No Spesies F FR % K KR % INP %

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "No Spesies F FR % K KR % INP %"

Transkripsi

1 Lampiran 1. Nilai Frekuensi, Frekuensi Relatif, Kerapatan, Kerapatan Relatif, dan Indeks Nilai Penting Tumbuhan Bawah Umur 1 Tahun. 1 Eleusine indica (L.) Gearth. 0,8 7,41 100,5 24,81 32,22 2 Digitaria nuda Schumach. 1 9,26 92,8 22,91 32,17 3 Imperata cylindrica (L.) Beauv. 0,8 7,41 55,2 13,63 21,04 4 Echinocloa colonum (L.) Link. 0,8 7,41 27,4 6,76 14,17 5 Panicum repens L. 1 9,26 13,6 3,36 12,62 6 Cyperus rotundus L. 0,8 7,41 12,4 3,06 10,47 7 Paspalum conjugatum Berg. 0,6 5,55 12,4 3,06 8,61 8 Amaranthus spinosus L. 0,8 7,41 23,2 5,73 13,41 9 Synedrella nodiflora (L.) Gaerth. 0,4 3,70 7,2 1,78 5,48 10 Paspalum commersonii Lamk. 1 9,26 25,4 6,27 15,53 11 Ageratum conyzoides L. 0,8 7,41 7 1,73 9,14 12 Mikania micrantha (HBK) R.M. King 0,4 3,70 7,8 1,92 5,68 13 Cyperus brevifolius L 0,6 5,55 11,4 2,81 8,36 14 Mimosa pudica L. 0,6 5,55 6,4 1,58 7,13 15 Urena lobata L. 0,4 3,70 2,4 0,59 4,29 Total 10,8 99,99 405, ,32 Lampiran 2. Nilai Frekuensi, Frekuensi Relatif, Kerapatan, Kerapatan Relatif, dan Indeks Nilai Penting Tumbuhan Bawah Umur > 1-2 Tahun. 1 Panicum repens L. 1 10,69 79,8 33,56 44,25 2 Imperata cylindrica (L.) Beauv. 0,8 8,51 36,4 15,31 23,82 3 Cyperus rotundus L. 0,8 8,51 24,6 10,34 18,85 4 Amaranthus spinosus L. 0,8 8,51 19,4 8,16 16,67 5 Costus spesiosus Smith. 0,6 6,38 7,8 3,28 9,66 6 Echinocloa colonum (L.) Link. 1 10,69 17,6 7,40 18,09 7 Mimosa pudica L. 0,8 8,51 11,8 4,96 13,47 8 Urena lobata L. 0,8 8,51 2,6 1,09 9,6 9 Ageratum conyzoides L. 0,8 8, ,41 16,92 10 Mikania micrantha (HBK) R.M. King. 1 10,69 12,2 5,13 15,82 11 Colocasia esculenta L. Shott. 0,6 6,38 3,4 1,43 7,79 12 Ficus septic Burm. F. 0,4 4,25 2,2 0,92 5,17 Total 9,4 100,14 237,8 99,99 200,11 35

2 Lampiran 3. Nilai Frekuensi, Frekuensi Relatif, Kerapatan, Kerapatan Relatif, dan Indeks Nilai Penting Tumbuhan Bawah Umur > 2-3 Tahun. 1 Digitaria nuda Schumach. 1 11,63 63,2 27,29 38,92 2 Eupatorium riparium Reg. 0,8 9, ,36 19,66 3 Cyperus rotundus L. 0,6 6, ,66 18,64 4 Borreria alata (Aubl.) DC. 0,6 6,98 14,8 6,39 13,37 5 Echinocloa colonum (L.) Link. 0,8 9, ,07 18,37 6 Ageratum conyzoides L. 0,6 6, ,36 18,36 7 Mimosa pudica L. 0,6 6,98 20,6 8,89 15,87 8 Ficus septic Burm. F. 0,6 6,98 8,6 3,71 10,69 9 Cyclosorus aridus (Don.) Ching. 0,8 9,30 4,4 1,90 4,2 10 Costus spesiosus Smith. 0,8 9,30 6 2,59 11,89 11 Mikania micrantha (HBK) R.M. King. 1 11,63 11,8 5,09 16,72 12 Colocasia esculenta L. Shott. 0,4 4,65 3,2 1,38 6,03 Total 8,6 99,92 231,6 99, Lampiran 4. Nilai Frekuensi, Frekuensi Relatif, Kerapatan, Kerapatan Relatif, dan Indeks Nilai Penting Tumbuhan Bawah Umur > 3-4 Tahun. 1 Eupatorium riparium Reg. 1 13, ,52 31,68 2 Drymaria cordata (L.) Wild. 0,8 10,53 28,2 18,00 28,53 3 Diodia sarmentosa Swartz. 0,8 10, ,33 25,86 4 Ageratum conyzoides L. 0,8 10,53 22,2 14,18 24,71 5 Amaranthus spinosus L. 0,8 10, ,77 23,3 6 Cyperus rotundus L. 0,8 10,53 17,2 10,98 21,51 7 Mimosa pudica L. 0,8 10,53 8 5,11 15,64 8 Costus spesiosus Smith. 0,6 5,26 3,8 2,43 7,69 9 Ficus septic Burm. F. 0,8 10,53 3,2 2,04 12,37 10 Cyclosorus aridus (Don.) Ching. 0,6 7,89 1 0,64 8,53 Total 7,6 100,2 156, ,2 Lampiran 5. Nilai Frekuensi, Frekuensi Relatif, Kerapatan, Kerapatan Relatif, dan Indeks Nilai Penting Tumbuhan Bawah Umur > 4-5 Tahun. 1 Drymaria cordata (L.) Wild ,49 53,49 2 Eupatorium riparium Reg. 0, ,4 22, Diodia sarmentosa Swartz. 0, ,75 32,75 4 Amaranthus spinosus L. 0, ,4 13,64 25,84 5 Cyrtococcum patens (L.) A. Camus. 0,6 12 3,2 3,83 15,83 6 Cyclosorus aridus (Don.) Ching. 0,6 12 6,6 7,89 19,89 7 Mimosa pudica L. 0, ,39 14,39 Total ,6 99,99 199,99 36

3 Lampiran 6. Peta Lokasi Pengambilan Sampel di Hutan Rakyat Umur 1-5 Tahun. Keterangan : Lokasi Penelitian Sumber: Google Map Lampiran 7. Tumbuhan Bawah Yang Mempunyai INP Tertinggi Pada Hutan Rakyat Umur 1-5 Tahun. Umur 1 Tahun. Digitaria nuda Schumach. Imperata cylindrica (L.) Beauv. Eleusine indica (L.) Gearth. Umur > 1-2 Tahun. Cyperus rotundus L. Panicum repens L. Imperata cylindrica (L.) Beauv. 37

4 Umur > 2-3 Tahun. Cyperus rotundus L. Eupatorium riparium Reg. Digitaria nuda Schumach. Umur > 3-4 Tahun. Diodia sarmentosa Swartz. Eupatorium riparium Reg. Drymaria cordata (L.) Wild. Umur > 4-5 Tahun. Diodia sarmentosa Swartz. Eupatorium riparium Reg. Drymaria cordata (L.) Wild. 38

5 Lampiran 8. Spesifikasi Bahan dan Peralatan No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat 1. Patok - Membuat Lab. Ekologi kuadrat 2. Tali raffia - Membuat Lab. Ekologi pembatas kuadrat 3. Meteran - Pengukur Jarak Lab. Ekologi 4. Pita meter - Pengukur diameter Lab. Ekologi batang pohon 5. Kantong plastik - Tempat menyimpan - tumbuhan 6. Kertas label - Menandai tumbuhan - 7. Gunting daun - Memotong tumbuhan - 8. Buku lapangan - Mencatat data tumbuhan - 9. Alat tulis - Mencata data tumbuhan Lacer - Pembuatan proyeksi - tajuk 11. Soiltester - Pengukur ph tanah Lab. Ekologi 12. Luxmeter - Pengukur intensitas Lab. Agronomi cahaya 13. Altimeter - Pengukur ketinggian Lab. Ekologi tempat 14. Hagahypsometer - Pengukur tinggi pohon Lab. Ekologi 15. Spiracle densiometer - Pengukur diameter tajuk Lab. Kebakaran hutan 16. Thermohygrometer - Pengukur suhu dan Lab. Ekologi Kelembaban 17. Camera digital - Dokumentasi tumbuhan Global posisitioning system - Pencatat posisi tempat Lab. Ekologi 39

6 Lampiran 9. Bagan Alir Penelitian Hutan Rakyat Umur 1-5 tahun Teknik Pengambilan Sampel Metode Penelitian Kuadrat Ukuran 10 m x 10 m (Untuk Pohon) Kuadrat Ukuran 1 m x 1 m (Untuk Tumbuhan Bawah) Metode Analisis Pengukuran Dimensi Pohon Pengukuran Tumbuhan Bawah Pengukuran Diameter Pohon F, FR, K, KR, & INP Pengukuran Tinggi Pohon Indeks Keanekaragaman (H ) Pengukuran Tajuk Pohon Indeks Kesamaan (IS) Pengukuran Faktor Lingkungan Suhu Udara Ph Tanah Kelembaban Udara Intensitas Cahaya Ketinggian Tempat Analisis Korelasi & Regresi 40

METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan

METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan II. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tegakan jabon dan vegetasi tumbuhan bawah yang terdapat

Lebih terperinci

III. I, II, m. Lampiran 1. Bagan percobaan di lapangan menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) non-faktorial. Ulangan E,F, E,F, E,Fi E2F2 E,F2

III. I, II, m. Lampiran 1. Bagan percobaan di lapangan menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) non-faktorial. Ulangan E,F, E,F, E,Fi E2F2 E,F2 35 Lampiran 1. Bagan percobaan di lapangan menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) non-faktorial Ulangan E3F2 II E2F, III E2F3 U E,F2 E3F, E3F2 E,F3 E3F3 E,F, E2F2 E,F, E2F, E3F3 E2F3 E3F3 E2F, E3F2 E2F2

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 : PETA LOKASI PENELITIAN

LAMPIRAN 1 : PETA LOKASI PENELITIAN 36 LAMPIRAN 1 : PETA LOKASI PENELITIAN Keterangan: Lokasi I ketinggian : 1000 mdpl Lokasi II ketinggian : 1100 mdpl Lokasi III ketinggian : 1200 mdpl 37 LAMPIRAN 2 : PLOT PENELITIAN Lokasi 1 (1000 mdpl)

Lebih terperinci

LAMPIRAN. a. Dibawah Tegakan Agroforestri Kopi Dengan Tanaman Pokok Suren No Plot (1) Nama Lokal (3)

LAMPIRAN. a. Dibawah Tegakan Agroforestri Kopi Dengan Tanaman Pokok Suren No Plot (1) Nama Lokal (3) 42 LAMPIRAN Lampiran1. Inventarisasi Tumbuhan Bawah a. Dibawah Tegakan Agroforestri Kopi Dengan Tanaman Pokok Suren No Plot (1) No Petak (2) Nama Lokal (3) Nama Latin (4) Jumlah (5) I 1 Cileket Bidens

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jenis vegetasi gulma wilayah 1 No. Nama Latin Nama Lokal. K (individu/plot)

Lampiran 1. Jenis vegetasi gulma wilayah 1 No. Nama Latin Nama Lokal. K (individu/plot) Lampiran 1. Jenis vegetasi gulma wilayah 1 R (%) F FR (%) INP 1 Clidemia hirta Akar kala 57.25 3.177907299 0.64 13.73390558 16.91181288 2 Imperata cylindrica Alang-alang 21.5 1.193449903 0.1 2.145922747

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Surya, (2013). Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksud

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI GULMA PENTING KELAPA SAWIT DI SUMATERA UTARA Oleh: Abstrak

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI GULMA PENTING KELAPA SAWIT DI SUMATERA UTARA Oleh: Abstrak IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI GULMA PENTING KELAPA SAWIT DI SUMATERA UTARA Oleh: Wahyunita; Syahnen; Muklasin; Christina O. Matondang POPT Ahli Muda di Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dengan menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang kearah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Pada penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan suatu obyek sesuai

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 STRUKTUR KOMUNITAS TUMBUHAN HERBA DI BAWAH TEGAKAN PINUS (Pinus merkusii) DI TAHURA POCUT MEURAH INTAN Yusra 1), Muslich Hidayat 2) dan Eriawati

Lebih terperinci

IV. BASIL DAN PEMBAHASAN Kerapatan Nisbi Sebelum dan Sesudah Pemberian Perlakuan (%)

IV. BASIL DAN PEMBAHASAN Kerapatan Nisbi Sebelum dan Sesudah Pemberian Perlakuan (%) IV. BASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kerapatan Nisbi Sebelum dan Sesudah Pemberian Perlakuan (%) Hasil pengamatan terhadap kerapatan nisbi yang dihasilkan dari kesembilan perlakuan baik pra maupun pasca perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan pada bulan Agustus sampai November 2011 yang berada di dua tempat yaitu, daerah hutan mangrove Wonorejo

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Umur 7 tahun Jenis Tumbuhan Bawah Dominan pada Tegakan Jati ( T. grandis L. f.) Umur 27 tahun... 14

DAFTAR TABEL. Umur 7 tahun Jenis Tumbuhan Bawah Dominan pada Tegakan Jati ( T. grandis L. f.) Umur 27 tahun... 14 DAFTAR ISI PRAKATA... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR SATUAN DAN SINGKATAN... viii RINGKASAN... 1 SUMMARY... 2 I. PENDAHULUAN... 3 II. METODE PENELITIAN... 5 III.

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BAWAH DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA DAN KEBUN KELAPA SAWIT, CIKABAYAN KAMPUS IPB RIZKI KURNIA TOHIR E

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BAWAH DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA DAN KEBUN KELAPA SAWIT, CIKABAYAN KAMPUS IPB RIZKI KURNIA TOHIR E KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BAWAH DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA DAN KEBUN KELAPA SAWIT, CIKABAYAN KAMPUS IPB RIZKI KURNIA TOHIR E34120028 Dosen Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA PROGRAM STUDI KONSERVASI BIODIVERSITAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gulma Gulma adalah tumbuh-tumbuhan (tidak termasuk jamur) yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan kerugian bagi tujuan manusia. Suatu tumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung (Gambar 2) pada bulan Juli sampai dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian LAMPIRAN 29 Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Keterangan : ------------ = Desa Mandirancan, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas = RPH Mandirancan 30 Lampiran 2. Spesifikasi bahan dan peralatan No Nama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan ini mengunakan metode petak. Metode petak merupakan metode yang paling umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang mendiskripsikan tentang keanekaragaman dan pola distribusi jenis tumbuhan paku terestrial.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula.

TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tebu Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis

Lebih terperinci

Pada mulsa eceng gondok dan alang-alang setelah pelapukan (6 MST), bobot gulma naik dua kali lipat, sedangkan pada mulsa teki dan jerami terjadi

Pada mulsa eceng gondok dan alang-alang setelah pelapukan (6 MST), bobot gulma naik dua kali lipat, sedangkan pada mulsa teki dan jerami terjadi PEMBAHASAN Sebagian besar perubahan jenis gulma pada setiap perlakuan terjadi pada gulma golongan daun lebar, sedangkan golongan rumput relatif tetap pada 3 MST dan 6 MST. Hal ini diduga dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bambu tali (G. apus (Schult.f.) Kurz) yang terdapat di pinggiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif, dengan objek penelitian tumbuhan mangrove di Pantai Bama hingga Dermaga Lama, Taman Nasional Baluran, Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian menggunakan metode eksplorasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap makroalga yang

Lebih terperinci

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali. B III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada mangrove yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang mendiskripsikan tentang keanekaragaman dan pola distribusi jenis tumbuhan paku terestrial.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan arteri primer

Lebih terperinci

Pengaruh Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit sebagai Pupuk terhadap Biodiversitas Tanah

Pengaruh Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit sebagai Pupuk terhadap Biodiversitas Tanah Pengaruh Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit sebagai Pupuk terhadap Biodiversitas Tanah The Effect of Utilization of Palm Oil Mill Effluent as Fertilizer to Soil Biodiversity Retno Widhiastuti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 s.d 20 September 2011 di Taman hutan raya R. Soerjo yang terletak di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Hajimena Kecamatan Natar mulai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Hajimena Kecamatan Natar mulai III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Hajimena Kecamatan Natar mulai bulan November 2011 sampai Februari 2012. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari 2013 di dua lokasi bagian Pantai selatan Kabupaten Sampang Madura yaitu Pantai

Lebih terperinci

STUDI KOMUNITAS GULMA PADA BEBERAPA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROPINSI SUMATERA UTARA Oleh: Muklasin dan Syahnen

STUDI KOMUNITAS GULMA PADA BEBERAPA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROPINSI SUMATERA UTARA Oleh: Muklasin dan Syahnen STUDI KOMUNITAS GULMA PADA BEBERAPA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROPINSI SUMATERA UTARA Oleh: Muklasin dan Syahnen Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Medan Jl. Asrama No. 124 Kel. Cinta

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi 12 Gymnospermae lebih efisien pada intensitas cahaya tinggi (Kramer & Kozlowski 1979). Sudomo (2007) menyatakan bahwa intensitas cahaya yang berlebihan akan menyebabkan laju transpirasi tinggi, sedangkan

Lebih terperinci

KERAGAMAN BOTANIS DAN KAPASITAS TAMPUNG PADANG PENGGEMBALAAN ALAMI DI KABUPATEN YAPEN

KERAGAMAN BOTANIS DAN KAPASITAS TAMPUNG PADANG PENGGEMBALAAN ALAMI DI KABUPATEN YAPEN Jurnal Ilmu Peternakan, Desember 2010, hal. 92 97 Vol. 5 No. 2 ISSN 1907 2821 KERAGAMAN BOTANIS DAN KAPASITAS TAMPUNG PADANG PENGGEMBALAAN ALAMI DI KABUPATEN YAPEN BOTANICAL VARIERTY AND CARRYING CAPACITY

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS DAN DOMINANSI GULMA PADA PERTANAMAN PADI GOGO (Studi Kasus di Kecamatan Tobelo Barat, Kabupaten Halmahera Utara)

IDENTIFIKASI JENIS DAN DOMINANSI GULMA PADA PERTANAMAN PADI GOGO (Studi Kasus di Kecamatan Tobelo Barat, Kabupaten Halmahera Utara) IDENTIFIKASI JENIS DAN DOMINANSI GULMA PADA PERTANAMAN PADI GOGO Dosen Agroforestri Politeknik Perdamaian Halmahera - Tobelo ABSTRACT The aim of this research was to make an inventory of weed types found

Lebih terperinci

Riama Rita Manullang Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Riama ABSTRACT

Riama Rita Manullang Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Riama ABSTRACT DORMANSI PADA BOKASHI GULMA DARI LAHAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DORMANCY IN THE WEED BOKASHI FROM THE LAND OF PALM PLANTS (Elaeis guineensis Jacq) Riama Rita Manullang Politeknik Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013), metode penelitian kuanitatif merupakan metode penelitian yang

Lebih terperinci

Analisis Vegetasi Gulma Pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering dan Lahan Sawah di Kabupaten Pasaman

Analisis Vegetasi Gulma Pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering dan Lahan Sawah di Kabupaten Pasaman Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Analisis Vegetasi Gulma Pada Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di Lahan Kering dan Lahan Sawah di Kabupaten Pasaman Solfiyeni, Chairul dan Rahmatul Muharrami

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. di dunia. Dan merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. di dunia. Dan merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Tanaman jagung merupakan jenis tanaman semusim yang banyak dibudidayakan di dunia. Dan merupakan makanan pokok ketiga di dunia setelah gandum dan padi. Tanaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode belt transek. Metode ini sangat cocok digunakan untuk mempelajari suatu kelompok

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapang Terpadu Natar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapang Terpadu Natar 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapang Terpadu Natar Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang karakteristik habitat Macaca nigra dilakukan di CA Tangkoko yang terletak di Kecamatan Bitung Utara, Kotamadya Bitung, Sulawesi

Lebih terperinci

KOMPOSISI DAN STRUKTUR HIJAUAN PAKAN TERNAK DI BAWAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Forage Structure and Composition Under Oil Palm Plantation)

KOMPOSISI DAN STRUKTUR HIJAUAN PAKAN TERNAK DI BAWAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Forage Structure and Composition Under Oil Palm Plantation) AGRINAK. Vol. 01 No.1 September 2011: 25 30 ISSN: 2088-8643 KOMPOSISI DAN STRUKTUR HIJAUAN PAKAN TERNAK DI BAWAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Forage Structure and Composition Under Oil Palm Plantation) Hutwan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Materi (Bahan dan Alat), Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Materi (Bahan dan Alat), Waktu dan Lokasi Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Materi (Bahan dan Alat), Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Materi ( Bahan dan Alat) Penelitian Materi yang digunakan dalam penelitian berupa jenis tumbuhan bawah dan alkohol 70%.

Lebih terperinci

Struktur Komunitas Tumbuhan Penutup Tanah di Taman Hutan Raya R. Soerjo Cangar, Malang

Struktur Komunitas Tumbuhan Penutup Tanah di Taman Hutan Raya R. Soerjo Cangar, Malang Vol. 1 No.1 Tahun 21 No. ISSN. 287 3522 Maisyaroh, W., 21 1 Struktur Komunitas Tumbuhan Penutup Tanah di Taman Hutan Raya R. Soerjo Cangar, Malang Structure of Ground Cover Plant Community R. Soerjo Grand

Lebih terperinci

OUTLINE 5/13/2016 BIO-INDIKATOR KERAWANAN KEBAKARAN DI HUTAN RAWA GAMBUT. Oleh : Acep Akbar PENDAHULUAN RUANG LINGKUP METODOLOGI PENELITIAN

OUTLINE 5/13/2016 BIO-INDIKATOR KERAWANAN KEBAKARAN DI HUTAN RAWA GAMBUT. Oleh : Acep Akbar PENDAHULUAN RUANG LINGKUP METODOLOGI PENELITIAN 5/1/16 BIO-INDIKATOR KERAW KEBAKAR DI HUT RAWA GAMBUT Oleh : Acep Akbar OUTLINE PENDAHULU RUG LINGKUP METODOLOGI PENELITI HASIL D KESIMPUL 1 5/1/16 PENDAHULU KEBAKAR HUT D LAH GAMBUT MASIH MENJADI MASALAH

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh di daerah iklim sub-tropis, tetapi mampu beradaptasi dengan baik pada

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh di daerah iklim sub-tropis, tetapi mampu beradaptasi dengan baik pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Tanaman Pakchoy Pakchoy (Brassica chinensis L.) merupakan sejenis tanaman sayuran yang tumbuh di daerah iklim sub-tropis, tetapi mampu beradaptasi dengan baik pada iklim

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu Dan Tempat penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu Dan Tempat penelitian METODE PENELITIAN Waktu Dan Tempat penelitian Tempat penelitian adalah kebun campur Sumber Tirta Senjoyo Desa Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Penelitian dilakukan pada Oktober

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017 yang berada di Resort Bandealit Taman Nasional Meru Betiri. Gambar 3.1. Peta Kerja

Lebih terperinci

ANALISIS VEGETASI GULMA PADA KEBUN SEMANGKA (Citrullus lanatus) DI DESA TIMBANGAN KECAMATAN INDERALAYA KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

ANALISIS VEGETASI GULMA PADA KEBUN SEMANGKA (Citrullus lanatus) DI DESA TIMBANGAN KECAMATAN INDERALAYA KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN ANALISIS VEGETASI GULMA PADA KEBUN SEMANGKA (Citrullus lanatus) DI DESA TIMBANGAN KECAMATAN INDERALAYA KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN Restiana 1) dan Inka Dahlianah 2) Alumni Jurusan Biologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua tempat yaitu pengambilan data di lapangan dilakukan di sempadan muara Kali Lamong dan Pulau Galang, serta pengolahan

Lebih terperinci

Analisis Vegetasi Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elais quineensis jacq.) di

Analisis Vegetasi Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elais quineensis jacq.) di 108 Analisis Vegetasi Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elais quineensis jacq.) di Kilangan, Muaro Bulian, Batang Hari Vegetation analysis of weed in palm oil plantation (Elaeis quineensis Jacq.) in

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan sejak bulan Desember 2011 sampai Januari 2012. Lokasi penelitian yaitu di RPH Jatirejo, Desa Gadungan, Kecamatan Puncu,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Umur tanaman kacang tanah Hypoma 2 yaitu 90 hari, tipe Spanish (dua

II. TINJAUAN PUSTAKA. Umur tanaman kacang tanah Hypoma 2 yaitu 90 hari, tipe Spanish (dua II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Kacang Tanah Umur tanaman kacang tanah Hypoma 2 yaitu 90 hari, tipe Spanish (dua biji/polong), ukuran polong dan biji sedang. Keunggulannya potensi hasil mencapai

Lebih terperinci

Pengumpulan data dilakukan melalui tahap pengamatan dan pengukuran. dengan variabel yang diamati yaitu tinggi, jumlah daun dan berat kering gulma

Pengumpulan data dilakukan melalui tahap pengamatan dan pengukuran. dengan variabel yang diamati yaitu tinggi, jumlah daun dan berat kering gulma 21 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui tahap pengamatan dan pengukuran dengan variabel yang diamati yaitu tinggi, jumlah daun dan berat kering gulma Paspalum

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan 23 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan Hutan Lindung Batutegi Blok Kali Jernih (Gambar 3), bekerjasama dan di bawah

Lebih terperinci

KOMPOSISI DAN KERAGAMAN TUMBUHAN BAWAH DI BAWAH TANAMAN BINUANG BINI (Octomeles sumatrana Miq.) DI KHDTK HAURBENTES, JASINGA, BOGOR

KOMPOSISI DAN KERAGAMAN TUMBUHAN BAWAH DI BAWAH TANAMAN BINUANG BINI (Octomeles sumatrana Miq.) DI KHDTK HAURBENTES, JASINGA, BOGOR KOMPOSISI DAN KERAGAMAN TUMBUHAN BAWAH DI BAWAH TANAMAN BINUANG BINI (Octomeles sumatrana Miq.) DI KHDTK HAURBENTES, JASINGA, BOGOR Oleh Rina Bogidarmanti Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan Jl. Gunung

Lebih terperinci

INVENTARISASI GULMA PADA TEGAKAN TANAMAN MUDA Eucalyptus spp. (Weed Inventory on stand of young Eucalyptus spp.) ABSTRACT

INVENTARISASI GULMA PADA TEGAKAN TANAMAN MUDA Eucalyptus spp. (Weed Inventory on stand of young Eucalyptus spp.) ABSTRACT INVENTARISASI GULMA PADA TEGAKAN TANAMAN MUDA Eucalyptus spp. (Weed Inventory on stand of young Eucalyptus spp.) Rahmat Faisal, Edy Batara Mulya Siregar, Nelly Anna Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur vegetasi adalah suatu organisasi individu-individu di dalam ruang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur vegetasi adalah suatu organisasi individu-individu di dalam ruang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur dan Komposisi Jenis Struktur vegetasi adalah suatu organisasi individu-individu di dalam ruang yang membentuk suatu tegakan (Muller-Dombois dan Ellenberg, 1974; Nabilah,

Lebih terperinci

Manajemen Pengendalian Gulma Kelapa Sawit Berdasarkan Kriteria ISPO dan RSPO di Kebun Rambutan Sumatera Utara

Manajemen Pengendalian Gulma Kelapa Sawit Berdasarkan Kriteria ISPO dan RSPO di Kebun Rambutan Sumatera Utara Manajemen Pengendalian Gulma Kelapa Sawit Berdasarkan Kriteria ISPO dan RSPO di Kebun Rambutan Sumatera Utara Weed Control Management of Palm Oil Based on ISPO and RSPO Criteria in Rambutan Plantation

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang terfokus di Desa Tompobulu dan kawasan hutan sekitarnya. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi :

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi : METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Februari 2009. Penelitian dilakukan di rumah kaca Departemen Silvikultur Fakultas Kehutaan Institut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu merupakan tumbuhan perdu yang berasal dari Amerika.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu merupakan tumbuhan perdu yang berasal dari Amerika. 1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Ubi Kayu (M. esculenta Crantz.) Tanaman ubi kayu merupakan tumbuhan perdu yang berasal dari Amerika. Tanaman ini merupakan tanaman berkeping dua yang termasuk

Lebih terperinci

EFFECT TIME OF WEEDING IN INTERCROPPING SYSTEM PEANUTS (Arachis hypogaea L.) WITH CASSAVA (Manihot esculenta Crantz.)

EFFECT TIME OF WEEDING IN INTERCROPPING SYSTEM PEANUTS (Arachis hypogaea L.) WITH CASSAVA (Manihot esculenta Crantz.) PENGARUH WAKTU PENYIANGAN GULMA PADA SISTEM TANAM TUMPANGSARI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DENGAN UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz.) EFFECT TIME OF WEEDING IN INTERCROPPING SYSTEM PEANUTS (Arachis

Lebih terperinci

KOMPOSISI VEGETASI DASAR PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI TRIMULYA KECAMATAN TIMPEH KABUPATEN DHARMASRAYA ARTIKEL E-JURNAL

KOMPOSISI VEGETASI DASAR PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI TRIMULYA KECAMATAN TIMPEH KABUPATEN DHARMASRAYA ARTIKEL E-JURNAL KOMPOSISI VEGETASI DASAR PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI TRIMULYA KECAMATAN TIMPEH KABUPATEN DHARMASRAYA ARTIKEL E-JURNAL RITA RAHMADAYANTI NIM. 11010009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2010 di Hutan Tanaman Pelawan Desa Trubus, Hutan Kawasan Lindung Kalung Desa Namang, dan Hutan Dusun Air

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data lapangan dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Agustus 2015 sampai dengan September 2015. Lokasi penelitian berada di Dusun Duren

Lebih terperinci

Respon Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.) dan Gulma Terhadap Berbagai Jarak Tanam

Respon Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.) dan Gulma Terhadap Berbagai Jarak Tanam Respon Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.) dan Gulma Terhadap Berbagai Jarak Tanam Oleh: Nurlaili Abstract This study titled plant growth response of maize (Zea mays L.) and weed to various plant

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di dua kawasan pesisir di Nanggroe Aceh Darussalam, yaitu kawasan yang dipengaruhi oleh Samudera Hindia atau Kawasan Pantai Barat (Aceh Barat,

Lebih terperinci

Identifikasi Gulma Dan Potensinya Untuk Pakan Ternak Pada Lahan Kering Dataran Tinggi Di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu

Identifikasi Gulma Dan Potensinya Untuk Pakan Ternak Pada Lahan Kering Dataran Tinggi Di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu Identifikasi Gulma Dan Potensinya Untuk Pakan Ternak Pada Lahan Kering Dataran Tinggi Di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu Harwi Kusnadi 1)*, Aulia Evi 2) dan Zul Efendi 1) 1 Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar

TINJAUAN PUSTAKA. adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar 15 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung (Poales) mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan tanggal 22 April sampai 9 Mei 2007 di hutan rawa habitat tembesu Danau Sumbu dan Danau Bekuan kawasan Taman Nasional Danau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga tipe hutan kerangas di Kabupaten Belitung Timur yaitu hutan kerangas primer (Rimba), hutan kerangas sekunder (Bebak)

Lebih terperinci

ISSN : JENIS DAN DOMINANSI GULMA PADA LAHAN JAGUNG MANIS (Studi Kasus Di Kecamatan Tobelo) Ariance Y. Kastanja, ABSTRAK

ISSN : JENIS DAN DOMINANSI GULMA PADA LAHAN JAGUNG MANIS (Studi Kasus Di Kecamatan Tobelo) Ariance Y. Kastanja, ABSTRAK ISSN : 1907-7556 JENIS DAN DOMINANSI GULMA PADA LAHAN JAGUNG MANIS (Studi Kasus Di Kecamatan Tobelo) Politeknik Perdamaian Halmahera Tobelo ABSTRAK Jenis dan Dominansi gulma pada lahan jagung manis di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman penghasil minyak

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman penghasil minyak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan di masa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 21 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan secara langsung di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan Maret sampai dengan bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Stasiun Penangkaran Semi Alami Pulau Tinjil, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Penelitian ini dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Desa Air Sulau. Sumber :

Lampiran 1. Peta Desa Air Sulau. Sumber : LAMPIRAN 36 Lampiran 1. Peta Desa Air Sulau Sumber : http://www.polapsda.net/?act=detail_ws&wid=93 Lampiran 2. Curah Hujan dan Hari Hujan Rata-Rata di Desa Air Sulau Selama 5 Tahun Terakhir (2006-2010)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Penelitian ini dilakasanakan pada bulan Januari sampai Juni 2010. Selama penelitian berlangsung suhu udara rata-rata berkisar antara 23.2 o C-31.8 o C. Curah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2). A. Bagan Alir Penelitian III. METODE PENELITIAN Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian Strata I (100-199 m ) Strata VII (700-799 m ) Strata II (200-299 m ) Strata VI (600-699 m ) Strata III (300-399

Lebih terperinci

GULMA DAN PENGENDALIANNYA PADA BUDIDAYA TANAMAN NILAM

GULMA DAN PENGENDALIANNYA PADA BUDIDAYA TANAMAN NILAM GULMA DAN PENGENDALIANNYA PADA BUDIDAYA TANAMAN NILAM Agus Sudiman Tjokrowardojo dan Endjo Djauhariya Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Jln. Tentara Pelajar No. 3 Bogor 16111 I. PENDAHULUAN Gulma

Lebih terperinci

ANALISIS VEGETASI STRATA SEEDLING PADA BERBAGAI TIPE EKOSISTEM DI KAWASAN PT. TANI SWADAYA PERDANA DESA TANJUNG PERANAP BENGKALIS, RIAU

ANALISIS VEGETASI STRATA SEEDLING PADA BERBAGAI TIPE EKOSISTEM DI KAWASAN PT. TANI SWADAYA PERDANA DESA TANJUNG PERANAP BENGKALIS, RIAU ANALISIS VEGETASI STRATA SEEDLING PADA BERBAGAI TIPE EKOSISTEM DI KAWASAN PT. TANI SWADAYA PERDANA DESA TANJUNG PERANAP BENGKALIS, RIAU Khairijon, Mayta NovaIiza Isda, Huryatul Islam. Jurusan Biologi FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di kawasan pesisir Pulau Dudepo, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 19 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada remnant forest (hutan sisa) Kawasan Konservasi Hutan Duri PT. Caltex Pacifik Indonesia dengan luas 255 hektar di dalam kawasan

Lebih terperinci

Hutan. Padang, 20 September Peneliti pada Balai Litbang Hutan Tanaman Palembang

Hutan. Padang, 20 September Peneliti pada Balai Litbang Hutan Tanaman Palembang INVENTARISASI GULMA DI BAWAH TEGAKAN PULAI DARAT (Alstonia angustiloba Miq.) DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGENDALIAN GULMA DI KABUPATEN MUSI RAWAS, SUMATERA SELATAN 1) Oleh : Sri Utami 2), Asmaliyah 2), dan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari 2017 yang berada di Resort Bandealit, SPTN Wilayah II, Taman Nasional

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB IX. PENGENDALIAN GULMA Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasim wilayah bagian Kelurahan Muara Fajar Kecamatan Minas Kabupaten Siak pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau 61 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah deskriptif eksploratif komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif (Nazir, 1988), karena penelitian ini hanya memberikan deskripsi mengenai vegetasi pada daerah ekoton

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau, pada 3 tipe penggunaan lahan gambut yaitu; Hutan Alam, Kebun Rakyat dan Areal HTI Sagu, yang secara geografis

Lebih terperinci

POTENSI PADANG PENGGEMBALAAN ALAM PADA DUA KABUPATEN DI PROVINSI PAPUA BARAT

POTENSI PADANG PENGGEMBALAAN ALAM PADA DUA KABUPATEN DI PROVINSI PAPUA BARAT POTENSI PADANG PENGGEMBALAAN ALAM PADA DUA KABUPATEN DI PROVINSI PAPUA BARAT (Potency of Natural Pasture in Two Regency in West Papua Province) DIANA SAWEN dan M. JUNAIDI Laboratorium Nutrisi dan Makanan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai bulan Juni tahun 2009, pada areal hutan produksi perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN HERBA PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA DI KAWASAN HUTAN ALAM GIRIMANIK DESA SETREN WONOGIRI

INVENTARISASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN HERBA PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA DI KAWASAN HUTAN ALAM GIRIMANIK DESA SETREN WONOGIRI INVENTARISASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN HERBA PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA DI KAWASAN HUTAN ALAM GIRIMANIK DESA SETREN WONOGIRI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang dipakai untuk membudidayakan tanaman. Gangguan ini umumnya berkaitan

I. PENDAHULUAN. yang dipakai untuk membudidayakan tanaman. Gangguan ini umumnya berkaitan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gulma adalah tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat yang berbeda- beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai tempat yang kaya nutrisi. Sifat inilah yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di dalam areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT. Sari Bumi Kusuma, Unit S. Seruyan, Kalimantan Tengah. Areal hutan yang dipilih untuk penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu penyelidikan terhadap sejumlah individu, baik secara sensus atau dengan menggunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas Angiospermae, subkelas Monocotyledonae, ordo Palmales, famili Palmae, genus Elaeis,

Lebih terperinci