Pada mulsa eceng gondok dan alang-alang setelah pelapukan (6 MST), bobot gulma naik dua kali lipat, sedangkan pada mulsa teki dan jerami terjadi
|
|
- Sugiarto Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBAHASAN Sebagian besar perubahan jenis gulma pada setiap perlakuan terjadi pada gulma golongan daun lebar, sedangkan golongan rumput relatif tetap pada 3 MST dan 6 MST. Hal ini diduga dipengaruhi oleh umur dormansi biji golongan rumput yang sangat pendek dibandingkan gulma daun lebar (Sastroutomo, 1990). Oleh karena itu, golongan rumput dapat tumbuh dengan cepat di lahan dibandingkan gulma golongan daun lebar. Hal ini juga dibuktikan dengan bobot serta Nisbah Jumlah Dominasi (NJD) gulma yang baru tumbuh pada 6 MST masih kecil di pertanaman (Tabel 1). Golongan daun lebar menunjukkan keragaman spesies lebih banyak diikuti golongan rumput dan golongan teki (Tabel 1). Berdasarkan bobot kering gulma total, dapat dilihat bahwa perlakuan mulsa dapat menekan pertumbuhan gulma hingga 30 % dibandingkan dengan kontrol. Bobot kering gulma terendah pada pengamatan pertama (3 MST) diperoleh pada perlakuan mulsa plastik hitam perak, diikuti oleh perlakuan mulsa alang-alang (61.67 g) dan eceng gondok (85.03 g). Data ini memberikan indikasi bahwa mulsa alang-alang dan eceng gondok lebih efektif menekan gulma dibandingkan dengan mulsa teki atau jerami. Meskipun demikian, pada pengamatan kedua (6 MST) terjadi hal yang sebaliknya. Mulsa teki dan jerami lebih efektif menekan gulma dibandingkan dengan mulsa alang-alang atau eceng gondok (Tabel 1). Hal ini dapat dilihat dari bobot kering total gulma pada perlakuan mulsa teki (71.41 g) dan jerami (95.04 g) yang lebih rendah dibandingkan dengan alang-alang ( g) dan eceng gondok ( g). Hal ini diduga karena pada 3 MST mulsa alang-alang dan eceng gondok memiliki tingkat kerapatan penutupan lahan yang lebih tinggi dari mulsa teki dan mulsa jerami. Oleh karena itu, cahaya yang masuk pada lahan dengan mulsa alang-alang dan mulsa eceng gondok lebih sedikit dibandingkan lahan dengan mulsa teki dan jerami. Sedangkan saat 6 MST mulsa teki dan jerami telah mengalami pelapukan/dekomposisi, sehingga diduga kandungan alelopati pada teki dan jerami dapat membantu dalam menekan pertumbuhan gulma. Menurut Sastroutomo (1990) setelah tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa kimia tanaman yang mudah terlarut dapat tercuci dengan cepat.
2 21 Pada mulsa eceng gondok dan alang-alang setelah pelapukan (6 MST), bobot gulma naik dua kali lipat, sedangkan pada mulsa teki dan jerami terjadi penurunan (Tabel 1). Pada perlakuan mulsa teki semula (3 MST) terdapat 9 jenis gulma daun lebar, kemudian pada pengamatan berikutnya (6 MST) menurun menjadi 6 jenis. Hal ini karena tertekannya gulma Galinsoga parviflora, Mikania mikranta, Ageratum haustonianum, Portulaca sp., Mimosa pigra dan Boreria alata serta munculnya gulma baru seperti Euphorbia hirta, Commelina difusa dan Ageratum conizoides (Lampiran 3). Berkurangnya jenis gulma daun lebar pada perlakuan mulsa konsisten diikuti oleh perubahan nilai dominasi dan bobot kering gulma daun lebar. Nilai jumlah dominasi (NJD) untuk gulma daun lebar menurun dari menjadi dan bobot kering gulma daun lebar juga menurun dari g menjadi g (Tabel 1). Kecenderungan menurunnya jumlah jenis gulma daun lebar juga terjadi pada mulsa jerami, tetapi tidak terjadi penurunan nilai jumlah dominasi dan bobot keringnya seperti pada perlakuan mulsa teki. Pada perlakuan ini bahkan terjadi peningkatan nilai dominasi dan bobot kering dari gulma daun lebar. Sebaliknya, mulsa jerami lebih menekan gulma golongan rumput. Terjadi penurunan jenis gulma rumput dari 8 jenis (3 MST) menjadi 6 jenis (6 MST). Hal ini dikarenakan tertekannya gulma Ischaemum sp., Echinochloa colonum, Paspalum conjugatum dan munculnya gulma baru Cynodon dactylon (Lampiran 3). Meskipun berkurangnya jenis gulma rumput tidak sebanyak gulma daun lebar, namun perubahan ini menyebabkan penurunan NJD gulma dari (3 MST) menjadi (6 MST) dan bobot kering gulma rumput dari g (3 MST) menjadi g (6 MST). Kedua hal tersebut memperlihatkan dengan jelas bahwa mulsa gulma teki dapat menekan pertumbuhan gulma daun lebar dan jerami terhadap gulma rumput setelah melalui proses dekomposisi. Alelokimia terdapat pada semua bagian tanaman yang dikeluarkan dengan berbagai mekanisme, termasuk dari residu tanaman yang terdekomposisi (batang atau akar), eksudasi akar dan penguapan (Radosevich et al., 2007). Dugaan bahwa mulsa teki dapat menekan gulma daun lebar semakin diperkuat karena ternyata produksi kedelai (Bobot kering polong/petak panen) terendah juga diperoleh pada mulsa teki (Tabel 4).
3 22 Selain terhadap gulma daun lebar, mulsa teki juga diduga mempunyai pengaruh alelopati terhadap kedelai yang ditunjukkan dengan rendahnya produksi kedelai pada mulsa teki. Hal ini memperkuat dugaan bahwa mulsa teki berpotensi alelopati secara spesifik terhadap tumbuhan berdaun lebar. Hasil penelitian Inawati (2000) memperlihatkan bahwa gulma Cyperus rotundus lebih menekan produksi kedelai (jumlah polong isi dan bobot 100 biji) dibanding Ageratum conyzoides dan Borreria alata. Penelitian Wibowo (2002) menambahkan bahwa senyawa alelopati dari perlakuan ekstrak bahan kering gulma Cyperus rotundus dapat menurunkan jumlah polong isi kedelai hingga % pada konsentrasi 15 g/l dan 20 g/l. Semua perlakuan menunjukkan bahwa pemberian mulsa mampu meningkatkan komponen produksi serta produksi kedelai. Meskipun beberapa variabel menunjukkan nilai yang tidak berpengaruh nyata menurut statistik seperti bobot tajuk, bobot dan jumlah bintil akar, jumlah polong hampa dan polong isi, namun nilainya tetap lebih tinggi dibandingkan kontrol. Perlakuan mulsa plastik hitam perak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman kedelai kecuali pada bintil akar yang justru paling rendah. Meskipun demikian, hal tersebut tidak berpengaruh terhadap hasil panen dan bobot 100 biji. Mulsa plastik hitam perak memiliki bobot panen dan bobot 100 biji tertinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa antara jumlah dan bobot kering bintil akar tidak selalu berkorelasi positif dengan hasil panen kedelai. Penelitian Suryantini (2002) menyatakan bahwa peningkatan hasil biji pada kedelai tidak dipengaruhi oleh inokulasi rizhobium maupun pemupukan N. Tingginya hasil panen dan bobot 100 biji pada mulsa plastik hitam perak diduga lebih dipengaruhi oleh tertekannya pertumbuhan gulma. Mulsa plastik hitam perak dapat menekan jumlah serta bobot gulma di pertanaman sehingga tidak terjadi persaingan dalam perebutan hara antar gulma dan tanaman. Menurut Fahrurrozi dan Stewart (1994) mulsa plastik yang berwarna gelap sangat efektif dalam mengendalikan gulma. Hal ini terjadi karena benih-benih gulma di bawah mulsa plastik hitam tidak memiliki akses terhadap cahaya matahari untuk berkecambah, bila ada yang berkecambah dan tumbuh akan mengalami etiolasi dan
4 23 tumbuh lemah. Pertumbuhan yang lemah ini akan diperparah dengan suhu yang relatif panas dan kelembaban tanah yang tinggi. Panas yang basah memiliki efek mematikan yang lebih tinggi dibanding panas kering. Mulsa alang-alang relatif dapat mempertahankan pertumbuhan vegetatif kedelai dibandingkan mulsa jerami, eceng gondok dan teki. Mulsa alang-alang juga menunjukkan polong isi terbanyak dan bobot panen yang lebih tinggi. Namun sayangnya bobot 100 biji kedelai pada mulsa alang-alang justru lebih rendah daripada pada ketiga mulsa tersebut. Hal ini diduga disebabkan oleh gulma pada perlakuan mulsa alang-alang lebih tinggi dibandingkan mulsa lainnya. Alang-alang mampu menekan pertumbuhan gulma dan mempertahankan pertumbuhan pada fase vegetatif kedelai (3 MST), tapi tidak pada saat kedelai mulai memasuki fase generatif (6 MST), sehingga pertumbuhan vegetatif kedelai relatif baik, tapi kualitas biji kedelai rendah. Keberadaan gulma dapat menurunkan produksi tanaman. Menurut Sastroutomo (1990) penurunan hasil akibat kompetisi gulma pada pertanaman kedelai dapat mencapai %. Penelitian ini memperkuat pernyataan tersebut, dimana dalam penelitian ini gulma bahkan dapat menurunkan produksi hingga % (Tabel 4). Gambar 4 memperlihatkan bahwa semakin tinggi bobot gulma, maka semakin rendah hasil produksi kedelai dengan persamaan y = x yang berarti bahwa kenaikan 1 gram bobot gulma, maka bobot panen pada kedelai akan menurun sebesar gram. Nilai R² = 0.63 pada persamaan ini menunjukkan bahwa 63 % penurunan produksi kedelai dikarenakan oleh bobot kering gulma. Dengan perkataan lain ada faktor lain sebesar 37 % yang mempengaruhi penurunan produksi tersebut. Hal ini semakin memperkuat dugaan terdapat pengaruh faktor alelopati mulsa gulma yang digunakan dalam percobaan ini. Alelopati merupakan pengaruh negatif satu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan dan pembuahan jenis-jenis tumbuhan lainnya (Sastroutomo, 1990). Mulsa teki dapat menekan pertumbuhan gulma golongan daun lebar, sedangkan mulsa jerami menekan gulma golongan rumput setelah terjadi dekomposisi. Hal ini mengindikasikan adanya senyawa alelopati pada kedua mulsa tersebut. Mulsa teki menurunkan bobot kering serta Nisbah
5 24 Jumlah Dominasi (NJD) gulma daun lebar, sedangkan mulsa jerami terhadap gulma rumput dari 3 MST ke 6 MST. Pada mulsa teki, mulsa tidak hanya menekan pertumbuhan gulma daun lebar, tetapi juga menekan pertumbuhan tanaman kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa alelopati pada teki tidak hanya menekan gulma golongan daun lebar, akan tetapi juga terhadap tanaman daun lebar. Oleh karena itu, rendahnya bobot kering gulma pada mulsa teki tidak membuat pertumbuhan serta produksi kedelai lebih baik dari mulsa lain, akan tetapi paling rendah dibandingkan mulsa lain. Fenomena ini dapat diterangkan dengan memperhatikan hubungan antara data pada Tabel 1 dan Tabel 4. Bobot gulma 6 MST pada perlakuan mulsa teki (71.14 g) jauh lebih rendah dibandingkan mulsa alang-alang ( g) dan eceng gondok ( g), akan tetapi produksi mulsa teki ( g) lebih rendah dibandingkan dengan produksi kedelai pada mulsa alang-alang ( g) dan eceng gondok ( g). Fenomena alelopati akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian, saat ini kajian mengenai alelopati sangat berkembang dan menjadi minat keilmuan tersendiri. Salah satu prospeknya adalah mempergunakannya sebagai bioherbisida dan biopestisida. Menurut Junaedi et al. (2006) alelopati dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengendalian gulma secara biologis. Radosevich et al. (2007) juga mengungkapkan bahwa alelopati dapat digunakan dalam mengendalikan gulma secara biologis. Penggunaan herbisida dari teki dan jerami dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengendalian gulma untuk pertanian yang lebih ramah lingkungan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di lahan kering dengan kondisi lahan sebelum pertanaman adalah tidak ditanami tanaman selama beberapa bulan dengan gulma yang dominan sebelum
Lebih terperinciPEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KEDELAI DI LAHAN KERING NAHRIN SYARIFI A
PEMANFAATAN MULSA GULMA UNTUK PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KEDELAI DI LAHAN KERING NAHRIN SYARIFI A24062610 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui makanan pokok (Nazarudin, 2009). Selada (lactuca sativa L.) merupakan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya jumlah penduduk Indonesia serta meningkatnya kesadaran penduduk akan kebutuhan gizi menyebabkan bertambahnya permintaan sayuran. Kandungan gizi sayuran
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Tinggi Tanaman (cm ) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak tanam yang berbeda serta interaksi antara kedua perlakuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dunia. Jagung menjadi salah satu bahan pangan dunia yang terpenting karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang tumbuh hampir di seluruh dunia. Jagung menjadi salah satu bahan pangan dunia yang terpenting karena mempunyai kandungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang dipakai untuk membudidayakan tanaman. Gangguan ini umumnya berkaitan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gulma adalah tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat yang berbeda- beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai tempat yang kaya nutrisi. Sifat inilah yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tebu Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di Pulau
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah iklim tropis. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakchoy (Brassica rapa L.) Pakchoy (Sawi Sendok) termasuk tanaman sayuran daun berumur pendek yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
10 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Penelitian ini dilakasanakan pada bulan Januari sampai Juni 2010. Selama penelitian berlangsung suhu udara rata-rata berkisar antara 23.2 o C-31.8 o C. Curah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
19 4.1 Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tabel di bawah dapat dilihat bahwa perlakuan mulsa dan jarak tanam tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Adapun interaksi antar keduanya juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Biji kedelai digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengamatan penunjang ditujukan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengamatan Penunjang Pengamatan penunjang ditujukan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal yang berpengaruh selama penelitian. Pengamatan ini meliputi data curah hujan,
Lebih terperinciIV. BASIL DAN PEMBAHASAN Kerapatan Nisbi Sebelum dan Sesudah Pemberian Perlakuan (%)
IV. BASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kerapatan Nisbi Sebelum dan Sesudah Pemberian Perlakuan (%) Hasil pengamatan terhadap kerapatan nisbi yang dihasilkan dari kesembilan perlakuan baik pra maupun pasca perlakuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Nilai Jumlah Dominansi (NJD). a. Analisis vegetasi sebelum Aplikasi. Hasil analisis vegetasi menunjukan bahwa sebelum dilakukan aplikasi, atau pemberian herbisida glifosat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr) merupakan salah satu komoditas pangan utama
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merr) merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, yaitu sebagai sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, kehutanan,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Kondisi alam tersebut memberikan peluang bagi sebagian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kacang hijau menurut Hartono dan Purwono (2005)
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Kacang Hijau Klasifikasi tanaman kacang hijau menurut Hartono dan Purwono (2005) adalah sebagai berikut Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae :
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccarata L.) atau yang lebih dikenal dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung manis (Zea mays saccarata L.) atau yang lebih dikenal dengan nama sweet corn sudah lama dikenal di India dan Amerika. Jagung manis di Indonesia
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Umur tanaman kacang tanah Hypoma 2 yaitu 90 hari, tipe Spanish (dua
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Kacang Tanah Umur tanaman kacang tanah Hypoma 2 yaitu 90 hari, tipe Spanish (dua biji/polong), ukuran polong dan biji sedang. Keunggulannya potensi hasil mencapai
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2011. Alat dan Bahan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan ini dilakukan mulai bulan Oktober 2007 hingga Februari 2008. Selama berlangsungnya percobaan, curah hujan berkisar antara 236 mm sampai dengan 377 mm.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Haji Mena, Kecamatan Natar, Kabupaten
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Haji Mena, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan mulai bulan Oktober 2011 sampai Februari 2012. 3.2 Alat dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gulma adalah semua tumbuhan selain tanaman budidaya yang tumbuh di
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gulma Penting Tanaman Jagung Gulma adalah semua tumbuhan selain tanaman budidaya yang tumbuh di tempat yang tidak diinginkan dan bersifat merugikan (Yakup, 2002). Menurut 5astroutomo
Lebih terperinciPENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L]. Merr)
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 22 Jurnal Agrotek Tropika 4(1): 22-28, 2016 Vol. 4, No. 1: 22 28, Januari 2016 PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lebih tahan terhadap hama dan penyakit (Sumarno dan Karsono 1996 dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena mempunyai daerah adaptasi yang luas.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting bagi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kelapa sawit mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting bagi kehidupan manusia yang dapat memenuhi kebutuhan akan minyak nabati. Tanaman lain yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanaman kedelai secara signifikan. Perbaikan sistem budidaya kedelai di Indonesia,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan utama dalam budidaya kedelai di Indonesia, khususnya Bali adalah gulma, hama penyakit dan rendahnya nutrisi dalam tanah pertanian akibat terjadinya degradasi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat
16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Hajimena Kecamatan Natar mulai
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Hajimena Kecamatan Natar mulai bulan November 2011 sampai Februari 2012. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Juli 2013. Pada awal penanaman sudah memasuki musim penghujan sehingga mendukung pertumbuhan tanaman. Penyiraman
Lebih terperinciPENGENALAN HERBISIDA (Laporan Praktikum Ilmu Dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Yudi Des Yulian
PENGENALAN HERBISIDA (Laporan Praktikum Ilmu Dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Yudi Des Yulian 1014121192 LABORATORIUM HAMA PENYAKIT TANAMAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Lebih terperinciPengertian Gulma dan Penggolongan Gulma
Pengertian Gulma dan Penggolongan Gulma Definisi Gulma Gulma merupakan tumbuhan yang berasal dari spesies liar yang telah lama menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, atau spesies baru yang telah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Hasil analisis tanah sebelum perlakuan dilakukan di laboratorium Departemen Ilmu Tanah Sumberdaya Lahan IPB. Lahan penelitian tergolong masam dengan ph H O
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis tanaman pangan yang menjadi mata pencaharian masyarakat adalah tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan
Lebih terperinciPendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi
Tim Pengkaji Pendahuluan Rata-rata produktivitas kedelai di NTB pada Tahun 2014 yaitu 1,29 ton/ha. (BPS. 2015) Dalam rangka meningkatkan produktivitas dan perluasan areal Pajale, BPTP bertugas menyediakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia seharihari,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karet merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia seharihari, hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan barang yang memerlukan komponen
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga
Lebih terperinciPengumpulan data dilakukan melalui tahap pengamatan dan pengukuran. dengan variabel yang diamati yaitu tinggi, jumlah daun dan berat kering gulma
21 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui tahap pengamatan dan pengukuran dengan variabel yang diamati yaitu tinggi, jumlah daun dan berat kering gulma Paspalum
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Waktu tumbuh gulma. dan kondisi lahan terpenuhi. Waktu tumbuh gulma dipengaruhi oleh faktor curah
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Waktu tumbuh gulma Berdasarkan hasil sidik ragam kondisi lahan dan kedalaman tanah tidak memberikanpengaruh nyata terhadap waktu tumbuh gulma.hal ini diduga kondisi
Lebih terperinciPENGARUH MULSA ORGANIK PADA GULMA DAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) VAR. GEMA
478 JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 6 JANUARI-2014 ISSN: 2338-3976 PENGARUH MULSA ORGANIK PADA GULMA DAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) VAR. GEMA THE EFFECTS OF ORGANIC MULCHE TO WEEDS AND SOYBEAN
Lebih terperinciEFFECT TIME OF WEEDING IN INTERCROPPING SYSTEM PEANUTS (Arachis hypogaea L.) WITH CASSAVA (Manihot esculenta Crantz.)
PENGARUH WAKTU PENYIANGAN GULMA PADA SISTEM TANAM TUMPANGSARI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DENGAN UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz.) EFFECT TIME OF WEEDING IN INTERCROPPING SYSTEM PEANUTS (Arachis
Lebih terperinciPERGESERAN KOMPOSISI GULMA PADA TANAMAN PAPAYA (Carica papaya) YANG DIBERI PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK
PERGESERAN KOMPOSISI GULMA PADA TANAMAN PAPAYA (Carica papaya) YANG DIBERI PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK The Composition of Weed on Papaya Plants Fed Organic Fertilizer (Pukana) and Inorganic Fertilizer
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai komoditas ekspor dan bahan baku industri pangan. Prioritas pengembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran umbi yang sangat potensial sebagai sumber karbohidrat dan mempunyai arti penting dalam perekonomian
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciUJI PENGARUH EKSTRAK TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA PADA BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI.
UJI PENGARUH EKSTRAK TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA PADA BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI Sangrani Annisa Dewi 1, MA. Chozin 2, Dwi Guntoro 2 1 Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciStudi Potensi Bioherbisida Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa) Terhadap Gulma Rumput Teki (Cyperus rotundus)
TUGAS AKHIR - SB09 1358 Studi Potensi Bioherbisida Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa) Terhadap Gulma Rumput Teki (Cyperus rotundus) Oleh: Denada Visitia Riskitavani (1509 100 019) Dosen Pembimbing
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii RIWAYAT HIDUP... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Gulma
4 TINJAUAN PUSTAKA Gulma Pada dasarnya gulma didefinisikan sebagai tunbuhan yang telah beradaptasi dengan habitat buatan dan menimbulkan gangguan terhadap segala aktivitas manusia (Sastroutomo, 1990).
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Tanaman jagung merupakan tanaman asli benua Amerika yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Taksonomi tanaman
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan
49 BAB VI PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dengan varietas kacang tanah tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pertumbuhan, kompenen hasil
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas Angiospermae, subkelas Monocotyledonae, ordo Palmales, famili Palmae, genus Elaeis,
Lebih terperinciPengaruh Waktu Penyiangan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Kultivar Kedelai (Glycine max (L.) Merr.)
Vegetalika. 2017. 6(3): 24-36 24 Pengaruh Waktu Penyiangan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Kultivar Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) The Effect of Weeding Frequencies on Growth and Yield of Two Soybean
Lebih terperinciLampiran 1. Jenis vegetasi gulma wilayah 1 No. Nama Latin Nama Lokal. K (individu/plot)
Lampiran 1. Jenis vegetasi gulma wilayah 1 R (%) F FR (%) INP 1 Clidemia hirta Akar kala 57.25 3.177907299 0.64 13.73390558 16.91181288 2 Imperata cylindrica Alang-alang 21.5 1.193449903 0.1 2.145922747
Lebih terperinciPertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK
Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan yang Berbeda Wanra Abdul Gafur D 1, Wawan Pembengo 2, Fauzan Zakaria 2 1 Mahasiswa Program Studi Agroteknologi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh Anjani (2013) pada musim tanam pertama yang ditanami tanaman tomat,
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum
Lebih terperinciMengenal Gulma di Pertanaman Tebu
Mengenal Gulma di Pertanaman Tebu Gulma tumbuh di sela barisan tanaman tentu merupakan pemandangan yang seringkali terlihat di lahan tebu. Meskipun lumrah namun keberadaannya ternyata cukup mengganggu,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium
14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Lebih terperinciREKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor
REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor Data statistik menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir, rata-rata
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Tinggi tanaman jagung manis nyata dipengaruhi oleh jarak tanam. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 sampai 8 dan rataan uji BNT 5% pada
Lebih terperinciTHE EFFECT OF APPLICATION TIME OF SPINY AMARANTH EXTRACTS AND PURPLE NUTSEDGE ON THE GROWTH AND YIELD OF TOMATO Kharis Triyono ABSTRACT
Pengaruh Saat Pemberian Ekstrak Bayam Berduri (Amaranthus Spinosus) Dan Teki (Cyperus Rotundus) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum) PENGARUH SAAT PEMBERIAN EKSTRAK BAYAM
Lebih terperinciBAHAN METODE PENELITIAN
BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar
15 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung (Poales) mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh
Lebih terperinciHASIL JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccaharata) MISDA HABI NIM
JURNAL DAMPAK APLIKASI MULSA ORGANIK PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccaharata) OLEH: MISDA HABI NIM. 613 408 048 Telah Diperiksa dan Disetujui oleh Komisi Pembimbing Pembimbing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman pangan yang penting di dunia, selain padi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman pangan yang penting di dunia, selain padi dan gandum. Jagung sebagai salah satu tanaman yang memiliki sumber karbohidrat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun belum dibarengi dengan program operasional yang memadai. Melalui program revitalisasi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,
Lebih terperinciAPLIKASI HERBISIDA DALAM PERSIAPAN LAHAN DAN FREKUENSI PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)
APLIKASI HERBISIDA DALAM PERSIAPAN LAHAN DAN FREKUENSI PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.) OLEH : JIMMY ARISTON PANDIA A24060081 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapang Terpadu Natar
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapang Terpadu Natar Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciLampiran 1. Sidik Ragam Persentase Penutupan Gulma Total
LAMPIRAN Lampiran 1. Sidik Ragam Persentase Penutupan Gulma Total Parameter Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Nilai F Pr > F KK (MSA) Bebas Kuadrat Tengah (%) Ulangan 3 19.50000 0.50000 9.7** 0.00 Perlakuan
Lebih terperinciPENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN WAKTU PENYIANGAN PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max L.) VAR. GROBOGAN
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN WAKTU PENYIANGAN PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max L.) VAR. GROBOGAN THE EFFECT OF SOIL TILLAGE AND WEEDING PERIOD ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Gulma. spesies gulma dari waktu ke waktu. Pada minggu ke-3 terdapat 16 spesies gulma,
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Gulma 1. Jumlah Gulma Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah spesies gulma dari waktu ke waktu. Pada minggu ke-3 terdapat 16
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Jagung Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI
1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI Oleh NUR AYSAH NIM. 080500129 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gulma Gulma adalah tumbuh-tumbuhan (tidak termasuk jamur) yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan kerugian bagi tujuan manusia. Suatu tumbuhan
Lebih terperinciPENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI ( GLYCINE MAX (L) MERR) AKIBAT PENGARUH DARI PEMBERIAN BAHAN ORGANIK DAN METODE PENGENDALIAN GULMA.
PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI ( GLYCINE MAX (L) MERR) AKIBAT PENGARUH DARI PEMBERIAN BAHAN ORGANIK DAN METODE PENGENDALIAN GULMA. Akhmad Jani Masyhudi, M. Aniar Hari Swasono dan Wenny
Lebih terperinciPertumbuhan Gulma dan Hasil Kedelai Hitam (Glycine max (L.) Merrill) Mallika terhadap Pengolahan Tanah dan Jarak Tanam di Lahan Pasir Pantai
23 Vegetalika. 2016. 5(1): 23-31 Pertumbuhan Gulma dan Hasil Kedelai Hitam (Glycine max (L.) Merrill) Mallika terhadap Pengolahan Tanah dan Jarak Tanam di Lahan Pasir Pantai The Weeds Growth and Yield
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas sayuran bernilai ekonomi yang banyak diusahakan petani setelah cabai dan bawang merah. Kentang selain digunakan sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Ekologi Gulma
TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Gulma Masalah gulma timbul pada suatu jenis tumbuhan atau sekelompok tumbuhan mulai mengganggu aktifitas manusia baik kesehatannya maupun kesenangannya. Istilah gulma bukanlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu sumber protein nabati yang penting karena mempunyai kandungan protein yang relatif tinggi. Manfaat yang dapat
Lebih terperinciPEMANFAATAN BIOMASA TEKI (Cyperus rotundus L.) UNTUK PENGENDALIAN GULMA BERDAUN LEBAR PADA PERTANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.
i PEMANFAATAN BIOMASA TEKI (Cyperus rotundus L.) UNTUK PENGENDALIAN GULMA BERDAUN LEBAR PADA PERTANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) ROBY SAPUTRA A24080067 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS
Lebih terperinciPERTUMBUHAN GULMA DAN HASIL TANAMAN WIJEN (Sesamum indicum L.) PADA BERBAGAI FREKUENSI DAN WAKTU PENYIANGAN GULMA PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 30 PERTUMBUHAN GULMA DAN HASIL TANAMAN WIJEN (Sesamum indicum L.) PADA BERBAGAI FREKUENSI DAN WAKTU PENYIANGAN GULMA Husni Thamrin Sebayang 1) dan Wiwit Prihatin 1) 1) Jurusan Budidaya
Lebih terperinciPENGENALAN DAN PENGELOLAAN GULMA PADA KEDELAI RINGKASAN
PENGENALAN DAN PENGELOLAAN GULMA PADA KEDELAI Arief Harsono Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi E-mail: rifharsono@yahoo.co.id RINGKASAN Kanopi tanaman kedelai baru menutup tanah pada umur sekitar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perusahaan PT. PG. Rajawali II Unit PG. Subang terletak di blok Cidangdeur, desa Pasirbungur, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Perusahaan ini memiliki
Lebih terperinciABSTRAK SARLIN TAHRIJI. NIM.
1 Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah ((arachis hypogaea L.) Pada Berbagai Pengolahan Tanah Dan Waktu Penyiangan Yang Berbeda Tahriji Sarlin, Faujan Zakaria, Wawan Pembengo ABSTRAK SARLIN TAHRIJI. NIM.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan
13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciAGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB IX. PENGENDALIAN GULMA Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jenis - Jenis Gulma 2.1.1. Penggolongan Berdasarkan Habitat a. Gulma Air (Aquatic Weeds) Pada umumnya, gulma air tumbuh di air, baik mengapung, tenggelam, ataupun setengah tenggelam.
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI ( Coffea Sp ) Oleh ALI IMRON NIM :
1 EFEKTIFITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI ( Coffea Sp ) Oleh ALI IMRON NIM : 080500107 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK
Lebih terperinciPENGARUH KOMPETISI GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL DAN DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI HITAM
PENGARUH KOMPETISI GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL DAN DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI HITAM Setyastuti Purwanti Program Studi Pemuliaan Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinci