuh gulma. dan kondisi lahan terpenuhi. Waktu tumbuh gulma dipengaruhi oleh faktor curah IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Waktu tumbuh gulma Berdasarkan hasil sidik ragam kondisi lahan dan kedalaman tanah tidak memberikanpengaruh nyata terhadap waktu tumbuh gulma.hal ini diduga kondisi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula.

TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tebu Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis

Lebih terperinci

ANALISIS VEGETASI GULMA PADA KEBUN SEMANGKA (Citrullus lanatus) DI DESA TIMBANGAN KECAMATAN INDERALAYA KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

ANALISIS VEGETASI GULMA PADA KEBUN SEMANGKA (Citrullus lanatus) DI DESA TIMBANGAN KECAMATAN INDERALAYA KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN ANALISIS VEGETASI GULMA PADA KEBUN SEMANGKA (Citrullus lanatus) DI DESA TIMBANGAN KECAMATAN INDERALAYA KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN Restiana 1) dan Inka Dahlianah 2) Alumni Jurusan Biologi

Lebih terperinci

Diversitas Gulma pada Budidaya Padi dan Jagung di Lahan Pasang Surut Desa Banyu Urip Kecamatan Tanjung Lago

Diversitas Gulma pada Budidaya Padi dan Jagung di Lahan Pasang Surut Desa Banyu Urip Kecamatan Tanjung Lago Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: 2252-6188 (Print), ISSN: 2302-3015 (Online, www.jlsuboptimal.unsri.ac.id) Vol. 4, No.1: 1-8, April 2015 Diversitas Gulma pada Budidaya Padi dan Jagung di Lahan Pasang Surut

Lebih terperinci

Rani Armadiah, Fatchur Rohman, dan Agus Dharmawan Universitas Negeri Malang

Rani Armadiah, Fatchur Rohman, dan Agus Dharmawan Universitas Negeri Malang KETERTARIKAN ARTHROPODA PREDATOR PADA TUMBUHAN GULMA DI LAHAN PERTANIAN BROKOLI (Brassica oleracea var. Botrytis L.) DESA SUMBER BRANTAS KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU Rani Armadiah, Fatchur Rohman, dan Agus

Lebih terperinci

No Spesies F FR % K KR % INP %

No Spesies F FR % K KR % INP % Lampiran 1. Nilai Frekuensi, Frekuensi Relatif, Kerapatan, Kerapatan Relatif, dan Indeks Nilai Penting Tumbuhan Bawah Umur 1 Tahun. 1 Eleusine indica (L.) Gearth. 0,8 7,41 100,5 24,81 32,22 2 Digitaria

Lebih terperinci

Pengaruh Ekstrak Rimpang Alang-alang ( Imperata cylindrica L.) pada Bobot Kering dan Persen Penutupan Gulma

Pengaruh Ekstrak Rimpang Alang-alang ( Imperata cylindrica L.) pada Bobot Kering dan Persen Penutupan Gulma Tamin: Pengaruh Ekstrak Rimpang Alang-alang (Imperata... Pengaruh Ekstrak Rimpang Alang-alang ( Imperata cylindrica L.) pada Bobot Kering dan Persen Penutupan Gulma (The Effect of Alang-alang [Imperata

Lebih terperinci

UJI MULSA Tithonia diversifolia A. Gray TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)

UJI MULSA Tithonia diversifolia A. Gray TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) UJI MULSA Tithonia diversifolia A. Gray TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) Solfiyeni, Fauziah Safitri, Zuhri Syam Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman pangan yang penting di dunia, selain padi

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman pangan yang penting di dunia, selain padi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman pangan yang penting di dunia, selain padi dan gandum. Jagung sebagai salah satu tanaman yang memiliki sumber karbohidrat

Lebih terperinci

PERGESERAN KOMPOSISI GULMA PADA TANAMAN PAPAYA (Carica papaya) YANG DIBERI PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

PERGESERAN KOMPOSISI GULMA PADA TANAMAN PAPAYA (Carica papaya) YANG DIBERI PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK PERGESERAN KOMPOSISI GULMA PADA TANAMAN PAPAYA (Carica papaya) YANG DIBERI PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK The Composition of Weed on Papaya Plants Fed Organic Fertilizer (Pukana) and Inorganic Fertilizer

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. : Spermatophyta. : Monocotyledonae. Species : Allium ascalonicum L.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. : Spermatophyta. : Monocotyledonae. Species : Allium ascalonicum L. BAB II TINJAUAN PUSTAKA D. Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) 1. Klasifikasi Menurut Rahayu, Estu dan Berlian (2006) Tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam golongan berikut : Divisi Subdivisi Class

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan masalah Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan ubikayu bagi penduduk dunia, khususnya pada negara tropis setiap tahunnya

Lebih terperinci

III. I, II, m. Lampiran 1. Bagan percobaan di lapangan menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) non-faktorial. Ulangan E,F, E,F, E,Fi E2F2 E,F2

III. I, II, m. Lampiran 1. Bagan percobaan di lapangan menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) non-faktorial. Ulangan E,F, E,F, E,Fi E2F2 E,F2 35 Lampiran 1. Bagan percobaan di lapangan menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) non-faktorial Ulangan E3F2 II E2F, III E2F3 U E,F2 E3F, E3F2 E,F3 E3F3 E,F, E2F2 E,F, E2F, E3F3 E2F3 E3F3 E2F, E3F2 E2F2

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia produksi nanas memiliki prospek yang baik. Hal ini dilihat dari

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia produksi nanas memiliki prospek yang baik. Hal ini dilihat dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Di Indonesia produksi nanas memiliki prospek yang baik. Hal ini dilihat dari permintaan pasar internasionalyang terus meningkat dari tahun ke tahun. Nanas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Karet merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia seharihari,

I. PENDAHULUAN. Karet merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia seharihari, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karet merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia seharihari, hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan barang yang memerlukan komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dijadikan sebagai bahan pangan utama (Purwono dan Hartono, 2011). Selain

I. PENDAHULUAN. dijadikan sebagai bahan pangan utama (Purwono dan Hartono, 2011). Selain 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Sebagai salah satu sumber bahan pangan, jagung menjadi komoditas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS DAN DOMINANSI GULMA PADA PERTANAMAN PADI GOGO (Studi Kasus di Kecamatan Tobelo Barat, Kabupaten Halmahera Utara)

IDENTIFIKASI JENIS DAN DOMINANSI GULMA PADA PERTANAMAN PADI GOGO (Studi Kasus di Kecamatan Tobelo Barat, Kabupaten Halmahera Utara) IDENTIFIKASI JENIS DAN DOMINANSI GULMA PADA PERTANAMAN PADI GOGO Dosen Agroforestri Politeknik Perdamaian Halmahera - Tobelo ABSTRACT The aim of this research was to make an inventory of weed types found

Lebih terperinci

Analisis Vegetasi Gulma Pada Perkebunan Karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg.) di Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan

Analisis Vegetasi Gulma Pada Perkebunan Karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg.) di Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan Analisis Vegetasi Gulma Pada Perkebunan Karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg.) di Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan Vegetation analysis of weed at rubber plantation (Hevea brasiliensis Mull.Arg.)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di Pulau

I. PENDAHULUAN. mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di Pulau I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah iklim tropis. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan di dunia, termasuk di Indonesia. Tanaman jagung selain digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS VEGETASI STRATA SEEDLING PADA BERBAGAI TIPE EKOSISTEM DI KAWASAN PT. TANI SWADAYA PERDANA DESA TANJUNG PERANAP BENGKALIS, RIAU

ANALISIS VEGETASI STRATA SEEDLING PADA BERBAGAI TIPE EKOSISTEM DI KAWASAN PT. TANI SWADAYA PERDANA DESA TANJUNG PERANAP BENGKALIS, RIAU ANALISIS VEGETASI STRATA SEEDLING PADA BERBAGAI TIPE EKOSISTEM DI KAWASAN PT. TANI SWADAYA PERDANA DESA TANJUNG PERANAP BENGKALIS, RIAU Khairijon, Mayta NovaIiza Isda, Huryatul Islam. Jurusan Biologi FMIPA

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Gulma. budidaya karena bersaing dalam mendapatkan unsur hara, cahaya matahari, dan

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Gulma. budidaya karena bersaing dalam mendapatkan unsur hara, cahaya matahari, dan I. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gulma Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki yakni tumbuh pada areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman

Lebih terperinci

IV. BASIL DAN PEMBAHASAN Kerapatan Nisbi Sebelum dan Sesudah Pemberian Perlakuan (%)

IV. BASIL DAN PEMBAHASAN Kerapatan Nisbi Sebelum dan Sesudah Pemberian Perlakuan (%) IV. BASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kerapatan Nisbi Sebelum dan Sesudah Pemberian Perlakuan (%) Hasil pengamatan terhadap kerapatan nisbi yang dihasilkan dari kesembilan perlakuan baik pra maupun pasca perlakuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar

TINJAUAN PUSTAKA. adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar 15 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung (Poales) mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan yang artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian

Lebih terperinci

KERAGAMAN KOMUNITAS GULMA PADA BERBAGAI KEDALAMAN TANAH VARIABILITY OF WEED COMMUNITY ON VARIOUS OF SOIL DEPTH

KERAGAMAN KOMUNITAS GULMA PADA BERBAGAI KEDALAMAN TANAH VARIABILITY OF WEED COMMUNITY ON VARIOUS OF SOIL DEPTH 1 KERAGAMAN KOMUNITAS GULMA PADA BERBAGAI KEDALAMAN TANAH VARIABILITY OF WEED COMMUNITY ON VARIOUS OF SOIL DEPTH Paiman 1), Yudono P. 2), Indradewa D. 3), dan Sunarminto B. 4) 1) Prodi Agroteknologi, Fakultas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS POPULASI GULMA PADA PADI SAWAH ORGANIK DAN AN-ORGANIK DI DESA JATILUWIH, KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS POPULASI GULMA PADA PADI SAWAH ORGANIK DAN AN-ORGANIK DI DESA JATILUWIH, KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN IDENTIFIKASI DAN ANALISIS POPULASI GULMA PADA PADI SAWAH ORGANIK DAN AN-ORGANIK DI DESA JATILUWIH, KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN Marianus Sarifin 1*) I Putu Sujana 2), Nyoman Labek Suyasdi Pura

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Biji kedelai digunakan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai

I. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang tumbuh hampir di seluruh dunia dan tergolong spesies dengan viabilitas genetik yang besar. Tanaman jagung dapat menghasilkan

Lebih terperinci

KOMPOSISI DAN STRUKTUR RERUMPUTAN DI KAWASAN DANAU TOBA DESA TOGU DOMU NAULI KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

KOMPOSISI DAN STRUKTUR RERUMPUTAN DI KAWASAN DANAU TOBA DESA TOGU DOMU NAULI KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA KOMPOSISI DAN STRUKTUR RERUMPUTAN DI KAWASAN DANAU TOBA DESA TOGU DOMU NAULI KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA Pinta Omas Pasaribu 1, M.Zaidun Sofyan 2, Nursahara Pasaribu 2

Lebih terperinci

Pada mulsa eceng gondok dan alang-alang setelah pelapukan (6 MST), bobot gulma naik dua kali lipat, sedangkan pada mulsa teki dan jerami terjadi

Pada mulsa eceng gondok dan alang-alang setelah pelapukan (6 MST), bobot gulma naik dua kali lipat, sedangkan pada mulsa teki dan jerami terjadi PEMBAHASAN Sebagian besar perubahan jenis gulma pada setiap perlakuan terjadi pada gulma golongan daun lebar, sedangkan golongan rumput relatif tetap pada 3 MST dan 6 MST. Hal ini diduga dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di lahan kering dengan kondisi lahan sebelum pertanaman adalah tidak ditanami tanaman selama beberapa bulan dengan gulma yang dominan sebelum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia. Perkembangan produksi tanaman pada (Oryza sativa L.) baik di Indonesia maupun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. di dunia. Dan merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. di dunia. Dan merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Tanaman jagung merupakan jenis tanaman semusim yang banyak dibudidayakan di dunia. Dan merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan padi. Tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Selain sebagai pangan pokok dan sumber karbohidrat, jagung juga

Lebih terperinci

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Vol. 2 (1): 1 6 Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Gustap Baloari 1, Riza Linda 1, Mukarlina 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Surya, (2013). Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang menjadikan sebagian besar masyarakatnya hidup dari sektor pertanian. Walau termasuk sektor penting, namun sektor pertanian ini masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42% 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas jagung (Zea mays L.) hingga kini masih sangat diminati oleh masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42% diantaranya merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

I. PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN HERBA PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA DI KAWASAN HUTAN ALAM GIRIMANIK DESA SETREN WONOGIRI

INVENTARISASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN HERBA PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA DI KAWASAN HUTAN ALAM GIRIMANIK DESA SETREN WONOGIRI INVENTARISASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN HERBA PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA DI KAWASAN HUTAN ALAM GIRIMANIK DESA SETREN WONOGIRI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

Lebih terperinci

Volume 7, Nomor 1, Juli 2011

Volume 7, Nomor 1, Juli 2011 Volume 7, Nomor 1, Juli 2011 Perkembangan Penyakit Hawar Upih Padi (Rhizoctonia solani K ühn) di Sentra-sentra Penghasil Padi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta B. NURYANTO, A. PRIYATMOJO, B. HADISUTRISNO,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,

Lebih terperinci

KERAPATAN TUMBUHAN BAWAH (Ground Cover) DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT JORONG GIRI MAJU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH

KERAPATAN TUMBUHAN BAWAH (Ground Cover) DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT JORONG GIRI MAJU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH KERAPATAN TUMBUHAN BAWAH (Ground Cover) DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT JORONG GIRI MAJU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH TIARA PUTRI ANJANI NIM. 12010103 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua sesudah padi yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain dikonsumsi, jagung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Ubi Kayu Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu sumber karbohidrat yang berasal dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman jagung termasuk keluarga (famili) gramineae, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman jagung termasuk keluarga (famili) gramineae, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman jagung termasuk keluarga (famili) gramineae, seperti kebanyakan jenis rumput-rumputan. Tetapi tanaman jagung yang termasuk genus zea ini hanya memiliki spesies

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Dengan perkembangan teknologi, ubi kayu dijadikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Padi Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai saat ini terus dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan merupakan tanaman pangan yang dapat

Lebih terperinci

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS RESPONSE OF PLANTING DISTANCE AND GRANUL ORGANIC FERTILIZER DOSAGE DIFFERENT ON GROWTH

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. dengan jenis tanah regosol. Penelitian sampel tanah dilaksanakan di Greenhouse

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. dengan jenis tanah regosol. Penelitian sampel tanah dilaksanakan di Greenhouse III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pengambilan sampel dilakukan di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Kasihan, Sewon, dan Godean pada lahan bekas tanaman jagung, kedelai, padi, dan tebu dengan jenis

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA Jagung berperan penting dalam perekonomian nasional dengan berkembangnya industry pangan yang ditunjang oleh teknologi budidaya

Lebih terperinci

GULMA DAN PENGENDALIANNYA PADA BUDIDAYA TANAMAN NILAM

GULMA DAN PENGENDALIANNYA PADA BUDIDAYA TANAMAN NILAM GULMA DAN PENGENDALIANNYA PADA BUDIDAYA TANAMAN NILAM Agus Sudiman Tjokrowardojo dan Endjo Djauhariya Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Jln. Tentara Pelajar No. 3 Bogor 16111 I. PENDAHULUAN Gulma

Lebih terperinci

PERGESERAN DOMINANSI SPESIES GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SETELAH APLIKASI HERBISIDA SISTEMIK

PERGESERAN DOMINANSI SPESIES GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SETELAH APLIKASI HERBISIDA SISTEMIK PERGESERAN DOMINANSI SPESIES GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SETELAH APLIKASI HERBISIDA SISTEMIK Araz Meilin 1 ABSTRACT This research aims at identification of 1) weeds domination in palm oil plantation

Lebih terperinci

PERIODE KRITIS KOMPETISI GULMA PADA DUA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L) HIBRIDA SKRIPSI OLEH :

PERIODE KRITIS KOMPETISI GULMA PADA DUA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L) HIBRIDA SKRIPSI OLEH : PERIODE KRITIS KOMPETISI GULMA PADA DUA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L) HIBRIDA SKRIPSI OLEH : FITRI SUSI YANTI SIMAREMARE 060301020 DEPARTEMEN BUDI DAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

APLIKASI HERBISIDA DALAM PERSIAPAN LAHAN DAN FREKUENSI PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

APLIKASI HERBISIDA DALAM PERSIAPAN LAHAN DAN FREKUENSI PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.) APLIKASI HERBISIDA DALAM PERSIAPAN LAHAN DAN FREKUENSI PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.) OLEH : JIMMY ARISTON PANDIA A24060081 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan merupakan komoditi tanaman pangan kedua setelah padi. Akhir-akhir ini

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan merupakan komoditi tanaman pangan kedua setelah padi. Akhir-akhir ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung memiliki kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan merupakan komoditi tanaman pangan kedua setelah padi. Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat

Lebih terperinci

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat Yuliana Susanti & Bq. Tri Ratna Erawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp) NTB Jl.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh di daerah iklim sub-tropis, tetapi mampu beradaptasi dengan baik pada

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh di daerah iklim sub-tropis, tetapi mampu beradaptasi dengan baik pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Tanaman Pakchoy Pakchoy (Brassica chinensis L.) merupakan sejenis tanaman sayuran yang tumbuh di daerah iklim sub-tropis, tetapi mampu beradaptasi dengan baik pada iklim

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Padi merupakan bahan pangan terpenting di Indonesia mengingat makanan pokok penduduk Indonesia sebagian besar adalah beras. Sementara itu, areal pertanian

Lebih terperinci

DINAMIKA KEANEKARAGAMAN SPESIES TUMBUHAN PASCA PERTANAMAN PADI DYNAMICS OF PLANTS SPECIES DIVERSITY AFTER PADDY CULTIVATION

DINAMIKA KEANEKARAGAMAN SPESIES TUMBUHAN PASCA PERTANAMAN PADI DYNAMICS OF PLANTS SPECIES DIVERSITY AFTER PADDY CULTIVATION 24 JURNAL PRODUKSI TANAMAN VOLUME 1 No.1 MARET-2013 DINAMIKA KEANEKARAGAMAN SPESIES TUMBUHAN PASCA PERTANAMAN PADI DYNAMICS OF PLANTS SPECIES DIVERSITY AFTER PADDY CULTIVATION Devi Erlinda Mardiyanti 1*),

Lebih terperinci

Pengaruh Berbagai Jenis Pupuk Organik terhadap Spesies Gulma Invasif. (Effect of Different Types of Organic Fertilizer on the Invasive Weed Species)

Pengaruh Berbagai Jenis Pupuk Organik terhadap Spesies Gulma Invasif. (Effect of Different Types of Organic Fertilizer on the Invasive Weed Species) Hutapea: Pengaruh Berbagai Jenis Pupuk Organik terhadap... Pengaruh Berbagai Jenis Pupuk Organik terhadap Spesies Gulma Invasif (Effect of Different Types of Organic Fertilizer on the Invasive Weed Species)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L) Merill) adalah salah satu komoditi tanaman pangan yang penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang

Lebih terperinci

Periode Kritis Pengendalian Gulma Pada Tanaman jagung (Zea mays L.) Critical periode of weed control in Zea mays L

Periode Kritis Pengendalian Gulma Pada Tanaman jagung (Zea mays L.) Critical periode of weed control in Zea mays L Periode Kritis Pengendalian Gulma Pada Tanaman jagung (Zea mays L.) Critical periode of weed control in Zea mays L Wilter Januardi Padang, Edison Purba*, Eva Sartini Bayu Program Studi Agroekoteknologi,

Lebih terperinci

Jurnal Pertanian Tropik ISSN No : Vol.4, No.3. Desember (22) :

Jurnal Pertanian Tropik ISSN No : Vol.4, No.3. Desember (22) : PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays. L) PADA BERBAGAI PENGELOLAAN GULMA DI KABUPATEN DELI SERDANG Growth and Production of Maize (Zea mays L) in the Various of Weed Control in Distric Deli Serdang

Lebih terperinci

INVENTARISASI GULMA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DATARAN TINGGI DI DESA PALELON DAN DATARAN RENDAH DI KELURAHAN KIMA ATAS.

INVENTARISASI GULMA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DATARAN TINGGI DI DESA PALELON DAN DATARAN RENDAH DI KELURAHAN KIMA ATAS. INVENTARISASI GULMA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DATARAN TINGGI DI DESA PALELON DAN DATARAN RENDAH DI KELURAHAN KIMA ATAS Oleh: Keren Selia Amy Assa 1, Pemmy Tumewu 2, A. Grace Tulungen 2 1). Mahasiswa

Lebih terperinci

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN Rosita Galib dan Sumanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Abstrak.

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : gulma dan varietas pada semua parameter yang diamati.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : gulma dan varietas pada semua parameter yang diamati. VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Tidak terjadi interaksi nyata antar perlakuan metode

Lebih terperinci

VEGETASI GULMA PADA EKOSISTEM RAWA GAMBUT DI PERKEBUNAN SAGU (Metroxylon sagu Rottb.) KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI, RIAU

VEGETASI GULMA PADA EKOSISTEM RAWA GAMBUT DI PERKEBUNAN SAGU (Metroxylon sagu Rottb.) KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI, RIAU VEGETASI GULMA PADA EKOSISTEM RAWA GAMBUT DI PERKEBUNAN SAGU (Metroxylon sagu Rottb.) KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI, RIAU Siti Aisyah Nur Anjani Biologi FMIPA Universitas Riau Latar Belakang Memiliki sumber

Lebih terperinci

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan yang Berbeda Wanra Abdul Gafur D 1, Wawan Pembengo 2, Fauzan Zakaria 2 1 Mahasiswa Program Studi Agroteknologi

Lebih terperinci

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA Oleh Fetrie Bestiarini Effendi A01499044 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai dengan bulan Desember 2013. Penelitian dilakukan di kebun percobaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila),

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila), III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila), Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Gulma Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem agroforestry Register 39 Datar Setuju KPHL Batutegi Kabupaten Tanggamus. 3.2 Objek

Lebih terperinci

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan pangan secara nasional setiap tahun terus bertambah sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk, sementara lahan untuk budi daya tanaman biji-bijian seperti padi dan jagung luasannya

Lebih terperinci

STUDI KOMUNITAS GULMA PADA BEBERAPA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROPINSI SUMATERA UTARA Oleh: Muklasin dan Syahnen

STUDI KOMUNITAS GULMA PADA BEBERAPA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROPINSI SUMATERA UTARA Oleh: Muklasin dan Syahnen STUDI KOMUNITAS GULMA PADA BEBERAPA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROPINSI SUMATERA UTARA Oleh: Muklasin dan Syahnen Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Medan Jl. Asrama No. 124 Kel. Cinta

Lebih terperinci